• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan pemahaman siswa melalui penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe STAD pada mata pelajaran akuntansi SMA : studi kasus siswa kelas XI IPS 3 SMA Stella Duce 2.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peningkatan pemahaman siswa melalui penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe STAD pada mata pelajaran akuntansi SMA : studi kasus siswa kelas XI IPS 3 SMA Stella Duce 2."

Copied!
188
0
0

Teks penuh

(1)

xi ABSTRAK

PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD

PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI SMA

Studi kasus pada Siswa kelas XI IPS 3 SMA Stella Duce 2 Yogyakarta Lusia Rini Hapsari

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2009

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa XI IPS 3 SMA Stella Duce 2 melalui penerapan metode kooperatif tipe STAD. Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus yang dilakukan di kelas XI IPS 3 SMA Stella Duce 2 Yogyakarta bulan Maret sampai April 2009.

Tehnik pengumpulan data dengan observasi, wawancara dan dokumentasi, sedangkan tehnik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif.

(2)

xii ABSTRACT

INCREASING STUDENT’S COMPREHENSION BY APPLYING STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) OF

COOPERATIVE LEARNING METHOD IN ACCOUNTING IN SENIOR HIGH SCHOOL

A case study on the students of the IIth Grade of 3 Stella Duce 2 Senior High School Yogyakarta

Lusia Rini Hapsari Sanata Dharma University

Yogyakarta 2009

This study aims to identify an improvement on comprehension of the students from the IIth Grade of 3 Social Sciences Deparment Stella Duce 2 Senior High School Yogyakarta through the cooperative model type of STAD. This study is a case study which took place at the IIth Grade of 3 of Stella Duce 2 Senior High School Yogyakarta from March to April 2009.

The writer applied observation, interview, and documentation to gather the data. However, descriptive analysis was used to analyze the data.

(3)

PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD

PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI SMA Studi kasus: Siswa kelas XI IPS 3 SMA Stella Duce 2

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Mengambil ma

Oleh :

Lusia Rini Hapsari NIM : 051334033

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

i

PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD

PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI SMA Studi kasus: Siswa kelas XI IPS 3 SMA Stella Duce 2

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Mengambil ma

Oleh :

Lusia Rini Hapsari NIM : 051334033

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(5)
(6)
(7)

iv

MOTTO

Seperti debu yang beterbangan ditiup angin

Begitulah hidup kita bila kita tidak mempunyai tujuan

Terhempas jauh bersama hembusan angin

Sama seperti rumput yang tumbuh di tanah yang tandus

(8)

v

This Masterpiece Is Devoting To :

Allah Bapa which have Throne in Heaven Empire

Yesus My Savior

Holly Spirit n Mother Marry

My Lovely Daddy and Mommy

My Sister and Brothers

(9)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini merupakan karya asli saya yang tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 18 Juli 2009 Penulis

(10)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Lusia Rini Hapsari

Nomor Mahasiswa : 051334033

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD

PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI SMA Studi kasus: Siswa kelas XI IPS 3 SMA Stella Duce 2

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me-ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Yogyakarta, 06 Agustus 2009

Yang menyatakan

(11)

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala berkat dan karunia-Nya karena skripsi ini telah selesai pada waktunya. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Akuntansi. Penulis menyadari bahwa proses penyusunan skripsi ini mendapatkan amsukan, kritik dan saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, rasa terima kasih yang tulus ini penulis persembahkan secara khusus kepada:

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si., selaku Kaprodi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Bapak S. Widanarto Prijowuntanto, S.Pd., M.Si., selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, pengarahan, dukungan, kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini. Thanks for all, Sir...

5. Bapak Drs. F.X Muhadi, M.Pd., selaku dosen penguji skripsi atas segala arahan dan bimbingan yang sudah diberikan kepada penulis.

(12)

viii

7. Ibu Dra. Anna Harsanti, selaku kepala sekolah SMA Stella Duce 2 Yogyakarta yang telah memberikan ijin dan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian.

8. Bapak Y. Himawan Indaryanto, S.Pd. selaku partner saat penelitian yang dengan tulus, setia, sabar, dan penuh perhatian mendampingi dan membimbing penulis selama pelaksanaan penelitian. Tanpa kerjasama dari bapak, penelitian saya tidak akan berhasil.

9. Bapak dan Ibu dosen serta segenap tenaga administrasi Program Studi pendidikan akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

10. Seluruh siswi SMA Stella Duce 2 Yogyakarta, khususnya siswi kelas XI IPS 3 (Isthrii Class), yang telah dengan setia dan sabar mengikuti pelajaran yang digunakan penulis untuk penelitian. Tanpa kalian penelitian tidak mungkin berjalan dengan lancar, Thanks.

11. Ayah dan Bunda untuk segala dukungan, doa, dan bimbingan yang membuat penulis merasa semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

12. Kedua kakakku yang termanis (Th. Sakti Handani S. S.Far., Apt. dan St. Hary Suprobo S.Pd.) dan adikku tersayang (Anc. Hargo Pramudya) untuk segala hiburan, kebersamaan, nasehat, dukungan, canda dan tawa yang selalu mewarnai hidupku.

(13)

ix

14. Para sahabatku : Natalia Niken Krisnawati, Vinsensia Candra Hary Murti, Paula Novita Kusumaningrum, Kurnia Widiastuti, Lucia Leny Cahyanti untuk kebersamaan kita selama ini, dengan kalian ku semakin tumbuh, ku bisa merasakan ketulusan sosok sahabat serta bersama kalian ku bisa merasakan indahnya dunia manakala kita harus tertawa bersama dan menangis bersama.

15. Fransiska Ni Putu yang selalu memberi dukungan kepadaku, Krismanto, Theresia Avilla Lisa dan Christina Dwi Hartanti yang selalu menemaniku pada saat penelitian.

16. Teman-teman seperjuangan: Asih, Tri, Riri, Rina Budi, Tya, Filip, Eka, Lusi, Rini, Indah, Galuh, Ayu, Agnes, Very, Bangkit, Singgih, Ertyn, Eka wahyu, Andri, Rina, Heni, Echa, Gede, Arnon, Wulan, Heni, Ayu, Vivin, dan yang lainnya terimakasih atas dukungan, doa dan bantuannya selama penulisan skripsi.

17. Anak kost Sekartadji (Yustina Dian, Nina Kenyar, Susana, Ratih Sulistya, Dwi Astuti, Merita, Natalia, Nayang, Erly Elentaty, Astrid, Haryanti, Tifa, Nova, Furi) dan lainnya terima kasih atas kebersamaan kita, keceriaan kita, kegilaan kita. The Best of Sekartadji.

18. Seluruh mahasiswa angkatan 2005 yang telah mewarnai hidupku selama kurang lebih 4 tahun.

(14)

x

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis meminta kritik dan saran yang bersifat membangun agar skripsi ini bisa berguna bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

Penulis,

(15)

xi ABSTRAK

PENINGKATAN PEMAHAMAN SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD

PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI SMA

Studi kasus pada Siswa kelas XI IPS 3 SMA Stella Duce 2 Yogyakarta Lusia Rini Hapsari

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2009

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa XI IPS 3 SMA Stella Duce 2 melalui penerapan metode kooperatif tipe STAD. Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus yang dilakukan di kelas XI IPS 3 SMA Stella Duce 2 Yogyakarta bulan Maret sampai April 2009.

Tehnik pengumpulan data dengan observasi, wawancara dan dokumentasi, sedangkan tehnik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif.

(16)

xii ABSTRACT

INCREASING STUDENT’S COMPREHENSION BY APPLYING STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) OF

COOPERATIVE LEARNING METHOD IN ACCOUNTING IN SENIOR HIGH SCHOOL

A case study on the students of the IIth Grade of 3 Stella Duce 2 Senior High School Yogyakarta

Lusia Rini Hapsari Sanata Dharma University

Yogyakarta 2009

This study aims to identify an improvement on comprehension of the students from the IIth Grade of 3 Social Sciences Deparment Stella Duce 2 Senior High School Yogyakarta through the cooperative model type of STAD. This study is a case study which took place at the IIth Grade of 3 of Stella Duce 2 Senior High School Yogyakarta from March to April 2009.

The writer applied observation, interview, and documentation to gather the data. However, descriptive analysis was used to analyze the data.

