BELAJAR AKUNTANSI AKUNTANSI
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
PROGRAM STUDI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
i
BELAJAR AKUNTANSI KELAS X KOMPETENSI KEAHLIA AKUNTANSI SMK NEGERI 1 GODEAN
TAHUN AJARAN 2014/2015
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan una Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
ALFIANY ALIM IMRO’AH 11403241045
GRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015
KEAHLIAN
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan men
penulisan karya ilmiah yang telah lazim.
Program studi : Pendidikan Akuntansi
: Ekonomi
Judul Tugas Akhir : PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR GURU, CARA
DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP
PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI KELAS X KOMPETENSI KEAHLIAN AKUNTANSI SMK NEGERI 1 GODEAN TAHUN AJARAN 2014/2015
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya sendiri.
Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau
diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan men
penulisan karya ilmiah yang telah lazim.
Yogyakarta, 2015 Penulis,
Alfiany Alim Imro’ah NIM. 11403241045 PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR GURU, CARA BELAJAR,
DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP
PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI KELAS X KOMPETENSI KEAHLIAN AKUNTANSI SMK NEGERI 1 GODEAN TAHUN AJARAN 2014/2015
benar karya sendiri.
dapat karya atau pendapat yang ditulis atau
diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata
Yogyakarta, 2015 Penulis,
v
“Sesungguhnya bersama setiap kesulitan ada kemudahan” (Q.S. Al-Insyirah: 6)
“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka
merubah keadaan yang ada pada mereka sendiri” (Q.S. Ar Ra’d:11)
BINGKISAN
Dengan penuh rasa syukur kupersembahkan karya ini
sebagai ungkapan terimakasihku untuk:
Bapak dan Ibu yang tak pernah lelah mencurahkan kasih
sayang serta untaian doa yang selalu mengiringi langkahku.
Tak lupa kubingkiskan karya kecil ini untuk:
1. Kakakku yang selalu memotivasi dan mendukung setiap
langkahku
2. Sahabat-sahabatku Winda dan Villa yang tak pernah
lelah menyemangati dan teman-teman seperjuangan
Pendidikan Akuntansi 2011 A.
3. Penghuni kos Gang Bayu 2B yang telah menjadi
vi
PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR GURU, CARA BELAJAR, DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS X KOMPETENSI KEAHLIAN AKUNTANSI SMK NEGERI 1 GODEAN TAHUN AJARAN 2014/2015
Oleh:
ALFIANY ALIM IMRO’AH 11403241045
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Pengaruh Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas X Kompetensi Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Godean Tahun Ajaran 2014/2015, (2) Pengaruh Cara Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas X Kompetensi Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Godean Tahun Ajaran 2014/2015, (3) Pengaruh Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas X Kompetensi Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 GodeanTahun Ajaran 2014/2015, (4) Pengaruh Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru, Cara Belajar, dan Motivasi Belajar secara bersama-sama terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas X Kompetensi Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Godean Tahun Ajaran 2014/2015. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X Kompetensi Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Godean Tahun Ajaran 2014/2015 yang berjumlah 96 siswa. Data dikumpulkan dengan metode angket dan dokumentasi. Uji prasyarat analisis terdiri dari uji linieritas dan uji multikolinieritas. Analisis data yang digunakan adalah analisis regresi sederhana dan analisis regresi ganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Terdapat pengaruh positif Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas X Kompetensi Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Godean Tahun Ajaran 2014/2015 yang ditunjukkan dengan Y=0,469X1+56,860, rx1y=0,311, r2x1y=0,097. 2)
Terdapat pengaruh positif Cara Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas X Kompetensi Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Godean Tahun Ajaran 2014/2015 yang ditunjukkan dengan Y=0,489X2+49,863, rx2y=0,409, r2x2y=0,168. 3)
Terdapat pengaruh positif Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas X Kompetensi Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Godean Tahun Ajaran 2014/2015 yang ditunjukkan dengan Y=0,653X3+45,676, rx3y=0,408, r2x3y=0,167. 4)
Terdapat pengaruh positif Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru, Cara Belajar, dan Motivasi Belajar secara bersama-sama terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas X Kompetensi Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Godean Tahun Ajaran 2014/2015 yang ditunjukkan dengan Y = 0,201X1+ 0,268X2+ 0,369X3
+30,096, Ry(1,2,3)=0,496, R2y(1,2,3)=0,246, Fhitung9,990>Ftabel2,703. Nilai SR
X1=28,43%, X2=32,88%, X3=38,69%. Nilai SE 24,6%.
vii By:
ALFIANY ALIM IMRO’AH 11403241045
ABSTRACT
The purpose of this research are (1) The Influence of Students’ Perception of Teaching Method Toward Accounting Achievement for The First Grade of Accounting Competence SMK Negeri 1 Godean Academic Year 2014/2015, (2) The Influence of Learning Method Toward Accounting Achievement for The First Grade of Accounting Competence SMK Negeri 1 Godean Academic Year 2014/2015, (3) The Influence of Learning Motivation Toward Accounting Achievement for The First Grade of Accounting Competence SMK Negeri 1 Godean Academic Year 2014/2015, (4) The Influence of Students’ Perception of Teaching Method, Learning Method, and Learning Motivation on The Accounting Achievement for The First Grade of Accounting Competence SMK Negeri 1 Godean Academic Year 2014/2015.
The objects of this observation is ninety six students in the first grade of Accounting SMK Negeri 1 Godean Academic Year 2014/2015. Questioner and documentation method are used to collect the data. Data analysis of prerequisite test include linearity test and multicolinearity test. Data analysis technique that used are a simple regression analysis and multiple regression.
The result of this research are (1) There is positive influence of Students’ Perception of Teaching Method Toward Accounting Achievement for The First Grade of Accounting Competence SMK Negeri 1 Godean Academic Year 2014/2015 showed by the value Y=0,469 1+56,860, 1 =0,311, 2
1 =0,097. (2) There is positive
influence of Learning Method Toward Accounting Achievement for The First Grade of Accounting Competence SMK Negeri 1 Godean Academic Year 2014/2015 showed by Y=0,489 2+49,863, 2 =0,409, 2
2 =0,167. (3) There is positive influence of
Learning Motivation Toward Accounting Achievement for The First Grade of Accounting Competence SMK Negeri 1 Godean Academic Year 2014/2015 showed by
Y=0,653X3+45,676, 3 =0,408, 2
3 =0,167. (4) There is positive influence of
Students’ Perception of Teaching Method, Learning Method and Learning Motivation Toward The Accounting Achievement for The First Grade of Accounting Competence SMK Negri 1 Godean Academic Year 2014/2015 showed by Y = 0,201X1 + 0,268X2 + 0,369X3+30,096, ( , , )=0,496, 2
(1,2,3)=0,246, ℎ 9,990> 2,703.
Relative Contribution values for 1=28,43%, 2=32,88%, 2=38,69%. The Effective Contribution total is 24,6%.
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir
Skripsi yang berjudul “Pengaruh Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru,
Cara Belajar, dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Kelas X
Kompetensi Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Godean Tahun Ajaran
2014/2015” dengan lancar. Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir Skripsi ini
tidak dapat terselesaikan dengan baik tanpa adanya bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak. Oleh akrena itu, penulis mengucapkan teimakasih kepada:
1. Prof. Dr. H. Rochmad Wahab, M.A., Rektor Universitas Negeri Yogyakarta.
2. Dr. Sugiharsono, M.Si., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Yogyakarta.
3. Prof. Sukirno, M.Si., Ph.D., Ketua Jurusan Pendidikan Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta.
4. Dra. Sumarsih, M.Pd., dosen pembimbing yang senantiasa membimbing dan
memberikan arahan sehingga Tugas Akhir Skripsi dapat diselesaikan dengan
baik.
