BAB III
ANALISIS KOMPOSISI
El Viaje adalah komposisi Suita moderen untuk ansambel perkusi yang
strukturnya tidak terikat pada suatu bentuk baku seperti pada suita barok atau
bentuk musik absolut lainnya. Komposisi ini disusun dalam lima movement yang
tiap-tiap bagian tersebut disesuaikan dengan nama-nama negara dalam bahasa
Spanyol dengan ciri khas musiknya untuk mendeskripsikan tarian, sosial,
kebudayaan dan kondisi geografis di Amerika Latin. Movement tersebut antara
lain :
A. Cuba (Chachacha)
B. Repúbica Dominica (Merengue)
C. Puerto Rico (Salsa)
D. Trinidad y Tobago (Calypso)
E. Brasil (Samba)
Secara garis besar, seluruh bagian dalam komposisi suita ini memiliki struktur
A-B-C dengan tonalitas yang berpusat pada tangga nada A minor atau C mayor.
Berikut ini adalah analisis struktur bentuk komposisi yang disusun.
A. Cuba (Chachacha)
Komposisi ini mempunyai struktur yang terdiri dari A-Transisi-B-C,
dengan menggunakan tekstur homofoni yang bertonalitas pada A minor.
Tangga nada yang digunakan yaitu tangga nada minor harmonis. Instrumen
yang digunakan dalam komposisi ini adalah Guiro, Clave, Conga, Timbales,
Vibraphone, Kolintang Sopran, Kolintang Tenor, dan Gitar Bass.
Ada beberapa dari instrumen tersebut yang memiliki permainan baku dan
menjadi fondasi dalam ranah musik Chachacha yang pertama adalah Clave
yang kedua adalah Guiro. Clave adalah sebuah instrumen yang terdiri dari
dua batang kayu keras yang dimainkan dengan cara dipukulkan satu dengan
untuk menyisakan rongga getaran instrumen tersebut. Instumen ini
mempunyai irama Ostinato dua birama, pada birama pertama dimainkan
dengan not seperrempat diketukan dua dan tiga, kemudian pada birama kedua
ketukan satu dimain dengan not seperempat, ketukan dua not seperdelapan
bertitik, ketukan ketiga istirahat satu ketuk dan not seperempat pada ketukan
keempat, pola ostinato ini lebih dikenal dengan pola 2+3. Kemudian untuk
instrumen Guiro dimainkan dengan cara dipukul dan digesek menggunakan
sebuah pemukul khusus. Pola irama baku yang dimainkan adalah pola
gesek-pukul, pada ketukan ganjil instrumen digesek dengan not seperempat
kemudian pada ketuk genap instrumen dipukul dengan dua not seperdelapan.
1. Bagian A
Bagian A terdapat pada birama 1 sampai birama 22, diawali
dengan aksen yang dimainkan oleh Timbales pada birama gantung
awal sebagai introduksi pendek, pola motif pada Vibraphone di
birama 2-5 melangkah naik sedikit demi sedikit seperti mendaki
gunung untuk mendeskripsikan kondisi geografis tentang tiga
pegunungan kecil yang terkenal di Kuba yang bernama Sierra de
Los Organos, Trinidad, dan Sierra Naestra.
Gambar 3.1 Pola motif pada vibraphone yang menggambarkan
mendaki naik gunung
Kemudian pada birama 7-10 terdapat pengembangan motif dengan
progresi akor i-ii-V-I yang membentuk sebuah frase yang kemudian di
Gambar 3.2 Pola motif birama 7-1
Pada birama 15 terdapat half cadence dengan akor leading tone
vii7 sebagai akhir frase untuk meyambungkan ke frase berikutnya.
Half Cadence ini hanya dimainkan oleh kolintang sopran,
kolintang tenor, dan bass gitar saja.
Gambar 3.3 Half cadence pada birama 15
Pada frase pengembangan selanjutnya pada birama 16-23
menggunakan progresi akor V-vii-iv-I dan Authentic Cadence pada
birama 22 untuk menutup frase dan kemudian terdapat tanda
Gambar 3.4 Pola pengembangan motif pada birama 16-23
Gambar 3.5 Authentic Cadence pada birama 22
2. Transisi Bagian A
Bagian transisi sebelum masuk ke bagian B terdapat pada
birama 24-31. Pola motif awal pada birama 24-26 adalah melodi
unison yang dimainkan oleh vibraphone dan kolintang sopran,
sedangkan gitar bas memainkan harmoni dengan progresi akor
i-vii-vi-V. Pada birama 27-29 motif unison baru dimainkan oleh
vibraphone dan kolintang sopran dengan iringan clave, dan guiro.
