• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING PADA PERMAINAN SEPAK BOLA DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 SEI BINGAI TAHUN AJARAN 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING PADA PERMAINAN SEPAK BOLA DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 SEI BINGAI TAHUN AJARAN 2014/2015."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING PADA

PERMAINAN SEPAK BOLA DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 SEI BINGAI TAHUN AJARAN

2014/2015

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

PERDANA ASRIANTA SEMBIRING NIM. 6103311176

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

i ABSTRAK

PERDANA ASRIANTA SEMBIRING NIM. 6103311176: Penerapan Model Discovery Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Passing Pada Permainan Sepak Bola Di Kelas VIII SMP Negeri 1 Sei Bingai Tahun Ajaran 2014/2015.

(Pembimbing : SAMSUDDIN SIREGAR)

Skripsi Medan : Fakultas Ilmu Keolahragaan UNIMED 2015

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan proses hasil belajar passing dengan kaki bagian dalam pada permainan sepak bola dengan Penerapan

Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) pada siswa kelas VIII-4 SMP Negeri 1 Sei Bingai Tahun Ajaran 2014/2015. Penelitian ini yang menjadi subjek adalah siswa kelas VIII-4 yang berjumlah sebanyak 39 siswa yang terdiri dari 19 siswa putra dan 20 siswa putri yang akan diberikan tindakan melalui model pembelajaran penemuan (Discovery Learning) terhadap proses hasil belajar teknik dasar passing dengan kaki bagian dalam pada permainan sepak bola.

Dari hasil data awal (Pre test) yang telah dilakukan menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam melakukan passing sepak bola dengan kaki bagian dalam masih rendah yaitu ada 11 orang siswa yang tuntas dalam belajarnya atau 28,2% dan 28 orang siswa yang tidak tuntas dalam belajarnya atau 71,8%. Hal ini berdampak pada hasil belajar siswa. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research).

(5)

ii

dikonfersikan sebesar 6,3 sedangkan peningkatan nilai ketuntasan secara klasikal siswa setelah dikonfersikan sebesar 18%.

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar belakang masalah ... 1

B. Identifikasi masalah ... 7

C. Pembatasan masalah ... 7

D. Rumusan masalah ... 8

E. Tujuan penelitian... 8

F. Manfaat penelitian... 8

BAB II LANDASAN TEORITIS ... 10

A. Kajian Teoritis ... 10

1. Hakekat Pendidikan Jasmani ... 10

2. Hakekat Hasil Belajar ... 14

3. Hakekat Permainan Sepak Bola ... 16

4. Hakekat Passing Dalam Permainan Sepak Bola ... 21

5. Hakekat Model Pembelajaran ... 26

6. Hakekat Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) 27 B. Kerangka Berfikir ... 34

C. Hipotesis ... 35

(7)

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 36

B. Subjek Penelitian... 36

C. Metode Penelitian ... 36

D. Desain Penelitian... 37

E. Pelaksanaan Penelitian ... 38

F. Instrumen Penelitian ... 42

G. Teknik Analisis Data ... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 47

A. Deskripsi Data Penelitian ... 47

B. Hasil Penelitian ... 50

1. Siklus I ... 50

2. Siklus II ... 58

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 68

A. Kesimpulan ... 68

B. Saran... 68

(8)

DAFTAR TABEL

TABEL Halaman

1. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajarn Penemuan

(Discoverry Learning)... 32 2. Format Penilaian Portofolio Proses Passing Dalam Permainan

Sepak Bola ... 44 3. Deskripsi Data Hasil Belajar Passing Sepak Bola Dengan Kaki

Bagian Dalam Pada Siswa Kelas VIII-4 SMP Negeri 1 Sei

Bingai ... 47 4. Data Hasil Belajar Siklus I ... 55 5. Deskripsi Hasil Belajar Siklus I Passing Sepak Bola Dengan

Kaki Bagian Dalam Pada Siswa Kelas VIII-4 SMP Negeri 1 Sei

Bingai ... 56 6. Data Hasil Belajar Siklus II ... 63 7. Deskripsi Hasil Belajar Siklus II passing Sepak Bola Dengan

Kaki Bagian Dalam Pada Siswa Kelas VIII-4 SMP Negeri 1 Sei

Bingai ... 63 8. Deskripsi Perbandingan Hasil Belajar Passing Sepak Bola

[image:8.595.91.521.118.562.2]
(9)
[image:9.595.91.522.117.578.2]

