• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI PENGENDALIAN INTERN PROSEDUR PENGELUARAN KAS (Studi Kasus di Kantor Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara) S K R I P S I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EVALUASI PENGENDALIAN INTERN PROSEDUR PENGELUARAN KAS (Studi Kasus di Kantor Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara) S K R I P S I"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI PENGENDALIAN INTERN PROSEDUR PENGELUARAN KAS (Studi Kasus di Kantor Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara)

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Aril Giovanni Saemani 132114043

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2019

(2)

i

EVALUASI PENGENDALIAN INTERN PROSEDUR PENGELUARAN KAS (Studi Kasus di Kantor Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara)

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Aril Giovanni Saemani 132114043

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2019

(3)

ii S K R I P S I

EVALUASI PENGENDALIAN INTERN PROSEDUR PENGELUARAN KAS (Studi Kasus di Kantor Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara)

Oleh:

Aril Giovanni Saemani NIM: 132114043

Telah Disetujui Oleh:

Pembimbing:

Ilsa Haruti Suryandari, SE., S.IP., M.Sc., Ak., CA Tanggal: 17 Mei 2019

(4)
(5)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

SELALU BERSYUKUR DAN TERSENYUM, KARENA HIDUP ITU INDAH

-ARIL-

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

Tuhan Yesus Kristus

Papa Esaf Saemani, S.E Mama Risnawati

Kakak Sonia Efrina Agusta Saemani, S.Fam., Apt.

Adik Lisa Aprilia Saemani

(6)

v

UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN AKUNTANSI – PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:

EVALUASI PENGENDALIAN INTERN PROSEDUR PENGELUARAN KAS (Studi Kasus di Kantor Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara) dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 12 Juni 2019 adalah hasil karya saya.

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh Universitas batal saya terima.

Yogyakarta, 31 Juli 2019 Yang membuat pernyataan,

Aril Giovanni Saemani

(7)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Nama : Aril Giovanni Saemani

NIM : 132114043

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

EVALUASI PENGENDALIAN INTERN PROSEDUR PENGELUARAN KAS (Studi Kasus di Kantor Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara) Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Sanata Dharma hak untuk menyimpannya, mengalihkan dalam media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya dan memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan saharusnya

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal, 31 Juli 2019

Aril Giovanni Saemani

(8)

vii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis.

2. Albertus Yudi Yuniarto, S.E., M.B.A., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

3. Drs. Yohanes Pembaptis Supardiyono, M.Si., Ak., QIA., CA., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Universitas Sanata Dharma.

4. Ilsa Haruti Suryandari, S.I.P., M.Sc., Ak., selaku dosen pembimbing skipsi yang telah membantu serta membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Drs. Yohanes Pembaptis Supardiyono, M.Si., Ak., QIA., CA., selaku dosen pembimbing akademik yang telah membantu dalam proses perkuliahan.

6. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang telah membagikan ilmu dan pengalamannya dalam proses perkuliahan. Bapak Robert Piter Raru, SH, M.Si yang memberikan ijin untuk melakukan penelitian.

Dan segenap karyawan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang telah banyak membantu dengan mencarikan data yang dibutuhkan.

7. Papa dan Mama yang peduli pada pendidikan anaknya, dan banyak mendorong dan mendoakan penulis hingga skripsi ini dapat selesai.

8. Keluarga Saemani dan Bastian yang telah mendukung dalam menyelesaikan perkuliahan.

(9)

viii

9. Elvira Agrestyowatie yang selalu memberikan dukungan dalam menyelesaikan perkuliahan dan skripsi.

10. Keluarga Otniel Nugroho Jonathan, S.Pd., M.Hum yang telah mendukung dalam menyelesaikan skripsi.

11. Teman-teman Unit Kegiatan Mahasiswa Band Sexen yang telah mendukung dan menyemangati dalam menyelesaikan perkuliahan dan skripsi.

12. Teman-teman bimbingan skripsi Aan, Fanus, Thomas, Santi, Patrice, San-san, Ari, Bayu, Gilbert, dan Yunan yang telah membantu dan mendukung dalam menyelesaikan skripsi.

13. Teman-teman Akuntansi angkatan 2013 Anes, Yunarko, Lauren, Vero, Rensi, Agnes, Santi, Yohana, Yovi, Sefin, dan yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

14. Teman-teman Nuri Adventuria yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan perkuliahan.

15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 31 Juli 2019

Penulis

Aril Giovanni Saemani

(10)

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN KATA PENGANTAR ... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... vii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

ABSTRAK ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Batasan Masalah Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

F. Sistematika Penulisan ... 6

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

A. Sistem ... 8

B. Informasi ... 9

C. Prosedur Pengeluaran Kas... 10

D. Sistem Pengendalian Intern ... 12

E. Diagram Proses Bisnis ... 19

F. Evaluasi ... 21

G. Penelitian Terdahulu ... 22

BAB III METODE PENELITIAN ... 23

A. Subjek dan Objek penelitian ... 23

(11)

x

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 23

C. Metode dan Desain Penelitian ... 23

D. Teknik Pengumpulan Data ... 25

1. Wawancara ... 25

2. Dokumentasi ... 25

E. Teknik Analisis Data ... 26

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 28

A. Sejarah Singkat Instansi Pemerintah ... 28

B. Visi dan Misi ... 33

C. Struktur Organisasi ... 34

D. Tugas dan Fungsi ... 35

1. Sekretaris Dewan Perwakilan Rakyat Daerah... 35

2. Bagian Umum dan Keuangan... 35

3. Bagian Persidangan dan Perundang-Undangan ... 39

4. Bagian Fasilitasi Penganggaran dan Pengawasan ... 40

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 43

A. Deskripsi Pengendalian Intern Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara Pada Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan ... 43

B. Deskripsi Pengeluaran Kas Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara Pada Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan ... 46

C. Deskripsi Pengendalian Intern Prosedur Pengeluaran Kas Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara Pada Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan ... 48

D. Perbandingan dan Evaluasi Pengendalian Intern Prosedur Pengeluaran Kas Kantor Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008 ... 55

BAB VI PENUTUP ... 64

A. Kesimpulan ... 64

B. Keterbatasan Penelitian ... 64

(12)

xi

C. Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 67 LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 70

(13)

xii

DAFTAR TABEL

TABEL 5.1 LAPORAN CAPAIAN KINERJA DAN IKHTISAR

REALISASI KINERJA SKPD ... 47 TABEL 5.2 LAPORAN KEUANGAN AKHIR TAHUN ... 48 TABEL 5.3 PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA INSTANSI

PEMERINTAH ... 51 TABEL 5.4 PEMBUATAN TANDA BUKTI KAS BELANJA RUTIN ... 54 TABEL 5.5 PERBANDINGAN SISTEM PENGENDALIAN

INTERNAL (LANJUTAN) ... 56

(14)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN I PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 60 TAHUN 2008 ... 71 LAMPIRAN II PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA NOMOR 8 TAHUN 2008 ... 72 LAMPIRAN III LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH... 73 LAMPIRAN IV BUKTI TRANSAKSI ALAT TULIS KANTOR

LAKIP... 74 LAMPIRAN V BUKTI TRANSAKSI ALAT TULIS KANTOR

LAPORAN KEUANGAN AKHIR TAHUN ... 75 LAMPIRAN VI BUKTI TRANSAKSI PENGADAAN DAN PENJILIDAN

LAPORAN KEUANGAN AKHIR TAHUN ... 76 LAMPIRAN VII BUKTI TRANSAKSI PENGGADAAN DAN

PENJILIDAN LAKIP ... 77 LAMPIRAN VIII TANDA BUKTI KAS ALAT TULIS KANTOR

LAKIP... 78 LAMPIRAN IX TANDA BUKTI KAS ALAT TULIS KANTOR

LAPORAN KEUANGAN AKHIR TAHUN ... 79 LAMPIRAN X TANDA BUKTI KAS PENGADAAN DAN PENJILIDAN LAPORAN KEUANGAN AKHIR TAHUN ... 80 LAMPIRAN XI TANDA BUKTI KAS PENGGADAAN DAN

PENJILIDAN LKIP... 81 LAMPIRAN XII STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ... 82

(15)

xiv

LAMPIRAN XIII PERATURAN GUBERNUR SULAWESI TENGGARA NOMOR 22 TAHUN 2017 ... 83 LAMPIRAN XIV SURAT KETERANGAN PEMBERIAN IZIN

PENELITIAN ... 84

(16)

xv ABSTRAK

EVALUASI PENGENDALIAN INTERN PROSEDUR PENGELUARAN KAS (Studi Kasus di Kantor Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara)

Aril Giovanni Saemani NIM : 132114043 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2019

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) sebagai lembaga yang melaksanakan dan menyampaikan aspirasi rakyat untuk kesejahteraan rakyat merupakan instansi pemerintah yang mengelola anggaran operasionalnya.

