• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. pada masa ini adalah masa pembentukkan fondasi dan dasar pembentukkan kepribadian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. pada masa ini adalah masa pembentukkan fondasi dan dasar pembentukkan kepribadian"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Usia dini merupakan masa yang sangat penting (urgent) sepanjang hidup. Sebab pada masa ini adalah masa pembentukkan fondasi dan dasar pembentukkan kepribadian serta keagamaan yang akan menentukan pengalaman selanjutnya. Pengalaman yang dialami pada masa ini akan berpengaruh kuat terhadap kehidupan selanjutnya bahkan akan selalu membekas.

Pentingnya pada usia dini ini dan uniknya karakteristik yang dimilikinya menuntut adanya pendekatan atau perhatian yang memusatkan pada anak yaitu dengan adanya Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang disesuaikan dengan karakteristik dan potensi yang dimiliki masing-masing individu.

Menurut Ahmad D. Marimba (Mansur, 2005:8),pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar yang dilakukan oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.

Sejak lahir bahkan sejak dalam kandungan ibunya anak sudah dilengkapi seluruh panca indra, akal pikiran dan potensi untuk mengeksplorasi lingkungannya sebagai salah satu cara dalam membangun pengetahuanya tentang sesuatu hal. Oleh karena itu pada masa ini anak benar-benar membutuhkan stimulan guna mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya.Maka dengan itu pendidikan harus diberikan dari sejak anak dalam kandungan ibunya. Seperti dalam sabda nabi tentang pentingnya pendidikan yaitu

“tuntutlah ilmu dari buaian hingga liang lahat”. Dengan sabda nabi tersebut jelaslah

(2)

bahwa pendidikan terjadi sejak anak dalam kandungan melalui stimulasi yang diberikan ibunya.

Menurut Mansur (2005) pendidikan anak usia dini dapat dideskripsikan sebagai berikut:

1. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pemberian upaya untuk menstimulasi, membimbing, mengasuh, dan pemberian kegiatan pembelajaran yang akan menghasilkan kemampuan dan keterampilan pada anak.

2. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan yang menitik beratkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik koordinasi motoric halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, dan kecerdasan spiritual), sosio-emosional (sikap perilaku serta agama), bahasa dan komunikasi.

3. Sesuai dengan keunikan dan pertumbuhan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) disesuaikan dengan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.

DAP (Mansur:2005) memandang bahwa pada anak usia ini memiliki perkembangan fisik dan mental yang sangat pesat dan memerlukan peran lingkungan sekitar terutama keluarga untuk mendudukung dan memberikan bimbingan secara maksimal sesuai kebutuhannya supaya perkembangan fisik dan mentalnya dapat berkembang secara optimal sesuai dengan karakteristik yang unik dan potensi masing- masing individu.

Dengan demikian maka jelaslah bahwa Pendidikan Anak Usia Dini adala

mempersiapakan serta membekali anak sejak dini untuk mendapatkan kesempatan dan

pengalaman hidup yang akan membantu pada kehidupan anak selanjutnya yang semakin

(3)

hari semakin rumit dan penuh dengan tantangan yang mau tidak mau anak harus mampu menghadapinya tanpa bergantung pada orang lain.

Usia dini adalah masa peka dimana anak akan sangat mudah menyerap atau mengingat apa yang dia alami terutama melalui panca indranya dengan cara mengeksplorasi lingkungan sekitarnya. Anak pada masa ini memiliki rasa ingin tahu yang sangat kuat sehingga jika rasa ingin tahunya pada masa peka ini tidak diarahkan maka anak akan memiliki perilaku atau sikap yang kurang baik dimasa yang akan datang seperti fenomena yang sering kita lihat sekarang-sekarang ini.

Sering kita lihat pada masa sekarang tidak sedikit remaja yang terjerumus ke dalam hal yang tidak menguntungkan atau merugikan buat dirinya sendiri bahkan merugikan orang lain, seperti munculnya sikap-sikap membangkang, perilaku-perilaku negative yang akhirnya terjadilah kenakalan remaja.

Tidak sedikit pengaruh negative dari pesatnya perkembangan teknologi pada masa sekarang terhadap perilaku dan kepribadian individu yang menuntut adanya bimbingan secara intensif supaya tidak mudah terbawa arus dan memiliki filter yang cukup kuat dalam menghadapi segala permasalahan yang terjadi di lingkungan sekitarnya. Seperti ungkapan Ahmad Tafsir (2002) bahwa suasana, lingkungan hidup, dan kemajuan ilmu pengetahuan yang telah demikian hebatnya, sehingga media massa, baik yang bersifat elektronik maupun media cetak dan pengaruh hubungan langsung dengan budaya asing tidak dapat dielakkan dan ikut mencampuri pendidikan anak-anak.

Hal ini disebabkan oleh kurangnya ditanamkan pendidikan agama dalam

kehidupan individu tersebut. Supaya pendidikan agama tersebut dapat berhasil atau

tercapai dengan baik maka sudah seharusnya ditanamkan sejak anak usia dini, karena

(4)

pada usia dini anak lebih mudah menerima stimulasi sehingga melalui latihan-latian dan pembiasaan- pembiasaan dengan nilai-nilai agama pada usia ini akan membantu pembentukan kepribadian dan moral yang baik pada anak. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Zakiah Daradjat (1991),

bahwa latihan-latihan keagamaan hendaklah dilakukan sedemikian rupa sehingga menumbuhkan nilai-nilai dan rasa aman karena mempunyai nilai-nilai tersebut sangat diperlukan dalam pertumbuhan kepribadian anak.

Menurut zakiah Daradjat (1982) bahwa usia ini adalah usia paling subur untuk menanamkan dasar agama kepada anak, usia pertumbuhan kebiasaan-kebiasaan yang sesuai dengan ajaran agama melalui permainan dan pembiasaan perilaku dari orang tua atau orang dewasa dan guru.

Anak yang memiliki kebiasaan serta berkepribadian baik sejak usia dini cenderung akan selalu mengembangkan kepribadian baik tersebut pada kehidupan selanjutnya. Oleh sebab itu janganlah kita sia-siakan kesempatan diusia yang paling berarti ini untuk menanamkan nilai-nilai agama kepada anak dengan baik.

Fenomena yang terjadi saat ini tidak sedikit orang tua menyerahkan pendidikan

agama anaknya kepada pihak lembaga pendidikan (sekolah) yang mereka

percaya.Mereka sepertinya lebih mementingkan pengetahuan umum anak-anak mereka

seperti calistung dari pada pengetahuan agama yang terkadang dianggap sepele atau

diposisikan sebagai nomor dua setelah akademik anak-anak mereka.Dan mereka sering

beranggapan bahwa penanaman nilai-nilai agama dapat dilakukan setelah anak dewasa

kelak.Dan penanaman nilai agama ini terjadi secara sepihak hanya di tempat anak

tersebut sekolah sehingga penanaman nilai agama kurang optimal.

(5)

Sangat disayangkan jika pendidikan anak diserahkan begitu saja kepada pihak lain tanpa ada bimbingan langsung dari orang tua di rumah sebagai lingkungan yang paling utama dan pertama terjadinya pendidikan bagi anak. Karena orang tua adalah pendidik pertama yang ditemui oleh anak serta berperan penting dalam proses pendidikan tersebut terutama dalam menanamkan nilai-nilai agama terhadap anak. Seperti yang telah diungkap oleh Zakiah Daradjat (1991) yaitu sebagai berikut:

karena orang tua adalah pusat kehidupan rohani si anak dan sebagai penyebab berkenalannya dengan alam luar, maka setiap reaksi emosi anak dan pemikirannya dikemudian hari, terpengaruh oleh sikapnya terhadap orang tuanya dipermulaan hidupnya terdahulu.

Sebelum anak mengenal pendidikan atau belajar di sekolah, lingkungan pendidikan pertama yang harus dikembangkan adalah pendidikan di lingkungan keluarga yaitu di rumah yang merupakan lingkungan pertama ditemui seorang anak. Perlu disadari pula bahwa anak merupakan titipan dan amanah dari Alloh SWT yang dianugrahkan kepada sepasang suami istri. Maka dengan itu sudah menjadi kewajiban dan tanggung jawab orang tuanya untuk membimbing, dan mengarahkan anaknya supaya memiliki sikap, ucapan, tindakan, perilaku, kepribadian yang berlandaskan norma yang ada, dalam hal ini berlandaskan pada ajaran agama islam. Sebagaimana firman Alloh SWT dalam Al-Quran surat At-Tahrim ayat 6 sebagai berikut:

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya adalah malaikat-malaikat yang kasar, yang yang keras, yang tidak mendurhakai Alloh terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakannya apa yang diperintahkannya. (QS. 6666 (

Disadari atau tidak sikap anak adalah cermin dari sikap orang tua, apa yang

dilakukan oleh orang tua maka anak akan mengikutinya. Oleh karena itu orang tua

(6)

memiliki peran yang sangat penting dalam pendidikan agama anak usia dini dengan memberikan contoh-contoh perilaku yang baik bagi anaknya. Seperti yang terdapat dalam sebuah hadits yag diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim berikut ini:

Tiada seorang anakpun yang lahir kecuali ia dilahirkan dalam keadaan fitrah (berakidah yang benar). Maka kedua orangtuanyalah yang menjadikan anak itu beragama yahudi, nasrani, atau majusi

Maka beradasarkan Quran surat At-tahrim ayat 6 dan hadits Bukhori Muslim di atas maka pembinaan dan pendidikan agama anak usia dini adalah tugas utama dan pertama orang tua terutama di lingkungan keluarga sebagai lingkungan pendidikan pertama yang anak temukan sebelum lingkungan pendidikan di sekolah. Seperti yang diungkapkan oleh Ahmad Tafsir (2002) sebagai berikut:

Orang tua adalah pendidik utama dan pertama dalam hal penanaman keimanan bagi anaknya.Disebut pendidik utama, karena besar sekali pengaruhnya.Disebut pendidik pertama, karena karena merekalah yang pertama mendidik anaknya.

Oleh karena itu orang tua hendaknya menyadari kewajibannya ter hadap anak- anak mereka dan memenuhi segala kebutuhannya yang memerlukan asuhan, perawatan serta pendidikan yang baik guna kelangsungan hidupnya. Serta menciptakan lingkungan keluarga yang aman, nyaman, kondusif supaya anakpun merasa tentram, tenang berada di lingkungan keluarganya.

Sebagai orang tua, seharusnya memiliki dan memahami tujuan yang akan dicapai

dalam penanaman nilai-nilai agama dan berusaha supaya anak memiliki kualitas hidup

yang lebih baik, dapat tumbuh dan berkembang serta mempersiapkan anak sejak dini

supaya menjadi manusia unggul.

(7)

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk mengangkat judul “Peran Orang Tua dalam Menanamkan Nilai Agama pada Anak Usia Dini”.

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Pendidikan agama sangatlah penting untuk ditanamkan kepada anak usia dini guna memberikan dasar perkembangan kepribadian dan moral bagi anak secara optimal.

Pendidikan keluarga merupakan lingkungan pendidikan pertama yang ditemukan oleh anak sebelum pendidikan di sekolah, oleh karena itu orang tualah yang memiliki peran penting dalam pendidikan agama tersebut.

Orang tua adalah pendidik pertama dan utama bagi anaknya dengan memberikan contoh atau keteladanan melalui pembiasaan perilaku sehari-hari.

Oleh karena itu orang tua harus berupaya dengan baik supaya anak memiliki dasar pendidikan agama yang baik untuk bekal kehidupan selanjutnya, meskipun banyak hambatan yang harus orang tua hadapi dalam menanamkan pendidikan agama sejak anak usia dini ini.

Maka dengan latar belakang tersebut penulis mengidentifikasi dan merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana peran orang tua dalam menanamkan nilai agama bagi anak usia dini?

a. Memperkenalkan nilai aqidah b. Memperkenalkan nilai ibadah c. Meneladankan akhlaqul karimah

2. Hambatan apa yang dihadapi orang tua dalam mananamkan nilai agamaterhadap anak

usia dini?

(8)

C. Tujuan Penelitian

Seluruh individu beraktivitas akan memiliki tujuan, begitu pula peneliti dalam melakukan penelitian ini memiliki tujuan-tujuan tertentu yang berkaitan dengan permasalahan yang ingin diteliti.

Sesuai dengan apa yang terurai dalam latar belakang masalah maka penelitian ini bertujuan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui sejauh mana nilai-nilai keagamaan yang ditanamkan orang tua terhadap anak usia dini.

2. Untuk mengetahui hambatan yang dihadapi oleh orang tua dalam menanamkan nilai- nilai agama pada anak usia dini.

D. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yang menggambarkan kondisi yang terjadi pada saat ini.Penelitian deskriptif dilakukan bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang kebutuhan dan tantangan yang sedang dihadapi.

Metode deskriptif memiliki karakteristik tersendiri seperti yang diungkapkan oleh Furchan dalam Aries (2008) yaitu sebagai berikut:

1. Penelitian deskriptif cenderung mendeskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena dengan cara meneliti secara teratur dan mengutamakan objektivitas.

2. Dalam penelitian deskriptif tidak ada perlakuan yang diberikan.

(9)

3. Dalam penelitian deskriptifpun tidak ada uji hipotesis.

Oleh karena itu dalam melakukan penelitian ini peneliti menggunakan penelitian deskriptif guna mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada pada saan ini.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkjan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Dapat memberikan informasi kepada penulis tentang peran orang tua dalam menanamkan nilai-nilai agama pada anak usia dini

2. Penulis mendapatkan informasi tentang hambatan yang dihadapi orang tua dalam menanamkan nilai-nilai agama pada anak usia dini.

3. Penulis memperoleh informasi mengenai upaya yang dilakukan oleh orang tua ketika menghadapi hambatan dala menanamkan nilai-nila agama dapa anak usia dini.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Sistematika penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan, terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, manfaat penelitian, struktur organisasi skripsi.

Bab II Kajian Teori tentang Peran Orang Tua dalam Menanamkan Nilai-Nilai Agama pada Anak Usia Dini.

Bab III Metodologi Penelitian, menguraikan tentang teknik pengumpulan data,

pengolahan data, dan hasil pengolahan data.

(10)

Bab IV Pembahasan, di dalamnya membahas hasil penelitian tentang peran orang tua dalam menanamkan nilai-nilai agama pada anak usia dini, hambatan yang dihadapi serta upaya yang dilakukan orang tua dalam menghadapi hambatan tersebut.

Bab V Kesimpulan dan Saran, menguraikan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah

dilakukan peneliti serta rekomendasi penulis sebagai peneliti selaku peneliti terhadap

hasil penelitian berdasarkan hasil pengolahan data.

Referensi

Dokumen terkait

9 judul peran Muhammadiyah dalam pengembangan pendidikan Islam di masyarakat (pendekatan sosiologis di Kelurahan salaka) yaitu suatu penelitian tentang usaha atau kiprah

Pelayanan kesehatan masyarakat di Puskesmas Linggang Bigung Kecamatan Linggang Bigung Kabupaten Kutai Barat adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh Puskesmas

Setiap individu mempun0ai /iri dan sifat atau karakteristik -awaan 1 heredity heredity 2 0an -er-eda+-eda dan 2 0an -er-eda+-eda dan karakteristik 0an diperoleh dari

Dengan terbuktinya pengaruh yang sangat kecil dan tidak signifikan antara persepsi siswa terhadap penyelesaian masalah akademis di SMA Perguruan Buddhi maka diharapkan guru

Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan maka penulis akan melakukan mengembangan penelitian lebih lanjut untuk dapat membuat sistem pakar dengan judul

Temuan pada penelitian ini adalah bahwa Kinerja yang direfleksikan oleh dimensi kuantitas (Y5) yang dibentuk oleh indikator Jumlah beban kerja yang dicapai, di mana kinerja akan

Pola pemanfaatan lahan hutan oleh masyarakat Pusungi dianalisis secara deskriptif dengan mengacu pada pengetahuan lokal responden dalam memanfaatkan sumber daya

We go all out for all in MEMILIkI vOLuME INTERIOR TERBAIk DALAM kELASNyA, RENEGADE MEMILIkI RuANG yANG LuAS SEhINGGA ANDA DAPAT BERPETuALANG DENGAN NyAMAN.. adJuStable cargo floor