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR Halaman

1. Bola dalam Permainan Sepak Bola ... 19

2. Lapangan dalam Permainan Sepak Bola ... 20

3. Passing dengan Kaki Bagian Dalam ... 24

4. Skema Siklus dalam Penelitian Tindakan Kelas ... 37

5. Deskripsi Data Hasil Belajar ... 49

6. Data Awal Passing Sepak Bola ... 50

7. Data Hasil Belajar Siklus I ... 56

8. Data Hasil Belajar Siklus II ... 63

(10)

vi

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN Halaman

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ... 72 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ... 82 3. Hasil Observasi Awal Ketuntasan Belajar Passing Pada

Permainan Sepak Bola Siswa Kelas VIII-4 SMP N 1 Sei Bingai .... 92 4. Data Hasil Belajar Passing Sepak Bola Siswa Kelas VIII-4 SMP

Negeri 1 Sei Bingai tahun ajaran 2014/2015 (Tes Awal) ... 93 5. Data Rekapitulasi Hasil Belajar Passing Sepak Bola Siswa Kelas

VIII-4 SMP Negeri 1 Sei Bingai Tahun Ajaran 2014/2015

(Siklus I) ... 95 6. Format Penilaian Portofolio Proses Passing Dengan Kaki Bagian

Dalam Pada Permainan Sepak Bola (Siklus I) ... 97 7. Data Hasil Belajar Passing Sepak Bola Siswa Kelas VIII-4 SMP

Negeri 1 Sei Bingai Tahun Ajaran 2014/2015 (Siklus I) ... 100 8. Lembar Observasi Siklus I ... 102 9. Data Siswa Yang Tidak Tuntas Dalam Hasil Belajar Siklus I ... 104 10. Data Rekapitulasi Hasil Belajar Passing Sepak Bola Siswa Kelas

VIII-4 SMP Negeri 1 Sei Bingai Tahun Ajaran 2014/2015

(Siklus II) ... 108 11. Format Penilaian Portofolio Proses Passing Dengan Kaki Bagian

Dalam Pada Permainan Sepak Bola (Siklus II) ... 110 12. Data Hasil Belajar Passing Sepak Bola Siswa Kelas VIII-4 SMP

(11)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan di Indonesia merupakan perwujudan manusia yang bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa berdasarkan (UUD 1945). Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi kehidupan bangsa dan kemajuan suatu negara. Dengan adanya pendidikan, bangsa Indonesia akan mengalami kemajuan dan meninggalkan suatu bentuk keterpurukan, seperti sekarang ini. Untuk itu pemerintah harus lebih berkonsentrasi terhadap pendidikan di Indonesia.

(12)

2

olahraga dan kesehatan merupakan salah satu pendidikan yang sangat penting dan utama untuk kemajuan suatu bangsa.

Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan sebagai komponen pendidikan secara keseluruhan telah disadari oleh banyak kalangan. Namun dalam pelaksanaannya, pengajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan belum berjalan efektif seperti yang diharapkan. Pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan kurang bervariasi. Model pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan seharusnya tidak berpusat pada guru (Teacher Oriented), tetapi berpusat pada siswa (Student Oriented). Orientasi pembelajaran harus disesuaikan sehingga menarik dan menyenangkan, sasaran pembelajaran ditujukan bukan hanya mengembangkan keterampilan olahraga, tetapi pada perkembangan anak seutuhnya. Konsep dasar pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan serta model pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan yang efektif perlu dipahami oleh mereka yang hendak mengajar pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan.

Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan bukan hanya merupakan aktivitas pengembangan fisik secara terisolasi, akan tetapi harus berada dalam konteks pendidikan secara umum (general education). Sudah barang tentu proses tersebut dilakukan dengan sadar dan melibatkan interaksi sistematik antar pelakunya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

(13)

(sikap-mental-emosional-3

sprotifitas-spritual-sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang.

Dengan diberlakukannya Kurikulum 2013 di sekolah, menuntut guru dan siswa bersifat aktif, kreatif, inovatif, dan kompetitif dalam menanggapi setiap pelajaran yang diajarkan. Setiap siswa harus dapat memanfaatkan ilmu yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari. Sikap aktif, kreatif, inovatif, dan kompetitif terwujud dengan menempatkan siswa sebagai subyek. Peran guru adalah sebagai fasilitator dan bukan sebagai sumber utama dalam pembelajaran.

Untuk menumbuhkan sikap aktif, kreatif, inovatif, dan kompetitif dari siswa tidaklah mudah, fakta yang terjadi adalah guru dianggap sebagai sumber belajar yang paling benar. Proses pembelajaran yang terjadi menempatkan siswa sebagai pendengar ceramah guru. Akibatnya proses belajar mengajar cenderung membosankan dan menjadikan siswa malas belajar. Sikap anak didik yang pasif tersebut ternyata tidak hanya terjadi pada mata pelajaran tertentu saja tetapi hampir pada semua mata pelajaran termasuk pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Sebenarnya banyak cara yang dapat dilakukan dengan menerapkan pembelajaran dengan bantuan proses pembelajaran.

