• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENENTUAN EVEKTIVITAS PERPORMANS TENAGA EDUKATIF PADA PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN TELEKOMUNIKASI PERUMTEL BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENENTUAN EVEKTIVITAS PERPORMANS TENAGA EDUKATIF PADA PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN TELEKOMUNIKASI PERUMTEL BANDUNG."

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

;AN

EFEKTIVITAS

PERPORMANS

TENAGA

EDUKATIF

USAT PENOIDIKAN DAN LATIHAN TELEKOMUNIKASI

PERUMTEL

BANDUNG

T H E S I S

Diajukan kepada panitia Ujian Tesis Institut Keguruan dan llmu Pendidikan Bandung

untuk memenuhi Sebagian dari syarat Program Pasca Sarjana Bidang Studi Administrasi Pendidikan

oleh

Y. MAMUSUNG 348/A/XV-7

FAKULTAS PASCA SARJANA

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN B A N D U N G

1 9 8 8

41

wk

(2)

DISETUJUI DAN DISAHKAN TIM PEMBIMBING

PrCf^_ll" Achnia^ Sanusi, S.H., M.P.A., PH.D

Pembimbing I ~

c

ry^Oaf^arrM.Ed

FAKULTAS PASCA SARJANA

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU

PENDIDIKAN

B A N D U N G
(3)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR

UNGKAPAN PUJI SYUKUR DAN RASA TERIMAKASIH .... 0

iv

DAPTAR ISI ....

° «... viii

DAPTAR TABEL „

0

DAPTAR GAMBAR

BAB

I : PENDAHULUAN

...

1

A. Permasalahan 0

.

1

B. Tujuan Penelitian .. „

14

C Pentingnya Penelitian ...

oo..

14

BAB II : STUDI KEPUSTAKAAN

...

o. o

16

A. Hakekat, Tujuan dan Proses Penilaian

16

B. Kriteria Penilaian

0

51

C. Karakteristik efektivitas performans ...

75

BAB III : PROSEDUR PENELITIAN

92

A. Masalah dan Pendekatannya

92

B. Pertanyaan Penelitian

93

C. Metode penelitian dan teknik pengumpulan data..

98

D. Prosedur Penelitian

„... „

103

E. Pengumpulan Data Penelitian

106

BAB IV

: ANALISIS KUALITATIF FJiEKTIVTTAS PERFORMANS TENAGA

EDUKATIF PADA PUSDIKLATTEL PERUMTEL BANDUNG

113

A. Gambaran Umum mengenai cakupan

113

B. Analisis terhadap fokus permasalahan

132

C. Hasil penelitian

...

191

D. Diskusi hasil penelitian

u

205

BAB

V : KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

221

A. Kesimpulan

221

B. Rekomendasi

o

a

229

DAPTAR KEPUSTAKAAN

235

LAMPIRAN-LAIVIPIRAN

o__

""

240

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Permasalahan

1-

Latar Belakang Masalah

Keterbelakangan bangsa dan negara yang sedang ber

kembang ditandai oleh keadaan ekonomi dan teknologi yang

pada hakekatnya masih sangat tergantung kepada negara lain.

Salah satu cara meningkatkan taraf hidup yang layak

bagi bangsa dan negara yang sedang berkembang adalah

me-nimbulkan dan mengembangkan kemampuan mencari, menemukan,

menggali serta memanfaatkan secara tepat guna sumber alam

dan sumber daya manusianya. Hal ini merupakan

tantangan

bagi manusianya untuk memiliki kepandaian beradaptasi de

ngan lingkungannya. Kejelian beradaptasi menuntut

adanya

kemampuan untuk bekerja sama secara serasi, selaras

dan

seimbang di antara sesama manusia. Modal yang harus

dimi-liki adalah berupa pengetahuan, keterampilan serta sikap

dan nilai yang memadai untuk beradaptasi dengan

keadaan

maupun tuntutan lingkungannya.

Bertolak dari cara berfikir yang mendasarkan

pada

sifat komunikatif sebagai salah satu modal untuk beradap

tasi dengan lingkungannya, maka kemampuan

berkomunikasi

sertap penggunaan alat maupun sistern komunikasi dari yang

paling sederhana sampai yang canggil sekalipun harus

di-usahakan oleh negara-negara yang sedang berkembang,

agar

(5)

2

kecerdasan bangsanya semakin meningkat.

Di Indonesia setelah beroperasinya Sistem

Komuni-kasi Setelit Domistik PALAPA pada tanggal 16 Agustus 1976

pada saat Pelita Kedua sedang berlangsung, ternyata banyak

memberikan dampak positif dalam berbagai bidang

seperti

halnya disebutkan oleh Willy Munandir:

Kemudaan berkomunikasi jarak jauh ini tidak

dira-gukan lagi mampunyai peranan penting dalam

rneiroerlan-car penyelenggaraan tugas pemerintahan,

mempercepat

proses pendewasaam ketahanan politik dan

penyebaran

informasi yang merata serta dengan distorsi yang

mi

nimal. b

Selanjutnya disebutkan juga, bahwa:

Dengan pemanfaatan fasilitas SKSD PALAPA untuk

me-nyalurkan siaran televisi hiburan, penerangan

maupun

televisi pendidikan, maka berangsur rasa senasib

se-penanggungan dan harmonis sosial akan tercapai,

Hal-hal seperti ini akan lebih mempercepat

tercapai-nya cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa.

(Willy Munandir M:. 13: 14)

Wadah pendidikan yang paling tepat untuk

meningkat-kan taraf adaptasi manusia dengan lingkungan hidupnya ada

lah pendidikan formal. Adaptasi manusia terhadap

ling

kungannya mempunyai pengertian, bagaimana seorang manusia

bersikap dan berperilaku terhadap kehidupan sekitarnya.

Hal ini sesuai dengan pendapat Allport yang menyebutkan:

"Attitudes are individual mental processes wich ditermine

both the actual and potential responces of each

person

in the social world" (1973: 23). Sikap merupakan

proses

mental yang menentukan respon aktual maupun potensial da

(6)

bahwa: "... attitude as a mediational process between the

eliciting events in the environment and the person's res

ponse..."

(1975: 148)

artinya

sikap sebagai

proses

perantara bagi suatu perilaku manusia terhadap lingkungan

maupun respon manusia terhadap apa yang ada di sekitarnya.

Menyadari akan hal ini, maka PERUMTEL sebagai sua

tu lembaga, di dalam peran -ertanya meningkatkan kualitas

manusia Indonesia di dalam adaptasinya terhadap lingkung

an, khususnya di bidang komunikasi, menyelenggarakan

Pu

sat Pendidikan dan Latihan di Jalan Gegerkalong Hilir Ban

dung.

Proses belajar mengajar yang berlangsung di lemba

ga ini menuntut adanya kualitas tenaga edukatif yang

me-madai, dapat menghasilkan tenaga-tenaga

profesional

dan

teknisi pertelekomunikasian yang produktif. Untuk

itu

usaha meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap

dan

nilai para tenaga edukatifnya harus dirancang dengan sua

tu program yang mantap dan dilaksanakan secara

kontinyu

melalui penilaian dan pengembangan personil

yang

mampu

mempengaruhi perubahan perilaku dan performans

yang bisa

menunjang tujuan lembaga.

Pengembangan sumber daya manusia dalam hal ini

di-khususkan bagi tenaga edukatifnya yang dilakukan

melalui

salah satu kegiatan administras- personil yaitu penilaian.

Penilaian yang dimaksud adalah seperti yang

dikemukakan

(7)

For present purpose

evaluation

is defined as the

comparison

of

desired outcomes

with actual outcomes

and the formulation of judgements of the

performance

of individuals and the school based upon that

compa

rison. So defined, evaluation is closely related

to

effectiveness (1965: 232).

Untuk membandingkan antara penampilan yang diharapkan de

ngan kenyataan yang berlangsung, maka penilaian

terhadap

performans itu perlu diadakan. Agar penilaian dapat

meng-hasilkan sesuatu yang sesuai dengan tujuan

penilaian,

dalam pelaksanaannya diperlukan adanya kriteria penilaian.

Salah satu dasar untuk mengukur evidensi dan

kua-lifikasi seorang guru adalah serangkaian bukti

yang

ber-orientasi kepada kriteria performans. Kriteria yang

akan

dijadikan pedoman penilaian harus disusun dan

ditetapkan

terlebih dahulu sebagai awal kegiatan sebelum

penilaian

berlangsung. Seperti halnya dinyatakan oleh James R. Marks

et al (1973: 522), "One of, lie first steps in teacher

ap-raisal is to accept criteria for effective teaching".

