• Tidak ada hasil yang ditemukan

Annual Report CITA 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Annual Report CITA 2015"

Copied!
157
0
0

Teks penuh

(1)

Building Towards

New Beginning

2015

A n n u a l

R e p o r t

(2)

PROFIL CITA

CITA‘S PROFILE 3

LAPORAN MANAJEMEN

MANAGEMENT REPORT 12

TANGGUNG JAWAB PELAPORAN TAHUNAN

RESPONSIBILITY FOR ANNUAL REPORTING 21

PEMBAHASAN DAN ANALISA MANAJEMEN

MANAGEMENT DISCUSSION & ANALYSIS 22

TATA KELOLA PERUSAHAAN

CORPORATE GOVERNANCE 28

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY 38

PROSPEK USAHA

BUSINESS PROSPECTS 40

DATA PERUSAHAAN

CORPORATE DATA 42

LAPORAN KEUANGAN AUDIT

AUDITED FINANCIAL RESULT 49

DAFTAR ISI

(3)

Tantangan merupakan ujian yang harus dihadapi dengan diiringi kemauan melakukan sesuatu untuk mengatasi tantangan tersebut.

Tahun lalu adalah tahun yang penuh tantangan bagi kami, baik yang berasal dari eksternal dan internal. Namun tantangan tersebut membuat kami menjadi lebih bersemangat dan mengerahkan seluruh daya upaya dengan tujuan meraih peluang yang muncul.

Pada tahun 2015, kami mulai bangkit kembali dengan hampir selesainya pembangunan fasilitas pemurnian alumina melalui entitas asosiasi, PT Well Harvest Winning Alumina Refinery (WHW). Pembangunan tersebut merupakan fasilitas pemurnian alumina pertama di Indonesia dan pada tahun yang sama juga kami meraih pendapatan atas penjualan Metallurgical Grade Bauxite (MGB) ke WHW untuk rencana uji coba untuk menghasilkan Smelter Grade Alumina (SGA) di tahun 2016. Hal ini membawa PT. Cita Mineral Investindo, Tbk. (Perusahaan/ CITA) ke awal yang baru demi meraih keberhasilan di masa yang akan datang.

Membangun Untuk

Menyongsong Awal yang Baru

Building Towards a New Beginning

Challenge is an adversity that must be dealt with, accompanied with a willingness to do something to address it.

Last year was a challenging year for us, both from external and internal. But this challenge makes us become more vibrant and pour all of our efforts with the goal to win opportunities as they arise.

(4)

BISNIS CITA

CITA’s Business

PT. CITA MINERAL INVESTINDO Tbk.

PT. HPAM

99,99%

PT. KUTj

99,99%

PT. WELL HARVEST WINNING

30%

BAUXITE MINING

ALUMINA REFINERY

CITA adalah perusahaan yang fokus bergerak di bidang pertambangan bauksit, berdiri sejak 1992, kami memiliki beberapa entitas anak perusahaan dibidang pertambangan. Melalui entitas asosiasi WHW, CITA akan menjadi penghasil alumina pertama di Indonesia di tahun 2016.

Hal ini sejalan dengan visi kami, yaitu menjadi produsen utama bauksit dan alumina terkemuka di Indonesia.

Seiring dengan peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah, maka untuk meningkatkan nilai tambah bauksit, sejak tahun 2013 WHW telah mulai membangun fasilitas pemurnian alumina di Kalimantan Barat. Di bulan Desember 2015, proses pembangunannya telah mencapai lebih dari 80%, hal ini menjadikan CITA sebagai satu-satunya perusahaan produsen pertambangan yang mencapai progress ini. Pembangunan fasilitas pemurnian alumina tersebut dilakukan dengan menggandeng China Hongqiao Group Limited, salah satu perusahaan penghasil aluminium terbesar di Tiongkok dan Winning Investment (HK), serta Shandong Weiqiao Aluminium Electricity Co.Ltd

Dalam menjalankan usahanya, CITA berusaha menjalankan usaha sesuai peraturan pemerintah. Kami menyadari bahwa dorongan pemerintah untuk membangun fasilitas pemurnian bauksit menjadi alumina merupakan upaya untuk meningkatkan nilai tambah bagi hasil tambang Indonesia dimana akan membawa kontribusi yang signifikan bagi seluruh pemangku kepentingan.

CITA is a bauxite mining company established in 1992 wich have several mining subsidiaries. Through WHW our associate entity, CITA will be the first alumina producer in Indonesia in 2016.

This is in line with our vision to become a prominent bauxite and alumina producer in Indonesia.

Along with the regulations issued by the Government, to increase the added value of bauxite, since 2013 WHW has been constructing alumina refinery plant in West Kalimantan. In December 2015, the construction process reached above 80%, which making CITA as the only mining producer company that achieved it. Construction of the project is done by cooperating with China Hongqiao Group Limited, one of the largest aluminum producer in China and Winning Investment (HK), as well as Shandong Weiqiao Aluminium Electricity Co.Ltd

(5)

BISNIS CITA

CITA’s Business

PT. CITA MINERAL INVESTINDO Tbk.

PT. HPAM

99,99%

PT. KUTj

99,99%

PT. WELL HARVEST WINNING

30%

BAUXITE MINING

ALUMINA REFINERY

CITA adalah perusahaan yang fokus bergerak di bidang pertambangan bauksit, berdiri sejak 1992, kami memiliki beberapa entitas anak perusahaan dibidang pertambangan. Melalui entitas asosiasi WHW, CITA akan menjadi penghasil alumina pertama di Indonesia di tahun 2016.

Hal ini sejalan dengan visi kami, yaitu menjadi produsen utama bauksit dan alumina terkemuka di Indonesia.

Seiring dengan peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah, maka untuk meningkatkan nilai tambah bauksit, sejak tahun 2013 WHW telah mulai membangun fasilitas pemurnian alumina di Kalimantan Barat. Di bulan Desember 2015, proses pembangunannya telah mencapai lebih dari 80%, hal ini menjadikan CITA sebagai satu-satunya perusahaan produsen pertambangan yang mencapai progress ini. Pembangunan fasilitas pemurnian alumina tersebut dilakukan dengan menggandeng China Hongqiao Group Limited, salah satu perusahaan penghasil aluminium terbesar di Tiongkok dan Winning Investment (HK), serta Shandong Weiqiao Aluminium Electricity Co.Ltd

Dalam menjalankan usahanya, CITA berusaha menjalankan usaha sesuai peraturan pemerintah. Kami menyadari bahwa dorongan pemerintah untuk membangun fasilitas pemurnian bauksit menjadi alumina merupakan upaya untuk meningkatkan nilai

CITA is a bauxite mining company established in 1992 wich have several mining subsidiaries. Through WHW our associate entity, CITA will be the first alumina producer in Indonesia in 2016.

This is in line with our vision to become a prominent bauxite and alumina producer in Indonesia.

Along with the regulations issued by the Government, to increase the added value of bauxite, since 2013 WHW has been constructing alumina refinery plant in West Kalimantan. In December 2015, the construction process reached above 80%, which making CITA as the only mining producer company that achieved it. Construction of the project is done by cooperating with China Hongqiao Group Limited, one of the largest aluminum producer in China and Winning Investment (HK), as well as Shandong Weiqiao Aluminium Electricity Co.Ltd

(6)

Peta Area Operasional

Map of Operational Area

A

PONTIANAK

B

SUKADANA

C

KETAPANG

PT. WELL HARVEST WINNING ALUMINA REFINARY

Rute VIA Udara

Rute VIA Darat

B

C

A

Per April 2016

WashedTercuci

Kategori

Category

Tonnes

(Juta wmt) Al2O3 (%)

Cadangan

Reserves

Terkira

Probable 25.0 48.1

Total Cadangan

Reserves 25.0 48.1

Sumberdaya

Resources

Terukur | Measured 114.9 50.0

Tertunjuk | Indicated 92.0 48.3

Tereka | Inferred 193 48

Total Sumberdaya

399.6 48.6

Sumberdaya dan Cadangan Bauksit

(7)

SOLAR DRYING

REVOLVING

WASHING PLANT

From Bauxite mining

CRUSHING

BLENDING

Metallurgical Grade Bauxite

(MGB)

Bauksit yang ditambang diolah untuk menjalani proses benefisiasi agar menjadi MGB yang memiliki kadar Al2O3 antara 45-50%. MGB ini menjadi bahan baku proses pemurnian untuk menjadi Alumina di WHW.

Mined bauxite is processed to undergo beneficiation

process in becoming MGB that contains Al2O3 level

between 45-50%. This MGB will become the raw material for refinering process into Alumina in WHW.