(14)

4

yang penting untuk diperhatikan oleh seorang guru, cara penyampaian pelajaran dengan cara satu arah akan membingungkan siswa karena siswa akan menjadi pasif (bersifat menerima saja) tentang apa yang dipelajarinya, sehingga proses belajar pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan menjadi membosankan.

Pada era globalisasi saat ini, banyak sekali model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam menunjang keberhasilan proses pembelajaran. Salah satunya adalah model pembelajaran penemuan (Discovery Learning). Tetapi kenyataannya dilapangan menunjukkan bahwa guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan masih kurang memiliki variasi pembelajaran, guru masih memberikan materi pembelajaran dengan satu model pembelajaran saja, sehingga monoton dan membosankan.

Dalam dunia pendidikan (sekolah), sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang diajarkan di sekolah yang terangkum dalam kurikulum pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Dalam upaya meningkatkan keterampilan bermain sepak bola, para siswa sekolah harus menguasai macam-macam teknik dasar bermain sepak bola. Kemampuan siswa menguasai teknik dasar bermain sepak bola dapat mendukung penampilannya dalam bermain sepak bola baik secara individu maupun secara kolektif. Pentingnya peranan penguasaan teknik dasar bermain sepak bola tersebut, sangat diperlukan bagi para siswa sekolah.

(15)

5

siswa hanya sekedar bermain dalam sepak bola. Mereka kurang memperhatikan penguasaan dalam teknik dasar bermain sepak bola khususnya passing pada kaki bagian dalam. Ini terbukti dari observasi awal yang dilakukan oleh peneliti di SMP Negeri 1 Sei Bingai Kabupaten Langkat. Dari observasi yang dilakukan, terlihat dalam permainan sepak bola yang dilakukan masih banyak siswa yang masih belum menguasai teknik dasar menendang bola pada passing menggunakan kaki bagian dalam.

(16)

6

28,21 % dan 28 siswa atau 71,79 % lainnya belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). (Sumber Guru Penjas: Tuah Sembiring, S.Pd).

Dari hasil data di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa masih tergolong rendah oleh sebab itu penggunaan model pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) dalam kegiatan proses belajar passing dengan menggunakan kaki bagian dalam merupakan salah satu cara atau pendekatan yang bisa diharapkan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik. Sejalan dengan hal tersebut, maka dalam pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan pada materi passing dengan menggunakan kaki bagian dalam sangatlah tepat jika digunakan model pembelajaran penemuan (Discovery Learning), karena siswa akan dituntut untuk menemukan sendiri cara melakukan passing dengan menggunakan kaki bagian dalam. Maka hasil belajar yang diterima siswa akan diingat dan tidak mudah lupa karena model pembelajaran penemuan (Discovery Learning) yang dapat mengembangkan cara belajar siswa aktif dan pengertian yang diperoleh siswa merupakan betul-betul di kuasai dan mudah digunakan siswa.

(17)

7

dimana “Penerapan Model Discovery Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Passing Pada Permainan Sepak Bola Di Kelas VIII SMP Negeri 1 Sei Bingai Tahun Ajaran 2014/2015”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dalam latar belakang masalah, maka dapat di identifikasi beberapa masalah sebagai berikut: Penggunaan model pembelajaran merupakan hal yang perlu dipergunakan dalam melangsungkan proses pembelajaran passing sepak bola. Pengetahuan dasar siswa masih rendah dalam mempelajari keterampilan passing sepak bola. Kegiatan pembelajaran yang menjenuhkan bagi para siswa karena berpusat pada guru. Siswa kurang dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran disekolah. Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) belum diterapkan dalam meningkatkan keterampilan passing sepak bola.

C. Pembatasan Masalah

(18)

8

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan batasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Passing Dalam Permainan Sepak Bola Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Sei Bingai Tahun Ajaran 2014/2015?

E. Tujuan Penelitian

Yang menjadi tujuan penelitian ini adalah : Untuk mengetahui Peningkatan Hasil Belajar Passing Dalam Permainan Sepak Bola Melalui Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) Pada Kelas VIII SMP Negeri 1 Sei Bingai Tahun Ajaran 2014/2015.

F. Manfaat Penelitian

Secara teoritis penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan, disamping itu hasil penelitian ini juga diharapkan bermanfaat sebagai berikut :

1. Memberikan masukan kepada guru pendidikan jasmani dalam rangka meningkatkan mutu proses belajar mengajar dan hasil belajar, khususnya passing dengan model pembelajaran penemuan (discovery learning) dalam permainan sepak bola.

