STUDY EVALUATIF
IMPLEMENTASI KURIKULUM FULL DAY SCHOOL
DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI KELAS
( Studi Kasus di SD Islam Salman Al Farisi Kota
Bandung)
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pengembangan Kurikulum
&
Oleh:
MOCHAMAD SYAICHUDIN
009752
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis dengan judul ; " Studi Evaluatif Implementasi Kurikulum Full Day School dalam Proses Pembelajaran di Kelas (studi kasus di SD Islam Salman Al Farisi Kota Bandung) " ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini saya siap menanggung resiko / sangsi yang dijatuhkan kepada saya apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian
karya saya ini.
Bandung, 28 Pebruari 2003
Tertanda
Disetujui dan disahkan oleh Tim Pembimbing
PROF. Dr. H. SAID HAMID HASAN, MA
PEMBIMBING I
Dr. Hi. HANSISWANY KAMARGA. M.Pd PEMBIMBING II
MENGETAHUI,
KETUA PROGRAM PENGEMBANGAN KURIKULUM
PROGRAM PASCASARJANA
UNTVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
ABSTRAK
Tesis ini mengambil judul " Studi Evaluasi Implementasi Kurikulum Full Day
Schooldalam Proses Pembelajaran di Kelas (studi kasus di Sekolah Dasar Islam Salman
Al Farisi Bandung ". Fokus penelitian pada implementasi kurikulumfull day school dalam pembelajaran dan kemampuan guru dalam mengimplementasikan kurikulumfull
day school tersebut dalam rangka peningkatan kualitas lulusannya. Kurikulumfull day school adalah suatu kurikulum dengan model baru yang selama ini digunakan oleh sekolah alternatif yang berkembang dewasa ini.
Implementasi kurikulum ini berfokus dari bagaimana guru memahami kurikulum
full day, merencanakan pembelajaran, melaksanakannya sampai dengan bagaimana
mengadakan evaluasi hasil belajar siswa. Penelitian ini menyangkut kemampuan guru
dalam membuat program-program pembelajaran dan melaksanakannya.
Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif yang biasanya disebut pendekatan
naturalistik yang lebih mengutamakan data kualitatif. Metode yang digunakan adalah
evaluasi kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Temuan-temuan penelitian dapat
dirumuskan sebagai berikut : 1). Pemahaman guru terhadap kurikulumfull day school sebatas pada sekolah yang menggunakan waktu lebih lama dalam kegiatan pembelajaran, 2). Kurikulumfull day school ini belum dibuat secara tertulis sehingga guru dalam
membuat perencanaan program tidak ada pegangan, dan perencanaan program yang
dibuat oleh guru masih untuk memenuhi kebutuhan sekolah dan kurang bisa
dimaksimalkan dengan baik dalam pelaksanaan pembelajaran, 3). Proses implementasi
kurikulumfull day school di kelas sudah baik karena guru menggunakan metode dan pendekatan pembelajaran yang variatif serta didukung dengan sarana dan prasarana yang
disediakan oleh sekolah, 4). Kemampuan guru dalam implementasi kurikulumfull day
schooljuga didukung dengan memberikan kesempatan kepada guru untuk dapat berkreasi
dan melakukan inovasi dalam setiap pembelajaran yang dilaksanakan di kelas hal inijuga karena didukung oleh latar belakang lamanya guru dalam mengajar pada sekolah yang
bersangkutan sehingga tujuan yang akan dicapai dalam suatu pembelajaran dapat dicapai
dengan baik.
DAFTAR ISI
Halaman
SURAT PERNYATAAN SEBAGAI KARYA SENDIRI i
LEMBARAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ii
ABSTRAK iii
ABSTRACT iv
KATAPENGANTAR v
UCAPANTERIMA KASIH viii
DAFTAR ISI xiii
DAFTAR GAMBAR xvi
DAFTAR BAGAN xvii
DAFTAR TABEL xviii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Perumusan dan Pembatasan Masalah 4
1.2.1. Perumusan Masalah 4
1.2.2. Pembatasan Masalah 7
1.3. Pertanyaan Penelitian 8
1.4. Definsi Operasional 9
1.5. Tujuan Penelitian 12
1.6. Manfaat Penelitian 13
1.5.1. Manfaat Secara Teoritis 13
1.5.2. Manfaat Secara Praktis 13
BAB II LANDASAN TEORI TENTANG EVALUASI
IMPLEMENTASI KURIKULUMFULL DAY SCHOOL 15
2.1. Konsep Evaluasi Kurikulum 15
2.1.1. Pengertian Evaluasi 15
2.1.2. Tujuan Evaluasi Kurikulum 17
2.1.3. Pendekatan Evaluasi Kurikulum 18
2.1.4. Jenis-jenis Evaluasi Kurikulum 21
2.1.5. Model-model Evaluasi Kurikulum 22
2.1.6. Kriteria-kriteria dalam Evaluasi 27
2.1.7. Model Evaluasi Kualitatif 28
2.2. Konsep Implementasi Kurikulum 29
2.2.1. Pengertian Kurikulum 29
2.2.2. Pendekatan dalam Implementasi Kurikulum 30
2.2.3. Model-model Implementasi Kurikulum 32
2.3. Aspek-aspek Pembelajaran di Kelas 33
2.3.1. Konsep Pembelajaran 33
2.3.2. Konsep Kemampuan Guru 34
2.3.3. Kepemimpinan Kepala Sekolah 42
2.3.4. Siswa dan Lingkungan 44
2.4. KurikulumFull Day School 45
2.4.1. Pengertian Kurikulum Full Day School 45
2.4.2. Ide Dasar Pendirian SekolahFull DaySchool. 47
2.4.3. Model Kurikulum dan Perkembangannya 49
2.4.4. Implementasi Kurikul urn SekolahFull Day School 58
2.5. Hasil Penelitian yang Relevan 59
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 62
3.1. Pendekatan dan Metode Penelitian 62
3.2. SumberData 65
3.3. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data 66
3.4. Teknik Analisa Data 72
3.5. Tahap-tahap Pelaksanaan Penelitian 74
BAB IV DESKRIPSI DAN INTERPRETASI HASIL PENELITIAN 83
4.1. Deskripsi Data Hasil Penelitian 83
4.1.1. Ruang Lingkup KurikulumFull Day Schoolpada Implementasi Di Kelas dalam Meningkatkan Kualitas Lulusan 83 4.1.2. Proses Pembelajaran Kurikulum Full Day Schooldalam
Kegiatan Belajar Mengajar di Kelas 97 4.1.3. Faktor Lingkungan (sarana dan prasarana) 129
4.1.4. Kemampuan Guru dalam Implementasi
Kurikulum Full Day School 132
4.1.5. Hasil Implementasi KurikulumFull Day School
dalam Meningkatkan Kualitas Siswa 135
4.2. Interpretasi Data Hasil Penelitian 139
4.2.1. Ruang Lingkup KurikulumFull Day Schooldalam
Pembelajaran di Kelas 139
4.2.2. Proses Implementasi Kurikulum Full Day Schoolterhadap Kemampuan Guru dalam Proses Pembelajaran
Di Kelas 145
4.2.3. Kemampuan Guru dalam Implementasi Kurikulum
Full Day Schooldalam Pembelajaran di Kelas 153
4.2.4. Hasil Penilaian terhadap Hasil Belajar Siswa 154
BAB V KESIMPULAN, DAN REKOMENDASI
5.1. Kesimpulan 157
5.2. Rekomendasi 162
DAFTAR PUSTAKA 166
LAMPIRAN-LAMPIRAN 170
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar2.1 : Model Evaluasi Stake 23
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 1.1. Kerangka Fokus Penelitian 5
Bagan2.1. Tentang Tugas Guru 41
Tabel3.1. Tabel 4.1.
Tabel 4.2.
Tabel 4.3.
Tabel 4.4.
Tabel 4.5.
Tabel 4.6.
Tabel 4.7. Tabel 4.8
Tabel 4.9.
DAFTAR TABEL
Halaman
Karakteristik Responden 76
Struktur Program Kurikulum SD Islam
Salman Al Farisi Bandung 83
Struktur Program Pengajaran SD (Diknas) 84
Perbedaan Kurikulum SD Islam Salman
Al Farisi Bandung dengan Kurikulum Diknas ... 85 Metode Pembelajaran dalam Implementasi
KurikulumFull Day School 88
Pendekatan Pembelajaran dalam Implementasi
Kurikulum Full Day School 92
Proses Pembelajaran Implementasi Kurikulum
Full Day Schooldalam Pembelajaran di Kelas 101
Pembagian Waktu Kegiatan Pembelajaran 105 Hasil Kegiatan Pendahuluan Dalam
Implementasi Kurikulum di Kelas 106
Kegiatan Pendahuluan oleh Responden
BDUL (mengajar Leadership kelas 4a) Ill
Tabel 4.10.
Tabel 4.11.
Tabel 4.12.
Tabel 4.13.
Tabel 4.14.
Tabel 4.15.
Tabel 4.16.
