• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PADA KOMPETENSI DASAR MENGGAMBAR SKETSA DI SMKN 12 BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PADA KOMPETENSI DASAR MENGGAMBAR SKETSA DI SMKN 12 BANDUNG."

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

Mulyana Tursupriana, 2013

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PADA KOMPETENSI DASAR MENGGAMBAR SKETSA DI SMKN 12 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia |Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X

PADA KOMPETENSI DASAR MENGGAMBAR SKETSA DI SMKN 12 BANDUNG

(Studi Kuasi Eksperimen terhadap Peserta Didik Kelas X

Kontruksi Badan Pesawat Udara SMKN 12 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Teknik Mesin

Oleh:

Mulyana Tursupriatna

0605750

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Mulyana Tursupriana, 2013

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PADA KOMPETENSI DASAR MENGGAMBAR SKETSA DI SMKN 12 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia |Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

MULYANA TURSUPRIATNA

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X

PADA KOMPETENSI DASAR MENGGAMBAR SKETSA DI SMKN 12 BANDUNG

DIPERIKSA DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING : Pembimbing I,

Dr. H. Dadang Hidayat, M.Pd. NIP. 194904271976031001

Pembimbing II,

Drs. H. Wardaya, M.Pd. NIP. 195603311986031001

Diketahui oleh

Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK UPI

(3)

Mulyana Tursupriana, 2013

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PADA KOMPETENSI DASAR MENGGAMBAR SKETSA DI SMKN 12 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia |Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Efektifitas Model

Pembelajaran Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Pada Kompetensi Dasar Menggambar Sketsa Di SMKN 12 Bandung” ini sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Maret 2013 Yang membuat pernyataan,

(4)

Mulyana Tursupriana, 2013

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PADA KOMPETENSI DASAR MENGGAMBAR SKETSA DI SMKN 12 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia |Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

==================================================================

Efektifitas Model Pembelajaran Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Pada Kompetensi Dasar Menggambar Sketsa

Di Smkn 12 Bandung

Oleh

Mulyana Tursupriatna 0605750

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

© Mulyana Tursupriatna 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Maret 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(5)

Mulyana Tursupriana, 2013

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PADA KOMPETENSI DASAR MENGGAMBAR SKETSA DI SMKN 12 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia |Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Mulyana Tursupriatna (0605750): Efektifitas Model Pembelajaran Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Pada Kompetensi Dasar Menggambar Sketsa Di Smkn 12 Bandung. (Studi Kuasi Eksperimen terhadap Peserta Didik Kelas X Kontruksi Badan Pesawat Udara SMKN 12 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013).

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektifitas model pembelajaran tutor sebaya dan peningkatan hasil belajar peserta didik antara yang menggunakan model pembelajaran tutor sebaya dengan model pembelajaran klasikal pada standar kompetensi membaca gambar teknik dengan materi proyeksi. Metode penelitian yang digunakan adalah Quasi eksperimental design, dilakukan terhadap peserta didik kelas X SMKN 12 Bandung. Teknik sampling yang digunakan yaitu

sampling purposive, dengan pertimbangan bahwa antara kelas kontrol dan

eksperimen diajar oleh guru yang sama. Kelas eksperimen 32 peserta didik menggunakan model pembelajaran tutor sebaya dan kelas kontrol 30 peserta didik menggunakan model pembelajaran klasikal. Data penelitian diperoleh melalui

pretest dan posttest. Adapun data pendukungnya (aktivitas belajar) diperoleh

melalui observasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata hasil belajar peserta didik pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Rata-rata peningkatan (N-Gain) prestasi belajar peserta didik pada kelas eksperimen sebesar 52% berada pada kriteria sedang, sedangkan pada kelas kontrol adalah 29% berada pada kriteria rendah. Efektifitas model pembelajaran tutor sebaya tidak hanya dilihat dari peningkatan hasil belajar yang diukur dengan N-Gain, tetapi juga dilihat dari kriteria ketuntasan minimal (KKM), pada aspek kognitif kelas eksperimen sebesar 46,875%, dan pada aspek psikomotor sebesar 81,25%, efektifitas model pembelajaran tutor sebaya pada ranah kognitif efektifitasnya kurang, sedangkan pada aspek psikomotor efektifitasnya tinggi.

(6)

Mulyana Tursupriana, 2013

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PADA KOMPETENSI DASAR MENGGAMBAR SKETSA DI SMKN 12 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia |Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

Mulyana Tursupriatna (0605750): Effectiveness of Peer Tutoring Learning Model for Improving Student Results X Class At Sketch Drawing Basic Competence in SMKN 12 Bandung. (Quasi-Experimental Study of the Construction of Students of Class X Board Aircraft SMKN 12 Bandung in Academic Year 2012/2013).

The study was conducted to determine the effectiveness of peer tutoring learning model and improved learning outcomes among students who use peer tutoring learning model with the standard model of classical learning competency read engineering drawings with material projections. The research method used is Quasi experimental design, carried out on students of class X SMKN 12 Bandung. The sampling technique used is purposive sampling, considering that between the control and experimental classes taught by the same teacher. Grade 32 student experiments using peer tutoring learning model and the control class 30 students use classical learning model. Data were obtained through a pretest and posttest. The supporting data (learning activity) was obtained through observation. The results showed that on average the study of students in the experimental class higher than the control class. The average increase (N-Gain) academic achievement of students in the experimental class by 52% at the moderate criteria, while the control class was 29% at the low criteria. The effectiveness of peer tutoring learning model can not simply be improved learning outcomes as measured by the N-Gain, but also views of the minimum completeness criteria (KKM), the cognitive aspects of the experimental class of 46.875%, and the psychomotor aspects of 81.25%, effective peer learning model in the cognitive tutor effectiveness is less, while the psychomotor aspects of high effectiveness.

(7)

Mulyana Tursupriana, 2013

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PADA KOMPETENSI DASAR MENGGAMBAR SKETSA DI SMKN 12 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia |Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah SWT, atas kudrot dan iradat-Nya penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad

SAW, keluarganya, sahabatnya dan semoga sampai kepada kita sebagai pengikut

ajaran agamanya. Amiin.

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan untuk

menyelesaikan program studi strata satu (S1) di Jurusan Pendidikan Teknik Mesin

FPTK UPI Bandung. Adapun judul skripsi yang disusun ini adalah “Efektifitas

Model Pembelajaran Tutors Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Kelas X Pada Kompetensi Dasar Menggambar Sketsa Di SMKN 12 Kota

Bandung”.

Secara umum, skripsi ini akan membahas tentang efektifitas model

pembelajaran tutor sebaya di lihat dari hasil belajar siswa yang menggunakan

model pembelajaran medel pembelajaran tutor sebaya dengan siswa yang

menggunakan model pembelajaran konvensional pada standar kompetensi

Menggambar Sketsa dengan materi gambar proyeksi dan gambar potongan.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis

khususnya serta bagi pembaca pada umumnya.

Bandung, Maret 2013

(8)

Mulyana Tursupriana, 2013

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PADA KOMPETENSI DASAR MENGGAMBAR SKETSA DI SMKN 12 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia |Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

UCAPAN TERIMAKASIH

Penyusunan skripsi ini mungkin tidak akan terbuat, tanpa ada beberapa

pihak yang mendukung, khususnya dosen pembimbing skripsi. Oleh karena itu,

sepatutnya penulis ucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Dadang Hidayat M, M.Pd., selaku Pembimbing I yang selalu

membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyusn skripsi.

2. Bapak Drs. H. Wardaya, M.Pd., selaku Pembimbing II yang selalu

membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyusun skripsi.

3. Bapak Dr.Wahid Munawar. M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan

Teknik Mesin FPTK UPI.

4. Bapak Tatan Tursopyan, S.Pd dan Ibu Suwarsih, S.Pd kedua orang tua

penulis, untuk semua doa dan dukungan tidak terhingga yang telah

diberikan.

