• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN SPIRITUALITAS PADA ANGGOTA HIJABERS COMMUNITY BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN SPIRITUALITAS PADA ANGGOTA HIJABERS COMMUNITY BANDUNG."

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN KONFORMITAS DENGAN SPIRITUALITAS PADA ANGGOTA HIJABERS COMMUNITY BANDUNG

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

SKRIPSI

Disusun Oleh: Nadia Sarah Widyatami

0907155

JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Hubungan Konformitas dengan

Spiritulitas pada Anggota Hijabers

Community Bandung

Oleh

Nadia Sarah Widyatami

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Nadia Sarah Widyatami 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Nadia Sarah Widyatami (0907155). Hubungan antara Konformitas dengan Spiritualitas pada Anggota Hijabers Community Bandung. Skripsi. Jurusan

Psikologi Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung 2014.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konformitas dengan spiritualitas pada anggota Hijabers Community Bandung yang sedang memasuki masa perkembangan dewasa awal. Desain penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan metode penelitian korelasional. Penentuan subjek pada penelitian menggunakan teknik quota sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner yang disusun oleh peneliti sendiri. Hasil penelitian ini adalah: 1) Konformitas yang terjadi dalam Hijabers Community Bandung berada pada tingkat tinggi; 2) Spiritualitas pada anggota Hijabers Community Bandung yang berada pada masa dewasa awal berada pada tingkat sedang; 3) Tidak terdapat korelasi antara konformitas dengan spiritualitas pada Hijabers

Community Bandung. Rekomendasi dalam penelitian ini adalah: 1) Peneliti

selanjutnya diharapkan untuk memerhatikan rentang waktu subjek dalam mengikuti komunitas; 2) Hijabers Community Bandung sebaiknya menambahkan lagi kegiatan yang dapat meningkatkan aspek-aspek spiritualitas pada anggotanya; 3) Hijabers Community Bandung sebaiknya mengadakan pertemuan antar anggota lebih sering lagi.

(6)

ABSTRACT

Nadia Sarah Widyatami (0907155). Correlation between Conformity with Spirituality among Members of Hijabers Community Bandung. Research. Psychology Major Indonesia University of Education. Bandung 2014.

This research was held to determine correlation between conformity with spirituality among members of Hijabers Community Bandung who were at young adulthood. Design of this research is quantitative with correlational methode. Subjects was selected by quota sampling technique. Data were collected by questionaire which made by researcher. Results of this research are: 1) Hijabers Community Bandung has high level conformity; 2) Spirituality among members of Hijabers Community were on middle-level; 3) Conformity and Spirituality among Hijabers Community Bandung has no correlation. Recommendation based on this research: 1) Future researcher have more awareness about timescale of subject joins community; 2) More events held by Hijabers Community Bandung to increase spirituality among the members; 3) Hijabers Community Bandung to held more gathering for the members

(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined. ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ... 1

DAFTAR BAGAN ... 3

DAFTAR TABEL ... 4

DAFTAR GRAFIK ... 6

DAFTAR LAMPIRAN ... 7 BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Latar Belakang Penelitian ... Error! Bookmark not defined. B. Perumusan Masalah... Error! Bookmark not defined. C. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. D. Manfaat/Signifikansi Penelitian ... Error! Bookmark not defined. E. Struktur Organisasi Skripsi ... Error! Bookmark not defined. BAB II KONFORMITAS, SPIRITUALITAS, DAN MASA DEWASA AWALError! Bookmark not defined.

(8)
(9)

DAFTAR BAGAN

(10)

DAFTAR TABEL

1.1 Hasil Studi Pendahuluan Spiritualitas pada Anggota Hijabers

Community Bandung……… 8

3.1 Kisi-kisi Instrumen Konformitas... 44

3.2 Kisi-kisi Instrumen Spiritualitas... 45

3.3 Skoring bobot penilaian pada Skala Konformitas dan Skala Spiritualitas ... 46

3.4 Koefisien Reliabilitas Alpha Cronbach ... 48

3.5 Nilai Reliabilitas Instrumen Konformitas ... 49

3.6 Nilai Reliabilitas Instrumen Spiritualitas ... 49

3.7 Tabel Hasil Pengembangan Instrumen Konformitas... 50

3.8 Tabel Hasil Pengembangan Instrumen Spiritualitas ……... 51

3.9 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov... 52

3.10 Koefisien Korelasi... ... 54

4.1 Gambaran Umum Konformitas pada Anggota Hijabers Community Bandung... 55 4.2

4.3

Gambaran Aspek-Aspek Konformitas pada Anggota Hijabers

Community Bandung...

Gambaran Umum Spiritualitas pada Anggota Hijabers Community Bandung...

57

58 4.4

4.5

Gambaran Karakteristik Spiritualitas pada Anggota Hijabers

Community Bandung...

Hasil Uji Linearitas Secara Keseluruhan... Hasil Uji Korelasi Konformitas dengan Hubungan dengan Tuhan... Hasil Uji Linearitas Konformitas dengan Hubungan dengan Tuhan...

Hasil Uji Korelasi Konformitas dengan Hubungan dengan Diri Sendiri... Hasil Uji Linearitas Konformitas dengan Hubungan dengan Diri

(11)

Sendiri... 65 4.11

4.12

Hasil Uji Korelasi Konformitas dengan Hubungan dengan Orang Lain... Hasil Uji Linearitas Konformitas dengan Hubungan dengan Orang Lain...

66

66 4.13

4.14

Hasil Uji Korelasi Konformitas dengan Hubungan dengan Lingkungan... Hasil Uji Linearitas Konformitas dengan Hubungan dengan Lingkungan...

67

(12)

DAFTAR GRAFIK

4.1 Gambaran Umum Konformitas pada Anggota Hijabers

Community Bandung ... 56 4.2 Gambaran Aspek-Aspek Konformitas pada Anggota Hijabers

Community Bandung... 58 4.3 Gambaran Umum Spiritualitas pada Anggota Hijabers

Community Bandung ... 59 4.3 Gambaran Karakteristik Spiritualitas pada Anggota Hijabers

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

(14)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Indonesia merupakan negara yang memiliki penduduk mayoritas beragama Islam. Dalam ajarannya, Islam memerintahkan wanita yang telah memasuki usia akil baligh untuk menutup auratnya dengan menggunakan jilbab. Karena ajaran Islam baru memasuki Indonesia pada sekitar abad ke- 13, maka tidak mudah untuk kebudayaan Islam diterima oleh masyarakat Indonesia, yang dalam penelitian ini dikhususkan pada budaya penggunaan jilbab oleh wanita yang menganut agama Islam di Indonesia.

Jilbab di dalam Al-Qur‟an disebut dengan istilah khumur, sebagaimana terdapat dalam surat An-Nuur ayat 31: “Hendaklah mereka menutupkan khumur (jilbabnya) ke dadanya.”

