BAB II
FUNGSI DAN GRAFIK FUNGSI
2.1 Fungsi
2.2 Grafik Fungsi 2.3 Barisan dan Deret 2.4 Irisan Kerucut
2.1 Fungsi
Dalam berbagai aplikasi, korespondensi/hubungan antara dua himpunan sering terjadi. Sebagai contoh, volume bola dengan jari-jari r diberikan oleh relasi
33
4 r
V . Contoh yang lain, tempat kedudukan titik-titik ( x , y ) yang jaraknya 1 satuan dari titik pangkal O adalah x
2 y
2 1 . Ada hal penting yang bisa dipetik dari contoh di atas. Misalkan X menyatakan himpunan semua absis lebih dari atau sama dengan 1 dan kurang dari atau sama dengan 1, sedangkan Y himpunan ordinat lebih dari atau sama dengan 1 dan kurang dari atau sama dengan 1. Maka elemen-elemen pada X berkorespondensi dengan satu atau lebih elemen pada Y. Selanjutnya, korespondensi x
2 y
2 1 disebut relasi dari X ke Y.
Secara umum, apabila A dan B masing-masing himpunan yang tidak kosong maka relasi dari A ke B didefinisikan sebagai himpunan tak kosong R A B .
A B
Gambar 2.1.1 Relasi dari himpunan A ke B
a
1a
2a
3b
1b
2b
3b
4Jika R adalah relasi dari A ke B dan x A berelasi R dengan y B maka ditulis:
) ( atau
atau )
,
( a b R aRb b R a
Apabila diperhatikan secara seksama, ternyata dua contoh di atas mempunyai perbedaan yang mendasar. Pada contoh yang pertama setiap r 0 menentukan tepat satu V 0 . Sementara pada contoh yang ke dua, setiap x [ 1 , 1 ] berelasi dengan beberapa (dalam hal ini dua) nilai x [ 1 , 1 ] yang berbeda.
Relasi seperti pada contoh pertama disebut fungsi.
Jadi, relasi R dari A ke B disebut fungsi jika untuk setiap x A terdapat tepat satu y B sehingga )
(a R b .
Sebagai contoh, misalkan X 1 , 2 dan Y 3 , 6 . Himpunan ( 1 , 3 ), ( 2 , 3 ) merupakan fungsi dari X ke Y, karena setiap anggota X berelasi dengan tepat satu anggota Y. Demikian pula, himpunan
( 1 , 6 ), ( 2 , 3 ) merupakan fungsi dari X ke Y. Sementara himpunan ( 1 , 3 ), ( 1 , 6 ), ( 2 , 3 ) bukan merupakan fungsi dari X ke Y, karena ada anggota X, yaitu 1, yang menentukan lebih dari satu nilai di Y.
Fungsi dinyatakan dengan huruf-huruf: f, g, h, F, H, dst. Selanjutnya, apabila f merupakan fungsi dari himpunan A ke himpunan B, maka dituliskan:
f : A B
Dalam hal ini, himpunan A dinamakan domain atau daerah definisi atau daerah asal, sedangkan himpunan B dinamakan kodomain atau daerah kawan fungsi f. Domain fungsi f ditulis dengan notasi D
f, dan apabila tidak disebutkan maka disepakati bahwa domain fungsi f adalah himpunan terbesar di dalam R sehingga f terdefinisikan atau ada. Jadi:
x : f ( x ) ada ( terdefinis ikan )
D
f R
Himpunan semua anggota B yang mempunyai kawan di A dinamakan range atau daerah hasil fungsi f, ditulis R atau Im(f) (Perhatikan Gambar 2.1.2).
fDefinisi 2.1.1 Diketahui R relasi dari A ke B. Apabila setiap x A berelasi R dengan
tepat satu y B maka R disebut fungsi dari A ke B.
Jika pada fungsi f : A B , sebarang elemen x A mempunyai kawan y B, maka dikatakan
“y merupakan bayangan x oleh f “ atau “y merupakan nilai fungsi f di x” dan ditulis y = f(x).
A B
Gambar 2.1.3 f fungsi dari himpunan A ke B.
Selanjutnya, x dan y masing-masing dinamakan variable bebas dan variabel tak bebas. Sedangkan y
= f(x) disebut rumus fungsi f.
Contoh 2.1.2 Tentukan domainnya.
a. 2
) 1
(
x x
f b.
