• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN CA PARU DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN CA PARU DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN CA PARU DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN

Yolanda Ayu Liany1) Ns. Anissa Cindy N.A, S.kep.,M.Kep 2) Email : yollaliany03@gmail.com 1) ; anissacindy88@ymail.com2)

Mahasiswa Prodi D3 Keperawatan Universitas Kusuma Husada Surakarta 1) Dosen Prodi D3 Keperawatan Universitas Kusuma Husada Surakarta 2)

ABSTRAK

Kanker paru adalah pertumbuhan sel - sel kanker yang tidak dapat terkendali dalam jaringan paru yang dapat disebabkan oleh sejumlah karsinogen terutama rokok. Kanker Paru dapat menimbulkan berbagai masalah menimbulkan komplikasi yaitu efusi pleura, gangguan saraf, penyakit janung dll. Salah satu penatalaksanaan pada pasien kanker paru yang mengalami rasa nyeri pada bagian dada dengan cara pemberian teknik Self Healing. Teknik self healing dapat menurunkan rasa nyeri yang dialami penderita. Tujuan dilakukan studi kasus ini adalah untuk mengetahui gambaran asuhan keperawatan pada pasien ca paru dalam pemenuhan kebutuhan rasa nyaman. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan metode pendekatan studi kasus. Subjek dalam studi kasus ini adalah satu orang pasien ca paru dengan diagnosa keperawatan nyeri akut berhubungan agen pencedera fisiologis (ca paru). Hasil studi kasus ini menunjukkan bahwa pengelolaan asuhan keperawatan pada pasien ca paru dalam pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dengan masalah nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis yang dilakukan tindakan keperawatan dengan memberikan teknik self healing selama 4 hari dengan 2 kali tindakan didapatkan hasil terjadi penurunan rasa nyeri dari skala 6 ke 3. Rekomendasi tindakan self healing pada pasien ca paru untuk menurunkan rasa nyeri.

Kata kunci : CA Paru, Penurunan Rasa Nyeri, Self Healing.

PENDAHULUAN

Kanker paru adalah pertumbuhan sel - sel kanker yang tidak dapat terkendali dalam jaringan paru yang dapat disebabkan oleh sejumlah karsinogen terutama rokok (Yasmara,dkk , 2016).

Prevalensi kanker paru di negara maju sangat tinggi, di USA tahun 2002 dilaporkan terdapat 168.400 kasus baru dengan 154.900 kematian akibat kanker, sedangkan di Indonesia menduduki peringkat 4 kanker terbanyak. Angka kematian akibat kanker paru di seluruh dunia

mencapai kurang lebih satu juta penduduk per tahunnya. Dinegara berkembang lain dilaporkan insiden naik dengan cepat antara lain karena konsumsi rokok berlebihan seperti di China yang mengkonsumsi 30% rokok dunia. Sebagian besar kanker paru mengenai pria (65%) life time risk 1 : 13 dan pada perempuan 1 :20 (Sudoyo dkk, 2010).

Kanker Paru dapat menimbulkan berbagai masalah komplikasi yaitu efusi pleura, gangguan saraf, penyakit janung dll. Kanker paru juga dapat menimbulkan masalah pada pasien yaitu nyeri dada, batuk, nafas pendek, batuk darah, mual,

(2)

nyeri, kelelahan dan keluhan lainnya. (Ananda, dkk, 2018).

Pasien ca paru banyak didiagnosis pada stage lanjut. Pasien yang ditemukan pada stage ini cenderung memiliki banyak keluhan dan kompikasi akibat kanker yang dialami. Keluhan ini disebabkan oleh gangguan yang diakibatkan oleh sel kanker tersebut kedaerah sekitar, maupun akibat dari metastatis sel tersebut ke bagian tubuh lainnya. (Ananda, dkk, 2018).

Kanker paru muncul dari sebuah sel epitel tunggal yang bertransformasi di dalam jalan napas trakeobronkial. Karsinogen (asap rokok dll) merusak sel, menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan abnormal menjadi tumor ganas. (Smeltzer, 2013).

Kanker paru seringkali berkembang secara tersembunyi dan tidak bergejala sampai penyakitnya telah lanjut. Tanda dan gejala bergantung pada lokasi, ukuran tumor, derajat obstruksi, dan adanya metastatis ke area regional atau jauh. Gejala yang paling sering dijumpai adalah batuk atau perubahan batuk kronis. Hemoptysis atau sputum yang bercampur darah dapat keluar (Smeltzer, 2013 ).

Penatalaksanaan pada pasien ca paru dengan nyeri akut dilakukan dengan cara non farmakologi pada pasien ca paru yaitu dengan teknik

Self Healing (Redho, 2019).

