• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 702011091 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 702011091 Full text"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Penerapan Model Pembelajaran Discovery Berbantu Search Engine Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa

ARTIKEL ILMIAH

Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Komputer

Oleh: Yuliati Primastuti

702011091

Program Studi Pendidikan Teknik Informatika Dan Komputer Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

Penerapan Model Pembelajaran Discovery Berbantu Search Engine Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa

1)

Yuliati Primastuti 2)Widya Damayanti, S.Pd., M.Sc. Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52, Salatiga 50711, Indonesia

Email : 1)702011091@student.uksw.edu 2)widya.damayanti@staff.uksw.edu

Abstract

Teaching methods where teachers tends to transfer knowledge to students or teach informatively, and where students must remember the material can cause some problems. The problem in this research in unattractive learning process and students’ lack of understanding. The research aims to know the effect of the application of discovery model assisted by search engine to improve students’ understanding on Data Communications for students of class XI SMK N 1 Wonosobo. This research used a quasi-experimental research with non-equivalent control group design. The application of the learning model proved to improve students’ understanding. This is proven by 10.16 increase in students’ average score from 71.16 to 81.32 in the experiment class; meanwhile the increase in the control class was from 72.87 to 77.34. This show the different level of understanding between the experiment class and control class, where the experiment class applied discovery learning model assisted by search engine and the control class used conventional teaching method.

Keywords: discovery, understanding

Abstrak

Penggunaan metode pembelajaran dimana guru cenderung bersifat informatif atau hanya sebatas transfer ilmu pengetahuan kepada siswa, dan siswa harus mengingatnya menyebabkan beberapa masalah dalam pembelajaran. Masalah dalam penelitian ini adalah kurang menariknya proses pembelajaran dan kurangnya pemahaman siswa. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran discovery berbantu search engine untuk meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran Komunikasi Data kelas XI SMK N 1 Wonosobo. Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimental research dengan desain non-equivalent control group design. Proses pembelajaran discovery berbantu search engine meningkatkan pemahaman siswa, dibuktikan dengan peningkatan nilai rata-rata kelas eksperimen sebesar 10,16 dari 71,16 menjadi 81,32, sedangkan pada kelas kontrol dari 72,87 menjadi 77,34. Hal ini menunjukkan terdapat perbedaan pemahaman yang lebih tinggi antara kelas eksperimen dengan model pembelajaran discovery berbantu search engine dan kelas kontrol yang menggunakan metode pembelajaran konvensional.

(8)

1. Pendahuluan

Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah seringkali ditemui berbagai masalah yang mempengaruhi tingkat pemahaman siswa. Dari observasi dan wawancara yang dilakukan di SMK N 1 Wonosobo terdapat masalah dalam proses pembelajaran, yaitu proses pembelajaran yang kurang menarik dan kurangnya pemahaman siswa. Nilai siswa di bawah batas nilai KKM yaitu 75. Hasil ulangan harian siswa kelas XI TKJ 1 dan XI TKJ 2 menunjukkan hasil yang jauh dari standar ketuntasan minimal, yaitu dari jumlah 32 siswa kelas XI TKJ 1 55% siswa tidak tuntas dan dikelas XI TKJ 2 yang berjumlah 32 siswa ada 52% siswa tidak tuntas. Faktor yang menyebabkan proses pembelajaran kurang menarik dan mempengaruhi pemahaman siswa adalah metode belajar yang diterapkan adalah metode konvensional, sumber belajar yang digunakan kurang lengkap.

Metode konvensional berakibat proses belajar kurang menarik dan kurangnya pemahaman siswa. Karena metode konvensional biasanya guru cenderung bersifat informatif atau hanya sebatas transfer ilmu pengetahuan ke siswa dan kurang memperhatikan daya tangkap siswa. Dengan demikian pengajaran akan sulit untuk mengembangkan keterampilan berpikir. Siswa terbiasa dengan menghafal fakta-fakta, prinsip, rumus, hukum-hukum yang diberikan oleh guru, dengan demikian pemahaman konsep cenderung rendah, maka perlu melakukan perubahan model belajar yang membuat proses belajar menjadi menarik dan dapat meningkatkan pemahaman siswa. Salah satu model belajar yang menarik dan dapat meningkatkan pemahaman siswa adalah dengan model belajar discovery. Konsep dasar yang dicapai dengan menggunakan model belajar discovery pada pelaksanaannya adalah meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Selain merubah model belajar guru dan siswa harus memanfaatkan fasilitas yang terdapat di sekolah. Ketersediaan internet di sekolah memungkinkan siswa untuk menggunakannya secara optimal dalam pembelajaran yakni dengan menggunakan aplikasi search engine sebagai salah satu sumber belajar. Pengggunaan search engine pada penelitian ini bertujuan untuk memperluas dan melengkapi informasi tentang materi pelajaran yang dibutuhkan siswa.

