• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 3 Fungsi Elementer

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Bab 3 Fungsi Elementer"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Bab 3 Fungsi Elementer

Bab 3 ini direncanakan akan disampaikan dalam 3 kali pertemuan, dengan perincian sebagai berikut:

(1) Pertemuan I: Fungsi Eksponensial dan sifat-sifatnya, Fungsi Trigonometri.

(2) Pertemuan II: Fungsi Hiperbolik, Fungsi logaritma, cabang-cabang fungsi logaritma dan sifat-sifatnya.

(3) Pertemuan III: Pangkat Kompleks, Invers fungsi trigonometri dan fungsi hiperbolik.

Di dalam bab ini akan dipelajari beberapa jenis fungsi elementer. Berangkat dari fungsi-fungsi elementer dengan variabel dan nilai real sebagaimana telah dipelajari di dalam mata kuliah kalkulus, akan didefinisikan fungsi-fungsi sejenis dengan variabel dan nilai kompleks, sehingga fungsi-fungsi real tersebut menjadi kejadian khususnya. Sebagai permulaan, terlebih dahulu akan didefinisikan fungsi eksponensial kompleks. Setelah itu, akan dikembangkan fungsi-fungsi lain dengan menggunakan fungsi eksponensial tersebut.

3.1 Fungsi Eksponensial

Di dalam kalkulus, fungsi eksponensial mempunyai rumus

f (x) = ex, x ∈ R (3.1)

Oleh karena itu, sebagaimana telah diterangkan pada awal bab ini, fungsi eks- ponensial kompleks harus dapat direduksi menjadi rumus (3.1), yaitu apabila z = x + i.0, maka

f (z) = ex, (3.2)

untuk setiap x ∈ R. Karena f (x) = ex analitik pada R dan d(edxx) = ex untuk setiap x ∈ R, maka fungsi eksponensial kompleks juga harus mempunyai sifat

f merupakan fungsi utuh, dan f0(z) = f (z), (3.3)

(2)

untuk setiap z ∈ C. Selanjutnya, akan ditentukan fungsi f (z) sehingga (3.2) dan (3.3) dipenuhi.

Misalkan fungsi yang dimaksud adalah f (z) = u(x, y)+iv(x, y). Karena (3.3), maka ux(x, y) = u(x, y) dan vx(x, y) = v(x, y) untuk setiap (x, y) ∈ R2. Hal ini mengakibatkan adanya fungsi real g(y) dan h(y) sehingga

u(x, y) = exg(y) dan v(x, y) = exh(y) (3.4) Sekali lagi, menurut (3.3) f fungsi utuh, artinya f analitik di setiap (x, y) ∈ R2. Oleh karena itu, u dan v harmonik pada R2. Jadi, untuk setiap (x, y) ∈ R2 berlaku persamaan differensial Laplace

uxx+ uyy = 0 dan vxx+ vyy = 0 (3.5) Selanjutnya, dari (3.4) dan (3.5), diperoleh

g00(y) + g(y) = 0 dan h00(y) + h(y) = 0 (3.6) Masing-masing persamaan diferensial di dalam (3.6) mempunyai penyelesaian

g(y) = A1cos y + B1sin y dan h(y) = A2cos y + B2sin y Dengan demikian

u(x, y) = ex(A1cos y + B1sin y) dan v(x, y) = ex(A2cos y + B2sin y) Karena di setiap (x, y) ∈ R2, berlaku persamaan Cauchy-Riemann, maka

B2 = A1 dan A2 = −B1, sehingga

f (z) = ex(A1cos y + B1sin y) + iex(A2cos y + B2sin y)

= ex(A1cos y + B1sin y) + iex(−B1cos y + A1sin y) Untuk z = x, maka dari persamaan terakhir diperoleh

ex = ex(A1) + iex(−B1) ⇔ A1 = 1 dan B1 = 0

(3)

Jadi, f (z) = ex(cos y + i sin y).

Berdasarkan uraian di atas, selanjutnya dapat diturunkan definisi untuk fungsi eksponensial kompleks.