Birama 30-31 adalah Deceiptive cadence V-vi dengan pola ritme
Gambar 3.6 Transisi sebelum masuk ke bagian B
3. Bagian B
Bagian ini terdapat dalam birama 30-46 yang mendeskripsikan
tentang kehidupan sosial masyarakat Kuba. Motif yang yang riang
dan santai menggambarkan kesejahteraan hidup di negara ini. Kuba
merupakan negara berkembang, namun memiliki angka harapan
hidup dan tingkat melek huruf tinggi. Negara ini mempunyai
sistem kesehatan nasional yang bertanggung jawab atas kesehatan
seluruh rakyat Kuba, tingkat kematian bayi di negara ini pun lebih
rendah daripada beberapa negara maju, dengan angka harapan
hidup mencapai 78 tahun. Tingkat melek huruf negara ini pun
mencapai 99,8% dengan pendidikan gratis di semua tingkat.
Bagian B ini tonalitasnya berubah dari Am menjadi C untuk
merubah kesan gelap, sendu, dan keruh menjadi riang dan santai
Gambar 3.7 Pola motif yang menggambarkan ketenangan dan kesejahteraan
4. Bagian C
Bagian ini terdapat pada birama 48-88 . Pada bagian ini terdapat
solo tanya jawab pada instrumen timbales dan conga pada birama
48-75 yang menggambarkan tentang tarian dan musik Chachacha
yang selalu dibawakan secara berpasangan. Instrumen timbales
mewakili penari laki-laki dan instrument conga mewakili penari
wanita.
Gambar 3.8 Pola solo tanya jawab timbales dan conga
Kemudian pada birama 78 sampai birama 88 motifnya
menggambarkan karakter tarian Chachacha yang semarak dan
bersemangat dengan tonalitas kembali ke Am dengan progresi akor
Gambar 3.9 Pola motif yang menggambarkan karakter tarian Chachacha
B. República Dominica (Merengue)
Komposisi ini mempunyai struktur yang terdiri dari
Introduksi-A-Transisi-B-Transisi-C-Coda, dengan menggunakan tekstur homofoni yang bertonalitas
pada A minor. Tangga nada yang digunakan yaitu tangga nada minor
harmonis. Instrumen yang digunakan dalam komposisi ini adalah Maracas,
Clave, Conga, Timbales, Vibraphone, Kolintang Sopran, Kolintang Tenor, dan
Gitar Bass.
Idiom musik Republik Dominika yang digunakan adalah instrumen
Tambora digantikan dengan instrumen Conga. Instrumen Tambora
merupakan sebuah instrumen yang berasal dari Afrika Barat yang kala itu
dibawa oleh para budak Afrika di Dominika. Tambora adalah sebuah
instrumen yang berbentuk seperti kendang jawa namun sisi-sisi pukulnya
seimbang, bagian kanan dipukul menggunakan stik sedangkan bagian kiri
dimainkan menggunakan tepukan telapak tangan.
1. Introduksi
Bagian introduksi terdapat pada birama 1-12 dengan tonalitas
Am yang diawali dengan fill-in instrumen Conga pada birama
pertama. Bagian frase awal yaitu pada birama 2-5 menggunakan
progresi akor i-V-vi-i. Struktur frase pada birama 2-5 mengalami
instrumen pitch diam dan diisi oleh fill-in conga untuk melanjutkan
ke frase berikutnya pada birama 7-12 dengan progresi akor
V-i-V-i.
Gambar 3.10 Introduksi pada birama 1-5
Gambar 3.11 Introduksi birama 8-12
2. Bagian A
Bagian ini terdapat pada birama 13-26 dengan motif yang tajam
motif pada gitar bass dengan not seperempat yang memberikan
kesan derap langkah yang menghentak mendeskripsikan tentang
sejarah besar kondisi politik pemerintahan di Republik dominika
yang bersifat otoriter, keras, dan sentralistik dibawah pimpinan
Rafael Trujillo pada tahun 1930an, yang merupakan awal mula
musik Merengue mulai terkenal dan dijadikan musik kebangsaan
atas perintah dari Rafael Trujillo1.
Bagian ini dimulai pada birama 13 menggunakan progresi akor
i-i-iv-V dengan authentic cadence pada birama 16 yang kemudian
direpetisi pada birama 17 hingga birama 19. Kemudian birama
20-22 merupakan authentic cadence untuk menghubungkan ke frase
selanjutnya.
