• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEGMENTASI UNSUR HARA MAKRO PRIMER PADA TUMBUHAN KEDELAI BERDASARKAN POLA DAUN DENGAN METODE K-MEANS.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SEGMENTASI UNSUR HARA MAKRO PRIMER PADA TUMBUHAN KEDELAI BERDASARKAN POLA DAUN DENGAN METODE K-MEANS."

Copied!
110
0
0

Teks penuh

(1)

DENGAN METODE K-MEANS.

TUGAS AKHIR

Oleh :

PANDU EKA WAHYUDHA

0834010057

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

J AWA TIMUR

(2)

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan

Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Program Studi Teknik Informatika

Oleh :

PANDU EKA WAHYUDHA

08340010057

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

J AWA TIMUR

(3)

TUMBUHAN K EDELAI BERDASARK AN POLA DAUN

DENGAN METODE K-MEANS.

Disusun oleh :

PANDU EKA WAHYUDHA

08340010057

Telah disetujui mengikuti Ujian Negara Lisan

Periode VI Tahun Akademik 2011/2012

Pembimbing I

I Gede Susrama Mas Diyasa, ST. MT. NPT. 3 7006 06 0210 1

Pembimbing II

Sugiar to, S.Kom NPT. 3 8702 11 0343 1

Mengetahui,

Ketua Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri

Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur

(4)

TUMBUHAN K EDELAI BERDASARK AN POLA DAUN

DENGAN METODE K-MEANS.

Disusun Oleh :

PANDU EKA WAHYUDHA

08340010057

Telah dipertahankan dan diterima oleh Tim Penguji Tugas Akhir Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri

Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur Pada Tanggal 1 Juni 2012

Pembimbing : 1.

I Gede Susrama Mas Diyasa, ST., MT. NPT. 3 7006 06 0210 1

Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur

(5)

TUMBUHAN K EDELAI BERDASARK AN POLA DAUN

DENGAN METODE K-MEANS.

Disusun Oleh :

PANDU EKA WAHYUDHA

08340010057

Telah dipertahankan dan diterima oleh Tim Penguji Tugas Akhir Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri

Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur Pada Tanggal 15 Juni 2012

Pembimbing : 1.

I Gede Susrama Mas Diyasa, ST., MT. NPT. 3 7006 06 0210 1

Tim Penguji : 1.

Dr. Ir. Ni Ketut Sari, M.T NIP. 19650731 199203 2001

2.

Dian Puspita Hapsari, S.Kom, M.Kom NPT. 3 7805 08 01671

Mengetahui,

Dekan Fakultas Teknologi Industri

Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur

(6)

KETERANGAN REVISI

Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa mahasiswa berikut :

Nama : PANDU EKA WAHYUDHA

NPM : 083401057

Jurusan : Teknik Informatika

Telah mengerjakan revisi / tidak ada revisi*) pra rencana (design) / Tugas Akhir

ujian lisan gelombang VI , TA 2011/2012 dengan judul:

“SEGMENTASI UNSUR HARA MAKRO PRIMER PADA TUMBUHAN KEDELAI BERDASARKAN POLA DAUN DENGAN METODE K-MEANS”

Surabaya, 1 Juni 2011 Dosen Penguji yang memeriksa revisi

1) Barry Nuqoba, S.si, M.Kom

NIP.

{ }

2) M.Syahrul Munir S.Kom

(7)

Jl. Rungkut Madya Gunung Anyar Surabaya 60294 Tlp. (031) 8706369, 8783189

Fax (031) 8706372 Website: www.upnjatim.ac.id

KETERANGAN REVISI

Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa mahasiswa berikut :

Nama : PANDU EKA WAHYUDHA

NPM : 0834010057

Jurusan : Teknik Informatika

Telah mengerjakan revisi / tidak ada revisi*) pra rencana (design) / Tugas Akhir

ujian lisan gelombang VI , TA 2011/2012 dengan judul:

“SEGMENTASI UNSUR HARA MAKRO PRIMER PADA TUMBUHAN KEDELAI BERDASARKAN POLA DAUN DENGAN METODE K-MEANS”

Surabaya, juni 2012

Dosen Penguji yang memeriksa revisi

1) Dr. Ir. Ni Ketut Sari, M.T

Dian Puspita Hapsari, S.Kom, M.Kom

(8)

PENYUSUN : PANDU EKA WAHYUDHA

ABSTRAK

Teknik clustering digunakan untuk mencari kelompok yang cocok untuk sampel-sampel dari satu set data. Tidak ada pengetahuan apriori tentang data ini. Oleh karena itu, beberapa set sampel tidak dapat dianggap sebagai training set, dan teknik klasifikasi tidak dapat digunakan dalam kasus ini. Algoritma k-means adalah salah satu yang paling populer algoritma untuk clustering. Ini adalah salah satu algoritma yang sering digunakan untuk data mining, sebagaimana telah ditempatkan di antara 10 algoritma teratas untuk data mining.

Dalam tugas akhir ini penulis melakukan segmentasi unsur hara berdasarkan pola daun dengan menggunakan metode K-means yang dapat mengetahui ciri – ciri kandungan unsur hara yang terdapat pada daun kedelai dengan melihat perubahan warna pada daun dengan hasil segmentasi citra yang kemudian diclusterisasi untuk mengetahui ciri – ciri kekurangan unsur nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K) pada daun tersebut.

Sehingga diharapkan aplikasi ini dapat memberikan kemudahan bagi peneliti untuk mengetahui dan mengenali ciri – ciri kekurangan unsur hara makro pada pertumbuhan tanaman kedelai supaya lebih cepat mengatasi gejala tersebut dan petani dapat meningkatkan hasil produksinya.

(9)

Syukur Alhamdulillaahi rabbil ‘alamin terucap ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan Kekuatan-Nya sehingga dengan segala keterbatasan waktu,

tenaga, pikiran dan keberuntungan yang dimiliki penyusun, akhirnya penyusun

dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “SEGMENTASI UNSUR HARA

MAKRO PRIMER PADA TUMBUHAN KEDELAI BERDASARKAN

POLA DAUN DENGAN METODE K-MEANS” tepat waktu.

Skripsi dengan beban 4 SKS ini disusun guna diajukan sebagai salah satu

syarat untuk menyelesaikan program Strata Satu (S1) pada jurusan Teknik

Informatika, Fakultas Teknologi Industri, UPN ”VETERAN” Jawa Timur.

Melalui Skripsi ini penyusun merasa mendapatkan kesempatan emas untuk

memperdalam ilmu pengetahuan yang diperoleh selama di bangku perkuliahan.

Namun, penyusun menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca

untuk pengembangan aplikasi lebih lanjut.

Surabaya, 1 Juni 2012

(10)

Ucapan terima kasih ini saya persembahkan sebagai perwujudan rasa syukur atas

terselesaikannya Laporan Tugas Akhir. Ucapan terima kasih ini saya tujukan

kepada :

1. Allah SWT., karena berkat Rahmat dan berkahNya kami dapat menyusun dan

menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini hingga selesai.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Sutiyono, MT selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri UPN

“Veteran” Jawa Timur.

4. Ibu Dr. Ir. Ni Ketut Sari, MT. selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika UPN

“Veteran” Jawa Timur yang telah dengan sabar membimbing dengan segala

kerendahan hati dan selalu memberikan kemudahan dan kesempatan bagi saya

untuk berkreasi.

5. Bapak Firza Prima Aditiawan, S.Kom., Selaku PIA Tugas Akhir Teknik

Informatika UPN “Veteran” Jawa Timur.

6. I Gede Susrama Mas Diyasa, ST. MT. selaku dosen pembimbing utama pada

Proyek Tugas Akhir ini di UPN “Veteran” Jawa Timur yang telah banyak

memberikan petunjuk, masukan, bimbingan, dorongan serta kritik yang

bermanfaat sejak awal hingga terselesainya Tugas Akhir ini.

7. Bapak Sugiarto, S.Kom selaku dosen pembimbing Pendamping sekaligus

orang yang telah memberikan banyak ide, petunjuk, masukan, bimbingan,

dorongan serta bantuan yang sangat berarti dan bermanfaat bagi tugas akhir

(11)

8. Keluarga tercinta, terutama Bapak,Ibuku dan Mboob tersayang, Cece Chessy,

Koko Adit, Mamah, Papah, dan Arka, terima kasih atas semua doa, dukungan

serta harapan-harapanya pada saat penulis menyelesaikan Tugas Akhir dan

laporan ini. Yang penulis minta hanya doa restunya, sehingga penulis bisa

membuat sesuatu yang lebih baik dari laporan ini.

9. Terimakasih untuk teman seperjuangan sekaligus partner yang baik,Achmad

Afan, Isra Ananda Dwitama, Prima Surya Nindra, Eva Yulia, Andre Istifar,

yang telah berjuang bersama sampai akhir. Serta teman-temanku Ma’nyoo

yang telah memberi semangat dan dukungan dalam setiap langkah yang saya

ambil.

10.Terimakasih untuk Ongki Herdiani yang selalu memberikan doa dan

dukungan, serta menemani dalam perjuangan menyelesaikan dan

mempertahankan Tugas Akhir ini. Dan untuk semangat yang dihadirkan

dalam setiap rintangan yang datang dan pergi.

11.Papa Aceng dan Mama Aceng yang selalu memberi dukungan serta bantuan

dalam pembuatan tugas akhir ini sampai akhir.