Definisi 3.1.1 Untuk sebarang z ∈ C, didefinisikan

ez = ex(cos y + i sin y) (3.7)

Untuk diperhatikan, apabila z = iθ, maka persamaan (3.7) menjadi

e = cos θ + i sin θ, (3.8)

Persamaan (3.8) disebut rumus Euler. Dengan demikian, setiap bilangan kom- pleks z 6= 0 dapat pula dinyatakan ke dalam bentuk eksponensial

z = re,

dengan r = |z| dan θ = arg z. Selanjutnya, berdasarkan keterangan pada Bagian 1.4, maka untuk sebarang θ1, θ2 berlaku

e1e2 = (cos θ1+ i sin θ1)(cos θ2+ i sin θ2)

= (cos(θ1+ θ2) + i sin(θ1+ θ2) = ei(θ12) Dengan cara yang sama, diperoleh pula

e1

e2 = ei(θ1−θ2)

Dengan mengingat rumus Euler, maka (3.7) dapat pula ditulis sebagai

ez = exeiy, (3.9)

sehingga |ez| = ex. Jadi, dari (3.9), diperoleh

|ez| = ex dan arg(ez) = y + 2kπ, k ∈ Z Karena |ez| = ex selalu positif, maka

ez 6= 0,

(4)

untuk setiap z ∈ C.

Perhatikan bahwa berdasarkan (3.8), e = −1. Jadi, berbeda dengan fungsi eksponential real yang selalu bernilai positif, maka fungsi eksponential kompleks bisa bernilai negatif ataupun kompleks. Berdasarkan (3.8) pula, e2πi = 1, se- hingga

ez+2πi= ez,

untuk setiap z ∈ C. Jadi, fungsi eksponential merupakan fungsi periodik dengan periode 2πi. Sebagai contoh, dapat dibuktikan bahwa

e2+3πi = −e2

Berdasarkan ekspresi (3.9) di atas, sifat-sifat eksponensial menjadi mudah untuk dipahami.

Sifat 3.1.2 Untuk sebarang z, z1, z2 ∈ C dan n ∈ Z, berlaku

ez1ez2 = ez1+z2 (3.10) ez1

ez2 = ez1−z2 (3.11)

(ez)n = enz (3.12)

Bukti: Misalkan z1 = x1+ iy1 dan z2 = x2+ iy2. Karena x1, x2, y1, y2 ∈ R, maka ez1ez2 = ex1eiy1ex2eiy2 = ex1ex2eiy1eiy2 = ex1+x2ei(y1+y2) = ez1+z2,

dan

ez1

ez2 = ex1eiy1 ex2eiy2 = ex1

ex2 eiy1

eiy2 = ex1−x2ei(y1−y2) = ez1−z2

Untuk persamaan (3.12), dimisalkan z = x + iy. Berdasarkan rumus Euler dan rumus de Moivre, maka untuk n ∈ Z, diperoleh

(ez)n= (ex)n(eiy)n= enxeiny = enz. 2

Diberikan g(w) = ln r + iθ dengan w = re. Berdasarkan persamaan (3.9), maka diperoleh

eg(w)= w

(5)

Hal ini berarti bahwa g(w) = ln r + iθ merupakan invers dari f (z) = ez, dan sebaliknya.

Contoh 3.1.3 Jika ez = −2, maka z = ln 2 + i(2n + 1)π, karena −2 = 2ei(2n+1)π.

Latihan

1. Tunjukkan f (z) = z2 − ze−z merupakan fungsi utuh.

2. Tentukan semua nilai z sehingga

a. ez = 1 b. ez = 1 − i√

3

c. e1−2z = −2 d. ez+2= −1 − e−z 3. Tunjukkan bahwa |e2z+i+ eiz2| ≤ e2x+ e−2xy.

4. Tunjukkan ez¯= ez untuk setiap z ∈ C.

5. Tunjukkan bahwa f (z) = ez¯ tidak analitik di mana-mana.

6. Selidiki kapan f (z) = ez2 analitik.

7. Tunjukkan (ez)n= enz untuk setiap n ∈ Z.

3.2 Fungsi Trigonometri

Pada bagian sebelumnya telah diterangkan rumus Euler, yaitu eix = cos x + i sin x

untuk setiap x ∈ R. Selanjutnya, berdasarkan rumus Euler ini, berturut-turut diperoleh

eix− e−ix = 2i sin x dan eix+ e−ix = 2 cos x (3.13)

(6)

Berawal dari persamaan (3.13) di atas, maka fungsi sinus dan cosinus dengan perubah kompleks didefinisikan sebagai berikut

sin z = eiz− e−iz

2i , cos z = eiz + e−iz

2 (3.14)

Mudah ditunjukkan bahwa

sin(−z) = − sin z dan cos(−z) = cos z

Dari (3.14) terlihat bahwa sin z dan cos z masing-masing merupakan kombinasi linear fungsi utuh eiz dan e−iz. Oleh karena itu, mudah dipahami bahwa sin z dan cos z keduanya merupakan fungsi utuh. Dari (3.14) dapat pula ditunjukkan bahwa

d(sin z)

dz = cos z dan d(cos z)

dz = − sin z

Dalam kalkulus telah dikenal fungsi sinus hiperbolikus dan cosinus hiperbolikus, yaitu

sinh y = ey− e−y

2 dan cosh y = ey + e−y

2 (3.15)

untuk setiap y ∈ R. Berdasarkan hal ini dan persamaan (3.14), maka mudah ditunjukkan bahwa

sin(iy) = i sinh y dan cos(iy) = cosh y (3.16) Dapat diperlihatkan bahwa identitas-identitas trigonometri juga berlaku un- tuk perubah kompleks. Untuk itu, terlebih dahulu akan ditunjukkan bahwa

2 sin z1cos z2 = sin(z1+ z2) + sin(z1− z2) (3.17) Berdasarkan (3.14) dan sifat-sifat fungsi eksponensial, maka

2 sin z1cos z2 = 2(eiz1 − e−iz1

2i )(eiz2 + e−iz2

2 )

= ei(z1+z2)− e−i(z1+z2)

2i + ei(z1−z2)− e−i(z1−z2) 2i

= sin(z1+ z2) + sin(z1− z2)

(7)

Selanjutnya, berdasarkan (3.17) dapat ditunjukkan rumus-rumus identitas berikut ini:

sin(z1+ z2) = sin z1cos z2 + cos z1sin z2, (3.18) cos(z1+ z2) = cos z1cos z2 − sin z1sin z2, (3.19)

sin2z + cos2z = 1, (3.20)

sin 2z = 2 sin z cos z, cos 2z = cos2z − sin2z, (3.21) sin(z +π

2) = cos z, dan cos(z +π

2) = − sin z. (3.22) Diberikan sebarang z = x + iy. Apabila dalam (3.18) dan (3.19) diambil z1 = x dan z2 = iy, maka berdasarkan (3.16) diperoleh

sin z = sin x cosh y + i cos x sinh y, dan (3.23) cos z = cos x cosh y − i sin x sinh y. (3.24) Selanjutnya, mengingat sin2x + cos2x = 1 dan cosh2x − sinh2x = 1 untuk setiap x ∈ R, maka dari (3.23) dan (3.24) dapat diturunkan identitas

| sin z|2 = sin2x + sinh2y, dan | cos z|2 = cos2x + sinh2y. (3.25) Karena sinh2y tidak terbatas, maka berdasarkan (3.25) sin z dan cos z juga tak terbatas. Jadi, berbeda dengan sinus dan cosinus perubah real, yang nilai mu- tlaknya tidak lebih dari 1, maka sinus dan cosinus perubah kompleks nilai mu- tlaknya bisa lebih dari 1.

Contoh 3.2.1 Selesaikan sin z = 2i.

Penyelesaian: Berdasarkan (3.23),

sin z = 2i ⇔ sin x cosh y + i cos x sinh y = 2i

Selanjutnya, dengan menyamakan bagian real dan bagian imaginer kedua ruas persamaan di atas diperoleh

sin x cosh y = 0 dan cos x sinh y = 2

(8)

Karena cosh y 6= 0, maka dari sin x cosh y = 0, diperoleh sin x = 0. Akibatnya,

x = k2π atau x = (2k + 1)π (3.26)

Jika x = 2kπ, maka cos x = 1. Sehingga, dari cos x sinh y = 2, diperoleh sinh y = 2 ⇔ ey − e−y

2 = 2

⇔ e2y− 2ey − 1 = 0

⇔ (ey − 1)2 = 2 Selanjutnya, karena ey− 1 ≥ 0, maka ey− 1 = √

2, atau y = ln(1 +√

2 (3.27)

Kemungkinan lain, yaitu apabila x = (2k + 1)π, maka cos x = −1. Akibatnya, dari cos x sinh y = 2, diperoleh

sinh y = −2 ⇔ ey− e−y

2 = −2

⇔ e2y+ 2ey − 1 = 0

⇔ (ey+ 1)2 = 2 Selanjutnya, karena ey+ 1 > 0, maka ey + 1 =√

2, atau y = ln(−1 +√

2) = − ln(1 +√

2) (3.28)

Dari 3.26, 3.27, dan 3.28, diperoleh

z = kπ ± i ln(1 +√

2), k ∈ Z. 2

Kiranya pembaca dengan mudah akan dapat menunjukkan bahwa sin z = 0 ⇔ z = kπ, k ∈ Z

dan

cos z = 0 ⇔ z = (k + 1

2)π, k ∈ Z

(9)

Fungsi-fungsi trigonometri yang lain didefinisikan berdasarkan fungsi sinus dan cosinus, yaitu sebagai berikut:

tan z = sin z

cos z, cot z = cos z sin z sec z = 1

cos z, csc z = 1 sin z

Mudah dipahami bahwa tan z dan sec z analitik kecuali di titik-titik di mana cos z = 0, yaitu z = (k + 12π, k ∈ Z. Demikian pula, cot z dan csc z analitik kecuali di titik-titik z = kπ, k ∈ Z. Selanjutnya, dengan memperhatikan turunan sin z dan cos z, diperoleh

d tan z

dz = sec2z, d cot z

dz = − csc2z dan

d sec z

dz = sec z tan z, d csc z

dz = − csc z cot z

Latihan

1. Selesaikan persamaan-persamaan di bawah ini.

a. cos z = 2 b. sin z = 1 c. cos z = cosh 2 d. tan z = 2

2. Tunjukkan rumus-rumus identitas (3.18), (3.19), (3.20), (3.21), dan (3.22).

3. Tunjukkan bahwa

a. 1 + tan2z = sec2z b. 1 + cot2z = csc2z 4. Selidiki di mana f (z) = sin ¯z analitik.

5. Tunjukkan u(x, y) harmonik,

a. u(x, y) = sin x cosh y b. u(x, y) = cos x cosh y

(10)

Selanjutnya, tentukan v(x, y) agar f (z) = u(x, y) + iv(x, y) merupakan fungsi utuh.

6. Tunjukkan

a. | sinh y| ≤ | sin z| ≤ cosh y b. | sinh y| ≤ | cos z| ≤ cosh y

3.3 Fungsi Hiperbolik

Fungsi hiperbolik dengan variabel kompleks didefinisikan sejalan dengan fungsi hiperbolik dengan variabel real, yaitu sebagai berikut

sinh z = ez− e−z

2 dan cosh z = ez+ e−z 2

Kedua fungsi tersebut di atas merupakan fungsi utuh (mengapa?) dan d sinh z

dz = cosh z dan d cosh z

dz = sinh z

Selanjutnya, dengan memperhatikan definisi sin z dan cos z sebagaimana diberikan pada Bagian 3.2, maka diperoleh

sinh(iz) = i sin z, cosh(iz) = cos z (3.29)

sin(iz) = i sinh z, cos(iz) = cosh(iz) (3.30) Dengan menggunakan identitas-identitas pada 3.29 dan 3.30, mudah ditunjukkan rumus-rumus identitas

sinh(−z) = − sinh z, cosh(−z) = cosh z (3.31)

cosh2z − sinh2z = 1 (3.32)

sinh(z1 + z2) = sinh z1cosh z2+ cosh z1sinh z2 (3.33)

cosh(z1+ z2) = cosh z1cosh z2+ sinh z1sinh z2 (3.34)

(11)

dan apabila z = x + iy, maka berdasar 3.33 dan 3.34, diperoleh

sinh z = sinh x cos y + i cosh x sin y (3.35)

cosh z = cosh x cos y + i sinh x sin y (3.36) Akibatnya,

| sinh z|2 = sinh2x + sin2y (3.37)

| cosh z|2 = sinh2x + cos2y (3.38)

Contoh 3.3.1 Tentukan semua akar-akar cosh z = i Penyelesaian: Dengan memperhatikan 3.36,

cosh z = i ⇔ cosh x cos y + i sinh x sin y = i sehingga diperoleh

cosh x cos y = 0 dan sinh x sin y = 1

Dari cosh x cos y = 0, diperoleh cos y = 0. Hal ini dikarenakan cosh x 6= 0.

Akibatnya,

y = π

2 + 2kπ atau y = 3π

2 + 2kπ (3.39)

untuk k ∈ Z. Apabila y = π2+2kπ, maka sin y = 1. Sehingga dari sinh x sin y = 1, diperoleh

sinh x = 1 ⇔ ex− e−x

2 = 1

⇔ e2x− 2ex− 1 = 0

⇔ (ex− 1)2 = 2 Selanjutnya, karena ex− 1 ≥ 0, maka ex− 1 =√

2 atau x = ln(1 +√

2) (3.40)

(12)

Apabila y = 2 + 2kπ, maka sin y = −1. Sehingga dari sinh x sin y = 1, diperoleh sinh x = −1 ⇔ ex− e−x

2 = −1

⇔ e2x+ 2ex− 1 = 0

⇔ (ex+ 1)2 = 2 Selanjutnya, karena ex+ 1 > 0, maka ex+ 1 =√

2 atau x = − ln(1 +√

2) (3.41)

Selanjutnya, dari 3.39, 3.40, dan 3.41, diperoleh z = ln(1 +√

2) + i(π

2 + 2kπ), k ∈ Z atau

z = − ln(1 +√

2) + i(3π

2 + 2kπ), k ∈ Z

Cara lain untuk menyelesaikan persamaan cosh z = i adalah langsung meng- gunakan definisi. Lengkapnya adalah sebagai berikut.

cosh z = i ⇔ ez+ e−z

2 = i

⇔ e2z − 2iez+ 1 = 0

⇔ (ez− i)2 = −2 = 2cis(π) Selanjutnya, dengan memperhatikan akar kompleks, diperoleh

ez− i =√

2cis(π + 2kπ

2 ), k = 0, 1 atau

ez = i +√

2cis(π + 2kπ

2 ), k = 0, 1

Selanjutnya, dengan memperhatikan uraian pada Bagian 3.1, diperoleh z = ln(1 +√

2) + i(π

2 + 2kπ), k ∈ Z atau

z = − ln(1 +√

2) + i(3π

2 + 2kπ), k ∈ Z. 2

(13)

Fungsi-fungsi hiperbolik yang lain didefinisikan sebagai berikut.

tanh z = sinh z

cosh z, coth z = 1 tanh z sech z = 1

cosh z, , csch z = 1 sinh z

Latihan

1. Tentukan d tanh zdz dan d coth zdz .

2. Tunjukkan rumus-rumus identitas 3.31, 3.32, 3.33, dan 3.34.

3. Bilangan c ∈ C disebut zeros dari f (z) jika f (c) = 0. Tentukan semua zeros dari sinh z dan cosh z.

4. Tentukan titik-titik singular dari tanh z.

5. Tentukan akar-akar dari

a. cosh = 4 b. sinh z = 2i 6. Selidiki di himpunan mana f (z) = sinh(e−z).

3.4 Fungsi Logaritma

Sebagaimana telah dijelaskan pada Bagian 3.1, untuk sebarang bilangan kompleks tak nol z = ρe, −π < φ ≤ π, persamaan ew = z mempunyai solusi

w = ln ρ + i(φ + 2nπ), n ∈ Z Apabila logarirma kompleks log w didefinisikan sebagai

log z = ln ρ + i(φ + 2nπ), n ∈ Z (3.42)

(14)

maka diperoleh elog z = z. Kenyataan ini memberikan inspirasi untuk pendefinisan fungsi logaritma kompleks.

Untuk sebarang variabel tak nol z = ρe, −π < φ ≤ π, fungsi log z didefi- nisikan sebagai

log z = ln ρ + i(φ + 2nπ), n ∈ Z (3.43) Nilai utama dari log z dicapai pada saat n = 0 dan ditulis dengan Log z. Jadi,

Log z = ln ρ + iφ, − π < φ ≤ π Contoh 3.4.1 Karena 1 = ei0, maka

log 1 = ln 1 + i(0 + 2nπ), n ∈ Z sedangkan Log 1 = 0. Secara sama,

log(−2) = ln 2 + i(2n + 1)π dan Log(−2) = ln 2 + iπ.

Untuk sebarang variabel kompleks tak nol z = re, maka argumen z, yaitu θ, dapat dituliskan sebagai θ = Arg(z) + 2nπ, n ∈ Z. Selanjutnya, 3.43 dapat disajikan sebagai

log z = ln r + iθ (3.44)

atau

log z = ln r + iargz (3.45)

Karena arg(z) merupakan fungsi bernilai banyak, maka log z juga bernilai banyak. Selanjutnya, untuk sebarang α ∈ R diperhatikan salah satu nilai log z, yaitu

log z = ln r + iθ, r > 0, α < θ ≤ α + 2π (3.46)

(15)

Bagian real dan imaginer dari log z adalah

u(r, θ) = r dan v(r, θ) = θ (3.47)

yang masing-masing kontinu pada α < θ < α + 2π. Selanjutnya, ur, uθ, vr, dan vθ ada dan kontinu pada α < θ < α + 2π dan pada domain tersebut berlaku persamaan Cauchy-Riemann

ur = 1

rvθ dan uθ = −rvr

Jadi, f (z) analitik pada α < θ < α + 2π dan f0(z) = 1

re = 1 z Khususnya

dLogz dz = 1

z, − π < θ < π

Gambar 3.1

Selanjutnya, diperhatikan fungsi log z sebagaimana diberikan pada persamaan (3.46) untuk z ∈ {re : r > 0}. Bagian imaginer dari log z tersebut, yaitu

v(r, θ) = θ

tidak kontinu di θ = α, sebab limθ→αv(r, θ) 6= limθ→α+v(r, θ). Oleh karena itu, f0 tidak ada untuk setiap z ∈ {re : r > 0}. Jadi, fungsi log z sebagaimana diberikan pada persamaan (3.46) analitik kecuali untuk z ∈ {re : r > 0}.

(16)

Cabang suatu fungsi bernilai banyak f (z) adalah fungsi bernilai tunggal F (w) yang analitik pada suatu domain D dimana untuk setiap w ∈ D, F (w) merupakan salah satu nilai dari f (z). Fungsi F (w) disebut cabang utama dari f (z) jika F (w) cabang dari f (z) dan −π < argw < π. Jadi, untuk sebarang bilangan real α, fungsi log z,

log z = ln r + iθ, r > 0, α < θ < α + 2π,

masing-masing merupakan cabang dari fungsi log z, z 6= 0. Sedangkan Logz = ln r + iθ, − π < θ < π

adalah cabang utama dari log z.

Selanjutnya, akan diteliti sifat-sifat dasar dari fungsi logaritma. Diberikan sebarang z = x + iy, maka

ez = ex.eiy

Selanjutnya, dengan memperhatikan (3.43), diperoleh

log(ez) = ln ex+ i(y + 2nπ) = x + i(y + 2nπ) = z + (2nπ)i, n ∈ Z Khususnya,

Logez = z

Untuk sebarang z1, z2 ∈ C, dengan mudah dapat ditunjukkan bahwa

log(z1z2) = log z1+ log z2 (3.48) dan

log(z1

z2) = log z1− log z2 (3.49) Pembaca perlu berhati-hati dalam memahami makna persamaan (3.48) dan (3.49).

Sebagaimana maksud

arg(z1z2) = argz1+ argz2

maka persamaan (3.48) harus dibaca atau diartikan bahwa sebarang nilai log(z1z2) sama dengan suatu nilai log z1 ditambah suatu nilai log z2. Persamaan (3.49) dibaca secara sama.

(17)

Contoh 3.4.2 Diberikan z1 = z2 = −1, maka z1z2 = 1. Berturut-turut diperoleh log z1 = log z2 = (2n + 1)πi dan log z1z2 = 2nπi

Selanjutnya, untuk sebarang n ∈ Z, 2nπi dapat dituliskan sebagai

2nπi = (2k1+ 1)πi + (2k2+ 1)πi, (3.50) untuk suatu k1, k2 ∈ Z. Ruas kiri pada (3.50) berarti sebarang nilai log z1z2, sedangkan ruas kanan berarti suatu nilai log z1 ditambah suatu nilai log z2.

Latihan 1. Hitunglah

a. log(1 − i) b. log(−1 + i√ 3) c. Log(1 + i) d. log(3 + i√

3) 2. Tentukan semua z sehingga log z = 1 − πi.

3. Selidiki apakah log z2 = 2 log z. Jelaskan jawaban Saudara.

4. Jika D sebarang domain yang tak memuat 0, tunjukkan u(x, y) = ln(x2+y2) harmonik pada D. Selanjutnya, tentukan fungsi f (z) = u(x, y) + iv(x, y) yang analitik pada D.

5. Tentukan Re{log(z + 1)}.

3.5 Pangkat Kompleks

Di dalam kalkulus telah dikenal bentuk pangkat xc, untuk sebarang c > 0 dan c 6= 1. Selanjutnya, karena ln xc= c ln x, maka dapat dituliskan

xc= ec ln x (3.51)

Sejalan dengan persamaan (3.51), didefinisikan bentuk pangkat kompleks. Untuk sebarang z 6= 0 dan untuk sebarang c ∈ C, didefinisikan

zc= ec log z (3.52)

(18)

Contoh 3.5.1 Berdasarkan (3.52), berturut-turut diperoleh i2 = e2 log i = e(2n+1)πi = −1 (1 − i)i = ei log(1−i) = ei(ln

2+i(8n−1)π4) = e−(8n−L1)π4+i ln

2

Diberikan sebarang z = re. Untuk sebarang α ∈ R, log z = ln r + iθ, r > 0, α < θ < α + 2π

merupakan fungsi bernilai tunggal dan analitik pada domain yang diberikan, yaitu {z : r > 0, α < θ < α + 2π}. Selanjutnya, karena

zc= ec log z maka menggunakan aturan rantai diperoleh

dzc

dz = ec log z.c

z = czc−1

Diberikan sebarang bilangan kompleks tak nol c ∈ C. Sebagaimana (3.52),

cz = ez log c (3.53)

Contoh 3.5.2 Berdasarkan (3.53),

2z = ez log 2 = ez(ln 2+2nπi)

Karena f (z) = ez merupakan fungsi utuh, maka mudah dipahami bahwa g(z) = cz juga merupakan fungsi utuh dan

dcz

dz = czlog c

Latihan 1. Tunjukkan

a. i(2+i) = −e−(4n+1)π2, n ∈ Z b. (1−i)−i = e(8n−1)π4−i ln 2, n ∈ Z

(19)

2. Hitunglah

a. (1 + i)i b. (1 − i)(1−i) 3. Tentukan cabang utama dari zi.

4. Tunjukkan (−1 + i√

3)12 = ±2√

2 dengan 2 cara.

5. Jika z 6= 0 dan a ∈ R, tunjukkan bahwa untuk nilai utamanya berlaku

|za| = |a|a.

3.6 Invers Fungsi Trigonometri dan Invers Fungsi Hiper- bolik

Invers dari sin z ditulis dengan sin−1z. Secara sama, cos−1z, tan−1z, cot−1z, sec−1z, dan csc−1z berturut-turut menyatakan invers dari cos z, tan z, cot z, sec z, dan csc z.

Misalkan sin−1z = w, maka

z = sin w = eiw− e−iw

2i (3.54)

atau ekuivalen dengan

(eiw)2− 2izeiw − 1 = 0 (3.55) Apabila (3.55) diselesaian untuk eiw, maka diperoleh

eiw = iz + (1 − z2)12 atau

w = −i log{iz + (1 − z2)12} (3.56) Jadi berdasarkan (3.56),

sin−1z = −i log{iz + (1 − z2)12} (3.57)

(20)

Contoh 3.6.1 Tentukan akar-akar dari sin z = 2i.

Penyelesaian: Berdasarkan persamaan (3.57,

z = −i log{i2i + (1 + 4)12}

= −i log{−2 ±√ 5}

Karena

log{−2 −√

5} = ln{2 +√

5} + i(2n + 1)π dan

log{−2 +√

5} = ln{−2 +√

5} + i2nπ = − ln{2 +√

5} + i2nπ maka

z = −i{(−1)n+1ln{2 +√

5} + inπ}, n ∈ Z. 2

Selanjutnya, dengan cara yang sama mudah ditunjukkan bahwa cos−1z = −i log{z + i(1 − z2)12}

dan

tan−1z = i

2logi + z i − z

Turunan fungsi-fungsi sin−1z, cos−1z, dan tan−1z diperoleh dengan meng- ingat turunan fungsi logaritma dan aturan rantai.

d sin−1z

dz = 1

(1 − z2)12 d cos−1z

dz = −1

(1 − z2)12 d tan−1z

dz = 1

1 + z2

(21)

Invers fungsi-fungsi hiperbolik dapat diperoleh sebagaimana invers fungsi- fungsi trigonometri.

sinh−1z = log{z + (z2+ 1)12} cosh−1z = log{z + (z2− 1)12}

tanh−1z = 1

2log 1 + z 1 − z

(22)

Latihan

1. Selesaikan persamaan-persamaan berikut.

a. cos z = i b. sinh z = 2 c. tan z = 1 d. sin z = −2 cos z

2. Turunkan rumus-rumus untuk cos−1z, tan−1z, sinh−1z, cosh−1z, dan tanh−1z 3. Selesaikan cos(z + 1) = 2 dengan 2 cara.

Referensi

Dokumen terkait

Bentuk topografi antara tempat satu dengan yang lainnya tentu saja ada perbedaan. Hal tersebut tergantung dari daya tahan tanaman yang akan dibudidayakan terhadap

Oleh sebab itu peneliti ingin meneliti bagaimana pengelolaan sediaan farmasi untuk obat di klinik kesehatan kulit dan kelamin mengapa bisa terjadi adanya

Sonuç olarak bu çalışma, Soğuk Savaş sonrasında değişen güç dengelerinin yeniden oluşumu sırasında Psikolojik Savaşın uluslararası sistemde hegoman güç

Kelebihan penggunaan teknik kutur jaringan tanaman diantaranya: kualitas bibit yang dihasilkan lebih baik; efisiensi dalam jumlah bibit yang dihasilkan terhadap waktu;

Bahan yang digunakan untuk karet perapat sebagian besar langsung berhubungan dengan gas LPG sehingga harus memiliki ketahanan terhadap gas LPG agar kualitas

Susut pengeringan adalah banyaknya bagian zat yang mudah menguap termasuk air, ditetapkan dengan cara pengeringan, kecuali dinyatakan lain, dilakukan pada suhu 105° hingga

Inge Hutagalung, M.Si PASCASARJA NA Magister Ilmu Komunikasi Pengaruh Kecerdasan Emosional, Komunikasi Interpersonal, Komitmen Organisasi Terhadap Manajemen Stres Kerja