1 )
(
2
x x x
f c. ln( 6 )
5 ) 1
(
2
x x
x x f
Penyelesaian:
a. Suatu hasil bagi akan memiliki arti apabila penyebut tidak nol. Oleh karena itu,
: 2 0 { 2 } ikan
terdefinis 2
: 1
R x R x R
x x D
fb. Karena akar suatu bilangan ada hanya apabila bilangan tersebut tak negatif, maka:
● ●
● ●
●
Rf
Gambar 2.1.2
x f y
A B
: 1 0 atau 1 ( 1 , 0 ] ( 1 , ).
0 1 : ada
1
:
2 2
x x
x
x x x
x x x
D
fR
R R
c. Suatu jumlahan memiliki arti apabila masing-masing sukunya terdefinsikan. Sehingga:
: 5 dan 2 atau : 5 dan 3 )
) 3 atau 2 ( dan 5 :
0 ) 6 (
dan 0 5 :
ada ) 6 ln(
dan 5 ada
: 1
ada ) 6 5 ln(
: 1
2 2 2
x x
x x
x x
x x
x x
x x x
x
x x x
x
x x x
x D
fR R
R R R R
= ( , 5 ) ( 5 , 2 ) ( 3 , ) .█
Contoh 2.1.3 Jika f ( x ) 3 x
2 ( 1 x ) , maka tentukan:
a. f ( 1 ) b. f ( x 2 ) c. f ( x 1 ) d. f ( x x ) Penyelesaian:
a. f ( 1 ) 3 .( 1 )
2 ( 1 1 ) 2 .
b. f ( x 2 ) 3 ( x 2 )
2 1 ( x 2 ) 3 x
2 12 x 12 1 ( x 2 ) .
c. x x
x x x
f
2 3
2
1 ) 1 1 .(
3 ) 1
( .
d. f ( x x ) 3 .( x x )
2 1 ( x x ) 3 x
2 6 x . x ( x )
2 1 ( x x ) .█
2.1.1 Fungsi Surjektif, Fungsi Injektif, dan Fungsi Bijektif
Berikut diberikan beberapa fungsi yang memenuhi syarat-syarat tertentu . Diberikan fungsi B
A
f : .
(i). Apabila setiap anggota himpunan B mempunyai kawan anggota himpunan A, maka f disebut
fungsi surjektif atau fungsi pada (onto function).
Gambar 2.1.4 f fungsi surjektif dari himpunan A ke himpunan B
(ii). Apabila setiap anggota himpunan B mempunyai yang kawan di A, kawannya tunggal, maka f disebut fungsi injektif atau fungsi 1-1 (into function).
A B
(iii). Jika setiap anggota himpunan B mempunyai tepat satu kawan di A maka f disebut fungsi bijektif atau korespodensi 1-1. Mudah dipahami bahwa korespondensi 1-1 adalah fungsi surjektif sekaligus injektif.
A B
a
1●a
2●a
3●a
4●●
b
1●
b
2●
b
3a
1●a
2●a
3●●
b
1●
b
2●
b
3●
b
4●
b
5a
1●a
2●a
3●a
4●●
b
1●
b
2●
b
3●
b
4A B
Gambar 2.1.5 Fungsi injektif dari A ke B
Gambar 2.1.6 Korespondensi 1 – 1.
2.1.2 Operasi Pada Fungsi
Diberikan skalar real dan fungsi-fungsi f dan g. Jumlahan f g , selisih f g , hasil kali skalar
f , hasil kali f . , dan hasil bagi g f g masing-masing didefinisikan sebagai berikut:
) ( ) ( ) )(
( f g x f x g x ( f g )( x ) f ( x ) g ( x ) )
( )
)(
( f x f x ( f . g )( x ) f ( x ). g ( x ) 0
) ( asalkan ) ,
( ) ) (
)(
( g x
x g
x x f
g f
Domain masing-masing fungsi di atas adalah irisan domain f dan domain g, kecuali untuk f g ,
: ( ) 0
x D D g x
D
f g f g.
Contoh 2.1.4 Jika f dan g masing-masing:
1 )
( x x
f
5 ) 1
(
x x g
maka tentukan: f g , f g , f . , dan g f g beserta domainnya.
Penyelesaian:
5 ) 1
5 ( . 1 1 )
( .