Pengeluaran kas menjadi pokok bahasan utama dalam pengelolaan anggaran.

Organisasi harus dapat merancang dan membuat suatu sistem dan prosedur akuntansi terhadap kas yang dapat mengurangi bahkan meniadakan risiko penggelapan ataupun penyalahgunaan uang yang tidak sesuai dengan apa yang telah ditetapkan sebelumnya.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif atau berbentuk uraian berupa penjelasan-penjelasan secara tertulis dari sumber-sumber yang terkait dalam penelitian. Data diperoleh dengan melakukan wawancara, dokumentasi, dan observasi pada prosedur-prosedur yang dilakukan oleh DPRD Sulawesi Tenggara.

Hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa Pengendalian Intern Prosedur Pengeluaran Kas Pada Kantor Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara telah sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008. Hasil penelitian ini didasari oleh perbandingan dan evaluasi yang telah dilakukan menggunakan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008.

Kata kunci: Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Pengendalian Intern, Prosedur Pengeluaran kas, dan Evaluasi.

(17)

xvi ABSTRACT

INTERNAL CONTROL EVALUATION ON CASH EXPENDITURE (Case study at DPRD Secretariat Office in Southeast Sulawesi Province)

Aril Giovanni Saemani NIM : 132114043 Sanata Dharma University

Yogyakarta 2019

Regional People's Representative Assembly as an institutions that carry out and convey people's aspirations for people's welfare are government agencies that manage their operational budgets. Cash expenditure is the main subject in budget management where organizations must be able to design and create a system and accounting procedures for cash that can reduce or even eliminate the risk of embezzlement or misuse of money that is not in accordance with the previously set.

This type of the research is descriptive research or in the form of a description by written explanations from related sources in the study. The data was obtained by conducting interviews, observations and observing the procedures carried out by the Regional People's Representative Assembly of Southeast Sulawesi.

The result of the research that has been done, it was concluded that the Internal Control of Cash Expenditure Procedure at DPRD Secretariat Office in Southeast Sulawesi Province was in accordance with Governance Regulation Number 60 of 2008. This result was based on comparison and evaluation that has been done with the use of Governance Regulation Number 60 of 2008.

Keywords:Regional People's Representative Assembly, Internal Control, cash disbursement procedure, and Evaluation.

(18)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) sebagai lembaga yang melaksanakan dan menyampaikan aspirasi rakyat untuk kesejahteraan rakyat merupakan instansi pemerintah yang mengelola anggaran operasionalnya. DPRD diharuskan mengelola dan mempertanggungjawabkan anggaran yang ditangani sesuai dengan sistem akuntansi yang berlaku.

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang melaksanakan fungsi pelayanan administrasi dan pemberian dukungan terhadap tugas dan fungsi DPRD diwadahi dalam bentuk Sekretariat DPRD. Seperti yang tercantum dalam Peraturan Gubernur Sulawesi Tenggara Nomor 22 Tahun 2017 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, Serta Tata Kerja Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara.

Sekretariat DPRD merupakan perangkat daerah pada Pemerintah Daerah selaku pengguna anggaran/barang dan/atau menerima, memungut pendapatan daerah yang ada dalam penugasannya. Dalam pelaksanaannya Sekretariat DPRD mempunyai beberapa program yang diharapkan dapat membantu mensukseskan pelaksanaan program Pemerintah Daerah. Pada Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2008, Pemerintah Daerah adalah

(19)

penyelenggaraan urusan pemerintah oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip ekonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pengeluaran kas menjadi pokok bahasan utama dalam pengelolaan anggaran dimana organisasi harus dapat merancang dan membuat suatu sistem dan prosedur akuntansi terhadap kas yang dapat mengurangi bahkan meniadakan risiko penggelapan ataupun penyalahgunaan uang yang tidak sesuai dengan apa yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengendalian intern diharapkan dapat memberikan konstribusi positif dalam pengendalian internal terhadap semua kegiatan yang dilakukan agar sesuai dengan rencana dan kebijakan yang telah ditentukan.

Sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 13 tahun 2006 merupakan suatu sistem yang secara komprehensif mengatur prosedur-prosedur akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas, prosedur akuntansi selain kas, dan prosedur akuntansi aset. Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 tahun 2008, Sistem Pengendalian Intern Pemerintah adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan asset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.

(20)

Penelitian terdahulu mengenai pengendalian intern pengeluaran kas yang dilakukan pada lembaga pemerintahan khususnya kantor Sekretariat DPRD masih minim. Seperti yang kita tahu bahwa Sekretariat DPRD merupakan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang sangat penting untuk melaksanakan tugas dan fungsi dari DPRD, dan untuk mewujudkan pemerintahan yang baik.

Dalam pelaksanaan program Sekretariat DPRD rentan terjadinya tindak kecurangan dan penyalahgunaan wewenang. Tindak kecurangan dan ketidakpatuhan terhadap Undang-Undang ditemukan pada Sekretariat DPRD Cimahi, berdasarkan temuan yang didapatkan pada Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Republik Indonesia Tahun Anggaran 2018 terhadap DPRD dan Sekretariat DPRD (jabar.tribunews.com).

Temuan diatas menunjukan, bahwa pelaksanaan program Sekretariat DPRD harus mengacu pada pengendalian intern yang telah ditetapkan, agar dapat mengurangi atau bahkan meniadakan tindak kecurangan dan penyalahgunaan wewenang. Berdasarkan latar belakang di atas dan masih kurangnya penelitian mengenai pengendalian intern prosedur pengeluaran kas pada Sekretariat DPRD, maka penulis mengambil judulEvaluasi Pengendalian Intern Prosedur Pengeluaran Kas Studi Kasus di Kantor Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara”.

(21)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka penulis merumuskan masalah pada pembahasan skripsi ini yaitu, Apakah pengendalian intern prosedur pengeluaran kas pada Kantor Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara sudah sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008 ?

C. Batasan Masalah

Batasan masalah diperlukan untuk menentukan luasnya penelitian.

Penelitian ini berfokus pada program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan. Batasan masalah ini diberikan karena keterbatasan dalam mengakses program lain yang dilaksanakan oleh Sekretariat DPRD Sulawesi Tenggara.

Pelaksanaan program pada Sekretariat DPRD Sulawesi Tenggara memiliki standar operasional prosedur sebagai pengendalian intern prosedur pengeluaran kas. Standar operasional prosedur sebagai pengendalian intern prosedur pengeluaran kas digunakan pada seluruh program yang dilakukan oleh sekretariat DPRD.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah pengendalian intern prosedur pengeluaran kas pada kantor Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara sudah sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008.

(22)

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan bahan informasi bagi peneliti yang akan datang mengenai evaluasi pengendalian intern pengeluaran kas pada Kantor Sekretariat Dewan Perwakila Rakyat Daerah (DPRD).

2. Bagi Kantor Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara

Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu menjadi saran dan informasi, serta masukan yang bermanfaat bagi Kantor Sekretariat DPRD Sulawesi Tenggara untuk menilai sistem yang telah dijalankan dan dapat digunakan sebagai refrensi untuk mengembangkan dan menjalankan sistem dengan lebih baik lagi.