5. Bapak Asep Hadian Sasmita, S.Pd., yang memberikan bantuan dan arahan

kepada penulis.

6. Bapak Drs. Darius Daru Wijanarko selaku guru mata pelajaran Gambar

Teknik di SMKN 12 Kota bandung yang membimbing dan mengarahkan

penulis dalam penelitian di sekolah.

7. Siswa kelas X KBPU 1 dan X KBPU 2 di SMKN 12 Kota Bandung

(9)

Mulyana Tursupriana, 2013

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PADA KOMPETENSI DASAR MENGGAMBAR SKETSA DI SMKN 12 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia |Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

8. Marlia Sri Utami, S.Pd dan Mufakhir Al-Fatih Muliatama yang senantiasa

selalu memberikan semangat dan motivasi bagi kelancaran penulisan

skripsi ini.

9. Teman-teman Team Reasing PP 2006 khususnya Asep Nandang

Rukmana, S.Pd, Robbi Muhtadin, S.Pd, Hendra Supriatna, S.Pd, Arie

satria, S.Pd, Jajang Firman, S.Pd, Tri Arif,S.Pd , Rifky Taufik, S.Pd, Benni

Ginting, Erik Kuswanto, Lucky Adya Pratama dan lain-lain yang telah

memberikan banyak masukan dan saran dalam penyusunan Skripsi.

10.Prof. Kosasih, Wa Cecep, Abah Agus dan Om Budi Sutresna, S.T yang

selalu memotivasi agar skripsi ini cepat terselesaikan.

11.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih atas

segala bantuannya.

Atas kebaikan dan kemurahan yang telah penulis terima, semoga Allah SWT

(10)

Mulyana Tursupriana, 2013

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PADA KOMPETENSI DASAR MENGGAMBAR SKETSA DI SMKN 12 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia |Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

H. Sistematika Penulisan ... 11

BAB II LANDASAN TEORI A. Proses Belajar Mengajar ... 12

1. Pengertian Belajar ... 12

2. Konsep Dasar Mengajar ... 13

a. Mengajar sebagai Proses Penyampaian Materi Pelajaran ... 13

b. Mengajar sebagai Proses Mengatur Lingkungan ... 15

B. Metode Pembelajaran ... 15

C. Metode Pembelajaran Tutor sebaya ... 18

D. Metode Pembelajaran Klasikal ... 33

E. Aktivitas Belajar ... 36

1. Aktivitas Belajar dengan Metode Pembelajaran Tutor Sebaya ... 36

a. Aktivitas Guru ... 36

b. Aktivitas Tutor... 37

c. Aktivitas Peserta Didik ... 38

2. Aktivitas Belajar dengan Metode Pembelajaran Klasikal ... 39

(11)

Mulyana Tursupriana, 2013

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PADA KOMPETENSI DASAR MENGGAMBAR SKETSA DI SMKN 12 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia |Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

b. Aktivitas Peserta Didik ... 40

F. Hasil Belajar ... 40

G. Evaluasi Hasil Belajar ... 42

H. Ketuntasan Belajar ... 44

I. Efektifitas Pembelajaran dengan Metode Tutor Sebaya ... 44

J. Tinjauan Standar Kompetensi Menggambar Sketsa ... 53

K. Anggapan Dasar ... 55

L. Hipotesis ... 55

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 57

B. Variabel Penelitian ... 59

C. Paradigma Penelitian ... 60

D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 61

1. Populasi ... 61

2. Sampel ... 61

E. Definisi Operasional ... 62

F. Data dan Sumber Data ... 63

1. Data ... 63

2. Sumber Data ... 64

G. Teknik Pengumpulan Data ... 64

H. Instrumen Penelitian ... 65

I. Pengujian Instrumen Penelitian ... 67

1. Uji Validitas Tes ... 67

3. Gain yang Dinormalisasi (N-Gain) ... 80

4. Uji Hipotesis Penelitian ... 80

5. Aktivitas Peserta Didik... 83

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 84

1. Deskripsi Data Pretest ... 84

2. Deskripsi Data Posttest... 85

3. Deskripsi Data N-Gain ... 87

4. Deskripsi Data Observasi ... 87

B. Analisis Data ... 91

1. Uji Homogenitas ... 91

2. Uji Normalitas ... 93

(12)

Mulyana Tursupriana, 2013

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PADA KOMPETENSI DASAR MENGGAMBAR SKETSA DI SMKN 12 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia |Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 96

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 105

B. Saran ... 105

DAFTAR PUSTAKA ... 107

LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR TABEL Tabel 1.1. Nilai Ujian Tengah Semester Kelas X KBPU 1 Semester genap Standar Kompetensi Membaca Gambar Teknik Tahun Ajaran 2011/2012 . ... 5

3.7 Interpretasi Gain skor ternormalisasi ... 81

3.8 Interpretasi Aktivitas Peserta Didik ... 83

4.1 Data Pretest Aspek Kognitif ... 85

4.2 Data Pretest Aspek Psikomotor ... 85

4.3 Kulifikasi Kelulusan dari Hasil Posttest Aspek Kognitif dan Psikomotor ... 85

4.4 Data Posttest Aspek Kognitif ... 86

4.5 Data posttest Aspek Psikomotor ... 86

4.6 Kualifikasi Kelulusan dari Hasil Posttest Aspek Kognitif ... 86

4.7 Kualifikasi Kelulusan dari Hasil Posttest Aspek Psikomotor ... 86

4.8 Nilai N-Gain pada Aspek Kognitif ... 87

4.9 Nilai N-Gain pada Aspek Psikomotor ... 87

4.10 Proporsi Skor Aktivitas Peserta Didik ... 88

4.11 Proporsi Skor Aktivitas Tutor ... 89

4.12 Aktivitas Guru selama proses Pembelajaran ... 90

4.13 Data Hasil Uji Homogenitas Pretest ... 91

4.14 Data Hasil Uji Homogenitas Posttest ... 92

4.15 Data Hasil Uji Homogenitas N-Gain ... 93

4.16 Data Hasil Uji Normalitas Aspek Kognitif ... 94

(13)

Mulyana Tursupriana, 2013

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PADA KOMPETENSI DASAR MENGGAMBAR SKETSA DI SMKN 12 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia |Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

4.18 Data Hasil Uji Hipotesis Aspek Kognitif ... 95

4.19 Data Hasil Uji Hipotesis Aspek Psikomotor ... 96

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Tutor Sebaya (Student to Student) ... 24

2.2. Tutor Sebaya (Tutor to Group) ... 25

2.3. Tutor Sebaya (Tutor to Student) ... 25

3.1 Paradigma Penelitian ... 60

3.2 Flowchart Tahapan Penelitian ... 74

4.1 Nilai rata-rata N-Gain Aspek Kognitif dan Psikomotor ... 98

(14)

Mulyana Tursupriana, 2013

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PADA KOMPETENSI DASAR MENGGAMBAR SKETSA DI SMKN 12 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia |Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran A

Lampiran A.1 RPP ke 1 Kelas Eksperimen Proyeksi ... 111

Lampiran A.2 RPP ke 2 Kelas Eksperimen Proyeksi ... 119

Lampiran A.3 RPP ke 1 Kelas Kontrol Proyeksi ... 126

Lampiran A.4 RPP ke 2 Kelas Kontrol Proyeksi ... 134

Lampiran A.5 RPP Kelas Eksperimen Potongan ... 141

Lampiran A.6 RPP Kelas Kontrol Potongan ... 161

Lampiran A.7 Materi Gambar Proyeksi ... 180

Lampiran A.8 Materi Gambar Potongan ... 194

Lampiran B Lampiran B.1 Lembar Observasi Aktivitas Guru Kelas Eksperimen ... 206

Lampiran B.2 Lembar Observasi Aktivitas Tutor ... 207

Lampiran B.3 Lembar Observasi Aktivitas Peserta Didik Kelas Eksperimen ... 207

Lampiran B.4 Lembar Observasi Aktivitas Guru, Peserta Didik Kelas Kontrol 209 Lampiran B.5.a Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Proyeksi ... 211

