• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PROSES PRODUKSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III PROSES PRODUKSI"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Kerja Praktek PT. Intikeramik Alamasri Industri, Tbk.

Teknik Mesin – Universitas Mercu Buana Page 13

BAB III

PROSES PRODUKSI

3.1 Proses Produksi

3.1.1 Urutan Proses Produksi dari Awal Sampai Jadi a. Persiapan Bahan Baku

Bahan baku yang digunakan untuk memproduksi lantai keramik adalah feldspar dan pasir silika ditimbang terlebih dahulu. Sebelum dihancurkan bahan baku dikeringkan untuk menghilangkan kadar airnya dengan menggunakan rotary dryer. Partikel feldspar yang berukuran besar dihancurkan dalam dry mill yang dibantu dengan batu

silex untuk menghasilkan partikel yang berukuran < 5 mm dan clay

digiling dalam turbo clay. Kemudian ketiganya digiling di dalam ball

mill dengan media air dengan bantuan batu alubit. Lumpur hasil proses

penggilingan disaring dan disimpan dalam tangki slip tank.

b. Persiapan Bahan Penunjang

Bahan penunjang yang akan digunakan antara air, deflocurant,

talc, kalsium karbonat dan pigmen warna ditimbang terlebih dahulu.

Setelah ditimbang semua bahan penunjang tersebut dimasukkan ke dalam ball mill, kecuali pigmen warna yang dimasukkan ke dalam

colour tank. Setelah digiling di dalam ball mill lumpur hasil proses

penggilingan disaring dan disimpan dalam tangki slip tank.

c. Persiapan Pembuatan Bentuk Padat

Setelah semua bahan baku utama dan bahan penunjang disaring dan disimpan di dalam slip tank lumpur mengalami proses pewarnaan menuju colour tank. Lumpur yang telah dicampur dengan warna disemprotkan dan dikeringkan dengan spray dryer membentuk bentuk padat yang telah berwarna, kemudian disimpan dalam silo sumber.

(2)

Laporan Kerja Praktek PT. Intikeramik Alamasri Industri, Tbk.

Teknik Mesin – Universitas Mercu Buana Page 14 d. Pengepresan Bentuk Padat

Campuran bentuk padat dipompa secara batch dari silo sumber menuju silo destination untuk dirancang motif pada lantai tersebut, jadi pada saat bahan ada di silo destination sudah berbentuk motif yang siap ditaruh dicetakan. Proses perancangan motif tersebut dengan bantuan komputer LB. Setelah bentuk padat tersebut ditaruh dicetakan untuk mengalami proses press dengan bantuan dengan mesin press sehingga akan menghasilkan ubin mentah.

e. Pengeringan

Ubin mentah dikumpulkan di dalam lorry atau rak-rak penyimpan ubin mentah untuk mudah disimpan setelah proses dengan mesin press dan dikeringkan dengan drier kiln. Proses dengan mesin

drier kiln untuk menurunkan kandungan airnya agar proses

pembakaran dapat berjalan dengan sempurna.

f. Pembakaran Akhir Pada Kiln

Ubin mentah tersebut dibawa ke kiln pembakar akhir dengan menggunakan baloti, baloti adalah sebuah material handling yang berbentuk robot yang membawa lorry atau rak-rak penyimpan ubin mentah. Lalu dimasukkan ke dalam mesin kiln untuk menjadi ubin jadi. Di dalam mesin kiln terdapat beberapa tahapan pemanasan dalam prosesnya yang suhu puncaknya mencapai 12200C.

g. Pemolesan Ubin Jadi dengan Mesin Poles

Proses pemolesan dengan bantuan mesin poles merupakan proses terakhir dalam memproduksi lantai keramik, setelah lantai keramik mengalami proses pembakaran dengan kiln lantai keramik tersebut dibawa ke mesin poles untuk menghasilkan hasil yang diinginkan. Pada mesin poles terdapat 3 tahap pemolesan, yaitu pemolesan kasar, pemolesan sedang dan pemolesan halus. Ada beberapa lantai keramik yang sengaja tidak mengalami pemolesan untuk produk yang motifnya kasar. Setelah proses pemolesan selesai lantai keramik tersebut dibawa menuju sortir gelar untuk diinspeksi kualitasnya.