Kegiatan Pendahuluan oleh Responden
BR (mengajar Sains kelas lc) Ill
Hasil Pembelajaran (kegiatan inti) di Kelas 115
Matrik Pelaksanaan Proses Pembelajaran
KurikulumFull Day Schooldi Kelas 122
Hasil Akademik Siswa 136
Kedudukan Nilai SD Islam Salman Al Farisi Bdg
Di Kecamatan Coblong 137
Ruang Lingkup KurikulumFull Day Schoolterhadap
Implementasinya di Kelas 142
Implementasi KurikulumFull Day Schoolterhadap
Kemampuan Guru 154
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Salah satu dari tujuan pembangunan pendidikan nasional seperti ada dalam UU
Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan
kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia dalam mewujudkan
masyarakat yang maju, adil dan makmur serta memungkinkan para warganya untuk
mengembangkan diri, baik berkenaan dengan aspek jasmaniah maupun rohaniah
berdasarkan pancasila dan UUD 1945. Pendidikan merupakan investasi untuk meletakkan
dasar bagi kejayaan bangsa di masa depan. Pendidikan merupakan tolak ukur tinggi
rendahnya peradaban dari suatu bangsa, karena dari sistem dan proses pendidikanlah
maju mundurnya suatu bangsa dapat dinilai. Seringkali arti penting mengenai pendidikan
serta penerapan sistem pendidikan di Indonesia cenderung masih mewakili budaya kolonialisme yang menghasilkan lulusan yang kurang kreatif, inovatif, kurang memiliki rasa tanggungjawab dan kurang mampu untuk segera mengantisipasi perubahan dunia
yang begitu cepat.
Menurut Wardiman Djojonegoro (1998:562) bahwa pendidikan hams mampu
mengembangkan SDM Indonesia yang bermutu, lebih lanjut Wardiman menjelaskan
bahwa sumber daya manusia (SDM) yang bermutu paling tidak memiliki tiga kompetensi
2). kemampuan bekerja secara profesional, dan 3) .kemampuan menghasilkan karya yang bermutu.
Untuk menghasilkan lulusan berkualitas yang diharapkan sesuai dengan tujuan
pendidikan nasional maupun tujuan sekolah, maka setiap sistem pendidikan atau sekolah
memiliki kurikulum yang berfungsi sebagai alat untuk mencapainya. Oleh karena itu
kurikulum memegang peranan yang sangat penting didalam membina kemampuan SDM,
termasuk kemampuan berpikir dengan kadar yang tinggi. Soedijarto (1997:11)
mengemukakan bahwa unsur terpenting dalam pendidikan sekolah ialah sistem
kurikulumnya, karena itu kurikulum adalah unsur yang paling strategis dari sistem
pendidikan sekolah.
Masalah-masalah besar yang masih dihadapi oleh pendidikan nasional kita adalah persoalan mutu, relevansi, efektivitas, dan efisiensi pendidikan. Masalah-masalah ini
menimbulkan keresahan pada masyarakat yang seringkali terdengar dalam diskusi,
seminar dan kegiatan-kegiatan lainnya. Keresahan ini (bahwa pendidikan kita masih
rendah mutunya, kurang relevansinya dengan kebutuhan pembangunan, kurang efektif
dan efisien pelaksanaannya) hams ditanggapi secara serius dan dipecahkan secara
komprehensif dan terpadu demi suksesnya pendidikan kita yang juga berarti suksesnya
pembangunan bangsa dan negara kita.
Yayasan Pendidikan Salman Al Farisi yang berkedudukan di Bandung merupakan
salah satu lembaga pendidikan yang ingin ikut aktif mencerdaskan anak bangsa dengan
mendirikan sekolah alternatif. Alternatif dalam hal ini adalah dengan menggunakan
sistem pendidikan yang berbeda dengan sekolah-sekolah yang selama ini ada khususnya
meskipun pada dasarnya dari segi kurikulum juga masih mengacu kepada Departemen
Pendidikan Nasional. Dengan melihat kepada kebutuhan dan fenomena yang terjadi di
masyarakat bahwa anak tidak bisa hanya di didik dalam hal aspek pengetahuan saja tapi
juga dibekali dengan aspek perilaku yang dalam hal ini adalah menyangkut tentang
perilaku anak (akhlak) dan ketrampilan
(skill).
Hal ini tertulis jelas dalam tujuan
pendirian yayasan yaitu ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana tujuan
pembangunan nasional yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945.
Motivasi pendirian yayasan pendidikan tentunya berangkat dari fakta bahwa masih
besarnya kesenjangan antara harapan masyarakat, khususnya umat Islam, dengan
kenyataan dalam memperoleh kesempatan mengikuti pendidikan, maka yayasan
pendidikan Salman Al Farisi memposisikan dirinya pada upaya membantu masyarakat
dan pemerintah meminimalkan kesenjangan tersebut. Dengan demikian tanggungjawab
yayasan tidak saja ikut mendorong kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK),
tetapi juga dalam rangka pengembangan kualitas umat Islam dalam iman dan takwa
(IMTAQ). Oleh karena itu pelaksanaan program dan kegiatan di yayasan ini tentunya
akan berorientasi pada keterpaduan ilmu dan agama, menciptakan lulusan yang berjiwa
mandiri dan memihak pada kebenaran agama serta memiliki akhlak yang mulia.
Partisipasi lembaga pendidikan ini dengan mendirikan beberapa sekolah dibawah
naungan yayasan pendidikan Salman Al Farisi dengan tingkatan pendidikan dari Taman
Kanak-kanak, Sekolah Dasar, dan Sekolah Menengah Pertama. Adapun penelitian ini
hanya di fokuskan pada tingkat sekolah dasar saja. Dengan pertimbangan bahwa Sekolah
Dasar Islam Salman Al Farisi ini lebih dulu berdiri. Adapun sistem kurikulum yang
kurikulum nasional serta memakai kurikulum dari yayasan sendiri. Waktu kegiatan
belajar mengajarjuga berbeda dengan sekolah yang ada yaitu di mulai dari pukul 07.30
-16.00, sedangkan untuk hari Sabtu libur dan dipergunakan untuk kegiatan
ekstrakurikuler. Sistem sekolah sehari penuh ini kita kenal dengan istilah "Full Day
School"karena waktu belajarnya lebih lama.
Penelitian ini memfokuskan pada sistem pendidikan yang tergolong bam yaitu adanya sekolah yang menggunakan sistem sekolah sehari penuh yang disebut denganfull
day shool. Dengan sistem ini peneliti mencoba untuk mengkaji lebih dalam tentang kurikulum yang digunakan dalam full day school ini khususnya pada implementasi kurikulum dalam pembelajaran di kelas. Penelitian ini diadakan karena selama ini belum adanya evaluasi terhadap sistem full day school temtama yang berkenaan dengan implementasi kurikulum serta dampak yang mempengaruhinya terhadap faktor gum sebagai pelaksana pembelajaran dan hasil belajar siswa.
1. 2. Perumusan Dan Pembatasan Masalah
1.2.1. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah diatas memberikan gambaran
bahwa permasalahan yang ada adalah pada bagaimana implementasi kurikulum/«// day school tersebut dalam pembelajaran di kelas dalam meningkatkan kualitas lulusan yang mempengamhi pada penilaian hasil belajar dan kemampuan gum dalam proses
pembelajaran. Dengan mengadakan evaluasi implementasi kurikulumfull day schoolini
diharapkan dapat memberikan masukan atau nilai tambah yang cukup berarti bagi gum
melalui evaluasi implementasi kurikulum
full day school
ini dapat juga dijadikan bahan
kajian dalam melaksanakan kurikulum ini yang lebih dalam dengan melihat dari berbagai
aspek terutama dengan penilaian yang diberikan kepada siswa dan hasil belajar siswa.
Melalui penjelasan diatas tersebut, maka fokus masalah penelitian dapat digambarkan
sebagai berikut:
Kurikulum sebagai
Tujuan Pendidikan ide, dokumen, proses,
hasil
r
i 1. Proses Pembelaj aran
di kelas
2. Kualitas gum
3. Penilaian hasil belajar
4. Hasil belajar siswa Kebutuhan Sumber ' • Implementasi
KurikulumFull
Day School
fe
Daya Manusia (Gum) •
ik. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Sarana dan Prasarana dalam
r e m o e;ia|<uaii
Bagan 1.1
Kerangka Fokus Penelitian
Dalam implementasi kurikulum
full day school
ini tidak terlepas dari bagaimana
desain kurikulum itu sendiri. Karena desain kurikulum ini mempakan pedoman/ garis
besar program pengajaran yang dijadikan acuan gum dalam mengembangkan materi/isi.
