1. Penyusunan Program Pengawasan.
2. Pengawasan Kebijakan dan Program
3. Pengawasan pengelolaan kepegawaian, keuangan dan barang milik negara
4. Pemantauan dan pengkoordinasian tindak lanjut hasil pemriksaan internal dan eksternal
5. Pendampingan dan reviu laporan keuangan
6. Pemberian saran dan rekomendasi
7. Penyusunan laporan hasil pengawasan
8. Pelaksanaan evaluasi hasil pengawasan
Fungsi SPI PTN
(Permendikbud No. 47 Tahun 2011)
SPI mempunyai wewenang PENUH, BEBAS, dan TIDAK TERBATAS untuk melakukan akses terhadap semua bentuk dokumen, personalia dari aparat atau penyelenggara perguruan tinggi maupun objek penyelenggaraan perguruan tinggi , dan fasilitas fisik milik perguruan tinggi guna mendapatkan data dan informasi yang diperlukan dan berkaitan dengan pelaksanaan tugas auditnya.
WEWENANG SATUAN PENGAWASAN INTERN
TANGGUNG JAWAB SATUAN PENGAWASAN INTERN
• Melakukan review dan evaluasi terhadap sistem pengendalian intern pada semua unit kegiatan di lingkungan perguruan tinggi
• Menentukan strategi, ruang lingkup, metode, dan frekuensi audit intern secara independen;
• Memperoleh informasi antara lain namun tidak terbatas pada laporan keuangan, laporan kegiatan operasional, sistem mutu, rencana strategi bisnis dari semua unit dilingkungan perguruan tinggi
• Memperoleh penjelasan dari semua level manajemen berkenaan dengan pelaksanaan tugas Pengawasan Intern ;
• Memperoleh ijin untuk mengakses seluruh informasi dan atau melakukan peninjauan fisik atas seluruh aset milik perguruan tinggi ;
• Menyampaikan laporan hasil audit, termasuk hambatan dan tindak lanjut yang telah, sedang, dan atau belum dilakukan manajemen kepada
pimpinan tertinggi perguruan tinggi
PENGENDALIAN INTERN
PP NOMOR 60 TAHUN 2008
Menristekdikti wajib melakukan pengendalian atas penyelenggaraan kegiatan pemerintahan dengan berpedoman pada SPIP
SPIP memberikan keyakinan yang memadai bagi:
1. Tercapainya efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan penyelenggaraan pemerintahan negara,
2. Keandalan laporan keuangan, 3. Pengamanan aset negara, dan 4. Ketaatan terhadap peraturan
perundang-undangan
Dilakukan Pengawasan Intern Oleh Aparat Pengawasan Intern
Pemerintah (APIP)
Definisi Pengawasan Intern
Seluruh proses kegiatan audit, reviu, evaluasi, pemantauan dan kegiatan pengawasan lainnya terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien untuk kepentingan pimpinan dalam mewujudkan tata kepemerintahan yang baik.
• 10Taman Sains(Rp. 115 M)
• 7Pilot Inkubator di Perguruan Tinggi(Rp. 35 M)
• 651Karyasiswa S2/S3 DN dan LN (Rp. 23,41 M (APBN) & Rp.
