• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PUKULAN FOREHAND DRIVE DALAM PERMAINAN TENIS MEJA MELALUI PENERAPAN GAYA MENGAJAR INKLUSI PADA SISWA KELAS XI IPA SMA SWASTA PARULIAN 1 MEDAN TAHUN AJARAN 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PUKULAN FOREHAND DRIVE DALAM PERMAINAN TENIS MEJA MELALUI PENERAPAN GAYA MENGAJAR INKLUSI PADA SISWA KELAS XI IPA SMA SWASTA PARULIAN 1 MEDAN TAHUN AJARAN 2014/2015."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PUKULAN FOREHAND DRIVE DALAM PERMAINAN TENIS MEJA MELALUI

PENERAPAN GAYA MENGAJAR INKLUSI PADA SISWA KELAS XI IPA SMA SWASTA

PARULIAN 1 MEDAN TAHUN AJARAN 2014/2015

S K R I P S I

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat-syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

RIZKI RUMAHORBO NIM : 6103111080

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur pertama kali penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha

Esa atas segala nikmat dan karunia yang telah diberikan-Nya, sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Pukulan Forehand Drive Dalam Permainan Tenis Meja Melalui Penerapan Gaya Mengajar Inklusi Pada Siswa Kelas XI IPA SMA Swasta Parulian 1 Medan Tahun Ajaran 2014/2015”

Selama penyusunan skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan,

bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini

penulis menyampikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si. Rektor Universitas Negeri Medan

2. Bapak Drs. Basyaruddin Daulay, M.Kes. Dekan FIK UNIMED

3. Bapak Drs. Suharjo, M.Pd. Pembantu Dekan I FIK UNIMED

4. Bapak Drs. Mesnan, M.Kes. Pembantu Dekan II FIK UNIMED

5. Bapak Dr. Budi Valianto, M.Pd. Pembantu Dekan III FIK UNIMED

6. Bapak Drs. Suryadi Damanik, M.Kes. Ketua Jurusan PJKR FIK UNIMED

7. Bapak Afri Tantri, S.Pd, M.Pd. Sekretaris Jurusan PJKR FIK UNIMED

8. Bapak Afri Tantri, S.Pd, M.Pd. Ketua Prodi PJS FIK UNIMED

9. Bapak Ibrahim S. S.Pd, M.Or. Pembimbing Skripsi saya yang telah banyak

meluangkan waktu serta kesempatan yang begitu banyak kepada penulis untuk

penyelesain skripsi ini.

(5)

iv

juga turut serta dalam membantu penyelesaian skripsi ini.

11. Terima Kasih Buat Bapak dan Ibu Perpustakaan FIK, yang banyak membatu

penulis dalam pencarian referensi-referensi untuk penyelesaian skripsi ini.

12. Terima kasih kepada Bapak Tropinus Tambunan S.Pd Kepala Sekolah SMA

Swasta Parulian 1 Medan yang memberikan izin melakukan penelitian di sekolah

Bapak. Kepada Bapak Hotjon Redisen Nababan S.Pd, selaku Guru Penjas, serta

Bapak/Ibu Staf Pegawai dan TU yang telah banyak membantu selama dalam

penelitian ini.

13. Seluruh siswa / siswi kelas XI IPA SMA Swasta Parulian 1 Medan

14. Teristimewa penulis ucapkan terima kasih Kepada Keluarga yang dengan sepenuh

hati telah banyak memberikan kasih sayang, doa dan dukungan kepada penulis

untuk menyelesaikan skripsi ini, kalian adalah Inspirasiku dan Semangatku.

15. Teristimewa juga buat kekasih tercinta “ Yang Sampai Saat Ini Masih

Dirahasiakan” yang telah menjadi soul spirit yang sangat berarti bagi saya. Dan

juga memberikan bantuan, pengertian dan dukungan selama penyelesain skripsi

16. Rekan-rekan Mahasiswa FIK UNIMED Khususnya PJS/PKR A dan B Reguler

„2010‟. Dan tentunya kepada rekan-rekan seperjuangan, Indra Walden Septian

Saragih, Erianto Manullang, Janner Sanjaya Naibaho, Rikki Wirawan Pandiangan

Fajar Ganda Siburian, Jan Putra E. Ginting, Rimjoy Sidabutar, Venson Naibaho,

Reyner Pasaribu, Maraman Arefa, Bottor Sinaga Dan semua pihak yang tak bisa

penulis sebutkan satu persatu namanya, yang telah banyak membantu dalam

(6)

v

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian

skripsi ini, namun penulis menyadari bahwa tak ada tulisan yang sempurna untuk,

itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi

perbaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dalam memperkaya

ilmu pengetahuan.