Berdasarkan uraian yang telah diungkapkan dalam latar belakang, maka peneliti mengajukan permasalahan yang menyangkut bagaimana Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Discovery Berbantu Search Engine terhadap pemahaman siswapada mata pelajaran komunikasi data pada siswa kelas XISMK N 1 Wonosobo. Rumusan Masalahnya adalah sebagai berikut: Apakah terdapat perbedaan kemampuan pemahaman siswa antara siswa yang belajar dengan Model Pembelajaran discovery berbantu search engine dengan siswa yang belajar dengan model pembelajaran konvensional.

2. Tinjauan Pustaka

Penelitian terdahulu dilakukan oleh A. Sochibin, P. Dwijananti, dan P.

Warwotodengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Inkuiry

(9)

Inquiry terpimpin dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa dan menumbuh kembangkan keterampilan berpikir kritis siswa kelas IV SD pokok bahasan air dan sifatnya.

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Muhammad Ibrahim dengan judul

“Penerapan Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) Untuk

Meningkatkan Pemahaman Konsep Fisika Siswa SMP”[2]. Hasil penelitian

ini menunjukkan bahwa penggunaan metode pembelajaran menggunakan discovery efektif digunakan untuk meningkatkan pemahaman konsep. Hasil penelitian menunjukkan diperoleh rata-rata gain yang dinormalisasi sebesar 0,608, sehingga dapat disimpulkan bahwa penigkatkan pemahaman konsep fisika siswa SMP setelah diterapkan Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) berapa pada katagori sedang.

Berdasarkan penelitian dan jurnal yang berkaitan, penelitian ini menerapkan model pembelajaran discovery dengan bantuan aplikasi search engine. Diharapkan dengan diterapkannya discovery berbantu aplikasi search engine dapat memberikan pengaruh pada mata pelajaran Komunikasi Data terhadap meningkatnya hasil pemahaman siswa. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah penggunaan aplikasi bantu search engine sebagai sarana mendapatkan informasi. Penelitian sekarang menggunakan model pembelajaran discovery yang diterapkan pada mata pelajaran Komunikasi Data untuk siswa kelas XI di SMK Negeri 1 Wonosobo.

Model pembelajaran discoveryadalah proses pembelajaran yang menitikberatkan pada mental intelektual pada anak didik dalam memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi, sehingga menemukan suatu konsep yang dapat diterapkan di lapangan[3]. Discovery learning adalah suatu model untuk mengembangkan cara belajar siswa aktif dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan tahan lama dalam ingatan, tidak akan mudah dilupakan siswa. peran guru dalam model pembelajaran discovery adalah sebagai fasilitator dan evaluator. Sebagai fasilitator, hendaknya guru dapat menyediakan fasilitas yang memungkinkan untuk memudahkan kegiatan pembelajaran, sedangkan sebagai evaluator, guru berkewajiban mengevaluasi keberhasilan siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Kelebihan model discovery learning: (1) discovery

learning dapat membantu peserta didik untuk mengembangkan,

(10)

pemberian rangsangan), (2) Problem Statement (mengidentifikasi masalah), (3) Data Collection (pengumpulan data), (4) Data Processing (pengolahan data), (5) Verification (pembuktian), (6) Generalization (menarik kesimpulan atau generalisasi)[3].Tujuan penerapan discovery adalahdengan proses pembelajaran discovery, siswa dituntut untuk menemukan konsep, maka siswa mendapatkan pengetahuan yang bersifat induvidual sehingga peserta didik dapat mengingatnya lebih lama.

