• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 852011010 BAB III

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 852011010 BAB III"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

ANALISIS KOMPOSISI

El Viaje adalah komposisi Suita moderen untuk ansambel perkusi yang

strukturnya tidak terikat pada suatu bentuk baku seperti pada suita barok atau

bentuk musik absolut lainnya. Komposisi ini disusun dalam lima movement yang

tiap-tiap bagian tersebut disesuaikan dengan nama-nama negara dalam bahasa

Spanyol dengan ciri khas musiknya untuk mendeskripsikan tarian, sosial,

kebudayaan dan kondisi geografis di Amerika Latin. Movement tersebut antara

lain :

A. Cuba (Chachacha)

B. Repúbica Dominica (Merengue)

C. Puerto Rico (Salsa)

D. Trinidad y Tobago (Calypso)

E. Brasil (Samba)

Secara garis besar, seluruh bagian dalam komposisi suita ini memiliki struktur

A-B-C dengan tonalitas yang berpusat pada tangga nada A minor atau C mayor.

Berikut ini adalah analisis struktur bentuk komposisi yang disusun.

A. Cuba (Chachacha)

Komposisi ini mempunyai struktur yang terdiri dari A-Transisi-B-C,

dengan menggunakan tekstur homofoni yang bertonalitas pada A minor.

Tangga nada yang digunakan yaitu tangga nada minor harmonis. Instrumen

yang digunakan dalam komposisi ini adalah Guiro, Clave, Conga, Timbales,

Vibraphone, Kolintang Sopran, Kolintang Tenor, dan Gitar Bass.

Ada beberapa dari instrumen tersebut yang memiliki permainan baku dan

menjadi fondasi dalam ranah musik Chachacha yang pertama adalah Clave

yang kedua adalah Guiro. Clave adalah sebuah instrumen yang terdiri dari

dua batang kayu keras yang dimainkan dengan cara dipukulkan satu dengan

(2)

untuk menyisakan rongga getaran instrumen tersebut. Instumen ini

mempunyai irama Ostinato dua birama, pada birama pertama dimainkan

dengan not seperrempat diketukan dua dan tiga, kemudian pada birama kedua

ketukan satu dimain dengan not seperempat, ketukan dua not seperdelapan

bertitik, ketukan ketiga istirahat satu ketuk dan not seperempat pada ketukan

keempat, pola ostinato ini lebih dikenal dengan pola 2+3. Kemudian untuk

instrumen Guiro dimainkan dengan cara dipukul dan digesek menggunakan

sebuah pemukul khusus. Pola irama baku yang dimainkan adalah pola

gesek-pukul, pada ketukan ganjil instrumen digesek dengan not seperempat

kemudian pada ketuk genap instrumen dipukul dengan dua not seperdelapan.

1. Bagian A

Bagian A terdapat pada birama 1 sampai birama 22, diawali

dengan aksen yang dimainkan oleh Timbales pada birama gantung

awal sebagai introduksi pendek, pola motif pada Vibraphone di

birama 2-5 melangkah naik sedikit demi sedikit seperti mendaki

gunung untuk mendeskripsikan kondisi geografis tentang tiga

pegunungan kecil yang terkenal di Kuba yang bernama Sierra de

Los Organos, Trinidad, dan Sierra Naestra.

Gambar 3.1 Pola motif pada vibraphone yang menggambarkan

mendaki naik gunung

Kemudian pada birama 7-10 terdapat pengembangan motif dengan

progresi akor i-ii-V-I yang membentuk sebuah frase yang kemudian di

(3)

Gambar 3.2 Pola motif birama 7-1

Pada birama 15 terdapat half cadence dengan akor leading tone

vii7 sebagai akhir frase untuk meyambungkan ke frase berikutnya.

Half Cadence ini hanya dimainkan oleh kolintang sopran,

kolintang tenor, dan bass gitar saja.