3. Bagi Penulis

Penelitian ini sebagai wujud implementasi dari materi yang telah didapatkan penulis selama perkuliahan, dan mampu memberikan pengetahuan baru bagi penulis selanjutnya mengenai evaluasi pengendalian intern pengeluaran kas.

F. Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematik penulisan.

(23)

BAB II : LANDASAN TEORI

Bab ini membahas teori-teori yang digunakan sebagai dasar dalam mengevaluasi mengenai pengendalian intern prosedur pengeluaran kas.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini menguraikan jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data.

BAB IV : GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

Bab ini membahas mengenai gambaran umum Sekretariat DPRD yang terdiri dari sejarah pendirian Sekretariat DPRD, struktur organisasi, tugas, wewenang, dan tanggung jawab.

BAB V : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas mengenai deskripsi data, analisis data, dan hasil penelitian dan interprestasi perusahaan.

BAB VI : PENUTUP

Bab ini membahas kesimpulan mengenai evaluasi yang terkait dengan rumusan masalah, keterbatasan penelitian, dan saran serta komentar penulis yang bermanfaat bagi Sekretariat DPRD.

(24)

7 BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab ini menjelaskan teori-teori yang melandasi penelitian, agar penelitian yang dilakukan memiliki landasan teori sebagai bahan penilaian ataupun pengevaluasian. Sebelum mengevaluasi pengendalian intern prosedur pengeluaran kas pada kantor Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sulawesi Tenggara menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008 ada baiknya kita memahami apa itu sistem, informasi, prosedur pengeluaran kas, sistem pengendalian dan juga evaluasi.

A. Sistem

Menurut Romney dan Steinbart (2014) Sistem adalah serangkaian dua atau lebih komponen yang saling terkait dan berinteraksi untuk mencapai tujuan. Serangkaian besar sistem terdiri dari subsistem yang lebih kecil yang mendukung sistem yang lebih besar. Contohnya, sekolah tinggi bisnis adalah sistem yang terdiri dari berbagai departemen, masing-masing merupakan subsistem. Selanjutnya, sekolah tinggi sendiri adalah subsistem dari universitas.

Setiap subsistem didesain untuk satu atau lebih tujuan organisasi.

Perubahan dalam subsistem tidak bisa dibuat tanpa mempertimbangkan dampak subsistem lain dan pada sistem keseluruhan.

(25)

B. Informasi

Romney dan Steinbart (2014) mengemukakan bahwa informasi merupakan data yang telah dikelola dan diproses untuk memberikan arti dan memperbaiki proses pengambilan keputusan. Sebagaimana perannya, pengguna membuat keputusan yang lebih baik sebagai kuantitas dan kualitas dari peningkatan informasi.

Kelebihan informasi terjadi ketika batasan tersebut terlewati, mengakibatkan penurunan kualitas dalam pengambilan keputusan dan meningkatkan biaya penyediaan informasi. Perancangan sistem informasi menggunakan Teknologi Informasi (TI) untuk membantu pengambilan keputusan menyaring dan meringkas informasi secara efektif.

Nilai informasi adalah keuntungan yang dihasilkan oleh informasi yang dikurangi biaya untuk memproduksinya. Keuntungan informasi meliputi berkurangnya ketidakpastian, peningkatan pengambilan keputusan, dan meningkatkan kemampuan untuk merencanakan dan menjadwalkan aktivitas. Biaya ini mencakup waktu dan sumber daya yang dihabiskan untuk menghasilkan dan mendistribusikan informasi.

Menurut Romney dan Steinbart (2014) ada tujuh karakteristik informasi yang berguna:

1. Relevan, mengurangi ketidakpastian, meningkatkan pengambilan keputusan, serta menegaskan atau memperbaiki ekspektasi sebelumnya.

(26)

2. Reliabel, bebas dari kesalahan atau bias, menyajikan kebijakan atau aktivitas organisasi secara akurat.

3. Lengkap, tidak menghilangkan aspek penting dari suatu kebijakan atau aktivitas yang diukur.

4. Tepat waktu, diberikan pada waktu yang tepat bagi pengambil keputusan dalam mengambil keputusan.

5. Dapat dipaham, disajikan dalam format yang dapat dimengerti dan jelas.

6. Dapat diverifikasi, dua orang yang independen dan berpengetahuan dibidangnya, dan masing-masing menghasilkan informasi yang sama.

7. Dapat diakses, tersedia untuk pengguna ketika mereka membutuhkannya dan dalam format yang dapat digunakan.

C. Prosedur Pengeluaran Kas

Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara Nomor 8 Tahun 2008 pasal 228 sampai pasal 232 mengenai prosedur akuntansi pengeluaran kas pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) merumuskan bahwa prosedur akuntansi pengeluaran kas pada SKPD meliputi serangkaian proses mulai dari pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan melaporkan keuangan yang berkaitan dengan pengeluaran kas dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang dilakukan secara manual atau menggunakan aplikasi komputer. Prosedur akuntansi pengeluaran kas pada SKPD meliputi:

(27)

1. Sub prosedur akuntansi pengeluaran kas-langsung;

2. Sub prosedur akuntansi pengeluaran kas-uang persediaan/ganti uang persediaan/tambahan uang persediaan.

Bukti transaksi dalam prosedur yang digunakan dalam prosedur akuntansi pengeluaran kas:

1. Surat Perintah Pencarian Dana (SP2D) adalah surat yang dipergunakan untuk mencairkan dana lewat nak yang ditunjuk setelah Surat Perintah Membayar (SPM) diterima oleh kuasa Bendahara Umum Daerah (BUD). SP2D dapar diterbitkan jika:

a. Pengeluaran yang diminta tidak melebihi anggaran yang tersedia.

b. Didukung dengan kelengkapan dokumen sesuai peraturan perundangan.

2. Note Debet bank ialah bukti transaksi yang dibuat oleh pihak pembeli atas adanya transaksi pengembalian barang yang telah dibeli karena tidak sesuai dengan pesanan/penyebab lain.

3. Bukti transaksi pengeluaran kas lainnya

Buku yang digunakan untuk mencatat transaksi dalam prosedur akuntansi pengeluaran kas mencakup:

1. Buku jurnal pengeluaran kas;

2. Buku besar; dan 3. Buku besar pembantu.

(28)

D. Sistem Pengendalian Intern

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 Bab II mengenai unsur sistem pengendalian intern pemerintah menyatakan bahwa, sistem pengendalian intern pemerintah:

1. Lingkungan pengendalian, pimpinan instansi pemerintah wajib menciptakan dan memelihara lingkungan pengendalian yang menimbulkan perilaku positif dan konduktif untuk penerapan sistem pengendalian intern dalam lingkungan kerjanya, melalui:

a. Penegakan integritas dan nilai etika, dilakukan dengan : 1) Menyusun dan menerapkan aturan perilaku;

2) Memberikan keteladanan pelaksanaan aturan perilaku pada setiap tingkat pimpinan Instansi Pemerintah;

3) Menegakkan tindakan disiplin yang tepat atas penyimpanan terhadap kebijakan dan prosedur, atau pelanggaran terhadap aturan perilaku;

4) Menjelaskan dan mempertanggungjawabkan adanya intervensi atau pengabaian pengendalian pengendalian internal; dan

5) Menghapus kebijakan atau penugasan yang dapat mendorong perilaku tidak etis.