Metallurgical Grade Bauxite (MGB)

(8)

MIXING

CLARIFICATION PRECIPITATION

DIGESTION

Proses Bayer

Bayer Process

MGB diolah melalui proses pemurnian (refinery) dengan mengadopsi proses Bayer (Bayer Process). Hasilnya adalah Alumina dengan kadar sekitar 98.5% yang merupakan bahan baku untuk industri pembuatan Aluminium.

The MGB is processed through a refinery process by adopting the Bayer process. The result is a level of Alumina with approximately 98.5%, which is the raw material for aluminum production industry.

FILTER

PRESSURE REDUCER/

HEAT EXCHANGER

PRECIPITATORS

RED MUD TO DISPOSAL POND CAUSTIC SODA

SLURRY MIXER

CALCINING KILN

DIGESTOR

THICKENER

STEP

1

STEP

2

STEP

3

STEP

4

STEP

5

FILTER

Metallurgical Grade Bauxite

(MGB)

CALCINATION

(9)

Struktur Pemegang Saham

Shareholders Structure

Struktur Perusahaan

Corporate Structure

PT Karya Utama

Tambangjaya

PT Well Harvest Winning

Alumina Refinery

17.32%

99,60%

99,60%

99,60%

99,60%

99,60%

99,60% PT Harita Jayaraya

6.37% 100%

100%

PT Suryaputra Inti Mulia 73.15%

Richburg Enterprises Pte. Ltd

3.16%

Lain-lain

PT. Harita Prima

Abadi Mineral

PT. Ketapang Karya Tambang PT. Sandai Kemakmuran

Utama Alex Goh

Mineral Distribution

Finanzas

PT. Ketapang Karya Utama PT. Sandai Persada Utama

PT. Labai Persada Tambang PT. Sandai Putra

Kalimantan Mineral

PT. Labai Pertiwi Tambang PT. Kemakmuran Surya

Inti Perkasa

PT. Sandai Inti Jaya Tambang PT. Duta Kemakmuran

Jaya Raya

PT. Sandai Karya Utama

30% 99,99%

China Hongqiao Group Limited

56%

Winning Investment

(HK)

9%

Shandong Weiqiao Aluminium

Electricity Co.Ltd 5%

0,01%

PT Cita Mineral

(10)

Kilas Balik

Milestone

Pendirian Perusahaan dengan nama PT Cipta Panel Utama, bergerak di bidang Industri Panel & Furniture.

Establishment of Company under the name of PT Cipta Panel Utama, engaged in the Panel & Furniture Industry.

Conducted diversification in Panel & Furniture Industry, among others computer workstation, home entertainment centre.

Melakukan Penawaran Umum Terbatas I. Mengubah nama Perusahaan menjadi PT Cita Mineral Investindo Tbk.

Melakukan Penawaran Umum Terbatas II. Melakukan Penyertaan pada PT Karya Utama Tambang Jaya (Pertambangan Bauksit).

Melakukan peletakkan batu pertama untuk proyek pabrik pemurnian bauksit menjadi alumina.

Mendirikan PT Well Harvest Winning Alumina Refinery (Smelter Grade Alumina).

Limited Public Offering I. Change the Company’s name to PT Cita Mineral Investindo Tbk.

Limited Public Offering II. Investment in PT Karya Utama Tambang Jaya. Ground breaking project of alumina refinery.

Established PT Well Harvest Winning Alumina Refinery (Smelter Grade Alumina).

Melakukan Diversifikasi Industri Panel & Furniture antara lain computer workstation, home entertainment centre.

Mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia.

Listed in the

Indonesia Stock Exchange. Melakukan Penyertaan pada

PT Harita Prima Mineral (Pertambangan Bauksit).

Investment in

PT Harita Prima Mineral (Bauxite Mining).

1992

1997

2002

2005

2007

2010

2013

2012

2015

Proses pembangunan pabrik pemurnian bauksit menjadi alumina Grade Alumina dan infrastruktur prasarana terus dilakukan hingga mencapai progress sebesar 86,77%. Ditargetkan sebelum pertengahan 2016 akan bisa mulai berproduksi tahap I (pertama).

(11)

Peristiwa Penting 2015

Significant Event 2015

Pencapaian tahap pembangunan fasilitas pemurnian alumina yang telah mencapai lebih dari 80% pada Desember 2015 merupakan hasil kerjasama yang baik dari pihak internal dan eksternal. Bersamaan dengan proyek ini, kami juga membangun beberapa prasarana dan infrastruktur yang dibutuhkan oleh para karyawan di fasilitas pemurnian alumina tersebut.

The development progress of alumina refinery plant has reached more than 80% in December 2015 is the result of good cooperation between internal and external parties. Along with this project, we also build infrastructures and accomodations needed by the employees at the alumina refinery plant.

A quite large amount of electrity power is required to operate the alumina refinery plant. In addition, WHW also build a steam power plant with coal fuel specifically to support the production process as well as provide power supply as supporting activities.

The amount of labor required is expected to increase significantly along with the completion of the first phase of refinery plant. We will also build infrastructure and

The convenient location of the plant which is on the waterfront makes transportation of processed bauxite material MGB and alumina shipments will be easily carried out. Ports and retaining waves as well as the crane is planned to be built gradually following the completion of the project’s progress. Untuk menjalankan fasilitas

pemurnian alumina, diperlukan pasokan tenaga listrik yang cukup besar. WHW juga membangun pembangkit listrik tenaga uap dengan bahan bakar batubara khusus untuk mendukung proses produksi serta memberikan pasokan listrik untuk kegiatan penunjang.

Dengan lokasi fasilitas yang berada di tepi laut, maka keluar masuk bahan baku bauksit olahan MGB serta pengiriman alumina akan dengan mudah dilakukan. Pelabuhan dan penahan gelombang serta crane direncanakan akan dibangun secara bertahap mengikuti progress penyelesaian proyek ini.

(12)

Visi & Misi

Vision & Mission

VISI

Menjadi Produsen Utama Bauksit dan Alumina

Terkemuka di Indonesia.

VISION

Become a prominent Bauxite and Alumina

Producer in Indonesia.

MISI

Mengelola Sumberdaya Bauksit secara Optimal.

Menerapkan Good Mining Practice.

Berkomitmen untuk metakukan Kebijakan K-3

(Kesehatan, Keselamatan Kerja) dan Lingkungan

Hidup yang bertanggungjawab.

Melakukan harmonisasi antara daya dukung

lingkungan dan masyarakat setempat.

Meningkatkan nilai bagi pemegang saham.

MISSION

Optimize the Bauxite Resources Management.

Implement Good Mining Practice.

Commit to conduct HSE (Health, Safety and Environment}

Policy and Responsible for the Environment.

Harmonize with the carrying capacity of the

environment and local community

(13)

Angka-angka pada seluruh tabel dan grafik menggunakan notasi Bahasa Indonesia

Numerical notation in all tables and graphs is in Bahasa Indonesia format

Dalam jutaan Rupiah

(kecuali disebutkan lain)

2015

2014 2013

In millions Rupiah (unless otherwise stated)

Penjualan Bersih 13.903 167.877 4.124.941 Net Sales

Laba Bruto 2.868 61.206 2.212.365 Gross Profit

Laba (Rugi) Bersih (341.205) (355.068) 629.130 Net Income (loss)

Laba (Rugi) Bersih diatribusikan ke pemilik entitas induk Net Income (loss) Attributable to:

Pemilik entitas induk (341.026) (354.812) 687.204 Equity holders pf parent company

Kepentingan non-pengendali (179) (255) (58.074) Non controling interes

Jumlah Pendapatan (rugi) komprehensif

(379.570) (424.597) 1.030.245 Total comprehensive income (loss)

Jumlah pendapatan (rugi) komprehensif yang dapat diatribusikan kepada

Total comprehensive income (loss) attributable to:

Pemilik entitas induk (379.390) (424.341) 972.170 Equity holders of parent company

Kepentingan non-pengendali (179) (255) 58.074 Non controlling interest

Laba (rugi) per saham (101,23) (105,34) 186,00 Income (loss) per share

Jumlah Aset 2.795.962 2.819.411 3.774.290 Total Asset

Jumlah Liabilitas 1.503.924 1.147.804 1.678.088 Total Liabilities

Jumlah Ekuitas 1.292.038 1.671.607 2.096.202 Total Equity

Rasio Laba terhadap Jumlah Aset (0,12) (0,13) 0,17 Return of Assets Ratio

Rasio Laba (rugi) terhadap Jumlah Ekuitas

(0,26) (0,21) 0,30 Return of Equity Ratio

Rasio Laba (rugi) terhadap Jumlah Pendapatan

(24,54) (2,12) 0,15 Net Income (loss) Margin Ratio

Rasio Lancar (X) 0,75 1,52 1,91 Current Ratio (X)

