• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH ( LAKIP )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH ( LAKIP )"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN

AKUNTABILITAS KINERJA

INSTANSI PEMERINTAH ( LAKIP )

TAHUN 2015

BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PELAKSANA

PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN

(BKP5K)

(2)
(3)

i

KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( LAKIP ) ini merupakan Implementasi dari Instruksi Presiden RI ( INPRES ) Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( LAKIP ). Inpres tersebut mewajibkan setiap Instansi Pemerintah sebagai unsur penyelenggara negara untuk mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas pokok, fungsi dan kewenangannya dalam pengelolaan sumberdaya dengan didasarkan pada suatu Rencana Strategis ( RENSTRA ) yang telah ditetapkan.

LAKIP Badan Ketahanan Pangan Dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BKP5K) Kota Pagar Alam Tahun 2015 ini merupakan laporan untuk memenuhi kewajiban untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan satuan kerja dalam mencapai tujuan dan sasaran dalam melaksanakan tugas dan fungsi pada Tahun Anggaran 2015, sesuai dengan visi dan misi yang ditetapkan dalam Rencana Strategis Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BKP5K) Kota Pagar Alam.

Dalam LAKIP ini disampaikan berbagai keberhasilan yang telah dicapai merupakan hasil kinerja, dari aparatur Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BKP5K) dengan mitra kerja para pelaku agribisnis ketahanan pangan. Hasil kerja ini menjadi motivasi kedepan yang lebih inovatif dan kreatif untuk meningkatkan kinerja, kekurangan yang dialami untuk menjadi instropeksi terhadap kebijakan ke depan sebagai bahan masukan berharga bagi aparatur Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BKP5K) Kota Pagar Alam.

Kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan LAKIP ini diucapkan terima kasih, semoga hasil kerja kita ini berguna bagi kita semua untuk kesejahteraan masyarakat.

Pagar Alam, Januari 2016

Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan

(BKP5K) Kota Pagar Alam

Ir. Prima Dina Surya Rozak

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Good Governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk

mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita–cita bangsa bernegara. Setiap organisasi publik diharuskan lebih terbuka dan dapat memberikan tranparansi dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya.

Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tanggal 30 September 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Intansi Pemerintah dikeluarkan sebagai wujud pengembangan dan penerapan sistem pertanggung jawaban yang tepat, jelas dan legimate, Intrumen yang digunakan intansi pemerintah dalam memenuhi kewajiban untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan Pelaksanaan misi organisasi adalah sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang terdiri dari berbagai komponen yang merupakan satu kesatuan yaitu : perencanaan strategik, perencanaan kinerja, pengukuran kinerja dan pelaporan kinerja.

Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD), yang disebut juga Rencana Pembangunan Tahunan Satuan Kerja Perangkat Daerah adalah merupakan dokumen Perencanaan Pembangunan Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk masa periode 1 (satu) Tahun. Rencana Kerja SKPD ini disusun berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang sistem perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang tahapan, tatacara penyusunan, pengendalian evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( LAKIP ) merupakan kewajiban setiap Satuan Kerja termasuk Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BKP5K) Kota Pagar Alam untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi instansi dalam mencapai sasaran dan tujuan yang

(5)

Lakip BKP5K Tahun 2014 2

telah ditetapkan. Kinerja Instansi Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BKP5K) Kota Pagar Alam merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian sasaran ataupun tujuan Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BKP5K) Kota Pagar Alam sebagai penjabaran dari visi, misi dalam Perencanaan Strategis ( RENSTRA ) Pemerintah Kota Pagar Alam.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( LAKIP ) Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BKP5K) Kota Pagar Alam memiliki fungsi sebagai sarana dalam menyampaikan pertanggungjawaban kinerja kepada Steakholders ( Walikota, DPRD dan Masyarakat ) dan juga merupakan sarana evaluasi atas pencapaian kinerja dalam upaya memperbaiki kinerja di masa yang akan datang.

1.2. Dasar Pelaksanaan :

LAKIP Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BKP5K) 2015 disusun berdasarkan beberapa landasan sebagai berikut :

(1). Landasan Idil yaitu Pancasila,

(2). Landasan Konstitusional yaitu UUD 1945, (3). Landasan Operasional :

1. Undang-undang Nomor 28 Tahun 2000 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 75; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-undang Nomor 8 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota

(6)

Lakip BKP5K Tahun 2014

3. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomr 47 ; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 4. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 5. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan dan

Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400 );

6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437 ); sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang – Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 7. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman penyusunan dan penerapan standar pelayanan minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara

(7)

Lakip BKP5K Tahun 2014 4

Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614 );

11. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

12. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi;

13. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2014 Tentang Sistem Akuntabilitas Instansi Pemerintah

14. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 53 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja. 15. Peraturan Daerah Kota Pagar Alam Nomor 5 Tahun 2003 tentang

Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat daerah Kota Pagar Alam.

16. Peraturan Daerah Kota Pagar Alam nomor 03 Tahun 2008 Tentang Pembentukan dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kota Pagar Alam.

17. Peraturan Walikota Pagar Alam Nomor 30 Tahun 2009, Tentang Rincian Tugas Pokok dan fungsi Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan

1.3 Kewenangan Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BKP5K) Kota Pagar Alam

Kewenangan Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BKP5K) Kota Pagar Alam dapat

(8)

Lakip BKP5K Tahun 2014

dijabarkan melalui Tugas Pokok dan Fungsi (TUPOKSI) Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BKP5K) Kota Pagar Alam. Berdasarkan Peraturan Walikota Pagar Alam nomor 30 Tahun 2009 TUPOKSI Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BKP5K) Kota Pagar Alam adalah sebagai berikut :

A. Sekretariat

Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris, mempunyai tugas melaksanakan dan menyelenggarakan koordinasi, perencanaan, administrasi umum, perlengkapan, keuangan, kepegawaian, pembinaan dan mengkoordinir kegiatan bidang-bidang

Dalam menyelenggarakan tugas pokoknya, maka sekretaris mempunyai fungsi :

a. Pembantuan kebijakan Kepala Badan dalam bidang tugasnya b. Pelaksanaan pengelolaan urusan umum meliputi surat menyurat,

rumah tangga, keprotokalan, kearsipan dan dokumentasi c. Pelaksanaan pengelolaan administrasi perlengkapan d. Pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan e. Pelaksanaan pengelolaan administrasi kepegawaian

f. Pelaksanaan Koordinasi dan Pembinaan kegiatan unit kerja; dan – g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan, sesuai

dengan tugas dan fungsi.

A. 1. Sub Bagian Umum

Sub bagian umum dipimpin oleh seorang kepala sub bagian mempunyai tugas sebagai berikut :

a. Menyusun rencana dan program kerja serta melaksanakan urusan tata usaha umum

(9)

Lakip BKP5K Tahun 2014 6

b. Memberikan pelayanan dan pengaturan surat-menyurat kepada bidang-bidang di lingkungan Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan

c. Melaksanakan urusan perjalanan dinas, kearsipan, keprotokolan, di lingkungan Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan

d. Melaksanakan ketertiban, kebersihan Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan

e. Menyusun pengembangan pegawai dan pengelolaan administrasi f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan sekretaris, sesuai dengan

tugasnya.

A. 2. Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan

Sub bagian Perencanaan, dan Pelaporan dipimpin oleh seorang kepala sub bagian mempunyai tugas sebgai berikut :

a. Menyusun rencana kerja dan program kegiatan di bidang ketahanan pangan dan pelaksana penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan

b. Melaksanakan koordinasi program kegiatan antar bidang pada Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan

c. Melakukan monitoring evaluasi program dan kegiatan pengembangan ketahanan pangan dan pelaksana penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan

d. Mengidentifikasi permasalahan di bidang Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan

e. Menyusun renstra dan rencana kerja tahunan (RKT), penetapan kinerja (tapkin) dan menyusun lakip

f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan bidang tugasnya.

A. 3. Sub Bagian Keuangan

a. Menyusun rencana anggaran keuangan, belanja rumah tangga dan mengelola administrasi keuangan serta pertanggungjawaban keuangan

(10)

Lakip BKP5K Tahun 2014

b. Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait dalam pengadaan tanda terima bukti setoran pajak

c. Menyusun laporan keuangan secara berkala dan laporan kepada atasan d. Mengelola dan menyimpan dokumen keuangan Badan Ketahanan Pangan

dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan

e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan, sesuai dengan bidang tugasnya.