(17)

xiii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... xi

ABSTRACT ... xii

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR BAGAN ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Batasan Masalah ... 3

C. Rumusan Masalah ... 3

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN TEORITIK……… 6

A. Model Pembelajaran Cooperative Learning... 6

(18)

xiv

C. Pemahaman siswa ... 17

D. Penelitian Tindakan Kelas ... 19

E. Kerangka Berpikir... 23

F. Hipotesis ... 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……… 26

A. Jenis Penelitian... 26

B. Subyek dan Obyek Penelitian ... 26

C. Tempat dan Waktu Penelitian ………. 26

D. Prosedur Penelitian ... 27

E. Instrumen Penelitian ... 31

F. Prosedur Analisis dan Interprestasi Data Penelitian ... 32

BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH ………. 35

A. Sejarah berdirinya SMA Stella Duce 2 ... 35

B. Visi, misi, semboyan dan tujuan sekolah ... 37

C. Sistem Pendidikan SMA Stella Duce 2 ... 41

D. Kurikulum ... 41

E. Organisasi Sekolah SMA Stella Duce 2 ... 48

F. Sumber Daya Manusia ... 52

G. Siswa SMA Stella Duce 2 ... 54

H. Kondisi Fisik dan Lingkungan ... 56

I. Fasilitas Pendidikan dan Latihan ... 58

J. Majelis Sekolah ... 60

(19)

xv

L. Usaha-usaha peningkatan Kelulusan ... 62

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 69

A. Temuan Lapangan ... 69

1. Siklus Pertama ... 69

a. Perencanaan ... 69

b. Tindakan dan Observasi ... 70

c. Refleksi ... 79

2. Siklus Kedua ... 84

a. Perencanaan ... 84

b. Tindakan dan Observasi ... 84

c. Refleksi ... 88

3. Pemahaman Siswa ... 92

a. Sebelum STAD ... 92

b. Sesudah STAD pada Siklus Pertama ... 93

c. Sesudah STAD pada Siklus Kedua ... 94

B. Pembahasan... 95

1. Ranah Kognitif ... 95

2. Ranah psikomotorik ... 98

3. Ranah Afektif ... 101

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 104

A. Kesimpulan ... 104

B. Keterbatasan Penelitian ... 104

(20)

xvi DAFTAR PUSTAKA

(21)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Skala Penilaian ... 18

Tabel 5.1 Daftar Nilai XI IPS 3 ... 81

Tabel 5.2 Refleksi Siswa Siklus Pertama ... 83

Tabel 5.3 Daftar Nilai XI IPS 3 Siklus Kedua ... 89

Tabel 5.4 Refleksi Siswa Siklus Kedua ... 91

Tabel 5.5 Pemahaman Siswa Sebelum STAD ... 92

Tabel 5.6 Pemahaman Siswa Setelah STAD Siklus 1 ... 93

Tabel 5.7 Pemahaman Siswa Setelah STAD Siklus 2 ... 94

Tabel 5.8 Hasil Kuis Siswa XI IPS 3 ... 95

Tabel 5.9 Daftar Keaktifan ... 98

Tabel 5.10 Keterlibatan Siswa ... 99

Tabel 5.11 Rekap Keaktifan Siswa Siklus 1 ... 100

Tabel 5.12 Rekap Keaktifan Siswa Siklus 2 ... 101

(22)

xviii

DAFTAR BAGAN

(23)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

(24)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia hidup di dunia ini tidak pernah terlepas dari kegiatan belajar, baik itu belajar dari lingkungan formal (sekolah), informal (keluarga dan masyarakat), maupun nonformal (kursus atau pelatihan). Belajar merupakan suatu proses tingkah laku yang ada pada dirinya dalam pengetahuan, sikap dan keterampilan. Dengan kegiatan belajar inilah seseorang dapat mengembangkan seluruh kemampuan kognitif, afektif, motorik dan sosial.

Salah satu lembaga pendidikan formal yang sangat erat kaitannya dengan belajar adalah sekolah. Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolah, siswa diharapkan memiliki kompentensi kognitif. Dari berbagai macam pelajaran yang diajarkan, salah satu pelajarannya adalah pelajaran akuntansi. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pelajaran akuntansi dipelajari siswa kelas XI semester genap dan kelas XII semester gasal. Pelajaran ini bukan hanya untuk dipelajari, namun pelajaran ini juga termasuk salah satu pelajaran yang diujikan pada saat Ujian Nasional. Oleh karena itu, siswa diharapkan dapat memahami pelajaran akuntansi dengan baik.

(25)

2

akuntansi tersebut. Oleh sebab itu, peneliti tertarik mengadakan observasi untuk mengetahui penyebab dari kurang pahamnya siswa. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti yaitu bahwa:

1. Siswa kurang dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran

Dari pengamatan peneliti, ketika guru menjelaskan materi beberapa siswa hanya mendengarkan saja, ada tiga siswa yang mengantuk dan merebahkan kepalanya di meja, ada beberapa siswa yang bercerita dengan teman sebangkunya.

2. Siswa kurang mendapat kesempatan untuk mengekspresikan pengetahuannya

Dalam metode pembelajaran ini, guru menjadi pusat dalam pembelajaran. Metode yang digunakan oleh guru yaitu ceramah dan diskusi. Pada saat menjelaskan guru menggunakan metode ceramah, sedangkan saat membahas soal guru menggunakan metode diskusi. 3. Siswa kurang termotivasi dalam pelajaran akuntansi

Disadari, bahwa jurusan IPS merupakan jurusan yang kurang diminati sehingga siswa yang memilih jurusan IPS hanyalah siswa yang tidak masuk ke jurusan IPA meskipun ada pula siswa yang benar berminat masuk pada jurusan IPS.

(26)

menggunakan metode pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa. Beberapa metode yang dapat digunakan yaitu metode Team Games Tournamen, metode Jigsaw, metode Student Team Achievement Division, metode Learning Together.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang metode pembelajaran kooperatif khususnya tipe STAD pada mata pelajaran siswa terhadap peningkatan pamahaman siswa. Alasan peneliti memilih metode STAD adalah peneliti menduga bahwa dengan metode STAD setiap individu siswa akan membangun kerjasama yang baik dan tanggung jawab yang tinggi dalam pembelajaran. Selain itu juga, keterlibatan dari semua siswa akan muncul karena keberhasilan kelompok merupakan tanggung jawab semua anggota kelompok.

B. Batasan Masalah

Penelitian dilakukan untuk mengetahui tentang metode-metode kooperatif. Penelitian ini akan memfokuskan pada tipe STAD pada variabel peningkatan pemahaman siswa.

C. Rumusan Masalah

(27)

4

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada peningkatan pemahaman siswa melalui penerapan metode kooperatif tipe STAD.

E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat memberikan pengalaman yang berguna, berharga dan dapat menjadi bekal bagi peneliti untuk terjun ke dunia pendidikan dan memperoleh wawasan dalam menganalisis suatu masalah kemudian mengambil suatu kesimpulan yang tepat.

2. Bagi siswa

Dengan penelitian ini, siswa diharapkan dapat termotivasi untuk belajar akuntansi sehingga siswa dapat memahami materi akuntansi dengan baik dan meningkat nilai akuntansinya.

3. Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi dan masukan serta bahan pertimbangan saat memilih metode pembelajaran.

4. Bagi sekolah

(28)

5. Bagi Universitas Sanata Dharma

(29)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Model Pembelajaran Cooperative Learning 1. Pengertian pembelajaran kooperatif

a. Menurut Kagan (dalam Catur Rismiati dan Susento, 2007:227)

Pembelajaran kooperatif adalah suatu pembelajaran yang berisi serangkaian aktifitas pembelajaran yang diorganisasikan sedemikian rupa sehingga pembelajaran tersebut difokuskan pada pertukaran informasi terstuktur antar pembelajar dalam grup yang bersifat sosial dan masing-masing pembelajar bertanggung jawab penuh atas pembelajaran yang mereka jalani.

b. Menurut Johson dan Johnson (dalam Ratri, 2005:46)

Cooperative Learning adalah metode belajar dengan cara bekerja sama dalam kelompok kecil untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan metode ini, setiap anggota kelompok dituntut untuk berperan aktif dalam belajar. Jadi, kelompok bertanggung jawab atas kelompoknya c. King, dkk (dalam Ratri, 2005:46)

Mengemukakan bahwa penerapan cooperative learning dapat mempengaruhi perkembangan kognitif, meningkatkan prestasi belajar, memperbaiki hubungan sosial dan meningkatkan harga diri. Dengan demikian cooperative learning dapat diartikan sebagai suatu metode pembelajaran dengan cara berkelompok, dimana setiap anggota mempunyai tanggung jawab terhadap anggota kelompoknya yang lain dengan cara bekerja sama.

2. Unsur-unsur pembelajaran kooperatif

(30)

a. Adanya anggapan bahwa kelompok “sehidup sepenanggungan bersama”.

b. Adanya tanggung jawab setiap anggota kelompok. c. Adanya kesamaan tujuan yang hendak dicapai.

d. Adanya pembagian tugas dan tanggung jawab yang sama.

e. Adanya kesamaan hadiah / penghargaan terhadap semua anggota kelompok.

f. Adanya pertanggungjawaban terhadap materi secara individual. g. Adanya kebutuhan keterampilan untuk belajar bersama selama

proses belajar.