Rasio Liabilitas terhadap ekuitas (X) 1,16 0,69 0,80 Debt to Equity Ratio (X)

Rasio Liabilitas terhadap jumlah aset (X)

0,54 0,41 0,44 Debt to Asset Ratio (X)

Ikhtisar Keuangan

(14)

Ikhtisar Saham

Shares Information

Kronologis Pencatatan Saham

Chronology Of Share Listing

Keterangan Jumlah

Saham

Total Share

Tanggal Pencatatan

Listing Date

Description

Penawaran Umum 60.000.000 20 Maret 2002 Initial public offering

Pencatatan Penuh 240.000 20 Maret 2002 Company Listing

Pencatatan Saham Bonus 48.000.000 21 Februari 2003 Bonus Share

Saham Hasil Konversi Waran Seri 1 97.000 2002-2005 Share Aquired from Conversion of Serial Warants

Penawaran Umum Terbatas I 835.481.300 8 Juni 2007 1st Right Issues

Penawaran Umum Terbatas II 2.247.156.600 9 Maret 2010 2nd Right Issues

Pergerakan Harga Saham pada Tahun 2014 dan 2015

Share Price Movement in Year 2014 and 2015

2014

2015

Tertinggi

Higest

Terendah

Lowest

Penutupan

Closing

Tertinggi

Higest

Terendah

Lowest

Penutupan

Closing

Kuartal I - - 940 - - 940 1st Quarter

Kuartal II - - 940 - - 940 2nd Quarter

Kuartal III - - 940 - - 940 3rd Quarter

Kuartal IV - - 940 - - 940 4th Quarter

Berdasarkan Pengumuman PT Bursa Efek Indonesia Nomor: Peng-SPT-002/BEI.WAS/01.2014 tanggal 21 Januari 2014, perdagangan saham CITA dihentikan sementara di Pasar Reguler dan Pasar Tunai. Selanjutnya berdasarkan Pengumuman PT Bursa Efek Indonesia Nomor: Peng–SPT-00002/BEI.PC1/01.2015 tanggal 28 Januari 2015, perdagangan saham CITA dihentikan sementara di Pasar Negosiasi.

(15)

Dear respected Shareholders and

Stakeholders,

Praise God we pray for the success of PT Cita Mineral Investindo, Tbk. and its subsidiary entities as well as associate entity through a challenging year 2015.

In accordance with the Articles of Association and the prevailing legislation, the Board of Commissioners had fulfilled its duties in providing supervision and advice to the Board of Directors with full responsibility based on the principles of good corporate governance.

The Board of Commissioners has endeavored to oversee the policy and the course of management, as well as to advise the Board of Directors of the Company’s operations that refer to the business plan that has been set, as well as ensuring compliance with all applicable regulations and legislations.

In carrying out its role, the Board of Commissioners strives to ensure that the Company has been managed in the interests of the Company and in accordance with the purposes and objectives of the Company.

To maintain its’ objectivity and independence in performing their duties, the Board of Commissioners is not involved in the operational decision-making of the Company, except for matters set forth and defined in the

Pemegang saham dan para pemangku

kepentingan lainnya yang kami hormati.

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME karena PT Cita Mineral Investindo, Tbk. dan Entitas Anak serta Entitas Asosiasi berhasil melalui tahun 2015 yang penuh tantangan.

Sesuai dengan Anggaran Dasar Perusahaan dan peraturan perundang-undanganan yang berlaku, Dewan Komisaris telah menjalankan tugas pengawasan dan pemberian nasehat kepada kepada Direksi dengan penuh tanggungjawab berdasarkan prinsip good corporate governance.

Dewan Komisaris telah berupaya melakukan pengawasan atas kebijakan dan jalannya pengurusan, dan memberi nasihat kepada Direksi terhadap operasional Perusahaan yang mengacu kepada rencana bisnis yang telah ditetapkan, serta memastikan kepatuhan terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

Dalam menjalankan perannya, Dewan Komisaris senantiasa berupaya untuk memastikan bahwa Perusahaan telah dikelola untuk kepentingan Perusahaan dan telah sesuai dengan maksud dan tujuan Perusahaan.

Untuk menjaga obyektivitas dan independensi dalam menjalankan tugas, Dewan Komisaris tidak terlibat dalam pengambilan keputusan operasional Perseroan, kecuali hal-hal yang diatur dan ditetapkan dalam Anggaran Dasar

Laporan Dewan Komisaris

(16)

Guna mendukung efektivitas pelaksanaan dan tanggungjawabnya, Dewan Komisaris dibantu oleh Komite Audit, dimana fungsi, tugas dan wewenang Komite Audit telah didefinisikan dengan jelas, sehingga sepanjang 2015, Komite Audit telah berperan secara efektif dalam membantu Dewan Komisaris.

Dalam laporan ini, Dewan Komisaris juga akan melaporkan penilaian kinerja Direksi, pandangan atas prospek usaha yang disusun oleh Direksi, serta perubahan komposisi Dewan Komisaris sepanjangtahun 2015.

Kondisi Eksternal 2015

2015 adalah tahun yang penuh tantangan bagi Perusahaan dimana antara lain tercermin dari kondisi eksternal ekonomi makro yang menjadi salah satu indikatornya, Produk Domestik Bruto (PDB) di sepanjang tahun 2015 mengalami penurunan hingga mencapai 4,79% (yoy) dibanding PDB pada tahun 2014 yang sebesar 5,02% (yoy).

Kondisi eksternal yang kurang kondusif juga terjadi pada sektor pertambangan, termasuk pertambangan bauksit, sebagai dampak pemberlakuan Undang-Undang Mineral dan Batubara (UU Minerba) yang efektif berlaku per Januari 2014. Seperti kita ketahui bersama, peraturan pemerintah dari UU Minerba tersebut telah mengatur perusahaan pertambangan untuk mengekspor beberapa jenis mineral mentah antara lain emas, nikel, bauksit, bijih besi dan tembaga dengan kadar mineral tertentu.

Tujuan penerapan aturan ini ialah agar para perusahaan pertambangan mengolah lebih lanjut bahan mentah tersebut di dalam negeri, sehingga pada akhirnya memiliki nilai tambah bagi masyarakat dan negara.

Di tengah kondisi yang penuh tantangan, CITA berhasil melalui tahun 2015

dengan pencapaian yang cukup signifikan, khususnya dalam mendukung

program hilirisasi pemerintah di bidang tambang melalui kemajuan

pembangunan Fasilitas Pemurnian Alumina oleh entitas asosiasi WHW.

In the midst of the challenging circumstances, CITA was successfully

through 2015 with a significant achievement, particularly in supporting

the Government downstream programs in mining sector through the

construction progress of alumina refinery plant by its associate entity, WHW.

In order to support the effective implementation and to fulfill its’ responsibilities, the Board of Commissioners is assisted by the Audit Committee in which the functions, duties and powers of the Audit Committee have been clearly defined, therefore, it enabled the Audit Committee to act effectively in assisting the Board of Commissioners throughout 2015.

In this report, the Board of Commissioners will also report the performance assessment of the Directors, the view over the business prospects prepared by the Board of Directors, as well as changes in the composition of the Board of Commissioners throughout 2015.

External Conditions in 2015

2015 is a challenging year for the Company which is reflected from the external macroeconomic conditions with one of the indicators is the Gross Domestic Product (GDP) in 2015 that decreased up to 4.79% (yoy) compared to 2014 of 5.02% (yoy).

The unfavorable external condition also occurred in the mining sector, in particular bauxite mining, as the impact of the implementation of the Mining Law in January 2014. As we all know, the government regulation of the Mining Law has been set for the mining companies to export raw minerals including gold, nickel, bauxite, iron ore and copper with certain minimum mineral level.

(17)

Namun pada praktiknya, tidak semua perusahaan tambang mampu membangun pabrik pengolahan dan pemurnian hasil tambang dikarenakan tingginya biaya investasi yang harus dikeluarkan. Bahkan, dari sejumlah perusahaan yang berkomitmen membangun fasilitas pemurnian, sampai saat ini belum banyak yang menunjukkan kemajuan yang berarti. Pada akhirnya, sebagian besar perusahaan pertambangan menghentikan aktivitas penambangan, produksi dan penjualan. Hal ini juga dialami oleh CITA dan Entitas Anak sejak tahun 2014 lalu.

