• Tidak ada hasil yang ditemukan

UJI DAYA HAMBAT INFUSUM LENGKUAS PUTIH (Alpinia galanga L.Willd.) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Candida albicans.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UJI DAYA HAMBAT INFUSUM LENGKUAS PUTIH (Alpinia galanga L.Willd.) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Candida albicans."

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

UJI DAYA HAMBAT INFUSUM LENGKUAS PUTIH (Alpinia

galanga L.Willd.) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR

Candida albicans

SKRIPSI

UNIVERSITAS ANDALAS

Oleh:

MELISA FRISTY EFFENDI

1010341008

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS ANDALAS

(2)

Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Andalas Padang

Skripsi, April 2014

Melisa Fristy Effendi

Uji Daya Hambat Infusum Lengkuas Putih (Alpinia galanga L.Willd) Terhadap Pertumbuhan Jamur Candida albicans

ix + 44 Halaman + 9 Gambar + 5 Tabel + 4 Lampiran

ABSTRAK

Lengkuas Putih (Alpinia galanga L.Willd) bersifat sebagai fungisida karena

mengandung zat terpenoid, alkoloid, flavonoid, saponin, dan tanin yang dapat digunakan

dalam menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans penyebab kandidiasis oral. Tujuan

dari penelitian ini adalah untuk mengetahui daya hambat infusum lengkuas putih pada

konsentrasi 25%, 50%, 75%, dan 100% terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans.

Metode yang digunakan adalah eksperimental laboratorium. Infusum dibuat dengan

menggunakan pelarut aquades. Pengukuran daya hambat dilakukan dengan mengukur zona

bening yang terbentuk dengan menggunakan kaliper. Desain penelitian yang digunakan adalah

analitik perbandingan dengan uji statistik ANOVA.

Hasil penelitian menunjukkan, infusum lengkuas putih konsentrasi 75% dan 100%

memiliki daya hambat dengan kategori sedang (diameter rata – rata 5 mm dan 10 mm),

sedangkan infusum lengkuas putih konsentrasi 25% dan 50% memiliki daya hambat dengan

kategori lemah (diameter rata – rata 1 mm dan 3,25 mm) dalam menghambat pertumbuhan

jamur Candida albicans. Uji statistik ANOVA menunjukkan, terdapat perbedaan yang

bermakna (p<0,05) di antara keempat konsentrasi sediaan infusum lengkuas putih.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah infusum lengkuas putih (Alpinia galanga

L.Willd.) mempunyai daya hambat terhadap pertumbuhan jamur Candida albican, dengan

perbedaan daya hambat yang bermakna (p<0,05), dan semakin tinggi konsentrasi infusum

lengkuas putih, semakin besar daya hambatnya.

.

Kepustakaan : 42 (2002-2014)

(3)

Faculty of Dentistry

White galangal (Alpinia galanga L.Willd) is fungicidal because it contains terpenoids, alkoloid, flavonoids, saponins, and tannins. Those can be used to inhibit the growth of the fungus Candida albicans which causes oral candidiasis. The purpose of this study was to determine the inhibitory level of white ginger infusum in a concentration of 25%, 50%, 75%, and 100% to the growth of the fungus Candida albicans.

The method used is an experimental laboratory. Infusum was made by using distilled water solvent. Measurement is done by measuring the inhibition clear zone formed by using calipers. The study design uses analytic comparison with ANOVA statistical test.

The results showed, white ginger infusum concentration 75% and 100%, has a power resistor with medium category (average diameter 5 mm and 10 mm), while white ginger infusum concentration of 25% and 50% has a power resistor with weak category (avarage diameter 1 mm and 3.25 mm) in inhibiting the growth of the fungus Candida albicans. ANOVA statistical test showed significant difference (p <0.05) among the four dosage concentration of white galangal infusum.

The conclusion of this study is white galangal infusum (Alpinia galanga L.Willd) has inhibitory power toward growth of the fungus Candida albicans, with a significant difference of inhibitory power (p< 0,05). The higher infusum concentration, the stronger inhibitory power

References : 42 (2002-2014)