5 1 1
) 5 (
1 1 )
(
x x x g x f
x x g f
x x x g x f
x x g f
Karena D
f [ 1 , ) dan D
g R { 5 } , maka f g , f g , f . , dan g f g masing-masing mempunyai domain: [ 1 , ) .█
2.1.3 Fungsi Invers
Diberikan fungsi f : X Y . Kebalikan (invers) fungsi f adalah relasi g dari Y ke X. Pada
umumnya, invers suatu fungsi belum tentu merupakan fungsi. Sebagai contoh, perhatikan Gambar 2.1.7 di
bawah ini.
Apabila f : X Y merupakan korespondensi 1 – 1, maka mudah ditunjukkan bahwa invers f juga merupakan fungsi. Fungsi ini disebut fungsi invers, ditulis dengan notasi f
1. Perhatikan Gambar 2.1.8 berikut.
Jadi:
) ( )
1
( y y f x
f
x
dengan
ff f
f
R R D
D
1 dan
1
Contoh 2.1.5 Tentukan f
1jika diketahui
2 3 1 1 )
(
x
x x
f .
x ● ● y
X Y
1
f
Gambar 2.1.8
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
●
f
A B
Gambar 2.1.7
f
Penyelesaian:
2 3 1 1
2 3 1 1 ) (
x y x
x x x
f y
) 3 (
2 3 2
3 2 3 2
1 2 2 3 3
1 ) 2 3 )(
1 (
1
y y f
x y y xy x
x y
xy x
x x
y
Jadi,
x x x
f 2 3
3 ) 2
1
(
.█
Contoh 2.1.6 Tentukan inversnya jika diketahui:
0 1 jika
1
0 jika 1
0 jika
) (
x x
x x x
x f
Penyelesaian: (i). Untuk x 0 , y f ( x ) x 0 . Sehingga:
0 )
1
(
y f
y y
x
(ii). Untuk x 0 , f ( 0 ) 1 . Sehingga, diperoleh: 0 f
1( 1 ) . (iii).Untuk x 0 ,
1 1 0
1 1 ) 1
(
f x x y
atau:
1 )
1 (
1 1
1
f
y y
y y x y
Selanjutnya, dari (i), (ii), dan (iii) diperoleh:
1 1 jika
1 jika
0
0 jika
)
1
(
x x x
x x x
x
f .█
2.1.4 Fungsi Komposisi
Perhatikan fungsi y x
2 1 . Apabila didefinisikan y f ( u ) u dan 1
)
(
2
g x x
u maka dengan substitusi diperoleh y f ( u ) f ( g ( x )) x
2 1 , yaitu rumus fungsi yang pertama disebutkan. Proses demikian ini disebut komposisi. Secara umum dapat diterangkan sebagai berikut. Diketahui f dan g sebarang dua fungsi. Ambil sebarang x D
g. Apabila g ( x ) D
fmaka f dapat dikerjakan pada g (x ) dan diperoleh fungsi baru h ( x ) f ( g ( x )) . Ini disebut fungsi komposisi dari f dan g, ditulis f g .
x ●
) (x g y ●
●
)) ( ( g x f z
g f
g f
Gambar 2.1.9 Fungsi komposisi
f g
Definisi 2.1.7 Fungsi komposisi dari f dan g, ditulis f g , didefinisikan sebagai:
f g ( x ) f ( g ( x )) ,
dengan domain D
fg x D
g: g ( x ) D
f .
Contoh 2.1.7 Jika f(x) = x
2dan g(x) = x1 maka tentukan fungsi-fungsi berikut beserta domainnya.
a. f g b. g f c. f f d. g g
Penyelesaian:
a. f g ( x ) f ( g ( x )) f ( x 1 ) ( x 1 )
2, dengan domain D
fg R . b. g f ( x ) g ( f ( x )) g ( x
2) x
2 1 , dengan domain D
gf R . c. f f ( x ) f ( f ( x )) f ( x
2) x
4, dengan domain D
ff R .
d. g g ( x ) g ( g ( x )) g ( x 1 ) ( x 1 ) 1 x 2 , dengan domain D
gg R .█
Contoh 2.1.8 Jika f ( x ) 1 x
2dan g ( x ) 2 x
2maka tentukan fungsi-fungsi berikut ini beserta domainnya.
a. f g b. g f
Penyelesaian:
a. f g ( x ) f ( g ( x )) f ( 2 x
2) 1 ( 2 x
2)
2 1 4 x
4, dengan domain:
2 2 2 1
2 : 1 2
1 0
:
1 2 1 : )
( :
2
2
x x
x x
x x
D x g D x
D
f g g fR R
R
.