Meskipun demikian, kami menyambut tujuan luhur dikeluarkannya UU Minerba dengan mencari mitra serta melaksanakan pembangunan fasilitas pemurnian alumina untuk menghasilkan nilai tambah dalam bentuk SGA sejak tahun 2012 meskipun dihadapkan dengan banyak tantangan dan hambatan.

Kondisi ini juga telah menyebabkan pihak PT Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan evaluasi dan memutuskan untuk menghentikan sementara perdagangan saham CITA sejak tanggal 21 Januari 2014, untuk pasar regular dan 29 Januari 2015 untuk pasar negosiasi hingga Perusahaan mampu menunjukkan kelangsungan usaha yang lebih sustainable.

Penilaian Atas Kinerja Direksi di 2015

Walaupun secara kinerja selama tahun 2015 Perusahaan masih mencatat rugi tahun berjalan sebesar Rp341 miliar, namun kami melihat secercah harapan atas perolehan kembali pendapatan usaha untuk pertama kalinya di bulan Desember 2015 tersebut. Hal ini berasal dari pengiriman perdana MGB kepada Entitas Asosiasi, WHW sebesar 31.000 metric ton di bulan Desember 2015 sebagai bagian dari bahan baku untuk uji coba yang direncanakan akan dilaksanakan di kuartal 2 tahun 2016.

Di sisi lain kami melihat bahwa Direksi sudah melakukan penghematan dan efisiensi serta memperbaiki aspek-aspek tata kelola perusahaan agar lebih siap menghadapi fase pertumbuhan kembali di saat fasilitas pemurnian alumina siap beroperasi di tahun 2016 mendatang.

Oleh sebab itu, kami menilai fokus dan upaya Direksi dalam mengejar penyelesaian pembangunan fasilitas pemurnian alumina tahap I di WHW sudah tepat dan perlu mendapat apresiasi.

Pandangan atas Prospek Usaha Perusahaan

yang Disusun oleh Direksi

Sejalan dengan rencana kerja dan strategi Direksi untuk

When it comes down to it, not all mining companies are able to build processing plants and purification of mining product due to its high investment costs. In fact, from number of companies committed to build refinery facilities, until now there has been not many that show significant progress. In the end, most of mining companies stop their mining activities, production and even the sales. Where it was also experienced by CITA and its subsidiary entities since 2014.

Nonetheless, we welcome the noble objective of the Mining Law by seeking partners and establishing alumina refinery plant to create an added value in the form of SGA since 2012 despite we were faced with many challenges and obstacles.

These conditions have also led Indonesia Stock Exchange (BEI) to evaluate and finally decided to suspend CITA’s share trading as of 21 January 2014 in the regular market, and as of 29 January 2014 in the negotiated market until the ability of the Company to demonstrate a more sustainable business.

Board of Directors Performance

Assessment in 2015

Although in 2015, the performance of the Company recorded a loss amounted to Rp341billion, but we see a glimmer of hope from obtaining back the operating revenues for the first time in December 2015. It is derived from the first shipment of MGB to the associate entity, WHW amounted to 31,000 metric tons in the December 2015 as part of the raw materials for the trial’s which will be conducted in the second quarter 2016.

On the other hand we recognized that the Board of Directors has been very conservative and maintained the cost-efficient policy as well as improved corporate governance’s aspects to be better prepared in facing the phase of incoming re-growth when the alumina refinery plant is ready for operation in 2016.

Therefore, we are grateful and appreciate for the focus and efforts of the Board of Directors in pursuing the completion of the first phase of alumina refinery plant in WHW.

The Outlook on the Company’s Business

Prospects by the Board of Directors

(18)

Kerjasama yang terjalin baik dengan mitra dari WHW yaitu China Hongqiao Group Limited, Winning Investment (HK) Company Limited serta Shandong Weiqiao Aluminium & Electricity Co.Ltd. juga akan terus ditingkatkan. Berdasarkan data per 31 Desember 2015, progress pembangunan fasilitas pemurnian alumina tahap I telah mencapai 85,77%.

Diharapkan rencana kerja untuk mengejar tahap commissioning fasilitas pemurnian alumina tersebut bisa dilakukan dalam paruh pertama 2016 ini dan Perusahaan diharapkan akan bisa memberikan nilai tambah bagi seluruh pemangku kepentingan.

Perubahan Komposisi Anggota Dewan

Komisaris di 2015

Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang diadakan pada 4 Juni 2015, pemegang saham menyetujui perubahan susunan Direksi dan Dewan Komisaris dan berharap positif susunan Dewan Komisaris dan Direksi yang baru akan mampu membawa Perusahaan kearah yang lebih baik.

Apresiasi

Akhir kata, di tengah segala tantangan dari sisi eksternal dan internal sepanjang tahun 2015 yang merupakan dampak lanjutan dari tahun 2014, maka kami atas nama Dewan Komisaris ingin menyampaikan penghargaan sebesar-besarnya bagi Direksi Perusahaan beserta seluruh karyawan termasuk Entitas Anak dan Entitas Asosiasi atas kemampuan mereka bertahan dan dukungan di tengah kondisi yang sangat sulit ini.

Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak perbankan, mitra kerja, pemegang saham dan juga pihak regulator, baik dari Bursa Efek Indonesia ataupun Otoritas Jasa Keuangan maupun badan pemerintah terkait lainnya atas dukungan dan kepercayaannya sehingga Perusahaan mampu melalui tahun 2015 dan menyongsong tahun 2016 sebagai perusahaan terbuka pertama yang akan memiliki fasilitas pemurnian alumina di Indonesia.

Jakarta, 30 Maret 2016

Lim Gunawan Hariyanto

Komisaris Utama

The established good cooperation with partners from WHW namely China Hongqiao Group Limited, Winning Investment (HK) Company Limited and Shandong Weiqiao Aluminium & Electricity Co.Ltd. will also be improved. Based on data as of 31 December 2015, the construction progress of alumina refinery plant Phase I has reached 85.77%.

It is expected that the work plan to pursue the commissioning phase of alumina refinery plant can be done in the first half 2016 and the Company is anticipated to be able to provide added value for all stakeholders.

Changes in the Board of Commissioners’

Composition in 2015

In the General Meeting of Shareholders held on 4 June 2015, the shareholders approved the changes in the Board of Commissioners and the Board of Directors’ composition and optimistic that this changes will bring the Company to a better direction.

Appreciation

Finally, admit all the challenges from external and internal throughout 2015 which are the continuing impact of the 2014, we on behalf of the Board of Commissioners would like to express our great appreciation to our Board of Directors and all employees including our subsidiary entities and Associated Entity on their ability to survive and maintained their support in this very difficult conditions.

We would also like to thank the banks, business partners, shareholders and regulators, both from Indonesia Stock Exchange or the Financial Services Authority and the related Government agencies for their support and trust that enabled the Company to work through 2015 and welcome 2016 as the first public listed company to have an alumina refinery plant in Indonesia.

(19)

Laporan Direksi

Board of Directors’ Report

Dear shareholders and other stakeholders,

2015 was not an easy year for the Company. There were so many challenges that we had to face in the midst of difficult conditions and situations of the national and global economy, particularly in the mining world. But thanks to His abundant mercy, we have been able to pass safely and are gradually building our strength towards a new beginning. To become an integrated bauxite company in Indonesia.

Macroeconomic Overview

The slowing economic growth in Indonesia in 2015, especially in the first half was partly influenced by a weakening global economy, mainly from China which was experiencing growth adjustments, depreciation of the Yuan and decline in oil and commodity prices. This had quite an impact on our country which is based on natural resources.

However, entering the third quarter of 2015, the national economy began to show improvement, until finally reaching a growth rate of 4.79%, though still lower than the previous year. Meanwhile, inflation in 2015 was well-controlled at 3.35% or within the target set by Bank Indonesia and the Government. On the other hand, the rupiah weakened by 11.30% from Rp.12,385 / USD on 31 December 2014 to Rp.13,785 / USD on 31 December 2015 due to global pressures and domestic factors.

Pemegang saham dan para pemangku

kepentingan lainnya yang kami hormati.

Tahun 2015 bukanlah tahun yang mudah bagi Perusahaan. Banyak sekali tantangan yang kami hadapi di tengah kondisi dan situasi sulit perekonomian nasional dan global, khususnya di dunia pertambangan. Namun berkat rahmatNya yang berlimpah, kami mampu melaluinya dan berangsur-angsur membangun kekuatan untuk menuju ke awal yang baru (Building Towards New Beginning), Untuk menjadi perusahaan bauksit yang terintegrasi di Indonesia.