(29)

b. Komitmen terhadap kompetensi, dilakukan dengan:

1) Mengidentifikasi dan menetapkan kegiatan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas dan fungsi pada masing-masing posisi dalam Instansi Pemerintah;

2) Menyusun standar kompetensi untuk setiap tugas dan fungsi pada masing-masing posisi dalma Instansi Pemerintah;

3) Menyelenggarakan pelatihan dan pembimbingan untuk membantu pegawai mempertahankan dan meningkatkan kompetensi pekerjaannya;

4) Memilih pimpinan Instansi Pemerintah yang memiliki kemampuan menajerial dan pengalaman teknis yang luas dalam pengelolaan Instansi Pemerintah.

c. Kepemimpinan yang kondusif, ditunjukkan dengan:

1) Mempertimbangkan risiko dalam pengambilan keputusan;

2) Menerapkan manajemen berbasis kinerja;

3) Mendukung tertentu dalam penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP);

4) Melindungi aset dan informasi dari akses dan penggunaan yang tidak sah;

5) Melakukan interaksi secara intensif dengan pejabat pada tingkat yang lebih rendah;

(30)

6) Merespon secara positif terhadap pelaporan yang berkaitan dengan keuangan, penganggaran, program, dan kegiatan.

d. Pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan, dilakukan dengan:

1) Menyesuaikan dengan ukuran dan sifat kegiatan instansi Pemerintah;

2) Memberikan kejelasan wewenang dan tanggungjawab dalam Instansi Pemerintah;

3) Memberikan kejelasan hubungan dan jenjang pelaporan internal dalam Instansi Pemerintah;

4) Melaksanakan evaluasi dan penyesuaian periodik terhadap struktur organisasi sehubungan dengan perubahan lingkungan strategis;

5) Menetapkan jumlah pegawai yang sesuai, terutama untuk posisi pimpinan.

e. Pendelegasisan wewenang dan tanggungjawab yang tepat, dilaksanakan dengan:

1) Wewenang diberikan kepada pegawai yang tepat sesuai dengan tingkat tanggungjawab nya dalam rangka pencapainan tujuan Instansi Pemerintah.

(31)

2) Pegawai yang diberikan wewenang, memahami bahwa wewenang dan tanggungjawab terkait dengan pihak lain dalam Instansi Pemerintah yang bersangkutan;

3) Pegawai yang diberikan wewenang, memahami bahwa wewenang dan tanggungjawab terkait dengan penerapan SPIP.

f. Penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat tentang pembinaan sumber daya manusia, dilaksanakan dengan:

1) Penetapan kebijakan dan prosedur sejak rekrutmen sampai dengan pemberhentian pegawai;

2) Penelusuran latar belakang calon pegawai dalam proses rekrutment;

3) Supervisi periodik yang memadai terhadap pegawai.

g. Perwujudan peran aparat pengawasan intern pemerintah yang efektif, dilakukan dengan:

1) Memberikan keyakinan yang memadai atas ketaatan, kehematan, efisiensi, dan efektivitas pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah;

2) Memberikan peringatan dini dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah;

3) Memelihara dan meningkatkan kualitas tata kelola penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah.

(32)

h. Hubungan kerja yang baik dengan instansi pemerintah terkait diwujudkan dengan adanya mekanisme saling uji antar Intansi Pemerintah terkait.

2. Penilaian risiko, pimpinan Intansi Pemerintah wajib melakukan penilaian risiko. Penilaian risiko dibagi menjadi 2, yaitu:

a. Identifikasi risiko, dilaksanakan dengan:

1) Menggunakan metodologi yang sesuai untuk tujuan instansi pemerintah dan tujuan pada tingkatan kegiatan secara komprehensif;

2) Menggunakan metode yang memadai untuk mengenali risiko dari faktr eksternal dan faktor internal;

3) Menilai faktor lain yang dapat meningkatkan risiko.

b. Analisis risiko, dilaksanakan untuk menentukan dampak dari risiko yang telah diidentifikasi terhadap pencapaian tujuan instansi pemerintah. Pimpinan instansi pemerintah menerapkan prinsip kahati-hatian dalam menetukan tingkat risiko yang dapat diterima. Dalam rangka penilaian risiko pimpinan instansi Pemerintah menetapkan:

1) Tujuan instansi pemerintah, memuat pernyataan dan arahan yang spesifik, terukur, dapat dicapai, realistis, dan terikat waktu. Untuk mencapai tujuan instansi pemerintah pimpinan instansi pemerintah menetapkan:

a) Strageti operasional yang konsisten;

(33)

b) Strategi manajemen terintegrasi dan rencana penilaian risiko.

2) Tujuan pada tingkatan kegiatan, dilakukan dengan:

a) Berdasarkan pada tujuan dan rencana strategis instansi pemerintah;

b) Saling melengkapi, saling menunjang, dan tidak bertentangan satu dengan yang lainnya;

c) Relevan dengan seluruh kegiatan utama instansi pemerintah;

d) Mengandung unsur kriteria pengukuran;

e) Didukung sumber daya intansi pemerintah yang cukup;

f) Melibatkan seluruh tingkat pejabat dalam proses penetapannya.

3. Kegiatan pengendalian, instansi pemerintah wajib menyelenggarakan kegiatan pengendalian sesuai dengan ukuran, kompleksitas, dan sifat dari tugas dan fungsi instansi pemerintah yang bersangkutan. Penyelenggaraan kegiatan pengendalian memiliki karakteristik sebagai berikut.

a. Kegiatan pengendalian diutamakan pada kegiatan pokok instansi pemerintah;

b. Kegiatan pengendalian harus dikaitkan dengan proses penilaian risiko;

(34)

c. Kegiatan pengendalian yang dipilih disesuaikan dengan sifat khusus instansi pemerintah;

d. Kebijakan dan prosedur harus ditetapkan secara tertulis;

e. Prosedur yang telah ditetapkan harus dilaksanakan sesuai yang ditetapkan;

f. Kegiatan pengendalian dievaluasi secara teratur untuk memastikan bahwa kegiatan tersebut masih sesuai dan berfungsi seperti yang diharapkan.

Kegiatan pengendalian terdiri atas:

1) Review atas kinerja instansi pemerintah yang bersangkutan;

2) Pembinaan sumber daya manusia;

3) Pengendalian atas pengelolaan sistem informasi;

4) Pengendalian fisik atas aset;

5) Penetapan dan review atas indikator dan ukuran kinerja;

6) Pemisahan fungsi;

7) Otorisasi atas transaksi dan kejadian yang penting;

8) Pencatatan yang akurat dan tepat waktu atas transaksi dan kejadian;

9) Pembatasan akses atas sumber daya dan pencatatannya;

10) Akuntabilitas terhadap sumber daya dan pencatatannya;

11) Dokumentasi yang baik atas sistem pengendalian intern serta transaksi dan kejadian penting.

(35)

4. Informasi dan komunikasi, instansi pemerintah wajib mengidetifikasi, mencatat, dan mengkomunikasikan informasi dalam bentuk dan waktu yang tepat. Komunikasi atas informasi diselenggarakan secara efektif. Untuk menyelenggarakan komunikasi yang efektif, pimpinan instansi pemerintah harus:

a. Menyediakan dan memanfaatkan berbagai bentuk dan sarana komunikasi;

b. Mengelola, mengembangkan dan memperbarui sistem informasi secara terus menerus.

5. Pemantauan pengendalian internal, instansi pemerintah wajib melakukan pemantauan sistem pengendalian intern. Pemantauan sistem pengendalian intern dilaksanakan melalui pemantauan berkelanjutan, evaluasi terpisah, dan tindak lanjut rekomendasi hasil audit dan review lainnya.

E. Diagram Proses Bisnis

Menurut Romney dan Steinbart (2014) dokumentasi menjelaskan cara sistem bekerja, termasuk siapa, apa, kapan, di mana, mengapa dan bagaimana entri data, pengelolahan data, penyimpanan data, output informasi, dan sistem pengendalian. Arti popular pendokumentasian sistem meliputi diagram, bagan alir, table, dan representasi grafislainnya dari data dan informasi. Dokumentasi dilengkapi dengan deskripsi naratif dari sistem, penjelasan langkah demi langkah yang tertulis dari komponen sistem dan interaksinya.

(36)

Diagram proses bisnis adalah cara visual untuk menjelaskan langkah- langkah atau aktivitas-aktivitas dalam proses bisnis. Contohnya, ada banyak aktivitas dalam sikluas pendapatan diantranya adalah menerima pesanan, mengecek kredit pelanggan, memverifikasi ketersediaan persediaan, dan mengkonfirmasi penerimaan pesanan pelanggan. Tidak hanya siklus pendapatan ada juga siklus pengeluaran diantaranya adalah mengirimkan barang yang telah dipesan, menagih pelanggan, dan mengumpulkan pembayaran pelanggan. Aktivitas ini ditujukan untuk memberikan pemahaman yang lebih mudah kepada pembaca mengenai aktivitas yang terjadi dalam proses bisnis.