Medan, September 2014 Penulis,

RIZKI RUMAHORBO

(7)

ii ABSTRAK

RIZKI RUMAHORBO. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Pukulan Forehand Drive Dalam Permainan Tenis Meja Melalui Penerapan Gaya Mengajar Inklusi Pada Siswa Kelas XI IPA SMA Swasta Parulian 1 Medan Tahun Ajaran 2014/2015.

Pembimbing Skripsi : (Ibrahim Sembiring).

Skripsi Medan: Fakultas Ilmu Keolahragaan UNIMED 2014.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan proses hasil

belajar pukulan forehand drive dalam permainan tenis meja melalui penerapan

gaya mengajar inklusi pada siswa kelas XI IPA SMA Swasta Parulian 1 Medan

Tahun Ajaran 2014/2015.

Penelitian ini yang menjadi subjek adalah siswa kelas XI IPA yang

berjumlah sebanyak 37 siswa yang akan diberikan tindakan melalui

penerepan gaya mengajar inklusi terhadap proses belajar pukulan forehand drive

dalam permainan tenis meja. Metode yang dipakai pada penelitian ini adalah

Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Hasil penelitian

menyimpulkan : (1) Dari tes hasil belajar siklus I diperoleh sebanyak

25 orang siswa dengan nilai setelah dikonfersikan sebesar (67,57%) telah

mencapai tingkat ketuntasan belajar sedangkan 12 orang siswa (32,43%)

belum mencapai tingkat ketuntasan belajar. Dengan nilai rata-rata hasil belajar

setelah dikonfersikan adalah 75 (2) Dari tes hasil belajar siklus II diperoleh

data sebanyak 33 orang siswa dengan nilai setelah dikonfersikan sebesar (89,19%)

yang telah mencapai ketuntasan dalam belajar dan 4 orang siswa (10,81%) masih

belum tuntas. Dengan nilai rata-rata hasil belajar setalah dikonfersikan

83,48. Berdasarkan hasil analisis data dapat dikatakan bahwa melalui

penerapan gaya mengajar inklusi dapat meningkatkan hasil belajar pukulan

(8)

vi DAFTAR ISI

Isi Hal

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.LatarBelakang Masalah ... 1

B.Identifikasi Masalah ... 7

C.BatasanMasalah ... 7

D.Rumusan Masalah ... 7

E.Tujuan Penelitian ... 8

F. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II LANDASAN TEORITIS ... 9

A. Kajian Teoritis ... 9

1. Hakikat Pendidikan Jasmani ... 9

2. Hakikat Belajar Dan Hasil Belajar ... 11

2.1.PengertianBelajar ... 11

2.2. Pengertian Hasil Belajar ... 13

(9)

