• Tidak ada hasil yang ditemukan

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI SUSILO SINTANG BULETIN STASIUN METEOROLOGI SUSILO SINTANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI SUSILO SINTANG BULETIN STASIUN METEOROLOGI SUSILO SINTANG"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

STASIUN METEOROLOGI SUSILO SINTANG

BULETIN

STASIUN METEOROLOGI SUSILO SINTANG

Jl. PRAMUKA NO. 1 SINTANG, KALIMANTAN BARAT Telp : (0565) 21013

(3)

SUSUNAN REDAKSI PENANGGUNG JAWAB Supriandi, SP, M.Si PEMIMPIN REDAKSI Marheden DESAIN / PRODUKSI Chahya Putra Nugraha, S.Tr Ida Bagus Gauttama B.D., S.Tr

EDITOR Saifudin Zukhri, S.Tr Irma Dewita Sari, S.Tr

PENULIS Syahbudin, A.Md Annisa Nazmi Azzahra, S.Tr Ananggirieza Nugraha, S.Tr

Siwi Kuncorojati, S.Tr DISTRIBUSI Willi Pramono, A.Md M. Gilang Bagus Sahputra, A.Md.

ALAMAT

Stasiun Meteorologi Susilo Sintang Jl. Pramuka No. 1 Sintang, Kalimantan

Barat Telp : (0565) 21013

Email : stamet.sintang@yahoo.com /

stamet.sintang@bmkg.go.id

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga telah Terbit Buletin Cuaca Edisi Oktober 2020 Stasiun Meteorologi Susilo Sintang. Kami mengharapkan melalui buletin ini dapat mempermudah kita dalam mengenal karakteristik cuaca dan dapat membantu dalam prakiraan cuaca wilayah setempat khususnya Sintang, Kalimantan Barat.

Terima kasih kepada seluruh pegawai dan staf Stasiun Meteorologi Susilo Sintang atas kelengkapan data secara rutin sehingga dapat mempermudah dalam pembuatan buletin ini.

Agar buletin ini dapat terbit secara rutin, maka saya mengharapkan kontribusi setiap anggota dan pengurus buletin Stasiun Meteorologi Susilo Sintang agar lebih berperan aktif baik dalam penulisan maupun penerbitan.

Demi peningkatan kualitas informasi dalam buletin ini, kami sangat mengharapkan kritik, saran dan pendapat dari berbagai pihak. Semoga informasi yang kami sajikan dapat memberikan manfaat bagi pihak terkait dan masyarakat umum.

(4)

D

A

F

T

A

R

IS

I

KATA PENGANTAR

Susunan Redaksi Daftar Isi Daftar Istilah Meteorologi

KONDISI ASTMOSFER

Analisis Global Analisis Regional Analisis Lokal

PROSPEK

KONDISI ASTMOSFER

Prakiraan ENSO Prakiraan IOD Prakiraan Anomali SPL Prakiraan Curah dan Sifat Hujan

RANGKUMAN

Kondisi Atmosfer Maret 2020 Prospek Kondisi Atmosfer April-Mei 2020

KEGIATAN

STAMET SINTANG

LENSA METEOROLOGI

Mengenal Atmosfer Bumi Alat Ukur Lama Penyinaran Matahari

17

31

iii

1

27

41

(5)

DAFTAR ISTILAH METEOROLOGI

Cuaca: Kondisi atmosfer yang terjadi suatu saat di suatu tempat dalam waktu yang relatif singkat.

Iklim: Keadaan cuaca rata-rata dalam cakupan waktu yang panjang dan cakupan wilayah yang luas.

Curah Hujan: Ketinggian air hujan yang terkumpul dalam penakar hujan pada tempat yang datar, tidak menyerap, tidak meresap, dan tidak mengalir. Curah hujan satu milimeter artinya dalam luasan satu meter persegi pada suatu tempat yang datar tertampung air setinggi satu millimeter atau tertampung air sebanyak satu liter

.

Sifat Hujan: Perbandingan jumlah curah hujan pada periode tertentu terhadap normal curah hujan pada periode tertentu; Atas Normal (AN): curah hujan > 115%; Normal (N): curah hujan 85% - 115%; Bawah Normal (BN): curah hujan <85%.

Kelembapan Udara: Perbandingan jumlah uap air di udara dengan jumlah udara pada temperatur tertentu yang dinyatakan dalam persen (%).

Suhu Permukaan Laut: Suhu yang didapat dari hasil pengukuran lapisan permukaan laut.

Visibility (Jarak Pandang): Tingkat kejernihan (transparansi) dari

atmosfer, yang berhubungan dengan penglihatan manusia yang dinyatakan dalam satuan jarak.

El Nino: Kondisi terjadinya peningkatan suhu muka laut di ekuator Pasifik Tengah dan Pasifik Timur dari nilai rata-ratanya.

La Nina: Kondisi terjadinya penurunan suhu muka laut di ekuator Pasifik Tengah dan Pasifik Timur dari nilai rata-ratanya.

Dipole Mode (IOD): Fenomena interaksi laut-atmosfer di

Samudera Hindia berdasarkan selisih antara anomali suhu muka laut perairan pantai timur Afrika dengan perairan di sebelah barat Sumatera.

Southern Oscillation Index (SOI): Nilai indeks berdasarkan

perbedaan atau selisih Tekanan Permukaan Laut (SLP) antara Tahiti dan Darwin.

(6)

KONDISI

ATMOSFER

LE

TI

N

M

ET

EO

RO

LO

G

IE

D

IS

IO

KT

O

BE

R

20

20

(7)

ANALISIS GLOBAL

Cuaca terbentuk dari suatu rangkaian fenomena dinamika atmosfer yang terjadi di bumi. Dalam rangka mempermudah analisis dinamika atmosfer, skala cuaca dibagi menjadi 3, yaitu skala global, regional, dan lokal. Berikut kami sampaikan kondisi dinamika atmosfer skala global yang mana ruang lingkupnya sangat luas.