Gambar 1. Piramida Pembelajaran[5]

Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Mendikbud, Mohammad Nuh mengatakan bahwa membaca itu mempunyai kontribusi 10% yang bisa melekat pada sang anak, audio visual bisa meningkatkan daya serap hingga 20%, demonstrasi sebesar 30%, metode diskusi kelompok meningkatkan daya serap hingga 50%, dan eksperimen sebesar 75%[6]. Dalam piramida pembelajaran, penggunaan model pembelajaran discovery ini menempati tingkatan practice by doing.Dengan metode discovery siswa dituntut untuk menemukan konsep dengan menemukan konsepnya sendiri, siswa dapat mengingat yang dipelajarinya lebih lama.

Search Engine adalah suatu fasilitas yang tersedia di internet yang dijalankan melalui browser untuk mencari informasi sesuai keinginan[7]. Informasi yang dicari di internet dapat berupa berita, tutorial ilmu pengetahuan, teknologi, soal-soal dan lain-lain. Dari berbagai search engine yang ada, yang paling populer atau sering digunakan diantaranya adalah: Google, Yahoo, dan Altavista. Penelitian ini menggunakan search engine Google karena Google yang paling popoler di kalangan anak SMK N 1 Wonosobo.

(11)

memungkinkan memerlukan kembali ide-ide ke dalam konfigurasi baru dalam pikiran individu, (3) ekstrapolasi adalah perilaku pemikiran seseorang yang dilandasi dengan pemahaman untun membuat penarikan kesimpulan[10].

3. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen adalah model penelitian yang digunakan untuk mengetahui pengaruh dari suatu tindakan atau perlakuan tertentu yang sengaja dilakukan terhadap suatu kondisi tertentu [11]. Sementara itu jenis eksperimen pada penelitian ini adalah quasi experimental research. Quasi experimental research adalah penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali [12]. Desain penelitian yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design Bentuk desain penelitian dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Desain Nonequivalent Control Group Design Nonequivalent

Control Group Design

Kelompok Pretest Treatment Posttest

Eksperimen √ √ √

Kontrol √ - √

Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 1 Wonosobo pada kelas XI yang mengikuti mata pelajaran Komunikasi Data. Teknik sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Pengambilan sampel dilakukan dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu yaitu rekomendasi dari guru [13], bahwa kedua kelas tersebut memiliki rata-rata kelas yang tidak jauh beda. Berdasarkan pertimbangan tersebut kelas XI TKJ 1 dijadikan kelas eksperimen dan XI TKJ 2 sebagai kelas kontrol.

Penelitian ini dilaksanakan melalui tiga tahap, yaitu (1)Tahap persiapan, (2) Tahap pelaksanaan, (3)Tahap pengolahan dan analisis data[14].

Tabel 2. Tahapan Penelitian

No. Tahapan Penelitian Keterangan

1. Tahap Persiapan  Menyusun daftar pertanyaan wawancara pra penelitian

 Wawancara sebelum penelitian

 Studi Literatur

 Menentukan populasi dan sampel

 Menyiapkan materi dan RPP

 Menyusun soal tes

 Uji coba instrumen

2. Tahap Pelaksanaan  Memberikan tes awal (pretest) kelas kontrol dan eksperimen

 Memberikan treatment atau perlakuan

(12)

kontrol dan eksperimen 3. Tahap Pengolahan dan

analisis data

 Mengolah hasil pretest

 Mengolah hasil posttest

Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan meliputi penyusunan daftar pertanyaan untuk wawancara pra penelitian. Wawancara pra penelitian dilakukan dengan guru mata pelajaran Komunikasi Data dan salah satu siswa kelas XI TKJ. Studi literatur untuk mengumpulkan referensi mengenai permasalahan yang akan diteliti. Menentukan populasi dan sampel penelitian yang nantinya akan diterapkan model pembelajaran discovery dengan bantuan searchengine. Menyiapkan perangkat pembelajaran berupa materi yang akan dibahas atau diajarkan dalam penelitian serta Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Membuat instrument penelitian berupa tes, tes digunakan untuk mengukur kemampuan siswa. Dan tahap persiapan yang terakhir uji coba instrumen. Instrumen diuji cobakan sebelum dilakukan pretest dan postest di kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Hasil uji validitas butir soal menunjukkan 15 soal valid dan dipakai untuk penelitian dan 5 soal tidak valid.

Pada tahap pelaksanaan, siswa diberikan pretest untuk kelas eksperimen dan kontrol, guna melihat kemampuan siswa sebelum diberi perlakuan. Tahap selanjutnya yaitu pemberian perlakuan, yakni kelas kontrol menggunakan metode pembelajaran tanpa perlakuan dan tanpa alat bantu dan kelas eksperimen menggunakan metode pembelajaran discovery dengan sumber belajar aplikasi search engine. Setelah diberi perlakuan, diberikan posttest untuk melihat nilai belajar siswa setelah perlakuan. Berikut rancangan proses belajar.