vii

4. Pengertian Pukulan Forehand ... 18

5. Hakikat Mengajar dan Gaya Mengajar ... 20

6. Hakikat Gaya Mengajar Inklusi ... 22

6.1.Kelebihan dan Kekurangan Gaya Mengajar Inklusi ... 30

B. Kerangka Berfikir... 31

C. Hipotesis Tindakan... 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 33

A. Alokasi danWaktuPenelitian ... 33

B. Subjek dan ObjekPenelitian ... 33

C. MetodePenelitian ... 33

D. Desain Penelitian ... 34

E. Instrumen Penelitian ... 38

F. Teknik Analisis Data ... 41

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 43

A. Deskripsi Data Penelitian ... 43

A.1. Hasil Penelitian ... 44

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 63

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ... 66

A. Kesimpulan ... 66

B. Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 67

(10)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

1. Kebaikan Dan Kekurangan Gaya Mengajar Inklusi ... 30

2. Format Portofolio Penilian Forehand Tenis Meja ... 40

3. Indikator dan Diskriptor ... 41

4. Daftar Nilai Pre-Test, Nilai Siklus I dan Nilai Siklus II ... 43

5. Hasil Tes Awal Pukulan Forehand Tenis Meja ... 45

6. Hasil Post-Test I (Siklus I) Pukulan Forehand Tenis Meja ... 52

7. Hasil Post-Test II (Siklus II Pukulan Forehand Tenis Meja ... 59

8. Nilai Rata-Rata TesAwal, Pos-Test I dan Post-Test II. ... 62

9. Langkah-langkah Pembelajaran Siklus I ... 70

10. Langkah-langkah Pembelajran Siklus II ... 75

11. NilaiPre Test Pukulan Forehand Tenis Meja ... 79

12. Nilai Post-test I Pukulan Forehand Tenis Meja ... 81

13. Nilai Hasil Belajar Pukulan Forehand Tenis Meja ... 82

14. Ketuntasan Hasil Belajar Pukulan Forehand Tenis Meja Siklus I ... 83

15. Nilai Post-test II Pukulan Forehand Tenis Meja ... 85

16. Nilai Hasil Belajar Pukulan Forehand Tenis Meja Siklus II ... 86

17. Ketuntasan Hasil BelajarPukulan Forehand Tennis Meja Siklus II ... 87

18. Perkembangan Hasil Belajar Untuk Siklus I dan Siklus II ... 89

19. PenjelasanObservasi Proses Pembelajaran ... 90

(11)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal

1. Bentuk dan Ukuran Meja Tenis ... 17

2. Bentuk Bola dan Bet ... 17

3. Bentuk Pukulan Forehand ... 20

4. Ilustrasi Gaya Inklusi ... 25

5. Melambungkan-lambungkan Bola ... 27

6. Memantulkan Bola Kepada Teman Secara Berpasangan ... 28

7. Forehan dBola Di Tempat ... 28

8. Memukul Bola Forehand Ke Dinding ... 29

9. Skema Siklus Penelitian Tindakan Kelas... 34

10. Test Pelaksanaan Teknik Dasar Pukulan Forehand ... 39

11.Perbandingan Ketuntasan Belajar Pada Test Awal ... 45

12.Diagram Ketuntasan Belajar Pada Siklus I ... 52

13.Diagram Ketuntasan Belajar Pada Siklus II ... 59

(12)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Hal

1. Langkah-langkah Pembelajaran Siklus I ... 70

2. Nilai Pre Test Pukulan Forehand Tenis Meja ... 79

3. Nilai Post-test I Pukulan Forehand Tenis Meja ... 81

4. Nilai Hasil Belajar Pukulan Forehand Tenis Meja ... 82

5. Ketuntasan Hasil Belajar Pukulan Forehand Tenis Meja Siklus I ... 83

6. Nilai Post-test II Pukulan Forehand Tenis Meja ... 85

7. Nilai Hasil Belajar Pukulan Forehand Tenis Meja Siklus II ... 86

8. Ketuntasan Hasil Belajar Pukulan Forehand Tennis Meja Siklus II ... 87

9. Perkembangan Hasil Belajar Untuk Siklus I dan Siklus II ... 89

10. Penjelasan Observasi Proses Pembelajaran ... 90

11. Lembar Observasi Proses Pembelajaran ... 91

12. Lembar Tugas Siswa ... 92

13. Susunan Kepanitiaan Pengambilan Data ... 93

(13)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktifitas yang bertujuan

mengarahkan perserta didik pada perubahan tingkah laku yang di inginkan.

Pengertian ini kelihatan cukup simple dan sederhana, akan tetapi bila pengertian

ini di telaah lebih mendasar, maka akan terlihat lebih rumit dan begitu

kompleksnya proses yang dituntut dalam mengelola pelajaran itu sendiri. Hal

tersebut bisa dipahami karena mengarahkan peserta didik menuju perubahan dan

merupakan suatu pekerjaan yang berat. Pekerjaan ini membutuhkan suatu

perencanaan yang mantap, berkesinambungan serta cara penerapan pada peserta

didik, sehingga peserta didik dapat mengalami perubahan yang di inginkan.

Seiring dengan uraian diatas, maka proses kegitan belajar mengajar harus

dapat di laksanakan sesuai dengan kebutuhan peserta didik itu sendiri. Maka

dengan itu perlu di cari satu bentuk gaya mengajar dalam kegitan proses belajar

mengajar merupakan salah satu solusi atau cara pendekatan yang bisa diharapkan

untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik. Banyak gaya pengajaran yang

dapat digunakan dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Gaya yang digunakan

sebaiknya disesuaikan dengan materi dan kebutuhan pembelajaran yang akan

disampaikan. Beberapa gaya mengajar dapat diterapkan selama pembelajaran

berlangsung, tergantung dari keadaan kelas atau siswa. Pada dasarnya pendidikan

adalah usaha dasar yang menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia

(14)

2

Fuad Ihsan ( 2005 : 11) menyatakan : “Pendidikan berfungsi membantu

secara sadar perkembangan jasmani dan rohani peserta didik, dalam

pengembangan dirinya yaitu pengembangan pribadi, pengembangan warga

negara, pengembangan kebudayaan, pengembangan bangsa”.