Dalam KBBI (2003:490), jilbab adalah kerudung lebar yang dipakai wanita muslim untuk menutupi kepala, leher, dan dada. Tafsir Ibnu Kasir (dalam Cordoba, 2012: 850) mengatakan bahwa jilbab merupakan sejenis pakaian (ukurannya) di atas kerudung. Jilbab itu sekarang sejenis pakaian jubah.

Ada berbagai alasan mengapa wanita memutuskan untuk mengenakan jilbab dalam kehidupannya sehari-hari. Seperti yang dikatakan oleh Satriya (2013) dalam artikelnya bahwa ada beberapa alasan wanita untuk berjilbab yaitu sebagai ciri-ciri wanita muslim, mendapat pahala, terlihat cantik dan berakhlak, terhindar dari godaan pria, menjaga aurat, melindungi kulit dari sinar matahari, bukti bagi kesuciannya, dan kebanggaan menjadi wanita muslim.

Pembahasan mengenai jilbab pun terdapat dalam beberapa ayat Al-Qur‟an yang memperkuat kewajiban wanita yang beragama Islam untuk menutup auratnya dengan menggunakan jilbab, yaitu:

(15)

2

itu adalah lebih suci bagi mereka; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat,‟ Katakanlah kepada wanita

-wanita yang beriman, „Hendaklah mereka menahan pandangannya,

dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau saudara-saudara mereka, atau putra-putra saudara mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memikulkan kaki mereka agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman, supaya kamu beruntung (Q.S. An-Nur : 30-31).

Islam memandang bahwa seluruh tubuh wanita adalah aurat kecuali wajah dan telapak serta punggung tangannya. Muslimah wajib menutup auratnya dengan pakaian yang tidak ketat dan tidak transparan seperti dalam firman Allah berikut ini:

“Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak wanitamu, dan istri-istri orang mukmin hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Alah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”(Q.S. Al-Ahzaab : 59).

Selain itu, Rasulullah saw. menjelaskan batasan aurat yang harus ditutup:

“Wahai Asma‟, jika seorang wanita telah menjalani haid (balig), maka tidak boleh terlihat kecuali ini dan ini. Beliau mengisyaratkan

(menunjuk) wajah dan kedua telapak tangannya”(H.R. Abu Daud).

Jumlah wanita yang menggunakan jilbab dalam kehidupan kesehariannya di Indonesia semakin bertambah setiap tahunnya. Hal tersebut memacu untuk munculnya berbagai macam komunitas yang diperuntukkan bagi wanita berjilbab, salah satunya adalah Hijabers Community.

(16)

3

beranggotakan 30 wanita dari berbagai macam latar belakang dan profesi yang berkumpul untuk berbagi mengenai keinginan mereka dalam sebuah komunitas ini yang insya Allah akan memfasilitasi acara yang berhubungan dengan hijab dan muslimah. Berasal dari busana lalu kemudian mempelajari ajaran agama Islam, dari gaya berhijab untuk mempelajari agama Islam, yang insya Allah akan membuat para wanita tersebut menjadi wanita muslimah yang lebih baik. Komunitas ini berharap para muslimah dapat menemui teman baru, mengetahui diri masing-masing, dan belajar dari masing-masing teman yang ditemui dari komunitas ini.

Hal yang paling menonjol dari Hijabers Community merupakan cara mereka berpakaian. Hampir semua anggota dari Hijabers Community memiliki gaya berpakaian yang serupa, contohnya adalah menggunakan baju dan rok yang berwarna sedikit mencolok atau memiliki model yang unik dan gaya berkerudung yang bervariasi. Gaya berbusana tersebut seakan-akan menjadi sebuah pertanda yang ditunjukkan kepada masyarakat bahwa mereka merupakan anggota dari Hijabers Community.

(17)

4

Selain memengaruhi gaya berbusana, komunitas pun menjadi salah satu fakor eksternal yang memengaruhi keimanan atau sikap keagamaan seseorang. Seperti yang diungkapkan oleh Ramayulis (2007) bahwa keimanan seseorang dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu internal dan eksternal. Lingkungan termasuk ke dalam faktor eksternal dan komunitas termasuk ke dalam aspek lingkungan.

Jika dijelaskan lebih lanjut mengenai sikap keagamaan, menurut Ramayulis (2007), sikap keagamaan merupakan suatu keadaan yang ada dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk bertingkah laku sesuai dengan kadar ketaatannya terhadap agama. Sikap keagamaan tersebut oleh adanya konsistensi antara kepercayaan terhadap agama sebagai unsur kognitif, perasaan terhadap agama sebagai unsur efektif dan perilaku terhadap agama sebagai unsur konatif. Jadi sikap keagamaan merupakan integrasi secara kompleks antara pengetahuan agama, perasaan agama serta tindak keagamaan dalam diri seseorang. Hal ini menunjukkan bahwa sikap keagamaan menyangkut atau berhubungan erat dengan gejala kejiwaan.

Fitrah beragama merupakan disposisi (kemampuan dasar) yang mengandung kemungkinan atau peluang untuk berkembang. Jiwa beragama atau kesadaran beragama merujuk kepada aspek rohaniah individu yang berkaitan dengan keimanan kepada Allah dan pengaktualisasiannya melalui peribadatan kepada-Nya, baik yang bersifat hablumminallaah maupun

hablumminannaas. Keimanan kepada Allah dan aktualisasinya dalam ibadah

merupakan hasil dari internalisasi, yaitu proses pengenalan, pemahaman, dan kesadaran pada diri seseorang terhadap nilai-nilai agama. Proses ini terbentuk dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu internal (fitrah, potensi beragama) dan eksternal (lingkungan). Faktor eksternal adalah lingkungan dimana individu itu hidup, yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat (Ramayulis, 2007).

(18)

5

dewasa sudah merupakan bagian dari komitmen hidupnya dan bukan sekedar ikut-ikutan (Ramayulis, 2007).

Terdapat beberapa aspek keagamaan yang ada di dalam diri seseorang, diantaranya adalah spiritualitas. Pengertian spiritualitas menurut Kozier, et al. (2007: 1042) meliputi kepercayaan dengan kekuatan yang lebih tinggi, yang menciptakan, makhluk, atau sumber energi yang tidak terbatas.

Selanjutnya Taylor et al. (2010: 1646) mendefinisikan spiritualitas sebagai segala sesuatu yang menyinggung tentang hubungan individu dengan kekuatan non-materi dalam hidup atau kekuatan yang lebih besar. Seorang individu mendeskripsikan spiritualitas sebagai berusaha mengetahui, cinta, dan taat kepada Tuhan, dan yang lainnya mendefinisikan sebagai transendensi dari batas diri dan pengalaman energi dunia. Ahli lain menyebutkan bahwa spiritualitas merupakan jantung dan jiwa dari agama, fungsi inti dari kehidupan agama (Pargament & Zinnbauer, 2005, dalam Park & Paloutzian, 2005: 36). Selain itu spiritualitas memiliki karakteristik yang berkaitan dengan Tuhan, hubungan dengan diri sendiri, hubungan dengan orang lain, dan hubungan dengan lingkungan (Bukhardt, 1993 dalam Kozier, Erb, & Blais, 1995).