12.Kawan-kawan yang telah membantu dalam penyelesaian Laporan Tugas

Akhir ini. Yang telah memberikan dorongan dan doa, yang tak bisa penulis

sebutkan satu persatu. Terima Kasih yang tak terhingga untuk kalian semua.

(12)

Halaman

1.6.3. Perancangan dan Pembuatan Aplikasi ... 4

1.6.4. Uji Coba ... 4

1.6.5. Penulisan Buku Tugas Akhir... 4

1.7.Sistematika Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Unsur Hara Dalam Tanah ... 7

2.1.1 Unsur Hara Makro ... 8

(13)

2.2.Unsur Hara dan Fungsinya pada Tanaman Kedelai ... 16

2.4.7 Fungsi Matematika Lainnya ... 32

2.4.8 M File ... 33

2.5Pendeteksi Bentuk dan Tekstur Fitur ... 39

2.5.1 Persiapan Pemrosesan Gambar ... 39

2.5.2 Ekstraksi Fitur... 39

2.6.Digital Image Processing ... 40

2.6.1 Pembacaan Image ... 41

2.7.Image Segmentation ... 42

2.7.1Segmentasi Citra Berdasarkan Pemberian Nama Komponen ... 42

2.7.2Segmentasi Citra Berdasarkan Pendekatan Wilayah dan Klastering 43 2.8. Teknik Pemetaan Warna ... 43

2.8.1Klasterisasi ... 43

2.8.2Jarak Euclidean ( Euclidean Distance ) ... 46

2.9.Deteksi Tepi ( Edge Detection ) ... 47

2.9.1Prinsip-Prinsip Deteksi Tepi... 47

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM ... 50

3.1 Analisa Data ... 50

3.1.1Teknik Pemetaan Warna ... 50

3.1.2Pembangkitan Variabel k ( klaster ) Secara Acak ... 52

3.1.3Pemeriksaan Kondisi k ... 53

3.2 Analisa Sistem ... 53

3.2.1Diagram Alir Program ( Flowchart ) ... 53

(14)

3.2.3 Activity Diagram ... 63

3.2.4 Sequence Diagram ... 67

3.3 Fungsi Pada Matlab ... 68

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 73

4.1 Kebutuhan Sistem ... 73

4.1.1 Kebutuhan Pendukung ... 73

4.2 Implementasi Sistem ... 81

4.2.1 User Interface ... 81

BAB V UJI COBA SISTEM ... 87

5.1. Pengujian Ekstraksi Fitur ... 87

BAB VI PENUTUP ... 94

6.1. Kesimpulan ... 94

6.2. Saran ... 95

(15)

1.1. Latar Belakang

Kedelai (Glycine max L. Merrill) telah ditanam di Indonesia sejak awal

abad ke 18 dan kemungkinan diperkenalkan oleh imigran dari dataran Cina. Areal

produksi kedelai yang sebelumnya terbatas di Jawa dan Bali sejak tahun 1950

menyebar ke pulau-pulau lain termasuk Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan

kepulauan Indonesia timur. Sampai 1974 permintaan kedelai dapat dipenuhi oleh

produksi dalam negeri. Akan tetapi, sejak tahun 1975 konsumsi produk-produk

kedelai mulai meningkat secara nyata. Meningkatnya jumlah penduduk

menyebabkan semakin bertambahan kebutuhan akan sumber protein murah dalam

menu sehari-hari (Adisarwanto, 2007).

Pada Pertumbuhannya tanaman kedelai umumnya tumbuh tegak,

berbentuk semak dan merupakan tanaman semusim. Morfologi tanaman kedelai

menurut Adisarwanto (2008) didukung oleh komponen utamanya yaitu akar,

daun, batang, bunga, dan biji sehingga pertumbuhannya dapat maksimal.

Disamping kondisi fisik atau jenis tanah yang berpengaruh terhadap pertumbuhan

kacang kedelai, faktor lain yang sangat penting untuk diperhatikan adalah

kesuburan tanah. Tingkat kesuburan tanah dipengaruhi oleh kandungan atau

kecukupan unsur hara dalam tanah (Hardjowigeno, 1995). Seperti halnya tanaman

lain, menurut Adisarwanto (2007) kacang kedelai pun memerlukan unsur hara

makro dan mikro. Unsur hara makro antara lain karbon (C), hidrogen (H), oksigen

(16)

sulfur (S). sementara unsur hara mikro anatara lain besi (Fe), mangan (Mn),

tembaga (Cu), seng (Zn), molybdenum (Mo), boron (B), dan klor (Cl). Manfaat

pupuk yang paling banyak dirasakan adalah menyediakan unsur hara yang

diperlukan bagi tanaman. Selain menyediakan unsur hara, pemupukan juga

membantu mencegah kehilangan unsur hara yang cepat hilang seperti N, P, dan K

yang mudah hilang oleh penguapan atau oleh air perkolasi. Pemberian pupuk juga

membantu penyerapan unsur hara. Hal ini sangat penting, karena unsur hara

berperan dalam pertumbuhan tanaman. Tiga unsur hara yang diperlukan dalam

jumlah besar adalah nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K).

Oleh karena itu, penulis berinisiatif untuk melakukan penelitian

klasifikasi kekurangan unsur hara primer berdasarkan tekstur daun. Dengan sistem

yang dikembangkan ini, diharapkan dapat membantu masyarakat atau petani

dalam mengenali jenis kekurangan unsur hara primer pada pertumbuhan tanaman

kedelai, sehingga akan lebih cepat untuk mengatasi gejala tersebut dan akan

meningkatkan produksinya.

1.2. Rumusan Masalah

Beberapa masalah yang dihadapi dalam membantu para petani kedelai ini

adalah sebagai berikut.

a. Bagaimana cara melakukan segmentasi terhadap daun kedelai

berdasarkan warna daunnya, untuk mendeteksi unsur hara makro

(17)

b. Bagaimana menciptakan sebuah sistem yang dapat mendeteksi

kekurangan unsur hara pada tanah yang ditanami tanaman kedelai

berdasarkan warna daunnya.

1.3. Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dalam pembuatan sistem pendeteksi kekurangan

unsur hara ini adalah sebagai berikut.

a. Tanaman yang diteliti adalah tanaman kedelai saja.

b. Tanaman kedelai di asumsikan sebagai 1 varietas.

c. Unsur hara yang diteliti hanya unsur hara makro primer yaitu

Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K).

1.4. Tujuan

Tujuan dari pembuatan sistem ini adalah untuk membantu para petani

yang masih awam dalam mendeteksi tanda-tanda kekurangan unsur hara,

khususnya pada tanaman kedelai.

1.5. Manfaat

Memberikan para petani, khusunya petani kedelai sebuah sistem yang

memberikan info tingkat unsur hara yang ada di lahan mereka agar dapat

menghasilkan panen kedelai yang baik dan berkualitas.

1.6. Metodologi Penulisan

(18)

1.6.1 Studi Liter atur

Dilakukan dengan cara mencari segala macam informasi secara

kepustakaan yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi.

1.6.2 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara identifikasi dan klarifikasi

melalui studi literatur. Dari pengumpulan data tersebut dapat dilakukan analisa

data.

1.6.3 Per ancangan dan Pembuatan Aplikasi

Tahap pertama adalah melakukan analisa awal tentang sistem yang akan

dibuat yaitu suatu pemecahan masalah yang dilakukan melalui sistem

terkomputerisasi dengan cara pembuatan aplikasi.

1.6.4 Uji Coba

Tahap akhir dari pembuatan aplikasi ini adalah uji coba, dimana aplikasi

akan melewati tahap pengujian apakah mampu berjalan dengan baik sesuai tujuan

ataukah masih perlu adanya perbaikan sehingga dapat digunakan oleh pengguna

secara efektif.

1.6.5 Penulisan Buku Tugas Ak hir

Tahap akhir dari pembuatan tugas akhir ini adalah penulisan buku,

dimana semua tahap yang harus dilakukan untuk pembuatan aplikasi tersebut

(19)

1.7. Sistematika Penulisan

Secara garis besar, materi laporan Tugas Akhir ini terbagi dalam

beberapa bab agar lebih mudah untuk dipahami. Sistematika susunan laporan

Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :

a. BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisikan pendahuluan dari tugas akhir yang menjelaskan latar

belakang, tujuan, batasan masalah, metodologi penelitian dan sistematika

penulisan laporan.

b. BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini menjelaskan tentang teori-teori pemecahan masalah yang

berhubungan dan digunakan untuk mendukung dalam pembuatan tugas akhir ini.

c. BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

Bab ini menjelaskan tentang bagaimana teori-teori penunjang dan metode

yang sudah dijelaskan pada Bab II, dirancang agar dapat diimplementasikan ke

dalam aplikasi yang sesuai dengan harapan

d. BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM

Pada bab ini menjelaskan implementasi dari program yang telah dibuat

meliputi lingkungan implementasi , implementasi proses dan implementasi

antarmuka.

e. BAB V UJI COBA

Bab ini menjelaskan tentang pengujian yang dilakukan terhadap aplikasi

(20)

f. BAB VI PENUTUP

Bab ini merupakan penutup yang berisi kesimpulan yang diambil dari

Tugas Akhir ini serta saran untuk pengembangan lebih lanjut.

g. DAFTAR PUSTAKA

Pada bagian ini akan dipaparkan tentang sumber-sumber literatur yang

(21)

2.1. Unsur Hara Dalam Tanah

Unsur hara merupakan komponen penting dalam pertumbuhan tanaman,

unsur hara banyak tersedia dialam, sehingga tumbuhan bisa memanfaatkannya

untuk kebutuhan metabolismenya. Tetapi ketersediaan unsur hara di beberapa

tempat tidak sama, ada yang berkecukupan sehingga pertumbuhan tanaman

menjadi baik namun ada juga yang kekurangan, sehingga pertumbuhannya

menjadi terhambat. Khusus untuk tanaman budidaya kebutuhan unsur haranya

sangat tinggi, hal ini dikarenakan pada lahan atau tempat yang sama ditanami

tanaman tertentu yang membutuhkan jumlah unsur yang sama setiap waktunya.