Dengan diberlakukannya Kurikulum Tingakat Satuan Pendidikan (KTSP)

disekolah yang di atur dalam undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005

tentang Standart Nasional Pendidikan akan memberikan peluang untuk

menyempurnakan kurikulum yang kemprehensif dalam rangka pencapaian tujuan

pendidikan nasional. Secara umum tujuan pendidikan jasmani yaitu untuk

meningkatkan pertumbuhan tubuh, kesegaran jasmani dan peningkatan kesehatan

untuk memenuhi kebutuhan individu. Sedangkan secara khusus siswa mampu

melakukan keterampilan gerak dasar yang telah dianjurkan oleh guru, untuk lebih

lanjutnya siswa dapat mengembangkan keterampilan tersebut sehingga

memberikan peluang bagi siswa untuk mengembangkan spesialisasinya pada

cabang olahraga tertentu. Seorang guru pendidikan jasmani di sekolah dituntut

dalam mengajar harus sesuai dengan Standart Kompetensi dan Kompetensi Dasar

dalam isi kurikulum KTSP tidak saja dalam program tertulis, tetapi dalam

pembelajaran nyata/kegiatan praktek.

Khususnya mata pelajaran pendidikan jasmani yang sebagian besar

pelaksanaan pembelajarannya berupa praktek di lapangan. Guru pendidikan

jasmani untuk bersikap aktif, kreatif, inovatif, dan kompetitif dalam memberikan

setiap pelajaran yang diajarkan dan setiap siswa harus dapat memanfaatkan ilmu

(15)

3

dikaitkan dengan manfaat dalam lingkungan sosial masyarakat. Guru sangat

berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan

hidupnya secara optimal ( Muslika, 2010:16). Kualitas dan kuantitas pendidikan

jasmani sampai saat ini masih tetap merupakan bahan pembicaraan sebagai

pembicaraan dari kondisi pendidikan kita saat ini yang fenomenal dan

problematis. Keduanya merupakan sasaran usaha pembaharuan atau reformasi

pendidikan nasional. Mengapa tidak, kedua masalah tersebut sulit ditangani secara

tuntas, sebab terkait dengan variabel lain sebagaimana yang disebutkan di atas.

Disamping itu terjadinya krisis multi dimensional yang melanda kehidupan

berbangsa, yang sedikit banyak bermuara pada penurunan kualitas pendidikan.

Karena itu tidak heran kalau masalah pendidikan tidak pernah tuntas di manapun,

bahkan di negara - negara lain sekalipun.

Tugas guru bukan hanya menyampaikan bahan pelajaran agar dapat

diterima serta di internalisasikan oleh anak didik tetapi juga mempunyai

peranan-peranan serta fungsi lain yang bersifat majemuk. Sekali waktu ia juga harus

membimbing anak belajar, sekali waktu harus memberi contoh teladan, dan

bahkan memimpin murid manakala memang diperlukan.

Nadisah ( 1992 : 37) mengemukakan : “Beberapa peran dan fungsi guru

dalam lingkungan sekolah antara lain adalah sebagai berikut, guru sebagai

pemimpin, sebagai pendidik, sebagai pengajar, sebagai pembimbing, dan sebagai

fasilitator”.

Peran guru sebagai fasilisator adalah menyiapkan kondisi – kondisi

(16)

4

pengaturan alat dan fasilitas, agar anak didik mendapat kemudahan dalam

pemecahan masalah belajarnya. Apabila seorang guru dapat menerapkan

peran-peran proses pembelajaran di atas maka segala kegiatan dalam pembelajaran akan

terasa lebih menyenangkan dan lebih bermakna bagi siswa. Dalam pelaksanaan

kegiatan proses belajar mengajar di sekolah, terdapat beberapa gaya

mengajaryang dapat digunakan oleh guru itu sendiri. Pada umumnya guru

pendidikan jasmani gaya mengajar yang cenderung digunakan adalah gaya

komando. Gaya mengajar komando ialah merupakan gaya mengajar yang dalam

pelaksanaannya berpusat pada guru, artinya guru sepenuhnya mengambil peran

dalam kegiatan belajar mengajar. Keberhasilan proses kegiatan belajar mengajar

pada pembelajaran pendidikan jasmani dapat diukur dari keberhasilan siswa yang

mengikuti kegiatan tersebut. Keberihasilan itu dapat dilihat dari tingkat

pemahaman, penguasaan materi dan hasil belajar maka semakin tinggi pula

tingkat keberhasilan pembelajaran.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan penulis di SMA Swasta Parulian

1 Medan Tahun Ajaran 2014/2015 pada jam pelajaran pendidikan jasmani dan

kesehatan pokok bahasan tenis meja, khususnya pada saat kegiatan belajar

mengajar, siswa memperaktekan apa yang telah dijelaskan oleh gurunya, ternyata

mengalami kesulitan yaitu pada saat praktek berlangsung siswa melakukan teknik

dasar pukulan dengan gerakan yang masih kaku, posisi badan kurang tepat. Pada

saat pukulan forehand drive siswa kurang mengerti untuk memulai, dimana siswa

lebih dahulu memantulkan bola ke meja dan langsung dipukul ke arah lawan

dengan lambungnya bola terlalu tinggi dan gerak untuk menerima bola kurang

(17)

5

sehingga membuat siswa tidak leluasa untuk melakukan gerakan. Hal ini dapat

terjadi karena siswa baru mengenal materi ini di kelas tinggi tidak ada materi dan

prakteknya pada kelas sebelumnya padahal materi ini sebenarnya sudah ada di

kelas dikelas sebelumnya namun tidak diajarkan. Hal ini menyebabkan anak

kurang menguasai materi. Pada saat penyampaian teori tenis meja di kelas

penjelasan yang dilakukan hanya satu kali dan siswa takut untuk bertanya.

Disamping itu peserta didik merasa jenuh mengikuti pelajaran karena tidak

melibatkan siswa berinteraksi dalam proses belajar mengajar tetapi sepenuhnya

dikuasai oleh guru. Pengamatan ini dilakukan oleh peneliti pada tanggal 17 Maret

2014 di SMA Swasta Parulian 1 Medan. Ditinjau dari sarana dan prasarana di

SMA Swasta Parulian 1 Medan Tahun Ajaran 2014/2015, memiliki beberapa

prasarana olahraga di antaranya: 1 lapangan bola voli, 1 lapangan sepak bola mini.

Sedangkan sarana, 1 buah meja tennis dalam peroses belajar penjas yang dimiliki

terdiri dari 2 buah bola voli, net bola voli,1buah bola futsal dan 1 buah bola kaki,

dan gawang dan jaring gawang futsal dan 4 bet tenis meja. Yang kondisinya

cukup baik bila digunakan saat pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah SMA

Swasta Parulian 1 Medan tersebut.

Banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, diantaranya adalah

motivasi, minat, bakat, semangat, kondisi fisik, sarana dan media pembelajaran,

guru dan strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru dan lain-lain.

Menyadari hal tersebut, perlu adanya suatu pembaharuan dalam pembelajaran

pendidikan jasmani dan kesehatan khususnya materi bola voli menjadi lebih

mudah, lebih cepat, lebih bermakna, efektif dan menyenangkan. Maka dari itu

(18)

6

inklusi. Karena gaya mengajar inklusi mengenalkan berbagai tingkat tugas.

Sementara gaya komando sama dengan gaya periksa sendiri menunjukkan suatu

standar tunggal dari penampilan, maka gaya inklusi memberikan tugas yang

berbeda-beda tingkat kesulitannya. Dalam gaya ini siswa didorong untuk

menentukan tingkat penampilannya. Dari pengamatan dan hasil konsultasi saya

kepada guru olahraga SMA Swasta Parulian 1 Medan, bahwa berdasarkan hasil

observasi yang dilakukan calon peneliti di SMA Swasta Parulian 1 Medan. ”Dari

37 siswa yang ada dikelas XI IPA hanya ada 18 siswa (48,65%) yang paham sikap

pelaksanaan dalam teknik dasar pukulan forehand dalam permainan tenis meja

dan terdapat 19 siswa (51,35%) masih belum paham tentang teknik sikap

pelaksanaan dan sikap akhir teknik dasar pukulan forehand. Berarti dari data

tersebut sekurangnya hanya sekitar 48,65 % dari jumlah siswa yang ada yang

berhasil memahami mengenai tentang teknik dasar teknik dasar pukulan forehand

pada permainan tenis meja. Namun nilai itu belum memenuhi kriteria ketuntasan

minimal secara klasikal yang ditetapkan sekolah yaitu sekitar 75 % dari

keseluruhan siswa”.

