RAPAT DENGAR PENDAPAT UMUM:
INVENTARISASI MATERI PENYUSUNAN USUL DPD RI UNTUK PROLEGNAS
2022 DAN EVALUASI PROLEGNAS JANGKA MENENGAH 2020 - 2024
Adv. Prof. Denny Indrayana, S.H., LL.M., Ph.D
Guru Besar HTN – Senior Partner INTEGRITY
1. Mendapatkan pandangan akademis yang
komprehensif
terkait
perkembangan
pembangunan hukum di Indonesia.
2. Terpetakannya kebutuhan legislasi dalam
bidang hukum, bidang ekonomi, pengelolaan
sumber
daya
alam,
bidang
sosial
pembangunan
daerah,
dan
bidang
kesejahteraan.
3. Penyusunan
usul
Prolegnas
DPD
yang
aspiratif
dan
akomodatif
berdasarkan
kebutuhan hukum pusat dan daerah.
1. Perkembangan Pembangunan Hukum
di Indonesia.
2. Peta Kebutuhan Legislasi Lintas Sektor.
3. Usul Prolegnas DPD yang Aspiratif dan
Akomodatif
Putusan MK soal Kewenangan Legislasi
DPD – Sudah dibahas Dr. Refly Harun
Sistematika Pembahasan
denny@dennyindrayana.com
1| Perkembangan Pembangunan Hukum
di Indonesia
denny@dennyindrayana.com
5
PARAMETER PEMBANGUNAN HUKUM
1. Aspek Kepastian Hukum
2. Aspek Pemberantasan Korupsi
3. Aspek Reformasi Birokrasi
ASPEK KEPASTIAN HUKUM
SUMBER: WORLD JUSTICE PROJECT 2020
Upaya membangun kepastian hukum di Indonesia mengalami stagnasi bahkan penurunan. Jika dilihat dari tahun 2019 ke 2020, terjadi peningkatan dari peringkat 62 ke 59. Namun jika dilihat secara komprehensif sejak 2015, terjadi penurunan dari peringkat 52 ke 59.
7
denny@dennyindrayana.com
KEPASTIAN HUKUM BERBANDING
LURUS DENGAN KEPERCAYAAN
INVESTOR
SUMBER: WORLD JUSTICE PROJECT 2020
PERINGKAT KEPASTIAN HUKUM SKOR KELAYAKAN INVESTASI
SINGAPURA
12
98
MALAYSIA
47
76
INDONESIA
59
60
SUMBER: S&P 2020
Peringkat kelayakan investasi yang rendah mengakibatkan perlambatan pembangunan kesejahteraan daerah. Aspek ini yang juga harus menjadi pertimbangan DPD RI dalam penyusunan kebijakan legislasi.
ASPEK PEMBERANTASAN KORUPSI
SUMBER: WORLD JUSTICE PROJECT 2020
Upaya menciptakan Indonesia yang bebas korupsi juga mengalami tren penurunan. Pada tahun 2015, Indonesia menempati peringkat 74 indeks ketiadaan korupsi. Turun 18 peringkat menjadi rank 92 di tahun 2020.
INDEKS PERSEPSI KORUPSI
denny@dennyindrayana.com 92018
2019
2020
2015
2016
2017
denny@dennyindrayana.com
11
SUMBER: THE GLOBAL ECONOMY 2021
SEMAKIN MENDEKATI 1 SEMAKIN BURUK
SEMAKIN MENDEKATI 10 SEMAKIN BURUK
Pemerintah telah melakukan
berbagai upaya, utamanya
digitalisasi pelayanan publik.
Namun hasilnya masih stagnan.
Peringkat Indonesia dalam
Indeks Pelayanan Publik masih
berjalan di tempat.