Menentukan kriteria bagi penilai bukan

merupakan

suatu yang mudah, sebab berpegang pada suatu kriteria

ber-arti juga bertanggung jawad terhadap pelaksanaan

beserta

akibat

dalam pengembangan program penilaian

selanjut-nya. Seperti pernyataan James R. Marks at al berikutnya,

bahwa

.-Selecting the criteria for the measurement of

teacher effectiveness is probably the most difficult

and most important task in the development

of

the

appraisal program.

(8)

iikeP(1973i0528)SrOWth' teaching techniques, and the

Tertuj.u

pada lokasi penelitian yaitu Pusat

Pen

didikan dan Latihan Telekomunikasi/PUSDIKLATTEL PERUMTEL,

maka melengkapi latar belakang masalah penelitian kiranya

perlu mengkaji rujukan tentang Pola Pendidikan dan Latih

an PERUMTEL tentang Tujuan Pendidikan dan Latihan

yang

digariskan sebagai berikut:

Tujuan Pendidikan dan Latihan:

1. Tujuan umum pendidikan dan latihan adalah

untuk

menghasilkan tenaga kerja yang penuh

pengabdian

mempunyai kemampuan, ketrampilan dan keakhlian

se-suai dengan bidangnya dalam rangka mencapai

daya-guna dan hasildaya-guna perusahaan yang

sebesar-besar-nya. ' . "

2. Tujuan khusus pendidikan dan latihan

adalah untuk

menghasilkan tenaga kerja yang:

a. memiliki kemampuan berpikir dan bertindak

se-suai dengan tugas perusahaan dalam rangka

mem

berikan pelayanan jasa telekomunikasi untuk umum

b. memiliki ketrampilan dan keakhlian dalam bidang

nya sesuai dengan sarana dan sistem yang

seja-lan dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang

dibutuhkan (1980: 2-3).

fe

Orientasi terhadap tujuan merupakan ciri khas

wa-wasan administrasi. Itulah sebabnya rujukan utama di

da

lam menetapkan kriteria performans tenaga edukatif

ada

lah

tujuan yang ingin dicapai oleh lembaga penyelenggara.

Tepat kiranya pernyataan Gibson & Hunt bahwasanya sebagai

Administrator:

The administrator is likely to think in a different

way. He probably start with a desired end. His

con

cern will then be to find the most efficient and

ef

fective means to that end.
(9)

6

Pada dasarnya yang menjadi tantangan bagi seorang admi

nistrator adalah jawaban terhadap pertanyaan:

What ends are most desirable?

Here the

concern

is not with what is, but with what might be

bu?

?;S Sat Sh°u1^ be- The administrate?

into the very though problem of what can be

also

among

gets

the events that might and should be. (1965: 59)

Wajarlah bahwa yang ada di dalam benak pemikiran

se

orang administrator dalam setiap kegiatan adalah

has-ratnya untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

Itulah sebabnya di dalam melaksanakan setiap

kegiatan

diusahakannya untuk menciptakan suasana yang

kondusif

yang bisa memungkinkan tujuan yang diinginkan

menjadi

kenyataan. Tujuan utama yang paling diinginkan

adalah

tentang apa yang akan dan harus terjadi

berkat

dari

usahanya.

Penilaian yang dilakukan terhadap performans te

naga edukatif di lingkungan PUSDIKLATTEL PERUMTEL sesuai

dengan pemikiran administratif adalah ingin mengetahui

sampai sejauh mana sebenarnya tujuan yang telah

diga-riskan dalam Pola Pendidikan dan Latihan itu dapat

dan

harus tercapai.

Untuk pedoman di dalam melaksanakan penilaian

perlu ditetapkan kriteria penilaian.

Mengingat penilaian ditujukan kepada efektivitas

performans

tenaga edukatif dalam hal ini

dimaksudkan

(10)

di-kaitkan langsung dengan sejumlah bidang kompetensi

meng-ajar. Pada umumnya penterapan kriteria performans di da

lam proses belajar-mengajar dijabarkan ke dalam tiga

ka-tegori besar di samping statusnya sebagai pekerja

pada

suatu lembaga, yaitu:

pertama, penguasaan materi pengetahuan atau bidang studi

yang menjadi tanggung jawabnya, dikenal

dengan

berbagai istilah seperti Subject Matter

Know

ledge, Subject Matter Mastery,

kedua, keterampilan metodologis atau keterampilan di da

lam menterapkan berbagai metoda mengajar

pada

saat menyampaikan materi pelajaran. Istilah yang

sering digunakan untuk keterampilan

ini

ialah

Behavioral Skills, Technical Skills/reaching,

Methodological Skills,

ketiga, Kemampuan berkomunikasi atau berinteraksi

secara

manusiawi dengan para siswa, sehingga PBM

ber

langsung melalui bentuk-bentuk yang

disebut

"teachable". Human Relation Skills merupakan is

tilah yang sering dipergunakan untuk

kriteria.

ini atau Communication Skills, Inter

Personal

Skills.

keempat, Sikap profesional di dalam pengabdiannya sebagai

seorang pekerja pada suatu lembaga.

Melalui studi penjajagan maupun internship

pada

(11)

8

diperlukan sejumlah + 3.000 orang tenaga terdidik ( mela

lui program latihan). Tenaga edukatif yang ada baik yang

berstatus tenaga tetap maupun tidak tetap sebenarnya

ma-sih belum mencukupi dibandingkan dengan kebutuhan

untuk

menangani program-program pendidikan dan latihan yang

cu-kup kompleks. Kondisi yang demikian inilah menuntut

ada

nya pengembangan dan penilaian terhadap para tenaga

edu

katif sebagai upaya untuk menanggulangi agar mereka

akan

selalu memiliki pengetahuan, keterampilan,

serta

sikap

yang efektif dan efisien di dalam memikul tanggung jawab

nya membantu memecahkan masalah yang dihadapi lembaga.

Mengingat bahwa pengembangan mempautkan

keadaan

nyata serta prediksi kebutuhan yang akan datang,maka

fak-tor yang harus menyertainya adalah penilaian.

Tenaga edukatif sebagai sumber daya manusia

meru

pakan salah satu komponen uang turut menentukan

keberha-silan tidaknya tujuan dari Pusat Pendidikan dan

Latihan

PERUMTEL. Namun sebagai manusia mereka pun tidak luput da

ri keterbatasan dalam hal pengetahuan keterampilan

dan

sikap yang mereka miliki untuk berprestasi secara

maksi-mal sesuai dengan harapan. Harapan tentunya dilihat

dari

kepentingan tenaga edukatif itu sendiri sebagai

pribadi,

dan anggota lembaga, dan akhirnya sebagai mahluk

sosial,

agar dapat membantu kelancaran memecahkan masalah-masalah

yang dihadapi berkaitan dengan PBM. Pengembangan

yang

(12)

hubungan antar manusia akan memunculkan konsekwensi,sikap

dan performans yang bagaimana yang harus diungkapkan oleh

seseorang tenaga edukatif agar

mampu menunjang

tercapai-nya tujuan.

Penilaian terhadap personil khususnya

terhadap

sikap dan performansnya harus mendapat perhatian istimewa

jika suatu lembaga mengharapkan peran-serta yang maksimal

dari personil-personil di dalam mencapai tujuan.

Dengan penilaian yang tepat dan terarah dapat

di-ketahui dengan mudah tingkat efektivitas performans

per

sonil. Diketahui efektif tidaknya sikap performans

sese

orang akan memudahkan pula dalam mencari jalan

ke

luar

pemecahannya serta bagaimana usaha meningkatkannya.

Perubahan kebijaksanaan lembaga yang

menyangkut

kepentingan personil banyak disebabkan dan ditunjang oleh

adanya pelaksanaan penilaian performans yang baik.

Pada umumnya penilaian personil dilakukan

secara

"gampang" oleh seorang pemimpin lembaga. Data tentang si

kap dan performans dinilai secara berkala hanya pada saat

menjelang pengajuan kenaikan pangkat/tingkat tanpa

rasio-nal yang memadai. Sering pula penilaian personil dimodali

dengan sifat "like and dislike" terhadap personil

yang

dinilainya, tanpa memperhatikan pengaruh yang akan diung

kapkan dalam bentuk sikap dan performans. Akibat penilai

an tersebut, sangat bersifat subyektif dan bahkan

(13)

10

lain ujian dinas, cenderung pada ratio yang tak sebanding

antara penguasaan materi pengetahuan, keterampilan dan si

kap. Justru dari pihak personil sering mengharapkan.bahwa

melalui ujian dinas dan penilaian tim itulah obyektivitas

lebih dapat diandalkan daripada hanya oleh seorang seba

gai pimpinan staf yang kepemimpinannya dibatasi oleh

ku-run waktu atau periode tersebut. Sewajamyalah jika pim

pinan memperhitungkan akan pengaruh penilaian personil ter

hadap sikap dan performans, seperti halnya dikemukakan

oleh Chandler and Petty bahwa hasil dari pada suatu peni

laian terhadap guru harus dilihat dari:

"1. Desirable changes should be made in teacher attitudes

and understanding.