B. Bidang Penyuluhan dan Diklat Pertanian

Bidang Penyuluhan dan Diklat Pertanian mempunyai tugas menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis dan operasional dalam bidang penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan, melaksanakan penyusunan program dan programa penyuluhan, monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan penyuluhan. Untuk melaksanakan tugas yang dimaksud bidang penyuluhan dan diklat pertanian, menyelenggarakan fungsi :

a. Merumuskan kebijakan teknis program penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan bekerja sama dengan instansi terkait

b. Meningkatkan kualitas penyuluh, PNS, Swadaya dan swasta melalui pembelajaran yang berkelanjutan

c. Penyiapan perumusan rencana program /kegiatan dan programa penyuluhan

d. Penyusunan laporan hasil kegiatan

e. Pengkoordinasiaan penyiapan bahan rapat koordinasi dengan berbagai sektor

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan, sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.

B.1. Subbidang Kelembagaan dan Penyuluhan Pertanian

Subbidang kelembagaan dan penyuluhan pertanian mempunyai tugas sebagai berikut :

a. Melaksanakan pendataan dan menataan penyuluh pertanian, perikanan dan kehutanan

(11)

Lakip BKP5K Tahun 2014 8

b. Menyusun program penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan c. Melaksanakan pembinaan kepada penyuluh pertanian, perikanan dan

kehutanan petani dan lembaga tani

d. Menyediakan dan menyebarkan informasi teknologi, sarana produksi, pembiayaan dan pasar

e. Memfasilitasi pengembangan kelembagaan dan kemitraan pelaku utama dan pelaku usaha

f. Menyusun rencana kegiatan pengembangan kelembagaan tani yaitu kelompok tani, GAPOKTAN, P4S, KOPTAN dan asosiasi lainnya g. Menginventarisasi permasalahan dan upaya pemecahannya

h. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai dengan tugasnya.

B.2. Subbidang Pengembangan SDM dan Diklat Pertanian

Subbidang pengembangan SDM dan diklat pertanian mempunyai tugas sebagai berikut :

a. Melaksanakan pelatihan bagi penyuluh dan petani

b. Mengembangkan metodologi penyuluh dalam sistem penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan

c. Memfasilitasi peningkatan kualitas penyuluh dengan pembelanjaan secara berkelanjutan

d. Menumbuhkembangkan kepemimpinan, kewirausahaan serta kelembagaan pelaku utama dan pelaku usaha

e. Melaksanakan kegiatan pertemuan teknis temu lapangan dan metode penyuluh lain bagi pelaku utama dan pelaku usaha

f. Memfasilitasi pos penyuluhan dusun dan kelurahan

g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang, sesuai dengan tugasnya.

C. Bidang Teknologi dan SDA Pertanian

Bidang teknologi dan sda pertanian mempunyai tugas pengembangan teknologi pertanian dan sumber daya alam pertanian,

(12)

Lakip BKP5K Tahun 2014

perikanan dan kehutanan. Untuk melaksanakan tugas Bidang Teknologi dan SDA Pertanian meyelenggarakan fungsi :

a. Melaksanakan pengumpulan, pengelolaan dan penyebaran materi penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan

b. Penyedian dan penyebaran informasi teknologi Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, perikanan dan Kehutanan

c. Menggali dan menumbuhkembangkan potensi SDA pertanian, perikanan dan kehutanan

d. Melaksanakan pembinaan pengembangan kerja sama kemitraan pengelolaan kelembagaan, sarana dan prasarana serta pembiayaan penyuluhan

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai bidang tugas dan fungsinya

C.1 Subbidang Peningkatan Teknologi Pertanian

Subbidang Peningkatan Teknologi Pertanian mempunyai tugas sebagai berikut :

a. Mengurus dokumentasi teknologi anjuran

b. Melaksanakan pembinaan, bimbingan, penerapan teknologi anjuran c. Memfasilitasi penyelenggaran teknologi yang diperlukan

d. Mengembangkan dan melakukan bimbingan terapan teknologi produksi

e. Pendataan, pemantauan operasional serta pengadaan alat-alat pertanian (Alsintan)

f. Melaksanakan percontohan dan demonstrasi plot

g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan tugasnya

C.2 Subbidang Peningkatan SDA dan Agribisnis

Subbidang Peningkatan Teknologi Pertanian mempunyai tugas sebagai berikut :

(13)

Lakip BKP5K Tahun 2014 10

a. Mengembangkan dan pembinaan usaha tani dan pola agribisnis b. Merekomendasikan komoditas unggulan spesifik lokasi

c. Pemantauan penggunaan sarana produksi

d. Pemantauan dan pengendalian bencana alam di lahan pertanian e. Memberdayakan dan pemanfaatan fungsi brigade proteksi tanaman f. Merekomendasikan konservasi tanah, air serta sumber daya alam

hayati dan ekosistemnya

g. Pencegahan alih fungsi lahan sawah

h. Pendataan perluasan areal tanam dan peruntukan lahan pertanian i. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai

dengan tugasnya.

D. Bidang Kewaspadaan dan Keamanan Konsumsi Pangan

Bidang Kewaspadaan dan keamanan konsumsi pangan mempunyai tugas pengawasan, pemantauan, pengadaan distribusi bahan pangan. Untuk melaksanakan tugasnya bidang kewaspadaan dan konsumsi pangan menyelenggarakan fungsi :

a. Menyusun recana kerja di Bidang Kewaspadaan dan Keamanan Konsumsi Pangan.

b. Melaksanakan pengawasan, pemantauan terhadap pengadaan, pengelolaan dan distribusi bahan pangan.

c. Mengkoordinasikan terhadap Bidang Kewaspadaan dan Keamanan Konsumsi Pangan upayapencegahan dan peneggulangan gejala kekurangan pangan.

d. Menganalisa terhadap penyediaan distribusisistem kewaspaan pangan dan gizi.

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala badan, sesuai dengan tugas dan fungsinya.

D.1. Subbidang Kewaspadaan Pangan

Subbidang Bidang Kewaspadaan Pangan mempunyai tugas : a. Menyusun rencana kerja di bidang kewaspadaan pangan

(14)

Lakip BKP5K Tahun 2014

b. Melaksanakan pengawasan dan pemantauan, pengadaan, pengelolaan dan distribusi bahan pangan

c. Mengevaluasi dan mengkaji distribusi persedian pangan d. Mengantisipasi kekurangan pangan pada masyarakat

e. Mengkoordinasikanupaya pencegahan penanggulangan kekurangan pangan (Penanganan Daerah Rawan Pangan)

f. Mengadakan koordinasi dengan pihak terkait dalam melaksanakan tugasnya

g. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai dengan tugasnya.

D.2. Subbidang Keamanan Konsumsi Pangan

Subbidang Keamanan Konsumsi Pangan, mempunyai tugas : a. Mengembangkan diversifikasi pangan

b. Melaksanakan pemantauan penganekaragaman konsumsi pangan c. Mengendalikan mutu dan keamanan pangan

d. Melaksanakan koordinasi dengan pihaklain yang berhubungan dengan tugasnya

e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai dengan tugasnya

E. Bidang Ketersedian dan Distribusi Pangan

Bidang ketersedian dan distribusi pangan mempunyai tugas pengawasan dan monitoring ketersedian dan distribusi pangan. Untuk melaksanakan tugasnya, bidang ketersedian dan distribusi pangan menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan rencana kerja dibidang ketersedian dan distribusi pangan b. Melaksanakan pengawasan, pemantauan terhadap pengasan,

pengelolaan dan distribusi bahan pangan

c. Mengkoordinasikan terhadap upaya pencegahan dan penanggulangan gejala kekurangan pangan

(15)

Lakip BKP5K Tahun 2014 12

d. Menganalisa terhadap penyedian distribusi sistem kewaspadaan pangan dan gizi

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan, sesuai dengan tugas dan fungsinya.

E.1 Subbidang Ketersedian dan Kebutuhan Pangan

Subbidang ketersedian dan kebutuhan pangan mempunyai tugas : a. Menyusun rencana kerja di bidang ketersedian dan kebutuhan

pangan

b. Melaksanakan pemantauan ketersedian dan kebutuhan pangan c. Menyusun bahan koordinasi penanggulangan maslah ketersedian dan

kebutuhan pangan

d. Mengkaji dan merumuskan kebijakan, ketersedian bahan pangan pokok

e. Mengadakan koordianasi dengan pihak terkait yang berhubungan dengan ketersedian dan kebutuhan pangan

f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala bidang sesuai dengan tugasnya

E.2. Subbidang Distribusi dan Harga Pangan

Subbidang Distribusi dan Harga Pangan mempunyai tugas : a. Melaksanakan pemantauan dan pengawsan distribusi pangan b. Melaksanakan monitoring dan mengendalikan harga pangan

c. Menyusun bahan koordinasi penanggulangan distribusi dan harga pangan

d. Mengadakan kerjasama dengan instansi terkait dalam mengendalikan harga pangan

e. Melaksanakan koordinasi dengan pihak lain yang berhubungan dengan tugasnya

f. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai dengan tugasnya.