Tinjauan Makro Ekonomi

Pelambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2015 khususnya di semester pertama sebagian dipengaruhi oleh melemahnya ekonomi global, terutama bersumber dari negeri Tiongkok yang mengalami penyesuaian pertumbuhan, depresiasi Yuan serta penurunan harga minyak dan komoditas. Hal ini sangat berdampak bagi negara kita yang berbasis pada sumber daya alam.

(20)

The weakening economy was also reflected in the mining sector, where the exports ban of raw minerals, made many mining companies eventually had to cease operations after trying to improve efficiency even rationalization as a result of not being able to construct refinering facility that required a significant investment during declining world commodity prices throughout 2015.

Strategic Policy

Based on the macroeconomic conditions in 2015, including the impact on the mining industry, especially bauxite, the Company continued its strategic policy to consistently make CITA an integrated bauxite company with capacity to carry out value added process of downstream MGB to become Alumina which is the main raw material for the aluminum industry.

As a flashback, since 2012 the Company via WHW Association has pioneered the development of a world scale alumina refinery plant mega project in the region of Ketapang, West Kalimantan in cooperation with foreign partners, China Hongqiao Group Limited, a major Aluminium producer in Asia and the world, Winning Investment (HK) Company Limited and other partners. At that time, our aim was to welcome the Government’s intention to develop the downstream minerals industry, especially bauxite to be exported with high added value after being processed domestically into alumina (SGA).

“CITA akan menjadi perusahaan publik pertama yang memiliki fasilitas

pemurnian terpadu alumina di Indonesia pada tahun 2016 ”.

“CITA will be the first public company that owns an integrated alumina

refinery plant in Indonesia in 2016”.

Pelemahan ekonomi ini juga tercermin pada sektor pertambangan dimana faktor pelarangan ekspor mineral mentah membuat banyak perusahaan pertambangan yang akhirnya menghentikan kegiatan operasionalnya setelah sekian tahun melakukan efesiensi bahkan rasionalisasi akibat tidak mampu untuk memasuki fase pembangunan proses pengolahan yang membutuhkan investasi yang sangat signifikan di tengah menurunnya harga komoditas dunia sepanjang 2015.

Kebijakan Strategis

Berdasarkan kondisi makro ekonomi di tahun 2015 tersebut, termasuk pengaruhnya terhadap industri pertambangan khususnya bauksit, maka Perusahaan melanjutkan kebijakan strategis untuk konsisten menjadikan CITA sebagai perusahaan bauksit terintegrasi yang memiliki kapasitas untuk melakukan proses nilai tambah melalui hilirisasi MGB menjadi Alumina yang merupakan bahan baku utama industri aluminium.

(21)

Pencapaian Target 2015 dan Kendala Yang

Dihadapi

Sejalan dengan rencana pembangunan yang terus berjalan, Perusahaan menghadapi tantangan dan kendala yang cukup berat, terutama sejak awal 2014 dimana Pemerintah secara tegas melarang ekspor bauksit meskipun pada dasarnya terhadap bauksit telah dilakukan proses pengolahan (benefisiasi) hingga kadar Al2O3 mencapai sekitar 45-50% atau lazim disebut sebagai MGB.

Akibatnya, sepanjang 2014, dengan berat hati kami terpaksa memilih opsi efisiensi dan pengurangan banyak sumber daya manusia khususnya di entitas anak perusahaan. Hal ini bertujuan agar Perusahaan mampu terus bertahan sambil menfokuskan upaya penyelesaian pembangunan proyek pemurnian alumina di Kalimantan Barat tersebut yang mencapai progress sebesar 42,74% pada akhir 2014.

Kemudian dengan didukung oleh pendanaan internal dan eksternal melalui perbankan lokal dan asing, CITA melalui WHW melanjutkan pembangunan fasilitas pemurnian alumina tahap pertama sehingga terus mengalami kemajuan, bahkan hingga akhir Desember 2015 lalu sudah mencapai penyelesaian sebesar 85,77%.

Meskipun demikian, kami menyadari terdapat kendala-kendala yang kami hadapi bersama mitra bisnis, baik dari aspek teknis maupun non-teknis khususnya terkait infrastruktur dan prasarana proyek fasilitas pemurnian alumina yang antara lain terdiri dari pelabuhan, pembangkit listrik, kantor, gudang dan akomodasi karyawan, serta pembangunan fasilitas pemurnian alumina itu sendiri. Kendala tersebut satu persatu diupayakan untuk ditangani secara optimal melalui kerjasama dan koordinasi yang baik dari berbagai pihak, mulai dari kontraktor, pemasok, para karyawan, pejabat pemerintah, masyarakat serta seluruh pemangku kepentingan terkait.

Dari sisi kinerja keuangan, sebagai dampak tidak beroperasinya Entitas Anak Usaha, secara konsolidasi Perusahaan masih membukukan kerugian sebesar Rp341 miliar pada tahun 2015, atau turun 3,94% dari Rp355 miliar per 31 Desember 2014. Sepanjang 2015 kami tetap berbagai upaya untuk melakukan berbagai penghematan yang dapat menekan kerugian yang lebih besar.

Patut dicatat bahwa di bulan Desember 2015, Perusahaan mulai melakukan penjualan melalui Entitas Anaknya PT Harita Prima Abadi Mineral (HPAM) dan berhasil membukukan pendapatan usaha sebesar Rp13,9 miliar setelah hampir dua tahun tidak pernah meraih penjualan dari MGB. Penjualan tersebut merupakan bagian dari kontrak awal penjualan MGB antara Perusahaan dan Entitas

Achievement of 2015 Target and Obstacles

Faced

In line with ongoing development plans, the Company had been facing heavy challenges and obstacles, especially since the beginning of 2014 in which the Government firmly prohibited bauxite exports, although the bauxites had already been through the process (beneficiation) to

reach 45-50% Al2O3 or commonly known as MGB.

As a result, throughout 2014, we were forced to choose the option of efficiency and reduction of a significant number of human resources, especially in subsidiary entities, and it was a very difficult decision for us. This is intended so that the Company could continue to survive while focusing on efforts to finish construction of the alumina refinery project in West Kalimantan, which reached a progress of 42.74% at the end of 2014.

Subsequently, supported by internal and external funding through local and foreign banks, CITA through WHW continued with the first phase construction of the alumina refinery and by the end of December 2015 the construction reached 85.77%.

Nonetheless, we recognize that the obstacles we have been facing together with our business partners either come from technical or non-technical aspects, especially related to infrastructure and facilities for the alumina refinery project, comprised of ports, power plants, offices, warehouses and accommodation for employees, as well as the alumina refinery plant itself. We are striving to get each one of the obstacles taken care of optimally through good cooperation and coordination with all parties, from contractors, suppliers, employees, Government officials, public to all relevant stakeholders.

In term of financial performance, as a result of the non-operation of the subsidiary entities, on a consolidated basis the Company still suffered loss from operation of Rp341 billion as of 31 December 2015, down 3.94% from Rp355 billion as of 31 December 2014. Throughout 2015, we were successful in taking various efficiency that could hold down greater losses.

(22)

Prospek Usaha

Jika dilihat dari struktur industri aluminium, hingga saat ini produsen aluminium di Indonesia masih harus mengimpor SGA dalam proses produksinya guna menghasilkan aluminium. Oleh sebab itu, kami melihat prospek usaha Perusahaan dengan adanya WHW masih prospektif bagi memenuhi kebutuhan dalam negeri. Disamping itu, pangsa pasar luar negeri terhadap permintaan akan alumina masih memiliki daya tarik tersendiri dan memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai ekspor MGB.

Hal ini sejalan dengan rencana pemerintah untuk melakukan hilirisasi mineral, termasuk didalamnya bauksit, agar nilai tambah pemurnian alumina yang selama ini dinikmati oleh negara lain bisa mulai beralih ke Indonesia sejalan dengan semakin tingginya permintaan akan produk berbasis aluminium di negara kita.

Perusahaan melalui WHW akan menjadi produsen SGA pertama di Indonesia saat fasilitas pemurnian alumina memasuki tahap commissioning dan trial production yang direncanakan bisa tercapai dalam semester pertama 2016. Untuk tahap pertama dan kedua, WHW akan memiliki kapasitas produksi masing - masing sebesar satu juta ton alumina per tahun. Pelaksanaan tahapan selanjutnya tentunya akan dilakukan setelah dilakukan kajian secara cermat dan matang termasuk mempertimbangkan kondisi pasar dan harga alumina di tingkat dunia.

