;AN
EFEKTIVITAS
PERPORMANS
TENAGA
EDUKATIF
USAT PENOIDIKAN DAN LATIHAN TELEKOMUNIKASI
PERUMTEL
BANDUNG
T H E S I S
Diajukan kepada panitia Ujian Tesis Institut Keguruan dan llmu Pendidikan Bandung
untuk memenuhi Sebagian dari syarat Program Pasca Sarjana Bidang Studi Administrasi Pendidikan
oleh
Y. MAMUSUNG 348/A/XV-7
FAKULTAS PASCA SARJANA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN B A N D U N G
1 9 8 8
41
wk
DISETUJUI DAN DISAHKAN TIM PEMBIMBING
PrCf^_ll" Achnia^ Sanusi, S.H., M.P.A., PH.D
Pembimbing I ~
c
ry^Oaf^arrM.Ed
FAKULTAS PASCA SARJANA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
B A N D U N GDAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR
UNGKAPAN PUJI SYUKUR DAN RASA TERIMAKASIH .... 0
iv
DAPTAR ISI ....° «... viii
DAPTAR TABEL „
0
DAPTAR GAMBAR
BAB
I : PENDAHULUAN
...
1
A. Permasalahan 0
.
1
B. Tujuan Penelitian .. „
14
C Pentingnya Penelitian ...
oo..
14
BAB II : STUDI KEPUSTAKAAN
...
o. o
16
A. Hakekat, Tujuan dan Proses Penilaian
16
B. Kriteria Penilaian
0
51
C. Karakteristik efektivitas performans ...
75
BAB III : PROSEDUR PENELITIAN
92
A. Masalah dan Pendekatannya
92
B. Pertanyaan Penelitian
93
C. Metode penelitian dan teknik pengumpulan data..
98
D. Prosedur Penelitian
„... „
103
E. Pengumpulan Data Penelitian
106
BAB IV
: ANALISIS KUALITATIF FJiEKTIVTTAS PERFORMANS TENAGA
EDUKATIF PADA PUSDIKLATTEL PERUMTEL BANDUNG
113
A. Gambaran Umum mengenai cakupan
113
B. Analisis terhadap fokus permasalahan
132
C. Hasil penelitian
...
191
D. Diskusi hasil penelitian
u
205
BAB
V : KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
221
A. Kesimpulan
„
221
B. Rekomendasi
o
a
229
DAPTAR KEPUSTAKAAN
235
LAMPIRAN-LAIVIPIRAN
o__
""
240
BAB I
PENDAHULUAN
A. Permasalahan
1-
Latar Belakang Masalah
Keterbelakangan bangsa dan negara yang sedang ber
kembang ditandai oleh keadaan ekonomi dan teknologi yang
pada hakekatnya masih sangat tergantung kepada negara lain.
Salah satu cara meningkatkan taraf hidup yang layak
bagi bangsa dan negara yang sedang berkembang adalah
me-nimbulkan dan mengembangkan kemampuan mencari, menemukan,
menggali serta memanfaatkan secara tepat guna sumber alam
dan sumber daya manusianya. Hal ini merupakan
tantangan
bagi manusianya untuk memiliki kepandaian beradaptasi de
ngan lingkungannya. Kejelian beradaptasi menuntut
adanya
kemampuan untuk bekerja sama secara serasi, selaras
dan
seimbang di antara sesama manusia. Modal yang harus
dimi-liki adalah berupa pengetahuan, keterampilan serta sikap
dan nilai yang memadai untuk beradaptasi dengan
keadaan
maupun tuntutan lingkungannya.
Bertolak dari cara berfikir yang mendasarkan
pada
sifat komunikatif sebagai salah satu modal untuk beradap
tasi dengan lingkungannya, maka kemampuan
berkomunikasi
sertap penggunaan alat maupun sistern komunikasi dari yang
paling sederhana sampai yang canggil sekalipun harus
di-usahakan oleh negara-negara yang sedang berkembang,
agar
2
kecerdasan bangsanya semakin meningkat.
Di Indonesia setelah beroperasinya Sistem
Komuni-kasi Setelit Domistik PALAPA pada tanggal 16 Agustus 1976
pada saat Pelita Kedua sedang berlangsung, ternyata banyak
memberikan dampak positif dalam berbagai bidang
seperti
halnya disebutkan oleh Willy Munandir:
Kemudaan berkomunikasi jarak jauh ini tidak
dira-gukan lagi mampunyai peranan penting dalam
rneiroerlan-car penyelenggaraan tugas pemerintahan,
mempercepat
proses pendewasaam ketahanan politik dan
penyebaran
informasi yang merata serta dengan distorsi yang
mi
nimal. b
Selanjutnya disebutkan juga, bahwa:
Dengan pemanfaatan fasilitas SKSD PALAPA untuk
me-nyalurkan siaran televisi hiburan, penerangan
maupun
televisi pendidikan, maka berangsur rasa senasib
se-penanggungan dan harmonis sosial akan tercapai,
Hal-hal seperti ini akan lebih mempercepat
tercapai-nya cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa.
(Willy Munandir M:. 13: 14)
Wadah pendidikan yang paling tepat untuk
meningkat-kan taraf adaptasi manusia dengan lingkungan hidupnya ada
lah pendidikan formal. Adaptasi manusia terhadap
ling
kungannya mempunyai pengertian, bagaimana seorang manusia
bersikap dan berperilaku terhadap kehidupan sekitarnya.
Hal ini sesuai dengan pendapat Allport yang menyebutkan:
"Attitudes are individual mental processes wich ditermine
both the actual and potential responces of each
person
in the social world" (1973: 23). Sikap merupakan
proses
mental yang menentukan respon aktual maupun potensial da
bahwa: "... attitude as a mediational process between the
eliciting events in the environment and the person's res
ponse..."
(1975: 148)
artinya
sikap sebagai
proses
perantara bagi suatu perilaku manusia terhadap lingkungan
maupun respon manusia terhadap apa yang ada di sekitarnya.
Menyadari akan hal ini, maka PERUMTEL sebagai sua
tu lembaga, di dalam peran -ertanya meningkatkan kualitas
manusia Indonesia di dalam adaptasinya terhadap lingkung
an, khususnya di bidang komunikasi, menyelenggarakan
Pu
sat Pendidikan dan Latihan di Jalan Gegerkalong Hilir Ban
dung.
Proses belajar mengajar yang berlangsung di lemba
ga ini menuntut adanya kualitas tenaga edukatif yang
me-madai, dapat menghasilkan tenaga-tenaga
profesional
dan
teknisi pertelekomunikasian yang produktif. Untuk
itu
usaha meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap
dan
nilai para tenaga edukatifnya harus dirancang dengan sua
tu program yang mantap dan dilaksanakan secara
kontinyu
melalui penilaian dan pengembangan personil
yang
mampu
mempengaruhi perubahan perilaku dan performans
yang bisa
menunjang tujuan lembaga.
Pengembangan sumber daya manusia dalam hal ini
di-khususkan bagi tenaga edukatifnya yang dilakukan
melalui
salah satu kegiatan administras- personil yaitu penilaian.
Penilaian yang dimaksud adalah seperti yang
dikemukakan
For present purpose
evaluation
is defined as the
comparison
of
desired outcomes
with actual outcomes
and the formulation of judgements of the
performance
of individuals and the school based upon that
compa
rison. So defined, evaluation is closely related
to
effectiveness (1965: 232).
Untuk membandingkan antara penampilan yang diharapkan de
ngan kenyataan yang berlangsung, maka penilaian
terhadap
performans itu perlu diadakan. Agar penilaian dapat
meng-hasilkan sesuatu yang sesuai dengan tujuan
penilaian,
dalam pelaksanaannya diperlukan adanya kriteria penilaian.
Salah satu dasar untuk mengukur evidensi dan
kua-lifikasi seorang guru adalah serangkaian bukti
yang
ber-orientasi kepada kriteria performans. Kriteria yang
akan
dijadikan pedoman penilaian harus disusun dan
ditetapkan
terlebih dahulu sebagai awal kegiatan sebelum
penilaian
berlangsung. Seperti halnya dinyatakan oleh James R. Marks
et al (1973: 522), "One of, lie first steps in teacher
ap-raisal is to accept criteria for effective teaching".
