• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyuluhan tentang pemanfaatan batang pisang sebagai pakan ternak sapi potong di kelompok tani Sumber Makmur desa Sidoluhur Kecamatan Lawang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Penyuluhan tentang pemanfaatan batang pisang sebagai pakan ternak sapi potong di kelompok tani Sumber Makmur desa Sidoluhur Kecamatan Lawang"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN TUGAS AKHIR

PENYULUHAN TENTANG PEMANFATAN BATANG PISANG SEBAGAI PAKAN TERNAK SAPI POTONG

DIKELOMPOK TANI SUMBER MAKMUR DESA SIDOLUHUR KECAMATAN LAWANG

PROGRAM STUDI

PENYULUHAN PETERNAKAN DAN KESEJAHTERAAN HEWAN

GERSON DOPONG MARING 04.03.18.202

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MALANG BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN

KEMENTERIAN PERTANIAN 2022

(2)

LAPORAN TUGAS AKHIR

PENYULUHAN TENTANG PEMANFAATAN BATANG PISANG SEBAGAI PAKAN TERNAK SAPI POTONG DIKELOMPOK TANI SUMBER MAKMUR DESA SIDOLUHUR

KECAMATAN LAWANG

Diajukan sebagai syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Terapan Peternakan (S.Tr. Pt)

PROGRAM STUDI

PENYULUHAN PETERNAKAN DAN KESEJAHTERAAN HEWAN

GERSON DOPONG MARING 04.03.18.202

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MALANG BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN

KEMENTERIAN PERTANIAN 2022

(3)

HALAMAN PERUNTUKAN Yang utama dari segalanya

Puji dan syukur kepada-Mu Tuhan Yesus yang Maha Mulia dan Penyayang, atas kebaikan, cinta dan anugerah-Mu yang selalu kau berikaan kepadaku. Semoga

keberhasilan ini menjadi langkah awal dalam meniti karirku.

Teruntuk Ayah dan Ibu

Terima kasihku untukmu. Kupersembahkan karya kecil ini untuk Ayah dan Ibuku tercinta yang tidak pernah berhenti memberi semangat, doa, motivasi, cinta serta pengorbanan yang luar biasa hingga aku kuat menjalani setiap rintangan dalam

hidup

Terimakasih pula kupersembahkan untuk orang paling istimewa dalam hidupku.

Kamu adalah Malaikat, yang jadi Ibu sekaligus Ayah bagi Anak-anak selama empat tahun saya meninggalkan keluarga kecil Kita. Betapa beruntungnya aku

bertemu denganmu di jalan hidupku. Terimakasih juga buat Anak-anak Ku, Ponchi, Selma, Ria, Gizel, Osi yang selama empat tahun ditinggal tanpa perhatian dan kasih sayang dari seorang ayah namun kalian selalu memberikan

semangat buat Ayah selama ini.

Keluarga Besar Dopong Maring, Koda Maring, Olang, Abi Banusu. walaupun sering bertengkar tetapi hal itu selalu menjadi warna yang tak bisa tergantikan.

Terima kasih atas doa dan dukungan yang kalian berikan, hanya karya kecil ini yang dapat aku persembahkan.

Teman-teman Terima kasih atas bantuan doa, nasihat, dukungan dan hiburan serta semangat yang kalian berikan selama di tanah rantau. Untuk Bima, Sesar,

Charlos, Edin, Arin, Poro, Mario, Yanti, Jela, Dian, Melsi, Lia, Petrus Manek, teman-teman Rakat dan teman-teman Kelas PPKH B.

Dosen Pembimbing

Dr. Sadlikah, S, Pt, MP, MP., dan Ibu Kartika Budi Utami, S.ST.,MP, selaku dosen pembimbing, terima kasih banyak, saya sudah dibantu selama ini, diajari

dan dinasehati. Saya tidak akan lupa atas bantuan dan kesabaran dari Ibu, terima kasih.

Dan semua pihak yang turut membantu baik secara moril maupun materi yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Motto

Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku (Filipi 4:13)

(4)
(5)
(6)
(7)

RINGKASAN

Gerson Dopong Maring, NIRM 04.03.18.202. Pemanfaatan Batang Pisang Sebagai Pakan Ternak Sapi Potong Di Desa Sidoluhur Kecamatan Lawang Kabupaten Malang. Sebagai Pembimbing Satu Dr. Sad Likah, S,Pt, MP dan Pembimbing Dua Kartika Budi Utami, S.ST.,MP.

Ketersediaan pakan merupakan salah satu masalah yang sering dihadapi dalam usaha peternakan karena pakan berfungsi untuk memenuhi kebutuhan ternak baik untuk hidup pokok, pertumbuhan, reproduksi dan produksi, sehingga ketersediaan dalam jumlah yang cukup baik kuantitas maupun dari segi kualitas.

Ketersediaan pakan di daerah tropis secara umum sangat bergantung pada musim sehingg pada musim kemarau diperlukan pakan tambahan untuk memperbaiki kualitas dan produktivitas. Salah satu cara mengatasi masalah ketersediaan pakan adalah dengan penggunaan bahan pakan alternatif.

Penggunaan limbah tanaman saat ini merupakan salah satu solusi yang dapat dijadikan sebagai bahan pakan pengganti rumput atau hijauan bagi ternak pada saat musim kemarau. Bahan pakan alternatif yang dipilih harus ketersediaanya secara terus-menerus, harganya murah, tidak mengganggu proses metabolisme ternak dan yang terutama tidak bersaing dengan manusia.

Salah satunya adalah batang pisang yang merupakan limbah tanaman pisang yang biasanya hanya dibiarkan atau dibuang setelah pisang dipanen.

Kajian ini bertujuan untuk : 1). Mengetahui karakteristik sasaran tentang pemanfaatan batang pisang sebagai pakan ternak sapi potong di Kelompok Tani Sumber Makmur Desa Sidoluhur Kecamatan Lawang. 2). Untuk menyusun rancangan penyuluhan pemanfaatan batang pisang sebagai pakan ternak sapi potong di Kelompok Tani Sumber Makmur Desa Sidoluhur Kecamatan Lawang.

3). Untuk mengevaluasi pengetahuan Peternak tentang pemanfaatan batang pisang sebagai pakan ternak sapi potong di Kelompok Tani Sumber Makmur Desa Sidoluhur Kecamatan Lawang.

Kajian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, Metode Penyuluhan yang dugunakan adalah Ceramah, Diskusi dan Demonstrasi Cara dengan menggunakan Media Leaflet dan bahan sesungguhnya. Anggota Kelompok yang hadir berjumlah 20 Orang dari 37 anggota kelompok atau 54,05%. Kajian dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juni 2022

Hasil evaluasi penyuluhan dilakukan dengan cara penyebaran kosioner sebelum dilakukan Penyuluhan (pree - test) dan setelah Penyuluhan (Post - test) menunjukan peningkatan pengetahuan petani tentang Pemanfaatan Batang Pisang sebagai Pakan Ternak Sapi Potong dengan menggunakan analisis kuadran memberikan perbedaan rata-rata pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan adalah 59,75% “ kategori “Sedang” dan Post-Test 79,75% “ kategori

“Tinggi”.

Kata Kunci: Pakan Ternak, Batang Pisang, Pengetahuan Petani

(8)

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur Kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah menuntun dalam proses pembuatan laporan ini, sehingga laporan tugas akhir dengan judul

“Penyuluhan Tentang Pemanfaatan Batang Pisang Sebagai Pakan Ternak Sapi Potong Di Kelompok Tani Sumber Makmur Desa Sidoluhur Kecamatan Lawang”

dapat terselesaikan dengan baik.

Laporan ini dibuat sebagai acuan dalam menjalankan Kegiatan Tugas Akhir agar mampu melaksanakan Tugas Akhir dan sekaligus Melakukan Kegiatan Penyuluhan. Laporan Tugas Akhir dapat terselesaikan berkat kerjasama dari berbagai pihak. Oleh sebab itu pada kesempatan ini diucapkan terimakasih kepada yang terhormat :

1. Direktur POLBANGTAN Malang : Dr. Setya Budhi Udrayana, S.Pt.,M.Si 2. Pembimbing I : Ibu Dr. Sad Likah, S.Pt, MP

3. Pembimbing II : Ibu Kartika Budi Utami, S.ST.,MP 4. Penyuluh Pertanian Desa Sidoluhur :Titin Iswanti, SST

5. Badan Pengurus dan Anggota Kelompok Sumber Makmur Desa Sidoluhur 6. Semua pihak yang tak dapat disebut satu persatu atas segala bantuan dan

dukungan, sehingga laporan dapat selesai sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

LaporanTugas Akhirini dibuat berdasarkan kaidah dan tata penulisan yang telah diterima dari pihak akademi sebelumnya. Laporan ini masih jauh dari kata sempurna, baik dari isi maupun tata penulisan. Oleh sebab itu, kritik dan saran sangat diharapkan demi kesempurnaan Laporan ini.

Sekian, semoga Laporan ini dapat bermanfaat dan juga dapat berguna bagi pembaca tentunnya dan,khususnya bagi penulis sendiri.