(16)

Lakip BKP5K Tahun 2014

F. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok Jabatan fungsional mempunyai tugas melaksanakan tugas sebagian tugas Bapeluh PKK sesuai dengan keahlian dan ketrampilan serta kebutuhan

a. Kelompok jabatan fungsional terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang diatur dan ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan

b. Kelompok jabatan fungsional dipimpin oleh seorang tenaga fungsional penyuluh senior yang ditunjuk

c. Jumlah tenaga fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja

d. Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

1.4. Sistematika LAKIP

Pembuatan LAKIP SKPD Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan disusun secara sistematis yang terdiri dari:

BAB 1 PENDAHULUAN

Pada Bab ini diuraikan tentang latar belakang, maksud dan tujuan penyusunan LAKIP, dasar hukum, kewenangan dan sistematika.

BAB 2. PERENCANAAN STRATEGIS

Pada Bab ini diuraikan tentang visi, misi, tujuan, sasaran, serta cara mencapai tujuan dan sasaran.

BAB 3. AKUNTABILITAS

Pada Bab ini diuraikan tentang pengukuran kinerja dan akuntabilitas masing-masing program dan kegiatan.

BAB 4. PENUTUP

(17)

BAB II

PERENCANAAN STRATEGIS

2.1. Penetapan Indikator Kinerja Utama

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah mewajibkan setiap organisasi pemrintahan, baik di pusat maupun di daerah menyusun laporan keuangan berbasis kinerja. Dalam menyusun laporan keuangan berbasis kinerja diperlukan satuan dan ukuran yang disebut dengan Indikator Kinerja. Perkembangan Indikator kinerja diawali sejak terbitnya Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah hingga terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah.

Dalam mengukur keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan pemerintahan, perlu memperhatikan Indikator Kinerja Utama (IKU). Indikator Kinerja Utama (IKU) yang sering pula disebut Key Performance Indicator. Dalam ketentuan umum Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tanggal 31 Mei 2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama disebutkan Kinerja Instansi Pemerintah adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian sasaran atau tujuan instansi pemerintah yang mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan. Sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 setiap unit kerja mandiri wajib menyusun Indikator kinerja utama.

IKU ditetapkan, dan merupakan acuan ukuran kinerja yang dipergunakan oleh Pemerintah Kota dan masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemerintah Daerah. IKU digunakan dasar untuk menetapkan Rencana Kinerja Tahunan, menyusun Rencana Kerja dan Anggaran, menyusun dokumen Penetapan Kinerja, menyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) serta melakukan evaluasi penyampaian kinerja sesuai dengan dokumen Rencana Pembangunan.

(18)

Pemilihan Indikator kinerja pada pemerintah Kota/kota menggunakan indikator kinerja pada tinggkat outcome dan menggambarkan keberhasilan instansi pemerintah secara keseluruhan organisasi. Keberhasilan instansi pemerintah merupakan keberhasilan bersama dari beberapa unit kerja yang ada di lingkungan instansi pemerintah tersebut, dengan kata lain, pemilihan indikator kinerja pada pemerintah daerah bukan sekedar gabungan dari berbagai indikator kinerja pada unit kerja pendukungnya.

Tabel 1. Sasaran dan Indikator Kinerja Utama

SASARAN IKU SATUAN

Meningkatnya persentase Cakupan Peningkatan Ketahanan Pangan dari 65% pada tahun 2013 menjadi 90% pada tahun 2018

Persentase Peningkatan Ketahanan Pangan

Pertanian/Perkebunan %

Meningkatnya cakupan penanganan daerah rawan pangan sebanyak 6 desa pada tahun 2018

Jumlah desa yang terindikasi rawan pangan yang selesai ditangani

desa Terlaksanaya penyusunan data base potensi

produk pangan sebanyak 60 buku sampai tahun 2018

Jumlah data base potensi produk pangan yang selesai disusun

buku Tersusunnya Data Neraca Bahana Makanan

dan Pola Pangan Harapan yang dapat dijadikan acuan dalam mengambil kebijakan pembangunan Ketahanan Pangan sebanyak 60 buku sampai tahun 2018

Jumlah data analisis Neraca Bahan Makanan yang selesai disusun

buku

Terlaksananya program percepatan

penganekaragaman konsumsi pangan (P2KP) pada 60 kelompok hingga tahun 2018

Jumlah kelompok penerima manfaat Program Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan

60 Kelompo

k Meningkatnya cakupan ketersediaan data

Analisis Akses Pangan Masyarakat dan Rekomendasi Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi sebanyak 100 buku hingga tahun 2018

Jumlah Rekomendasi dan Data SKPG yang selesai disusun

buku

Meningkatnya cakupan ketersediaan data dan analisis harga pangan pokok sebanyak 150 buku hingga tahun 2018

Jumlah ketersediaan data harga pangan pokok yang selesai dianalisis

buku Meningkatnya persentase kualitas

penanganan pasca panen dan pengelolaan hasil pertanian dari 60% pada tahun 2013 menjadi 85% pada tahun 2018

Persentase peningkatan kualitas penanganan pasca panen dan pengelolaan hasil pertanian

%

Meningkatnya ketersediaan cadangan pangan pemerintah dari 0 ton pada tahun 2013 menjadi 100 ton pada tahun 2018

Jumlah ketersediaan cadangan pangan pemerintah kota Pagar Alam

ton Meningkatnya jumlah desa mandiri pangan

dari 4 desa pada tahun 2013 menjadi 11 desa

Jumlah Penumbuhan Desa

(19)

Lakip BKP5K Tahun 2015 16

pada tahun 2018

Terlaksananya pengembangan diversifikasi tanaman pada kelompok pangan olahan/lokal yang berbasis sumber daya lokal dari 10 kelompok pada tahun 2013 menjadi 45 kelompok pada tahun 2018

Jumlah kelompok penerima manfaat pengembangan diversifikasi tanaman berbasis sumber daya lokal

kelompo k Meningkatnya jumlah ketersediaan lumbung

pangan desa, RMU, Lantai Jemur pada kelompok tani dari 4 Lumbung Pangan, 2 Lantai Jemur dan 3 RMU di tahun 2013 Menjadi 7 unit gudang lumbung pangan, 10 unit RMU dan 18 unit lantai jemur ditahun 2018

Jumlah Gudang Lumbung Pangan, Lantai Jemur dan RMU yang selesai dibangun

unit

Tersedianya data analisis Mutu dan Keamanan Pangan sebanyak 90 buku pada tahun 2018

Jumlah Ketersediaan data analisis mutu dan keamanan pangan

buku Tersedianya data rekomendasi dewan

ketahanan pangan sebanyak 20 kebijakan hingga tahun 2018

Jumlah kebijakan Dewan Ketahanan Pangan Kota Pagar Alam

kebijaka n Meningkatnya jumlah petani yang menguasai

teknologi penanganan pasca panen tanaman padi dari 75 orang pada tahun 2013 menjadi 225 orang pada tahun 2018

Jumlah petani yang menguasai teknologi penanganan pasca

panen tanaman padi orang

Meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang menu beragam, bergizi, berimbang dan aman berbasis sumber daya lokal dengan mengikuti penyuluhan sumber pangan alternatif pada 35 kelurahan

Jumlah Kelurahan yang mengikuti penyuluhan sumber

pangan alternatif keluraha

n Tersedianya Data Rencana Investasi

Pembangunan Pertanian Jangka Menegah Kota Pagar Alam Sebanyak 15 buku

Jumlah Ketersediaan Data Rencana Investasi

Pembangunan Pertanian Jangka Menengah

buku Meningkatnya jumlah petani yang mengikuti

pelatihan pemanfaatan pupuk organik sebanyak 200 orang hingga tahun 2018

Jumlah Petani yang mengikuti bimtek pembuatan pupuk organik

orang Meningkatnya jumlah petani yang

memahami tata kelola lumbung pangan sebanyak 120 orang pada tahun 2018

Jumlah petani yang mengikuti pelatihan pembinaan lumbung pangan masyarakat desa

orang Meningkatnya persentase cakupan

kesejahteraan petani dari 65% pada tahun 2013 menjadi 90% pada tahun 2018

Persentase Peningkatan

Kesejahteraan Petani Persen

Meningkatnya jumlah petani yang mengikuti pelatihan/seminar/rembug pada tingkat nasional dan regional sebanyak 400 orang hingga tahun 2014.