Perkembangan spiritual merupakan proses yang akan dilalui oleh individu dan prosesnya akan berbeda dalam setiap orang. Spiritualitas memiliki dua proses, yaitu: pertama, proses ke atas, yang merupakan tumbuhnya kekuatan internal yang mengubah hubungan seseorang dengan Tuhan. Kedua, proses ke bawah yang ditandai dengan peningkatan realitas fisik seseorang akibat perubahan internal (Aliah, 2006).

(19)

6

dimana spiritualitas berkembang, atau latar belakang dari hal-hal yang membedakan.

Waaijman (2006) menulis essay yang berjudul “Conformity in Christ”

yang menyebutkan bahwa dalam spiritualitas agama Kristen, contoh utama dari proses transformasi adalah Kristus. Spiritualitas agama Kristen dilakukan

dengan cara bertransformasi menjadi diri baru melalui cara “Spirit” yang

melakukan konformitas diri mereka terhadap misteri kematian dan kebangkitan Kristus (McGonigle, 1993 : 965). Spiritualitas agama Kristen diberlakukan dengan semua hal agar dapat sesuai dengan Kristus. Transformasi melalui konformitas menunjukkan bahwa individu tidak hanya menyesuaikan penampilan luar dari dirinya tetapi melalui hal ini pun individu dapat berhubungan dengan Tuhan yang menciptakannya. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa konformitas dalam agama Kristen berhubungan dengan spiritualitas penganutnya.

Barry et al. (2010: 318) dalam jurnalnya yang berjudul “Religiosity and Spirituality During The Transition to Adulthood” mengungkapkan bahwa setiap komunitas keagamaan akan memiliki pemahaman dan struktur berbeda yang akan mengembangkan sistem kepercayaan, nilai, dan tingkah laku individu (lihat Yust et al., 2006) yang akan mengarahkan pada perbedaan yang tidak hanya terhadap religiusitas dan spiritualitas individu, tetapi juga terhadap bagaimana kepercayaan dan ritual mereka berpengaruh terhadap hasil berbagai tahap perkembangan. Disimpulkan bahwa dari sistem kepercayaan, nilai, dan tingkah laku yang diterapkan dalam komunitas keagamaan tersebut menimbulkan terjadinya konformitas yang akan memengaruhi spiritualitas anggotanya.

(20)

7

Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan studi pendahuluan terlebih dahulu yang dilaksanakan pada tanggal 28 Juni dan 2 Juli 2013 dengan menggunakan kuesioner yang berisi 40 item mengenai spiritualitas pada 20 orang anggota Hijabers Community Bandung (HCB). Hasil studi pendahuluan ini menunjukkan bahwa sebagian besar subjek merasakan bahwa terdapat perkembangan ilmu agama dan perkembangan positif dalam diri setelah menggunakan jilbab. Contoh perkembangan positif dalam diri subjek setelah menggunakan jilbab antara lain : merasa lebih dekat dengan Allah swt., merasa lebih mengenal diri sendiri, lebih percaya diri, lebih menghargai diri sendiri dan orang lain, dan lebih mengerti arti kehidupan. Selain itu, ilmu agama pun turut berkembang setelah mereka menggunakan jilbab dalam kehidupannya sehari-hari. Komunitas yang mereka ikuti pun, yaitu Hijabers Community, memberikan pengaruh positif. Mereka merasa bahwa komunitas yang diikuti selama ini menjadi salah satu penyebab perubahan positif dalam diri dan juga perkembangan ilmu agama mereka.

Berikut merupakan hasil studi pendahuluan dari 20 subjek yang ditunjukkan melalui presentase dari jawaban subjek yang menyetujui pernyataan-pernyataan dalam kuesioner tersebut:

Tabel 1.1

Hasil Studi Pendahuluan Spiritualitas

pada Anggota Hijabers Community Bandung

Dimensi Presentase

Perkembangan ilmu agama setelah berjilbab 65%

Perkembangan positif dalam diri setelah berjilbab

87.69%

Pengaruh positif komunitas terhadap diri 64%

Pengaruh positif komunitas terhadap fashion 40%

Pengaruh positif komunitas terhadap perkembangan ilmu agama

(21)

8

Dalam studi pendahuluan diatas, hal yang dibahas hanya mengenai perubahan positif dan perkembangan ilmu agama selama mengikuti komunitas, tetapi konformitas dalam komunitas tersebut belum banyak dibahas. Hal lain yang lebih banyak dibahas merupakan karakteristik spiritualitas, tetapi hanya sebatas hubungan dengan diri sendiri dan hanya sedikit yang membahas mengenai hubungannya dengan Tuhan, sedangkan sebagian lainnya membahas mengenai fashion. Oleh karena itu, dalam penelitian ini konformitas yang terjadi dalam komunitas akan diteliti lebih lanjut. Karakteristik spiritualitas yang lain seperti hubungan dengan orang lain dan lingkungan pun akan turut diteliti. Berdasarkan hal-hal tersebut,

maka peneliti memutuskan untuk meneliti “Hubungan Konformitas dengan Spiritualitas pada Anggota Hijabers Community Bandung”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di dalam latar belakang muncullah beberapa pertanyaan penelitian yaitu sebagai berikut:

a. Bagaimana konformitas yang terjadi dalam Hijabers Community Bandung?

b. Bagaimana spiritualitas anggota Hijabers Community Bandung setelah mengikuti komunitas tersebut?

c. Seberapa besar hubungan konformitas Hijabers Community Bandung dengan spiritualitas yang dialami oleh anggotanya?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara konformitas dalam Hijabers Community Bandung dengan spiritualitas pada anggota komunitas tersebut.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dilakukannya penelitian adalah untuk:

a. Mengetahui bagaimana konformitas yang terjadi dalam Hijabers

(22)

9

b. Mengetahui bagaimana spiritualitas anggota Hijabers Community Bandung setelah mengikuti komunitas tersebut.

c. Mengetahui seberapa besar hubungan konformitas Hijabers Community Bandung dengan spiritualitas yang dialami oleh anggotanya.

D. Manfaat/Signifikansi Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian diharapkan bermanfaat untuk mengembangkan konsep mengenai spiritualitas wanita muslimah yang menggunakan jilbab dalam kehidupannya sehari-hari, terutama yang sedang berada di masa perkembangan dewasa awal. Pada masa perkembangan dewasa awal merupakan saat seseorang sudah memiliki ketetapan hati mengenai agama yang sudah merupakan bagian dari hidupnya, bukan hanya sekedar ikut-ikutan. Selain itu, penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk perkembangan kajian studi psikologi, khususnya untuk kajian Psikologi Perkembangan Islami, yaitu bidang spiritualitas, dan mengembangkan konsep mengenai spiritualitas dalam agama Islam.

