• Tidak ada hasil yang ditemukan

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN MAHASISWA PADA PROGDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN MAHASISWA PADA PROGDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR."

Copied!
155
0
0

Teks penuh

(1)

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN MAHASISWA PADA PROGDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU

POLITIK UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ilmu Administrasi Bisnis FISIP UPN ”Veteran” Jatim

Oleh : DENI IRWANTO

0542010034

YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK JURUSAN ILMU ADMINISTRASI BISNIS

(2)

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN MAHASISWA PADA PROGDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU

POLITIK UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

Disusun Oleh :

DENI IRWANTO 0542010034

Telah di setujui untuk mengikuti Ujian Skripsi Menyetujui,

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Dra. Sonja Andarini, M.Si Dra. Siti Ning Farida, M.Si

NIP. 030 223 612 NIP. 030 207 136

Mengetahui, DEKAN

(3)

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN MAHASISWA PADA PROGDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU

POLITIK UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

Disusun Oleh : DENI IRWANTO

0542010034

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Pada tanggal 23 April 2010

Pembimbing Utama Tim Penguji

1.

Dra. Sonja Andarini, M.Si Drs. Sadjudi, S.E, M.Si

NIP. 030 223 612 NIP. 030 134 635

Pembimbing Pendamping

2.

Dra. Siti Ning Farida, M.Si R.Y. Rusdianto, S.Sos, M.Si

NIP. 030 207 136 NIP. 957 200 046

3.

Dra. Siti Ning Farida, M.Si NIP. 030 207 136

Mengetahui, DEKAN

(4)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Skripsi dengan judul “Variabel-variabel yang mempengaruhi kepuasan mahasiswa pada progdi Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur”.

Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih kepada Ibu Dra. Sonja Andarini, M.Si dan Ibu Dra. Siti Ning Farida, M.Si yang bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan petunjuk kepada penulis dan tidak lupa penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Ibu Dra. Hj. Suparwati, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Drs. Sadjudi, S.E., M.Si., selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Drs. Nurhadi, M.Si., selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

(5)

5. Kedua orang tua penulis yang telah banyak memberikan dukungan moral maupun materiil sehingga dapat terselesaikannya laporan Skripsi ini.

6. Saudara dan teman-teman yang sudah memberi semangat dan dukungannya dalam menyelesaikan laporan Skripsi ini.

Penulis menyadari segala keterbatasan kemampuan dan pengetahuan, sehingga saran dan kritik bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan penulisan ini.

Akhir kata penulis berharap semoga laporan Skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Surabaya, April 2010

(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ……… vii

DAFTAR TABEL ……… viii

ABSTRAKSI ………. ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran ... 8

2.1.1 Konsep Pemasaran ... 9

2.1.2 Manajemen Pemasaran ... 11

2.2 Pengertian Jasa ... 11

2.2.1 Karakteristik Jasa ... 12

2.2.2 Klasifikasi Jasa ... 15

2.2.3 Kualitas Jasa ... 21

2.2.4 Produk Jasa ... 22

2.2.5 Pengertian Harga/Tarif Jasa... 23

(7)

2.2.5.2 Faktor-faktor Mempengaruhi Harga/Tarif ... 25

2.2.6 Saluran Distribusi Bisnis Jasa... 29

2.2.7 Pengertian Orang ... 30

2.2.8 Pengertian Bukti Fisik ... 31

2.2.9 Pengertian Proses ... 33

2.2.9.1 Pengelompokan Proses Jasa ... 33

2.3 Pengertian Kepuasan Konsumen ... 35

2.3.1 Pengukuran Kepuasan Konsumen ... 35

2.3.2 Faktor-faktor Mempengaruhi Kepuasan Konsumen ... 37

2.4 Kerangka Berfikir ... 41

2.5 Hipotesis ... 43

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional... 44

3.2 Populasi, Sampel dan Proposional Stratifikasi Random Sampling .. 50

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 52

3.4 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 53

3.4.1 Uji Validitas dan Reliabilitas. ... 53

3.4.2 Uji Asumsi Klasik ... 54

3.4.3 Teknik Analisis Linier Berganda ... 57

3.5 Pengujian Hipotesis ... 58

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Sejarah Singkat UPN “Veteran” Jawa Timur ... 62

(8)

4.1.2 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UPN “Veteran” Jawa

Timur ... 65

4.1.2.1 Visi, Misi dan Tujuan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UPN “Veteran” Jawa Timur ... 66

4.1.3 Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis UPN “Veteran” Jawa Timur ... 67

4.1.3.1 Visi, Misi dan Tujuan Progdi Ilmu Administrasi Bisnis ... 67

4.1.4 Lokasi UPN “Veteran” Jawa Timur ... 68

4.1.5 Struktur Organisasi FISIP UPN “Veteran” Jawa Timur ... 69

4.2 Deskripsi Hasil kuesioner ... 80

4.3 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 91

4.3.1 Uji Validitas ... 91

4.3.2 Uji Reliabilitas ... 93

4.4 Asumsi Klasik ... 94

4.4.1 Heteroskadasitas ... 94

4.4.2 Uji Autokorelasi ... 94

4.4.3 Multikolinieritas ... 95

4.4.4 Uji Normalitas ... 96

4.5 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ... 97

4.5.1 Analisis Koefisien Korelasi Koefisien Determinasi ... 100

4.5.2 Pengujian Hipotesis ... 101

(9)

4.5.2.2 Uji t (Uji Parsial) ... 103 4.5.3 Koefisien Korelasi Parsial ... 111 4.6 Pembahasan ... 113 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 118 5.2 Saran ... 119

DAFTAR PUSTAKA

(10)

DAFTAR GAMBAR

2.1 Gambar Kerangka Berfikir ... 42

4.1 Gambar Heteroskadasitas ... 94

4.2 Gambar Normal Plot ... 97

4.3 Gambar Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 Uji F ... 102

4.4 Gambar Kriteria Daerah Penerimaan atau Penolakan Variabel X1 ... 104

4.5 Gambar Kriteria Daerah Penerimaan atau Penolakan Variabel X2 ... 106

4.6 Gambar Kriteria Daerah Penerimaan atau Penolakan Variabel X3 ... 107

4.7 Gambar Kriteria Daerah Penerimaan Atau Penolakan Variabel X4 ... 108

4.8 Gambar Kriteria Daerah Penerimaan Atau Penolakan Variabel X5 ... 109

(11)

DAFTAR TABEL

3.1 Jumlah Mahasiswa Administrasi Bisnis ... 50

4.1 Hasil Tanggapan Responden Terhadap Variabel Bukti Fisik X1 ... 80

4.2 Hasil Tanggapan Responden Terhadap Variabel Perhatian X2 ... 82

4.3 Hasil Tanggapan Responden Terhadap Variabel Keandalan X3 ... 83

4.4 Hasil Tanggapan Responden Terhadap Variabel Daya Tanggap X4 ... 85

4.5 Hasil Tanggapan Responden Terhadap Variabel Jaminan X5 ... 86

4.6 Hasil Tanggapan Responden Terhadap Variabel Harga X6 ... 87

4.7 Hasil Tanggapan Responden Terhadap Variabel Kepuasan Mahasiswa (Y) ... 89

4.8 Uji Validitas ... 91

4.9 Uji Realibilitas ... 93

4.10 Nilai Durbin Watson ... 95

4.11 Nilai Variance Inflation Variabel Bebas ... 96

4.12 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ... 98

4.13 Koefisien Korelasi Dan Koefisien Determinasi ... 100

4.14 Hasil Perhitungan Uji F ... 101

4.15 Hasil Perhitungan Uji T ... 103

(12)

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN MAHASISWA PADA PROGDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU

POLITIK UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

Oleh :

DENI IRWANTO

ABSTRAKSI

Pemasaran merupakan salah satu media bagi perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahaan agar tujuan tersebut tercapai maka setiap perusahaan harus berupaya menghasilkan dan menyampaikan barang dan jasa yang diinginkan konsumen dengan memberikan pelayanan secara maksimal agar terciptanya kepuasan konsumen. Kepuasan konsumen sebagai keseluruhan sikap yang ditujukan konsumen atas barang dan jasa. Konsumen akan merasa puas apabila keinginan dan harapan yang diterima terpenuhi, sebaliknya konsumen akan merasa tidak puas apabila keinginan dan harapan yang diterima belum terpenuhi. Seperti halnya Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur merupakan perguruan tinggi swasta sebagai pihak penyedia jasa pendidikan yang diinginkan oleh mahasiswa yaitu dengan memberikan pelayanan jasa pendidikan secara maksimal agar terciptanya kepuasan pada mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) Apakah variabel-variabel bukti fisik, perhatian, keandalan, daya tanggap, jaminan, dan harga secara simultan yang mempengaruhi kepuasan mahasiswa pada program studi Ilmu Administrasi Bisnis pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UPN “Veteran” Jawa Timur. 2) Apakah variabel-variabel bukti fisik, perhatian, keandalan, daya tanggap, jaminan, dan harga secara parsial yang mempengaruhi kepuasan mahasiswa pada program studi Ilmu Administrasi Bisnis pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UPN “Veteran” Jawa Timur.

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah mahasiswa Administrasi Bisnis yang masih aktif dari TA. 2005/2006 sampai TA. 2009/2010 pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UPN “Veteran” Jawa Timur. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 146 orang dengan menggunakan Teknik Proposional Stratifikasi Random Sampling. Jenis data penelitian ini adalah data primer. Sedangkan teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Selanjutnya data dianalisis menggunakan teknik regresi linear berganda.

(13)

2) Hasil uji t menunjukkan bahwa secara parsial variabel-variabel bukti fisik, perhatian, keandalan, daya tanggap, jaminan dan harga berpengaruh signifikan terhadap kepuasan mahasiswa.

(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini, setiap perusahaan baik perusahaan jasa ataupun barang. Dalam pemasaran terdapat berbagai permasalahan yang penting dan harus segera diselesaikan, mengingat persaingan barang dan jasa yang dipasarkan semakin ketat. Hal ini menyebabkan setiap perusahaan harus menggunakan strategi pemasaran yang tepat agar dapat memenangkan persaingan tersebut.

Pemasaran merupakan salah satu media bagi perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahaan agar tujuan tersebut tercapai maka setiap perusahaan harus berupaya menghasilkan dan menyampaikan barang dan jasa yang diinginkan konsumen dengan memberikan pelayanan yang menyenangkan, fasilitas-fasilitas dan harga yang menunjang dan prosedur yang ditetapkan perusahaan, yang mana hal tersebut akan membentuk rasa kepuasan konsumen.

(15)

keinginan seseorang dalam hal ini konsumen berpengaruh penting kepuasan. Konsumen puas merupakan tujuan utama dari perusahaan apabila konsumen puas mereka akan terus melakukan pemakaian terhadap jasa pilihannya dan menaruh

image baik yang dapat menunjang citra baik perusahaan, dan sebaliknya jika konsumen merasa tidak puas mereka tidak akan melakukan pembalian ulang dan menaruh image buruk serta dapat memberitahukan kepada orang lain buruknya perusahaan tersebut. jika produk atau jasa dapat memenuhi harapan konsumen dengan prestasi yang diberikan, maka konsumen akan merasa puas. Sebaliknya jika harapan jauh dari prestasi yang diharapkan, konsumen akan mersa tidak puas. Seperti halnya ketika konsumen akan memilih jasa pendidikan suatu perguruan tinggi baik swasta atau negeri, konsumen akan dipengaruhi oleh kepuasan mereka dalam menggunankan jasa pendidikan tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen yaitu :

Bukti fisik (tangibles) merupakan penampilan fasilitas fisik seperti (gedung dan ruangan, tersedianya tempat parkir, kebersihan, kelengkapan peralatan komunikasi, penampilan karyawan dan dosen).

Perhatian (emphaty) merupakan perhatian secara individual yang diberikan pada mahasiswa seperti kemudahan menghubungi pihak perguruan tinggi dan yang bersangkutan, kemampuan berkomunikasi dengan mahasiswa, usaha pihak perguruan tinggi memahami kebutuhan dan keinginan mahasiswa.

(16)

Daya tanggap (responsiveness) merupakan respons atau kesigapan karyawan dan dosen dalam membantu pelanggan dan memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap. Meliputi : kecepatan karyawan menangani transaksi, penanganan keluhan mahasisawa.

Jaminan (assurance) merupakan kemampuan karyawan dan dosen atas pengetahuan terhadap produk secara tepat, keramah-tamahan, perhatian dan kesopanan memberikan pelayanan, ketampilan memberikan informasi.

Harga merupakan salah satu faktor penentu seseorang dalam menggunakan jasa, karena dengan kestabilan harga dan penetapan harga maka konsumen akan merasa puas dan selanjutnya konsumen akan memperlihatkan peluang menggunakan jasa di perusahaan itu dilain waktu. Kemampuan keuangan sangat menentukan pilihan. ini adalah faktor terpenting mulai uang pendaftaran, uang gedung, uang kuliah pokok, uang SKS, uang praktikum, uang ujian, uang buku, uang kesehatan, uang KKN, uang skripsi, dan lain-lain.

Peranan sebuah perguruan tinggi secara keseluruhan diukur dari keberhasilannya dalam memberikan pelayanan pendidikan secara baik dan memuaskan sehingga dapat membantu para mahasiswa untuk mendapatkan pendidikan sesuai dengan menurut jurusan yang diambilnya. Mahasiswa yang sudah berhasil lulus diharapkan mampu menerapkan bidang keahliannya dan bersaing dengan lulusan perguruan tinggi lainnya.

(17)

Kopertis VII Pengumuman tentang Perguruan Tinggi Swasta unggulan kembali disampaikan untuk tahun 2008 oleh Kopertis wilayah VII Jatim, jika pada tahun sebelumnya terdapat 10 kampus unggulan untuk masing-masing kategori, untuk tahun ini hanya diumumkan 5 kampus unggulan untuk masing-masing kategori. Berdasarkan hasil penilaian tim Kopertis wil VII Jatim, terdapat tiga kategori kampus unggulan yang dinilai yaitu kategori Universitas, Kategori Poltek, Institut dan Akademi serta Kategori Anugerah Kampus Unggul (AKU). Dalam penilaian kategori Universitas, UPN “Veteran” Jatim termasuk dalam lima unggulan terbaik. Menurut Ketua Kopertis wil VII Jatim, Prof. Dr. H. Soegijanto, MS, Apt, pihaknya sengaja memberikan penghargaan hanya kepada 5 PTS yang bertujuan untuk lebih memotivasi PTS agar semakin baik dalam mengelola kampusnya, menurutnya pula penilaian penghargaan itu antara lain didasarkan pada bidang tata kelola, penelitian dan pengabdian masyarakat, serta bidang kemahasiswaan (sumber : website www.upnjatim.ac.id).

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur mempunyai beberapa fakultas yang dapat menjadi pilihan calon mahasiswa, salah satunya Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politk yang mana mempunyai akreditas dan fasilitas pelayanan pendidikan yang diberikan sebagai sarana penunjang pendidikan yang modern. Dan didalamnya Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik terdapat tiga (3) jurusan, diantaranya :

1. Jurusan Ilmu Komunikasi

(18)

Diantara ketiga (3) jurusan tersebut salah satunya memiliki akreditasi A yaitu Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis berdasarkan Surat Keputusan Badan Akreditasi Nasional Departemen Pendidikan Nasional Perguruan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 028 / BAN-PT / AK-IX / VII / 2006, 26 Juni 2006.

Berdasarkan uraian tersebut di atas maka penulis tertarik meneliti tentang Variabel-variabel yang mempengaruhi kepuasan mahasiswa pada progdi Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian adalah sebagai berikut :

1. Apakah variabel-variabel bukti fisik, perhatian, keandalan, daya tanggap, jaminan, dan harga secara simultan mempengaruhi kepuasan mahasiswa pada program studi Ilmu Administrasi Bisnis pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UPN “Veteran” Jawa Timur ?

(19)

1.3 Tujuan Penelitian

Dengan melihat rumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis bukti fisik, perhatian, keandalan, daya tanggap, jaminan, dan harga secara simultan terhadap kepuasan mahasiswa pada program studi Ilmu Administrasi Bisnis pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UPN “Veteran” Jawa Timur.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis bukti fisik, perhatian, keandalan, daya tanggap, jaminan, dan harga secara parsial terhadap kepuasan mahasiswa pada program studi Ilmu Administrasi Bisnis pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UPN “Veteran” Jawa Timur.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian adalah sebagai berikut :

(20)
(21)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pemasaran

Pendapat Angipora (2003 : 3), menyatakan pemasaran adalah kegiatan

manusia yang diarahkan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia

melalui proses pertukaran. Menurut Basu Swasta dan Irawan (2001 : 5)

menyatakan bahwa “pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari

kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga,

mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan

konsumen baik pada pembeli yang ada maupun pembeli potensial”.

Pendapat Angipora (2004 : 4), mendefinisikan pemasaran kedalam dua

pengertian dasar, yaitu :

a. Dalam arti kemasyarakatan.

Pemasaran adalah setiap kegiatan tukar-menukar yang bertujuan untuk

memuaskan keinginan manusia. Dalam konteks ini perlu melihat dalam

wawasan yang lebih luas yaitu :

1. Siapa yang digolongkan pemasar

2. Apa yang dipasarkan

3. Siapa sasaran pasar

(22)

Pemasaran adalah sebuah sistem dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk

merencanakan, membari harga, mempromosikan, dan mendistribusikan jasa

serta barang-barang pemuas keinginan pasar.

2.1.1 Konsep Pemasaran

Pendapat oleh Tjiptono (2005 : 5), menganjurkan konsep pemasaran baru

yaitu konsep pelanggan. Konsep ini merupakan orientasi manajemen yang

menekankan bahwa perusahaan menjalin relasi dengan pelanggan sasaran

individual yang terseleksi yang menjadi mitra perusahaan dalam merancang,

menawarkan, mendefinisi, dan merealisasikan nilai pelanggan superior. Konsep

pelanggan menyiratkan adanya reorentasi pemasaran, dari yang sebelumnya

menempatkan pemasaran sebagai konsep sentral dalam perilaku perusahaan,

menjadi orientasi pada pelanggan sebagai fokus utama.

Konsep pelanggan dapat dijabarkan kedalam enam karakteristik pokok

yaitu sebagai berikut :

1. Diarahkan pada realisasi nilai pelanggan indivual dan redevinisi

nilai-nilai tersebut.

2. Mencakup intimasi antar mitra dalam sistem pemasaran dan konsekuensinya

lebih berfokus pada relasi dibandingkan dangan transaksi.

3. Menyelaraskan antara preferensi pelenggan dan kapasitas perusahaan .

4. Mendorong kekesuaian antara nilai pelanggan dan kapasitas perusahaan

berdasarkan system balikan pasar yang menggukur secara berkesinambungan

(23)

5. Mencerminkan gagasan bahwa pemasaran merupakan “a state of mind” yang

tidak hanya dibatasi pada satu bidang fungsional

6. Menstimulasi organisasi internal untuk terus-menerus dipantau dan

diadaptasikan dengan perubahan kebutuhan dan preferensi pelanggan, serta

selalu menempatkan pelanggan sebagai fokus utama.

Konsep pelanggan terimplikasi pada perubahan relasi antar empat elemen

utama sistem pemasaran yaitu Customers, Competitors, Chanel Mamber dan

Company.

Menurut Swastha dan Irawan (2003 : 8), ada tiga unsur pokok yang mendasari

konsep pemasaran yaitu :

a. Orientasi pada konsumen

Perusahaan yang berorientasi pada konsumen maka harus :

1. Menentukan kebutuhan pokok yang dari pembeli yang akan dilayani.

2. Memilih kelompok pembeli tertentu sebagai sasaran dalam penjualannya.

3. Menentukan produk dan progran pemasarannya.

4. Mengadakan penelitian pada konsumen untuk mengukur, menilai, dan

menafsirkan keinginan, sikap, serta tingkah laku konsumen.

5. Menentukan dan melaksanakan strategi yang paling baik, apakah menitik

beratkan pada mutu yang tinggi, harga yang murah, atau desain yang

menarik.

b. Volume penjualan yang menguntungkan.

Volume penjualan yang menguntungkan merupakan tujuan dan kosep

(24)

Dengan keuntungan yang maksimal perusahaan dapat tumbuh dan

berkembang, dapat memberikan tingkat kepuasan yang lebih besar pada

konsumen serta dapat memperkuat kondisi perekonomian secara keseluruhan.

c. Koordinasi dan integrasi seluruh kegunaan pemasaran.

Dalam perusahaan perlu dilakukan cara untuk memberikan kepuasan pada

konsumen. Dalam suatu pemasaran diantaranya penyesuaian dan koordinasi,

kegunaan produk, harga saluran distribusi dan promosi untuk menciptakan

hubungan pertukaran yang kuat dengan pelanggan.

2.1.2 Manajemen Pemasaran

Manajemen pemasaran ialah kegitan menganalisa, merencanakan,

mengimplementasi, dan mengawasi segala kegiatan (program), guna memperoleh

tingkat pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran dalam rangka

mencapai tujuan organisasi (Philip Kotler dan Amstrong, 2000 : 11).

Titik berat manajemen pemasaran adalah memenuhi kebutuhan dan

keinginan pasar serta menentukan harga, mengadakan komunikasi sampai dengan

dirumuskan manajemen pemasaran adalah suatu proses manajemen meliputi

penganalisaan, pelaksanaan, sekaligus pengawasan kegitan pemasaran yang

dilakukan.

2.2 Pengertian Jasa

Menurut Tjiptono (2005 : 16), jasa dapat didefinisikan sebagai setiap

(25)

dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan

kepemilikan sesuai.

Walaupun demikian, produk jasa berhubungan dengan produk fisik

maupun tidak. Maksudnya ada produk jasa murni seperti (konsultan psikologi,

konsultan hokum, dan konsultan keuangan), ada pula jasa yang membutuhkan

produk fisik sebagai persyaratan utama (misal kapal laut dalam sarana transportasi

air, pesawat sebagai sarana transportasi udara, kereta api, bus sebagai saran

transportasi darat). Dalam praktek tidaklah mudah membedakan barang dan jasa,

karena sering pembelian barang dibarengi dengan unsur jasa atau pelayanan,

ataupun sebaliknya. Suatu jasa sering diperluas dengan cara memasukakan atau

memambahkan produk fisik pada penawaran jasa tersebut.

Adapun definisi jasa menurut Kotler (2004 : 464) adalah “ A service is any

out performence that one party can offer to another that is essentially in tangible

and does not result in the ownership of anithing it’s production may or not be tied

to physical product”. Yang artinya : jasa adalah setiap kegiatan atau tindakan

yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, pada dasarnya tidak

berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksi jasa mungkin

berkaiatan dengan produksi fisik atau tidak.

2.2.1 Karakteristik Jasa

Menurut Zeithaml and Bitner (2003 : 20), jasa memiliki empat ciri utama

(26)

1. Tidak berwujud. Hal ini menyebabkan konsumen tidak dapat melihat,

mencium, meraba, mendengar dan merasakan hasilnya sebelum mereka

membelinya. Untuk mengurangi ketidakpastian, konsumen akan mencari

informasi tentang jasa tersebut, seperti lokasi perusahaan, para penyedia dan

penyalur jasa, peralatan dan alat komunikasi yang digunakan serta harga produk

jasa tersebut. Beberapa hal yang dapat dilakukan perusahaan untuk

meningkatkan kepercayaan calon konsumen, yaitu sebagai berikut:

a. Meningkatkan visualisasi jasa yang tidak berwujud

b. Menekankan pada manfaat yang diperoleh

c. Menciptakan suatu nama merek (brand name) bagi jasa atau

d. Memakai nama orang terkenal untuk meningkatkan kepercayaan

konsumen.

2. Tidak terpisahkan (inseparability). Jasa tidak dapat dipisahkan dari sumbernya,

yaitu perusahaan jasa yang menghasilkannya. Jasa diproduksi dan dikonsumsi

pada saat bersamaan. Jika konsumen membeli suatu jasa maka ia akan

berhadapan langsung dengan sumber atau penyedia jasa tersebut, sehingga

penjualan jasa lebih diutamakan untuk penjualan langsung dengan skala operasi

terbatas. Untuk mengatasi masalah ini, perusahaan dapat menggunakan

strategi-strategi, seperti bekerja dalam kelompok yang lebih besar, bekerja lebih cepat,

serta melatih pemberi jasa supaya mereka mampu membina kepercayaan

konsumen.

3. Bervariasi (variability). Jasa yang diberikan sering kali berubah-ubah

(27)

tersebut dilakukan. Ini mengakibatkan sulitnya menjaga kualitas jasa

berdasarkan suatu standar. Untuk mengatasi hal tersebut, perusahaan dapat

menggunakan tiga pendekatan dalam pengendalian kualitasnya, yaitu sebagai

berikut:

a. Melakukan investasi dalam seleksi dan pelatihan personil yang baik

b. Melakukan standarisasi proses produksi jasa

c. Memantau kepuasan pelanggan melalui sistem saran dan keluhan,

survey pelanggan, dan comparison shopping, sehingga pelayanan yang

kurang baik dapat diketahui dan diperbaiki.

4. Mudah musnah (perishability). Jasa tidak dapat disimpan sehingga tidak dapat

dijual pada masa yang akan datang. Keadaan mudah musnah ini bukanlah suatu

masalah jika permintaannya stabil, karena mudah untuk melakukan persiapan

pelayanan sebelumnya. Jika permintaan berfluktuasi, maka perusahaan akan

menghadapi masalah yang sulit dalam melakukan persiapan pelayanannya.

Untuk itu perlu dilakukan perencanaan produk, penetapan harga, serta program

promosi yang tepat untuk mengantisipasi ketidaksesuaian antara permintaan

dan penawaran jasa.

Pendapat Tjiptono (2005 : 18), jasa memiliki sejumlah karakteristik unik

yang membedakan dari barang dan berdampak pada cara memasarkannya.

Karakteristik tersebut adalah :

1. Intagiblility.

Bila barang merupakan suatu objek, alat, atau benda, jika jasa adalah

(28)

2. Inseparability.

Barang biasanya diproduksi, kemudian dijual, lalu dikonsumsi, sedangakan

jasa pada umumnya dijual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan

dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama.

3. Variability.

Jasa bersifat sangat variable karena merupakan non standardized ou put,

Artinya banyak variasi bentuk kualitas, dan jenis, tergantung kepada siapa,

kapan, dan di mana jasa tersebut diproduksi.

2.2.2 Klasifikasi Jasa

Sebagai konsekuensi adanya berbagai macam variasi bauran antara barang

dan jasa, maka sulit untuk mengeneralisasi jasa bila tidak melakukan pembedaan

lebih lanjut. Banyak pakar yang melakukan klasifikasi jasa, dimana

masing-masing ahli menggunakan dasar pembedaan yang disesuaikan dengan sudut

pandangnya masing-masing. Menurut Tjiptono (2005 : 26) klasifikasi tersebut

dapat dilakukan berdasarkan tujuh kriteria, antara lain :

1. Segmen pasar

Berdasarkan segmen pasar, jasa dapat dibedakan menjadi jasa yang

ditujukan pada konsumen akhir (misalnya taksi, asuransi jiwa, dan pendidikan)

dan jasa bagi konsumen organisasional (misalnya biro periklanan, jasa akuntansi

(29)

2. Tingkat keberwujudan

Kriteria ini berhubungan dengan tingkat keterlibatan produk fisik dengan

konsumen. Berdasarkan kriteria ini, jasa dapat dibedakan menjadi tiga macam

yaitu :

a. Rented-goods services

Dalam jenis ini, konsumen menyewa dan menggunakan produk tertentu

berdasarkan tarif yang disepakati selama jangka waktu tertentu. Konsumen

hanya dapat menggunakan produk tersebut, karena kepemilikannya tetap

berada pada pihak perusahaan yang menyewakannya.

b. Owned-goods services

Pada tipe ini, produk-produk yang dimiliki konsumen direparasi,

dikembangkan atau ditingkatkan untuk kerjanya, atau dipelihara atau dirawat

oleh perusahaan jasa.

c. Non-goods sevices

Karakteristik khusus pada jenis ini adalah jasa personal bersifat intangible

(tidak berbentuk produk fisik) ditawarkan pada para pelanggan.

3. Ketrampilan penyedia jasa

Berdasarkan tingkat ketrampilan penyedia jasa, terdapat dua tipe produk

jasa. Pertama, professional service (seperti konsultasi manajemen, konsultasi

hukum, konsultasi perpajakan, konsultasi sistem informasi, pelayanan dan

perawatan kesehatan, dan jasa arsitektur). Kedua, non-professional service

(30)

4. Tujuan organisasi jasa

Berdasarkan tujuan organisasi, jasa dapat diklasifikasikan menjadi

commercial service atau profit service (misalnya penerbangan, bank, penyewaan

mobil, bioskop, dan hotel) dan non-profit service (seperti sekolah, yayasan dana

bantuan, panti asuhan, panti wreda, perpustakaan umum, dan musium).

Jasa komersial masih dapat diklasifikasi lagi menjadi beberapa jenis, yaitu :

a. Perumahan atau penginapan, mencakup penyewaan apartemen, hotel, motel,

villa, cottage dan rumah.

b. Operasional rumah tangga, meliputi fasilitas, perbaikan rumah,

pertamanan.

c. Rekreasi dan hiburan, meliputi penyewaan dan reparasi peralatan yang

digunakan untuk aktivitas-aktivitas rekreasi dan hiburan.

d. Personal care, mencakup pencucian pakaian dan perwatan kecantikan.

e. Perawatan kesehatan, meliputi segala macam jasa medis dan kesehatan.

f. Pendidikan swasta.

g. Bisnis dan jasa profesional lainnya, meliputi biro hukum, konsultan pajak,

konsultan akuntansi, konsultan manajemen dan jasa komputerisasi.

h. Asuransi, perbankan dan jasa financial lainnya, seperti asuransi perorangan

dan bisnis, jasa kredit dan pinjaman, konseling investasi dan pelayanan

pajak.

i. Transportasi, meliputi jasa angkutan dan penumpang baik melalui darat, laut

(31)

j. Komunikasi, terdiri atas telepon, telegrap, komputer dan jasa kominikasi

bisnis yang terspesialisasi.

Jasa nirlaba (non-profit) memiliki karakteristik khusus, yaitu masalah

yang ditanganinya lebih luas, memiliki dua public utama (kelompok donator

dan kelompok klien), tercapai tidaknya tujuan tidak hanya ditentukan

berdasarkan ukuran finansial (seperti margin laba dan penjualan), laba

perusahaan jasa nirlaba seringkali tidak berkaitan dengan pembayaran dari

pelanggan dan biasanya perusahaan jasa nirlaba dibutuhkan untuk melayani

segmen pasar yang secara ekonomis tidak layak (fleasible).

5. Regulasi

Dari aspek regulasi, jasa dapat dibagi menjadi regulated services

(misalnya jasa pialang, angkutan umum, dan perbankan) dan non-regulated

services (seperti jasa makelar, catering, kost, dan asrama serta pengecatan rumah).

6. Tingkat intensitas karyawan

Berdasarkan tingkat intensitas karyawan (keterlibatan tenaga kerja), jasa

dapat dikelompokkan dua macam : equipment-based services (seperti cuci mobil

otomatis, jasa sambungan telepon jarak jauh, mesin ATM, internet banking,

vending machine, dan binatu) dan people-based services (seperti pelatih sepak

bola, satpam, akuntan, konsultan hukum, dan konsultan manajemen).

People-based services masih dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori yaitu tidak

(32)

7. Tingkat kontak penyedia jasa dan pelanggan

Berdasarkan tingkat kontak ini, secara umum jasa dapat dibagi menjadi

high-contact service (seperti universitas, bank, dokter, penata rambut, juru rias

dan pegadaian) dan low contact services (misalnya bioskop dan jasa layanan pos).

Bila dikaitkan dengan tingkat intensitas karyawan (rasio antara biaya tenaga kerja

dan biaya modal) berdasarkan tingkat interaksi atau kontak penyedia jasa dan

pelanggan ini dapat dirinci menjadi empat tipe yaitu services factory, services

shop, mass services dan professional services.

Lebih lanjut jasa, menurut Tjiptono (2005 : 29) dapat pula diklasifikasikan

berdasarkan sudut pandang konsumen menjadi dua kategori utama (Fitzsimmons

& Sullivan, 1982) sebagai berikut :

1. For consumer (facilitating services), yaitu jasa yang dimanfaatkan sebagai

sarana atau media untuk mencapai tujuan tertentu. Kategori ini meliputi

trasportasi (pesawat terbang, kapal, bus, truk, kereta api); komunikasi (TV, radio,

telepon, internet); financial (asuransi, pegadaian, pasar modal, bank); akomodasi

(seperti hotel dan restoran); dan rekreasi (bioskop, dan taman wisata).

2. To consumer (human services), yaitu jasa yang ditujukan kepada konsumen.

Kategori ini terbagi atas dua kelompok. Pertama, people processing, baik yang

bersifat voluntary (misalnya pusat ketenagakerjaan dan fasilitas sinar X atau

Rontgen), maupun involuntary (seperti klinik diagnosis dan pengadilan anak-anak

nakal). Kedua, people changing, meliputi yang bersifat voluntary (contohnya

perguruan tinggi dan tempat ibadah) dan involuntary (seperti rumah sakit dan

(33)

Sementara itu, menurut Tjiptono (2005 : 30) yang dikutip dari (Lovelock

& Yip, 1996), jasa masih dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori lainnya

yaitu :

1. People-Processing Services

Pelanggan menjadi bagian dari proses produksi yang berlangsung secara

simultan dengan proses konsumsi. Contohnya, jasa transportasi penumpang dan

jasa kesehatan. Dalam konteks ini , pelanggan harus mendatangi tempat jasa

disediakan atau sebaliknya, penyedia jasa harus mendatangi lokasi pelanggan.

Dalam kedua kasus ini, penyedia jasa harus memiliki fasilitas geografis lokal

(local geographic presence).

2. Possession-Processing Services

Tipe ini berkenaan dengan melakukan sesuatu atas produk fisik untuk

meningkatkan nilainya bagi pelanggan. Contohnya, reparasi kendaraan bermotor,

mengantarkan kiriman paket, merawat dan membersihkan kantor, dan seterusnya.

Fasilitas penyedia jasa seperti ini bisa berda di lokasi tertentu (fixed location)

maupun bersifat mobil. Fasilitas geografis local sangat diperlukan apabila

penyedia jasa ingin menyediakan layanan di suatu lokasi secara rutin. Dalam

beberapa kasus (misalnya, telemedicine), pemanfaatan teknologi elektronik bisa

mengatasi masalah ketersediaan fasilitas secar fisik.

3. Information-Based Services

Tipe ini terdiri atas pengumpulan, interprestasi, dan pengiriman data untuk

(34)

pendidikan. Keterlibatan pelanggan dalam produk jasa semacam ini bisa ditekan

hingga minimum, misalnya dengan menggunakan teknologi telekomunikasi.

Klasifikasi jasa menurut Fandy Tjiptono (2005 : 23), jasa diklasifikasikan sebagai

berikut :

1. Berdasarkan sifat tindakanya.

2. Berdasarkan hubungan dengan pelanggan.

3. Berdasarkan tingkat customization dan kemampuan mempertahankan

standar konstan dalam penyampaian jasa.

4. Berdasarkan sifat permintaan dan penawaran jasa

5. Berdasarkan metode penyampaian jasa

2.2.3 Kualitas Jasa

Menurut Tjiptono (2005 : 135), mengelompokkan dimensi kualitas jasa

ke dalam tiga kategori yaitu :

1. Higiene faktor, atribut-atribut jasaa yang mutlak dibutuhkan demi terciptanya

kualitas jasa yang bagus.

2. Quality-enhancing faktor, yakni atribut jasa yang bila tingkat kinerjanya tinggi

akan berdampak positif pada persepsi kualitas, namun bila kinerjanya sudah

mencapai tingkat tertentu, tidak ada dampak yang signifikan.

3. Dual-threshold faktor, atribut-atribut jasa yang bila tidak ada atau tidak tepat

menyampaikannya akan membuat pelanggan mempersepsikan kualitas jasa

(35)

bisa diterima maka akan menyebabkan pelanggan puas dan persepsinya

terhadap jasa positif.

2.2.4 Produk Jasa

Pengembangan produk menurut Tjiptono (2001 : 95) pengembangan

produk merupakan upaya untuk memperbaiki produk yang ada disesuaikan

dengan selra konsumen, disamping itu juga untuk menghindari kebosanan

konsumen, adapun bagian-bagian yang perlu diperbaiki pada produk itu. Agar

dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain antara lain mode atau corak

dan warna kemasan, peningkatan produk. Menurut Kotler (2000 : 394) Produk

adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan pasar, untuk memuaskan kebutuhan

dan keinginan konsumen. Produk terdiri atas barang, jasa, pengalaman, event,

orang, tempat, kepemilikan, organisasi, informasi dan ide.

Produk jasa bersifat intangible sesuatu yang dialami dan tidak dapat

disentuh atau disimpan (seperti kenyamanan, hiburan, kesenangan, kesehatan) dan

perishable (jasa tidak mungkin disimpan sebagai persediaan yang siap dijual atau

dikonsumsi pada saat diperlukan).

1. Tingkatan Produk Jasa :

a. The core or generic product. Produk inti atau generik terdiri dari jasa dasar.

Seperti tempat tidur pada jasa kamar hotel.

b. The expected product. Produk yang diharapkan terdiri dari produk inti bersama

pertimbangan keputusan pembelian minimal yang harus dipenuhi. Seperti ruang

(36)

c. The augmented produk. Area yang memungkinkan suatu produk didiferensiasi

terhadap produk yang lain. Seperti IBM menawarkan “excellent customer

service”.

d. The potential product. Produk potensial merupakan tampilan dan manfaat

tambahan yang berguna bagi konsumen atau mungkin menambah kepuasan

konsumen. Bagian ini dapat memberikan kelebihan guna meningkatkan

switching cost sehingga konsumen berpikir ulang untuk beralih ke produk jasa

lain. Seperti kemudahan bagi konsumen yang telah menjadi member jasa

perusahaan.

2.2.5 Pengertian Harga/Tarif Jasa

Menurut Chandra, 2002 dalam bukunya Tjiptono, 2004: Harga merupakan

pernyataan nilai dari suatu produk. Harga merupakan aspek yang tampak jelas

(visible) bagi para pembeli, bagi konsumen yang tidak terlalu paham hal-hal

teknis pada pembelian jasa, seringkali harga menjadi satu-satunya faktor yang bisa

mereka pahami, tidak jarang pula harga dijadikan semacam indikator kualitas jasa.

Besar kecilnya harga mempengaruhi kuantitas produk yang dibeli konsumen.

Semakin mahal harga, semakin sedikit jumlah permintaan atas produk

bersangkutan dan sebaliknya (Hukum Permintaan). Harga berkaitan langsung

dengan pendapatan dan laba. Harga adalah satu-satunya unsur bauran pemasaran

yang mendatangkan pemasukan bagi perusahaan, yang pada gilirannya

(37)

bauran pemasaran yang lainnya seperti produk, distribusi dan promosi justru

mengeluarkan dana dalam jumlah yang tidak sedikit.

1. Harga bagi perekonomian.

Sebagai regulator dasar dalam sistem perekonomian karena harga berpengaruh

terhadap alokasi faktor-faktor produksi seperti: Tenaga kerja, Tanah, Modal,

waktu dan kewirausahaan (entrepreneurship).

2. Harga bagi Konsumen.

Konsumen sangat sensitif terhadap faktor harga (menjadikan harga sebagai

satu-satunya pertimbangan membeli produk) dan ada pula yang tidak.

3. Harga bagi perusahaan

Harga adalah satu-satunya bauran pemasaran yang mendatangkan pendapatan

dan laba, harga mempengaruhi posisi bersaing dan dan laba bersih perusahaan.

2.2.5.1 Tujuan Penetapan Harga/Tarif

Setiap keputusan mengenai strategi penetapan harga harus didasarkan pada

pemahaman secara mendalam atas tujuan spesifik yang ingin dicapai. Ada tiga

kategori spesifik penetapan harga/tarif, yaitu:

1. Tujuan berorientasi pendapatan, Organisasi jasa sektor publik dan nirlaba

cenderung lebih berfokus pada titik inpas (break even point) atau berusaha

mempertahankan tingkat defisit operasi dalam batas-batas kewajaran.

2. Tujuan berorientasi Kapasitas., Sejumlah organisasi berupaya menyelaraskan

(38)

produktif secara oftimal pada waktu tertentu: Meningkatkan fasilitas produk

dengan produk penunjang lainnya.

3. Tujuan berorientasi Pelanggan, Perusahaan-perusahaan yang berusaha

memaksimumkan daya tariknya bagi tipe pelanggan spesifik harus menerapkan

strategi harga yang bisa mengakomodasi perbedaan daya beli dan perbedaan

preferensi pelanggan atas berbagai alternatif tingkat layanan.

2.2.5.2 Faktor–faktor yang mempengaruhi harga

Pada kenyataannya, tingkat harga yang terjadi dipengaruhi oleh beberapa

faktor. Menurut Swastha dan Irawan (2003 : 242) tingkat harga dipengaruhi oleh

beberapa faktor, antara lain :

1. Kondisi Perekonomian.

Keadaan perekonomian sangat mempengaruhi tingkat harga yang berlaku.

Pada periode resesi misalnya, merupakan suatu periode dimana suatu harga

berada suatu tingkat lebih rendah.

2. Penawaran dan Permintaan.

Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli oleh pembeli pada tingkat

harga tertentu. Pada umumnya tingkat harga yang lebih rendah akan

mengakibatkan jumlah yang diminta lebih besar. Penawaran merupakan

kebalikan dari permintaan, yaitu suatu jumlah yang ditawarkan oleh penjual

pada suatu tingkat harga tertentu. Pada umumnya, harga yang lebih tinggi

(39)

harga akan ditentukan pada suatu titik pertemuan antar kurva permintaan dan

penawaran.

3. Elastisitas Permintaan.

Faktor yang lain yang dapat menetukan permintaan harga adalah sifat

permintaan pasar. Sebenarnya sifat permintaan pasar ini tidak hanya

mempengaruhi penentuan harganya tetapi juga mempengaruhi volume yang

dapat dijual. Untuk beberapa jenis barang, harga dan volume penjulan ini

berbanding terbalik artinya jika terjadi kenaikan harga maka penjualan akan

menurun dan sebaliknya.

Beberapa sifat elastisitas permintaan antara lain :

a. In elastis

Jika permintaan tersebut bersifat in elastis maka perubahan harga akan

mengakibatkan perubahan yang lebih kecil pada volume penjualannya.

b. Elastis

Apabila permintaan tersebut bersifat elastis, maka perubahan harga akan

menyebabkanterjadinya perubahan volume penjualan dalam perbandingan

yang lebih besar.

c. Unitary Elasitcity

Apabila perintaan tersebut bersifat Unitary Elasitcity maka perubahan

harga akan menyebabkan perubahan jumlah yang dijual dalam prsi yang

sama. Dengan kata lain, misalnya terjadi penurunan harga sebesar 10%

(40)

4. Persaingan

Harga jual beberapa macam barang sering dipengaruhi oleh keadaan

persaingan yang ada. Dari hasil pertanian misalnya, dijual dalam keadaan

persaingan murni (pure copetition). Dalam persaingan sepert ini penjual yang

banyak jumlahnya aktif menghadap pembeli yang banyak pula. Selain

persaingan murni dapat pula terjadi keadaan persaingan lainnya, seperti

persaingan tidak sempurna, oligopoly dan monopoli.

5. Biaya

Merupakan dasar dari penentuan harga, sebab peningkatan harga yang tidak

dapat menutup biaya yang akan mengakibatkan kerugian. Sebaliknya, apabila

suatu tingkat harga melebihi semua biaya maka akan menghasilakn

keuntungan.

6. Tujuan Perusahaan.

Menetapkan harga suatu barang sering berkaitan dengan tujuan yang ingin

dicapai perusahaan. Tujuan – tujuan yang ingin dicapai perusahaan, antara

lain :

a. Laba maksimum.

b. Volume penjualan tertentu.

c. Penguasaan pasar.

d. Kembalinya modala yang tertanam dalam jangka waktu tertentu.

7. Pengawasan Pemerintah.

Merupakan aktor penting dalam penentuan harga. Pengawasan pemerintah

(41)

minimum, diskriminasi harga serta praktek lain yang mendorong atau

mencegah usaha kearah monopoli.

Sedangkan menurut Stanton (2001 : 309), faktor –faktor yang mempengaruhi

penetapan harga meliputi lima tahap, yaitu :

1. Mengestimasi permintaan untuk barang tersebut.

Produsen membuat estimasi permintaan barang atau jasa yang dihasilkan

secara total. Hal ini memudahkan dilakukan terhadap permintaan barang yang

ada dibandingkan dengan permintaan barang baru.

Pengestimasian permintaan tersebut dapat dilakukan dengan cara :

a. Menentukan harga yang diharapkan

b. Mengestimasikan volume penjualan pada berbagai tingkat harga.

2. Mengetahui lebih dahulu reaksi dalam persaingan.

Kebijaksanaan penentuan harga tentu harus memperhatikan kondisi persaingan

yang ada dipasar serta sumber-sumber penyebab lainnya.

Sumber-sumber persaingan yang ada dapat berasal dari :

a. Barang sejenis yang dihasilkan perusahaan lain.

b. Barang pengganti.

c. Barang lain yang dibuat oleh perusahaan lain.

3. Menentukan market share yang diharapkan.

Perusahaan yangingin bergerak dan maju lebih cepat tentu mengharapkan

market share yang lebih besar, dengan ditunjang oleh kegiatan promosi dan

(42)

4. Memilih strategi harga untuk mencapai target pasar.

Berbagai strategi yang digunakan yaitu :

a. Skim the cream pricing (penetapan harga penyaringan).

b. Penetration pricing (penetapan harga penetrasi).

5. Memepertimbangkan politik pemasaran perusahaan.

Faktor lain yang hars dipertimbangkan dalam penentuan harga adalah

mempertimbangkan politik pemasaran perusahaan dengan melihat sistem

distribusi dan program promosinya.

2.2.6 Saluran Distribusi Bisnis Jasa

Saluran distribusi jasa menggunakan saluran elektronik (seperti penyiaran,

transfer dana) atau menggabungkan tempat pembuatan jasa, tempat penjualan, dan

tempat mengkonsumsi di satu tempat dalam hal ini adalah pelayanan terhadap

konsumen. Menurut Yazid (2006 : 28) implkasi pemasaran karena proses dan

penyajian jasa itu heterogen dari waktu ke waktu, dari organisasi yang satu ke

organisasi yang lain, antara orang yang satu dengan orang yang lain, maka muncul

tantangan untuk mempertahankan kualitas jasa dan konsistensi. Secara actual

kualitas jasa tergantung pada banyak faktor yang tidak bisa sepenuhnya dikontrol

oleh pemberi jasa termasuk disini adalah kemampuan konsumen dalam

mengartikulasikan kebutuhannya, kehadiran atau ketidakhadiran konsumen lain,

serta tingkat kompleksitas permintaan dari jasa dimaksudkan. Bekerjanya dan

berpengaruhnya faktor-faktor ini sangat kompleks sehingga menyulitkan para

(43)

konsumen masih konsisten dengan apa yang sebelumnya direncanakan dan

dipromosikan pada konsumen atau tidak.

Distribusi terdapat 3 lokasi antara penyedia jasa dan konsumen:

a. Konsumen mendatangi penyedia jasa

b. Penyedia jasa mendatangi konsumen

c. Transaksi bisnis melalui ‘kepanjangan tangan’ perusahaan

1. Empat azas manfaat distribusi, yaitu :

a. Waktu : ketersediaan produk atau jasa saat dibutuhkan oleh pelanggan.

b. Tempat : ketersediaan produk atau jasa disuatu lokasi yang nyaman bagi

pelanggan potensial.

c. Bentuk : produk diproses, disiapkan dan dimanfaatkan dalam kondisi yang

tepat.

d. Informasi : jawaban atas pertanyaan dan informasi umum mengenai

sifat-sifat produk yang berguna dan bermanfaat

Oleh karena itu azas manfaat distribusi sangat penting dalam pemasaran yang

akan meningkatkan nilai produk.

2.2.7 Pengertian Orang

Menurut Yazid (2006 : 19), Orang dalam kualitas pelayanan jasa adalah

semua pelaku yang memainkan sebagian penyajian jasa dan karenanya

mempengaruhi persepsi pembelian yang termasuk dalam elemen ini adalah

personel perusahaan, konsumen, dan konsumen lain dalam lingkungan jasa. Orang

(44)

berlangsungnya proses dan konsumsi jasa berlangsung) jadi termasuk disini

adalah karyawan maupun konsumen.

Menurut Yazid (2006 : 134), orang merupakan semua aktor yang terlibat

jasa menjadi tanda-tanda tangibel bagi konsumen berkenaan dengan jasa yang

ditawarkan suatu organisasi. Ini mencakup karyawan perusahaan jasa dan

konsumennya dalam suatu lingkungan jasa tertentu. Bagaimana orang berpakaian,

penampilan personal, serta sikap dan perilaku terhadap konsumen akan

mempengaruhi persepsi konsumen terhadap jasa yang ditawarkan kepadanya.

2.2.8 Pengertian Bukti Fisik

Bukti fisik adalah lingkungan fisik dimana jasa disampaikan dan dimana

perusahaan dan konsumennya berinteraksi, serta setiap komponen tangible

memfasilitasi penampilan komunikasi jasa tersebut. Contoh dari bukti fisik adalah

desain fasilitas, keindahan lingkungan, fungsi, peralatan, rambu-rambu, pakaian

karyawan dan lain-lain.

Dalam pemasaran jasa orang berfungsi sebagai penyedia jasa yang semua

sangat mempengaruhi kualitas jasa yang diberikan. Untuk mencapai kualitas

diperlukan kualitas pelatihan staf sehingga karyawan mampu memberikan

kepuasan pada konsumen. Lingkungan fisik atau bukti fisik merupakan

lingkungan fisik tempat jasa diciptakan dan langsung berinteraksi dengan

konsumen.

(45)

1. Bukti penting (essential evidence) merupakan keputusan yang dibuat oleh

pemberi jasa mengenai desain dan tata letak dari gedung, ruangan, dan

lain-lain.

2. Bukti pendukung (peripheral evidence) merupakan nilai tambah yang bila

berdiri sendiri tidak akan berarti apa-apa. Jadi hanya berfungsi sebagai

pelengkap saja sekalipun peranannya sangat penting dalam proses produksi

jasa. Misalnya : meja, papan tulis, audio dan video pada jasa pendidikan.

Menurut Yazid (2006 : 136), bukti jasa mencakup representasi tangible tentang

jasa seperti periklanan dan bentuk-bentuk komunikasi lain yang mencakup

linkungan fisik didalam mana jasa disajikan dan konsumen karyawan berinteraksi.

Elemen-elemen dari bukti fisik mempengaruhi konsumen melalui atribut-atribut

eksterior (seperti rambu-rambu, tempat parker, halaman, taman) dan

atribut-atribut interior (seperti desain, layout, pencahayaan, musik, peralatan, dan

dekorasi).

Menurut Lovelock dan Wright (2005 : 216), bukti fisik dan atmosfer yang

menyertainya mempengaruhi perilaku pembeli dalam tiga hal :

1. Sebagai medium yang menimbulkan perhatian untuk membuat panorama

jasa tersebut menonjol dari bangunan pesaing dan untuk menarik

pelanggan dari segmen sasaran.

2. Sebagai medium yang menciptakan pesan, dengan menggunakan

isyarat-isyarat simbolis untuk berkomunikasi dengan pelanggan yang diinginkan

(46)

3. Sebagai medium yang menciptakan efek, dengan menggunakan warna,

tekstur, suara, bau, dan desain ruangan untuk menciptakan atau

meningkatkan selera untuk barang jasa atau pengalaman tertentu.

2.2.9 Pengertian Proses

Menurut Lovelock dan Wright (2005 : 31), proses adalah metode

pengoperasian tertentu atau serangkain tindakan, umumnya terdiri atas banyak

langkah yang sering perlu dilakukan dalam urutan yang sudah ditetapkan. Proses

merupakan semua prosedur aktual, mekanisme, dan aliran aktivitas dengan mana

jasa disampaikan yang merupakan sistem penyajian atau operasi jasa. Obyek

utama dari pemasaran adalah mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan pasar.

Oleh karena itu jasa harus didesain untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Desain

jasa mencakup sejak dari desain proses jasa sampai dengan bagaimana jasa

disampaikan. Penyajian jasa aktual akan menentukan tahapan pengalaman

konsumen, bahkan aliran operasi jasa dapat dijadikan bukti yang bisa dinilai

konsumen.

2.2.9.1 Pengelompokan Proses Jasa

Mengelompokan proses jasa suatu proses meliputi perubahan input menjadi

output. Tetapi sebetulnya yang diproses setiap organisasi jasa dan bagaimana

merka melakukan tugasnya yaitu ada dua kategori besar dalam proses jasa orang

dan obyek. Dalam banyak hal, mulai dari angkutan hingga pendidikan pelanggan

(47)

1. Pemrosesan orang

Adalah jasa yang melibatkan tindakan yang berwujud terhadap tubuh manusia.

Contohnya jasa pemrosesan orang mencakup transportasi penumpang, potong

rambut. Pelanggan perlu secara fisik hadir dalam seluruh proses penyerahan

jasa untuk menerima manfaat yang diharapkan.

2. Pemrosesan barang milik

Adalah tindakan yang berwujud terhadap barang dan benda fisik lainnya yang

merupakan milik pelanggan. Contohnya mencakup pengangkutan barang

melalui udara, pemotongan rumput tanaman, dan jasa kebersihan. Dalam hal ini

obyek yang perlu diproses hadir tetapi pelanggan tidak perlu hadir.

3. Pemrosesan perangsangan pkiran

Adalah tindakan tidak berwujud yang ditujukan pada pikiran manusia. Jasa

dalam kategori ini adalah hiburan, olahraga, tontonan, pendidikan. Dimana

pelanggan harus hadir secara mental tetapi mereka juga dapat berada baik

disuatu fasilitas jasa tertentu atau ditempat lain yang terhubung melalui sinyal

penyiaran atau sambungan telekomunikasi.

4. Pemrosesan informasi

Adalah tindakan yang tidak bewujud yang ditujukan pada asset pelanggan.

Contohnya jasa pemrosesan informasi meliputi asuransi, perbankan, konsultan.

Dalam kategori ini mungkin diperlukan sedikit keterlibatan langsung pelanggan

(48)

2.3 Pengertian Kepuasan Konsumen

Menurut Mowen dan Minor (2002 : 89) kepuasan konsumen sebagai

keseluruhan sikap yang ditujukan konsumen atas barang dan jasa setelah mereka

memperoleh dan menggunakannya. Pelanggan yang puas dapat mengembangkan

badan usaha tetapi pelanggan yang tidak puas dapat menghancurkan badan usaha.

Oleh sebab itu, layanan yang diberikan harus dapat memenuhi keinginan dan

kebutuhan pelanggan. Timbulnya rasa puas dari diri pelanggan tersebut kemudian

akan mempengaruhi pengambilan keputusan pelanggan yang bersangkutan dalam

pengkonsumsian ulang dan akan mempengaruhi calon pelanggan lain.

Dari definisi diatas maka ditarik kesimpulan bahwa jika produk atau jasa

dapat memenuhi harapan konsumen dengan prestasi yang diberikan, maka

konsumen akan merasa puas. Sebaliknya jika harapan jauh dari prestasi yang

diharapkan, konsumen akan mersa tidak puas.

2.3.1 Pengukuran Kepuasan Konsumen

Menurut Philip Kotler (2002 : 43) terdapat empat metode untuk mengukur

kepuasan konsumen, yaitu :

1. Complaint and Suggestion System

Metode ini dilakukan dengan memberikan kesempatan pada konsumen

untuk menyampaikan saran, pendapat dan keluhan mereka tentang produk yang

mereka konsumsi serta pelayanan yang mereka terima. Media yang dapat dipakai

adalah kotak saran, kartu komentar ataupun saluran telepon bebas pulsa. Metode

(49)

kurang puas mau menyampaikan keluhan kepada perusahaan. Terkadang mereka

akan langsung beralih pada produk jasa pesaing.

2. Customer Satisfaction Survey

Metode dilakukan dengan melakukan survei terhadap konsumen dengan

menyebarkan kuesioner. Survei dapat dilakukan oleh perusahaan dengan melalui

pos, telepon atau wawancara langsung. Dengan metode ini, perusahaan akan

memperoleh tanggapan langsung dari konsumen, sementara konsumen akan

merasa diperhatikan oleh perusahaan. Metode ini dapat dilakukan dengan

beberapa cara, yaitu directly reprted satisfaction, derived dissatisfaction, problem

analysis dan importance-performance analysis. Penelitian ini akan menggunakan

metode customer satisfaction survey, dengan cara directly reported satisfaction,

dimana konsumen diminta mengungkapkan secara langsung kepuasan atau

ketidakpuasan terhadap atribut produk melalui kuesioner.

3. Ghost Shopping

Metode ini dilakukan dengan memperkerjakan orang yang berperan

sebagai konsumen produk perusahaan dan pesaing. Para ghost shopper tersebut

melaporkan temuan-temuannya tentang produk perusahaan maupun pesaing, cara

perusahaan maupun pesaing melayani, menjawab pertanyaan, dan menanggapi

setiap keluhan konsumen. Agar metode ini berhasil dan efektif, maka para

karyawan tidak boleh mengetahui kalau mereka sedang dinilai.

4. Lost Customer Analysis

Metode ini dilaksanakan dengan menghubungi pelanggan yang tidak lagi

(50)

agar memahami alasan berpindahnya pelanggan dan dapat mengambil tindakan

perbaikan yang diperlukan.

Menurut Tjiptono (2005 : 129), mengukur kepuasan konsumen meliputi

antara lain :

1. Harapan pelanggan yang paling sederhana dan berbentuk asumsi musthave,

atau taken for granted dimana para konsumen berharap suatu perusahaan ini

memberikan pelayanan yang baik.

2. Kepuasan konsumen dicerminkan dalam pemenuhan persyaratan atau

spesifikasi maksudnya para konsumen berharap dilayani dengan ramah oleh

para karyawan perusahaan.

3. Para konsumen menuntut suatu kesenangan (delight fulness) atau jasa yang

begitu bagusnya sehingga membuat saya tertarik. Misalnya perusahaan jasa

tersebut memberikan pelayanan yang baik dan membuat para konsumen

akan tertarik untuk menggunakan kembali jasa tersebut.

2.3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Kepuasan Konsumen

Proses kepuasan konsumen merupakan tahap dan di dalam tahap akhir

menilai setelah dilakukan pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan adalah

pemilihan alternatif yang ada, yang terdiri dari 5 (lima) tahap yaitu pengenalan,

pencarian informasi, evaluasi, keputusan pembelian dan tingkah laku setelah

pembelian.

Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen jasa

(51)

1. Desain fisik

Yaitu merupakan tampilan produk jasa yang dibeli dan akan menjadi daya

tarik dan sangat berperan mempengaruhi minat konsumen.

2. Harga jasa

Yaitu merupakan penentu kritis yang membedakan produk yang

ditawarkan oleh pengusaha yang satu dengan yang lainnya.

3. Fasilitas berwujud

Yaitu berupa penamilan fisik seperti gedung ruangan atau kamar,

tersedianya tempat parkir, kebersihan, kerapian ruangan, kelengkapan peralatan

komunikasi dan penampilan karyawan.

4. Kualitas layanan jasa

Kemampuan perusahaan dalam memberikan sesuatu pada konsumennya.

Dimana apabila kualitas layanan yang diterima konsumen lebih baik maka

konsumen cenderung akan mencobanya lagi.

Menurut Parasuraman dan Berry dalam Tjiptono (2005 : 13) mengidentifikasi

sepuluh faktor utama yang menentukan kualitas pelayanan adalah :

a. Reliability, mencakup dua hal pokok yaitu konsisten kerja (performance) dan

kemampuan untuk dipercaya (dependability). Hal ini berarti kemampuan

perusahaan memberikan layanan yang menjanjikan dengan segera, akurat,

dan memuaskan.

b. Responsiveness yaitu kemauan atau kesiapan para karyawan untuk

(52)

c. Competence, artinya setiap karyawan harus memiliki ketrampilan dan

pengetahuan yang dibutuhkan dalam perusahaan agar dapat memberikan

pelayanan.

d. Acces, meliputi kemudahan untuk dihubungi dan ditemui. Hal ini berarti

lokasi fasilitas jasa yang mudah dijangkau, waktu menunggu yang tidak

terlalu lama, saluran komunikasi perusahaan mudah dihubungi dan lain-lain.

e. Courtesy, meliputi sikap sopan santun, perhatian dan keramahan yang

dimiliki para contact personal.

f. Communication, artinya memberikan informasi yang akurat kepada

konsumen serta selalu menerima saran dan keluhan konsumen.

g. Credibility yaitu sifat jujur dan dapat dipercaya. Hal ini mencakup nama

baik perusahaan, reputasi perusahaan, karakteristik pribadi dan interaksi

dengan konsumen.

h. Security, yaitu aman dari bahaya, resiko atau keragu-raguan. Aspek ini

meliputi keamanan secara fisik, keamanan finansial atau kerahasiaan.

i. Understanding atau Knowing the customer, yaitu usaha untuk memahami

kebutuhan konsumen.

j. Tangibles, yaitu bukti fisik dari jasa, bisa berupa fasilitas fisik, peralatan

yang dipergunakan.

Menurut Parasuraman dan Berry dalam Tjiptono (2005 : 134) bahwa dari

sepuluh dimensi yang ada di atas dapat dirangkum menjadi lima dimensi pokok

(53)

1. Bukti fisik (tangibles)

Dimana kemampuan perusahaan dalam menunjukkan eksistensi dirinya,

misalnya gedung, fasilitas teknologi, dan sebagainya, lebih menekankan pada

bukti fisik atau dapat diraba keberadaannya.

2. Keandalan (reliability)

Merupakan kemampuan perusahaan dalam memberikan pelayanan yang

sesuai dengan yang dijanjikan kepada pelanggan. Hal ini dapat berupa adanya

perbaikan kinerja yang sesuai dengan harapan pelanggan.

3. Daya tanggap (responsiveness)

Daya tanggap yang dimiliki oleh karyawan dan pimpinan perusahaan.

Dimana perusahaan harus menunjukkan kemampuannya dalam memberikan

pelayanan yang cepat dan tepat kepada pelanggan jika pelanggan sedang

memerlukan jasa yang dimaksudkan.

4. Jaminan (assurance)

Hal ini berkaitan dengan pengetahuan dan kemampuan karyawan dalam

menumbuhkan rasa kepercayaan dari pelanggannya pada perusahaan.

Didalamnya terdapat unsur etika karyawan, kredibilitas karyawan, rasa aman

dari pelanggan dan unsur etika dimiliki oleh karyawan.

5. Perhatian (empathy)

Merupakan pemberian perhatian yang bersifat individu kepada pelanggan

dari perusahaan. Hal ini dimaksudkan agar pihak perusahaan dapat memahami

(54)

2.4 Kerangka Berfikir

Seperti halnya ketika konsumen akan memilih jasa pendidikan suatu

perguruan tinggi baik swasta atau negeri, konsumen (mahasiswa) akan

dipengaruhi oleh kepuasan mereka dalam menggunankan jasa pendidikan

tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan mahasiswa, yaitu :

Bukti fisik (tangibles) merupakan penampilan fasilitas fisik seperti (gedung

dan ruangan, tersedianya tempat parkir, kebersihan, kelengkapan peralatan

komunikasi, Fasilitas Internet Wifi).

Perhatian (emphaty) merupakan perhatian secara individual yang diberikan

pada mahasiswa seperti kemudahan menghubungi pihak perguruan tinggi yang

bersangkutan, kemampuan berkomunikasi dengan mahasiswa, usaha pihak

perguruan tinggi memahami kebutuhan dan keinginan mahasiswa.

Keandalan (reliability) merupakan kemampuan memberikan pelayanan yang

sesuai dengan janji yang ditawarkan.

Daya tanggap (responsiveness) merupakan respons atau kesigapan karyawan

dan dosen dalam membantu pelanggan dan memberikan pelayanan yang cepat dan

tanggap. Meliputi : kecepatan karyawan menangani prosedur administrasi,

penanganan keluhan mahasisawa.

Jaminan (assurance) merupakan kemampuan karyawan dan dosen atas

pengetahuan terhadap produk secara tepat, keramah-tamahan, perhatian dan

kesopanan memberikan pelayanan, ketampilan memberikan informasi.

Harga (price) merupakan salah satu faktor penentu seseorang dalam

(55)

konsumen akan merasa puas dan selanjutnya konsumen akan memperlihatkan

peluang menggunakan jasa di perusahaan itu dilain waktu. Kemampuan keuangan

sangat menentukan pilihan anda. Ini adalah faktor terpenting mulai uang

pendaftaran, uang gedung, uang kuliah pokok, uang SKS, biaya KKN, dan

lainnya.

Dimana kerangka pemikiran tersebut dapat digambarkan dalam bagan

kerangka berpikir, sebagai berikut :

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir

Bukti Fisik X1

Perhatian X2

Keandalan X3

Daya Tanggap X4

Jaminan X5

Harga X6

Kepuasan Mahasiswa

(56)

2.5 Hipotesis

Berdasarkan teori yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat diajukan

hipotesis penelitian sebagai berikut :

3. Variabel-variabel bukti fisik, perhatian, keandalan, daya tanggap, jaminan

dan harga secara simultan berpengaruh terhadap kepuasan mahasiswa pada

program studi Ilmu Administrasi Bisnis pada Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik UPN “Veteran” Jawa Timur ?

4. Variabel-variabel bukti fisik, perhatian, keandalan, daya tanggap, jaminan

dan harga secara parsial berpengaruh terhadap kepuasan mahasiswa pada

program studi Ilmu Administrasi Bisnis pada Fakultas Ilmu Sosial dan

(57)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional

Definisi operasional variabel dalam kajian penelitian ini dibuat dengan

tujuan untuk memberikan penjelasan terhadap variabel yang digunakan agar dapat

diukur dengan alat ukur yang sesuai. Selain itu juga bertujuan untuk menghindari

terjadinya salah pengertian terhadap tiap-tiap variabel yang ada dalam kajian

penelitian ini. Defenisi operasional variabel-variabel tersebut adalah sebagai

berikut :

Variabel yang dipakai dalam penelitian ini adalah bukti fisik, perhatian,

keandalan, daya tanggap, jaminan, dan harga (X) sebagai variabel bebas atau variabel independen. Dan kepuasan mahasiswa (Y) sebagai variabel terikat atau variabel dependen. Definisi operasional variabel-variabel tersebut adalah sebagai

berikut :

Variabel Bebas (independen) :

1. Bukti Fisik (X1)

Merupakan penampilan fasilitas fisik seperti (gedung dan ruangan, tersedianya

tempat parkir, kebersihan, kelengkapan peralatan komunikasi).

Adapun indikator variabel bukti fisk adalah :

a. Keadaan gedung FISIP UPN “Veteran” Jawa Timur

b. Kebersihan, dan kenyamanan ruang kuliah

(58)

d. Tempat parkir

e. Fasilitas Internet Wifi pada area FISIP UPN “Veteran” Jawa Timur

Untuk memudahakan pengukuran, penulis menggunakan skor pada

masing-masing jawaban dengan skala ordinal, yaitu :

Sangat baik : 5

Baik : 4

Cukup baik : 3

Tidak baik : 2

Sangat tidak baik : 1

2. Perhatian (X2)

Merupakan kemudahan dalam melakukan komunikasi yang baik, perhatian

pribadi dan pemahaman atas kebutuhan dan keinginan mahasiswa

Adapun indikator variabel perhatian adalah :

a. Kemampuan dosen dan karyawan berkomunikasi secara individual dengan

mahasiswa.

b. Kemudahan mahasiswa menghubungi dosen dan karyawan.

Untuk memudahkan pengukuran, penulis menggunakan skor pada masing-masing

jawaban dengan skala ordinal, yaitu :

Sangat baik : 5

Baik : 4

Cukup baik : 3

Tidak baik : 2

(59)

3. Keandalan (X3)

Merupakan kemampuan penyedia jasa memberikan layanan yang

menjanjikan dengan akurat dan memuaskan

Adapun indikator variabel keandalan adalah :

a. Kemampuan dosen pada kesesuaian isi materi yang disampaikan pada

mahasiswa.

b. Kemampuan dosen dan karyawan dalam memberikan jawaban atas

pertanyaan yang disampaikan mahasiswa

c. Ketepatan waktu kuliah yang diberikan dosen sesuai dengan bobot SKS

masing-masing mata kuliah.

Untuk memudahkan pengukuran, penulis menggunakan skor pada masing-masing

jawaban dengan skala ordinal, yaitu :

Sangat baik : 5

Baik : 4

Cukup baik : 3

Tidak baik : 2

Sangat tidak baik : 1

4. Daya Tanggap (X4)

Merupakan respons atau kesigapan karyawan dan dosen dalam membantu

mahasiswa dan memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap.

Adapun indikator variabel daya tangkap adalah :

a. Kemampuan dosen dan karyawan menangani keluhan mahasiswa

Gambar

Gambar 2.1
Tabel 3.1
Tabel 4.1
Hasil Tanggapan Responden Terhadap Variabel Perhatian (XTabel 4.2 2)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penemuan album foto di Belanda itu terjadi tidak jauh berselang dengan persiapan peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus dan kemudian

Akhir yang berjudul “ Aplikasi Geografis untuk Pemetaan Lokasi Rumah Sakit dan Puskesmas Terdekat dari Posisi Terakhir Berbasis Web di Wilayah Kota Palembang ”

adalah mahasiswa kumi yang sedang menyusun skripsi dengan judul "Kecemasan Dalam Menghadapi Masa Menopause Ditinjau Dari Konsep Did Pada War.ita Dewasa

Luas areal tanaman jeruk di Kabupaten Karo sekitar 17.000 ha (A NONIMUS , 2008b) dan penerapan sistem integrasi kambing dan jeruk akan meningkatkan populasi kambing dan nilai

Berdasarkan kurikulum SMK yang mengacu pada kesiapan lulusan sebagai tenaga kerja siap pakai dengan keterampilan khusus maka BKK lebih banyak mengarahkan siswa

Untuk Mengelola kata yang diinginkan dengan menggunakan Microsoft Word,.. Microsoft Excel untuk mengolah angka dengan sentuhan tabel dan

Studi-studi mengenai peran HBsAg kuantitatif dalam memprediksi relaps virologis pasca penghentian terapi analog nukleosida/nukleotida pada pasien hepatitis B kronik

Pengujian hipotesis menggunakan uji t menunjukkan bahwa dua variabel independen yaitu Kualitas Pelayanan (X1) dan Harga (X2) yang diteliti terbukti berpengaruh positif