(3)

Laporan Kerja Praktek PT. Intikeramik Alamasri Industri, Tbk.

Teknik Mesin – Universitas Mercu Buana Page 15 Untuk lebih jelasnya mengenai proses produksi lantai keramik dapat dilihat pada gambar 3.1 bagan proses produksi lantai keramik.

Gambar 3.1 Bagan Proses Produksi Lantai Keramik

GBB ( bahan baku (utama) Ditimbang terlebih dahulu Rotary dryer (ruang pengeringan)

Dry mill (digiling dengan bantuan

batu silex)

Turbo clay (tanah liat dilarutkan)

Dihaluskan

Ditampung untuk dicampur

Ball mill (digiling untuk dicampur dengan yang putih)

Slip tank (tangki penampung) Colour tank (diwarnai dengan pigment) Spray dryer (untuk dikeringkan) Sillo sumber (untuk ditampung semuanya) Dicampur Press (sesuai yg dikehendaki) (Dryer) dikeringkan Klin (mengalami proses pembakaran) Dipoles dengan mesin poles Packaging Dikelompokkan /digolongkan Disortir Champhading (dipoles sudut sikunya) GBJ (dibawa dengan forldift)

(4)

Laporan Kerja Praktek PT. Intikeramik Alamasri Industri, Tbk.

Teknik Mesin – Universitas Mercu Buana Page 16 3.1.2 Jenis dan Jumlah Mesin yang Digunakan

Tabel 3.1 Jenis dan Fungsi Mesin

No Nama Mesin Fungsi Jumlah

Mesin

1 Rotary dryer Ruang untuk mengeringkan dan

menurunkan kadar air bahan baku utama, seperti feldspar dan pasir silika, dengan cara diputar-putar.

1

2 Dry mill Menggiling dan menghaluskan feldspar

dan pasir silika untuk menghasilkan partikel <5 mm dengan bantuan batu silex.

2

3 Turbo clay Untuk melarutkan tanah liat (clay) 2

4 Ball mill Pencampur semua bahan utama dan bahan

baku penunjang agar warna dasarnya bisa tercampur dengan baik.

4

5 Slip tank Sebagai tangki untuk menampung semua

campuran bahan baku utama dan bahan baku penunjang.

10

6 Colour tank Wadah untuk mewarnai hasil yang ingin

diwarnai dengan menggunakan pigmen warna.

4

7 Spray dryer Berfungsi sebagai pengring lempur yang

telah diberi warna menjadi bubuk halus. 3

8 Sillo sumber Wadah yang besar berbentuk tabung

dimana didalamnya terdapat pigmen warna yang berfungsi untuk menyalurkannya menuju silo destination.

4

9 Press Pembentuk (dipress) agar sesuai dengan

ukuran yang dikehendaki dan pemberian motif ada dimesin ini dengan bantuan komputer LB.

(5)

Laporan Kerja Praktek PT. Intikeramik Alamasri Industri, Tbk.

Teknik Mesin – Universitas Mercu Buana Page 17

No Nama Mesin Fungsi Jumlah

Mesin 10 Sillo destination Pembentuk (dipress) agar sesuai dengan

ukuran yang dikehendaki dan pemberian motif ada dimesin ini dengan bantuan komputer LB.

8

11 Dryer Wadah yang berbentuk tabung yang

dialirkan pigmen warna yang berasal dari

sillo sumber. Sebelum akan di press dibuat

motifnya lantai keramik tersebut dengan warna ditampung dengan sillo destination.

11

12 Kiln Mengeringkan lantai keramik yang masih

lembek untuk mengurangi kadar airnya sebelum masuk ke bagian pembakaran dengan menggunakan mesin kiln.