Tabel 3. Rancangan Proses Belajar

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Pertemuan I

Pemberian Pretest Pemberian Pretest

Pertemuan II Pendahuluan:

 Guru mengecek kesiapan peserta didik belajar baik secara fisik maupun psikologis dengan cara berdoa bersama dan ice break.

 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang akan dicapai.

 Guru menanyakan pengalaman

Peserta didik dalam

berkomunikasi.

Pendahuluan:

 Guru mengecek kesiapan peserta didik belajar baik secara fisik maupun psikologis dengan cara berdoa bersama dan ice break.

 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang akan dicapai.

 Guru menanyakan pengalaman

Peserta didik dalam

berkomunikasi. (Stimulation)

(13)

Mengamati

 Peserta didik menyimak penjelasan dari guru.

 Peserta didik mencatat penjelasan yang disampaikan guru.

Menanyakan

 Peserta didik membuat pertanyaan dari penjelasan guru dan ditanyakan kepada peserta didiklain tentang (pertemuan 1 analisis sumber daya dalam telekomunikasi, pertemuan 2 analisis kebutuhan perangkat dalam telekomunikasi).

Mengumpulkan informasi

 Setiap peserta

didikmengumpulkan informasi mengenai (pertemuan 1 analisis

sumber daya dalam

telekomunikasi, pertemuan 2 analisis kebutuhan perangkat dalam telekomunikasi).

Eksperimen/ Eksplore:

 Siswa dibentuk dalam kelompok beranggotakan 4 orang di setiap kelompok, setiap siswa mempunyai no sebagai nomor kepala.

 Setiap kelompok diberi topik untuk didiskusikan (pertemuan 1 analisis sumber daya dalam telekomunikasi, pertemuan 2 analisis kebutuhan perangkat dalam telekomunikasi).

(Problem Statement)

 Peserta didik berdiskusi, mencari materi dengan menggunakan bantuan aplikasi search engine.

 Setiap peserta didik di dalam mencari materi diharapkan untuk menemukan konsepnya sendiri untuk dapat dipahami.

 Setiap kelompok membuat ringkasan dan kesimpulan untuk materi yang akan dibahas.

(Data Collection) Mengolah informasi

 Peserta didik saling berdiskusi dengankelompoknyauntuk

mengolah informasi yang telah dicari dari berbagai sumber sesuai dengan tugas yang diberikan dari guru.

 Peserta didik membuat kesimpulan tentang (pertemuan 1 analisis sumber daya dalam telekomunikasi, pertemuan 2 analisis kebutuhan perangkat dalam telekomunikasi) dan membuat kesimpulan dari pertanyaan yang telah dibuat berdasarkan informasi yang telah dikumpulkan.

(Data Processing)

Mengkomunikasikan

 Setiapkelompok

(14)

 Setiap peserta didik menyampaikan konsep yang dipahami untuk di diskusikan bersama dengan teman satu kelas.

 Setiap kelompok lainnya membuat tanggapan terhadap penjelasan peserta didik yang sedang presentasi.

 Peserta didik membuat konsep secara garis besar untuk dipahami secara bersama.

(Verification)

Kegiatan Akhir:

 Peserta didik dengan bimbingan guru menyimpulkan pembelajaran hari itu.

 Siswa bersama guru mengadakan refleksi dengan menanyakan tentang hal-hal yang dirasakan siswa, materi yang belum dipahami dengan baik, kesan dan pesan selama mengikuti pembelajaran.

 Guru memberikan umpan balik pembelajaran.

 Guru menyampaikan rencana pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.

Kegiatan Akhir:

 Peserta didik dengan bimbingan guru menyimpulkan pembelajaran hari itu.

 Siswa bersama guru mengadakan refleksi dengan menanyakan tentang hal-hal yang dirasakan siswa, materi yang belum dipahami dengan baik, kesan dan pesan selama mengikuti pembelajaran.

(Generalization)

 Guru memberikan umpan balik pembelajaran

 Guru menyampaikan rencana pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.