Malang, Agustus 2022

Penulis

(9)

ii DAFTAR ISI

Hal KATA PENGANTAR ... I

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR LAMPIRAN ... v

BAB IPENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan ... 3

1.4 Manfaat ... 4

BAB II TINJUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Penelitian Terdahulu ... 5

2.2 Aspek Teknis ... 9

2.2.1 Ternak Ruminansia ... 9

2.2.2 Ternak Sapi Potong ... 9

2.2.3 Pakan Ternak Sapi Potong ... 9

2.2.4 Batang Pisang ... 10

2.2.5 Ampas Tahu ... 10

2.2.6 Dedak/Katul ... 11

2.2.7 Probiotik ... 12

2.3 Aspek Sosial ... 142

2.3.1 Pengetahuan ... 152

2.4 Aspek Penyuluhan ... 144

2.4.1 Tujuan Penyuluhan Pertanian ... 15

2.4.2 Sasaran Penyuluhan Pertanian ... 165

2.4.3 Materi Penyuluhan Pertanian ... 176

2.4.4 Metode Penyuluhan Pertanian ... 187

2.4.5 Media Penyuluhan Pertanian ... 198

2.4.6 Evaluasi Penyuluhan Pertanian ... 199

2.5 Alur Penelitian ... 21

BAB III METODE PELAKSANAAN ... 23

3.1 Lokasi dan Waktu ... 23

3.2 Pemantapan Materi Penyuluhan ... 23

3.3 Metode Kajian ... 25

3.3.1 Rancangan Kajian ... 25

3.3.2 Populasi dan Sampel ... 25

3.3.3 Variabel yang diamati ... 26

3.3.4 Data sumber data ... 26

3.3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 26

3.4 Teknik Analisis ... 26

3.4.1 Teknik Penentuan Skor ... 26

3.4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 27

3.5 Metode Perancangan Penyuluhan ... 28

3.5.1 Penetapan Tujuan ... 28

3.5.2 Penetapan Sasaran ... 28

3.5.3 Penetapan Materi ... 288

3.5.4 Penetapan Metode ... 288

3.5.5 Penetapan Media ... 29

3.5.6 Penatapan Evaluasi Penyuluhan ... 29

3.6 Metode Implementasi / Uji Coba Rancangan Penyuluhan ... 31

3.7 nstrumen Penelitian ... 31

3.8 Devinisi Operasional Variabel (DOV) ………...………32

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 33

(10)

iii

4.1 Kondisi Umum Wilayah ... 363

4.1.1 Penduduk Desa Sidoluhur ... 33

4.1.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 33

4.1.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ... 34

4.2 Penggunaan Lahan ... 384

4.3 Letak Geografis ... 385

4.4 Profil Kelompok Tani Sumber Makmur... 386

4.5 Karakteristik Petani ... 388

4.5.1 Karakteristik Responden ... 38

BAB V PERANCANGANDANIMPLEMENTASI ... 42

5.1 RancanganPenyuluhanPertanian ... 42

5.1.1 Penetapan Tujuan Penyuluhan ... 42

5.1.2 Sasaran Penyuluhan ... 42

5.1.3 Materi Penyuluhan ... 43

5.1.4 Metode Penyuluhan ... 46

5.1.5 Media Penyuluhan ... 47

5.2 IMPLEMENTASI/Uji Coba Perancangan ... 47

5.2.1 LokasidanWaktu ... 47

5.2.2 Persiapan Penyuluhan ... 47

5.2.3 Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan ... 48

5.2.4 Evaluasi Penyuluhan ... 48

BAB VI PEMBAHASAN ATAU DISKUSI ... 49

6.1 Pembahasan Hasil Implementasi dan Evaluasi Penyuluhan ... 49

6.1.1 Evaluasi………..…48

6.1.2 Rencana Tindak Lanjut ... 52

BAB VII PENUTUP ... 53

7.1 Kesimpulan ... 53

7.2 Saran ... 53

DAFTAR PUSTAKA ... 53

(11)

iv

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 33

Tabel 2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ... 34

Tabel 3. Data Luas Lahan ... 35

Tabel 4. Pendidikan Responden ... 39

Tabel 5. Responden Berdasarkan Umur ... 40

Tabel 6. Jumlah Tanggungan Responden ... 40

Tabel 7. Pengalaman Bertani Responden ... 41

Tabel 8. Permasalahan ... 43

Tabel 9. Identifikasi Masalah dan Pemecahannya ... 44

Tabel 10. Uji Prioritas Masalah ... 44

Tabel 11. Faktor Penentu ... 45

Tabel 12. Pengelompokan Materi Penyuluhan Pertanian ... 45

Tabel 13. Materi Penyuluhan Pertanian Berdasarkan Pokok Bahasan ... 46

Tabel 14. Materi Penyuluhan Pertanian Berdasarkan Sifat Materi ... 46

(12)

v

DAFTAR LAMPIRAN

Hal

Lampiran 1 Matriks Kegiatan ... 56

Lampiran 2 Matriks Rencana Menjaring Data ... 57

Lampiran 3 Matriks Kisi-kisi Intrumen Kegiatan ... 58

Lampiran 4 Kosioner Pengetahuan ... 59

Lampiran 5 Lembar Persiapan Menyuluh ... 61

Lampiran 6 Sinopsis ... 62

Lampiran 7 Berita Acara Kegiatan Pentuluhan ... 65

Lampiran 8 Daftar Hadir ... 66

Lampiran 9 Media Penyuluhan ... 68

Lampiran 10 Uji Validitas dan Realibilitas Pre Test ... 69

Lampiran 11 Uji Validitas dan Realibilitas Post Test ... 73

Lampiran 12 Hasil Evaluasi Pre Test Dan Post Test ... 77

Lampiran 13 Dokumentasi Kegiatan Kajian ... 78

(13)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Ketersediaan pakan merupakan salah satu masalah yang sering dihadapi dalam usaha peternakan. Pakan berfungsi untuk memenuhi kebutuhan ternak baik untuk hidup pokok, pertumbuhan, reproduksi dan produksi, sehingga ketersediaan dalam jumlah yang cukup baik kuantitas maupun kualitas merupakan salah satu faktor yang menopang dalam keberhasilan usaha peternakan. Ketersediaan pakan di daerah tropis secara umum sangat bergantung pada musim. Pada musim kemarau diperlukan pakan tambahan untuk memperbaiki kualitas dan produktivitas. Salah satu cara mengatasi masalah ketersediaan pakan adalah dengan penggunaan bahan pakan alternatif.

Penggunaan limbah tanaman saat ini merupakan salah satu solusi yang dapat dijadikan sebagai bahan pakan pengganti rumput atau hijauan bagi ternak pada saat musim kemarau. Bahan pakan alternatif yang dipilih juga harus memenuhi kebutuhan yang ketersediaanya terus-menerus, harganya murah, tidak mengganggu proses metabolisme ternak dan yang terutama tidak bersaing dengan manusia. Salah satunya adalah batang pisang yang merupakan limbah tanaman pisang yang biasanya hanya dibiarkan atau dibuang setelah pisang dipanen.

Peternak di Desa Sidoluhur belum memanfaatkan batang pisang sebagai pakan ternak, dan mereka belum menggunakan pakan alternatif dari batang pisang karena masyarakat berpikir ternak sapi potong tersebut akan sakit. Maka dari itu pengetahuan peternak tentang pakan alternatif batang pisang masih kurang. Potensi batang pisang di Desa Sidoluhur Kecamatan Lawang sangat banyak, rata-rata disetiap kebun petani terdapat tanaman pisang. Penelitian yang dilakukan oleh Elizabeth, (2001) bahwa berlimpahnya limbah pertanian seperti

(14)

2

batang pisang dapat dimanfaatkan dengan cara pembuatan pakan batang pisang untuk penggemukan sapi potong.

Potensi limbah pertanian seperti batang pisang yang berlimpah di Desa Sidoluhur sangat menunjang untuk dapat dimanfaatkan dengan cara pembuatan pakan batang pisang untuk penggemukan sapi potong. Namun Pemberian batang pisang ke ternak telah dilakukan oleh Kelompok tani Sumber Makmur tanpa adanya proses, sehingga poktan tersebut dianjurkan dapat membuat pakan batang pisang sesuai dengan prosedur. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengetahuan peternak di Kelompok Tani Sumber Makmur Desa Sidoluhur Kecamatan Lawang tentang pemanfaatan pakan batang pisang untuk penggemukan sapi potong dan faktor internal, faktor eksternal dan karakteristik individu (umur, pendidikan dan pengalaman/lama beternak) yang mempengaruhi dapat meningkatkat pengetahuan peternak tentang pemanfaatan pakan batang pisang untuk penggemukan sapi potong.

Dengan adanya potensi banyaknya batang pisang yang masih belum dimanfaatkan secara maksimal dan permasalahan pengetahuan peternak di Desa Sidoluhur yang kekurangan pakan pada musim kemarau, maka kajian ini perlu dilaksanakan.

Tanaman pisang adalah tanaman yang banyak dijumpai di Indonesia.

Tanaman pisang banyak dimanfaatkan oleh manusia. Selain buahnya, bagian tanaman yang lain seperti bonggol, daun, batang dan jantungnya juga dapat dimanfaatkan. Peternak di indonesia belum mengetahui manfaat serta kandungan nutri pada batang pisang ini sebagai pengganti makanan ternak seperti kambing, domba, sapi, bebek (unggas), kelinci. Kandungan yang terdapat dalam batang pisang menurut berbagai penelitian, gedebog diketahui memiliki kandungan nutrisi yang komplit sebagai pengganti pakan ternak. Adapun

(15)

3

komposisi rata-rata nutrien dalam batang pisang antara lain : Bahan kering (BK) 87,7 %, abu 25,12%, lemak kasar (LK) 14,23 %, serat kasar (SK) 29,40%, protein kasar (PK) 3 % termasuk asam amino, amine nitrat, glikosida, mengandung N, glikilipida, vitamin B, asam nukleat, bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN) 28,15% termasuk karbohidrat, gula dan pati Devri dkk (2020).