Sedangkan persediaan dialam terus berkurang akibat diserap oleh tanaman

budidaya yang ditanam dilahan tersebut musimnya (intensif), sehingga untuk

dapat memenuhi kebutuhan tanaman akan unsur hara harus dilakukan

penambahan unsur hara dalam bentuk pupuk dalam jumlah yang cukup.

Beberapa unsur hara yang dibutuhkan tanaman adalah Karbon (C),

Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca),

Magnesium (Mg), Belerang (S), Besi (Fe), Mangan (Mn), Boron (B), Mo,

Tembaga (Cu), Seng (Zn) dan Klor (Cl). Unsur hara tersebut tergolong unsur hara

(22)

Berdasarkan jumlah kebutuhannya bagi tanaman, dikelompokkan

menjadi dua, yaitu:

2.1.1 Unsur Hara Makro

Unsur hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah besar. Unsur hara

makro meliputi unsur hara makro primer dan makro sekunder. Unsur hara makro

primer terdiri dari N, P, K, sedangkan makro sekunder terdiri dari Ca, Mg, S.

Banyak para hobiis dan pencinta tanaman hias, bertanya tentang komposisi

kandungan pupuk dan prosentase kandungan N, P dan K yang tepat untuk

tanaman yang bibit, remaja atau dewasa/indukan.

a. Nitrogen ( N )

Nitrogen merupakan salah Satu unsur hara yang sangat penting dan

diperlukan dalam jumlah besar . tanaman menyarap unsur ini dalam bentuk ion

nitrat (NO3-) dan ion ammonium (NH4+).

Unsur ini secara langsung berperan dalam pembentukan protein, memacu

pertumbuhan tanaman secara umum terutama pada fase vegetatif, berperan dalam

pembentukan klorifil, asam amino, lemak enzim dan persenyawaan lain.

Gejala kekurangan unsur N pertumbuhan tanaman lambat dan kerdil,

mula-mula daun menguning dan mengering lalu daun akan rontok dimana daun

yang menguning diawali dari daun bagian bawah, lalu disusul daun bagian atas.

Didalam tubuh tanaman nitrogen bersifat dinamis sehingga jika terjadi

kekurangan nitrogen pada bagian pucuk nitrogen yang tersimpan pada daun tua

akan dipindahkan ke organ yang lebih muda, dengan demikian pada daun-daun

(23)

b. Fosfor ( P )

Fosfor merupakan unsur makro yang menyusun komponen setiap sel

hidup, fosfor dalam tumbuhan sangat membantu pembentukan protein dan

mineral yang sangat penting bagi tanaman, merangsang pembentukan bunga,

buah, dan biji. Bahkan mampu mempercepat pemasakan buah dan membuat biji

lebih berbobot. Bertugas mengedarkan energi keseluruh bagian tanaman ,

merangsang pertumbuhan dan perkembangan akar.

Gejala kekurangan fosfor pada tanaman mengakibatkan pertumbuhan

terhambat atau kerdil dan daun menjadi hijau tua, tanaman tidak menghasilkan

bunga dan buah, jika sudah terlanjur berbuah ukuranya kecil, jelek dan cepat

matang.

c. Kalium ( K )

Kalium merupakan unsur makro seperti nitrogen dan fosfor, kalium

berperan penting dalam fotosintesis, karena secara langsung meningkatkan

pertumbuhan dan luas daun. Disamping itu kalium dapat meningkatkan

pengambilan karbondioksida, memindahkan gula pada pembentukan pati dan

protein, membantu proses membuka dan menutup stomata, kapasitas menyimpan

air, memperluas pertumbuhan akar, meningkatkan ketahanan tanaman terhadap

serangan hama dan penyakit, memperkuat tubuh tanaman supaya daun bunga dan

buah tidak gampang rontok

Memperbaiki ukuran dan kualitas buah pada masa generatif/menambah

rasa manis pada buah, mensuplai karbohidrat yang banyak terutama pada tanaman

(24)

Gejala kekurangan unsur hara ini pertumbuhan terhambat, batang kurang

kuat dan mudah patah, biji buah menjadi kisut, daun mengerut/kriting timbul

bercak-bercak merah coklat lalu kering dan mati.

2.1.2 Unsur Hara Mikro

Unsur hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah kecil.Unsur hara

mikro yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah kecil antara lain Besi(Fe),

Mangaan(Mn), Seng (Zn), Tembaga (Cu), Molibden (Mo), Boron (B), Klor(Cl).

a. Besi (Fe)

Besi (Fe) merupakan unsure mikro yang diserap dalam bentuk ion feri

(Fe3+) ataupun fero (Fe2+). Fe dapat diserap dalam bentuk khelat (ikatan logam

dengan bahan organik). Mineral Fe antara lain olivin (Mg, Fe)2SiO, pirit, siderit

(FeCO3), gutit (FeOOH), magnetit (Fe3O4), hematit (Fe2O3) dan ilmenit

(FeTiO3) Besi dapat juga diserap dalam bentuk khelat, sehingga pupuk Fe dibuat

dalam bentuk khelat. Khelat Fe yang biasa digunakan adalah Fe-EDTA, Fe-DTPA

dan khelat yang lain. Fe dalam tanaman sekitar 80% yang terdapat dalam

kloroplas atau sitoplasma. Penyerapan Fe lewat daundianggap lebih cepat

dibandingkan dengan penyerapan lewat akar, terutama pada tanaman yang

mengalami defisiensi Fe. Dengan demikian pemupukan lewat daun sering diduga

lebih ekonomis dan efisien. Fungsi Fe antara lain sebagai penyusun klorofil,

protein, enzim, dan berperanan dalam perkembangan kloroplas. Sitokrom

merupakan enzim yang mengandung Fe porfirin. Kerja katalase dan peroksidase

digambarkan secara ringkas sebagai berikut:

(25)

Peroksidase : AH2 + H2O A + H2O

Fungsi lain Fe ialah sebagai pelaksana pemindahan electron dalam proses

metabolisme. Proses tersebut misalnya reduksi N2, reduktase solfat, reduktase

nitrat. Kekurangan Fe menyebabakan terhambatnya pembentukan klorofil dan

akhirnya juga penyusunan protein menjadi tidak sempurna Defisiensi Fe

menyebabkan kenaikan kaadar asam amino pada daun dan penurunan jumlah

ribosom secara drastic. Penurunan kadar pigmen dan protein dapat disebabkan

oleh kekurangan Fe. Juga akan mengakibatkan pengurangan aktivitas semua

enzim.

b. Mangaan (Mn)

Mangaan diserap dalam bentuk ion Mn++. Seperti hara mikro lainnya,

Mn dianggap dapat diserap dalam bentuk kompleks khelat dan pemupukan Mn

sering disemprotkan lewat daun. Mn dalam tanaman tidak dapat bergerak atau

beralih tempat dari logam yang satu ke organ lain yang membutuhkan. Mangaan

terdapat dalam tanah berbentuk senyawa oksida, karbonat dan silikat dengan

nama pyrolusit (MnO2), manganit (MnO(OH)), rhodochrosit (MnCO3) dan

rhodoinit (MnSiO3). Mn umumnya terdapat dalam batuan primer, terutama dalam

bahan ferro magnesium. Mn dilepaskan dari batuan karena proses pelapukan

batuan. Hasil pelapukan batuan adalah mineral sekunder terutama pyrolusit

(MnO2) dan manganit (MnO(OH)). Kadar Mn dalam tanah berkisar antara 300

sampai 2000 ppm. Bentuk Mn dapat berupa kation Mn++ atau mangan oksida,

baik bervalensi dua maupun valensi empat. Penggenangan dan pengeringan yang

berarti reduksi dan oksidasi pada tanah berpengaruh terhadap valensi Mn. Mn

(26)

karbohidrat. Berperan sebagai activator bagi sejumlah enzim utama dalam siklus

krebs, dibutuhkan untuk fungsi fotosintetik yang normal dalam kloroplas,ada

indikasi dibutuhkan dalam sintesis klorofil. Defisiensi unsure Mn antara lain pada

tanaman berdaun lebar, interveinal chlorosis pada daun muda mirip kekahatan Fe

tapi lebih banyak menyebar sampai ke daun yang lebih tua, pada serealia

bercak-bercak warna keabu-abuan sampai kecoklatan dan garis-garis pada bagian tengah

dan pangkal daun muda, split seed pada tanaman lupin.

c. Seng (Zn)