Perbaikan Good Corporate Governance (GCG)

Di tengah tantangan dan kendala yang dihadapi di tahun 2015, Perusahaan mulai melakukan perbaikan tata kelola perusahaan agar semakin siap saat Perusahaan memasuki awal baru di tahun 2016. Aspek-aspek tata kelola yang mengalami perbaikan sepanjang 2015 antara lain:

• Penambahan jumlah pemegang saham hingga di atas

300 pemegang saham

• Penguatan komposisi Dewan Komisaris dan Direksi

dengan memperkuat aspek independensi serta penambahan seorang Direktur Teknis yang memiliki latar belakang dan pengalaman operasional sesuai dengan bidang usaha utama Perusahaan di bidang pertambangan

Sisi lain tata kelola yang kami mulai di tahun 2015 adalah mulai disusunnya pedoman dan tata tertib kerja Dewan Komisaris dan Direksi (Board Manual) sesuai amanah Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan, agar setiap Komisaris dan Direksi memiliki wewenang dan tanggung jawab yang jelas sesuai fungsinya masing-masing. Rencananya Board Manual ini akan diluncurkan setelah RUPST di tahun 2016.

Business Prospects

Looking from the structure of the aluminum industry, until now aluminum producers in Indonesia still have to import the SGA for the production process to produce aluminum. Therefore, we saw the Company’s business future with WHW is still prospective to meet domestic demand. In addition, the share of foreign markets for the demand of alumina still has its own charm and has a higher value than the export value of MGB.

This is in line with Government plan on the downstream mineral industry, including bauxite, so that the value-added of refining alumina that had been enjoyed by other countries could start to turn into Indonesia in line with the high demand for aluminum based products in our country.

The Company through WHW will be the first SGA producer in Indonesia when the alumina refinery plant enter commissioning and trial production phases, which is plan to be achieved in the first half of 2016. For the first and second stages, WHW will have a production capacity in each stage of one million ton of alumina per year. The implementation of the next stage would be made only after a careful and thorough assessment, including market conditions and the price of alumina in the world.

Improvements to Good Corporate Governance

(GCG)

In the midst of challenges and constraints faced in 2015, the Company began making improvements to corporate governance, in order to be more prepared when the Company enters into a new beginning in 2016. The governance aspects that underwent improvements throughout 2015 include:

• Increasing the number of shareholders to be above

300 shareholders

• Strengthening the composition of the Board of

Commissioners and Board of Directors, by reinforcing independence aspects and the addition of Technical Director who posses operational background and experience in accordance with the Company’s main business in the mining sector

(23)

Kami akan terus melakukan peningkatan dan penguatan aspek tata kelola secara berkelanjutan sejalan dengan proses pertumbuhan Perusahaan yang diharapkan berangsur-ansur pulih menjelang dimulainya produksi SGA pertama pada tahun 2016.

Perubahan Komposisi Anggota Direksi di

2015

Pada tahun 2015 komposisi Direksi Perusahaan mengalami perubahan berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diselenggarakan pada 4 Juni 2015. Perubahan tersebut diharapkan dapat membawa dan mendorong Perusahaan ke arah yang lebih baik.

Penutup

Sebagai penutup, Direksi menyampaikan apresiasi kepada Dewan Komisaris, pemegang saham, mitra kerja, Pemerintah serta masyarakat sekitar wilayah operasional Perusahaan, Entitas Anak serta Entitas Asosiasi atas dukungan dan bimbingan yang mereka berikan kepada kami selama ini. Kami beharap, hal ini dapat terus diperbaiki dan ditingkatkan di waktu mendatang.

Pada kesempatan ini, atas nama seluruh jajaran Direksi, kami juga ingin mengucapkan terima kasih atas kesetiaan dan kerjasama seluruh karyawan CITA dan seluruh Entitas Anak dan Asosiasi dimasa sulit 2015 lalu. Berkat kerja keras dan dukungan manajemen, karyawan serta kepercayaan dari pemangku kepentingan lainnya, maka Perusahaan mampu melewati tahun demi tahun yang penuh tantangan dan mulai meraih visi untuk menjadi produsen utama bauksit dan alumina terkemuka di Indonesia.

Jakarta, 30 Maret 2016

We will continue to make improvements and strengthening governance aspects in a sustainable manner in line with the company’s growth which is expected to recover gradually towards the beginning of the first SGA production in 2016.

Changes in Composition of the Board of

Directors in 2015

In 2015, the composition of the Board of Directors underwent some changes based on the decision of the Extraordinary Annual General Meeting of Shareholders (EGMS) held on 4 June 2015, It is expected that the changes would bring and drive the Company to better direction.

Closing

As a final word, the Board of Directors expresses its high appreciation to the Board of Commissioners, shareholders, business partners, the Government and communities around the operational area of the Company, the subsidiary entities and associates entities for their support and guidance that they have given us over the years. We hope, this will be improved and enriched in the future.

On this occasion and on behalf of the entire Board of Directors, we also would like to thank all employees of CITA, and all subsidiary entities and associates entities for their loyalty and cooperation during hard times in 2015. For hard work and support of management, employees and the confidence of other stakeholders, the Company is able to get through the years filled with challenges, and begin to realize its vision to be a major producer of bauxite and alumina in Indonesia.

Jakarta, March 30th, 2016

Liem Hok Seng

Direktur Utama

(24)

Surat Pernyataan anggota Dewan Komisaris dan Direksi tentang Tanggung Jawab atas Laporan Tahunan 2015 PT. CITA MINERAL INVESTINDO Tbk.

Kami yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa semua informasi dalam laporan tahunan PT. CITA MINERAL INVESTINDO Tbk tahun 2015 telah dimuat secara lengkap dan bertanggung jawab penuh atas kebenaran isi Laporan Tahunan Perusahaan.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya dan dapat dipertanggungjawabkan.

Jakarta, April 2016

Statement from The Board of Commissioners and Directors regarding Responsibility for Annual Reporting 2015 PT. CITA MINERAL INVESTINDO Tbk.

We, whose signatures appear below, hereby declare that all information in the annual report of PT. CITA MINERAL INVESTINDO Tbk year 2015 are fully and solely responsible for the accuracy of the content in the Company's Annual Report.

This statement letter is made and signed in good faith and can be accounted for anytime when needed.

Jakarta, April 2016

Tanggung Jawab Pelaporan Tahunan

Responsibility for Annual Reporting

Dewan Komisaris

The Board of Commissioners

Lim Gunawan Hariyanto

Komisaris Utama President Commissioner

Harry Kesuma Tanoto

Komisaris Commissioner

Harja Ratana Sumampouw

Komisaris lndependen Independent Commissioner

Direksi

The Board of Directors

Liem Hok Seng

Direktur Utama President Director

Robby Irfan Rafianto

Direktur Teknis Technical Director

Yusak Lumba Pardede

(25)

Analisa &

(26)

Tinjauan industri

Industry Overview

Industri pertambangan masih mengalami pelambatan pertumbuhan akibat kondisi ekonomi global serta larangan ekspor mineral mentah untuk mendorong pengembangan industri hilir tambang melalui pembangunan fasilitas pemurnian alumina di dalam negeri serta menambah nilai tambah ekpor hasil tambang dari Indonesia.

Hal ini yang menjadi salah satu faktor yang melatarbelakangi pemberlakuan Undang-Undang No 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (UU Minerba) yang dituangkan lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah (PP) No.1 Tahun 2014 tentang Perubahan Kedua atas PP No.23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral yang berlaku efektif tanggal 11 Januari 2014.

Pasca dikeluarkanya aturan tersebut, maka kondisi industri pertambangan mineral dan batubara di Indonesia mengalami kondisi yang kurang menggembirakan. Bahkan, beberapa perusahaan yang bergerak di bidang tambang memilih untuk menghentikan operasionalnya serta melakukan berbagai program pengurangan biaya dan efesiensi di setiap aspek kegiatan operasional usaha.

The mining industry is still experiencing a slowdown in growth due to global economic conditions as well as the ban on raw mineral exports to encourage the development of the downstream mining industry through processing plants or smelters in the country to increase value-added exports of mining products from Indonesia.

This has become one of the factors behind the enactment of Law No. 4 of 2009 on Mineral and Coal Mining (Mining Law) as outlined further in Government Regulation (PP) No. 1 of 2014 on the Second Amendment of PP No.23 of 2010 on the Implementation of Mineral Mining Operations which became effective on 11 January 2014.

After the enactment of these regulations, the conditions of the mineral and coal mining industry in Indonesia have been less encouraging. In fact, some companies engaged in mining have decided to discontinue operations and conducted various cost reduction and efficiency programs in every aspect of business operations.

Program hilirisasi pemerintah sesuai dengan UU Minerba disambut

CITA dengan mulai melakukan proses pembangunan fasilitas pemurnian

alumina bekerjasama dengan investor asing dari Tiongkok sejak tahun

2012.