Simbol-simbol yang digunakan dalam Digram Proses Bisnis adalah sebagai berikut.

1. Mulai, ( ) digunakan untuk menggambarkan permulaan proses.

2. Akhir, ( ) digunakan untuk menggambarkan akhir dari proses.

3. Aktivitas dalam proses, ( ) digunakan untuk menggambarkan suatu aktivitas dalam proses bisnis.

4. Keputusan, ( ) digunakan untuk menggambarkan proses pengambilan keputusan.

5. Arus, ( ) digunakan untuk menggambarkan arus data atau informasi.

(37)

6. Informasi anotasi, ( ) menggambarkan informasi yang membantu menjelaskan proses bisnis yang dimasukkan ke dalam diagram proses bisnis.

F. Evaluasi

Arikunto (2018) memaparkan bahwa evaluasi adalah kegiatan mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan. Evaluasi meliputi kegiatan mengukur dan menilai sesuatu sebagai dasar pengambilan keputusan. Mengukur pada dasarnya adalah membandingkan sesuatu dengan atau atas dasar ukuran tertentu.

Evaluasi dapat dilakukan dengan cara membandingkan dengan kriteria atau teori tertentu.

Tujuan dari evaluasi dibedakan menjadi dua yaitu tujuan umum dan khusus. Tujuan umum diarahkan pada program secara menyeluruh, sedangkan tujuan khusus hanya difokuskan pada masing-masing komponen.

Fungsi evaluasi yaitu untuk mengetahui apakah tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai dalam kegiatan, untuk memberikan objektivitas pengamatan dan menentukan kelayakan, dan untuk memberikan umpan balik bagi kegiatan yang dilakukan.

(38)

G. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Lahay (2013) dengan judul penelitian Analisis Pelaksanaan Sistem dan Prosedur Pengeluaran Kas pada Dinas Pekerjaan Umum (PU) Provinsi Sulawesi Utara bertujuan untuk menganalisis efektivitas pelaksanaan sistem dan prosedur pengeluaran kas pada Dinas Pekerjaan Umum (PU) Provinsi Sulawesi Utara. Penelitian dilakukan menggunakan metode deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pelaksanaan sistem dan prosedur pengeluaran kas sudah efektif dan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Terdapat persamaan dalam penelitian ini yaitu mengenai prosedur pengeluaran kas, sedangkan perbedaan terletak pada objek yang diteliti.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Palungan (2015) dengan judul Evaluasi Pengendalian Internal terhadap Prosedur Pengeluaran Kas pada PT. JAMSOSTEK di Kota Manado. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengendalian internal terhadap prosedur pengeluaran kas PT.

JAMSOSTEK di Kota Manado. Penelitian yang dilakukan tersebut menggunakan metode deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sistem dan prosedur pengeluaran kas pada PT. JAMSOSTEK sudah sepenuhnya memenuhi unsur-unsur pengendalian internal. Terdapat persamaan dengan penelitian ini yaitu mengenai pengendalian internal prosedur pengeluaran kas, sedangkan perbedaan dengan penelitian ini terdapat pada objek yang diteliti.

(39)

22 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah Kepala Sub Bagian Program dan Keuangan Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara.

2. Objek Penelitian

Obyek dari penelitian ini adalah Pengendalian Intern Prosedur Pengeluaran Kas DPRD Sulawesi Tenggara.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil penelitian pada Kantor Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara yang beralamat di Jl.

Drs.H.Abdullah Silondae No. 1 Kendari, Sulawesi Tenggara. Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 5 Januari 219 sampai 5 Februari 2019.

C. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Kualitatif

Menurut Hikmat (2011) metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Metode kualitatif dipergunakan dengan beberapa pertimbangan:

a. Menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan ganda.

(40)

b. Metode ini menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden.

c. Metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi.

2. Jenis Penelitian Deskriptif

Menurut Arikunto (2010) istilah deskriptif berasal dari istilah bahasa Inggris “to describle” yang berarti memaparkan atau persentase yang menggambarkan sesuatu hal, misalnya keadaan, kondisi, situasi, peristiwa, kegiatan, dan lain-lain. Dengan demikian yang dimaksud dengan penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksud untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain-lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan.

3. Pendekatan Studi Kasus

Menurut Hikmat (2011) studi kasus adalah penelitian yang dilakukan secara terinci tentang seseorang atau suatu unit selama kurun waktu tertentu. Metode ini akan melibatkan peneliti secara mendalam dan menyeluruh terhadap objek penelitian, termasuk perubahan-perubahan yang terjadi pada objek penelitian yang disebabkan oleh pengaruh lingkungan. Semua perkembangan objek penelitian selama peneliti melakukan studi survei dijadikan data penelitian yang sangat berharga, termasuk ketertarikan di antara data-data tersebut.

(41)

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam usaha untuk memperoleh data dan informasi yang berkenan dengan penelitian ini, maka peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara sebagai berikut :

1. Wawancara

Menurut Hartono (2017) metode wawancara (interview) adalah komunikasi dua arah untuk mendapatkan data dari responden.

Dijelaskan pula bahwa wawancara dapat berupa wawancara personal (personal interview), wawancara intercept (intercept interview), serta wawancara telepon (telephone interview).

Penelitian ini menggunakan wawancara personal (personal interview) yaitu wawancara dengan melakukan tatap muka langsung dengan responden. Wawancara dilakukan kepada Sekretaris Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), Kepala Bagian Umum dan Keuangan, dan Kepala Sub Bagian Program dan Keuangan. Wawancara yang dilakukan untuk mendapatkan data mengenai gambaran umum Sekretariat DPRD, sistem pengendalian intern, dan sistem pengendalian prosedur pengeluaran kas.

2. Dokumentasi

Menurut Hikmat (2011) Dokumentasi, yakni penelusuran dan perolehan data yang diperlukan melalui data yang telah tersedia.

Biasanya berupa data statistik, agenda kegiatan, produk keputusan

(42)

atau kebijakan, sejarah, dan hal lainnya yang berkaitan dengan penelitian. Data yang bersifat dokumen ini terutama lebih difokuskan pada masalah penelitian, di antaranya, mengenai sejarah kelembagaan, daerah penyebaran, kewilayahan, kependudukan, agama, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan objek penelitian. Dalam penelitian ini, dokumentasi yang dilakukan untuk mendapatkan gambaran struktur organisasi, laporan terkait program peningkatan pengembkangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan, laporan terkait sistem pengendalian intern sekretariat DPRD dan laporan terkait sistem pengendalian intern prosedur pengeluaran kas.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ialah dengan menggunakan analisa deskriptif, yaitu dengan menjelaskan dan memaparkan secara keseluruhan mengenai sistem pengendalian informasi prosedur pengeluaran kas yang ada pada kantor Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara. Langkah-langkah dalam menjawab rumusan masalah, sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan kebijakan umum sistem pengendalian intern Sekretariat DPRD Sulawesi Tenggara.

2. Mendeskripsikan prosedur pengeluaran kas yang dikeluarkan Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara pada program

(43)

peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan.

3. Mendeskripsikan sistem pengendalian intern prosedur pengeluaran kas Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara pada program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan.

4. Membandingkan sistem pengendalian intern prosedur pengeluaran kas kantor Sekretariat DPRD Sulawesi Tenggara dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008.

5. Mengevaluasi sistem pengendalian intern prosedur pengeluaran kas kantor Sekretariat DPRD Sulawesi Tenggara berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008.

6. Menarik kesimpulan mengenai sistem pengendalian intern prosedur pengeluaran kas pada kantor Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara.