Self Healing merupakan metode pengobatan non farmakologi yang mana penyembuhannya dengan mengeluarkan perasaan atau yang terpendam dalam tubuh yang dapat menenangkan pikiran pasien. Teknik

self healing bisa dilakukan untuk pengobatan medis terutama nyeri, terkadang orang tidak sadar apa yang dilakukan juga termasuk dalam self

healing (Rachman, 2015). Hasil penelitian

yang dilakukan oleh Ahmad, Yani, dan Anwar tahun 2019 menunjukkan hasil penelitihan bahwa metode terapi self

healing dapat menurunkan nyeri pada

skala nyeri .

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah diskriptif dengan menggunakan metode pendekatan studi kasus. Studi kasus merupakan rancangan penelitian yang mencakup pengkajian satu unit penelitian secara intensif (Nursalam, 2013). Studi kasus ini dilakukan untuk mengetahui gambaran asuhan keperawatan pada pasien ca paru dalam pemenuhan kebutuhan rasa nyaman. Subjek dalam studi kasus ini adalah satu orang pasien dengan ca paru dalam pemenuhan kebutuhan rasa nyaman. Tempat penelitian di ruang Anggrek 1 RSUD Dr. Moewardi pada tanggal 24 Februari 2020 sampai 29 Februari 2020.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pengkajian didapatkan data subjektif bahwa pasien mengatakan nyeri pada dada dan sesak napas. Data objektif : pasien tampak meringis, tampak gelisah dan tanda – tanda vital tekanan darah 130/70 mmHg, nadi 110 x/menit, pernpasan 27 x/menit, suhu 36,8ͦC. Pasien dan keluarganya tidak memiliki riwayat penyakit apapun. Hasil pemeriksaan fisik paru I : bentuk normal, terlihat adanya otot bantu pernapasan, P : vocal premitus kanan kiri sama, P : suara paru sonor, A : adanya suara bronchovesikuler, pasien terpasang oksigen 3L. Pengkajian dilakukan pada tanggal 25 Februari 2020.

(3)

Pengkajian nyeri pasien didapatkan data P : nyeri timbul karena sesak, Q : seperti tertusuk – tusuk, R : nyeri didaerah dada, S : skala 6, T : nyeri hilang timbul, pasien terlihat meringis saat nyeri timbul.

Menurut Smeltzer (2013) ditandai dengan gejala yang sering dijumpai yaitu batuk atau perubahan batuk kronis yang disertai dengan dyspnea yang dapat terjadi di awal penyakit, dan perubahan pola nafas, Nyeri dada atau nyeri bahu dapat mengindikasi gangguan pada dinding dada atau pleura, sesak, suara serak, disfagia, edema pada kepala dan leher, serta gejala efusi pleura atau perikardi terjadi jika tumor menyebar ke struktur di dekatnya.

Berdasarkan tanda dan gejala yang disebutkan diatas, terdapat persamaan antara nyeri dada dan sesak napas teori dengan kasus yaitu subyek mengalami nyeri dada dengan skala 6 hilang timbul yang disertai dengan sesak napas.

Hasil pengkajian riwayat penyakit dahulu subjek mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit apapun dahulu subjek adalah perokok berat yang sehari habis 1 – 2 bungkus rokok. Hasil pengkajian riwayat kesehatan keluarga didapatkan pasien mengatakan bahwa keluarganya tidak memiliki riwayat penyakit apapun.

Terapi medis yang diberikan pada tanggal 25 Februari 2020 hingga 29 Februari 2020 yaitu dexamethasone 5mg/12 jam, ketorolac 30mg/8 jam, paracetamol 1g/ 12 jam, metamizole 1g/8 jam.

Diagnose keperawatan yang ditegakkan pada pemenuhan

kebutuhan rasa nyaman pada pasien ca paru. Berdasarkan SDKI yaitu nyeri akut berhubungan dengan agen pencendera fisiologis (D.0077).

Intervensi keperawatan studi kasus ini yang berfokus pada diagnosa nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (D.0077) dengan tujuan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 4x24 jam masalah nyeri akut dapat teratasi dengan kriteria hasil keluhan nyeri menurun, frekuensi nadi membaik, frekuensi pola napas membaik.

Berdasarkan tujuan dan kriteria hasil tersebut intervensi keperawatan yang dilakukan berdasarkan SIKI yaitu manajemen nyeri (I.08238) meliputi identifikasi nyeri (PQRST), monitor TTV, berikan teknik non farmakologi untuk mengurangi nyeri (self healing), ajarkan teknin non farmakologi dan kolaborasi pemberian analgetik.