SUMBER: FRAGILESTATEINDEX 2021
SEMAKIN MENDEKATI 10 SEMAKIN BURUK
Penurunan tingkat pelayanan
publik juga terjadi berdasarkan
penilaian Fragile State Indeks
tahun 2021. Pada tahun 2015, skor
Indonesia 6, sementara pada tahun
2021 justru turun menjadi 6,1.
denny@dennyindrayana.com
AREA HASIL YANG DIHARAPKAN
Organisasi Organisasi yang tepat fungsi dan tepat ukuran (right sizing)
Tata laksana Sistem, proses dan prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien, terukur dan sesuai dengan prinsip-prinsip good governance
Peraturan Perundang-undangan Regulasi yang lebih tertib, tidak tumpang tindih dan kondusif
Sumber daya aparatur SDM apatur yang berintegritas, netral, kompeten, capable, profesional,
berkinerja tinggi dan sejahtera
Pengawasan Meningkatnya penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas
korupsi, kolusi dan nepotisme
Akuntabilitas Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi
Pelayanan Publik Pelayanan prima sesuai kebutuhan dan harapan masyarakat
Pola Pikir (mind set) dan Budaya Kerja (culture set) Aparatur
Birokrasi dengan integritas dan kinerja yang tinggi
Sumber: Perpres No. 81 Tahun 2010 Tentang Grand Design Reformasi Birokrasi
2010-2025 13
GRAND
DESIGN ARAH
REFORMASI
BIROKRASI
APAKAH TERCAPAI??SUMBER: THE ECONOMIST INTELLIGENCE UNIT 2020
Pada tahun 2020, indeks demokrasi
Indonesia
menyentuh
titik
paling
rendah dalam 14 tahun terakhir.
Dari tahun 2015, peringkat Indonesia
turun 15 Peringkat dari rank 49 ke rank
64.
Bahkan
saat
ini
Indonesia
diklasifikasikan
sebgai
negara
‘demokrasi tidak sempurna’.
denny@dennyindrayana.com
15
PEMBATASAN KEBEBASAN BERPENDAPAT
1. Memidanakan pengkritik kebijakan
(terjadi saat pengesahan UU Cipta
Kerja);
2. Jerat Pidana pembuat mural kritik
pemerintah;
3. Jerat UU ITE bagi pengkritik di Media
Sosial;
4. dll.
SUMBER: INDIKATOR POLITIK INDONESIA 2020
Variabel
Persentase
Indonesia Tidak
Demokratis
36% Setuju
Indonesia Stagnan
37% Setuju
Lebih Demokratis
17.7% Setuju
Tidak Tahu
9.3 %
Dewasa ini proses legislasi semakin menunjukkan anomali
Politik Hukum beberapa UU menunjukkan adanya upaya untuk
memperkuat Sentralisasi
Bagir Manan – Pelaksanaan Prinsip Desentralisasi akan senantiasa mendapat
tantangan berupa godaan yaitu arus balik yang kuat ke arah sentralisasi
TREN SENTRALISASI
DEMOKRASI KEWENANGAN PUSAT
-DAERAH
denny@dennyindrayana.com 17
“Pembangunan hukum di Indonesia cenderung mengalami
stagnasi bahkan kemunduran. Ditinjau dari aspek kepastian
hukum, pemberantasan korupsi, reformasi birokrasi, dan
kebebasan demokrasi, sejak tahun 2015 sampai saat ini tidak
ada perkembangan yang signifikan.”
Pasal 18 ayat (2) UUD 1945
“Pemerintah Daerah Provinsi, Daerah Kabupaten, dan Kota mengatur dan mengurus
sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan”
19
denny@dennyindrayana.com
Tantangan Otonomi Daerah
PRINSIP OTONOMI DAERAH
Rene Seerden & Frits Stroink
“In a decentralized state, some power is delegated to public authorities or agencies
that have legal personality themselves and are not hierahchically subordinated to the
Metode Bottom-Up
Pemetaan kebutuhan hukum harus dilakukan dengan
metode bottom-up, yakni menyerap aspirasi kebutuhan
masyarakat dari bawah untuk kemudian dikristalisasi
menjadi hukum formil.