b. g f ( x ) g ( f ( x )) g ( 1 x
2) 2 ( 1 x
2) , dengan domain:
: ( ) : 1 1
x D f x D x R x
D
g f f g.█
Contoh 2.1.9 Tentukan f g jika diketahui:
0 jika 1
0 jika 1
) (
x x
x x
x
f
1 jika 1
2
1 1 jika
) (
x x
x x x x
g
Penyelesaian:
(i). Untuk x 1 , 1 0
1 1 1 1
1 1 ) 1
(
x x
x x
x x
g . Sehingga:
1 1 ) ( 1 )) ( ( ) )(
(
x x x
g x
g f x g f
(ii).Untuk x 1 , g ( x ) x 2 1 2 . 1 1 1 . Karena g ( x ) 1 , maka dapat dibedakan menjadi 0 g ( x ) 1 dan g ( x ) 0 . Selanjutnya,
(a). 0 g ( x ) 1 apabila 0 x 2 1 1 atau 1 2 x 1 . Hal ini berakibat, untuk 1 2 x 1 , x
x x
g x
g f x g
f )( ) ( ( )) 1 ( ) 1 ( 2 1 ) 2
(
(b). g ( x ) 0 apabila 2 x 1 0 atau x 1 2 . Jadi, untuk x 1 2 diperoleh:
) 1 2 ( 1 ) ( 1 )) ( ( ) )(
( f g x f g x g x x Dari (i) dan (ii), diperoleh:
2 1 1 jika
2 1
1 2
1 jika 2
1 1 jika
1
) )(
(
x x
x x
x x x
x g f
2.2 Grafik Fungsi
Diberikan fungsi f. Himpunan ( x , y ) : y f ( x ), x D
f disebut grafik fungsi f.
2.2.1 Grafik Fungsi Dalam Sistem Koordinat Kartesius
Dalam sistem koordinat kartesius fungsi dapat dibagi menjadi:
(a). Fungsi Aljabar (b). Fungsi Transenden
Fungsi f disebut fungsi aljabar jika f dapat dinyatakan sebagai jumlahan, selisih, hasil kali, hasil
bagi, pangkat, ataupun akar fungsi-fungsi suku banyak. Sebagai contoh, fungsi f dengan rumus:
1 ) 1 ( ) 3
(
23 2 2
x x x x x
f
merupakan fungsi aljabar. Fungsi yang bukan fungsi aljabar disebut fungsi transenden. Beberapa contoh fungsi transenden adalah fungsi trigonometri, fungsi logaritma, dsb.
Fungsi Aljabar
Fungsi Aljabar meliputi : (1). Fungsi rasional :
a. Fungsi bulat (fungsi suku banyak) b. Fungsi pecah.
(2). Fungsi irasional.
Fungsi Suku Banyak
Fungsi suku banyak berderajat n mempunyai persamaan f(x) = P
n(x) = a
0+ a
1x + . . . + a
nx
ndengan n bilangan bulat tak negatif , a
1, . . . , a
nbilangan-bilangan real dan a
n 0.
(a). Fungsi konstan: f ( x ) c .
Grafik fungsi ini berupa garis lurus sejajar sumbu X.
Y
0 a
03
f(x) = 1 X
f(x) = a
0f(x) = 3
1
Gambar 2.2.1
(b). Fungsi linear: f(x)= mx + n
Grafik fungsi ini berupa garis lurus dengan gradien m dan melalui titik ( n . 0 , )
(c). Fungsi kuadrat: f ( x ) ax
2 bx c , a 0 .
Grafik fungsi kuadrat berupa parabola. Diskriminan: D b
2 4 ac . Secara umum, grafik fungsi kuadrat ini dapat digambarkan sebagai berikut:
0 2
y = x + 2 y = x
y = x 3
y = x
2 3
3
Gambar 2.2.2
Perhatikan pula gambar berikut ini.
D>0 a<0
D>0 a>0
(a) (b)
D=0 a<0
(c) (d)
D=0 a>0
D<0 a<0
(e) (f)
D<0 a>0
Gambar 2.2.3
(d). Fungsi kubik: f ( x ) a
3x
3 a
2x
2 a
1x a
0, a
3 0 . Y
2 X y = x
2y = 4x – x
2y = ¼ x
2Y y = x
3y = (x1)
3X
1 1
4
Gambar 2.2.4
Gambar 2.2.5
Fungsi Pecah
Fungsi f(x) yang dapat dinyatakan sebagai hasil bagi dua fungsi suku banyak
m m n n
x b x
b b
x a x
a x a
f
...