3. Karakteristik pembelajaran kooperatif

Wina Sanjaya (2006:242-244) mengungkapkan bahwa pembelajaran kooperatif memiliki empat karakteristik. Empat karakteristik tersebut adalah:

a. Pembelajaran secara team

Pembelajaran secara team (kelompok) diharapkan agar semua anggota kelompok mampu bekerja sama dan saling membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran. Kelompok harus terdiri atas anggota yang memiliki kemampuan akademis, jenis kelamin, dan latar belakang sosial yang berbeda. Hal ini dimaksudkan agar setiap anggota dapat bertukar pengalaman, dapat saling membantu dan menerima, sehingga setiap anggota dapat memberikan kontribusi untuk keberhasilan kelompok. b. Didasarkan pada manajemen kooperatif

(31)

8

1) Fungsi perencanaan

Pembelajaran kooperatif memerlukan perencanaan yang baik, agar proses belajar dapat berjalan secara efektif.

2) Fungsi pelaksanaan

Dalam fungsi ini, pembelajaran kooperatif harus dilaksanakan sesuai dengan perencanaan.

3) Fungsi organisasi

Pembelajaran kooperatif adalah pekerjaan bersama, oleh sebab itu perlu adanya pembagian tugas dan tanggung jawab setiap anggota kelompok.

4) Fungsi kontrol

Dalam fungsi ini, pembelajaran kooperatif perlu ditentukan kriteria keberhasilannya.

c. Kemauan untuk bekerja sama

Pembelajaran kooperatif memerlukan adanya kemauan untuk bekerja sama, bukan saja dalam pembagian tugas dan tanggung jawab setiap anggota kelompok, tetapi juga diperlukan adanya sikap saling membantu. Misalnya: anggota kelompok yang pintar membantu yang kurang pintar.

d. Keterampilan bekerja sama

Setelah memiliki kemampuan untuk bekerja sama, siswa perlu didorong untuk mau dan mampu berinteraksi dan berkomunikasi dengan anggota kelompoknya. Sehingga setiap siswa dapat menyampaikan ide mengemukakan pendapat dan memberikan kontribusi kepada keberhasilan kelompok.

4. Prinsip-prinsip pembelajaran kooperatif

Menurut Wina sanjaya (2006:244-245), pembelajaran kooperatif memiliki empat prinsip, yaitu:

(32)

Dengan pembelajaran kooperatif, keberhasilan kelompok sangat tergantung usaha setiap anggota kelompok dalam mengerjakan tugasnya. Pembagian tugas didasarkan pada kemampuan masing-masing anggota kelompok. Ketergantungan positif artinya bahwa semua tugas dapat terselesaikan karena adanya kerja sama yang baik dari masing-masing anggota kelompok. Anggota kelompok yang memiliki kemampuan lebih, diharapkan mau membantu anggota yang lain untuk melaksanakan tugasnya.

b. Tanggung jawab perseorangan

Keberhasilan kelompok tergantung pada anggotanya. Maka, setiap anggota kelompok harus memiliki tanggung jawab untuk malaksanakan tugasnya dan mampu memberikan yang terbaik untuk keberhasilan kelompoknya.

c. Interaksi tatap muka

Pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan yang luas kepada kelompok untuk bertatap muka saling memberikan informasi dan saling membelajarkan dengan cara bekerja sama, menghargai setiap perbedaan, memanfaatkan kelebihan masing-masing anggota, dan mengisi kekurangan masing-masing-masing-masing.

d. Partisipasi dan komunikasi

(33)

10

Misalnya: cara menyatakan ketidaksetujuan pendapat orang lain secara santun dan tidak memojokkan, cara menyampaikan gagasan dan ide-ide yang dianggapnya baik dan berguna.

5. Prosedur pembelajaran kooperatif

Wina sanjaya (2006:246-247) mengemukakan bahwa prosedur pembelajaran kooperatif memiliki empat tahap, yaitu:

a. Penjelasan materi

Pada tahap ini, guru menyampaikan materi yang harus dikuasai oleh siswa. Untuk menguasai materi tersebut siswa akan dibagi dalam kelompok. Pada kegiatan ini guru dapat mengunakan metode ceramah dan diskusi serta dapat menggunakan berbagai media pembelajaran agar lebih menarik perhatian siswa.

b. Belajar dalam kelompok

Pengelompokkan dalam pembelajaran kooperatif bersifat heterogen, artinya kelompok dibentuk berdasarkan perbedaan-perbedaan anggotanya, baik itu gender, agama, sosial-ekonomi, maupun perbedaan kemampuan akademisnya. Dalam kemampuan akademis, kelompok pembelajaran biasanya terdiri dari siswa yang memiliki kemampuan akademis tinggi, sedang dan rendah. Ini dimaksudkan agar anggota yang memiliki kemampuan akademis tinggi dapat berbagi ilmu dan pengetahuan kepada anggota yang memiliki kemampuan akademis yang kurang. Melalui pembelajaran dalam kelompok siswa didorong untuk melakukan tukar-menukar (sharing) informasi dan pendapat, mendiskusikan permasalahan, membandingkan jawaban dan mengoreksi hal-hal yang kurang tepat.

c. Penilaian

(34)

d. Pengakuan tim

Pengakuan tim adalah penetapan tim yang paling berprestasi untuk kemudian diberikan penghargaaan atau hadiah. Hal ini diharapkan dapat memotivasi tim untuk terus berprestasi dan memotivasi kelompok lain untuk mampu meningkatkan prestasi mereka.

6. Keunggulan pembelajaran kooperatif

Wina sanjaya memaparkan beberapa keunggulan dalam pembelajaran kooperatif, antara lain:

a. Dengan pembelajaran kooperatif, siswa tidak terlalu bergantung kepada guru , akan tetapi siswa dapat menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa lain.

b. Dalam pembelajaran kooperatif, siswa dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkan dengan ide-ide orang lain.

c. Dengan pembelajaran kooperatif, siswa dapat menyadari atas segala keterbatasannya dan menerima segala perbedaan.

d. Pembelajaran kooperatif dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggungjawab dalam belajar.

e. Pembelajaran kooperatif membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan akademiknya maupun sosialnya.

(35)

12

g. Pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan kemampuan siswa dengan informasi dan kemampuan yang ada.

h. Interaksi siswa dalam pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan motivasi dan memberi rangsangan untuk berpikir.

7. Kelemahan pembelajaran kooperatif

Di samping keunggulan, Wina Sanjaya memaparkan beberapa kelemahan pembelajaran kooperatif, antara lain:

a. Siswa yang memiliki kelebihan akan merasa terhambat oleh siswa yang dianggap memiliki kemampuan kurang. Akibatnya, keadaan semacam ini dapat mengganggu iklim kerja sama dalam kelompok. b. Ciri utama dari pembelajaran kooperatif adalah siswa saling

membelajarkan. Oleh karena itu, jika tanpa peer teaching yang efektif, maka dibandingkan dengan pengajaran langsung dari guru, bisa terjadi cara belajar yang demikian apa yang seharusnya dipelajari dan dipahami tidak pernah tercapai oleh siswa.

c. Penilaian yang diberikan kepada kelompok dalam pembelajaran kooperatif didasarkan kepada hasil kerja kelompok. Dengan demikian, guru perlu menyadari bahwa sebenarnya hasil atau prestasi yang diharapkan adalah hasil individu siswa.

(36)

e. Walaupun kemampuan bekerja sama merupakan kemampuan yang sangat penting untuk siswa, akan tetapi banyak aktifitas dalam kehidupan yang hanya didasarkan kepada kemampuan secara individual. Oleh karena itu, idealnya melalui pembelajaran kooperatif selain siswa belajar bekerja sama, siswa juga harus belajar bagaimana membangun kepercayaan diri.

8. Lima Tipe Pembelajaran kooperatif

Slavin (Catur Rismiati dan Susento, 2007:228) memperkenalkan lima tipe pembelajaran kooperatif, antara lain:

a. Student Teams Achievement Divisions (STAD)

Dalam tipe ini, siswa berkelompok mengerjakan soal latihan dalam lembar kerja. Tiap kelompok terdiri dari 4 atau 5 orang, yang terdiri dari siswa berkemampuan tinggi, sedang dan rendah. Setelah semua kelompok sudah selesai mengerjakan, dosen memberikan kunci jawaban dan meminta siswa untuk memeriksa hasil pekerjaan. Kemudian guru mengadakan kuis.

b. Teams Games Tournament (TGT)

(37)

14

c. Jigsaw

Tiap kelompok dalam tipe ini akan terdiri 5 atau 6 orang. Setiap anggota kelompok diminta untuk mempelajari satu bagian materi pelajaran kemudian menjelaskannya kepada anggota kelompok yang lain kemudian guru mengadakan kuis.

d. Learning Together

Dalam tipe ini guru menjelaskan materi pembelajaran. Setelah itu, siswa dibagi dalam kelompok heterogen yang terdiri dalam 4 sampai 6 orang untuk mengerjakan lembar kerja. Guru menilai hasil kerja kelompok, kemudian siswa mengerjakan kuis secara individual, yang dinilai oleh guru sebagai hasil kerja individual. e. Group Investigation

Dalam metode ini siswa dibagi dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok mempelajari satu bagian materi pelajaran, kemudian menjelaskannya kepada seluruh siswa di kelas.

