• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesibukan yang selalu mewarnai kehidupan kadang memang dapat membuat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN. Kesibukan yang selalu mewarnai kehidupan kadang memang dapat membuat"

Copied!
159
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Perancangan Interior

Kesibukan yang selalu mewarnai kehidupan kadang memang dapat membuat stress ataupun depresi, khususnya bagi mereka yang tinggal di lingkungan perkotaan seperti Jakarta. Berbagai tekanan pada pekerjaan, lingkungan bisnis, kehidupan sosial, dan bahkan pada kondisi lalu lintas Jakarta yang terkenal akan kepadatannya merupakan pemicu stress dan depresi yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari – hari. Jika terus dibiarkan, stress dan depresi dapat berdampak pada kondisi fisik dan psikis padahal rutinitas yang sangat padat menuntut mereka untuk selalu dalam kondisi prima. Semakin padat rutinitas maka semakin berpotensi timbulnya stress dan depresi pada seseorang, hal itu menjelaskan mengapa masyarakat perkotaan sangat rentan akan stress dan depresi.

Untuk mengatasinya banyak cara yang ditempuh, salah satunya dengan melakukan spa agar merilekskan pikiran dan menghilangkan kepenatan. Selain itu spa juga berperan dalam menjaga kebugaran tubuh dimana masyarakat perkotaan modern yang semakin sadar akan hal tersebut menjadikan peranan spa sebagai bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat perkotaan sehari – hari. Selain itu, tidak sedikit yang melakukan spa untuk tujuan kecantikan khususnya bagi wanita. Karenanya, spa kini hadir dimana-mana dengan beragam treatment dan produk yang ditawarkan. Dengan beragamnya treatment yang ditawarkan maka beragam pula sarana dan prasarana yang dibutuhkan didalamnya. Spa yang berperan bagi kesehatan

(2)

dan juga kecantikan membuat spa diharuskan menjadi tempat yang dapat menciptakan suasana relaks serta dapat memfasilitasi semua kegiatan terapi yang notabene berhubungan dengan air.

Hadirnya spa di berbagai tempat publik juga dipengaruhi oleh gaya hidup dan tren mode yang berkembang di masyarakat. Sehingga selain untuk tujuan utama sebagai sarana relaksasi dan kecantikan, spa juga dijadikan tempat untuk bersosialisasi karena tidak sedikit wanita yang mengunjungi spa bersamaan dengan rekan wanita mereka untuk menghabiskan waktu bersama sembari melakukan relaksasi dan perawatan kecantikan. Perkembangan teknologi juga semakin mengembangkan spa menjadi suatu tempat yang selalu melakukan inovasi dalam menyediakan layanan spa yang kian modern dan kian beragam. Tak lagi terbatas pada perawatan sederhana seperti pada masa awal kemunculan spa dan juga bahan-bahannya yang tradisional tetapi kini ada metode lain yang lebih modern serta bahan – bahan baru yang memperkaya pilihan namun tetap bermanfaat.

Oleh karena itu, tujuan penulis mengangkat judul ini didasari oleh keberadaan spa yang kian berkembang baik secara metode dan bahan namun juga secara filosofi. Hal tersebut memancing niat penulis untuk dapat merancang interior spa yang tak hanya dapat mewujudkan suasana yang sesuai dan dapat memfasilitasi semua kegiatannya seperti sarana kecantikan dan bersosialisasi tanpa melupakan tujuan utama sebagai sarana relaksasi.

(3)

1.2 Ruang Lingkup

1.2.1 Ruang Lingkup Permasalahan

Di Jakarta sendiri, selain gaya hidup yang serba sibuk, perkembangan tren gaya hidup membuat masyarakat mulai memperhatikan kebugaran tubuh. Salah satu cara untuk tetap prima diantara kesibukan dalam menjalani rutinitas sehari – hari adalah dengan melakukan relaksasi di spa. Karena itulah kini spa kian diminati masyarakat dan tersedia di berbagai tempat dengan keunggulan dan spesialisasi masing – masing tempat.

Untuk itu bagaimanakah spa, dengan tingkat peminat yang terus meningkat, mampu menciptakan suatu tempat relaksasi yang baik dari segi desain ruang itu sendiri maupun pengaruhnya terhadap pengguna, terstruktur dengan baik, terpenuhi segala kebutuhan pengolahan ruang dan fasilitas, serta mampu mengangkat citra dan filosofi tersendiri sehingga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat perkotaan yang rentan akan stress dan depresi. Selain itu, permasalahan lainnya seperti :

• Spa terpercaya sejak dulu manfaatnya sebagai relaksasi selain dari manfaatnya pada kesehatan. Mampukah manfaat tersebut dapat pula diwujudkan melalui penerapan desain interior?

• Sesuai dengan kian banyak spa yang bermunculan, diharapkan sebuah spa dapat mengangkat filosofi relaksasi dan hidroterapi serta pelayanan lainnya yang tersedia. Bagaimakah suatu spa dapat memberikan karakter ruangan dengan ambience relaks serta dapat memfasilitasi kegiatan dari hidroterapi tersebut? • Meninjau dari perkembangan tren gaya hidup dan teknologi yang membuat spa

(4)

yang kian beragam, bagaimanakah perancangan interior spa agar dalam pengolahan kebutuhan ruangnya dapat menampung semua aktifitas yang ada baik secara fungsional, ergonomi, maupun estetika?

• Fasilitas penunjang aktivitas juga sangat dibutuhkan untuk menciptakan spa yang baik. Namun terpenuhinya segala fasilitas penunjang tanpa pengolahan sirkulasi yang teratur akan menimbulkan masalah, baik pada pandangan visual maupun interaksinya dengan manusia. Bagaimanakah fasilitas penunjang aktifitas yang ada tersebut diatur penempatannya dengan baik sehingga memberikan konstribusi positif bagi penggunanya?

• Kepadatan aktivitas menyebabkan masalah sirkulasi bila tidak diolah dengan baik. Bagaimanakah sirkulasi yang baik sehingga memudahkan pengguna dalam aktivitasnya?

Oleh sebab itu dirasakan perlu untuk membuat suatu desain interior spa yang dapat menjadi jalan keluar bagi beberapa permasalahan diatas, melihat dari kebutuhan masyarakat yang mulai menyadari peranan spa bagi kebugaran tubuh agar manfaat yang didapat bisa optimal bagi masyarakat sebagai pengunjung spa. Perancangan spa sendiri dibatasi pada aspek-aspek elemen interior yaitu ceiling, dinding, lantai, furniture, teknik bangunan, dan fisika bangunan serta pengolahan sirkulasi yang dibutuhkan oleh pengunjung dan staff pada suatu spa. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu adanya perhatian lebih pada pengolahan interior dan organisasi ruang sebagai bentuk interaksi antara aktifitas dan kebutuhan manusia dengan fungsi dan estetika ruang.

(5)

1.2.2 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian terbatas pada permasalahan khusus interior spa seperti sirkulasi aktivitas manusia didalamnya dengan beragam fasilitas spa yang tersedia dan pemanfaatan bangunan untuk menunjang kegiatan hidroterapi yang kemudian dapat menjadi pertimbangan dalam memilih keputusan desain pada perancangan interior.

1.3 Tujuan dan Manfaat 1.3.1 Tujuan

Tujuan dari penulisan skripsi ini dilihat dari hasil pernulisan yang berupa penerapan pada interior adalah sebagai berikut :

Menjadikan spa sebagai tempat yang dapat membawa ambience relaks melalui desain interior

• Menjadikan urban day spa sebagai suatu tempat publik yang mempunyai kepribadian sendiri dalam tampil interiornya untuk mewakili citra yang dimiliki.

• Menciptakan suatu suasana yang mendukung kegiatan relaksasi dan perawatan kecantikan dengan menghadirkan sirkulasi yang ergonomis bagi kegiatan tersebut.

• Mampu memberikan organisasi ruang yang efektif untuk mendukung semua kegiatan yang terjadi didalamnya

• Desain interior yang tercapai diharapkan dapat menjadi pendukung penuh dalam aktifitas pengguna di dalamnya, sehingga interaksi yang terjadi antara pengguna dan ruang serta isinya dapat saling mendukung satu sama lain.

(6)

1.3.2 Manfaat

• Memberikan kebutuhan relaksasi bagi pengunjung yang merupakan masyarakat perkotaan dari rutinitas sehari – hari yang membuat stress.

• Menyediakan kebutuhan relaksasi dengan lokasi yang mudah diakses bagi masyarakat perkotaan.

Sebagai sarana dan prasarana bagi pemulihan kesehatan dan kebugaran.

1.4 Metodologi Penulisan

Ada beberapa metode yang digunakan dalam mengumpulkan data – data yang kemudian dipakai dalam penulisan skripsi ini. Diantaranya adalah :

1. Studi literatur

Pencarian data melalui literatur untuk memperoleh data-data yang baku dan benar. Teknik observasi

Yaitu dengan mengamati suatu peristiwa secara kronologis, atau yang sering disebut dengan survey lapangan atau bertindak sebagai pelaku. Meliputi :

Skema 1.1 Teknik Observasi

(Sumber : Data Pribadi) Pengelola Owner Manajer Staff / Therapist Pengunjung Masyarakat perkotaan Pria Wanita

(7)

3. Metode wawancara

Untuk mendapatkan data yang lengkap dan akurat adalah dengan bertanya secara lisan. Tujuannya adalah agar terjadi interaksi langsung dalam mengumpulkan data selengkapnya.