Pertemuan III

Pemberian posttets Pemberian posttets

(15)

4. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Penelitian dilaksanakan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol masing-masing selama tiga kali pertemuan. Tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah mengetahui pengaruh model pembelajaran discovery berbatu search engine dalam mata pelajaran Komunikasi Data yang dilihat dari nilai belajar siswa dalam proses belajar, juga untuk melatih kemandirian siswa dalam memahami materi yang diberikan. Pokok bahasan yang disampaikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sama, yaitu menganalisis kebutuhan telekomunikasi dalam jaringan. Kelas XI TKJ 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI TKJ 2 sebagai kelas kontrol. Kelas kontrol adalah kelas yang tidak diberi perlakuan (metode pembelajaran konvensional).Kelas eksperimen adalah kelas yang akan diberi perlakuan (model pembelajaran discovery berbantu search engine).

Penelitian ini diawali dengan dari pemberian pretest atau tes awal kepada siswa untuk mengukur kemampuan awal yang dimiliki siswa sebelum siswa mendapat pembelajaran. Niali pretest ini juga dijadikan sebagai nilai pendukung untuk mengukur pemahaman siswa teradap materi. Pretest dilakukan pada pertemuan pertama setelah itu memberikan pengarahan terhadap pembelajaran yang akan dilaksanakan. Data pretest diperoleh dari tes tertulis berupa pilihan ganda sebanyak 15 soal. Berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan data, maka didapat hasil pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol sebagai berikut:

Tabel 4.Nilai Pemahaman Siswa

Pencapaian Eksperimen Kontrol

Pretest Posttest Pretest Posttest

Nilai Terendah 53 67 60 67

Nilai Tertinggi 93 100 93 93

Rata-Rata Nilai 71,16 81,32 72,87 77,34

Ketuntasan Belajar (%) 21,87 78,12% 25% 53,12% Ketidaktuntasan Belajar (%) 78,13% 21,88% 75% 46,88%

Berdasarkan tabel 4, dapat terlihat bahwa perbedaan nilai rata-rata pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak jauh berbeda, yaitu 71.16 untuk kelas eksperimen dan 72.87 untuk kelas kontrol. Deskriptif data pretest menunjukkan bahwa nilai terendah kelas eksperimen 53 dan kelas kontrol 60. Sedangkan untuk nilai tertinggi untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol sama yaitu 93. Dengan nilai pretest menunjukkan bahwa pemahaman siswa kelas eksperimen dan kontrol pada awal sebelum dilaksanakan pembelajaran tidak jauh berbeda.

(16)

tertulis dengan jenis soal pilihan ganda sebanyak 15 soal. Hasil pretest dan posttest kemudian dihitung dengan uji statistik.

Berdasarkan hasil analisa data diperoleh hasil, bahwa ada pengaruh penerapan model pembelajaran discovery berbantu search engine terhadap pemahaman siswa. Hal ini dikarenakan tahapan discovery dapat meningkatkan pemahaman konsep. Pembelajaran discovery ini memiliki 6 tahapan, meliputi (1) stimulation (stimulasi atau pemberian rangsangan), (2) problem statement (mengidentifikasi masalah), (3) data collection (pengumpulan data), (4) data processing (pengolahan data), (5) verification (pembuktian), (6) generalization (menarik kesimpulan atau generalisasi).

Proses perlakuan pada penelitian ini dimulai siswa membentuk kelompok sebanyak 4 orang disetiap kelompoknya. Setiap kelompok mendapatkan nomor. Setelah membentuk kelompok tahap pertama adalah Stimulation (stimulasi atau pemberian rangsangan). Pada tahap ini guru memberikan rangsang kepada siswa dengan cara memberikan gambar yang digunakan orang untuk bertelekomunikasi dan bertanya kepada siswa tentang kegiatan sehari-hari yang menggunakan alat telekomunikasi. Kegiatan ini merangsang siswa untuk berpikir dan bereksplorasi. Pada tahap ini kendala yang ditemui adalah rangsang yang diterima siswa berbeda karena rangsang yang diterima dipengaruhi oleh pola pikir siswa saat melihat gambar yang ditunjukkan oleh guru.