1.2 Rumusan Masalah

Dari masalah diatas maka ditetapkanlah rumusan masalah sebagai berikut 1. Bagaimana karakteristik sasaran di Kelompok Tani Sumber Makmur Desa

Sidoluhur Kecamatan Lawang.

2. Bagaimana menyusun rancangan penyuluhan pemanfaatan batang pisang sebagai pakan ternak sapi potong di Kelompok Tani Sumber Makmur Desa Sidoluhur Kecamatan Lawang.

3. Bagaimana pelaksanaan dan evaluasi penyuluhan tentang pemanfaatan batang pisang sebagai pakan ternak sapi potongdi Kelompok Tani Sumber Makmur Desa Sidoluhur Kecamatan Lawang.

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui karakteristik sasaran tentang pemanfaatan batang pisang sebagai pakan ternak sapi potong di Kelompok Tani Sumber Makmur Desa Sidoluhur Kecamatan Lawang.

2. Untuk menyusun rancangan penyuluhan pemanfaatan batang pisang sebagai pakan ternak sapi potong di Kelompok Tani Sumber Makmur Desa Sidoluhur Kecamatan Lawang.

3. Untuk mengetahui pelaksanaan dan evaluasi pemanfaatan batang pisang sebagai pakan ternak sapi potong di Kelompok Tani Sumber Makmur Desa Sidoluhur Kecamatan Lawang.

(16)

4 1.4 Manfaat

1. Meningkatkan pengetahuan peternak tentang pemanfaatan pakan alternatif batang pisang pada ternak sapi potong

2. Menyusun rancangan penyuluhan tentang pemanfaatan batang pisang sebagai pakan ternak sapi potong di Kelompok Tani Sumber Makmur Desa Sidoluhur Kecamatan Lawang.

3. Melaksanakan dan mengevaluasi pemanfaatan batang pisang sebagai pakan ternak sapi potong di Kelompok Tani Sumber Makmur Desa Sidoluhur Kecamatan Lawang.

(17)

5 BAB II

TINJUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu

Menurut Devri dkk (2020) dengan judul Manfaat Batang Pisang Dan Ampas Tahu Sebagai Pakan Konsentrat Ternak Sapi menggunakan metode kaji terap menunjukkan hasil batang pisang dan ampas tahu ini dapat digunakan sebagai bahan pakan konsentrat untuk sapi, karena memiliki manfaat yaitu batang pisang memiliki kandungan nilai gizi yang cukup baik yaitu kandungan 87,7% unsur hara kering (BK), abu 25,12%, lemak kasar (LK) 14,23%, serat kasar (SK) 29,40%, protein kasar (PK) 3,01% dan ekstrak tanpa nitrogen (BETN) 28,24%. Sedangkan ampas tahu memiliki kandungan 8,66% protein, 3,79% lemak, 51,63% air, dan 1,21% abu.

Penelitian Syahrio, dkk., (2020). dengan judul “Penyuluhan Pemilihan Bahan Pakan dan Penyusunan Ransum Dalam Rangka Meningkatkan Produktifitas Sapi Bali di Kampung Sanggar Buana Kecamatan Seputih Banyak Kabupaten Lampung Tengah”. Budidaya sapi potong pada peternak rakyat saat ini masih mengalami kesulitan dalam menjaga kualitas dan kuantitas pakan.

Peternak sapi potong di Kampung Sanggar Buana, Kecamatan Seputih Banyak, Kabupaten Lampung Tengah, masih mengalami kesulitan dalam penyusunan ransum yang tepat. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan pada bulan April hingga September di Kelompok Ternak Karya Tani I, Kampung Sanggar Buana.

Tujuan khusus kegiatan ini untuk menambah pengetahuan dan keterampilan para peternak meningkat. Pemanfaatan sumberdaya pakan lokal dan penanaman pisang diharapkan akan membantu peternak memenuhi kebutuhan sapi potong di Kampung Sanggar Buana, Kecamatan Seputih Banyak, Kabupaten Lampung Tengah. Tujuan umum dari kegiatan ini Meningkatkan sinergi kelembagaan ilmu pengetahuan dan teknologi pada berbagai tingkatan

(18)

6

baik pusat maupun daerah; meningkatkan produktivitas, nilai tambah, kualitas maupun daya saing produk berbasis iptek; Membentuk dan memperkuat jaringan antara penghasil teknologi dan pengguna iptek. Mempercepat diseminasi dan pemanfaatan teknologi yang potensial dari hasil riset dan pengembangan Lembaga Litbang ke masyarakat dan Meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Penelitian yang dilakukan oleh Susan, dkk, (2021). dengan judul

”Peningkatan Pengetahuan Peternak tentang Batang Pisang Kepok (Musa paradisiaca) sebagai Pakan Alternatif Ternak Babi”. Pakan merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dalam berternak babi. Syarat pakan yang diberikan harus berkualitas, mengandung zat gizi untuk kebutuhan hidup pokok ternak babi, salah satu bahan pakan yang diberikan pada ternak untuk menghemat biaya, waktu dan tenaga adalah batang pisang, ampas tahu, dedak yang dapat diolah dalam bentuk pakan. Penelitihan ini dilaksanakan pada bulan Juni 2020 selama 3 minggu, tempat pelaksanaan di kampung Mansinam Distrik manokwari Timur bertujuan untuk peningkatkan pengetahuan peternak tentang batang pisang kepok (Musa paradisiaca) sebagai pakan alternatif terhadap pertambahan bobot badan ternak babi. memberi pengaruh nyata ( P<0,05).

Pelaksanaan penyuluhan diikuti 20 responden dengan menggunakan metode ceramah dan diskusi dengan mengunakan alat bantu yaitu folder. Hasil penyuluhan di analisis menggunakan Independent Sample T-Test Evaluasi tes awal (pre-test) terhadap responden dengan nilai rata-rata 8,4 dan tes akhir (post- test) dengan nilai rata-rata 26,85 termasuk kriterian pengetahuan tinggi, dari hasil pretest dan post-test menunjukan bahwa kelompok ternak/tani kampung Mansinam Distrik Manokwari Timur terjadi peningkatan Pengetahuan sebesar 90% setalah pelaksanaan penyuluhan. Berdasarkan penelitian ini disimpulkan bawah melihat kondisi lapangan bahwa peternak di kampung mansinam belum mengenal inovasi pakan batang pisang kepok (Musa paradisiaca) sebagai

(19)

7

pakan ternak babi, umur 4 - 5 bulan yang meliputi konsumsi pakan dan berat badan.

Penelitian yang dilakukan oleh Elizabeth., (2001) Tentang Pengaruh

“Tanaman Pisang Sebagai Pakan Ternak Ruminansia”. Tanaman pisang merupakan tanaman yang paling mudah ditemui dan berkembang biak di daerah tropis seperti Indonesia. Potensinya sebagai pakan ternak ruminansia di Indonesia belum banyak digali padahal pemanfaatannya sudah banyak dilakukan di negara-negara Amerika Latin yang dikenal sebagai pengekspor pisang. Kadar air yang sangat tinggi terutama pada batang merupakan kendala dalam konsumsi tanaman pisang itu sendiri. Kadar abu yang tinggi menunjukkan adanya kandungan mineral yang tinggi. Di dalam kandungan yang tinggi ternyata banyak terkandung senyawa mineral, senyawa fenol, dan senyawa gula sederhana; sedangkan di dalam bonggol terdapat senyawa pati yang dapat digunakan sebagai sumber energi. Pemberian bagian tanaman pisang biasanya dicampur dengan bahan lain sebagai sumber protein atau energi. Jadi sampai saat ini tanaman pisang baru dipakai sebagai sumber hijauan pengganti rumput.

Perlu digali potensi lain misalnya sebagai sumber energi atau mineral atau sebagai bahan pelindung protein pakan.