4. Konsultasi teknis (asistensi)

Pelaksanaan dilakukan dengan dosen pembimbing dan narasumber yang terkait untuk berkonsultasi tentang data, analisa data, dan proses perencanaanya.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika dari penulisan konsep dapat diuraikan sebagai berikut :

ISI

1. Bab 1 Pendahuluan

Bab ini berisi tentang penjelasan mengenai latar belakang yang mendasari pemilihan judul, permasalahan yang dijumpai pada day spa, tujuan perancangan serta sistematika penulisan.

2. Bab 2 Landasan Teori

Berisi tentang referensi pustaka tentang desain interior beserta analisanya, definisi – definisi, serta sejarah spa. Landasan ini bersumber dari buku dan internet. Selain itu pula berisi tentang data – data yang diperoleh ketika melakukan survey langsung ke lapangan yaitu beberapa spa di Jakarta. Berisi uraian mengenai sejarah dan perkembangan, struktur organisasi dan deskripsi pekerjaan serta analisa aktivitas yang terjadi.

(8)

3. Bab 3 Metode Perancangan

Merupakan pedoman perancangan dalam mendesain interior yang berisi tentang tinjauan warna, lighting, penghawaan, material, estetika, dan aplikasinya yang diharapkan mampu mengatasi masalah yang ada.

4. Bab 4 Hasil dan Pembahasan

Berisi tentang alternative desain hingga pengembangannya. Dan pengembangan akhir berupa keterangan mengenai konsep desain akhir.

5. Bab 5 Kesimpulan dan Saran

(9)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Umum

Dalam tinjauan umum dibahas tentang teori – teori yang berkaitan dengan perancangan interior pada urban day spa.

2.1.1 Urban

a. Pengertian Urban

Urban seringkali juga dimengerti sebagai kota. Menurut Wikipedia, pengertian urban sendiri lebih kepada permukiman, dimana kawasan terbangun lebih mendominasi yang didalamnya terdapat kelompok orang‐orang dalam jumlah tertentu hidup dan bertempat tinggal bersama dalam satu wilayah geografis tertentu, berpola hubungan rasional, ekonomis dan individualistis. Kota menurut definisi universal adalah sebuah area urban dengan kepadatan penduduk, kepentingan atau status hukum tertentu. Selanjutnya masyarakat perkotaan sering disebut juga urban community. Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat-sifat kehidupanya serta ciri-ciri kehidupannya, seperti :

• Padatnya penduduk

• Lingkungan perkotaan sebagian besar dilapisi beton dan aspal, bangunan-bangunan menjulang tinggi dan pemukiman yang padat.

• Mobilitas yang sangat cepat

(10)

• Corak kehidupan sosial di kota sangat heterogen(beraneka ragam) karena di kota saling bertemu berbagai suku bangsa, agama, kelompok dan masing-masing memiliki kepentingan yang berlainan.

b. Sejarah Urban

Sebuah kota (urban) terbentuk dan berkembang secara bertahap sesuai dengan peningkatan kegiatan manusia didalamnya, dimana manusia sebagai pelaku kegiatan saling berinteraksi dalam menjalani kehidupannya. Dalam hal ini kota terbentuk sebagai fungsi dari aktifitas manusia (fungsi inhabitasi) yang luas dan kompleks, yang terakumulasi dari waktu ke waktu.

Proses terjadinya urban (kota) berangkat dari berkumpulnya kelompok orang yang berbeda yang memilih tempat tinggal dan kualitas lingkungan tertentu. Pada proses itu terjadi proses inclusion dan exclusion dalam menetapkan batas dan menekankan identitas sosial dengan mempergunakan isyarat dan simbol-simbol (Rapoport, 1977). Isyarat – isyarat tersebut harus dapat dibaca dan dipatuhi layaknya peraturan yang dapat digunakan. Seringkali terjadi perbedaan dalam menghubungkan isyarat – isyarat tersebut serta ditambah dengan homogenitas kultur tiap orang sehingga konflik mudah muncul dalam keseharian.

2.1.2 Spa

a. Pengertian Spa

Kini pelayananan spa berkembang pesat baik di dalam negeri maupun diluar negeri sebagai upaya pelayanan kesehatan. Perkembangan spa tidak terlepas dari sejarah perkembangan spa di masing – masing negara sehingga kebiasaan spa berkaitan dengan negara dimana spa itu berkembang. Pelayanan spa umumnya menggunakan sumber daya alam yang tersedia di masing – masing tempat pula seperti

(11)

sumber air panas ataupun sumber lumpur mineral. Menurut kamus bahasa Perancis, spa berasal dari singkatan santé par aqua. Sedangkan menurut kamus bahasa Latin, spa berasal dari singkatan solus per aqua yang keduanya berarti sama yaitu perawatan dengan air.

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1205/Menkes/X/2004 tentang pedoman persyaratan kesehatan pelayanan SPA, di Indonesia sendiri pelayanan tersebut diartikan sebagai sehat pakai air (spa) atau tirta husada. Ditinjau dari kegiatannya, metode (cara) perawatan dan tenaga teknis yang melakukan perawatan (terapis), spa sendiri adalah suatu upaya kesehatan tradisional dengan melakukan perawatan holistik yang tidak hanya memperhatikan kecantikan raga atau tubuh tetapi juga memperhatikan kecantikan jiwa atau pikiran untuk mencapai keseimbangan tubuh secara menyeluruh dengan berbagai pelayanan profesional yang menawarkan berbagai treatment untuk memenuhi kesehatan jiwa dan juga raga.

Upaya kesehatan tradisional seperti yang telah disebutkan diatas adalah upaya kesehatan yang dilakukan diluar dari ilmu kedokteran mencakup metode, obat, sarana dan penyelenggara yang mengacu pada pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan melalui pendidikan. Mengingat bahwa spa merupakan salah satu upaya kesehatan tradisional yang mengacu pada pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan melalui pendidikan , maka pelayanan spa tersebut harus dapat memberikan jaminan bahwa pelayanan spa tersebut aman dan bermanfaat.

b. Sejarah Spa

Sejarah spa di luar Indonesia dimulai sejak zaman Mesir Kuno sebagai metode pengobatan kuno. Spa sebagai sarana pengobatan telah tercantum dalam suatu

(12)

kepustakaan medis pada tahun 1500 SM dengan judul Rig Veda yang berarti perawatan air untuk menyembuhkan demam.

Dalam dunia kedokteran, Hipokrates sebagai Bapak Kedokteran Modern telah mempergunakan spa secara luas untuk pengobatan sejak tahun 400 SM. Di dalam bukunya ia banyak mengulas berbagai macam penyakit yang dapat disembuhkan dengan menggunakan spa. Ia juga menjelaskan secara luas indikasi dan kontra-indikasi perawatan dengan air.

Di zaman modern, perawatan dengan spa dimulai pada abad 17. Diperkenalkan oleh Sir John Floyer yang mempunyai dasar ilmiah klinis kuat mengenai penggunaan air sebagai upaya penyembuhan dan kemudian di daratan Eropa mulai muncul beberapa ahli baik medis maupun non-medis yang berkecimpung dalam dunia spa. Mereka sangat popular mempergunakan spa hingga akhir abad 19.

Di daratan Amerika dikenal J.H Kellog, seorang dokter yang memperkenalkan dan mempergunakan spa secara ilmiah melalui beberapa risetnya atas penggunaan air dan efeknya. Pada tahun 1900 dia mempublikasikan tulisan berjudul Rational Hydrotherapy yang mengulas efek fisiologis dan efek terapeutik air dengan berbagai macam teknik hidroterapinya. Memasuki abad ke-20 popularitas spa kian menurun seiring dengan munculnya jenis – jenis terapi baru dan berkembangnya teknologi kedokteran modern. Di antara dokter yang masih bertahan mempergunakan spa sebagai metode pengobatan adalah Dr. OG. Carroll, seorang dokter yang juga ahli kedokteran naturopati. Ia mengembangkan teknik ini secara leboh spesifik dan ilmiah yang akhirnya dikenal sebagai constitutional hydrotherapy. Metode itulah yang saat ini menjadi landasan utama dalam mempergunakan spa untuk perawatan dan

(13)

pengobatan. Seiring dengan kemajuan dan perkembangan zaman, landasan ini juga dipergunakan dalam proses perawatan anti penuaan pada era 1980an.

Di Indonesia, sejak jaman dahulu kala manusia sudah mengenal perawatan tubuh untuk mempertahankan kondisi kesehatan tubuh dan meningkatkan kualitas kesehatan dengan cara yang lebih sederhana. Sejarah telah membuktikan bahwa Putri Keraton sudah sejak sejak lama memanjakan diri dengan para dayang dan mempercantik dirinya dengan lulur-lulur tradisional. Hal tersebut nampak pada relief candi Borobudur dan candi Prambanan yang menggambarkan para ratu dan putri yang sedang mempersiapkan mandi di kolam yang dipenuhi dengan bunga – bunga serta adanya peninggalan – peninggalan berupa tempat pemandian oleh kesultanan yang digunakan untuk menyucikan diri, beristirahat dan beribadah. Dapat dikatakan, sejarah spa di Indonesia bermula di Pulau Jawa khususnya Jogjakarta.

Kini perawatan telah berkembang sejalan dengan perkembangan tradisi budaya dan ilmu pengetahuan masyarakat. Perawatan-perawatan tersebut diwariskan secara turun temurun sehingga sampai pada generasi sekarang. Seiring berjalannya waktu, kini perawatan – perawatan tersebut mengalami perkembangan dilengkapi dengan berbagai teknologi untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi serta gaya hidup, kini spa tak lagi dalam bentuk pemandian besar seperti pada masa kuno atau dalam kemasan ilmiah yang terkesan kaku seperti di Eropa dan Amerika. Spa pada masa kini lebih menitikberatkan pada tujuan relaksasi namun masih mengingat kegunaannya sebagai perawatan kesehatan dan kecantikan.