5. RR. Indah Mustikawati, M.Si., Ak., dosen narasumber Tugas Akhir Skripsi.
6. Drs. Agus Waluyo, M.Eng, Kepala SMK Negeri 1 Godean yang telah
memberikan izin untuk melakukan penelitian di SMK Negeri 1 Godean.
7. Ruliasih, S.Pd., guru pengampu mata pelajaran Akuntansi yang telah
9. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya Tugas Akhir Skripsi ini
dan tidak bisa saya sebutkan satu
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
kritik yang membangun akan diterima dengan senang hati u
lanjut. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan.
ix
Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya Tugas Akhir Skripsi ini
dan tidak bisa saya sebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
kritik yang membangun akan diterima dengan senang hati untuk perbaikan lebih
lanjut. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan.
Yogyakarta, 21 September Penulis,
Alfiany Alim Imro’ah NIM. 11403241045
Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya Tugas Akhir Skripsi ini
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
ntuk perbaikan lebih
lanjut. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan.
Yogyakarta, 21 September 2015
x
1. Prestasi Belajar Akuntansi ... 11
a. Pengertian Belajar ... 11
b. Pengertian Prestasi Belajar Akuntansi ... 12
c. Pengukuran Prestasi Belajar Akuntansi ... 13
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Akuntansi ... 14
2. Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru ... 16
a. Pengertian Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru ... 16
b. Jenis-jenis Metode Mengajar Guru ... 19
c. Pemilihan Metode Mengajar ... 22
d. Indikator Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru ... 23
3. Cara Belajar ... 23
a. Pengertian Cara Belajar... 23
b. Macam-macam Cara Belajar ... 24
c. Ciri Cara Belajar yang Baik ... 27
d. Indikator Cara Belajar ... 28
4. Motivasi Belajar ... 29
a. Pengertian Motivasi Belajar ... 29
b. Jenis Motivasi dalam Belajar ... 31
c. Fungsi Motivasi dalam Belajar ... 33
d. Ciri-ciri Motivasi ... 33
e. Indikator Motivasi Belajar ... 34
B. Penelitian yang Relevan ... 34
C. Kerangka Berpikir ... 37
D. Paradigm Penelitian ... 39
E. Hipotesis ... 40
BAB III. METODE PENELITIAN ... 42
xi
G. Instrumen Penelitian ... 46
H. Uji Coba Instrumen ... 48
I. Teknik Analisis Data ... 53
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 61
A. Deskripsi Data Umum ... 61
B. Deskripsi Data Khusus ... 62
1. Variabel Prestasi Belajar Akuntansi (Y) ... 62
2. Variabel Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru... 66
3. Variabel Cara Belajar ... 71
4. Variabel Motivasi Belajar ... 76
C. Pengujian Prasyarat Analisis ... 81
1. Uji Linieritas ... 81
2. Uji Multikolinieritas ... 83
D. Uji Hipotesis ... 84
1. Pengujian Hipotesis Pertama ... 85
2. Pengujian Hipotesis Kedua ... 87
3. Pengujian Hipotesis Ketiga ... 88
4. Pengujian Hipotesis Keempat ... 90
E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 95
F. Keterbatasan Penelitian ... 105
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 107
A. Kesimpulan ... 107
B. Saran ... 108
DAFTAR PUSTAKA ... 110
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Jumlah Siswa Kelas X SMK Negeri 1 Godean ... 45
2. Alternatif Jawaban Menurut Skala Likert ... 46
3. Kisi-kisi Angket Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru ... 47
4. Kisi-kisi Angket Cara Belajar ... 47
5. Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar ... 48
6. Hasil Uji Validitas Instrumen... 50
7. Interpretasi nilai r ... 52
8. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 52
9. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Akuntansi ... 64
10. Kategori Kecenderungan Prestasi Belajar Akuntansi ... 65
11. Distribusi Frekuensi Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru ... 67
12. Kategori Kecenderungan Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru ... 70
13. Distribusi Frekuensi Cara Belajar ... 73
14. Kategori Kecenderungan Cara Belajar... 75
15. Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar ... 78
16. Kategori Kecenderungan Motivasi Belajar ... 80
17. Rangkuman Hasil Uji Linieritas... 82
18. Rangkuman Hasil Uji Multikolinieritas ... 84
19. Rangkuman Hasil Analisis Regresi Sederhana (X1 - Y) ... 85
20. Rangkuman Hasil Analisis Regresi Sederhana (X2 - Y) ... 87
21. Rangkuman Hasil Analisis Regresi Sederhana (X3 - Y) ... 89
22. Rangkuman Hasil Analisis Regresi Ganda ... 91
23. Rangkuman Hasil Perhitungan Sumbangan Relatif ... 94
xiii
3. Histogram Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Akuntansi ... 64
4. Pie Chart Kecenderungan Prestasi Belajar Akuntansi... 65
5. Histogram Distribusi Frekuensi Persepi Siswa tentang Metode Mengajar Guru ... 68
6. Pie Chart Kecenderungan Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru ... 71
7. Histogram Distribusi Frekuensi Cara Belajar ... 73
8. Pie Chart Kecenderungan Cara Belajar ... 76
9. Histogram Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar... 78
10. Pie Chart Kecenderungan Motivasi Belajar ... 81
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Angket Uji Coba Instrumen ... 113
2. Tabulasi Data Hasil Uji Coba Instrumen ... 119
3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 126
4. Angket Penelitian ... 138
5. Tabulasi Data Hasil Penelitian ... 145
6. Rekapitulasi Nilai ... 159
7. Tabulasi Data Pokok ... 165
8. Statistik Deskriptif ... 169
9. Hasil Uji Prasyarat Analisis ... 173
10. Hasil Data Uji Hipotesis... 178
11. Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif ... 183
12. Daftar Tabel ... 189
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan hak asasi setiap manusia, hal tersebut telah diakui
di dalam Undang-undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1 yang berbunyi bahwa
setiap warga negara berhak mendapat pendidikan. Dalam pasal 31 ayat 3,
Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan
nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan
undang-undang.
Perkembangan teknologi dan persaingan global menuntut kita untuk terus
mengembangkan dan meningkatkan taraf pendidikan agar tidak tertinggal
dengan negara-negara yang lain, maka dari itu pendidikan merupakan hal
yang sangat penting bagi setiap negara. Menurut Undang-undang No. 20
Tahun 2003:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Obyek-obyek pengukuran dalam bidang pendidikan ialah Prestasi atau
hasil belajar siswa, sikap, motivasi, intelegensi, bakat, kecerdasan emosional,
minat, dan kepribadian (Djaali dan Pudji Mulyono, 2008: 4-5). Prestasi atau
hasil belajar siswa dapat dicapai dengan baik dan optimal apabila proses
faktor-2
faktor yang mempengaruhinya mendukung dan memberi pengaruh positif.
Keberhasilan belajar peserta didik dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor
eksternal. Ada beberapa hal yang termasuk faktor internal, yaitu kecerdasan,
bakat, keterampilan (kecakapan), minat, Motivasi Belajar, kondisi fisik, Cara
Belajar, minat, bakat, dan mental. Adapun yang termasuk faktor eksternal
adalah lingkungan sekolah (sarana dan prasarana, sumber belajar, media
pembalajaran, dan Metode Mengajar guru), keluarga (keadaan rumah,
ruangan tempat belajar, suasana dalam rumah, dan suasana lingkungan sekitar
rumah) dan masyarakat (keadaan sosio ekonomis, sosio kultural, dan
keadaan masyarakat).
Prestasi Belajar Akuntansi adalah hasil yang diperoleh siswa setelah
mengikuti proses belajar mengajar di sekolah melalui tes yang mencerminkan
tingkat penguasaan materi bagi para siswa. Prestasi Belajar Akuntansi penting
untuk mengukur sejauh mana siswa memahami materi yang telah diajarkan
oleh guru. Salah satu faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar siswa
adalah Metode Mengajar Guru. Metode yang tepat akan mendukung
pencapaian tujuan pembelajaran sehingga Prestasi siswa dapat meningkat.
Seorang guru dituntut untuk memilih dan menggunakan Metode yang sesuai
dengan tujuan pembelajaran karena Metode Mengajar adalah cara yang
digunakan guru untuk melakukan hubungan atau interaksi dengan siswa saat
pembelajaran berlangsung. Guru dituntut untuk melaksanakan pembelajaran
yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan bagi siswa. Guru hendaknya
dalam proses pembelajaran. Syaiful Bahri Djamarah (2000: 187) mengatakan
bahwa:
Sebagai salah satu komponen pengajaran, Metode memiliki arti penting dan patut dipertimbangkan dalam rangka pengajaran. Tanpa menggunakan Metode, kegiatan interaksi edukatif tidak akan berproses. Karena itu, tidak pernah ditemui guru mengajar tanpa memakai Metode. Metode Mengajar yang digunakan guru dapat menimbulkan Persepsi yang
berbeda-beda pada diri siswa, ada yang berpersepsi baik dan ada pula yang
berpersepsi kurang baik. Siswa yang berpersepsi baik tentunya akan
mengikuti pelajaran dengan semangat dan senang hati, sebaliknya siswa yang
berpersepsi kurang baik terhadap Metode yang digunakan guru akan malas
dan kurang berminat mengikuti pelajaran. Minat siswa dalam mengikuti
pelajaran tersebut akan berdampak pada materi yang dikuasai oleh siswa dan
Prestasi Belajar Siswa.
Tidak hanya Persepsi siswa saja yang berbeda-beda, kemampuan siswa
dalam menerima dan memahami pelajaran juga berbeda, oleh karena itu
mereka harus menempuh cara yang berbeda untuk bisa memahami materi
pelajaran. Setiap siswa memiliki Cara Belajarnya masing-masing. Cara
Belajar merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang untuk menambah
pengetahuan maupun pengalamannya. Untuk mencapai Prestasi yang baik,
maka diperlukan Cara Belajar yang baik pula. Siswa yang Cara Belajarnya
baik, maka tingkat pemahaman dan penguasaan materinya juga akan baik,
sebaliknya siswa yang tidak mengetahui bagaimana Cara Belajar yang baik
tidak akan mampu menguasai materi sehingga Prestasi Belajarnya akan
4
Hal lain yang mempengaruhi Prestasi Belajar siswa adalah Motivasi yang
ada dalam diri siswa tersebut. Motivasi berasal dari kata motif yang berarti
daya dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu
keadaan seseorang atau organisme yang menyebabkan kesiapannya untuk
memulai serangkaian tingkah laku atau perbuatan (Daryanto dan Mulyo
Rahardjo, 2012: 9). Tugas guru adalah membangkitkan Motivasi anak
sehingga ia mau melakukan belajar (Daryanto dan Mulyo Rahardjo, 2012:
10). Hasil Belajar akan menjadi optimal, kalau ada Motivasi. Makin tepat
Motivasi yang diberikan, akan makin berhasil Prestasi Belajarnya. Jadi
Motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa
(Sardiman A.M., 2012: 86). Seorang siswa yang memiliki Motivasi tinggi
maka ia akan berusaha belajar dengan tekun dan giat untuk memperoleh
Prestasi Belajar yang baik.
SMK Negeri 1 Godean adalah Sekolah Menengah Kejuruan bidang bisnis
dan manajemen. Prestasi Belajar Akuntansi siswa Kelas X Kompetensi
Keahlian Akuntansi belum sepenuhnya optimal. Hal tersebut ditunjukkan
dengan masih terdapat 35 siswa atau sekitar 36,46%dari 96siswa yang nilai
hasil belajarnya belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu
75 pada Ujian Akhir Semester Gasal Tahun Ajaran 2014/2015. Hal tersebut
menunjukkan bahwa Prestasi Belajar Akuntansi kelas X SMK Negeri 1
Godean harus dioptimalkan dengan lebih baik lagi agar semua siswa
Berdasarkan observasi pada tanggal 18 Maret 2015 di kelas AK 2, guru
membuka pelajaran dengan salam dan mengecek kehadiran siswa serta
menanyakan pekerjaan rumah. Metode yang digunakan guru Akuntansi untuk
mengajar di kelas masih konvensional, yaitu tanya jawab dan ceramah. Guru
hanya menjelaskan di depan kelas dan bertanya kepada siswa apakah ada
yang kurang paham atau kurang jelas, tidak menggunakan metode-metode
lain yang lebih menyenangkan bagi siswa dan tidak menggunakan variasi
media pembelajaran. Metode yang kurang menyenangkan bagi siswa tersebut
menimbulkan berbagai Persepsi bagi siswa yang menyebabkan siswa cepat
bosan pada pelajaran sehingga tidak memperhatikan guru di depan kelas. Hal
itu ditunjukkan dengan adanya 13 siswa yang mengobrol dengan temannya
saat pelajaran berlangsung, 1 siswa sibuk sendiri, dan 2 siswa makan di dalam
kelas.
Saat guru menanyakan pekerjaan rumah yang diberikan guru pada
pertemuan sebelumnya, kenyataannya masih banyak siswa yang belum
mengerjakan pekerjaan rumah tersebut. Saat guru memberi waktu kepada
siswa untuk menyelesaikan tugasnya, siswa mengeluh karena siswa merasa
kesulitan dengan soal tersebut dan merasa tugasnya terlalu banyak sehingga
siswa tidak dapat menyelesaikan tugasnya di rumah. Hal tersebut
menunjukkan bahwa Cara Belajar siswa kurang efektif dan siswa kurang bisa
memanfaatkan waktu yang ada saat di rumah untuk belajar dan
menyelesaikan tugasnya. Cara Belajar yang kurang efektif tersebut
6
Setelah guru memberi penjelasan, guru meminta siswa untuk
mengerjakan latihan soal yang ada di buku. Banyak siswa yang mengeluh
saat diminta untuk mengerjakan soal latihan karena soal latihan terlalu
banyak dan ada pula yang meminta soal latihan tersebut untuk pekerjaan
rumah. Hal tersebut menunjukkan kurang adanya antusias pada diri siswa
untuk belajar Akuntansi atau dengan kata lain Motivasi Belajar siswa masih
rendah sehingga menyebabkan rendahnya pula materi yang dikuasai siswa
dan menyebabkan Prestasi Belajarnya rendah.
Menanggapi uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui pengaruh
Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru, Cara Belajar, dan Motivasi
Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas X Kompetensi
Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Godean Tahun Ajaran 2014/2015.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas maka
dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut:
1. Terdapat 35 siswa atau sekitar 36,46%dari 96 siswa yang nilainya belum
memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada Ujian Akhir
Semester Gasal Tahun Ajaran 2014/2015.
2. Metode yang digunakan guru Akuntansi masih konvensional, yaitu tanya
jawab dan ceramah.
4. Metode yang kurang menyenangkan bagi siswa menyebabkan siswa
cepat bosan pada pelajaran sehingga tidak memperhatikan guru di depan
kelas Siswa belum memiliki.
5. Siswa kurang bisa memanfaatkan waktu yang ada saat di rumah untuk
belajar dan menyelesaikan tugasnya.
6. Banyak siswa yang mengeluh saat diminta untuk mengerjakan soal
latihan karena soal latihan terlalu banyak.
7. Kurang adanya antusias pada diri siswa untuk belajar Akuntansi.
C. Pembatasan Masalah
Dari berbagai permasalahan yang telah diidentifikasi di atas, tidak semua
permasalahan akan diteliti. Pembatasan masalah diperlukan agar penelitian ini
lebih terarah sehingga tidak terjadi perluasan kajian. Penelitian ini dibatasi
pada Prestasi Belajar Akuntansi pada pelajaran Akuntansi Keuangan dan
faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar Akuntansi hanya dibatasi
pada Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru, Cara Belajar, dan
Motivasi Belajar Siswa. Pertimbangan yang mendasari bahwa faktor Persepsi
Siswa tentang Metode Mengajar Guru mempunyai pengaruh yang cukup
besar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi. Begitu juga dengan faktor Cara
Belajar dan Motivasi Belajar yang ada pada diri siswa juga akan berpengaruh
pada Prestasi Belajar yang diraih siswa tersebut.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan masalah
8
1. Bagaimana pengaruh Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru
terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas X Kompetensi Keahlian
Akuntansi SMK Negeri 1 Godean Tahun Ajaran 2014/2015?
2. Bagaimana pengaruh Cara Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi
Siswa Kelas X Kompetensi Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Godean
Tahun Ajaran 2014/2015?
3. Bagaimana pengaruh Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar
Akuntansi Siswa Kelas X Kompetensi Keahlian Akuntansi SMK Negeri
1 Godean Tahun Ajaran 2014/2015?
4. Bagaimana pengaruh Persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar Guru,
Cara Belajar, dan Motivasi Belajar secara bersama-sama terhadap
Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas X Kompetensi Keahlian
Akuntansi SMK Negeri 1 Godean Tahun Ajaran 2014/2015?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas maka tujuan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengaruh Persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar Guru
terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Kelas X Kompetensi Keahlian
Akuntansi SMK Negeri 1 Godean Tahun Ajaran 2014/2015.
2. Mengetahui pengaruh Cara Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi
Kelas X Kompetensi Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Godean Tahun
3. Mengetahui pengaruh Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar
Akuntansi Kelas X Kompetensi Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1
Godean Tahun Ajaran 2014/2015.
4. Mengetahui pengaruh Persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar Guru,
Cara Belajar, dan Motivasi Belajar secara bersama-sama terhadap
Prestasi Belajar Kelas X Kompetensi Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1
Godean Tahun Ajaran 2014/2015.
F. Manfaat Penelitian
1. Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan kajian
lebih lanjut mengenai hal yang sama dengan lebih mendalam di
kemudian hari, di samping itu penelitian ini berupaya menguji teori-teori
yang sudah ada guna menambah perbendaharaan ilmu pengetahuan di
bidang pendidikan, terutama di bidang Prestasi Belajar.
2. Praktis
a. Bagi Peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan,
pengetahuan, dan pengalaman mengenai berbagai faktor yang
mempengaruhi Prestasi Belajar siswa.
b. Bagi Siswa, penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi
siswa untuk meningkatkan Prestasi Belajarnya dengan
memperhatikan faktor-faktor yang ada di dalam maupun di luar diri
10
c. Bagi Guru, penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi
guru agar guru dapat lebih meningkatkan Metode Mengajarnya
sehingga siswa lebih tertarik mengikuti proses pembelajaran dan
dapat meningkatkan Prestasi Belajar siswa.
d. Bagi Sekolah, dapat digunakan sebagai bahan pengembangan bagi
pihak sekolah untuk lebih memperhatikan Metode Mengajar guru
dalam upaya meningkatkan Prestasi Belajar Akuntansi siswa dan
11 1. Prestasi Belajar Akuntansi
a. Pengertian Belajar
Belajar adalah proses berpikir (Wina Sanjaya, 2006: 107).
Belajar dianggap sebagai proses perubahan perilaku sebagai akibat dari pengalaman dan latihan. Belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang, sehingga menyebabkan munculnya perubahan perilaku (Wina Sanjaya, 2006: 112). Menurut aliran behavioristik, belajar pada hakikatnya adalah pembentukan asosiasi antara kesan yang ditangkap pancaindra dengan kecenderungan untuk bertindak atau hubungan antara Stimulus dan Respons (S-R) (Wina Sanjaya, 2006: 114). Belajar tidak hanya penguasaan konsep teori mata pelajaran saja, tapi juga penguasaan kebiasaan, persepsi, kesenangan, minat-bakat, penyesuaian sosial, macam-macam keterampilan, cita-cita, keinginan dan harapan (Rusman 2012: 123). Daryanto dan Mulyo Rahardjo (2012: 16) menjelaskan bahwa:
12
Syaiful Bahri Djamarah (2000: 73) mengatakan bahwa:
Belajar adalah berubah. Perubahan dalam belajar adalah disadari setelah berakhirnya kegiatan belajar. Agar perubahan itu tercapai, ada beberapa prinsip belajar yang harus diperhatikan, yaitu prinsip motivasi, pemusatan perhatian, pengambilan pengertian yang pokok, pengulangan, kegunaan, pemanfaatan hasil belajar atau pengalaman, dan penghindaran dari segala gangguan dalam belajar.
Belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya (Sardiman A. M., 2012: 20). Sardiman A. M. (2012: 20) membagi pengertian Belajar dalam arti luas dan arti sempit:
Dalam pengertian luas, belajar dapat diartikan sebagai kegiatan psiko-fisik menuju perkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian dalam arti sempit, belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya.
b. Pengertian Prestasi Belajar Akuntansi
sedangkan menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2003: 102) hasil belajar atau achievement merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang.
Akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan, peringkasan dan pelaporan transaksi-transaksi suatu organisasi dengan cara-cara tertentu yang sistematis, serta penafsiran terhadap hasilnya (Mardiasmo, 2000: 1), sedangkan menurut Warren, Reeve, Fess (2005: 10) Akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Prestasi Belajar Akuntansi adalah keberhasilan siswa dalam penguasaan, pemahaman, pengetahuan, dan keterampilan Akuntansi yang diperoleh melalui tes/evaluasi yang diadakan oleh guru. Prestasi Belajar Akuntansi penting untuk mengukur dan mengetahui sejauh mana siswa dapat memahami materi yang telah diajarkan oleh guru. c. Pengukuran Prestasi Belajar Akuntansi
Pengukuran adalah suatu proses atau kegiatan untuk menentukan
kuantitas sesuatu (Zainal Arifin, 2012: 4). Zainal Arifin (2012: 2) mengatakan bahwa:
14
Alat ukur yang digunakan untuk menilai Prestasi Belajar Akuntansi adalah tes/evaluasi yang meliputi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Pada penelitian ini Prestasi belajar Akuntansi hanya dibatasi pada ranah kognitif. Siswa dikatakan tuntas atau berhasil mengikuti pelajaran Akuntansi jika memperoleh nilai sama dengan atau di atas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 75 pada Ulangan Harian, Ujian Tengah Semester (UTS), dan Ujian Akhir Semester (UAS).
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Akuntansi Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor
utama yakni faktor dari dalam diri siswa itu dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor dari lingkungan (Nana Sudjana, 2014: 39). Carrol (dalam Nana Sudjana, 2014: 40) berpendapat bahwa hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh lima faktor, yakni:
1) bakat pelajar,
2) waktu yang tersedia untuk belajar,
3) waktu yang diperlukan siswa untuk menjelaskan pelajaran,
4) kualitas pelajaran, 5) kemampuan individu.
luar individu peserta didik yang mempengaruhi belajarnya. Adapun yang termasuk faktor eksternal adalah lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat (keadaan sosio ekonomis, sosio kultural, dan keadaan masyarakat
Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar menurut Daryanto (2010:36) adalah sebagai berikut:
1) Faktor intern
a) Faktor jasmaniah, meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh.
b) Faktor psikologis, meliputi inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan.
c) Faktor kelelahan, meliputi kelelahan jasmani dan kelelahan rohani.
2) Faktor ekstern
a) Faktor keluarga, meliputi cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan.
b) Faktor sekolah, meliputi metode mengajar, kurikulum, hubungan guru dengan siswa, hubungan siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah.
16
Menurut Dalyono (2005: 55) faktor-faktor yang menentukan pencapaian hasil belajar adalah sebagai berikut:
1) Faktor internal (yang berasal dari dalam diri) a) Kesehatan
b) Inteligensi dan bakat c) Minat dan motivasi d) Cara belajar
2) Faktor eksternal (yang berasal dari luar diri) a) Keluarga
b) Sekolah c) Masyarakat
d) Lingkungan sekitar
2. Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru
a. Pengertian Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru Persepsi (perception) menurut King (2012: 225) adalah proses mengatur dan mengartikan informasi sensoris untuk memberikan makna. Kemampuan untuk membeda-bedakan, mengelompokkan, memfokuskan, dan sebagainya itu, yang selanjutnya diiterpretasi disebut persepsi (Sarlito W. Sarwono, 2012: 86).
“Persepsi berlangsung saat seseorang menerima stimulus dari dunia luar yang ditangkap oleh organ-organ bantunya yang kemudian masuk ke dalam otak. Di dalamnya terjadi proses berpikir yang pada akhirnya terwujud dalam sebuah pemahaman. Pemahaman itu yang kurang lebih disebut persepsi.”
Purwa Atmaja Prawira (2012: 64) mengatakan:
“agar individu dapat melakukan persepsi terdapat persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu terdapatnya objek yang dipersepsi dan objek harus menimbulkan stimulus yang mengenai alat indra atau reseptor, terdapat saraf sensoris yang akan meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan saraf, yaitu otak dan direspon oleh saraf motoris, adanya perhatian yang merupakan langkah pertama sebagai persiapan untuk mengadakan persepsi.”
18
Gambar 1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Wina Sanjaya (2006: 147) mengatakan:
“metode dalam rangkaian sistem pembelajaran memegang peran yang sangat penting. Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran, karena suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran.”
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru adalah proses pencernaan informasi yang diterima oleh indera manusia yang dimiliki siswa kemudian masuk ke dalam otak lalu otak memberikan makna mengenai Metode Mengajar Guru Akuntansi. Persepsi siswa yang positif terhadap Metode Mengajar Guru akan berdampak pada Prestasi Belajar Siswa karena hal tersebut akan menjadikan siswa tertarik mengikuti pelajaran tersebut. Persepsi siswa yang negatif dapat terjadi karena guru kurang menguasai materi pelajaran sehingga kurang jelas dalam penyampaiannya atau guru tidak menyampaikan tujuan mempelajari materi sehingga siswa kurang mengerti mengapa harus mempelajari materi tersebut, akibatnya siswa menjadi malas untuk memperhatikan guru. Selain hal tersebut, guru yang tidak menggunakan Metode yang bervariasi dapat menimbulkan kebosanan pada siswa sehingga Prestasi Belajarnya rendah.
b. Jenis-jenis Metode Mengajar Guru
20
Beberapa metode cocok digunakan untuk mengajar Akuntansi oleh guru akuntansi SMK Negeri 1 Godean adalah sebagai berikut: 1) Metode Ceramah
Menurut Wina Sanjaya (2006: 147) metode ceramah dapat diartikan sebagai cara menyajikan pelajaran melalui penuturan secara lisan atau penjelasan langsung kepada sekelompok siswa. 2) Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi menurut Wina Sanjaya (2006:152) adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi, atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. 3) Metode Diskusi
Metode diskusi menurut Wina Sanjaya (2006: 154) adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan. Wina Sanjaya (2006: 155) mengatakan:
“Pada metode ini bahan atau materi pembelajaran tidak diorganisir sebelumnya serta tidak disajikan secara langsung kepada siswa, materi pembelajaran ditemukan dan diorganisir oleh siswa sendiri, oleh karena tujuan utama metode ini bukan hanya sekedar hasil belajar, tetapi yang lebih penting adalah proses belajar.”
4) Metode Proyek
berbagai segi yang berhubungan sehingga pemecahannya secara keseluruhan dan bermakna.
5) Metode Pemberian Tugas dan Resitasi
Syaiful Bahri Djamarah (2000: 197) mengatakan bahwa pemberian tugas adalah suatu pekerjaan yang harus anak didik selesaikan tanpa terikat dengan tempat. Resitasi adalah suatu persoalan yang bergayut dengan masalah pelaporan anak didik setelah mereka selesai mengerjakan suatu tugas.
6) Metode Karyawisata
Metode karyawisata menurut Syaiful Bahri Djamarah (2000: 202) ialah suatu cara penguasaan bahan pelajaran oleh para anak didik dengan jalan membawa mereka langsung ke objek yang terdapat di luar kelas atau lingkungan kehidupan nyata, agar mereka dapat mengamati atau mengalami secara langsung. 7) Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab menurut Syaiful Bahri Djamarah (2000: 203) ialah suatu cara penyajian bahan pelajaran melalui bentuk pertanyaan yang perlu dijawab oleh anak didik.
8) Metode Latihan
22
c. Pemilihan Metode Belajar
Dwi Siswoyo, dkk (2011: 143-144) mengatakan bahwa untuk memilih Metode yang tepat dalam proses pendidikan perlu diperhatikan hal-hal berikut ini: 191) mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang harus dijadikan dasar pertimbangan pemilihan metode mengajar. Dasar pertimbangan itu bertolak dari faktor-faktor:
1) Berpedoman pada tujuan
Tujuan dapat memberikan pedoman yang jelas bagi guru dalam mempersiapkan segala sesuatunya dalam rangka pengajaran, termasuk pemilihan metode.
2) Perbedaan Individual Anak Didik
Aspek-aspek perbedaan anak didik yang perlu dipegang adalah aspek biologis, intelektual, dan psikologis.
3) Kemampuan Guru
Dari latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar akan mempengaruhi bagaimana cara pemilihan metode mengajar yang baik dan benar.
4) Sifat bahan pelajaran
Untuk metode tertentu barangkali cocok untuk mata pelajaran tertentu, tetapi belum tentu pas untuk mata pelajaran lain.
5) Situasi kelas
6) Kelengkapan fasilitas
Fasilitas yang dipilih harus sesuai dengan karakteristik metode mengajar yang akan dipergunakan.
7) Kelebihan dan kelemahan metode
Pemilihan yang terbaik adalah mencari titik kelemahan suatu metode untuk kemudian dicarikan metode yang dapat menutupi kelemahan metode tersebut.
d. Indikator Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru
Dari berbagai teori di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa indikator Persepsi Siswa tentang Metode mengajar Guru adalah sebagai berikut:
1) Metode Mengajar sesuai dengan tujuan pembelajaran 2) Metode Mengajar sesuai dengan kemampuan guru 3) Metode Mengajar sesuai dengan isi/materi
4) Metode Mengajar sesuai dengan fasilitas yang tersedia
5) Metode mengajar sesuai dengan kelebihan dan kelemahan metode
6) Metode Mengajar sesuai dengan pengelolaan siswa di kelas 3. Cara Belajar Siswa
a. Pengertian Cara Belajar
Cara belajar siswa juga menunjang Prestasi Belajar siswa. Oemar Hamalik (2005: 30) mengatakan:
24
Cara belajar yang dimiliki setiap siswa pasti berbeda-beda. Ada yang hanya membaca buku, membaca buku dan meringkasnya, ada yang hanya belajar saat ada tugas atau ujian, ada yang belajar dengan mengerjakan soal-soal latihan, semua tergantung dari karakterisitik siswa tersebut. Nana Sudjana (2014: 165) mengatakan:
“ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses belajar, yakni cara mengikuti pelajaran/kuliah di sekolah/perguruan tinggi, cara belajar mandiri, cara belajar kelompok, cara mempelajari buku pelajaran atau teks book, dan cara menghadapi ujian.”
Oemar Hamalik (2005: 30) mendefinisikan Cara Belajar adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam mempelajari sesuatu, artinya kegiatan-kegiatan yang seharusnya dilakukan dalam situasi belajar.
Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa Cara Belajar adalah suatu cara atau kegiatan yang dilakukan dalam proses belajar untuk mencapai suatu tujuan tertentu yaitu Prestasi Belajar. b. Macam-macam Cara Belajar
Setiap siswa memiliki kebutuhan belajarnya sendiri, belajar dengan caranya sendiri yang berbeda satu sama lain dan memproses dengan cara yang berbeda pula. Dr. Rudolf Pintner (dalam Ngalim Purwanto, 2004: 113) mengemukakan sepuluh macam metode di dalam belajar:
bagian-bagiannya. Metode ini berasal dari pendapat psikologi Gestalt.
2) Metode keseluruhan lawan bagian (whole versus part method)
Untuk bahan-bahan yang bersifat nonverbal, seperti keterampilan, mengetik, menulis, dan sebagainya tepat digunakan metode bagian.
3) Metode campuran antara keseluruhan dan bagian (mediating method)
Metode ini baik digunakan untuk bahan-bahan pelajaran yang skopnya sangat luas atau yang sukar-sukar, seperti tata buku, akunting, dan bahan kuliah lain pada umumnya 4) Metode resitasi (recitation method)
Resitasi dalam hal ini berarti mengulangi atau mengucapkan kembali (sesuatu) yang telah dipelajari. 5) Jangka waktu belajar (length of practice periods)
Dari hasil-hasil eksperimen ternyata jangka waktu (periode) belajar yang produktif seperti menghafal, mengetik, mengerjakan soal hitungan, dan sebagainya adalah antara 20–30 menit. Jangka waktu yang lebih dari 30 menit untuk belajar yang benar-benar memerlukan konsentrasi perhatian relatif kurang atau tidak produktif. 6) Pembagian waktu belajar (distribution of practice periods)
Untuk belajar yang produktif diperlukan adanya pembagian waktu belajar. Menurut hukum Jost tentang belajar, 30 menit 2 kali sehari selama 6 hari lebih baik dan produktif daripada sekali belajar selama 6 jam (360 menit) tanpa berhenti.
7) Membatasi kelupaan (counteract forgetting)
Bahan belajar yang telah kita pelajari sering kali mudah dan lekas dilupakan, maka untuk itu jangan sampai lekas lupa atau hilang sama sekali dalam belajar diperlukan adanya “ulangan” atau review pada waktu-waktu tertentu atau setelah/pada akhir suatu tahap pelajaran diselesaikan. Guna review atau ulangan ini ialah untuk meninjau kembali atau mengingatkan kembali bahan yang pernah dipelajari.
8) Mengahafal (cramming)
Metode ini berguna terutama jika tujuannya untuk dapat menguasai serta mereproduksi kembali dengan cepat bahan-bahan pelajaran yang luas atau banyak dalam waktu yang relatif singkat seperti misalnya belajar untuk menghadapi ujian-ujian semester atau ujian akhir.
26
antara kecepatan memperoleh suatu pengetahuan dengan daya ingatan terhadap pengetahuan itu.
10) Retoactive inhibition
Berbagai pengetahuan yang telah kita miliki, di dalam diri kita seolah-olah merupakan unit-unit yang selalu berkaitan satu sama lain, bahkan sering pula yang satu mendesak atau menghambat yang lain. Proses seperti ini di dalam psikologi disebut retroactive inhibition. Untuk menghindari jangan sampai terjadi retroactive inhibition
itu, disarankan agar dalam belajar jangan mencampur aduk, dalam arti beberapa mata pelajaran dipelajari dalam suatu waktu sekaligus. Untuk intu diperlukan jadwal atau
time schedule dalam belajar yang harus ditaati secara teratur.
Selain belajar di sekolah, siswa juga harus belajar mandiri di rumah. Nana Sudjana (2014: 166) mengatakan bahwa belajar mandiri di rumah adalah tugas paling pokok dari setiap siswa. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk belajar mandiri di rumah menurut Nana Sudjana (2014: 167) adalah:
1) Buka dan pelajari kembali catatan singkat hasil pelajaran di sekolah. Baca pula buku sumber berkenaan dengan materi tersebut. Kemudian membuat catatan lengkap dari bahan tersebut dengan gaya dan bahasa sendiri. Lakukan hal tersebut setiap hari setelah belajar di sekolah.
2) Pada akhir catatan yang dibuat rusmuskan pertanyaan-pertanyaan dari bahan tersebut. Pertanyaan mencakup pertanyaan ingatan dan pertanyaan ingatan.
3) Setiap pertanyaan yang dibuat, tulis pula pokok-pokok jawabannya di balik halaman tersebut.
4) Cara belajar berikutnya adalah melatih pertanyaan tersebut sampai menguasainya. Bila belum menguasai pertanyaan baca kembali catatan sehingga jawabannya betul-betul dikuasai.
5) Apabila masih ragu akan jawabannya, sebaiknya ajukan pertanyaan tersebut kepada guru pada saat pelajaran berlangsung.
7) Bila makalah harus dibuat secara individual maka diskusi kelompok diarahkan kepada pembahasan kerangka dan isi makalah untuk selanjutnya setiap orang menulisnya sesuai dengan tugasnya masing-masing.
Membaca buku adalah suatu keharusan bagi siswa karena buku merupakan sumber ilmu. Siswa yang rajin membaca buku akan memiliki pengetahuan yang luas. Nana Sudjana (2014: 170) memberi beberapa petunjuk mempelajari materi pelajaran dari buku:
1) Tentukan dahulu masalah atau bahan apa yang ingin diketahui dari buku tersebut.
2) Lihat daftar isi buku yang akan dipelajari untuk menentukan bab berapa dalam buku tersebut.
3) Bukalah halaman bab yang dikehendaki, lalu periksa butir-butir yang dimuat dalam bab tersebut. Seandainya bahan yang diperlukan ada dalam butir tertentu dari bab tersebut, bacalah butir tersebut dan tidak perlu membaca butir lainnya. Catat pokok-pokoknya kemudian gabungkan dengan catatn sendiri.
4) Jika semua butir yang ada dalam bab tersebut diperlukan, baca terlebh dahulu semua butir yang ada di dalamnya sampai selesai sambil memberi tanda pada bagian tertentu yang diperlukan.
5) Ulangi membaca bab tersebut secara lebih mendalam, terutama bagian-bagian yang telah ditandai. Catat hal-hal yang penting dan satukan dengan catatan yang dimiliki. 6) Hampir sebagian buku yang ditulis dalam bahasa asing
terutama bahasa Inggris, di bagian belakangnya disertakan indeks. Indeks dapat memudahkan kita mempelajari atau menemukan bagian penting yang kita inginkan. Indeks disusun menurut alfabetis dan disertai nomor halaman. 7) Kesulitan bahasa asing dapat diatasi apabila rajin
mempelajarinya dan tidak bosan membaca buku. c. Ciri Cara Belajar yang Baik
Menurut Syaiful Sagala (2010: 58), Cara Belajar yang baik secara umum menggambarkan:
28
diatur, mampu mengatur keuangan, rajin melaksanakan tugas-tugas belajar, sungguh-sungguh menghadiri pelajaran, datang ke sekolah tepat waktu, cahaya ruang belajar yang cukup dan lingkungan yang tenang, menyusun catatan pelajaran yang lengkap dan rapi, dan tersedia buku pelajaran yang baik dan cukup di sekolah (perpustakaan);
2) Mampu membuat berbagai catatan yaitu selalu mencatat pelajaran dan tertib dalam membuat catatan;
4) Siap belajar yaitu belajar sebelum/sesudah mengikuti mata pelajaran, menguasai/memahami isi bacaan dari materi pelajaran, belajar berangsur atau bertahap agar tidak jenuh, dan mengulang bacaan untuk menokohkan ingatan; 5) Keterampilan belajar yaitu membaca cepat dan faham apa
yang dibaca, mencatat materi pelajaran secara sistematis, memiliki kemampuan bahasa untuk memahami pelajaran, mampu mengerjakan hitungan sesuai tingkat sekolahnya, dan mengerti dan mampu menyatakan pikirannya baik tertulis maupun lisan.
6) Memahami perbedaan belajar pada tingkatan sekolah seperti SD, SLTP, dan SMU yaitu apa yang dipelajari jauh lebih banyak, rangking di kelasnya atau di sekolah, berusaha belajar secara mandiri, ada keseimbangan belajar tatap muka di kelas dengan belajar sendiri, dan pengendalian belajar tidak ketat agar tidak jenuh dan kaku; 7) Dukungan orang tua yang faham akan perbedaan belajar di masing-masing tingkatan sekolah di mana anaknya belajar; dan
d. Indikator Cara Belajar
Dari beberapa paparan di atas mengenai Cara Belajar, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Indikator Cara Belajar yang baik adalah siswa
3) mampu membaca 4) siap belajar, dan
5) mendapat dukungan orang tua. 4. Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi Belajar
Kata “motif”, diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu (Sardiman A.M., 2012: 73). Motivasi menurut Daryanto dan Mulyo Rahardjo (2012: 9) adalah:
“suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan atau keadaaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.”
Kekuatan yang menjadi pendorong kegiatan individu disebut motivasi, yang menunjukkan suatu kondisi dalam diri individu yang mendorong atau menggerakkan individu tersebut melakukan kegiatan mencapai suatu tujuan (Nana Syaodih Sukmadinata, 2003: 61). Proses motivasi menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2003: 62) meliputi tiga langkah, yaitu:
1) Adanya suatu kondisi yang terbentuk dari tenaga-tenaga pendorong (desakan, motif, kebutuhan, dan keinginan) yang menimbulkan suatu ketegangan atau tension.
2) Berlangsungnya kegiatan atau tingkah laku yang diarahkan kepada pencapaian sesuatu tujuan yang akan mengendurkan atau menghilangkan ketegangan.
30
Belajar membutuhkan motivasi yang secara konstan tetap tinggi dari para siswanya (Nana Syaodih Sukmadinata, 2003: 70). Motivasi berhubungan erat dengan emosi, minat, dan kebutuhan anak didik (Syaiful Bahri Djamarah, 2000: 185). Sardiman A. M. (2012: 75) mengatakan bahwa:
Dalam kegiatan belajar mengajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non-intelektual. Siswa yang memiliki motivasi kuat, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar.
Menurut Stipek (dalam Paul Eggen dan Don Kauchak, 2012: 67), secara umum siswa-siswa yang termotivasi dapat mengolah informasi secara mendalam dan cakap di dalam pengalaman belajar ruang kelas, gigih dalam tugas-tugas sulit dan mengalami lebih sedikit dalam masalah-masalah manajemen, serta memiliki sikap lebih positif terhadap sekolah dan menggambarkan sekolah sebagai memuaskan.
b. Jenis Motivasi dalam Belajar
Daryanto dan Mulyo Rahardjo (2012: 10) mengatakan bahwa Motivasi dapat timbul dari dalam diri individu dan dapat pula timbul akibat pengaruh dari luar dirinya.
1) Motivasi Intrinsik
Jenis motivasi ini ini timbul sebagai akibat dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan dari orang lain, tetapi atas kemauan sendiri.
2) Motivasi Ekstrinsik
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan atau paksaan dari orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu atau belajar.
Motivasi dari dalam diri dapat dilakukan dengan mendorong rasa ingin tahu, keinginan mencoba, dan sikap mandiri anak didik (Syaiful Bahri Djamarah, 2000: 185).
Nana Syaodih Sukmadinata (2003: 63) menjelaskan bahwa menurut sifatnya motivasi dibedakan atas tiga macam, yaitu:
1) Motivasi takut atau fear motivation, individu melakukan sesuatu perbuatan karena takut.
2) Motivasi insentif atau incentive motivation, individu melakukan sesuatu perbuatan untuk mendapatkan sesuatu insentif.
32
2) Jenis Motivasi menurut pembagian dari Woodworth dan Marquis
a) Motif atau kebutuhan organis b) Motif-motif darurat
c) Motif-motif objektif
3) Motivasi Jasmaniah dan Rohaniah
Yang termasuk motivasi jasmani seperti misalnya refleks, insting otomatis, nafsu, sedangkan yang termasuk motivasi rohaniah adalah kemauan.
4) Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik a) Motivasi intrinsik
Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
b) Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena ada perangsang dari luar.
c. Fungsi Motivasi dalam Belajar
Tiga fungsi Motivasi menurut Sardiman A.M. (2012: 85) yaitu: 1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai
penggerak atau motor yang melepaskan energi.
2) Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai.
Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2003: 62), Motivasi memiliki dua fungsi, yaitu: pertama mengarahkan atau directional function, dan kedua mengaktifkan dan meningkatkan kegiatan atau
activating and energizing function. Di samping itu, ada juga fungsi-fungsi lain menurut Sardiman A. M. (2012: 85):
Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, dengan adanya uasaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya. Dari penjabaran di atas maka dapat disimpulkan bahwa Motivasi Belajar berfungsi sebagai pendorong, pengarah, penyeleksi, dan penggerak kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai yaitu Prestasi Belajar Akuntansi.
d. Ciri-ciri Motivasi
Sardiman A. M. (2012: 83) mengatakan bahwa Motivasi yang ada pada diri setiap orang itu memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).
2) Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya).
3) Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah. 4) Lebih senang bekerja mandiri.
5) Cepat bosan pada tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).
34
7) Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu. 8) Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal. e. Indikator Motivasi Belajar
Indikator Motivasi Belajar dalam penelitian ini yaitu:
1) Tekun menghadapi tugas 2) Ulet menghadapi kesulitan 3) Lebih senang bekerja mandiri 4) Cepat bosan pada tugas yang rutin
5) Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini
6) Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal B. Penelitian yang Relevan
1. Penelitian yang dilakukan oleh Novi Ambar Sari (2011) yang berjudul “Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar Guru dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Magelang Tahun Ajaran 2010/2011”. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) Terdapat pengaruh positif dan signifikan Persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar Guru terhadap Prestasi Belajar Akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Magelang
Tahun Ajaran 2010/2011, dengan rx1y = 0,341; r2
x1y = 0,116 dan thitung = 3,643. (2) Terdapat pengaruh positif dan signifikan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Magelang Tahun Ajaran 2010/2011, dengan rx2y = 0,328; r2
x2y = 0,107 dan thitung = 3,485. (3) Terdapat pengaruh positif dan signifikan Persepsi
bersama-sama terhadap Prestasi Belajar Akuntansi siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Magelang Tahun Ajaran 2010/2011, ditunjukkan dengan
Ry(1,2) = 0,369; 2
(1,2) = 0,136 dan Fhitung = 7,880. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti pengaruh Persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar Guru dan Motivasi Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar Akuntansi. Perbedaannya terletak pada subjek yang diteliti dan pada penelitian ini terdapat variabel Cara Belajar.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Dwi Susilawati (2011) yang berjudul “Pengaruh Lingkungan Keluarga dan Cara Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Depok Tahun Ajaran 2010/2011”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan Cara Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi. Hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi (rx2y)
sebesar 0,389 dan koefisien determinan (r2
36
tersebut tidak meneliti Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru dan Motivasi Belajar.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Meita Setyawati (2010) yang berjudul “Pengaruh Lingkungan Keluarga dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas XI di SMA 1 Islam Gamping Tahun Ajaran 2009/2010”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi. Hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi
(rx2y) sebesar 0,486, koefisien determinan (r2
x2y) sebesar 0,236 dan thitung lebih besar dari ttabel yaitu sebesar 2,021. Motivasi Belajar memberiksn Sumbangan Relatif sebesar 57,60% dan Sumbangan Efektif 20,47%. Dengan demikian semakin baik Motivasi Belajar semakin tinggi pula Prestasi Belajar Akuntansinya. Persamaan ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Meita Setyawati adalah sama-sama meneliti Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi, sedangkan perbedaannya terletak pada subjek penelitian dan penelitian ini terdapat
variabel Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar dan Cara Belajar. C. Kerangka Berpikir
1. Pengaruh Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru terhadap prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas X SMK Negeri 1 Godean
Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru adalah proses
mengenai Metode Mengajar Guru Akuntansi. Persepsi siswa yang positif terhadap Metode Mengajar Guru akan berdampak pada Prestasi Belajar Siswa karena hal tersebut akan menjadikan siswa tertarik mengikuti pelajaran. Persepsi siswa yang negatif dapat terjadi karena guru kurang menguasai materi pelajaran sehingga kurang jelas dalam penyampaiannya atau guru tidak menyampaikan tujuan mempelajari materi sehingga siswa kurang mengerti mengapa harus mempelajari materi tersebut, akibatnya siswa menjadi malas untuk memperhatikan guru. Selain hal tersebut, guru yang tidak menggunakan Metode yang bervariasi dapat menimbulkan kebosanan pada siswa sehingga Prestasi Belajarnya rendah. Oleh karena itu,Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru diduga berpengaruh positif terhadap Prestasi Belajar Akuntansi.
2. Pengaruh Cara Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas X SMK Negeri 1 Godean
Cara Belajar adalah suatu cara atau kegiatan yang dilakukan dalam
38
menghadiri pelajaran, datang ke sekolah tepat waktu, menyusun catatan pelajaran yang lengkap dan rapi, mampu membaca yaitu memahami isi bacaan dari mata pelajaran, siap belajar yaitu belajar sebelum/sesudah mengikuti mata pelajaran.
3. Pengaruh Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas X SMK Negeri 1 Godean
Motivasi Belajar adalah suatu proses yang mendorong siswa untuk
melakukan kegiatan belajar sehingga Prestasi Belajar atau tujuan yang diinginkan dapat tercapai. Siswa yang memiliki Motivasi Belajar tinggi akan berusaha dengan gigih dalam belajar dan memiliki intensistas yang tinggi untuk belajar demi Prestasi yang baik. Motivasi Belajar berfungsi sebagai pendorong, pengarah, penyeleksi, dan penggerak kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai yaitu Prestasi Belajar Akuntansi. Siswa yang mempunyai Motivasi Belajar tinggi dapat terlihat dari Tekun menghadapi tugas, ulet menghadapi kesulitan, lebih senang bekerja mandiri, cepat bosan pada tugas yang rutin, tidak mudah melepaskan hal yang diyakini, dan senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
4. Pengaruh Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru, Cara Belajar, dan Motivasi Belajar, secara bersama-sama terhadap
Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas X SMK Negeri 1 Godean
positif terhadap Metode Mengajar guru akan dengan senang hati dan semangat mengikuti pelajaran, sebaliknya siswa yang memiliki persepsi negatif terhadap Metode Mengajar Guru akan malas mengikuti pelajaran dan cenderung tidak memperhatikan guru mengajar. Begitu juga dengan Cara Belajar dan Motivasi Belajar. Siswa yang mempunyai Cara Belajar yang baik dapat terlihat dari mampu belajar secara efisien dan Siswa yang memiliki Motivasi tinggi tentu akan semangat untuk belajar agar memperoleh Prestasi yang memuaskan. Dengan demikian, semakin baik Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru, semakin efektif Cara Belajar siswa, dan semakin tinggi Motivasi Belajar siswa akan semakin baik pula Prestasi Belajar Akuntansinya.
D. Paradigma Penelitian
40
X1 = Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru X2 = Cara Belajar
1. Terdapat pengaruh positif Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas X Kompetensi Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Godean Tahun Ajaran 2014/2015.
2. Terdapat pengaruh positif Cara Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas X Kompetensi Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Godean Tahun Ajaran 2014/2015.
3. Terdapat pengaruh positif Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas X Kompetensi Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Godean Tahun Ajaran 2014/2015.
42
BAB III
METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian ex post facto, yaitu meneliti peristiwa
atau fakta-fakta sudah terjadi. Pendekatan yang digunakan adalah analisis
kuantitatif karena data yang disajikan berbentuk angka atau data kualitatif
yang diangkakan. Ditinjau dari tujuannya, penelitian ini merupakan penelitian
kausal komparatif. Penelitian kausal komparatif ialah penelitian yang melihat
hubungan sebab akibat variabel terhadap obyek yang diteliti yaitu variabel
dependen (Prestasi Belajar Akuntansi) yang diduga dipengaruhi oleh variabel
independen (Pengaruh Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru, Cara
Belajar, dan Motivasi Belajar).
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Godean yang berlokasi di Kowanan, Sidoagung, Godean, Sleman, Yogyakarta. Pelaksanaan penelitian
dan pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Mei - Juli 2015.
C. Variabel Penelitian
Sugiyono (2012: 60) menyatakan bahwa variabel penelitian pada
dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulannya. Terdapat dua variabel dalam penelitian ini,
yaitu variabel terikat (dependent variable) dan variabel bebas (independent
1. Variabel terikat (dependent variable) dalam penelitian ini adalah Prestasi
Belajar Akuntansi.
2. Variabel bebas (independent variable) dalam penelitian ini adalah
Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru (X ), Cara Belajar (X2),
dan Motivasi Belajar (X3).
D. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Prestasi Belajar Akuntansi (Y)
Prestasi Belajar Akuntansi adalah keberhasilan siswa dalam
penguasaan, pemahaman, pengetahuan, dan keterampilan Akuntansi
yang diperoleh melalui tes/evaluasi yang diadakan oleh guru dan penting
untuk mengukur serta mengetahui sejauh mana siswa dapat memahami
materi yang telah diajarkan oleh guru. Siswa dikatakan tuntas atau
berhasil mengikuti pelajaran Akuntansi jika memperoleh nilai sama
dengan atau di atas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 75 pada
Ulangan Harian, Ujian Tengah Semester (UTS), dan Ujian Akhir
Semester (UAS) pada semester genap Tahun Ajaran 2014/2015.
2. Persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar Guru ( )
Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru adalah proses
pencernaan informasi yang diterima oleh indera manusia yang dimiliki
siswa kemudian masuk ke dalam otak lalu otak memberikan makna
mengenai Metode Mengajar Guru Akuntansi. Indikator yang digunakan
dalam variabel Persepsi Siswa tentang Metode Mengajar Guru meliputi