Gambar 3.3 Half cadence pada birama 15

Pada frase pengembangan selanjutnya pada birama 16-23

menggunakan progresi akor V-vii-iv-I dan Authentic Cadence pada

birama 22 untuk menutup frase dan kemudian terdapat tanda

(4)

Gambar 3.4 Pola pengembangan motif pada birama 16-23

Gambar 3.5 Authentic Cadence pada birama 22

2. Transisi Bagian A

Bagian transisi sebelum masuk ke bagian B terdapat pada

birama 24-31. Pola motif awal pada birama 24-26 adalah melodi

unison yang dimainkan oleh vibraphone dan kolintang sopran,

sedangkan gitar bas memainkan harmoni dengan progresi akor

i-vii-vi-V. Pada birama 27-29 motif unison baru dimainkan oleh

vibraphone dan kolintang sopran dengan iringan clave, dan guiro.

Birama 30-31 adalah Deceiptive cadence V-vi dengan pola ritme

(5)

Gambar 3.6 Transisi sebelum masuk ke bagian B

3. Bagian B

Bagian ini terdapat dalam birama 30-46 yang mendeskripsikan

tentang kehidupan sosial masyarakat Kuba. Motif yang yang riang

dan santai menggambarkan kesejahteraan hidup di negara ini. Kuba

merupakan negara berkembang, namun memiliki angka harapan

hidup dan tingkat melek huruf tinggi. Negara ini mempunyai

sistem kesehatan nasional yang bertanggung jawab atas kesehatan

seluruh rakyat Kuba, tingkat kematian bayi di negara ini pun lebih

rendah daripada beberapa negara maju, dengan angka harapan

hidup mencapai 78 tahun. Tingkat melek huruf negara ini pun

mencapai 99,8% dengan pendidikan gratis di semua tingkat.

Bagian B ini tonalitasnya berubah dari Am menjadi C untuk

merubah kesan gelap, sendu, dan keruh menjadi riang dan santai

(6)

Gambar 3.7 Pola motif yang menggambarkan ketenangan dan kesejahteraan

4. Bagian C

Bagian ini terdapat pada birama 48-88 . Pada bagian ini terdapat

solo tanya jawab pada instrumen timbales dan conga pada birama

48-75 yang menggambarkan tentang tarian dan musik Chachacha

yang selalu dibawakan secara berpasangan. Instrumen timbales

mewakili penari laki-laki dan instrument conga mewakili penari

wanita.

Gambar 3.8 Pola solo tanya jawab timbales dan conga

Kemudian pada birama 78 sampai birama 88 motifnya

menggambarkan karakter tarian Chachacha yang semarak dan

bersemangat dengan tonalitas kembali ke Am dengan progresi akor

(7)

Gambar 3.9 Pola motif yang menggambarkan karakter tarian Chachacha

B. República Dominica (Merengue)

Komposisi ini mempunyai struktur yang terdiri dari

Introduksi-A-Transisi-B-Transisi-C-Coda, dengan menggunakan tekstur homofoni yang bertonalitas

pada A minor. Tangga nada yang digunakan yaitu tangga nada minor

harmonis. Instrumen yang digunakan dalam komposisi ini adalah Maracas,

Clave, Conga, Timbales, Vibraphone, Kolintang Sopran, Kolintang Tenor, dan

Gitar Bass.

Idiom musik Republik Dominika yang digunakan adalah instrumen

Tambora digantikan dengan instrumen Conga. Instrumen Tambora

merupakan sebuah instrumen yang berasal dari Afrika Barat yang kala itu

dibawa oleh para budak Afrika di Dominika. Tambora adalah sebuah

instrumen yang berbentuk seperti kendang jawa namun sisi-sisi pukulnya

seimbang, bagian kanan dipukul menggunakan stik sedangkan bagian kiri

dimainkan menggunakan tepukan telapak tangan.

1. Introduksi

Bagian introduksi terdapat pada birama 1-12 dengan tonalitas

Am yang diawali dengan fill-in instrumen Conga pada birama

pertama. Bagian frase awal yaitu pada birama 2-5 menggunakan

progresi akor i-V-vi-i. Struktur frase pada birama 2-5 mengalami

(8)

instrumen pitch diam dan diisi oleh fill-in conga untuk melanjutkan

ke frase berikutnya pada birama 7-12 dengan progresi akor

V-i-V-i.