Dalam desain kurikulum ini juga terdapat tujuan, bahan, proses, dan penilaian dalam
melaksanakan kegiatan pendidikan dan pengajaran yang digunakan oleh sekolah untuk
Pembelajaran di kelas mempakan perwujudan dari implementasi kurikulum yang
nyata. Adajuga faktor yang paling menentukan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas
yaitu adanya aspek gum, siswa, dan lingkungan. Gum dalam melaksanakan program
pengajaran kurikulum akan membuat suatu rencana pengajaran, mengembangkan kegiatan pembelajaran dalam kelas, serta memberikan penilaian hasil belajar siswa di
kelas. Gum sebagai ujung tombak dalam melaksanakan kegiatan belajar di kelas
mempakan faktor yang dominan karena dalam kelas adanya proses interaksi belajar mengajar antara siswa dan gum di samping itu pula adanya komponen-komponen pembelajaran yang digunakan oleh gum. Kegiatan belajar mengajar yang meliputi tahap perencanaan (menetapkan tujuan, mengumpulkan bahan pembelajaran, strategi belajar
mengajar), adanya tahap pelaksanaan (dalam hal ini gum dapat menggunakan metode, sumber belajar, pendekatan dalam proses belajar mengajar di kelas yang merupakan bagian dari peran sebagai seorang gum), adanya tahap penilaian yang terdiri dan aspek
kognitif afektif dmpsikomotor.
Faktor lainyang menentukan dalam kegiatan belajar mengajar adalah diri siswa itu sendiri. Kemampuan dan kemandirian siswa dalam kegiatan pembelajaran adalah suatu hal yang sangat penting. Adanya motivasi dan kemauan siswa dalam menerima dan memahami materi dalam pembelajaran mempakan faktor pendukung dalam keberhasilan implementasi kurikulum. Faktor siswa dapat diketahui dari kemampuan, sikap, minat,
dan motivasinya dalam mengikuti setiap mata pelajaran. Lingkungan merupakan salah
satu aspek yang mendukung dalam suksesnya kegiatan pembelajaran. Adanya suatu
kegiatan belajar ini. Lingkungan ini meliputi adanya dukungan sarana dan prasarana yang
dibutuhkan dalam prosesbelajar mengajar ini.
Oleh karena itu dalam penelitian ini akan diarahkan pada implementasi kurikulum
full day school dalam pembelajaran di kelas. Hasil yang diharapkan adalah dari
pembelajaran ini akan dapat dilihat dampak dari sekolah yang menggunakan kurikulum
full day school baik dari segi positif atau negatif. Segi positifnya adalah anak menerima
materi pelajaran yang lebih dari sekolah lain baik dari sisi akademis dan perkembangan
jiwa anak yang bempa kedewasaan dan kemandirian siswa. Sebagai faktor penunjang
dalam proses belajar mengajar yaitu ada beberapa aspek yang mempengamhi dalam
implementasi yaitu : tujuan pendidikan, kualitas sumber daya manusia (dalam hal ini
adalah gum), dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan adanya faktor yang mempengamhi lainnya adalah : pendidik (guru), siswa, dan lingkungan (sarana
prasarana) sekolah. Dengan demikian perumusan masalah dalam penelitian ini adalah
"Bagaimana implementasi kurikulum full day school dalam meningkatkan kualitas
lulusan pada sekolah dasar ".
1.2.2. Pembatasan Masalah
Penelitian yang dilaksanakan akan dibatasi pada :
1. Menurut Hamid (1988:44) bahwa evaluasi itu ada empat aspek yaitu evaluasi
reflektif, rencana, proses, dan hasil. Sedangkan pada penelitian evaluasi
implementasi kurikulum yang dilakukan dalam penelitian ini terbatas pada
evaluasi kurikulum pada proses yaitu suatu yang terjadi di sekolah . Kurikulum
Sekolah Dasar Islam Salman Al Farisi dalam pemahaman guru tentang kurikulum
full day schooltersebut.
2. Evaluasi implementasi kurikulum/w//day schooljuga dibatasi pada pembelajaran yang dilaksanakan gum dalam kelas khususunya pada kelas 1 dan kelas 4.
3. Implementasi yang dilaksanakan dalam proses pembelajaran di kelas dibatasi hanya di kelas 1 dan 4 dengan pertimbangan bahwa kelas 1 adalah kelas permulaan anak memasuki sekolah dengan sistemfull day schoolsedangkan kelas 4 mempakan kelas pertengahan yang telah lebih dahulu mendapatkan atau menerima kurikulumfull day school ini. Selain itu juga jumlah kelas di Sekolah Dasar Islam Salman Al Farisi ini terdiri dari tiga kelas paralel setiap levelnya.
4. Implementasi kurikulumfull day school pada kelas 1 terbatas hanya pada gum
yang mengajar pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Sains. Sedangkan pada kelas 4 mata pelajarannya adalah Bahasa Indonesia, Leadership, Ilmu Sosial, dan Seni saja.
5. Penilaian dalam implementasi kurikulumfull day school ini terbatas hanya pada aspek penilaian yang dilakukan oleh gum dalam melihat hasil pembelajaran di
kelas dan penilaian yang lain dalam hal tugas dan sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran di kelas.
1.3. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan pada rumusan dan pembatasan masalah seperti yang tertera diatas,
1. Bagaimana mang lingkup kurikulum full day school dalam pembelajaran di
kelas?
2. Bagaimana proses implementasi kurikulumfull day schooldalam pembelajaran di
kelas yang dilaksanakan oleh guru ?
3. Bagaimana kemampuan gum dalam implementasi kurikulum full day school dalam proses pembelajaran di kelas ?
1. 4. Definisi Operasional
Beberapa istilah pokok dalam penelitian ini dan sesuai dengan batasan masalah yang akan dikaji tentang studi evaluasi implementasi kurikulumfull day school dalam
pembelajaran di kelas, maka perlu didefinisikan secara operasional beberapa variabel
yang menjadi bahan kajian penelitian. Definisi operasional menurut Tuckman (1972:57)
adalah " A definition based on the observable characteristics of that which is being
defined". Lebih lanjut Tuckman membagi definisi operasional dalam tiga kelompok yaitu
tipe A, B, dan C. Berdasarkan pada masalah penelitian dan pembatasan masalah, maka
definisi operasional tipe B yang akan digunakan. Alasan menggunakan tipe B adalah
karena pada tipe B ini menekankan pada terms serta bagaimana keterangan-keterangan
dalam penelitian dapat memberikan gambaran yang lebih terarah. Tuckman (1972:59)
lebih jelas menjelaskan bahwa "A type B operational definition can be constructed in
terms ofhow theparticular object or thing being defined operates, that is, what it does or
what constitutes its dynamic properties".
Beberapa variabel permasalahan yang perlu didefinisikan secara operasional
10
Implementasi diartikan yaitu proses pelaksanaan kurikulum di dalam kegiatan
belajar mengajar, tentunya hal ini berkenaan tentang kesiapan gum dalam menyiapkan bahan mengajar sampai kepada evaluasinya. Menumt Majone dan Wildavsky (1979) bahwa implementasi sebagai suatu evaluasi sedangkan
pendapat dari Browne dan Wildavsky (1983) bahwa implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan dengan keadaan dalam sekolah. Implementasi pada penelitian ini adalah implementasi kurikulumfull day school
yang dilaksanakan oleh gum dalam pembelajaran di kelas yang meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Kegiatan awal yang dilaksanakan oleh
gum adalah tentang membuka pelajaran, mengevaluasi pelajaran yang lalu, dan
mengawali memberikan materi bam kepada siswa. Dalam kegiatan inti, gum
memberikan materi pelajaran bam, memberikan tugas-tugas, dan mengevaluasi
sementara dari kegiatan pembelajaran dengan memberikan beberapa pertanyaan
kepada siswa tentang materi yang telah disampaikan. Apabila ada siswa yang
belum mengerti tentang materi tersebut, maka gum akan melakukan penjelasan ulang sampai siswa tersebut mengerti. Sedangkan dalam kegiatan penutupan, maka gum akan memberikan pertanyaan kembali yang berkenaan tentang materi
yang bam saja dijelaskan.
Kurikulumfull day school adalah sebuah kurikulum yang dikembangkan untuk sekolah dengan sistemfull day school. Kurikulum ini didasarkan pada kurikulum Diknas, Depag dan yayasan sendiri sebagai penyelenggara pendidikan dengan sistem sekolah yang sehari penuh. Kurikulum ini terdiri dari core curriculum
11
seperti tentang materi pelajarannya. Special curriculum (kurikulum khusus) adalah tambahan mata pelajaran yang berasal dari sekolah sendiri yaitu mengembangkan ketrampilan siswa dengan memberikan materi pelajaran
leadership pada siswa. Complement curriculum (kurikulum tambahan) memberikan materi tambahan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan tidak
menutup kemungkinannya berkembang dan bertambah sebagai dampak dari perkembangan pendidikan. Hidden curriculum (kurikulum tersembunyi) yaitu kurikulum yang tidak memiliki jam secara khusus namun diberikan sebagai tambahan ketika pada pembelajaran dan kegiatan kesiswaan. Cakupan darihidden
curriculum ini adalah dalam bidang penanaman disiplin siswa dalam tata tertib dan tata krama (akhlak) yang disandarkan pada al Qur'an dan Sunnah Rasul
seperti adanya kegiatan sholat berjama'ah, hafalan surat-surat al Qur'an,
do'a-do'a dan sebagainya. Kurikulum tersebut diatas dapat diintegrasikan dalam suatu mata pelajaran yang bergantung pada materi yang akan disampaikan gum.