(14)

Menurut International Spa Association (Wikipedia, http://en.wikipedia.org/wiki/Spa) spa dibagi berdasarkan ragam fasilitas yang disediakan, yaitu sebagai berikut:

Ayurvedic spa

Jenis spa yang berasal dari India yang mengkhususkan perawatan-perawatan dan penggunaan produk-produk yang natural dan alami. Sering juga digunakan sebagai alternatif pengobatan.

Day spa

Salah satu jenis spa yang paling banyak ditemui saat ini. Merupakan perawatan spa yang dikerjakan oleh tenaga profesional yang dapat dinikmati setiap harinya untuk melakukan perawatan tubuh, pemijatan, aromaterapi, dan sebagainya secara lengkap, baik hanya 1 jam sampai setengah hari tergantung pada paket yang ada pada setiap day spa.

Destination spa

Jenis spa yang bertujuan meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan konsumen dan diadakan di tempat yang memang sudah disediakan dan biasanya memiliki pemandangan indah. Jenis spa ini mempunyai program khusus yang mengharuskan kita tinggal selama beberapa hari, minggu atau bahkan bulan tergantung dari pilihan konsumen. Program-program dan fasilitas yang ada seperti penyewaan dan layanan kamar, layanan spa lengkap, perawatan tubuh pemandian sumber air panas, fitness, edukasi kesehatan, masakan-masakan sehat, perawatan kesehatan, dan sebagainya.

(15)

Mineral spring spa

Spa yang menawarkan pemandian sumber air mineral, sumber air panas atau air laut yang dapat digunakan sebagai perawatan hydrotheraphy atau perawatan dengan air langsung di sumbernya dan dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas sehingga membuat konsumen yang datang merasa nyaman untuk mandi di sumber air ini.

Resort/hotel spa

Spa yang dimiliki atau berada di sebuah resort atau hotel untuk menambah kenyamanan tamu yang ada di resort atau hotel tersebut. Umumnya menyediakan layanan spa profesional, fitness dan komponen kesehatan, dan juga menu-menu makanan khusus spa yang sehat.

Club spa

Sebuah fasilitas spa yang tujuan utamanya adalah untuk kebugaran tubuh san menawarkan berbagai layanan spa profesional yang dapat digunakan untuk sehari-hari sesuai kehendak konsumen spa yang telah menjadi anggota dalam klub spa ini.

Cruise ship spa

Spa yang dimiliki atau berada di sebuah kapal pesiar yang menyediakan layanan spa profesional, fitness dan komponen kesehatan, dan juga menu-menu makanan khusus spa yang sehat.

Medical spa

Jenis spa berlisensi yang fokus pada pemeliharaan kesehatan secara keseluruhan dengan pelayanan khusus. Pegawai yang ada dalam spa ini bukanlah terapis biasa, melaikan dokter, pakar kecantikan atau tenaga medis yang berpengalaman

(16)

dibidangnya. Biasanya menyediakan layanan khusus untuk prosedur kesehatan atau estetika dan kosmetik.

Dental spa

Suatu fasilitas dalam spa yang menyertakan supervisi dari dokter gigi yang berlisensi yang menggabungkan perawatan gigi tradisional dalam layanan suatu spa.

Mobile spa

Salah satu usaha spa yang juga banyak digandrungi, terutama di Indonesia. Banyak pelanggan yang sudah merasa terlalu lelah untuk keluar rumah setelah bekerja, tetapi ingin menikmati treatment spa. Spa ini menyediakan layanan spa yang akan mendatangkan terapis ke rumah, hotel atau dimanapun.

Connoisseur spa

Kemewahan merupakan ciri khas dari connoisseur spa. Pelayanan yang sangat memuaskan bisa dinikmati di spa ini dan pengunjung akan dilayani layaknya seorang raja dan ratu. Relaksasi dilakukan secara menyeluruh dan pengunjung dapat meminta apapun bahkan yang tidak terdapat dalam menu sekalipun.

Sedangkan menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1205/Menkes/Per/X/2004, penggolongan spa menurut tujuan perawatan terbagi menjadi dua, yaitu health spa (wellness spa) dan medical spa. Health spa (wellness spa) dapat dilihat dari lokasi dan pelayanannya sehingga dikenal dengan day spa (city spa), resort spa, destination spa, residential spa, amenity spa, mineral spring spa, dan sebagainya. Health spa adalah spa yang memberikan layanan peningkatan kesehatan, pemeliharaan, dan pencegahan yang lebih ditekankan pada relaksasi dan keindahan penampilan. Sedangkan medical spa adalah kategori spa yang memberikan pelayanan

(17)

secara menyeluruh yakni peningkatan kesehatan, pemeliharaan, pencegahan, dan dengan mengutamakan pada pemulihan (revitalisasi-rehabilitasi).

c. Fungsi dan Tujuan Day Spa

Fungsi dan tujuan spa sudah terpercaya sejak dahulu manfaatnya bagi kesehatan dan kecantikan. Hal itu menjadi alasan mengapa spa kian diminati oleh masyarakat.

Fungsi Day Spa

Solus per aqua atau spa dalam arti sebenarnya adalah penyembuhan dengan air. Hal tersebut dipercaya sejak dulu oleh bangsa Romawi dan Yunani kuno bahwa air merupakan inti kehidupan dan rahasia untuk tetap sehat. Penggunaannya dapat secara internal seperti diminum atapun eksternal seperti dalam uap untuk membersihkan, menyegarkan, memperbaiki, dan mempertahankan kesehatan. Spa awalnya untuk penyembuhan penyakit. Tapi dengan berkembangnya zaman, spa kini bertujuan untuk kebugaran, relaksasi, dan kecantikan. Karena spa dapat memperbaiki dan menyehatkan tubuh sehingga bisa membuat tercapainya keharmonisan badan, jiwa, dan sukam. Hasil yang didapat adalah seseorang dapat menjadi lebih sehat, cantik, segar dan bugar melalui relaksasi pikiran, perawatan kecantikan, latihan fisik serta pemantapan kepribadian. Pada dasarnya spa memiliki 3 fungsi, yaitu :

1. Hidroterapi

Hidroterapi tidak hanya terbatas pada mandi air panas atau air mineral saja tetapi meliputi berbagai cara penggunaan air untuk membersihkan badan, kebugaran, memperbaiki dan mempertahankan kesehatan yang sudah tentu merupakan hal yang berpengaruh pada kecantikan.

(18)

Air dingin memberi efek stimulant yang membuat pembuluh darah berkontraksi sehingga aliran darah dan reaksi kimia melambat. Hal tersebut menghambat radang sedangkan aliran darah menuju organ bertambah yang menyebabkan organ dapat berfungsi lebih baik. Air panas sebaliknya memberi efek relaksasi yang membuat pembuluh darah melebar sehingga dapat menurunkan tekanan darah dan mengurangi kaku otot yang dapat meningkatkan jumlah oksigen dan nutrisi pada jaringan dan memperbaiki jaringan yang rusak.

Penggunaan air panas dan dingin secara bergantian dapat merangsang sistem hormonal untuk metabolisme tubuh yang lebih baik. Sedangkan terapung pada air hangat memberikan efek hilangnya gravitasi bumi yang berkhasiat menenangkan.

2. Aromaterapi

Aromaterapi adalah perawatan kecantikan dan penyembuhan penyakit menggunakan minyak sari pati tumbuhan (essential oil) yang diekstraksi dari tumbuhan aromatik yang berbau wangi. Aromaterapi merupakan salah satu cabang ilmu kedokteran natural yang bertujuan untuk menyembuhkan berbagai kelainan di dalam tubuh dan jiwa (body and mind). Bahan alami yang digunakan berupa minyak atsiri/esensial yang akan meningkatkan immunitas alami dan sebagai sumber untuk melawan segala bentuk penyakit, dapat menimbulkan relaksasi, meningkatkan energi, mengurangi stres dan menyeimbangkan badan, jiwa dan sukma. Minyak esensial merupakan anti mikroba alami (anti bakteri, anti virus, anti jamur).

Penggunaan minyak essensial pada aromaterapi ini dapat dilakukan melalui penciuman (inhalasi) dalam bentuk diffuser, oil burner, atau diteteskan pada bantal. Selain itu juga bisa melalui penyerapan kulit (topikal) dalam bentuk minyak pijat,

(19)

lotion, kompres panas atau dingin, mandi, cologne. Sedangkan kalau melalui minum (ingestion) bisa berupa herbal tea.

Aromaterapi paling efektif apabila dilakukan melalui massage, karena kulit merupakan organ terbesar yang menutup permukaan tubuh dan minyak esensial terbukti dapat menembus hingga lapisan kulit paling dalam dimana terdapat pembuluh darah dan getah bening (limfe), yang kemudian menyebar ke seluruh tubuh untuk menuju organ sasaran, dimana minyak esensial tersebut akan berfungsi. Ketika dilakukan pijatan, molekul-molekul minyak esensial di udara yang tercium akan merangsang reseptor pada atap rongga hidung, kemudian melalui saraf penciuman menunju lymbic sistem di otak (merupakan pusat emosi, suasana hati/mood, kreativitas, dan memori) sehingga akan disekresi berbagai macam bahan kimia yang menimbulkan bebagai efek seperti penghilang rasa sakit, perasaan sehat/sejahtera, perasaan gembira dan perasaan tenang.