Gambar 3.10 Introduksi pada birama 1-5

Gambar 3.11 Introduksi birama 8-12

2. Bagian A

Bagian ini terdapat pada birama 13-26 dengan motif yang tajam

(9)

motif pada gitar bass dengan not seperempat yang memberikan

kesan derap langkah yang menghentak mendeskripsikan tentang

sejarah besar kondisi politik pemerintahan di Republik dominika

yang bersifat otoriter, keras, dan sentralistik dibawah pimpinan

Rafael Trujillo pada tahun 1930an, yang merupakan awal mula

musik Merengue mulai terkenal dan dijadikan musik kebangsaan

atas perintah dari Rafael Trujillo1.

Bagian ini dimulai pada birama 13 menggunakan progresi akor

i-i-iv-V dengan authentic cadence pada birama 16 yang kemudian

direpetisi pada birama 17 hingga birama 19. Kemudian birama

20-22 merupakan authentic cadence untuk menghubungkan ke frase

selanjutnya.

Gambar 3.12 Pola motif yang mendeskripsikan pemerintahan Trujillo

Gambar 3.13 Authentic cadence pada birama 20-22

(10)

Birama 23-34 merupakan frase pengembangan pada bagian A. Frase awal

ada pada birama 23-28 dengan progresi akor V-i-V-i-V-i yang kemudian

direpetisi pada birama 29-34 .

Gambar 3.14 Pengembangan frase pada birama 23-28

3. Transisi bagian A

Bagian transisi ini terdapat pada birama 35-38 untuk

menghubungkan bagian A ke bagian B dengan menggunakan

progresi akor i-V-iv-V. Bagian transisi ini berkarakter menghentak

dan menimbulkan kesan tajam untuk mendeskripsikan tahun 1960

sebagai akhir dari masa kepemimpinan Rafael Trujillo.

(11)

4. Bagian B

Bagian ini mendeskripsikan tentang kondisi geografis Republik

Dominika. Di negara ini terdapat dua daerah terpadat yang menjadi

pemusatan penduduk. Kota tersebut adalah de los Cabaleros dan

kota Trujillo yang berada di dataran Cibao Vega Real. Daerah ini

berupa lembah yang sangat subur dan menjadi daerah pertanian

yang diusahakan oleh para petani2.

Bagian ini menggunakan tonalitas Am minor dengan progresi

akor V-i-V-i. Pada awal frase birama 40 pola motifnya dibuat

sekuens turun per ketuk dengan figur pecahanan not

seperenambelas pada melodi utama untuk mendeskripsikan kota de

los Cabaleros dan kota Trujillo yang berbentuk lembah yang

secara penampakan teksturnya curam menurun kesamping. Frase

ini kemudian direpetisi di birama 45-48, dengan authentic cadence

pada birama pada birama 49-50.

Gambar 3.16 Pola motif menuruni lembah pada birama 40-44

Kemudian pada birama 51-58 merupakan frase pengembangan dengan

progresi akor yang sama yaitu V-i-V-i.

(12)

Gambar 3.17 Motif pengembangan pada birama 51-54

5. Transisi Bagian B

Transisi bagian ini dimainkan solo oleh instrumen gitar bass

pada birama 60-63 dengan tonalitas C mayor. Motif selama 4

birama tersebut dimainkan dengan teknik walking bass.

Gambar 3.18 Transisi bagian B yang dimainkan oleh gitar bass

6. Bagian C

Bagian ini bertonalitas C mayor dengan progresi akor V-I-V-I.

Pola permainan bass gitar pada bagian ini menggunakan teknik

walking bass yang nadanya terus menyambung dengan pola yang

teratur. Bagian ini ada pada birama 64-71 yang kemudian diulang

satu kali. Frase anteseden pada birama 64-67 kemudian frase

konsekuen pada birama 68-71.

Masyarakat Dominka sangatlah menyenangkan, mereka ramah

dan mudah bergaul dengan penduduk lokal maupun dengan turis

asing Modus mayor dipilih untuk mendeskripsikan keramahan

(13)

Dominika sangat gemar bersenang-senang dengan merokok dan

minum bir3.