) ...
(
1 0
1 0
disebut fungsi pecah. Grafik beberapa fungsi pecah sederhana, seperti:
f(x) =
) 1 ( 1 dan
x x x x f
diperlihatkan dalam gambar berikut.
Fungsi Irasional
Beberapa contoh fungsi irasional beserta grafiknya diperlihatkan pada gambar berikut ini.
y = x 1 x
x = 1 y = 1
y = 1/x
Gambar 2.2.6
Fungsi Transenden
Fungsi transenden meliputi: Fungsi Trigonometri, Fungsi Siklometri, Fungsi Eksponen, dan Fungsi Logaritma.
(a). Fungsi trigonometri
Ditinjau titik sebarang P(x,y) pada bidang koordinat seperti terlihat dalam gambar berikut ini.
x y
a a
a a a
a x
2a
y
x
2a y
Gambar 2.2.7 (a)
(b) (c)
Apabila r menyatakan jarak titik P ke O dan menyatakan besar sudut antara OP dengan sumbu X (arah berlawanan dengan jarum jam), maka berturut-turut didefinisikan sebagai berikut:
sin = y/r cos = x/r
tan = y/x cot = x/y sec = r/x csc = r/y
Dari definisi mudah ditunjukkan hubungan-hubungan berikut:
tan =
sin cos cos
cos ,
sin
sec =
sin
csc 1 cos ,
1
dan:
sin
2 + cos
2 = 1 1 + tan
2 = sec
2 1 + cos
2 = csc
2
Berbeda halnya dengan geometri yang biasanya besar sudut diukur dalam derajat, maka dalam kalkulus besar sudut dinyatakan dalam radian. Besar sudut satu radian sama dengan besar sudut pusat juring lingkaran OPQ yang panjang busurnya sama dengan jari-jari lingkaran (perhatikan Gambar 2.2.9).
P(x,y) r y
x
Q
Gambar 2.2.8
Oleh karena itu,
2 radian = 360
oatau 1 radian =
180 derajat.
Selanjutnya, dapat dibentuk fungsi-fungsi trigonometri. Beberapa grafik fungsi trigonometri dapat digambarkan sebagai berikut (lihat Gambar 2.2.10 dan Gambar 2.2.11):
Untuk – x 2, grafik y = sin x dan y = cos x berpotongan di x = /4 dan x = 5/4.
r r
O P
Q
Gambar 2.2.9 Besar sudut POQ 1 radian
Gambar 2.2.10 (b) Grafik
y cos x
Gambar 2.2.10 (a) Grafik
y sin x
(b). Fungsi Siklometri
Untuk domain tertentu invers fungsi trigonometri juga merupakan fungsi. Invers fungsi trigonometri dikenal dengan nama fungsi siklometri. Invers fungsi sinus ditulis dengan sin
1atau arcsin dan didefinisikan sebagai berikut:
Gambar 2.2.11 (a) Grafik
y tan x
Gambar 2.2.11 (b) Grafiky cot x
Gambar 2.2.11 (c) Grafik
y sec x
Gambar 2.2.11 (d) Grafiky csc x
y = sin
1x = arcsin x x = sin y y [/2, /2]
Demikian pula untuk invers fungsi trigonometri yang lain.
y = cos
1x = arccos x x = cos y y [0, ]
y = tan
–1x = arctan x x = tan y y (/2, /2) y = cot
1x = arccot x x = cot y y (0, ) y = sec
1x = arcsec x x = sec y y (/2, /2) y = csc
1x = arccsc x x = csc y y (0, )
Selanjutnya, grafik fungsi siklometri dapat dilihat pada Gambar 2.2.12 di bawah ini.
Gambar 2.2.12 (a)
y arcsin x
Gambar 2.2.12 (b)y arccos x
Gambar 2.2.12 (a)
y arctan x
(c) Fungsi Eksponensial
Untuk a 0 , a 1 , fungsi f dengan rumus:
f(x) = a
xdisebut fungsi eksponensial. Grafik fungsi eksponensial diperlihatkan pada gambar berikut:
(d). Fungsi Logaritma
Untuk a 0 , a 1 , y log
ax x a
y. Sebagai contoh:
1 3 27 karena
3 27 log
8 2 karena
3 8 log
3 3
1
3 2
Selanjutnya, fungsi f dengan rumus:
x x
f ( )
alog
disebut fungsi logaritma. Dalam hal ini D
f x R : x 0 . Grafik fungsi logaritma diperlihatkan pada gambar dibawah.