(44)

27 BAB IV

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Sejarah Singkat Instansi Pemerintah

Keberadaan DPRD memiliki catatan panjang dalam sejarah bangsa Indonesia. Keberadaannya merupakan satu bagian dari episode sejarah yang turut memberikan konstribusi bagi negara dalam tatanan pemerintahan yang ada, utamanya terkait dengan penataan daerah-daerah yang menjadi penopang dalam negara.

Keberadaan DPRD Sulawesi Tenggara sangat terkait secara erat ketika daerah ini menjadi suatu Provinsi tersendiri yang secara sah berdiri sesuai amanat PERPU No.2 Tahun 1964 tanggal 13 Februari 1964 yang dikukuhkan pada tanggal 27 April 1964 dan kemudian ditindak lanjuti dengan penetapannya melalu UU No. 13 Tahun 1964 tentang Penetapan PERPU No. 2 Tahun 1964 tentang Pembentukan Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah dan Daerah Tingkat I Sulawesi Tenggara Dengan Mengubah UU No. 47 Tahun 1960 tentang Pembentukan Daerah Tingkat I Sulawesi Utara- Tengah dan Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan-Tenggara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1964 No. 7) menjadi Undang-undang.

(45)

Sebagai daerah provinsi yang baru terbentu untuk melaksanakan tatanan Pemerintahan Daerah yang akan membantu tugas-tugas Pimpinan Daerah Tingkat I (Gubernur) terhadap pengelolaan pemerintah daerah, maka keberadaan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah di Sulawesi Tenggara menjadi kebutuhan urgen dan bersifat mutlak. Karena itu, di masa-masa awal terbentuknya Provinsi Sulawesi Tenggara merupakan masa yang turut mempengaruhi ke arah lahirnya sejarah DPRD Sulawesi Tenggara untuk pertama kalinya.

Keberadaan DPRD Sulawesi Tenggara tidaklah dapat dipisahkan dengan eksistensi Sekretariat DPRD itu sendiri yang sejak paruh awal keberadaan DPRD telah hadir memberikan konstribusi serta peran penting dan mendasar dalam upaya mendukung terciptanya peran penting dan mendasar dalam upaya mendukung terciptanya peran kelembagaan DPRD Sulawesi Tenggara dari periode ke periode. Melalui Sekretariat DPRD, pola untuk mewujudkan tri fungsi kelembagaan DPRD diarahkan serta dikelola secara teknis dan administratif dalam upaya memberikan pelayanan kepada para anggota DPRD yang terkait dengan pelaksanaan hak dan kewajiban serta tugas dan fungsiya.

Sekretariat DPRD adalah suatu instansi setingkat organisasi perangkat daerah yang keberadaannya dimungkinkan menurut ketentuan perundang- undangan. Kebijakan peraturan perundang-undangan menemppatkan Sekretariat DPRD sebagai bagian dari perangkat daerah. Dalam Pertaturan Pemerintahan (PP) yang terbaru yang mengatur organisasi perangkat

(46)

daerah, yakni PP No. 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah, keberadaan Sekretariat DPRD Provinsi menempati bagian dari Perangkat Daerah Provinsi sebagaimana disebutkan dalam pasal 5 ayat (1) bahwa “Perangkat Daerah Provinsi terdiri atas: A. Sekretariat Daerah; B. Sekretariat DPRD;

C. Inspektorat; D. Dinas; E. Badan”.

Meski berada pada lembaga perwakilan rakyat daerah tetapi, Sekretariat DPRD Provinsi merupakan perpanjang tangan pemerintah daerah yang memiliki peran spesifik untuk membantu tugas-tugas kelembagaan DPRD. Sebagaimana diamanatkan oleh Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Sekretariat DPRD Provinsi merupakan sistem pendukung DPRD Provinsi yang dibentuk dengan peran utamanya “untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas wewenang DPRD Provinsi” (pasal 201 ayat 1 UU No. 23/2014). Sedangkan menurut ketentuan pasal 202 UU No. 23/2014, susunan organisasi dan tata kerja Sekretariat DPRD Provinsi ditetapkan dengan Peraturan Daerah (Perda) Provinsi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Selanjutnya, Sekretariat DPRD Provinsi dipimpin oleh seorang sekretaris DPRD Provinsi yang diangkat dan diberhentikan dengan keputusan Gubernur atas persetujuan pimpinan DPRD Provinsi setelah berkonsultasi dengan pimpinan fraksi. Namun, walau berada pada dimensi kerja kelembagaan DPRD, tetapi personil mulai dari sekretaris DPRD dan aparatur kesekretariatan di DPRD berasal dari Pegawai Negeri Sipil (PNS).

(47)

Sekretariat DPRD menempatkan seorang sekretaris DPRD sebagai pemimpin tertinggi lingkup Sekretariat DPRD yang dalam pelaksanaan tugasnya secara teknis operasional bertanggung jawab kepada pimpinan DPRD, dan secara administratif bertanggung jawab kepada kepala daerah melalui sekretaris daerah (Pasal 215 ayat 3 UU No. 23/2014). Sedangkan dari aspek pelaksanaan tugas, Sekretariat DPRD mempunyai tugas sebagaiman digaris dalam ketentuan pasal 215 ayat (2) UU No. 23/2014 yang meliputi:

1. Menyelenggarakan administrasi kesekretariatan;

2. Menyelenggarakan administrasi keuangan;

3. Mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD; dan

4. Menyediakan dan mengoordinasikan tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD dalam melaksanakan fungsinya sesuai dengan kebutuhan.

Sejalan dengan ketentuan di atas, Sekretariat DPRD Provinsi sebagai bagian dari perangkat daerah provinsi menurut ketentuan Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 2016 merupakan unsur pelayanan administrasi dan pemberian dukungan terhadap tugas dan fungsi DPRD Provinsi yang dalam penyelenggaraan tugas-tugas umumnya adalah menyelenggarakan administrasi kesekretariatan dan keuangan, mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD Provinsi, serta menyediakan dan mengoordinasikan tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD Provinsi dalam melaksanakan hak

(48)

dan fungsinya sesuai dengan kebutuhan (Pasal 9 ayat 4 PP. No. 18 Tahun 2016).

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Sekretariat DPRD Provinsi juga menyelenggarakan fungsi sesuai ketentuan pasa 5 PP No. 18 Tahun 2016 yakni:

1. Penyelenggaraan administrasi kesekretariatan DPRD Provinsi;

2. Penyelenggaraan administrasi keuangan DPRD Provinsi;

3. Fasilitas penyelenggaraan rapat DPRD Provinsi; dan

4. Penyediaan dan pengoordinasian tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD Provinsi.

Melihat kedudukan, tugas dan fungsi Sekretariat DPRD tersebut, maka dapat dikatakan bahwa Sekretariat DPRD mempunyai peran sangat penting dan turut menentukan efektifitas pelaksanaan fungsi DPRD. Artinya, bahwa efektifitas pelaksanaa tugas dan fungsi Sekretariat DPRD dapat menentukan efektifitas pelaksanaan funsi DPRD. Oleh karena itu, untuk mewujudkan atau meningkatkan efektifitas DPRD maka Sekretariat DPRD harus dapat berperan maksimal sesuai dengan tugas dan fungsi yang diembannya

(49)

B. Visi dan Misi

Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sulawesi Tenggara memiliki visi dan misi sebagai berikut:

1. Visi

Visi Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara adalah terwujudnya pelayanan Sekretariat Dewan yang professional, transparan, dan akuntabel dalam memfasilitasi pelaksanaan tugas DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara.

2. Misi

Misi adalah rumusan untuk mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi, untuk itu dalam rangka mewujudkan visi tersebutdiperlukan tindakan nyata yang sesuai dengan peran strategis dari Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara, yaitu:

a) Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara.

b) Meningkatkan Kedisiplinan.

c) Meningkatkan sistem informasi yang terbuka.

d) Menyempurnakan Standar Operasional Prosedur.

e) Melaksanakan pelayanan yang prima.

(50)

Plt. Sekretaris DPRD Prov.

