• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 192010009 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 192010009 Full text"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

i

METODE PEMBELAJARAN FISIKA

BERDASARKAN TEORI MULTIPLE INTELEGENCE

PADA MATERI PERPINDAHAN KALOR

Oleh,

Galuh Kusuma Wardhani

NIM: 192010009

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika guna memenuhi sebagian dari persyaratan untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

(2)

ii

METODE PEMBELAJARAN FISIKA

BERDASARKAN TEORI MULTIPLE INTELEGENCE

PADA MATERI PERPINDAHAN KALOR

Oleh ,

Galuh Kusuma Wardhani 192010009

TUGAS AKHIR

Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika Disetujui Oleh :

FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA 2015 Pembimbing Utama,

Dra. Marmi Sudarmi, M.Si.

Pembimbing Pendamping,

Prof. Ferdy .S.Rondonuwu, S.Pd., M.Sc., Ph.D

Diketahui oleh, Kaprogdi

Dra. Marmi Sudarmi, M.Si.

Disahkan oleh, Dekan

(3)

iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS TUGAS AKHIR

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Galuh Kusuma Wardhani gguhnya bahwa Nim : 192010009

Program Studi : Pendidikan Fisika

Fakultas : Sains dan Matematika, Universitas Kristen Satya Wacana

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir, judul :

METODE PEMBELAJARAN FISIKA

BERDASARKAN TEORI MULTIPLE INTELEGENCE

PADA MATERI PERPINDAHAN KALOR

Yang dibimbing oleh :

1. Dra. Marmi Sudarmi, M.Si

2. Prof. Ferdy Semuel Rondonuwu, S.Pd., M.Sc., Ph.D

Adalah benar- benar karya saya

Didalam laporan tugas akhir ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau gagasan orang lain yang saya ambil dngan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau gambar serta simbol yang saya aku seolah – olah sebagai karya saya sendiri tanpa memberikan pengakuan pada penulis atau sumber aslinya.

Salatiga, 28 Oktober 2014

(4)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademika Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), saya bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Galuh Kusuma Wardhani NIM : 192010009

Program Studi : Pendidikan Fisika Fakultas : Sains dan

Jenis Karya : Skripsi

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada UKSW Hak Bebas Royalti non – ekslusif

berjudul :

BERDASARKAN

beserta perangkat yang ada (jika perlu). Dengan hak bebas royalti non

mengalihmedia/mengalihformatkan, mengelola dalam bentuk perangkat data, merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya, selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

penulis/pencipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya .

Pembimbing Utama,

Dra. Marmi Sudarmi,

iv

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademika Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), saya bertanda tangan

Nama : Galuh Kusuma Wardhani NIM : 192010009

Program Studi : Pendidikan Fisika Fakultas : Sains dan Matematika Jenis Karya : Skripsi

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada UKSW Hak ekslusif (non-exclusive royalty free right) atas karya ilmiah saya yang

METODE PEMBELAJARAN FISIKA

BERDASARKAN TEORI MULTIPLE INTELEGENCE PADA MATERI PERPINDAHAN KALOR beserta perangkat yang ada (jika perlu).

Dengan hak bebas royalti non – ekslusif ini, UKSW berhak menyimpan

mengalihmedia/mengalihformatkan, mengelola dalam bentuk perangkat data, merawat, dan blikasikan tugas akhir saya, selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya .

Mengetahui,

Dibuat di : Salatiga

Pada tanggal : 15 Desember 2014

Yang menyatakan,

Galuh Kusuma Wardhani

Pembimbing Utama,

Dra. Marmi Sudarmi,

M.Si.

Pembimbing Pendamping,

Prof. Ferdy .S.Rondonuwu, S.Pd., M.Sc., Ph.D TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademika Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), saya bertanda tangan

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada UKSW Hak atas karya ilmiah saya yang

MULTIPLE INTELEGENCE

ekslusif ini, UKSW berhak menyimpan

mengalihmedia/mengalihformatkan, mengelola dalam bentuk perangkat data, merawat, dan blikasikan tugas akhir saya, selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

Dibuat di : Salatiga

Pada tanggal : 15 Desember 2014

Galuh Kusuma Wardhani

Pembimbing Pendamping,

(5)

v

Motto

Jangan menunggu terlalu lama, Semua hal baik datang

kepada yang menunggu,

tapi bukan kepada yang menunggu terlalu lama.

Mengetahui kapan saat berhenti untuk menunggu,

adalah seni menemukan awal baru yang lebih baik.

(6)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat kasih karunia dan penyertaan-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Tugas akhir ini ditulis dan disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana pendidikan (S.Pd.) Fisika di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

Penyusunan tugas akhir ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Atas segala bantuan dan dukungan tersebut, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Dra. Marmi Sudarmi, M.Si. selaku dosen pembimbing I dan Prof. Ferdy S. Rondonuwu, S.Pd., M.Sc., Ph.D selaku dosen pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktu dan tenaga untuk membimbing, memberikan masukan, dorongan, dan pengertian dengan penuh kesabaran kepada penulis selama penelitian hingga tugas akhir ini selesai.

2. Seluruh Dosen FSM UKSW, khususnya Dosen Fisika dan Pendidikan Fisika: Bapak Adita Sutrisno, Ibu Diane Noviandini, Ibu Santi, Bapak Surya Satria Trihandaru, Bapak Andreas, Ibu Marmi, Bapak Ferdi S Rondonuwu, Bapak Wahyu H.K., Bapak Nur Aji Wibowo, Ibu Debora Natalia S, dan Bapak Alva atas bimbingan dan ilmu yang diberikan kepada penulis selama kuliah.

3. Mas Tri, Mas Sigit, dan Pak Tafip selaku Laboran Fisika dan Pendidikan Fisika FSM UKSW atas segala bantuannya selama ini. Maaf jika selama ini selalu merepotkan.

4. Keluarga tercinta Ayah dan Ibu terima kasih atas dukungan doa, materil, semangat, dan perhatiannya selama ini.

5. Teman-teman Pendidikan Fisika dan Fisika 2010. Ice, Dian, Erfi, Ucik, Kukuh, Wahyu dan teman-teman lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas segala bantuan dan semangat yang kalian berikan.

6. Teman- teman dari fakultas lain, Elleva(pend.Matematika 2010) dan Effi (PGSD 2010)yang telah bersedia menjadi pengamat saat penulis mengadakan penelitian di sekolah.

7. Kepala sekolah dan semua guru SMP Sammaratungga yang telah mengizinkan dan membantu penulis melaksanakan penelitian, serta seluruh siswa kelas VIII yang telah bersedia menjadi subyek dalam penelitian ini.

(7)

vii

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan dan penyelesaian tugas akhir ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun bagi perbaikan penulis. Apabila dalam penyusunan tugas akhir ini ada kata-kata yang kurang berkenan di hati pembaca, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Akhirnya penulis berharap tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnya bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

Salatiga, 15 Desember 2014

(8)

1

METODE PEMBELAJARAN FISIKA

BERDASARKAN TEORI MULTIPLE INTELEGENCE PADA MATERI PERPINDAHAN KALOR

Galuh K.Wardhani, Ferdy S. Rondonuwu, Marmi Sudarmi Program Studi Pendidikan Fisika

Fakultas Sains dan Matematika - Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga 50711, Jawa Tengah – Indonesia

email: [email protected]

Abstrak

Di Indonesia masih banyak kegiatan pembelajaran menggunakan pembelajaran klasikal padahal tidak semua siswa memiliki kecerdasan yang sama. Sehingga guru perlu mengetahui MI (Multiple Intelegence) yang dominan di kelasnya, supaya pembelajarannya bisa disesuaikan. Pada kenyataannya ada siswa yang memiliki MI cenderung mengarah ke kecerdasan naturalis, maka dibutuhkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang sesuai dengan kecerdasan siswa sehingga penyerapan materi pada siswa dapat maksimal serta merancang strategi pembelajaran yang sesuai dengan kecenderungan kecerdasan siswa dan bagaimana dampak penggunaan strategi pembelajaran tersebut terhadap pemahaman siswa pada materi perpindahan kalor. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) dimana guru bertindak sebagai peneliti. Penelitian ini terbagi menjadi empat tahap yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pada tahap perencanaan, kecerdasan majemuk siswa dinilai dengan cara memberikan tes kecerdasan majemuk. Hasil tes kemudian dianalisa untuk mengetahui kecenderungan kecerdasan dan gaya belajar setiap siswa. Selanjutnya guru menyusun instrumen penelitian berupa RPP berdasarkan kecenderungan kecerdasan yang dominan dalam kelas, soal evaluasi, dan pedoman obsevasi. Pada tahap pelaksanaan, RPP diterapkan dalam pembelajaran di kelas dan jalannya pembelajaran direkam dalam lembar observasi. Pada tahap refleksi, hasil evaluasi dianalisis untuk mencari nilai rata-rata dan prosentase keberhasilan belajar siswa, sedangkan data pada lembar observasi dianalisis secara deskriptif-kualitatif. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa 22 dari 27 siswa atau sebesar 81% siswa mendapatkan nilai sama atau lebih dari 70. Hasil tersebut menunjukkan bahwa strategi pembelajaran berdasarkan kecenderungan kecerdasan yang dominan dalam kelas dapat membantu siswa memahami materi perpindahan kalor.

Kata kunci: kecerdasan naturalis, gaya belajar, perpindahan kalor

I. PENDAHULUAN

Di Indonesia masih banyak kegiatan pembelajaran menggunakan pembelajaran klasikal padahal tidak semua siswa memiliki kecerdasan yang sama. Sehingga guru perlu mengetahui MI (Multiple Intelegence) yang dominan di kelasnya, supaya pembelajarannya bisa disesuaikan.

(9)

2

Permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah” Bagaimana membuat RPP yang berdasarkan MI yang dominan dalam kelas?” dan ” Apakah setelah diterapkan model pembelajaran berdasarkan teori MI yang dominan dalam kelas dapat membuat 70% siswa memahami materi perpindahan kalor?”Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah merancang strategi pembelajaran yang sesuai dengan kecenderungan kecerdasan siswa serta bagaimana dampak penggunaan strategi pembelajaran tersebut terhadap pemahaman siswa pada materi perpindahan kalor.

Untuk mengatasi masalah diatas diperlukan strategi pembelajaran yang tepat yang sesuai dengan kecenderungan kecerdasan siswa karena siswa akan mudah mempelajari materi yang diajarkan apabila materi itu disampaikan sesuai dengan kecenderungan kecerdasan siswa tersebut [1]. Meskipun demikian, jumlah siswa dalam satu kelas bukan hanya seorang saja. Oleh karena itu, pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran umum dan khusus sekaligus. Artinya, kita melihat kecenderungan kecerdasan umum di kelas dan kecenderungan kecerdasan khusus per-siswa [9].

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi siswa dan guru. Siswa diharapkan lebih mudah memahami materi pelajaran sedangkan bagi guru, penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai salah satu contoh strategi pembelajaran fisika dalam kelas.

II.LANDASAN TEORI

A.Multiple Intellegence (Kecerdasan Majemuk)

Kecerdasan dalam teori kecerdasan majemuk memiliki arti kemampuan menyelesaikan masalah yang terjadi dalam kehidupan manusia atau kemampuan problem solving yaitu kemampuan menghasilkan persoalan-persoalan baru untuk diselesaikan, dan kemampuan menciptakan sesuatu atau kemampuan menghasilkan produk yang akan menimbulkan penghargaan atas kebudayaan manusia[2]. Kecerdasan majemuk, sesuai namanya menginformasikan adanya lebih dari satu kecerdasan manusia [3].

Seseorang mempunyai delapan aspek yang disebut dengan istilah kecerdasan majemuk. Kedelapan aspek itu adalah kecerdasan verbal-linguistik, kecerdasan logika-matematika, kecerdasan kinestetik-badani, kecerdasan spasial (ruang-tempat), kecerdasan bermusik, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal,dan kecerdasan naturalis. Setiap siswa memiliki kecerdasan majemuk, tetapi pada masing-masing mereka ada aspek-aspek yang paling menonjol. Menurut Gardner, siswa ternyata lebih mudah belajar atau menangkap bahan yang diajarkan guru apabila bahan yang disajikan sesuai dengan kecerdasan siswa yang menonjol. Salah satunya kecerdasan naturalis, siswa dengan MI naturalis ahli dalam membedakan anggota-anggota spesies, mengatasi eksistensi spesies lain, dan memetakan hubungan antara beberapa spesies, baik secara formal maupun non-formal serta berkemampuan meneliti gejala-gejala alam[4]. Kecenderungan kecerdasan seseorang mencerminkan gaya belajar orang tersebut. Misalnya, seseorang dengan kecerdasan naturalis tinggi akan memiliki gaya belajar dengan pola-pola naturalis. Seperti praktik belajar langsung, belajar di alam terbuka, menghubungkan fenomena alam dengan materi belajar, menyukai gejala alam.

(10)

3

Setiap anak memiliki kedelapan kecerdasan dan dapat mengembangkan setiap kecerdasan sampai tingkat kompetensi yang cukup tinggi. Namun saat menginjak usia sekolah, anak-anak mungkin telah mengembangkan cara belajar yang lebih banyak menggunakan salah satu kecerdasan dibandingkan dengan kecerdasan yang lain. Howard Gardner menyebut perilaku ini sebagai “kecenderungan” atau inklinasi terhadap kecerdasan tertentu. Namun, kebanyakan anak mempunyai kelebihan di beberapa wilayah tertentu, sekurang-kurangnya dua atau tiga kecerdasan [5].

B. Perpindahan Kalor

Perpindahan kalor melalui suatu zat tanpa disertai perpindahan partikel-pertikel zat tersebut dinamakan konduksi. Zat yang dapat menghantarkan kalor dengan baik disebut konduktor. Sedangkan penghantar kalor yang buruk disebut isolator. Pada umumnya, benda logam seperti besi, alumunium, tembaga dan kuningan merupakan konduktor. Sedangkan benda selain logam seperti kaca, kayu, plastic, udara dan air merupakan isolator.

Konveksi atau aliran adalah perpindahan kalor disertai dengan perpindahan partikel-pertikel zat tersebut karena perbedaan massa jenis zat.

Konveksi dalam zat cair dapat diperlihatkan dalam pemanasan air. Air dikalorkan akan memuai sehingga massa jenisnya akan berkurang. Karena massa jenisnya berkurang, air bergerak naik. Tempatnya digantikan oleh air yang suhunya lebih rendah, bergerak turun karena massa jenisnya lebih besar.

Konveksi pada gas terjadi ketika udara yang kalor naik dan udara yang lebih dingin turun. Konveksi pada udara dapat dilakukan dengan percobaan lilin yang dinyalakan di dalam kotak . udara di sekitar lilin terkalori sehingga naik melalui salah satu cerobong. Tempatnya diganti oleh udara dingin yang masuk melalui cerobong yang satunya lagi. Keadaan tersebut selalu terjadi sehingga menimbulkan aliran udara. Aliran udara tersebut terlihat apabila kamu membakar kertas cerobong tempat masuknya udara karena asap dari kertas akan terbawa aliran udara.

Perpindahan kalor secara radiasi adalah perpindahan kalor tanpa melalui zat perantara. Banyaknya radiasi kalor yang dipancarkan ataupun yang diserap oleh suatu benda bergantung pada warna benda [10].

C. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

PTK adalah penelitian tindakan action research yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas. PTK terdiri atas rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang. Empat kegiatan yang ada pada setiap siklus, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi [6].

III. METODOLOGI PENELITIAN

(11)

4

Penelitian ini menggunakan metode PTK dimana guru bertindak sebagai peneliti. Peneliti yang berperan sebagai guru menentukan masalah yang akan diselesaikan [11], merancang tindakan yang akan digunakan untuk mengatasi masalah tersebut, menerapkan dan melaksanakan rancangan tindakan dalam pembelajaran, serta mengevaluasi penelitian yang telah dilakukan [8]. PTK terdiri dari empat kegiatan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

Tahap perencanaan diawali dengan menilai kecerdasan majemuk siswa menggunakan tes kecerdasan majemuk. Hasil tes kemudian dianalisa untuk mengetahui kecenderungan kecerdasan dan gaya belajar setiap siswa. Selanjutnya guru menyusun RPP berdasarkan gaya belajar siswa dengan kecenderungan kecerdasan yang dominan dalam kelas dan menyusun instrumen pengumpul data berupa soal evaluasi dan observasi KBM.

Pada tahap pelaksanaan, guru melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan RPP yang telah dibuat. Masing-masing siswa diberikan LKS sebagai panduan praktikum perpindahan kalor. Selama KBM berlangsung, observer merekam aspek afektif siswa berupa aktivitas siswa dalam lembar observasi KBM. Di akhir pembelajaran guru memberikan soal evaluasi untuk dikerjakan masing-masing siswa.

Pada tahap refleksi, data-data yang telah terkumpul dari tahap pelaksanaan yaitu dari hasil tes evluasi dan lembar observasi KBM dianalisis. Penelitian ini dikatakan berhasil apabila minimal 70% siswa memperoleh nilai sama atau lebih dari 70 dan nilai rata-rata siswa dengan kecenderungan kecerdasan yang dominan dalam kelas lebih tinggi daripada nilai rata-rata siswa dengan kecenderungan kecerdasan yang tidak dominan.

Teknik analisa data yang dipakai dalam penelitian ini adalah analisa deskriptif-kualitatif. Aspek yang diamati dalam penelitian ini menggunakan instrumen : Angket Kecerdasan Majemuk [11], Lembar Observasi, Lembar Kuesioner, dan Soal Evaluasi. Aspek-aspek yang diamati sebagai berikut :

Tabel 1. Kecenderungan kecerdasan Siswa No Nama Usia Kecerdasan

1 2 3 4 5 6 7 8

1 A

2 B

...dst ...dst Jumlah

Keterangan:

(1) Linguistik, (2) matematis-logis, (3) visual-spasial, (4) kinestetik, (5) musikal, (6) interpersonal, (7) intrapersonal, (8) naturalis.

Tabel 2. Lembar observasi

No Aktivitas Siswa Point

1 Siswa dengan MI naturalis lebih ahli dalam soal kualitatif.

2 Siswa dengan MI naturalis kurang ahli dalam soal kuantitatif.

(12)

5

Point :

Kurang baik =1 Cukup baik = 2 Baik = 3 Sangat baik = 4

Tabel 3.Hasil tes evaluasi

No Nama Nilai

1 A

2 B

...dst ...dst

Untuk mengetahui prosentase tes menggunakan penilaian seperti berikut :

% 100 siswa jumlah 70 nilai dengan siswa jumlah 70 diatas nilai %    

Jika hasil prosentase menunjukkan minimal 70% siswa memiliki nilai ≥70 maka penelitian ini dihentikan. Tetapi jika prosentase tidak mencapai 70% maka penelitian ini harus diulang sampai memenuhi target.

IV. HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN A.Penilaian Kecerdasan Majemuk Siswa

Penilaian kecerdasan majemuk siswa dilakukan untuk mengetahui kecenderungan kecerdasan setiap siswa. Penilaian ini dilakukan dengan cara memberikan tes kecerdasan majemuk kepada siswa.

Tabel 4. Kecenderungan kecerdasan siswa No N am a U si a Kecerdasan Li ngu ist ik M at em at is-logi s V is ua l-S pa si al K in es te tik M us ik al In te rp er son al In tr ap er son al N at ur al is

1 A 13 √ √ √ √

2 B 14 √ √ √

3 C 15 √ √ √

4 D 13 √ √ √

5 E 13 √ √ √ √

6 F 13 √ √ √

7 G 13 √ √ √

8 H 13 √ √

9 I 14 √ √ √

(13)

11 K 14 √ 12 L 14 13 M 14 √ 14 N 15 15 O 14 √ 16 P 13 17 Q 12 18 R 15 19 S 13 √ 20 T 12 21 U 14 22 V 14 23 W 13 24 X 13 √ 25 Y 12 √ 26 Z 14 √ 27 A

B 13 Jumlah 11

Data-data pada tabel di atas menunjukkan bahwa setiap siswa sekurang

memiliki dua kecenderungan kecerdasan. Distribusi kecenderungan kecerdasan siswa disajikan pada gambar di bawah ini :

Gambar 1. Prosentase Tingkat Kecenderungan Kecerdasan Siswa

6

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

13 2 3 10 11

data pada tabel di atas menunjukkan bahwa setiap siswa sekurang

memiliki dua kecenderungan kecerdasan. Distribusi kecenderungan kecerdasan siswa gambar di bawah ini :

Prosentase Tingkat Kecenderungan Kecerdasan Siswa

√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

15 20

data pada tabel di atas menunjukkan bahwa setiap siswa sekurang-kurangnya memiliki dua kecenderungan kecerdasan. Distribusi kecenderungan kecerdasan siswa

(14)

7

Berdasarkan data-data tersebut, dapat disimpulkan bahwa kecerdasan yang dominan dalam kelas adalah kecerdasan naturalis(74,07%). Strategi pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar siswa dengan kecenderungan kecerdasan naturalis yaitu belajar di alam terbuka, menghubungkan materi pelajaran dengan fenomena alam.

B. Kegiatan Belajar Mengajar

Kegiatan pertama berlokasi di halaman sekolah, sebelumnnya siswa ditannya pengalaman saat mereka upacara bendera di bawah sinar matahari yang terik, setelah itu siswa ditannya lagi, bagaimana kalor matahari bisa sampai ke bumi. Dengan buku yang sudah di sediakan siswa mengaitkan gejala- gejala alam dengan informasi di dalam buku “ di antara bumi dan matahari terdapat ruang hampa” Dengan pengalaman upacara yang mereka alami, berdiri di bawah terik matahari sekitar 30 menit lama kelamaan badan terasa panas, itu membuktikan bahwa matahari sampai ke bumi tidak memerlukan medium , setelah mengetahui hal tersebut, di informasikan bahwa proses tersebut merupakan perpindahan kalor secara radiasi. Untuk mengecek pemahaman siswa, siswa mensimulasikan proses perpindahan kalor secara radiasi. Simulasi ini menganalogikan kalor matahari yang sampai ke bumi. Satu orang siswa sebagai matahari sedangkan siswa yang lain berada di sekeliling siswa tersebut sebagai penerima kalor. Setelah formasi terbentuk siswa sebagai matahari melemparkan kertas sebagai kalor ke siswa lain, dan siswa lain menangkap kertas tersebut, melihat hal ini mengindikasikan bahwa siswa sudah paham dengan materi perpindahan kalor secara radiasi.

(15)

8

merupakan peristiwa konveksi. Untuk mengecek pemahaman siswa, siswa ditugaskan untuk mensimulasikan perpindahan kalor secara koveksi, siswa dengan kecerdasan naturalis mensimulasikan dengan benar namun ada beberapa yang salah, sedangkan siswa dengan kecerdasan lain ada beberapa anak yang benar.

Kegiatan 3, Sejenak kegiatan belajar mengajar berlangsung di halaman sekolah, dilanjutkan dengan berjalan-jalan di luar sekolah. Sambil berjalan- jalan siswa ditugaskan untuk mengamati batu yang berada di jalanan, apakah panas dari atas batu merambat ke bagian batu yang lain. Tak sengaja terdengar ketika ada salah satu siswa sedang berbincang dengan siswa lain bahwa dia tidak berkonsentrasi jika belajar di alam terbuka, ternyata siswa tersebut bukan siswa yang memiliki kecerdasan naturalis (lihat lampiran 4). Sesaat setelah mengobservasi batu dan melihat benda – benda sejenisnya, kegiatan belajar mengajar kembali ke halaman sekolah karena akan melakukan percobaan dengan tungku yang lengkap dengan wajannya, wajan tersebut sebagai bahan konduktor untuk melelehkan mentega yang telah dioleskan secara berurutan. Mentega meleleh secara berurutan, yang menunjukkan urut- urutan jalannya kalor pada peristiwa konduksi. Setelah siswa mengetahui peristiwa konduksi siswa ditugaskan kembali untuk mensimulasikan perpindahan kalor tersebut , banyak siswa dengan kecenderungan naturalis benar dalam melakukan simulasi.

Setelah selesai percobaan dilanjutkan dengan latihan soal, terdiri dari dua macam soal, soal tentang konsep dan soal hitungan. Siswa dengan kecerdasan naturalis lebih mendominasi saat tanya jawab tentang pembahasan soal konsep.Berdasarkan hal tersebut terlihat bahwa siswa yang mempunyai kecerdasan naturalis lebih memahami soal-soal yang berkaitan dengan konsep (lihat lampiran 4).

Berdasarkan uraian KBM diatas, apresiasi siswa berupa respon dalam menanggapi pertanyaan dan tugas menandakan bahwa mereka mempunyai semangat belajar yang cukup tinggi dan KBM bisa dikatakan berjalan dengan lancar.

C. Hasil dan Analisa Soal Evaluasi Siswa

Setelah KBM selesai, siswa diberikan soal evaluasi tentang penerapan konsep perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-hari yang bertujuan untuk menguji pemahaman siswa pada materi perpindahan kalor. Nilai siswa dapat dilihat pada tabel 5 .

Tabel 5. Nilai Siswa

No Nama Usia Kecerdasan

Naturalis Non - naturalis

1 A 13 - 55

2 B 14 80 -

3 C 15 70 -

4 D 13 75 -

5 E 13 85 -

6 F 13 35

7 G 13 55 -

8 H 13 - 70

(16)

9

10 J 12 85 -

11 K 14 80 -

12 L 14 75 -

13 M 14 85 -

14 N 15 70 -

15 O 14 - 55

16 P 13 85 -

17 Q 12 - 55

18 R 15 80 -

19 S 13 - 55

20 T 12 85 -

21 U 14 65 -

22 V 14 80 -

23 W 13 - 35

24 X 13 75 -

25 Y 12 85 -

26 Z 14 70 -

27 AB 13 80 -

Rata- rata 77 43,57

Ralat nilai rata-rata ±8,01 ±12,48

Data pada tabel 5 tampak bahwa 18 dari 20 siswa dengan kecerdasan naturalis berhasil memenuhi standar kelulusan. Sedangkan hanya 1 dari 7 siswa dengan kecerdasan non - naturalis yang memenuhi standar kelulusan. Berikut ini prosentase tingkat keberhasilan siswa :

Tabel 6. Prosentase tingkat keberhasilan siswa No Kecerdasan Prosentase (%)

1 Naturalis 90

2 Non – naturalis 14,28

Pada tabel 6 nampak bahwa prosentase siswa yang memiliki kecerdasan naturalis lebih tinggi dari pada siswa yang memiliki kecerdasan non - naturalis, tingkat keberhasilan yang dicapai untuk siswa dengan kecerdasan naturalis 90% sedangkan siswa non - naturalis hanya 14,28% .Sehingga jika diakumulasikan prosentase keberhasilan dari 27 siswa adalah 78%.

V.KESIMPULAN

(17)

10

PUSTAKA

[1] Suparno, Paul. Teori Inteligensi Ganda dan Aplikasinya di Sekolah. Yogyakarta: Kanisius. 2004

[2] Campbell, Linda, Campbell, B., dan Dickinson, D. 2002. Multiple Intelligences: MetodeTerbaru Melesatkan Kecerdasan. Depok: Inisiasi Press.

[3] Hernowo. 2004. Bu Slim dan Pak Bil: Kisah tentang Kiprah Guru “Multiple Intelligences” di Sekolah. Bandung: MLC

[4] Chatib, Munif. 2012. Sekolahnya Manusia: Sekolah Berbasis Multiple Intelligences di Indonesia. Bandung: Kaifa.

[5] Armstrong, Thomas. 2004.Sekolah Para Juara: Menerapkan Multiple Intelligences di Dunia Pendidikan. Bandung: Kaifa.

[6] Chatib, Munif. 2012.Orangtuanya Manusia: Melejitkan Potensi dan Kecerdasan dengan Menghargai Fitrah setiap Anak. Bandung: Kaifa.

[7] Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, Supardi. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara

[8] Wiriaatmadja, Rochiati. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas: Untuk Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen. Bandung: Remaja Rosdakarya.

[9] Paud, Andi. “Multiple Intelligences Kecerdasan Menurut Howard Gardner dan Implementasinya (Strategi Pengajaran Di Kelas) Part 2.”

http://www.umprodipaud.blogspot.com/2010/11/multiple-intelligences-kecerdasn_18.html (diakses tanggal 1 oktober 2014)

[10] Ardi.psychologymania”Teori Perpindahan Kalor” http://www.psychologymania.com/2013/04/teori-perpindahan-kalor.html (diakses tanggal 10 oktober 2014)

(18)

L

A

M

(19)

Lampiran 1. RPP RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMP. Smaratungga

Mata Pelajaran

: Ilmu Pengetahuan Alam

Materi Pokok

: Perpindahan Kalor

Alokasi Waktu

: 2x45 menit

A.

Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

Kompetensi Inti

Kompetensi Dasar

1.Menghargai dan menghayati ajaran

agama yang dianutnya.

1.1.Mengagumi keteraturan dan

kompleksitas ciptaan

Tuhan tentang aspek fisik dan

kimiawi,kehidupan dalam

ekosistem dan peranan manusia

dalam lingkungan serta

mewujudkannya dalam

pengamalan ajaran agama yang

dianutnya.

2. Menghargai dan menghayati perilaku

jujur, disiplin, tanggungjawab,

peduli (toleransi, gotong royong),

santun, percaya diri, dalam

berinteraksi secara efektif dengan

lingkungan sosial dan alam dalam

jangkauan pergaulan dan

keberadaannya.

2.1.Menunjukan perilaku ilmiah

(memiliki rasa ingin

tahu;objektif;jujur;teliti;cermat;

hati-hati;bertanggung

jawab;terbuka;kritis;kreatif;ino

vatif dan peduli

lingkungan) dalam aktifitas

sehari-hari sebagai wujud

implementasi sikap dalam

melakukan percobaan dan

berdiskusi.

3. Memahami pengetahuan (faktual,

konseptual, dan prosedural)

berdasarkan rasa ingin tahunya

tentang ilmu pengetahuan, teknologi,

seni, budaya terkait fenomena dan

kejadian tampak mata.

3.1.Memahami konsep suhu,

pemuaian, kalor, perpindahan

kalor, dan penerapannya dalam

mekanisme menjaga kestabilan

suhu tubuh pada manusia dan

hewan serta dalam kehidupan

sehari-hari.

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji

dalam ranah konkret (menggunakan,

mengurai, merangkai, memodifikasi,

dan membuat) dan ranah abstrak

(menulis, membaca, menghitung,

menggambar, dan mengarang) sesuai

4.1.Melakukan eksperimen untuk

menyelidiki suhu dan

(20)

dengan yang dipelajari di sekolah

dan sumber lain yang sama dalam

sudut pandang/teori.

5.1.Melakukan penyelidikan

terhadap cara berisi penambahan

kalor secara konduksi, konveksi,

dan radiasi.

B.

Indikator

1.

Membedakan peristiwa perpindahan kalor cara radiasi,konveksi dan

konduksi

2.

Menjelaskan proses terjadinya angin darat dan angin laut.

C.

Tujuan Pembelajaran

1.

Melalui berbagai percobaan yang sesuai dengan kecerdasan majemuk, siswa

mampu membedakan antara konduksi, konveksi dan radiasi.

2.

Siswa dapat menjelaskan proses terjadinya angin darat dan angin laut.

D.

Materi Pembelajaran

Perpindahan Kalor :

1). Radiasi

2). Konveksi

3). Konduksi

E.

Metode Pembelajaran

Pendekatan : Scentifik

Metode : Multiple Intelegensi (kecerdasan Majemuk)

F.

Tipe Kecerdasan Majemuk

Kecerdasan Naturalis

G.

Media Pembelajaran

Laboratorium Alam (lingkungan sekitar, sungai, lapangan dll)

H.

Langkah-langkah Pembelajaran

a.

Pendahuluan(10 menit)

(21)

2)

Siswa bersama guru berdoa untuk memulai pelajaran.

3)

Siswa memahami tujuan pembelajaran yang disampaikan guru.

b.

Kegiatan Inti ( 80 menit)

Kegiatan 1 (Radiasi)

1.

Mengamati :

(Sebelumnya siswa ditanya tentang , apa yang mereka rasakan saat

mengikuti upacara )

1)

Kenapa pada saat upacara kalian harus memakai topi? (biar tidak

panas)

2)

Dari manakah panas itu berasal ? ( dari matahari)

2.

Menanya :

Bagaimana panas matahari bisa sampai kebumi?

3.

Mencoba :

(Dari buku menginformasikan, bahwa diantara bumi dan matahari

terdapat ruang hampa)

Pertanyaan menggiring mengamati :

1). Apakah diantara bumi dan matahari terdapat ruang hampa?

Hasil Pengamatan :

Diantara bumi dan matahari terdapat ruang hampa

4.

Menalar

Pertanyaan menggiring menarik kesimpulan :

Apakah cahaya matahari sampai ke bumi memerlukan medium? ( tidak)

( guru menginformasikan kepada siswa bahwa peristiwa tersebut di sebut peristiwa

radiasi, jadi apa yang dimaksud dengan radiasi?)

Kesimpulan:

(22)

5.Mengomunikasikan

Siswa mensimulasikan perpindahan kalor secara radiasi

Kegiatan 2 ( Konveksi )

1.

Mengamati :

(Siswa mengamati daun pohon kelapa suasana laut di pagi dan malam

hari )

Angin darat ( malam hari) Angin laut ( siang hari)

2.

Menanya :

Bagaimana terjadinya angin darat dan angin laut ?

(setelah menyaksikan video tentang angin darat dan angin laut, siswa diajak

keluar kelas untuk melakukan percobaan )

Siswa mensimulasikan perpindahan kalor secara radiasi

2 ( Konveksi )

Mengamati :

(Siswa mengamati daun pohon kelapa suasana laut di pagi dan malam

Angin darat ( malam hari) Angin laut ( siang hari)

Bagaimana terjadinya angin darat dan angin laut ?

menyaksikan video tentang angin darat dan angin laut, siswa diajak

keluar kelas untuk melakukan percobaan )

Sebagai matahari

(Siswa mengamati daun pohon kelapa suasana laut di pagi dan malam

Angin darat ( malam hari) Angin laut ( siang hari)

(23)

3.

Mencoba :

(

Kita ingin menyelidiki aliran udara di atas dan di samping api, Karena udara

tidak dapat diamati, maka digunakan asap obat

diamati)

1).

Pertanyaan menggiring mengamati :

1. Kemana gerak asap, ketika di atas api ?

2. Kemana gerak asap, ketika di samping api?

Hasil pengamatan :

1. Di atas api, asab bergerak ke atas

2. Di samping api asab bergerak menuju api

Pertanyaan menggiring menarik kesimpulan :

1.

Bagaimana gerakan udara panas ? ( bergerak ke atas)

2.

Jika adadua area panas dan dingin, udara bergerak dari mana

? (dari udara dingin ke udara panas )

Kesimpulan :

1. Udara panas bergerak ke atas

2. Udara dingin bergerak menuju ke udara yang panas

Asap obat nyamuk di atas api

Kita ingin menyelidiki aliran udara di atas dan di samping api, Karena udara

tidak dapat diamati, maka digunakan asap obat nyamuk yang molekulnya dapat

Pertanyaan menggiring mengamati :

1. Kemana gerak asap, ketika di atas api ?

2. Kemana gerak asap, ketika di samping api?

Hasil pengamatan :

1. Di atas api, asab bergerak ke atas

2. Di samping api asab bergerak menuju api

Pertanyaan menggiring menarik kesimpulan :

Bagaimana gerakan udara panas ? ( bergerak ke atas)

Jika adadua area panas dan dingin, udara bergerak dari mana

? (dari udara dingin ke udara panas )

1. Udara panas bergerak ke atas

2. Udara dingin bergerak menuju ke udara yang panas

Asap obat nyamuk di atas api

Asap obat nyamuk di

samping api

Kita ingin menyelidiki aliran udara di atas dan di samping api, Karena udara

nyamuk yang molekulnya dapat

Bagaimana gerakan udara panas ? ( bergerak ke atas)

(24)

4. Menalar

2). A. Proses terjadinya angin laut

Pada siang hari

Pertanyaan menggiring mengamati :

Pada siang hari, lebih panas (Q) mana antara daratan dan lautan ? ( daratan )

Mana yang memiliki suhu(T) lebih tinggi ? ( daratan )

Lebih tinggi mana suhu udara (T

UD

) darat dan laut ? (suhu udara di darat)

Hasil Pengamatan :

Pada siang hari,

Daratan lebih panas (Q) dari pada lautan.

Suhu (T)daratan lebih tinggi daripada suhu lautan.

Suhu udara di darat(T

UD darat

) lebih tinggi dari pada suhu udara di laut( T

UD laut

.)

Pertanyaan menggiring menarik kesimpulan :

1.

Jika suhu udara lebih besar di darat , besar mana antara tekanan udara (P

UD

)

di darat dan di laut? ( lebih besar tekanan udara (P

UD

) di laut)

2.

Apa yang terjadi jika ada perbedaan tekanan (ΔP) ? (Akan menimbulkan

gerakan udara)

3.

Dari mana ke mana gerakan udaranya ? (dari tekanan udara tinggi ke

tekanan udara yang rendah ( P↑ P↓)

4.

Jika P

UD darat

< P

UD laut

kemana gerak udaranya ? laut ke darat

Pada siang hari suhu daratan lebih

(25)

Kesimpulan :

Pada siang hari, daratan lebih panas dari pada lautan akibatnya suhu udara daratan

lebih tinggi dari pada suhu udara lautan, sehingga terjadi perbedaan tekanan antara

udara lautan dengan udara daratan.Tekanan udara di darat lebih kecil dari pada

tekanan udara di laut, terjadi gerakan udara dari yang bertekanan tinggi ke rendah.

Gerakan udara ini disebut angin, karena angin bergerak dari laut ke darat maka

disebut angin laut.

B. Proses terjadinya angin Darat

Pada malam hari

Pertanyaan menggiring mengamati :

1.

Pada malam hari, lebih panas (Q) mana antara daratan dan lautan ? ( lautan )

2.

Mana yang memiliki suhu(T) lebih tinggi ? ( lautan)

3.

Lebih tinggi mana suhu udara (T

UD

) darat dan laut ? (suhu udara di laut)

Hasil Pengamatan :

Pada malam hari,

Lautan lebih panas (Q) dari pada daratan.

Suhu (T)lautan lebih tinggi daripada suhu daratan.

Suhu udara di laut(T

UD laut

) lebih tinggi dari pada suhu udara di darat( T

UD darat

)

Pertanyaan menggiring menarik kesimpulan :

1.

Jika suhu udara lebih besar di laut , besar mana antara tekanan udara (P

UD

) di

darat dan di laut? ( lebih besar tekanan udara (P

UD

) di darat)

2.

Apa yang terjadi jika ada perbedaan tekanan (ΔP) ? (Akan menimbulkan

gerakan udara)

3. Dari mana ke mana gerakan udaranya ? (dari tekanan udara tinggi ke tekanan

udara yang rendah ( P↑ P↓)

(26)

konveksi adalah perpindahan panas yang disertai perpindahan partikel-partikelnya

yang mengalir dari daerah yang bersuhu rendah ke daerah yang bersuhu tinggi

4. Jika P

UD darat

> P

UD laut

kemana gerak udaranya ? darat ke laut

Kesimpulan :

Pada malam hari, lautan lebih panas dari pada daratan akibatnya suhu udara lautan

lebih tinggi dari pada suhu udara daratan, sehingga terjadi perbedaan tekanan antara

udara daratan dengan udara lautan. Tekanan udara di laut lebih kecil dari pada

tekanan udara di darat, terjadi gerakan udara dari yang bertekanan tinggi ke rendah.

Gerakan udara ini disebut angin, karena angin bergerak dari darat ke laut maka

disebut angin darat.

( Info : peristiwa tersebut di sebut peristiwa konveksi, jadi apa yang dimaksud

konveksi ?)

Kesimpulan:

5.Mengomunikasikan

Siswa mensimulasikan perpindahan kalor secara konveksi

Kegiatan 3( Konduksi) ;

1.

Mengamati :

(27)

Siswa ditanya :

Apakah sisi lain/balik batu ikut panas ?

2.

Menanya :

Bagaimana panas merambat di dalam batu ?

3.

Mencoba :

Pertanyaan menggiring mengamati :

1.

Bagaimana urutan

2.

Bagaimana bentuk

(tetap)

Hasil Pengamatan :

1.

Mentega meleleh secara berurutan

2.

Bentuk wajan tetap sebelum dan sesudah di panasi

4. Menalar

Pertanyaan menggiring menarik kesimpulan :

1.

Jika urutan melelehnya mentega

panasnya? Apakah

2.

Apakah wajan termasuk zat padat ?

3.

Ketika dipanaskan bentuk wajan tetap,bagaimana degnan partikelnya ? (tetap

juga), Apakah partikelnya ikut bergerak ?

( guru menginformasikan kepada siswa bahwa peristiwa tersebut di sebut

peristiwa konduksii, jadi apa yang dimaksud dengan konduksi ?)

Apakah sisi lain/balik batu ikut panas ?

Bagaimana panas merambat di dalam batu ?

Pertanyaan menggiring mengamati :

Bagaimana urutan melelehnya mentega? (mentega 1, 2, 3)

Bagaimana bentuk wajan sebelum dan sesudah dipanasi? Berubah atau tetap?

Mentega meleleh secara berurutan

Bentuk wajan tetap sebelum dan sesudah di panasi

Pertanyaan menggiring menarik kesimpulan :

melelehnya mentega seperti itu, bagaimana jalannya rambatan

? Apakah berurutan atau melompat-lompat? (berurutan)

Apakah wajan termasuk zat padat ?

Ketika dipanaskan bentuk wajan tetap,bagaimana degnan partikelnya ? (tetap

juga), Apakah partikelnya ikut bergerak ? (tidak)

( guru menginformasikan kepada siswa bahwa peristiwa tersebut di sebut

peristiwa konduksii, jadi apa yang dimaksud dengan konduksi ?)

Mentega 1,2,3

sebelum dan sesudah dipanasi? Berubah atau tetap?

seperti itu, bagaimana jalannya rambatan

lompat? (berurutan)

Ketika dipanaskan bentuk wajan tetap,bagaimana degnan partikelnya ? (tetap

( guru menginformasikan kepada siswa bahwa peristiwa tersebut di sebut

peristiwa konduksii, jadi apa yang dimaksud dengan konduksi ?)

(28)

Kesimpulan:

Konduksi adalah perpindahan panas secara berurutan tanpa diikuti oleh perpindahan

partikel-partikel zat padat

5.Mengomunikasikan

Siswa mensimulasikan perpindahan kalor secara konduksi

c.

Penutup (5 menit)

(29)

Lampiran 2. Soal Evaluasi

No

Indikator

Soal

Membedakan

peristiwa

perpindahan

kalor secara

radiasi,

konveksi,

dan

konduksi.

1.

Apa perbedaan perpindahan kalor secara

radiasi, konveksi, dan konduksi ?

2.

Saat kalian berada di dekat api, lama kelamaan

tubuh akan terasa panas, padahal kalian tidak

memegang api.Apa saja perpindahan kalor

yang terjadi dalam peristiwa ini? Jelaskan !

3.

Perhatikan gambar di bawah ini !

a.

Untuk mencegah peristiwa apa, kayu pada

setlika?

b.

Logam pada setlika bertujuan memanfaatkan

peristiwa perpindahan panas secara apa?

Menjelaskan

proses

terjadinya

angin darat

dan angin

laut.

4.

Nelayan berlayar mencari ikan pada malam

hari, sedangkan pada pagi hari kembali kedarat,

mengapa demikian? Jelaskan berdasarkan

proses terjadinya angin darat dan angin laut!

kayu

(30)

Lampiran 3. Tes Kecerdasan Majemuk

PENGANTAR DAN PETUNJUK TES

 Sebelum anda memulai tes ini, bacalah dulu dengan saksama beberapa hal penting  berikut:

 Tes ini bukanlah sebuah ujian. Nikmatilah prosesnya.  Tidak ada jawaban yang benar dan salah dalam tes ini.

 Isilah dengan jujur (sesuai dengan keadaan anda) dan kerjakan dengan secepat mungkin pada setiap kolom yang tersedia.

 Isilah jawaban anda pada kolom skor.

1 = sangat tidak setuju 2 = tidak setuju 3 = agak setuju 4 = setuju 5 = sangat setuju

(31)

SKOR

1 Saya suka bercerita,

termasuk cerita dongeng

dan cerita yang lucu.

2 Saya memiliki ingatan

yang baik untuk hal- hal

yang sepele.

3 Saya menyukai

permainan kata-kata

(seperti scrabble dan

puzzle)

4 Membaca buku adalah

hobi saya.

5 Saya seorang pembicara

yang baik( hampir setiap

waktu)

6 Dalam berargumentasi,

saya cenderung

menggunakan kata- kata

sindiran.

7 Saya senang

membicarakan dan

menulis ide-ide saya.

8 Jika saya harus

mengingat sesuatu saya

menciptakan

irama-irama atau kata-kata

yang membantu saya

untuk mengingatnya.

9 Jika sesuatu rusak dan

tidak berfungsi,saya

akan membaca buku

panduannya terlebih

dahulu.

[image:31.595.102.536.75.697.2]

10 Dalam kerja kelompok

(untuk menyiapkan

sebuah presentasi), Saya

lebih memilih untuk

menulis dan melakukan

riset pustaka

Jumlah Skor

SKOR

1 Saya sangat menikmati

pelajaran matematika

2 Saya menyukai

permainan yang

menggunakan logika,

seperti teka-teki angka.

3 Dapat memecahkan soal-

soal hitungan adalah hal

yang menyenangkan

bagi saya.

4 Jika saya harus

mengingat sesuatu, saya

cenderung menempatkan

setiap kejadian dalam

urutan yang logis.

5 Saya senang mencari

tahu bagaimana cara

kerja setiap benda.

6 Saya menyukai

komputer dan berbagai

permainan angka-angka.

7 Saya suka bermain catur

atau monopoli.

8 Dalam berargumentasi,

saya mencoba mencari

solusi yang adil dan

logis

9 Jika sesuatu rusak dan

tidak berfungsi, saya

melihat

bagian-bagiannya ( atau

komponen –

komponennya) dan

mencari tahu bagaimana

cara kerjanya.

10 Dalam kerja kelompok,

saya lebih memilih

membuat diagram dan

grafik.

Jumlah Skor

(32)

SKOR

1 Saya lebih memilih peta

daripada petunjuk

tertulis dalam mencari

sebuah alamat.

2 Saya sering melamun.

3 Saya menikmati

hobisaya dalam bidang

fotografi.

4 Saya senang

menggambar dan

menciptakan sesuatu.

5 Jika saya harus

mengingat sesuatu,saya

mengambar diagram

untuk membantu saya

mengingatnya.

6 Saya senang membuat

coret-coretan dikertas

kapan pun saya bisa.

7 Ketika membaca

majalah, saya lebih suka

melihat gambarnya

daripada membaca

teksnya.

8 Dalam berargumentasi,

saya mencoba menjaga

jarak, tetap berdiam diri,

atau memvisualisasikan

beberapa solusi.

9 Jika sesuatu rusak dan

tidak berfungsi, saya

cenderung mempelajari

diagram mengenai cara

kerjanya.

10 Dalam kerja kelompok,

saya lebih memilih

menggambar hal-hal

yang penting.

Jumlah Skor

SKOR

1 Sejak suka berolahraga,

senam menjadi olah raga

favorit saya.

2 Saya menyukai kegiatan-

kegiatan seperti

pertukangan, menjahit

dan membuat bentuk-

bentuk.

3 Ketika melihat benda-

benda, saya senang

menyentuhnya.

4 Saya tidak dapat duduk

diam dalam waktu yang

lama.

5 Saya menggunakan

banyak gerakan tubuh

ketika berbicara.

6 Jika saya harus

mengingat sesuatu, saya

menulisnya berkali-kali

sampai saya memahami.

7 Saya cenderung

mengetuk-ngetuk jari

saya atau memainkan

pena/pensil selama jam

pelajaran

8 Dalam berargumentasi,

saya cenderung

menyerang atau

menghindarinya.

9 Jika sesuatu rusak dan

tidak berfungsi, saya

cenderung memisah

setiap bagian lalu

menggabungkannya

kembali.

10 Dalam kerja kelompok,

saya lebih memilih

memindahkan barang

atau membuat suatu

bentuk.

Jumlah Skor

(33)

SKOR

1 Saya senang

mendengarkan musik

dan radio.

2 Saya cenderung

bersenandung ketika

sedang bekerja.

3 Saya suka bernyanyi

4 Saya bisa memainkan

salah satu alat musik

dengan baik.

5 Saya suka

mendengarkan musik

sambil belajar atau

sambil membaca buku.

6 Jika saya harus

mengingat sesuatu, saya

mencoba untuk membuat

irama tentang hal

tersebut.

7 Dalam berargumentasi,

saya cenderung

bertindak atau

memukul(meja/benda)

atau bergerak dalam

suatu irama.

8 Saya bisa menghafal

nada-nada dari banyak

lagu.

9 Jika sesuatu rusak dan

tidak berfungsi, saya

cenderung

mengetuk-ngetuk jari saya

membentuk suatu irama

sambil mencari jalan

keluar.

10 Dalam kerja

kelompok,saya lebih

suka menggunakan

kata-kata baru pada nada atau

musikyang sudah

dikenal.

Jumlah Skor

SKOR

1 Saya pandai bergaul

dengan oranglain.

2 Saya senang berkumpul

dan berorganisasi.

3 Saya mempunyai

beberapa teman dekat.

4 Saya suka membantu

dan mengajar

murid-murid lain.

5 Saya senang bekerja

sama dalam kelompok.

6 Teman-teman sering

meminta saran dari saya

karena saya terlihat

sebagai pemimpin

alamiah.

7 Jika saya harus

mengingat sesuatu, saya

meminta seseorang

untuk menguji saya,

apakah saya sudah

memahaminya.

8 Dalam berargumentasi,

saya cenderung meminta

bantuan teman atau

pihak-pihak yang

memiliki otoritas (ahli)

dalam bidang tersebut.

9 Jika sesuatu rusak dan

tidak berfungsi, saya

mencari seseorang yang

dapat menolong saya.

10 Dalam kerja kelompok,

saya lebih memilih

mengatur tugas dalam

kelompok.

Jumlah Skor

(34)

SKOR

1 Saya sangat memperhatikan

sekeliling dan apa yang

sedang terjadi di sekitar saya.

2 Saya senang berjalan-jalan di

hutan(atau taman) dan melihat

–lihat pohon serta bunga.

3 Saya senang berkebun.

4 Saya suka mengoleksi

barang-barang seperti batu-batuan,

kartu olahraga,perangko,dsb.

5 Ketika dewasa, saya ingin

pergi dari kota yang ramai ke

tempat yang masih alamiah

untuk menikmati alam.

6 Jika saya harus mengingat

sesuatu, saya cenderung

mengkategorikan dalam

kelompok- kelompok.

7 Saya senang mempelajari

nama-nama makluk hidup di

lingkungan tempat saya

berada, seperti bunga dan

pohon.

8 Dalam berargumentasi, saya

cenderung membandingkan

lawan saya dengan seseorang

atau sesuatu yang pernah saya

baca atau dengar lalu bereaksi.

9 Jika sesuatu rusak dan tidak

berfungsi, saya

memperhatikan sekeliling saya

untuk melihat apa yang bisa

saya temukan untuk

memperbaikinya.

10 Dalam kerja kelompok, saya

lebih memilih mengatur dan

mengelompokkan informasi

dalam kategori- kategori

sehingga mudah dimengerti.

Jumlah Skor

SKOR

1 Saya suka bekerja

sendirian tanpa ada

ganguan orang lain.

2 Saya suka menulis buku

harian.

3 Saya menyukai diri

saya(hampir semua

waktu).

4 Saya tidak suka

keramaian.

5 Saya tahu kelebihan dan

kekurangan diri saya.

6 Saya memiliki tekad

yang kuat,mandiri dan

berpendirian kuat(tidak

mudah ikut-ikutan orang

lain).

7 Jika saya harus

mengingat sesuatu saya

cenderung menutup mata

saya dan mendalami

(merasakan) situasi yang

sedang terjadi.

8 Dalam berargumentasi,

saya biasanya

menghindar ( keluar

ruangan) hingga saya

dapat menenangkan diri.

9 Jika sesuatu rusak dan

tidak berfungsi, saya

mempertimbangkan

apakah benda tersebut

layak untuk diperbaiki.

10 Dalam kerja kelompok,

saya senang

mengkontribusikan

sesuatu yang unik

berdasarkan apa yang

saya rasakan dan miliki.

Jumlah Skor

(35)

Keterangan:

(36)
[image:36.595.102.526.141.631.2]

Lampiran 4. Lembar observasi

Tabel 1. Lembar observasi

No Aktivitas Siswa Point

1

Siswa dengan MI naturalis lebih ahli

dalam soal kualitatif.

3

2

Siswa dengan MI naturalis kurang ahli

dalam soal kuantitatif.

2

3

Siswa dengan MI naturalis lebih

memahami materi jika pembelajaran

di alam terbuka menggunakan

laboratorium alam

4

4.

Siswa dengan MI naturalis lebih

memahami materi jika pembelajaran

di kondisikan seperti halnya di

laboratorium.

2

5.

Siswa dengan MI naturalis lebih ahli

dalam menjawab pertanyaan tentang

konsep.

3

Point :

(37)
(38)

Gambar

Tabel 1. Kecenderungan kecerdasan Siswa
Tabel 3.Hasil tes evaluasi
Tabel 5. Nilai Siswa
Tabel 6. Prosentase tingkat keberhasilan siswa
+3

Referensi

Dokumen terkait

Pada siang hari, suhu udara dilaut lebih tinggi dari pada di darat, sehingga angin bertiup dari laut ke

Ketersediaan fasilitas di SMPN 1 Grabag mendukung terjadinya integrasi teknologi dalam pembelajaran seperti lab, wifi, LCD proyektor, tetapi sampai saat ini proses

D. pada siang hari suhu udara di laut lebih tinggi daripada di darat sehingga angin bertiup dari darat ke laut. Pada saat membakar sampah, asap yang membumbung tinggi terasa

Terjadinya angin darat dan angin laut disebabkan perbedaan suhu antara daratan dan lautan.. Hembusan angin darat paling kuat terjadi pada waktu matahari mulai terbit. Hembusan

Hasil Penelitian dan Analisa Data Peran Doa Malam Terhadap Anak Usia 10-12 Tahun dari Perspektif Keluarga Sebagai Pusat Pembentukan di Jemaat GMIT Kefas Kota Kupang. 3.1 Gambaran

Berdasarkan pemaparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dari pengalaman hidup sehari-hari orang Latuhalat dengan laut, mereka bisa melahirkan suatu cara

Terjadinya angin darat dan angin laut disebabkan perbedaan suhu antara daratan dan lautan. Hembusan angin darat paling kuat terjadi pada waktu matahari mulai

Angin darat adalah angin yang bertiup dari arah darat ke arah laut yang umumnya terjadi pada saat malam hari dari jam 20.00 sampai dengan jam 06.00.. Angin