Trend belakangan ini, pembentukan hukum menggunakan
metode top-down, para pemegang kekuasaan menentukan
suatu aturan berdasarkan kepentingan tertentu (bisnis dan
eksploitasi SDA), kemudian dipaksakan untuk berlaku bagi
masyarakat. Contoh: UU Cipateker, UU Minerba, UU KPK,
dsb.
21 denny@dennyindrayana.com
TREN SAAT INI: SENTRALISASI
UU CIPTA KERJA – SPANNING OF INTEREST
KLASTER MINERBA Pasal 5 UU No 3/2020
KLASTER LINGKUNGAN HIDUP Pasal 63 ayat (1), (2), dan (3), Pasal 82
ayat (1) dan (2)
KLASTER TATA RUANG Pasal 15, dan Pasal 34A
KLASTER KETENAGAKERJAAN Pasal 88
Sentralisasi kewenangan pengelolaan sumber daya alam di
tangan
pemerintah
pusat,
berpotensi
menimbulkan
ketidakstabilan hubungan antara pusat dan daerah. Data
Konsorsium
Pembaruan
Agraria
(KPA)
tahun
2019
menunjukkan terdapat 279 kasus konflik agraria yang
melibatkan 420 desa di berbagai provinsi di Indonesia.
DISINTEGRASI/
SEPARATIS
DAMPAK NEGATIF SENTRALISASI
Angka kemiskinan meningkat, hak-hak masyarakat (terutama masyarakat adat) terpinggirkan, terjadinya “kriminalisasi” dan diskriminasi, dan
23
denny@dennyindrayana.com
PETA KEBUTUHAN LEGISLASI BOTTOM-UP
PENGUATAN
PEMBANGUNAN
HUKUM
Menciptakan
Kepastian
Hukum.
Menggalakkan
Pemberantasan Korupsi.
Mempercepat
Reformasi
Birokrasi.
Penguatan Demokrasi.
SOSPOL & EKONOMI
BIDANG
EKONOMI
SDA
PEMBANGUNAN
DAERAH
KESEJAHTERAAN
DLL
25
denny@dennyindrayana.com
USUL RUU PRIORITAS
Berkaca dari perkembangan hukum dan peta kebutuhan hukum yang ada, maka
usulan RUU Prolegnas prioritas adalah sebagai berikut:
1. RUU tentang Sistem Pelayanan Publik (RUU Perubahan);
2. RUU Pemerataan Pembangunan Antar Daerah;
3. RUU tentang Masyarakat Adat;
4. RUU BUMDes;
5. RUU tentang Partisipasi Masyarakat;
6. RUU Perubahan UU Kepemiluan – Presidential Threshold; dan
7. RUU Perubahan UU KPK.
1. RUU tentang Sistem Pelayanan Publik
Paradigma Pelayanan Publik Negara Modern “New Public Service”, sebagai paradigma pelayanan publik yang ideal. Dalam paradigma NPM, administrasi publik lebih menekankan peran serta masyarakat dan sektor publik – Prof. Susi Dwi Harijanti, Jurnal Pendayagunaan Aparatur Negara: Reformasi Birokrasi Menuju
Pemerintahan kelas Dunia, Biro Hukum, Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian PAN dan Reformasi Birokrasi , 2019
Menempatkan warga tidak hanya sebagai customer
tetapi sekaligus masyarakat dipandang sebagai
citizens yang mempunyai hak untuk mendapatkan
pelayanan publik yang berkualitas dari negara
(birokrasi publik) - Denhardt (2002)
Serve Citizens Not Costumers
Seek the Public Interest
Value Citizenship over enterpreneurhsip
Think Strategically, Act Democratically
Recognize that Accountability is not
simple
Serve rather than Steer
Value People Not Just Productivity
7 Prinsip Pelayanan Publik Negara Modern “New Public Service”, Denhardt (2002)
27 denny@dennyindrayana.com
Permasalahan Pelayanan Publik di Indonesia
Kurang Responsive
Kurang Informatif
MINIMNYA PENGATURAN
PERSOALAN DENGAN
KAPASITAS & INTEGRITAS SDM
Kurang Interaktif
Terlalu Birokratis
Inefisien
Kelemahan UU Pelayanan Publik
(UU 25/2009)
1. Ketiadaan pengaturan secara jelas terkait
kelompok rentan;
2. Ketidakjelasan mekanisme penanganan dan
penyelesaian pengaduan masyarakat;