A. Analisis Suhu Permukaan Laut (SPL)

Sebagai salah satu sumber utama air di bumi, laut memiliki peranan yang penting dalam proses pembentukan cuaca terutama hujan. Hal ini dikarenakan hujan terjadi disebabkan oleh adanya penguapan air yang ada di bumi oleh matahari, dan laut merupakan sumber air yang terluas di bumi ini. Keadaan SPL tentunya juga berpengaruh dalam proses penguapan ini. Untuk membantu menganalisis SPL, digunakan nilai anomali terhadap keadaan normalnya. Semakin tinggi nilai anomali SPL maka semakin mudah pula terjadi penguapan sehingga dapat menambah suplai uap air di udara dan membentuk awan-awan yang menyebabkan hujan. Sebaliknya, ketika nilai anomali SPL rendah maka air laut akan sulit menguap sehingga tidak ada suplai tambahan uap air di udara.

Berikut ditampilkan nilai anomali SPL bulan September 2020 pada Gambar 1.

Gambar 1 Anomali Suhu Permukaan Air Laut (SPL)

(8)

Secara umum anomali SPL perairan sekitar Kalimantan Barat menunjukkan nilai +0.4 s.d. +0.6 (positif), yang memiliki arti bahwa SPL pada bulan September 2020 lebih hangat dibanding keadaan normalnya. Naiknya SPL ini menunjukkan indikasi terdapat tambahan suplai uap air dari laut dan menyebabkan naiknya kejadian hujan termasuk di wilayah Kabupaten Sintang.

B. Analisis Madden Julian Oscillation (MJO)

Fenomena ini erat kaitannya dengan suplai uap air yang dapat mempengaruhi kejadian hujan di beberapa wilayah Indonesia. Indeks MJO ini terbagi menjadi 8 fase. MJO ini dikatakan mempengaruhi wilayah Indonesia jika memasuki fase 3 & 4. Berikut merupakan analisis MJO bulan September.

Gambar 2 Diagram Penjalaran MJO

Sumber : www.bom.gov.au

(9)

MJO sedang dalam keadaan kuat. Hal ini mengindikasikan bahwa terdapat tambahan suplai uap air pada pertengahan bulan September di wilayah Indonesia termasuk Kabupaten Sintang yang menyebabkan bertambahnya kejadian hujan.

C. Analisis Southern Oscillation Index (SOI)

SOI ini merupakan suatu indeks yang dapat mempresentasikan tentang kondisi fenomena cuaca global berupa El-Nino dan La-Nina. Fenomena El-Nino menyebabkan kurangnya uap air yang berimbas pada minimnya frekuensi hujan di beberapa wilayah di Indonesia. Fenomena La-Nina merupakan kondisi kebalikannya, dimana fenomena ini menyebabkan tingginya uap air yang berimbas pada tingginya frekuensi hujan di beberapa wilayah di Indonesia. Berikut kami sampaikan analisis SOI pada Gambar 3.

Gambar 3 Southern Oscillation Index (SOI)

Sumber : www.bom.gov.au

Fenomena cuaca global El-Nino terindikasi kuat jika SOI menunjukkan nilai di bawah -7, sedangkan fenomena cuaca global La-Nina terindikasi kuat jika SOI menunjukkan nilai di atas +7. Berdasarkan gambar di atas, pada bulan September umumnya indeks SOI berada dikisaran nilai +10. Hal ini menunjukkan bahwa fenomena La-Nina sedang aktif dengan fase kuat. Fenomena La-Nina yang sedang dalam fase kuat ini diindikasikan memiliki pengaruh yang besar terhadap

(10)

D. Analisis Indian Ocean Dipole (IOD)

Lokasi Indonesia yang berdekatan dengan Samudera Hindia juga berpengaruh dalam pembentukan cuaca di Indonesia ini. Seperti yang sudah dijelaskan bahwa laut juga memiliki peranan penting dalam membangun cuaca yang terjadi di bumi ini. Fenomena IOD ini merupakan suatu fenomena naik turunnya suhu permukaan laut yang dapat mempengaruhi cuaca khususnya hujan di wilayah Indonesia bagian barat. Fenomena IOD ini dibagi menjadi 2 fase, yaitu fase positif dan negatif. Fase IOD negatif menambah suplai uap air di wilayah Indonesia bagian barat, sedangkan fase IOD positif menambah suplai uap air di wilayah India. Untuk mengetahui fase dipole mode perlu dianalisis menggunakan Indeks IOD.

Gambar 4. Indeks IOD

Sumber : www.bom.gov.au

Berdasarkan gambar 4 di atas garis indeks IOD bulan September berada di antara 0 dan -0.5, mengindikasikan bahwa IOD sedang aktif dalam fase negatif namun dalam fase yang lemah. Seperti yang sudah dijelaskan, fase IOD negatif menambah suplai uap air di wilayah Indonesia bagian barat. Dengan demikian, dapat diindikasikan bahwa fenomena IOD juga memiliki kontribusi terhadap meningkatnya kejadian hujan

(11)

ANALISIS REGIONAL

A. Analisis Relative Humidity (Kelembapan Udara)

Kelembapan atau Relative Humidity (RH) pada Gambar 5 menunjukkan banyaknya konsentrasi uap air di udara. Secara umum prosentase nilai RH di wilayah Kabupaten Sintang menunjukkan kondisi yang sedikit basah. Pada lapisan 925 mb (sekitar 762 mdpl) memiliki nilai RH rata-rata 75% s.d. 85%, pada lapisan 850 mb (sekitar 1458 mdpl) memiliki nilai RH rata-rata 70% s.d. 80%, pada lapisan 700 mb (sekitar 3013 mdpl) memiliki nilai RH rata-rata 75% s.d. 85%, dan pada lapisan 500 mb (sekitar 5576 mdpl) memiliki nilai RH rata-rata 65% s.d. 75%.

(12)
(13)

Gambar 5 Kelembapan Udara (RH) Per Lapisan

Sumber : www.esrl.noaa.gov

B. Analisis Streamline

Gambar 6 Streamline Angin Lapisan 850mb

(14)

Streamline atau garis angin merupakan kondisi arah pergerakan angin secara umum. Gambar 6 menunjukkan proyeksi rata-rata arah dan kecepatan angin pada bulan September. Legenda di bawah gambar menunjukkan nilai kecepatan angin dengan satuan knots. Dari gambar 6 kita dapat melihat bahwa tidak terdapat pola-pola pergerakan massa udara yang signifikan di wilayah Kabupaten Sintang.