89,7 M (PHLN)
• 235 Paket Insinas(Rp. 92 M)
• 15Paket Litbang Iptek Bidang Kesehatan dan Obat(Rp. 17 M)
• 105 Tenant Pengembangan PPBT (Rp. 110 M)
• 1 Paket Sarpras untuk Pusat Genomik (Rp. 50 M)
• 1Kawasan NSTP
Pengembangan dan Pengelolaan Puspitek (Rp. 90 M)
• 45Produk Inovasi(Rp. 75 M)
•Beasiswa Bidikmisi, PPA, ADik460.180mhs (Rp. 4,24 T )
•Beasiswa SM3T dan PPGT 7.000mhs (Rp. 293,57 M)
•BOPTN107PTN dan BPPTN-BH untuk 11PTN-BH (Rp. 4,65 T )
•Beasiswa 10.843 dosen/tendik (Rp. 836,58 M)
•Beasiswa KNB560Mhs(Rp. 28 M )
•Akademi Komunitas dan Pengembangan PT,125 PT(Rp. 250 M )
•Revitalisasi Pendidikan Vokasi untuk12Program Studi(Rp. 212 M)
•PHP PTS100 PTS(Rp. 59 M)
•PNBP/BLU 107 PTN(Rp. 9,01 T )
•Gaji dan Tunjangan Dosen/Guru
Besar/Pegawai, untuk139Satker(Rp. 13,90 T)
•Operasional Pemeliharaan 139Satker(Rp.
1,67 T)
•PHLN/RMP 9 Project(Rp. 1,76 T)
Profil Alokasi Anggaran 2017 Kemenristekdikti
(Sesuai lampiran Surat Menteri Keuangan Nomor S-881/MK.02/2016 tanggal 17 Oktober 2016)
Rp
38,73
TriliunPENDIDIKAN (Dikti) Rp
1,00
TriliunLAYANAN UMUM (Ristek)
Rp
39,73
Triliun
PAGU ANGGARAN
Risk Management;
Control;
Governance Process SCOPE
TUGAS
PERGESERAN PERAN AUDITOR INTERNAL
PARADIGMA BARU PENGAWASAN PERGESERAN FUNGSI PENGAWASAN INTERNAL
Lingkup Paradigma Lama Paradigma Baru
Fungsi Watchdog Mengungkap
temuan Menggangu obyek Reaktif
Konsultan & Katalisator Memecahkan Masalah Membantu Klien
Proaktif
Sifat/Rekomendasi Post Audit Korektif Post & Prea Audit
Korektif, Preventif, Prediktif Pendekatan Subyek - Obyek
Win-Lose Subyek-Subyek (Patnership) Win-win
Organisasi Memenuhi Ketentuan Alat/Tools Manajemen Pusat Unggulan
Indikator Kinerja Jumlah Temuan Jumlah Bantuan/Manfaat
Pencapaian Good Govermance
KEBIJAKAN TEKNIS INSPEKTORAT JENDERAL KEMERISTEKDIKTI
1. Mengoptimalkan Kapasitas Inspektorat Jenderal:
a. Mengoptimalkan peran dan layanan Inspektorat Jenderal audit kinerja, pemberian peringatan dini, dan konsultasi.
b. Mengoptimalkan manajemen sumber daya manusia Inspektorat Jenderal dengan kuantitas dan kualitas yang memadai.
c. Menerapkan praktik-praktik pemeriksaan intern yang profesional.
d. Meningkatkan akuntabilitas dan manajemen kinerja Inspektorat Jenderal secara baik.
e. Membangun hubungan dan budaya organisasi yang baik dengan pihak-pihak lain yang terkait.
f. Menerapkan struktur tata kelola yang baik.
2. Mengoptimalkan Kapasitas dan Peran Satuan Pengawas Intern (SPI) PTN:
a. Meningkatkan peran dan fungsi SPI sebagai pengawal PTN b. Mengupayakan penegasan struktur organisasi SPI PTN
c. Meningkatkan kapabilitas SDM SPI PTN
PENGUATAN PENGAWASAN
GRATIFIKASI
• Kebijakan penanganan gratifikasi
• Dilakukan public campaign
• Penanganan
gratifikasi telah diimplementasikan
• Dilakukan evaluasi atas kebijakan penanganan
gratifikasi
• Hasil evaluasi atas penanganan
gratifikasi telah ditindaklanjuti
PENERAPAN SPIP
• Peraturan pimpinan K/L tentang SPIP
• Dibangun dilingkungan pengendalian
• Dilakukan penilaian risiko atas organisasi
• Dilakukan kegiatan pengendalian untuk meminimalisir risiko
yang telah
diidentifikasi
• SPI telah
diinformasikan dan dikomunikasikan kepada seluruh pihak terkait
• Dilakukan pemantuan
pengendalian intern
PENGADUAN MASYARAKAT
• Disusun kebijakan pengaduan
masyarakat
• Penanganan pengaduan
masyarakat telah diimplementasikan
• Hasil pengaduan masyarakat telah ditindaklanjuti
• Telah dilakukan evaluasi atas penanganan
pengaduan masayarakat
• Hasil evaluasi atas penanganan
pengaduan
masyarakat telah ditindaklanjuti
WHISTLE-BLOWING SYSTEM
• Telah terdapat Whistle Blowing System
• Whistle Blowing
System telah
disosialisasikan
• Whistle Blowing
System telah
diimplementasikan
• Telah dilakukan evaluasi atas penanganan Whistle Blowing System
• Hasil evaluasi atas penanganan Whistle Blowing System telah ditindaklajuti
PENGUATAN PENGAWASAN
PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN
• Terdapat Penanganan Benturan Kepentingan
• Penanganan Benturan Kepentingan telah disosialisasikan
• Penanganan benturan Kepentingan telah diimplementasikan
• Dilakukan evaluasi atas penanganan benturan kepentingan
• Hasil evaluasi atas penanganan benturan kepentingan telah ditindaklanjuti
PEMBANGUNAN ZONA ITEGRITAS
• Ditetapkan unit yang akan dikembangkan
menjadi zona
integritas
• Dilakukan
pembangunan zona integritas?
• Dilakukan evaluasi atas zona integritas
yang telah
ditentukan?
• Terdapat unit kerja yang ditetapkan sebagai “menuju WBK/WBBM”?
APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH
(APIP)
• APIP didukung dengan komitmen pimpinan
• APIP didukung dengan SDM yang memadai secara kualitas dan kuantitas
• APIP didukung dengan anggaran yang memadai
• APIP berfokus pada client dan audit berbasis resiko
WDP 2015
Keterangan :
TMP : Tidak Memberikan Pendapat WDP : Wajar Dengan Pengecualian WTP : Wajar Tanpa Pengecualian
Kegiatan :
1. Pelaksanaan Reformasi Birokrasi
2. Peningkatan kapasitas SDM Keu & BMN, Auditor dan SPI 3. Peningkatan/penguatan SPIP
4. Peningkatan e-Administrasi (termasuk e-Keuangan) 5. Peningkatan penerapan e-Procurement
6. Percepatan penyelesaian tindaklanjut pemeriksaan BPK-RI, dll
WDP 2016 2017
WTP
Opini Laporan Keuangan
1. Monev TL-HP BPK RI, BPKP, & Itjen;
2. Penguatan Sistem Pengendalian Internal (SPIP dan SPI) ;
3. Pengawasan Dini (early warning system) / Kegiatan dan Anggaran;
4. Meningkatkan Pengawasan dan Reviu terhadap Satker BLU;
5. Meningkatkan Pengawasan atas pelaksanaan dan pertanggungjawaban penggunaan anggaran dengan pendekatan audit berbasis risiko;
6. Mengoptimalkan pelaksanaan pengawasan dan pembinaan terhadap satker, khususnya pengelolaan kas, pencatatan, pelaporan piutang dan penatausahaan aset tetap, melalui pendampingan penyusunan manajemen berbasis risiko;
7. Pendampingan Penyusunan LK Seluruh Satker;
8. Reviu atas LK, LAKIP/SAKIP Unit Utama dan Kementerian;
9. Meminimalisasi potensi kerugian negara yang mungkin terjadi atas :
• PBJ dan Barang Persediaan;
• Pengelolaan dan penertiban BMN;
• Pengelolaan PNBP;
• Pengelolaan rekening;
• Pengelolaan dana Hibah dan Kerjasama.