Selain itu, penelitian ini diharapkan berguna dalam bidang psikologi sosial, terutama psikologi kelompok. Hal tersebut karena didalam penelitian ini pun dibahas mengenai konformitas didalam sebuah komunitas yang beranggotakan wanita beragama Islam yang sedang memasuki tahap perkembangan dewasa awal.

2. Manfaat Praktis

Peneliti berharap hasil penelitian ini dapat digunakan oleh Hijabers

Community Bandung untuk menjadi komunitas yang lebih baik lagi

(23)

10

E. Struktur Organisasi Skripsi

Dalam penelitian ini, sistem penulisan yang digunakan adalah sebagai berikut:

BAB I: Pendahuluan

A.Latar Belakang Penelitian B.Perumusan Masalah C.Tujuan Penelitian

D.Manfaat/Signifikansi Penelitian E.Struktur Organisasi Skripsi

BAB II: Konformitas, Spiritualitas, dan Masa Dewasa Awal

A.Konformitas B. Spiritualitas

C.Masa Dewasa Awal

D.Hijabers Community Bandung

E. Penelitian yang Relevan F. Kerangka Pemikiran G.Hipotesis Penelitian

BAB III: Metodologi Penelitian

A.Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian B.Desain Penelitian

C.Metode Penelitian D.Definisi Operasional E.Instrumen Penelitian

F. Proses Pengembangan Instrumen G.Teknik Pengumpulan Data H.Analisis Data

BAB IV: Hasil Penelitian Dan Pembahasan

A.Pengolahan/Analisis Data B.Pembahasan/Analisis Temuan

(24)

36

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Hijabers Community Bandung.

2. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini merupakan anggota Hijabers Community Bandung dan sedang memasuki masa dewasa awal. Dalam penelitian ini difokuskan untuk anggota Hijabers Community Bandung yang berusia antara 20-26 tahun.

3. Sampel Penelitian

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili) (Sugiyono, 2013: 81).

Penentuan subjek pada penelitian menggunakan teknik quota

sampling. Teknik ini merupakan teknik yang jumlah subjeknya ditentukan

oleh peneliti untuk diambil dalam penelitiannya (Idrus, 2009: 97). Pengertian lain mengenai quota sampling yaitu teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan (Sugiyono, 2013: 85).

B. Desain Penelitian

(25)

37

awal dirumuskan dan ditulis secara lengkap sebelum melakukan penelitian di lapangan. Penelitian kuantitatif akan menggambarkan fenomena berdasarkan teori yang dimilikinya. Data yang dihasilkan banyak didominasi angka sebagai hasil suatu pengukuran berdasarkan pada variabel yang telah dioperasionalkan. Data penelitian kuantitatif diperoleh dengan melakukan pengukuran atas variabel yang sedang ditelitinya.

Penelitian ini menggunakan statistik inferensial. Statistik inferensial adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi (Sugiyono, 2013: 148).

C. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian korelasional. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel. Dengan teknik korelasi seorang peneliti dapat mengetahui hubungan variasi dalam sebuah variabel dengan variasi yang lain. Besarnya atau tingginya hubungan tersebut dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi. Pada penelitian korelasi, titik berat perhatian peneliti ditujukan pada variabel yang dikorelasikan (Arikunto, 2009).

D. Definisi Operasional

Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Konformitas

(26)

38

a. Pengetahuan

Dimensi ini mengukur pengetahuan yang dimiliki individu mengenai tujuan kelompok, aktivitas kelompok, dan anggota kelompok.

b. Pendapat

Dimensi ini menyangkut pemikiran pribadi yang dimiliki individu mengenai anggota kelompok dan aktivitas kelompok.

c. Keyakinan

Dimensi ini meliputi pemikiran individu untuk mengikuti norma kelompok dan menerima perlakuan kelompok.

d. Ketertarikan

Dimensi ini ditandai dengan rasa suka terhadap anggota kelompok, aktivitas kelompok, dan norma kelompok.

e. Konatif

Dimensi ini ditandai dengan dorongan untuk berinteraksi dengan anggota kelompok, menyesuaikan perilaku dengan kelompok, dan bekerjasama antar anggota kelompok.

Pernyataan yang tercantum dalam kuesioner dibuat berdasarkan aspek-aspek diatas. Jawaban yang diberikan responden merupakan acuan untuk memeroleh skor tinggi-rendahnya konformitas dalam Hijabers Community Bandung. Semakin tinggi skor total yang diperoleh, semakin tinggi pula konformitas yang terjadi dalam Hijabers Community Bandung menurut penilaian anggotanya. Sebaliknya, jika semakin rendah skor total yang diperoleh maka tingkat konformitas dalam Hijabers Community Bandung pun menjadi rendah. Norma yang digunakan untuk mengukur konformitas anggota Hijabers Community Bandung dalam penelitian ini berdasarkan norma instrumen, yaitu sebagai berikut:

(27)

39

c. Konformitas rendah: X < ( ) = X < 70

Selanjutnya, berikut merupakan norma yang digunakan untuk masing-masing aspek konformitas:

1) Pengetahuan a. Tinggi : x ≥ 24 b. Sedang : 16 ≤ x < 24 c. Rendah : x < 16 2) Pendapat

a. Tinggi : x ≥ 18 b. Sedang : 12 ≤ x < 18 c. Rendah : x < 12 3) Keyakinan

a. Tinggi : x ≥ 9 b. Sedang : 6 ≤ x < 9 c. Rendah : x < 6 4) Ketertarikan

a. Tinggi : x ≥ 27 b. Sedang : 18 ≤ x < 27 c. Rendah : x < 18 5) Konatif

a. Tinggi : x ≥ 27 b. Sedang : 18 ≤ x < 27 c. Rendah : x < 18

2. Spiritualitas

(28)

40

a. Hubungan dengan Tuhan

Pemenuhan aspek spiritualitas individu untuk berhubungan dengan Tuhannya melalui doa dan ritual agama.

b. Hubungan dengan Diri Sendiri

Pemenuhan spiritualitas individu dalam mengatasi berbagai masalah dengan kemampuan yang berasal dari dirinya sendiri. Karakteristik ini meliputi:

a) Kepercayaan

Penerimaan individu mengenai hal-hal yang tidak bisa dibuktikan dengan pemikiran yang menggunakan logika. Kepercayaan akan digunakan ketika individu mengalami masalah.

b) Harapan

Pemikiran dalam diri individu atas apa yang akan terjadi dalam kehidupannya yang didapat berdasarkan kepercayaannya terhadap Tuhan dan orang lain.

c) Makna Kehidupan

Pemaknaan peristiwa dalam hidup yang diperoleh individu dan membuatnya merasa bahwa hidupnya lebih terarah dan memiliki arti.

c. Hubungan dengan Orang Lain

Pemenuhan spiritualitas individu melalui hubungannya dengan individu lain dalam lingkungannya yang bersumber dari cinta dan dukungan sosial yang terjalin dengan baik.

d. Hubungan dengan Lingkungan

Pemenuhan spiritualitas individu melalui hubungannya dengan lingkungan yang menciptakan rasa nyaman yang meliputi:

a) Keadilan

(29)

41

b) Empati

Rasa peduli terhadap apa yang terjadi dalam lingkungannya dan berusaha untuk turut merasakannya.

c) Persatuan

Perasaan yang dimiliki individu bahwa lingkungannya tidak tercerai-berai dan saling memedulikan satu sama lain.