(4)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu penyakit infeksi pada rongga mulut adalah infeksi yang

disebabkan oleh jamur. Infeksi jamur yang sering terjadi disebabkan oleh spesies

Candida terutama Candida albicans. Candida albicans merupakan flora normal rongga mulut yang mempunyai sifat oportunistik, hal ini berarti bahwa pada

keadaan dan jumlah normal jamur ini tidak menimbulkan kelainan.1,2 Sebenarnya

Candida albicans pada rongga mulut individu yang sehat merupakan organisme komensal yang hidup bersama dengan mikrobial flora mulut lainnya dalam

keadaan seimbang, namun apabila terjadi ketidakseimbangan antara Candida

dengan mikrobial mulut lainnya maka inilah yang dapat menimbulkan berbagai

infeksi di rongga mulut.1

Sejak lebih dari tiga dekade yang lalu, angka kejadian infeksi jamur di

rongga mulut mengalami peningkatan, seiring dengan peningkatan jumlah pasien

yang mengalami imunosupresi.3 Sebagian besar kasus infeksi jamur di rongga

mulut disebabkan oleh jamur Candida albicans, penyakitnya disebut dengan kandidiasis oral, dan kasus kandidiasis oral ini sering ditemukan di praktek dokter

gigi.2 Di dalam rongga mulut jumlah Candida albicans pada keadaan normal adalah kurang dari 100 koloni per mililiter saliva,4 sedangkan pada keadaan sub

klinis menunjukkan jumlah kurang dari 400 koloni per mililiter saliva, dan pada

(5)

Kandidiasis oral merupakan infeksi oportunistik umum rongga mulut yang

disebabkan oleh pertumbuhan berlebih dari spesies Candida, terutama Candida albicans.6 Insiden bervariasi tergantung pada usia dan faktor predisposisi tertentu seperti gangguan fungsi kelenjar saliva, obat-obatan, gigi palsu, diet tinggi

karbohidrat, merokok, diabetes mellitus, dan kondisi imunosupresif.1,6 Ada

beberapa jenis kandidiasis oral yaitu kandidiasis akut, kandidiasis kronis dan

angular cheilitis. Kandidiasis akut seperti kandidiasis pseudomembran, dan

kandidiasis atrofi akut, sedangkan kandidiasis kronis seperti kandidiasis

hiperplastik kronis, kandidiasis atrofi kronis, dan median rhomboid glossitis.6

Akhir-akhir ini semakin banyak alternatif pengobatan dengan

menggunakan bahan alami sebagai antimikroba, selain murah, bahan alami ini

mempunyai efek samping yang rendah dan kurang toksis jika dibandingkan

dengan obat-obatan kimiawi.7 Peranan obat herbal dalam pelayanan kesehatan

masyarakat dapat ditingkatkan dengan cara pengenalan, penelitian, pengujian, dan

pengembangan khasiat keamanan tumbuhan obat tersebut. Pemerintah Indonesia

juga mendukung tanaman obat tradisional sebagai alternatif pengobatan karena

Indonesia merupakan negara yang kaya akan tumbuhan obat tradisional.8

Selama ini terapi kandidiasis mulut menggunakan obat antijamur, antara

lain seperti azole, amphotericin B dan nistatin, tetapi pemakaian obat antijamur

dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan terjadinya resistensi terhadap

Candida albicans dan berbagai efek samping.9,10,11 Hal ini menjadi faktor pendorong bagi masyarakat untuk memanfaatkan potensi obat herbal untuk

(6)

Salah satu tumbuhan Indonesia yang dapat dimanfaatkan sebagai antifungi

adalah lengkuas. Lengkuas ada dua macam yaitu lengkuas merah ( Alpinia purpurata K. Schum ) dan lengkuas putih (Alpinia galanga L.Willd.). Lengkuas putih banyak digunakan sebagai rempah atau bumbu dapur, sedangkan yang

banyak digunakan sebagai obat adalah lengkuas merah,12 namun menurut

penelitian yang dilakukan oleh Rachmi mengenai respon penghambatan ekstrak

lengkuas putih 10% dan lengkuas merah 10% terhadap Candida albicans, lengkuas putih menunjukkkan zona hambat yang lebih besar dari pada lengkuas

merah.13 Lengkuas putih memiliki senyawa aktif yaitu terpenoid, alkoloid,

flavonoid, saponin, dan tanin.14 Diantra kelima senyawa aktif tersebut, terpenoid

memiliki efek yang lebih besar terhadap Candida albicans, terpenoid dikenal sebagai komponen obat herbal tradisional serta memiliki efek antifungi,

antibakterial, antineoplastik serta fungsi farmasi lainnya.14,15,16,17 Beberapa

penelitian menemukan adanya efek toksik terpenoid terhadap struktur dan fungsi

membran sel Candida albicans. Senyawa ini diketahui mampu menghambat sintesa ergosterol yang terjadi pada membran sel Candida albicans, dimana ergosterol merupakan komponen penting dalam membran sel Candida.15

Djaenudin telah melakukan penelitian mengenai ekstrak lengkuas putih

dalam menghambat pertumbuhan jamur Trichophyton mentagrophytes. Penelitian ini membuktikan bahwa ekstrak lengkus putih dengan konsentrasi 0,5% efektif

dalam menghambat pertumbuhan jamur Trichophyton mentagrophytes.18 Irma juga melakukan penelitian mengenai uji aktifitas anti mikroba beberapa ekstrak

(7)

flavus. Penelitian ini membuktikan bahwa ekstrak lengkuas putih 4% efektif dalam menghambat pertumbuhan jamur Curvularia lunata, dan Aspergillus flavus.19 Penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi menunjukkan bahwa infusum lengkuas putih mempunyai daya hambat terhadap jamur Malassezia furfur pada berbagai konsentrasi.20 Darmawan meneliti tentang pengaruh dari ekstrak etanol

Lengkuas putih yang diekstraksi melalui metode maserasi terhadap jamur

Candida albicans, didapatkan hasil bahwa konsentrasi minimum ekstrak lengkuas putih yang bersifat fungisida dari uji KFM (Minimum Fungicidal Concentration) terhadap Candida albicans adalah 23% dengan cara menghitung jumlah koloni

Candida albicans pada media Sabouraud Dextrose Agar.15

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan permasalahan apakah terdapat

berbedaan daya hambat infusum lengkuas putih pada konsentrasi 25%, 50%, 75%,

dan 100% terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans ?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan daya

hambat anti jamur dari infusum lengkuas putih terhadap pertumbuhan jamur

(8)

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui zona hambat infusum lengkuas putih pada konsentrasi

25% terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans.

2. Untuk mengetahui zona hambat infusum lengkuas putih pada konsentrasi

50% terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans.

3. Untuk mengetahui zona hambat infusum lengkuas putih pada konsentrasi

75% terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans.

4. Untuk mengetahui zona hambat infusum lengkuas putih pada konsentrasi

100% terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans.

1. 4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat :

1. Bagi masyarakat

Memberikan informasi tentang khasiat infusum lengkuas putih terhadap

pertumbuhan jamur Candida albicans. 2. Bagi peneliti

Sebagai sarana penerapan ilmu kedokteran gigi yang telah didapat selama

ini serta meningkatkan wawasan dan pengetahuan dalam bidang penelitian.

3. Bagi peneliti lain

Sebagai referensi untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan

efektifitas antijamur infusum lengkuas putih terhadap pertumbuhan jamur

(9)

4. Memberikan informasi khususnya dibidang ilmu kedokteran gigi, sebagai

acuan untuk penelitian selanjutnya agar dikembangkan lagi eksperimen

mengenai infusum lengkuas putih sebagai bahan alternatif yang dapat

digunakan sebagai salah satu bahan pada obat kumur, atau bahan perendam

gigi tiruan.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini hanya dibatasi pada uji perbedaan daya

hambat infusum lengkuas putih (Alpinia galanga L.Willd.) pada konsentrasi 25%,

50%, 75%, dan 100 % terhadap pertumbuhan jmur Candida albicans. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental laboratorium dengan

Referensi

Dokumen terkait

Secara Topografi Kota Kotamobagu memiliki ketinggian yang bervariasi dan terdiri dari daratan dan pegunungan dengan ketinggian yang bervariasi, dimana Kecamatan yang

Sistem deteksi kebakaran IRM dapat merespon adanya asap untuk detektor asap, api untuk detektor panas, dan penekanan tombol pada manual call point ( break

Kesadaran akan merek bukan hanya suatu daya ingat, namun juga merupakan proses pembelajaran bagi konsumen terhadap suatu merek yang pada akhirnya daya ingat tersebut dapat

Terdapat unsur subjektivitas dalam menentukan indeks pengungkapan CSR, penelitian ini hanya mengidentifikasi 4 faktor yang mempengaruhi pengungkapan CSR dalam

Kegiatan aksi pembibitan sebagai langkah untuk meningkatkan jumlah kerbau bibit yang memiliki kualitas genetik unggul untuk perbaikan produktivitas populasi kerbau

Berdasarkan pendapat tokoh di atas, peneliti akan melakukan penelitian dengan menerapkan strategi Everyone is a Teacher Here pada pembelajaran di kelas, karena

Peraturan Ombudsman Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Ombudsman Nomor 10 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah

Hasil menunjukkan bahwa untuk semua kasus pembebanan baik statik, roling maupun sliding tegangan von Mises yang terbesar terjadi pada tekstur permukaan yang memiliki