5

13 Poles Untuk memoles lantai keramik agar lebih

mengkilap jika dilakukan pemolesan secara berulang-ulang.

6

14 Champering Untuk memotong sisi keramik agar

dihasilkan ukuran yang sama dan siku-siku.

(6)

Laporan Kerja Praktek PT. Intikeramik Alamasri Industri, Tbk.

Teknik Mesin – Universitas Mercu Buana Page 18 3.2 Produk yang Dihasilkan

Sesuai dengan misi dari PT. Intikeramik Alamasri Industri adalah untuk memproduksi dan menyediakan ubin porselen yang berkualitas tinggi untuk konsumen di pasar lokal dan internasional, maka semua produk yang dihasilkan oleh PT. Internusa Keramik Alamasri Industri untuk menjalankan misi tersebut adalah :

1. Travertine

Lantai keramik jenis travertine merupakan lantai keramik yang terbaru yang dikeluarkan oleh PT. Intikeramik Alamasri Industri. Lantai keramik ini mempunyai motif marmer yang beda dengan tipe lainnya, yaitu tersedia dalam permukaan yang halus atau sudah dipoles dan yang masih berkontur.

Lantai keramik jenis travertine mempunyai beberapa ukuran sebagai berikut :

Lantai keramik travertine dengan ukuran 60 x 60 cm

Lantai keramik travertine dengan ukuran 40 x 40 cm

Lantai keramik travertine dengan ukuran 30 x 30 cm

Gambar 3.3 Travertine

2. Marble look

Lantai keramik jenis marble look merupakan lantai keramik yang mengadopsi motif seperti marmer, dengan memakai lantai keramik jenis

(7)

Laporan Kerja Praktek PT. Intikeramik Alamasri Industri, Tbk.

Teknik Mesin – Universitas Mercu Buana Page 19 Lantai keramik jenis marble look mempunyai beberapa ukuran sebagai berikut:

Lantai keramik marble look dengan ukuran 60 x 60 cm

Lantai keramik marble look dengan ukuran 40 x 40 cm

Lantai keramik marble look dengan ukuran 30 x 30 cm

Gambar 3.4 Marble look

3. Big Grain

Lantai keramik jenis big grain merupakan lantai keramik yang memperlihatkan kesan yang kuat dengan motif yang seperti batu granit. Lantai keramik jenis ini cocok untuk para pengguna yang menginginkan suasana kembali ke alam.

Lantai keramik jenis big grain mempunyai beberapa ukuran sebagai berikut:

Lantai keramik big grain dengan ukuran 60 x 60 cm

Lantai keramik big grain dengan ukuran 40 x 40 cm

Lantai keramik big grain dengan ukuran 30 x 30 cm

(8)

Laporan Kerja Praktek PT. Intikeramik Alamasri Industri, Tbk.

Teknik Mesin – Universitas Mercu Buana Page 20 4. Unicolour

Lantai keramik jenis unicolour merupakan lantai keramik yang memperlihatkan karakter pada suasana ruangan. Dapat memberikan kesan hangat atau sejuk dengan berbagai pilihan warna sesuai dengan karakter. Lantai keramik jenis unicolour mempunyai beberapa ukuran sebagai berikut:

Lantai keramik unicolour dengan ukuran 60 x 60 cm

Lantai keramik unicolour dengan ukuran 40 x 40 cm

Lantai keramik unicolour dengan ukuran 30 x 30 cm

Gambar 3.6 Unicolour

5. Salt and Pepper

Lantai keramik jenis salt and pepper merupakan lantai keramik yang memperlihatkan kesan natural look.

Lantai keramik jenis salt and pepper mempunyaibeberapa ukuran :

Lantai keramik salt and pepper dengan ukuran 60 x 60 cm

Lantai keramik salt and pepper dengan ukuran 40 x 40 cm

Lantai keramik salt and pepper dengan ukuran 30 x 30 cm

(9)

Laporan Kerja Praktek PT. Intikeramik Alamasri Industri, Tbk.