(27)

Tinjauan Usaha

Business Overview

Kondisi industri di atas juga berdampak bagi PT Cita Mineral Investindo, Tbk., dimana sejak awal 2014, Perusahaan menghentikan aktivitas penambangan, produksi dan penjualannya sehingga tidak lagi memperoleh pendapatan usaha dari hasil ekspor tambang bauksit yang dilakukan melalui Entitas Anak usahanya.

Namun demikian, Manajemen CITA sejak awal telah mengantisipasi kondisi ini dengan melakukan investasi saham di dalam WHW dalam upayanya memenuhi ketentuan sebagaimana dipersyaratkan dalam Undang-Undang No.4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara serta peraturan dan ketentuan terkait lainnya. Perusahaan menggandeng mitra investor asing China Hongqiao Group Limited yang merupakan salah satu perusahaan penghasil Aluminium terbesar di Tiongkok, serta Winning Investment Company Ltd untuk mulai membangun fasilitas pemurnian alumina. Pada tahap pertama dan kedua akan dibangun fasilitas pemurnian alumina dengan kapasitas masing-masing 1 juta ton alumina per tahun. Untuk tahap selanjutnya akan dikaji dan disesuaikan dengan kondisi Perusahaan serta tingkat permintaan Alumina/pasar demand alumina di dalam negeri dan luar negeri.

Untuk pertama kalinya sejak 2 tahun terakhir, pada akhir 2015 Perusahaan berhasil membukukan penjualan usaha sebesar Rp13,9 miliar. Pendapatan ini berasal dari penjualan MGB dari HPAM ke WHW dengan volume sebesar lebih kurang 31.000 metric ton. Penjualan tersebut merupakan bagian dari kontrak awal antara WHW dengan CITA dan Entitas Anaknya.

The above industry conditions have also an impact on PT Cita Mineral Investindo, Tbk., which since the beginning of 2014 has suspended its activity in mining, production and sales therefore the company no longer earned any revenues from bauxite exports, conducted through its subsidiary entities.

However, the Management of CITA has since the beginning anticipated these conditions by investing in shares of WHW in its effort to comply with Law No. 4 of 2009 on Mineral and Coal Mining as well as regulations and other relevant provisions. The Company has been partnering with foreign investors namely China Hongqiao Group Limited, which is a subsidiary company of the largest aluminum producers in China and Winning Investment company Ltd. to begin constructing alumina refinery plant. In the first and second stages, the alumina refinery plant will have a production capacity each stage of 1 million tons of alumina per year. For the subsequent phases, production will be adjusted to the conditions of the Company and the demand levels for Alumina / market demand at home and abroad.

(28)

Tinjauan keuangan yang diuraikan berikut mengacu kepada Laporan Keuangan untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 yang merupakan bagian dan disertakan dalam Laporan Tahunan ini. Laporan Keuangan tersebut telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Budiman, Wawan, Pamudji & Rekan dan mendapat opini wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2015, serta kinerja keuangan dan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.

Aset, Liabilitas, dan Ekuitas

Dari sisi aset tidak terdapat perubahan yang signifikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dari sisi liabilitas terdapat kenaikan sebesar 31% akibat adanya pinjaman baru guna membiayai operasional dan penambahan penyertaan di Entitas asosiasi, yakni WHW.

Ekuitas dan Struktur Permodalan

Paska terhentinya aktivitas penambangan, produksi dan penjualan, secara konsolidasi ekuitas Perusahaan tergerus akibat dibukukannya rugi Perseroan. Pada tahun 2015, terdapat penurunan ekuitas sebesar Rp379 miliar atau 23% akibat masih dibukukannya rugi bersih Perusahaan, namun demikian saldo ekuitas masih positif. Diharapkan, ekuitas akan semakin membaik sejalan dengan perkembangan Entitas asosiasi WHW yang akan mulai berproduksi.

Struktur Permodalan dan Kebijakan Pengelolaan Modal

Capital Structure and Capital Management Policy

Pemegang Saham | Shareholders Jumlah Saham | Shares Issued Persentasi | Percentage

Richburg Enterprises Pte Ltd 2.465.845.680 73,15

PT. Harita Jayaraya 583.826.100 17,32

PT Suryaputra Inti Mulia 214.645.600 6,37

Lain-lain (masing-masing dengan kepemilikan di bawah 5%)

Others (each below 5% ownership)

106.417.520 3,16

Total 3.370.734.900 100.00

Tujuan utama pengelolaan modal Perusahaan dan Entitas Anak adalah untuk memastikan pemeliharaan rasio modal yang sehat untuk mendukung usaha dan memaksimalkan imbalan bagi pemegang saham.

Perusahaan dan Entitas Anak dipersyaratkan oleh Undang-undang Perusahaan Terbatas No. 40 Tahun 2007 untuk menyisihkan jumlah tertentu sebagai suatu dana cadangan sampai dana cadangan tersebut mencapai paling sedikit 20% dari modal saham diterbitkan dan

Kinerja Keuangan

Financial Performance

The financial overview described as follows refers to the Financial Statements for the years ended 31 December 2015 and 31 December 2014 which is as part of and presented in this Annual Report. The Financial Statements have been audited by Public Accounting Firm Budiman, Henry, Pamudji & Partners and present fairly, in all material respects,the financial position of the Company as of 31 December 2015, and the results of its operations and cash flows for the years then ended, in conformity with Indonesian Financial Accounting Standards.

Assets, Liabilities and Equity

In terms of assets there was no significant changes compared with the previous year. From the liabilities side there was an increase of 31% as a result of new loans in order to finance the operations and the additional investment in associate entity, namely WHW.

Equity and Capital Structure

Post the cessation of mining activities, production and sales, the consolidated equity impacted with losses booked by the Company. In 2015, despite a decrease in equity amounting to Rp379 billion or 23% due to the Company’s net loss, however the balance of equity is still positive. Optimistically, the equity will be improved in line with the development of associate entity namely WHW which will start production.

The primary objective of capital management of the Company and Subsidiaries is to ensure sound capital ratio maintenance to support the business and maximize shareholders’ returns.

(29)

dibayar penuh. Perusahaan dan Entitas Anak akan berupaya untuk memenuhi ketentuan dana cadangan yang dipersyaratkan oleh ketentuan tersebut.

Perusahaan dan Entitas Anak mengelola struktur permodalan dan melakukan penyesuaian berdasarkan perubahan kondisi ekonomi. Untuk memelihara dan menyesuaikan struktur permodalan, Perusahaan dan Entitas Anak dapat menyesuaikan usulan pembayaran dividen kepada pemegang saham, menerbitkan saham baru atau mengusahakan pendanaan melalui pinjaman. Tidak ada perubahan atas tujuan, kebijakan maupun proses dalam manajemen modal untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015.

Kebijakan Perusahaan dan Entitas Anak adalah mempertahankan struktur pemodalan yang sehat untuk mengamankan akses terhadap pendanaan pada biaya yang wajar, antara lain dengan memonitor permodalan menggunakan rasio debt to equity dan rasio gearing.

Pendapatan, beban, laba (rugi), pendapatan komprehensif lain, dan total laba (rugi) komprehensif Secara konsolidasi Perusahaan masih membukukan rugi bersih, meskipun telah melakukan penjualan perdana. Hal ini karena, penjualan baru dilakukan pada akhir tahun 2015 dan dalam volume yang relatif sedikit. Rugi bersih ini lebih disebabkan oleh biaya-biaya operasional yang masih berjalan paska terhentinya sementara aktivitas penambangan dan produksi.

Analisa arus kas

Dalam tahun 2015 arus kas bersih Perusahaan secara konsolidasi masih menurun, terutama untuk memenuhi kebutuhan operasional yang masih berjalan dan juga guna menambah penyertaan dalam Entitas Asosiasi, yakni WHW. Arus kas perusahaan masih berjalan dengan baik berkat adanya kreditur yang menopang pendanaan Perusahaan. Dukungan dari pihak kreditur sangat membantu perusahaan dalam mewujudkan target realisasinya WHW.

Perusahaan sampai saat ini masih memiliki kemampuan memenuhi kewajiban pembayaraan utangnya. Hubungan baik dan kerjasama dengan para kreditur selama ini untuk terus mendukung Perusahaan merampungkan penyelesaian pembangunan Entitas Asosiasi diharapkan akan berlanjut dimasa yang akan datang. Selain itu, CITA berharap dengan akan mulai beroperasionalnya fasilitas pemurnian alumina melalui entitas asosiasi WHW, maka akan terus menghasilkan arus kas yang kuat sehingga dapat memenuhi kebutuhan pembiayaan dan pembayaran utang yang lebih baik.

reserve fund reached at least 20% of share capital issued and fully paid. The Company and Subsidiaries will seek to comply with the reserve fund required by the provision.