Jumlah Petani/Anggota KTNA yang mengikuti

Peda/Penas/Mimbar Serasehan Orang Meningkatnya jumlah kelompok tani yang

naik peringkat kelompok sebanyak 800 kelompok pada 2018 dan meningkatnya jumlah penyuluh teladan tingkat kota dan nasional sebanyak 40 orang hingga tahun 2018.

Jumlah Kelompok Tani dan penyuluh pertanian, perikanan dan kehutanan yang selesai dinilai

Kelompo k, Orang

(20)

produksi pertanian/perkebunan dari 75 % pada tahun 2013 menjadi 80% pada tahun 2018

pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan Terbentuknya sentra pemasaran produk

pangan lokal/olahan sebanyak 2 unit pada tahun 2018

Jumlah sentra pemasaran

produk pangan lokal/olahan unit Diikutinya Acara Tahunan Hari Pangan

Sedunia Tingkat Nasional sebanyak 5 kali hingga tahun 2018

Frekwensi Pameran Hari

Pangan Sedunia yang diikuti Kali Meningkatnya persentase penerapan

teknologi pertanian/perkebunan dari 75% pada tahun 2013 menjadi 85% pada tahun 2018

Persentase Peningkatan Teknologi

Pertanian/Perkebunan %

Meningkatnya penerapan paket teknologi anjuran melalui demontrasi plot (demplot) untuk petani sebanyak 90 Demplot hingga tahun 2018

Jumlah demplot pertanian, perikanan dan kehutanan yang

selesai dilaksanakan Demplot

Meningkatnya persentase pemberdayaan penyuluh pertanian/perkebunan lapangan sebesar 15% hingga 2018 Persentase pemberdayaan penyuluh pertanian/perkebunan lapangan % Terlaksananya penyusunan Programa

Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan yang selesai disusun sebanyak 405 buku hingga tahun 2018

Jumlah ketersediaan data Programa Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan yang selesai disusun.

Buku

Tersedianya sarana dan prasarana penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan pada 5 BP3K di Kecamatan.

Jumlah BP3K yang difasilitasi sarana dan prasarana

penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan

BP3K

Perencanaan Strategik (Renstra) merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu satu sampai lima tahun secara sistematis dan berkesinambungan dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada atau yang mungkin tumbuh. Renstra memuat visi misi, tujuan sasaran dan cara mencapai tujuan dan sasaran yang hendak dicapai. Secara ringkas Rencana Strategik Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan dapat dilihat pada Lampiran 1.

2.2. Visi

Setiap lembaga perlu memiliki visi guna mengetahui gambaran keadaan yang ingin dicapai dalam kurun waktu yang panjang. Dalam Modul Perencanaan Berbasis Kinerja & Perjanjian Kinerja disebutkan : “Visi adalah cara pandang jauh ke depan kemana instansi pemerintah harus dibawa agar

(21)

Lakip BKP5K Tahun 2015 18 tetap eksis, antisipatif, dan inovatif”. (Meneg PAN, 2008:18). Visi merupakan suatu gambaran yang menantang, keadaan masa depan yang diinginkan oleh instansi pemerintah serta mampu sebagai perekat.

Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BKP5K) Kota Pagar Alam sebagai salah satu Satuan Kerja Perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Kota Pagar Alam wajib menetapkan visi. Perumusan Visi Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BKP5K) Kota Pagar Alam mengacu pada Tugas Pokok dan fungsi seperti tertuang dalam Peraturan Walikota Pagar Alam Nomor 30 Tahun 2009 Visi Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BKP5K), menggambarkan : Apa yang ingin dicapai, berorientasi pada masa depan, mempunyai arah dan fokus strategi yang jelas sehingga dapat mempersatukan seluruh jajaran Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BKP5K) Kota Pagar Alam.

Alur pernyataan visi diawali dengan melihat tugas pokok dan fungsi Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BKP5K) Kota Pagar Alam, kemudian menyelaraskan dengan visi dan misi Kota Pagar Alam, mempertimbangkan Analisis Lingkungan Internal (ALI), Analisis Lingkungan Eksternal (ALE) serta tantangan organisasi ke depannya. Alur pernyataan visi dapat dilihat pada Gambar 1:

(22)

Gambar 1. Alur Pikir Penyusunan Visi dan Misi Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan

(BKP5K) Kota Pagar Alam.

Perumusan Visi Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BKP5K) Kota Pagar Alam mencerminkan apa yang ingin dicapai, memberikan arah dan fokus strategi yang jelas, mampu menjadi perekat komponen Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BKP5K), memiliki orientasi masa depan, mampu menumbuhkan komitmen seluruh jajaran dan mampu menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi.

Berdasarkan hal tersebut di atas maka Visi Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BKP5K) Kota Pagar Alam sebagai berikut :

TUPOKSI BKP5K

VISI DAN MISI KOTA PAGARALAM

VISI MISI ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL

TUJUAN DAN SASARAN

CARA MENDAPATKAN TUJUAN DAN SASARAN

(23)

Lakip BKP5K Tahun 2015 20

“TERWUJUDKAN MASYARAKAT KOTA PAGAR ALAM MANDIRI PANGAN, PERTANIAN YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN

DAN SEJAHTERA TAHUN 2013-2018”

2.3. Misi

Untuk mewujudkan Visi Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Pagar Alam. Meneg PAN menyatakan: “Misi merupakan pernyataan yang menetapkan tujuan instansi pemerintah dan sasaran yang ingin dicapai. Pernyataan misi membawa organisasasi kepada suatu fokus. Misi menjelaskan mengapa organissai itu ada, apa yang dilakukannya, dan bagaimana melakukannya” ( Meneg PAN, 2008:20)

Adapun Misi Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Pagar Alam adalah :

1. Meningkatkan Sumber daya manusia Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Pagar Alam (BKP5K) yang berkualitras untuk pelayanan administrasi pembangunan ketahanan pangan serta penyulkuh yang handal.

2. Meningkatkan Sumber daya manusia pelaku agribisnis dan pelaku ketahanan pangan untuk membangun ketahanan pangan dan gizi. 3. Meningkatkan produktivitas sumberdaya manusia untuk

pengembangan produksi bahan pangan dalam rangka peningkatan ketahanan pangan

4. Meningkatkan ketersediaan pangan dan pengembangan akses pangan untuk kebutuhan rumah tangga, usaha ekonomi masyarakat dan pemberdayaan penganekaragaman konsumsi pangan.

5. Pengembangan dan pemantapan kelembagaan pangan untuk meningkatkan kinerja organisasi kelompok usaha Agribisnis ketahanan pangan

6. Pengentasan kemiskinan melalui penanganan kerawanan pangan dan pemberdayaan deaerah rawan pangan.

(24)

7. Mengembangkan sistem penyuluhan yang inovatif dan produktif 8. Meningkatkan kualitas pelayanan penyuluhan pertanian, perikanan dan

kehutanan

9. Meningkatkan penerapan teknologi unggulan spesifik lokal

10. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan pelaku utama dan pelaku usaha pertanian, perikanan dan kehutanan.

2.4. Tujuan

Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi. Meneg.PAN menyatakan: “Tujuan adalah hasil akhir yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu lima tahun. Tujuan organisasi harus konsisten dengan tugas dan fungsinya. Secara kolektif, tujuan organisasi menggambarkan arah strategis organissai dan perbaikan-perbaikan yang ingin diciptakan sesuai dengan tugas dan fungsi organisasi“ (Meneg.PAN, 2008:20). Penetapan tujuan didasarkan kepada faktor-faktor kunci keberhasilan yang ditetapkan setelah penetapan Visi dan Misi.

Penetapan tujuan pada umumnya didasarkan kepada faktor-faktor kunci keberhasilan yang ditetapkan setelah penetapan Visi dan Misi. Tujuan akan dicapai dalam jangka waktu 1 - 5 tahun.