Pernyataan-pernyataan dalam kuesioner merupakan pengembangan yang berdasarkan pada karakteristik-karakteristik seperti yang telah disebutkan diatas. Jika skor keseluruhan yang didapatkan dari hasil penghitungan spiritualitas adalah tinggi, maka hal tersebut menunjukkan bahwa anggota Hijabers Community Bandung memiliki tingkat spiritualitas yang tinggi. Jika skor yang didapatkan dari hasil perhitungan adalah rendah, maka hal tersebut menunjukkan bahwa spiritualitas anggota

Hijabers Community Bandung adalah rendah. Berikut merupakan norma

kelompok untuk variabel spiritualitas secara keseluruhan:

a. Spiritualitas Tinggi: ( ) x = (100,79 + 8,3) x = , x

b. Spiritualitas Sedang: ( ) x < = 92,49 x < ,

c. Spiritualitas Rendah: X < ( ) = X < (100,79 – 8,3) = X < 92,49

Selanjutnya, berikut merupakan norma bagi masing-masing karakteristik spiritualitas:

1) Hubungan dengan Tuhan: a. Tinggi : X ,

b. Sedang : 14,64 x < ,

c. Rendah : X < 14,64

2) Hubungan dengan Diri Sendiri a. Tinggi : X .

b. Sedang : 35,94 x < .

c. Rendah : X <35,94

(30)

42

Instrumen yang digunakan untuk penelitian ini merupakan instrumen yang disusun sendiri oleh peneliti. Berikut penjelasan lebih rinci dari instrumen yang sudah disusun dari setiap masing-masing variabel:

1. Instrumen Konformitas

Instrumen ini disusun oleh peneliti dengan mengacu pada teori konformitas dari Myers (2002). Berikut merupakan penjelasan lebih lanjut mengenai dimensi dan indikator konformitas:

Tabel 3.1

Kisi-kisi Instrumen Konformitas

No Dimensi Indikator Jumlah

1. Pengetahuan Pengetahuan mengenai tujuan kelompok 3

Pengetahuan mengenai aktivitas kelompok 3

Pengetahuan mengenai anggota kelompok 3

2. Pendapat Pendapat mengenai anggota kelompok 3

Pendapat mengenai aktivitas kelompok 3

3. Keyakinan Keyakinan mengenai norma dan perlakuan kelompok 3

4. Ketertarikan Ketertarikan mengenai anggota kelompok 3

Ketertarikan mengenai aktivitas kelompok 3

Ketertarikan mengenai norma kelompok 3

5. Konatif Kecenderungan untuk berinteraksi dengan anggota

kelompok

3

Kecenderungan untuk menyesuaikan perilaku dengan

kelompok

(31)

43

Kecenderungan bekerjasama antar anggota kelompok 3

2. Instrumen Spiritualitas

Instrumen ini disusun oleh peneliti dengan mengacu pada teori Bukhardt, (1993 dalam Kozier, Erb, & Blais, 1995). Berikut merupakan penjelasan lebih lanjut mengenai dimensi dan indikator spiritualitas:

Tabel 3.2

Kisi-kisi Instrumen Spiritualitas

No. Dimensi Indikator Favorable Unfavorable Jumlah

1. Hubungan dengan

Instrumen dalam penelitian ini menggunakan skala Likert yang biasanya digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala

Likert maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator

(32)

44

pertanyaan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala

Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif

(Sugiyono, 2013: 93).

Dalam penelitian ini skala yang digunakan adalah sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Berikut teknik skoring dari jawaban tersebut:

Tabel 3.3

Skoring bobot penilaian pada Skala Konformitas dan Skala

Spiritualitas

Pernyataan Item

Favorable Unfavorable

Sangat setuju 4 1

Setuju 3 2

Tidak setuju 2 3

Sangat tidak setuju 1 4

B. Pengembangan Instrumen

Sebelum instrumen digunakan untuk pengambilan data, dilakukan uji instrumen terlebih dahulu dengan menggunakan metode estimasi single trial

administration. Metode ini merupakan metode yang dilakukan dengan cara

memberikan seperangkat tes kepada sekelompok subjek sebanyak satu kali, kemudian dengan cara tertentu estimasi reliabilitas tes tersebut dihitung. Metode estimasi pengukuran satu kali ini akan menghasilkan informasi tentang tingkat konsistensi internal alat ukur. Pada akhirnya metode estimasi penyajian tunggal ini lebih dikenal dengan nama internal consistency

reliability. Pengujian metode estimasi konsistensi internal ini dilakukan

dengan cara pembelahan tes menjadi bagian-bagian atau komponen-komponen yang berisi sejumlah item (butir soal) (Idrus, 2009).

(33)

45

1. Uji Validitas Isi

Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau lewat professional judgment. Pertanyaan yang dicari jawabannya dalam validasi ini adalah “sejauhmana item-item dalam tes mencakup keseluruhan kawasan isi objek yang

hendak diukur” atau “sejauhmana isi tes mencerminkan ciri atribut yang hendak diukur”. Tes harus komprehensif isinya akan tetapi harus pula

memuat hanya isi yang relevan dan tidak keluar dari batasan tujuan ukur (Azwar, 2010).

Untuk melakukan validitas isi, peneliti meminta bantuan kepada dua orang ahli dalam bidang spiritualitas dan instrumen penelitian, yaitu Dr. Yayan Nurbayan, M.Ag dan Helli Ihsan, M.Si. Hasil yang didapat setelah melakukan expert judgement tersebut adalah instrumen konformitas yang pada awalnya memiliki item favorable dan unfavorable, diubah menjadi hanya berisi item favorable. Jumlahnya yang pada awalnya 80 item, dikurangi menjadi 36 item. Instrumen spiritualitas pun mengalami perubahan jumlah, yaitu dari 56 item menjadi 36 item.

2. Uji Reliabilitas

Dalam pendekatan kuantitatif, reliabilitas dilakukan dengan cara mencari harga reliabilitas instrumen, yaitu instrumen terlebih dahulu diujicobakan dan data hasil ujicoba ini dihitung secara statistik dengan menggunakan beberapa formula statistik. Reliabilitas merupakan ketepatan atau consistency atau dapat dipercaya (Idrus, 2009: 130). Penghitungan reliabilitas dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 18.0.