3. Ketiadaan pengaturan sanksi yang tegas;
4. Ketidakharmonisan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan lainnya.
Disempurnakan
PERLU
Sumber : Prof. Susi Dwi Harijanti, Jurnal Pendayagunaan Aparatur Negara: Reformasi Birokrasi Menuju Pemerintahan kelas Dunia, Biro Hukum, Komunikasi dan
• Makna “Layanan Publik “lebih sempit jika dibanding dengan UU 14/2008
Keterbukaan Informasi Publik
• Frasa “Masyarakat Tertentu” tidak sejalan dengan UU 8/2016 Penyandang
29 denny@dennyindrayana.com
2. RUU Pemerataan Pembangunan Antar Daerah
1. Pembangunan
saat
ini
masih
belum
menunjukkan adanya keberhasilan pemerataan
pembangunan antardaerah;
2. Penerapan A-Simetrik Desentralisasi masih tidak
dapat terwujud dengan baik sehingga distribusi
pembangunan tidak merata
dan bahkan
cenderung menunjukkan gap yang tajam antar
daerah.
Sumber : Badan Koordinasi Penanaman Modal
Ketimpangan Pembangunan Antar Daerah Dari Sisi
Investasi PMDN
10 Daerah Realisasi Investasi PMDN
Tertinggi April - Juni 2021
No.
Lokasi
Investasi
(Rp Milyar)
Proyek
1 Jawa Timur
13.890,50
6.575
2 Jawa Barat
12.144,00
3.128
3 DKI Jakarta
11.245,20
12.762
4 Banten
10.151,70
2.188
5 Jawa Tengah
7.763,60
4.753
6 Kalimantan Timur
6.228,60
1.935
7 Sumatra Utara
5.269,50
2.221
8 Kalimantan Barat
4.529,70
1.174
9 Riau
4.427,70
1.322
10 Kalimantan Selatan
2.889,50
706
Pulau Jawa masih diminati oleh investor dalam negeri Rp85,571.10 Milyar 81% Rp20,681.50 Milyar 19%Realisasi Investasi PMDN April-Juni 2021 (RP Miliar) Barat Timur Investasi Lebih diminati di Indonesia bagian barat
31 denny@dennyindrayana.com
FAKTA
No.
Provinsi
PDRB (Milyar)
1 DKI Jakarta
Rp
2.772.381,00
2 Jawa Timur
Rp
2.299.464,00
3 Jawa Barat
Rp
2.088.038,00
4 Jawa Tengah
Rp
1.348.600,00
5 Sumatera Utara
Rp
811.282,00
6 Riau
Rp
729.166,00
7 Banten
Rp
626.437,00
8 Kalimantan Timur
Rp
607.320,00
9 Sulawesi Selatan
Rp
504.478,00
10 Sumatera Selatan
Rp
458.430,00
• Daerah-daerah di Pulau Jawa mendominasi produksi domestik regional bruto
• Daerah Indonesia bagian barat jauh lebih produktif dibandingkan bagian timur
Data Produksi DB Provinsi Tahun 2020 Badan Pusat Statistik
Rp13,235,695.70 Milyar 84%
Rp2,549,982.77 Milyar 16%
Produk DRB (Milyar) Tahun 2020
Barat Timur
Wilayah yang kurang berkembang dapat
terperangkap dalam jebakan lingkaran setan
Pendapatan rendah berakibat daya beli dan
tingkat tabungan yang rendah
Berdampak pada cadangan modal dan ukuran
pasar yang kecil
Menyebabkan produktifitas yang rendah di
wilayah tersebut
Berlarut-larut hidup dalam kesulitan
Sumber: Muhammad Firdaus, “Ketimpangan Pembangunan AntarWilayah di Indonesia: Fakta dan Strategi Innisiatif”, Orasi Ilmiah Guru Besar Tetap33