Zn diserap oleh tanaman dalam bentuk ion Zn++ dan dalam tanah alkalis

mungkin diserap dalam bentuk monovalen Zn(OH)+. Di samping itu, Zn diserap

dalm bentuk kompleks khelat, misalnya Zn-EDTA. Seperti unsure mikro lain, Zn

dapat diserap lewat daun. Kadr Zn dalam tanah berkisar antara 16-300 ppm,

sedangkan kadar Zn dalam tanaman berkisar antara 20-70 ppm. Mineral Zn yang

ada dalam tanah antara lain sulfida (ZnS), spalerit [(ZnFe)S], smithzonte

(ZnCO3), zinkit (ZnO), wellemit (ZnSiO3 dan ZnSiO4). Fungsi Zn antara lain :

pengaktif enim anolase, aldolase, asam oksalat dekarboksilase, lesitimase,sistein

desulfihidrase, histidin deaminase, super okside demutase (SOD), dehidrogenase,

karbon anhidrase, proteinase dan peptidase. Juga berperan dalam biosintesis

auxin, pemanjangan sel dan ruas batang. Ketersediaan Zn menurun dengan

naiknya pH, pengapuran yang berlebihan sering menyebabkan ketersediaaan Zn

menurun. Tanah yang mempunyai pH tinggi sering menunjukkan adanya gejala

defisiensi Zn, terytama pada tanah berkapur. Adapun gejala defisiensi Zn antara

(27)

(resetting) dan klorosis pada daun-daun muda dan intermedier serta adanya

nekrosis.

d. Tembaga (Cu)

Tembaga (Cu) diserap dalam bentuk ion Cu++ dan mungkin dapat

diserap dalam bentuk senyaewa kompleks organik, misalnya Cu-EDTA

(Cu-ethilen diamine tetra acetate acid) dan Cu-DTPA (Cu di(Cu-ethilen triamine penta

acetate acid). Dalam getah tanaman baik dalam xylem maupun floem hampir

semua Cu membentuk kompleks senyawa dengan asam amino. Cu dalam akar

tanaman dan dalam xylem > 99% dalam bentuk kompleks. Dalam tanah, Cu

berbentuk senyawa dengan S, O, CO3 dan SiO4 misalnya kalkosit (Cu2S), kovelit

(CuS), kalkopirit (CuFeS2), borinit (Cu5FeS4), luvigit (Cu3AsS4), tetrahidrit

[(Cu,Fe)12SO4S3)], kufirit (Cu2O), sinorit (CuO), malasit [Cu2(OH)2CO3],

adirit [(Cu3(OH)2(CO3)], brosanit [Cu4(OH)6SO4]. Kebanyakan Cu terdapat

dalam kloroplas (>50%) dan diikat oleh plastosianin. Senyawa ini mempunyai

berat molekul sekitar 10.000 dan masing-masing molekul mengandung satu atom

Cu. Hara mikro Cu berpengaruh pafda klorofil, karotenoid, plastokuinon dan

plastosianin. Fungsi dan peranan Cu antara lain : mengaktifkan enzim

sitokrom-oksidase, askorbit-sitokrom-oksidase, asam butirat-fenolase dan laktase. Berperan dalam

metabolisme protein dan karbohidrat, berperan terhadap perkembangan tanaman

generatif, berperan terhadap fiksasi N secara simbiotis dan penyusunan

lignin.Adapun gejala defisiensi / kekurangan Cu antara lain : pembungaan dan

pembuahan terganggu, warna daun muda kuning dan kerdil, daun-daun lemah,

(28)

e. Molibden (Mo)

Molibden diserap dalam bentuk ion MoO4-. Variasi antara titik kritik

dengan toksis relatif besar. Bila tanaman terlalu tinggi, selain toksis bagi tanaman

juga berbahaya bagi hewan yang memakannya. Hal ini agak berbeda dengan sifat

hara mikro yang lain. Pada daun kapas, kadar Mo sering sekitar 1500 ppm.

Umumnya tanah mineral cukup mengandung Mo. Mineral lempung yang terdapat

di dalam tanah antara lain molibderit (MoS), powellit (CaMo)3.8H2O.

Molibdenum (Mo) dalam larutan sebagai kation ataupun anion. Pada tanah

gambut atau tanah organik sering terlihat adanya gejala defisiensi Mo. Walaupun

demikian dengan senyawa organik Mo membentuk senyawa khelat yang

melindungi Mo dari pencucian air. Tanah yang disawahkan menyebabkan

kenaikan ketersediaan Mo dalam tanah. Hal ini disebabkan karena dilepaskannya

Mo dari ikatan Fe (III) oksida menjadi Fe (II) oksida hidrat.

Fungsi Mo dalam tanaman adalah mengaktifkan enzim nitrogenase, nitrat

reduktase dan xantine oksidase. Gejala yang timbul karena kekurangan Mo

hampir menyerupai kekurangan N. Kekurangan Mo dapat menghambat

pertumbuhan tanaman, daun menjadi pucat dan mati dan pembentukan bunga

terlambat. Gejala defisiensi Mo dimulai dari daun tengah dan daun bawah. Daun

menjadi kering kelayuan, tepi daun menggulung dan daun umumnya sempit. Bila

defisiensi berat, maka lamina hanya terbentuk sedikit sehingga kelihatan

tulang-tulang daun lebih dominan.

f. Boron (B)

Boron dalam tanah terutama sebagai asam borat (H2BO3) dan kadarnya

(29)

B(OH)4-. Boron yang tersedia untuk tanaman hanya sekitar 5%dari kadar total

boron dalam tanah. Boron ditransportasikan dari larutan tanah ke akar tanaman

melalui proses aliran masa dan difusi. Selain itu, boron sering terdapat dalam

bentuk senyawa organik. Boron juga banyak terjerap dalam kisi mineral lempung

melalui proses substitusi isomorfik dengan Al3+ dan atau Si4+. Mineral dalam

tanah yang mengandung boron antara lain turmalin (H2MgNaAl3(BO)2Si4O2)

O20 yang mengandung 3%-4% boron. Mineral tersebut terbentuk dari batuan

asam dan sedimen yang telah mengalami metomorfosis. Mineral lain yang

mengandung boron adalah kernit (Na2B4O7.4H2O), kolamit (Ca2B6O11.5H2O),

uleksit (NaCaB5O9.8H2O) dan aksinat. Boron diikat kuat oleh mineral tanah,

terutama seskuioksida (Al2O3 + Fe2O3).

Fungsi boron dalam tanaman antara lain berperanan dalam metabolisme

asam nukleat, karbohidrat, protein, fenol dan auksin. Di samping itu boron juga

berperan dalam pembelahan, pemanjangan dan diferensiasi sel, permeabilitas

membran, dan perkecambahan serbuk sari. Gejal defisiensi hara mikro ini antara

lain : pertumbuhan terhambat pada jaringan meristematik (pucuk akar), mati

pucuk (die back), mobilitas rendah, buah yang sedang berkembang sngat rentan,

mudah terserang penyakit.

g. Klor(Cl)

Klor merupakan unsure yang diserap dalam bentuk ion Cl- oleh akar

tanaman dan dapat diserap pula berupa gas atau larutan oleh bagian atas tanaman,

misalnya daun. Kadar Cl dalam tanaman sekitar 2000-20.000 ppm berat tanaman

kering. Kadar Cl yang terbaik pada tanaman adalah antara 340-1200 ppm dan

(30)

mineral, sehingga sangat mobil dan mudah tercuci oleh air draiinase. Sumber Cl

sering berasal dari air hujan, oleh karena itu, hara Cl kebanyakan bukan

menimbulkan defisiensi, tetapi justru menimbulkan masalah keracunan tanaman.

Klor berfungsi sebagai pemindah hara tanaman, meningkatkan osmose sel,

mencegah kehilangan air yang tidak seimbang, memperbaiki penyerapan ion

lain,untuk tanaman kelapa dan kelapa sawit dianggap hara makro yang penting.

Juga berperan dalam fotosistem II dari proses fotosintesis, khususnya dalam

evolusi oksigen.

Adapun defisiensi klor adalh antara lain pola percabangan akar abnormal,

gejala wilting (daun lemah dan layu), warna keemasan (bronzing) pada daun,

pada tanaman kol daun berbentuk mangkuk.

2.2. Unsur Hara dan Fungsinya Pada Tanaman Kedelai

Tanaman kedelai dapat tumbuh baik jika dreanase dan aerase tanah baik,

untuk dapat tumbuh subur kedelai menghendaki tanah yang subur, gembur, serta

kaya akan bahan organik. Pada akar terdapat bintil-bintil akar yang berkoloni dari

bakteri Rhizhobium japonicum yang terbentuk di akar, yang dapat mengikat N,

bersimbiosa dengan tanaman. Tanah yang dapat ditanami kedelai memiliki air dan

hara tanaman untuk pertumbuhannya cukup. Serapan unsur P oleh tanaman juga

dipengaruhi oleh adanya unsur N. Pemberian unsur P yang dikombinasikan

dengan N dapat meningkatkan serapan P oleh tanaman. Tanaman kedelai

memerlukan unsur P dalam setiap masa pertumbuhannya. Tanaman lebih banyak

(31)

tersedia pada pH tanah antara 5,5 – 7,0 jika pH tanah berada diatas atau dibawah

kisaran tersebut maka serapan P oleh tanaman akan menyusut.