Menentukan kriteria bagi penilai bukan
merupakan
suatu yang mudah, sebab berpegang pada suatu kriteria
ber-arti juga bertanggung jawad terhadap pelaksanaan
beserta
akibat
dalam pengembangan program penilaian
selanjut-nya. Seperti pernyataan James R. Marks at al berikutnya,
bahwa
.-Selecting the criteria for the measurement of
teacher effectiveness is probably the most difficult
and most important task in the development
of
the
appraisal program.
iikeP(1973i0528)SrOWth' teaching techniques, and the
Tertuj.u
pada lokasi penelitian yaitu Pusat
Pen
didikan dan Latihan Telekomunikasi/PUSDIKLATTEL PERUMTEL,
maka melengkapi latar belakang masalah penelitian kiranya
perlu mengkaji rujukan tentang Pola Pendidikan dan Latih
an PERUMTEL tentang Tujuan Pendidikan dan Latihan
yang
digariskan sebagai berikut:
Tujuan Pendidikan dan Latihan:
1. Tujuan umum pendidikan dan latihan adalah
untuk
menghasilkan tenaga kerja yang penuh
pengabdian
mempunyai kemampuan, ketrampilan dan keakhlian
se-suai dengan bidangnya dalam rangka mencapai
daya-guna dan hasildaya-guna perusahaan yang
sebesar-besar-nya. ' . "
2. Tujuan khusus pendidikan dan latihan
adalah untuk
menghasilkan tenaga kerja yang:
a. memiliki kemampuan berpikir dan bertindak
se-suai dengan tugas perusahaan dalam rangka
mem
berikan pelayanan jasa telekomunikasi untuk umum
b. memiliki ketrampilan dan keakhlian dalam bidang
nya sesuai dengan sarana dan sistem yang
seja-lan dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang
dibutuhkan (1980: 2-3).
fe
Orientasi terhadap tujuan merupakan ciri khas
wa-wasan administrasi. Itulah sebabnya rujukan utama di
da
lam menetapkan kriteria performans tenaga edukatif
ada
lah
tujuan yang ingin dicapai oleh lembaga penyelenggara.
Tepat kiranya pernyataan Gibson & Hunt bahwasanya sebagai
Administrator:
The administrator is likely to think in a different
way. He probably start with a desired end. His
con
cern will then be to find the most efficient and
ef
fective means to that end.6
Pada dasarnya yang menjadi tantangan bagi seorang admi
nistrator adalah jawaban terhadap pertanyaan:
What ends are most desirable?
Here the
concern
is not with what is, but with what might be
bu?
?;S Sat Sh°u1^ be- The administrate?
into the very though problem of what can be
also
among
gets
the events that might and should be. (1965: 59)
Wajarlah bahwa yang ada di dalam benak pemikiran
se
orang administrator dalam setiap kegiatan adalah
has-ratnya untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
Itulah sebabnya di dalam melaksanakan setiap
kegiatan
diusahakannya untuk menciptakan suasana yang
kondusif
yang bisa memungkinkan tujuan yang diinginkan
menjadi
kenyataan. Tujuan utama yang paling diinginkan
adalah
tentang apa yang akan dan harus terjadi
berkat
dari
usahanya.
Penilaian yang dilakukan terhadap performans te
naga edukatif di lingkungan PUSDIKLATTEL PERUMTEL sesuai
dengan pemikiran administratif adalah ingin mengetahui
sampai sejauh mana sebenarnya tujuan yang telah
diga-riskan dalam Pola Pendidikan dan Latihan itu dapat
dan
harus tercapai.
Untuk pedoman di dalam melaksanakan penilaian
perlu ditetapkan kriteria penilaian.
Mengingat penilaian ditujukan kepada efektivitas
performans
tenaga edukatif dalam hal ini
dimaksudkan
di-kaitkan langsung dengan sejumlah bidang kompetensi
meng-ajar. Pada umumnya penterapan kriteria performans di da
lam proses belajar-mengajar dijabarkan ke dalam tiga
ka-tegori besar di samping statusnya sebagai pekerja
pada
suatu lembaga, yaitu:
pertama, penguasaan materi pengetahuan atau bidang studi
yang menjadi tanggung jawabnya, dikenal
dengan
berbagai istilah seperti Subject Matter
Know
ledge, Subject Matter Mastery,
kedua, keterampilan metodologis atau keterampilan di da
lam menterapkan berbagai metoda mengajar
pada
saat menyampaikan materi pelajaran. Istilah yang
sering digunakan untuk keterampilan
ini
ialah
Behavioral Skills, Technical Skills/reaching,
Methodological Skills,
ketiga, Kemampuan berkomunikasi atau berinteraksi
secara
manusiawi dengan para siswa, sehingga PBM
ber
langsung melalui bentuk-bentuk yang
disebut
"teachable". Human Relation Skills merupakan is
tilah yang sering dipergunakan untuk
kriteria.
ini atau Communication Skills, Inter
Personal
Skills.
keempat, Sikap profesional di dalam pengabdiannya sebagai
seorang pekerja pada suatu lembaga.
Melalui studi penjajagan maupun internship
pada
8
diperlukan sejumlah + 3.000 orang tenaga terdidik ( mela
lui program latihan). Tenaga edukatif yang ada baik yang
berstatus tenaga tetap maupun tidak tetap sebenarnya
ma-sih belum mencukupi dibandingkan dengan kebutuhan
untuk
menangani program-program pendidikan dan latihan yang
cu-kup kompleks. Kondisi yang demikian inilah menuntut
ada
nya pengembangan dan penilaian terhadap para tenaga
edu
katif sebagai upaya untuk menanggulangi agar mereka
akan
selalu memiliki pengetahuan, keterampilan,
serta
sikap
yang efektif dan efisien di dalam memikul tanggung jawab
nya membantu memecahkan masalah yang dihadapi lembaga.
Mengingat bahwa pengembangan mempautkan
keadaan
nyata serta prediksi kebutuhan yang akan datang,maka
fak-tor yang harus menyertainya adalah penilaian.
Tenaga edukatif sebagai sumber daya manusia
meru
pakan salah satu komponen uang turut menentukan
keberha-silan tidaknya tujuan dari Pusat Pendidikan dan
Latihan
PERUMTEL. Namun sebagai manusia mereka pun tidak luput da
ri keterbatasan dalam hal pengetahuan keterampilan
dan
sikap yang mereka miliki untuk berprestasi secara
maksi-mal sesuai dengan harapan. Harapan tentunya dilihat
dari
kepentingan tenaga edukatif itu sendiri sebagai
pribadi,
dan anggota lembaga, dan akhirnya sebagai mahluk
sosial,
agar dapat membantu kelancaran memecahkan masalah-masalah
yang dihadapi berkaitan dengan PBM. Pengembangan
yang
hubungan antar manusia akan memunculkan konsekwensi,sikap
dan performans yang bagaimana yang harus diungkapkan oleh
seseorang tenaga edukatif agar
mampu menunjang
tercapai-nya tujuan.
Penilaian terhadap personil khususnya
terhadap
sikap dan performansnya harus mendapat perhatian istimewa
jika suatu lembaga mengharapkan peran-serta yang maksimal
dari personil-personil di dalam mencapai tujuan.
Dengan penilaian yang tepat dan terarah dapat
di-ketahui dengan mudah tingkat efektivitas performans
per
sonil. Diketahui efektif tidaknya sikap performans
sese
orang akan memudahkan pula dalam mencari jalan
ke
luar
pemecahannya serta bagaimana usaha meningkatkannya.
Perubahan kebijaksanaan lembaga yang
menyangkut
kepentingan personil banyak disebabkan dan ditunjang oleh
adanya pelaksanaan penilaian performans yang baik.
Pada umumnya penilaian personil dilakukan
secara
"gampang" oleh seorang pemimpin lembaga. Data tentang si
kap dan performans dinilai secara berkala hanya pada saat
menjelang pengajuan kenaikan pangkat/tingkat tanpa
rasio-nal yang memadai. Sering pula penilaian personil dimodali
dengan sifat "like and dislike" terhadap personil
yang
dinilainya, tanpa memperhatikan pengaruh yang akan diung
kapkan dalam bentuk sikap dan performans. Akibat penilai
an tersebut, sangat bersifat subyektif dan bahkan
10
lain ujian dinas, cenderung pada ratio yang tak sebanding
antara penguasaan materi pengetahuan, keterampilan dan si
kap. Justru dari pihak personil sering mengharapkan.bahwa
melalui ujian dinas dan penilaian tim itulah obyektivitas
lebih dapat diandalkan daripada hanya oleh seorang seba
gai pimpinan staf yang kepemimpinannya dibatasi oleh
ku-run waktu atau periode tersebut. Sewajamyalah jika pim
pinan memperhitungkan akan pengaruh penilaian personil ter
hadap sikap dan performans, seperti halnya dikemukakan
oleh Chandler and Petty bahwa hasil dari pada suatu peni
laian terhadap guru harus dilihat dari:
"1. Desirable changes should be made in teacher attitudes
and understanding.