Penelitian yang dilakukan oleh Afzalani,dkk., (2017). Dengan judul Efek (Pakan Suplementasi Ampas Tahu dan Mineral Zn-Cu Organik terhadap Pertambahan Bobot Badan pada Penggemukan Sapi Bali yang Diberi Rumput Rawa (Hyampeacne amplexicaules Rudge Ness)) (Effect of Supplementation of Tofu Waste and organic mineral of Zn-Cu on Weight Gain in Bali Cattle fed with Hyampeacne amplexicaules Rudge Ness) dengan metode Ternak yang digunakan sebanyak 12 ekor sapi Bali jantan muda umur 1,5 tahun dengan kisaran berat badan 120 - 130 kg. Kandang individual sebanyak 12 unit yang dilengkapi dengan tempat makan dan air minum. Pakan yang diberikan yaitu

(20)

8

berupa hijauan rumput rawa (Hyampeacne amplexicaules Rudge Ness) yang diberikan secara tidak terbatas sesuai dengan kebiasaan peternak. Sedangkan ampas tahu diberikan sebanyak 1% dari berat badan. Mineral organik berupa Zn dan Cu diberiakan sebanyak 1%, 2%, dari BK ampas tahu yang diberikan. Air minum diberikan ad libitum. Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki performa pertumbuhan ternak sapi Bali yang dipelihara oleh peternak melalui suplementasi limbah tahu dan mineral Zn-Cu organik. Ternak yang digunakan sebanyak 12 ekor sapi Bali jantan muda umur 1,5 tahun dengan kisaran berat badan 120 - 130 kg. Pakan yang diberikan yaitu berupa hijauan rumput rawa yang diberikan secara tidak terbatas sesuai dengan kebiasaan peternak. Sedangkan ampas tahu diberikan sebanyak 1% dari berat badan. Mineral organik berupa Zn dan Cu diberikan sebanyak 1% atau 2% dari BK ampas tahu yang diberikan. Percobaan ini dilaksanakan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan empat perlakuan dan empat ulangan. Perlakuan terdiri dari : R0 = Rumput rawa + 0%

Ampas Tahu (AT) + 0% Zn-Cu Organik; R1 = Rumpu Rawa + 1% AT/kg BB Sapi + 0% Zn-Cu Organik R2 = Rumput rawa + 1% AT/kg BB sapi + 1% Zn-Cu Organik/kg BK AT; R2 = Rumput rawa + 1% AT/kg BB sapi + 2% Zn-Cu Organik/kg BK AT. Peubah yang diamati yaitu konsumsi bahan kering rnasum, pertambahan bobot badan dan efisiensi penggunaan ransum. Analisis ragam dilakukan untuk melihat pengaruh perlakuan terhadap peubah yang diamati, dilanjtkan denganuji jarak berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suplementasi AT dan Zn-Cu organik pada taraf 2% (R3) cenderung menghasilkan pertambahan bobot badan harian tertinggi (0,51 kg), konsumsi bahan kering (6,99 kg) dan efisiensi penggunaan pakan (7.92%).

(21)

9 2.2 Aspek Teknis

2.2.1 Ternak Ruminansia

Ternak ruminansia dapat dibagi menjadi dua kelompok, pertama kelompok ternak ruminansia besar yaitu sapi dan kerbau dan kelompok ternak ruminansia kecil yaitu kambing dan domba. Ada beberapa keuntungan yang dapat diambil dengan memelihara ternak ruminansia antara lain dapat memanfaatkan sisa hasil pertanian dan perkebunan dalam jumlah yang cukup besar. Hewan ruminansia merupakan hewan pemamah biak pemakan tumbuhan (herbivora). Sistem pencernaan pada hewan ruminansia lebih unik dibandingkan dengan manusia.

Hewan ruminansia dapat mengunyah atau memamah makanannya melalui dua fase. Fase pertama terjadi pada saat awal makanan masuk, makanan hanya dikunyah sebentar dan masih dalam tekstur yang kasar. Selanjutnya makanan akan disimpan di dalam rumen lambung. Fase kedua yaitu ketika rumen sudah penuh, hewan ruminansia akan mengeluarkan makanan yang dikunyahnya tadi untuk dikunyah kembali hingga teksturnya lebih halus. Kemudian makanan akan masuk ke dalam lambung lagi (Blakely dan Bade, 1998).

2.2.2 Ternak Sapi Potong

Sapi potong merupakan salah satu ternak ruminansia yang mempunyai kontribusi terbesar sebagai penghasil daging, serta untukpemenuhan kebutuhan pangan khususnya protein hewani. Berdasarkan Rencana Strategis Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Tahun 2010-2014 (Ditjen PKH 2011), daging sapi merupakan 1 dari 5 komoditas bahan pangan yang ditetapkan dalam RPJMN2010-2014 sebagai komoditas strategis.

2.2.3 Pakan ternak Sapi Potong

Keberhasilan usaha ternak sapi potong ditentukan oleh salah satu faktor terbesar, yaitu pakan. Pakan adalah semua yang bisa dimakan oleh ternak, baik berupa bahan organik maupun anorganik, yang sebagian atau seluruhnya dapat

(22)

10

dicerna dan tidak mengganggu kesehatan ternak (Djarijah, 2008). Pakan yang diberikan kepada sapi potong harus memiliki syarat sebagai pakan yang baik.

Pakan yang baik yaitu pakan yang mengandung zat makanan yang memadai kualitas dan kuantitasnya, seperti energi, protein, lemak, mineral, dan vitamin, yang semuanya dibutuhkan dalam jumlah yang tepat dan seimbang sehingga bisa menghasilkan produk daging yang berkualitas tinggi Haryanti, (2009).

2.2.4 Batang Pisang

Tanaman pisang adalah tanaman yang banyak dijumpai di Indonesia.

Tanaman pisang banyak dimanfaatkan oleh manusia. Selain buahnya, bagian tanaman yang lain seperti bonggol, daun, batang dan jantungnya juga dapat dimanfaatkan. Kandungan yang terdapat dalam batang pisang menurut berbagai penelitian, gedebog diketahui memiliki kandungan nutrisi yang komplit sebagai pengganti pakan ternak. Adapun komposisi rata-rata nutri dalam batang pisang antara lain: Bahan kering (BK) 87,7 %, abu 25,12%, lemak kasar (LK) 14,23 %, serat kasar (SK) 29,40%, protein kasar (PK) 3 % termasuk asam amino, amine nitrat, glikosida, mengandung N, glikilipida, vitamin B, asam nukleat, bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN) 28,15% termasuk karbohidrat, gula dan pati (Devri dkk: 2020).

2.2.5 Ampas Tahu

Ampas tahu merupaka hasil sampingan yang diperoleh dari proses pembuatan tahu kedelai. Ampas tahu dapat dijadikan pakan ternak karena mengandung protein kasar sebesar 27,55%, lemak 4,93%, dan serat kasar 23,58%. Tetapi asam amino yang rendah dan serat kasar yang tinggi biasanya menjadi faktor pembatas dalam penggunaannya sebagai pakan.

Proses fermentasi dengan EM4 diperlukan untuk menurunkan serat kasar dan meningkatkan nilai nutrisi pada ampas tahu. Tifani M, (2006). Ampas tahu dapat

(23)

11

dikonsumsi manusia dalam bentuk tempe gembus dengan harga yang relatif murah. Kekurangtahuan masyarakat akan manfaat ampas tahu ini menjadikan ampas tahu sebagai limbah yang tidak terpakai. Menurut Yustina dan Abadi (2012), ampas tahu segar dihargai Rp 300 – 500/kg dan pada penyimpanan suhu kamar lebih dari 24 jam menyebabkan perubahan warna dan bau.

2.2.6 Dedak/Katul

Dedak padi adalah hasil luaran dari olahan padi menjadi beras, dimana kualitas dedak padi akan bermacam-macam tergantung dari jenis padi. Dedak padi merupakan salah satu hasil pada pabrik penggilingan padi dalam memproduksi beras Superianto et al. (2018). Dedak padi juga biasa digunakan dalam penyusunan ransum ternak. Munandar et al. (2020) bahwa ransum adalah gabungan pakan ternak yang sudah diramu dan secara umum terdiri dari beberapa jenis bahan pakan dengan takaran tertentu. Menurut Valentino et al.

(2017) bahwa dedak padi dapat digunakan untuk bahan pakan ternak. Dalam penggunaan dedak padi ditemukan ada indikasi tentang penurunan kandungan nutrisi dedak halus di Kabupaten Sumba Timur sesuai dalam penelitian Dapawole dan Sudarma (2020) yang menyatakan bahwa komposisi nutrisi dedak halus yang ada di kabupaten Sumba Timur mengalami penurunan kualitas.

Dedak padi di Kabupaten Sumba Timur mengandung 88,928 % BK, 74,095 % BO, 5,386% PK, 2,797 % LK, dan 26,431 % SK. Jadi, serat kasar dari dedak padi sangat tinggi dan kandungan protein yang rendah. Kandungan nutrisi dedak padi bervariasi. Hal itu disebabkan karena ada penggilingan padi yang mengeluarkan sekam dan ada penggilingan padi yang mencampurkan sekam ke dalam dedak, sehingga kandungan nutirisi dedak padi perlu dicek ulang. Hal yang paling mendasar adalah sikap peduli peneliti terhadap kebutuhan pakan dan pemenuhan gizi ternak yang menjadi tolak ukur keberhasilan dari peternak.

Perkembangan usaha peternakan salah satunya ditentukan oleh kualitas pakan

(24)

12

yang baik. Untuk itu, kandungan nutirisi dedak padi yang dihasilkan oleh mesin giling padi sangat penting dianalisis untuk mengetahui kualitasnya.

2.2.7 Probiotik

Putro. G: (2010) Probiotik dapat didefinisikan sebagai pakan aditif dalam bentuk mikroba hidup, baik secara tunggal maupun campuran dari berbagai spesies. Probiotik adalah suplemen untuk membantu melindungi dan memelihara kesehatan sistem pencernaan, terutama lambung dan usus. EM4 terdiri dari bakteri asam laktat (Lactobasillus spp), Steptomyces sp dan jamur pengurai sellulosa. Sehingga dengan ditambahkannya EM4 jumlah bakteri dalam rumen meningkat dan pakan akan lebih cepat terdegradasi menjadi senyawa-senyawa yang dapat dimanfaatkan oleh ternak. Penggunaan dedak fermentasi dengan EM4 berpengaruh sangat nyata terhadap pertambahan bobot badan tetapi tidak berpengaruh terhadap konsumsi dan konversi pakan.