3. Pijat (terapi sentuhan)

Pijat digunakan untuk meningkatkan kesehatan secara umum, meningkatkan rasa percaya diri, meningkatkan sirkulasi dan sistem kekebalan tubuh sehingga bermanfaat pada tekanan darah, kekencangan otot, dan sistem pencernaan. Penelitian ilmiah memmbuktikan bahwa dengan sentuhan akan timbul respon fisiologis tubuh berupa perubahan pada konsentrasi hormone yang mempengaruhi aktivitas sistem syaraf pusat dan tepi serta perbaikan pada metabolisme tubuh. (Syahdina, 2010)

Bila tubuh sudah terasa penat. Ada baiknya mencoba spa untuk memanjakan diri. Dalam waktu sekejap, tubuh dan jiwa dapat dipastikan akan segar kembali.

(20)

Tujuan Spa

Tujuan utama sebuah spa adalah untuk menyediakan pengunjung dengan perbaikan gaya hidup dan peningkatan kesehatan melalui layanan professional spa yang diberikan melalui terapi air. Beberapa tujuan lain yang diperoleh dari spa adalah:

1. Relaksasi

Relaksasi biasanya dibutuhkan bagi para konsumen yang mengalami stress terutama stress pada pekerjaan. Dengan spa, diharapkan para konsumen yang mengalami stress serta tekanan dalam pekerjaan atau bahkan hanya sekedar jenuh dengan rutinitas dapat membuat pengunjung merasa tenang dan nyaman. Spa relaksasi biasanya memberikan pijatan dengan tekanan pada pengunjung di bagian tubuh tertentu yang terasa letih dan pegal. Spa dengan tujuan ini dilakukan di dalam ruangan yang memberikan rasa nyaman dengan aromaterapi dan bunyi-bunyian yang relaks.

2. Kesehatan

Spa adalah terapi dengan perantara air. Air sendiri mempunyai unsur yang sangat unik sehingga sangat efektif untuk sarana terapeutik. Air mempunyai kemampuan untuk menyimpan dan menyalurkan panas dengan baik. Air juga mempunyai densitas yang hampir mendekati tubuh manusia sehingga dengan tekanan tertentu air dapat lebih mudah mempengaruhi fungsi tubuh seperti kelenjar bagian dalam tubuh manusia.

3. Kecantikan

Seiring dengan perkembangan zaman, spa berkembang menjadi suatu tempat kecantikan, perawatan tubuh, kesehatan, kebugaran dan kenyamanan. Spa sendiri

(21)

merupakan suatu rangkaian perawatan yang terdiri dari terapi pijat seluruh badan, lulur atau body scrub, masker, terapi music, aromatherapy, mandi berendam. Proses spa biasanya memakan wakty kurang lebih satu setengah jam hingga dua jam, dimulai dari pijat, lulur, hingga mandi berendam dengan ramuan rempah yang menyegarkan tubuh. Manfaat yang didapat diantaranya adalah menghaluskan kulit, mengencangkan, mencerahkan, dan memberi nutrisi pada kulit, selain dari mengendurkan ketegangan otot dan detoksifikasi tubuh.

d. Klasifikasi Jenis Kegiatan

Klasifikasi jenis kegiatan pada spa dibedakan oleh dua pelaku utama pada spa, yaitu pengunjung dan pengelola. Pengunjung adalah tamu yang akan melakukan perawatan. Sedangkan pengelola spa tersebut seperti pemilik utama, resepsionis, terapis, dan sebagainya yang bertanggung jawab terhadap spa tersebut secara langsung.

e. Klasifikasi Jenis Aktifitas

Pengunjung adalah objek yang dikenai pekerjaan oleh mereka yang ahli dalam melayani pengunjung spa yang biasa disebut terapis. Aktivitas yang dilakukan pengunjung ialah menikmati treatment – treatment spa yang dipilihnya. Secara garis besar, treatment yang tersedia pada spa adalah sebagai berikut :

Massage treatments

Perawatan dengan melakukan pemijatan tubuh pada titik-titik tertentu yang dapat membantu relaksasi dan melenturkan kembali otot yang kaku.

Bathing

Salah satu bentuk terapi dengan berendam. Bisa dilakukan di hot tub, sauna dan mandi uap (steam bath)

(22)

Body treatments

Bentuk perawatan kesehatan dan keindahan tubuh yang dapat mengencangkan kulit dan membantu merilekskan otot. Jenis perawatannya adalah body scrub dan body wrap. Aktivitas body scrub adalah proses ekfoliasi pada lapisan sel kulit mati dengan menggunakan bahan bertekstur sedikit kasar, cara aplikasinya adalah dengan menggosoknya pada permukaan kulit. Sedangkan body wrap adalah mengoleskan masker pada tubuh kemudian didiamkan selama beberapa menit sebelum kemudian dibilas.

Facial treatments

Prosedur perawatan kesehatan kulit wajah dengan pembersihan, pemijatan, masker, penguapan (steam) dan dengan pengelupasan kulit (exfoliation).

Hair treatments

Aktivitas pada hair treatment meliputi menata rambut, mencuci rambut, melakukan perawatan pada rambut seperti creambath/hair spa ataupun hair mask sekaligus dengan proses steam pada rambut agar vitamin pada bahan bermanfaat yang digunakan dapat masuk ke dalam bagian rambut yang kemudian dilanjutkan dengan mencuci rambut serta mengeringkannya untuk ditata.

Nail care

Perawatan kesehatan kuku tangan dan kaki (pedicure dan manicure). Biasanya dilakukan pemijatan telapak tangan dan kaki terlebih dahulu. Dan diakhiri dengan pemolesan kuteks pada kuku.

Yoga dan meditasi

Ada beberapa Spa yang menyediakan layanan untuk latihan yoga dan meditasi untuk relaksasi otot dan keseimbangan pikiran agar tubuh kembali bugar.

(23)

• Refleksi

Merupakan pijatan yang dilakukan pada bagian kaki untuk mengurangi ketegangan otot kaki serta membantu untuk mengetahui serta menyembuhkan gangguan yang mungkin sedang diderita melalui penekanan pada titik – titik tertentu.

Sedangkan pengelola spa adalah subjek yang lebih banyak beraktivitas dibanding pengunjung yang umumnya lebih banyak diam pada kursi atau tempat tidur ketika treatment berlangsung.

f. Klasifikasi Fasilitas

Berdasarkan klasifikasi kegiatan dan aktivitas diatas, maka dapat diambil kesimpulan pada apa saja yang tersedia sebagai fasilitas spa. Fasilitas – fasilitas tersebut meliputi :

• Meja resepsionis

• Area tunggu

Wall display produk

Kaca dan meja rias salon (styling stations)

Kursi salon (styling chair)

Kursi cuci rambut (backwash system/shampoo area)

Alat steamer atau dryer rambut

Peralatan salon (salon cart equipment)

Meja & kursi Manicure

Kursi pedicure

• Kursi manicure

(24)

Massage Beds • Stool

• Area hidroterapi

• Toilet / shower g. Persyaratan Umum

Persyaratan – persyaratan umum spa telah tercatat secara resmi dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 1205 tentang Pedoman Persyaratan Kesehatan Pelayanan Sehat Pakai Air (SPA) pada bagian standar pelayanan spa.

Berdasarkan jenis pelayanan spa dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok yaitu:

• Kategori minimal meliputi perawatan spa dengan menggunakan hidroterapi sederhana, pijat relaksasi dan atau dengan aromaterapi sederhanan dan keindahan penampilan diri secara manual dan atau dengan peralatan sederhana.

• Kategori sedang meliputi perawatan spa dengan menggunakan hidroterapi dengan peralatan sedang, pijat, relaksasi dengan peralatan sedang, dan atau dengan aromaterapi sedang dan keindahan penampilan diri dengan peralatan sedang.

• Kategori utama meliputi perawatan spa dengan menggunakan hidroterapi dengan peralatan kompleks, pijat relaksasi dengan peralatan kompleks, dan atau dengan aromaterapi kompleks dan keindahan penampilan diri dengan peralatan kompleks.

Selain itu terdapat pula standar bagi pelanggan dilihat dari kondisi kesehatannya. Persyaratan kesehatan pelanggan adalah sebagai berikut :

(25)

2. Pelanggan tidak sedang menderita penyakit kulit ataupun penyakit menular seksual (contoh hepatitis, HIV atau AIDS, Penyakit Menular Seksual)

3. Pelanggan tidak dalam keadaan perut kosong atau kenyang

4. Terhadap pelanggan khusus ibu hamil, pelanggan dengan penyakit degenerative (hipertensi, asma, diabetes, jantung, dan epilepsy dan lain-lain) harus dalam kondisi stabil dan terkontrol (dengan keterangan dokter)

Selain persyaratan bagi pengunjung, ada pula persayaratan sebagai pelaksana spa tau yang biasa disebut terapis. Terapis adalah seseorang yang telah memiliki kompetensi pada tingkat kualifikasi tertentu sesuai kategori pelayanan spa, dan mempunyai kewenangan untuk menjalankan profesinya. Kualifikasi yang harus dimiliki adalah sebagai berikut :

• Terapis muda / pratama :

Dapat berperan dan berfungsi untuk melaksanakan pelayanan spa terapi di graha pelayanan spa dengan kompetensi :

1. Mempersiapkan ruangan, peralatan dan bahan untuk perawatan spa

2. Melaksanakan perawatan spa yang telah ditetapkan dengan teknik hidroterapi sederhana, massage, aromaterapi dengan menggunakan 5 jenis minyak atsiri local untuk relaksasi

3. Melaksanakan perawatan spa yang telah ditetapkan untuk penampilan diri secara manual dan atau dengan alat sederhana

4. Mengenali adanya keluhan setelah melakukan perawatan spa untuk dilaporkan kepada terapis madya/utama

(26)

• Terapis madya :

Dapat berperan dan berfungsi untuk melaksanakan pelayanan spa terapi dan sebagai penyelia di graha pelayanan spa kategori kecil dan sedang dengan kompetensi seperti terapis muda / pratama dengan tambahan kompetensi :

1. Melaksanakan perawatan spa yang sudah ditetapkan dengan teknik/metode hidroterapi dengan peralatan sedang, massage tradisional, dan aromaterapi dengan 7 jenis minyak atsiri local untuk relaksasi

2. Melaksanakan perawatan spa yang sudah ditetapkan dengan menggunakan teknik/metode untuk keindahan penampilan dengan alat sederhanan, peralatan elektronik sederhana

• Terapis utama

Dapat berperan dan berfungsi untuk melaksanakan pelayanan spa terapi dan sebagai penyelia dan pemrogram pelayanan spa di graham pelayanan spa dengan kompetensi seperti terapis madya dengan tambahan kompetensi :

1. Mengenali kebutuhan klien dan menetapkan metode perawatan yang akan dipergunakan untuk mendapat perawatan spa

2. Melaksanakan perawatan spa yang sudah ditetapkan menggunakan teknik/metode utama seperti hidroterapi kompleks untuk relaksasi dan aromaterapi dengan menggunakan 7 jenis minyak atsiri local dan 3 jenis minyak atsiri luar untuk relaksasi

3. Melaksanakan perawatan spa yang sudah ditetapkan menggunakan teknik/metode untuk keindahan penampilan tubuh secara total menggunakan alat kompleks, peralatan elektronik kompleks

(27)

4. Memberikan pesan/saran untuk perawatan periodic/lanjutan untuk memperoleh hasil optimal

5. Membuat rencana operasional pelayanan dan melaksanakan operasional, pengendalian dan pengawasan pelayanan spa

Kategori spa sederhana Kategori spa sedang Kategori spa utama

1 terapis muda 1 terapis madya Konsultan part-timer •Dokter •Fisioterapis •Terapis kecantikan (beauty therapist) 2 terapis muda 1 terapis madya 1 terapis utama Konsultan full-timer •Terapis kecantikan Konsultan part-timer •Fisioterapis •Dokter 6 terapis madya/utama 6 terapis muda Konsultan full-timer • Terapis kecantikan • Fisioterapis Konsultan part-timer • Dokter

Tabel 2.1 Kategori Spa

(Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1205/Menkes/Per/X/2004)

Selain itu diperlukan juga bahan – bahan alami yang paling penting seperti air, minyak esensial, dan ramuan. Bahan – bahan alami tersebut harus memenuhi syarat tertentu. Untuk air yang digunakan, persyaratannya adalah :

(28)

a. Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari – hari harus sesuai dengan persyaratan dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 416/MENKES/PER/IX/1990 tentang Syarat – Syarat dan Pengawasan Kualitas Air.

b. Air untuk pool therapy baik yang menggunakan sumber air panas atau pemandian alam, kualitas airnya harus memenuhi syarat kesehatan sesuai Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 061/MENKES/PER/I/1991 tentang Persyaratan Kesehatan Kolam Renang Dan Pemandian Umum.

c. Air yang digunakan khusus untuk proses perawatan, tidak mengandung bahan – bahan berbahaya, seperti misalnya bakteri Legionella yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan.

Minyak esensial adalah bahan utama yang terdapat dalam pelayanan spa karena minyak esensial terpercaya membawa kesan relaks dalam suasana spa. Yang terpenting adalah bahwa minyak esensial harus berasal dari bahan alami dengan memperhatikan label, jenis, dan kemasan produk dalam penggunaannya agar sesuai dengan peraturan yang berlaku. Persyaratan minyak esensial adalah sebagai berikut :

a. Produk minyak esensial yang digunakan minimal berkualitas dan atau berlabel “Therapeutical grade” dan “Natural”

b. Bentuk produk minyak esensial yang lebih tinggi kualitasnya harus berlabel “Pure plant essential oil”

c. Minyak esensial yang berkualitas dan atau berlabel “Fragrance oil” dan “perfume oil” sama sekali tidak boleh digunakan pada perawatan terapi aroma.

(29)

d. Pada kemasan harus ada informasi tentang nama latin tanaman asal, cara pengolahan dan konsentrasi minyak esensial atau produk import tercantum peraturan CIHP2 tahun 1994 (Chemical Hazard Information and Packaging for Supply) dengan memuat nama dan lokasi supplier, identifikasi produk, komposisi kandungan, untuk perlindungan konsumen dari akibat negative bahaya penggunaan bahan kimia

e. Tidak diperbolehkan /dilarang menggunakan minyak esensial bukan dari hasil suliangan (steam distilasi) dan hasil rekonstruksi atau RCO/Reconstructed Oil (minyak khusus untuk produk minyak wangi), berhubung minyak esensial jenis RCO telah ditambah atau dikurangi unsur aslinya di laboratorium guna penyesuaian bagi penggunaan dalam industry makanan dan wewangian.

f. Wadah minyak esensial harus terbuat dari gelas berwarna gelap, dengan tutup yang rapat dan mempunyai pipet.

g. Harus disimpan ditempat yang sejuk dan kering (kelembaban kecil), tidak terkena sinar matahari langsung dan aman dari jangkauan anak – anak. Untuk stock/persediaan harus terisi penuh dan tertutup rapat.

h. Bahan penutup kemasan harus tahan terhadap minyak esensial. Tidak menggunakan plastic atau logam sebab minyak esensial dapat melarutkan plastic dan menyebabkan karat dan harus berwarna gelap dan tidak dari gabus .

Pada peraturan tersebut, disebutkan pula cara penggunaan minyak esensial yang baik dan benar sesuai agar tidak membawa dampak negatif pada manusia. Cara penggunaan yang ditetapkan adalah :

(30)

b. Untuk penghirupan tidak boleh menggunakan minyak esensial yang dapat menyebabkan iritasi lapisan mukosa seperti kamfer, adas, uregano, penny royal, thyme, basil, dll.

c. Minyak esensial tidak boleh digunakan tanpa diencerkan. Pengencerannya harus sesuai dosis yang tepat.

d. Tidak semua minyak esensial dapat digunakan pada ibu hamil serta ada dosis tertentu dalam penggunaannya.

e. Dosis dan jenis minyak esensial harus diperhatikan untuk bayi, anak, ibu menyususi, dan manula.

f. Gunakan minyak esensial yang berasal dari tumbuh – tumbuhan dan perhatikan sifat serta efeknya.

g. Penggunaan minyak esensial harus dilakukan uji kepekaan kulit terlebih dahulu.

h. Untuk mencegah efek samping dan mendapatkan efek yang diharapkan, penggunaan minyak esensial harus bervariasi (tidak diperkenankan satu jenis terus menerus), untuk menghindari kejenuhan. Satu jenis minyak esensial hanya boleh digunakan selama 2 minggu berturut – turut.

i. Perhatikan reaksi tubuh yang muncul (efek samping seperti rasa mual, pening, iritasi ruam kulit, gangguan emosional, atau perasaan tidak nyaman)

j. Penggunaan minyak esensial yang mengenai mata dinetralisir dengan minyak nabati dan jangan menggunakan air.

(31)

k. Tidak boleh menggunakan minyak mineral yang terbuat dari bahan sintetis (seperti baby oil) sebagai minyak karier karena bersifat toksis. Ukuran molekulnya besar sehingga menyumbat pori kulit dan mengakibatkan alergi serta iritasi kulit.

l. Jika minyak esensial tumpah, harus segera dibersihkan dengan air/lap basah atau tissue.

Selain minyak esensial, bahan lain yang terdapat pada pelayanan spa adalah ramuan. Ramuan adalah produk yang berasal dari obat tradisional dalam bentuk kemasan bahan kosmetika tradisional atau jamu. Ramuan tersebut diaplikasikan pada kulit serta rambut dengan teknik/metode tradisional. Ramuan juga memiliki persyaratan tertentu agar dapat digunakan dalam pelayanan spa yang baik, diantaranya adalah ;

a. Harus menggunakan produk – produk yang sudah terdaftar di Departemen Kesehatan atau Badan POM

b. Harus menggunakan produk yang tidak rusak dan kadaluwarsa

c. Semua produk yang digunakan dalam perawatan spa harus disimpan di tempat yang sejuk dan kering

Bahan alami lainnya juga digunakan dalam pelayanan spa seperti lumpur, mineral, tumbuhan, serta ramuan yang tidak mengandung zat/bahan berbahaya atau logam berat yang telah diuji coba balai laboratorium kesehatan dan atau balai POM serta memenuhi persyaratan larut air dan ramah lingkungan.

(32)

Bila menggunakan campuran lumpur maka perlu memperhatikan :

a. Jenis organic yaitu yang berasal dari hutan atau campuran tumbuhan atau anorganik yaitu yang berasal dari sedimen lumpur pantai, lumpur gua, dan sebagainya

b. Kandungan lumpur yang dipergunakan seperti belerang, kaolin, vulkanik, dan sebagainya

c. Lumpur tidak mengandung logam berat dan bahan beracun yang membahayakan tubuh karena dapat terserap kulit.

d. Kriteria penggunaan secara topical kandungan lumpur dan fungsinya dapat dipertanggungjawabkan keamanan dan manfaatnya.

Dan bila menggunakan campuran, maka perlu memperhatikan :

a. Jenis mineral seperti garam, belerang, dsb yang dicampurkan dalam air harus tidak menimbulkan reaksi alergi dan tidak merupakan cairan yang dapat menarik cairan tubuh.

b. Campuran mineral tidak menjadi atau merupakan larutan yang berbahaya atau beracun. Harus ada penjelasan mengenai kandungan lumpur dan fungsinya serta aman digunakan secara topical.

Bangunan dan lingkungan tempat pelayanan spa berada juga tidak luput dari pengawasan sehingga ada persyaratan tertentu yang harus dipenuhi seperti :

1. Limbah (padat, cair, gas, dan radio aktif):

(33)

b. Limbah padat, cair, dan gas yang bersifat B3 (Bahan Beracun Berbahaya) harus dikelola sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

c. Limbah padat, cair, dan gas tidak boleh melewati ambang batas yang ditetapkan

d. Tersedia sarana sanitasi (toilet) yang dilengkapi dengan tempat cuci tangan dengan jumlah yang sesuai dan memenuhi syarat-syarat kesehatan.

2. Kesehatan gedung/kantor/ruang pelayanan spa :

a. Ventilasi

• Ventilasi dapat menjamin peredaran udara di dalam kamar/ruang dengan baik

• Luas ventilasi 20% dari luas lantai ruangan

• Bila ventilasi alam tidak memenuhi persyaratan harus dilengkapi dengan ventilasi mekanis (AC, kipas angin, Exhaust Fan)

b. Pencahayaan

Intensitas cahaya yang memebuhi syarat untuk melakukan kegiatan yang memerlukan sedikit ketelitian adalah 200 – 300 lux.

c. Pembuangan limbah

Mempunyai sarana pembuangan air limbah yang memenuhi syarat kesehatan (saluran dengan penampungan air limbah / septic tank)

d. Toilet / kamar mandi

• Harus selalu tersedia air bersih yang cukup dan memenuhi syarat kesehatan, sabun cair, handuk disposable/bersih.

(34)

• Lantai kamar mandi kuat, permukaan rata, kedap air, tidak licin dan mudah dibersihkan. Kemiringan yang cukup (2-3%) kea rah saluran pembuangan air limbah.

e. Indek jentik nyamuk

Tidak melebihi dari 5%

f. Kenyamanan

Untuk suhu, berkisar antara 18-20°C dan kelembaban berkisar antara 40 – 70 %

g. Tingkat kebisingan

Tidak melebihi 85 db.

3. Higienitas perorangan dan sanitasi

a. Pengelola dan karyawan yang berhubungan langsung dengan pelanggan/pengunjug harus bebas dari penyakit menular, dibuktikan dengan surat dokter/sertifikat.

b. Pengelola dan karyawan yang melayani pelanggan harus memiliki pengetahuan tentang sanitasi dan higienitas perorangan

c. Pengelola dan karyawan harus berperilaku positif dalam bidang hygiene dan sanitasi (membuang limbah/sampah tepat pada tempat yang telah ditentukan, tidak meludah di sembarang tempat, tidak merokok pada waktu memberikan pelayanan)

d. Pengelola dan karyawan harus memberi anjuran, peringatan kepada pengunjung/pelanggan untuk berperilaku hidup berish dan sehat

(35)

e. Dilarang merokok di lingkungan spa.

4. Pelaksanaan pelayanan spa

a. Perawatan dengan hidroterapi

Hidroterapi adalah teknik/cara perawatan tubuh dengan menggunakan bantuan air (hangat, panas, dingin, uap air, air es) baik diam maupun bergerak (berupa arus/semburan air yang ditimbulkan secara elektronik/alamiah) dapat memberikan efek pijatan dan stimulasi jaringan kulit dan otot dengan berbagai keuntungan, antara lain: melancarkan sirkulasi di seluruh tubuh melalui efek tekanan hidrostatik pada pembuluh darah dan limfe, relaksasi otot, merangsang pembuangan sampah metabolic/racun dari dalam sel ke aliran darah dan melalui kulit, mengurangi ketegangan syaraf, serta memberikan relaksasi dan istirahat.

Pada waktu persiapan dan pelaksanaan perawtan hidroterapi perlu perhatian yang cukup agar sesuai dengan prinsip menerapkan tujuan, manfaat yang akan dicapai dan keamanan klien.

a. Persiapan :

1. Tempat yang akan digunakan dicek kebersihannya, air dan atau larutan yang akan dipergunakan perlu diatur/apakah sudah sesuai rencana (yang telah diprogramkan)

2. Pengecekan peralatan yang akan dipergunakan secara lengkap termasuk kelayakan operasionalnya. Misalnya pusaran / tekanan air sudah berjalan, pengecekan suhu air (biasanya berkisar 34-42,5 derajat celcius untuk seluruh badan dan antara 40 – 52 derajat celcius untuk local pack atau anggota tubuh dan ph air ±7 (normal). Sangat penting pengecekan pada sistem pengontrol suhu / pengendali suhu untuk menjaga peralatan apakah masih berjalan normal.

(36)

3. Persiapan pengecekan keadaan umum klien (sehat, tidak sakit kulit, sakit jantung dan atau tekanan darah yang tidak terkontrol, dsb)

4. Perlu penyiapan handuk dan tempat ganti pakaian

5. Pemberian informasi yang jelas tentang perawatan yang akan dikerjakan, dan reaksi – rekasi yang perlu diperhatikan misalnya merasa pusing, mual, atau keluhan lain yang perlu diperhatikan, misalnya merasa pusing, mual atau keluhan lain seperti gatal – gatal, sesak nafas, dsb, apabila reaksi (efek samping) terjadi dapat agar segera memberitahu ke supervisor atau konsultan kesehatan.

b. Pelaksanaan

Tidak dibenarkan menambah air panas di bak pada saat pelanggan ada didalamnya. Perlu diperhatikan :

1. Penerapan teknik full bath, emersion, atau pack dsb.

2. Bila diperlukan, larutan/campuran tambahan yang dipergunakan harus mempunyai manfaat

3. Waktu pemberian (misalnya larutan mineral belerang 8-15 menit)

4. Ph air sekitar 7 (normal)

5. Suhu air

(37)

Pedoman suhu

Diatas 43,3° C Terlalu panas

Tidak aman untuk penggunaan rumah kecuali untuk rendam sebagian tubuh : lengan, tangan, kaku, balutan / kompres local

40,5 - <43,3° C Sangat panas

Hanya untuk waktu pendek : 5-15 menit. Perhatikan untuk hipertermia. Tidak direkomendasikan untuk mereka dengan kondisi kardiovaskuler

37,7 - <40,5° C Panas

Umumnya dapat ditoleransi untuk kebanyakan terapi rendam dengan lama rendam 15-25 menit

36,6 - <37,7° C Hangat

Sedikit diatas suhu tubuh. Ideal untuk absorpsi rendam herbal dengan lama rendam 15 – 30 menit

32,2 - <36,6° C Netral

Rendam nyaman yang menghasilkan reflex pemanasan adalah rentang suhu normal permukaan kulit dengan lama rendam 5 – 10 menit

26,6 < 32,2° C Rendam sedikit dingin

(38)

untuk rendam jangka pendek kurang dari 5 menit untuk refleks pemanasan

18,3 - <26,6° C Rendam dingin

Rendaman atau celupan sangat singkat untuk mendapatkan refleks pemansan tubuh yang dramatic. Tidak direkomendasikan lebih lama dari 30 detik karena dikhawatirkan akan hipotermia

<18,3° C Sangat dingin

Tidak direkomendasikan untuk penggunaan rumah kekcuali rendam sebagian atau aplikasi lokal kompres dingin, kompres es dll

Tabel 2.2 Pedoman Suhu

(Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1205/Menkes/Per/X/2004)

Perhatian/kontraindikasi :

1. Individu dengan kelumpuhan atau gangguan lain yang menyebabkan gangguan sensasi/rasa raba yaitu mereka yang tidak dapat merasakan perubahan suhu air sehingga dapat menyebabkan luka bakar.

2. Individu dengan penyakit diabetes mellitus dan hipertensi disarankan untuk berkonsultansi dahulu dengan dokter

3. Wanita hamil, lansia, orang yang sedang dibawah pengaruh alkohol atau obat

(39)

5. Bak mandi, Jacuzzi dan kolam dapat menjadi tempat berkembang biak bakteri dan organism lain yang menyebabkan infeksi. Perlu diperhatikan kebersihan dan perawatan, suhu yang tepat serta terapi dengan zat kimia tertentu

b. Perawatan dengan aromaterapi

Pada prinsipnya dalam menerapkan perlu memperhatikan tujuan, manfaat yang akan dicapai dan keamanan klien

a. Persiapan :

1. Tempat yang akan digunakan untuk perawatan spa dicek kebersihannya

2. Ventilasi ruang perawatan aromaterapi harus baik dan dilengkapi dengan exhaust fan yang menjamin supaya aroma dari perawatan sebelumnya cepat hilang karena belum tentu aroma tersebut cocok untuk klien berikutnya

3. Minimal ada waktu pertukaran udara bersih 5 menit antara klien dengan klien berikutnya

4. Peralatan dan fasilitas yang dipergunakan diperiksa fungsi dan kelengkapannya. Alat yang digunakan antara lain : vaporizer (aroma burner), inhalation bowl, dan sebagainya

5. Persediaan minyak esensial dan pencampuran minyak esensial untuk perawatan harus dilakukan pada ruang terpisah dengan ruang perawatan

6. Usahakan setiap terapis untuk selalu mencuci tangan dan menarik nafas dalam – dalam pada udara bersih pada waktu diantara klien dengan klien berikutnya untuk mencegah terjadinya akumulasi efek minyak esensial pada diri terapis

7. Konsultasi klien yang meliputi pengecekan keadaan/kondisi yang perlu mendapat perhatian khusus atau kontraindikasi seperti adanya penyakit sistemis, keluhan

(40)

spesifik, kondisi/kelainan kulit, ketebalan jaringan lemak kulit, karakter/sifat, kebiasaan hidup, pola makan, dll

8. Apabila timbul reaksi dan efek yang tidak diharapkan, seperti rasa gatal, pusing, mual, iritasi/alergi pada saluran nafas atau keluhan lain selama perawatan agar segera memberitahu kepada terapis untuk segera ditanggulangi

b. Pelaksanaan :

Perlu perhatian khusus pada kemungkinan reaksi yang dapat timbul dan perlu mendapat perhatian seperti keluhan pusing, berdebar – debar, pucat, mual atau gatal – gatal. Perlu diperhatikan :

1. Penerapan teknik penghirupan (langsung, penguapan), aplikasi topical (massage, campuran produk kosmetik), kompres, rendaman/emersion (seluruh tubuh, bagian – bagian tubuh tertentu)

2. Minyak esensial (konsentrasi dan dosis) dan jenis minyak karier yang digunakan

3. Sifat dan efek minyak esensial yang akan digunakan, apakah peka terhadap sinar matahari, mengiritasi kulit/lapisan mukosa atau beracun

4. Waktu pemberian (lama kontak) harus dianjurkan untuk tidak dibersihkan selama 4-8 jam, untuk memaksimalkan penyerapan minyak esensial

5. Perlu memperhatikan kemungkinan adanya / timbulnya alergi pada indra penciuman atau kemungkinan menambah keluhan misal adanya rhinitis.

c. Perawatan pijat

Pada prinsipnya dalam menerapkannya perlu memperhatikan tujuan, manfaat yang akan dicapai dan keamanan klien.

(41)

a. Persiapan :

1. Tempat/ruangan yang akan digunakan dicek kerapian dan kebersihannya

2. Pengecekan kelengkapan dan fungsi peralatan yang akan dipergunakan. Alat untuk terapi pijat antara lain bed massage, pelican (oil, bedak, atau zat lain yang diperlukan), selimut, handuk, celana, kimono.

3. Dilakukan pemeriksaan keadaan kesehatan secara umum. Perhatian khusus atau kontraindikasi misal klien dengan thrombosis, pembengkakan yang belum jelas penyebabnya, patah tulang, tekanan darah atau lemah jantung yang belum terkontrol, demam

4. Klien dipersiapkan untuk melaksanakan perawatan. Terapis harus menjelaskan tahapan yang akan dikerjakan. Perlu diperhatikan apabila merasa sakit, nyeri waktu dipijat, pusing, mual atau keluhan lain seperti gatal – gatal agar segera memberi tahu terapis (bila menggunakan oil atau zat pelicin)

b. Pelaksanaan :

Perlu perhatian khusus pada kemungkinan reaksi yang mungkin dapat timbul dan perlu mendapat perhatian seperti: keluhan pusing, berdebar – debar, pucat, mual atau gatal – gatal. Perlu diperhatikan :

1. Penerapan teknik massage (grip massage) dan prosedur memegang dan menyangga (support) bagian tubuh yang dipijat

2. Aroma / oil yang dipergunakan bila dengan terapi aroma

(42)

h. Persyaratan Fasilitas

Fasilitas pada spa juga diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 1205 tentang Pedoman Persyaratan Kesehatan Pelayanan Sehat Pakai Air (SPA). Peralatan harus memenuhi syarat sebagai berikut :

1. Peralatan :

a. Peralatan harus memadai serta terjamin mutu, manfaat dan keamanannya.

b. Alat kesehatan yang digunakan dalam perawatan spa harus terdaftar di Departemen Kesehatan.

c. Peralatan dan alat yang digunakan dalam pelayanan spa antara lain : bak biasa, whirlpool, Jacuzzi, shower, berbagai jenis steamer, sauna, selimut pemanas (electrical blanket), alat facial dan manicure – pedicure yang terjamin mutu, manfaat, dan keamanannya.

Peralatan sederhana Peralatan sedang Peralatan kompleks

a. Shower

b. Bathtub

c. Steamer tradisional

d. Facial (manual)

a. Aqua medic pool

• Jacuzzi/whirlpool • Bathtub b. Steamer/sauna c. Electric blanket d. Soundsystem e. Facial equipment f. Electric massage

a. Aqua medic pool

• Jacuzzi

• 2 whirlpool

• Water exercises area

b. Hidrotub (air&water jet)

c. Electric blanket

(43)

sederhana e. Facial equipment f. Electric massage g. 5 shower room h. 5 steamer / sauna i. Vicky shower j. Fitness equipment k. Great shower (optional)

l. Sarer & US (optional)

Tabel 2.3 Fasilitas Peralatan Spa

(Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1205/Menkes/Per/X/2004)

Selain itu, diatur pula penggunaan dan pemeliharaannya sesuai dengan tujuan pelayanan spa sebagai berikut :

a. Penggunaan peralatan khusus harus dilakukan oleh staff/tenaga yang sudah terlatih

b. Peralatan yang dipergunakan harus dijaga kebersihannya. Setiap kali habis dipergunakan harus dicuci, dibilas, atau disterilisasi dengan menggunakan sabun, air bersih atau bahan yang mengandung antiseptic atau desinfektan.

c. Peralatan harus diperiksa keamanannya oleh teknisi yang bekerja di spa ssetiap kali sebelum penggunaan. Pemeriksaan dan pemeliharaan semua peralatan secara

(44)

menyeluruh harus dilakukan pengecekan secara periodic minimal 6 (enam) bulan sekali.

d. Kalibrasi untuk instrumentasi yang menggunakan daya listrik, seperti pengontrol suhu atau tekanan air harus dilakukan secara teratur minimal 6 (enam) bulan sekali.

Pada ruangan spa juga diatur sedemikian rupa sehingga bersih, nyaman, dan membuat relaks. Dapat dilakukan melalui pengaturan warna ruangan, warna perabotan, latar belakang musik yang sesuai, tanaman hidup segar serta benda seni Indonesia dan sebagainya. Fasilitas ruangan yang terdapat pada spa terbagi menjadi 3 kategori yaitu sederhana, sedang, dan utama/lengkap.

Kategori sederhana Kategori sedang Kategori utama/lengkap

3 kabin perawatan Resepsionis Ruang tunggu Toilet

Kabin untuk laki – laki dan perempuan harus terpisah 6 kabin perawatan Resepsionis Ruang tunggu 2 shower / toilet Ruang steam/sauna Gudang

Area laki – laki dan perempuan harus terpisah 12 kabin perawatan Ruang tunggu Resepsionis 3 shower/bath/toilet Ruang steam/sauna Gudang Locker room Juice bar

Tabel 2.4 Kategori Peralatan Spa

(Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1205/Menkes/Per/X/2004)

(45)

2.2 Tinjauan Khusus

Pada tinjauan khusus akan dibahas tentang definisi urban day spa dan data – data hasil survey langsung mengenai tempat – tempat yang menyediakan layanan day spa.

2.2.1 Urban Day Spa

Definisi urban day spa sendiri mengacu pada pengertian day spa, yaitu salah satu jenis spa yang paling banyak ditemui saat ini serta dapat dinikmati setiap harinya untuk melakukan perawatan tubuh, pemijatan, aromaterapi, dan sebagainya secara lengkap, baik hanya 1 jam sampai setengah hari tergantung pada paket yang ada pada setiap day spa atau menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 1205, urban day spa dapat juga berarti city spa. Jika target pengunjung day spa pada umumnya dapat berasal dari usia dan jenis kelamin yang bebas yaitu dari pria dan wanita serta usia yang beragam bahkan bayi sekalipun, maka target pengunjung pada urban day spa terbatas hanya untuk masyarakat perkotaan (urban) pada usia produktif kerja. Selain itu, lokasi urban day spa juga berada di daerah yang dipadati oleh masyarakat perkotaan sehingga treatment yang ditawarkan urban day spa disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat perkotaan yang sangat membutuhkan relaksasi dari kesibukan aktivitas khas perkotaan.