2. Desirable change should be made in actual teaching
performans" (1955:218)
Mengingat pengaruh penilaian terhadap mereka
yang
berstatus tenaga edukatif begitu berarti, seharusnyalah
di dalam mengadakan penilaian personil tidak asal menilai,
tetapi penilai sendiri harus memahami makna dan
hakekat
dari penilaian. Makna penilaian merupakan perbandingan
antara apa yang diharapkan dengan keberadaan nyata
yang
dicapai oleh personila akibat adanya tindakan penilain
yang berpengaruh terhadap performans seseorang
di
dalam
suatu sistem.
Demikian pula sangatlah jelas apa sebenarnya yang
karena dampaknya terhadap kepentingan lembaga maupun
pri-badi seperti disebutkan:
Evaluation
is important both to the allocation
pro
cess and
to the general
administrative function
Evaluation of personnel is needed for (1)
allocation
of people to positions and allocation of rewards
and
(2) improvement of performans. (1965: 251)
Pentingnya penilaian personil, dikarenakan oleh memadainya
tenaga kerja yang dibutuhkan beserta derajat jaminan
kese-jahteraan yang layak. Di samping itu dampak positif
yang
diharapkan adalah dapat mengubah performans personil
ke
arah perbaikan yang diharapkan.
2. Rumusan Masalah Penelitian
Masalah yang telah diungkapkan perlu difokuskan agar
penelitian lebih terarah dan jelas.
Sesuai dengan judul masalah penelitian mengenai pe
nilaian efektivitas performans tenaga edukatif pada
Pusat
Pendidikan dan Latihan PERUMTEL Bandung, maka sebagai
pe
doman melaksanakan penilaian harus disusun kriterianya
terlebih dahulu.
Kriteria performans yang disusun adalah untuk
me-ngetahui sampai sejauh mana para tenaga edukatif
sebagai
pengajar sanggup menunjukkan secara profesional
berbagai
kemampuan mengajar.
Sebagai seorang guru ia harus mampu menampilkan
di-ri
yang menunjukkan bahwasanya perilaku selama
kegiatan
12
a. penguasaan bahan dari suatu pengetahuan tertentu.
b. keterampilan di dalam menerapkan berbagai cara
penyam-paian bahan maupun pemanfaatan alat dan media
peng-ajaran.
c. kemampuan berkomunikasi/berinterrelasi, yang bisa
dia-mati dan diukur kadar efektivitasnya melalui
analisis
yang bersifat deskriptif.
Untuk memudahkan pelaksanaan penelitian sehingga
lebih mengarah
pada masalah yang diteliti yang
ber-kaitan langsung dengan perilaku mengajar selama PBM
ber
langsung.dan ditampilkan dalam berbagai bentuk
indikator
yang bisa diamati dan diukur, maka dirumuskan secara
spe-sifik masalah penelitian dalam bentuk kalimat pertanyaan,
- Dengan menetapkan dan menggunakan "Kriteria Performans
Mengajar" yang bagaimanakah agar efektivitas performans
tenaga edukatif pada PUSDIKLATTEL PERUMTEL Bandung
dapat
dinilai
.-1) Sampai sejauh
manakah penguasaan materi bidang studi
yang menjadi tanggung jawab masing-masing tenaga
edu
katif pada Pusat Pendidikan dan Latihan Telekomunikasi
PERUMTEL Bandung?
2) Sampai sejauh mana keterampilan metodologis masing-ma
sing tenaga edukatif di dalam menyampaikan materi
pel-ajaran?
3) Sampai sejauh mana masing-masing tenaga edukatif memi
para siswanya selama PBM berlangsung?
4) Bagaimana sikap profesional masing-masing tenaga edu
katif di dalam pengabdiannya terhadap lembaga
tempat
ia berkarya?
!
Sifat pertanyaan memberikan peluang yang memungkinkan un
tuk pengembangan pertanyaan-pertanyaan yang bisa
menya-ring data yang merupakan indikator-indikator dari
sejum-lah bidang kompetensi mengajar.
Untuk lebih memperjelas wawasan penelitian,
ber-ikut ini akan divisualisasikan paradigma penelitian yang
diperkirakan dapat memberikan gambaran tentang PROFIL TE
NAGA EDUKATIF pada PERUMTEL TRAINING CENTRE BANDUNG seba
gai berikut:
PENILAIAN EFEKTIVITAS PERFORMANS
TEACHER-C
R
I
T
E
R
I
0
N
1
SUBJECT PATTER
MASTERY
*TECHNICAL
SKILLS-K HUMAN RELATION
-SKILLS
L
[image:16.595.82.512.143.720.2]PrOFHSSIONAL ATTITUDE
14
B. Tujuan Penelitian
1. Tuj uan Umum
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk
memper
oleh gambaran mengenai efektivitas performans tenaga edu
katif dalam kegiatan belajar-mengajar di lingkungan Pusat
Pendidikan dan Latihan Telekomunikasi PERUMTEL Bandung.
2. Tuj uan Khusus
Penelitian ini merupakan suatu usaha untuk
meng-adakan penilaian
terhadap serangkaian eyidensi yang
di-tampilkan oleh para tenaga edukatif dalam kegiatan
kri
teria performans yang difokuskan pada:
a.
Penguasaan Bidang Studi;
b. Keterampilan metodologis;
c. Keterampilan berihterelasi;
d. Sikap profesional.
C Pentingnya Penelitian
1. Kontribusi terhadap pengembangan Ilmu Administrasi
Pendidikan.
Dari hasil penelitian ini
diharapkan
dapat menemukan konsep-konsep yang bisa
memperka-ya wawasan atau perbendaharaan Ilmu Administrasi
Pendidikan dalam hal ini khususnya bagi
kepenting-an mkepenting-anajemen personil.
2. Secara operasional, dengan diperolehnya
konsep-konsep yang dianggap lebih baik, akan merupakan
PEPJJM-TEL Bandung untuk mencoba menyerap maupun
menerap-kannya ke dalam usaha penilaian dan
pengembangan
personil di saat-saat akan datang.
Pentingnya penelitian terhadap masalah ini
tentu
nya tak dapat dilepaskan dari alasan mengapa maka masalah
ini perlu diteliti.
a. Masalah ini cukup menarik perhatian bagi peneliti mau
pun para Kepala Bidang/Deputy di lingkungan PUSDIKI.ATTEL
PERUMTEL Bandung untuk diteliti.
b. Masalah ini perlu dan dapat diteliti, sehingga
diha
rapkan mampu menjaring data sebagai masukan yang
ber-guna bagi usaha peningkatan dan perbaikan PBM di ling
kungan PUSDIKLATTEL PERUMTEL Bandung.
c. Masalah penilaian efektivitas performans yang
dikait-kan langsung dengan tujuan lembaga mempunyai
kaitan
erat dengan sejumlah pengetahuan yang sedang
dikaji
oleh peneliti, khususnya di bidang Administrasi
Per
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A. Masalah dan Pendekatannva
Masalah yang diteliti dan dibahas adalah mengenai
penilaian efektivitas performans tenaga edukatif. Masalah
ini akan dibahas berdasarkan teacher perfomance assesment
yang diungkapkan dalam tiga perilaku mengajar yaitu:
pe
nguasaan bahan bidang studi atau subject matter mastery,
keterampilan metodologis atau methodological skills,
ke
mampuan berkomunikasi/berrelasi atau human relation skills
di samping sikap profesional dari tenaga edukatif pada PUS
DIKLATTEL PERUMTEL Bandung.
Pendekatan masalah yang diteliti dilakukan
secara
empirik melalui studi kasus dengan pengamatan secara
sek-sama terhadap perilaku mengajar para tenaga edukatif
se
lama kegiatan PBM berlangsung di kelas.
Gambaran tentang efektivitas performans akan
di
peroleh melalui
komparasi antara kriteria performans me
ngajar dengan kenyataan yang dilakukan oleh setiap
kasus
tenaga edukatif selama melaksanakan kegiatan belajar-meng
ajar di kelas. Hal ini merupakan salah satu ciri dari pe
nelitian kualitatif yang disebut "naturalistik",
karena
penelitiannya ditujukan pada kejadian-kejadian nyata
se-hari-hari.