1
,
a a
y
x1 0
,
a a
y
x1
Gambar 2.2.13
2.2.2 Grafik Fungsi Dalam Sistem Koordinat Kutub
Seperti telah diterangkan di muka, dalam sistem koordinat kutub, koordinat suatu titik dapat diekspresikan dengan tak hingga banyak cara. Oleh karena itu, untuk menggambarkan grafik fungsi dalam sistem koordinat kutub, diperlukan kehati-hatian yang lebih dibanding ketika menggambar dalam sistem koordinat Kartesius.
Contoh 2.2.1 Gambarlah grafik r = 2.
Penyelesaian: Titik-titik ( r , ) yang memenuhi persamaan r=2 adalah titik-titik yang berjarak 2 satuan dari kutub (O). Jadi, kumpulan titik-titik ini akan membentuk lingkaran berjari-jari 2. Dengan cara lain, karena r x
2 y
2 2 maka x
2 y
2 4 . Grafik diberikan pada Gambar 2.2.15.
1 ,
log
x a
y
a1 0
,
log
x a
y
a1
Gambar 2.2.14
Grafik fungsi yang disajikan dalam sistem koordinat kutub r f ( ) adalah himpunan semua titik P
sehingga paling sedikit satu representasi titik P, yaitu ( r , ) , memenuhi persamaan tersebut.
Contoh 2.2.2 Gambarl grafik r = 2 sin dan r = 2 + 2 sin .
Penyelesaian: Tabel di bawah memberikan beberapa titik yang memenuhi kedua persamaan fungsi di atas untuk 0 2
Tabel 2.2.1
r = 2 sin r = 2 + 2 sin
0 0 2
6 1 3
4 2 2 + 2
3 3 2 + 3
2 2 4
3
2 3 2 + 3
4
3 2 2 + 2
6
5 1 3
0 2
6
7 1 1
4
5 2 2 2
3
4 3 2 3
2
3 2 0
3
5 3 2 3
4
7 2 2 2
(2, /2)
(2, /4)
(2, 0) (2, ) (2, 2)
Gambar 2.2.15
Berdasarkan hasil pada Tabel 2.2.1, grafik dapat dilihat pada Gambar 2.2.16.
Contoh 2.2.3 Gambarlkan daerah yang berada di dalam kurva r = 2 2 cos tetapi di luar lingkaran r = 2 sin .
Penyelesaian: Untuk beberapa nilai , maka titik-titik yang dilalui oleh kurva di atas dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.2.2
r = 2 2 cos r = 2 sin
0 4 0
6 2+2 3 1
4 2+ 2 2
3 3 3
2 2 2
0 0
2
3 2 2
2 4 0
Selanjutnya, gambar daerah yang dimaksud adalah sebagai berikut:
Gambar 2.2.16 (a)
r 2 sin
Gambar 2.2.16 (a)r 2 2 sin
Soal Latihan
Untuk soal 1 – 12, diberikan persamaan dalam x dan y. Tentukan persamaan yang mana y merupakan fungsi x.
1. 2 x y 3 6 2. xy 1 3. x
2 y 4
4. x y
2 4 5. x
2 y 4
2 4 6. 2 x y 1
7. y
3 x 0 8. 1
y
x 9. y x
10. x
2 xy 1 0 11. y ( x 1 ) x 1 12. x
2 y 9
2 9
Untuk soal 13 – 21, tentukan domain dan range fungsi f.
13. f ( x ) x 2 5 14.
2 ) 1
(
x x
f 15.
3 ) 1
(
x
x x x f
Gambar 2.2.17
16. f ( t ) t
2 1 17.
1 )
(
3 x x x
f 18.
1 ) 1
(
u u u f
19. f ( x ) 1 ln x 20.
2 1 )
(
s s s s
f 21.
2
1 2 ln 2 )
( x
x x f
22. Tentukan f ( 0 ), f ( 2 ), dan f ( x h ) jika
1 ) 5
(
x x x
f .