Lampiran B.5.b Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Potongan... 212

Lampiran B.6.a Instrumen Penelitian Proyeksi... 213

Lampiran B.6.b Instrumen Penelitian Potongan ... 221

Lampiran B.7.a Pedoman Penskoran Psikomotor Proyeksi ... 226

Lampiran B.7.b Kisi-Kisi Instrumen Soal Psikomotor Potongan ... 231

Lampiran B.8.a Penskoran Psikomotor Proyeksi ... 235

Lampiran B.8.b Penskoran Psikomotor Potongan ... 240

Lampiran C Lampiran C.1 Lembar Judgment ... 245

Lampiran C.2 Tabel Rekap Hasil Uji coba Indtrumen ... 249

(15)

Mulyana Tursupriana, 2013

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PADA KOMPETENSI DASAR MENGGAMBAR SKETSA DI SMKN 12 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia |Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

Lampiran D.1 Analisis Data Kognitif ... 261 Lampiran D.2 Analisis Data Psikomotor ... 270 Lampiran D.3 Data Hasil Observasi Aktivitas ... 279

Lampiran E

(16)

Mulyana Tursupriana, 2013

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PADA KOMPETENSI DASAR MENGGAMBAR SKETSA DI SMKN 12 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia |Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan kejuruan adalah jenjang pendidikan yang merupakan bagian

dari sistem pendidikan nasional yang diselenggarakan sebagai lanjutan dari

SMP/MTS. Pendidikan kejuruan menurut Rupert Evans (1978) dalam Muslim

(2009:1) mendefinisikan bahwa „pendidikan kejuruan adalah bagian dari sistem

pendidikan yang mempersiapkan seseorang agar lebih mampu bekerja pada suatu

kelompok pekerjaan atau satu bidang pekerjaan daripada bidang pekerjaan

lainnya‟.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) mempunyai tujuan yaitu menciptakan

atau menyiapkan peserta didik memiliki kompetensi untuk terjun ke dunia industri

atau melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi yaitu Perguruan Tinggi.

Bulter (dalam Towip, 2008:3) mengungkapkan bahwa kriteria lulusan pendidikan

kejuruan secara umum harus memiliki kecakapan:

1. Minimal pengetahuan dan keterampilan khusus untuk jabatannya.

2. Minimal pengetahuan dan keterampilan sosial emosional dan fisik dalam

kehidupan sosial.

3. Minimal pengetahuan dan keterampilan khusus dasar

4. Maksimal, kejujuran umum, sosial serta pengetahuan dan keterampilan

akademik untuk jabatan, individu dan masa depannya.

Program Keahlian Kontruksi Badan Pesawat Udara yang terdapat pada

lingkup SMK, Khususnya SMK Negeri 12 Kota Bandung memiliki tujuan

(17)

2

Mulyana Tursupriana, 2013

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PADA KOMPETENSI DASAR MENGGAMBAR SKETSA DI SMKN 12 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia |Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

1. Menyiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu

bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha dan dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi keahlian Kontruksi Badan Pesawat Udara.

2. Menyiapkan peserta didik agar mampu memilih karier, ulet dan gigih

dalam berkompetisi, beradaptasi di lingkungan kerja, dan mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya.

3. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni,

agar mampu mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

4. Membekali peserta didik dengan kompetensi-kompetensi yang sesuai

dengan komptensi keahlian Kontruksi Badan Pesawat Udara.

Kompetensi yang harus dimiliki peserta didik program keahlian Kontruksi

Badan Pesawat Udara salah satunya adalah menguasai mata pelajaran gambar

teknik. Gambar Teknik adalah salah satu mata pelajaran yang termasuk dalam

mata pelajaran produktif pada program keahlian Kontruksi Badan Pesawat Udara.

Mata pelajaran Gambar Teknik merupakan mata pelajaran yang wajib diikuti oleh

peserta didik program keahlian Kontruksi Badan Pesawat Udara selama satu

rentang studi pembelajaran. Pencapaian kompetensi yang sudah ditetapkan dalam

kurikulum diharapkan akan memperkecil kesenjangan tuntutan kompetensi di

industri dengan penguasaan kompetensi yang di miliki peserta didik.

Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan selama kegiatan Program

Latihan Profesi (PLP) menemukan bahwa, pelaksanaan proses pembelajaran

standar kompetensi Membaca Gambar Teknik yang diberikan pada peserta didik

kelas X semester dua, biasa dilakukan dengan pembelajaran konvensional.

Dimana guru menjelaskan teori di depan kelas, mendemonstrasikan, memberikan

(18)

3

Mulyana Tursupriana, 2013

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PADA KOMPETENSI DASAR MENGGAMBAR SKETSA DI SMKN 12 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia |Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

tersebut peserta didik kurang diberikan penguatan dalam menguasai dasar-dasar

gambar teknik dan prosedur dalam pembuatan gambar, sehingga dalam

pelaksanaannya beberapa peserta didik melakukan praktikum dengan prosedur

yang tidak tepat. Akibat dari kurangnya penguasaan dasar-dasar gambar teknik

dan prosedur pembuatan gambar tersebut, peserta didik menjadi lebih lambat

dalam menyelesaikan proses pembelajaran. Hal tersebut dapat terlihat ketika

peserta didik melakukan praktikum, beberapa peserta didik melakukan praktik

dengan meniru pekerjaan peserta didik yang lain tanpa didasari landasan teori

yang memadai sehingga dalam pelaksanaan melakukan praktik, sebagian peserta

didik menunggu peserta didik lain menyelesaikan tugas gambarnya. Akibatnya

tugas-tugas gambar yang seharusnya dapat diselesaikan pada saat pembelajaran di

dalam kelas tidak dapat diselesaikan sehingga harus dikerjakan dirumah atau

dilanjutkan pada pertemuan berikutnya.

Guru mendominasi proses pembelajaran atau terfokus pada guru (teacher

centered), sehingga peserta didik kurang aktif dan terkesan pasif dalam

belajarnya. Selama pembelajaran berlangsung kurang ditemukan adanya peserta

didik yang bertanya, menjawab pertanyaan, maupun melakukan umpan balik

dengan guru. Ini berarti suasana pembelajaran sangat dominan dikuasai oleh guru

padahal prinsip-prinsip pengembangan KTSP, peserta didik seharusnya lebih

diaktifkan partisipasinya di dalam kelas sehingga diharapkan dapat membantu

(19)

4

Mulyana Tursupriana, 2013

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PADA KOMPETENSI DASAR MENGGAMBAR SKETSA DI SMKN 12 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia |Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

Sebagian peserta didik kurang memperhatikan guru yang sedang

menjelaskan materi pelajaran sehingga peserta didik kurang memahami apa yang

telah diajarkan oleh guru mengenai materi pelajaran menginterpretasikan sketsa.

Pernyataan tersebut keluar setelah guru mengontrol peserta didik setelah diberikan

materi, kemudian guru mengabsen peserta didik secara acak selanjutnya guru

mengetest peserta didik secara individu. Maka dihasilkan sebagian peserta didik

yang bisa menjawab dan sebagiannya lagi tidak mengenai pertanyaan

menginterpresikan sketsa. Oleh karena itu guru harus menindak lanjut

permasalahan tersebut. Salah satunya dengan cara membimbing peserta didik

secara individu. Karena dalam satu kelas jumlah peserta didik terlalu banyak

maka sebaiknya guru memanfaatkan beberapa peserta didik yang prestasinya lebih

tinggi diantara peserta didik lain untuk membimbing peserta didik yang

prestasinya lebih rendah.