B. Pertanyaan Penelitian
Agar penelitian dapat difokuskan pada pokok- pokok
masalah yang akan diteliti secara sistematis, konkrit dan
efektif, maka diturunkan beberapa pertanyaan
penelitian
(research questions) yang relevan dengan kriteria
per
formans mengajar, sebagai berikut:
Masalah 1. Penguasaan materi bidang studi (subject matter
mastery, content knowledge) yang menjadi tanggung
jawab
masing-masing tenaga edukatif/pengajar.
1) Sampai sejauh manakah penguasaan bahan yang dituangkan
ke dalam Lesson Plan diungkapkan selama PBM
berlang
sung?
2) Bagaimanakah penguasaan prinsip-prinsip teori para te
naga pengajar tentang bahan yang diajarkan?
3) Sampai sejauh manakah para pengajar memiliki
wawasan
yang luas tentang materi yang diajarkan?
4) Sampai sejauh manakah para tenaga pengajar
memiliki
wawasan inovatif terhadap materi pelajaran yang diajar
kan?
5) Bagaimanakah pemahaman hubungan antara teori
dengan
praktek lapangan dalam hal membuat/memasang
alat-alat
komunikasi (transmisi, telepon, telegraf, dan Iain-lain)?
6) Bagaimanakah pemahaman hubungan antara teori dan prak
tek lapangan dalam hal menggunakan alat-alat komunika
94
7) Bagaimanakah pemahaman hubungan antara teori dan prak
tek lapangan dalam hal memelihara (maintening)
alat-alat komunikasi?
8) Bagaimanakah pemahaman hubungan antara teori dan prak
tek lapangan dalam hal mengembangkan alat-alat komuni
kasi?
9) Sampai sejauh manakah para tenaga pengajar mampu
meng-ungkapkan kejelasan relevansi antara jawaban
dengan
pertanyaan yang diajukan siswa mengenai materi
yang
diajarkan?
10) Sampai sejauh manakah para tenaga pengajar menguasai
materi pelajaran melalui ungkapan kreatif dalam bentuk
kreasi pribadi seperti: diklat, catatan, kliping,
gra-fik,
gambar bantu, transparansi, chart, dan lain-lain
nya?
Masalah 2.
Keterampilan metodologis (technical skills,
Methodological Skills) tenaga edukatif
di dalam
menyam-paikan materi bidang studi.
1) Bagaimanakah cara/kemampuan para tenaga pengajar
men-jelaskan tujuan instruksional?
2) Bagaimanakah cara/kemampuan para tenaga pengajar
men
spesifikasi kegiatan sesuai dengan tujuan yang akan di
capai?
3) Bagaimanakah cara/kemampuan para tenaga pengajar
[image:21.595.60.513.62.671.2]4) Bagaimanakah kemampuan penerapan berbagai cara
metoda
penyampaian bahan pelajaran oleh para tenaga pengajar,
5) Bagaimanakah cara/kemapuan menentukan berbagai
alter
natif pemecahan atas permasalahan yang
dikemukakan/di-temukan di dalam kelas?
6) Bagaimanakah cara/kemampuan memilih-menentukan-memanfa
atkan alat peraga, media secara tepat guna selama
PBM
berlangsung?
7) Bagaimanakah kemahirannya di dalam mendemonstrasikan
contoh sesuai dengan bahan pelajaran yang sedang
di
ajarkan?
8) Bagaimanakah cara/kemampuan di dalam menerapkan
ber
bagai teknik evaluasi?
9) Bagaimanakah cara/kemampuan memanfaatkan
alat/perleng-kapan laboratorium?
10) Bagaimanakah keterampilannya dalam mengatur dan meman
faatkan waktu belajar-mengajar selama masa PBM
ber
langsung?
Masalah 3. Kemampuan berkumunikasi (Human Relation Skills,
Communication Skills atau Inter Person al Skills)
para
tenaga edukatif dengan para siswanya selama PBM berlang
sung.
1) Bagaimanakah keterampilan tenaga pengajar
mempengaruhi
siswa agar memusatkan perhatiannya kepada kegiatan bel
96
2) Bagaimanakah keterampilan memotivasi siswa agar selalu
berusaha mendekatkan kepada pencapaian tujuan instruk
sional yang ditetapkan di dalam Lesson Plan?
3) Sampai sejauh manakah para tenaga pengajar
bersikap
ramah dalam menciptakan kehangatan belajar agar
siswa
senang/giat dalam mengikuti pelajaran?
4) Bagaimanakah keterampilan para tenaga pengajar di
da
lam menghidupkan suasana kegiatan PBM melalui
sifat
humoristis?
5) Bagaimanakah penampilan dirinya
dalam kerapihan
fisik?
6) Bagaimanakah para tenaga edukatif sebagai pengajar
me-nyatakan pendapatnya secara jelas dengan
menggunakan
bahasa Indonesia dengan baik dan benar?
7) Bagaimanakah usaha para tenaga pengajar mendorong sis
wa agar mampu belajar mandiri?
8) Bagaimanakah usaha para tenaga pengajar mendorong sis
wa agar berani mengajukan pertanyaan?
9) Bagaimanakah usahanya dalammemberikan kepuasan melalui
jawaban yang jelas akan pertanyaan siswa?
10) Bagaimanakah para tenaga pengajar menganjurkan
kerja-sama dengan individu maupun kelompok?
11) Bagaimanakah keterbukaan menerima gagasan atau
saran
dari siswa?
12) Bagaimanakah sikapnya menghargai pendapat siswa
yang
mungkin berbeda dengan pendapatnya?
per-caya diri pada siswa?
14) Bagaimana itiqad baiknya untuk membantu siswa yang ku
rang berprestasi?
15) Bagaimanakah kesediaannya membantu siswa yang
membu-tuhkan pertolongan darinya?
Masalah 4. Sikap profesional tenaga edukatif yang berorien
tasi pada tujuan dan sifat pendidikan dan latihan yang
me-ngutamakan pengabdian terhadap kepentingan dan
kebutuhan
perusahaan dengan menentukan berbagai indikatomya.
Pertanyaan penelitian yang
berhubungan dengan
indikator
pengabdian yang akan menjadi sasaran penelitian adalah se
bagai berikut:
1) Bagaimanakah kerajinan kerja para tenaga pengajar?
2) Bagaimanakah kesungguhan kerja para tenaga pengajar?
3) Bagaimanakah para tenaga pengajar melaksanakan
ketepat-an waktu bekerja?
4) Bagaimanakah para tenaga pengajar memanfaatkan
waktu
dengan tidak selalu memperhitungkan segi komersialnya?
5) Bagaimanakah pengorbanan/pemanfaatan tenaganya
dengan
tidak selalu memperhitungkan imbalan yang bersifat
ko-mersil?
6) Bagaimanakah para tenaga pengajar menepati tugas /
in-strksi pimpinan?
7) Bagaimanakah para tenaga pengajar memelihara
98
8) Bagaimanakah para tenaga pengajar berusaha mengembang
kan diri melalui berbagai bentuk peningkatan demi
ke
berhasilan tugas?
9) Bagaimanakah para tenaga pengajar menjaga kerukunan di
antara sesama rekan kerja?
10) Bagaimana para tenaga pengajar menjaga nama baik
Per
usahaan dalam ungkapan kata maupun prilaku?
c- Metoda Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
1. Metoda Penelitian
Metoda yang digunakan adalah studi kasus
yang
me-libatkan tenaga edukatif di lingkungan PUSDIKLATTEL PERUM
TEL Bandung melalui pendekatan analisis kualitatif,karena
tidak merupakan suatu penelitian yang berusaha untuk
meng-adakan pengujian terhadap hipotesa.
Pertanyaan penelitian yang disusun atas dasar
ru-musan masalah oleh peneliti kemudian dijabarkan dalam ben
tuk lembar pengamatan dan pedoman wawancara sebagai
rambu-rambu untuk mengesplorasi data yang berkaitan erat
dengan
masalah penelitian. Data yang diperoleh dari pengamatan
pihak peneliti sebagai penilai efektivitas performans te
naga edukatif, kemudian dicatat,
dianalisis,
didiskusikan
dan didiskripsikan berdasarkan teori-teori yang
digunakan
dalam pendekatan masalah penelitian.
Alasan peneliti menggunakan metode penelitian
kua
studi kualitatif, yaitu:
pertama, peneliti berusaha mendapatkan data langsung dari
sumbernya maupun lokasinya, dan peneliti sendiri
merupakan instrumen inti,
kedua; penelitian diakhiri dengan penjelasan dan
uraian
hasil penelitian yang bersifat deskriptif atas
dasar perolehan data maupun diseminasi dari
pe-nemuan-penemuan maupun teori penunjang,
ketiga; penelitian masalah efektivitas performans tenaga
edukatif lebih ditekankan kepada proses daripada
hasil atau produk,
keempat; data yang diperoleh akan di'analisa secara
induk-tif berdasarkan masukan terhadap pertanyaan
pe
nelitian. Itulah sebabnya dalam penelitian masa
lah ini, tidak dibuat hipotesa penelitian. Teori
dikembangkan atas dasar pemahaman secara sederha
na dari yang paling mendasar, yaitu yang berasal
dari data itu sendiri. Pola berpikir semacam ini
disebut "grounded-theory" (Glaser & Straus,1967)
kelima; peneliti akan mencoba memahami makna atau " mean
ing" dari apa yang diteliti selama PBM berlang
sung untuk menilai sampai dimanakah efektivitas
performans tenaga edukatif
PUSDIKLATTEL
PERUMTEL
berdasarkan kriteria performans mengajar
yang
dituangkan ke dalam lembar/format pengamatan dan
100
2. Teknik Pengumpulan Data
2.1. Observasi
Pengamatan terhadap perilaku pengajar selama
PBM
berlangsung dilaksanakan oleh peneliti sebagai
"partisi-pant observer" untuk menilai teacher performance
asses-ment. Hasil pengamatan akan dituangkan ke dalam
catatan
catatan yang akan menjadi bahan diskusi,analisis,
dan
deskripsi.
Yang perlu diperhatikan peneliti selama
ob
servasi berlangsung adalah berusaha "to blend into the
woodwork" yaitu aktivitas yang dilakukan pengajar
sela
ma PBM
berlangsung tetap terjadi tidak berbeda secara
berarti dari
aktivitas pada waktu tidak ada peneliti.
2.2. Wawancara
Dengan teknik wawancara peneliti berusaha untuk
dapat menjalin
hubungan secara wajar tanpa menonjolkan
diri sebagai orang yang dianggap memiliki kelebihan yang
berlebihan, penuh keterbukaan, akrab, agar responden
tetap berpikir dan berperilaku dalam settingnya sendiri.
Hanya dengan cara demikian, peneliti dapat menangkap dan
mencatat sebanyak dan selengkap mungkin apa yang diang
gap penting dalam pemikiran responden serta berhasil
menghimpun yang relevan dengan masalah yang ditelitinya.
Data yang diperoleh melalui teknik-teknik obser
dokumen-ter untuk memperoleh akurasi dan kelengkapan data.
Dengan
demikian diharapkan penelitian akan merupakan usaha
mem-perpadukan antara apa yang dicatat atau dipersiapkan
se
bagai pedoman atau kriteria dengan apa yang secara
aktu-al terjadi pada obyek yang dipelajari.
3. Fokus Penelitian
3.1. Lokasi penelitian adalah Pusat Pendidikan dan La
tihan Perusahaan Umum Telekomunikasi
disingkat
PUSDIKLATTEL PERUMTEL di Jalan Gegerkalong
Hilir
Bandung. Tempat pelaksanaan penelitian difokuskan
di dalam ruang kelas dan laboratorium sebagai tem
pat berlangsungnya kegiatan belajar-mengajar yang
sarat akan sarana dan media pengajaran
penunjang
PBM beserta pelaksana belajar dan mengajar.
3.2. Sumber data terdiri dari para Kepala Bidang/Depu
ty dan para tenaga edukatif yang difokuskan
pada
tenaga pengajar/guru yang mengajar pada Pendidik
an dan Latihan Teknik Satu, Teknik Dua, maupun
Administrasi Niaga.
3.3. Populasi dan Sampel penelitian masalah adalah me
rupakan ciri-ciri efektivitas
performans
meng
102
3.4, Dari lokasi, sumber, dan ciri-ciri efektivitas per
formans yang merupakan fokus penelitian akan
dico-banya menjangkau dan menggali sejauh dan
sedalam
mungkin permasalahannya dengan harapan dapat
me-nyingkap seLubung masalah tersebut0
Pusat penelitian atau fokus penelitian, yaitu efek
tivitas performans tenaga edukatif, yang telah
di-gubah dalam bentuk kriteria performans berkaitan
dengan kompetensi mengajar para tenaga
edukatif
yang sehari-hari di lingkungan PUSDIKLATTEL PERUM
TEL disebut "instruktur" kemudian dijabarkan secara
terperinci lagi dalam bentuk indikator- indikator
yang bisa diamati (observable) dan dinilai (measur
able).
Seperti halnya telah diperikan dalam
pertanyaan
penelitian (research questions) yang akan merupakan
pedoman penelitian diperkirakan mampu
menjangkau
dan menggali data yang merupakan bahan
analisis,,
dan deskripsi yang hasilnya akan merupakan
jawaban
terhadap permasalahan yang diteliti„
Dengan demikian pengamatan
dilakukan pada
cakupan
dan fokus penelitian yaitu efektivitas
performans
tenaga edukatif dalam kondisi,
situasi dan
adegan
D. Prosedur Penelitian
Di dalam melaksanakan penelitian ditempuh
tahap-ta-hap kegiatan yaitu:
1. Tahap pendahuluan, yakni mengadakan studi
penjajagan
dengan melibatkan unsur manusia dan materi agar
terung-kap masalah yang akan diteliti.
a. Pelibatan manusia dalam penjajagan dimaksudkan untuk
mengorek masalah yang dihadapi performans tenaga edu
katif yang terus bertanggung jawab atas keberhasilan
tujuan yang dipolakan oleh Pusat Pendidikan dan
La
tihan Telekomunikasi PERUMTEL.
b. Penjajagan terhadap sumber teori dan konsep merupa
kan usaha pengkajian wawasan tentang penilaian per
sonil, khususnya tentang "teaching performance
ap
praisal". Ini dimaksudkan untuk memperoleh kriteria
penilaian tentang efektivitas performans
tenaga
edukatif yang dipakai sebagai tolok ukur
penilaian.
2. Tahap pelaksanaan penelitian merupakan kegiatan
lanjut-an dari eksplorasi untuk menjaring data ylanjut-ang
relevan
•melalui alat pengumpul data yang telah disepakati
se
bagai rujukan kriteria performans mengajar.
3. Tahap analisa, interpretasi dan inferensi sampai
ke
pada usaha untuk memberikan saran-saran yang
berpijak
104
dasar untuk peningkatan maupun perbaikan selanjutnya.
4. Tahap akhir adalah penulisan laporan penelitian.
Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas
lagi
WAWANCARA STUDI
DO-KUMENTASI
KABID PROGRAM ' KABID PENYELSNGGARA
ANALISA
DATA - INFORMASI
(Catatan & liputan)
-Cakupan
PENELITIAN
STUDI PENJAJAGAN
7
MENGKAJI SUMBER BACAAN
TEORI & KONSEP
APPRAISAL
EFFECTIVE PERFORMANCE
KRITERIA
PENILAIAN
INTERPRETASI .& INFERENSI
Gambar 2 :
Prosedur Pene l i t i a n
i
•S 'A R A N
LAPORAN - PENELITIAN
TESIS
WAWANCARA & OBSERVASI
DOSEN & ASISTEN
(TENAGA EDUKATIF)
ANALISA
DATA _ LNFORMASI
(Catatan & liputan)
[image:32.595.42.541.54.770.2]106
E. Pengumpulan Data Penelitian
1. Kerangka Pengumpulan Data
Sesuai dengan rancangan penelitian, maka jenis da
ta yang harus dijaring dalam rangka penelitian ini melipu
ti empat aspek dengan unsur-unsurnya.
Unsur-unsur yang dimaksud adalah serangkaian
evi-densi atau bukti-bukti perilaku mengajar yang
diharapkan
sesuai dengan kriteria performans mengajar. Yang
diungkap-kan dalam bentuk kegiatan sejumlah bidang kompetensi meng
ajar.
Untuk jelasnya kerangka
pengumpulan data
dikemu
kakan dalam bentuk Tabel berikut:
TBAEL 1
No. No. In
s t r u m e n t Aspek
Jumlah Je n i s data =
rujukan se jumlah kom petensi
Keterangan
1. KP-01 Subject Mat ter Mastery= Penguasaan
bahan bidang
s t u d i10 Sumber d a t a
Tenaga Eduka
t i f D i k l a t
Diklat Teknik 2. KP-02 Methodolo
gical skills
Kemampuan
me-todologis
10
I, Diklat Tek
nik II,Diklat
Adm. & Niaga
3. KP-03 Human Relation
Skills=Keteram-pilan
berkomuni-kasi
15
PUSDIKLATTEL
PERUMTEL J i n .