2.3 ASPEK SOSIAL 2.3.1 Pengetahuan

Pengetahuan adalah suatu informasi yang manusia temui dan peroleh dengan cara pengamatan akal untuk mengenali kejadian yang belum pernah dilihat dan dirasakan sebelumnya Yuliana, (2011). Ranah Kognitif berisi perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, dan keterampilan berpikir Utari, (2011). Menurut taksonomi bloom revisi terbaru pada ranah kognitif terdiri dari 6 level yakni remembering (mengingat), understanding (memahami), applying (menerapkan), analyzing (menganalisis), evaluating (menilai), dan mencipta atau creating Utari, (2011).

Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra penglihatan dan indra pendengaran Notoatmodjo, (2012). Pengetahuan mendasari seseorang dalam mengambil sebuah keputusan dan menentukan tindakan dalam menghadapi suatu masalah Achmadi, 2013 dalam Fuadi dkk.

(25)

13

Pengetahuan yang cukup didalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat yaitu:

Notoadmojo, (2003).

1. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Kata kerja untuk mengukur banhwa orang tahu tentang apa yang dipelajari yaitu menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi, menyatakan dan sebagainya.

2. Memahami (Comprehention)

Memahami artinya sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dimana dapat menginterprestasikan secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi terus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

3. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk meggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau siituasi yang lain.

4. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen tetapi masih didalam struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5. Sintesis (syntesis)

Sintesis yang dimaksud menunjukan pada suatu kemampuan untuk melaksanakan atau menghubungkan bagian-bagian didalam keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dan formulasi yang ada.

(26)

14 6. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan melakukan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria- kriteria yang telah ada.

2.4 Aspek Penyuluhan

Penyuluhan secara harfiah berasal dari kata suluh yang berarti adalah obor atau alat yang menerangi dalam keadaan gelap, menerangi yang dimaksud bermakna sebagai petunjuk bagi seseorang dalam proses tidak tahu menjadi mengerti dan proses dari mengerti menjadi lebih mengerti lagi. Penyuluhan juga merupakan suatu rumusan jenis khusus pendidikan problem solving yang berorientasi pada memodernisasikan, memotivasi, dan tindakan pengajaran suatu pengetahuan yang pada konteksnya mengenai permasalahan yang terdapat pada masyarakat Rasyid, (2012).

Penyuluhan adalah kegiatan pendidikan untuk menyampaikan informasi- informasi yang sudah teruji kebenarannya. Dalam pelaksanaan penyuluhan pertanian, petani akan dibina dalam pelaksanaan dilapangan untuk menerapkan informasi-informasi baru yang disuluhkan sehingga diharapkan dapat memberikan manfaat (ekonomi maupun non ekonomi) bagi perbaikan kesejahteraan petani Alim, (2010).

Agen perubahan (agent of change) adalah kata lain untuk penyuluh pertanian. Dikenal sebagai pelopor perubahan yang mampu memperdayakan masyarakat untuk mampu menganalisa suatu sumber daya yang ada sebagai sebuah kesempatan sehingga menjadi sumber daya manusia yang berdaya saing tinggi dengan dasar ilmu-ilmu pengetahuan Sucihatiningsih, (2011).

Penyuluhan merupakan proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan

(27)

15

dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya, sebagai usaha untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran untuk pelestarian fungsi lingkungan hidup Undang- Undang SP3K, (2006).

2.4.1 Tujuan Penyuluhan Pertanian

Menjadikan perkembangan sektor pertanian di Indonesia sehingga berdampak pada kemajuan perekonomian dan kesejateraan rakyat adalah salah satu tujuan umum dari penyuluhan pertanian. Melalui penyuluhan pertanian, petani akan mendapatkan ilmu-ilmu dibidang pertanian diantaranya yakni pengetahuan itu sendiri, ketrampilan, inovasi teknologi dan perkembangan agribisnis. Hal tersebut akan menambah wawasan petani dalam menggeluti bidang pertanian yang mampu menambah pengetahuan dan merubah sikap petani menjadi lebih baik Pakpahan, (2017). Penyuluhan pertanian bertujuan untuk membantu petani agar mampu menolong dirinya dalam upaya menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya secara baik sehingga dapat meningkatkan derajat hidupnya sehingga terbentuk kemandirian petani dalam upaya pemberdayaan Sadono, (2008)

Setiana (2005) menyatakan fungsi penyuluhan pada dasarnya merupakan jembatan yang menghubungkan kesenjangan antara praktik yang diterapkan petani dalam usaha taninya dengan pengetahuan dan teknologi yang selalu berkembang. Dengan demikian, proses penyuluhan dengan penyuluh merupakan penghubung yang bersifat dua arah antara pengetahuan yang dibutuhkan petani dengan pengalaman baru yang terjadi di pihak ahli dan kondisi nyata yang dialami petani.

2.4.2 Sasaran Penyuluhan Pertanian

Sasaran penyuluhan pertanian diantaranya adalah sasaran utama dan sasaran antara. sasaran utama terdiri dari pelaku utama dan pelaku usaha.

(28)

16

Sasaran antara adalah pemangku golongan yang meliputi lembaga pemerintahan maupun tokoh masyarakat Vintarno. J, (2019).

Menurut Undang-undang No.16 tahun 2006 tentang SP3K sasaran penyuluhan pertanian yang paling berhak memperoleh manfaat penyuluhan meliputi sasaran utama dan sasaran antara. Sasaran utama yang dimaksudkan adalah pelaku utama dan pelaku usaha sementara itu pelaku antara penyuluhan yang dimaksudkan adalah pemangku kepentingan lainnya yang meliputi kelompok, atau lembaga pemerhati pertanian, perikanan, kehutanan serta generasi muda dan tokoh masyarakat.

Mardikanto dan Sri Sutami (2003) menyatakan bahwa sasaran penyuluhan pertanian terbagi menjadi dua yaitu: a). Sasaran utama yaitu sasaran penyuluhan pertanian yang secara langsung terlibat dalam pengelolaan dan kegiatan usaha tani b). Sasaran penentu yaitu sasaran yang secara langsung maupun tidak langsung terlibat dalam penentuan kebijakan untuk pembangunan pertanian atau menyediakan segala kemudahan yang diperlukan pelaku utama dalam kegiatan usaha tani. Tetapi bukan sebagai pelaksana dalam kegiatan berusaha tani. Sasaran penentu yang dimaksudkan adalah pimpinan wilayah, tokoh-tokoh informal, peneliti, ilmuwan, produsen input pertanian, pedagang, dan Lembaga pemasaran lainnya.

2.4.3 Materi Penyuluhan Pertanian

Menurut Undang-undang No 16 (2006) tentang SPPPK, materi penyuluhan adalah bahan penyuluhan yang sudah tersusun dan akan disampaikan oleh para penyuluh kepada pelaku utama dan pelaku usaha dalam berbagai bentuk yang meliputi informasi, teknologi, rekayasa sosial, manajemen, ekonomi, hukum dan kelestarian lingkungan. Materi penyuluhan dibuat berdasarkan apa yang dibutuhkan pelaku utama dan pelaku usaha melalui identifikasi potensi wilayah

(29)

17

yang telah dilaksanakan dengan memperhatikan manfaat dan kelestarian sumberdaya pertanian, perikanan dan kehutanan.

Nurfatiyah & Jamaluddin (2018) juga menyatakan bahwa materi penyuluhan adalah inovasi baru yang telah disesuaikan dengan potensi daerah untuk selanjutnya disampaikan kepada petani, Materi penyuluhan pada hakikatnya merupakan segala pesan yang bertujuan untuk dikomunikasikan oleh seorang penyuluh kepada sasaran penyuluhannya.

Materi penyuluhan yang baik ditujukan untuk mendorong peningkatan produksi yang juga menyesuaikan dengan isu global seperti mengatasi persoalan iklim dan menekankan pada teknis budidaya petani yang ramah lingkungan. Tujuan tersebut untuk meningkatkan keberhasilan suatu teknologi modem yang lebih mengarah pada kualitas, kuantitas, dan kontinyunitas produk serta berorientasi pada kebutuhan pasar dan profit Nurjasmira, (2014)

2.4.4 Metode Penyuluhan Pertanian

Metode penyuluhan adalah suatu kegiatan yang dilakukan dalam rangka mempercepat menyampaikan materi penyuluhan dalam dan mempermudah tujuan dari pelaksanaan penyuluhan pertanian agar lebih efektif dan efisien dalam mempercepat proses adopsi inovasi teknologi pertanian (Permentan No.

52 Tahun 2009). Metode penyuluhan pertanian dapat diartikan sebagai cara atau teknik penyampaian materi oleh penyuluh kepada pelaku utama dan pelaku usaha untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan dan kesejahteraannya serta meningkatkan kelestarian hidup Pakpahan, (2017).