Gambar 3.19 Pola motif (bir. 64-67) bagian C yang

mendeskripsikan kehidupan masyarakat Republik Dominika

Gambar 3.20 Pengembangan motif (bir 68-71)

7. Coda

Bagian Coda terdapat pada birama 72-81 dengan progresi akor

yang sama pada bagian C yaitu V-I-V-I dengan penggandaan oktaf

pada melodi utama yang dimainkan oleh vibraphone dan juga pola

harmoni yang dimainkan oleh kolintang sopran untuk

mempertajam kesan riang, sedangkan kolintang tenor memainkan

broken chord dan gitar bass memainkan akor dengan teknik

walking bass .

(14)

Gambar 3.21 Bagian Coda

C. Puerto Rico (Salsa)

Komposisi ini mempunyai struktur yang terdiri dari

Introduksi-A-B-C-Coda, dengan menggunakan tekstur homofoni yang bertonalitas pada A

minor. Tangga nada yang digunakan yaitu tangga nada minor harmonis.

Instrumen yang digunakan dalam komposisi ini adalah Maracas, Clave,

Conga, Timbales, Vibraphone, Kolintang Sopran, Kolintang Tenor, dan Gitar

Bass.

Instrumen yang memiliki permainan baku dalam musik Salsa adalah

Clave, conga,dan timbales. Permainan Clave pada salsa sekilas sangat mirip

dengan permainan clave pada musik Chachacha, namun bila kita memahami

lebih dalam permainannya sangat berbeda. Apabila pada chachacha dimainkan

pola 2+3, pada salsa polanya dibalik menjadi 3+2. Conga didalam musik salsa

juga memiliki permainan baku yang bernama pola Tumbao, yaitu pola

permainan yang mengkombinasikan teknik slap, open tone, muffled tune, dan

bass tune.

1. Introduksi

Bagian ini terdapat pada birama 1-9 dengan tangganada minor

harmonis. Pada bagian introduksi ini Vibraphone memainkan pola

motif secara ad lib dan kemudian gitar bass memainkan organpoint

(15)

Gambar 3.22 Introduksi

2. Bagian A

Bagian ini terdapat pada birama 10-22 dengan tempo 103 Bpm

dan Tonalitas pada Am. Pola motif vibraphone menggunakan

penggandaan oktaf pada frase anteseden di birama 10-14 dengan

pola irama pecahan not seperenambelas yang menimbulkan kesan

melompat-lompat dan pola iringan bass gitar ketukannya selalu

jatuh pada up-beat. Kemudian Timbales memainkan pola irama

Cascara (pola irama salsa pada timbales), dan Conga memainkan

pola irama Tumbao. Pola motif melodi utama yang memberikan

kesan melompat lompat ini dirancang untuk mendeskripsikan

seekor Coqui, seekor katak kecil yang ditemukan hampir diseluruh

kepulauan yang ada di Puerto Riko. Katak kecil ini dijadikan

simbol nasional tidak resmi untuk menggambarkan warisan

kebudayaan Puerto Riko4.

(16)

Gambar 3.23 Pola motif bagian A yang mendeskripsikan seekor Coqui

Kemudian pada birama 14-17 merupakan pengembangan motif

dengan progresi akor i-i-V-i yang kemudian frase ini direpetisi

pada birama 18-21 dan birama 22 merupakan Authentic Cadence

dari bagian A ini.

(17)

Gambar 3.25 Authentic Cadence pada birama 22

3. Bagian B

Bagian ini terdapat dimulai pada birama 24 dan berakhir di

birama 34 dengan progresi akor V-i-V-I, frase di birama 24-27

direpetisi pada birama 28-34 yang kemudian membentuk sebuah

kalimat pada bagian B ini. Pada bagian ini Kolintang sopran

memainkan Ostinato akor V-I sedangkan Kolintang Tenor

memainkan oktaf nada bass gitar dengan teknik Roll untuk

mempertegas harmoni dari akor yang digunakan.

Dalam bagian B ini penulis ingin mendeskripsikan karakteristik

musik dan tarian Salsa yang lahir, berkembang, dan menjadi

identitas Puerto Riko yang kemudian menjadi salah satu musik

pengiring dansa Latin paling populer di dunia setelah Merengue,

Tango dan Chachacha.