Ceperkalong
4. KP-04 Proffesional
__Sj^dard_;
Rincian dalam bentuk "Alat Pengumpul Data" disajikan da
lam lampiran Tesis ini yang akan dipakai oleh penulis un
tuk pedoman kritoria penilaian ofektivitas performans
tenaga edukatif pada PUSDIKLATTEL PERUMTEL Bandung.
Selanjutnya kerangka pengumpul data ini oleh par
ticipant observer semata-mata akan digunakan sebagai pe
doman pencatatan, pengamatan langsung, maupun wawancara
mengenai performans tenaga edukatif dalam situasi nyata
selama penelitian berlangsung dan semasa mengadakan
ob-servasi di saat adegan nyata selama proses belajar menga
jar berlangsung,,
Dengan kata lain kriteria efektivitas performans
yang dikaitkan dengan kompotensi mengajar berikut
indi-kator-indikatornya yang diperkirakan dapat diamati dan
diukur dituangkan dalam bentuk alat pengumpul data
(in-strumen penelitian) yang diharapkan dapat menjaring data
yang relavan dengan permasalahannya<,
20 Waktu pengumpulan data
Waktu pengumpulan data dilakukan selama kurang le
bih satu bulan dimulai pada medio bulan Desernber 1987
sampai medio bulan Januari 1988. Khusus untuk pelaksana
an observasi kegiatan belajar-mengajar di kelas
dipergu-nakan waktu dua jam pelajaran sehari oleh "participant
observer" yang akan meliput kegiatan PBM berdasarkan
108
3„ Pengumpul Data
Sesuai dengan masalah yang diteliti, maka setiap
penilaian merupakan "participant observer" yang untuk
setiap kelas terdiri dari dua orang pengamat masing-
ma-sing:
a„ Seorang siswa FPS Program S2 atau S3 Jurusan Adminis
trasi Pendidikan
b0 Seorang Dosen/Asisten lulusan FPTK-IKIP Jurusan
Elek-tronika Komunikasi„
Dengan suatu pertimbangan, agar hasil penelitian
akan lebih dapat dipertanggungjawabkan,, Di sisi lain da
sar pertimbangannya adalah karena tenaga edukatif pada
PUSDIKLATTEL PERUMTEL merupakan profil tersendiri yang
tentunya berbeda dengan tenaga edukatif pada lembaga la
in „ Sedangkan untuk menilai penguasaan materi bidang
studi disadari akan lebih tepat jika menggunakan alat
pengumpul data yang lebih akurata
4„ Prosedur pengumpulan data
Sebelum para petugas pengumpul data terjun ke da
lam kelas, diadakan persiapan-persiapan seperlunya
beru-pa :
a„ Penjelasan secara terperinci tentang isi dan tujuan
yang tersirat di dalam alat. pengumpul data, b., Cara menggunakan alat pengumpul data,,
pengumpul data, jumlah waktu
pengamatan, dan jumlah
kelas yang dikunjungi dalam rangka observasi.
d0 Pemberitahuan kepada masing-masing kelas yang akan
diamati berlangsungnya PBM atas dasar ijin dari Ke
pala Pusat Diklat melalui Kepala Bidang
Penyeleng-garaan Diklat„
^° Pengolahan Data Penelitian
a0 Pengolahan data penelitian dilakukan
berdasarkan
qualitative-researcho
bo Analisis Pendekatan Kualitatif, sehingga
penela-ahan data dan informasi tidak menggunakan
perhi-tungan statistik, melainkan dengan
memberikan
verbalisasi makna terhadap data,
c„ Data yang telah terhimpun melalui studi
dokumen-tasi, wawancara dan pengamatan yang
mengandung
isyarat (cues) atau petunjuk penting dan erat
ka-itannya dengan aspek,
dimensi ataupun karakteris
tik permasalahan disusun menurut jenis dan
kelom-poknya masing-masing yang terdiri dari
kelompok:
(a) Subject Matter Mastery;
(b) Methodological
Skills; (c) Human Relation Skills; dan (d) Profes
sional Attitude,,
do Sebelum menembus fokus penelitian, terlebih
dahu-lu diadakan analisis cakupan berdasarkan penga
n o
performans tenaga edukatif mengikuti salah satu mo
del penilaian (assesment/appraisal model) yang akan
dikembangkan dengan mengacu pada konsep atau teori
efektivitas performans, dan diperlakukan secara lo
gis rasional dengan setiap kemungkinan unsur lain
yang muncul dalam cakupan pengamatan empiris (con
text of discovery), yang kemudian akan digunakan
sebagai bahan analisis untuk menemukan dan
mengin-terpretasikan keterhubungan secara logis terhadap
inti permasalahan.
e. Analisis akhir adalah analisis evaluatif terhadap fokus penelitian untuk menemukan "intisari
faktum-faktum" (essencial-facts) serta koherensi,
konsis-tensi , dan keterhubungan "ko-relatif" (un statistical
correlation) antar faktum secara logis.
Analisis evaluatif ditujukan pada keseluruhan ka
rakteristik atau ciri-ciri yang muncul dari fokus
pengamatan yaitu efektivitas performans yang
terdi-ri atas sub-sub fokus :
1) penguasaan materi bidang studi (Subject Matter
Mastery)
2) keterampilan metodologis (Methodological Skills)
3) keterampilan membina hubungan antar pribadi/ ma
nusia (Human Relation Skills).
f. Dan analisis dan interpretasi faktual terhadap se
tiap aspek kemudian ditarik beberapa faktor
esen-sial masing-masing karakteristif efektivitas per
formans .
g. Kemudian diskusi dan pembahasan yang mempadukan
konsep maupun teori yang relevan merupakan ramuan
yang harus dilakukan, baru kemudian.
h. Dari, hasil ramuan butir g, ditarik kesimpulan se
bagai hasil penelitian akhir berkenaan dengan "Efek
tivitas Performans Tenaga Edukatif pada PUSDIKLATTEL
PERUMTEL Bandung.
Untuk memperoleh wawasan yang lebih konkrit ten
tang pengolahan data secara kualitatif, pada halaman ber
Gambar 11
DATA HASILl
W A W A N C A R A I
KEPALA BIDANG \
TEORI
DATA STUDI
D O K U M E N T A S I
rrsr
±
jszztz
ANALISIS
/A_
PADUAN ANTAR
\ _____
DATA
y
-/ c -/•analisis_evaluatif\ a
A /
FOKUS
(EFEKTIKVITAS
p
-v
PERFORMANS)
A N
_ PERMASA - /
LAHAN
J
KESIMPULAN
Prosedur Pengolahan Data
DATA HASIL\
PENGAMATAN
P B M TENAGA
EDUKATIF
[image:39.595.43.496.51.692.2]BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Dalam bab ini dikemukakan kesimpulan penelitian
berikut rekomendasi yang berkaitan dengan "penilaian
efektivitas performans tenaga edukatif pada PUSDIKLATTEL
PERUMTEL Bandung"
A. Kesimpulan
Setelah mengadakan analisis evaluatif terhadap da
ta lapangan, mengadakan pembalasan hasil penelitian serta
dipertegas atau diperjelas oleh dasar-dasar konseptual
ataupun teori-teori yang relevan dengan masalah yang di
teliti, dapatlah di ambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Efektivitas performans tenaga edukatif dilihat da
ri aspek Penguasaan Bidang Studi.
(a) Penguasaan bahan memperlihatkan kelemahan dari segi
nilai "kontekstual" maupun nilai "artikulatif" baik secara vertikal maupun horisontal.
(b) Penguasaan bahan lebih bersifat mekanistik sehingga unsur-unsur kreativitas dan innovativeness kurang
berkembang dalam proses belajar-mengajar.
(c) Penguasaan bahan memperlihatkan kelemahan dari segi
nilai "transfer" baik secara vertikal maupun horison
tal sehingga sering terjadi hubungan terputus antara
pengetahuan teoritis, baik itu konsep maupun
222
teori dengan bahan-bahan untuk kepentingan kelancaran
didalam praktek.
2. Efektivitas performans dilihat dari aspek Keteram
pilan Metodologi
(a) Dalam hubungannya dengan penggunaan metode mengajar
pada umumnya hanya dilakukan dengan "ceramah" yang
bersifat monoton dan monolog.