Dalam penelitian ini, penghitungan reliabilitas menggunakan pendekatan Alpha Cronbach dengan rumus sebagai berikut:

α=

(34)

46

keterangan:

α = koefisien reliabilitas alpha

k = banyaknya belahan tes

sj2= varians belahan j; j = 1,2,3,…

sx2 = varians skor tes

Koefisien reliabilitas Alpha Cronbach terbagi menjadi 5 kategori, yaitu:

Tabel 3.4

Koefisien Reliabilitas Alpha Cronbach

Kriteria Koefisien Reliabilitas

Sangat Reliabel >0,900

Reliabel 0,700 – 0,900

Cukup Reliabel 0,400 – 0,700

Kurang Reliabel 0,200 – 0,400

Tidak Reliabel <0,200

(Guilford, dalam Sugiyono, 2008) Selanjutnya, dilakukan penghitungan nilai corrected item-total

correlation dengan menggunakan program SPSS versi 18.0. Batas

minimal untuk menentukan apakah item tersebut reliabel adalah jika hasilnya menunjukkan angka 0,30.

(35)

47

Tabel 3.5

Nilai Reliabilitas Instrumen Konformitas

Cronbach's Alpha N of Items

.940 35

Dari penghitungan reliabilitas yang menggunakan Alpha Cronbach seperti terlihat pada tabel diatas didapatkan hasil bahwa koefisien reliabilitas sebesar 0,940 yang menandakan bahwa instrumen konformitas yang digunakan sangat reliabel.

Tabel 3.6

Nilai Reliabilitas Instrumen Spiritualitas

Cronbach's Alpha N of Items

.908 31

Berdasarkan penghitungan reliabilitas menggunakan Alpha Cronbach yang terlihat pada tabel diatas didapatkan hasil bahwa koefisien reliabilitas sebesar 0,908. Hasil tersebut menandakan bahwa instrumen spiritualitas yang digunakan sangat reliabel.

(36)

48

Tabel 3.7

Tabel Hasil Pengembangan Instrumen Konformitas

No. Dimensi Indikator No. Item yang

Layak

No. Item yang Tidak Layak

1. Pengetahuan Pengetahuan mengenai

tujuan kelompok

3. Keyakinan Keyakinan mengenai

norma dan perlakuan

kelompok

11, 31, 13

4. Ketertarikan Ketertarikan mengenai

(37)

49

Tabel 3.8

Tabel Hasil Pengembangan Instrumen Spiritualitas

No. Dimensi Indikator No. Item yang

(38)
(39)

51

D. Analisis Data

1. Uji asumsi

a. Uji normalitas

Uji normalitas merupakan sebuah pengujian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah distribusi data mengikuti atau mendekati ditribusi normal. Distribusi dikatakan normal jika berbentuk lonceng (bell shaped). Data yang dikatakan „baik‟ adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal, yaitu tidak melenceng ke kanan atau ke kiri (Santoso, 2010).

Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan SPSS versi 18.0 dengan metode One-Sample Kolmogorov-Smirnov. Data tersebut akan dikatakan memiliki penyebaran normal jika memiliki nilai Assym. Sig. (2-tailed) >0,05. Berikut merupakan hasil penghitungan uji normalitas:

Tabel 3.9

Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov

KONFORMITAS SPIRITUALITAS

N 89 89

Normal Parametersa,b Mean 106.7191 100.7865

Std. Deviation 12.47086 8.32503

Most Extreme Differences Absolute .141 .137

Positive .141 .137

Negative -.074 -.067

Kolmogorov-Smirnov Z 1.330 1.290

Asymp. Sig. (2-tailed) .058 .072

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

(40)

52

didapatkan kesimpulan bahwa variabel konformitas dan spiritualitas memiliki distribusi yang normal karena nilainya lebih besar dari 0,05. b. Uji linearitas

Uji linearitas digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan dependen. Suatu hubungan dapat dikatakan linear apabila terdapat kesamaan variabel, baik penurunan maupun kenaikan yang terjadi pada kedua variabel tersebut.

Uji linearitas dilakukan dengan bantuan SPSS versi 18.0. Sepasang data dikatakan memiliki hubungan linear jika memiliki nilai signifikansi <0,05.

c. Uji signifikansi

Signifikansi merupakan kemampuan untuk digeneralisasikan dengan kesalahan tertentu (Sugiyono, 2013: 149). Uji signifikansi dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat korelasi yang signifikan antara variabel pertama dengan variabel kedua. Untuk menguji signifikansi hubungan, yaitu apakah hubungan yang ditemukan dapat berlaku untuk seluruh populasi, maka perlu diuji signifikansinya. Uji signifikansi dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 18.0, berdasarkan pada besarnya angka Sig. yang dikonsultasikan dengan tingkat kesalahan, yaitu α = 0,05. Jika nilai Sig.< 0,05 maka koefisien

korelasi tersebut signifikan, sehingga hasilnya dapat berlaku pada populasi tersebut. Tetapi jika Sig.> 0,05 maka korelasi tersebut tidak signifikan, hal tersebut diartikan bahwa terdapat suatu kesamaan dalam suatu populasi yang menyebabkan data tidak bervariasi (Santoso, 2010).

2. Uji korelasi

Uji korelasi dalam penelitian ini menggunakan uji korelasi produk momen (product moment correlation, Pearson correlation) antara skor setiap butir pertanyaan dengan skor total sehingga sering disebut

(41)

53

digunakan untuk menguji hipotesis hubungan antara satu variabel independen dengan satu variabel dependen. Berikut merupakan rumusan dari teknik korelasi produk momen (Azwar, 2010).

Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi variabel x dengan variabel y

xy = Jumlah hasil perkalian antara variabel x dan variabel y x = Skor item

y = Skor item

n = Jumlah subjek penelitian

Setelah nilai koefisien korelasi didapatkan, maka pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi adalah sebagai berikut:

Tabel 3.10

Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 0,999 Sangat Kuat

(42)

76

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan, berikut merupakan kesimpulan dari penelitian ini:

1. Konformitas yang terjadi dalam Hijabers Community Bandung berada pada tingkat sedang cenderung tinggi. Hasil tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar anggota

Hijabers Community Bandung mengubah tingkah laku atau kepercayaannya agar

sesuai dengan anggota komunitas yang lain. Berikut merupakan penjelasan pada masing-masing aspek konformitas:

a. Aspek yang pertama adalah pengetahuan. Mayoritas anggota Hijabers

Community Bandung berada pada kategori sedang. Oleh karena itu dapat

disimpulkan bahwa para anggota Hijabers Community Bandung sudah memiliki kecenderungan untuk mengetahui apa saja aktivitas komunitas, siapa saja anggota komunitas, dan apa saja tujuan dari komunitas yang selama ini diikutinya.

b. Aspek kedua, yaitu pendapat, berada pada kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa para anggota Hijabers Community Bandung sudah memiliki pendapatnya sendiri terhadap anggota, aktivitas, dan tujuan dari komunitas yang selama ini mereka ikuti. Pendapat yang mereka miliki pun merupakan pendapat yang positif. c. Aspek ketiga, yaitu keyakinan, berada pada kategori tinggi. Dari aspek ini terlihat bahwa para anggota Hijabers Community Bandung sudah dapat menerima perlakuan komunitas dan mematuhi norma komunitas.