Tahapan ke-dua adalah Problem Statementatau pernyataan. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk membuat hipotesis atau jawaban sementara dari rangsangan yang diberikan oleh guru, jawaban sementara setiap siswa berbeda-beda. Terdapat siswa yang mempunyai jawaban sementara yaitu alat yang digunakan untuk berkomunikasi berupa HP dan telepon rumah. Namun ada juga siswa yang menjawab bahwa alat telekomunikasi lainya berupa internet dan televisi. Yang lain memberikan tanggapan bahwa alat telekomunikasi dibagai menjadi dua yaitu alat telekomunikasi satu arah dan alat telekomunikasi dua arah. Saat membuat hipotesis akan timbul sikap kritis siswa terhadap teori yang akan dijadikan dasar dalam menjawab permasalahan.Pada tahap ini kendala yang ditemui adalah hipotesis yang dibuat siswa berbeda-beda. Untuk mengatasi kendala ini, guru mengajak siswa untuk membuat satu hipotesis yang sama untuk memudahkan siswa saat mencari informasi.

(17)

tetapi siswa juga dapat memanfaatkan lingkungan yang ada disekitarnya[15]. Pada tahap ini kendala yang ditemui adalah koneksi internet yang tersedia. Untuk mengatasi hal tersebut guru meminta siswa menggunakan smartphone yang mereka bawa untuk dijadikan alternatif sebagai koneksi internet dan tidak mengandalkan koneksi internet yang ada di sekolah.

Tahapan ke-empat adalah Data Processing (pengolahan data) yaitu dengan bantuan dan bimbingan guru, siswa diminta untuk mengolah data yang sudah dikumpulkan dengan bantuan aplikasi search engine. Data dapat diolah dengan diskusi dengan teman sekelompoknya. Dengan diskusi kelompok siswa akan lebih mengingat apa yang didiskusikan dari pada menerima penjelasan dari guru. Setelah data diolah, data tersebut dibuat dalam bentuk ppt yang nantinya akan dipresentasikan didepan kelas. Pada tahap ini kendala yang ditemui yaitu terdapat beberapa siswa yang berdiskusi diluar konteks pembahasan materi. Untuk mengatasi hal tersebut guru memperinngatkan kepada siswa agar tidak berdiskusi diluar konteks pembahasan materi.

Tahapan ke-lima adalah Verification (pembuktian). Pada tahap ini guru memilih secara acak nomor kelompok. Nomor kelompok yang terpilih diberi kesempatan untuk maju ke depan mempresentasikan hasil yang telah didapatnya. Dalam tahap ini guru dan kelompok siswa yang tidak maju melakukan verifikasi (pembuktian, perbaikan, pembenaran) terhadap materi yang dipresentasikan kelompok apakah materi yang didapatkan dengan bantuan aplikasi search engine tersebut benar. Kelompok yang tidak maju diberikan kesempatan untuk bertanya kepada kelompok yang ada di depan tentang materi yang belum jelas. Pada tahap guru berperan sebagai fasilitator dan evaluator sebagai fasilitator guru menfasilitasi siswa untuk bertanya kepada kelompok teman yang sedang presentasi di depan, dan sebagai evaluator peran guru disini adalah untuk melakukan evaluasi penjelasan siswa yang disampaikan benar atau tidak jika penjelasan siswa masih belum tepat maka guru menjelaskan kembali kepada siswa dengan pemaparan yang benar. Kendala yang ditemui yaitu terlalu banyak pertanyaan siswa yang diberikan kepada kelompok lain yang melakukan presentasi. Untuk mengatasi hal ini, guru memberikan batasan maksimal pertanyaan yang diberikan kepada kelompok. Dari tahap ini siswa akan memperoleh pemahaman akan suatu konsep yang telah dipelajarinya.

Tahapan ke-enam adalah Generalization (menarik kesimpulan). Siswa dibantu guru mengadakan penarikan kesimpulan untuk dijadikan prinsip umum yang berlaku untuk semua masalah yang sama dengan memperhatikan hasil verifikasi. Dengan adanya proses induksi atau pemahaman konsep secara khusus dengan dilakukannya generalization ini, maka akan terjadi proses konstruksi pengetahuan pada benak siswa yang memberikan penjelasan konsep secara umum yaitu didalam analisis kebutuhan telekomunikasi secara umum di bagi menjadi dua yaitu analisis sumber daya, dan analisis kebutuhan perangkat dalam telekomunikasi.