Teknik Mesin – Universitas Mercu Buana Page 21 1) Rustic

Lantai keramik jenis rustic merupakan lantai keramik yang mempunyai motif batu marmer, keuntungan memakai lantai keramik jenis

rustic adalah mudah dalam perawatannya.

Lantai keramik jenis rustic mempunyai beberapa ukuran sebagai berikut:

Lantai keramik rustic dengan ukuran 60 x 60 cm

Lantai keramik rustic dengan ukuran 40 x 40 cm

Lantai keramik rustic dengan ukuran 30 x 30 cm

Gambar 3.8 Rustic

3.3 Sistem Perawatan Mesin 3.3.1 Jenis – Jenis Perawatan

Dalam istilah perawatan disebutkan bahwa disana tercakup dua pekerjaan yaitu istilah “perawatan” dan “perbaikan”. Perawatan dimaksudkan sebagai aktifitas untuk mencegah kerusakan, sedangkan istilah perbaikan dimaksudkan sebagai tindakan untuk memperbaiki kerusakan.

Secara umum, ditinjau dari saat pelaksanaan pekerjaan perawatan, dapat dibagi menjadi dua cara:

1. Perawatan yang direncanakan (Planned Maintenance).

(10)

Laporan Kerja Praktek PT. Intikeramik Alamasri Industri, Tbk.

Teknik Mesin – Universitas Mercu Buana Page 22 Secara skematik pembagian perawatan bisa dilihat pada gambar berikut:

3.3.2 Sistem Perawatan Mesin PT. Intikeramik Alamsari Industri

Dalam merawat sejumlah mesin yang terdapat di PT. Intikeramik Alamasri Industri, maintenance yang dipakai menggunakan sistem perawatan dengan 2 jenis, yaitu : Breakdown Maintenance dan Preventive Maintenance.

Sistem Breakdwon Maintenance yaitu perbaikan tanpa rencana, atau perbaikan yang dilakukan setelah peralatan/mesin tersebut rusak dan membutuhkan perbaikan besar.

Sistem Preventive Maintenance adalah pemeliharaan atau perawatan yang bersifat mencegah atau menghindari kerusakan mesin yang dilakukan secara sistematis dan teratur.

(11)

Laporan Kerja Praktek PT. Intikeramik Alamasri Industri, Tbk.

Teknik Mesin – Universitas Mercu Buana Page 23 Berikut merupakan sistem perawatan mesin dari sistem preventive maintenance : 1. Skala Mingguan

Sistem perawatan yang dilakukan dalam skala mingguan adalah semua mesin produksi, kecuali mesin kiln yang setiap harinya dilakukan pengecekan dengan melakukan pemberian pelumas pada pengecekan bearing-bearing pada mesin. Dengan adanya pemberian pelumas dan pengecekan mesin setiap minggunya akan meningkatkan life time mesin tersebut.

2. Skala Bulanan

Mesin yang mengalami perawatan dalam skala bulanan adalah dry mill, turbo

clay dan ball mill. Sistem perawatan yang dilakukan adalah pemberian

pelumas dan pengecekan pistone pump yang dimiliki oleh mesin-mesin tersebut.

3. Skala 3 Bulanan

Mesin yang mengalami perawatan dalam skala 3 bulanan adalah mesin press. Sistem perawatan yang dilakukannya adalah membersihkan selang penghubung yang menghubungkan antara mesin pembuat motif pada lantai keramik dan lantai keramik yang masih lembek. Dengan adanya pekerjaan perawatan tersebut motif yang ingin dicapai menjadi nyata.

4. Skala 1 Tahunan

Mesin yang mengalami perawatan dalam skala tahunan adalah mesin kiln. Dilakukan dalam masa setahun sekali dikarenakan mesin ini membutuhkan 2 hari untuk start up dan 2 hari untuk cooloing down, dimana proses produksi PT. Internusa Keramik Alamasri Industri berlangsung secara 24 jam. Agar lebih efektif, jadi perawatan mesin dilakukan setiap setahun sekali, yaitu pada saat libur hari raya Idul Fitri.