b. Aspek konformitas yang keempat adalah ketertarikan yang memiliki hasil sama dengan aspek pendapat dan keyakinan, yaitu mayoritas anggota Hijabers

Community Bandung berada pada kategori tinggi. Berdasarkan hasil tersebut

dapat disimpulkan bahwa para anggota Hijabers Community Bandung pun memiliki ketertarikan atau rasa suka yang tinggi terhadap aktivitas komunitas, anggota komunitas, dan norma yang diberlakukan dalam komunitas.

c. Aspek selanjutnya, yaitu konatif, menunjukkan bahwa anggota Hijabers

Community Bandung memiliki kecenderungan untuk berinteraksi, menyesuaikan

(43)

77

2. Spiritualitas pada anggota Hijabers Community Bandung yang berada pada masa dewasa awal berada pada tingkat sedang. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa para anggota Hijabers Community Bandung cenderung sudah dapat memenuhi kebutuhan spiritualitas sesuai dengan kebutuhan spiritualitasnya yang berkaitan dengan Tuhan, hubungan dengan diri sendiri, hubungan dengan orang lain, dan hubungan dengan lingkungan. Berikut merupakan penjelasan mengenai masing-masing karakteristik spiritualitas:

a. Karakteristik spiritualitas pertama, yaitu hubungan dengan Tuhan, berada pada tingkat sedang. Hasil ini menunjukkan bahwa anggota Hijabers Community Bandung cenderung memiliki frekuensi yang tidak sering tetapi juga tidak termasuk jarang dalam berhubungan dengan Allah swt. yang diekspresikan melalui doa dan ritual agama lainnya.

b. Karakteristik spiritualitas kedua, yaitu hubungan dengan diri sendiri, berada pada tingkat sedang. Hasil tersebut menunjukkan bahwa anggota Hijabers Community Bandung cukup memiliki kepercayaan terhadap kebenaran yang tidak dapat dibuktikan dengan pemikiran logis, yaitu percaya bahwa Allah swt. merupakan pengatur segala hal yang terjadi dalam hidupnya. Selain itu, anggota Hijabers

Community Bandung pun memiliki hubungan yang baik dengan Alah swt. dan

percaya bahwa ia bisa memasrahkan segalanya kepada Allah swt. Selanjutnya, hasil yang didapat pada karakteristik ini menunjukkan bahwa anggota Hijabers

Community Bandung dapat memaknai peristiwa yang pernah terjadi dalam

kehidupannya.

c. Karakteristik spiritualitas ketiga, yaitu hubungan dengan orang lain termasuk ke dalam kategori sedang. Hasil ini menunjukkan bahwa anggota Hijabers

Community Bandung cenderung dapat membina hubungan yang baik dengan

lingkungan sosialnya. Selain itu, kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian ini adalah para anggota Hijabers Community Bandung cenderung memiliki keinginan untuk membangun hubungan positif antar individu melalui keyakinan dan rasa cinta.

d. Karakteristik spiritualitas keempat, yaitu hubungan dengan lingkungan yang meliputi keadilan, empati, dan persatuan menunjukkan hasil bahwa anggota

Hijabers Community Bandung termasuk ke dalam kategori sedang. Hasil ini

(44)

78

merasakan bahwa lingkungan memperlakukannya secara adil. Kesimpulan lain yang didapat berdasarkan hasil yang didapat pada karakteristik ini adalah anggota

Hijabers Community Bandung pun cenderung dapat berempati terhadap

lingkungannya yang diekspresikan dengan turut merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain. Selain itu anggota Hijabers Community Bandung pun cenderung dapat merasakan bahwa komunitas yang diikutinya memiliki rasa persatuan yang baik.

3. Hasil pada penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat korelasi antara konformitas dengan spiritualitas pada Hijabers Community Bandung, baik jika dilihat secara keseluruhan ataupun korelasi antara konformitas dengan masing-masing karakteristik spritualitas. Hal tersebut karena koefisien korelasi antara konformitas dengan spiritualitas berada pada tingkat rendah. Nilai korelasi antara konformitas dengan masing-masing karakteristik spiritualitas pun masuk ke dalam kategori sangat rendah dan tidak memiliki hubungan yang signifikan.

B. Saran

Berdasarkan hasil yang didapatkan pada penelitian ini, berikut merupakan saran yang diajukan oleh peneliti:

1. Bagi Peneliti Selanjutnya

Jika ingin melakukan penelitian dengan tema yang sama dengan penelitian ini, sebaiknya memerhatikan rentang waktu subjek dalam mengikuti komunitas. Hal tersebut karena lamanya subjek mengikuti komunitas tidak diperhatikan dalam penelitian ini sehingga memengaruhi hasil penelitian.

2. Bagi Hijabers Community Bandung

Sebaiknya ditambahkan lagi kegiatan yang dapat meningkatkan aspek-aspek spiritualitas, yaitu hubungan dengan Tuhan, hubungan dengan diri sendiri, hubungan dengan orang lain, dan hubungan dengan lingkungan, pada anggota Hijabers

Community Bandung. Selain itu, akan lebih baik jika frekuensi pertemuan antar

(45)

DAFTAR PUSTAKA

Ancok, Djamaludin., Suroso, Fuat Nashori. 2008. Psikologi Islami.Yogyakarta. Pustaka Pelajar

Arikunto, Suharsimi. 2009. Manajemen Penelitian. Jakarta. Rineka Cipta Azwar, Saifuddin. 2010. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta. Pustaka Pelajar

Barry, et al. 2010. International Journal of Behavioral Development : Religiosity and

Spirituality During The Transition to Adulthood. Sage

Chaplin, J. P. 2004. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta. Rajawali Pers

Cialdini, R. B., & Goldstein, N. J. (2004).Social influence: Compliance and conformity.

Annual Review of Psychology, 55, 591-621

Forysth, D. R. (1998).Group Dynamics 3rd Edition. Pacific Grove, CA: Brooks/Cole

Hasan, Aliah B., Purwakania. 2006. Psikologi Perkembangan Islami : Menyingkap Rentang

Kehidupan Manusia dari Prakelahiran hingga Pascakematian. Jakarta. Rajagrafindo

Persada

Hill, Peter C., et al. 2000. Conceptualizing Religion and Spirituality: Points of Commonality,

Points of Departure. Blackwell Publishers

Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang

Kehidupan. Erlangga

Idrus, Muhammad. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial : Pendekatan Kualitatif dan

Kuantitatif. Erlangga

Jalaluddin. 2010. Psikologi Agama. Jakarta. Radar Jaya

Kozier, et al. 2007. Fundamental of Nursing : Concepts, Process, and Practice 8th Edition.