Status hara tanaman kedelai dan tanah di dalam bertanam kedelai erat

kaitanya dengan tingkat hasil tanaman yang dapat dinilai dan digambarkan.

Periode penggunaan P terbesar atau dibutuhkan dalam jumlah yang lebih banyak

pada kedelai adalah dimulai pada pembentukan polong sampai kira-kira 10 hari

biji berkembang penuh. Hal ini disebabkan karena P banyak terdapat didalam

sel-sel tanaman.

Keadaan ini berhubungan dengan fungsi dari P dalam metabolisme sel.

Posfat dapat pula dikatakan menstimulir pertumbuhan dan perkembangan

perakaran tanaman. Unsur hara yang akan diserap oleh akar ditentukan oleh

semua faktor yang mempengaruhi ketersediaan unsur hara sampai unsur hara

tersebut berada di permukaan akar sehingga mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan serta hasil tanaman.

Pemberian pupuk pada pertanian intensif juga harus memperhatikan

hukum penambahan hasil yang berkurang (The Law of Determinishing Return)

yang dapat diartikan bahwa apabila penggunaan pupuk dalam jumlah besar

meningkatkan hasil pertanian, sampai pada suatu kondisi dimana penambahan

pupuk tidak lagi mampu meningkatkan hasil pertanian seperti sebelumnya.

2.3. K-Means

Teknik clustering digunakan untuk mencari kelompok yang cocok untuk

sampel-sampel dari satu set data. Tidak ada pengetahuan apriori tentang data ini.

(32)

dan teknik klasifikasi tidak dapat digunakan dalam kasus ini. Algoritma k-means

adalah salah satu yang paling populer algoritma untuk clustering. Ini adalah salah

satu algoritma yang sering digunakan untuk data mining, sebagaimana telah

ditempatkan di antara 10 algoritma teratas untuk data mining.

Algoritma K-Means partisi satu set data ke dalam k jumlah cluster yang

diuraikan dengan mencari pola yang melekat di set. Parameter k biasanya jauh

lebih kecil dari dimensi dari himpunan sampel, dan, secara umum, perlu memiliki

nilai yang telah ditentukan sebelum menggunakan algoritma. Ada kasus di mana

nilai k dapat diperoleh dari masalah yang diteliti. Misalnya, dalam contoh analisis

tes darah, tujuannya adalah untuk membedakan antara pasien yang sehat dan

sakit. Oleh karena itu, dua kelompok yang berbeda dapat didefinisikan, dan

kemudian k = 2. Namun dalam aplikasi lain, parameter k tidak dapat didefinisikan

dengan mudah. Dalam contoh memisahkan apel baik dari yang buruk, gambar

apel perlu dianalisis. Himpunan gambar apel dapat dipartisi dengan cara yang

berbeda. Satu partisi dapat diperoleh dengan membagi apel menjadi dua

kelompok, satu berisi apel dengan cacat dan satu lagi berisi apel baik. Dalam

kasus k = 2. Namun, apel cacat dapat diklasifikasikan berdasarkan tingkat cacat.

Misalnya, jika apel memiliki cacat yang tidak terlalu terlihat, maka apel ini dapat

dijual dengan harga lebih rendah. Oleh karena itu, bahkan apel yang rusak dapat

dikelompokkan dalam kelompok yang berbeda. Dalam hal ini, k menunjukkan

jumlah cacat yang dipertimbangkan. Ketika ada ketidakpastian pada nilai

parameter k, satu set nilai yang mungkin dianggap dan algoritma dilakukan untuk

setiap nilai. Partisi diperoleh terbaik dalam kelompok kemudian dapat

(33)

Objective function yang berusaha diminimalkan oleh k-means adalah:

( , ) = ( ∗ ( _ , _ ) ) ( 2.1 )

Dimana :

• U adalah Matriks keanggotaan data ke masing-masing cluster yang

berisikan nilai 0 dan 1

• V adalah matriks centroid/rata-rata masing-masing cluster

• N adalah jumlah data

• c adalah jumlah cluster

• a_ik adalah keanggotaan data ke-k ke cluster ke-i

• x_k adalah data ke-k

• v_i adalah nilai centroid cluster ke-i

Prosedur yang digunakan dalam melakukan optimasi menggunakan

k-means adalah sebagai berikut:

1. Tentukan jumlah cluster

2. Alokasikan data ke dalam cluster secara random

3. Hitung centroid/rata-rata dari data yang ada di masing-masing

cluster.

4. Alokasikan masing-masing data ke centroid/rata-rata terdekat

5. Kembali ke Step 3, apabila masih ada data yang berpindah cluster

(34)

threshold yang ditentukan atau apabila perubahan nilai pada

objective function yang digunakan, di atas nilai threshold yang

ditentukan Centroid/rata-rata dari data yang ada di masing-masing

cluster yang dihitung pada Step 3. didapatkan menggunakan rumus

sebagai berikut:

= ( 2.2 )

Dimana:

• i,k adalah indeks dari cluster

• j adalah indeks dari variabel

• v_ij adalah centroid/rata-rata cluster ke-i untuk variabel ke-j

• x_kj adalah nilai data ke-k yang ada di dalam cluster tersebut

untuk variabel ke-j

• N_i adalah Jumlah data yang menjadi anggota cluster ke-i

Sedangkan pengalokasian data ke masing-masing cluster yang dilakukan

pada Step 4. dilakukan secara penuh, dimana nilai yang memungkinkan untuk

a_ik adalah 0 atau 1. Nilai 1 untuk data yang dialokasikan ke cluster dan nilai 0

untuk data yang dialokasikan ke cluster yang lain. Dalam menentukan apakah

suatu data teralokasikan ke suatu cluster atau tidak, dapat dilakukan dengan

menghitung jarak data tersebut ke masing centroid/rata-rata

masing-masing cluster. Dalam hal ini, a_ik akan bernilai 1 untuk cluster yang centroidnya

(35)

Gambar 2.1. Flowchart K-Means.

2.4. MATLAB

MATLAB adalah sebuah lingkungan komputasi numerikal dan bahasa

pemrograman komputer generasi keempat. Dikembangkan oleh The MathWorks,

MATLAB memungkinkan manipulasi matriks, pem-plot-an fungsi dan data,

(36)

dengan program dalam bahasa lainnya. Meskipun hanya bernuansa numerik,

sebuah kotak kakas (toolbox) yang menggunakan mesin simbolik MuPAD,

memungkinkan akses terhadap kemampuan aljabar komputer. Sebuah paket

tambahan, Simulink, menambahkan simulasi grafis multiranah dan Desain

Berdasar-Model untuk sistem terlekat dan dinamik. Pada tahun 2004, MathWorks

mengklaim bahwa MATLAB telah dimanfaatkan oleh lebih dari satu juta

pengguna di dunia pendidikan dan industri.

MATLAB (yang berarti "matrix laboratory") diciptakan pada akhir tahun

1970-an oleh Cleve Moler, yang kemudian menjadi Ketua Departemen Ilmu

Komputer di Universitas New Mexico. Ia merancangnya untuk memberikan akses

bagi mahasiswa dalam memakai LINPACK dan EISPACK tanpa harus

mempelajari Fortran. Karyanya itu segera menyebar ke universitas-universitas

lain dan memperoleh sambutan hangat di kalangan komunitas matematika

terapan. Jack Little, seorang insinyur, dipertemukan dengan karyanya tersebut

selama kunjungan Moler ke Universitas Stanford pada tahun 1983. Menyadari

potensi komersialnya, ia bergabung dengan Moler dan Steve Bangert. Mereka

menulis ulang MATLAB dalam bahasa pemrograman C, kemudian mendirikan

The MathWorks pada tahun 1984 untuk melanjutkan pengembangannya. Pustaka

yang ditulis ulang tadi kini dikenal dengan nama JACKPAC.[rujukan?] Pada

tahun 2000, MATLAB ditulis ulang dengan pemakaian sekumpulan pustaka baru

untuk manipulasi matriks, LAPACK.

MATLAB pertama kali diadopsi oleh insinyur rancangan kontrol (yang

juga spesialisasi Little), tapi lalu menyebar secara cepat ke berbagai bidang lain.

(37)

linear dan analisis numerik, serta populer di kalangan ilmuwan yang menekuni

bidang pengolahan citra.

Ga mbar 2.2. Antarmuka Matlab 2010a.

Fitur-fitur MATLAB sudah banyak dikembangkan, dan lebih kita kenal

dengan nama toolbox. Sangat penting bagi seorang pengguna Matlab, toolbox

mana yang mandukung untuk learn dan apply technologi yang sedang

dipelajarinya. Toolbox toolbox ini merupakan kumpulan dari fungsi-fungsi

MATLAB (M-files) yang telah dikembangkan ke suatu lingkungan kerja

MATLAB untuk memecahkan masalah dalam kelas particular. Area-area yang

sudah bisa dipecahkan dengan toolbox saat ini meliputi pengolahan sinyal, system

kontrol, neural networks, fuzzy logic, wavelets, dan lain-lain.