(18)

4. Bagian C

Bagian ini terdapat pada birama 33-42 dengan pengulangan.

Pada bagian ini tonalitasnya dimodulasi ke A mayor untuk

menimbulkan kesan riang dengan hanya menggunakan satu akor

saja tanpa adanya progresi. Kemudian dalam segi harmoni,

instrumen Kolintang sopran dan kolintang Tenor memainkan pola

akor secara unisono yang dimainkan dalam interval oktaf.

Maksud penulis dalam membuat bagian C ini adalah untuk

mendeskripsikan pertanian tebu yang tumbuh subur disana dan

sangat mempengaruhi perkembangan aspek ekonomi dan industri

didalam masyrakat Puerto Riko secara masif. Dikatakan bahwa

gula merupakan ekspor terbesar yang dilakukan oleh Puerto Riko5.

Gambar 3.27 Pola motif yang menggambarkan pertanian tebu di Puerto Riko

5. Coda

Bagian ini terdapat pada birama 43-45 dengan pola sinkopasi

kombinasi pecahan seperenambelasan yang pola aksennya

diselingini oleh solo conga dan timbales. Kemudian pada birama

44-45 pola melodinya kromatis dengan not seperenambelasan utuh

yang dimainkan secara unison oleh seluruh instrumen.

(19)

Gambar 3.28 Pola motif bagian Coda

D. Trinidad y Tobago (Calypso)

Komposisi ini mempunyai struktur yang terdiri dari

Introduksi-A-Transisi-B-C-Coda, dengan menggunakan tekstur homofoni yang bertonalitas pada C

mayor. Tangga nada yang digunakan yaitu tangga nada C natural diatonis.

Instrumen yang digunakan dalam komposisi ini adalah Maracas, Triangle,

Conga, Timbales, Vibraphone, Drum steel, Kolintang Tenor, dan Gitar Bass.

Instrumen yang wajib digunakan untuk menyajikan Calypso adalah Drum

steel, biasanya dalam musik ini tidak ada penggunaan instrumen selain drum

steel.

1. Introduksi

Bagian ini dimainkan oleh gitar bass pada birama 1-4 dengan

tonalitas C mayor dengan progresi akor I-ii-I-ii. Pola motifnya

membentuk akor yang dimainkan secara broken chord oleh gitar

(20)

Gambar 3.29 Bagian Introduksi yang dimainkan oleh gitar bass

2. Bagian A

Bagian ini terdapat pada birama 5-16 dengan pengulangan.

Progresi akor yang digunakan adalah I-ii-I-ii. Instrumen yang

memainkan melodi utama adalah Drumsteel namun pada awal

frase bagian A pola melodi dimainkan oleh Vibraphone pada

birama 5-8 dan drumsteel masuk pada birama 8 pada ketuk

keempat .

Pada bagian ini penulis ingin mendeskripsikan keindahan tropis

salah satu pantai yang ada di Trinidad dan Tobago, yaitu pantai

Maracas Bay yang terkenal akan keindahannya.

Gambar 3.30 Awal frase bagian A yang dimainkan oleh Vibraphone

Gambar 3.31 Pola motif pada drumsteel yang mendeskripsikan pantai

Maracas Bay

3. Transisi Bagian A

Bagian ini terdapat pada birama 17-27 untuk menghubungkan

bagian A pindah ke bagian B. Pada birama 17-20 drumsteel

(21)

aksen harmoni dan ritme dengan nilai not seperempat dan

seperdelapan. Kemudian birama 21-22 pola melodi hanya

dimainkan oleh Vibraphone saja kemudian disusul oleh kolintang

tenor yang memainkan harmoni pada birama 23-27.