2. Desirable change should be made in actual teaching

performans" (1955:218)

Mengingat pengaruh penilaian terhadap mereka

yang

berstatus tenaga edukatif begitu berarti, seharusnyalah

di dalam mengadakan penilaian personil tidak asal menilai,

tetapi penilai sendiri harus memahami makna dan

hakekat

dari penilaian. Makna penilaian merupakan perbandingan

antara apa yang diharapkan dengan keberadaan nyata

yang

dicapai oleh personila akibat adanya tindakan penilain

yang berpengaruh terhadap performans seseorang

di

dalam

suatu sistem.

Demikian pula sangatlah jelas apa sebenarnya yang

(14)

karena dampaknya terhadap kepentingan lembaga maupun

pri-badi seperti disebutkan:

Evaluation

is important both to the allocation

pro

cess and

to the general

administrative function

Evaluation of personnel is needed for (1)

allocation

of people to positions and allocation of rewards

and

(2) improvement of performans. (1965: 251)

Pentingnya penilaian personil, dikarenakan oleh memadainya

tenaga kerja yang dibutuhkan beserta derajat jaminan

kese-jahteraan yang layak. Di samping itu dampak positif

yang

diharapkan adalah dapat mengubah performans personil

ke

arah perbaikan yang diharapkan.

2. Rumusan Masalah Penelitian

Masalah yang telah diungkapkan perlu difokuskan agar

penelitian lebih terarah dan jelas.

Sesuai dengan judul masalah penelitian mengenai pe

nilaian efektivitas performans tenaga edukatif pada

Pusat

Pendidikan dan Latihan PERUMTEL Bandung, maka sebagai

pe

doman melaksanakan penilaian harus disusun kriterianya

terlebih dahulu.

Kriteria performans yang disusun adalah untuk

me-ngetahui sampai sejauh mana para tenaga edukatif

sebagai

pengajar sanggup menunjukkan secara profesional

berbagai

kemampuan mengajar.

Sebagai seorang guru ia harus mampu menampilkan

di-ri

yang menunjukkan bahwasanya perilaku selama

kegiatan

(15)

12

a. penguasaan bahan dari suatu pengetahuan tertentu.

b. keterampilan di dalam menerapkan berbagai cara

penyam-paian bahan maupun pemanfaatan alat dan media

peng-ajaran.

c. kemampuan berkomunikasi/berinterrelasi, yang bisa

dia-mati dan diukur kadar efektivitasnya melalui

analisis

yang bersifat deskriptif.

Untuk memudahkan pelaksanaan penelitian sehingga

lebih mengarah

pada masalah yang diteliti yang

ber-kaitan langsung dengan perilaku mengajar selama PBM

ber

langsung.dan ditampilkan dalam berbagai bentuk

indikator

yang bisa diamati dan diukur, maka dirumuskan secara

spe-sifik masalah penelitian dalam bentuk kalimat pertanyaan,

- Dengan menetapkan dan menggunakan "Kriteria Performans

Mengajar" yang bagaimanakah agar efektivitas performans

tenaga edukatif pada PUSDIKLATTEL PERUMTEL Bandung

dapat

dinilai

.-1) Sampai sejauh

manakah penguasaan materi bidang studi

yang menjadi tanggung jawab masing-masing tenaga

edu

katif pada Pusat Pendidikan dan Latihan Telekomunikasi

PERUMTEL Bandung?

2) Sampai sejauh mana keterampilan metodologis masing-ma

sing tenaga edukatif di dalam menyampaikan materi

pel-ajaran?

3) Sampai sejauh mana masing-masing tenaga edukatif memi

(16)

para siswanya selama PBM berlangsung?

4) Bagaimana sikap profesional masing-masing tenaga edu

katif di dalam pengabdiannya terhadap lembaga

tempat

ia berkarya?

!

Sifat pertanyaan memberikan peluang yang memungkinkan un

tuk pengembangan pertanyaan-pertanyaan yang bisa

menya-ring data yang merupakan indikator-indikator dari

sejum-lah bidang kompetensi mengajar.

Untuk lebih memperjelas wawasan penelitian,

ber-ikut ini akan divisualisasikan paradigma penelitian yang

diperkirakan dapat memberikan gambaran tentang PROFIL TE

NAGA EDUKATIF pada PERUMTEL TRAINING CENTRE BANDUNG seba

gai berikut:

PENILAIAN EFEKTIVITAS PERFORMANS

TEACHER-C

R

I

T

E

R

I

0

N

1

SUBJECT PATTER

MASTERY

*TECHNICAL

SKILLS-K HUMAN RELATION

-SKILLS

L

[image:16.595.82.512.143.720.2]

PrOFHSSIONAL ATTITUDE

(17)

14

B. Tujuan Penelitian

1. Tuj uan Umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk

memper

oleh gambaran mengenai efektivitas performans tenaga edu

katif dalam kegiatan belajar-mengajar di lingkungan Pusat

Pendidikan dan Latihan Telekomunikasi PERUMTEL Bandung.

2. Tuj uan Khusus

Penelitian ini merupakan suatu usaha untuk

meng-adakan penilaian

terhadap serangkaian eyidensi yang

di-tampilkan oleh para tenaga edukatif dalam kegiatan

kri

teria performans yang difokuskan pada:

a.

Penguasaan Bidang Studi;

b. Keterampilan metodologis;

c. Keterampilan berihterelasi;

d. Sikap profesional.

C Pentingnya Penelitian

1. Kontribusi terhadap pengembangan Ilmu Administrasi

Pendidikan.

Dari hasil penelitian ini

diharapkan

dapat menemukan konsep-konsep yang bisa

memperka-ya wawasan atau perbendaharaan Ilmu Administrasi

Pendidikan dalam hal ini khususnya bagi

kepenting-an mkepenting-anajemen personil.

2. Secara operasional, dengan diperolehnya

konsep-konsep yang dianggap lebih baik, akan merupakan

(18)

PEPJJM-TEL Bandung untuk mencoba menyerap maupun

menerap-kannya ke dalam usaha penilaian dan

pengembangan

personil di saat-saat akan datang.

Pentingnya penelitian terhadap masalah ini

tentu

nya tak dapat dilepaskan dari alasan mengapa maka masalah

ini perlu diteliti.

a. Masalah ini cukup menarik perhatian bagi peneliti mau

pun para Kepala Bidang/Deputy di lingkungan PUSDIKI.ATTEL

PERUMTEL Bandung untuk diteliti.

b. Masalah ini perlu dan dapat diteliti, sehingga

diha

rapkan mampu menjaring data sebagai masukan yang

ber-guna bagi usaha peningkatan dan perbaikan PBM di ling

kungan PUSDIKLATTEL PERUMTEL Bandung.

c. Masalah penilaian efektivitas performans yang

dikait-kan langsung dengan tujuan lembaga mempunyai

kaitan

erat dengan sejumlah pengetahuan yang sedang

dikaji

oleh peneliti, khususnya di bidang Administrasi

Per

(19)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A. Masalah dan Pendekatannva

Masalah yang diteliti dan dibahas adalah mengenai

penilaian efektivitas performans tenaga edukatif. Masalah

ini akan dibahas berdasarkan teacher perfomance assesment

yang diungkapkan dalam tiga perilaku mengajar yaitu:

pe

nguasaan bahan bidang studi atau subject matter mastery,

keterampilan metodologis atau methodological skills,

ke

mampuan berkomunikasi/berrelasi atau human relation skills

di samping sikap profesional dari tenaga edukatif pada PUS

DIKLATTEL PERUMTEL Bandung.

Pendekatan masalah yang diteliti dilakukan

secara

empirik melalui studi kasus dengan pengamatan secara

sek-sama terhadap perilaku mengajar para tenaga edukatif

se

lama kegiatan PBM berlangsung di kelas.

Gambaran tentang efektivitas performans akan

di

peroleh melalui

komparasi antara kriteria performans me

ngajar dengan kenyataan yang dilakukan oleh setiap

kasus

tenaga edukatif selama melaksanakan kegiatan belajar-meng

ajar di kelas. Hal ini merupakan salah satu ciri dari pe

nelitian kualitatif yang disebut "naturalistik",

karena

penelitiannya ditujukan pada kejadian-kejadian nyata

se-hari-hari.

(20)

B. Pertanyaan Penelitian

Agar penelitian dapat difokuskan pada pokok- pokok

masalah yang akan diteliti secara sistematis, konkrit dan

efektif, maka diturunkan beberapa pertanyaan

penelitian

(research questions) yang relevan dengan kriteria

per

formans mengajar, sebagai berikut:

Masalah 1. Penguasaan materi bidang studi (subject matter

mastery, content knowledge) yang menjadi tanggung

jawab

masing-masing tenaga edukatif/pengajar.