2.4.1 Kelengkapan pada sistem MATLAB

(38)

a.1 Development Environment

Merupakan sekumpulan perangkat dan fasilitas yang membantu anda

untuk menggunakan fungsi-fungsi dan file-file MATLAB. Beberapa perangkat ini

merupakan sebuah graphical user interfaces (GUI). Termasuk didalamnya adalah

MATLAB desktop dan Command Window, command history, sebuah editor dan

debugger, dan browsers untuk melihat help, workspace, files, dan search path.

a.2 MATLAB Mathematical Function Library

Merupakan sekumpulan algoritma komputasi mulai dari fungsi-fungsi

dasar sepertri: sum, sin, cos, dan complex arithmetic, sampai dengan fungsi-fungsi

yang lebih kompek seperti matrix inverse, matrix eigenvalues, Bessel functions,

dan fast Fourier transforms.

a.3 MATLAB Language

Merupakan suatu high-level matrix/array language dengan control flow

statements, functions, data structures, input/output, dan fitur-fitur object-oriented

programming. Ini memungkinkan bagi kita untuk melakukan kedua hal baik

"pemrograman dalam lingkup sederhana " untuk mendapatkan hasil yang cepat,

dan "pemrograman dalam lingkup yang lebih besar" untuk memperoleh hasil-hasil

dan aplikasi yang komplek.

a.4 Graphics

MATLAB memiliki fasilitas untuk menampilkan vector dan matrices

(39)

processing, animation, dan presentation graphics. Ini juga melibatkan fungsi level

rendah yang memungkinkan bagi anda untuk membiasakan diri untuk

memunculkan grafik mulai dari benutk yang sederhana sampai dengan tingkatan

graphical user interfaces pada aplikasi MATLAB anda.

a.5 MATLAB Application Program Interface (API)

Merupakan suatu library yang memungkinkan program yang telah anda

tulis dalam bahasa C dan Fortran mampu berinterakasi dengan MATLAB. Ini

melibatkan fasilitas untuk pemanggilan routines dari MATLAB (dynamic

linking), pemanggilan MATLAB sebagai sebuah computational engine, dan untuk

membaca dan menuliskan MAT-files.

2.4.2 Beberapa Bagian dari Window Matlab

Adapun bagian-bagian dari window yang ada pada Matlab yakni :

a.1 Current Folder

Window ini menampilkan isi dari direktori kerja saat menggunakan

matlab. Kita dapat mengganti direktori ini sesuai dengan tempat direktori kerja

yang diinginkan. Default dari alamat direktori berada dalam folder works tempat

(40)

Ga mbar 2.3. Current Folder Matlab 2010a.

a.2 Command History

Window ini berfungsi untuk menyimpan perintah-perintah apa saja yang

sebelumnya dilakukan oleh pengguna terhadap matlab. Command history terletak

(41)

Gambar 2.4. Command History Matlab 2010a.

a.3 Command Window

Window ini adalah window utama dari Matlab. Disini adalah tempat

untuk menjalankan fungsi, mendeklarasikan variable, menjalankan proses-proses ,

serta melihat isi variable. pada command window dapat juga dilakukan

akses-akses ke command-command MATLAB dengan cara mengetikkan

(42)

a.4 Workspace

Workspace berfungsi untuk menampilkan seluruh variabel-variabel yang sedang

aktif pada saat pemakaian matlab. Apabila variabel berupa data matriks berukuran

besar maka user dapat melihat isi dari seluruh data dengan melakukan double klik

pada variabel tersebut. Matlab secara otomatis akan menampilkan window “array

editor” yang berisikan data pada setiap variabel yang dipilih user.

Gambar 2.6. Workspace Matlab 2010a.

2.4.3 Getting Help

Matlab menyediakan fungsi help yang tidak berisikan tutorial lengkap

mengenai Matlab dan segala keunggulannya. User dapat menjalankan fungsi ini

dengan menekan tombol pada toolbar atau menulis perintah ‘helpwin’ pada

command window. Matlab juga menyediakan fungsi demos yang berisikan video

(43)

2.4.4 Interupting dan Terminating dalam Matlab

Untuk menghentikan proses yang sedang berjalan pada matlab dapat

dilakukan dengan menekan tombol Ctrl-C. Sedangkan untuk keluar dari matlab

dapat dilakukan dengan menuliskan perintah exit atau quit pada comamnd

window atau dengan menekan menu exit pada bagian menu file dari menu bar.

2.4.5 Variabel Pada MATLAB

Matlab hanya memiliki dua jenis tipe data yaitu Numeric dan String.

Dalam matlab setiap variabel akan disimpan dalam bentuk matrik. User dapat

langsung menuliskan variabel baru tanpa harus mendeklarasikannya terlebih

dahulu pada command window. Berikut contoh pembuatan variabel pada matlab:

Penamaan variabel pada matlab bersifat caseSensitif karena itu perlu

diperhatikan penggunaan huruf besar dan kecil pada penamaan variabel. Apabila

terdapat variabel lama dengan nama yang sama maka matlab secara otomatis akan

me-replace variabel lama tersebut dengan variabel baru yang dibuat user. >> varA = 1000

>> varC = 'test variabel' varC =

(44)

a.1 Matriks

Dapat diasumsikan bahwa didalam matlab setiap data akan disimpan

dalam bentuk matriks. Dalam membuat suatu data matriks pada matlab, setiap isi

data harus dimulai dari kurung siku ‘[‘ dan diakhiri dengan kurung siku tutup ‘]’.

Untuk membuat variabel dengan data yang terdiri beberapa baris, gunakan tanda

‘titik koma’ (;) untuk memisahkan data tiap barisnya. Contoh pembuatan data

matriks pada matlab :

Matlab menyediakan beberapa fungsi yang dapat kita gunakan untuk

menghasilkan bentuk-bentuk matriks yang diinginkan. Fungsi-fungsi tersebut

antara lain:

1. zeros : untuk membuat matriks yang semua datanya bernilai 0

2. ones : matriks yang semua datanya bernilai 1

3. rand : matriks dengan data random dengan menggunakan distribusi

uniform

4. randn : matris dengan data random dengan menggunakan distribusi normal

5. eye : untuk menghasilkan matriks identitas

contoh penggunaan fungsi-fungsi diatas:

>> DataMatriks = [1 2 3;4 5 6]

(45)

Untuk memanggil isi dari suatu data matriks, gunakan tanda kurung ‘()’

dengan isi indeks dari data yang akan dipanggil. Contoh penggunaan :

Untuk pemanggilan data berurutan seperti a(1,2,3) dapat disingkat

dengan menggunakan tanda titik dua ‘:’ sehingga menjadi a(1:2). Penggunaan

tanda titik dua ‘:’ juga dapat digunakan untuk memanggil data matriks perbaris

atau perkolom.

Contoh penggunaan:

c(2:5) = memanggil data matrik baris 2 sampai baris 5

a(1,:) = memanggil data matriks pada baris pertama

(46)

2.4.6 Operator

Beberapa penggunaan operator aritmatika antara dua operand (A dan B)

ditunjukkan pada tabel berikut ini :

Tabel 2.1 Operator matematika dan contohnya pada MATLAB.

Operasi Bentuk Aljabar Bentuk Matlab Contoh

Perkalian A x B A * B 5*3

Pembagian A ÷ B A ¥ B 2¥3

Penjumlahan A + B A + B 1+2

Pengurangan A – B A – B 4-3

Eksponensial A ^ B 4^3

2.4.7 Fungsi Matematika Lainnya

Beberapa fungsi matematika lainnya yang dapat kita gunakan untuk

operasi matematika antara lain sebagai berikut:

1. abs(x) : fungsi untuk menghasilkan nilai absolut dari x

2. sign(x) : fungsi untuk menghasilkan nilai -1 jika x<0, 0 jika x=0 dan 1

jika x>1

3. exp(x) : untuk menghasilkan nilai eksponensian natural, e x

4. log(x) : untuk menghasilkan nilai logaritma natural x, ln x

5. log10(x) : untuk menghasilkan nilai logaritma dengan basis 10, x 10 log

6. sqrt(x) : untuk menghasilkan akar dari nilai x, x

7. rem(x,y) : untuk menghasilkan nilai modulus (sisa pembagian) x

(47)

2.4.8 M File

Di dalam matlab, kita dapat menyimpan semua script yang akan

digunakan dalam file pada matlab dengan ekstensi .M. M-File dapat dipanggil

dengan memilih menu file->new->M-File. Berikut contoh gambar editor M-File.

Gambar 2.7. Editor M File.

Di dalam M-File, kita dapat menyimpan semua perintah dan menjalankan

dengan menekan tombol atau mengetikan nama M-File yang kita buat pada

command window.

a.1 Fungsi

Di dalam M File, kita dapat menuliskan fungsi-fungsi yang berisikan

berbagai operasi sehingga menghasilkan data yang diinginkan. Bentuk penulisan

fungsi adalah sebagai berikut :

Functi

on [Nilai keluaran ] = namaFungsi (nilai masukan

(48)

Contoh penggunaan fungsi dalam MATLAB, fungsi yang akan dibuat

bernama ‘testfungsi’ memiliki tiga nilai masukan ‘c,d,e’ dan dua nilai keluaran

‘a,b’ penulisannya adalah sebagai berikut.