Prestasi belajar merupakan tolak ukur yang utama untuk mengetahui

keberhasilan belajar seseorang dalam ketercapaian kompetensi keahlian. Dalam

pembelajaran membaca gambar teknik sebenarnya telah banyak upaya yang

dilakukan oleh guru kelas untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik. Namun

usaha itu belum menunjukan hasil yang optimal. Rentang nilai peserta didik yang

pandai dengan peserta didik yang kurang pandai terlalu mencolok. Untuk itu perlu

diupayakan agar rentang nilai antar peserta didik tersebut tidak terlalu jauh yaitu

dengan memanfaatkan peserta didik yang pandai untuk menularkan

(20)

5

Mulyana Tursupriana, 2013

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PADA KOMPETENSI DASAR MENGGAMBAR SKETSA DI SMKN 12 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia |Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

Sebagai gambaran dari hasil belajar peserta didik adalah dari perolehan

nilai standar kompetensi Membaca Gambar Teknik kelas X KBPU1 semester

genap tahun ajaran 2010/2011. Data yang diperoleh adalah sebagai berikut:

Tabel 1.1

Nilai Ujian Tengah Semester Kelas X KBPU 1 Semester genap

Standar Kompetensi Membaca Gambar Teknik

Tahun Ajaran 2011/2012

No. Nilai Frekuensi Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM)

(Sumber: Guru Mata Pelajaran Gambar Teknik SMKN 12 Bandung)

Data di atas menunjukan hasil belajar peserta didik pada standar

kompetensi Membaca Gambar Teknik kelas X KBPU 1 semester genap tahun

ajaran 2011/2012. Berdasarkan data tersebut,nilai yang didapat dibawah Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) untuk kelas X KBPU1 87,5%. Besarnya nilai KKM

untuk standar kompetensi membaca gambar teknik sebesar 70. Kondisi ini sangat

tidak baik, karena peserta didik yang tidak lulus wajib melakukan perbaikan atau

mengulang kompetensi tersebut sampai peserta didik mencapai nilai KKM. Hal

ini akan menghambat peserta didik dalam melanjutkan tingkat studinya, karena

peserta didik harus memperbaiki atau mengulang kompetensi yang dianggap

(21)

6

Mulyana Tursupriana, 2013

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PADA KOMPETENSI DASAR MENGGAMBAR SKETSA DI SMKN 12 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia |Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

suatu pemecahan, salah satunya adalah bagaimana cara meningkatkan prestasi

peserta didik dengan menggunakan pembelajaran yang berpusat pada peserta

didik (student center) dengan memanfaatkan paradigma baru dalam pendidikan,

diantaranya pembelajaran tutor sebaya yang termasuk dalam pembelajaran

cooperative learning sehingga peserta didik mencapai batas KKM

Gambaran nilai ujian tengah semester di atas, merupakan refleksi kualitas

proses pembelajaran, khususnya pembelajaran pada standar kompetensi membaca

gambar teknik. Sementara itu, kualitas pembelajaran sangat tergantung dari proses

belajar mengajar (PBM) yang dilaksanakan, yang dituntut adanya pembelajaran

tuntas (mastery learning). Selain itu, agar transformasi pengetahuan berjalan

dengan lancar, maka interaksi antara guru dengan peserta didik harus baik

sehingga proses pembelajaran pun berjalan dengan menyenangkan. Dalam

kegiatan belajar mengajar pada standar kompetensi membaca gambar teknik tidak

semua peserta didik dapat dibimbing oleh guru ketika kegiatan belajar mengajar

berlangsung, karena besarnya jumlah peserta didik dalam satu kelas sekitar 32

peserta didik dengan satu orang guru. Selain itu adanya beberapa peserta didik

kurang menguasai dasar-dasar membaca gambar teknik dan kurang mengetahui

prosedur dalam pembuatan gambar, sehingga dalam pelaksanaannya beberapa

peserta didik melakukan praktik dengan waktu yang lambat.

Berdasarkan fakta-fakta yang terjadi di lapangan, maka dicoba

pembelajaran tutor sebaya (peer learning) yang merupakan pengembangan dari

(22)

7

Mulyana Tursupriana, 2013

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PADA KOMPETENSI DASAR MENGGAMBAR SKETSA DI SMKN 12 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia |Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

memanfaatkan peserta didik yang pandai untuk membantu peserta didik lainya

yang kesulitan dalam proses belajar mata pelajaran gambar teknik, peserta didik

lebih aktif dalam bertanya atau mengeluarkan pendapat, karena dalam

pembelajaran tutor sebaya, peserta didik tidak bertanya atau mengeluarkan

pendapat langsung di dalam kelas melainkan ke teman sebayanya dalam

kelompok tutornya. Pembelajaran tutor sebaya ini, peserta didik diajak untuk

menjadi tutor atau sumber belajar dan tempat bertanya bagi temannya.

Pembelajaran tutor sebaya sebagai suatu upaya pemecahan masalah

pembelajaran konvensional dengan kelas yang terlampau besar dan padat

sehingga guru atau tenaga pengajar kurang memberikan bantuan individu secara

optimal. Selain itu para pendidik mengetahui bahwa para peserta didik

menunjukan perbedaan dalam cara-cara belajar.

Penelitian sejenis lainnya yang dilakukan oleh Nurkholis Kamaludin

(2010) yang meneliti tentang studi komparasi penerapan metode pembelajaran

tutor sebaya dengan metode pembelajaran klasikal pada standar kompetensi

kontruksi geometris menunjukan bahwa dengan menggunakan metode

pembelajaran tutor sebaya prestasi peserta didik lebih baik dibandingkan dengan

prestasi peserta didik yang menggunakan metode pembelajaran klasikal.

Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk meneliti lebih

jauh tentang penerapan pembelajaran tutor sebaya (peer learning) untuk

mengetahui efektifitas penerapan model pembelajaran tutor sebaya guna

(23)

8

Mulyana Tursupriana, 2013

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PADA KOMPETENSI DASAR MENGGAMBAR SKETSA DI SMKN 12 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia |Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

pada peserta didik SMK. Adapun judul penelitian yang penulis lakukan adalah:

Efektifitas Model Pembelajaran Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Hasil

Belajar Siswa Kela X pada Standar Kompetensi Membaca Gambar Teknik di SMKN 12 Bandung .

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka sebagai rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah :

Seberapa besar efektifitas model pembelajaran tutor sebaya (peer learning)

untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran gambar

teknik?

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dimaksudkan untuk membatasi ruang lingkup

penelitian dan agar permasalahan yang diteliti tidak terlalu luas ruang lingkupnya,

maka penulis membatasi permasalahan di dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Penelitian diarahkan untuk mengetahui seberapa besar efektifitas

pembelajaran Tutor Sebaya (peer learning) pada kompetensi dasar

menggambar sketsa dengan menggunakan eksperimential learning, pada

peserta didik kelas X KBPU1 di SMKN 12 Bandung, semester genap tahun

ajaran 2011/2012.

(24)

9

Mulyana Tursupriana, 2013

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PADA KOMPETENSI DASAR MENGGAMBAR SKETSA DI SMKN 12 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia |Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

3. Materi pelajaran yang akan disampaikan pada penelitian ini adalah

kompetensi dasar menggambar sketsa yakni gambar proyeksi.

4. Hasil belajar yang diteliti dilihat melalui hasil tes ranah kognitif dilihat dari

hasil pre-test dan post-test.

D. Tujuan Penelitian

Adapun secara khusus penelitian ini bertujuan sebagai berikut :

Untuk mengetahui seberapa besar efektifitas penerapan pembelajaran tutor

sebaya (peer learning) untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada

kompetensi dasar menggambar sketsa di SMKN 12 Bandung.