23. Tentukan f ( 1 ), f ( 16 ), dan f ( x jika h ) f ( x ) x x 24. Diberikan f ( x ) x . Jika h 0 , tunjukkan:
x h h x
x f h x f
) ( ) 1
(
25. Untuk sebarang bilangan real h 0 , tentukan
h x f h x
f ( ) ( )
jika f ( x ) sin x .
Untuk soal 26 – 31, diberikan fungsi f dan g. Tentukan f g , f g , f . g , dan f g beserta dengan masing-masing domainnya.
26. f ( x ) x 3 , g ( x ) x 27. f ( x ) x 1 , g ( x ) 2 x 28. f ( x ) x
2 1 , g ( x ) 1 x 29. f ( x ) 1 x , g ( x ) 1 x
330. ,. ( ) 1
2 3 )
(
22
g x x
x x x x
f 31.
2 ) 1
( 1 , )
(
x x x x g
x x f
Untuk soal 32 – 41, tentukan f g dan g f serta masing-masing domainnya.
32. f ( x ) x 3 , g ( x ) x 33. f ( x ) x , g ( x ) x
34. 2
) 1 ( 1 , )
(
x x x x g
x x
f 35. f ( x ) 1 x , g ( x ) x 1
36. ,. ( ) 1
2 3 )
(
22
g x x
x x x x
f 37. f ( x ) x
2 1 , g ( x ) 1 x
38. f ( x ) x 1 , g ( x ) 2 x 39. f ( x ) x
2 1 , g ( x ) 1 x
40.
0 ,
5
0 ,
2 ) ( , 0 ,
3
0 ,
) (
x x
x x x
g x
x x x x
f
41.
0 ,
2
0 1 ,
) ( , 1 )
(
x x
x x x x g x
x f
Untuk 42 – 46, tentukan inversnya beserta domainnya.
42. f ( x ) x 2 3 43.
1 3 ) 2
(
x x x
f 44.
2 1 1
)
(
x
x x g
45.
0 ,
2
0 1 ,
) (
x x
x x x x
g 46.
0 1 ,
1
0 ,
1 2 ) (
x x x x
x f
2.3 Barisan dan Deret
Perhatikan himpunan tak hingga berikut ini.
, ...
81 , 1 27 , 1 9 , 1 3 , 1 1 A Apabila fungsi f didefinisikan sebagai:
N
n
n
f 3
n 1) 1 (
maka himpunan A dapat pula dinyatakan sebagai:
N
f n n A ( ) :
Dalam hal ini, fungsi f disebut barisan. Secara umum, dapat didefinisikan pengertian barisan sebagai
berikut.
Pada bagian ini akan dibicarakan fungsi dengan domain sistem bilangan asli. yang
Jadi, barisan bilangan real adalah fungsi f : N R . Untuk seterusnya, barisan bilangan real cukup disebut sebagai barisan. Suku ke-n suatu barisan, yaitu f (n ) , biasa dinyatakan dengan a
n, n N.
Selanjutnya, barisan dengan suku-suku a
n, n N, ditulis dengan notasi a
n.
Contoh 2.3.2 Berikut adalah contoh-contoh barisan:
a. a
n 1 n b. a
n n c.
! 1 a
nn d. a
n sin n e.
1 n
a
nn f. a
n ( 1 )
nUntuk setiap bilangan asli n didefinisikan:
S
1= a
1S
2= a
1+ a
2… S
n= a
1+ a
2+ … + a
nS
n, nN, disebut jumlahan parsial.
Contoh 2.3.4 Bilangan 1 dapat ditulis sebagai: 3
...
10 ... 3 1000
3 100
3 10 ... 3 003 , 0 03 , 0 3 , 0 333333 ,
0 3
1
n
Ruas terakhir pada persamaan di atas adalah suatu deret.
Definisi 2.3.1 Barisan bilangan real adalah fungsi bernilai real dengan domain sistem bilangan asli. Nilai fungsi di n disebut suku ke-n.
Definisi 2.3.3 Diberikan barisan a
n. Jumlahan tak hingga:
1
2
1
... ...
k
n
k
a a a
a
disebut deret tak hingga atau deret untuk singkatnya.
2.4 Irisan Kerucut
Diketahui luasan berbentuk kerucut tegak dengan setengah sudut puncak dan titik puncak P.
Apabila kerucut tersebut diiris dengan bidang W tidak melalui P dan membentuk sudut terhadap sumbu kerucut maka irisannya akan berbentuk suatu kurva, yang selanjutnya disebut irisan kerucut. Bentuk irisan kerucut ini tergantung pada besar sudut . Apabila:
(a). maka irisan kerucut berupa eilips. Perhatikan gambar di bawah.