Gambar 3.32 Transisi bagian A birama 17-20

Gambar 3.33 Transisi bagian A birama 22-26

4. Bagian B

Bagian ini terdapat pada birama 28-50. Pada bagian ini terdiri

dari dua frase. Frase pertama pada birama 28-39 menggunakan

tonalitas C mayor dengan progresi akor I-I-IV-I untuk

mendeskripsikan Simbolisme perdamaian nasional Trinidad dan

Tobago dalam hal multikulturalisme, karena memang negara ini

terdiri dari berbagai macam etnis dengan komposisi kaum Negro

(22)

12% lainnya adalah kombinasi keturunan campuran dari berbagai

etnis tersebut. Persatuan dalam perbedaan dan toleransi antar etnis

sangat dijunjung tinggi di negara ini. Bahkan motto dari negara ini

sangat sarat dengan nilai multikulturalisme yaitu “Together we

aspire, together we achieve”. Kemudian pada Frase kedua ada pada birama 40-49, pada frase ini tonalitasnya berpindah ke G

mayor dengan progresi akor I-vi-ii-V untuk menimbulkan kesan

perbedaan yang kontras untuk mendeskripsikan permasalahan

sosial yang ada di Trinidad dan Tobago. Walaupun negara ini

sangat menjunjung tinggi perdamaian dan toleransi namun disisi

lain negara ini mempunyai masalah sosial yang sangat pelik yaitu

tingginya angka pengangguran di kalangan dewasa muda yang

menyebabkan banyak terjadinya kejahatan baik itu perampokan,

pencurian peralatan milik umum, hingga penjualan obat-obatan

terlarang6.

Gambar 3.34 Motif yang mendeskripsikan multikulturalisme

(23)

Gambar 3.35 motif kedua modulasi ke G mayor yang

mendeskripsikan permasalahan sosial

5. Bagian C

Bagian ini terdapat pada birama 51-64 dengan tonalitas kembali

ke C mayor dengan progresi akor I-vi-IV-V, progresi I-iv memberi

kesan yang berat sedangkan IV-V memberi kesan yang ringan.

Pada bagian ini penulis ingin mendeskripsikan sejarah terciptanya

instrumen drumsteel yang akhirnya melahirkan satu genre musik

yang unik yaitu Calypso. Sejarah terciptanya instrumen ini berawal

ketika kemiskinan dan larangan penggunaan instumen drum

dengan membran dilakukan di negara tersebut. Hal ini

menginspirasi para remaja yang suka memberontak untuk

menciptakan sebuah instrumen baru. Akhirnya mereka menemukan

cara untuk membuat dan men-tuning tong bensin dan tong

semacamnya yang lebih kecil untuk dapat menghasilkan nada yang

unik dan melodius, instrumen tersebut kemudian terkenal dengan

sebutan drum steel atau pan steel. Setelah ditemukannya instrumen

ini, maka lahirlah Calypso. Calypso kemudian menjadi salah satu

budaya yang membuat Trinidad dan Tobago dikenal dunia. Tidak

hanya dipandang dalam sudut pandang budaya saja, genre ini juga

banyak digunakan pada saat karnaval, acara kenegaraan, ataupun

(24)

Gambar 3.36 Pola motif yang mendeskripsikan perkembangan Calypso

6. Coda

Bagian Coda terdapat pada birama 65-69 dengan progresi akor

V-iv-I-I, yang pada birama 68-69 pola melodi dan ritme dimainkan

secara unisono dengan kombinasi triplet dan pecahan not

seperenambelasan.

Gambar 3.37 Bagian Coda

E. Brasil (Samba)

Komposisi ini mempunyai struktur yang terdiri dari Introduksi-A-B-C,

dengan menggunakan tekstur unisono yang bertonalitas pada C mayor.

(25)

yang digunakan dalam komposisi ini adalah Maracas, Agogo, Conga,

Timbales, Vibraphone, Kolintang Sopran, Kolintang Tenor, dan Gitar Bass.

1. Introduksi

Bagian ini dikomposisi sepanjang 36 birama dalam bentuk

ansambel perkusi unpitched yang terdiri dari instrumen-instrumen

perkusi khas Brasil seperti Caixa, Surdo, Agogo, dan Repenique.

Pada bagian ini penulis ingin mendeskripsikan keunikan

instrumen-instrumen dan karakteristik musik pengiring tarian

Samba khas Brasil.