The Company and its subsidiary entities manage the capital structure and make adjustments based on changes in economic conditions. To maintain and adjust capital structure, the Company and Subsidiaries may adjust proposed payment of dividends to shareholders, issue new shares or seek financing through loans. There were no changes to the objectives, policies and processes in capital management for the year ended 31 December 2015.

The policy of the Company and its subsidiary entities is to maintain a sound capital structure to secure access to finance at reasonable cost, among other things, by monitoring capital using debt to equity ratio and gearing ratio.

Revenues, expenses, net income (loss), other comprehensive income and total comprehensive net income (loss);

The Company still posted a consolidated net loss, although it has made its first sales. This is because, sales made in late 2015 were relatively in small volume. Net loss was due to operating costs caused by the temporary cessation of mining activities and production.

Analysis of cash flows;

In 2015, net cash flow on a consolidated basis was still declining, mainly to meet the operational needs that are still running, and also in order to increase investments in Associates Entity, WHW. The Company’s cash flow are still running well due to the Company’s creditors that support the funding. The support of the creditors is very helpful in realizing the Company’s targets of WHW’s realization.

(30)

akhir Januari 2015, progress pembangunan fasilitas pemurnian alumina dan infrastruktur pendukungnya tercatat sebesar 43,72% dan pada akhir Desember 2015 telah mencapai 85,77%. CITA bersama WHW dan mitra bisnis lainya berharap fasilitas pemurnian alumina bisa segera berproduksi dalam kurun waktu yang tidak terlalu lama di 2016.

Perubahan Kebijakan dan Pengungkapan Akuntansi Efektif tanggal 1 Januari 2015, Perusahaan dan Entitas Anak menerapkan PSAK No. 24 (Revisi 2013), “Imbalan Kerja”, dimana ketika imbalan pasca-kerja berubah maka porsi kenaikan atau penurunan imbalan sehubungan dengan jasa yang telah diberikan oleh karyawan pada masa lalu dibebankan atau dikreditkan segera dalam laba rugi. Sebelum 1 Januari 2015, beban jasa lalu yang belum diakui (non-vested) diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama rata-rata masa kerja karyawan hingga imbalan pasca-kerja menjadi hak karyawan (vested).

Sepanjang 2015 tidak ada perubahan peraturan perundang-undangan yang berpengaruh signifikan terhadap perusahaan dan dampaknya terhadap laporan keuangan.

Progress pembangunan fsilita pemurnian MGB menjadi alumina pertama di Indonesia per akhir Maret 2016 telah mencapai 94,85%. Perusahaan mentargetkan bahwa tahap commissioning atau uji coba akan mulai dilakukan sebelum pertengahan tahun 2016. Sejalan dengan akan mulai beroperasinya WHW serta berdasarkan estimasi permintaan WHW maka Perusahaan memproyeksi dapat melakukan dan membukukan penjualan sebesar USD53,7 juta dalam tahun 2016. Disamping WHW belum beroperasi secara optimal atas kapasitas produksi tahap pertama ditahun pertama tersebut, nilai penjualan tersebut dapat berubah sesuai dengan perubahan harga pasar (LME Alumunium).

January 2015, the progress of alumina refinery plant construction and its supporting infrastructure was 43.66% and at the end of December 2015 has reached 85.77%. CITA together with WHW and other business partners expect the alumina refinery plant could soon start producing in 2016.

Change in Accounting Policies and Disclosures

Effective on January 1, 2015, the Company and its subsidiary entities adopted PSAK No. 24 (Revised 2013), “Employee Benefits” wherein, when the post service benefits change, the portion of increased or decreased benefits relating to past service by employees is charged or credited immediately to profit or loss. Prior to January 1, 2015, the unrecognized past service cost (non-vested) was amortized on a straight-line method over the average service period until the post service benefits become employee’s entitlement vested.

Throughout 2015 there were no changes in the laws and regulations that affected significantly on the Company and on financial statements.

(31)

Tata Kelola Perusahaan

Corporate Governance

Meskipun kondisi Perusahaan mengalami tantangan, namun aspek Tata

Kelola Perusahaan tetap ditingkatkan baik dari sisi organisasi perusahaan,

maupun peraturan atau prosedur pendukungnya untuk mengikuti aturan

terkait tata kelola.

(32)

Komitmen Tata Kelola

Sebagai perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance/GCG) merupakan suatu keharusan.

Namun bagi kami, penerapan GCG bukan hanya sekedar keharusan, akan tetapi menjadi suatu bagian yang tidak terpisahkan dalam perjalanan Perusahaan untuk menjadi bagian dari pencapaian visi menjadi produsen utama bauksit dan alumina terkemuka di Indonesia.

Meskipun sepanjang 2015 saham Perusahaan mengalami kondisi suspensi serta tidak ada operasional dari Entitas Anak perusahaan, namun Manajemen terus memantau perkembangan dan aturan terakhir terkait tata kelola dan berusaha secara optimal untuk memenuhinya.

Perbaikan Aspek GCG di 2015

Sejalan dengan perkembangan usaha Perusahaan di tahun 2015, maka perbaikan aspek GCG yang telah dilakukan antara lain:

• peningkatan jumlah pemegang saham sehingga

menjadi di atas 300 pemegang saham

• penyusunan Pedoman Kerja Dewan Komisaris dan

Direksi (Board Manual)

• penguatan Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan.

Governance Commitment

As a company listed on the Indonesia Stock Exchange, the application of Good Corporate Governance (GCG) is a must.

However for us, GCG implementation is not just a necessity, but has become an integral part in the course of CITA as part of achieving its vision to be a major and leading producer of bauxite and alumina in Indonesia.

Although throughout 2015 the Company’s shares suffered a suspension and there was no operational activities of the subsidiary entities, but Management continues to monitor the latest development and regulations relating to governance and is striving optimally to meeting them.

Improvement of GCG Aspects in 2015

In line with the Company’s business development in 2015, GCG aspect improvements that have been made are:

• Increasing the number of shareholders to be more

than 300 shareholders

• Preparation of working guidelines (Board Manual) for

the Board of Commissioners and Board of Directors

• Strengthening Board of Commissioners and Board of

Directors.

General Meeting of Shareholders (GMS)

Throughout 2015, the Company convened 1 (one) meeting of Annual General Meeting of Shareholders (AGM) and Extraordinary General Meeting of Shareholders (EGM) simultaneously on 4 June 2015.

The decisions of the AGM and EGM were as follows:

AGM decisions:

1.a. Approved the Annual Report of the Board

of Directors and endorsed the Statement of Consolidated Financial Position and Consolidated Comprehensive Income for the fiscal year ended on 31 December 2014 and accompanying explanations that have been audited by Public Accounting Firm Budiman, Henry, Pamudji & Partners, as contained in its report No. 064 / BWP / KP / CMI-TR / GA / 03:15 dated 23 March 2015 with Fair opinion, thus releasing the members of the Board of Directors and Board of Commissioners of any responsibilities and dependents (acquit-et-de-charge) on all acts of

Struktur Tata Kelola

Governance Structure

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

Sepanjang 2015, Perusahaan telah melakukan satu kali Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diadakan pada hari yang sama di tanggal 4 Juni 2015

Adapun keputusan RUPST dan RUPSLB 2015 adalah sebagai berikut:

Keputusan RUPS:

1.a Menyetujui Laporan tahunan Direksi dan

Gambar

Tabel berikut menyajikan informasi keuangan Entitas

Referensi

Dokumen terkait

Mengesahkan Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Purwantono,

Kantor Akuntan Publik telah memberikan opini wajar dalam semua hal yang material atas posisi keuangan konsolidasian TLCC tanggal 31 Desember 2012 serta hasil

Berdasarkan hasil audit laporan keuangan Perseroan tahun buku 2015, diketahui bahwa laporan keuangan telah menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan

Laporan Keuangan tahun 2016 telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Tarmizi Achmad dengan Opini Wajar dalam semua hal yang material. Komisaris Utama Sujarwanto Dwiatmoko

2016 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Ellya Noorlisyati & Rekan yang dalam laporannya tanggal 24 Mei 2017 beropini bahwa laporan keuangan

Dewan Komisaris telah menelaah Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan menyetujui laporan yang diaudit oleh Kantor Akuntan Publik

Dewan Komisaris telah menelaah Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dan menyetujui laporan yang diaudit oleh Kantor Akuntan Publik

Menurut opini Akuntan Publik, laporan keuangan terlampir menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, laporan posisi keuangan (neraca) dan laporan investasi Dana