1) Sampai sejauh manakah penguasaan bahan yang dituangkan

ke dalam Lesson Plan diungkapkan selama PBM

berlang

sung?

2) Bagaimanakah penguasaan prinsip-prinsip teori para te

naga pengajar tentang bahan yang diajarkan?

3) Sampai sejauh manakah para pengajar memiliki

wawasan

yang luas tentang materi yang diajarkan?

4) Sampai sejauh manakah para tenaga pengajar

memiliki

wawasan inovatif terhadap materi pelajaran yang diajar

kan?

5) Bagaimanakah pemahaman hubungan antara teori

dengan

praktek lapangan dalam hal membuat/memasang

alat-alat

komunikasi (transmisi, telepon, telegraf, dan Iain-lain)?

6) Bagaimanakah pemahaman hubungan antara teori dan prak

tek lapangan dalam hal menggunakan alat-alat komunika

(21)

94

7) Bagaimanakah pemahaman hubungan antara teori dan prak

tek lapangan dalam hal memelihara (maintening)

alat-alat komunikasi?

8) Bagaimanakah pemahaman hubungan antara teori dan prak

tek lapangan dalam hal mengembangkan alat-alat komuni

kasi?

9) Sampai sejauh manakah para tenaga pengajar mampu

meng-ungkapkan kejelasan relevansi antara jawaban

dengan

pertanyaan yang diajukan siswa mengenai materi

yang

diajarkan?

10) Sampai sejauh manakah para tenaga pengajar menguasai

materi pelajaran melalui ungkapan kreatif dalam bentuk

kreasi pribadi seperti: diklat, catatan, kliping,

gra-fik,

gambar bantu, transparansi, chart, dan lain-lain

nya?

Masalah 2.

Keterampilan metodologis (technical skills,

Methodological Skills) tenaga edukatif

di dalam

menyam-paikan materi bidang studi.

1) Bagaimanakah cara/kemampuan para tenaga pengajar

men-jelaskan tujuan instruksional?

2) Bagaimanakah cara/kemampuan para tenaga pengajar

men

spesifikasi kegiatan sesuai dengan tujuan yang akan di

capai?

3) Bagaimanakah cara/kemampuan para tenaga pengajar

[image:21.595.60.513.62.671.2]
(22)

4) Bagaimanakah kemampuan penerapan berbagai cara

metoda

penyampaian bahan pelajaran oleh para tenaga pengajar,

5) Bagaimanakah cara/kemapuan menentukan berbagai

alter

natif pemecahan atas permasalahan yang

dikemukakan/di-temukan di dalam kelas?

6) Bagaimanakah cara/kemampuan memilih-menentukan-memanfa

atkan alat peraga, media secara tepat guna selama

PBM

berlangsung?

7) Bagaimanakah kemahirannya di dalam mendemonstrasikan

contoh sesuai dengan bahan pelajaran yang sedang

di

ajarkan?

8) Bagaimanakah cara/kemampuan di dalam menerapkan

ber

bagai teknik evaluasi?

9) Bagaimanakah cara/kemampuan memanfaatkan

alat/perleng-kapan laboratorium?

10) Bagaimanakah keterampilannya dalam mengatur dan meman

faatkan waktu belajar-mengajar selama masa PBM

ber

langsung?

Masalah 3. Kemampuan berkumunikasi (Human Relation Skills,

Communication Skills atau Inter Person al Skills)

para

tenaga edukatif dengan para siswanya selama PBM berlang

sung.

1) Bagaimanakah keterampilan tenaga pengajar

mempengaruhi

siswa agar memusatkan perhatiannya kepada kegiatan bel

(23)

96

2) Bagaimanakah keterampilan memotivasi siswa agar selalu

berusaha mendekatkan kepada pencapaian tujuan instruk

sional yang ditetapkan di dalam Lesson Plan?

3) Sampai sejauh manakah para tenaga pengajar

bersikap

ramah dalam menciptakan kehangatan belajar agar

siswa

senang/giat dalam mengikuti pelajaran?

4) Bagaimanakah keterampilan para tenaga pengajar di

da

lam menghidupkan suasana kegiatan PBM melalui

sifat

humoristis?

5) Bagaimanakah penampilan dirinya

dalam kerapihan

fisik?

6) Bagaimanakah para tenaga edukatif sebagai pengajar

me-nyatakan pendapatnya secara jelas dengan

menggunakan

bahasa Indonesia dengan baik dan benar?

7) Bagaimanakah usaha para tenaga pengajar mendorong sis

wa agar mampu belajar mandiri?

8) Bagaimanakah usaha para tenaga pengajar mendorong sis

wa agar berani mengajukan pertanyaan?

9) Bagaimanakah usahanya dalammemberikan kepuasan melalui

jawaban yang jelas akan pertanyaan siswa?

10) Bagaimanakah para tenaga pengajar menganjurkan

kerja-sama dengan individu maupun kelompok?

11) Bagaimanakah keterbukaan menerima gagasan atau

saran

dari siswa?

12) Bagaimanakah sikapnya menghargai pendapat siswa

yang

mungkin berbeda dengan pendapatnya?

(24)

per-caya diri pada siswa?

14) Bagaimana itiqad baiknya untuk membantu siswa yang ku

rang berprestasi?

15) Bagaimanakah kesediaannya membantu siswa yang

membu-tuhkan pertolongan darinya?

Masalah 4. Sikap profesional tenaga edukatif yang berorien

tasi pada tujuan dan sifat pendidikan dan latihan yang

me-ngutamakan pengabdian terhadap kepentingan dan

kebutuhan

perusahaan dengan menentukan berbagai indikatomya.

Pertanyaan penelitian yang

berhubungan dengan

indikator

pengabdian yang akan menjadi sasaran penelitian adalah se

bagai berikut:

1) Bagaimanakah kerajinan kerja para tenaga pengajar?

2) Bagaimanakah kesungguhan kerja para tenaga pengajar?

3) Bagaimanakah para tenaga pengajar melaksanakan

ketepat-an waktu bekerja?

4) Bagaimanakah para tenaga pengajar memanfaatkan

waktu

dengan tidak selalu memperhitungkan segi komersialnya?

5) Bagaimanakah pengorbanan/pemanfaatan tenaganya

dengan

tidak selalu memperhitungkan imbalan yang bersifat

ko-mersil?

6) Bagaimanakah para tenaga pengajar menepati tugas /

in-strksi pimpinan?

7) Bagaimanakah para tenaga pengajar memelihara

(25)

98

8) Bagaimanakah para tenaga pengajar berusaha mengembang

kan diri melalui berbagai bentuk peningkatan demi

ke

berhasilan tugas?

9) Bagaimanakah para tenaga pengajar menjaga kerukunan di

antara sesama rekan kerja?

10) Bagaimana para tenaga pengajar menjaga nama baik

Per

usahaan dalam ungkapan kata maupun prilaku?

c- Metoda Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

1. Metoda Penelitian

Metoda yang digunakan adalah studi kasus

yang

me-libatkan tenaga edukatif di lingkungan PUSDIKLATTEL PERUM

TEL Bandung melalui pendekatan analisis kualitatif,karena

tidak merupakan suatu penelitian yang berusaha untuk

meng-adakan pengujian terhadap hipotesa.

Pertanyaan penelitian yang disusun atas dasar

ru-musan masalah oleh peneliti kemudian dijabarkan dalam ben

tuk lembar pengamatan dan pedoman wawancara sebagai

rambu-rambu untuk mengesplorasi data yang berkaitan erat

dengan

masalah penelitian. Data yang diperoleh dari pengamatan

pihak peneliti sebagai penilai efektivitas performans te

naga edukatif, kemudian dicatat,

dianalisis,

didiskusikan

dan didiskripsikan berdasarkan teori-teori yang

digunakan

dalam pendekatan masalah penelitian.

Alasan peneliti menggunakan metode penelitian

kua

(26)

studi kualitatif, yaitu:

pertama, peneliti berusaha mendapatkan data langsung dari

sumbernya maupun lokasinya, dan peneliti sendiri

merupakan instrumen inti,

kedua; penelitian diakhiri dengan penjelasan dan

uraian

hasil penelitian yang bersifat deskriptif atas

dasar perolehan data maupun diseminasi dari

pe-nemuan-penemuan maupun teori penunjang,

ketiga; penelitian masalah efektivitas performans tenaga

edukatif lebih ditekankan kepada proses daripada

hasil atau produk,

keempat; data yang diperoleh akan di'analisa secara

induk-tif berdasarkan masukan terhadap pertanyaan

pe

nelitian. Itulah sebabnya dalam penelitian masa

lah ini, tidak dibuat hipotesa penelitian. Teori

dikembangkan atas dasar pemahaman secara sederha

na dari yang paling mendasar, yaitu yang berasal

dari data itu sendiri. Pola berpikir semacam ini

disebut "grounded-theory" (Glaser & Straus,1967)

kelima; peneliti akan mencoba memahami makna atau " mean

ing" dari apa yang diteliti selama PBM berlang

sung untuk menilai sampai dimanakah efektivitas

performans tenaga edukatif

PUSDIKLATTEL

PERUMTEL

berdasarkan kriteria performans mengajar

yang

dituangkan ke dalam lembar/format pengamatan dan

(27)

100

2. Teknik Pengumpulan Data

2.1. Observasi

Pengamatan terhadap perilaku pengajar selama

PBM

berlangsung dilaksanakan oleh peneliti sebagai

"partisi-pant observer" untuk menilai teacher performance

asses-ment. Hasil pengamatan akan dituangkan ke dalam

catatan

catatan yang akan menjadi bahan diskusi,analisis,

dan

deskripsi.