USA. Pearson Education, inc

Kozier, B., Erb, G., & Blais, K. (1995).Fundamentals of Nursing: Concepts, Process, and

Practice. (5thed). California. Wesley Puiblishing Company

Martin, R., Suls, J., & Hewstone, M. (2003) Social-influence processes of control and change: Conformity, obedience to authority and innovation. In M. A. Hogg & J. Cooper (Eds.), The Sage handbook of social psychology (pp. 347-366). Thousand Oaks, CA: Sage

Myers, D. G. 2002. Social Psychology. New York. Mc Graw-Hill

(46)

Paloutzian, Raymond F., Park, Crystal L. 2005. Handbook of the Psychology of Religion and

Spirituality.New York. Guilford Publications, inc

Pargament, Kenneth I. 2007. Integrated Psychoterapy : Understanding and Addresing the

Sacred. New York. The Guilford Press

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka

Ramayulis. 2007. Psikologi Agama. Radar Jaya

Santoso, Singgih. 2010. Statistik Multivarial. Jakarta. PT Elex Media Komputindo Sugiyono. 2008. Metode Peneliian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung. Alfabeta Sugiyono. 2013. Metode Peneliian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung. Alfabeta

Syuqqah Abu. 1998. Busana dan Perhiasan Wanita Menurut Al-quran dan Hadits. Bandung. Mizan

Taylor, et al. (2009). Social Psychology. Pearson Education.

Taylor, et al. 2011.Fundamentals of Nursing : The Art and Science of Nursing Care 7th

Edition. China. Lippincott Company

Thomas, Charles Nolan. 2008. The Relationship Between Cognitive Deficits and Spiritual

Development. Liberty University

Yusuf, Syamsu. 2003. Psikologi Belajar Agama (Perspektif Agama Islam). Bandung. Pustaka Bani Quraisy

Yusuf, Syamsu. 2010. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.Bandung. Rosada

Andriani, Mutia., Ni’matuzahroh. 2013. Konsep Diri dengan Konformitas pada Komunitas Hijabers [online]. Tersedia: http://ejournal.umm.ac.id/ index.php/jipt/article/view/1362/

1457 [24 April 2013]

Azizah, Nur. 2012. Presentasi Diri Anggota Komunitas Hijabers (Studi Dramaturgi tentang

Presentasi Diri Anggota Komunitas Hijabers di Kota Bandung) [online]. Tersedia:

http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=163429 [3 September 2013]

Dharma. Hasil Penelitian Psikologi Dewasa Awal. [online]. Tersedia: http://dh-infoku.blogspot.com/2011/12/hasil-penelitian-psikologi-dewasa-awal.html [21 Agustus 2013]

Emmons, Robert A., Paloutzian, Raymond F. 2003. The Psychology of Religion. Annual

Review of Psychology [online]. Tersedia: http://scholar.google.com/scholar_url?hl=en

&q=http://psychology.ucdavis.edu

(47)

Hijabers Community Bandung. [online]. Tersedia: https://www.facebook.com/pages/ Hijabers-Community-Bandung/17018676 9711767?sk=info

NN.Jilbab. [online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Jilbab [29 November 2012]

Rasmita, Dina. 2011. Karakteristik Pemenuhan Kebutuhan Spiritualitas pada Pasien yang

Dirawat di Ruang ICU Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan[online].

Tersedia: http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/25378 [21 Agustus 2013] Sari, Yunita., Fajri, Rd. Akbar., Syuriansyah, Taufidz. 2012. Religiusitas pada Hijabers

Community Bandung [online]. Tersedia: http://www.google.com/url?sa=t&rct=

j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&

cad=rja&ved=0CDYQFjAB&url=http%3A%2F%2Fprosiding.lppm.unisba.ac.id%2Fin dex.php%2Fsosial%2Farticle%2Fdownload%2F349%2Fpdf&ei=ETfvUYGEKcvfkgX Q2oGgAQ&usg=AFQjCNGC2T_v5uJgLotG5a4Zr03D3S2y_Q&bvm=bv.49641647,d. dGI [24 April 2013]

Sanaria, Apurva. 2004. Conformity &Norms : The Individual Perspective[online]. Tersedia:http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=5&c

Spiritual Transformation Study. National Opinion Research Center.University of Chicago [online]. Tersedia: http://www.google.com/ url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&

source= web&cd =1&cad=rja&ved= 0CCoQFjAA&url=http%3A%2F%2Fwww-news.uchicago .edu%2Freleases %2F05%2F121305.norc.pdf&ei=zLMjUruUMab8i AeXuIH4Dg&usg=AFQjCNEiypzJpRjrvzJEKx3YMB0TEMM4zw&bvm=bv.5149539 8,d.aGc[22 Agustus 2013]

Stout, Anna., Dein, Simon. 2013. Religious Conversion and Self Transformation: An

Experiential Study Among Born Again Christians. Official Journal of World Association of Cultural Psychiatry.[online]. Tersedia: http://www.google.com/

url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&ved=0CDIQFjAA&url=htt p%3A%2F%2Fwww.wcprr.org%2Fpdf%2F081%2F2013.01.294.pdf&ei=HbQjUtj2L6j siAesloGgDw&usg=AFQjCNG1dYW0PWXeUq5olHcgBB7bxod8wg&bvm=bv.51495 398,d.aGc[22 Agustus 2013]

Waaijman, K. 2006. Conformity in Christ. Arca Theologica Supplementum. [online].

(48)

Gambar

Tabel Hasil Pengembangan Instrumen Konformitas........................
Gambaran Umum Konformitas pada Anggota Hijabers
Tabel 1.1 Hasil Studi Pendahuluan Spiritualitas
Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Konformitas
+7

Referensi

Dokumen terkait

Aplikasi ini menampilkan pembelajaran dalam mengenal Huruf Hijaiyah yang terdiri dari 29 huruf dengan menggunakan Macromedia Flash MX 2004. Pembelajaran yang ditampilkan

dengan rasio pada variabel penelitian yaitu: Data berupa laporan keuangan tahunan. Sektor Perbankan Indonesia yang telah dikumpulkan serta dihitung

flavonoida yang terdapat dalam daun benalu tumbuhan coklat dan menentukan golongan. flavonoida apa yang terkandung

Sebuah kepengurusan dapat memantau berjalannya sebuah kegiatan karena dilihat dari keaktifan anggotanya, serta tersimpannya informasi tentang anggota yang baik. Dengan

[r]

Pada Pokok Bahasan Statistika kelas XI IPS MA. Pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah suatu pembelajaran dimana setelah kehadiran guru, siswa kembali

kuliner pedas khas Indonesia dengan baik. Bidang kuliner adalah salah satu tema yang menarik untuk diangkat ke dalam karya komik. Hal ini dibuktikan dengan adanya

Pada tahun 2017 program pengawasan mengarahkan pada lima fokus utama yatu (1) memenuhi target pengawas sendiri sesuai SKP yang telah menajadi kontrak kerja dan pemetaan tugas