Tujuan yang ditetapkan lima tahun ke depan meliputi :

1. Meningkatkan ketersedian pangan dengan mengoptimalkan sumberdaya yang dimilikinya / dikuasainya secara berkelanjutan

2. Membangun kesiapan dalam mengantisipasi dan menanggulangi kerawanan pangan

3. Mengembangkan sistem distribusi, harga dan cadangan pangan untuk memelihara stabilitas pasokan dan harga pangan yang terjangkau bagi masyarakat

4. Mempercepat konsumsi pangan beragam, bergizi, seimbang dan aman guna meningkatkan indeks pola pangan harapan, penurunan konsumsi beras dan peningkatan konsumsi sayur-sayurab dan protein

5. Meningkatkan kesejahteraan petani

(25)

Lakip BKP5K Tahun 2015 22 7. Meningkatkan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan

8. Meningkatkan Teknologi Pertanian/Perkebunan 9. Meningkatkan Pemberdayaan Penyuluh Pertanian

11. Meningkatkan Pengentasan kemiskinan melalui penanganan kerawanan pangan dan pemberdayaan deaerah rawan pangan.

12. Meningkatkan pemantapan kelembagaan pangan untuk meningkatkan kinerja organisasi kelompok usaha Agribisnis ketahanan pangan

2.5. Sasaran

Setelah ditetapkan tujuan Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, selanjutnya ditentukan sasaran yaitu :

1. Meningkatkan ketersedian energi perkapita minimal 2200 kilokalori/hari dan penyedian protein perkapita minimal 57 gram/hari

2. Menurunkan jumlah penduduk rawan pangan minimal 1 % pertahun 3. Meningkatkan jumlah konsumsi pangan perkapita untuk memenuhi

kecukupan energi minimal 2200 kilokalori/hari dan penyedian protein perkapita minimal 57 gram/hari

4. Menurunkan konsumsi beras pertahun sebesar 1,5% yang diimbangi kenaikan konsumsi umbi-umbian dan sumber protein hewani, buah-buahan dan sayuran sehingga terjadi peningkatan kualitas konsumsi pangan masyarakat

5. Terpantaunya distribusi pangan yang lancar sehingga dapat menjaga stabilitas harga dan pasokan pangan yang terjangkau oleh masyarakat 6. Tersedianya cadangan pangan masyarakat Kota Pagar Alam

7. Meningkatnya pengawasan keamanan pangan segar melalui peran dan partisipasi masyarakat

8. Meningkatkan efektivitas koordinasi kebijakan ketahanan pangan melalui dewan ketahanan pangan

9. Meningkatkan konsultasi dan koordinasi dengan pemerintah dan pemerintah daerah dalam rangka pembangunan dan peningkatan sarana dan prasarana kelembagaan

(26)

10. Meningkatkan SDM penyuluh melalui peningkatan mutu pelatihan swadaya, peningkatan kemitraan dengan balai pelatihan penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan

11. Meningkatkan pembinaan kelembagaan petani melalui pembinaan administrasi, pendampingan dan peningkatan kunjungan

12. Membangun prinsip kemitraan dalam pengembangan penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan dengan penyuluh swadaya

13. Mengembangkan peningkatan mutu dan daya saing produk dengan kembali ke alamiah, antara lain melalaui sistem pertanian terpadu dan/atau sistem pertanian organik

14. Meningkatakan kualitas dan kuantitas penyuluh melalui pengikutsertaan dalam pelatihan peningkatan profesionalisme

Tabel 2. Tujuan dan Sasaran Kegiatan BKP5K

TUJUAN SASARAN

Meningkatkan Ketahanan Pangan Meningkatnya persentase Cakupan Peningkatan Ketahanan Pangan dari 65% pada tahun 2013 menjadi 90% pada tahun 2018

Meningkatnya cakupan penanganan daerah rawan pangan sebanyak 6 desa pada tahun 2018

Terlaksanaya penyusunan data base potensi produk pangan sebanyak 60 buku sampai tahun 2018

Tersusunnya Data Neraca Bahana Makanan dan Pola Pangan Harapan yang dapat dijadikan acuan dalam mengambil kebijakan

pembangunan Ketahanan Pangan sebanyak 60 buku sampai tahun 2018

Terlaksananya program percepatan

penganekaragaman konsumsi pangan (P2KP) pada 60 kelompok hingga tahun 2018

Meningkatnya cakupan ketersediaan data Analisis Akses Pangan Masyarakat dan

Rekomendasi Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi sebanyak 100 buku hingga tahun 2018 Meningkatnya cakupan ketersediaan data dan analisis harga pangan pokok sebanyak 150 buku hingga tahun 2018

(27)

Lakip BKP5K Tahun 2015 24

pasca panen dan pengelolaan hasil pertanian dari 60% pada tahun 2013 menjadi 85% pada tahun 2018

Meningkatnya ketersediaan cadangan pangan pemerintah dari 0 ton pada tahun 2013 menjadi 100 ton pada tahun 2018

Meningkatnya jumlah desa mandiri pangan dari 4 desa pada tahun 2013 menjadi 11 desa pada tahun 2018

Terlaksananya pengembangan diversifikasi tanaman pada kelompok pangan olahan/lokal yang berbasis sumber daya lokal dari 10 kelompok pada tahun 2013 menjadi 45 kelompok pada tahun 2018

Meningkatnya jumlah ketersediaan lumbung pangan desa, RMU, Lantai Jemur pada

kelompok tani dari 4 Lumbung Pangan, 2 Lantai Jemur dan 3 RMU di tahun 2013 Menjadi 7 unit gudang lumbung pangan, 10 unit RMU dan 18 unit lantai jemur ditahun 2018

Tersedianya data analisis Mutu dan Keamanan Pangan sebanyak 90 buku pada tahun 2018 Tersedianya data rekomendasi dewan ketahanan pangan sebanyak 20 kebijakan hingga tahun 2018

Meningkatnya jumlah petani yang menguasai teknologi penanganan pasca panen tanaman padi dari 75 orang pada tahun 2013 menjadi 225 orang pada tahun 2018

Meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang menu beragam, bergizi, berimbang dan aman berbasis sumber daya lokal dengan mengikuti penyuluhan sumber pangan alternatif pada 35 kelurahan

Tersedianya Data Rencana Investasi

Pembangunan Pertanian Jangka Menegah Kota Pagar Alam Sebanyak 15 buku

Meningkatnya jumlah petani yang mengikuti pelatihan pemanfaatan pupuk organik sebanyak 200 orang hingga tahun 2018

Meningkatnya jumlah petani yang memahami tata kelola lumbung pangan sebanyak 120 orang pada tahun 2018

Meningkatkan Pengelolaan Pertanian

Meningkatnya persentase cakupan kesejahteraan petani dari 65% pada tahun 2013 menjadi 90% pada tahun 2018

Meningkatnya jumlah petani yang mengikuti pelatihan/seminar/rembug pada tingkat nasional dan regional sebanyak 400 orang hingga tahun

(28)

2014.

Meningkatnya jumlah kelompok tani yang naik peringkat kelompok sebanyak 800 kelompok pada 2018 dan meningkatnya jumlah penyuluh teladan tingkat kota dan nasional sebanyak 40 orang hingga tahun 2018.

Meningkatkan Pengelolaan Perkebunan

Meningkatnya persentase pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan dari 75 % pada tahun 2013 menjadi 80% pada tahun 2018 Terbentuknya sentra pemasaran produk pangan lokal/olahan sebanyak 2 unit pada tahun 2018 Diikutinya Acara Tahunan Hari Pangan Sedunia Tingkat Nasional sebanyak 5 kali hingga tahun 2018

Meningkatnya persentase penerapan teknologi pertanian/perkebunan dari 75% pada tahun 2013 menjadi 85% pada tahun 2018

Meningkatnya paket teknologi anjuran melalui demontrasi plot (demplot) untuk petani sebanyak 90 Demplot hingga tahun 2018 Meningkatnya persentase pemberdayaan penyuluh pertanian/perkebunan lapangan sebesar 15% hingga 2018

Meningkatnya jumlah ketersediaan Programa Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan

Kehutanan yang selesai disusun sebanyak 405 buku hingga tahun 2018

Tersedianya sarana dan prasarana penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan pada 5 BP3K di Kecamatan.