Yang perlu diperhatikan peneliti selama

ob

servasi berlangsung adalah berusaha "to blend into the

woodwork" yaitu aktivitas yang dilakukan pengajar

sela

ma PBM

berlangsung tetap terjadi tidak berbeda secara

berarti dari

aktivitas pada waktu tidak ada peneliti.

2.2. Wawancara

Dengan teknik wawancara peneliti berusaha untuk

dapat menjalin

hubungan secara wajar tanpa menonjolkan

diri sebagai orang yang dianggap memiliki kelebihan yang

berlebihan, penuh keterbukaan, akrab, agar responden

tetap berpikir dan berperilaku dalam settingnya sendiri.

Hanya dengan cara demikian, peneliti dapat menangkap dan

mencatat sebanyak dan selengkap mungkin apa yang diang

gap penting dalam pemikiran responden serta berhasil

menghimpun yang relevan dengan masalah yang ditelitinya.

Data yang diperoleh melalui teknik-teknik obser

(28)

dokumen-ter untuk memperoleh akurasi dan kelengkapan data.

Dengan

demikian diharapkan penelitian akan merupakan usaha

mem-perpadukan antara apa yang dicatat atau dipersiapkan

se

bagai pedoman atau kriteria dengan apa yang secara

aktu-al terjadi pada obyek yang dipelajari.

3. Fokus Penelitian

3.1. Lokasi penelitian adalah Pusat Pendidikan dan La

tihan Perusahaan Umum Telekomunikasi

disingkat

PUSDIKLATTEL PERUMTEL di Jalan Gegerkalong

Hilir

Bandung. Tempat pelaksanaan penelitian difokuskan

di dalam ruang kelas dan laboratorium sebagai tem

pat berlangsungnya kegiatan belajar-mengajar yang

sarat akan sarana dan media pengajaran

penunjang

PBM beserta pelaksana belajar dan mengajar.

3.2. Sumber data terdiri dari para Kepala Bidang/Depu

ty dan para tenaga edukatif yang difokuskan

pada

tenaga pengajar/guru yang mengajar pada Pendidik

an dan Latihan Teknik Satu, Teknik Dua, maupun

Administrasi Niaga.

3.3. Populasi dan Sampel penelitian masalah adalah me

rupakan ciri-ciri efektivitas

performans

meng

(29)

102

3.4, Dari lokasi, sumber, dan ciri-ciri efektivitas per

formans yang merupakan fokus penelitian akan

dico-banya menjangkau dan menggali sejauh dan

sedalam

mungkin permasalahannya dengan harapan dapat

me-nyingkap seLubung masalah tersebut0

Pusat penelitian atau fokus penelitian, yaitu efek

tivitas performans tenaga edukatif, yang telah

di-gubah dalam bentuk kriteria performans berkaitan

dengan kompetensi mengajar para tenaga

edukatif

yang sehari-hari di lingkungan PUSDIKLATTEL PERUM

TEL disebut "instruktur" kemudian dijabarkan secara

terperinci lagi dalam bentuk indikator- indikator

yang bisa diamati (observable) dan dinilai (measur

able).

Seperti halnya telah diperikan dalam

pertanyaan

penelitian (research questions) yang akan merupakan

pedoman penelitian diperkirakan mampu

menjangkau

dan menggali data yang merupakan bahan

analisis,,

dan deskripsi yang hasilnya akan merupakan

jawaban

terhadap permasalahan yang diteliti„

Dengan demikian pengamatan

dilakukan pada

cakupan

dan fokus penelitian yaitu efektivitas

performans

tenaga edukatif dalam kondisi,

situasi dan

adegan

(30)

D. Prosedur Penelitian

Di dalam melaksanakan penelitian ditempuh

tahap-ta-hap kegiatan yaitu:

1. Tahap pendahuluan, yakni mengadakan studi

penjajagan

dengan melibatkan unsur manusia dan materi agar

terung-kap masalah yang akan diteliti.

a. Pelibatan manusia dalam penjajagan dimaksudkan untuk

mengorek masalah yang dihadapi performans tenaga edu

katif yang terus bertanggung jawab atas keberhasilan

tujuan yang dipolakan oleh Pusat Pendidikan dan

La

tihan Telekomunikasi PERUMTEL.

b. Penjajagan terhadap sumber teori dan konsep merupa

kan usaha pengkajian wawasan tentang penilaian per

sonil, khususnya tentang "teaching performance

ap

praisal". Ini dimaksudkan untuk memperoleh kriteria

penilaian tentang efektivitas performans

tenaga

edukatif yang dipakai sebagai tolok ukur

penilaian.

2. Tahap pelaksanaan penelitian merupakan kegiatan

lanjut-an dari eksplorasi untuk menjaring data ylanjut-ang

relevan

•melalui alat pengumpul data yang telah disepakati

se

bagai rujukan kriteria performans mengajar.

3. Tahap analisa, interpretasi dan inferensi sampai

ke

pada usaha untuk memberikan saran-saran yang

berpijak

(31)

104

dasar untuk peningkatan maupun perbaikan selanjutnya.

4. Tahap akhir adalah penulisan laporan penelitian.

Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas

lagi

(32)

WAWANCARA STUDI

DO-KUMENTASI

KABID PROGRAM ' KABID PENYELSNGGARA

ANALISA

DATA - INFORMASI

(Catatan & liputan)

-Cakupan

PENELITIAN

STUDI PENJAJAGAN

7

MENGKAJI SUMBER BACAAN

TEORI & KONSEP

APPRAISAL

EFFECTIVE PERFORMANCE

KRITERIA

PENILAIAN

INTERPRETASI .& INFERENSI

Gambar 2 :

Prosedur Pene l i t i a n

i

•S 'A R A N

LAPORAN - PENELITIAN

TESIS

WAWANCARA & OBSERVASI

DOSEN & ASISTEN

(TENAGA EDUKATIF)

ANALISA

DATA _ LNFORMASI

(Catatan & liputan)

[image:32.595.42.541.54.770.2]
(33)

106

E. Pengumpulan Data Penelitian

1. Kerangka Pengumpulan Data

Sesuai dengan rancangan penelitian, maka jenis da

ta yang harus dijaring dalam rangka penelitian ini melipu

ti empat aspek dengan unsur-unsurnya.

Unsur-unsur yang dimaksud adalah serangkaian

evi-densi atau bukti-bukti perilaku mengajar yang

diharapkan

sesuai dengan kriteria performans mengajar. Yang

diungkap-kan dalam bentuk kegiatan sejumlah bidang kompetensi meng

ajar.

Untuk jelasnya kerangka

pengumpulan data

dikemu

kakan dalam bentuk Tabel berikut:

TBAEL 1

No. No. In

s t r u m e n t Aspek

Jumlah Je n i s data =

rujukan se jumlah kom petensi

Keterangan

1. KP-01 Subject Mat ter Mastery= Penguasaan

bahan bidang

s t u d i

10 Sumber d a t a

Tenaga Eduka

t i f D i k l a t

Diklat Teknik 2. KP-02 Methodolo

gical skills

Kemampuan

me-todologis

10

I, Diklat Tek

nik II,Diklat

Adm. & Niaga

3. KP-03 Human Relation

Skills=Keteram-pilan

berkomuni-kasi

15

PUSDIKLATTEL

PERUMTEL J i n .

Ceperkalong

4. KP-04 Proffesional

__Sj^dard_;

(34)

Rincian dalam bentuk "Alat Pengumpul Data" disajikan da

lam lampiran Tesis ini yang akan dipakai oleh penulis un

tuk pedoman kritoria penilaian ofektivitas performans

tenaga edukatif pada PUSDIKLATTEL PERUMTEL Bandung.