(b) Tradisi metodologis yang cukup kuat menonjol justru
adalah : gaya mengajar yang berpusat pada instruktur
(instructur centered); kemampuan gaya dan cara yang
mengikuti "jalan" (Route) yang itu-itu saja
(Routi-nisme).
(c) Gaya mengajar dan routinisme tersebut muncul akibat
dari kecenderungan mengejar target sesuai dengan
lingkup bahan yang ditentukan dalam kurikulum.
(d) Lesson-plan (modul) yang sudah disiapkan tidak dapat
berfungsi secara nyata dalam kesatuan metodologis me
ngajar belajar secara utuh. Lesson-plan (modul) itu
cenderung menjadi persiapan yang terpisah dan tidak
menyatu dalam persiapan diri instruktur dalam rangka
proses belajar-mengajar.
(e) Ketrampilan dalam mensistimatisasi dan mengorganisasi
bahan tampak terabaikan disebabkan kecenderungan yang
kuat untuk memusatkan pembahasan utama hanya pada
mengejar target bahan yang ditentukan dalam
lesson-plan (modul) atau kurikulum.
(f) Dari segi pemanfaatan media, para instruktur tampak
nya enggan menggunakannya selama PBM berlangsung, ka
rena kekhawatiran terganggu atau tersitanya waktu
yang dialokasikan untuk menyajian bahan. Padahal
di-sisi lain media itu dimaksudkan untuk lebih mening
katkan efisiensi dan efektivitas menyajian bahan.
(g) Akibat dari kecenderungan perhatian yang berlebihan
terhadap penyelesaian pokok bahasan, maka instruktur
tidak mempunyai kesempatan untuk menyelenggarakan
test akhir (post-test) dalam rangka mengetahui taraf/
tingkat perubahan siswa terhadap bahan yang disajikan.
3. Efektifitas perpormans dilihat dari aspek Keteram
pilan Membina Hubungan Antar pribadi.
(a) Keterampilan mempengaruhi siswa untuk memusatkan per
hatian
pada" kegiata-n belajar-mengajar,
para
instruk
tur cenderung menggunakan cara-cara instruktif,
non-personal dalam menarik pemusatan perhatian siswa. Ca
ra-cara seperti ini tidak meletakkan basis yang kuat
terhadap hubungan interpersonal, malah sebaliknya ha
nya melahirkan suasana belajar yang tidak persuasif
dan kondusif bagi kelancaran PBM.
(b) Keterampilan menciptakan suasana belajar-mengajar
yang menyenangkan serta bersifat kondusif bagi kelan
hu-224
bungan yang akrab, hangat dan semangat, seperti peng
gunaan humor, keramahan ataupun sikap empatik terha
dap siswa. Malah sebaliknya yang terjadi ialah pene
kanan pada hubungan yang formal dan pemberlakukan di
siplin secara ketat.
(c) Keterampilan berkomunikasi secara verbal, para ins
truktur lebih mengutamakan "isi" bahan tanpa memper
hatikan bahasa penyampaian isi yang komunikatif
Khususnya di dalam penggunaan Bahasa Indonesia yang
baik dan benar masih terdapat banyak kerancuan.
(d) Keterampilan berkomunikasi secara nonverbal, ternyata
para instruktur hampir tidak menampilkan secara be
ragam. Posisi duduk, berdiri, berjalan, menggunakan
gerakan tubuh, tangan dan raut muka maupun pada arah
dan kontak pandang yang menyebar kurang diperhatikan.
(e) Keterampilan mendorong dan memberanikan siswa, mene
rima dan menghargainya serta berespons terhadap
ucap-an-ucapan (jawaban, pendapat, gagasan), perasaan dan
perilaku lainnya dalam rangka menciptakan suasana hu
bungan interpersonal, terhadap petunjuk yang sangat
kuat bahwa penampilan instruktur berkenan dengan ci
ri-ciri tersebut lebih dititikberatkan pada segi-segi
yang bersifat formatif, evaluatif, direktif, instruk
tif dan kondisional dengan rujukan utama pada diri
bungan yang akrab, hangat dan semangat, seperti peng
gunaan humor, keramahan ataupun sikap empatik terha
dap siswa. Malah sebaliknya yang terjadi ialah pene
kanan pada hubungan yang formal dan pemberlakukan di
siplin secara ketat.
(c) Keterampilan berkomunikasi secara verbal, para ins
truktur lebih mengutamakan "isi" bahan tanpa memper
hatikan bahasa penyampaian isi yang komunikatif
Khususnya di dalam penggunaan Bahasa Indonesia yang
baik dan benar masih terdapat banyak kerancuan.
(d) Keterampilan berkomunikasi secara nonverbal, ternyata
para instruktur hampir tidak menampilkan secara be
ragam. Posisi duduk, berdiri, berjalan, menggunakan
gerakan tubuh, tangan dan raut muka maupun pada arah
dan kontak pandang yang menyebar kurang diperhatikan.
(e) Keterampilan mendorong dan memberanikan siswa, mene
rima dan menghargainya serta berespons terhadap
ucap-an-ucapan (jawaban, pendapat, gagasan), perasaan dan
perilaku lainnya dalam rangka menciptakan suasana hu
bungan interpersonal, terhadap petunjuk yang sangat
kuat bahwa penampilan instruktur berkenan dengan ci
ri-ciri tersebut lebih dititikberatkan pada segi-segi
yang bersifat formatif, evaluatif, direktif, instruk
tif dan kondisional dengan rujukan utama pada diri
225
4. Efektivitas performans dilihat dari
aspek
sikap
Profesional.
(a) Unsur-unsur
kerajinan,
kesungguhan,
ketepatan waktu,
dan ketaatan melaksanakan tugas sesuai dengan keten
tuan yang diberlakukan para instruktur belum memper
lihatkan "komitmen profesional" yang diharapkan me
lainkan masih pada taraf "komitmen behavioral" untuk
sekedar mencapai titik keseimbangan yang dituntut
oleh
"disiplin birokratis".
Jadi,
komitmen
tugas
(task commitment) masih bersifat eksternal dalam arti
demi
disiplin
lembaga,
ketentuan atau peraturan yang
berlaku, dan belum merupakan suatu keterlibatan
men-tal-emosional atau keterlibatan diri (ego involvement)
secara mendalam.
(b) Pengabdian terhadap tugas atas dasar pemanfaatan wak
tu dan tenaga tanpa pamrih, serta kesediaan melaksa
nakan tugas-tugas lainnya di luar tugas mengajar be
lum memperlihatkan sikap mengabdi yang diharapkan,
karena belum merupakan sifat "kompetisi profesional"
yang mempunyai dimensi pelayanan tanpa pamrih.
(c) Pengembangan diri sebagai wujud dari sikap profesio
nal agar terjadi perubahan pada segi-segi kemampuan
pengetahuan (kognitif), keterampilan maupun segi-segi
inisiatif, prakarsa dan kreativitas belum tampak
dengan jelas, bahan pengembangan diri lebih ditekan
me-nyentuh secara lebih
mendalam aspek-aspek
lainnya
yang disyaratkan dalam kewenangan (kompetensi) menga
jar seperti pengetahuan,
keterampilan
metodologis,
membina hubungan antar pribadi, serta sikap dan nilai
sesuai dengan "panggilan" sebagai guru.
(d) Penampilan unsur kerjasama dan kesejawatan di kalang
an instruktur, pada umumnya dalam batas tertentu mem
perlihatkan penampilan yang cukup baik, meskipun pe
nampilan kerjasama dan kesejawatan cenderung
lebih
bercorak "institusional" dari pada "profesional".
Dari kesimpulan uraian
tentang
kesimpulan
yang
berkaitan dengan masing-masing aspek kompetensi mengajar
dari para inshubtur di linggkungan PUSDIKLATTEL PERUMTEL
Bandung, maka dapat ditarik satu kesimpulan umum.
Kesimpulan Umum.
Performans Tenaga Edukatif pada PUSDIKLATTEL PERUM
TEL. Bandung masih belum efektif. Kesimpulan ini di dukung
oleh berbagai pendapat yang dapat dijadikan alasan.
1. Peter Jarvis (1983)
Knowledge.
Skills and attitudes together form the
essentials
of professional practice.
The practi
tioner who is weak in one of these dimensions is
less than a total professional - each,
in its own
way,
is a vital constituent
to practice.
Conse
quently these form
the
bare
essential
of the
curriculum; the education and training of the pro
fessional
is incomplete unless the curriculum has
227
and acquire competency in all of these
spheres.
Assessment of the recruit's competency should, in
some way,
include appraisal
of
these
elements.