Kemampuan gum dalam implementasi kurikulum full day school adalah
kemampuan dalam merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan
mengevaluasi hasil belajar siswa dari proses pembelajaran dalam kelas. Menumt
Ditjen Dikdasmen dan Ditjen Dikti 1979/1980 secara garis besar ada sepuluh kompetensi guru yaitu : 1). Kemampuan menguasai bahan bidang studi dan
bahan pendalaman/aplikasi bidang studi, 2). Mengelola program belajar mengajar,
3). Mengelola kelas, 4). Menggunakan media/sumber, 5). Menguasai
landasan-landasan kependidikan, 6). Mengelola interaksi belajar mengajar, 7). Menilai
12
pelayanan bimbingan dan penyuluhan, 9). Mengenai administrasi sekolah dan 10). Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran. Kemampuan gum di Sekolah Dasar Islam Salman Al Farisi adalah mampu melaksanakan kurikulum dalam kelas dengan menggunakan berbagai metode dan strategi. Di samping itu pula dapat mampu
mengembangkan kreativitas dan mampu berinovasi dalam proses pembelajaran
karena kurikulum full day school menuntut kemampuan tersebut untuk dilaksanakan karena sistem sekolah yang menggunakan waktu belajar lebih lama
di sekolah.
1. 5. Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan penelitian dalam evaluasi implementasi kurikulumfull day school adalah untuk melihat lebih dalam mengenai kurikulum yang dikembangkan oleh sekolah yang menggunakan model kurikulum full day school ini. Adapun tujuan khususnya adalah :
• Untuk mengetahui mang lingkup kurikulumfull day schooldan kesesuaiannya dalam
implementasinya dan kegiatan belajar mengajar di kelas dalam meningkatkan kualitas
lulusan siswanya.
• Untuk mengetahui proses implementasi kurikulum yang dilakukan oleh gum dengan
menggunakan metode dan pendekatan atau langkah-langkah yang digunakan dalam
proses belajar mengajar.
• Untuk mengetahui bagaimana kemampuan gum dalam implementasi kurikulumfull
13
1. 6. Manfaat Penelitian
Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah agar dapat dimanfaatkan sebagai
bahan masukan dari sistem sekolah yang memakai sistem sekolah sehari penuh.
Di samping itu pula juga dapat digunakan sebagai acuan atau bahan pertimbangan dalam
kegiatan evaluasi yang lebih baik lagi bagi kepemimpinan kepala sekolah dalam
membina gum dan juga gum sebagai orang yang terlibat langsung dilapangan dalam
mengembangkan kurikulum, maupun juga dapat dimanfaatkan sebagai penelitian lanjutan
yang lebih mendalam. Lebih lanjut manfaat penelitian ini dibagi dalam dua macam yaitu
manfaat secara teoritis dan manfaat secara praktis.
1. 6.1. Manfaat secara teoritis
Menumt Stake dalam Hamid (1988:103) bahwa menyatakan suatu evaluasi formal hams memberikan perhatian terhadap keadaan sebelum suatu kegiatan kelas berlangsung
dan terhadap kegiatan kelas itu sendiri, serta menghubungkannya dengan berbagai bentuk
hasil belajar. Dengan evaluasi implementasi kurikulum full day school ini dapat
memberikan masukan yang berarti dalam mengembangkan kurikulum yang selama ini
digunakan oleh sekolah untuk dapat memperhatikan berbagai aspek-aspek yang
mempengamhi berkembanganya suatu kurikulum. Aspek-aspek yang mempengamhi
perkembangan dari kurikulum full day school ialah tentang kemampuan gum dalam
proses implementasi dalam kelas. Selain itu adalah tentang hasil yang akan dihasilkan
dari proses pembelajaran tersebut.
1.6.2. Manfaat secara praktis
14
pendidikan Salman Al Farisi Bandung ini khususnya di tingkat sekolah dasar. Adapun
manfaat langsung dari hasil penelitian ini ditujukan kepada:
1. Guru
Informasi yang diperoleh dari penelitian dapat memberikan masukan bagi gum sebagai tenaga pengajar agar mengetahui kinerja masing-masing sebagai orang yang penting dan berada pada posisi dalam implementasi kurikulum dengan menghadapi tuntutan kualitas lulusan dari siswanya. Kelebihan dan kelemahan dalam kinerja dapat dijadikan masukan bagi pembinaan lebih
lanjut.
2. Yayasan Pendidikan Salman Al Farisi Bandung
Sebagai penyelenggara pendidikan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam mengelola suatu pendidikan terlebih lagi dengan perkembangan kurikulum
yang digunakan.
3. Pengembang kurikulum
Memberikan masukan kepada pengembang kurikulum dalam membuat dan mengambil langkah-langkah yang bijaksana untuk mengembangkan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini disajikan uraian mengenai pelaksanaan penelitian dalam menunjang
tesis ini. Hal ini tentunya sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dalam studi evaluatif
implementasi kurikulum. Maka akan dijelaskan sebagai berikut, yaitu (1). Pendekatan
dan Metode Penelitian, (2). Sumber Data , (3). Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data,
(4). Analisa Data, dan (5). Tahap-tahap Pelaksanaan Penelitian.
3. 1. Pendekatan dan Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan naturalistik. Hal ini
sesuai dengan pendapat Borich and Jemelka (1982) bahwa pendekatan naturalistik
dimaksudkan agar evaluator dapat menggunakan apa yang di observasi sebagaimana deskripsi kejadian-kejadian aktual yang terjadi selama observasi beriangsung. Data interview juga diperlukan, diskusi-diskusi masalah terkait dan pola-pola berbagai
observasi juga di analisa. Oleh karena itu penelitian mi akan menggali data deskriptif
yang bempa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati
dari lapangan. Data lapangan yang akan diambil berkenaan dengan implementasi
63
Sedangkan untuk metode evaluasi yang digunakan adalah kualitatif. Menurut
Hamid (1988:128) bahwa ciri khas dari metode evaluasi kualitatif ini adalah fokus perhatian utamanya ada pada proses pelaksanaan kurikulum. Pendapat lain diungkapkan oleh Kirk Dan Miller (1986:9) dalam bukunya Moleong (1996:3) mendefinisikan tentang penelitian kualitatif yaitu tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya.
Melihat pada metode yang digunakan, maka maka peneliti ingin melihat bagaimana kurikulumfull day schoolini diimplementasikan dalam pembelajaran di kelas
sehingga dapat menghasilkan kualitas lulusan yang diharapkan. Lebih dalam lagi
penelitian ini akan mengkaji pemahaman guru tentang kurikulumfull day school dalam implementasi dilapangan yang dilaksanakan dalam pembelajaran di kelas dari mulai persiapan, pelaksanaan sampai kepada penilaian yang diberikan kepada siswa. Di samping itu pula untuk mengetahui strategi dan metode yang digunakan dalam
melaksanakan kurikulumfull day schoolini.
Pendapat lebih dalam di jelaskan oleh Noor Syam (1991:11) bahwa dikenal dua
paradigma yang terkenal yaitu pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif.
Pendekatan kuantitatif bertumpu pada penggunaan tolak ukur dalam memahami gejala sosial yang dihadapi dalam penelitian sehingga dapat menggunakan angka-angka atau
rumus-rumus statistik. Sedangkan pendekatan kualitatif yang sifatnya holistik dan
sistematik terkait secara keselumhan dan tidak bertumpu pada pengukuran, sebab
64
pelaku sendiri yang menafsirkan mengenai tindakannya. Dengan kata lain alat pengumpul datanya adalah peneliti sendiri.
Penelitian kualitatif menumt Sudjana dan Ibrahim (1989:195) sebagai suatu
penelitian fenomenologis, metode etnografik atau metode impresionistik. Karena metode penelitian kualitatif sering digunakan untuk menghasilkan teori dari data penelitian (grounded theory), bukan dari hasil pengujian hipotesis seperti dalam penelitian kuantitatif, maka teori yang dihasilkan oleh penelitian kualitatif menjadi lebih bersifat
generating theory.
Dalam penelitian ini, metode evaluasi dalam implementasi yang digunakan adalah
model Stake atau disebut juga dengan model evaluasi kualitatif. Karena model ini lebih
sesuai dengan kondisi pendidikan yang ada di Indonesia seperti yang dingkapkan oleh Stake dalam Hamid (1988:103) lebih lanjut menyatakan bahwa suatu evaluasi formal harus memberikan perhatian terhadap keadaan sebelum suatu kegiatan kelas beriangsung
dan terhadap kegiatan kelas itu sendiri, serta menghubungkannya dengan berbagai bentuk
hasil belajar. Menumt Hamid (1988:128) bahwa model ini dikembangkan oleh Parlett
dan Hamilton (1976) pada dasamya adalah juga studi kasus. Oleh karena itu model ini
memberikan perhatian terhadap lingkungan luas dimana suatu inovasi kurikulum
dilakukan. Keberhasilan suatu implementasi sebagai kurikulum dalam pengertian proses
65
3.2. Sumber Data
Sumber data yang digunakan adalah dari yayasan pendidikan Salman Al Farisi
Kota Bandung yang menyelenggarakan pendidikan dengan sistem sekolah sehari penuh
(istilahnya :
full day school).