Beranjak dari hal tersebut di atas, penulis merasa tertarik untuk

menerapkan gaya mengajar inklusi terhadap teknik dasar pukulan forehand pada

permainan tenis meja pada siswa SMA Swasta Parulian 1 Medan. Dalam hal ini

penulis membuat suatu penelitian tindakan kelas yang berjudul “Upaya

Meningkatkan Hasil Belajar Pukulan Forehand Drive Dalam Permainan Tenis

Meja Melalui Gaya Mengajar Inklusi Pada Siswa Kelas XI IPA SMA Swasta

(19)

7 B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi masalah dalam

penelitian ini adalah : 1. Guru kurang memperhatikan keaktifan siswa dalam

melakukan pembelajaran forehand drive. 2. Metode mengajar guru selama ini

masih monoton? 3. Guru belum memberikan koreksi yang positif terhadap

kesalahan-kesalahan siswa dalam melakukan forehand pada permainan tenis

meja. 4. Masih rendahnya minat dan motivasi belajar siswa. 5. Terbatasnya media

pembelajaran khususnya pembelajaran tenis meja. 6. Masih rendahnya

kemampuan siswa dalam bertanya dan menjawab pertanyaan.

C. Pembatasan Masalah

Karena banyaknya indentifikasi masalah maka peneliti membatasi

masalah. Yang menjadi pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah:

Penerapan Gaya Mengajar Inklusi dalam upaya meningkatkan hasil belajar

pukulan forehand drive dalam permainan tenis meja pada siswa Kelas XI SMA

Swasta Parulian 1 Medan Tahun Ajaran 2014/2015.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian, latar belakang masalah, identifikasi masalah dan

pembatasan masalah maka rumusan masalah yang diteliti adalah: “Apakah

pembelajaran dengan menggunakan gaya mengajar inklusi dapat meningkatkan

hasil belajar pukulan forehand drive dalam permainan tenis meja pada siswa

(20)

8 E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : “Untuk mengetahui apakah ada

Peningkatan Hasil Belajar pukulan forehand drive pada permainan tenis meja

Pada Siswa Kelas XI IPA SMA Swasta Parulian 1 Medan Tahun Ajaran

2014/2015 dengan menggunakan penerapan Gaya Mengajar Inklusi.”

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang studi pendidikan

jasmani.

2. Memberikan informasi berapa besar peningkatan gaya mengajar Inklusi

terhadap hasil belajar pukulan forehand drive pada permainan tenis meja

pada siswa SMA Swasta Parulian 1 Medan .

3. Sebagai bahan masukan bagi guru pendidikan jasmani agar dapat memilih

gaya mengajar yang tepat dalam pembelajaran pendidikan jasmani disekolah

khususnya hasil belajar pukulan forehand drive pada permainan tenis meja.

(21)

66 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hal itu maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan gaya

mengajar inklusi dapat meningkatkan hasil belajar pukulan forehand drive dalam

permainan tenis meja pada siswa kelas XI IPA SMA Swasta Parulian 1 Medan

Tahun Ajaran 2014/2015.

B. Saran

Sebagai saran dapat diberikan penelitian sebagai berikut :

1. Disarankan pada guru Pendidikan Jasmani sekolah SMA Swasta Parulian 1

Medan untuk mempertimbangan penerapan gaya mengajar inklusi dengan

materi yang disesuikan karena hal ini dapat membangkitkan semangat belajar

siswa.

2. Kepada Mahasiswa FIK UNIMED agar dapat mencoba melakukan Penelitian

Tindakan Kelas ( PTK ) melalui gaya mengajar inklusi. Kepada para pembaca

yang mungkin akan melakukan penelitian dengan menggunakan penerapan

gaya mengajar inklusi dalam pembelajaran kiranya dapat mencoba dengan

materi pelajaran lain.

3. Untuk penulis sendiri sebagai acuan dalam proses pengajaran nanti setelah

(22)

67

DAFTAR PUSTAKA

Adang, Suherman. (2000). Dasar-Dasar Penjaskes. Jakarta:Depdiknas. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III.