denny@dennyindrayana.com
Strategi Pemerataan Pembangunan Daerah
Diskusi pakar yang dilakukan oleh Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah pada Juni 2021 menyimpulkan bahwa pasca berlakunya otonomi daerah terjadi peningkatan
pertumbuhan ekonomi ekonomi
• Memberi Ruang Bagi Pemerintah Daerah Dalam Kebijakan Pembangunan
• Pemerintahan yang terlalu sentralistis berpotensi memutar jarum jam ke orde baru
Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan
perlakuan khusus untuk memperoleh kesempatan dan
manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan
keadilan
UUD 1945 menyediakan ruang
untuk
memberikan
perlakuan
khusus
demi
pemerataan
pembangunan
antar
daerah,
seperti:
• Insentif keuangan
• Percepatan Pembangunan
• Pemberian fasilitas tertentu
35
denny@dennyindrayana.com
Strategi Pengaturan Penerimaan Daerah
A. Pendapatan Daerah
1. Pendapatan Asli Daerah a. Pajak Daerah
b. Retribusi Daerah
c. Hasil pengelolaan kekayaan Daerah yang dipisahkan d. Lain-lain PAD yang sah
1) Hasil penjualan kekayaan Daerah yang tidak dipisahkan 2) Jasa giro
3) Pendapatan bunga
4) Keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing dan 5) Komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari
penjualan dan/atau pengadaan barang dan/atau jasa oleh Daerah 2. Dana Perimbangan
a. Dana Bagi Hasil 1) Pajak
2) Sumber Daya Alam b. Dana Alokasi Umum; dan c. Dana Alokasi Khusus 3. Lain-lain Pendapatan
a. Hibah
b. Pendapatan Dana Darurat B. Pembiayaan
1. Sisa lebih perhitungan anggaran daerah; 2. Penerimaan pinjaman daerah;
3. Dana Cadangan Daerah; dan
4. Hasil penjualan kekayaan Daerah yang dipisahkan
Bergantung Pada Kemampuan
Daerah
Pola pembagian dibagi merata, kecuali DAK
Tentatif
• Harus dibuka peluang untuk
memberikan
anggaran
lebih
kepada daerah tertentu dalam
rangka
pemerataan
pembangunan;
• Selama ini, jalan yang ditempuh
adalah otonomi khusus yang
butuh proses panjang.
3. RUU tentang Masyarakat Hukum Adat
Masyarakat Adat di Dua Sisi
• Melalui Pasal 18B UUD 1945, negara secara khusus mengakui eksistensi masyarakat hukum adat beserta hak tradisionalnya disamping pengakuan sebagai masyarakat pada umumnya
• Masyarakat adat mampu menjaga dan melestarikan hutan hingga 34,6% target
National Determined Contributions ditengah
kebijakan yang eksploitatif terhadap sumber daya alam
Eksistensi Masyarakat Hukum Adat di Indonesia
•
Indonesia telah mengesahkan United Nations
Declarations on the Rights of Indigenous Peoples
pada tahun 2007, namun hingga saat ini belum
memiliki UU Masyarakat Hukum Adat.