Selanjutnya kerangka pengumpul data ini oleh par

ticipant observer semata-mata akan digunakan sebagai pe

doman pencatatan, pengamatan langsung, maupun wawancara

mengenai performans tenaga edukatif dalam situasi nyata

selama penelitian berlangsung dan semasa mengadakan

ob-servasi di saat adegan nyata selama proses belajar menga

jar berlangsung,,

Dengan kata lain kriteria efektivitas performans

yang dikaitkan dengan kompotensi mengajar berikut

indi-kator-indikatornya yang diperkirakan dapat diamati dan

diukur dituangkan dalam bentuk alat pengumpul data

(in-strumen penelitian) yang diharapkan dapat menjaring data

yang relavan dengan permasalahannya<,

20 Waktu pengumpulan data

Waktu pengumpulan data dilakukan selama kurang le

bih satu bulan dimulai pada medio bulan Desernber 1987

sampai medio bulan Januari 1988. Khusus untuk pelaksana

an observasi kegiatan belajar-mengajar di kelas

dipergu-nakan waktu dua jam pelajaran sehari oleh "participant

observer" yang akan meliput kegiatan PBM berdasarkan

(35)

108

3„ Pengumpul Data

Sesuai dengan masalah yang diteliti, maka setiap

penilaian merupakan "participant observer" yang untuk

setiap kelas terdiri dari dua orang pengamat masing-

ma-sing:

a„ Seorang siswa FPS Program S2 atau S3 Jurusan Adminis

trasi Pendidikan

b0 Seorang Dosen/Asisten lulusan FPTK-IKIP Jurusan

Elek-tronika Komunikasi„

Dengan suatu pertimbangan, agar hasil penelitian

akan lebih dapat dipertanggungjawabkan,, Di sisi lain da

sar pertimbangannya adalah karena tenaga edukatif pada

PUSDIKLATTEL PERUMTEL merupakan profil tersendiri yang

tentunya berbeda dengan tenaga edukatif pada lembaga la

in „ Sedangkan untuk menilai penguasaan materi bidang

studi disadari akan lebih tepat jika menggunakan alat

pengumpul data yang lebih akurata

4„ Prosedur pengumpulan data

Sebelum para petugas pengumpul data terjun ke da

lam kelas, diadakan persiapan-persiapan seperlunya

beru-pa :

a„ Penjelasan secara terperinci tentang isi dan tujuan

yang tersirat di dalam alat. pengumpul data, b., Cara menggunakan alat pengumpul data,,

(36)

pengumpul data, jumlah waktu

pengamatan, dan jumlah

kelas yang dikunjungi dalam rangka observasi.

d0 Pemberitahuan kepada masing-masing kelas yang akan

diamati berlangsungnya PBM atas dasar ijin dari Ke

pala Pusat Diklat melalui Kepala Bidang

Penyeleng-garaan Diklat„

^° Pengolahan Data Penelitian

a0 Pengolahan data penelitian dilakukan

berdasarkan

qualitative-researcho

bo Analisis Pendekatan Kualitatif, sehingga

penela-ahan data dan informasi tidak menggunakan

perhi-tungan statistik, melainkan dengan

memberikan

verbalisasi makna terhadap data,

c„ Data yang telah terhimpun melalui studi

dokumen-tasi, wawancara dan pengamatan yang

mengandung

isyarat (cues) atau petunjuk penting dan erat

ka-itannya dengan aspek,

dimensi ataupun karakteris

tik permasalahan disusun menurut jenis dan

kelom-poknya masing-masing yang terdiri dari

kelompok:

(a) Subject Matter Mastery;

(b) Methodological

Skills; (c) Human Relation Skills; dan (d) Profes

sional Attitude,,

do Sebelum menembus fokus penelitian, terlebih

dahu-lu diadakan analisis cakupan berdasarkan penga

(37)

n o

performans tenaga edukatif mengikuti salah satu mo

del penilaian (assesment/appraisal model) yang akan

dikembangkan dengan mengacu pada konsep atau teori

efektivitas performans, dan diperlakukan secara lo

gis rasional dengan setiap kemungkinan unsur lain

yang muncul dalam cakupan pengamatan empiris (con

text of discovery), yang kemudian akan digunakan

sebagai bahan analisis untuk menemukan dan

mengin-terpretasikan keterhubungan secara logis terhadap

inti permasalahan.

e. Analisis akhir adalah analisis evaluatif terhadap fokus penelitian untuk menemukan "intisari

faktum-faktum" (essencial-facts) serta koherensi,

konsis-tensi , dan keterhubungan "ko-relatif" (un statistical

correlation) antar faktum secara logis.

Analisis evaluatif ditujukan pada keseluruhan ka

rakteristik atau ciri-ciri yang muncul dari fokus

pengamatan yaitu efektivitas performans yang

terdi-ri atas sub-sub fokus :

1) penguasaan materi bidang studi (Subject Matter

Mastery)

2) keterampilan metodologis (Methodological Skills)

3) keterampilan membina hubungan antar pribadi/ ma

nusia (Human Relation Skills).

(38)

f. Dan analisis dan interpretasi faktual terhadap se

tiap aspek kemudian ditarik beberapa faktor

esen-sial masing-masing karakteristif efektivitas per

formans .

g. Kemudian diskusi dan pembahasan yang mempadukan

konsep maupun teori yang relevan merupakan ramuan

yang harus dilakukan, baru kemudian.

h. Dari, hasil ramuan butir g, ditarik kesimpulan se

bagai hasil penelitian akhir berkenaan dengan "Efek

tivitas Performans Tenaga Edukatif pada PUSDIKLATTEL

PERUMTEL Bandung.

Untuk memperoleh wawasan yang lebih konkrit ten

tang pengolahan data secara kualitatif, pada halaman ber

(39)

Gambar 11

DATA HASILl

W A W A N C A R A I

KEPALA BIDANG \

TEORI

DATA STUDI

D O K U M E N T A S I

rrsr

±

jszztz

ANALISIS

/A_

PADUAN ANTAR

\ _____

DATA

y

-/ c -/•analisis_evaluatif\ a

A /

FOKUS

(EFEKTIKVITAS

p

-v

PERFORMANS)

A N

_ PERMASA - /

LAHAN

J

KESIMPULAN

Prosedur Pengolahan Data

DATA HASIL\

PENGAMATAN

P B M TENAGA

EDUKATIF

[image:39.595.43.496.51.692.2]
(40)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Dalam bab ini dikemukakan kesimpulan penelitian

berikut rekomendasi yang berkaitan dengan "penilaian

efektivitas performans tenaga edukatif pada PUSDIKLATTEL

PERUMTEL Bandung"

A. Kesimpulan

Setelah mengadakan analisis evaluatif terhadap da

ta lapangan, mengadakan pembalasan hasil penelitian serta

dipertegas atau diperjelas oleh dasar-dasar konseptual

ataupun teori-teori yang relevan dengan masalah yang di

teliti, dapatlah di ambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Efektivitas performans tenaga edukatif dilihat da

ri aspek Penguasaan Bidang Studi.

(a) Penguasaan bahan memperlihatkan kelemahan dari segi

nilai "kontekstual" maupun nilai "artikulatif" baik secara vertikal maupun horisontal.

(b) Penguasaan bahan lebih bersifat mekanistik sehingga unsur-unsur kreativitas dan innovativeness kurang

berkembang dalam proses belajar-mengajar.

(c) Penguasaan bahan memperlihatkan kelemahan dari segi

nilai "transfer" baik secara vertikal maupun horison

tal sehingga sering terjadi hubungan terputus antara

pengetahuan teoritis, baik itu konsep maupun

(41)

222

teori dengan bahan-bahan untuk kepentingan kelancaran

didalam praktek.

2. Efektivitas performans dilihat dari aspek Keteram

pilan Metodologi

(a) Dalam hubungannya dengan penggunaan metode mengajar

pada umumnya hanya dilakukan dengan "ceramah" yang

bersifat monoton dan monolog.

(b) Tradisi metodologis yang cukup kuat menonjol justru

adalah : gaya mengajar yang berpusat pada instruktur

(instructur centered); kemampuan gaya dan cara yang

mengikuti "jalan" (Route) yang itu-itu saja

(Routi-nisme).

(c) Gaya mengajar dan routinisme tersebut muncul akibat

dari kecenderungan mengejar target sesuai dengan

lingkup bahan yang ditentukan dalam kurikulum.

(d) Lesson-plan (modul) yang sudah disiapkan tidak dapat

berfungsi secara nyata dalam kesatuan metodologis me

ngajar belajar secara utuh. Lesson-plan (modul) itu

cenderung menjadi persiapan yang terpisah dan tidak

menyatu dalam persiapan diri instruktur dalam rangka

proses belajar-mengajar.

(e) Ketrampilan dalam mensistimatisasi dan mengorganisasi

bahan tampak terabaikan disebabkan kecenderungan yang

kuat untuk memusatkan pembahasan utama hanya pada

(42)

mengejar target bahan yang ditentukan dalam

lesson-plan (modul) atau kurikulum.