ANALISIS LOKAL

A. Suhu Udara

Gambar 7 Grafik Suhu Udara Bulan September di Sintang

Berdasarkan Gambar 7 terlihat bahwa suhu udara rata-rata harian yang tercatat di Stasiun Meteorologi Sintang berkisar antara 24,8°C – 28,9°C. Suhu udara maksimum harian berkisar antara 28,9°C – 35,4°C dengan suhu maksimum tertinggi terjadi pada tanggal 19 September 2020. Suhu minimum harian bulan September 2020 berkisar antara 22,2°C – 24,6°C dengan suhu minimum terendah terjadi pada 9 September 2020.

(15)

B. Angin

Gambar 8 WindRose Stamet Susilo Sintang September 2020

Analisis angin lokal menggunakan aplikasi WindRose dengan data pengamatan Stasiun Meteorologi Susilo Sintang sebagai acuan. Gambar 8 menunjukkan frekuensi rata-rata arah angin (berhembus dari) di Stasiun Meteorologi Susilo Sintang. Pada bulan September umumnya angin berhembus dari arah tenggara dengan kecepatan rata-rata 1.76 knots atau 3.3 km/jam. Kecepatan angin paling tinggi yaitu 16 knot atau 30 km/jam terjadi pada 28 September pukul 16.00 WIB.

C. Kelembapan Udara

Pada Gambar 9 terlihat bahwa kelembapan udara rata–rata harian yang tercatat di Stasiun Meteorologi Susilo Sintang pada bulan September 2020 berkisar antara 78% – 94% dengan kelembapan rata– rata minimum terjadi pada tanggal 16 September 2020 dan kelembapan rata – rata maksimum terjadi pada 6 September 2020.

Kelembapan udara maksimum harian sebesar 97 – 100% dengan kelembapan maksimum tertinggi terjadi sebanyak 8 kejadian di bulan September 2020. Sedangkan,

(16)

kelembapan minimum harian bulan September 2020 berkisar antara 45% – 74% dengan kelembapan minimum terendah terjadi pada tanggal 16 September 2020.

Gambar 9 Grafik Kelembapan Udara Bulan September di Sintang

D. Tekanan Udara

Pada Gambar 10 menunjukkan grafik tekanan udara rata – rata, maksimum, dan minimum harian di Stasiun Meteorologi Susilo Sintang selama bulan September 2020. Tekanan udara rata-rata harian yang tercatat berkisar antara 1004,1 – 1007,5 mb dengan tekanan udara rata-rata harian tertinggi tercatat terjadi pada tanggal 27 September 2020 dan terendah tercatat pada tanggal 18 September 2020. Selain itu, tekanan udara maksimum harian berkisar antara 1004,1 – 1010,1 mb dengan puncak tekanan udara maksimum tertinggi tercatat pada tanggal 13 dan 14 September 2020. Tekanan udara minimum harian bulan September 2020 berkisar antara 1001,0 – 1005,0 mb dengan tekanan udara minimum terendah terjadi pada tanggal 18 September 2020.

(17)

Gambar 10 Grafik Tekanan Udara Bulan September di Sintang

E. Visibility (Jarak Pandang)

Gambar 11 Grafik Jarak Pandang Bulan September di Sintang

Berdasarkan Gambar 11 dapat diketahui bahwa jarak pandang yang tercatat pada bulan September 2020 berkisar antara 300 – 10.000 meter dengan jarak pandang maksimum per hari berkisar 8.000 – 10.000 meter sedangkan jarak pandang minimum per hari berkisar antara 300 – 4000 meter. Jarak pandang mendatar terendah tercatat

(18)

terjadi pada tanggal 6 September 2020. Jarak pandang <1.000 meter tercatat berjumlah 4 kejadian yang diakibatkan adanya kabut tebal (fog).

F. Curah Hujan

Gambar 12 Grafik Curah Hujan Bulan September di Sintang

Gambar 12 menunjukkan grafik curah hujan Stasiun Meteorologi Susilo Sintang bulan September 2020. Jumlah curah hujan bulan September 2020 tercatat sebesar 448 mm dengan curah hujan tertinggi terjadi pada tanggal 10 September 2020 sebesar 83 mm. Curah hujan pada bulan September 2020 yang terjadi di wilayah Kabupaten Sintang termasuk dalam kategori sangat tinggi karena berada dalam kisaran nilai 400 -500 mm per bulan. Kejadian hujan berdasarkan grafik di atas menunjukkan bahwa terdapat 4 kejadian hujan lebat (50 – 100 mm/hari), 2 kejadian hujan sedang (20 – 50 mm/hari), 10 kejadian hujan ringan (5 – 20 mm/hari), dan 5 kejadian hujan sangat ringan (1 - 5 mm/hari) di wilayah Kabupaten Sintang.

G. Penyinaran Matahari

Pada Gambar 13 menunjukkan lamanya penyinaran matahari bulan September 2020. Tercatat bahwa pada pukul 07.00 – 18.00 penyinaran matahari berkisar antara

(19)

Gambar 13 Grafik Penyinaran Matahari Bulan September di Sintang

H. Keadaan Cuaca

Gambar 14 Grafik Kejadian Cuaca Khusus Bulan September di Sintang

Keadaan cuaca pada bulan September 2020 (Gambar 14) didominasi keadaan kabut. Hal ini terlihat pada hasil pengamatan terdapat 29 kejadian kabut, 22 kejadian hujan dengan intensitas ringan hingga lebat, 14 kejadian petir/guntur, dan 14 kejadian kilat.

(20)

I. Titik Panas (Hotspot)

Gambar 15 di bawah ini menunjukkan banyaknya titik panas (hotspot) yang teramati oleh satelit di Kabupaten Sintang. Dari grafik tersebut dapat kita lihat bahwa jumlah titik panas yang terdeteksi di wilayah Kabupaten Sintang sebanyak 1244 titik dengan hari kejadian sebanyak 14 hari selama bulan September 2020. Titik panas paling banyak terjadi pada tanggal 18 September 2020 yang berjumlah 555 titik.

Gambar 15 Grafik Hotspot Harian Kabupaten Sintang Bulan September 2020

Gambar 16 menunjukkan sebaran titik panas (hotspot) per Kecamatan di wilayah Kabupaten Sintang selama bulan September 2020. Berdasarkan grafik tersebut, dapat kita lihat bahwa titik panas paling banyak terdeteksi di Kecamatan Ketungau Tengah dengan jumlah 251 titik diikuti Kecamatan Ambalau sebanyak 209 titik.

(21)
(22)

PROSPEK

KONDISI ATMOSFER

LE

TI

N

M

ET

EO

RO

LO

G

IE

D

IS

IO

KT

O

BE

R

20

20

(23)

PRAKIRAAN ENSO

Fenomena ENSO merupakan fenomena global yang cukup penting untuk dipertimbangkan dalam mengambarkan kondisi cuaca di wilayah Indonesia. Hasil dari beberapa kajian ilmiah menyatakan bahwa pada saat terjadi fenomena ENSO, beberapa wilayah di Indonesia mengalami penurunan ataupun peningkatan curah hujan. Saat ENSO mengindikasikan kondisi EL Nino, beberapa wilayah Indonesia mengalami penurunan curah hujan. Kemudian, pada saat ENSO mengindikasikan La Nina, di beberapa wilayah Indonesia mengalami peningkatan curah hujan.

Gambar 17 Grafik Prakiraan Indeks Nino 3.4

Sumber: http://www.bom.gov.au

Pada bulan Oktober 2020 kondisi ENSO yang ditunjukkan Gambar 17 secara umum diprediksikan dalam kondisi La Nina lemah. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata anomali suhu permukaan laut di wilayah nino 3.4 berada pada kisaran -0,8°C hingga -1,2°C.

Selanjutnya, hasil prediksi kondisi ENSO pada bulan November 2020 diprediksikan berada dalam kondisi La Nina sedang dengan nilai rata-rata anomali suhu permukaan laut di wilayah nino 3.4 berada pada kisaran -1,6°C hingga -2,0°C.

Hasil analisis tentang prediksi Nino 3.4 periode Oktober 2020 dan November 2020 menunjukkan bahwa kondisi ENSO dalam keadaan La Nina lemah hingga La

(24)

Nina sedang. Hal ini mengindikasikan bahwa fenomena ENSO diprediksi akan berpengaruh terhadap kondisi cuaca di wilayah Indonesia khususnya Sintang unuk dua bulan ke depan.

PRAKIRAAN IOD

Dipole Mode merupakan fenomena interaksi antara lautan dengan atmosfer

yang terjadi di Samudera Hindiayang ditandai dengan anomali suhu permukaan laut antara Samudera Hindia Barat dengan Samudera Bagian Timur. Fenomena ini turut mempengaruhi kondisi cuaca di wilayah Indonesia, khususnya Indonesia bagian barat. Adanya fenomena Dipole Mode dapat memberikan pengaruh berupa terjadinya peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia bagian barat. Proses identifikasi kemungkinan terjadinya fenomena Dipole Mode dilakukan dengan menganalisis hasil pemodelan indeks IOD dari BOM Australia selama dua bulan kedepan.

Gambar 18 Grafik Prakiraan IOD

Sumber: http://www.bom.gov.au

Hasil pemodelan prediksi indeks Dipole Mode (IOD) ditunjukkan pada Gambar 18 yang menunjukkan bahwa secara umum fenomena Dipole Mode pada bulan Oktober

(25)

Begitu juga dengan fenomena Dipole Mode pada bulan November 2020 menunjukkan kondisi Dipole Mode bernilai negatif (aktif). Hal ini ditunjukkan dengan nilai indeks IOD rata-rata berada pada kisaran -0,4°C hingga -0,8°C.

Hasil analisis prediksi pemodelan indeks IOD selama periode Oktober – November 2020 menunjukkan Dipole Mode dalam keadaan normal menuju aktif dengan nilai negatif. Hal ini mengindikasikan bahwa fenomena Dipole Mode akan sedikit berpengaruh terhadap penambahan suplai uap air di wilayah Indonesia bagian barat termasuk di Kabupaten Sintang pada bulan November 2020.

PRAKIRAAN ANOMALI SPL

A. Prakiraan Bulan Oktober 2020

Gambar 19 Prakiraan Anomali SPL September 2020

Sumber: https://www.cpc.ncep.noaa.gov

Dengan merujuk pada hasil pemodelan prakiraan kondisi anomali suhu permukaan laut lembaga layanan cuaca nasional Amerika Serikat (NOAA) yang

(26)

perairan barat Provinsi Kalimantan Barat pada bulan Oktober 2020 diprediksi mengalami kondisi yang lebih hangat dari rata – rata normalnya. Hal ini ditunjukkan oleh nilai anomali suhu permukaan laut (warna kuning dan jingga) untuk wilayah perairan barat Provinsi Kalimantan Barat yang secara umum bernilai positif dengan rentang nilai anomali 0,25°C hingga 1,0°C. Berdasarkan nilai anomali suhu permukaan laut tersebut, diprakirakan terdapat potensi pembentukan awan hujan yang dapat berdampak pada peningkatan curah hujan di wilayah Sintang.

B. Prakiraan Bulan November 2020

Gambar 20 Prakiraan Anomali SPL Oktober 2020

Sumber: https://www.cpc.ncep.noaa.gov

Berdasarkan hasil pemodelan prakiraan kondisi anomali suhu permukaan laut yang ditunjukkan Gambar 20 terlihat bahwa kondisi suhu permukaan laut wilayah perairan barat Provinsi Kalimantan Barat pada bulan November 2020 diprediksi

(27)

diprakirakan berpengaruh terhadap potensi pembentukan awan konvektif di wilayah Kabupaten Sintang.

PRAKIRAAN CURAH DAN SIFAT HUJAN

Prakiraan curah hujan merupakan prakiraan potensi besarnya curah hujan yang terjadi pada suatu wilayah. Prakiraan curah hujan dikategorikan menjadi empat, yaitu rendah (<100 mm), menengah (101 – 300 mm), tinggi (301 – 400 mm), dan sangat tinggi (>400). Sedangkan, prakiraan sifat hujan merupakan prakiraan potensi sifat hujan yang terjadi di suatu wilayah terhadap normal curah hujannya. Prakiraan sifat hujan dikategorikan menjadi tiga, yaitu Bawah Normal, Normal, dan Atas Normal.

A. Prakiraan Bulan Oktober 2020

Gambar 21 Peta Prakiraan Curah Hujan Kalimantan Barat Bulan September 2020

(28)

Gambar 22 Peta Prakiraan Sifat Hujan Kalimantan Barat Bulan September 2020

Sumber: http://www.iklim.kalbar.bmkg.go.id

Berdasarkan Gambar 21 terlihat bahwa prakiraan curah hujan di wilayah Sintang menunjukkan potensi curah hujan terjadi sebesar 201 – 500 mm dengan kategori menengah hingga sangat tinggi. Sedangkan, Gambar 22 menunjukkan bahwa sifat curah hujan di wilayah Sintang secara umum berada pada kategori Normal hingga Atas Normal.

Prakiraan curah hujan dan sifat hujan bulan Oktober 2020 pada setiap kecamatan di wilayah Sintang dapat dilihat pada Tabel 1 berikut:

Tabel 1 Prakiraan Curah Hujan dan Sifat Hujan Bulan Oktober di Kabupaten Sintang

No. Nama Kecamatan

Curah Hujan

Kategori Sifat Hujan (mm)

1 Ambalau 301 – 500 Tinggi - Sangat Tinggi Normal - Atas Normal 2 Binjai Hulu 301 – 400 Tinggi Atas Normal 3 Dedai 301 – 400 Tinggi Normal

(29)

6 Kelam Permai 301 – 400 Tinggi Normal - Atas Normal 7 Ketungau Hilir 301 – 400 Tinggi Atas Normal 8 Ketungau Hulu 201 – 300 Menengah Normal 9 Ketungau Tengah 201 – 400 Menengah - Tinggi Atas Normal 10 Sungai Tebelian 301 – 400 Tinggi Normal 11 Sepauk 301 – 400 Tinggi Normal 12 Serawai 301 – 500 Tinggi - Sangat Tinggi Atas Normal 13 Sintang 301 – 400 Tinggi Normal - Atas Normal 14 Tempunak 301 – 400 Tinggi Normal

B. Prakiraan Bulan November 2020

Berdasarkan Gambar 23 terlihat bahwa prakiraan curah hujan di wilayah Sintang menunjukkan potensi curah hujan terjadi sebesar 201 – 400 mm dengan kategori menengah hingga tingi. Selain itu, Gambar 24 menunjukkan bahwa sifat curah hujan di wilayah Sintang berada pada kategori Bawah Normal – Normal.

Gambar 23 Peta Prakiraan Curah Hujan Kalimantan Barat Bulan Oktober 2020

(30)

Gambar 24 Peta Prakiraan Sifat Hujan Kalimantan Barat Bulan Oktober 2020

Sumber: http://www.iklim.kalbar.bmkg.go.id

Prakiraan curah hujan dan sifat hujan bulan November 2020 pada setiap kecamatan di wilayah Sintang dapat dilihat pada Tabel 2 berikut:

Tabel 2 Prakiraan Curah Hujan dan Sifat Hujan Bulan November di Kabupaten Sintang

No. Nama Kecamatan

Curah Hujan

Kategori Sifat Hujan (mm)

1 Ambalau 201 – 400 Menengah - Tingi Bawah Normal 2 Binjai Hulu 301 – 400 Tinggi Normal 3 Dedai 301 – 400 Tinggi Normal 4 Kayan Hilir 301 – 400 Tinggi Bawah Normal 5 Kayan Hulu 301 – 400 Tinggi Bawah Normal 6 Kelam Permai 301 – 400 Tinggi Normal 7 Ketungau Hilir 201 – 400 Menengah - Tingi Normal

(31)

10 Sungai Tebelian 201 – 400 Menengah - Tingi Normal 11 Sepauk 201 – 400 Menengah - Tingi Normal 12 Serawai 301 – 400 Tinggi Bawah Normal 13 Sintang 301 – 400 Tinggi Normal 14 Tempunak 201 – 400 Menengah - Tingi Normal

(32)

RANGKUMAN

LE

TI

N

M

ET

EO

RO

LO

G

IE

D

IS

IO

KT

O

BE

R

20

20

(33)

KONDISI ATMOSFER SEPTEMBER 2020

Kondisi dinamika atmosfer secara global cukup berpengaruh terhadap kondisi cuaca Kabupaten Sintang. Hal ini terlihat nilai anomali SPL yang lebih hangat dari normalnya yang dapat mendukung bertambahnya suplai uap air dari laut terhadap pembentukan awan konvektif. Selain itu pada pertengahan bulan September, MJO terdeteksi berada pada fase 4 yang dapat mengindikasikan adanya kontribusi peningkatan curah hujan di wilayah Sintang. Indeks SOI berada pada kisaran nilai +10 yang menandakan kecenderungan La Nina dimana massa udara dari pasifik barat bergerak ke wilayah Indonesia bagian timur dan indeks IOD bernilai antara 0 hingga -0,5 yang menandakan adanya suplai uap air ke wilayah Indonesia bagian barat sehingga kedua fenomena tersebut dapat berpengaruh pada terjadinya hujan di wilayah Kabupaten Sintang.

Berdasarkan kondisi dinamika atmosfer secara regional, nilai RH pada lapisan 925 - 500 mb menunjukkan koondisi yang sedikit basah. Selanjutnya, pola angin lapisan 850 mb menunjukkan adanya wilayah belokan angin di utara Kalimantan Barat sehingga terdapat perlambatan udara di atas wilayah Kabupaten Sintang yang dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan konvektif atau awan hujan di wilayah Kabupaten Sintang.

Hasil pengamatan Stasiun Meteorologi Susilo Sintang selama bulan September 2020 sebagai berikut:

 Suhu udara rata-rata harian berkisar antara 24,8°C – 28,9°C, suhu udara maksimum tercatat sebesar 35,4°C terjadi pada tanggal 19 September 2020 dan suhu minimum harian tercatat sebesar 22,2°C terjadi pada 9 September 2020.  Secara umum angin berhembus dari arah tenggara dengan kecepatan rata-rata

1.76 knots atau 3.3 km/jam. Kecepatan angin paling tinggi yaitu 16 knot atau 30 km/jam terjadi pada 28 September pukul 16.00 WIB.

 Kelembapan udara rata–rata harian yang tercatat berkisar antara 78% – 94% dengan kelembapan udara harian tertinggi 100% pada 8 hari di bulan September dan kelembapan minimum terendah senilai 45% terjadi pada tanggal 16 September 2020.

 Tekanan udara rata-rata harian yang tercatat berkisar antara 1004,1 – 1007,5 mb dengan tekanan udara maksimum sebesar 1010,1 mb tercatat pada tanggal 13

(34)

dan 14 September 2020 dan tekanan udara minimum sebesar 1001,0 mb terjadi pada tanggal 18 September 2020.

 Tercatat bahwa jarak pandang bulan September berkisar antara 300 – 10.000 meter. Jarak pandang mendatar sebesar < 1000 meter tercatat pada 4 kejadian di bulan September yang diakibatkan adanya kabut tebal.

 Jumlah curah hujan bulan September tercatat sebesar 448 mm berada dalam kategori sangat tinggi. Curah hujan tertinggi terjadi pada tanggal 10 September 2020 sebesar 83 mm/hari.

 Lama penyinaran matahari berkisar antara 0,4 – 8,6 jam dengan lama penyinaran maksimum terjadi pada tanggal 20 dan lama penyinaran minimum terjadi pada tanggal 27 September 2020.

 Keadaan cuaca bervarasi antara lain 29 kejadian kabut, 22 kejadian hujan, 14

kejadian petir/Guntur, dan 14 kejadian kilat.

 Titik Panas pada bulan September tercatat sejumlah 1244 titik dengan titik

terbanyak terjadi pada tanggal 18 September 2020 dengan jumlah 555 titik dan wilayah paling banyak terdeteksi hotspot adalah kecamatan Ketungau Tengah dengan jumlah hotspot sebanyak 251 titik.

PROSPEK KONDISI ATMOSFER

OKTOBER - NOVEMBER 2020

.

Berdasarkan analisis global bulan Oktober dan November 2020, fenomena ENSO pada bulan Oktober diprediksi berada dalam kondisi La Nina lemah dan bulan November berada dalam kondisi La Nina sedang. Selanjutnya, Dipole Mode bulan Oktober hingga November diprediksi berada pada kategori normal menuju aktif (negatif). Berdasarkan nilai - nilai tersebut diprediksi bahwa fenomena global akan cukup berpengaruh terhadap pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia, termasuk Kabupaten Sintang terutama pada bulan November 2020.

(35)

Prakiraan curah hujan bulan Oktober 2020 berada pada kategori menengah hingga sangat tinggi (201 – 500 mm) dengan prakiraan sifat hujan secara umum berada pada kondisi Atas Normal – Atas Normal. Sedangkan pada bulan November 2020 prakiraan curah hujan berada pada kategori menengah hingga tinggi (201 – 400 mm) dengan prakiraan sifat hujan berada pada kondisi Bawah Normal - Normal.

(36)

KEGIATAN

STAMET SUSILO SINTANG

LE

TI

N

M

ET

EO

RO

LO

G

IE

D

IS

IO

KT

O

BE

R

20

20

(37)

Vidcon

Pelatihan Teknis Desain Komunikasi Visual

Untuk Produk Informasi Cuaca TA 2020

Pada tanggal 02 - 14 September 2020 dilaksanakan vidcon Pelatihan Teknis Desain Komunikasi Visual Untuk Produk Informasi Cuaca Tahun 2020. Kegiatan tersebut diikuti oleh Chahya Putra Nugraha, S.Tr untuk mewakili Stasiun Meteorologi Susilo Sintang. Kegiatan ini bertujuan agar pegawai BMKG memiliki kemampuan dalam bidang DKV untuk diseminasi informasi cuaca di tiap UPT.

Gambar 25 VidconPelatihan Teknis Desain Komunikasi Visual BMKG

Apel Siaga Gelar Pasukan Dan Peralatan Karhutla

Pada tanggal 03 September 2020 dilaksanakan Apel Siaga Gelar Pasukan Dan Peralatan Karhutla di Lapangan Bola KODIM 1205 Sintang. Kegitan ini dilakukan untuk meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana kebakaran hutan dan lahan. Stasiun Meteorologi Susilo Sintang diwakili oleh Supriandi, SP. M.Si selaku Kepala Stasiun.

(38)

Gambar 26 Apel Siaga Gelar Pasukan Dan Peralatan Karhutla

(39)

Pada tanggal 05 September 2020 dilaksanakan kegiatan senam bersama dalam rangka peringatan Hari Radio ke - 75 Tahun 2020. Kegiatan ini diikuti oleh pegawai Stamet Susilo Sintang beserta pimpinan. Dengan kegiatan ini diharapkan hubungan antara BMKG dan RRI selalu terjaga dalam harmonis.

Sekolah Lapang Cuaca Nelayan (SLCN) Provinsi

Kalimantan Barat

Pada tanggal 08 September 2020 dilaksanakan kegiatan pembukaan SLCN Provinsi Kalimantan Barat di Pelabuhan Perikanan Pantai Sungai Rengas. SLCN berfungsi sebagai media sosialisasi BMKG kepada nelayan agar lebih mengenal lagi informasi cuaca untuk bekal mereka. Stasiun Meteorologi Susilo Sintang diwakili oleh Supriandi, SP. M.Si selaku Kepala Stasiun.

Gambar 28 Sekolah Lapang Cuaca Nelayan (SLCN) Provinsi Kalimantan Barat

Focus Group Discussion (FGD) Polres Sekadau

Pada tanggal 10 September 2020 dilaksanakan kegiatan FGD Polres Sekadau di Hotel Vinca Borneo Sekadau. FGD ini bertema “Optimalisasi Peran Pemangku Adat

(40)

Sekadau yang Bebas dari Asap”. Stasiun Meteorologi Susilo Sintang diwakili oleh Ananggirieza Nugraha, S.Tr selaku Forecaster.

Gambar 29 Penyampaian Paparan Saat FGD Polres Sekadau

Perjanjian Kerjasama antara BMKG dan RRI

Pada tanggal 10 September 2020, BMKG Sintang dan RRI Sintang melakukan kegiatan perjanjian kerja sama tahun 2020 bertempat di kantor RRi Sintang. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kerjasama antara BMKG Sintang dan RRI Sintang yang telah terjalin sebelumnya. Stasiun Meteorologi Susilo Sintang diwakili oleh Supriandi, SP. M.Si selaku Kepala Stasiun

(41)

Gambar 30 Proses Pembahasan Perjanjian Kerja Sama

Prosesi PenyulutaN Obor Tri Prasetya RRI

(42)

Pada tanggal 11 September 2020, BMKG Sintang hadir memenuhi undangan RRI Sintang dalam acara Prosesi Penyulutan Obor Tri Prasetya RRI di Aula RRI Sintang. Kegiatan ini merupakan prosesi serangkaian kegiatan dari Hari Radio Nasional. Stasiun Meteorologi Susilo Sintang diwakili oleh Supriandi, SP. M.Si selaku Kepala Stasiun

Pembukaan Sekolah Lapang BMKG

Pada tanggal 14 September 2020, BMKG Sintang mengikuti kegiatan pembukaan Sekolah Lapang BMKG melalui aplikasi vidcon. Sekolah Lapang BMKG bertujuan untuk mendukung ketahanan pangan dan ketahanan bencana di masa pandemi covid. Stasiun Meteorologi Susilo Sintang diwakili oleh Supriandi, SP. M.Si selaku Kepala Stasiun

Gambar 32 Vidcon Pembukaan Sekolah Lapang BMKG

Jalan Sehat dan Senam Bersama dalam Rangka HUT

Perhubungan

(43)

Sintang. Kegiatan ini bertema “Wujudkan Asa, Majukan Indonesia”. Segenap ASN dan PPNPN Stasiun Meteorologi Susilo Sintang yang tidak sedang bertugas turut hadir meramaikan kegiatan tersebut.

Gambar 33 Kegiatan Senam Bersama

Dialog Kebangsaan dan Pagelaran Seni

Pada tanggal 19 September 2020, BMKG Sintang hadir memenuhi undangan RRI Sintang dalam acara Dialog Kebangsaan dan Pagelaran Seni di Kantor RRI Sintang. Kegiatan ini dilaksanakan untuk memperingati Hari Radio Ke-75. Stasiun Meteorologi Susilo Sintang diwakili oleh Supriandi, SP. M.Si selaku Kepala Stasiun

(44)

Gambar 34 Dialog Kebangsaan

(45)

Pada tanggal 18 - 28 September 2020, Kepala Stasiun Meteorologi Susilo Sintang yaitu Bapak Supriandi, SP. M.Si mengikuti kegiatan diklat PPK yang diselenggarakan oleh Pusdiklat BMKG. Kegiatan ini diselenggarakan melalui aplikasi vicon.

(46)

LENSA

METEOROLOGI

LE

TI

N

M

ET

EO

RO

LO

G

IE

D

IS

IO

KT

O

BE

R

20

20

(47)

HUJAN ES (HAIL)

Gambar 36Butiran Hujan Es di Kabupaten Sekadau

Sumber:dokumentasi Hi!Pontianak

Beberapa waktu lalu kita dihebohkan dengan kejadian hujan es yang terjadi di Kabupaten Sekadau, tepatnya tanggal 22 Agustus 2020 pukul 21.23 WIB dan berlangsung selama lima menit. Pada kejadian ini tercatat sebelumnya tidak hujan sekitar 3 hari. Kemudian baru-baru ini juga hujan es kembali terjadi tanggal 29 September 2020 di Kabupaten Mempawah antara pukul 15.50 WIB hingga 16.20 WIB. Kejadian ini juga mengundang perhatian dari warga setempat. Fenomena hujan es memang telah beberapa kali terjadi di wilayah Kalimantan Barat. Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memaparkan, hujan es sering terjadi pada masa peralihan, atau setelah beberapa hari tidak turun hujan, dengan pamanasan yang kuat. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai hujan es, mari kita simak penjelasannya berikut ini

Apa Itu Hujan Es?

Hujan es adalah sebuah bentuk dari presipitasi yang mengandung butiran es padat yang terbentuk dalam proses updraft (udara yang bergerak ke atas) dari awan kumulonimbus. Hujan es tersebut dapat merusak pesawat, rumah, dan mobil, serta dapat mematikan bagi hewan ternak bahkan manusia.

(48)

Gambar 37Awan kumulonimbus dan proses yang terjadi di dalam dan sekitarnya

Sumber:https://www.britannica.com/science/thunderstorm

Bagaimana Hujan Es Terbentuk?

Butiran es pada hujan es (hailstone) terbentuk ketika tetesan air hujan terbawa naik kembali oleh updraft dari awan kumulonimbus menuju area atmosfer yang sangat dingin dan kemudian membeku. Butiran es kemudian tumbuh ketika berbenturan dengan tetesan air hujan yang kemudian membeku pada permukaan butiran es tersebut. Jika air tersebut segera membeku ketika membentur butiran es, maka akan terbentuk butiran es yang keruh dikarenakan terdapat gelembung udara yang terperangkap di dalamnya. Akan tetapi jika air tersebut tidak segera membeku, gelembung-gelembung udara tersebut dapat terlepas dan butiran es yang baru terbentuk akan jernih. Butiran hujan es turun ketika updraft dari awan kumulonimbus tidak dapat menyokong berat dari butiran es, yang mana dapat terjadi ketika butiran es tersebut tumbuh menjadi cukup besar atau ketika updraft melemah.

(49)

Gambar 38Ilustrasi pembentukan butiran hujan es

Sumber:https://www.dtn.com/do-you-know-how-hail-forms-well-youre-probably-wrong/

Butiran es dapat memiliki beberapa lapisan dari es yang jernih dan keruh jika butiran es tersebut bertemu suhu yang berbeda dan dapat disebabkan oleh kandungan air dalam awan kumulonimbus. Kondisi yang dialami oleh butiran es dapat berubah ketika melintasi updraft secara horizontal atau berada dekat dengannya. Akan tetapi lapisan dari butiran es tersebut tidak secara sederhana terbentuk karena mengikuti gerakan sirkulasi naik turun di dalam awan kumulonimbus. Angin di dalam awan kumulonimbus tidak hanya bergerak naik dan turun, namun juga terdapat angin yang bergerak secara horizontal karena updraft yang berputar seperti pada awan kumulonimbus supercell, maupun dari angin horizontal yang berada di lingkungan sekitar. Butiran es juga tidak tumbuh karena diangkat ke puncak awan kumulonimbus. Pada altitude yang sangat tinggi, udara cukup dingin (dibawah -40°C) sehingga semua air seketika akan membeku menjadi es, dan butiran es membutuhkan air yang cair untuk tumbuh menjadi ukuran yang cukup besar.