Selanjutnya Fungsi tersebut akan dijalankan melalui command window

dengan nilai masukan ’10,2,4’. Perhatikan penulisan kurung siku ‘[ ]’ pada nilai

keluaran dan kurung biasa ‘( )’ pada nilai masukan.

a.2 Flow Control

Matlab memiliki empat macam statement yang dapat digunakan untuk

mengatur aliran data pada fungsi yang akan dibuat.

a.2.1 If, Else, Elseif

Dasar penggunaan statement jenis ini adalah sebagai berikut :

function [a,b] = testFungsi(c,d,e)

%operasi yang dijalankan a = c + d +e;

b = c * d *e;

>> [a,b] = testFungsi(10,2,3)

(49)

Dalam penggunaan statement if, else, dan elseIf ekspresi akan bernilai 1

jika benar dan bernilai 0 jika salah. Sedangkan untuk contoh penggunaan

statement tersebut adalah sebagai berikut.

Fungsi disp digunakan untuk menampilkan pesan pada command

window. Fungsi tersebut setelah dijalankan melalui command window:

a.2.2 Switch

Statement switch mempunyai fungsi yang hampir sama dengan if, else,

dan elseif. Statement ini digunakan untuk percabangan atau brancing untuk

pengambilan sebuah keputusan. Bentuk dasar penggunaan statement switch

adalah sebagai berikut.

function testFungsi(A,B) if A > B

disp('A lebih besar dari B') elseif A == B

disp('A sama dengan B') else

(50)

Sedangkan jika di implementasikan dalam sebuah program singkat akan

terlihat sebagai berikut.

Jika fungsi diatas dijalankan, berikut hasil dari program tersebut.

a.2.3 While

Fungsi dari perulangan while adalah untuk melakukan tugas berulang

(51)

adalah sama dengan statement IF untuk menentukan benar atau salah.Berikut ini

adalah struktur dari while.

Contoh penggunaan statement while adalah sebagai berikut.

Program singkat di atas, jika dijalankan maka hasilnya sebagai berikut.

a.2.4 For

Struktur perulangan for biasa digunakan untuk mengulang suatu proses

yang telah diketahui jumlah perulangannya. Dari segi penulisannya, struktur

perulangan for tampaknya lebih efisien karena susunannya lebih simpel dan while ekspresi

statements ...

end

function testFungsi(x)

(52)

Default dari nilai increment (penambahan nilai setiap perulangan) jika

tidak ditentukan oleh user adalah 1. Berikut adalah contoh penggunaan looping

for dalam sebuah fungsi di MATLAB.

Jika dijalankan maka program di atas akan menghasilkan :

a.3 Operator

Berikut ini adalah jenis-jenis operator pada matlab yang dapat digunakan

untuk operasi ekspresi pada statement yang membutuhkan perbandingan seperti if

atau while.

Tabel 2.2. Operator Perbandingan Pada Matlab.

Oper ator Keterangan

A < B A lebih kecil dari B

A > B A lebih besar dari B

A < = B A lebih kecil atau sama dengan B

A > = B A lebih besar atau sama dengan B

for index = start:increment:stop

statement ...

...

statement end

(53)

A = = B A sama dengan B

A ~ = B A tidak sama dengan B

2.5. Pendeteksian Bentuk dan Tekstur Fitur

Pendeteksian bentuk dan teksturfitur adalah hal yang diperlukan untuk

mengidentifikasi awal segala unsur yang terkandung di dalamnya agar lebih akuratuntuk melakukan tindakan pengendalian dan dan langkah-langkah

perbaikan.

2.5.1 Persiapan Pemrosesan Gambar

Untuk mengurangi beban komputasi dan standardisasi resolusi gambar, Pengolahan Citra dilakukan secara manual dengan software pendukung

pemrosesan image seperti Adobe Photoshop, Windows Fax and Photo Viewer,

dan lain-lain. Karena semua gambar belum tentu pas dengan kebutuhan aplikasi.

Hal itu dapat dianggap sebagai hal pengganggu dalam pemrosesan gambar

tersebut, oleh karena itu gambar harus di kompres sebelum analisis citra lebih lanjut.

2.5.2 Ekstraksi Fitur

Dalam pengolahan citra, fitur gambar biasanya disertakan warna, bentuk

dan fitur tekstur. Karena warna fitur dipengaruhi sebagian besar oleh cahaya luar

(Qing Yao : 2009).

(54)

kemudian menggunakan fitur ini di dalam pola untuk memperoleh classifier final

kelas. Fitur ekstraksi (atau deteksi) bertujuan untuk mencari daerah fitur yang

signifikan pada gambar tergantung pada karakteristik intrinsik mereka dan aplikasi. Wilayah tersebut dapat didefinisikan dalam lingkungan global atau lokal

dan dibedakan oleh bentuk, tekstur, ukuran, intensitas, sifat statistik, dan sebagainya.

Metode ekstraksi fitur lokal dibagi menjadi intensitas sesuai dan struktur berbasis. Intensitas metode berbasis analisis pola intensitas lokal untuk menemukan daerah yang memenuhi keunikan yang diinginkan atau stabilitas

kriteria. Struktur berbasis metode mendeteksi struktur gambar seperti tepi, garis,

sudut, lingkaran, elips, dan sebagainya. Fitur ekstraksi cenderung untuk

mengidentifikasi ciri-ciri yang dapat membentuk representasi yang baik dari

objek, sehingga dapat membedakan di kategori objek dengan variasi toleransi. Banyak sistem perangkat lunak analisis data yang menyediakan fitur

ekstraksi. Lingkungan pemrogramman seperti MATLAB, Scilab, R. Numpy menyediakan beberapa fitur yang lebih sederhana untuk teknik ekstraksi

(misalnya Analisis Komponen Dasar) melalui built-in perintah.

2.6. Digital Image Processing

Digital Image Processing atau yang lebih dikenal dengan Pengolahan Citra Digital adalah salah satu cabang dari ilmu informatika. Pengolahan citra

berkutat pada usaha melakukan transformasi suatu citra atau gambar menjadi citra

(55)

Image atau gambar adalah representasi spasial dari suatu objek yang

sebenarnya dalam bidang dua dimensi yang biasanya ditulis dalam koordinat

kartesian x-y, dan setiap koordinat merepresentasikan satu sinyal terkecil dari

objek yang biasanya koordinat terkecil ini disebut piksel. Karena merupakan

sistem koordinat yang memiliki nilai maka biasanya image dianggap sebuah

matrix x-y yang berisi nilai piksel.

Represntasi dari matriks tersebut dapat ditulis sebagai berikut:

( 2.3 )

Dan di MATLAB representasi di atas biasa di tulis menjadi :

( 2.4 )

Yang perlu diperhatikan adalah bahwa indeks matriks pada MATLAB

selalu dimulai dengan angka 1 sehingga untuk f(0,0) akan sama dengan f(1,1)

pada matlab. Bent uk mat rik ini kemudian diolah menurut t eori-t eori t ert ent u yang

bertujuan unt uk m emecahkan masalah t ert ent u, bent uk matriks adalah perw ujudan dari

bent uk sinyal digit al sehingga pr oses pem ecahan dan pengolahan mat riks dari gambar

ini biasanya disebut dengan digit al image processing.

2.6.1 Pembacaan Image

(56)

imread(‘filename’)

Perintah ini dapat digunakan untuk membaca beberapa format file

diantaranya:

Tabel 2.3. Pembacaan Format File.

Format Deskripsi Recognized Ext ension

TIFF Tagged Image File Format .t if .tiff

JPEG Join Phot ograpics Expert 's Group .jpg .jpeg

GIF Grapics Int erchange Format .gif

BM P Window s Bit map .bmp

PNG Portable Netw ork Grapics .png

XWD X-Window Dump .xw d

2.7. Image Segmentation

Segmentasi gambar ridak hanya dasar teknologi pengolahan citradan visi

profase, tetapi juga komponen penting dari gambar paling analisis dan sistem

visual (Shen Weizheng : 2008).Segmentasi image digunakan untuk memisahkan daerah yang berbeda dengan signifikasi khusus pada gambar. Daerah ini tidak berpotongan antara satu dengan yang lainnya, dan setiap daerah harus memenuhi

kondisi yang konsisten pada daerah tertentu. Contoh untuk proses segmentasi citra

yang digunakan adalah klasterisasi (clustering).

2.7.1 Segmentasi Citra Berdasarkan Pemberian Nama Komponen

Suatu metode pengujian konektivitas piksel dengan tetangganya dan

pemberian nama dari pikselpiksel yang telah dihubungkan. Salah satu algoritma

(57)

2.7.2 Segmentasi Citra Berdasarkan Pendekatan Wilayah dan Klastering

Ide utama dalam teknik segmentasi berdasar wilayah adalah

mengidentifikasi beberapa wilayah dalam suatu citra yang memiliki kesamaan

corak. Teknik klasterisasi yang ditemui dalam literatur pengenalan pola memiliki

kesamaan objek dan dapat diterapkan untuk segmentasi citra. Citra dibagi dalam

wilayah-wilayah kecil yang nilai aras keabuannya seragam. Untuk segmentasi

citra berdasarkan klasterisasi akan dibahas lebih rinci pada bagian selanjutnya.

2.8. Teknik Pemetaan Warna ( Color Mapping )

Teknik pemetaan warna merupakan bagiansalah satu teknik segmentasi

citra menggunakan metode klasterisasi. Hal ini disebabkan dalam memetakan

warna dari citra masukan akan dikelompokan sesuai dengan kesamaan-kesamaan

warna yang dimiliki. Sehingga tahap-tahap yang akan digunakan mempunyai

kesamaan dengan metode klasterisasi.