2.6. Cara Mencapai Tujuan dan Sasaran

Tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan direalisasikan melalui kebijakan, program dan kegiatan. Agar tujuan dan sasaran dapat dicapai dengan optimal maka diperlukan cara mencapai tujuan dan sasaran. Cara mencapai tujuan dan sasaran selengkapnya terdapat pada lampiran Perencanaan Strategik yang terdiri dari tiga komponen yaitu : Kebijakan, Program dan Kegiatan

2.6.1. Kebijakan

Kebijakan merupakan ketentuan-ketentuan dari Walikota yang akan dijadikan pedoman dan petunjuk bagi setiap kegiatan pada Sekretariat Daerah, Badan, Dinas maupun Kantor. Setiap tahun dalam Perencanaan

(29)

Lakip BKP5K Tahun 2015 26 Strategik ditetapkan sebuah kebijakan Pemerintah Kota Pagar Alam sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai. Kebijakan Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BKP5K) adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan ketersedian, penanganan kerawanan pangan dan akses pangan diarahkan untuk meningkatkan dan menjamin kelangsungan produksi menuju kemandirian pangan, mencegah dan menanggulangi kondisi rawan pangan secara dinamis dan mengembangkan koordinasi sinergis lintas sektor dalam pengelolaan ketersedian pangan, peningkatan akses pangan dan penanganan kerawanan pangan

2. Meningkatkan sistem distribusi dan stabulisasi harga dan cadangan pangan diarahkan untuk mengembangkan sistem distribusi pangan yang efektif dan efisien untuk menjamin stabilitas pasokan dan harga pangan, mengembangkan kemampuan pengelolaan cadangan pangan pemerintah dan masyarakat, mengembangkan koordinasi sinergis lintas sektor dalam pengelolaan distribusi, harga dan cadangan pangan serta meningkatkan peran serta kelembagaan masyarakat dalam kelancaran distribusi, kestabilan harga dan cadangan pangan

3. Meningkatkan pemenuhan kebutuhan konsumsi dan keamanan pangan diarahkan untuk mempercepat penganekaragaman konsumsi pangan berbasis pangan lokal, mengembangan teknologi pengelolaan pangan terutama pangan lokal non beras dan non terigu guna meningkatkan nilai tambah dan nilai sosial, meningkatkan pengawasan keamanan pangan segar dan mengembangkan koordinasi sinergis lintas sektor dalam pengelolaan konsumsi dan keamanan pangan

4. Peningkatan dukungan penelitian dan pengembangan pangan 5. Peningkatan pemberdayaan dan peran serta masyarakat

6. Penguatan kelembagaan dan koordinasi ketahanan pangan

7. Membangun komunikasi dengan berbagai stakeholder dalam rangka pembangunan dan Peningkatan sarana dan prasarana penyuluhan

8. Memberikan reward kepada penyuluh melalui prioritas pengusulan pelatihan, penyuluh teladan dan calon sertifikasi penyuluh kepada pihak

(30)

berkompoten

9. Meningkatkan intensitas komunikasi dialogis dan koordinasi dengan seluruh mitra pembangunan penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan khususnya melalui pengawasan dan pembinaan oleh pemerintah dan pemerintah daerah dan organisasi profesi.

10. Penyuluh di harapkan dapat menemukan terobosan IPTEK dan menggali potensi pendayagunaan bagi masyarakat, di samping dapat memberikan rekomendasi dan atau pertimbangan - pertimbangan terhadap penyelenggaraan Penyuluhan, dalam rangka pengambilan kebijakan

2.6.2. Program

Program merupakan penjabaran dari kebijakan yang telah ditetapkan. Program ini merupakan dukungan nyata bagi keberhasilan pelaksanaan tujuan dan sasaran serta kebijakan dengan demikian program disusun secara nyata, sistimatis dan terpadu.

Adapun Program Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan kehutanan (BKP5K) Kota Pagar Alam sebagai berikut :

1. Program Peningkatan Ketahanan Pangan 2. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani

3. Program Peningkatan pemasaran Hasil Produksi Pertanian / Perkebunan

4. Program Peningkatan Teknologi Pertanian / Perkebunan

5. Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian / Perkebunan Lapangan

Disamping 5 (lima) Program Prioritas Utama Sesuai Dengan Tugas Pokok dan Fungsi Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, perikanan dan kehutanan (BKP5K) Kota Pagar Alam dalam rangka pencapaian Visi dan Misi Kota Pagar Alam dalam hal pecapaian Misi V dari RPJMD Kota Pagar Alam 2013-2018 Memperkuat Ekonomi Kerakyatan Dengan Basis Sumber Daya Alam, Agrobisnis, dan kelestarian Lingkungan

(31)

Lakip BKP5K Tahun 2015 28 Hidup. Maka ada 3 (tiga) Program Penunjang yang bersifat rutinitas pelaksanaan kinerja aparatur Pemerintah Daerah yakni :

1. Program Pengembangan Data Informasi

2. Program Penataan, Penguasaan, Pemilikan, penggunaan dan Pemanfaatan Lahan

3. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

4. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 5. Program Peningkatan Disiplin Aparatur

6. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

2.6.3. Kegiatan

Renstra Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BKP5K) dijabarkan dalam Rencana Kinerja Tahunan (RKT). RKT disusun setiap tahun. RKT memuat informasi tentang : (a) Tujuan dan sasaran yang ingin dicapai dalam Tahun yang bersangkutan; (b) Cara mencapai tujuan dan sasaran berupa : Kebijakan, program; dan kegiatan serta indikator kinerja kegiatan dan target capaiannya. Penjabaran RKT dapat dilihat pada lampiran 2.

(32)

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

3.1. Pengukuran Kinerja

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) adalah perwujudan kewajiban suatu Instansi Pemerintah untuk mempertanggung jawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui alat pertanggungjawaban secara periodik. Implementasi dari Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) berbentuk kegiatan Penyusunan LAKIP. Penyusunan LAKIP didasarkan pada pengukuran hasil pelaksanaan Perencanaan Strategis, Rencana Kinerja Tahunan dan Penetapan Kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya serta setelah berakhirnya pelaksanaan kegiatan dalam Tahun 2015. Dalam proses penyusunan LAKIP dilakukan pengukuran kinerja.

Mengukur kinerja pada hakikatnya melakukan pengukuran atau penilaian apakah kerja instansi pemerintah tersebut berhasil atau gagal, dalam memenuhi target-target yang direncanakannya. Penilaian keberhasilan atau kegagalan ini menjadi penting apabila dikaitkan dengan reward dan punishment. Dalam pengkuran kinerja digunakan sistem pengukuran sebagaimana peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sistem Pengukuran Kinerja merupakan sistem yang digunakan untuk mengukur, menilai, dan membandingkan secara sistematis dan berkesinambungan atas kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah. Pengukuran kinerja ini dilakukan dengan menghitung pencapaian kinerja kegiatan dan sasaran dengan cara membandingkan antara rencana pencapaiannya yang telah ditetapkan dalam Rencana Kinerja Tahunan dengan realisasi pencapaiannya.

Pengukuran terhadap pencapaian komponen kegiatan dan sasaran ini dituangkan dalam formulir Pengukuran Kinerja Kegiatan (PKK) dan formulir Pengukuran Pencapaian Sasaran (PPS). Penjabaran PKK dan PPS dapat dilihat pada Lampiran 3 dan Lampiran 4. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur keberhasilan atau kegagalan capaian kinerja disebut Indikator Kinerja Utama.Dalam Sistem AKIP pengukuran kinerja dilakukan dengan tiga pola yaitu pengukuran mandiri, pengukuran oleh eksternal dan kombinasi antara pengukuran mandiri dan eksternal.

Pengukuran mandiri sering pula disebut evaluasi mandiri (self-assement) yaitu pengukuran kinerja dengan cara menyusun rencana, pelaksanaan, dan pengukuran termasuk menentukan ukurannya dilakukan oleh instansi yang bersangkutan. Pengukuran

(33)

Lakip BKP5K Tahun 2015 30 eksternal adalah pengukuran kinerja dengan cara penyusun rencana, pelaksanaan, dan pengukuran dilakukan oleh instansi yang bersangkutan, tetapi pengukuran dan penentuan ukurannya ditentukan oleh pihak lain. Kombinasi antara pengukuran mandiri dan eksternal merupakan gabungan dari pengukuran mandiri dengan pengukuran oleh eksternal, hal ini dilakukan dengan cara, organisasi yang diukur menyiapkan data kinerjanya, melakukan evaluasi awal, selanjutnya hasil evaluasi tersebut dievaluasi lanjutan oleh pihak luar.

Pengukuran capaian kinerja sasaran Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BKP5K) Kota Pagar Alam dilakukan dengan dua cara yaitu: 1). Sasaran BKP5K yang hanya terdiri dari satu sasaran kegiatan, maka capaian sasaran BKP5K diambil dari capaian sasaran kegiatan. 2) Sasaran BKP5K yang didukung oleh dua atau lebih sasaran kegiatan, maka capaian sasaran BKP5K diambil dari rata-rata capaian sasaran kegiatan dengan mengasumsikan semua sasaran kegiatan memiliki bobot yang sama.