(b.). maka irisan kerucut yang terjadi berbentuk parabola (lihat Gambar 2.4.2). P W
P W
Gambar 2.4.1
(c.). 0 maka terjadi kelas hiperbola
Irisan kerucut juga dapat didefinisikan sebagai himpunan semua titik yang perbandingan jaraknya ke suatu titik tertentu dan kesuatu garis tertentu tetap. Selanjutnya, titik tertentu tersebut dinamakan titik fokus yang dinyatakan dengan F, garis tertentu tersebut dinamakan garis arah yang dinyatakan dengan d, dan perbandingan yang tetap tersebut dinamakan eksentrisitas yang ditulis . Berdasarkan eksentrisitasnya irisan kerucut dapat dibedakan menjadi:
a. Kelas ellips jika 0 1 b. Kelas parabola jika 1 c. Kelas hiperbola jika 1
Diambil fokus F berimpit dengan titik asal O dan garis arah d mempunyai persamaan x + p = 0 dengan p > 0.
P W
Gambar 2.4.3
Jika P(x,y) sebarang titik pada irisan kerucut maka perbandingan jarak P ke F dan P ke d sama dengan , yaitu:
PD PF
atau
p x
y x
2 2x
2 y
2
2 x p
2 1
2x
2 y
2 2
2px
2p
2(i). Untuk 1 diperoleh parabola dengan persamaan:
y
2= 2px + p
2= 2p (x + ) 2 p
Jika diambil substitusi
2
*
p
x
x maka persamaan parabola menjadi y
2= 2px
*. Selanjutnya, y
2= 2px
merupakan persamaan parabola dengan fokus F( , 0 ) 2
p , garis arah d: x + 0 2 p
, titik puncak O (0,0), dan sumbu simetris garis y = 0 atau sumbu X.
O F x+ p=0
Gambar 2.4.4
(ii).Untuk 1 diperoleh elips atau hiperbola dengan persamaan:
2 2 2 2 2 2
2 2
1 1
1 2
y p
p x x
2 22 4 2
2 2 2 2 2
2 2
1 1 1
1
p y p p
x
2
22 4 2 2 2 2 2 2
2 2
1 1 1
1
p y p p
x
=
2
22 2
1
p
Selanjutnya, dengan menggambil x
**= x
22 2
1
p diperoleh:
(x
**)
2+
2
22 2 2 2
1 1
p y
1 1
1 1
*
*
2 2 2 2 2
2
2 2 2 2
2
p
y p
x
O F x+ p=0
Gambar 2.4.5
P(x,y)
●
1 1 1
*
*
2 2 2
2
2 2 2 2
2
p
y p
x
(a). Untuk 0 1 diambil:
2 2 2 2
1
p
c dan
2
22 2 2
1
p
a , maka diperoleh:
* 1
*
2 2 2
2
b y a
x
Karena
2 22 1
2
2 21 p a b
, dan
a
c
, maka: b
2+ c
2= a
2. Secara umum, persamaan ellips dengan pusat O(0,0), sumbu simetris garis y = 0 dan x = 0, fokus F( c , 0 ) , dan garis arah d dengan persamaan x =
c a
2 diberikan oleh:
2
1
2 2
2
b y a x
Jika a = b maka ellips mempunyai persamaan:
x
2+ y
2= a
2Ini adalah persamaan lingkaran dengan pusat O dan berjari-jari a. Jadi, lingkaran adalah ellips dengan titik fokus dan titik pusat O.
a a
b
b
● ●
●
P(x,y)
Gambar 2.4.6
(b). Untuk 1 , diambil
2
22 2 2
1
p
a dan
2 22 2 1
2
1
p a
= b
2maka diperoleh c
2= a
2+ b
2dan a
c
dan:
* 1
*
2 2 2
2
b y a
x
Jadi, persamaan hyperbola dengan pusat O(0,0) , sumbu simetris garis y = 0 dan x = 0, titik fokus F( c , 0 ) , dan garis arah d : x =
c a
2 diberikan oleh:
2
1
2 2
2
b y a x
●
(0,b)
●
(0,b)
●
(a,0)
●
(c,0)
●
(a,0)
●
(c,0)
a x y b a x
y b
Gambar 2.4.7