2.8.1 Klasterisasi

Cluster (klaster) adalah kesatuan nilai-nilai dalam jarak tertentu pada

kepadatan suatu daerah (relatif besar) dibandingkan dengan kepadatan nilai-nilai

daerah sekitarnya. Teknik klasterisasi bermanfaat untuk segmentasi citra dan

klasifikasi data yang belum diolah untuk menciptakan kelas-kelas.

Warna diwakili dalam vektor 3 dimensi dari nilai titiknya.

Masing-Masing komponen warna dihadirkan dalam warna merah, hijau dan biru (RGB).

Perlu dicatat bahwa penggunaan penyajian ini, jika dua garis vektor adalah saling

(58)

warna yang akan ditampilkan sangat berbeda, maka akan diambil jalan tengah

dengan menghadirkan suatu warna secara kasar dari warna aslinya. Acuan ini juga

ketika rata-rata berbagai garis vektor RGB. Adapun cara-cara lain yang tidak

membatasi untuk menghadirkan suatu warna dengan garis vektor 3 dimensi.

Berikut untuk detilnya dari penjelasan di atas, bagaimana pilihan penampilan

warna mempengaruhi hasil proses klasterisasi:

1. Langkah yang pertama adalah menetapkan data set dari algoritma yang

akan digunakan (KMeans), yaitu dengan melakukan pengambilan nilai

acak dari k.

2. Kemudian, penampilan RGB dari tiap pixel diciptakan, dan

menghasilkan dataset dalam 3-vektor.

3. Algoritma K-Means diterapkan pada dataset, menetapkan klasterisasi

pusat k. Algoritma K-Means akan menghadirkan k warna untuk

menggambarkan citra tersebut.

4. Tiap-Tiap piksel citra dikonversi dalam suatu garis vektor RGB, dan

ditampilkan menggunakan rata-rata dari kelompok warna yang

dihasilkan.

Ada dua algoritma utama dalam klasterisasi, yaitu algoritma klasterisasi

hirarki ( Hierarchical Clustering ) dan algoritma K-Means.

Algoritma K-Means adalah suatu algoritma pengelompokan objek

berdasar pada atribut ke dalam pembagi k. Ini merupakan suatu varian algoritma

maksimalisasi kemungkinan, dimana tujuanya adalah untuk menentukan k.

Diasumsikan bahwa format atribut objek itu adalah suatu garis vektor ruang.

(59)

= − ∈

( 2 .5 )

Dimana ada k klaster Si, i = 1,2,...,k dan µi adalah pusat luasan atau titik

dari semua poin-poin.

Algoritma ini dimulai dengan penyekatan masukan menunjuk ke dalam

tetapan k secara acak. Kemudian mengkalkulasi rata-rata titik, atau pusat luasan,

dari tiap set. Hal ini mengakibatkan suatu sekat baru dengan menghubungkan

masing-masing dengan pusat luasan yang terdekat. Kemudian pusat luasan

dihitung kembali untuk klaster yang baru, dan algoritma yang diulangi dua

langkah sampai pemusatan, yang mana diperoleh ketika poin-poin tidak lagi

berpindah klaster ( atau sebagai alternatif pusat luasan adalah tidak lagi diubah).

Walaupun algoritma harus selalu memusat, tidak ada batas pada

banyaknya iterasi yang berulangulang sesuai yang diperlukan. Suatu implementasi

boleh dipilih untuk menghentikan algoritma itu setelah suatu jumlah iterasi

tertentu. Pemusatan tidaklah menjamin untuk menghasilkan suatu hasil yang

maksimal secara menyeluruh.

Kelemahan dari algoritma K-Means adalah bahwa harus ditetapkan

banyaknya klaster-klaster (k). Jika data tidaklah secara alami dikelompokkan,

akan didapatkan suatu hasil yang aneh. Begitu juga algoritma akan bekerja baik

jika klaster telah berbentuk sekumpulan data yang tersedia sejak awal.

Berikut proses algoritma K-Means:

1. Data yang ada dipisahkan dalam kelompok-kelompok data (klaster) k dan

nilai-nlai data diacak ke dalam hasil-hasil kelompok data dalam

(60)

2. Tiap nilai data dihitung menggunakan jarak Euclidean untuk tiap klaster.

3. Jika nilai data diwakili kelompok data tersendiri, biarkan, dan jika nilai

data tak terwakili oleh kelompok data, pindah ke dalam kelompok data

yang telah terwakili.

4. Ulangi langkah di atas sampai lengkap meliputi seluruh hasil nilai data

dalam perpindahan satu klaster ke klaster lainnya.

2.8.2 Jarak Euclidean ( Euclidean Distance )

Secara umum jarak Euclidean adalah jarak antara dua titik yang akan

diukur pada satu, dua atau tiga dimensi. Berikut adalah posisi dari dua titik pada 3

dimensi; P = ( px , py , pz ) , Q = (qx , qy , qz ) , sehingga jaraknya:

= ( − ) + − + ( − ) ( 2.6 )

Dengan P adalah nilai data dan Q adalah pusat dari kelompok data. Jika

diterapkan dalam segmentasi citra menggunakan pemetaaan warna dapat

dijabarkan sebagai berikut:

= ‖ ( , , )− ( , , )‖

(61)

Dengan d adalah jarak euclidean. Suatu contoh adalah ketika mencari

jarak yang minimum antara dua titik di permukaan ruang 3 dimensi. Satu cara

untuk memulainya dengan membuat suatu titik koordinat di atas permukaan

masing-masing, dan bandingkan jarak dari tiap-tiap titik koordinat pada

permukaan yang pertama dengan tiap-tiap titik koordinat pada permukaan yang

kedua.

Penggolongan jarak yang minimum digunakan untuk menggolongkan

data citra yang tak dikenal ke dalam kelompok-kelompok yang memperkecil jarak

antara data citra dan kelompok di dalam jarak yang bervariasi.

2.9. Deteksi Tepi (Edge Detection)

Deteksi tepi (edge detection) adalah operasi yang dijalankan untuk mendeteksi garis tepi (edges) atau boundary untuk segmentasi, registrasi dan

identifikasi objek. Edge adalah beberapa bagian dari citra di mana intensitas

kecerahan berubah secara drastis.

Dalam menggunakan objek berdimensi 1, perubahan dapat diukur dengan

menggunakan fungsi turunan (derriative function). Perubahan mencapai maksimum pada saat nilai turunannya pertamanya mencapai nilai maksimum atau

nilai turunan kedua (2nd derriative) bernilai 0

2.9.1 Prinsip-prinsip Deteksi Tepi

Deteksi tepi (Edge Detection) pada suatu citra adalah suatu proses yang menghasilkan tepi-tepi dari obyek-obyek citra, tujuannya adalah:

(62)

b. Untuk memperbaiki detail dari citra yang kabur, yang terjadi karena error atau

adanya efek dari proses akuisisi citra.

Suatu titik (x,y) dikatakan sebagai tepi (edge) dari suatu citra bila titik tersebut mempunyai perbedaan yang tinggi dengan tetangganya. Gambar 2.8.

menggambarkan bagaimana tepi suatu gambar diperoleh.

Gambar 2.8. Proses Deteksi Tepi Citra.

Perhatikan hasil deteksi dari beberapa citra dengan menggunakan model

(63)

Gambar 2.9. Hasil Beberapa Deteksi Tepi.

Pada Gamba r 2.9. terlihat bahwa hasil deteksi tepi berupa tep-tepi dari

sutau gambar. Bila diperhatikan bahwa tepi suatu gambar terletak pada titik-titik

yang memiliki perbedaan tinggi. Berdasarkan prinsip-prinsip filter pada citra

Gambar

Gambar 2.1. Flowchart K-Means.
Gambar 2.2. Antarmuka Matlab 2010a.
Gambar 2.3. Current Folder Matlab 2010a.
Gambar 2.5. Command Window Matlab 2010a.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini dirancang suatu sistem alat yang dapat bergerak menginduksikan medan magnet sesuai dengan objek uji sekaligus mengetahui posisi koordinat

- Klien merasa takut akan kelahiran anaknya - Klien mengatakan tidak mempunyai  pengetahuan tentang kehamilan &#34;o * - Klien tampak   tegang - 8rekwensi nadi meningkat )ujuan

Pada proses ini dengan penambahan steam sampai suhu 100 o C tidak mempengaruhi kandungan protein mengingat penambahan steam hanya dilakukan selama 20 menit, sehingga

Sebaiknya hanya ditanam tanaman 1-2 tanaman pada bagian tengah halaman untuk menghasilkan keteduhan, (2) tanaman yang disarankan untuk menghasilkan keteduhan

o Densitas dan kualitas titik pengamatan cukup untuk melakukan penafsiran secara relistik terhadap ketebalan, kualitas, kedalaman, dan jumlah insitu batubara dan

Hal ini juga sesuai dengan penelitian Moyen (2004) yang menyatakan bahwa perusahaan yang menghadapi kendala pendanaan akan menggunakan arus kas yang lebih besar untuk

Penelitian ini memaparkan hasil temuan dari strategi public relations yang telah dilakukan oleh Pusat rehabilitasi YAKKUM di Kedai Kopi Cupable Yogyakarta

Kecamatan Peusangan Siblah Krueng berada di Gampong Leung Danun sebagai pengembangan yang berfungsi pada bidang perdagangan, pertanian lahan basah, perkebunan dan