(18)

tingkat pemahaman setelah mengikuti proses pembelajaran yang diberi perlakuan dan tidak diberi perlakuan. Soal posttest yang diberikan tidak memiliki perbedaan dengan soal pretest. Dari hasil prostest diperoleh nilai rata-rata kelas eskperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol, yaitu 81.32 untuk kelas eksperimen dan 77.34 untuk kelas kontrol.

Berdasarkan analisis dari hasil posttest, bahwa model pembelajaran discovery berbantu search engine berpengaruh terhadap pemahaman siswa dan dilihat rata-rata pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan pada kelas kontrol. Hal ini dikarenakan model pembelajaran discoverymenekankan siswa harus membangun sendiri pengetahuan di dalam benaknya. Pengetahuan yang diperoleh dapat bertahan lebih lama dan dapat meningkatkan penalaran siswa dan kemampuan untuk berpikir [16].

Tahap translasi dalam proses pemahaman siswa akan berkembang saat siswa melakukan observasi terhadap topik yag diberikan, pencarian informasi, dan diskusi. Tahap traslasi adalah tahap dimana siswa dapat menerjemahkan atau mengkomunikasikan suatu istilah atau pengertian ke dalam bahasa lain, atau kata-kata yang berbeda tanpa kehilangan makna sebenarnya. Dari hasil observasi siswa mencoba untuk menterjemahkan informasi yang didapat atau menemukan konsep secara individual dan kemudian dikomunikasikan kepada teman kelompok untuk didiskusikan. Pada indikator translasi ini terdapat pada tahapan model pembelajaran

discoovery terutaman pada tahap problem statement untuk kegiatan

eksplorasi, tahap data colllection untuk kegiatan observasi, dan tahap data processing untuk kegiatan diskusi.

Pemahaman siswa mencapai tahap interpretasi ketika siswa melakukan penafsiran terhadap informasi yang diperoleh dan dapat menjelaskan makna suatu pernyataan. Dasar untuk menginterpretasikan adalah harus mampu menerjemahkan dari komunikasi yang tidak hanya kata atau frasa, tetapi juga melingkupi berbagai perangkat yang dapat dijelaskannya. Seseorang dalam berkomunikasi dapat menemukan konsep secara total yang disimpan dan dihubung-hubungkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki sebagai pengalaman dan dapat dijadikan ide-ide. Dalam pembelajaran discovery, siswa melakukan interpretasi pada tahapan terutaman pada tahap data colllection, dan tahap data processing.

(19)

Pemberian perlakuan dengan menerapkan model pembelajaran discovery berbantu search engine pada mata pelajaran komunikasi data ternyata berpengaruh positif terhadap proses pembelajaran yang menjadi menarik dan dapat meningkatkan pemahaman siswa. Hasil observasi menunjukkan bahwa siswa di kelas eksperimen terlibat dalam pemecahan masalah, berusaha mencari berbagai informasi dengan materi yang ditugaskan dengan bantuan aplikasi search engine, melaksanakan diskusi kelompok dengan baik namun diluar konteks diskusi siswa dapat menemukan konsepnya sendiri dengan siswa menemukan konsepnya sendiri berarti siswa mendapatkan pengetahuan bersifat induvidual dan siswa nantinya akan dapat mengingatnya lebih lama, dan menerapkan apa yang diperoleh dengan mengerjakan tugas yang diberikan.

Skor posttest menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pemahaman siswa dapat dilihat dari rata-rata nilai belajar siswa pada kelas eksperimen yaitu 81.32 dari semula skor pretest 71.16. Terjadi peningkatan tingkat ketuntasan belajar siswa diatas KKM di kelas eksperimen ada 25 anak (78,12%) dan dibawah KKM ada 7 anak (21,88%). Sedangkan pada kelas kontrol dinyatakan tingkat ketuntasan belajar atau memenuhi KKM yaitu sebesar 53,12% dari 32 siswa, sehingga dapat dikatakan bahwa setelah proses pembelajaran dilaksanakan denganmemberiperlakuan (treatment) berupa penerapan model pembelajaran discovery berbantu search engine pada kelas eksperimen dan penggunaan metode pembelajaran konvensional pada kelas kontrol, tingkat pemahaman siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol.

5. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, penerapan model pembelajaran discovery berbantu search engine pada mata pelajaran Komunikasi Data dapat memberikan pengaruh terhadap tingkat pemahaman siswa untuk kelas XI SMK N 1 Wonosobo. Hasil pemahaman siswa dilihat dari rata-rata nilai posttest kelas eksperimen sebesar 81,32 dan 77,34 untuk kelas kontrol. Dilihat dari nilai rata-rata siswa hasil menunjukkan bahwa perbedaan pemahaman siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak terlalu signifikan. Pada kelas eksperimen guru masih berperan sebagai fasilitator dan evaluator. Selain dari nilai rata-rata, pengaruh model pembelajaran discovery nampak pula dari analisis ketuntasan belajar. Siswa dinyatakan tuntas apabila nilai belajar siswa melebihi standar KKM yang telah ditentukan, yaitu 75. Pada perhitungan nilai ketuntasan belajar kelas eksperimen sebesar 78,12% dari jumlah 32 siswa. Begitu juga pada kelas kontrol sebesar 53,12% dari jumlah 32 siswa. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat ketuntasan kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol.

6. Daftar Pustaka

(20)

Keterampilan Berpikir Kritis SiswaSD. Jurnal Pendidikan Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 5: 96-101. Diakses pada 12 Februari 2016. [2] Ibrahim, Muhammad. 2013. Penerapan Pembelajaran Penemuan

(Discovery Learning) Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Fisika Siswa SMP. Diakses pada 12 Februari 2016.http://goo.gl/d8auFc.

[3] Illahi, Mohammad Takdir. 2012. Pembelajaran Discovery Strategy dan Mental Vocational Skill. Jogjakarta : Diva Press.

[4] Roestiyah. 2012. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. [5] Stephen. 2010. The Learning Pyramid. Diakses pada 3 Nopember 2015.

http://stephenslighthouse.com/2010/02/26/the-learning-pyramid/

[6] Kemdiknas. 2014. Kurikulum 2013Gunakan Konsep Piramida

Pembelajaran Aktif. Diakses pada 3 Nopember 2015.

http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/berita/2934

[7] Daryanto. 2004. Memahami Kerja Internet. Bandung: Yrama Widya. [8] Poerwadarminta, W.J.S. 2006. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta:

Balai Pustaka.

[9] Sudjana, Nana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

[10] Kuswono, Wowo Sunaryo. (2012). Taksonomi Kognitif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

[11] Sanjaya, Wina. 2013. Penelitian Pendidikan Jenis, Metode dan Prosedur. Jakarta: Kencana Predana Media Group.

[12] Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

[13] Sugiyono. 2011. Statistik Untuik Penelitian. Bandung: Alfabeta.

[14] Munari. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Think Talk Write (TTW) Berbantu Fan Page (Facebook) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Mata Pelajaran TIK Kelas IX SMPN 1 Tengaran. Salatiga : Universitas Kristen Satya Wacana.

[15] Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. Rineka Cipta.

Gambar

Gambar 1. Piramida Pembelajaran[5]
Tabel 1. Desain Nonequivalent Control Group Design
Tabel 3. Rancangan Proses Belajar
Tabel 4.Nilai Pemahaman Siswa

Referensi

Dokumen terkait

Posisi kas atau likuiditas dari suatu perusahaan merupakan faktor yang penting yang harus dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan untuk menetapkan besarnya dividen

Berdasrakan hasil penelitian pengaruh pemberian bokashi dan jarak tanam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman caisim (Brassica juncea L) kultivar Tosakan, dapat ditarik

Ketika jalan kompromi dan konsensus tertutup sama sekali dan tidak ada jalan alternasi lain yang dapat ditempuh, alias deadlock , khususnya dalam hal-hal yang terkait

Berdasarkan uraian di atas tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ubi jalar ungu, (2) Mengetahui berapa besar biaya

Daging filet yang telah direndam kemudian disimpan pada suhu 5,7 0 C selama 7 hari dan tiap harinya dilakukan analisa berat, WHC, pH, TMA, TPC, warna, dan uji Escherichia

22 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 adalah kerjasama yang dilakukan oleh pelaku usaha dengan pihak lain atas inisiatif siapapun dan dengan cara apapun dalam upaya

Diharapkan penelitian selanjutnya yang sejenis dapat menambah atau mengganti dengan variabel lain, mengingat 8,3% kepuasan konsumen pada Toby‟s dipengaruhi oleh

g. Peranan Sumber Daya Manusia.. Salah satu tujuan diberlakukannya standar kompetensi di berbagai pengetahuan dan keterampilan yang dituntut untuk