B. Model Pembelajaran Cooperatif Learning tipe STAD

(38)

pembelajaran kooperatif yang paling sederhana juga karena tipe pembelajaran ini merupakan sebuah model yang baik bagi seorang guru yang baru mengenal pendekatan kooperatif .

1. Pengertian STAD (Student Teams Achivement Division)

Slavin (1995:5) mengungkapkan bahwa terdapat empat tipe metode pembelajaran kooperatif salah satunya Student Teams Achievement Division (STAD). STAD dikembangkan di John Hopkins University oleh Slavin. Tipe STAD dapat digunakan dalam berbagai mata pelajaran dimulai dari matematika, seni, bahasa sampai dengan ilmu-ilmu sosial.

(39)

16

2. Komponen Penting Dalam STAD (Student Teams Achivement Division)

Dalam STAD ada lima komponen penting (Slavin,1995:71-73): a. Class presentations

Pada komponen ini siswa harus benar-benar memperhatikan materi yang diberikan karena nantinya akan berguna pada saat dilakukan kuis dimana skor yang didapat berdasarkan skor kelompok.

b. Teams

Siswa dibagi dalam beberapa kelompok dimana masing-masing kelompok beranggotakan 4-5 orang yang merupakan campuran siswa yang memiliki perbedaan suku, jenis kelamin dan kemampuan siswa.

c. Quizzes

Kuis dilakukan secara individual dan siswa tidak diperkenankan membantu teman yang lain. Setiap siswa bertanggung jawab atas penguasaan materi yang dipelajarinya.

d. Individual improvement score

(40)

e. Team recognition

Kelompok yang memperoleh skor tertinggi akan mendapatkan penghargaan.

3. Langkah-langkah dalam STAD (Student Teams Achivement Division) (http://learning-with-me.blogspot.com/2006/09/pembelajaran.html#17) a. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen

(campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll.) b. Guru menyajikan pelajaran.

c. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota kelompok. Anggota yang tahu menjelaskan kepada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.

d. Guru memberi kuis / pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu.

e. Memberi evaluasi. f. Penutup.

C. Pemahaman siswa

(41)

18

Akuntansi adalah sebagai suatu disiplin ilmu deskriptif atau analisis. Akuntansi mengidentifikasikan sejumlah besar kejadian dan yang merupakan ciri dari aktivitas ekonomi. Melalui pengukuran, pengklasifikasian dan pengikhtisaran, akuntansi menyusutkan data tersebut menjadi pos-pos yang relatif sedikit, sangat penting dan saling berkaitan. Bila dirakit dan disusun dengan tepat akan menggambarkan kondisi keuangan, hasil operasi dan arus kas dari suatu kesatuan ekonomi tertentu.

3. Pengukuran Tingkat Pemahaman

Suwardjono (1991) menyatakan ukuran pemahaman atau keberhasilan siswa dalam mempelajari materi mata pelajaran dilihat dari nilai yang diperoleh siswa.

Menurut Arikunto (1991) ada beberapa skala penilaian yang dapat mengukur pemahaman atau keberhasilan siswa dalam mempelajari materi mata pelajaran, yaitu:

a. Skala bebas adalah skala penilaian yang tidak tetap. Ada kalanya skor tertinggi 20, lain kali 25, lain kali 50. ini semua tergantung dari banyak dan bentuk soal.

b. Skala 0-10 adalah skala penilaian untuk angka 0 adalah angka terendah dan angka 10 adalah angka tertinggi.

c. Skala 0 – 100 adalah skala penilaian yang lebih halus dibanding skala 0 -10, karena skala ini menilai dalam bilangan bulat.

(42)

Tabel 2.1 Skala penilaian

Angka 10 Angka 100 Huruf Keterangan

8.0 – 10 80 – 100 A Sangat baik

6.6 – 7.9 66 – 79 B Baik

5.6 – 6.5 56 – 65 C Cukup

4.0 – 5.5 40 – 55 D Kurang

3.0 – 3.9 30 – 39 E Gagal

Sumber : Suharsimi Arikunto (1991)

D. PTK (Penelitian Tindakan Kelas)

1. Pengertian PTK (Penelitian Tindakan kelas)

Penelitian tindakan kelas merupakan terjemahan dari classromm Action Researsh (CAR), yaitu suatu action research yang dilakukan di kelas. Ada tiga kata yang membentuk pengertian tersebut Suharsimi Arikunto, 2006:3), yaitu:

a. Penelitian

Penelitian ini berhubungan dengan suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara atau aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

b. Tindakan

Tindakan berhubungan dengan suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian ini berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.

c. Kelas

(43)

20

dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.

Menurut Rustam, PTK adalah sebuah penelitian yang dilakukan oleh guru dikelasnya sendiri dengan jalan merancang, malaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa PTK merupakan suatu bentuk penelitian yang mengarah kepada tindakan-tindakan secara terstruktur terhadap sekelompok siswa pada waktu yang sama dalam rangka peningkatan kualitas proses pembelajaran.

2. Manfaat PTK

Menurut Wibawa (Susento, 2007), pelaksanaan PTK oleh guru akan meningkatkan mutu pelajaran, mengembangkan keterampilan guru, meningkatkan mutu pelajaran, mengembangkan keterampilan guru, meningkatkan relevansi dan efisiensi pengelolaan pembelajaran dan menumbuhkan budaya meneliti dikalangan guru.

Dalam website PPPG tertulis Bandung (Susento, 2007) dijelaskan bahwa manfaat PTK sebagai berikut:

a. Inovasi pembelajaran

(44)

sesuai dengan tuntutan kelasnya. Dalam konteks ini, guru selalu berhadapan dengan siswa yang berbeda dari tahun ke tahun. Oleh sebab itu, jika guru melakukan PTK dari kelasnya sendiri, dan berangkat dari persoalannya tersebut, maka secara tidak langsung telah terlibat dalam proses inovasi pembelajaran.

b. Pengembangan Kurukulum di Sekolah dan di Kelas

Untuk kepentingan pengembangan kurikulum pada level kelas, PTK akan sangat bermanfaat sebagai salah satu sumber masukan. PTK dapat membantu guru untuk lebih dapat memahami hakikat secara empirik dan bukan sekedar pemahaman secara teoritik.

c. Peningkatan profesionalisme guru

(45)

22

3. Siklus PTK

Model PTK secara umum dilakukan melalui proses berulang yang tiap siklus terdiri dari 4 langkah sebagai berikut:

a. Perencanaan tindakan

Perencanaan tindakan hendaknya memanfaatkan secara optimal teori-teori yang relevan dan pengalaman-pengalaman yang telah diperoleh dari masa lalu dalam kegiatan pembelajaran atau penelitian yang sebidang. Dalam hal ini penulis akan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk diterapkan didalam kelas.

b. Pelaksanaan tindakan

Jika perencanaan telah selesai dilakukan, maka skenario tindakan dapat dilaksanakan dalam situasi pembelajaran yang aktual menggunakan metode STAD sesuai dengan rencana yang disusun. Untuk menjamin mutu kegiatan pembelajaran, guru atau tim peneliti dapat memodifikasi tindakan walaupun implementasi sedang dalam proses, tetapi jika tidak terlalu mendesak perubahan dapat dilakukan setelah satu siklus selesai.

c. Observasi

(46)

d. Refleksi

Refleksi merupakan bagian yang amat penting untuk memahami dan memberikan makna terhadap proses dan hasil (perubahan) yang terjadi sebagai akibat adanya tindakan yang dilakukan.

E. Kerangka Berpikir

(47)

24

Hasil penelitian sebelumnya tentang penerapan tipe STAD yang dilakukan oleh Perdi Karuru (http://www.depdiknas.go.id/Jurnal/45/ Editorial.htm) menemukan bahwa guru dalam mengelola pembelajaran cukup baik dan dapat meningkatkan aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran, guru mampu melatihkan keterampilan proses dengan baik, mengubah pembelajaran dari teacher center menjadi student centered.

Dengan meningkatnya kualitas proses pembelajaran siswa diharapkan dapat meningkatkan hasil pembelajaran siswa. Dalam proses pembelajaran siswa secara kooperatif dapat menyelesaikan pokok-pokok materi yang diberikan oleh guru dari berbagai sumber yang diberikan guru atau pengalaman yang dimiliki masing-masing anggota kelompok. Melalui kerjasama semua unsur dalam kelas, terjadi peningkatan mutu atau hasil dari kegiatan belajar mengajar.

(48)

F. Hipotesis

(49)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan termasuk ke dalam penelitian tindakan kelas. Tindakan kelas adalah penelitian yang bersifat mandiri yang dilakukan oleh partisipasi dalam lingkungan sekolah. Penelitian ini merupakan satu strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dan proses pengembangan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah.

B. Subyek dan Obyek Penelitian 1. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah Siswa kelas XI IPS 3 SMA Stella Duce 2. 2. Obyek Penelitian

Obyek penelitiannya adalah peningkatan pemahaman siswa melalui penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam mata pelajaran Akuntansi.

C. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

(50)

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret – April 2009.

D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini terdiri dari tiga siklus yang diuraikan sebagai berikut:

1. Siklus pertama

Kegiatan dalam siklus pertama dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan/tatap muka di kelas. Kegiatan tersebut meliputi:

a. Perencanaan

Pada tahap ini, dilakukan penyusunan rencana tindakan berupa penyiapan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD), yaitu meliputi:

(51)

28

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD), lembar kerja siswa, kuis, kuesioner minat, lembar observasi guru dan lembar observasi siswa.

2) Peneliti menyusun instrumen pengumpulan data, meliputi: a) Instrumen observasi partisipasi siswa dalam diskusi kelas

antara lain: mengikuti kegiatan diskusi secara aktif, memusatkan perhatian pada materi diskusi, dan mengusulkan ide kepada kelompok untuk didiskusikan. b) Lembar penilaian kemampuan kelompok dalam bekerja

sama.

c) Lembar penilaian kemampuan siswa mengerjakan kuis individu yang dilakukan pada setiap akhir siklus untuk melihat seberapa besar peningkatan yang dialami tiap siswa selama pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe STAD.

b. Tindakan

Pada tahap ini, penerapan pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) sesuai dengan rencana tindakan yang telah dibuat pada saat perencanaan.

(52)

1) Guru memberikan penjelasan tentang tujuan pembelajaran dan garis besar materi yang akan dipelajari dengan melibatkan siswa dalam diskusi kelas.

2) Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok heterogen beranggotakan empat orang, dan membagikan lembar kerja untuk masing-masing kelompok. Siswa dalam kelompok mengerjakan lembar kerja, sementara peneliti berkeliling memantau kegiatan tersebut.

3) Guru dan siswa mendiskusikan dan mengoreksi hasil kerja kelompok secara bersama.

4) Guru memberi soal kuis (secara lisan atau tertulis) dan siswa mengerjakannya secara individual.

c. Observasi

(53)

30

d. Refleksi

Pada tahap ini, dilaksanakan analisis, pemaknaan, dan penyimpulan hasil observasi terhadap kualitas proses dan hasil pembelajaran. Ada dua macam refleksi yang dilakukan, yaitu: 1) Refleksi segera setelah suatu pertemuan berakhir digunakan

untuk mengidentifikasi kekurangan-kekurangan dalam pembelajaran dan pemecahannya untuk perbaikan dalam pertemuan berikutnya (penyesuaian rencana pembelajaran dan /atau instrumen yang perlu disempurnakan).

2) Refleksi pada akhir siklus pertama, digunakan untuk mengetahui apakah target yang ditetapkan sesuai indikator keberhasilan tindakan telah tercapai.

2. Siklus kedua

Tahap-tahap dan kegiatan-kegiatan pada siklus kedua pada dasarnya sama dengan siklus pertama, hanya saja tindakan yang dilakukan berbeda. Tindakan pada siklus kedua ini ditentukan berdasarkan hasil refleksi pelaksanaan siklus pertama. Di samping itu, pelaksanaan siklus kedua ini juga dilaksanakan selama dua kali pertemuan.

3. Siklus ketiga

(54)

pada siklus ketiga ini ditentukan berdasarkan hasil refleksi pelaksanaan siklus kedua. Disamping itu pelaksanaan siklus ketiga ini juga dilaksanakan selama dua kali pertemuan.

E. Instrument penelitian

Beberapa instrument yang diperlukan dalam penelitian ini: 1) Format daftar nilai siswa kelas XI IPS 3.

2) Rencana pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD),

Dalam RPP ini guru menetapkan langkah apa saja yang akan dilakukan guru dalam pembelajaran, serta kegiatan-kegiatan apa saja yang harus dilakukan mahasiswa dalam rangka implementasi tindakan yang direncanakan.

3) Lembar kerja siswa individu (untuk kuis). 4) Lembar observasi guru.

5) Lembar observasi siswa.

Untuk lembar observasi siswa terdiri dari lembar partisipasi siswa saat berdiskusi.

(55)

32

F. Prosedur Analisis dan Interpretasi Data Penelitian

Teknik yang digunakan untuk menganalisis data penelitian disesuaikan dengan jenis data yang diperoleh, yaitu data hasil observasi dan data prestasi belajar siswa.

1. Pengumpulan data

a. Observasi dilakukan dengan cara mengamati proses pembelajaran yang sedang berlangsung baik perilaku siswa, perilaku guru dan perilaku seluruh anggota kelas. Pengamatan di kelas dilakukan untuk mengetahui masalah-masalah yang muncul dan juga melihat partisipasi siswa selama pembelajaran berlangsung.

b. Wawancara dilakukan terhadap siswa mendapat masukan dari siswa mengenai kesulitan siswa dalam proses pembelajaran, harapan siswa pada guru dan usulan siswa untuk memperbaiki proses pembelajaran.

c. Dokumentasi menyangkut para partisipan penelitian untuk menyediakan kerangka bagi data mendasar, termasuk di dalamnya hasil diskusi, keaktifan siswa, minat siswa, persiapan siswa sebelum KBM, hubungan antara guru dan siswa.

2. Proses pengumpulan Data dan Pembagian Tugas

No. Kegiatan Petugas Output

1. Pengembangan rencana Pembelajaran

Peneliti dan guru

• Rencana pembelajaran dengan model STAD

2. Pengajaran di kelas Guru • Data keaktifan siswa bertanya

• Interaksi siswa dengan kelompok

• Interaksi guru dengan siswa

(56)

No. Kegiatan Petugas Output

• Dinamika kelompok berdasarkan RP yang dibuat

3. Evaluasi Peneliti dan guru

• Tingkat pemahaman materi akuntansi siswa

• Skor masing-masing siswa

• Ketuntasan belajar 4. Refleksi Peneliti dan

guru

• Outcome hasil pembelajaran

• Rancangan pelaksanaan siklus kedua

3. Analisis hasil pengamatan

Data hasil observasi dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif yang melihat kencederungan terjadinya aktivitas pada setiap indikator yang diamati dengan pendekatan STAD.

4. Analisis pemahaman belajar siswa

(57)

34

dibandingkan dengan siklus ketiga. Dari perbandingan nilai tersebut apakah ada peningkatan pemahaman secara signifikan. Nilai pre test dibandingkan dengan nilai post test menggunakan nilai minimal ketuntasan yang telah ditentukan oleh SMA Stella Duce 2 yaitu 65.

(58)

BAB IV

GAMBARAN UMUM SEKOLAH

A. Sejarah Berdirinya SMA Stella Duce 2

Sejarah berdirinya SMA Stella Duce 2 diawali dari kedatangan para suster CB untuk pertama kalinya di Yogyakarta pada tanggal 31 Januari 1929. Kedatangan para suster CB tersebut bertujuan untuk membantu tugas misi pastor van Driessche, SJ dan pastor Strater, SJ di bidang kesehatan, yaitu RS Onder de Bogen (Panti Rapih). Rumah sakit ini didirikan oleh bapak J. Schmutzer, pemilik pabrik gula Ganjuran, Bantul, dan karya tersebut berhasil.

Keberhasilan karya ini mendorong pastor Strater selaku pimpinan Yayasan Kanisius untuk menawarkan karya pendidikan. Tarekat menanggapi secara positif, demi tujuan untuk semakin masuk ke hati rakyat, berkontak batin dengan para siswa, menanamkan nilai-nilai kristiani dan menyuburkan benih panggilan.

Ketika Jepang menduduki Indonesia dan para suster ditawan dalam kamp tawanan Jepang di Muntok, Bangka, munculah ide untuk mendirikan sekolah menengah di Yogyakarta. Gagasan untuk mendirikan sekolah menengah ini muncul dalam diri Sr. Laurentia de Sain, CB dan Sr. Catharinia Leidmeier, CB. Bekerja sama dengan suster-suster OSF dan pimpinan Gereja setempat, akhirnya rencana tersebut terealisir.

(59)

36

Yogyakarta, di bawah Yayasan Kanisius. Namun Sr. Catharinia berpendapat bahwa kurang baiklah pendidikan guru putra-putri dicampur menjadi satu. Maka pada tanggal 29 April dalam tahun yang sama, beliau menyiapkan berdirinya SGA Katolik putri dengan meminjam garasi milik dr. Yap di tepi sungai Code (sekarang Gedung RRI Yogyakarta). Jumlah siswi pertama ada 7 orang. Selanjutnya pada tanggal 1 Mei 1949 secara resmi pendidikan putri-putri calon guru diambil alih oleh sr. Catharinia dengan memberinya nama SGA Stella Duce, artinya Bintang Pembimbing atau Bintang Samudra yaitu Bunda Maria. Pada tanggal 1 September 1949 SGA tersebut pindah ke Jalan Sumbing (sekarang Jalan Sabirin 1) untuk bergabung dengan saudari-saudarinya siswi SMA Stella Duce.