E. Manfaat Penelitian

Adapun beberapa manfaat penelitian yang diharapkan dari hasil

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam

menerapkan pembelajaran tutor sebaya (peer learning) pada standar

kompetensi Membaca Gambar Teknik sebagai upaya untuk dalam

meningkatkan prestasi belajar peserta didik.

2. Bagi peserta didik, penelitian ini diharapkan memberikan kesempatan kepada

(25)

10

Mulyana Tursupriana, 2013

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PADA KOMPETENSI DASAR MENGGAMBAR SKETSA DI SMKN 12 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia |Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

meningkatkan prestasi belajar pada standar kompetensi membaca gambar

teknik.

3. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan tentang

pembelajaran tutor sebaya(peer learning), dapat menjadi salah satu dasar dan

masukan dalam mengembangkan penelitian-penelitian selanjutnya.

4. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam

upaya meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.

F. Definisi Istilah

Kesalahan dalam menafsirkan beberapa istilah pada judul penelitian dapat

saja terjadi, maka perlu dibuat penjelasan istilah yang dapat memberi gambaran

mengenai isi penelitian pendidikan ini. Adapun penjelasan istilah dalam judul ini

adalah:

1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Efektivitas berarti keberhasilan.

Efektivitas itu sendiri berasal dari kata efektif. Pengertian efektifitas

secara umum menunjukan sampai seberapa jauh tercapainya suatu tujuan

yang telah ditentukan sebelumnya. Menurut Warsita (2008: 287) mengatakan

bahwa “efektifitas merupakan suatu pencapaian positif yang menunjukkan

tingkat keberhasilan dari tujuan yang telah ditetapkan”.

(26)

11

Mulyana Tursupriana, 2013

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PADA KOMPETENSI DASAR MENGGAMBAR SKETSA DI SMKN 12 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia |Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

dan konsep belajar(learning),penekanannya terletak pada perpaduan antara

keduanya, yakni kepada penumbuhan aktivitas subjek didik. Dengan

menunjuk beberapa peserta didik sebagai tutor yang bertugas memberikan

bantuan kepada teman sekelasnya yang mengalami kesulitan dalam belajar.

Tutor tersebut diambil dari kelompok yang prestasi belajarnya lebih tinggi.

3. Hasil belajar adalah prestasi belajar yang dimiliki peserta didik setelah ia

menerima pengalaman belajarnya yang dinyatakan dengan skor atau angka

yang diperoleh melalui pre-test dan post-test.

G. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMKN 12 Bandung, yang beralamat di Jl.

Pajajaran No. 92 Telp. (022) 6038055 Bandung 40173.

H. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan. Bab ini merupakan bagian awal dari penelitian yaitu

pendahuluan yang berisi tentang, latar belakang masalah, rumusan masalah,

pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penjelasan istilah,

lokasi penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II Kajian Pustaka. Bab ini berisi tentang dasar-dasar teori umum yang

dipakai pada pembahasan dan analisis masalah. Teori diambil dari literatur yang

(27)

12

Mulyana Tursupriana, 2013

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PADA KOMPETENSI DASAR MENGGAMBAR SKETSA DI SMKN 12 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia |Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

BAB III Metode Penelitian. Bab ini membahas mengenai desain penelitian,

alur penelitian, subyek penelitian, sumber data, instrumen pengumpulan data

penelitian, dan teknik analsisis data.

BAB IV Hasil penelitian dan pembahasan. Bab ini meliputi laporan hasil

penelitian, penyajian hasil penelitian yang diikuti pembahasan seperti sikap ilmiah

peneliti, rangkuman secara ringkas dan terpadu sejak dari persiapan hingga

penelitian berakhir.

BAB V Kesimpulan dan Saran. Bab ini meliputi pemaknaan peneliti secara

terpadu terhadap semua hasil penelitian yang telah diperoleh, dan saran atau

(28)

57

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode Penelitian adalah cara ilmiah untuk memahami suatu objek dalam

suatu kegiatan penelitian. Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk

mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik pada standar kompetensi

menggambar sketsa dengan menggunakan metode pembelajaran tutor sebaya

(peer tutoring). Hasilnya dapat dilihat dari perbedaan hasil belajar peserta didik

antara yang menggunakan metode pembelajaran tutor sebaya dengan metode

pembelajaran klasikal pada standar kompetensi menggambar sketsa. Subjek yang

akan diteliti adalah kelas yang belum pernah dan baru akan belajar materi

menggambar sketsa tentang menggambar proyeksi, tetapi meski demikian peluang

terjadinya subjek yang tidak homogen tetap ada disebabkan oleh berbagai

pengaruh lingkungan luar.

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah disebutkan di atas, maka metode

penelitian yang akan digunakan adalah Quasi Experimental Design dengan

menggunakan desain Pretest – Posttest, Non-Equivalent Control Group Design,

yaitu menempatkan subjek penelitian ke dalam dua kelompok kelas yang terdiri

dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang tidak dipilih secara acak.

Metode penelitian Quasi Exsperimenal Design menurut Sugiyono (2009:114):

Quasi Experimental Design merupakan pengembangan dari True Experimental Design, Quasi Experimental Design mempunyai kelompok

(29)

58

Mulyana Tursupriana, 2013

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PADA KOMPETENSI DASAR MENGGAMBAR SKETSA DI SMKN 12 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia |Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

Experimental Design digunakan karena pada kenyataanya sulit mendapatkan

kelompok kontrol yang digunakan dalam penelitian.

Untuk desain penelitian ini, akan dikenakan perlakuan dengan dua kali

pengukuran. Pengukuran pertama (pretest) dilakukan terhadap kedua

kelompok sebelum diberikan perlakuan, setelah itu kedua kelompok diberi

perlakuan yang berbeda, yakni kelompok eksperimen menggunakan metode

pembelajaran tutor sebaya sedangkan kelompok kontrol menggunakan metode

klasikal. Pengukuran kedua dilakukan setelah kedua kelompok tersebut

diberikan perlakuan (posttest), dengan perangkat tes yang sama. Perbedaan

rata-rata skor tes akhir dengan skor tes awal pada setiap kelompok

dibandingkan untuk menentukan apakah perlakuan eksperimen menghasilkan

perubahan lebih besar dari pada situasi/perlakuan kelas kontrol. Desain

penelitian yang akan dilakukan dapat ditunjukan pada Tabel 3.1 di bawah ini:

Tabel 3.1

Desain Pre Test – Post test Grup Eksperimen

dan Grup Kontrol

Grup Pre Test Perlakuan

(Treatment) Post Test

Kontrol T1 XK T2

Eksperimen T1 XE T2

Keterangan:

T1 = Pretes atau tes awal dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan

awal peserta didik (pada kelas kontrol dan eksperimen).

T2 = Postes atau tes akhir dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan

peserta didik setelah diberi perlakuan (pada kelas kontrol dan eksperimen).

XE = Berupa metode pembelajaran tutor sebaya yang diberikan pada

(30)

59

Mulyana Tursupriana, 2013

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PADA KOMPETENSI DASAR MENGGAMBAR SKETSA DI SMKN 12 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia |Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

XK = Berupa metode pembelajaran klasikal yang diberikan pada kelas

kontrol.

Berdasarkan desain di atas, penelitian ini dilakukan pada dua kelompok, yaitu

kelompok eksperimen yang belajar dengan menggunakan metode pembelajaran

tutor sebaya dan kelompok kontrol yang belajar menggunakan metode

pembelajaran klasikal pada standar kompetensi menggambar sketsa.

B. Variabel Penelitian

Sugiyono (2009:60) menyatakan bahwa ”variabel penelitian adalah suatu

atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai

variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya”.