Gambar 3.12 Pola motif yang mendeskripsikan pemerintahan Trujillo
Gambar 3.13 Authentic cadence pada birama 20-22
Birama 23-34 merupakan frase pengembangan pada bagian A. Frase awal
ada pada birama 23-28 dengan progresi akor V-i-V-i-V-i yang kemudian
direpetisi pada birama 29-34 .
Gambar 3.14 Pengembangan frase pada birama 23-28
3. Transisi bagian A
Bagian transisi ini terdapat pada birama 35-38 untuk
menghubungkan bagian A ke bagian B dengan menggunakan
progresi akor i-V-iv-V. Bagian transisi ini berkarakter menghentak
dan menimbulkan kesan tajam untuk mendeskripsikan tahun 1960
sebagai akhir dari masa kepemimpinan Rafael Trujillo.
4. Bagian B
Bagian ini mendeskripsikan tentang kondisi geografis Republik
Dominika. Di negara ini terdapat dua daerah terpadat yang menjadi
pemusatan penduduk. Kota tersebut adalah de los Cabaleros dan
kota Trujillo yang berada di dataran Cibao Vega Real. Daerah ini
berupa lembah yang sangat subur dan menjadi daerah pertanian
yang diusahakan oleh para petani2.
Bagian ini menggunakan tonalitas Am minor dengan progresi
akor V-i-V-i. Pada awal frase birama 40 pola motifnya dibuat
sekuens turun per ketuk dengan figur pecahanan not
seperenambelas pada melodi utama untuk mendeskripsikan kota de
los Cabaleros dan kota Trujillo yang berbentuk lembah yang
secara penampakan teksturnya curam menurun kesamping. Frase
ini kemudian direpetisi di birama 45-48, dengan authentic cadence
pada birama pada birama 49-50.
Gambar 3.16 Pola motif menuruni lembah pada birama 40-44
Kemudian pada birama 51-58 merupakan frase pengembangan dengan
progresi akor yang sama yaitu V-i-V-i.
Gambar 3.17 Motif pengembangan pada birama 51-54
5. Transisi Bagian B
Transisi bagian ini dimainkan solo oleh instrumen gitar bass
pada birama 60-63 dengan tonalitas C mayor. Motif selama 4
birama tersebut dimainkan dengan teknik walking bass.
Gambar 3.18 Transisi bagian B yang dimainkan oleh gitar bass
6. Bagian C
Bagian ini bertonalitas C mayor dengan progresi akor V-I-V-I.
Pola permainan bass gitar pada bagian ini menggunakan teknik
walking bass yang nadanya terus menyambung dengan pola yang
teratur. Bagian ini ada pada birama 64-71 yang kemudian diulang
satu kali. Frase anteseden pada birama 64-67 kemudian frase
konsekuen pada birama 68-71.
Masyarakat Dominka sangatlah menyenangkan, mereka ramah
dan mudah bergaul dengan penduduk lokal maupun dengan turis
asing Modus mayor dipilih untuk mendeskripsikan keramahan
Dominika sangat gemar bersenang-senang dengan merokok dan
minum bir3.
Gambar 3.19 Pola motif (bir. 64-67) bagian C yang
mendeskripsikan kehidupan masyarakat Republik Dominika
Gambar 3.20 Pengembangan motif (bir 68-71)
7. Coda
Bagian Coda terdapat pada birama 72-81 dengan progresi akor
yang sama pada bagian C yaitu V-I-V-I dengan penggandaan oktaf
pada melodi utama yang dimainkan oleh vibraphone dan juga pola
harmoni yang dimainkan oleh kolintang sopran untuk
mempertajam kesan riang, sedangkan kolintang tenor memainkan
broken chord dan gitar bass memainkan akor dengan teknik
walking bass .
Gambar 3.21 Bagian Coda
C. Puerto Rico (Salsa)
Komposisi ini mempunyai struktur yang terdiri dari
Introduksi-A-B-C-Coda, dengan menggunakan tekstur homofoni yang bertonalitas pada A
minor. Tangga nada yang digunakan yaitu tangga nada minor harmonis.
Instrumen yang digunakan dalam komposisi ini adalah Maracas, Clave,
Conga, Timbales, Vibraphone, Kolintang Sopran, Kolintang Tenor, dan Gitar
Bass.