(f) Dari segi pemanfaatan media, para instruktur tampak

nya enggan menggunakannya selama PBM berlangsung, ka

rena kekhawatiran terganggu atau tersitanya waktu

yang dialokasikan untuk menyajian bahan. Padahal

di-sisi lain media itu dimaksudkan untuk lebih mening

katkan efisiensi dan efektivitas menyajian bahan.

(g) Akibat dari kecenderungan perhatian yang berlebihan

terhadap penyelesaian pokok bahasan, maka instruktur

tidak mempunyai kesempatan untuk menyelenggarakan

test akhir (post-test) dalam rangka mengetahui taraf/

tingkat perubahan siswa terhadap bahan yang disajikan.

3. Efektifitas perpormans dilihat dari aspek Keteram

pilan Membina Hubungan Antar pribadi.

(a) Keterampilan mempengaruhi siswa untuk memusatkan per

hatian

pada" kegiata-n belajar-mengajar,

para

instruk

tur cenderung menggunakan cara-cara instruktif,

non-personal dalam menarik pemusatan perhatian siswa. Ca

ra-cara seperti ini tidak meletakkan basis yang kuat

terhadap hubungan interpersonal, malah sebaliknya ha

nya melahirkan suasana belajar yang tidak persuasif

dan kondusif bagi kelancaran PBM.

(b) Keterampilan menciptakan suasana belajar-mengajar

yang menyenangkan serta bersifat kondusif bagi kelan

(43)

hu-224

bungan yang akrab, hangat dan semangat, seperti peng

gunaan humor, keramahan ataupun sikap empatik terha

dap siswa. Malah sebaliknya yang terjadi ialah pene

kanan pada hubungan yang formal dan pemberlakukan di

siplin secara ketat.

(c) Keterampilan berkomunikasi secara verbal, para ins

truktur lebih mengutamakan "isi" bahan tanpa memper

hatikan bahasa penyampaian isi yang komunikatif

Khususnya di dalam penggunaan Bahasa Indonesia yang

baik dan benar masih terdapat banyak kerancuan.

(d) Keterampilan berkomunikasi secara nonverbal, ternyata

para instruktur hampir tidak menampilkan secara be

ragam. Posisi duduk, berdiri, berjalan, menggunakan

gerakan tubuh, tangan dan raut muka maupun pada arah

dan kontak pandang yang menyebar kurang diperhatikan.

(e) Keterampilan mendorong dan memberanikan siswa, mene

rima dan menghargainya serta berespons terhadap

ucap-an-ucapan (jawaban, pendapat, gagasan), perasaan dan

perilaku lainnya dalam rangka menciptakan suasana hu

bungan interpersonal, terhadap petunjuk yang sangat

kuat bahwa penampilan instruktur berkenan dengan ci

ri-ciri tersebut lebih dititikberatkan pada segi-segi

yang bersifat formatif, evaluatif, direktif, instruk

tif dan kondisional dengan rujukan utama pada diri

(44)

bungan yang akrab, hangat dan semangat, seperti peng

gunaan humor, keramahan ataupun sikap empatik terha

dap siswa. Malah sebaliknya yang terjadi ialah pene

kanan pada hubungan yang formal dan pemberlakukan di

siplin secara ketat.

(c) Keterampilan berkomunikasi secara verbal, para ins

truktur lebih mengutamakan "isi" bahan tanpa memper

hatikan bahasa penyampaian isi yang komunikatif

Khususnya di dalam penggunaan Bahasa Indonesia yang

baik dan benar masih terdapat banyak kerancuan.

(d) Keterampilan berkomunikasi secara nonverbal, ternyata

para instruktur hampir tidak menampilkan secara be

ragam. Posisi duduk, berdiri, berjalan, menggunakan

gerakan tubuh, tangan dan raut muka maupun pada arah

dan kontak pandang yang menyebar kurang diperhatikan.

(e) Keterampilan mendorong dan memberanikan siswa, mene

rima dan menghargainya serta berespons terhadap

ucap-an-ucapan (jawaban, pendapat, gagasan), perasaan dan

perilaku lainnya dalam rangka menciptakan suasana hu

bungan interpersonal, terhadap petunjuk yang sangat

kuat bahwa penampilan instruktur berkenan dengan ci

ri-ciri tersebut lebih dititikberatkan pada segi-segi

yang bersifat formatif, evaluatif, direktif, instruk

tif dan kondisional dengan rujukan utama pada diri

(45)

225

4. Efektivitas performans dilihat dari

aspek

sikap

Profesional.

(a) Unsur-unsur

kerajinan,

kesungguhan,

ketepatan waktu,

dan ketaatan melaksanakan tugas sesuai dengan keten

tuan yang diberlakukan para instruktur belum memper

lihatkan "komitmen profesional" yang diharapkan me

lainkan masih pada taraf "komitmen behavioral" untuk

sekedar mencapai titik keseimbangan yang dituntut

oleh

"disiplin birokratis".

Jadi,

komitmen

tugas

(task commitment) masih bersifat eksternal dalam arti

demi

disiplin

lembaga,

ketentuan atau peraturan yang

berlaku, dan belum merupakan suatu keterlibatan

men-tal-emosional atau keterlibatan diri (ego involvement)

secara mendalam.

(b) Pengabdian terhadap tugas atas dasar pemanfaatan wak

tu dan tenaga tanpa pamrih, serta kesediaan melaksa

nakan tugas-tugas lainnya di luar tugas mengajar be

lum memperlihatkan sikap mengabdi yang diharapkan,

karena belum merupakan sifat "kompetisi profesional"

yang mempunyai dimensi pelayanan tanpa pamrih.

(c) Pengembangan diri sebagai wujud dari sikap profesio

nal agar terjadi perubahan pada segi-segi kemampuan

pengetahuan (kognitif), keterampilan maupun segi-segi

inisiatif, prakarsa dan kreativitas belum tampak

dengan jelas, bahan pengembangan diri lebih ditekan

(46)

me-nyentuh secara lebih

mendalam aspek-aspek

lainnya

yang disyaratkan dalam kewenangan (kompetensi) menga

jar seperti pengetahuan,

keterampilan

metodologis,

membina hubungan antar pribadi, serta sikap dan nilai

sesuai dengan "panggilan" sebagai guru.

(d) Penampilan unsur kerjasama dan kesejawatan di kalang

an instruktur, pada umumnya dalam batas tertentu mem

perlihatkan penampilan yang cukup baik, meskipun pe

nampilan kerjasama dan kesejawatan cenderung

lebih

bercorak "institusional" dari pada "profesional".

Dari kesimpulan uraian

tentang

kesimpulan

yang

berkaitan dengan masing-masing aspek kompetensi mengajar

dari para inshubtur di linggkungan PUSDIKLATTEL PERUMTEL

Bandung, maka dapat ditarik satu kesimpulan umum.

Kesimpulan Umum.

Performans Tenaga Edukatif pada PUSDIKLATTEL PERUM

TEL. Bandung masih belum efektif. Kesimpulan ini di dukung

oleh berbagai pendapat yang dapat dijadikan alasan.

1. Peter Jarvis (1983)

Knowledge.

Skills and attitudes together form the

essentials

of professional practice.

The practi

tioner who is weak in one of these dimensions is

less than a total professional - each,

in its own

way,

is a vital constituent

to practice.

Conse

quently these form

the

bare

essential

of the

curriculum; the education and training of the pro

fessional

is incomplete unless the curriculum has

(47)

227

and acquire competency in all of these

spheres.

Assessment of the recruit's competency should, in

some way,

include appraisal

of

these

elements.

(1983:79)

2. Kamila Arora (1978)

More effective than ineffective teachers

have favourable attitude to teacher-pupil relation

ship, that is, they are for closer contacts, under

standing and friendly relations between pupils and

teachers.

More effective than ineffective teachers

have favourable

attitude

to

students,

that is,

they consider student to be, generally, responsi

ble, sincere and courteous. (1978 : 117).

3.

C.E. Johusons (1980).

Secara singkat teori PBM menurut pendapatnya dapat

dialih bahasakan, bahwa "penampilan guru" (actual perfor

mance)

yang tampak secara efektif bagi seorang guru ada

lah bila didukung oleh unsur-unsur kompetensi profesional

sebagai berikut :

- penguasaan materi bidang studi.

- penguasaan proses

- nilai dan sikap kepribadian sesuai dengan

panggi-lannya sebagai guru.

- kemantapan profesional.

(1980 : 12).

4- R. Oliver Gibson dan Herold C. Hunt (1965)

What is "Good" Performance ? It would,

seem reas

onable to start with the assumption that "goodness" in an

organization

is

ability to

realize

its

objections.

(48)

Kemudian

Gibson

dan

Hunt

juga

mengutip

pendapat

A.S. Barr dalam buku karangannya yang berjudul,

"Charac

teristics of succsess full Teachers" (1958 : 283 - 284)

sebagai berikut :

As Barr point out, performance may be des

cribed in different ways. One approach,

based upon

knowledes, attitudes, and skills,

is the following

Among the knowledges there are four that

are usually listed as essential to successful

teaching :

1. Good cultural background.

2. Substantial knowledge of the subject taught, or of some area of specialization.

3. Substantial

knowledge

of human

development

and learning.