Variabel pada penelitian ini termasuk pada variabel normatif. Syafaruddin

Siregar (2004:196) menjelaskan bahwa:

Variabel normatif adalah variabel yang menginginkan penjelasan statistik yang terkandung dalam atribut sampelnya. Selain itu, dapat pula dilakukan pengujian-pengujian terhadap nilai statistik yang diperoleh dari kelompok data. Pengujian yang sering dilakukan diantaranya normalitas, homogenitas, kesamaan rata-rata, kesamaan varian, studi eksperimen dan komparasi, biasanya mengandung variabel normatif.

Variabel normatif pada penelitian eksperimen ini terdiri dari:

1. Variabel eksperimen yaitu hasil belajar peserta didik dengan menggunakan

metode pembelajaran tutor sebaya (peer tutoring).

2. Variabel kontrol yaitu hasil belajar peserta didik dengan menggunakan

(31)

60

Mulyana Tursupriana, 2013

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PADA KOMPETENSI DASAR MENGGAMBAR SKETSA DI SMKN 12 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia |Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

C. Paradigma Penelitian

Menurut Sugiyono (2007 :42) menjelaskan tentang paradigma penelitian

sebagai berikut: Paradigma penelitian merupakan pola pikir yang menunjukkan

hubungan antar variabel yang akan diteliti yang sekaligus jenis dan jumlah

rumusan masalah yang akan dijawab dalam penelitian, teori yang digunakan

untuk merumuskan hipotesis, dan teknik analisis statistik yang akan digunakan.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis mengambarkan paradigma

penelitian yang akan dilaksanakan, yaitu seperti pada Gambar 3.1.

: Dilanjutkan : Ruang Lingkup Penelitian

Gambar 3.1. Paradigma Penelitian

(32)

61

Mulyana Tursupriana, 2013

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PADA KOMPETENSI DASAR MENGGAMBAR SKETSA DI SMKN 12 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia |Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

D. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Arikunto (2010: 173) menyatakan bahwa ”populasi adalah keseluruhan

subjek penelitian atau totalitas kelompok subjek, baik manusia, gejala, nilai,

benda-benda atau peristiwa yang menjadi sumber data untuk penelitian”. Populasi

dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas X SMK Negeri 12 Bandung tahun

ajaran 2012/2013 yang mendapatkan mata pelajaran menggambar teknik

kompetensi dasar menggambar sketsa.

2. Sampel Penelitian

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan Arikunto (2010: 174) menyatakan

bahwa, “sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. ”Penarikan

sampel perlu dilakukan karena populasi sifatnya sangat luas, sehingga dengan

menggunakan sampel dalam penelitian lebih efisien dan efektif. “Sampling

purporsive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”

(Sugiyono, 2007: 85). Penarikan sampel sampling purporsive dengan

mempertimbangkan jenis penelitian yang digunakan dimana dalam penelitian ini

membutuhkan kelas kontrol dan kelas eksperimen, maka penulis membutuhkan

saran dari guru bidang studi mengenai kelas mana yang cocok digunakan untuk

penelitian.

Populasi dari penelitian ini adalah terdiri dari kelompok-kelompok belajar,

dengan demikian analisis sampel ini bukan individu melainkan kelompok.

(33)

62

Mulyana Tursupriana, 2013

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PADA KOMPETENSI DASAR MENGGAMBAR SKETSA DI SMKN 12 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia |Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

yang terdiri dari siswa-siswi kelas X, yaitu kelas kontrol (pembelajaran

konvensional) dan kelas eksperimen (pembelajaran dengan menggunakan metode

tutor sebaya), KBPU I dan KBPU II dengan jumlas siswa dari masing-masing

kelas berjumlah 32 orang siswa.

E. Definisi Operasional

Kesalahan dalam menafsirkan beberapa istilah pada judul penelitian dapat

saja terjadi, maka perlu dibuat penjelasan istilah yang dapat memberi gambaran

mengenai isi penelitian pendidikan ini. Adapun penjelasan istilah dalam judul ini

adalah:

1. Efektifitas metode pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan

dengan tingkat keberhasilan dari suatu proses pembelajaran. Kriteria

keefektifan dalam penelitian ini mengacu pada : Ketuntasan belajar,

pembelajaran dapat dikatakan tuntas apabila sekurang-kurangnya 75 % dari

jumlah siswa telah memperoleh nilai = 70 dalam peningkatan hasil belajar.

Model pembelajaran dikatakan efektif meningkatkan hasil belajar siswa

apabila secara statistik hasil belajar siswa menunjukkan perbedaan yang

signifikan antara pemahaman awal dengan pemahaman setelah pembelajaran

(gain yang signifikan). Model pembelajaran dikatakan efektif jika dapat

meningkatkan minat dan motivasi apabila setelah pembelajaran siswa

(34)

63

Mulyana Tursupriana, 2013

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PADA KOMPETENSI DASAR MENGGAMBAR SKETSA DI SMKN 12 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia |Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

belajar yang lebih baik. Serta siswa belajar dalam keadaan yang

menyenangkan.

2. Hasil belajar adalah prestasi belajar yang dimiliki peserta didik setelah ia

menerima pengalaman belajarnya yang dinyatakan dengan skor atau angka

yang diperoleh melalui pretest dan posttest.

3. Peningkatan hasil belajar ditunjukkan dengan perbandingan nilai rata-rata

N-Gain antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen, antara siswa yang proses

belajarnya mengunakan metode tutor sebaya dengan siswa yang belajar

mengunakan sistem pembelajaran konvensional.

4. Pembelajaran tutor sebaya adalah akumulasi dari konsep mengajar (teaching)

dan konsep belajar (learning), penekanannya terletak pada perpaduan antara

keduanya, yakni kepada penumbuhan aktivitas subjek didik, dengan

menunjuk beberapa peserta didik sebagai tutor yang bertugas memberikan

bantuan kepada teman sekelasnya yang mengalami kesulitan dalam belajar.

Tutor tersebut diambil dari kelompok yang prestasi belajarnya lebih tinggi.

F. Data dan Sumber data 1. Data

Untuk memperoleh gambaran tentang suatu kejadian, persoalan, dan

penelitian diperlukan berbagai informasi yang berguna untuk mengarahkan

tercapainya penelitian dan untuk membuat solusi pemecahan persoalan. Data

(35)

64

Mulyana Tursupriana, 2013

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PADA KOMPETENSI DASAR MENGGAMBAR SKETSA DI SMKN 12 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia |Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

informasi, sedangkan informasi adalah hasil pengolahan data yang dipakai untuk

suatu keperluan (Suharsimi Arikunto, 2006: 118).

Ada dua jenis data yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Menurut

Sudjana (1992: 4) menyatakan bahwa, “data kuantitatif adalah keterangan atau

ilustrasi mengenai sesuatu hal yang berbentuk bilangan sedangkan data kualitatif

adalah data yang dikategorikan menurut lukisan kualitas obyek yang dipelajari”.

Berdasarkan jenisnya, data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif

berupa hasil belajar peserta didik yang diambil dari hasil tes, baik pretest maupun

posttest untuk kompetensi dasar menggambar sketsa dengan materi menggambar

proyeksi pada peserta didik kelas X Konstruksi Badan Pesawat Udara (KBPU) di

SMKN 12 Bandung tahun ajaran 2012/2013 dalam bentuk skor atau nilai. Adapun

data pendukung dalam penelitian ini adalah data kualitatif yang berupa aktivitas

peserta didik dan guru dalam proses pembelajaran.

2. Sumber Data

Menurut Arikunto (2006: 129) menyatakan bahwa “sumber data adalah

subyek dimana data dapat diperoleh. Sumber data ini dapat berupa orang, benda,

gerak atau proses sesuatu”. Berdasarkan jenis data yang diperlukan untuk

memecahkan permasalahan pada penelitian ini, maka sumber data penelitian ini

adalah peserta didik SMKN 12 Bandung Kelas X kompetensi keahlian konstruksi

badan pesawat udara yang mengikuti pembelajaran menggambar sketsa dengan

materi menggambar proyeksi dan guru yang mengajarkan standar kompetensi

(36)

65

Mulyana Tursupriana, 2013

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PADA KOMPETENSI DASAR MENGGAMBAR SKETSA DI SMKN 12 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia |Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data diperlukan untuk mengumpulkan data yang

digunakan dalam menjawab permasalahan yang sedang diteliti. Data merupakan

suatu bahan yang sangat diperlukan untuk diteliti/dianalisis, maka dari itu

diperlukan suatu teknik pengumpulan data yang sesuai dengan tujuan penelitian.

Banyak teknik untuk mengumpulkan data yang diperlukan, masing-masing

cara mempunyai tujuan tertentu serta kelemahan dan kelebihan masing-masing.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dokumentasi, observasi.

Dokumentasi bertujuan untuk mendapatkan data dari hasil pretest dan postest

pada mata pelajaran menggambar teknik kompetensi dasar menuliskan

simbol-simbol gambar teknik, sedangkan observasi bertujuan untuk mendapatkan data

apakah aktivitas penelitan yang dilakukan sudah sesuai prosedur yang telah

direncanakan.

H. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian pada data yang dikumpulkan merupakan alat bantu yang

digunakan peneliti pada saat pengumpulan data. Menurut Sugiyono (2007: 102),

“instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun

sosial yang diamati”. Berdasarkan pengertian diatas, untuk memperoleh data hasil

penelitian yang berupa hasil belajar siswa, digunakan instrumen penelitian sebagai

(37)

66

Mulyana Tursupriana, 2013

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PADA KOMPETENSI DASAR MENGGAMBAR SKETSA DI SMKN 12 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia |Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

1. Tes

Arikunto (2006: 223) menyatakan bahwa “data yang diungkap dalam

penelitian dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu: fakta, pendapat, dan

kemampuan. Untuk mengukur ada atau tidaknya serta besarnya kemampuan objek

yang diteliti, digunakan tes”. Berdasarkan pernyataan tersebut, teknik

pengumpulan data yang akan digunakan adalah tes, karena akan mengukur hasil

belajar peserta didik pada standar kompetensi menggambar sketsa. Tes ini terdiri

dari dua yaitu:

a. Pretest (tes awal), yaitu tes yang dilakukan sebelum kegiatan belajar

mengajar atau sebelum metode pembelajaran (perlakuan) diberikan. Hal

ini digunakan untuk mengukur raw input peserta didik terhadap standar

kompetensi menggambar sketsa. Hasil pretest akan digunakan untuk

mengukur tingkat homogenitas kemampuan peserta didik antara kelas

eksperimen dan kelas kontrol.

b. Posttest (tes akhir), yaitu tes yang dilakukan setelah proses kegiatan

belajar mengajar atau setelah metode pembelajaran (perlakuan) diberikan.

Sesuai dengan tujuannya tes akhir ini digunakan untuk mengukur dan

membandingkan peningkatan rata-rata hasil belajar peserta didik pada

standar kompetensi menggambar sketsa setelah metode pembelajaran

(perlakuan) diberikan.

c. Lembar observasi

Menurut Marshall (1988) yang dikutip oleh Sugiyono (2007:226),

(38)

67

Mulyana Tursupriana, 2013

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PADA KOMPETENSI DASAR MENGGAMBAR SKETSA DI SMKN 12 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia |Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

attached to those behavior”. Melalui observasi peneliti belajar tentang

perilaku dan makna dari perilaku tersebut. Pada penelitian ini observasi

digunakan untuk mengetahui kegiatan guru dalam menyampaikan materi

pelajaran dengan menggunakan kedua media tersebut sesuai dengan RPP

yang telah disusun. Observasi pada penelitian ini akan dilaksanakan pada saat

KBM berlagsung, baik pada kelas kontrol maupun pada kelas eksperimen.

Data observasi ini digunakan sebagai data pendukung pada penelitian

ini yang akan digunakan untuk perbaikan proses pembelajaran berikutnya

yang menggunakan media yang sama. Dalam pelaksanaannya digunakan dua

lembar observasi yaitu 1 lembar untuk guru yang mengajar dan 1 lembar

untuk siswa yang mengikuti KBM, sedangkan observer hanya melakukan

checklist pada lembar observasi.

I. Pengujian Instrumen Penelitian 1. Uji Validitas Tes

Validitas instrumen penelitian adalah ketepatan dari suatu instrumen

penelitian atau alat pengukur terhadap konsep yang akan diukur, sehingga

instrumen ini akan mempunyai kevalidan dengan taraf yang baik. Instrumen yang

valid harus dapat mendeteksi dengan tepat apa yang seharusnya diukur. Menurut

Suharsini Arikunto (2006:168) menjelaskan:

(39)

68

Mulyana Tursupriana, 2013

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PADA KOMPETENSI DASAR MENGGAMBAR SKETSA DI SMKN 12 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia |Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

Untuk menentukan validitas instrumen khusunya validitas isi, maka harus

ditentukan dan dinilai oleh para pakar yang berpengalaman dan tidak ada cara lain

untuk menentukan validitas isi ini (Ruseffendi dalam Sandi Budi, 2008: 29).

Berdasarkan pendapat tersebut, untuk menentukan validitas isi dari instrumen tes

ini akan dilakukan melalui judgment, yaitu penilaian oleh ahli, dalam hal ini guru

mata pelajaran gambar teknik. Untuk instrumen yang validitas isinya memadai

diujicobakan kepada peserta didik yang sudah mempelajari materi proyeksi dan

berada diluar subjek sampel penelitian dengan tujuan untuk mengetahui apakah

soal-soal dapat dipahami dengan baik. Uji coba dilakukan untuk melihat validitas

(construct), reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran butir soal.

Selanjutnya dilakukan validitas butir soal digunakan untuk mengetahui

dukungan setiap butir soal terhadap seluruh soal yang diberikan. Sebuah soal akan

memiliki validitas yang tinggi, jika skor soal tersebut memiliki dukungan yang

besar terhadap seluruh soal yang ada. Dukungan setiap butir soal dinyatakan

dalam bentuk kesejajaran atau korelasi dengan tes secara keseluruhan, sehingga

untuk mendapatkan validitas suatu butir soal dapat digunakan rumus korelasi.

Ruseffendi (Sandi Budi, 2008: 29) menyatakan bahwa untuk memperoleh butir tes

mana yang memiliki validitas banding yang handal, yang berkenaan dengan

statistik, maka gunakan persamaan korelasi product moment sebagai berikut:

   

(40)

69

Mulyana Tursupriana, 2013

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PADA KOMPETENSI DASAR MENGGAMBAR SKETSA DI SMKN 12 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia |Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

X = jumlah skor X

Y = jumlah skor Y

XY = jumlah skor X dan Y

N = jumlah responden

Setelah harga koefisien korelasi ( rxy ) diperoleh, disubstitusikan ke rumus

uji „t‟ yaitu:

(Sudjana, 2005:377)

Keterangan:

t = Nilai t hitung

n = Banyaknya data/jumlah responden

r = Koefisiensi korelasi

Instrumen dinyatakan valid apabila thitung > ttabel dengan tingkat signifikansi

0,05. Nilai koefisien korelasi dapat diinterpretasi pada Tabel 3.2 di bawah ini:

Tabel 3.2

Interpretasi Nilai r

Koefisien Korelasi (r) Kriteria

0,80 ≤ r< 1,00 Validitas sangat tinggi

(Sumber: Arikunto, 2006: 276)

2. Uji Reliabilitas Tes

Reliabilitas digunakan untuk mengukur sejauh mana suatu alat ukur

memberikan gambaran yang benar-benar dapat dipercaya tentang kemampuan

(41)

70

Mulyana Tursupriana, 2013

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PADA KOMPETENSI DASAR MENGGAMBAR SKETSA DI SMKN 12 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia |Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

seseorang. dengan pendapat Sudjana (2009:148) yang menyatakan bahwa “suatu

tes dikatakan reliabel atau ajeg apabila beberapa kali pengujian menunjukan hasil

yang relatif sama”.