•
Sistem administrasi masyarakat adat yang tidak
jelas
•
Komunitas adat menjadi korban konflik sumber daya
•
Bisnis berhasil menyingkirkan wilayah adat
37 denny@dennyindrayana.com
Perlindungan Hukum Terhadap Masyarakat Adat
Kebijakan hukum saat ini sangat pro bisnis dan tidak dibarengi dengan perlindungan masyarakat hukum adat
Masyarakat hukum adat hanya dilindungi oleh aturan-aturan yang sifatnya umum dan cenderung impunitas terhadap pelanggarnya
1. Perlakukan masyarakat hukum adat secara
manusiawi;
2. Pengakuan eksistensi masyarakat hukum adat
sebagai suatu entitas yang harus diperhitungkan
dalam pembuatan kebijakan;
3. Pengakuan hak-hak khusus masyarakat hukum
adat;
4. Pengaturan analisis mengenai dampak kehidupan
masyarakat hukum adat terhadap aktifitas bisnis;
5. Pengaturan sanksi yang tegas;
Prinsip-prinsip yang
perlu diperhatikan
Urgensi UU Masyarakat Hukum Adat
39
denny@dennyindrayana.com
4. RUU Tentang Badan Usaha Milik Desa
Optimalisasi Badan Usaha Milik Desa (1)
Badan Usaha Milik Desa : badan hukum yang
didirikan oleh desa dan/atau bersama desa-desa
guna mengelola usaha, memanfaatkan aset,
mengembangkan investasi dan produktivitas,
menyediakan
jasa
pelayanan,
dan/atau
menyediakan jenis usaha lainnya untuk
sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa.
Pasal 1 angka 1 PP
11/2021
Optimalisasi Badan Usaha Milik Desa
• BUM Desa menjadi sumber pendapatan desa (pades) yang terbarukan.
• BUM Desa mampu menciptakan lapangan pekerjaan baru masyarakat desa
dan sekitarnya secara langsung;
• BUM Desa sebagai mitra usaha masyarakat desa. BUM Desa memperluas
fungsinya menjadi badan usaha yang memfasilitasi pemasaran potensi usaha
masyarakat desa;
• BUM Desa sebagai agen pelayanan masyarakat.
• BUM Desa mampu mengoptimalkan potensi desa dengan mengelola dan
mengolah potensi untuk menjadi produk unggulan desa.
41
denny@dennyindrayana.com
Urgensi Pengaturan Khusus RUU BUMDes
• Kewenangan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
• Badan Hukum BUM Desa
• Pengelolaan BUM Desa mengacu pada prinsip-prinsip tata
kelola perusahaan yang baik atau Good Corporate Governance
• Peraturan Desa tentang Pendirian BUM Desa
• Tentang Modal BUM Desa
• Pendampingan BUM Desa
5. RUU Partisipasi Masyarakat
Adalah suatu bentuk interaksi individu atau organisasi politik dengan negara yang ditunjukan melalui tindakan terorganisir melalui pemungutan suara, kampaye, protes, dengan tujuan mempengaruhi wakil-wakil pemerintah
Adalah suatu bentuk keterlibatan masyarakat pengambilan keputusan di semua tahapan siklus pembangunan.
Adalah suatu kepedulian dengan perbagai bentuk keikutsertaan warga dalam pembuatan kebijakan dan pengambilan keputusan yang mempengaruhi kehidupan bersama.
PARTISIPASI POLITIK PARTISIPASI SOSIAL PARTISIPASI MASYARAKAT
3 TRADISI PARTISIPASI
DALAM PEMBANGUNAN
DEMOKRATIS
Gaventa & Valderama
(1999)
denny@dennyindrayana.com
KEMEROSOTAN PARTISIPASI MASYARAKAT
Terjadi kemerosotan salah satu variable Indeks
Demokrasi terkait Partisipasi Politik dalam Pengambilan Keputusan dan Pengawasan
INDONESIA MERUPAKAN NEGARA HUKUM DAN PERLU JAMINAN KEPASTIAN HUKUM
UU PARTISIPASI MASYARAKAT DIANGGAP TIDAK
DIPERLUKAN
denny@dennyindrayana.com
Permasalahan di Indonesia terletak pada ketertutupan mekanisme politik
terkait keterlibatan warga negara
dalam menuntut akuntabilitas dan keterbukaan.
Public Integrity Index
PERLU ADANYA REGULASI YANG MENGATUR TERKAIT MEKANISME PARTISIPASI MASYARAKAT UNTUK MENEMPATKANNYA PADA POSISI
STRATEGIS DALAM PEMBUATAN KEBIJAKAN