Instrumen yang memiliki permainan baku dalam musik Salsa adalah
Clave, conga,dan timbales. Permainan Clave pada salsa sekilas sangat mirip
dengan permainan clave pada musik Chachacha, namun bila kita memahami
lebih dalam permainannya sangat berbeda. Apabila pada chachacha dimainkan
pola 2+3, pada salsa polanya dibalik menjadi 3+2. Conga didalam musik salsa
juga memiliki permainan baku yang bernama pola Tumbao, yaitu pola
permainan yang mengkombinasikan teknik slap, open tone, muffled tune, dan
bass tune.
1. Introduksi
Bagian ini terdapat pada birama 1-9 dengan tangganada minor
harmonis. Pada bagian introduksi ini Vibraphone memainkan pola
motif secara ad lib dan kemudian gitar bass memainkan organpoint
Gambar 3.22 Introduksi
2. Bagian A
Bagian ini terdapat pada birama 10-22 dengan tempo 103 Bpm
dan Tonalitas pada Am. Pola motif vibraphone menggunakan
penggandaan oktaf pada frase anteseden di birama 10-14 dengan
pola irama pecahan not seperenambelas yang menimbulkan kesan
melompat-lompat dan pola iringan bass gitar ketukannya selalu
jatuh pada up-beat. Kemudian Timbales memainkan pola irama
Cascara (pola irama salsa pada timbales), dan Conga memainkan
pola irama Tumbao. Pola motif melodi utama yang memberikan
kesan melompat lompat ini dirancang untuk mendeskripsikan
seekor Coqui, seekor katak kecil yang ditemukan hampir diseluruh
kepulauan yang ada di Puerto Riko. Katak kecil ini dijadikan
simbol nasional tidak resmi untuk menggambarkan warisan
kebudayaan Puerto Riko4.
Gambar 3.23 Pola motif bagian A yang mendeskripsikan seekor Coqui
Kemudian pada birama 14-17 merupakan pengembangan motif
dengan progresi akor i-i-V-i yang kemudian frase ini direpetisi
pada birama 18-21 dan birama 22 merupakan Authentic Cadence
dari bagian A ini.
Gambar 3.25 Authentic Cadence pada birama 22
3. Bagian B
Bagian ini terdapat dimulai pada birama 24 dan berakhir di
birama 34 dengan progresi akor V-i-V-I, frase di birama 24-27
direpetisi pada birama 28-34 yang kemudian membentuk sebuah
kalimat pada bagian B ini. Pada bagian ini Kolintang sopran
memainkan Ostinato akor V-I sedangkan Kolintang Tenor
memainkan oktaf nada bass gitar dengan teknik Roll untuk
mempertegas harmoni dari akor yang digunakan.
Dalam bagian B ini penulis ingin mendeskripsikan karakteristik
musik dan tarian Salsa yang lahir, berkembang, dan menjadi
identitas Puerto Riko yang kemudian menjadi salah satu musik
pengiring dansa Latin paling populer di dunia setelah Merengue,
Tango dan Chachacha.
4. Bagian C
Bagian ini terdapat pada birama 33-42 dengan pengulangan.
Pada bagian ini tonalitasnya dimodulasi ke A mayor untuk
menimbulkan kesan riang dengan hanya menggunakan satu akor
saja tanpa adanya progresi. Kemudian dalam segi harmoni,
instrumen Kolintang sopran dan kolintang Tenor memainkan pola
akor secara unisono yang dimainkan dalam interval oktaf.
Maksud penulis dalam membuat bagian C ini adalah untuk
mendeskripsikan pertanian tebu yang tumbuh subur disana dan
sangat mempengaruhi perkembangan aspek ekonomi dan industri
didalam masyrakat Puerto Riko secara masif. Dikatakan bahwa
gula merupakan ekspor terbesar yang dilakukan oleh Puerto Riko5.
Gambar 3.27 Pola motif yang menggambarkan pertanian tebu di Puerto Riko
5. Coda
Bagian ini terdapat pada birama 43-45 dengan pola sinkopasi
kombinasi pecahan seperenambelasan yang pola aksennya
diselingini oleh solo conga dan timbales. Kemudian pada birama
44-45 pola melodinya kromatis dengan not seperenambelasan utuh
yang dimainkan secara unison oleh seluruh instrumen.
Gambar 3.28 Pola motif bagian Coda
D. Trinidad y Tobago (Calypso)
Komposisi ini mempunyai struktur yang terdiri dari
Introduksi-A-Transisi-B-C-Coda, dengan menggunakan tekstur homofoni yang bertonalitas pada C
mayor. Tangga nada yang digunakan yaitu tangga nada C natural diatonis.