Sulawesi Tenggara Robert Piter Raru, SH, M.Si

Kabag Umum dan Keuangan

H. Trio Prasetio Prahasto, S.Sos, M.Ap

Kasubag Program dan Keuangan Esaf Saemani, SE

Kasubag Umum Amal Jaya, SH,

M.Si

Kabag Persidangan dan Perundang-

undangan Robert Piter Raru, SH,

M.Si

Kasubag Kajian Perundang-

undangan Hajerah, SP, M.Si

Kasubag Persidangan, Risalah

dan Publikasi Sahrir, SP

Kabag Fasilitas Penganggaran dan

Pengawasan Andi Rajallangi Sadapoto, SH, MH

Kasubag Fasilitasi Penganggaran H. Ambo Tuo, SE

Kasubag Fasilitasi Pengawasan Nur Wal’afni, SE,

M.Si C. Struktur Organisasi

Susunan organisasi Sekretariat DPRD Provinsi dapat dilihat dalam bagan berikut :

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Sumber: Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

(51)

D. Tugas dan Fungsi

Dalam menjalankan kegiatan dan Program-program Sekretariat DPRD, Sekretaris Dewan, Kepala Bagian, dan Kepala Sub Bagian mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut:

1. Sekretaris Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Sekretariat DPRD menempatkan seorang sekretaris DPRD sebagai pemimpin tertinggi lingkup Sekretariat DPRD yang dalam pelaksanaan tugasnya secara teknis operasional bertanggung jawab kepada pimpinan DPRD, dan secara administratif bertanggung jawab kepada kepala daerah melalui sekretaris daerah (Pasal 215 ayat 3 UU No. 23/2014). Sekretaris Dewan mempunyai tugas memfasilitasi anggota DPRD dalam melaksanakan tugas-tugas administrasi, keuangan, legislasi, pengawasan dan penganggaran.

2. Bagian Umum dan Keuangan

Bagian umum dan keuangan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kegiatan penyusunan rencana dan program, urusan keuangan, ketatausahaan, kepegawaian, rumah tangga, menyiapkan fasilitasi pelaksanaan peningkatan kapasitas anggota DPRD dan penyediaan tenaga ahli, fasilitasi penyiapan tempat dan sarana pelaksanaan rapat dan pertemuan DPRD, pengadaan barang dan jasa kebutuhan perlengkapan DPRD dan Sekretariat DPRD serta melaksanakan pemeliharaan sarana, prasanara dan gedung. Bagian Umum dan

(52)

Keuangan dipimpin oleh Kepala Bagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris DPRD.

Bagian Umum dan Keuangan dibagi kedalam beberapa Sub Bagian, yaitu:

a. Sub Bagian Program dan Keuangan, mempunyai tugas:

1) Menyusun bahan perencanaan;

2) Menyusun Rencana Kegiatan Anggaran dan DPA baik murni maupun perubahannya;

3) Menyusun perencanaan kebutuhan rumah tangga DPRD;

4) Merencanakan kebutuhan perlengkapan Sekretariat DPRD;

5) Merencanakan pemverifikasian keuangan;

6) Memverifikasi pertanggungjawaban keuangan;

7) Mengkoordinasikan kepada PPTK, Bendahara dan pembantu PPK untuk pengajuan SPP dan SPM UP/GU/TU/LS;

8) Memverifikasi perencanaan kebutuhan rumah tangga;

9) Memverifikasi kebutuhan perlengkapan Sekretariat DPRD;

10) Merencanakan penatausahaan keuangan;

(53)

11) Menyusun pengadministrasian dan pembukuan keuangan;

12) Mengkoordinasikan kepada PPTK dan Bendahara dalam pelaksanaan belanja dan pertanggungjawaban;

13) Melaksanakan pengelolaan keuangan Pimpinan, Anggota dan Sekretariat DPRD;

14) Menganalisis laporan keuangan;

15) Menganalisis laporan kinerja;

16) Menyusun laporan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan.

b. Sub Bagian Umum, mempunyai tugas:

1) Melaksanakan surat-menyurat dan naskah dinas Sekretariat DPRD dan pimpinan DPRD;

2) Melaksanakan kearsipan;

3) Menyusun administrasi kepegawaian;

4) Menyusun rencana kerja operasional kegiatan pelayanan administrasi kepegawaian;

5) Menyiapkan bahan administrasi kepegawaian;

6) Menganalisis kebutuhan dan merencanakan penyediaan tenanga ahli;

7) Menyiapkan bahan administrasi pembuatan daftar urut kepangkatan dan formasi pegawai;

(54)

8) Mengatur dan memelihara kebersihan kantor komplek Sekretariat DPRD;

9) Mengatur dan memlihara halaman dana taman di komplek Sekretariat DPRD;

10) Mengatur dan mengelola keamanan komplek Sekretariat DPRD;

11) Memfasilitasi penyiapan tempat dan sarana rapat dan pertemuan;

12) Mengadakan barang dan jasa kebutuhan perlengkapan Sekretariat DPRD;

13) Mendistribusikan dan pengendalian bahan perlengkapan;

14) Merencanakan pemeliharaan alat-alat perlengkapan;

15) Menyediakan, mengurus, menyimpan, dan mengeluarkan barang untuk keperluan DPRD dan Sekretariat DPRD;

16) Mengatur pemeliharaan dan pengelolaan bahan bakar kendaraan dinas Sekretariat DPRD;

17) Mengatur penggunaan kendaraan dinas dan para pengemudi untuk keperluan DPRD dan Sekretariat DPRD;

18) Melaksanakan pemeliharaan sarana, prasarana dan gedung.

(55)

3. Bagian Persidangan dan Perundang-Undangan

Bagian Persidangan dan Perundang-Undangan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan dan pelaksaan kegiatan penyelenggaraan pengkajian perundang-undangan, fasilitasi penyusunan program pembentukan peraturan daerah, naskah akademik dan draf raperda inisiatif, verifikasi, evaluasi dan analisis produk penyusunan peraturan perundang-undangan, menyiapkan administrasi persidangan, pembuatan risalah rapat, verifikasi daftar inventaris masalah, penyelenggaraan kehumasan serta keprotokolan. Bagian Persidangan dan Perundang-Undangan dipimpin oleh Kepala Bagian yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris DPRD.

Bagian Persidangan dan Perundang-Undangan dibagi kedalam beberapa Sub Bagian, yaitu:

a. Sub Bagian Kajian Perundang-Undangan, mempunyai tugas:

1) Melaksanakan kajian perundang-undangan;

2) Membuat konsep bahan penyusunan Naskah Akademik;

3) Menyusun bahan analisis produk penyusunan perundang-undangan;

4) Membuat konsep bahan penyiapan Draf Perda inisiatif;

(56)

5) Merancang bahan pembahasan Perda;

6) Menyusun bahan Daftar Inventarisir Maslah (DIM).

b. Sub Bagian Persidangan, Risalah dan Publikasi, mempunyai tugas:

1) Merencanakan program, jadwal rapat dan siding;

2) Menyusun risalah, notulen dan catatan rapat-rapat;

3) Menyiapkan materi/bahan rapat DPRD;

4) Memfasilitasi rapat DPRD;

5) Menyiapkan bahan penyusunan rancangan Rencana Kerja DPRD;

6) Menyusun bahan komunikasi dan publikasi;

7) Merancang administrasi kunjungan kerja DPRD;

8) Menyusun bahan keprotokolan pimpinan DPRD;

9) Merencanakan kegiatan DPRD;

10) Merencanakan keprotokolan pimpinan DPRD.

4. Bagian Fasilitasi Penganggaran dan Pengawasan

Bagian Fasilitasi Penganggaran dan Pengawasan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kegiatan pembahasan kebijakan umum anggaran pelaporan plapon anggaran sementara, anggaran pendapatan dan belanja daerah/anggaran pendapatan dan belanja daerah perubahan, memfasilitasi, memverifikasi dan mengkoordinasikan laporan pertanggung jawaban kepala daerah, pembahasan tindak lanjut

(57)

hasil pemeriksaan BPK RI, penjaringan aspirasi masyarakat, penegakan kode etik DPRD, pengawan penggunaan anggaran dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan pokok-pokok pikiran DPRD serta persetujuan kerjasama daerah. Bagian Fasilitasi Penganggaran dan Pengawasan dipimpin oleh Kepala Bidang dibawah dan tanggung jawab kepada Sekretaris Dewan.