Bagaimana Butiran Hujan Es Jatuh Ke Tanah?

Butiran hujan es jatuh ketika butiran tersebut menjadi cukup berat untuk melawan updraft dari awan kumulonimbus dan kemudian tertarik oleh gaya gravitasi menuju bumi. Butiran es yang lebih kecil dapat tertiup oleh hembusan angin horizontal menjauhi updraft. Jika angin di dekat permukaan cukup kuat, butiran hujan es dapat

(50)

jatuh secara miring bahkan hampir menyamping! Butiran hujan es yang terdorong oleh angin dapat merusak dinding rumah, merusak jendela dan tertiup masuk ke dalam rumah, merusak kaca mobil, serta dapat menyebabkan cedera parah dan atau bahkan kematian bagi manusia dan hewan.

Sumber : https://kumparan.com/hipontianak/4-peristiwa-hujan-es-yang-pernah-terjadi-di-kalimantan-barat-1u3XuZJ6L3V/full https://kumparan.com/hipontianak/hujan-es-terjadi-di-mempawah-ini-penjelasan-bmkg-kalbar-1uIhoUJpt4N/full https://www.nssl.noaa.gov/education/svrwx101/hail/

(51)

RADAR CUACA

Gambar 39 Radar Cuaca Sintang

Radar merupakan singakatan dari Radio Detecting and Ranging. Jadi radar cuaca artinya sebuah alat untuk mendeteksi partikel-partikel yang berada di udara dengan memancarkan gelombang elektromagnetik sehingga posisi, jarak, dan pergerakan partikel-partikel dapat diketahui. Seorang ilmuwan asal skotlandia bernama Robert Watson Watt adalah orang yang melakukan penelitian dengan mengembangkan peralatan navigasi pesawat dan membuat radar mendeteksi keberadaan pesawat pada tahun 1920. Pada zaman sekarang ini radar mengalami perkembangan selain untuk keperluan penerbangan, radar juga digunakan untuk keperluan militer, keprluan kepolisian, dan yang dipakai oleh BMKG digunakan untuk mengamati kondisi cuaca. Radar cuaca dapat dibagi sesuai dengan frekuensi yang dipancarkannya, radar S-band memiliki frekuensi 2-4 GHz, radar C-band memiliki frekuensi 4-8 GHz, dan X-band memiliki frekuensi 8-12 GHz. Semakin kecil frekuensi yang dihasilkan maka semakin jauh jarak yang dapat dijangkau oleh radar tersebut.

(52)

Komponen - Komponen Dasar Radar

a) Antena merupakan komponen yang berfungsi sebagai media reflektan dari gelombang elektromagnetik yang dipancarkan dari transmitter dan menerima echo kembali yang dipantulkan.

b) Transmitter merupakan sumber pembangkit Gelombangelektromagnetik yang dikirim ke antenna melalui waveguide keatmosfir. Komponen ini berfungsi sebagai pembangkit sinyalgelombang berfrekuensi tinggi. Tiga jenis transmitter padasistem radar cuaca adalah Magnetron (ukuran kecil powersangat besar), Klystron power lebih besar di banding magnetron) dan Solid State(power cukup besar, ekonomis, dan efisien).

c) Receiver merupakan penerima kembali pantulan gelombang elektromagnetik dari sinyal objek yang tertangkap oleh radar melalui reflektor antena. Pada umumnya, receiver memiliki kemampuan untuk menyaring sinyal yang diterimanya agar sesuai dengan pendeteksian yang diinginkan, dapat memperkuat sinyal objek yang lemah dan meneruskan sinyal objek tersebut ke pemroses data dan sinyal (signal and data processor), dan kemudian menampilkan gambarnya di layar monitor (display).

Prinsip Kerja Radar

a. Mentransmisikan Gelombang Radio melalui Antena b. Mengukur kekuatan Reflektifitas dari obyek hydrometeo

c. Jarak dari target diukur berdasarkan perhitungan waktu yang ditempuh echo dari target.

d. Arah antena menyatakan arah dari target

e. Mengukur perubahan frekuensi dari pergerakanobjek/target. Perubahan frekuensi ini dinyatakan sebagai Kecepatan (Velocity) yang digambarkan kedalam pergerakan menjauhi dan mendekati radar

Gambar

Gambar 1 Anomali Suhu Permukaan Air Laut (SPL) Sumber : www.esrl.noaa.gov
Gambar 4. Indeks IOD Sumber : www.bom.gov.au
Gambar 5 Kelembapan Udara (RH) Per Lapisan Sumber : www.esrl.noaa.gov
Gambar 8 WindRose Stamet Susilo Sintang September 2020
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dinas Sosial mempunyai fungsi pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah di bidang pertanian, kewenangan dekonsentrasi dan tugas pembantuan yang diberikan oleh Pemerintah.. Paragraf

Bukan hanya jumlah pendapatan dari neraca perdagangan luar negeri dan jumlah investasi/investor yang masuk ke Indonesia, namun jumlah penduduk miskin dan tingkat

Pemerintah daerah tidak hanya mensyaratkan pemerintah memiliki pendapatan yang memadai, untuk memiliki otonomi fiskal, mereka harus mampu mengendalikan jumlah

Berdasarkan hasil analisa terhadap data-data tersebut di atas, rata-rata tingkat kerusakan yang ada pada perusahaan batako “UD Nanang” untuk tahun 2009 sebesar 5%, tahun 2010

Sebagai pelengkap pembahasan, pengamat juga membahas terkait dengan cara untuk mengatasi hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan administrasi bongkar dan muat

1) Harian Merdeka Edisi 12 Oktober 1945 halaman 1, No. Sumber ini diterbitkan langsung oleh Merdeka pada tahun 1945 di Jakarta. Sumber yang didapatkan oleh penulis sudah

Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan

semua kekayaan, pegawai, hak dan kewajiban dari Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Malikussaleh Lhokseumawe dialihkan menjadi kekayaan, pegawai,. hak dan kewajiban