Fokus penelitian ini adalah melihat pada bagaimana
implementasi kurikulum dilaksanakan oleh guru dalam proses pembelajaran di kelas
sehingga dapat menghasilkan kualitas lulusan yang baik. Kemampuan guru dalam
mengimplementasikan kurikulum dengan sistem sekolah yang sehari penuh, dan
pengamh pelaksanaan implementasi kurikulum>//
day school
terhadap kualitas lulusan.
Lebih lanjutnya sumber data dalam penelitian ini adalah :
• Dokumen kurikulum yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan implementasi
kurikulum pada saat proses pembelajaran di kelas.
• Kepala sekolah selaku pengembang kurikulum di lapangan dalam membina dan
memberikan arahan kepada guru sebagai implementator kunkulum serta wakil
kepala sekolah terutama wakil bidang kurikulum.
• Dalam implementasi kurikulum ini, guru adalah ujung tombang dalam roda
proses pembelajaran. Guru dismi adalah mereka yang telah bekerja kurang lebih
4 tahun (minimal) karena dapat memberikan penjelasan yang berarti, baik
melalui wawancara atau mengadakan observasi di kelas.
• Siswa adalah sebagai sumber data penunjang. Hal ini dilaksanakan berkenaan
dengan kemampuan guru dalam mengimplementasikan kurikulum/w//
day school
66
3.3. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti sendiri. Dalam hal ini peneliti langsung
terjun ke lapangan agar dapat memahami dan dapat melihat secara langsung
kejadian-kejadian yang sesuai dengan konteksnya. Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah :
• Observasi.
Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengamatan tak berstruktur yakni tidak
sepenuhnya melaporkan peristiwa, sebab prinsip observasi ialah merangkum,
mensistematiskan dan menyederhanakan representasi peristiwa. Dalam hal ini pula
menggunakan observasi tak berstruktur catatan lapangan, karena dalam
pelaksanaannya akan lebih mudah sebab peneliti terlibat langsung artinya peneliti
menyatu dengan obyek dan tetap membiarkan lingkungan dalam keadaan alamiah
Hal ini dilakukan untuk dapat mendeskripsikan suatu gejala tertentu dalam
lingkungan penelitian tersebut.
Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah
melengkapinya dengan format atau blanko pengamatan sebagai instrumen. Formal
yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan
akan terjadi. Mencatat data observasi seperti yang ditulis oleh Arikunto (1996:232)
bukanlah sekedar mencatat, tetapi juga mengadakan penilaian ke dalam suatu skala
bertingkat. Misalnya kita memperhatikan reaksi penonton bukan hanya mencatas:
bagaimana reaksi itu dan berapa kali muncul tetapi juga menilai reaksi tersebut
67
Patton (dalam Nasution, 1988 : 59-60) mengemukakan beberapa manfaat yang
diperoleh dengan menggunakan teknik observasi dalam mengumpulkan data yaitu :
• Dengan berada di lapangan peneliti lebih mampu memahami konteks data dalam
keselumhan situasi.
• Pengalaman langsung memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif
jadi tidak dipengaruhi oleh konsep-konsep atau pandangan sebelumnya.
Pendekatan induktif membuka kemungkinan melakukan penemuan atau
discovery.
• Peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau tidak diamati orang lain,
khususnya orang yang berada dalam lingkungan itu, karena telah dianggap biasa
dan karena itu tidak akan terungkapkan dalam wawancara.
• Peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya terungkapkan oleh responden
dalam wawancara karena bersifat sensitif atau ingin ditutupi karena dapat
merugikan nama lembaga.
• Peneliti dapat menemukan hal-hal di luar persepsi responden sehingga peneliti
memperoleh gambaran yang lebih komprehesif.
• Dalam lapangan penelitian tidak hanya dapat mengadakan pengamatan akan
tetapi juga memperoleh kesan-kesan pribadi.
Dalam melaksanakan observasi ini peneliti dapat menempuh berbagai
kemungkinan. Diantaranya peneliti dapat mengadakan pengamatan bebas dimana ia tidak
terikat oleh waktu, dapat pula ia membatasi diri dalam waktu tertentu saja. Di samping itu
peneliti mungkin mengadakan observasi untuk mengetahui frekuensi suatu fenomena
sebuah skala nilai. Oleh karena itu Surahmad (1994 : 168-174) memberikan penjelasan tentang bentuk pelaksanaan dalam observasi ini yaitu :
• Catatan informal atau anekdot. Catatan anekdot ini merupakan gejala atau peristiwa misalnya peristiwa tingkah laku manusia yang diperoleh dari sesuatu observasi yang beriangsung secara bebas dan informal. Sesuatu bentuk tingkah laku yang kiranya berada dalam rangka masalah yang dipelajari, ditulis sebagai
catatan pengamatan sehingga akhirnya terdapat serangkaian catatan yang berpusat
pada masalah yang diselidiki.
• Daftar cek. Dalam observasi seringkali diperlukan sebuah daftar yang
dimaksudkan sebagai penolong untuk mencatat setiap faktor secara sistematik.
Inilah yang disebut dengan daftar cek. Daftar cek seharusnya telah disiapkan sebelum pengamatan dimulai dan penyusunannya didasarkan atas tujuan-tujuan
khusus dari pengamatan itu. Setiap faktor yang perlu diamati disusun dalam satu
bentuk yang menyerupai tabel, dan pada waktu pengamatan beriangsung,
pekerjaan petugas adalah mengisi ruang atau lajur tertentu dengan tanda cek yang
sudah ditetapkan lebih dahulu.
• Skala penilaian. Untuk mencek dan sekaligus menetapkan nilai sesuatu faktor
biasanya dipergunakan skala penilaian yakni sebuah daftar yang hampir
menyerupai daftar cek tetapi berbeda dalam hal terdapatnya satu skala nilai dalam
berbagai tingkat. Skala penilaian dan wajar dipakai untuk menilai atau mengganti
situasi secara kualitatif. Untuk memulai, maka segala anak masalah diuraikan atas
unsur tunggal. Unsur atau faktor ini disusun dalam skala dan biasanya disebut
69
bentuk-bentuk alternatif, yang selalu mesti lebih dari satu buah. Alternatif-alternatif tersebut masing-masing mewakili tingkat nilai yang berlainan dari yang
terendah sampai pada yang tertinggi.
Fokus observasi penelitian ini adalah di sekolah dan kelas untuk melihat dan
mengamati kegiatan pembelajaran yang meliputi persiapan guru dalam menjabarkan
GBPP, menyusun satuan pelajaran, serta melaksanakan dalam implementasi kurikulum
dalam proses pembelajaran di kelas. Di samping itu juga observasi ini dilaksanakan untuk
mengamati siswa dalam menerima pelajaran di kelas sampai dengan melihat hasil dari
belajar tersebut yang tentunya dipengamhi juga oleh banyak faktor termasuk tentang gum
dalam melaksanakan penilaian dan menggunakan metode mengajar. (matrik observasi
terlampir)
• Wawancara.
Dexter (dalam Guba and Lincoln 1981 : 154) memberikan definisi tentang
wawancara atau interview yaitu interviewing is the preferred tactic ofdata collection
when in fact it appears that it will get better data or more data or data at less cost
than other tactics. Lebih lanjut Guba and Lincoln (1981 : 158) menjelaskan tentang
karakteristik interview ada dua cara yaitu :
/. The extent to which one can, or cannot, form apriori question to be asked 2. The extent to which one does or does not know, in advance, what one does not
know (one can know what one does not know and one can also fail to
recognize what one does not know).
70
peneliti menggunakan keduanya. Tujuan wawancara ialah untuk mengetahui apa yang terkandung dalam pikiran dan hati orang lain, bagaimana pandanganya tentang dunia
dalam hal-hal yang tidak kita dapat ketahui melalui observasi. Setiap kita mengadakan wawancara kita harus menjelaskan apa tujuan kita berwawancara
dengan subyek, keterangan apa yang kita harapkan daripadanya. Penjelasan
mengarahkan jalan pikiran sehingga ia tahu apa yang akan disampaikannya.
Penjelasan itu sedapat-dapatnya dilakukan dalam bahasa dan istilah-istilah yang lazim
digunakan dalam lingkungan kebudayaan responden. Ia malahan menganjurkan agar
informan menggunakan ungkapan dan istilah yang biasa digunakannya dalam
pergaulan sehari-hari. (Nasution, 1988 : 73).
Lebih lanjut Nasution (1988 :74) menjelaskan tentang tiga pendekatan yang harus
dilakukan dalam wawancara yaitu :
1. Dalam bentuk percakapan informal, yang mengandung unsur spontanitas,
kesantaian, tanpa pola atau arah yang ditentukan sebelumnya.
2. Menggunakan lembaran berisi garis besar pokok-pokok, topik atau masalah yang
dijadikan pegangan dalam pembicaraan.
3. Menggunakan daftar pertanyaan yang lebih terinci, namun bersifat terbuka yang telah dipersiapkan lebih dahulu dan akan diajukan menumt urutan dan rumusan
yang tercantum atau telah dibuat sebelumnya.