Indikator Kinerja Utama (IKU) sering pula disebut Key Performance Indicator merupakan acuan untuk mengukur keberhasilan dan kegagalan capaian kinerja prioritas program yang bersifat strategis. IKU ditetapkan secara mandiri oleh instansi pemerintah pusat maupun daerah dan SKPD di lingkungannya. Dalam ketentuan umum Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 disebutkan Kinerja Instansi Pemerintah merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian sasaran atau tujuan instansi pemerintah yang mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan.

3.1.1. Input

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, indikator

input adalah segala sumber daya, baik dana, orang, alat maupun sistem yang digunakan

dalam kegiatan untuk menghasilkan output dan outcome. Indikator input adalah alat yang digunakan untuk menggambarkan bagaimana input tersebut digunakan untuk menghasilkan output dan outcome. Untuk menggambarkan mengenai kinerja dalam mengelola input tersebut, indikator kinerja input dapat dikelompokkan menjadi indikator yang menggambarkan mengenai (1) kuantitas input, (2) kualitas input, dan (3) kehematan dalam menggunakan input.

(34)

3.1.2. Proses

Indikator proses memberikan gambaran mengenai langkah-langkah yang dilaksanakan dalam menghasilkan barang atau jasa. Indikator mengenai proses dapat dikelompokkan menjadi (1)frekuensi proses/kegiatan, (2) ketaatan terhadap jadwal dan (3) ketaatan terhadap standar/ketentuan yang ditentukan dalam melaksanakan proses.

3.1.3. Output

Indikator output memberikan gambaran mengenai output dalam bentuk barang atau jasa yang dihasilkan dari suatu aktivitas/kegiatan. Sama halnya dengan indikator

input, indikator output sebaiknya juga dibedakan dengan outputnya sendiri. Output

adalah segala hal yang dihasilkan oleh suatu aktivitas/kegiatan. Sedangkan indikator

output adalah alat untuk menggambarkan bagaimana organisasi mengelola input

tersebut digunakan untuk menghasilkan output dan outcome.

Indikator kinerja output dapat dikelompokkan menjadi indikator yang menggambarkan mengenai (1) kualitas output, (2) kuantitas output, (3) efisiensi dalam menghasilkan output.

3.1.4.. Outcome

Indikator outcome memberikan gambaran mengenai hasil aktual atau yang diharapkan dari barang atau jasa yang diproduksi oleh suatu organisasi.Hasil ini kadang-kadang diperoleh langsung setelah barang dan jasa selesai. Dalam banyak kondisi, hasil baru akan diperoleh dalam rentang waktu yang cukup lama.

Indikator kinerja outcome dapat dikelompokkan menjadi indikator yang menggambarkan mengenai (1) peningkatan kuantitas setelah output/kegiatan selesai, (2) perbaikan proses setelah output/kegiatan selesai, (3) peningkatan efisiensi setelah

output/kegiatan selesai, (4) peningkatan kualitas setelah output/kegiatan selesai, (5)

perubahan perilaku setelah output/kegiatan selesai, (6) peningkatan efektivitas setelah

output/kegiatan selesai, dan (7) peningkatan pendapatan setelah output/kegiatan selesai.

Pengukuran kinerja BKP5KKota Pagar Alam menggunakan indikator kinerja pada tingkat outcomes dan menggambarkan keberhasilan DTPHKota Pagar Alam secara keseluruhan. Dalam menganalisis keberhasilan BKP5KKota Pagar Alam dilakukan dengan dua cara yiatu : 1) Bagi sasaran BKP5KKota Pagar Alam yang hanya didukung oleh satu sasaran kegiatan, maka hasil capaian kinerja sasaran BKP5K ditentukan oleh

(35)

Lakip BKP5K Tahun 2015 32 hasil kegiatan itu sendiri. 2) Bagi sasaran BKP5KKota Pagar Alam yang hanya didukung oleh dua atau lebih sasaran kegiatan, maka hasil capaian kinerja sasaran BKP5K ditentukan oleh hasil rata-rata kegiatan pendukung.

Capaian kinerja BKP5KKota Pagar Alam dinilai dengan acuan, antara lain; (1) Sasaran RPJMD, (2) Sasaran RKT, (3) Penetapan kinerja, (4)analisis lingkungan, (5) tujuan jangka menengah dan sasaran tahunan yang berorientasi outcome, (6) indikator kinerja utama, (7) target-target kinerja, (8) strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran.

Ada dua jenis rumus pengukuran capaian kinerja yaitu sebagai berikut : Jika semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang semakin baik, maka digunakan persamaan :

Persentase Pencapaian Kinerja = Realisasi X 100% Rencana

Semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang semakin rendah, atau sebaliknya jika realisasi makin rendah pencapaian kinerja semakin baik, maka digunakan persamaan sebagai berikut :

Persentase Pencapaian Kinerja = Rencana – ( Realisasi –Rencana ) X 100% Rencana

3.2. Analisis Evaluasi Pencapaian Kinerja

Suatu pelaporan akuntabilitas kinerja tidak hanya berisi tingkat keberhasilan/kegagalan yang dicerminkan oleh hasil evaluasi indikator-indikator kinerja sebagaimana yang ditunjukkan oleh pengukuran penilaian kinerja, tetapi juga menyajikan data dan informasi yang relevan dengan kebutuhan dalam pengambilan keputusan. Analisis tersebut meliputi perbandingan antara hasil tahun ini degan hasil tahun sebelumnya, serta perbandingan antara hasil sebuah SKPD dengan SKPD lainnya dalam satu daerah maupun daerah lainnya.

Pelaksanaan Kebijakan, Program dan Kegiatan Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BKP5K) Kota Pagar Alam Tahun 2015, didukung dengan anggaran dana sebesar Rp. 4.292.954.000(Empat Milyar

Dua ratus Sembilan Puluh Dua Juta Sembilan Ratus Lima Puluh Empat Ribu Rupiah),

anggaran dana Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BKP5K) mengalami perubahan berupa pengurangan anggaran sebesar Rp.547.257.390,- (Lima ratus Empat Puluh Tujuh Juta Dua Ratus Lima Puluh Tujuh

(36)

Ribu Tiga Ratus Sembilan Puluh Ribu Rupiah), sehingga dana yang digunakan pada

tahun 2014 menjadi sebesarRp. 3.745.696.610,- (Empat Milyar Dua Ratus Sembilan

Puluh Dua Juta Sembilan Ratus Lima Puluh Empat Tujuh Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah).

Program dan Kegiatan Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BKP5K) Kota Pagar Alam yang didanai APBD Kota Pagar Alam Tahun Anggaran 2015 dan Realisasi masing-masing kegiatan Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BKP5K) Kota Pagar Alam Tahun 2015 dapat dilihat pada Tabel 2 dan Tabel 3.

Tabel. 2 Program dan Kegiatan BKP5K Kota Pagar Alam yang di danai APBD Tahun Anggaran 2015

No. PROGRAM/KEGIATAN DANA

SEBELUM PERUBAHAN

SETELAH PERUBAHAN

I Program Pelayanan Administrasi

Perkantoran 1.116.814.500 1.050.991.360

1 Penyediaan Jasa Surat Menyurat 4.250.000 4.250.000 2 Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber

Daya Air dan Listrik 30.000.000 30.000.000

3 Kegiatan Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perizinan Kendaraan Dinas / Operasional

9.600.000 9.600.000

4 Penyediaan Alat Tulis Kantor 46.865.500 37.122.360 5 Penyediaan Barang Cetakan dan

Penggandaan 26.580.000 26.580.000

6 Penyedian Komponen Instalasi

Listrik/Penerangan Bangunan Kantor 10.010.000 10.010.000

7 Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan

Kantor 419.075.000 462.425.000

8 Penyediaan Peralatan Rumah Tangga 18.490.000 18.490.000 9 Penyediaan Bahan Bacaan dan

Peraturan Perundang-Undangan 27.100.000 27.100.000

10 Rapat-Rapat Koordinasi dan Konsultasi

Ke Luar Daerah 373.044.000 273.614.000

11 Penyediaan Jasa Pendukung

administrasi/teknis perkantoran 151.800.000 151.800.000

II Program Peningkatan Sarana dan

Prasarana Aparatur 830.478.000 712.478.000

(37)