Menurut Wibowo et al., (2018) Metode penyuluhan dengan metode belajar pendidikan orang dewasa atau andragogi merupakan metode konsep alternatif pengembangan pendidikan luar sekolah yang menekankan pada proses pendewasaan masyarakat dalam konteks luas serta berlangsung dalam bentuk pengarahan diri sendiri untuk memecahkan masalah. Dalam penggunaan

(30)

18

metode belajar berasaskan pendidikan orang dewasa yang diterapkan kepada petani yang turut aktif dalam keanggotaan kelompok tani diantaranya meliputi:

1) Pelibatan anggota kelompok dalam penyusunan program belajar 2) Pelibatan anggota kelompok dalam penyelesaian masalah Bersama 3) Pelibatan anggota kelompok dalam melakukan evaluasi belajar

4) Penggunaan metode ceramah, penggunaan metode kursus/ demonstrasi 5) Penggunaan metode aplikasi / plot di lapangan

6) Penggunaan metode curah pendapat 7) Penggunaan metode tanya jawab 2.4.5 Media Penyuluhan Pertanian

Media penyuluhan merupakan alat atau benda yang diamati, di dengar, diraba atau dirasakan oleh indera manusia yang berfungsi sebagai alat dalam meragakan atau menjelaskan uraian yang disampaikan secara lisan (oleh penyuluh) untuk membantu proses belajar penerima manfaat penyuluhan agar materi penyuluhan lebih mudah diterima dan dipahami oleh penerima manfaat penyuluhan yang bersangkutan Mardikanto, (2009). Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan media selama pelaksanaan penyuluhan adalah pemilihan media yang efektif dan efisien untuk tujuan perubahan perilaku penerima manfaat, pertimbangan pemilihan media penyuluhan sangat penting, karena:

a) Tidak semua media selalu tersedia atau mudah disediakan oleh penyuluh pada berbagai tempat danwaktu

b) Media yang mahal tidak menjadi jaminan sebagai media yang efektif dalam perubahan perilakutertentu

c) Untuk tujuan perubahan perilaku tertentu, tersedia banyak alternatif media yang dapat digunakan, tetapi dengan tingkat efektivitas dan tingkat kemahalan yang berbeda.

(31)

19

Menurut Mardikanto (2009) media atau alat peraga dalam penyuluhan dibagi menjadi empat,yaitu:

a) Benda serupa seperti: sampel atau contoh model, specimen (awetan)

b) Barang cetakan meliputi: pamflet, leaflet, folder, booklet, brosur, poster, baliho, placard, peta singkap, flipchart, foto, gambar.

c) Gambar yang diproyeksikan meliputi: Transparancy, film-slide, movie-film, film- strip, video, CD, dan DVD

d) Lambang grafika meliputi: curva, grafik, diagram, schema, danpeta.

Kata media berasal dari bahasa latin “medius” yang memiliki arti “tengah, perantara atau pengantar”. Media jika dipahami secara garis besar yaitu manusia, materi, atau kejadian-kejadian yang mampu membuat sasaran memperoleh sebuah ilmu, pengetahuan, ketrampilan, dan sikap (Nuraeni, 2014).

Penyuluhan termasuk dalam pendidikan non formal yang harus sejalan dengan kemajuan cara manusia berkomunikasi. Penyuluh memiliki kewajiban dalam menjelaskan caranya untuk menggunakan alat yang ada untuk membuat penyuluhan menjadi efektif. Media penyuluhan adalah alat bantu dalam melaksanakan kegiatan penyuluhan sehingga mampu meningkatkan rangsangan bagi sasaran untuk mudah menerima materi-materi yang akan disuluhkan Nuraeni, (2014).

2.4.6 Evaluasi Penyuluhan Pertanian

Evaluasi pada dasamya bukan merupakan konsep baru, tetapi sebenarnya merupakan segala sesuatu yang sering dilakukan, baik secara formal maupun non formal. Pelaksanaan evaluasi pada dasarnya telah melibatkan pilihan untuk membuat penilaian dalam mengambil keputusan. Evaluasi sebagai penilaian yang sistematis pada suatu program atau kebijakan dengan menggunakan perangkat-perangkat kebijakan. Tujuan evaluasi yaitu untuk membenahi program kegiatan yang sedang berjalan maupun umpan balik untuk perbaikan program

(32)

20

yang akan datang sekaligus pengambilan keputusan. Evaluasi dibagi menjadi tiga tujuan yaitu : (1) tujuan kegiatan (activity objective), tujuan manajerial (managerial objective), tujuan program (program objective) Suvendi, (2011).

Lebih lanjut Suvendi (2011) menyebutkan bahwa evaluasi terbagi menjadi dua kategori yaitu:

a. Evaluasi Formatif merupakan evaluasi yang dilakukan pada saat pelaksanaan program guna mengidentifikasi kekuatan maupun kelemahan program sehingga dapat diantisipasi dan ditingkatkan kualitas serta efektifitas program yang dilaksanakan

b. Evaluasi Sumatif merupakan evaluasi yang dilakukan pada akhir pelaksanaan program dengan maksud untuk mengetahui keberhasilan program yang dilaksanakan serta dapat dijadikan penentuan kaberlanjutan program kedepannya.

Evaluasi merupakan bagian dari suatu proses kegiatan yang dijadikan tolok ukur untuk mengetahui keberhasilan suatu program Pendidikan yang berfungsi menyediakan informasi yang dapat bemanfaat bagi decision maker dalam menentukan suatu kebijakan yang diperoleh dari evaluasi yang telah dilaksanakan, tujuan evaluasi adalah memperbaiki program/kegiatan penyuluhan yang sedang berjalan maupun umpan balik untuk perbaikan kegiatan penyuluhan yang akan datang dan pengambilan keputusan.

Tujuan evaluasi penyuluhan diantaranya adalah 1), Mengumpulkan data yang penting untuk mengetahui tingkat adopsi inovasi petani setelah dilakukan penyuluhan. 2), Mengetahui sasaran/tujuan penyuluhan telah tercapai. 3) Mengetahui perubahan-perubahan yang telah terjadi sebagai akibat intervensi program/kegiatan penyuluhan 4), Mengetahui kemajuan pelaksanaan kegiatan penyuluhan. 5), Memberikan data/informasi sebagai dasar pertimbangan untuk

(33)

21

pengambilan keputusan kepada Sasaran 6), Menilai efisiensi, afektifitas, dan manfaat dari penyuluhan Arikunto, (2012).

Kunandar (2014), Keterampilan (psikomotorik) merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima dari pengalaman belajar tertentu. Psikomotor berhubungan dengan hasil belajar dimana pencapaian melalui keterampilan (skill) Sebagian hasil dari tercapainya kompetensi pengetahuan. Dengan demikian keterampilan sebagai implikasi dari tercapainya kompetensi pengetahuan dari petani.

Keterampilan menunjukkan tingkat keahlian seseorang dalam tugas tertentu.

Hasil belajar kognitif dan efektif akan menjadi hasil belajar psikomotorik apabila peserta didik telah menunjukkan perilaku tertentu. Kompetensi petani dalam ranah psikomotorik menyangkut kemampuan melakukan gerakan refleks, gerakan dasar, gerakan persepsi, gerakan berkemampuan fisik, gerakan terampil, dan kreatif. Menurut Gordon keterampilan adalah keberhasilan yang konsisten dalam mencapai suatu tujuan dengan efektif, sedangkan menurut robbins keterampilan berarti kemampuan untuk mengoperasikan suatu pekerjaan secara mudah dan cermat yang membutuhkan kemampuan dasar.

2.5 Alur Penelitian

Sugiono Mengemukakan bahwa kerangka piker merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubung andengan berbagai factor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting Sugiono, (2010).

(34)

22 ALUR PIKIR

\

KONDISI SAAT INI

1. Selain luas lahan HMT, Dari data luas Lahan terlihat 3,8 Ha pisang yang terdapat di Kelompok Tani Sumber Makmur

2. 70 % pelaku utama dan pelaku usaha belum memanfaatkan batang pisang sebagai pakan alternatif untuk mengatasi kekurangan pakan 3. Populasi ternak sapi tahun 2020 sebanyak 2976 ekor

HARAPAN

1. Peternak di Kelompok Tani Sumber Makmur selain memanfaatkan pisang sebagai food dapat juga memanfaatkan batangnya sebagai feed untuk ternak 2. Peternak di Kelompok Tani Sumber Makmur mengetahui

pemanfaatan batang pisang sebagai pakan ternak 3. Peternak di Kelompok Tani Sumber Makmur bisa dapat

meningkatkan produksi dan produktifitas ternak melalui ketersediaan pakan secara berkelanjutan

RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana karakteristik sasaran tentang pemanfaatan batang pisang sebagai pakan ternak sapi potong di Kelompok Tani Sumber Makmur Desa Sidoluhur Kecamatan Lawang.

2. Bagaimana menyusun rancangan penyuluhan pemanfaatan batang pisang sebagai pakan ternak sapi potong di Kelompok Tani SumberMakmur Desa Sidoluhur Kecamatan Lawang.

3. Bagaimana pelaksanaan dan evaluasi pemanfaatan batang pisang sebagai pakan ternak sapi potong di Kelompok Tani Sumber Makmur Desa Sidoluhur Kecamatan Lawang.

TOPIK/JUDUL

PENYULUHAN TENTANG PENGGUNAAN BATANG PISANG SEBAGAI PAKAN RANSUM UNTUK SAPI POTONG DI KELOMPOK TANI SUMBER MAKMUR DESA

SIDOLUHURKECAMATAN LAWANG

Metode Kajian Kaji Terap

(35)

23 BAB III

METODE PELAKSANAAN 3.1 Lokasi dan Waktu

Lokasi pelaksanaan kajian tentang batang pisang sebagai pakan alternatif dilakukan di Kelompok Tani Sumber Makmur Desa Sidoluhur Kecamatan Lawang, waktu pelaksanaan kajian pada bulan Maret 2022.

Lokasi pelaksanaan penyuluhan tentang batang pisang sebagai pakan alternatif dilakukan di Kelompok Tani Sumber Makmur Desa Sidoluhur Kecamatan Lawang, waktu pelaksanaan penyuluhan dan evaluasi yaitu pada bulan Mei 2022.