Gambar 3.38 Cuplikan bagian Introduksi dengan format ansambel

perkusi Samba

2. Bagian A

Bagian ini terdapat pada birama 1-18 yang diawali oleh ostinato

Kolintang Tenor selama 4 birama kemudian pada birama kelima

Kolintang Sopran memainkan pola ostinato yang sama dengan

interval satu oktaf untuk mempertajam melodi. Kemudian pada

birama 9 hingga 18 instrumen Vibraphone, gitar bass, conga, dan

timbales memainkan aksen sinkopasi untuk menimbulkan kesan

megah, meriah, dan hingar-bingar karena dalam bagian ini penulis

(26)

identitas masyarakat Brasil yang secara rutin diadakan di Rio De

Janeiro.

Gambar 3.39 Pola Ostinato pada Kolintang Tenor

Gambar 3.40 Pola ostinato yang dimainkan unisono oleh kolintang

sopran dan tenor

Gambar 3.41 Pola sinkopasi pada Vibraphone, bass, conga, dan timbales

3. Bagian B

Bagian ini dikomposisi sepanjang 16 birama dengan

pengulangan. Bagian ini terdapat pada birama 19-35 , dan tonalitas

yang digunakan adalah C mayor. Pada bagian ini pola melodi

dimainkan secara unison oleh Vibraphone, Kolintang Sopran , dan

(27)

, karena penggunaan akor ini menimbulkan kesan berpetualang.

Pada bagian ini penulis ingin mendeskripsikan hutan Amazon yang

sangat lebat dan kaya akan ragam jenis tumbuh-tumbuhan. Tercatat

55.000 dari 315.000 spesies flora dunia ditemukan di hutan rimba

Amazon7.

Gambar 3.42 Pola motif yang mendeskripsikan hutan amazon

dan kekayaan floranya

4. Bagian C

Bagian C ini merupakan kelanjutan dari Bagian B yang pola

melodi maupun harmoninya sama persis hanya saja tonalitasnya

dimodulasi ke Eb untuk memberikan kesan yang identik namun

tetap dapat dirasakan perbedaannya. Dari bagian ini penulis ingin

mendeskripsikan sungai Amazon dan kekayaan fauna yang hidup

didalamnya baik itu amfibi, maupun reptil, terkhusus ragam

spesies ikan air tawarnya yang dicatat lebih dari 3000 spesies yang

berbeda8.

(28)

Gambar 3.43 Pola motif yang mendeskripsikan sungai amazon

dan kekayaan faunanya

5. Coda

Bagian ini terdapat pada birama 55-63 dengan pola ritme unison

dengan tonalitas masih di Eb mayor.

(29)

Gambar

Gambar 3.1 Pola motif pada vibraphone yang menggambarkan
Gambar 3.5 Authentic Cadence pada birama 22
Gambar 3.8 Pola solo tanya jawab timbales dan conga
Gambar 3.13 Authentic cadence pada birama 20-22
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Kompetensi kepribadian guru yang ada dalam perspektif Tafsir Al- Sha’rawi Q.S.. al-Kahfi ayat 60-82 sangat relevan di era kekinian agar guru terhindar

Sehingga secara keseluruhan, pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan di hari Rabu telah mendorong terjadinya pergerakan yang bervariasi pada imbal hasil Surat

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa implementasi Standar Kinerja SDM efektif atau berpengaruh

Apabila jumlah starter yang diberikan pada media kurang akan menyebabkan produksi pigmen tidak maksimum karena jumlah mikroba yang ada dalam medium tidak

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan selama dua siklus dengan meng-gunakan Mind Map dalam pembelajaran bahasa Indonesia mengenai keterampilan

Walaupun data tersebut masih bersifat "persepsi" namun dapat disimpulkan bahwa sebagian besar masyarakat mempunyai perhatian dan pemahaman yang mengesankan dan setuju

Indikator efektifitas dalam suatu media majalah Hati Beriman1. Kebutuhan aktualitas informasi

Sehingga sangat diperlukan penanganan agar individu dapat menerima dirinya atau meningkatkan penerimaan dirinya, dalam penelitian ini psikoterapi positif akan digunakan