Lakip BKP5K Tahun 2015 34 2 Pengadaan Kendaraan

Dinas/Operasional 78.000.000 -

3 Pemeliharaan rutin/berkala gedung

kantor 40.000.000 -

4 Pemeliharaan Rutin / Berkala kendaraan

dinas/operasional 100.000.000 100.000.000

5 Pemeliharaan rutin/berkala peralatan

gedung kantor 7.500.000 7.500.000

6 Rehabilitasi sedang/berat gedung kantor 105.930.000 105.930.000

III Program Peningkatan Disiplin Aparatur 24.750.000 24.750.000

1 Kegiatan Pengadaan Pakaian Dinas

Hari-hari Tertentu 24.750.000 24.750.000

IV Program Peningkatan Kesejahteraan

petani 50.552.000 50.552.000

1 Peningkatan Kemampuan lembaga

Petani 29.600.000 29.600.000

2 Pelaksanaan Pendataan Kelompok Tani

dan Gapoktan 20.952.000 20.952.000

IV Program Pengembangan Data /

Informasi 20.000.000 20.000.000

1 Kegiatan Penyusunan dan Pengumpulan Informasi Kebutuhan Penyusunan Dokumen Perencanaan

20.000.000 20.000.000

V PROGRAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI

1 Peningkatan kemampuan lembaga

petani 29.600.000 29.600.000

2 Pelaksanaan pendapatan kelompok tani

dan gapoktan 20.952.000 20.952.000

VI Program Peningkatan Ketahanan

Pangan (Pertanian/Perkebunan) 1.761.414.250 1.387.779.250

1 Penanganan Daerah Rawan Pangan 82.125.000 82.125.000 2 Analisa dan Penyusunan Pola Konsumsi

dan Suplay Pangan (Neraca Bahan Makanan dan Pola Pangan Harapan)

21.917.000 21.917.000

3 Pemanfaatan Pekarangan Untuk

Pengembangan Pangan (P2KP) 124.700.000 124.700.000

4 Pemantauan dan Analisis Akses Pangan

Masyarakat 23.535.000 23.535.000

5 Pemantauan dan Analisis Harga Pangan

Pokok 28.785.000 28.785.000

6 Penanganan Pasca Panen dan

(38)

Kelompok Pangan Lokal/Olahan)

7 Pengembangan Cadangan Pangan

Daerah 110.750.000 -

8 Pengembangan Diversifikasi Tanaman 70.500.000 70.500.000 9 Pengembangan Lumbung Pangan Desa 584.750.000 584.750.000 10 Peningkatan Mutu dan Keamanan

Pangan (Analisis Pengujian Terhadap Pangan Segar)

213.920.000 -

11 Koordinasi Perumusan Kebijakan Pertanahan dan infrastruktur Pertanian dan Pedesaan (Rapat Koordinasi Dewan Ketahanan Pangan)

12.500.000 12.500.000

12 Penyuluhan Sumber Pangan Alternatif

(Lomba Cipta Menu B2SA) 45.020.000 45.020.000

13 Monitoring Evaluasi dan Pelaporan 15.000.000 15.000.000 14 Pengembangan Kawasan Penggunaan

Pupuk Organik 49.374.500 49.374.500

15 Pembangunan Gudang Cadangan

Pangan Pemerintah Kota pagar Alam 329.572.750 329.572.750

VII Program Peningkatan Pemasaran Hasil

Produksi Pertanian/Perkebunan 137.786.000 137.786.000

1 Promosi Atas Hasil Produksi

Pertanian/Perkebunan Unggulan Daerah (Mengikuti Pameran Hari Pangan Sedunia XXX Palembang)

137.786.000 137.786.000

VIII Program Peningkatan Teknologi

Pertanian/Perkebunan 175.985.000 175.985.000

1 Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pertanian/ Perkebunan Tepat Guna (Demplot Pertanian, Perikanan dan Peternakan)

148.410.000 148.410.000

2 Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pertanian/ Perkebunan Tepat Guna (Demplot Tanaman Kedelai)

27.575.000 27.575.000

IX Program Pemberdayaan Penyuluh

Pertanian/Perkebunan Lapangan 175.175.000 185.375.000

1 Peningkatan Kapasitas Tenaga Penyuluh Pertanian/Perkebunan (Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian Tingkat Kota Pagar Alam)

55.225.000 55.225.000

2 Peningkatan Kesejahteraan Tenaga Penyuluh Pertaian/Perkebunan (Penyediaan sarana dan prasarana penyuluhan pertanian)

119.950.000 130.150.000

(39)

Lakip BKP5K Tahun 2015 36 Tabel 3. Realisasi Masing-masing Kegiatan BKP5K Tahun Anggaran 2015

No PROGRAM/KEGIATAN PAGU REALISASI SISA (Rp.) (%) (Rp.) (%) 1 2 3 4 5 6 7 PEMERINTAHAN UMUM PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN

1 Penyediaan Jasa Surat Menyurat 4.250.000 4.250.000 100,00 0 0,00 2 Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber

Daya Air dan Listrik 30.000.000 17.418.730 58,06 12.581.270 41,94 3 Penyediaan Jasa Pemeliharaan &

Perizinan Kendaraan Dinas/Operasional 9.600.000 3.763.775 39,21 5.836.225 60,79 4 Penyediaan Jasa Pendukung administrasi

/Teknis Perkantoran 151.800.000 150.180.000 98,93 1.620.000 1,07 5 Penyediaan Alat Tulis Kantor 37.122.360 37.115.340 99,98 7.020 0,02 6 Penyediaan Barang Cetakan dan

Penggandaan 26.580.000 26.580.000 100,00 0 0,00 7 Penyediaan Komponen Instalasi Listrik /

Penerangan Bangunan Kantor 10.010.000 10.010.000 100,00 0 0,00 8 Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan

Kantor 462.425.000 460.000.000 99,5% 2.425.000 0,52 9 Peneyediaan Peralatan Rumah Tangga 18.490.000 18.490.000 100,00 0 0,00 10 Penyediaan Bahan Bacaan dan

Perundang-undangan 27.100.000 27.100.000 100,00 0 0,00 11 Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi

Keluar Daerah 273.614.000 254.585.756 93,05 19.028.244 6,95 JUMLAH I 1.050.991.360 1.009.493.601 96,05 41.497.759 3,95 PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN

PRASARANA APARATUR

1 Pembangunan Gedung Kantor (bp3k

Atung bungsu dan BP3K Tani Makmur) 499.048.000 490.458.000 98,3 8.590.000 1,7

2 Pengadaan Kendaraan Dinas/Operasional - -

3

pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor

- -

4

Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas/Operasional

100.000.000 89.985.640

89,99 10.014.360 10,01

5 Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan

Gedung Kantor BKP5K 7.500.000 7.500.000 100,00 0 0 6 Rehabilitas sedang/berat gedung kantor

(BP3K Lembah dempo) 105.930.000 105.800.000 99,87 130.000 0,13 JUMLAH II 712.478.000 693.743.640 97,37 18.734.360 2,63

Gambar

Tabel 1. Sasaran dan Indikator Kinerja Utama
Gambar 1. Alur Pikir Penyusunan Visi dan Misi Badan Ketahanan Pangan dan  Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan
Tabel 2. Tujuan dan Sasaran Kegiatan BKP5K
Tabel 7. Rincian Pegawai Berdasarkan Jabatan

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan tinjauan di atas, penulis menggunakan media buku ilustrasi sebagai media untuk memperkenalkan cerita dan karakter Bharatayudha dalam pewayangan Indonesia kepada

Cerita dalam film animasi dapat tersampaikan dengan baik karena adanya animasi dan gerakan tubuh karakter yang menghidupkan dan mendukung karakter.. Penulis membahas topik animasi

Dari data yang ada dilanjutkan dengan perhitungan proporsi metode pengadaan barang, dimana sesuai prinsip pareto bertujuan untuk mengetahui metode mana yang mempunyai

Kemudian kita klik data yang diinginkan yaitu dengan komponen surface yang diinginkan yaitu dengan komponen surface dan kemudian kita mengklikB. dan kemudian

Adapun dari hasil wawancara yang peneliti lakukan di sekolah SMP Negeri 2 Lalan tepatnya tanggal 10 Oktober 2014 terhadap 2 siswa mengungkapkan bahwa “belajar

Tahap ini menggunakan langkah-langkah yang telah disusun dalam ISO/IEC 27000 tentang tata cara pelaksanaan audit, mulai dari identifikasi aset yang berkaitan

Karenanya dalam melakukan kewajiban di sini, seorang dokter harus memperhitungkan faktor kepentingan yang berhubungan dengan masyarakat

AMDAL adalah kajian mengenai dampak besar dan penting  suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada Lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan Keputusan