3.2 Pemantapan Materi Penyuluhan

Pemantapan materi ini dilakukan dengan cara melakukan batang pisang yang mengacu pada pedoman membuat pakan dari bahan dasar batang Pisang Dinas Pertanian Kabupaten Purbalingga, (2019).

1. Alat yang diperlukan

a) Pisau/gobang/parang/golok b) Ember dan drum plastik c) Terpal

d) Timbangan e) Gelas ukur plastik

2. Komposisi Bahan yang diperlukan a) Pohon/batang pisang : 60 kg b) Ampas tahu : 20 kg

c) Katul / dedak : 5-6 kg d) Garam : 0.2 kg

e) Tetes tebu / gula pasir : 0.5kg / 0.2 kg f) Em-4 : 30 cc (3 tutup botol)

(36)

24 3. Prosedur Kerja

Langkah – langkah dalam pembuatan pakan batang pisang dapat dilihat pada Bagan 1 bawah ini:

Bagan 1. Langkah-langkah pembuatan pakan batang pisang

Sumber: Data yang diolah, 2022.

4. Cara pemberian pakan kepada ternak

Cara pengaplikasian pakan batang pisang untuk ternak sapi atau kambing dapat dilihat pada Bagan 2 dibawah ini:

Bagan 2. Cara pemberian untuk ternak

Sumber: Data yang diolah, 2022.

Batang pisang dicincang, semakin kecil semakin baik

Campurkan potongan batang pisang, ampas tahu dan bekatul

secara merata

Biostarter dimasukan ke dalam 1 liter air, campur tetes tebu/gula pasir, diaduk

dan diamkan selama 15 menit

Pakan dimasukan dalam drum ditutup

dengan plastik kedap udara ( 1 hari) siramkan ke dalam pakan hingga rata

Pakan siap diberikan untuk ternak sapi

Bersihkan tempat makan dan minum serta ternak, berikan vit B (2 - 3 cc)

Ternak dipuaskan 5 - 6 jam sebelum diberi pakan batang

pisang

Untuk mempercepat proses adaptasi pakan buatan yang disemprot biostarter

diberi pertama

Perlu diperhatikan kadar air agar tidak terjadi pembusukan pada pakan tersebut

1 - 7 hari pakan diberikan pagi dan sore hari untuk mempercepat

proses adaptasi

(37)

25 3.3 Metode Kajian

Dalam Kajian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif Cresweel (2010) menyatakan bahwa, “pendekatan kuantitatif adalah pengukuran data kuantitatif dan statistik objektif melalui perhitungan ilmiah berasal dari sampel orang-orang atau penduduk yang diminta menjawab atas sejumlah pertanyaan tentang untuk menentukan frekuensi dan prosentase tanggapan mereka”.

Menurut Sugiyono (2013) metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif.

3.3.1 Rancangan Kajian

Rancangan kajian yang digunakan adalah Penyuluhan tentang

“Pembuatan Pakan Batang Pisang Untuk Ternak Sapi Potong di Kelompok Tani Sumber Makmur Desa Sidoluhur Kecamatan Lawang.” menggunakan rancangan deskriptif. Rancangan penelitian deskriptif biasanya ada alat sebagai pengumpul data seperti angket atau kuisioner yang digunakan untuk populasi kecil maupun besar. Metode ini biasa digunakan untuk mengumpulkan data faktual mencakup seperti pendidikan, jenis kelamin, sikap yang mengenai objek kognitif sebagai informasi faktual Silahahi, (2015) Metode survei deskriptif biasanya dalam perhitungan frekuensi dengan sederhana.

3.3.2 Populasi dan Sampel

Populasi yang diambil dalam kajian ini yaitu pada semua anggota Kelompok Tani Sumber Makmur yang berjumlah 37 orang.. Menurut Sugiyono (2019) populasi merupakan suatu wilayah secara umum yang dibagi menjadi objek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang sudah ditentukan oleh peneliti untuk dipelajari dan diambil kesimpulannya. Sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 37 orang. Teknik pemilihan sampel ini

(38)

26

berdasarkan Teknik purposive sampling menurut Sugiyono (2017) adalah teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu.

3.3.3 Variabel yang diamati

Variabel yang ingin diamati dalam proses penelitian yang dilakukan adalah Pengetahuan peternak tentang pemanfaatan ransum batang pisang sebagai pakan ternak sapi potong

3.3.4 Data sumber data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian yang dilakukan ini dari data primer dan data sekunder. Sumber data primer merupakan data yang diperoleh melalui proses observasi, wawancara langsung dengan responden menggunakan alat kuesioner dan sumber data skunder yaitu data relevan. yang didapatkan dari Kantor Desa, Kantor Kecamatan, BPP dan Dinas Peternakan.

3.3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini umumnya banyak ragam cara teknik pengumpulan data mulai dari wawancara, pengamatan secara langsuung atau pembuatan daftar pertanyaan Mardikanto, (2009).

1. Pengamatan langsung (Observasi) yaitu pengamatan kegiatan secara langung terhadap kelompok tani.

2. Wawancara yaitu melakukan pemeberian pertanyaan yang akan dijawab oleh responden secara langsung maupun dengan alat kuisioner.

3. Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data memalui naskah-naskah atau arsip yang ada hubungannya dengan kajian.

3.4 Teknik Analisis

3.4.1 Teknik Penentuan Skor

Teknik penentuan skor pada kajian ini yang digunakan adalah data berupa kuantitatif dengan pemberian skor. Pemberian skor ini untuk mengetahui pada pertanyaan yang baik dan tidak baik yang diukur dengan cara rating scale.

(39)

27

Effendi, dan Tukiran, (2012). Adapun Kuisioner yang dibuat disajikan pada Lampiran 4.

3.4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas atau uji ketepatan adalah uji instrumen yang disiapkan agar dapat diperoleh data yang benar-benar diperlukan untuk mengukur kejadian atau peristiwa/gejala yang seharusnya diukur. Rumus uji validitas dengan teknik korelasi product moment, yaitu

𝒓𝒙𝒚 = 𝒏(∑ 𝒙𝒚) − (∑ 𝒙)(∑ 𝒚)

√[𝒏 ∑ 𝟐𝒙 +)] √[ 𝒏 ∑ 𝟐𝒚 − (∑ 𝒚)𝟐]

Keterangan:

n = Jumlah responden x = Variabel bebas y = Variabel terikat

rxy = koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y Σ𝒙𝒚 = jumlah perkalian antara variabel x dan y

Σx² = jumlah dari kuadrat nilai x Σy² = jumlah dari kuadrat nilai y

(Σx)² = jumlah nilai x kemudian dikuadratkan (Σy)² = jumlah nilai y kemudian dikuadratkan

Dalam perhitungan atau analisis menggunakan bantuan software SPSS.

Uji reliabilitas adalah kajian tentang ketelitian instrumen atau menguji suatu instrumen dipercaya sebagai alat pengumpul data sehingga apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kali pun diambil tetap akan sama. Uji validitas dan reliabilitas ini dilakukan pada petani yang memiliki karakteristik yang sama dengan responden. Dalam perhitungan atau analisis menggunakan bantuan aplikasi SPSS.

Uji validitas adalah studi tentang keakuratan autu nstrumen atau menguji suatu instrument yang dianggap sebagai alat pengumpul data sehingga jika data

(40)

28

itu benar-benar akurat, maka berapa kali pun diambil hasilnya akan tetap sama.

Uji validitas dan reliabilitas ini dilakukan pada responden yang memiliki karakteristik yang sama dengan sasaran dengan bantuan aplikasi SPSS 20.

Menurut Sugiyono (2017)

3.5. Metode Perancangan Penyuluhan 3.5.1 Penetapan Tujuan

Tujuan yang ditetapkan dari materi penyuluhan yaitu peningkatan pengetahuan sasaran penyuluhan tentang pembuatan ransum batang batang pisang sebagai pakan alternatif dengan mengacu pedoman pemeliharaan ternak di Kelompok Tani Sumber Makmur Desa Sidoluhur Kecamatan Lawang.

3.5.2 Penetapan Sasaran

Sasaran penyuluhan adalah di Kelompok Tani Sumber Makmur Desa Sidoluhur Kecamatan Lawang dengan jumlah anggota 37 orang petani/peternak penentuan sasaran menggunakan purposive sampling dengan memep erkenalkan Proses pembuatan ransum batang pisang sebagai pakan ternak sapi.

3.5.3 Penetapan Materi

Materi penyuluhan yang akan disampaikan berdasarkan penelitian terdahulu pembuatan ransum batang pisang sebagai pakan ternak sapi. Materi penyuluhan pertanian akan ditetapkan dengan berdasar pada SKKNI Penyuluhan Pertaniantahun 2013 dengan langkah sebagai berikut:

1. Menetapkan Materi, Meliputi Penyeleksian bahan penyusun materi penyuluhan berdasarkan Rencana Kerja Tahunan Penyuluh (RKTP) dan penetapan kelompok Materi Penyuluhan Sesuai Kebutuhan.

2. Menyusun Materi meliputi pembuatan LPM dan synopsis materi penyuluhan.

3.5.4 Penetapan Metode

Menurut SKKNI penyuluhan pertanian, tahun 2013 langkah-langkah menerapkan metode penyuluhan pertanian adalah:

(41)

29

1. Menetapkan metode meliputi identifikasi karasteristik sasaran dan pemilihan metode penyuluhan berdasarkan materidan media yang sesuai dengan tujuan dan karasteristik sasaran.