Dalam perkembangan kemudian, gedung di Jl. Sumbing kian terasa sempit, karena semakin membanjirnya calon siswi SMA maupun SGA yang membutuhkan penampungan pendidikan. Dalam kesulitan itu, Mgr. Soegijapranata, SJ menghadiahkan sebidang tanah di lapangan trenggono untuk pembangunan gedung SGA atas biaya tarekat. Pada tanggal 23 Januari 1962, gedung baru SGA diresmikan oleh Mgr. Soegijapranata, SJ dan sejak saat itu SGA resmi pindah ke tempat yang baru. Nama SGA bertahan sampai tahun 1965 dan sesudah itu berganti nama menjadi SPG.

(60)

dua macam pendidikan, yaitu SPG kelas-kelas penghabisan dan SMA Stella Duce kelas-kelas awal. Melalui suratnya yang bernomor 011/I 13/Kpts/1989, Kakanwil Depdikbud Propinsi DIY atas nama menteri Pendidikan Republik Indonesia meresmikan alih fungsi SPG Stella Duce menjadi SMA Stella Duce 2.

Sejak saat itu SMA Stella Duce 2 mulai mengukir perjuangannya tanpa status apapun, dengan jumlah siswi sebanyak 63 orang dan dibagi dalam 3 kelas. Para guru bersatu hati dan bekerja keras seraya berpasrah kepada kehendak Tuhan untuk mewujudkan cita-cita para pendahulu. Kerja keras tersebut ternyata tidak sia-sia, tiga tahun kemudian tepatnya pada bulan September 1991 Depdikbud mengadakan akreditasi SMA Stella Duce 2 Yogyakarta. Berdasarkan akreditasi tersebut maka pada tanggal 31 Desember 1991 SMA Stella Duce 2 mendapatkan status disamakan dengan nomor akreditasi 476/C/Kep/I/1991 yang berlaku selama 5 tahun. Akreditasi kedua berlangsung pada tanggal 1 November 1997 dengan hasil memuaskan dan status tetap : disamakan.

B. Visi, Misi, Semboyan dan Tujuan Sekolah 1. Visi

SMA Stella Duce 2 Yogyakarta sebagai bagian dari Yayasan Tarakanita bercita-cita menjadi lembaga pendidikan yang didasari oleh relasi yang berbelarasa untuk membantu peserta didik membentuk

(61)

38

wawasan kebangsaan dan semangat berbelarasa terhadap sesama manusia terutama yang miskin, tersisih, dan menderita.

2. Misi

a. Ambil bagian dalam misi pendidikan Yayasan Tarakanita

b. Membantu peserta didik agar dalam dirinya tumbuh semangat berbelarasa tinggi terhadap sesama terutama yang miskin, tersisih, dan menderita

c. Menciptakan suasana belajar yang kondusif agar peserta didik mampu mengenali dan mengembangkan potensi dirinya sendiri secara optimal.

d. Mengupayakan terjadinya komunikasi dan kerjasama yang harmonis antara sekolah, orangtua, dan masyarakat dalam rangka mengoptimalkan pendampingan terhadap peserta didik.

e. Memberikan perhatian khusus terhadap pendidikan nilai khususnya nilai-nilai Kristiani agar terbentuk watak baik, sikap jujur, adil, dan berbudi pekerti luhur.

f. Membantu peserta didik agar memiliki kemampuan akademik yang memadai untuk bersaing dalam seleksi masuk perguruan tinggi. g. Mendampingi peserta didik agar mampu mengembangkan semangat

persaudaraan sejati dengan melatih diri untuk mengelola perbedaan di antara mereka.

(62)

i. Membantu peserta didik agar mampu ambil bagian dalam gerakan penegakan keadilan, perdamaian, dan penyelamatan lingkungan hidup.

3. Semboyan : Unggul, Mandiri Dan Ceria

Dari Visi dan misi tersebut ditemukan nilai-nilai/semangat dasar yang dihidupi dan diperjuangkan untuk menuju pembentukan pribadi yang utuh yaitu : Cc5

a. Compassion (Bela rasa),

b. Conviction/Conscience (Keyakinan diri dan ketaatan kepada suara hati),

c. Competence (Kompetensi),

d. Creativity Dan Consistency (Kreativitas dan Konsistensi), e. Community (Komunitas),

f. Credo-Concelebration (Kepercayaan kepada Tuhan yang dinyatakan dalam peristiwa religius).

4. Tujuan Sekolah a. Umum :

(63)

40

b. Khusus :

1) Memberi pelayanan pendidikan sesuai dengan visi dan misi pendidikan Yayasan Tarakanita

2) Membantu peserta didik agar dalam dirinya tumbuh semangat berbelarasa tinggi terhadap sesama terutama yang miskin, tersisih, dan menderita.

3) Membantu remaja putri agar mampu mengenali dan mengembangkan potensi dirinya sendiri secara optimal.

4) Mendampingi remaja putri secara optimal dengan mengembangkan komunikasi dan kerjasama yang harmonis antara sekolah, orangtua, dan masyarakat.

5) Mendampingi remaja putri agar terbentuk watak yang baik, bersikap jujur, adil, dan berbudi pekerti luhur dengan memberikan perhatian khusus terhadap pendidikan nilai, khususnya nilai-nilai Kristiani, memiliki semangat persaudaraan sejati, memiliki keterampilan khusus di luar akademik sehingga mampu ambil bagian dalam kehidupan bermasyarakat, mengambil bagian dalam gerakan penegakan keadilan, perdamaian, dan penyelamatan lingkungan hidup

(64)

C. Sistem Pendidikan Satuan Pendidikan SMA Stella Duce 2 Yogyakarta Sesuai dengan bunyi pasal 15 PP No. 29 tahun 1990 lama pendidikan Sekolah Menengah Umum adalah 3 tahun. SMA Stella Duce 2 Yogyakarta telah menerapkan kembali sistem semester sejak tahun ajaran 2002/2003 sampai sekarang. Dalam sistem semester ini, 1 tahun ajaran terdiri dari 2 penggalan yaitu semester gasal dan semester genap.

D. Kurikulum Satuan Pendidikan SMA Stella Duce 2 Yogyakarta

Struktur Kurikulum SMA Stella Duce 2 Yogyakarta adalah sebagai berikut :

1. Mata Pelajaran

Muatan mata pelajaran yang diberikan di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta sesuai dengan struktur kurikulum yang terdapat dalam Standar Isi.

Kelas X

Alokasi Waktu Komponen

Semester 1 Semester 2 A. Mata Pelajaran

1. Pendidikan Agama 2 2

2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2

3. Bahasa Indonesia 4 4

4. Bahasa Inggris 5 5

5. Matematika 5 5

6. Fisika 2 2

7. Biologi 2 2

(65)

42

Alokasi Waktu Komponen

Semester 1 Semester 2

9. Sejarah 2 2

10. Geografi 2 2

11. Ekonomi 2 2

12. Sosiologi 2 2

13. Seni Budaya 2 2

14. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

2 2 15. Teknologi Informasi dan

Komunikasi

Ket: * Equivalen 2 jam pelajaran

(66)

Alokasi Waktu

11. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

2 2 2 2 12. Teknologi Informasi dan

Komunikasi 2 2 2 2

13. Keterampilan/Bahasa Asing -

Bahasa Jerman 1 1 1 1

Ket: * Equivalen 2 jam pelajaran

40 40 40 40

Kelas XI dan XII Program IPS

(67)

44

11. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

2 2 2 2 12. Teknologi Informasi dan

Komunikasi

2 2 2 2 13. Keterampilan/Bahasa Asing

- Bahasa Jerman Kelas XI dan XII Program Bahasa

Alokasi Waktu

Kelas XI Kelas XII Komponen

Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2 A. Mata Pelajaran

1. Pendidikan Agama

(68)

Alokasi Waktu

10. Pend. Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

2 2 2 2 11. Teknologi Informasi dan

Komunikasi

Ket: * Equivalen 2 jam pelajaran

40 40 40 40

Dari struktur kurikulum yang ada SMA Stella Duce 2 Yogyakarta menambah jam pelajaran pertahun pelajaran dengan perincian sebagai berikut :

No. Kelas Mata Pelajaran Jam Tambahan

(69)

46

No. Kelas Mata Pelajaran Jam Tambahan

2. XI – IPA

1. matematika 2. Bahasa Inggris

2

1. Bahasa Inggris 2. Bahasa. Jerman

1 2 5.

XII – IPA 1. Matematika 2. Bahasa. Inggris

2

(70)

Dengan mengacu pada substansi yang ada, SMA Stella Duce 2 Yogyakarta memberikan muatan lokal berdasarkan kebutuhan dan budaya daerah yaitu Bahasa Jawa untuk semua kelas dan program.