(19)

9

3. Menambah wawasan peneliti dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik di masa yang akan datang.

4. Sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti berikutnya yang ingin mengembangkan penelitian yang ada kaitannya dengan penelitian ini di kemudian hari.

(20)

68 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari penelitian ini maka dapat ditarik kesimpulan bahwa melalui Penerapan Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) dapat meningkatkan hasil belajar Passing dengan kaki bagian dalam pada permainan Sepak Bola di kelas VIII-4 SMP Negeri 1 Sei Bingai Tahun Ajaran 2014/2015.

B. Saran

Sebagai saran yang dapat diberikan peneliti adalah sebagai berikut:

1. Disarankan kepada guru pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan SMP Negeri 1 Sei Bingai untuk mempertimbangkan penggunaan pembelajaran dengan model pembelajaran penemuan (Discovery Learning) dengan materi yang disesuaikan karena hal ini dapat

membangkitkan semangat siswa.

2. Dari hasil penelitian ditemukan kebanyakan siswa kurang terbiasa atau belum beradaptasi dengan penemuan pembelajaran sendiri, maka disarankan kepada guru yang akan melaksanakan model pembelajran ini diharapkan dapat mempelajari bagaimana cara memotivasi siswa untuk lebih giat dan aktif dalam mencari pembelajaran sendiri.

(21)

69

Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan model pembelajaran yang lain.

4. Kepada para pembaca yang mungkin akan melakukan penelitian dengan menggunakan penerapan model pembelajaran penemuan (Discovery Learning) kiranya dapat mencoba dengan materi pembelajaran lainnya

yang lebih baik lagi.

(22)

70

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Arma. 1994. Dasar-dasar Pendidikan Jasmani. Jakarta : Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Amri, Sofan. 2013. Pengembangan & Model Pembelajaran dalam Kurikulum

2013. Jakarta : PT. Prestasi Pustakaraya.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Budiningsih, C. Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Dimyati & Mudjiono. 2009. Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

FIFA. 2010. Laws Of The Game (Peraturan Permainan). Jakarta : PSSI.

Irfan. 2010. Sejarah Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Rekreasi. Medan : Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Medan.

Istarani. 2012. Kumpulan 39 Metode Pembelajaran. Medan : CV. Iscom Medan. Koger, Robbert. 2012. Latihan Dasar Andal Sepak Bola Remaja. Klaten : PT.

Saka Mitra Kompetensi.

Mielke, Danny. 2007. Dasar-dasar Sepak Bola. Bandung : Human Kinetics. Nurkencana.(1986) Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Usaha Nasional

Samsudin. 2008. Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Medan : Perpustakaan Daerah Provsu.

(23)

71

Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Sukintaka. 2004. Teori Pendidikan Jasmani. Bandung : Penerbit Nuansa.

Tantri, Afri. 2011. Bahan Ajar Sepak Bola. Medan : Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Medan.

Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

http://4.bp.gambar.com/-L4la9nn-L1c/UnVFCjOC_EI/AAAAAAAAAak/kvDEux7uR58/s1600/ukura n+lapangan+sepak+bola.png

http://media3.s-nbcnews.com/i/streams/2013/December/131204/2D9844383-adidas-brazuca1-1.jpg

Gambar

TABEL Halaman
GAMBAR Halaman

Referensi

Dokumen terkait

Nilai feeding rate tertinggi menggunakan metode SNI adalah papan partikel sengon kerapatan rendah (78,33 µg/ekor/hari untuk SNI dan 16,67 µg/ekor/hari untuk JIS) dan feeding

Berdasarkan hasil di atas, tujuan peneli- tian yang hendak dicapai adalah untuk menge- tahui ada dan tidaknya perbedaan hasil belajar IPA materi gaya pada siswa yang

Dalam penelitian ini, metode analisis data yang digunakan adalah.

Dalam penelitian ini, terdapat dua proses adsorpsi, pertama adsorpsi asam askorbat dan kalium permanganat pada arang atau karbon aktif dan yang kedua adalah adsorpsi gas oksigen

Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa lama perendaman dan konsentrasi enzim proteolitik berpengaruh terhadap kadar protein dan organoleptik daging kambing, kadar

Hasil uji di masing-masing lokasi menunjukkan bahwa nomor harapan untuk peubah diameter dan jumlah runner berbeda sangat nyata, sedangkan panjang runner menunjukkan berbeda sangat

Prinsip titrasi kompleksometri adalah ion logam (M'") dalam larutan dititrasi dengan larutan ligan yang membentuk senyawa kompleks dengan rumus umum Myn-... Pada

Luka bakar akan mengalami kerusakan pada epidermis, dermis maupun jaringan subkutan tergantung faktor penyebab dan lamanya kulit kontak dengan sumber panas atau