2.2.2 Green Design

Menurut kamus Oxford mengenai desain modern, penggunaan kata “green” mulai digunakan pada tahun 1970 yang pada saat bersamaan sedang ramai terjadi perdebatan tentang lingkungan dan ekologi. Politik “hijau” tersebut berawal di Eropa, lebih tepatnya Jerman Timur, yang pada saat itu sedang berkampanye menentang

(46)

tenaga nuklir. Kemudian meluas hingga Inggris dimana akhirnya didirikan organisasi Greenpeace. Terlepas dari itu semua, makna sebenarnya,green design adalah suatu cara yang dilakukan dengan pertimbangan pada kepentingan ekologi, penggunaan jangka panjang, daur ulang, konservasi alam, kebersihan, serta keamanan lingkungan domestic. Green design tidak mudah didefinisikan bahkan sering dikenal sebagai sustainable design. Sustainable design adalah desain yang berkelanjutan sehingga tidak memerlukan sumber daya alam yang baru dalam kurun waktu yang singkat. Green design tersebut dapat diterapkan pada berbagai aspek seperti sosial, ekonomi, ekologi, dan lain-lain. Pada aspek desain, green design adalah sebuah desain yang memanfaatkan sumber daya alami dalam penerapannya seperti memanfaatkan sinar matahari sebagai penerangan ataupun memanfaatkan angin untuk sirkulasi udara alami. Dalam aspek lebih lanjutnya yaitu desain yang menggunakan material ramah lingkungan, artinya tidak mengeksploitasi sumber daya alam dalam penggunaannya misalnya menggunakan lampu bertenaga matahari, pemanas air bertenaga matahari, dan sebagainya. Menurut Brenda dan Robert Vale, terdapat 4 (empat) bidang yang perlu dipertimbangkan dalam green design, diantaranya adalah :

1. Material

Diperoleh dari alam dengan sumber yang telah dikelola dan dipanen secara berkelanjutan atau yang diperoleh secara lokal untuk mengurangi biaya transportasi atau diselamatkan dari bahan reklamasi di lokasi terdekat. Material yang dipakai menggunakan green specification yang termasuk dalam daftar Life Cycle Analysis (LCA) seperti: energi yang dihasilkan, daya tahan material, minimalisasi limbah, dan dapat untuk digunakan kembali atau didaur ulang. Selain itu ada pula prinsip desain lain dalam mewujudkan desain yang berkelanjutan, seperti :

(47)

• Low impact material, dengan memilih material yang tidak beracun, material yang dapat digunakan kembali, dan material yang menggunakan sedikit energy dalam proses pembuatannya.

• Energy efficiency, dengan menggunakan produk – produk pabrikasi yang menggunakan sedikit energy dalam pembuatannya

• Quality and durability, dengan memilih material yang berumur panjang dan mudah dalam perawatannya

• Design for reuse and recycling, yaitu desain yang memperhatikan keadaan di masa datang

• Biomimicry, dengan menggunakan material yang dapat digunakan secara berkelanjutan

• Service substritution, dengan merubah pola pikir kepemilikan yang awalnya kepemilikan individual menjadi kepemilikan bersama

• Renewability, dengan menggunakan material yang dapat digunakan kembali serta meminimalisasi dampak negatif pada lingkungan.

Tabel 2.5 Klasifikasi Material

(48)

2. Energi

Perencanaan dalam pengaturan sirkulasi udara yang optimal untuk mengurangi penggunaan AC serta mengoptimalkan cahaya matahari sebagai penerangan di siang hari.

3. Air

Mengurangi penggunaan air dan menggunakan STP (siwage treatment plant) untuk mendaur ulang air dari limbah rumah tangga sehingga bisa digunakan kembali untuk tangki toilet, penyiram tanaman, dll. Menggunakan peralatan hemat air, seperti:

• Menggunakan WC yang dual flush dengan max 4,5 L/flush

• Menggunakan keran washtafel dengan debit max 8 liter/menit, lebih baik apabila menggunakan keran yang dapat menutup sendiri (autostop

• Menggunakan shower yang dibawah 7 liter/menit

4. Faktor Kesehatan

Menggunakan material dan produk-produk yang tidak beracun akan meningkatkan kualitas udara dalam ruangan, dan mengurangi tingkat asma, bahkan alergi. Selain itu, dapat menggunakan material yang bebas emisi dan tahan untuk mencegah kelembaban yang menghasilkan spora dan mikroba lainnya. Kualitas udara dalam ruangan juga harus didukung menggunakan sistem ventilasi yang efektif dan bahan-bahan pengontrol kelembaban. Menurut standar kenyamanan suhu dari Internasional Standar (ISO 7730:1994)[5] menyatakan bahwa sensasi manusia terhadap suhu merupakan fungsi dari empat faktor iklim yaitu, suhu udara, suhu radiasi, kelembaban udara, dan kecepatan angin, serta dua faktor individu yakni, tingkat kegiatan yang

(49)

berkaitan dengan tingkat metabolisme tubuh serta jenis pakaian yang digunakan. Namun menurut teori adaptasi Humphreys dan Nicol, yang banyak menyangkal keberlakuan dari Standar International ISO, kenyamanan suhu sangat dipengaruhi oleh adaptasi dari masing-masing individu terhadap suhu luar di sekitarnya. Manusia yang biasa hidup pada iklim panas atau tropis cenderung memilih suhu nyaman lebih tinggi dibanding manusia yang biasa hidup pada suhu udara rendah seperti bangsa Eropa. Humphreys juga menyatakan bahwa suhu nyaman dari manusia merupakan fungsi dari suhu udara luar rata-rata. Dengan menggunakan formula Humphreys, suhu nyaman untuk daerah Jakarta dinyatakan antara 24.5° – 27°C suhu udara.

2.2.3 Survey

a. Rhea’s Chamber

Gambar 2.1 Logo Rhea’s Chamber

(Sumber : Google)

Sejarah Rhea’s Chamber

Rhea’s Chamber adalah salon kecantikan dan spa dengan konsep pelayanan mind and body treatment. Sebuah tempat dimana para dewi bernaung. Dirancang khusus untuk memanjakan setiap wanita dengan berbagai pelayanan khusus dari Eropa untuk

(50)

mengeluarkan kecantikan dari dalam. Didirikan 3 tahun lalu yaitu sejak 2010 bertempat di alamat yang sama di Jakarta hingga saat ini.

Visi dan Misi Rhea’s Chamber

Visi yang diangkat oleh Rhea’s Chamber adalah “We Bring Out The Goddess In You” melalui layanan yang diberikan kepada pengunjung khusus wanita serta staff yang semuanya serba wanita hingga security sekalipun. Pendiri merasa bahwa semua wanita terlahir cantik namun tidak semua dapat memancarkannya dengan sepenuhnya. Dengan visi tersebut, Rhea’s Chamber hadir tidak hanya dengan perawatan kecantikan spa biasa namun juga dengan program Smart Class yaitu dimana wanita dapat berkumpul untuk memperluas wawasan baik dalam hal mempercantik diri maupun dalam hal lain seperti berbisnis dan lain-lain.

Selain itu, filosofi pendiri yang beranggapan bahwa wanita itu seperti pelangi yang indah dengan berbagai warna kemudian menciptakan metode spa melalui pijatan dengan air yang dinamakan Rainbow Water Drop. Metode itu merupakan metode satu-satunya yang hanya dimiliki oleh Rhea’s Chamber.

Lokasi dan Arsitekstur Bangunan Rhea’s Chamber

Rhea’s Chamber berlokasi di Jl. Bendungan Hilir Raya No. 12 A, Jakarta. Rhea’s Chamber memiliki desain bangunan dengan gaya modern klasik.

(51)

Gambar 2.2 Tampak Bangunan Rhea’s Chamber

(Sumber : Google)

Stuktur Organisasi Ruang

Skema 2.1 Struktur Organisasi Ruang Rhea’s Chamber Lantai 1

(52)

Skema 2.2 Struktur Organisasi Ruang Rhea’s Chamber Lantai 2

(Sumber : Data Pribadi)

Skema 2.3 Struktur Organisasi Ruang Rhea’s Chamber Lantai 3

(53)

Stuktur Organisasi Karyawan Rhea’s Chamber

Skema 2.4 Struktur Organisasi Karyawan Rhea’s Chamber

(Sumber : Data Pribadi)

Job Description

• OWNER

Pemilik spa yang bertugas mengontrol segala sesuatu yang berhubungan dengan spa itu sendiri. Memegang kendali penuh atas segala sesuatunya.

• CO – OWNER

Wakil dari owner. Bertugas mewakili atau membantu owner dalam pekerjaannya.

• KOORDINATOR MARKETING

Mengatur/koordinasi hal – hal yang berhubungan dengan marketing dan berhubungan langsung dengan pengunjung.

• MARKETING

Gambar

Gambar 2.4 Area Cuci Rambut Rhea’s Chamber
Gambar 2.6 Ruang VIP Rhea’s Chamber
Gambar 2.8 Ruang Facial Rhea’s Chamber
Gambar 2.12 Resepsionis New Aphrodite  (Sumber : Data Pribadi)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan hasil penelitian dan analisis data, di Kenagarian Gauang Kecamatan Kubung Kabupaten Solok ditemukan tindak tutur direktif menyarankan dan tindak tutur

Prosiding Seminar Nasional Teknologi Inovatif Pascapanen untuk Pengembangan industri Berbasis Pertanian.. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Target luaran pengabdian adalah meningkatnya jumlah petani di desa Nanggeleng yang menerapkan metode pertanian organik dan terbentuk jaringan antar kelompok petani

Dari data yang diperoleh pada komponen Control (C7) didapatkan capaian dari dua indikator termasuk dalam kategori Baik, dengan capaian terendah pada indikator mengatur aktifitas

 Nyamuk 1antan 1antan tidak tidak memutuhkan memutuhkan darah5 darah5 dan dan memper&amp;leh memper&amp;leh ener'i ener'i dari dari nektar un'a ataupun

(C) Yang ada di bulan hanya hitam pekat di atas kepala kita karena warna hitam itu bercahaya benderang jika ada matahari. (D) Yang ada di bulan hanya hitam pekat

Dari keempat siklus yang telah dilakukan dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis dapat disimpulkan bahwa, penerapan metode cooperative learning type teams

Sementara itu keamanan dalam negeri djuga memerlukan pengeluaran biaja jang besar (didalam periode 1953 sampai dengan 1957 pengeluaran-pengeluaran untuk