Pada tahap ini peneliti langsung berhadapan dengan responden. Pertanyaan diajukan
secara lisan. Pertanyaan diajukan untuk merekam informasi yang diperlukan, yang
71
Penelitian ini menggunakan wawancara tak berstruktur, dengan model ini diharapkan wawancara yang dilakukan lebih terbuka dan mendalam sehingga dapat
memperoleh hasil yang maksimal. Dalam hal wawancara ini data yang ingin diperoleh
mengenai persepsi kepala sekolah dalam menjalankan roda kepemimpinannya untuk
menyampaikaan atau melaksanakan pembinaan terhadap guru untuk dapat
mengimplementasikan kurikulumfull day school ini dengan baik dan juga kemampuan guru dalam melaksanakan tugas profesionalnya sebagai seorang pengembang kurikulum
yang menggunakan konsep sekolah dengan sistemfull day school.
(draft wawancara terlampir)
• Dokumentasi
Holsti (dalam Guba and Lincoln 1981 : 228) memberikan gambaran tentang hal-hal
yang masuk dalam studi dokumentasi adalah yang meliputi "verbal data produced by
subjects at the behest of the investigator, the psychiatric interview, and various
projective instruments such as the Thematic Apperception Test (and) responses to
open-ended questions generated in survey research,... written messages derived group
interaction ".
Dalam penelitian kualitatif tidak berarti hanya melakukan observasi dan wawancara,
walaupun kedua cara itu yang paling dominan. Bahan dokumentasi juga perlu mendapat perhatian yang selayaknya. Dokumen yang dikaji bempa arsip, program
kerja, dokumen yang ada atau bentuk dokumen lainnya yang relevan dengan kebutuhan penelitian. Keuntungan bahan tulisan ini antara lain bahwa bahan itu telah
ada, telah tersedia dan siap pakai. Menggunakan bahan ini tidak meminta biaya,
72
diambil pengetahuan dari bahan itu bila dianalisa dengan cermat yang berguna bagi
penelitian yang dijalankan. (Nasution 1988 : 85).
Sumber dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah bempa dokumen
kurikulum
full day school
(dalam hal ini hasil dari lokakarya dan kurikulum yang disusun
oleh team guru), dokumen satuan pelajaran, dokumen arsip guru, dokumen nilai,
dokumen siswa, dokumen AD/ART Yayasan Pendidikan Salman Al Farisi, dokumen
misi dan visi yayasan.
Menumt Nana dan Ibrahim (1989:7) bahwa peneliti dan obyek yang diteliti saling
berinteraksi, yang proses penelitiannya dilakukan dari luar dan dari dalam dengan banyak
melibatkanyj^geme^. Dalam pelaksanaannya, peneliti sekaligus berfungsi sebagai alat
penelitian yang tentunya tidak bisa melepaskan diri sepenuhnya dan unsur subjektivitas.
3. 4. Teknik Analisa Data
Analisa data dalam penelitian kualitatif telah dilaksanakan manakala masih
dilapangan. Bahkan analisis ini telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan
masalah, hal ini dilakukan sebelum terjun ke lapangan dan beriangsung sampai penulisan
hasil penelitian ini. Menumt Nasution (1996:128) bahwa tidak ada satu cara tertentu yang
dapat dijadikan pegangan bagi semua penelitian. Salah satu cara yang dapat dianjurkan
adalah mengikuti langkah-langkah berikut ini yakni (a)
reduksi data,
(b)
display data,
(c)
mengambil kesimpulan.
Sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Nasution diatas, Miles dan
Huberman (1984:21) menjelaskan :
we consider that analysis consists ofthree concureni
73
Reduksi Data
Sebagai langkah pertama dalam menganalisa data adalah melakukan reduksi data.
Dengan data yang diperoleh dari lapangan ditulis dalam bentuk uraian atau laporan yang
terinci. Laporan ini akan terus menerus bertambah dan akan menambah kesulitan bila
tidak segera dianalisis sejak awal. Kegiatan reduksi data ini dilakukan dengan cara membuat rangkuman terhadap aspek-aspek permasalahan yang diteliti sehingga akan memudahkan peneliti untuk melakukan langkah-langkah analisis berikutnya.
Permasalahan yang akan direduksi adalah bagaimana implementasi kurikulumfull day
school dilaksanakan dalam proses pembelajaran di kelas yang akan menghasilkan kualitas lulusan yang baik sesuai dengan harapan. Aspek lainnya yaitu guru sebagai
pelaksana kurikulum dalam kegiatan belajar mengajar dalam hal menjabarkan GBPP,
merencanakan pengajaran, melaksanakan kegiatan belajar mengajar dikelas serta
pengelolaan kelas yang baik dengan menggunakan metode serta strategi pembelajaran
dengan benar serta memberikan penilaian hasil belajar siswa.
Display Data
Display data adalah langkah kedua dalam analisis data. Dalam penelitian kegiatan
ini untuk melihat gambaran keselumhan atau bagian-bagian tertentu dari penelitian itu
dan harus diusahakan membuat berbagai macam matriks, grafik, networks dan charts.
Dengan demikian peneliti dapat menguasai data dan tidak tenggelam dalam tumpukan
74
Mengambil Kesimpulan dan Verifikasi
Kesimpulan dalam penelitian mula-mula sangat tentatif, kabur, diragukan, akan
tetapi dengan bertambahnya data, maka kesimpulan itu lebih
grounded.
Jadi kesimpulan
senantiasa harus diverifikasi selama penelitian beriangsung.
3. 5. Tahap-tahap Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap, yaitu :tahap persiapan
(pra-lapangan), tahap pelaksanaan, dan tahap analisis. Untuk jelasnya selama penelitian, maka
akan dijelaskan lebih rinci.
3.5.1. Tahap persiapan
Kegiatan tahap persiapan ini meliputi (a) survey awal lapangan dan studi literatur,
(b) menyusun rancangan penelitian, (c) memilih lokasi penelitian, (d) mengurus
perizinan, (e) tahap pelaksanaan dan pengujian penelitian.
a. Survey awal lapangan dan studi literatur
Langkah awal yang dilakukan sebelum menyusun rancangan penelitian ini, maka
diadakan survey awal lapangan dan studi literatur. Dengan studi literatur dan dokumen
kurikulum
full day school
yang meliputi kurikulum 1994 dan kurikulum dari yayasan itu
sendiri, maka ditemukan permasalahan dalam hal proses (implementasi) di lapangan.
Hal ini ditemui ketika peneliti mengadakan survey awal terhadap Sekolah Dasar Islam
Salman
Al Farisi di Kota Bandung. Tempat ini dipilih dengan alasan sebagai salah
satu sekolah yang lebih awal menerapkan sistem sekolah sehari penuh.
Dari hasil survey awal ini diperoleh gambaran bahwa masih kurangnya
75
school
ini juga masih perlu ditelaah dengan melihat kepada kemampuan guru dan
kesiapan siswa dalam menerima materi. Selama ini guru hanya mencan tambahan
pengetahuan sendiri di luar jam kerjanya. Kinerja guru yang cendemng hanya mengejar
target materi saja, terkadang kurang melihat kepada aspek yang lainnya. Teknik guru juga
hanya menggunakan metode yang konvensional malah terkadang membosankan. Adapun
mengenai evaluasi belajar yang dilaksanakan guru hanya sebatas formalitas dan kurang
memperhatikan aspek lain dan siswa. Di samping itu evaluasi yang diadakan bukanlah
target yang utama sehingga guru diberi keleluasaan untuk mengembangkan pola
mengajar yang lebih baik. Bagi siswa diberi kebebasan dalam hal mengemukakan
pendapat. Hal ini terlihat dalam sehari-harinya hubungan antara guru dan siswa begitu
dekatnya.
b. Menyusun rancangan penelitian
Berdasarkan dari hasil survey awal ini, lalu disusun rancangan penelitian untuk
dapat diajukan dalam seminar proposal. Setelah melalui beberapa diskusi, maka ada
perbaikan meskipun pada dasarnya permasalahan yang diajukan dapat disetujui.
Kemudian mendapatkan pembimbing, maka diajukanlah permasalahan penelitian ini.
Ada juga beberapa masukan yang dapat membantu dalam penelitian ini.
c. Mengurus perizinan
Pelaksanaan penelitian ini berdasarkan surat permohonan untuk mengadakan
penelitian yang dikeluarkan oleh Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia
Bandung bernomor 282/J33.7/PL.03.06/2002 yang ditujukan kepada kepala Sekolah
76
3.5.2. Tahap Pelaksanaan dan Pengujian Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian ini akan menjaga kerahasiaan dari para
responden. Untuk itu demi menjaga kelancaran dan keabsahan dari responden ini akan
digunakan kode-kode tertentu yang berkaitan dengan penelitian ini. Peneliti membagi
menjadi dua bagian dalam responden ini yaitu responden Iyaitu kepala sekolah dan wakil
kepala sekolah bidang kurikulum. Responden II adalah guru-guru.. Adapun
kode-kodenya adalah sebagai berikut;
1. Responden I: KS dan WKKur,
2. Responden II : BBY, BDUL, PT, PIP, BIR, BR, BIN.
Adapun karakteristik responden adalah :
Tabel 3.1 Karakteristik Responden Nama Responden PAK BDRS BBY BDUL PT PIP BIR BR BIN Latar Belakang Pendidikan Sl,Bhs. Inggris UNINUS Bandung
SI, Sastra Perancis
1K1P Bandung SI. Sastra Indonesia
Awal Masuk di SDl Jabatan Sekarang
Salman Al Farisi
Tahun 1995 Kepala Sekolah
20Pebruari 1992 Wakasek Kurikulum
11 Juni 1996
UNPAD Bandung Sl,SeniRupa ITB Bandung
20Pebruari 1997
WK dan mengajar Bhs Ind. Kelas 4
AWK & mengajar Leadership kls 1,4 D3, Seni Tari
AST1 Bandung
D4, Ilmu Sosial
STKS Bandung S1, Peternakan UNPAD Bandung
S1, Peternakan UNPAD Bandung SI STKIP Siliwangi Bandung
20Pebruari 1995
6 Maret 2000
9Maret 1998
9 Maret 1998
9 Maret 1998
AWK & mengajar Seni kls 4,5 dan 6 AWK & mengajar j Ilmu Sos. Kls 4 & 5 I AWK & mengajar bhs. Indonsesia +
Ilmu Sosial
WK & mengajar bhs. Indonesia +
Sains
AWK & mengajar
77
Berdasarkan data ini pula peneliti melakukan wawancara dengan kepala sekolah
dan wakil kepala sekolah serta beberapa siswa yang dapat dimintai tanggapan atau
masukannya tentang pelajaran atau implementasi kunkulum yang dilaksanakan dalam
pembelajaran di kelas serta aktivitasnya selama berada di sekolah sehari penuh.
Proses pembelajaran dapat dipengamhi oleh latar belakang guru sebagai pelaksana
kunkulum dalam kelas serta sebagai orang yang harus mengerti tentang perkembangan
siswa dan tentang pengalaman guru dalam mengajar serta pengetahuan tentang dunia
pendidikan. Sekolah Dasar Islam Salman Al Farisi memiliki guru berjumlah 57 orang
yang terdiri dari 33 adalah guru tetap yayasan, 13 guru tidak tetap dan masih ditambah
8guru honorer. Jumlah ini karena sekolah menerapkan sistem guru bidang studi. (daftar
nama guru terlampir)
Sebagian besar guru SD Islam Salman Al Farisi adalah bukan dari perguruan tinggi
yang mencetak guru (keguruan). Rata-rata pendidikan mereka adalah yang berlatar
belakang dari perguruan tinggi umum seperti ITB, UNPAD, IAIN, UGM, dan IPB.
Selain itu ada juga yang berlatar belakang keguruan dengan jumlah sekitar 10 orang. Dan
beragamnya latar belakang terkadang dalam proses belajar mengajar juga masih
membutuhkan pengetahuan tentang keguruan atau ilmu kependidikan, hal ini terlihat
selalu diadakan
training
atau pelatihan tentang teknik atau metode mengajar di kelas oleh
pakar pendidikan yang memang didatangkan dan perguruan tinggi yang berkompeten
tentang pendidikan tersebut seperti UPI atau ahli dari sekolah yang lainnya untuk saling
tukar menukar informasi seperti dengan sekolah Global Jaya Pembangunan Jakarta atau
sekolah yang lainnya. Penambahan wawasan tentang pendidikan ini adalah untuk
78
meningkatkan pengetahuan tentang dunia pendidikan sehingga harapan yang ingin
dicapai adalah tetap terjaganya kualitas pembelajaran yang dilaksanakan oleh gum.
Berlatar belakang yang bukan dari keguman membuat sebagian besar guru dapat
berinovasi dan kreatif dalam mengajar di samping itu juga memotivasi guru untuk selalu
belajar tentang dunia pendidikan yang sedang dihadapinya. Peneliti melihat manakala
mengadakan observasi di kelas yang terjadi adalah inovasi dan kreativitas guru terkadang
membuat siswa lebih dapat menerima guru tersebut dalam mengajar. Hal ini disebabkan
oleh metode dan strategi gum dalam mengajar begitu mudah dimengerti oleh siswa.
Untuk guru yang berlatar belakang keguruan juga memberikan layanan belajar yang tidak
kalah baik dengan rekan guru yang berlatar belakang pendidikan bukan dari pendidikan.
Kondisi lingkungan yang diciptakan oleh sekolah adalah memang mampu membuat guru
selalu ingin maju untuk berkembang dan bahkan membuat suatu inovasi baru dalam
mengajar. Kerjasama dalam satu tim adalah suatu modal yang dimiliki oleh seluruh guru.
Saling memberikan infonnasi dan bertukar pengalaman dan ilmu adalah suatu hal yang
biasa dilakukan oleh guru-guru.
Pengalaman dalam mengajar atau memiliki jam mengajar yang tinggi membuat
guru juga mampu menemukan suatu bentuk mengajar yang baik dengan didukung oleh
inovasi dan kreativitas yang tinggi sehingga membuat guru tidak hanya jalan ditempat
atau mengajarnya membuat siswa tidak mengerti dan paham terhadap materi yang
diberikan di kelas. Penguasaan mengajar tentang didaktik dan metodik dalam
pembelajaran juga ditentukan oleh pengalaman mengajar. Variasi dalam metode dan
pendekatan pembelajaran harus dikuasai oleh guru untuk dapat mencapai tujuan
79
semata tetapi perlu memahami dan memperhatikan teknologi pembelajaran yang terus
berkembang sesuai dengan makin pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan
di masyarakat.
Pengalaman guru dalam mengajar ditentukan pula dari lama seorang gum dalam
menangani suatu proses pembelajaran atau bergaul dengan anak didik. Rata-rata
pengalaman guru SD Islam Salman Al Farisi ini adalah berkisar antara 4-8 tahun
mengajar di lingkungan yayasan ini. Sehingga dalam memahami tentang kurikulum
full
day school
dan metode serta strategi dalam proses belajar mengajar telah sebagian guru
miliki. Manakala guru berada di kelas adalah waktu yang sepenuhnya diberikan untuk
memberikan materi yang tidah hanya sebatas pada pengetahuan tetapi bagaimana guru
juga dapat memberikan dan membimbing siswa dari sikap dan mengembangkan
psikomotor siswa. Semua aspek yang dimiliki oleh anak atau siswa dapat dikembangkan
dengan membangun atau membangkitkan motivasi siswa dalam belajar sehingga dapat
berkembang menjadi manusia yang diharapkan sesuai dengan tujuan pendidikan yang
dimiliki.
Setelah data terkumpul, maka peneliti mengadakan pengumpulan data lapangan.
Pelaksanaannya meliputi beberapa tahap yaitu (a) tahap orientasi, (b) tahap eksplorasi,
(c) tahap member check.
Tahap orientasi
Pada tahap ini peneliti mengadakan wawancara pendahuluan dengan kepala
sekolah dan wakil kepala sekolah (wakur. kurikulum dan wakaur. kesiswaan). Kegiatan
ini bertujuan agar dalam melaksanakan penelitian dapat dengan mudah mendapatkan
80
mencoba mengadakan pendekatan personal dengan beberapa guru yang akan dijadikan
responden.
Pada tahap ini pula peneliti mencoba untuk menerima masukan mengenai
permasalahan yang ada di sekolah. Masalah yang disampaikan baik oleh kepala sekolah,
wakasek, dan guru-guru ini akan dapat membantu peneliti lebih mengetahui lebih awal
tentang kondisi yang ada. Peneliti melakukan hal ini sekitar bulan Maret-Juni 2002.
Maka, manakala memasuki masa eksplorasi, peneliti akan merasa seperti bagian dari
sistem yang ada temtama bagi responden.
Tahap eksplorasi
Dalam tahap ini fokus penelitian akan lebih jelas sehingga dapat dikumpulkan data
yang lebih terarah dan lebih spesifik. Tahap eksplorasi ini dilaksanakan dengan observasi
di kelas, wawancara, dan studi dokumentasi dengan responden yang ditunjuk, yaitu :
1. Wawancara pertama kepada kepala sekolah dan wakil kepala sekolah mengenai
kurikulum yang diterapkan, juga pembinaan yang dilaksanakan sampai pada hasil
pembinaan. Dalam hal ini terlihat dari kemampuan guru dalam melaksanakan
pembelajaran di kelas..
2. Wawancara dilaksanakan dengan guru sebagai responden. Berkaitan dengan ini
fokusnya adalah bagaimana gum menjabarkan GBPP, menyusun satpel,
melaksanakan administrasi kelas, serta melaksanakan kegiatan pembelajaran.
3. Melaksanakan observasi kelas dalam rangka untuk mengetahui lebih mendalam
guru mengimplementasikan kurikulum. Dalam kegiatan ini yang menjadi
81
membuka dan menutup kegiatan belajar mengajar, serta pelaksanaan hasi! evaluasi.
4. Melakukan kajian dokumentasi melalui arsip-arsip hasil evaluasi siswa. Di
samping itu juga meliputi arsip mengenai kurikulum sekolah sepanjang hari.