(1983:79)
2. Kamila Arora (1978)
More effective than ineffective teachers
have favourable attitude to teacher-pupil relation
ship, that is, they are for closer contacts, under
standing and friendly relations between pupils and
teachers.
More effective than ineffective teachers
have favourable
attitude
to
students,
that is,
they consider student to be, generally, responsi
ble, sincere and courteous. (1978 : 117).
3.
C.E. Johusons (1980).
Secara singkat teori PBM menurut pendapatnya dapat
dialih bahasakan, bahwa "penampilan guru" (actual perfor
mance)
yang tampak secara efektif bagi seorang guru ada
lah bila didukung oleh unsur-unsur kompetensi profesional
sebagai berikut :
- penguasaan materi bidang studi.
- penguasaan proses
- nilai dan sikap kepribadian sesuai dengan
panggi-lannya sebagai guru.
- kemantapan profesional.
(1980 : 12).
4- R. Oliver Gibson dan Herold C. Hunt (1965)
What is "Good" Performance ? It would,
seem reas
onable to start with the assumption that "goodness" in an
organization
is
ability to
realize
its
objections.
Kemudian
Gibson
dan
Hunt
juga
mengutip
pendapat
A.S. Barr dalam buku karangannya yang berjudul,
"Charac
teristics of succsess full Teachers" (1958 : 283 - 284)
sebagai berikut :
As Barr point out, performance may be des
cribed in different ways. One approach,
based upon
knowledes, attitudes, and skills,
is the following
Among the knowledges there are four that
are usually listed as essential to successful
teaching :
1. Good cultural background.
2. Substantial knowledge of the subject taught, or of some area of specialization.
3. Substantial
knowledge
of human
development
and learning.
4. Substantial knowledge of professional prac tices and techniques.
Among the generalized skills the following are frequently emphasized :
1. Skill in the use of language, spoken and written.
2. Skill in human relationships.
~>. uiCixx in i"cS£srcu and educational problem
solving.
4. Effective work habits.
Among the interests and attitudes frequently emphasized are the following :
1. Interest in pupil.
2. Interest in a subject or area of speciali
zation.
3. Interest in teaching.
4. Interest in the school and the community. 5. Interest in professiional cooperation. 6. Interest in proofessional growth.
5. Moh. Fakry Gaffar (1987)
1. Guru yang efektif adalah guru yang kompeten da lam bidang keahliannya serta didukung oleh ke
mampuan metodologis.
2. Guru yang efektif adalah guru yang kompeten da lam metodologi dan menguasai bidang keahliannya sesuai dengan tingkat yang dibutuhkan anak di
dik. (1987 : 249).
229
B. Rekomendasi
Berpijak pada beberapa masalah yang diketemukan
dalam hasil penelitian ini sebagai kelemahan atau
kepin-cangan, terutama yang erat kaitannya dengan "kunci per
tanyaan" yang diajukan oleh ITU/TDG, yang merupakan ru
jukan utama maupun orientasi dari PUSDIKLATTEL PERUMTEL
Bandung, maka rekomendasi akan mencakup (1) Kualifikasi
Profesional tenaga edukatif ; (2) Model Pendidikan dan
Latihan ; (3) Sarana dan Prasarana.
1. Kualifikasi Profesional
Dari keadaan kualifikasi propesional tenaga edu
katif yang beragam dan konpleks memerlukan suatu sistem
manajemen personil yang cermat. Demikian pula dituntut
kemampuan sistem dalam mendisain spesifikasi dan kera
gaman profil kualifikasi profesional yang terus menerus
berkembang agar dapat memantau dan mengendalikan mutu
serta efektivitas performans tenaga edukatifnya," untuk
ini disarankan agar setiap tenaga edukatif mempunyai pe
luang yang sama untuk memperoleh :
a. Kesempatan memperdalam bidang studi yang menjadi tang
gung jawabnya masing-masing agar kemampuan pemahaman
dan penguasaan bahan pengetahuan (body of knowlede)
yang mendasari kompetensi mengajar semakin meningkat.
Cara yang dapat ditempuh untuk kepentingan ini ialah
(up-grading-course); penyegaran (refreshing course) ; dengan mem
berikan "beasiswa" untuk melanjutkan studi baik
dida-lam maupun luar negeri, penyediaan bahan bacaan yang
relevan di Perpustakaan yang lebih lengkap sesuai de
ngan kemajuan pengetahuan dan teknologi telekomunikasi,
mengikutsertakah
pada
seminar-seminar yang
berkaitan
langsung dengan bidang studi. Semuanya ini dimaksudkan
agar para tenaga edukatif di lingkungan PUSDIKLATTEL
PERUMTEL secara bertahap akan mencapai predikat "guru
yang berkelayakan".
b. Kesempatan untuk memperoleh "SIM" (sertifikat ijin me
ngajar) dengan mengikuti Program Akta melalui kerja
sama dengan LPTK/IKIP, agar setiap tenaga edukatif
be-nar-benar memahami cara bagaimana mentransformasikan
setiap unit pengetahuan melalui keterampilan metodolo
gis yang sesuai dengan materi maupun situasi yang
ber-lansung, termasuk segi-segi edukatif dan
psikomotoris-nya berdasarkan kurikulum melalui PBM.
Rekomendasi ini berdasarkan pada keadaan nyata,
bahwa dari 52% tenaga edukatif berstatus tetap, tidak
mencapai 1% (hanya 0,07%) diantaranya yang memiliki latar
belakang pendidikan tenaga kependidikan.
Dapat diharapkan pula melalui kedua kesempatan
tersebut, maka keragaman dari segi bentuk serta isi Pen
231
Pendidikan dan Latihan
termasuk
ciri-ciri
teknologi,
keragaman latar belakang sosial budaya dan etnis serta
taraf
kemampuan
peserta
didik
dapat
dilayani
dengan
ke-kerampilan hubungan manusia yang memadai, apalagi secara
psikologis, ciri-ciri kepribadian, sikap, nilai, suasana
maupun warna emosi dari orang yang menghadapi dunia tek
nologis di lingkungan suatu Lembaga PERUM mempunyai suatu
perbedaan dengan orang yang menghadapi dunia kehidupan
non teknologis.
Dengan keadaan yang demikian, maka perlu dirancang
suatu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan sampai
pada sistem penilaiannya, agar secara bertahap setiap te
naga edukatif di lingkungan PUSDIKLATTEL PERUMTEL Bandung
merupakan tenaga pendidik yang berkelayakan dan memiliki
kewenangan mengajar sebagai orang-orang yang diakui
ber-kompetensi profesional di bidang pendidikan dan latihan.
Rekomendasi ini semua merupakan suatu alternatif jawaban
yang diajukan oleh ITU/TDG. tentang :
1. Is the system open for external communication (new
ideas, changing needs, ect) ?
2. Is member of qualified instructors sufficient ?
3. Is training part of solution and, if so, which
cata-gories of staff should be trained ? How many and in
which skills ?
4. Which are categories of personel concerned by possible
2. Model Pendidikan dan Latihan.
Mengingat Pendidikan dan Latihan merupakan
"peng-integrasian" pendidikan Pra Jabatan dan Dalam Jabatan,
tampaknya model semacam ini, khususnya dari segi konsepsi %
manajemen personil sebagai sumber daya manusia memiliki
kadar efisiensi dan efektifitas yang tinggi dengan nilai
balikan (rate of return) yang mudah diawasi dan
dikenda-likan pengintegrasian bentuk, struktur, dan jenis Pendi
dikan dan Latihan yang berbeda baik dari segi penekanan
tujuan yang ingin dicapai, maupun struktur dari isi kuri
kulum yang sesuai dengan jenjang pendidikan, secara logis
menjadi dasar penentuan kriteria kompetensi profesional
tenaga edukatifnya. Demikian pula hal tersebut akan sa
ngat menentukan tarap efektivitas performans pada
masing-masing tingkat dan jenjang pendidikan karena kenyataan
efektifitas performans tenaga edukatifnya masih tergolong
dalam taraf yang belum memadai (necessity) dilihat dari
relevansinya dengan peran dan kebutuhan, serta ekspektasi
lembaga. Demikian pula belum mencapai ketepatan (accuracy)
dilihat dari relevansinya dan kesesuaiannya dengan peran,
kebutuhan serta ekspektasi maupun latar belakang indivi
dual peserta didik, maka untuk meningkatkan efektivitas
performans tenaga edukatif di lingkungan PUSDIKLATTEL
PERUMTEL Bandung yang memiliki model tersendiri perlu