4. Substantial knowledge of professional prac tices and techniques.

Among the generalized skills the following are frequently emphasized :

1. Skill in the use of language, spoken and written.

2. Skill in human relationships.

~>. uiCixx in i"cS£srcu and educational problem

solving.

4. Effective work habits.

Among the interests and attitudes frequently emphasized are the following :

1. Interest in pupil.

2. Interest in a subject or area of speciali

zation.

3. Interest in teaching.

4. Interest in the school and the community. 5. Interest in professiional cooperation. 6. Interest in proofessional growth.

5. Moh. Fakry Gaffar (1987)

1. Guru yang efektif adalah guru yang kompeten da lam bidang keahliannya serta didukung oleh ke

mampuan metodologis.

2. Guru yang efektif adalah guru yang kompeten da lam metodologi dan menguasai bidang keahliannya sesuai dengan tingkat yang dibutuhkan anak di

dik. (1987 : 249).

(49)

229

B. Rekomendasi

Berpijak pada beberapa masalah yang diketemukan

dalam hasil penelitian ini sebagai kelemahan atau

kepin-cangan, terutama yang erat kaitannya dengan "kunci per

tanyaan" yang diajukan oleh ITU/TDG, yang merupakan ru

jukan utama maupun orientasi dari PUSDIKLATTEL PERUMTEL

Bandung, maka rekomendasi akan mencakup (1) Kualifikasi

Profesional tenaga edukatif ; (2) Model Pendidikan dan

Latihan ; (3) Sarana dan Prasarana.

1. Kualifikasi Profesional

Dari keadaan kualifikasi propesional tenaga edu

katif yang beragam dan konpleks memerlukan suatu sistem

manajemen personil yang cermat. Demikian pula dituntut

kemampuan sistem dalam mendisain spesifikasi dan kera

gaman profil kualifikasi profesional yang terus menerus

berkembang agar dapat memantau dan mengendalikan mutu

serta efektivitas performans tenaga edukatifnya," untuk

ini disarankan agar setiap tenaga edukatif mempunyai pe

luang yang sama untuk memperoleh :

a. Kesempatan memperdalam bidang studi yang menjadi tang

gung jawabnya masing-masing agar kemampuan pemahaman

dan penguasaan bahan pengetahuan (body of knowlede)

yang mendasari kompetensi mengajar semakin meningkat.

Cara yang dapat ditempuh untuk kepentingan ini ialah

(50)

(up-grading-course); penyegaran (refreshing course) ; dengan mem

berikan "beasiswa" untuk melanjutkan studi baik

dida-lam maupun luar negeri, penyediaan bahan bacaan yang

relevan di Perpustakaan yang lebih lengkap sesuai de

ngan kemajuan pengetahuan dan teknologi telekomunikasi,

mengikutsertakah

pada

seminar-seminar yang

berkaitan

langsung dengan bidang studi. Semuanya ini dimaksudkan

agar para tenaga edukatif di lingkungan PUSDIKLATTEL

PERUMTEL secara bertahap akan mencapai predikat "guru

yang berkelayakan".

b. Kesempatan untuk memperoleh "SIM" (sertifikat ijin me

ngajar) dengan mengikuti Program Akta melalui kerja

sama dengan LPTK/IKIP, agar setiap tenaga edukatif

be-nar-benar memahami cara bagaimana mentransformasikan

setiap unit pengetahuan melalui keterampilan metodolo

gis yang sesuai dengan materi maupun situasi yang

ber-lansung, termasuk segi-segi edukatif dan

psikomotoris-nya berdasarkan kurikulum melalui PBM.

Rekomendasi ini berdasarkan pada keadaan nyata,

bahwa dari 52% tenaga edukatif berstatus tetap, tidak

mencapai 1% (hanya 0,07%) diantaranya yang memiliki latar

belakang pendidikan tenaga kependidikan.

Dapat diharapkan pula melalui kedua kesempatan

tersebut, maka keragaman dari segi bentuk serta isi Pen

(51)

231

Pendidikan dan Latihan

termasuk

ciri-ciri

teknologi,

keragaman latar belakang sosial budaya dan etnis serta

taraf

kemampuan

peserta

didik

dapat

dilayani

dengan

ke-kerampilan hubungan manusia yang memadai, apalagi secara

psikologis, ciri-ciri kepribadian, sikap, nilai, suasana

maupun warna emosi dari orang yang menghadapi dunia tek

nologis di lingkungan suatu Lembaga PERUM mempunyai suatu

perbedaan dengan orang yang menghadapi dunia kehidupan

non teknologis.

Dengan keadaan yang demikian, maka perlu dirancang

suatu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan sampai

pada sistem penilaiannya, agar secara bertahap setiap te

naga edukatif di lingkungan PUSDIKLATTEL PERUMTEL Bandung

merupakan tenaga pendidik yang berkelayakan dan memiliki

kewenangan mengajar sebagai orang-orang yang diakui

ber-kompetensi profesional di bidang pendidikan dan latihan.

Rekomendasi ini semua merupakan suatu alternatif jawaban

yang diajukan oleh ITU/TDG. tentang :

1. Is the system open for external communication (new

ideas, changing needs, ect) ?

2. Is member of qualified instructors sufficient ?

3. Is training part of solution and, if so, which

cata-gories of staff should be trained ? How many and in

which skills ?

4. Which are categories of personel concerned by possible

(52)

2. Model Pendidikan dan Latihan.

Mengingat Pendidikan dan Latihan merupakan

"peng-integrasian" pendidikan Pra Jabatan dan Dalam Jabatan,

tampaknya model semacam ini, khususnya dari segi konsepsi %

manajemen personil sebagai sumber daya manusia memiliki

kadar efisiensi dan efektifitas yang tinggi dengan nilai

balikan (rate of return) yang mudah diawasi dan

dikenda-likan pengintegrasian bentuk, struktur, dan jenis Pendi

dikan dan Latihan yang berbeda baik dari segi penekanan

tujuan yang ingin dicapai, maupun struktur dari isi kuri

kulum yang sesuai dengan jenjang pendidikan, secara logis

menjadi dasar penentuan kriteria kompetensi profesional

tenaga edukatifnya. Demikian pula hal tersebut akan sa

ngat menentukan tarap efektivitas performans pada

masing-masing tingkat dan jenjang pendidikan karena kenyataan

efektifitas performans tenaga edukatifnya masih tergolong

dalam taraf yang belum memadai (necessity) dilihat dari

relevansinya dengan peran dan kebutuhan, serta ekspektasi

lembaga. Demikian pula belum mencapai ketepatan (accuracy)

dilihat dari relevansinya dan kesesuaiannya dengan peran,

kebutuhan serta ekspektasi maupun latar belakang indivi

dual peserta didik, maka untuk meningkatkan efektivitas

performans tenaga edukatif di lingkungan PUSDIKLATTEL

PERUMTEL Bandung yang memiliki model tersendiri perlu

Gambar

Gambar 1: Gambaran tentang Profil Tenaga EdukatifPUSDIKLATTEL PERUMTEL."^til
gambar bantu, transparansi,
Gambar2
Gambar11

Referensi

Dokumen terkait

Komunikasi massa adalah suatu kumpulan pesan-pesan atau informasi-informasi yang dikirimkan melalui sebuah alat produksi yaitu media massa, dengan maksud untuk dapat

PROMETHEE merupakan salah satu dari metode Multi Criteria Decision Making (MCDM) yang berarti melakukan penentuan atau pengurutan dalam suatu analisis

(Sumber : https://www.ojk.go.id/id/tentang-ojk/Pages/Tata-Kelola.aspx) Berdasarkan lokasi penelitian yaitu kantor OJK yang secara langsung berkaitan dengan sistem pelayanan

• Protein memiliki reaksi yang khas karena adanya ikatan peptida atau asam aminonya.. • Harus dibebaskan dari garam

Langkah – langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan mendefinisikan konsep dari integral-K dan mengidentifikasi sifat – sifat yang berlaku pada

Penggalian potensi tidak optimal karena Wajib Pajak perusahaan migas dan pertambangan tersebar di banyak KPP, dimana petugas pada KPP-KPP tersebut tidak memiliki pemahaman

nyai peran yang penting dalam pertumbuhan ekonomi di peme-rintahan daerah yaitu da- lam peningkatan kinerja pegawai pemerintah di daerah dengan kinerja yang baik dari

Sokhib dimana beliau adalah sebagai tokoh di Desa Pasuruhan Lor berpendapat bahwa jual beli bulu angsa yang terjadi di Desa Pasuruhan Lor Kecamatan Jati Kabupaten