Instrumen yang digunakan dalam komposisi ini adalah Maracas, Triangle,
Conga, Timbales, Vibraphone, Drum steel, Kolintang Tenor, dan Gitar Bass.
Instrumen yang wajib digunakan untuk menyajikan Calypso adalah Drum
steel, biasanya dalam musik ini tidak ada penggunaan instrumen selain drum
steel.
1. Introduksi
Bagian ini dimainkan oleh gitar bass pada birama 1-4 dengan
tonalitas C mayor dengan progresi akor I-ii-I-ii. Pola motifnya
membentuk akor yang dimainkan secara broken chord oleh gitar
Gambar 3.29 Bagian Introduksi yang dimainkan oleh gitar bass
2. Bagian A
Bagian ini terdapat pada birama 5-16 dengan pengulangan.
Progresi akor yang digunakan adalah I-ii-I-ii. Instrumen yang
memainkan melodi utama adalah Drumsteel namun pada awal
frase bagian A pola melodi dimainkan oleh Vibraphone pada
birama 5-8 dan drumsteel masuk pada birama 8 pada ketuk
keempat .
Pada bagian ini penulis ingin mendeskripsikan keindahan tropis
salah satu pantai yang ada di Trinidad dan Tobago, yaitu pantai
Maracas Bay yang terkenal akan keindahannya.
Gambar 3.30 Awal frase bagian A yang dimainkan oleh Vibraphone
Gambar 3.31 Pola motif pada drumsteel yang mendeskripsikan pantai
Maracas Bay
3. Transisi Bagian A
Bagian ini terdapat pada birama 17-27 untuk menghubungkan
bagian A pindah ke bagian B. Pada birama 17-20 drumsteel
aksen harmoni dan ritme dengan nilai not seperempat dan
seperdelapan. Kemudian birama 21-22 pola melodi hanya
dimainkan oleh Vibraphone saja kemudian disusul oleh kolintang
tenor yang memainkan harmoni pada birama 23-27.
Gambar 3.32 Transisi bagian A birama 17-20
Gambar 3.33 Transisi bagian A birama 22-26
4. Bagian B
Bagian ini terdapat pada birama 28-50. Pada bagian ini terdiri
dari dua frase. Frase pertama pada birama 28-39 menggunakan
tonalitas C mayor dengan progresi akor I-I-IV-I untuk
mendeskripsikan Simbolisme perdamaian nasional Trinidad dan
Tobago dalam hal multikulturalisme, karena memang negara ini
terdiri dari berbagai macam etnis dengan komposisi kaum Negro
12% lainnya adalah kombinasi keturunan campuran dari berbagai
etnis tersebut. Persatuan dalam perbedaan dan toleransi antar etnis
sangat dijunjung tinggi di negara ini. Bahkan motto dari negara ini
sangat sarat dengan nilai multikulturalisme yaitu “Together we
aspire, together we achieve”. Kemudian pada Frase kedua ada pada birama 40-49, pada frase ini tonalitasnya berpindah ke G
mayor dengan progresi akor I-vi-ii-V untuk menimbulkan kesan
perbedaan yang kontras untuk mendeskripsikan permasalahan
sosial yang ada di Trinidad dan Tobago. Walaupun negara ini
sangat menjunjung tinggi perdamaian dan toleransi namun disisi
lain negara ini mempunyai masalah sosial yang sangat pelik yaitu
tingginya angka pengangguran di kalangan dewasa muda yang
menyebabkan banyak terjadinya kejahatan baik itu perampokan,
pencurian peralatan milik umum, hingga penjualan obat-obatan
terlarang6.
Gambar 3.34 Motif yang mendeskripsikan multikulturalisme
Gambar 3.35 motif kedua modulasi ke G mayor yang
mendeskripsikan permasalahan sosial
5. Bagian C
Bagian ini terdapat pada birama 51-64 dengan tonalitas kembali
ke C mayor dengan progresi akor I-vi-IV-V, progresi I-iv memberi
kesan yang berat sedangkan IV-V memberi kesan yang ringan.