2. Menggunakan metode, meliputi lembar persiapan menyuluh (LPM) dan penerapan metode yang dipilih dalam kegiatan penyuluhan pertanian.

3.5.5 Penetapan Media

Media penyuluhan merupakan alat bantu untuk memudahkan penyampaian materi kepada sasaran, sehingga sasaran dapat menyerap dengan mudah dan jelas. Menurut SKKNI penyuluhan pertanian tahun 2013, langkah-langkah menerapkan media penyuluhan pertanian adalah:

1. Menyiapkan media, meliputi identifikasi sasaran dan penetapan jenis media penyuluhan.

2. Menggunakan media, meliputi mempelajari standar teknis penggunaan media penyuluhan pertanian dan menggunakan media penyuluhan pertanian sesuai dengan materinya.

3.5.6 Penatapan Evaluasi Penyuluhan

Kegiatan evaluasi penyuluhan ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan sasaran, jenis evaluasi penyuluhan yang digunakan evaluasi hasil dengan model evaluasi sumatif dilaksanakan pada akhir pelaksanaan program.

Evaluasi ini mengukur kinerja akhir objek evaluasi. Sehingga dalam evaluasi penyuluhan dilakuakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan peternak di Kelompok Tani Sumber Makmur Desa Sidoluhur Kecamatan Lawang tentang pembuatan ransumbatang pisang sebagai pakan ternak sapi. Pengukuran tingkat pengetahuan perlu dilakukan karena lebih mudah dilaksanakan dan tidak memerlukan waktu yang lama.

(42)

30 1. Instrumen Evaluasi

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen (alat ukur) berupa kuesioner dengan menetapkan variabel yang diukur, yaitu pengetahuan. Dalam penyusunan instrumen dibutuhkan kisi-kisi instrumen yang akan memudahkan dalam pengembangan pengukuran variabel yang diamati. Pada kisi-kisi instrumen, variabel dikembangkan lagi dengan indikator dan indikator di kembangkan menjadi jumlah soal dan nomor soal yang berupa pertanyaan maupun pernyataan. Soal-soal tersebut dapat diukur variabel yang ditetapkan oleh peneliti seperti pada Lampiran 3.

Menurut Arikunto (2006), tingkatan pengetahuan dikategorikan berdasarkan nilai sebagai berikut:

a) Pengetahuan baik: mempunyai nilai pengetahuan > 75%

b) Pengetahuan cukup: mempunyai nilai pengetahuan 60%-75%

c) Pengetahuan kurang: mempunyai nilai pengetahuan < 60%

2. Uji Vadilitas dan Realibilitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur tingkat kevalidan suatu instrumen sehingga dapat mengukur apa yang diinginkan. Validitas dapat diuji untuk mengetahui kesesuaian antara bagian-bagian instrumen dengan instrumen secara keseluruhan. Cara mengetahui valid dan tidak validnya butir soal yaitu menggunakan SPSS. Uji validitas yang digunakan yaitu dengan menggunakan jenis uji korelasi Pearson Product Moment. Jenis ini dapat gunakan dengan cara mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total. Dengan korelasi ini, maka akan diperoleh tabel Correlations yang menunjukkan rhitung dan nilai signifikansi.

Selain itu juga dapat ditentukan melalui tabel Item Total Statistics pada kolom Corrected Item – Total Correlation. Apabila rhitung > r tabel maka soal di nyatakan

“valid” dan sebaliknya apabila rhitung<r tabel maka soal dapat di nyatakan “tidak valid”.

(43)

31

Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan SPSS. Uji reliabilitas dapat dilihat pada tabel Reliability Statistics pada kolom Cronbach’s Alpha. Nilai yang tercantum pada kolom tersebutlah yang menunjukkan reliabilitas butir soal yang diujikan. Apabila rhitung > r tabel maka soal di nyatakan “reliabel” dan sebaliknya apabila rhitung<r tabel maka soal dapat di nyatakan “tidak reliabel”. Nilai rtabel yang didapatkan yaitu ( df = N-2= ) dan probabilitas 5% pada uji dua arah.

3.6 Metode Implementasi / Uji Coba Rancangan Penyuluhan

Pengkajian materi ini dilakukan dengan menggunakan metode Action Research yang adalah salah satu format rancangan penelitian tindakan atau Action Research (AR), Taggart, dkk (1997). Dalam riset tindakan peneliti mendeskripsikan, menginterpretasi dan menyatakan suatu kondisi sosial pada masa-masa yang bersamaan dengan mengerjakan perubahan atau intervensi dengan destinasi perbaikan atau partisipasi.

3.7 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan berupa kuisioner. Kuisioner merupakan instrumen penelitian yang digunakan dalam bentuk pertanyaan yang telah tervalidasi dan reabilitasi yang mampu menjawab tujuan dari penelitian yang dilakukan Sani, (2016).

Pencapaian tujuan diperlukan alat pengumpulan data (instrumen).

Instrumen yang digunakan dalam kegiatan ini adalah kuesioner. Alat ukur instrumen yang digunakan yaitu berbentuk tes objektif yaitu bentuk pernyataan untuk mengukur perilaku petani. Skala yang digunakan untuk mengukur perilaku petani yaitu menggunakan skala likert. Sebelum membuat kuisioner terlebih dahulu dengan membuat kisi-kisi instrumen sesuai teori likert seperti pada Lampiran 3.

(44)

32

Pengertian angket atau kuesioner menurut Arikunto (2014) adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.

3.8 Devinisi Operasional Variabel (DOV)

1. Pakan merupakan campuran dari berbagai bahan pakan seperti batang pisang, ampas tahu, dedak padi dan probiotik sebagai pemenuhan nutrisi yang dibutuhkan ternak.

2. Kelompok Tani merupakan beberapa orang petani atau peternak yang menghimpun di Desa Sidoluhur karena memiliki keserasian dalam tujuan, motif, dan minat. Kelompok tani dibentuk berdasarkan surat keputusan dan dibentuk dengan tujuan sebagai wadah komunikasi antarpetani.

3. Purposive Sampling merupakan jumlah anggota kelompok tani Sumber Makmur yang ditentukan berdasarkan criteria-kriteria tertentu

4. Sapi Potong merupakan ternak sapi di Desa Sidoluhur yang dipelihara dengan tujuan untuk menghasilkan daging

(45)

33 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum Wilayah

4.1.1 Penduduk Desa Sidoluhur

Jumlah penduduk diwilayah Desa Sidoluhur yaitu 6.181 jiwa (1.974 KK) terdiri dari 3.152 jiwa laki-laki dan 3.029 jiwa perempuan. Berdasarkan mata pencaharian penduduk Desa Sidoluhur terdiri dari 2.380 jiwa berusaha disektor pertanian, 385 jiwa disektor peternakan dan 196 jiwa disektor usaha non pertanian.

Data kependudukan sangat penting untuk perencanaan dan penilaian pembangunan karena merupakan objek dan subjek pembangunan. Fungsi objek menunjukkan bahwa penduduk merupakan target dan sasaran pembangunan dan fungsi subjek menunjukkan bahwa penduduk merupakan satu satunya pemain dalam suatu pembangunan. Kedua fungsi tersebut seharusnya berjalan seiring dan sejalan secara integral.

4.1.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Keadaan penduduk juga dapat dilihat dari tingkat pendidikan. Tingkat pendidikan memiliki dampak yang sigfikan terhadap kesejahteraan dan tingkat perekonomian khususnya bagi penduduk di Desa Sidoluhur. Tabel 1 adalah gambaran penduduk Desa Sidoluhur menurut tingkat pendidikan.

Tabel 1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan No Tingkat Pendidikan Jumlah (orang)

1 TK 0

2 SD 475

3 SLTP 203

4 SLTA 135

5 D1-D3 0

6 S1-S2 11

Total 824

Sumber. Programa Desa Sidoluhur, 2020.

Referensi

Dokumen terkait

  jenis nis dan dan cem cemerl erlang ang sed sedang angkan kan pad pada a har hari i ter terakh akhir  ir    pengamatan atau pada hari ke-7 didapat nilai modus

Machasin, Menyelami Kebebasan Manusia: Telaah Kritis Terhadap Konsepsi Al- Qur‟an, (Cet.. Merujuk pada hakekat khalifah dan konsep amanah yang dibebankan kepada

Bagi Investor, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel Profitabilitas, Ukuran Perusahaan dan Debt To Equity Ratio berpengaruh terhadap Kinerja pada Bank Umum

Pasien sudah mengalami terlambat haid sejak 3 Pasien sudah mengalami terlambat haid sejak 3 bulan yang lalu disertai gejala kehamilan dan bulan yang lalu disertai gejala kehamilan

Peran Badan Karantina Tumbuhan terhadap tindakan perlindungan tanaman salah satunya yaitu untuk mencegah masuknya hama atau penyakit tumbuhan dari luar negeri dan mencegah

kasus-kasus tanah, masalah hukum di kalangan masyarakat. Adanya peningkatan usaha-usaha penggalangan massa oleh kekuatan sosial politik.. 2) Dari informasi yang diperoleh

Pada penelitian ini diamati bagaimana proses penyelenggaraan makanan mulai dari pembelian atau pemilihan bahan makanan, penyimpanan, pengolahan, penyajian dan higiene sanitasi, yang

--- = tidak termasuk di dalam penelitian.. kerja yang tinggi. Selain itu, penduduk miskin di Indonesia sebagian besar bekerja pada sektor pertanian. Bidang pendidikan dan