3. Kegiatan Pengembangan Diri/Layanan BK/Ekstrakurikuler

Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, setiap peserta didik sesuai dengan kondisi SMA Stella Duce 2 Yogyakarta

Jenis pengembangan diri :

• Kelompok Ilmiah Remaja

• Jurnalistik

• English Club

• Musik/Orkestra

• Teknisi Komputer

• Keterampilan Putri

• Teather

• Tari/Modern Dance

• Basket

• Pecinta Alam

• Volley

• Komputer Akuntansi

Setiap peserta didik diberikan kesempatan untuk memilih 1 jenis Pengembangan diri/Ekstrakurikuler yang ada di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta. Segala aktivitas peserta didik berkenaan dengan kegiatan Pengembangan diri dibawah pembinaan dan pengawasan guru pembina yang telah ditugasi oleh Kepala Sekolah

4. Vita Communica (Vit-Com)

(71)

48

E. Organisasi Sekolah Satuan Pendidikan SMA Stella Duce 2 Yogyakarta

1. Struktur Organisasi Sekolah

SMA Stella Duce 2 Yogyakarta bernaung di bawah Yayasan Tarakanita yang dikelola oleh para Suster dari tarekat Carolus Borromeus (CB). Sekolah ini memiliki personil yang cukup mendukung, seperti karyawan dan guru yang profesional dalam bidangnya. SMA Stella Duce 2 Yogyakarta dari segi organisatorik yang bernaung di bawah Yayasan Tarakanita secara struktur tampak dari satu orang kepala sekolah, kepala tata usaha, dan empat orang wakil kepala sekolah. Selain itu, guru-guru wali kelas turut berperan aktif sehingga semua aturan sekolah dapat terwujud dengan baik. 2. Wewenang dan Tanggungjawab Masing-masing unsur

a. Kepala Sekolah

Kepala Sekolah : Dra. Anna Harsanti

(72)

pegawai, perlengkapan, keuangan), mengatur OSIS, dan mengatur hubungan sekolah dengan masyarakat.

b. Wakil Kepala Sekolah 1) Urusan Kesiswaan

Wakasek Kesiswaan : Ant. Jarot K

Kesiswaan merupakan salah satu bidang pelayanan akademis, yang bertugas menangani atau mengatur semua hal yang berkaitan dengan siswa dalam mengikuti pembelajaran di sekolah dengan tujuan terciptanya situasi pembelajaran yang tertib, teratur dan aman. Di samping mengatur siswa dalam kegiatan belajarnya, urusan kesiswaan juga bertugas membangun sikap mental yang baik pada diri anak didik, melalui pembinaan kedisiplinan.

Tugas Wakasek Kesiswaan juga berkaitan erat dengan urusan lain seperti urusan Ekstrakurikuler, Bimbingan Konseling, urusan Kurikulum, Wali kelas, dan lain sebagainya sehingga diharapkan semuanya berjalan secara sinergi demi tercapainya tujuan pembelajaran.

2) Urusan Kurikulum

Wakasek Kurikulum : Alb. Sutrisna, S.Pd. Tugas-tugasnya adalah sebagai berikut:

(73)

50

UAS/UN, kriteria persyaratan naik kelas atau lulus / tidak lulus dan laporan pengajaran secara berkala.

b). Mengkoordinasikan dan mengarahkan penyusunan program pelajaran, menyediakan daftar buku acuan guru dan siswa serta menyusun laporan secara berkala.

3) Urusan Sarana Prasarana

Wakasek Sarana dan Prasarana : Sr. Aufrida Asih Endriati, S.S. CB

Tugas pembagian Sarana dan Prasarana adalah merencanakan/optimalisasi penggunaan ruang/fasilitas yang sudah dimiliki sekolah, pembangunan gedung beserta perlengkapannya, belanja kebutuhan sekolah, inventarisasi barang sekaligus pemeliharaannya.

Sedangkan tugas lainnya adalah menyusun program kesejahteraan pegawai dan melaksanakan tugas-tugas kerumahtanggaan. Semua tugas dikoordinasikan dengan bagian lain yang terkait agar dapat terlaksana dengan lancar.

4) Urusan Humas

Wakasek Humas : Dra. Y. Endah Budi Astuti

(74)

perguruan tinggi, orang tua/wali, gereja, kepolisian, alumni, dan lain-lain

c. Tata Usaha

Koordinator Tata Usaha: Alb. Tri Haryanto Tugas Tata Usaha antara lain:

1) Melayani pembayaran SPP/UU/UAS/UN 2) Pembukuan

3) Penggajian guru dan karyawan

4) Menyusun program tata usaha sekolah

5) Pembinaan dan pengembangan karier pegawai tata usaha sekolah

6) Menyusun perlengkapan sekolah

7) Menyusun dan menyajikan data statistik sekolah, menilai hasil kerja staf-stafnya

d. Bimbingan dan Konseling

Koordinator BK: Ax.Eko Suspriyatiningsih, S.Pd

Bimbingan konseling di sekolah merupakan pemberian bantuan kepada siswa dalam upaya menemukan pribadi dengan mengenal lingkungannya serta dapat merencanakan masa depannya.

(75)

52

mengatasi gejolak yang terjadi di dalam dirinya serta membantu dan mengarahkan siswa dalam melihat dunia luar yang lebih nyata e. Dewan Guru

Guru selaku pelaksana pembelajaran mengemban tugas membuat program pembelajaran, membuat satuan pembelajaran, melaksanakan kegiatan belajar-mengajar, meneliti daftar hadir siswa, membuat catatan kemajuan siswa, dan mengelola kelas.

F. Sumber Daya Manusia Satuan Pendidikan SMU Stella Duce 2

Sumber daya manusia di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta saat ini berjumlah 46 orang, yang terdiri dari seorang Kepala Sekolah, 32 orang guru dan 13 orang karyawan, dengan rincian sebagai berikut:

1. Tenaga Edukatif

No. Nama Jabatan (Mengajar Mata

Pelajaran)

1. Dra. Anna Harsanti Kepala Sekolah (Matematika) 2. Dra. R. Tuti Ratnaningsih Guru (Ekonomi)

3. Dra. Y. Endah Budi Astuti Guru (Bahasa Jerman) 4. Drs. Yohanes Slamet Guru (Bahasa Inggris) 5. Drs. Ant. Jarot Kaptono Guru (Fisika)

6. Drs. Felix Suharta Guru (Kewarganegaraan) 7. Ant. Jendra Raharja, S.Pd. Guru (Seni Musik) 8. Dra. Fl. Sri Wahyuni Guru (Biologi) 9. Albertus Sutrisna, S.Pd. Guru (Sejarah) 10. Y. Himawan Indaryanto, S.Pd. Guru (Akuntansi) 11. FX. Edi Susanto, S.Pd. Guru (Pen. Jas. Kes. Or)

12. Agustinus Suyoto, S.Pd. Guru (Bahasa dan Sastra Indonesia)

13. Ant. Wiwik Krismawati, S. Sos. Guru (Sosiologi & Antropologi) 14. Y. Sugeng Yuwono, S.Pd. Guru (Matematika dan Fisika) 15. Markus Rustanto, S.Pd. Guru (Kimia)

(76)

No. Nama Jabatan (Mengajar Mata Pelajaran)

18. Otniel Nugroho Jonathan, S.Pd. Guru (Bahasa Inggis) 19. Ch. Erny Yunita Sari, S.Pd. Guru (Geografi)

20. B. Indah Setiasih, S.Pd Guru (Bahasa Indonesia) 21. Dra. Dien Kadarini Guru (Pen. Jas. Kes. Or) 22. V. Siwi Sridinarti, S.Pd. Guru (Bimbingan Konseling 23. Y. Hardiyanto, S.Pd. Guru (Agama Katolik) 24. Ign Sumioto, S. Kar. M. Hum Guru (Karawitan) 25. FX. Wardani, S.Pd. Guru (Bahasa Inggis) 26. Sr Aufrida, S.S. CB. Guru (Pendidikan agama) 27. A.Y. Suharyono Guru (Bahasa Jawa) 28. Eva Ana Sinaga, S.Pd Guru (Bahasa Jerman) 29. Ant. Hery Widiantara Guru (Tek. I. K)) 30.. Jovita Vina Pudhi Artantri, S.Pd. Guru (Matematika) 31. Ch. Anita Nurhidayati, S.Pd Guru (Bahasa Indonesia) 32. Agustina Dian Ikawati, S.Pd. Guru (Matematika) 2. Tata Usaha

No. Nama Bidang Tugas

1. Alb. Tri Haryanto Tata Usaha - Kepegawaian - Penggajian

- Administrasi Umum 2. A. Ekka Yuliastuti Tata Usaha

- Akuntansi

- Keuangan Sekolah - Rumah Tangga Sekolah 3. L. Yuni Astuti Tata Usaha

- Keuangan Siswi

- Rumah Tangga Sekolah - Inventarisasi Sekolah 4. Ag. Supriyanto Tata Usaha

- Administrasi Kesiswaan 5. Ig. Wagiran Tata Usaha

- Laboratorium - Ekspedisi Umum 6. Dra. M. Sri Samsiyatun Tata Usaha

- Administrasi Perpustakaan 7. M. M. Murwati Tata Usaha

- Administrasi Perpustakaan 8. Akir Daldjiman Tata Usaha

(77)