Bagian Fasilitasi Penganggaran dan Pengawasan dibagi kedalam beberapa Sub Bagian, yaitu:

a. Sub Bagian Fasilitasi Penganggaran, mempunyai tugas:

1) Merencanakan pembahasan KUA PPAS/KUPA PPAS Perubahan;

2) Menyusun bahan pembahasan APBD/APBDP;

3) Menyusun bahan pembahasan Raperda pertanggungjawaban perubahan APBD;

4) Menyusun bahan pembahasan laporan semester pertama dan prognosis enam bulan berikutnya;

5) Menyusun bahan pembahasan laporan keterangan pertanggungjawaban kepala daerah;

6) Menyusun bahan pembahasan terhadap tindak lanjut hasil pemeriksaan BPK RI;

7) Menganalisis data/bahan dukungan jaringan aspirasi.

(58)

b. Sub Bagian Fasilitasi Pengawasan, mempunyai tugas:

1) Mengkaji ulang rumusan rapat dalam rangka pengawasan;

2) Merancang bahan rapat-rapat internal DPRD;

3) Menganalisis bahan dalam pelaksanaan penegakan kode etik DPRD;

4) Menyusun bahan dukungan pengawasan penggunaan anggaran;

5) Menyusun bahan pengawasan pelaksanaan kebijakan;

6) Memfasilitasi reses DPRD;

7) Merencanakan kegiatan hearing/dialog dengan pejabat pemerintah dan masyarakat;

8) Menyusun pokok-pokok pikiran DPRD;

9) Melaksanakan kerjasama Sekretariat DPRD dan DPRD.

(59)

42 BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pengendalian Intern Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara pada Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

Program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan Sekretariat DPRD Provinsi disampaikan dalam dokumen Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP). Dalam LKIP Tahun 2017 menggambarkan capaian kinerja Sekretariat DPRD Provinsi sulawesi Tenggara baik keberhasilan maupun kegagalan kinerja organisasi secara menyeluruh, pelaksanaan tugas pokok dan fungsi yang diamatkan oleh Gubernur Provinsi Sulawesi Tenggara telah dapat diselenggarakan sebagaimana menstinya. Dalam dokumen kinerja atau perjanjian kinerja Tahun 2017 yang telah disepakati oleh Sekretaris DPRD dan Gubernur Sulawesi Tenggara, ditetapkan 4 sasaran strategis, yaitu:

1. Terselenggaranya fungsi pembentukan Perda dan fungsi penganggaran DPRD secara optimal.

2. Meningkatnya peran representasi DPRD bagi konstituen dan masyarakat.

3. Terselenggaranya fungsi pengawasan DPRD secara optimal.

4. Menigkatnya kapasitas pimpinan dan anggota DPRD dalam menjalankan peran dan fungsi kedewanan.

(60)

Tujuan dari penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 adalah:

1. Dapat diketahuinya perkembangan kegiatan yang telah dilaksanakan.

2. Sebagai bukti laporan program dan hasil kegiatan kepada masyarakat.

3. Sebagai dasar untuk penyempurnaan dokumen perencanaan, pelaksanaan program, dan kegiatan periode yang akan datang.

4. Untuk penyempurnaan berbagai kebijakan yang diperlukan.

Dalam akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, perencanaan merupakan rencana strategis yang mana pada hakekatnya merupakan suatu program kerja yang akan dilakukan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun dengan memperhatikan tugas pokok dan fungsi Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara. Rencana jangka menengah atau lebih dikenal sebagai Rencana Strategis ini merupakan suatu proses yang berorintasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 1 (satu) sampai 5 (lima) tahun dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada atau mungkin yang akan timbul.

Dalam merumuskan dan mempersiapkan perencanaan strategis, Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara:

1. Menentukan visi, misi, tujuan dan sasaran yang akan dicapai, dengan demikian dapat dikatakan nahwa perencanaan strategis merupakan

(61)

keputusan mendasar yang dinyatakan secara garis besar sebagai acuan operasional kegiatan organisasi terutama dalam pencapaian tujuan akhir organisasi.

2. Mengenali lingkungan dimana organisasi mengimplementasikan interaksinya, terutama suasana pelayanan yang wajib diselenggarakan oleh organisasi kepada masyarakat.

3. Melakukan berbagai analisis yang bermanfaat dalam positioning organisasi dalam percaturan memperebutkan kepercayaan pelayanan.

4. Mempersiapkan semua faktor penunjang yang diperlukan terutama dalam mencapai keberhasilan operasional organisasi.

Tujuan disusun dan ditetapkannya perjanjian kinerja Sekretariat DPRD Tahun 2017 adalah untuk:

1. Meningkatkan akuntabilitas, transparansi, dan kinerja aparatur lingkungan Sekretariat DPRD.

2. Memantau dan mengendalikan pencapaian kinerja organisasi.

3. Melaporkan capaian realisasi kinerja dalam Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara.

4. Menilai keberhasilan Sekretariat DPRD dalam menjalankan Tugas Pokok dan Fungsi.

(62)

B. Deskripsi Pengeluaran Kas Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara pada Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

Pengeluaran kas pada program peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan terbilang sangat sedikit dibandingkan dengan beberapa program lain yang dibuat oleh Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara, biaya yang ditargetan pada program ini sebesar Rp 10.000.000,00 yang terbagi dalam dua kegiatan yaitu Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD dan Penyusunan Pelaporan Keuangan Akhir Tahun. Biaya Rp 10.000.000,00 dibagi kedalam dua kegiatan tersebut masing-masing kegiatan mendapatkan biaya sebesar Rp 5.000.000,00. Detail pengeluaran dari 2 kegiatan tersebut ialah:

1. Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD

Tabel 5.1 Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD

Biaya Pengadaan Alat Tulis Kantor (ATK) Rp 1.497.200,00

Biaya Pengadaan dan Penjilidan

Rp 1.745.700,00 Rp 1.745.700,00

Total Rp 4.988.600,00

Sumber: Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

Gambar

TABEL 5.1    LAPORAN CAPAIAN KINERJA DAN IKHTISAR
Diagram proses bisnis adalah cara visual untuk menjelaskan langkah- langkah-langkah atau aktivitas-aktivitas dalam proses bisnis
Gambar 4.1 Struktur Organisasi  Sumber: Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Tabel 5.1 Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja  SKPD
+5

Referensi

Dokumen terkait

Sultra dan sesuai dengan hasil evaluasi Kelompok Kerja 86 Biro Layanan Pengadaan Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara, dengan ini kami mengundang saudara untuk

Sultra dan sesuai dengan hasil evaluasi Kelompok Kerja 40 Biro Layanan Pengadaan Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara, dengan ini kami mengundang saudara untuk

Evaluasi Atas Sistem Pengendalian Intern Terhadap Penerimaan dan Pengeluaran Kas Pada Perusahaan Umum Pegadaian Cabang Blimbing Malang. Universitas

penulis tertarik untuk memilih judul “Analisi s Pengendalian Intern Atas Prosedur Penerimaan dan Pengeluaran Kas Kecil pada PT Bejana Teknik Jaya”. 1.2

Mengingat sifat dari kas yang merupakana aset yang paling lancar (liquid) maka diperlukan adanya pengendalian internal (internal control) yang baik atas kas untuk menekan

Flowchart Prosedur Penerimaan Kas dari Setoran Modal Kerja di Perkebunan Nusantara XII (Persero) Kantor Wilayah II Jember .... Prosedur Penerimaan Kas dari Pendapatan

Dari hasil pengamatan di kantor DPRD Provinsi Sumatera Barat terhadap prosedur penyimpanan serta sistem temu kembali arsip dinamis aktif di organisasi ini yang masih

Selain daripada itu, kinerja para pegawai pada Biro Hukum Sekretariat Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara juga dinilai kurang dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, dikarenakan adanya