Pada bagian ini penulis ingin mendeskripsikan sejarah terciptanya
instrumen drumsteel yang akhirnya melahirkan satu genre musik
yang unik yaitu Calypso. Sejarah terciptanya instrumen ini berawal
ketika kemiskinan dan larangan penggunaan instumen drum
dengan membran dilakukan di negara tersebut. Hal ini
menginspirasi para remaja yang suka memberontak untuk
menciptakan sebuah instrumen baru. Akhirnya mereka menemukan
cara untuk membuat dan men-tuning tong bensin dan tong
semacamnya yang lebih kecil untuk dapat menghasilkan nada yang
unik dan melodius, instrumen tersebut kemudian terkenal dengan
sebutan drum steel atau pan steel. Setelah ditemukannya instrumen
ini, maka lahirlah Calypso. Calypso kemudian menjadi salah satu
budaya yang membuat Trinidad dan Tobago dikenal dunia. Tidak
hanya dipandang dalam sudut pandang budaya saja, genre ini juga
banyak digunakan pada saat karnaval, acara kenegaraan, ataupun
Gambar 3.36 Pola motif yang mendeskripsikan perkembangan Calypso
6. Coda
Bagian Coda terdapat pada birama 65-69 dengan progresi akor
V-iv-I-I, yang pada birama 68-69 pola melodi dan ritme dimainkan
secara unisono dengan kombinasi triplet dan pecahan not
seperenambelasan.
Gambar 3.37 Bagian Coda
E. Brasil (Samba)
Komposisi ini mempunyai struktur yang terdiri dari Introduksi-A-B-C,
dengan menggunakan tekstur unisono yang bertonalitas pada C mayor.
yang digunakan dalam komposisi ini adalah Maracas, Agogo, Conga,
Timbales, Vibraphone, Kolintang Sopran, Kolintang Tenor, dan Gitar Bass.
1. Introduksi
Bagian ini dikomposisi sepanjang 36 birama dalam bentuk
ansambel perkusi unpitched yang terdiri dari instrumen-instrumen
perkusi khas Brasil seperti Caixa, Surdo, Agogo, dan Repenique.
Pada bagian ini penulis ingin mendeskripsikan keunikan
instrumen-instrumen dan karakteristik musik pengiring tarian
Samba khas Brasil.
Gambar 3.38 Cuplikan bagian Introduksi dengan format ansambel
perkusi Samba
2. Bagian A
Bagian ini terdapat pada birama 1-18 yang diawali oleh ostinato
Kolintang Tenor selama 4 birama kemudian pada birama kelima
Kolintang Sopran memainkan pola ostinato yang sama dengan
interval satu oktaf untuk mempertajam melodi. Kemudian pada
birama 9 hingga 18 instrumen Vibraphone, gitar bass, conga, dan
timbales memainkan aksen sinkopasi untuk menimbulkan kesan
megah, meriah, dan hingar-bingar karena dalam bagian ini penulis
identitas masyarakat Brasil yang secara rutin diadakan di Rio De
Janeiro.
Gambar 3.39 Pola Ostinato pada Kolintang Tenor
Gambar 3.40 Pola ostinato yang dimainkan unisono oleh kolintang
sopran dan tenor
Gambar 3.41 Pola sinkopasi pada Vibraphone, bass, conga, dan timbales
3. Bagian B
Bagian ini dikomposisi sepanjang 16 birama dengan
pengulangan. Bagian ini terdapat pada birama 19-35 , dan tonalitas
yang digunakan adalah C mayor. Pada bagian ini pola melodi
dimainkan secara unison oleh Vibraphone, Kolintang Sopran , dan
, karena penggunaan akor ini menimbulkan kesan berpetualang.
Pada bagian ini penulis ingin mendeskripsikan hutan Amazon yang
sangat lebat dan kaya akan ragam jenis tumbuh-tumbuhan. Tercatat
55.000 dari 315.000 spesies flora dunia ditemukan di hutan rimba
Amazon7.
Gambar 3.42 Pola motif yang mendeskripsikan hutan amazon
dan kekayaan floranya
4. Bagian C
Bagian C ini merupakan kelanjutan dari Bagian B yang pola
melodi maupun harmoninya sama persis hanya saja tonalitasnya
dimodulasi ke Eb untuk memberikan kesan yang identik namun
tetap dapat dirasakan perbedaannya. Dari bagian ini penulis ingin
mendeskripsikan sungai Amazon dan kekayaan fauna yang hidup
didalamnya baik itu amfibi, maupun reptil, terkhusus ragam
spesies ikan air tawarnya yang dicatat lebih dari 3000 spesies yang
berbeda8.
Gambar 3.43 Pola motif yang mendeskripsikan sungai amazon
dan kekayaan faunanya
5. Coda
Bagian ini terdapat pada birama 55-63 dengan pola ritme unison
dengan tonalitas masih di Eb mayor.