Reliabilitas pada penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus

Spearman-Brown dengan teknik belah dua ganjil-genap. Adapun langkah-langkah

yang digunakan adalah:

1. Mengelompokkan skor butir bernomor ganjil sebagai belahan pertama dan

kelompok butir bernomor genap sebagai belahan kedua.

2. Mengkorelasikan skor belahan pertama dengan skor belahan kedua dengan

menggunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar, yaitu:

3. ∑ ∑ ∑

√{ ∑ ∑ } { ∑ ∑ }

(Arikunto, 2010:213)

Keterangan:

= koefisien korelasi

∑ = jumlah skor X

∑ = jumlah skor Y

∑ = jumlah skor X dan Y

= jumlah responden

4. Menghitung indeks reliabilitas soal dengan menggunakan rumus

Spearman-Brown, yaitu:

(Arikunto, 2010:223)

(42)

71

Mulyana Tursupriana, 2013

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PADA KOMPETENSI DASAR MENGGAMBAR SKETSA DI SMKN 12 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia |Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

reliabilitas instrumen.

⁄ ⁄ yang disebutkan sebagai indeks korelasi antara dua belahan

instrumen.

Bila koefisien reliabilitas telah dihitung, maka untuk menentukan keeratan

hubungan bisa digunakan kriteria Guilford (1956), yaitu pada Tabel 3.3 berikut

ini:

Tabel 3.3

Kriteria Reliabilitas

Koefisien Korelasi (r11) Kriteria

0,80 < r11≤ 1,00 Reliabilitas sangat tinggi

0,60 < r11≤ 0,80 Reliabilitas tinggi

0,40 < r11≤ 0,60 Reliabilitas sedang

0,20 < r11≤ 0,40 Reliabilitas rendah

r11 ≤ 0,20 Reliabilitas sangat rendah

(Sumber: Guilford, 1956)

3. Uji Daya Pembeda Tes

Perhitungan daya pembeda dilakukan untuk mengukur sejauh mana suatu

butir soal mampu membedakan siswa yang pandai dan siswa yang kurang

pandai berdasarkan kriteria tertentu, sebagaimana diungkapkan Arikunto

(2002:211) bahwa “daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk

membedakan siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang

bodoh (berkemampuan rendah)”.

Untuk kelompok kecil (kurang dari 100 orang), kelompok atas dan

kelompok bawah diklasifikasikan dengan cara membagi seluruh peserta test

(43)

72

Mulyana Tursupriana, 2013

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PADA KOMPETENSI DASAR MENGGAMBAR SKETSA DI SMKN 12 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia |Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

Untuk menghitung daya pembeda setiap item dapat menggunakan rumus

berikut:

(Karno To, 1996:10)

Keterangan:

= indeks daya pembeda satu butir soal tertentu

= jumlah jawaban benar pada kelompok atas

= jumlah jawaban benar pada kelompok bawah

= jumlah siswa pada salah satu kelompok

Tabel 3.4

Klasifikasi Daya Pembeda

Rentang Daya Pembeda Kategori

Sangat buruk, harus dibuang

Buruk, sebaiknya dibuang

agak baik, kemungkinan perlu direvisi

Baik

Sangat baik

(Sumber: Karno To, 1996:10)

4. Taraf Kesukaran Tes

Tingkat kesukaran (TK) adalah suatu parameter untuk menyatakan bahwa

item soal adalah mudah, sedang dan sukar. Arikunto (2006: 207) menyatakan

bahwa “soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu

(44)

73

Mulyana Tursupriana, 2013

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PADA KOMPETENSI DASAR MENGGAMBAR SKETSA DI SMKN 12 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia |Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

peserta tes untuk menjawab benar pada suatu butir soal. Untuk menghitung taraf

kesukaran butir soal dapat digunkan rumus sebagai berikut:

(Karno To, 1996:11)

Keterangan:

Taraf kesukaran satu butir soal tertentu

Jumlah siswa yang menjawab benar pada butir itu

Jumlah seluruh peserta tes

Kriteria tingkat kesukaran dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Tabel 3.5

Taraf Kesukaran

Rentang Taraf

Kesukaran Kategori

Sangat sukar, sebaiknya dibuang

Sukar

Sedang

Mudah

Sangat mudah, sebaiknya dibuang (Sumber: Karno To, 1996:11)

Sedangkan menurut Ali (1992: 86) menjelaskan bahwa soal dengan

kesukaran 0.20 – 0.80 dianggap baik untuk kepentingan penelitian.

J. Tahapan Penelitian

Tahapan penelitian yang menjadi acuan dalam penelitian ini dapat dilihat

(45)

74

Mulyana Tursupriana, 2013

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PADA KOMPETENSI DASAR MENGGAMBAR SKETSA DI SMKN 12 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia |Repository.upi.edu | Perpustakaan.upi.edu

Survey

Studi Pendahuluan

Menyusun rancangan penelitian

Menetapkan waktu penelitian

Menyusun instrumen

Pengujian instrumen

Pelaksanaan Pre test kelas A & kelas B

Treatment/perlakuan KBM Metode pembelajaran tutor sebaya

Treatment/perlakuan KBM Metode pembelajaran klasikal

Pelaksanaan Post test

Analisis Data

Pembahasan hasil penelitian

Kesimpulan & Saran

Gambar 3.2 Flowchart Tahapan Penelitian

Secara lebih rinci tahapan penelitian adalah sebagai berikut ini:

1. Survey pendahuluan untuk menemukan masalah penelitian.

2. Studi pendahuluan untuk lebih memperdalam permasalahan dan mencari

informasi yang diperlukan sehingga penelitian memungkinkan untuk

diteruskan.

3. Menyusun rancangan penelitian yaitu memilih metode penelitian dan tata

Gambar

Tabel 1.1.Nilai Ujian Tengah Semester Kelas X KBPU 1 Semester genap
Gambar 2.1. Tutor Sebaya
Tabel 1.1
Tabel 3.1 Grup Eksperimen
+7

Referensi

Dokumen terkait

Jika dosisnya lebih tinggi dari makanan yang dimakan maka obat ini bisa terlalu banyak menurunkan kadar gula darah. Penderita diabetes berat menahun sangat peka terhadap

Kelompok Kerja Jasa Konsultansi Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Lamandau mengumumkan pemenang seleksi sederhana untuk Pekerjaan Pengawasan Pembangunan

Ungkapan/ idiom adalah satuan bahasa, baik ber- bentuk kata, frasa, maupun klausa yang maknanya sudah tidak dapat dirunut kembali dari makna denotasi unsur-unsur yang

Bluetooth sendiri dapat berupa card yang bentuk dan fungsinya hampir sama dengan card yang digunakan untuk wireless local area network (WLAN) dimana menggunakan frekuensi radio

70 Tahun 2012 beserta petunjuk teknisnya, serta berdasarkan Surat Penetapan Pemenang Hasil Seleksi Sederhana Nomor : 602.1/12/SS-PPGK/POKJA-INDAGKOP/ULP-STG/VI/2014, Tanggal

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa sebagian besar siswa (80,65%) dan (77,4%) berturut-turut untuk soal nomor 1 dan nomor 2 telah dapat memahami masalah dengan benar, sedangkan

user id adalah nam a yang diinginkan unt uk login pada aplikasi SPSE LPSE Kab.Tanah Laut , dan Passw ord login akan di konfirm asi oleh ADM IN AGENCY m elalui em ail/

AULA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM SUMATERA