54

3. Pembantu Pelaksana

No. Nama Bidang Tugas

1. FX. Karman Pembantu Pelaksana - Perbaikan Pertukangan - Kebersihan Sekolah 2. Ant. Wijiatmoko Pembantu Pelaksana

- Konsumsi Pegawai - Peralatan R.T Sekolah - Kebersihan Sekolah 3. Ant. Joko Purwanto Pembantu Pelaksana

- Peralatan Sekolah - Kebersihan Sekolah 4. FX. Kuswantoro Pembantu Pelaksana

- Sopir Kendaraan Sekolah - Kebersihan Sekolah 5. V. Andris Suryawan Pembantu Pelaksana

- Kebersihan Peralatan - Kebersihan Sekolah

G. Siswa SMA Stella Duce 2

Siswa SMU Stella Duce 2 berjumlah 397 orang. Semua adalah siswa putri karena sekolah ini merupakan sekolah yang dikhususkan untuk putri. Sekolah ini memiliki 15 kelas. Kelas-kelas tersebut ditempati oleh para siswi kelas X sejumlah 5 kelas, untuk kelas XI sejumlah 5 kelas, dan untuk kelas XII sejumlah 5 kelas. Perincian jumlah tersebut berdasarkan kelas dan jenjangnya adalah sebagai berikut :

Kelas Lokal Jumlah

Bahasa 15 siswi

IPA 39 siswi

IPS1 34 siswi

XI

(78)

IPS3 32 siswi

Bahasa 15 siswi

IPA 22 siswi

IPS1 24 siswi

IPS2 24 siswi

XII

IPS3 25 siswi

TOTAL 395 siswi

SMA Stella Duce 2 Yogyakarta dikonsep sebagai “Indonesia Mini” dimana siswinya diharapkan berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Hal ini bertujuan agar siswi mampu mengenal dan berinteraksi dengan berbagai siswi dengan latar belakang budaya yang berbeda-beda. Untuk itu sekolah menerapkan sistem pemerataan dalam seleksi penerimaan siswi baru, sehingga siswi SMA Stella Duce 2 Yogyakarta tidak hanya didominasi oleh siswi yang berasal dari Yogyakarta. Sebagian besar siswi SMA Stella Duce 2 Yogyakarta berasal dari luar Daerah Istimewa Yogyakarta dan keseluruhannya tersebar dari berbagai daerah di Indonesia. Maka dari itu, SMA Stella Duce 2 Yogyakarta menyediakan fasilitas asrama putri yang terletak di kompleks sekolah. Dengan demikian, konsep SMA Stella Duce 2 Yogyakarta sebagai “Indonesia Mini” tercapai.

(79)

56

H. Kondisi Fisik dan Lingkungan Satuan Pendidikan SMA Stella Duce 2 Yogyakarta

1. Lingkungan Sekolah

SMA Stella Duce 2 Yogyakarta beralamat di Jl. Dr. Sutomo No. 16 Kelurahan Baciro, dengan luas area sekitar 2

1556m . Kecamatan Gondokusuman Yogyakarta tepatnya di Kampung Mangkukusuman. Lokasinya berbatasan dengan Kompleks Asrama Putri Trenggono (Utara), SMP Kanisius Gayam (Barat), Kampung Mangkukusuman (Timur dan Selatan). SMA Stella Duce 2 Yogyakarta berjarak kurang lebih 200 meter dari jalan raya sehingga tidak terganggu oleh kebisingan lalu lintas. Bangunan dan taman yang sungguh terawat begitu mendukung iklim belajar mengajar yang kondusif. Keamanan bangunan sekolah ini cukup terjamin dengan adanya pagar sekolah yang kokoh. Keberadaan SMA Stella Duce 2 Yogyakarta juga didukung oleh Asrama putri yang menampung kurang lebih 120 siswi sehingga semakin memudahkan upaya pembinaan dan pendidikan siswi asrama.

2. Keadaan sekolah

Dalam proses belajar mengajar SMA Stella Duce 2 Yogyakarta memiliki sarana dan prasarana pendukung antara lain :

15 Ruang kelas 1 Ruang Pertemuan 1 Ruang Multimedia

(80)

2 Ruang Kantor TU

1 Ruang Perpustakaan ( Sistem terbuka ) 1 Ruang Doa dan BK

1 Ruang Laboratorium Kimia 1 Ruang Laboratorium Biologi 1 Ruang Laboratorium Fisika 1 Ruang Laboratorium Bahasa

1 Ruang Laboratorium Komputer (On Line internet) 1 Ruang Koperasi Siswa

1 Ruang Guru (memiliki 6 komputer On Line Internet) Asrama Putri

1 Ruang Aula 1 Ruang Pendopo

1 Ruang Perlengkapan Olah Raga 1 Ruang UKS

1 Ruang Gudang 1 Ruang OSIS

1 Ruang Musik dan Karawitan 1 Ruang Penerbitan Media

Lapangan Olah Raga ( Basket,Volley dan Bulutangkis ) 1 Kantin

(81)

58

Secara keseluruhan, lingkungan fisik SMA Stella Duce 2 Yogyakarta sudah cukup mendukung dan memadai sebagai tempat yang digunakan untuk menimba ilmu pengetahuan demi masa depan anak-anak bangsa. Di samping itu, SMA Stella Duce 2 Yogyakarta memiliki lokasi yang cukup strategis karena mudah dijangkau oleh siswi dan tidak terlalu bising, walaupun terkadang masih ada kendaraan yang lewat di depan sekolah pada saat pelajaran berlangsung.

I. Fasilitas Pendidikan dan Latihan

Untuk menunjang proses belajar mengajar di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta, maka sekolah dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas pendidikan yang mendukung kegiatan pembelajaran, antara lain:

1. Tenaga pengajar (guru)

Pengajaran di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta diberikan oleh guru lulusan S-1 sesuai dengan keahlian masing-masing dan terseleksi. Dalam perekrutan guru dan karyawan, sekolah tidak dapat menerima secara langsung tenaga kerja, melainkan melalui Yayasan Tarakanita. Tenaga kerja yang akan bekerja sebagai guru dan karyawan ditentukan dan kemudian diseleksi oleh yayasan sesuai dengan kebutuhan sekolah.

(82)

pelatihan dan seminar. Evaluasi terhadap kualitas pengajaran terus menerus dilakukan baik secara kelembagaan (supervisi) maupun secara perorangan (refleksi). Di samping itu, secara rutin sekolah dan Yayasan Tarakanita mengadakan kegiatan pembinaan terhadap guru khususnya pembinaan dalam hal kualitas keteladanan guru.

2. Perpustakaan

Perpustakaan SMA Stella Duce 2 Yogyakarta telah memiliki koleksi buku yang cukup memadai dan menunjang kegiatan belajar mengajar. Hal ini didukung pula oleh tim perpustakaan sekolah yang secara rutin menambah koleksi bukunya (2–3 kali dalam setahun), sehingga siswi dan guru dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

3. Laboratorium

Laboratoruim sekolah merupakan sarana pendukung keberhasilan pembelajaran. Untuk itu, SMA Stella Duce 2 Yogyakarta melengkapi diri dengan pengadaan laboratorium kimia, biologi, fisika, komputer, dan bahasa dimana masing-masing laboratorium tersebut dilengkapi pula dengan adanya fasilitas-fasilatas lain yang menunjang kegiatan belajar mengajar di sekolah ini.

4. Rekreasi dan Olah Raga

Gambar

Tabel 2.1
Tabel 5.1 Daftar Nilai kelas XI IPS 3
Tabel 5.2 Refleksi Siswa Terhadap Perangkat
Tabel 5.4 Refleksi Siswa Terhadap Perangkat
+7

Referensi

Dokumen terkait

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAMS – ACHIEVEMENT.. DIVISION

sehingga dapat dikatakan bahwa dengan mengimplementasikan penilaian diri dalam pembelajaran Matematika berbasis cooperative learning tipe STAD selama tiga kali

COOPERATIVE LEARNING TIPE TAI PADA MATA PELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN SIKAP PERCAYA DIRI SISWA KELAS IV SD MUHAMMADIYAH 21 BALUWARTI TAHUN PELAJARAN 2016/

Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe STAD (student team achievement division ) dapat meningkatkan hasil belajar

penelitian tindakan kelas, yaitu dengan judul “ Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) untuk Meningkatkan Motivasi

pada siswa dalam penerapan model cooperative learning tipe STAD dengan pendekatan konvensional. Penelitian ini dilaksanakan di tempat penelitian di Sekolah

Pembelajaran secara team (kelompok) diharapkan agar semua anggota kelompok mampu bekerja sama dan saling membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran. Kelompok harus terdiri

Untuk itu disarankan agar supaya model pembelajaran cooperative learning tipe STAD digunakan dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis,