• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KEPEMIMPINAN PARTISIPATIF DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA GURU : STUDI EMPIRIS DI SMP NEGERI KABUPATEN DAIRI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KEPEMIMPINAN PARTISIPATIF DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA GURU : STUDI EMPIRIS DI SMP NEGERI KABUPATEN DAIRI."

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

JONLIS R.H. PURBA. The Influence of Participative Leadership and Work Motivation to Teacher 's Work Satisfaction. Empirical Study at SMP Negeri of Dairi Regency. A Thesis: Postgrad uate Program, State Uni vers ity o f Medan, 2010.

The a im of this researc h is to fi nd : ( 1) the d irect influe nce of the principal participati ve lead ership to the teacher work motivation , (2) the direct influence of the principal pa rticipative leaders hip to the teacher work sati sfactio n, (3) the d irect influence o f teacher work moti vation to the teacher wo rk satisfaction, (4) the in fl ue nce of the principal participative leade rship and the teacher work mo ti vation to the teacher work satisfactio n at SMP Negeri o f Dairi Regency .

T his Research inclus ive o f ty pe of correlatio n research which not both side o r referred b research o f influence co rrelation by specifying three variable, ( 1) partic ipative leadership of princ ipal 's (X1 ), (2) the teacher wo rk motivatio n (X2), and (3) the teache r work satisfac tion (X3). The analysis un it o f this research are principals and techcrs, in wh ic h there are 35 school's ofSMP Negcri in Da iri Regency. The o bject o f th is research is the Princi pal s a nd the Teachers. There are 35 Principals 91 2 teachers ( PNS and non PNS). The data of this research obtained fro m 236 teachers as respondent. The instruments used in this research was (I) inquiry with the Likert scale to find the principals leadership partici pative. and from the test-drive obtai ned 4 items invalid and 26 valid items with the re liabi lity coe ffi cient is 0,928, (2) inquiry wi th the Likert sca le to get to the teacher wo rk moti vation, and the test-d rive obtained 4 ite ms inva lid and 26 items valid w ith 0,874 the reliabil ity coe ffi c ient. and (3) inquiry w ith the Likert scale to know the teac her work satisfaction, and a fter the test-drive obtained 3 items invalid and valid 27 items w ith 0,852 the reliability coeffic ient.

The analys is used to analyze the research data is path analysis at signi fican t le vel = 0.05 . The resu lt of the ana lysis indicate that: (I) pa rt icipative leadership o f principals give infl uence 22,27% a s directly and sig nifica nt ly to the teacher work motivatio n. (2) partic ipati ve lead ership of pri ncipals a lso g ive the d irect influe nce whic h sig nilicantly to the teacher wo rk sati sfactio n or equa l to 14.68%. (3) the work motivation o f the teac her g ive the direc t infl uence a nd significant!) to the teacher work satisfaction o f eq ual to 13.80%. and ( 4) participative leader ~hi p of princ ipal' s and work motivation give the positive influence a nd significantly to the teacher work satisfactio n of to 4 1,90%.

(2)

ABSTRAK

JONLIS R.H. PURBA. Pengaruh Kepemimpinan Parlisipatif dan Motivasi Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Guru. Studi Empiris di SMP Negeri Kabupaten Dairi. Tesis: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 20 I 0.

Penelitian ini betujuan untuk mengetahui : ( I ) pengaruh langsung kepem impinan partisipatif kepala sekola h terhad ap motivasi kerja guru, (2) pengaruh langsung kepemimpinan partisipatif kcpala sekolah terhadap kepuasan kerja guru, (3) pengaruh langsung motivas i kerja g uru terhadap kepuasan kerja guru, (4) pengaruh kepemimpinan partis ipatif kepala sekolah dan motivasi kerja guru secara simultan terhadap kepuasan kerja guru SMP Negeri Kabupaten Dairi.

Penelitian ini termasuk jenis penelitian kore lasional yang tidak tim ba l-balik atau disebut peneli tian hubungan pengaruh dengan rnenetapkan tiga vari abe l, ( I ) kepemimpinan partisipatif kepa la sekolah (X1) , (2) motivasi kerja guru (X2), dan (3) kepuasan kerja guru (X3) . Unit analis is dalam pene li tia n ini adalah sekolah. dengan jumlah popu lasi sebanyak 35 Sekolah SMP Negeri d i Kabupaten Dairi. Objek dalam penelitian adalah kepala sekolah d an g uru. Kepala sekolah sebanyak 35 orang dan g uru sebanyak 9 12 orang (PNS dan n o n PNS). Data penelitian diperoleh dari guru (sebagai responden) sebanyak 236 orang. lnstrumen yang d igunakan dalam pene litian adalah ( l) a ngket dengan skala Likert untuk mengetahui kepem impinan partisipatif kepala sekolah, dan dari hasil uji coba d iperoleh 4 butir yan g tidak valid dan 26 butir valid dengan koefi sien reliabilitas 0,928, (2) angket dengan skala Likert untuk mengetahui motivasi kerja guru. dan hasil uji coba d iperole h 4 butir yang tidak valid dan 26 b utir va lid dengan koefi s ien rel iabilitas 0,874, dan (3) angket dengan s kala Likert untuk mengetahu i kepuasan kerja guru, dan setelah uji coba diperoleh 3 butir yang tidak valid dan 27 butir valid dengan koefisien rel iabil itas 0,852.

A na! isis yang d igunaka n untuk menganali sis data penelitian adalah ana l isis jalur pada taraf signifikansi a "" 0,05. Hasi l ana! isis menunj ukka n bahwa: (I ) kepemimpi nan partisipatif kepala sekola h memberikan pengaruh langsung yang sig nifikan terhadap motivasi kerja guru sebesar 22,27%, (2) kepem impinan parti sipatif kepala sekolah juga memberikan pengaruh lang sung yang s ignifi kan terhadap kepuasan ke ~ja guru sebesar 14,68%, (3) rnot ivas i kerja guru memberikan pengaruh langsung dan signitikan terhadap kepuasan kerja guru sebesar 13,80%, dan ( 4) Kepem imp inan partisipatif kepa la seko lah dan motivasi ke ~ja gu ru secara sim ultan me mbe rikan penga ruh posit if dan sig nifikan te rhadap kepuasan kerja guru sebesar 4 1,90%.

Peneli tian ini menyimpulkan bahwa penerapan kepemimpinan partisipati f o leh kcpala seko lah dan adan ya motivasi kerja dari guru akan mem berikan pengaruh la ngsung dan si multan yang s ignifikan t~ rhadap ke puasan kerja g uru SM P Negeri Kabupaten Dairi.

(3)

PF:NGARUH

KEPEMIMPlNA~

PARTISIPA'l1J1"'

D A J ~

MOTIV ASI KERJA TERHADAP

KEPlfASAN KERJA GURU

STUD1 EMPIRlS DI SM:P NEGERI KABUPATEN UAIID.·

Tl. ~ Sl S

PROGRA

..1 ~1ll

PASCA

.

s -;. .,. ...

4 ~ - "' .p. \ . '.i~ .a.

UNIVERSJT

r,_r,

NEGERl M.EDAN

(4)

TESIS

PENGARUH KEPEMIMPINAN PARTISIPATIF DAN MOTIVASI

KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA GURU

STUDI EMPlRJS Dl SMP NEGERI KABUPATEN D . .URI

Disusun dan diajukan oleh :

JONLIS R.H. PURBA

N~:081188130028

Telah Dipertahankan

di

Depan Panitia lljian T~sis pada Tanggal

25

Oktober

20 I 0

dan Di.nyatakan Telah Memenuhi Salah Satu Syarat Llntuk t-.iemperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Administrasi Pendidikan

Prof. Dr. Relferik Manuliang NlP. 1947101~ 1979 12 l 00!

Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan

Menyetujui Tim Pembimbing

Prof. Dr. Syaiful Sagala, S.Sos, M.Pd NlP. !9580509 198611 I 001

Medan, 01ctober

2010

"'

~

(5)

PF RSETUJ UAN D E\VAN P.ENGU-fl

UJI A N T ES IS M AG IST ER PEN DlDIKAN

NO

NAM A

1.

Prof. Dr. Belferik Ma nullang

Ketua

2.

Dr. Z ulkitli Matondang, M .Pd

Sekretaris

TAND

\ I}

3.

P rof. · ParlindungaD Pangaribuan,

MA,

P lt,D

.,/.!.!.?.. ..

~

....

4.

5.

Anggota

Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si

Anggota

Dr. A.rif Ra hma n, M.Pn

Anggota

Na ma Ma hasiswa : J onlis

R.H. Purba

NIM

: 081188130028

(6)

KAT A PENGANT AR

Puji syukur penuli s panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kasih, atas berkat dan anugerah-Nya sehingga tesis ini dapat diselesaikan, dengan judul Pengaruh Kepem impinan Partisipatif dan Motivasi Ke~ja Te rhadap Kepuasan Kerja Guru . Studi

Empiris di SMP Negeri Kabupaten Dairi. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tesis ini , banyak pihak yang telah membantu dan membcrikan dukungan ba ik secara

moril maupun materil.

Pada kesempatan ini, penulis menyam paikan ucapan terimakasih yang setulusnya kepada Bapak Prof. Dr. Belferik Manullang sebaga i Pembimb ing I, dan Bapak Dr. Zulkifli Matondang, M.Pd sebagai Pembimbing II , yang telah banyak membantu dan memberikan ilmu, meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan bimbingan dalam penyelesaian tcsis in i. lzin kan penu li s memohon maaf, jika pada saat proses bimbingan banyak kesalahanlkesilapan yang penulis lakukan. Kepada 13apak Prof. Parlindungan Pangaribuan, MA, Ph.D, Prof. Dr. lbnu Hajar, M.S i, dan Dr. Arif Rahman M.Pd sebagai narasumber dan penguji yang banyak memberikan masukan dalam penycmpurnaan tesis ini. Bapak Prof. Dr. H. Syaiful Sagala. S.Sos, M.Pd dan Bapak Drs. Yasaratodo Wau, M.Pd sebagai Ketua dan Sekretari s Prod i Adm inistrasi

Pendidikan yang juga banyak membantu penulis se lama perkuliahan dan penyelesa ian tesis ini . Kepada Rektor Universitas Negeri Medan, Direktur, Asisten Direktur yang memberikan kesempatan kepada penul is untuk mengikuti program pendidikan pascasarjana di Universitas Negeri Medan. Demikan juga Bapak dan lbu dosen, dan

pegawai Program Pascasarjana yang telah banyak memberikan ilm u dan pengetahuan

kepada pcnul is se lama mengikuti perkuliahan .

Tcrimakasih juga pcnulis sampai kan kepada Bapak Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Dairi yang telah mem~eri ka n izin penelitian kepada penulis da lam

(7)

pengambilan data di SM P Negeri Kabupaten Dairi. Para Kepala Sekola h dan Guru-guru SMP Negeri Kabupaten Dairi, yang telah bersedia berkerjasama dan memberikan data penelitian yang dibutuhkan penulis untuk menyelesaikan tesis ini. Demikian juga

halnya dengan rekan- rekan Angkatan Xlll/8-3 yang selalu memberi semangat dan motivasi pada penulis untuk menyelesaika n tcsis ini.

Tak lupa ucapan terimakasih penulis sampaikan pada kc luarga, Ayah dan saudara tercinta, lstri terkasih Rosmaida Manullang, A.Md, S. Pd dan anak-anakku

tersayang Edgar Raja Vin ilio Purba, Gerald Raja Divio Purba, dan Degra Raja Trivinilivio Purba, yang sela lu membcrikan doa dan du kungan selama mengikuti perku liahan hingga penyelesaian tesis ini.

Akhirnya, semoga semua pihak yang tidak dapat pcnulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan kontribusi terhadap penye lesaian pendidikan dan !Csis ini mendapat limpahan berkat dan rahmat dari Tuhan Yang Maha Kasih.

Medan. Ok tober 20 I 0 Pen ulis

Jon lis R.l-l. Purba

(8)

DAFTAR lSI

ABSTRACT ... ... ... ... . ABSTRAK ... ... .... ... ;:.::. ... II

KATA PENGANTA R ... ... . iii

DAFTAR lS I... ... ... ... ... ... v

DAFTA R T ABEL... ... vii

DAFTARGAMBAR... ix

DAFTAR LAMPIRAN... ... xi

BAB I. A. Latar Bela kang Permasalahan ... . B. ldentifikasi Masalah ... ... I 0 C. Pembatasan Masalah ... ... 12

D. Rumusan Masalah... ... 12

E. Tujuan Penelitian ... :.. ... 13

F. Manfaat Hasil Penelitian ... 13

BAB II. KERANGKA TEORITIS, KERA NGKA BERPIKIR DAN

z

?

PEl\G UJ IA.N 1-! IPOTESIS... ... IS A. Kerar.gka Teoritis... ... ... ... I S I. Hakekat Kepuasan Kerj a Guru ... ... ... ... IS 2. Kepem impinan Partis ipat if Kepala Sekolah ... ... . 25

3. Motivasi Kerj a Guru.. ... ... ... 35

B. Pene lit ian yang Relevan ... ... 47

C. Kerangka Berpi kir... ... ... ... .... 48

I. Pe ngaruh Kepem impinan Partis ipatif Kepala Sekolah te rhadap Motivasi Kerja G uru ... ... 48

2. Pengaruh Kepemimpinan Parti sipati f Kepala Sekolah terhadap Kepuasana Kerja G uru ... ,... 50

3 . Pengaruh Motivasi Kerj a Terhadap Kepuasan Kerja Guru... 51

4. Pengaruh Kepemimpinan PartisipatifKepala Sekolah dan Motivasi Kerja Guru Terhadap Kepuasan Kerja Guru ... ... 52

(9)

D. Paradi gma Penelitian... ... ... ... 53

E. Hipotesis Kerja Pe ne litian ... ... 53

BAB Ill. METODOLOGI PEN ELITI AN ... ... ... 55

-

z

':)

A. Je nis Pene litian. ... ... ... ... 55

B. Tempa t dan Waktu Pe nelitian ... ... 55

C. S ubjek, Responden dan Sumber Data Penelitian ... ... 56

I. Subj ek Penelitian ... ... ... 56

2. Sumber Data Pene litia n... ... ... 57

D. Populasi, Sampe l dan Responden Penelitian ... ... 57

I. 57 2. 57 3. Responden Penelitian. ... 58

Variabel dan Defini si O perasiona l Variabe l Pene litia n .. ... 62

I. Variabe l Ke puasan Kerja Guru... ... 63

2. Variabe l Kepemimpinan PartisipatifKepala Scko lah ... 63

3. Variabel Moti vasi Kerja Guru ... ... 64

F. Tekni k Pengump ulan Data... ... 64

I. lnstrumen Kepuasan Ke rja Guru ... 66

2. lnstrumen Ke pe mi mpinan Partisipatif Kepala Sckolah ... 67

3. lnstrumen M otivas i Kerj a Guru ... .. G. Uj i Coba lnstrume n ... ... ... ... .... .. I. Uji Validitas lnstrumen .... ... ... . 2. Uj i Re liabilitas lnstrume n ... ... ... ... ... ... ... .. .. H. Teknik Analisis Data ... ... .... ... ... ... ... ... .

68

69 69 71 73 I. Rata-rata ... ... ... 75

2. Simpangan Baku... ... ... ... 75

3. Varia ns... ... ... ... ... 75

4. Uji Asumsi ... ... 75

5. A nalisis Statistik ... ... ... 78

Hipotesis Stati stik ... ... ... 83

(10)

BAB IV HAS IL PENELITIAN DAN PEMBAH ASAN ... ... 84

A. Deskripsi Data... ... ... ... 84

I. Data Kepemi mpina n PartisipatifKepa la Sekolah... 85

2. Data Motivasi Kerja Guru ... ... 86

3. Data Kepuasan Kerja Guru ... ... ... 88

B. Pengujian Persyaratan Anal isis Data... ... 90

I . Uji Norm alitas Data ... ... 90

2. Uj i Homogenitas ... 9 1 3. Uji Linieritas dan Keberartian Regresi ... .92

C. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan ... ... 96

I. 96 2. Pengujian Hipotesis Pcnelitian ... ... 96

3. Pengaruh Ya ria bel Eksogen te rhadap Yariabel Endogen ... I 00 4. Pembahasan Hasil Penelit ian ... I 0 I D. Keterbatasan Penelitian ... ... 106

SIMPULAN, IMPLIKAS I DAN SARAN... 108

A. Simpu lan ... ... ... ... ... 108

B. lmplikasi ... ... ... 109

I . Peningkatan Motivasi Kerja Guru mela lui Kepemim pinan Partisipatif

-

Kepala Sekolah ... ... 109

z

2. Pcningkatan Kepuasan i<erja Guru mela lui Kcpemirnpinan Partisipatif Kepala Seko lah ... ... ... ... ... I ll 112 3. Peningkatan Kcpuasan Kerja Guru melalui Motivasi Ke1ja Guru ... . C. Saran ... ... ... ... . 113 DAFTA R PUSTJ\ KA

LAM Pl RAN

(11)

DAFTAR TAllEL

Tabel 3.1 Rekapitu lasi Jumlah Guru PNS dan Non PNS SM P Negeri Kabupaten Dairi 59

Tabel 3.2 Jum lah Responden Untuk Mas ing-masing SMP Negeri Kabupaten Dairi 60

Tabel 3.3 Kisi-kisi lnstrumen Kepuasan Kerja Guru.... ... .... ... 67

Tabel 3.4 Kisi-kisi lnstrumen Kepem impinan Partisipatif Kepala Sekolah ... 68

Tabel 3.5 Kisi-kisi lnstrumen Motivasi Kerja Guru... ... 69

Tabel 4. 1 Rangkuman Hasil Anal isis Deskripti f ... 84

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Skor Kcpem im pinan Partisipatif Kcpala Sekola h .... 85

Tabe l 4.3 Distribusi Frekuensi Skor Motivasi Kcrja Guru ... 87

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Skor Kepuasan Kerja Guru.... ... ... 88

Tabel4.5 Rangkuman Hasil Uj i Norma litas Galat Taksiran Variabel ... .... 90

Tabel 4.6 Rangkuman Data Hasil Uji Homogenitas ... 9 1 Tabel 4.7 Rangkuman Data Hasil Uji Linieritas dan Uji Signifikansi ... 93

Tabel4.8 Ringkasan Anava untuk Regres i Linier x ~ ~ 45,16 + 0,39XI ... 94

Tabe l 4.9 Ringkasan Anava untuk Regresi Li nier X,= 46, 17 + 0,43XI ... 94

Tabel 4.10 Ringkasan Anava untuk Regre5i Lin ier X3 = 4 I ,28 + 0,5 1 X2 ... 95

Tabel 4.1 1 Rangkuman Hasil Perhitungan Koefis ien Kore lasi Antarvariabel ... .. 96

Tabel 4. 12 Rangkuman Estimasi Koefisien Jalur ... 97

Tabel 4.13 Rangku man pengaruh Lan gsung Vari abel Eksogen Terhadap

Variabel Endogen... ... I 00

[image:11.547.41.471.69.615.2]
(12)
[image:12.547.40.469.92.603.2]

DAFT AR GAMBAR

Gambar 2.1 Kontinuum dari Prosedur-prosedu r Pengambi lan Keputusan... ... .... 29

Gam bar 2.2 Paradigm a Hu bungan Pengaruh Antarvariabel Penelitian ... 53

Gambar4.1 Histogram Skor Kepemimpi nan Partisipatif Kepala Sekolah... 85

Gam bar 4.2 Histogram Skor Motivasi KerjaGuru... ... ... 87

Gam bar 4.4 Histogram Skor Kepuasan Kerja Guru ... ... 89

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I lnstrumen Penelitia n untuk Uj i Coba... 118" · ·

Lampiran 2 Hasil Uji Valid itas lnstrumen ... ... 126

Lampiran 3 Uj i Reliabilitas 1nstrumen ... 132

Lampiran 4 lnstrumen Penelitian sesudah Uj i Coba ... 135

Lampiran 5 Rekapitulasi Data Hasil Penelitian... ... 143

Lampiran 6 146 Lampiran 7 7A. Uji Normalitas Data Penelitian dengan Liliefors... 155

78. Uji Homogenitas Data Pene1itian dengan Uji Bartlett... 159

7C. Uji Signifikansi dan Linieritas Regresi Data:Penelitian ... 163

Lampiran 8 Penghitungan Koefisien Jalur dan Pengujian Hipotesis ... 172

>

8A . Mcnghitung Koefisien Korelasi Antarvariabel... ... 172

8B. Membuat Persarnaan Rekursif dan Meughitung Koe fisien Jalur 173

-

8C. Menghit ung Besa rnya Pengaruh Variabel Eksogen terhadap

z

?

Variabel Endogen... ... ... .... ... 175

&D. Menghitung Kebermaknaan Koefisien Jal ur ... ... 176 8E. Pengujian Hipotesis dengan Uji t dan Uji F... ... I 80

(14)

BABI

PENDAHULUAN

A. La tar Belakang Permasalaban

Salah satu kajian perilaku organisasi yang mendapatkan perhatian untuk

diteliti adalah kepuasan kelja (job satisfactions). Kepuasan kelja dapat diartikan sebagai sikap seseorang terhadap peke~aan mereka, dimana sikap tersebut berasal

dari persepsi pekerja terhadap pekeljaannya (Gibson,et.al, 1996:67). Persepsi akan timbul ketika pekerja membandingkan antara apa yang diharapkan dapat diperoleh dengan apa yang secara nyata mereka peroleh. Seperti yang dikemukakan Locke dalam Usman (2008:464), bahwa kepuasan atau ketidakpuasan dalam pekerjaan tergantung pada perbedaan (discreppancy) antara apa yang dianggap telah didapatkan dengan apa yang. diinginkan. Seseorang akan terpuaskan jika tidak ada selisih antara kondisi-kondisi yang d iinginkan dengan kondisi-kondisi yang aktual. Pemenuhan keinginan (harapan) pekerja menimbulkan kepuasan, namun sebaliknya, tidak terpenuhinya keinginan pekerja akan menyebabkan ketidakpuasan. Kesesuaian antara apa yang diharapkan pekerja dengan apa yang didapatkannya sebagai hasil dari pekerjaannya akan menimbulkan kepuasan kerja.

Dalam berbagai penelitian, kepu!!san kerja sering dikaitkan dengan kinelja karyawan, yang mencakup pada: produktivitas, keabsenan, pengunduran diri, perilaku kewargaan organisasi, serta kepuasan pelanggan (Robbins, 2007: I OS-1 09). Hasil

penelitian tersebut menyimpulkan bahwa antara kepuasan dengan produktivita ~ .

keabsenan dan pengunduran diri memiliki hubungan yang negatif konsisten. Namun dalam ringkasan bukunya, Robbins (2007:11 0) mengemukakan bahwa karyawan yang

(15)

mengundurkan diri dan ketidakhadiran semakin rendah. Sedangkan hubungan

kepuasan kerja dengan perilaku kewargaan organisasi pekelja dan kepuasan

·· ·pelanggan memiliki hubungan yang positif signifikan. Seperti yang dikemukakan oleh

Robbins:

"tampak logis untuk menganggap bahwa kepuasan kerja menjadi penentu utama perilaku kewargaan organisasi karyawan. Karyawan yang merasa puas berkemungkinan lebih besar untuk berbicara secara positif tentang organisas i, membantu yang lain, dan berbuat kinerja pekerjaan mereka melampaui perkiraan normal. Lebih dari itu, karyawan yang puas mungkin lebih patuh pada panggilan tugas karena mereka ingin mengulang pengalama n-pengalaman positifmereka". (Robbins, 2007:1 09)

Hubungan antara kepuasan kelja dengan kepuasan pelanggan memiliki hubungan yang positif signifikan. Pekerja yang puas berkemungkina n lebih besar untuk ramah, ceria dan responsif- yang dihargai pelanggan (Robbins, 2007: I 09). Dan pekelja yang puas berkemungkinan lebih kecil untuk mengundurkan diri, pelanggan berkemungkinan lebih besar menjumpai wajah-wajah akrab dan menerima layanan yang berpengalaman.

Ketika kepuasan pekelja dihubungkan dcngan produktiv itas suatu organisasi, ditemukan bahwa organisasi yang mempunyai lebih banyak peke1ja yang puas cencerung lebih efektif daripada organisasi yang mcmpunyai lebih sedikit pekelja yang puas (Robbins, 2007: I 05). Temuan ini mengindikasikan bahwa makin banyak pckelja yang merasa puns dalam pekerjaannya maka keefektifa n suatu organisasi semakin baik. Pekelja yang merasa puas dalam bekerja, maka akan lebih giat dalam melaksanakan tugas, mcrasa menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari organisasi, serta melaksanakan tugas dengan penuh tanggungjawab.

(16)

pengambilan keputusan individu, pembelajaran dan motivasi. (2) Yariabel level kelompok mencakup pada: komunikasi, kepemimpinan dan kepercayaan, kekuasaan dan politik, konjlik, struktur kelompok., pengambilan keputusan kelompok dan tim kerja. (3) Yariabel level sistem organisasi, mencakup pada: budaya organisafi, kebijakon dan praktek sumber daya manusia, stn1ktur dan desain organisasi, desain kerja dan teknologi.

Menurut Gibson , et.al. (1996:67) kepuasan kerja berpangkal dari dua aspek

yaitu aspek kerja dan lingkungan kerja. Aspek kerja yang memengaruhi kepuasan

kelja mencakup pada: upah, kesempatan promosi, penyelia (supervisor) dan rekan kelja. Sedangkan faktor lingkungan kerja mencakup pada gaya penyeliaan (supervisi), kebijaksanaan dan prosedur, keanggotaan kelompok kerja, kondisi kelja, dan tunjangan.

Robert House dengan teory path-goalnya mengemukakan bahwa kepuasan kelja merupakan hasil dari prilakulgaya kcpemimpinan seorang pemimpin terhadap bawahan dengan memperhatikan faktor situasional (kontingensi) yaitu karakteristik

bawahan dan dukungan lingkungan. Hasil dari perilaku kcpemirnpinan menurut teori path-goal bukan hanya kepuasan kelja, termasuk kejelasan peran, kejelasan tujuan dan kinerja. Teori path-goal menjelaskan perilaku pemimpin pada motivasi bawahan, kepuasan dan kinerja (Luthans, 2009:649). House menyebutkan empat gaya kepemimpinan yang utama, yaitu: (I) kepemimp inan direktif, bersifa otoriter, bawahan mengetahui dengan pasti apa yang harapkan dari mereka, dan pemimpin memberikan pengarahan yang spcsifik. (2) kepemimpinan sup<Jrtif, memiliki sikap ramah, mudah didekati dan menunjukkan perhatian tutus untuk bawahan. (3) kepemimpinan partisipatif, pemimpin meminta dan menggunakan saran dari bawahan dalam membuat keputusan. ( 4) kepemimpinan berorienlasi pada prestasi, pemimpin

..

(17)

mengatur tujuan yang menantang bawahan untuk menunjukkan kepercayaan diri mereka bahwa mereka akan mencapai tujuan dan memiliki kinelja yang lebih baik.

Faktor karakteristik personal bawahan mencakup pada lo/cus kendali atau kemampuan, persepsi dan motivasi. Sedangkan faktor situasional lingkungan mencakup pada karalcteristik tuga.s, sistem otoritas formal dan kelompok kerja primer.

Kepuasan dirasakan oleh pekelja ketika apa yang dibutuhkannya dapat terpenuhi. Pemenuhan kebutuhan menjadi dasar atau motivasi untuk melakukan usaha

atau bekerja. Arep & T anjung (2004:57-65) menyebutkan bahwa manusia dalam kehidupannya secara umum memiliki tiga kebutuhan yang mencakup pada kebutuhan dasar (ekonomis), psikologis dan sosial. Kebutuhan dasar mencakup pada kebutuhan jasmani (makanan, minuman, pakaian dan perumahan), kebutuhan akan masa depan termasuk masa depan anak-anaknya. Kebutuhan psikologis mencakup pada peningkatan status, pengakuan dan penghargaan. Sedangkan kebutuhan sosial mencakup pada kebutuhan interaksi antarsesama yang diharapkan dapat menciptakan kesenangan bagi individu. Interaksi yang diharapkan dapat terjadi dengan atasan,

sesama rekan kerja, sesama keluarga dan lainnya. Seperti telah disebutkan oleh Luthans bahwa kepuasan kerja merupakan sikap yang didasarkan pada persepsi seseorang terhadap peketjaannya. Persepsi pekelja mengenai seberapa baik pekcljaan mereka memberikan hal yang dinilai penting. Hal penting tersebut mencakup pada pemcnuhan ketiga kebutuhan yang dikemukakan oleh Arep dan Tanjung.

Dalam bidang pendidikan, kepuasan kerja guru perlu dicapai untuk

(18)

>

tugas karena merek:a ingin mengulang pengalaman-pengalaman positif mereka, pengunduran diri dan ketidakhadiran menjadi rendah. Tetapi sebaliknya apabila guru

merasa tidak puas, mak:a ia akan berbieara negatif tentang sekolah, mengabaikan orang lain, bekerja dibawah standar, tidak merasa terpanggil untuk melakukan tugas,

tingkat pengunduran diri atau ketidakhadiran menjadi tinggi.

Rendahnya keberhasilan siswa dalam belajar bisa disebabkan oleh rasa kurang puas guru melaksanak:an tugas, sehingga muncul ketidaksungguhan dalam

pembelajaran, dan sebaliknya kesungguhan guru dapat meningkatk:an kineljanya. Siagian (2008:295), mengemuk:akan bahwa berbagai penelitian telah membuktikan bahwa apabila dalam pekeljaannya seseorang mempunyai otonomi untuk bertindak. terdapat variasi, memberikan sumbangan penting dalam keberhasilan organisasi dan karyawan memperoleh wnpan balik tentang hasil pekeljaan yang dilakukannya, yang bersangkutan akan merasa puas.

Kepuasan kelja guru perlu mendapat perhatian dari kepala sekolah. Sebagai pimpinan, kepala sekolah ha111s mengetahui tingkat kepuasan kerja guru. Karena

ketika guru merasa puas maka hal pertarna yang dapat dilihat adalah kesungguhan guru dalam bekerja. Ketika guru merasa tidak puas maka guru tidak ak:an bersungguh-sungguh mendukung l:.egiatan sekolah. Profesi guru meountut kinelja yang tinggi untuk memberhasilkan peserta didik. Walaupun diakui- sesuai pendapat ahli - bahwa kepuasan ketja memiliki pengaruh yang sangat kecil terhadap kinerja, namun tidak berarti bahwa kepuasan kerja tidak berdampak pada kinerja, karena diyakini bahwa ketidakpuasan kerja akan dapat menurunkan kinelja.

Untuk dapat mempertahankan kinerja guru, kepala sekolah (pemimpin) dapat melakuk:an upaya untuk meningkatkan kepuasan kerja guru atau berusaha untuk tidak menjadikan guru tidak puas. Hal mendasar dari kepala sekolah yang dapat

(19)

memberikan kepuasan kepada guru adalah kepemimpinan, seperti yang dikemukakan

dalam teori path goal bahwa kepuasan kelja merupakan basil dari prilakulgaya

kepemimpinan seorang pemimpin terhadap bawahan. Penerapan kepemimpinan yang

sesuai dengan karalcteristik guru dan kondisi lingkungan sekolah dapat menimbulkan

kepuasan kerja pada guru. Seperti kita ketahui bahwa situasi karakteristik personal

guru tidaklah sama. Lokus kendali, kemampuan. persepsi dan motivasi antara guru

yang satu dengan yang lainnya juga berbeda, demikian halnya dengan kondisi

lingkungan yang dapat berubah, sehingga kepala sekolah harus tepat memilih gaya

kepemimpinan yang sesuai.

Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh kepala sekolah sering menjadi

masalah dalam pelaksanaan pekerjaan guru. Ketika kepala sekolah memutuskan

sendiri apa yang harus dilakukan oleh guru u~uk dapat memberhasilkan peserta

didik, sering menimbulkan konflik dengan gu~u, walaupun tidak secara terbuka.

Keputusan kepala sekolah sering ditanggapi guru sebagai keputusan pimpinan,

sehingga mereka harus melakukannya. Guru cenderung merasa terpaksa harus bekelja

karena tidak ingin kepala sekolah marah. Untuk itu, dalam membuat keputusan kepala

sekolah harus melibatkan guru, sehingga keputusan yang diambil dianggap guru

sebagai keputusannya juga.

Partisipasi guru dalam pengambilan keputusan, yang diawali dengan meminta

saran merupakan hal yang sangat menyenangkan bagi guru. Guru merasa

keterlibatannya dalam organisasi sekolah sangat penting, sehingga semakin

termotivasi untuk bekerja lebih baik sekaligus dapat merasakan kepuasan keJja.

Ketika saran dari guru didengarkan oleh kepala sekolah, guru akan merasa sangat

puas, karena dia memiliki arti penting dalam sekolah. Dengan berpartisipasinya guru dalam pengambilan keputusan menunj ukkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah

(20)

memiliki gaya partisipatif. Gaya kepemimpinan partisipatif merupakan gaya kepemimpinan yang paling tepat diterapkan pada lingkungan sekolah.

Selain berperan s.ebagai pemimpin, kepala sekolah juga memiliki peran

sebagai pengawas {supervisor). Kepala sekolah mengawasi atau mensupervisi

pelaksanaan pekerjaan guru. Pekerjaan guru yang paling utama mencakup pada: (1) menyusun rencana pembelajaran, (2) melaksanakan proses pembelajaran, dan (3) mengevaluasi hasil pembelajaran. Dalam pekerjaannya guru memberikan didikan, ajaran dan latihan pada peserta didik. Supervisi yang dilakukan kepala sekolah harus berorientasi pada pencapaian ketiga tugas utama tersebut sehingga guru dapat efektif melaksanakan tugasnya dan menimbulkan kepuasan pada guru. Kepuasan kerja guru dapat meningkat, jika supervisi yang dilakukan dapat memberikan bantuan dan

d~ ongan kepada guru untuk lebih meningkatkan kinerjanya, bukan penilaian yang

m_enilai seberapa baik guru bekerja.

Dua hal tersebut di atas - kepemimpinan dan supervisi - merupakan dua hal penting dari kepala sekolah yang dapat meningkatkan kepuasan kerja guru, sehingga

jika guru mempersepsikan bahwa gaya kepemimpinan dan supervisi yang dilakukan kepala sekolah sesuai dengan harapan (yang diinginkan) oleh guru, maka kepuasan kerja guru akan tercapai.

Selain dari kepala sekolah, motivasi guru sangat berpengaruh besar pada kepuasan kerja guru. Seperti yang dikemukakan oleh Robbins dan House, bahwa motivasi merupakan salah satu faktor yang memengaruhi kepuasan kerja. Motivasi merupakan dasar bagi guru untuk melakukan pekerjaannya dengan harapan dapat memenuhi kebutuhannya. Luthans mengemukakan bahwa kebutuhan merupakan dorongan untuk mencapai insentif yang merupakan tujuan akhir dalam bekerja.

(21)

Ketika insentif (imbalan/gaji) yang didapatkan sesuai dengan harapan guru, berarti kebutuhan dapat terpenuhi dan kepuasan kelja akan tercapai.

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa guru SMP Negeri di Kabupaten Dairi, ditemukan bahwa kepuasan kelja guru belum tercapai. Gaya

kepemimpinan kepala sekolah cenderung otoriter dan memaksa. Kemampuan kepala sekolah sebagai supervisor masih dinilai rendah. Dalam melakukan supervisi, kcpala

sekolah hanya menilai kemampuan guru, kepala sekolah tidak memberikan bantuan atau solusi bagaimana meningkatkan kemampuan guru.

Dalam hal pengambilan keputusan, kepala sekolah belum melibatkan semua guru. Baik pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kegiatan sekolah maupun tugas guru. Kepala sekolah cenderung hanya melibatkan wakil kepala sekolah dalam setiap pengambilan keputusan. Hal ini tentu mempersempit kesempatan bagi guru untuk memberikan saran maupun informasi yang dapat berguna bagi pengembangan sekolah. Demikian juga halnya dengan pembagian tugas, masih dianggap kurang baik, termasuk dalam pengaturan jadwal mengajar. Sarana prasarana yang relatiftidak lengkap menjadikan guru kurang dapat menerapkan ilmunya kepada peserta didik, sehingga guru merasa kurang puas dalam bekerja.

Ketika disinggung mengenai penghasilan, guru cenderung merasa kurang puas, karena gaj i yang mereka terima masih termasuk rendah dan belum sebanding dengan tugas mereka dalam membelajarkan peserta didik. Apalagi adanya kesenjangan pengahasilan antara guru yang disertifikasi dengan guru yang belum disertifikasi, padahal jam mengajar bisa saja guru yang sudah disertifikasi lebih rendah. Para guru berpendapat, bahwa kualias mengajar guru yang sudah disertifikasi tidak berbeda dengan mereka yang belum disertifikasi.

(22)

Pandangan-pandangan guru tersebut akan berdampak pada motivasi kerja

guru. Guru-guru kurang memiliki motivasi dalam bekerja, mereka menganggap

bahwa pekerjaan mereka hanya bersifat rutinitas, mengajar di kelas, menyampaikan

materi dan melaksanakan evaluasi melalui ujian. Para guru tidak berusaha untuk

meningkatkan kemampuannya, sehingga walaupun teknologi sudah maju,

kemampuan guru dalam menggunakan komputer masih sangat rendah.

Motivasi untuk bekcrja diyakini dimiliki oleh semua guru, karena motivasi

timbul dari dalam diri yang dihubungkan dengan kebutuhan. Walaupun motivasi

berasal dari dalam diri guru, tentu peran kepala sekolah untuk meningkatkan motivasi

guru, sangat penting. Kepala sekolah merupakan sumber eksternal motivasi guru.

Gaya kepemimpinan partispatif dan pemberian dorongan dan bantuan saat

pelaksanaan supervisi diyakini dapat memengaruhi motivasi guru. Motivasi tersebut

akan memengaruhi kepuasan ketja guru. Kepuasan kerja akan timbul jika kebutuhan

-yang mefliadi dasar motivasi - dapat terpenuhi.

Melihat fenomena tersebut di atas maka layaklah dilakukan penelitian

terhadap kepuasan kerja guru SMP Negeri di Kabupaten Dairi untuk mengetahui

sejauh mana tingkat kepuasan kerja guru ditinjau aspek-aspek peketjaan guru serta

faktor lainnya yang mendukung pckcrjaan guru.

ldentifikasi Masalah

Kepuasan kerja dipengaruhi oleh berbagai faktor, yang oleh para ahli/peneliti

berbeda antara satu dengan lainnya. Guru sebagai pekerja dalam organisasi

pendidikan (sekolah) diharapkan dapat mencapai kepuasan kerja, karena jika timbul

ketidakpuasan, maka kecenderungan yang terjadi guru kurang bersemangat dalam

bekerja, meningkatnya ketidakhadiran, menurunnya produktivitas, dan kurangnya

..

(23)

komitmen guru untuk memberhasilkan peserta didik. Kondisi tersebut tentu akan menyebabkan penurunan kinelja.

Hal tersebut tentu harus menjadi perhatian kepala sekolah sebagai pemimpin organisasi. Kepala sekolah harus berusaha supaya kepuasan kerja guru dapat dicapai. Banyak faktor yang dapat memengaruhi kepuasan kelja seperti: gaji atau imbalan yang diterima, kesesuain pekeljaan, peluang promosi (pengingkatan karir), hubungan

dengan rekan ketja, kepemimpinan, kondisi ketja, kenyamanan dan keamanan dalam

bekerja, gaya kepemimpinan, pengawasan (supervisi) yang dilakukan, komunikasi, tanggungjawab, pengakuan, prestasi ketja, kesempatan untuk berkembang, kebebasan memanfaatkan waktu luang, kebebasan bekerja secara mandiri, kcbebasan bergaul, kesempatan bertindak terhadap orang lain, persiapan kerja, kebebasan memerintah, kebebasan memanfaatkan kemampuan, kebebasan menerapkan peraturan yang berlaku, kebebasan mengambil keputusan, kesempatan menggunakan metode ketja, kelja sama, penghargaan terhadap prestasi, dan perasaan pekerja terhadap prestasinya, serta motivasi kerja.

Faktor-faktor tersebut tentu tidak dapat teridentifikasi dengan lengkap. Di bawah ini ada beoerapa faktor yang dapat teridentifikasi, yang dibuat dalam bentuk pertanyaan. Bagaimanakah guru mempersepsikan pekeljaan me reka, apakah mereka mendapatkan kepuasan dalam bekerja? Apakah guru mempersepsikan bahwa pekcrjaan mereka memberikan hal penting bagi diri dan kehidupannya? Apakah

mereka merasa senang menjadi guru? Apakah guru merasakan bahwa pekeljaannya dapat memenuhi kebutuhannya? Apakah hasil yang dibarapkan guru sudah sesuai dengan apa yang didapatkannya? Sesuaikah reward (penghargaan) yang diterima guru dengan kinerja yang dilakukannya? Apakah guru dapat mencapai kepuasan kelja yang tinggi? Faktor-faktor apakah yang dominan memengaruhi kepuasan kerja guru?

(24)

Apakah imbalan (gaji) yang diterima guru dinilai telah pantas atau sesuai dengan

tingkat pekerjaan yang dilaksanakannya? Gaya kepemimpinan apakah yang tepat

untuk dapat menghasilkan kepuasan kerja guru? Apakah penerapan gaya kepemimpinan partisipatif dapat meningkatkan kepuasan kerja guru? Apakah guru

memiliki motivasi kerja yang tinggi? Apakah kepala sekolah sebagai pemimpin berperan dan dapat meningkatkan motivasi kerja guru? Apakah motivasi kerja memengaruhi kepuasan kerja guru? Apakah kepala sekolah sebagai pemimpin

berperan dan dapat meningkatkan kepuasan kerja guru? Apakah penerapan gaya kepemimpinan partisipatif dapat memotivasi guru dalam beketja sehingga pada akhimya dapat meningkatkan kepuasan ketja guru? Apakah pengawasan atau supervisi yang dilakukan kepala sekolah dapat menyenangkan bagi guru sehingga kepuasan ketjanya meningkat? Apakah hubungan dengan sesama rekan kerja terj~li n

dengan baik? Apakah interaksi sesama guru dapat meningkatkan kepuasan ~ etja

guru? Apakah guru merasa dihargai oleh sekolah atas peketjaan yang d ilakukannya? Apakah kondisi lingkungan sekolah menyenangkan bagi guru?

C. Pembatasan Masalah

Faktor-faktor yang memengaruhi kepuasan kerja tersebut di atas tentu tidak dapat dijadikan sekaligus sebaga i variabel penelitian. Hampir scmua pcnelitian tidak ada menganalisis kepuasan kerja berdasarkan seluruh faktor-faktor yang berhubungan dengan peketjaan yang dapat menimbulkan kepuasan kerja. Tetapi setiap penelitian mengenai kepuasan ketja akan menganalisis faktor-faktor yang dianggap dominan memengaruhi kepuasan kerja tersebut.

Dalam penelitian ini, faktor-faktor yang dianggap dominan mcmengaruhi

kepuasan ketja guru adalah gaya kepemimpinan kepala sekolah terutama yang

(25)

>

berhubungan dengan pengambilan keputusan. Kepemimpinan partisipatifmemberikan kesempatan kepada guru untuk berpartisipasi terutama dalam pengambilan keputusan.

Ketika guru dilibatkan dalam pengambilan keputusan, akan_teljadi peningkatan harga

diri guru, sehingga rasa puas dapat ditingkatkan.

Faktor lainnya adalah motivasi kelja. Motivasi merupakan motif atau kekuatan

guru untuk melakukan kinelja yang diaplikasikan dengan kemampuan, kepribadian dan persepsi peranan. Motivasi kerja menjadi dorongan bagi guru ntuk beketja dengan harapan kebutuhan terpenuhi dan menghasilkan kepuasan ketja. Walaupun motivasi kelja merupakan kekuatan yang ada pada guru, namun kepala sekolah memiliki peranan dalam meningkatkan motivasi ketja guru, terutama mengkondisikan seluruh faktor-faktor motivasi yang ada di sekolah, sehingga guru termotivasi dan merasakan kepuasan dalam pekerjaannya.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada pembatasan masalah tersebut di atas, maka dapat ditetapkan rumusan masalah penelitian sebagai berikut:

1) apakah gaya kepemimpinan partisipatif kepala sekolah dapat mempengaruhi motivas i kerja guru SMP Negeri di Kabupatcn Dairi?

2) apakah gaya kepemimpinan partisipatif kepala sekolah dapat mempengaruhi kepuasan kerja guru SMP Negeri di Kabupaten Dairi?

3) apakah motivasi kerja guru dapat mempengaruhi kepuasan kerja guru SMP Negeri di Kabupaten Dairi?

4) apakah kepemimpinan partisipatif kepala sekolah dan motivasi ketja guru secara simultan dapat mempengaruhi kepuasan kerja guru SMP Negeri

Kabupaten Dairi?

(26)

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujua n:

I) untuk mengetahui dan menjelaskan pengaruh dari ke pemimpinan partisipatif kepala sekolah terhadap motivasi kerja guru SMP Negeri Kabupaten Da iri? 2) untuk mengetahui dan menjelaskan pengaruh dari kepemimpinan partisipatif

kepala sekolah terhadap kepuasan kelja guru SMP Negeri Kabupaten Dairi? 3) untuk mengetahui dan menjelaskan pengaruh dari motivasi kerja guru

terhadap kepuasan ketja guru SMP Negeri Kabupaten Dairi?

4) untuk mengetahui dan menjelaskan pengaruh dari kepemimpinan partisipatif kepala sekolah dan motivasi kelja guru secara simultan terhadap kepuasan kerja guru SMP Negeri Kabupaten Dairi?

Manfaat Hasil Penelitian

I) hasil penelitian dapat dijadikan acuan bagi kepala sekolah dalam menerapkan gaya kepemimpinan partisipatif dalam pengambilan keputusan yang mcngacu

pada peningkatan motivasi dan kcpuasan kerja guru SMP Negeri di Kabupaten Dairi.

hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi Kepala sekolah untuk dapat memahami tingkat motivasi dan tingkat ke puasan kcrja guru sehingga ada usaha untuk meningkatkan motivasi dan kepuasan kerja guru SMP Negeri di

Kabupaten Dairi.

3) hasil Penclitian dapat dijadikan acuan bagi scluruh guru SMP Negeri di Kabupaten Dairi untuk dapat meningkatkan motivasi kerjanya.

4) hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dasar oleh peneliti lanjutan yang meneliti tentang tingkat kepuasan kerja guru.

(27)

5) hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber infonnasi bagi pembaca tentang

tingkat kepuasan kerja guru SMP Ncgeri di Kabupaten Dairi.

6) hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan untuk

penelitian yang sama yang dilakukan di sekolah atau daerah yang berbeda.

7) hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan penelitian

yang sama dengan sam pel atau responden yang berbeda ..

-

z

?

m

(28)

BABV

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data, temuan dan pembahasan penelitian maka dapat diambil simpulan sebagai berikut:

I. kepemimpinan partisipatif kepala sekolah mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap motivasi kerja guru di SMP Negeri Kabupaten Dairi. Pengaruh yang diberikan oleh kepemimpinan partisipatif kepala sekolah terhadap motivasi kerja guru adalah sebesar 22,27%. Sebesar apapun pengaruh yang diberikan tentu akan berdampak pada yang dipengaruhi. Tingkat kecenderungan data variabel kepemimpinan partisipatif kepala sekolah masih tergolong sedang.

2. karena pengaruh variabel kepemimpinan partisipatif kepala sekolah terhadap motivasi kerja guru hanya 22,27%, maka variabel-variabel lain memberi pengaruh terhadap motivasi kerja guru sebesar 77,73%.

3. kepemimpinan partisipatif kepala sekolah juga berpengaruh yang signi likan terhadap kepuasan kerja guru di SMP Negcti Kabupatcn Dairi. Hal ini bcrarti penerapan kepamimpinan partisipatif kepala sekolah akan berdampak pa1a kepuasan kerja guru. Kepemimpinan partisipatif memberikan pengaruh yang berarti (22,95%) untuk mendorong peningkatan kepuasan kerja guru. Tingkat kecenderungan data variabel motivasi kerja masih tergolong sedang.

4. Pengaruh motivasi kerja terbadap kepuasan kerja adalah signifikan yaitu sebesar 13,80%. Motivasi kerja memberi dampak pada kepuasan kerja. Dengan adanya motivasi maka kepuasan kerja guru akan dapat terpenuhi minimal 13,28%.

(29)

5. Secara bersama, kepemimpinan partisipatif kepala sekolah dan motivasi kelja memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan kcrja g uru. Pengaruh dapat dirasakan sebesar 41 ,90%.

6 . Selain variabel kepemimpinan partisipatif dan motivasi kerja guru, variabel-variabel lain memberikan pengaruh terhadap kepuasan kerja guru sebesar 58, 10%.

B. lmplikasi

1. Peningkatan Motivasi Kerja Gur u melalui Kepemimpioan Partisipatif Kepala Sekolab.

Untuk meningkatkan motivasi kerja guru maka kepala sekolah dapat menerapkan kepemimpinan partisipatif, yang memberikan kesempatan kepada g uru untuk berpartisipasi aktif dalam berbagai hal untuk meningkatkan kualitas seko lah melalui kinerja guru.

a. Adalah penting bagi kepala sekolah sebagai pemimpin untuk memberikan kescmpatan pada guru berpartisipasi dalam setiap kegiatan sekolah, sebab sesuai dengan kajian teoretis bahwa salah satu fakto r yang memengaruhi motivasi kerja guru adalah kepemimpinan yang diterapkan kepala sekolah. Partisipasi guru dalam upaya memajukan seko lah secara psikologis akan mendoro ng guru untuk lebih berusaha memberikan yang terbaik yang dimilikinya dalam rangka melaksanakan t ugas dan tanggungjawabnya sebagai pendidik dan pengaj ar. Seorang guru akan merasa bahwa dia dibutuhkan sekolah dan keberadaannya sangat dihargai oleh pimpinan sehingga dia akan termotivasi dalam melaksanakan semua tugas, bahkan dapat me ndorong guru untuk memberikan lebih dari apa yang seharusnya dapat dia kerjakan. Kepala

(30)

sekolah yang memberikan kepercayaan kepada guru dalam pelaksanaan tugas-tugasnya akan merasa sangat dihargai oleh kepala sekolah sehingga menimbulkan motivasi dalam dirinya bahwa guru sangat diyak_i.f!i. kepala sekolah dalam pelaksanaan tugas-tugas guru. Kepala sekolah yang melibatkan guru dalam pengambilan keputusan dan kesediannya menerima gagasan guru, menunjukkan bukti bahwa kepala sekolah menjadikan guru sebagai mitra kerja yang setingkat, dan bukan sebagai bawahan. Pada saat guru dijadikan bukan sebagai bawahan, maka secara psikologis guru merasa bahwa dirinya sangat bertlarga bagi sekolah. Hal ini menjadikannya termotivasi untuk melaksanakan tugasnya dengan lebih baik.

b. Kepala sekolah perlu melatih dan membiasakan diri untuk mendengarkan guru, menerima gagasan guru dan memberi infonnasi kepada guru tentang apa yang akan dilakukan sekolah, apa yang dibutuhkan sekolah dan bagaimana peran serta guru dalam upaya peningkatan kualitas sekolah. Sehingga guru tidak hanya bertindak sebagai pengajar di dalam kelas tatapi juga sebagai

perencana dan pelaksana dalam peningkatan kual itas sekolah.

c. Kepala sekolah perlu melatih diri secara kontiniu dalam berempati kepada bawahannya. Tanpa empati mustahil bisa ada hubungan yang baik. Tetapi sebaliknya, dengan empati maka akan terjadi hubungan interpersonal yang baik. Oleh sebab itu dalam wilayah kehalusan budi pekerti kepala sckolah akan mcningkatkan hubungan sosial yang lebih baik dalam lingkungan sekolah. Dalam arti bahwa merupakan hal yang tidak mungkin seseorang bisa berhubungan dengan baik, jika dia tidak memiliki empati.

d. Dalam penerapan kepemimpinan partisipatif, kcpala sekolah diharapkan dapat memberdayakan semua sisi positf guru dengan memberikan kesempatan

(31)

kepada guru untuk berpartisipasi dalam setiap kegiatan sekolah, mulai dari perencanaan program sekolah, pelaksanaan kegiatan mendidik, mengajar dan melatih, dan mel ak uk~ ~va luasi terhadap rencana dan pelaksanan kegiatan. 2. Peoingkatao Kepuasao Kerja Guru Melalui Kepemimpinan Partispatif

Kepala sekolab

Kepuasan kerja merupakan ungkapan emosional seorang guru terhadap apa yang dirasakannya sclama mclaksanakan tugas-tugas di sekolah. Untuk meningkatkan kepuasan kerja guru maka kepala sekolah juga dapat mencrapkan kepemimpinan partisipatif, yang membcrikan guru kesempatan untuk berpartisipasi.

a. Kepala sekolah sebagai pemimpin mcrupakan orang yang turut menentukan sikap guru terhadap pekerjaan yang sedang dan akan dilaksanakannnya. Guru akan dapat mencapai kcpuasan kerja ketika dalam bckerja, kepala sekolah membcrikan perhatian pada guru. baik secara moral maupun materil.

b. Menerima gagasan guru, memberi kesempatan untuk mengambil keputusan penting akan meningkatkan harga diri guru, sehingga timbul kepuasan di dalam dirinya. Dan hal ini tentu akan berdampak pada kinerjanya. Ketika keputusan diputuskan secara bersama, maka guru merasa bahwa dia tepat berada di sekolah tersebut, sehingga tidak ada upaya untuk meninggalkan sekolah dan mencari sekolah lain.

c. Kepala sekolah perlu membangun sistem yang mempermudah pelaksanaan tugas guru. Guru tidak mengharapkan birokrasi yang berbelit-belit, perlu adanya keluwesan kepada guru untuk mengekspresikan seluruh kemampuan yang dimilikinya. Ide-ide yang inovatif dari guru, perlu mendapat perhatian bahkan kepala sekolah perlu memfasilitasi hal-hal yang kreatif dan inovatif tersebut. Ketika ide dan kreatifitas guru dihargai kepala sekolah, timbul kepuasan karena

Ill

(32)

setiap upaya yang dilakukan guru untuk mcningkatkan kualitas sekolah dihargai oleh sekolah melalui kcpala sckolah.

d. Kepala sekolah pcrlu memberikan tanggung jawab kepada guru dalam melaksanakan s uatu pekeljaan dan dibcri pula apresiasi kepada tanggung j awab yang tcluh dicapai, serta bila memungkinkan kompensasi sebagai konsekuens i dari tanggungjawab itu perlu diberikan kepada guru. Pemberian tanggungjawab merupukan suatu bcntuk kepercayaan yang diberikan schingga guru merasakan kepuusan dalam bekc rja.

e. Menjalin komunikasi yang baik, juga sangat berpengaruh pada kepuasan kerja guru. Seorang pemimpin yang partisipatif tentu harus dapat menggunakan komunikasi yang baik untuk menerima atau menolak gagasan guru, tanpa ada yang merasa ditinggikan maupun direndahkan. Komunikasi yang baik j uga akan mampu menjembatani perbedaan-perbedaan yang muncul pada saat pengambilan keputusan.

3. Peningkatan Kepuasan Kerja G uru melalui Motivasi Kerja Guru

Motivasi kerja guru memberikan pengaruh terhadap kepuasan kcrja guru. Pcningkatan motivasi kerja akan meningkatkan kepuasan kcrja. Untuk itu diharapkan guru memiliki motivasi kerja sehingga dapat mencapai kepuasan kerja.

Semangat kerja merupakan motivasi yang terbesar dari dalam diri guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab. Guru yang bersemangat cenderung lebih dapat mencapai kepuasan kerja dibanding dengan guru yang tidak memiliki semangat kerja.

Motivasi berprestasi mendorong guru untuk bekerja melebihi dari apa yang seharusnya d ikerjakan, dan pencapaian ini akan berdampak pada pencapaian

112

(33)

kepuasan. Pe ningkatan prestasi merupakan satu bentuk kepuasan yang dirasakan guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab di seko lah. c. Guru yang terrnotivasi dalam bekerja akan menjadikan dirinya berupaya untuk

bekerja lebih baik dan lebih mandiri da lam bertindak. Bahkan akan menimbulkan rasa senang dalam bekerja. Kemamdirian dalam bekeJja akan mempenagruhi kepuasan guru dalam bekerja.

d . Guru yang memiliki motivasi membutuh kan lebih sedikit pengawasan. Semakin sedikit pengawasan, semakin meningkatkan kemandirian dan sernakin besar tanggung jawab yang diterima. Pemberian tanggung jawab merupakan suatu bentuk upaya untuk mencapai kepuasan keJja.

C. Sar an

Berdasarkan s impulan d an implikasi penelitian, maka ada bcberapa saran yang d ikemukakan, sebagai berikut:

I. disarankan ke pada guru u ntuk memiliki motivasi kerja yang memberikan pengaruh terhadap pencapaian kepuasan kerja. Semakin tinggi motivasi g uru dalam bekerj a scmakin besar pengaruh yang didapatkan dalam kepuasan kerj a. 2. disarankan kepada ke pala seko lah untuk memberikan kesempatan kepada guru berpartisipasi d alam kegiatan sekolah, mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi, dengan mencrapkan kepemimpinan partisipatif. Partis ipasi guru akan mcm otivasi guru dalam bckerj a dan memcngaruhi kepuasan kerja guru.

3. Bcrdasarkan hasil pe nelitian, bahwa motivasi kerja dan kepuasan kerja guru dipengaruhi oleh penerapan kepemimpinan kepala sekolah, terutama kepemimpinan partis ipatif. Artinya, kepala seko lah mela lui kepmimpinannya

(34)

harus dapat memotivasi guru untuk bekcJja dan dapat membuat guru merasakan kepuasan dalam bekelja, sehingga disarankan kepada Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Dairi, agar dalam hal rekomendasi untuk pengangkatan kepala sekolah, perlu kiranya mcngctahui kemampuan calon kepala sekolah dalam memotivasi guru dan dapat mcmbangun hubungan yang baik dengan guru sehingga guru dapat mencapai kepuasan kelja. Selanjutnya, karena motivasi kerja tidak hanya dipengaruhi oleh kepamimpinann kepala sekolah saja, tetapi juga faktor la in seperti pemberian penghargaan dan kompensasi kepada guru, maka perlu kiranya kepada guru-guru yang berprestasi diberikan penghargaan, misalnya kenaikan pangkat otomatis, dan atau bahkan promosi untuk menduduki jabatan-jabatan yang lebih tinggi.

-

z

~

Gambar

Tabel 3.1 Rekapitulasi Jumlah Guru PNS dan Non PNS SMP Negeri Kabupaten Dairi 59
Gambar 2.1 Kontinuum dari Prosedur-prosedur Pengambilan Keputusan.................

Referensi

Dokumen terkait

Skenario fungsi melihat detail permainan yang disarankan bertujuan agar pengguna dapat memainkan permainan yang sesuai dengan usia anak dan perkembangan anak

Berdasarkan hasil analisis data latihan squat dengan metode piramid sistem dan burnout sistem memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kekuatan

Koinfeksi HIV oleh virus hepatitis tidak mempengaruhi penyakit oleh HIV tersebut maupun perkembangannya menjadi AIDS, tetapi HIV mempengaruhi hepatitis B dengan

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL TENTANG PERUBAHAN KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 042/U/2000 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENETAPAN

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Perbandingan Densitas Latihan Kecepatan 3x, 4x dan 5x dalam Satu Minggu Terhadap

dibuat sebuah theme yang digunakan untuk menyimpan data wilayah kecamatan.. di

Mata kuliah ini membahas berbagai macam pengukuran,yaitu: pengukuran poligon sebagai kerangka peta, pengukuran detail situasi sebagai isi peta, perhitungan dan

No.KK No.KK No.KK No.KK NIK NIK NIK NIK NAMA NAMA NAMA NAMA TEMPAT LAHIR TANGGAL LAHIR TEMPAT LAHIR TEMPAT LAHIR TEMPAT LAHIR TANGGAL LAHIR TANGGAL LAHIR TANGGAL LAHIR UMUR UMUR