(12)

Laporan Kerja Praktek PT. Intikeramik Alamasri Industri, Tbk.

Teknik Mesin – Universitas Mercu Buana Page 24 3.3.3 Sistem Quality Control PT. Internusa Keramik Alamsari Industri

Definisi Quality Control (pengendalian mutu) adalah semua usaha untuk menjamin (assurance) agar hasil dari pelaksanaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan memuaskan konsumen (pelanggan).

Tujuan quality control adalah agar tidak terjadi barang yang tidak sesuai dengan standar mutu yang diinginkan (second quality) terus-menerus dan bisa mengendalikan, menyeleksi, menilai kualitas, sehingga konsumen merasa puas dan perusahaan tidak rugi.

Bagian pemasaran dan bagian produksi tidak perlu melaksanakan, tetapi perlu kelancaran dengan memanfaatkan data, penelitian dan testing dengan analisa statistik dari bagian QC yang disampaikan kepada pihak produksi untuk mengetahui bagaimana hasil kerjanya sebagai langkah untuk perbaikan.

Tugas bagian QC yaitu jika terjadi komplain, mengadakan cek ulang dan menyatakan kebenaran untuk bisa diterima secara terpisah lalu dilaporkan kepada departemen terkait untuk melakukan perbaikan proses selanjutnya.

PT. Intikeramik Alamasri Industri yang menghasilkan lantai keramik selalu melakukan quality control pada setiap proses yang dilaluinya.

Pada laboratorium quality control yang diujikan, adalah : a. Kadar air

b. Susut bakar c. Bulk density d. Water absorption e. Bending strength

Untuk yang bersifat visual yang dilihat adalah bompel. Jika terdapat cacat pada keadaan bompel dapat dilakukan pemotongan pada bagian pinggirnya agar ukurannya berubah, contoh dari lantai keramik yang berukuran 60x60 cm dipotong pinggirnya menjadi ukuran 40x40 cm untuk mendapat kualitas pertama.

Gambar

Gambar 3.1 Bagan Proses Produksi Lantai Keramik
Tabel 3.1  Jenis dan Fungsi Mesin

Referensi

Dokumen terkait

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa berawal dari persepsi individu akan menimbulkan pengalaman, dan pengalaman tersebut merupakan faktor yang mempengaruhi

Sardjito sudah tidak mencukupi lagi sebagai tempat memperoleh keterampilan klinis terutama bagi calon dokter ( mahasiswa profesi kedokteran). Mengingat daya tampung yang tidak

PT Astra Agro Lestari Tbk (AAL), yang 79,7% sahamnya dimiliki oleh Perseroan, membukukan laba bersih sebesar Rp801 miliar, meningkat dari Rp418 miliar pada kuartal pertama tahun 2016,

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah semua kegiatan kurikuler yang harus dilaksanakan oleh mahasiswa praktikan, sebagai pelatihan untuk menerapkan teori yang

Bank Muamalat Indonesia, Tbk yang melaksanakan eksekusi Hak Tanggungan sebagai jaminan pengembalian utang bagi nasabah pembiayaan bermasalah hasilnya tidak signifikan

Jaringan Jalan Nasional di Provinsi Lampung merupakan jalan pintu gerbang daratan Sumatra dari pulau Jawa menuju ke Provinsi-Provinsi yang ada di pulau Sumatra maupun sebaliknya

Pri 3 bolnikih računalniška tomograÍija toraksa in abdomna v času odkritja bolezni ni pokazala razširjenosti bolezenskega procesa.. zasevke v pljučnem parenhimu

Ini bertujuan untuk menentukan supplier mana yang akan dipilih untuk memenuhi kebutuhan akan item tersebut, disamping untuk mencari tahu kapan waktu dan berapa jumlah