Hasil evaluasi yang telah dilakukan selama 4 hari. Hari pertama sebelum dilakukan self healing didapatkan data skala nyeri 6 dan menurun menjadi 5. Hari kedua didapatkan data skala 5 setelah dilakukan masih tetap skala 5. Hari ketiga didapatkan hasil data skala skala 5 dan menutun skala 4. Hari keempat didapatkan hasil data skala 4 dan menurun skala 3 sesudah dilakukan self healing .

Table 4.1 Evaluasi skala nyeri Tn. S mengalami penurunan skala nyeri.

Hari Hasil pengukuran Skala nyeri

Pre Post

Ke-1 Skala 6 Skala 5 Ke-2 Skala 5 Skala 5 Ke-3 Skala 5 Skala 4 Ke-4 Skala 4 Skala 3

(4)

Berdasarkan data tabel diatas dapat disimpulkan adanya penurunan skala nyeri dari hari pertama sampai dengan hari keempat. Hasil studi kasus yang dilakukan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta diketahui bahwa sesudah dilakukan intervensi keperawatan dengan memberikan terapi self healing ±15 menit selama 4 hari berturut – turut. Intervensi ini dilakukan mulai hari pertama sampai hari ketiga maka didapatkan hasil pengukuran skala nyeri pasien mengalami penurunan dari skala 6 menjadi skala 3.

KESIMPULAN DAN SARAN

Pengelolaan asuhan keperawatan pada pasien ca paru dalam pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dengan masalah keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis tindakan yang dilakukan adalah pemberian teknik

self healing dengan durasi 2 kali

dalam sehari dalam waktu ±15 menit selama 3 hari didapatkan hasil dari terjadi penurunan skala nyeri dari skala 6 menjadi skala 3. Rekomendasi tindakan terapi self

healing efektif dilakukan pada pasien

ca paru dengan nyeri akut.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Redho, Yani Sofiani, dan Anwar Wardi. 2019. Pengaruh

Self Healing Terhadap

Penurunan Skala Nyeri Pasien Post Op. Juornal of Telenursing. Volume 1.

Ananda Rian Rizki, Ermayanti Sabrina, Abdiana. 2018. Hubungan Staging Kanker

Paru Dengan Skala Nyeri Pada Pasien Kanker Paru Yang Dirawat Di Bagian Paru RSUP DR M Djamil Padang. Jurnal Kesehatan Andalas. Volume 7(3).

Nursalam. (2013) .Metode Penelitian Ilmu

Keperawatan. Jakarta : Salemba

Medika

PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik. Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI

PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia :Definisi dan Tindakan Keperawatan. Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI

PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia :Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan. Edisi 1. Jakarta DPP PPNI

Rachman. 2015. Ruang Perawatan Intensive Literature Review. Volume 1.

Sudoyo A, dkk. 2010. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Internal Publishing : Jakarta Pusat

Susan C. Smeltzer. 2013. Keperawatan Medical Bedah. EGC : Jakarta. Edisi 12

Yasmara, Deni dkk. 2016. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah; Diagnosis NANDA; Intervensi NIC dan Hasil NOC. Jakarta : EGC

(5)

Gambar

Table  4.1  Evaluasi  skala  nyeri  Tn.  S  mengalami penurunan skala nyeri.

Referensi

Dokumen terkait

Pada tahun 2015 ini, komponen Sistem Informasi Manajemen Akuntabilitasi (SIMA) belum melakukan realisasi kegiatan karena masih dalam proses lelang untuk : (1)

Menurut Hendriyani (2009) dalam Hermantoro (2011), perlakuan pemberian air berdasarkan perhitungan kapasitas lapang yang diberikan merupakan jumlah air yang mampu

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa peran warga sekolah dalam memanfaatkan perpustakaan untuk meningkatkan minat baca siswa di SD N Gembongan yaitu:

Dalam penyusunan skripsi ini penulis mengadakan penelitian di Universitas Swasta yang berada di Jakarta Barat yaitu Universitas Mercu Buana dan Universitas Esa unggul,

Implementasi sistem didasarkan karena adanya kebutuhan dari full-stack developer untuk mempermudah jalannya suatu web dengan database yang sudah ter

kadar feritin dan kadar prohepsidin yang merupakan prekursor bagi hormon hepsidin dikumpulkan dengan cara pengambilan contoh darah dari responden sebanyak 2,5 ml melalui

Penampilan Reporoduksi dari kambing Peranakan Ettawa sangat berperan penting dalam peningkatan produksi baik dari segi kualitas maupun kuantitas.Dalam upaya meningkatkan

M asing-masing galangan memilih untuk melakukan order ke pada supplier tanpa memperhitungkan adanya kemungkinan penggabungan order guna membentuk jumlah memperhitungkan