5. Mengikuti evaluasi mingguan sebagai evaluasi dari kegiatan belajar mengajar.
dalam pelaksanaan kegiatan ini melihat kepada pelaksanaan pengajaran, kesulitan
dan hambatan yang dihadapi dilapangan oleh guru serta memecahkan masalah
tersebut dan hal-hal lain yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar.
Tahap ini dilaksanakan mulai bulan Juli sampai dengan bulan September 2002. (jadwai
lapangan pada terlampir)
Tahap membercheck
Tujuan member check ini adalah agar responden menge-check kebenaran laporan
itu agar hasil penelitian lebih dapat dipercaya (Nasution 1996:34). Hasil dari wawancara
dan observasi ini kemudian di deskripsikan dalam bentuk laporan kemudian hasil dari
laporan ini dikembalikan kepada responden untuk dipelajari dan diberikan tambahan atau
dikurangi.
3.5.3. Analisis Data
Dalam tahap ini semua data yang terkumpul melalui wawanacara, observasi, dan
studi dokumentasi akan dikonfirmasikan kembali. Hal ini dilakukan apabila ada koreksi
atau sesuatu informasi yang baru yang dapat sebagai bahan tambahan dalam penelitian
ini. Di samping itu juga untuk melihat tingkat
validitas, reabilitas,
dan
obyektivitas
data
82
Tahapan analiisi data ini adalah mereduksi data (data mentah dianalisis), lalu
dibuat narasi data sehingga dapat interpretasikan dan disusun dalam bentuk sebuah
laporan awal. Langkah selanjutnya adalah mengadakan verifikasi atau penarikan
BABV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Bab ini akan mengemukakan beberapa kesimpulan dan rekomendasi yang
didasarkan pada pembahasan tersebut ditarik suatu kesimpulan, baik yang bersifat umum
maupun yang khusus. Atas dasar kesimpulan tersebut dikemukan beberapa rekomendasi.
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat dikemukakan dari hasil penelitian ini adalah ;
1. Ruang lingkup kurikulum /////
day school
dalam proses pembelajaran.
Kurikulum
full day school
yang dilaksanakan guru dalam kegiatan pembelajaran
sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah kemampuan guru,
lingkungan, dan siswa. Kemampuan gum disini adalah mampu memahami
tentang sistem kurikulum/i///
day school.
Pemahaman guru tentang kurikulum
full
day school
sebatas pada waktu belajar di sekolah sehari penuh dan hal ini sudah
benar jika dilihat dari waktu tetapi apabila dilihat dari kurikuium yang
menyangkut isinya yang meliputi implementasi kurikulum/?///
day school
masih
sama dengan sekolah lainnya. Padahal kurikulum
full day school
bukan hanya
sebatas pada penggunaan waktu belajar yang lebih lama di sekolah. Ada beberapa
aspek lain yang perlu mendapat perhatian yaitu kurikulum
full day school
158
complement curriculum, dan hidden curriculum. Bermacam istilah kurikulum
inilah yang masih belum dapat dipahami meskipun dalain pelaksanaan di kelas
menunjukkan bahwa kurikulum-kurikulum tersebut dapat dijalankan dengan baik
oleh guru. Di samping itu juga kemampuan guru dalam merencanakan
pembelajaran yang kurang mendapat perhatian yang lebih serius dari kepala
sekolah yang menyebabkan guru dalain membuat satuan pelajaran yang hanya
mengacu kepada guru-guru lama (senior). Arahan dan bimbiiigan kepala sekolah sendiri juga masih minim karena kesibukan dan beban kerja yang dimiliki oleh guru dan kepala sekolah yang begitu menumpuk sedangkan dokumen kurikulum
sendiri masih belum berbentuk dokumen sehingga membuat guru dalam membuat
perencanaan cenderung mencari sendiri refrensi atau pendukung lainnya.
Proses implementasi kunkulum full day school dalain pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dalam kelas masih belum maksimal. Kegiatan
implementasi kunkulum full day school yang dilaksanakan melalui kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutupan sama dengan yang
dilaksanakan oleh sekolah-sekolah yang lainnya. Persiapan dalain kegiatan
pembelajaran ini tidak selalu tersampaikan sebagaimana yang telah direncanakan
seperti penggunaan waktu yang telah disediakan oleh sekolah dan media atau alat
bantu dalam pembelajaran tersebut. Pada kegiatan pendahuluan ini terkadang guru
lebih banyak memberikan motivasi dan nasehat karena ada suatu hal yang
memang diperlukan untuk disampaikan yang kesemuannya itu tergantung pada
suasana keadaan kelas dan siswa ketika mengikuti kegiatan pembelajaran tetapi juga terkadang mengulang pelajaran yang telah disampaikan pada
159
minggu sebelumnya karena melihat kepada siswa yang belum dapat menjawab
pertanyaan guru tentang materi yang lalu atau ada beberapa pertanyaan dari siswa
yang perlu untuk dijelaskan lebih lanjut, sedangkan pada kegiatan inti guru dapat
menggunakan metode dan pendekatan pembelajaran yang disesuaikan dengan
materi yang akan disampaikan pada hari itu. Kegiatan inti ini lebih banyak
menggunakan metode cerita dan bermain baik dalain kelas atau di luar kelas.
Penyampaian guru dalam kegiatan inti tidak selalu menuntut guru untuk dapat
tuntas memberikan materi saat itu pada siswa tetapi lebih menekankan kepada
tingakat kemampuan dan pemahaman siswa sehingga ketika diadakan evaluasi siswa dapat mengerti tentang materi tersebut bukan dalam kerangka sebagai pengetahuan saja tetapi juga pemahaman. Kebebasan yang diberikan oleh sekolah kepada guru ketika mengimplementasikan kurikulum full day school di kelas dapat membuat guru lebih kreatif dan inovatif dalam memberikan pembelajaran di kelas. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa metode dan pendekatan guru selalu
bervariasi sehingga membuat siswa lebih dapat dengan mudah menerima materi
tersebut. Pada kegiatan penutupan digunakan oleh guru untuk mengevaluasi materi yang telah disampaikan dan memberikan beberapa pertanyaan yang masih
berhubungan dengan materi saat itu. Apabila siswa masih memerlukan penjelasan
ulang, maka guru akan selalu mengulang materi tersebut. Kegiatan penutupan ini
160
penelitian menunjukkan bahwa asepk ketrampilan dan sikap siswa dapat diberikan penilaian ketika siswa mengikuti pembelajaran dalain kelas atau ada kegiatan di luar kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah. Suasana
kelas dan kondisi sekolah dengan fasilitas yang ada dapat sekali mebuat guru
untuk selalu berinovasi dan mengembangkan kreatifitasnya dalam kegiatan pembelajaran tersebut.
3. Beberapa kendala yang masih dialami oleh guru dalam implementasi kurikulum
full day schooldalain kelas adalah masih belum adanya dokumen kurikulumfull day schoolyang dapat dijadikan pedoman dalain setiap pelaksanaan pembelajaran
di samping beban tanggung jawab guru yang banyak yaitu guru harus tetap menjaga stamina untuk dapat mengawasi siswa dan sekaligus mengajar di kelas karena ktivitas yang ada dalam sekolah adalah merupakan bagian dan salah satu
kurikulum. Kondisi siswa juga membantu terlaksananya implementasi kunkulum
full day school dalain kelas. Ketika siswa dalam kondisi yang baik, maka implementasi yang dilaksanakan oleh guru dapat terlaksana sesuai dengan
rencana tetapi sebaliknya apabila kondisi kelas yang terkadang kurang kondusif
untuk dapat menerima pembelajaran, maka guru akan cenderung menggunakan
waktu yang ada hanya untuk dapat memberikan nasehat atau motivasi kepada
siswa. Keadaan siswa dalam kelas di sekolah ini sangat berbeda dengan sekolah
lain yaitu sikap siswa ketika di kelas lebih cenderung agak lebih santai hal ini disebabkan juga karena memang sekolah memberikan kelonggaran atau toleransi
atau mengejar target tetapi yang terpenting adalah siswa dapat menerima materi
dengan baik.
4. Kemampuan guru terhadap implementasi kurikulumfull day schooldalam proses
pembelajaran masih perlu mendapat perhatian dari segi pemahaman tentang
perkembangan psikologi siswa (anak). Pengetahuan ini sangat dibutuhkan karena
selama proses pembelajaran beriangsung terkadang guru hanya menjelaskan pada
materi yang ada pada buku pegangan saja sehingga perhatian terhadap siswa
kurang dan sekali-kali selalu mengingatkan kepada siswa yang kurang memperhatikan untuk lebih dapat berkonsentrasi serta mendengarkan penjelasan guru dengan baik. Di samping itu juga kemampuan guru dalain menguasai
materi tampak sudah menunjukkan suatu kemajuan dan hal ini ditunjukkan guru
dalam menggunakan metode dan pendekatan yang bervariasi dalam setiap pembelajaran meski kadang tampak masih menggunakan metode dan strategi yang sama. Kemampuan lain yang belum dimiliki oleh guru adalah tentang manajemen kelas yang masih belum terlaksana dengan baik. Padahal manajemen kelas dibutuhkan juga dalain proses pembelajaran se