Agus Kristanto.2010. Penelitian Tindak Kelas.Surakarta:UNS Prees

Agus Mahendra, (2000). Strategi Belajar Mengajar.Jakarta: Depdiknas

Agus, Suprijono. 2010. Cooperative Learning. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Aqib Zainal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Yrama Widya

Agus Salim. (2007). Buku Pintar Tenis Meja. Bandung, Penerbit Jember.

A.M Bandi Utama dkk. (2004). Kemampuan Bermain Tenis Meja, Studi Kondisi Antara Kelincahan dan Kemampuan Pukulan Dengan Kemampuan

Bermain Tenis Meja. Laporan Penelitian Yogyakarta: FIK UNY.

Brotosuryo. (1993). Strategi Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : DEPDIKBUD

Dimyanti, Mudjiono. 2009 Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta

Dini Rosdiani.2012. Model Pembelajaran Langsung dalam Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Bandung : Alfabeta

Husdarta dan Saputra, M. (2000). BelajardanPembelajaran.Bandung:Depdiknas

http://techonly13.wordpress.com/2009/07/04/pengertian-hasil-belajar/

http:/ /wwwkamriantiramli85 sinjaibiologi.blogspot.com/2011/02/ metode- inklusi.html

http://wadahgambarku.blogspot.com/2012/09/ukuran-lapangan-tenis-meja.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Tenis_meja

http://pusatkeolahragaanindonesia.blogspot.com/2013_12_01_archive.html Ihsan, Fuad. 2005. Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta: PT.Rineka Cipta.

Irfan M. ( 2007 ) Sejarah Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Rekreasi. Universitas Negeri Medan, Fakultas Ilmu Keolahragaan.

(23)

68

Kesehatan. Jakarta : Grafindo Media Pratama

Larry Hodges. (2007). Tenis Meja Tingkat Pemula. Jakarta, PT Raja Grafindo Persada

Maratua. 1994. Strategi Pembelajaran (SBM)

Mosston (1981) psykal. Education Charles : e. meril

Muslikah, 2010. Sukses Propesi dengan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta

Nadisah, (1992).Pengembangan kurikulum pendidikan jasmani dan kesehatan.Jakarta Depdikbud Dirjen Dikti

Oemar Hamalik. 2010. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta : Bumi Aksara

Roji. 2007. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Jakarta : Erlangga

Rusli Lutan. 1999. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : Rineka Cipta.

Roestiyah NK.2008. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta:Rineka Cipta

Richardson. 2008: (www.cornerstonecurriculum.com ). Akses Google.

Suharsimin Arikonto. 2008, Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara

Sardiman. 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar- Mengajar. Jakarta : Rajawali Pers

Sinaga, U. M. (2005).Peran dan Tanggung Jawab Masyarakat dalam Masalah Pengandaan Donor Organ Manusia.

Supandi. 1992. Strategi Belajar Mengajar Mengajar Penjas. Jakarta : Depdikbud.

Setiadi.1982. Bola Voli, Pembinaan, Tehnik, Taktik, dan Kondisi. Jakarta: Penerbit PT. Gramedia.

Gambar

Tabel
Gambar

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Judul yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Februari hingga Juli 2011 ialah Jumlah Polen Kelapa Sawit dan Viabilitasnya pada Tubuh Kumbang

Hasil uji beda dengan menggunakan Independent Samples T Test menunjukkan tidak terdapat perbedaan pengetahuan gizi yang nyata (p>0.05) antara kelompok normal

Therefore,it can be concluded that the top-down technique of reading is more effective to be used than the bottom-up technique of reading for junior high school

Bahan yang digunakan adalah daun, kulit bagian dalam (inner bark) , gubal dan teras pohon Suren ( Toona sinensis ) dengan tinggi ± 14 m dan diameter 26 cm, yang diambil dari

Desain Prototipe Mesin Tipe Silinder Berotasi Untuk Produksi Maltodekstrin Berbahan Baku Tapioka dengan Metode Hidrolisis Kering.. Di bawah bimbingan : Khaswar Syamsu dan

Menurut Heidjrachman dan Husnan (2000: 219) dalam hubungannya dengan kinerja dijelaskan bahwa pola kepemimpinan seorang manajer berpengaruh dalam pencapaian tujuan

[r]