1
MOTIVASI DAN MINAT PEMUDA TANI DALAM
REGENERASI USAHA PERTANIAN
(Studi Kasus Pada Rumah Tangga Usahatani) Di Desa
Buttu-Batu Kecamatan Enrekang
Kabupaten Enrekang
NUR ATIKA 105961112216
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
MOTIVASI DAN MINAT PEMUDA TANI DALAM REGENERASI USAHA PERTANIAN (Studi Kasus Pada Rumah Tangga Usahatani)
DI DESA BUTTU-BATU KECAMATAN ENREKANG KABUPATEN ENREKANG
NUR ATIKA 105961112216
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Strata Satu (S-1)
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020
iv
PENGESAHAN KOMISI PENGUJI
Judul : Motivasi dan Minat Pemuda Tani Dalam Regenerasi Usaha Pertanian (Studi Kasus Pada Rumah Tangga Usahatani) di Desa Buttu-Batu, Kecamatan. Enrekang, Kabupaten. Enrekang Nama : NUR ATIKA
Stambuk : 105961112216 Program Studi : Agribisnis Fakultas : Pertanian
KOMISI PENGUJI
Nama Tanda Tangan
1. Dr.Ir. Nurdin.,M.M. Ketua Sidang
2. Ardi Rumallang.,S.P.,M.M. Sekertaris
3. Prof. Dr. Syafiuddin, M.Si. Anggota
4. Akbar,S.P.,M.Si. Anggota
v
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER
INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul: Motivasi dan Minat
Pemuda Tani Dalam Regenerasi Usaha Pertanian (studi kasus pada rumah tangga usahatani) di Desa Buttu-Batu, Kecamatan. Enrekang, Kabupaten. Enrekang benar merupakan hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk apa pun
kepada perguruan tinggi mana pun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam pustaka dibagian akhir skripsi ini.
Makassar, 02 November 2020
NUR ATIKA 105961112216
vi ABSTRAK
NUR ATIKA,105961112216. Motivasi Dan Minat Pemuda Tani Dalam Regenerasi
Usaha Pertanian (Studi Kasus Pada Rumah Tangga Usahatani) di Desa Buttu-Batu, Kecamatan. Enrekang, Kabupaten. Enrekang, Dibimbing Oleh NURDIN dan ARDI RUMALLANG.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tentang: (1) motivasi pemuda tani dalam regenerasi usaha pertanian di Desa Buttu-Batu, Kecamatan Enrekang, Kabupaten Enrekang, (2) minat pemuda tani dalam regenerasi usaha pertanian di Desa Buttu-Batu, Kacamatan Enrekang, Kabupaten Enrekang.
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Buttu-Batu, Kecamatan Enrekang, Kabupaten Enrekang. Teknik penentuan sampel populasi 340 orang dilakukan dengan sengaja (purposive) jumlah sampel yang digunakan adalah 30 responden. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data dengan cara observasi, dokumentasi, dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) motivasi pemuda tani dalam regenerasi usaha pertanian di Desa Buttu-Batu, Kecamatan Enrekang, Kabupaten Enrekang Yaitu berpengaruh oleh internal dan eksternal dimana internal berada dalam kategori tinggi dengan nilai observasi rata-rata sebesar 2,414 dengan persentase rata-rata 80,468% sedangkan eksternal berada kategori sedang dengan nilai observasi rata-rata sebesar 1,8 dengan persentase nilai observasi rata-rata 60,00%. (2) Minat pemuda tani dalam regenerasi usaha pertanian di Desa Buttu-Batu Kecamatan Enrekang dengan kategori sedang dengan skor rata-rata 2,30 dengan indikator tertinggi yaitu indikator keterlibatan.
vii
ABSTRAK
NUR ATIKA, 105961112216. Motivation and Interest of Young Farmers in the
Regeneration of Agricultural Businesses (Case Study of Farming Households) in Buttu-Batu Village, District. Enrekang, Regency. Enrekang Supervised by NURDIN and ARDI RUMALLANG.
This study purposes to determine the description of: (1) the motivation of young farmers in regenerating agricultural businesses in Buttu-Batu Village, Enrekang District, Enrekang Regency, (2) The interest of young farmers in regenerating agricultural enterprises in Buttu-Batu Village, District Enrekang, Regency Enrekang.
This research was conducted in Buttu-Batu Village, Enrekang District, Enrekang Regency. The technique of determining the population sample of 340 people is done purposively (purposive) the number of samples used is 30 respondents. The data used are primary and secondary data. Techniques follow the data by means of observation, documentation, and interviews. The data analysis technique used is descriptive qualitative analysis.
The results showed that (1) the motivation of young farmers in the regeneration of agricultural enterprises in Buttu-Batu Village, Enrekang District, Enrekang Regency, is influenced by internal and external where internal is in the high category with an average observation value of 2.414, the average proportion is 80.468 % while external is in the medium category with the average observation value of 1.8 with the proportion of the average observation value of 60.00%. (2) The interest of young farmers in regenerating agricultural enterprises in Buttu-Batu Village, Enrekang District is in the medium category with an average score of 2.30 with the highest indicator being the interaction indicator.
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah yang tiada henti di berikan kepada hamba-Nya. Shalawat dan salam tak lupa penulis sampaikan kepada Rasulullah SAW beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Motivasi dan Minat Pemuda Tani Dalam Regenerasi Usaha Pertanian (studi kasus pada rumah tangga usahatani) di Desa Buttu-Batu, Kec. Enrekang, Kab. Enrekang.
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Dr. Ir. Nurdin, M.M. selaku pembimbing I dan Ardi Rumallang, SP., M.M. selaku pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi dapat diselesaikan.
2. Bapak Dr. H. Burhanuddin, S.Pi, M.P., selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Ibu Dr. Sri Mardiyati, S.,P., M.P., selaku Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.
ix
4. Kedua orangtua ayahanda Kadir dan ibunda Hana Sito, dan kakak Arif Ilham dan adik-adikku tercinta Muh Aqil Pratama dan Aditya Albar, dan segenap keluarga yang senantiasa memberikan bantuan, baik moril maupun material sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Seluruh Dosen Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan segudang ilmu kepada penulis. 6. Kepada pihak pemerintah Kecamatan Enrekang beserta jajarannya yang telah
mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di Daerah tersebut.
7. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi dari awal hingga akhir yang penulis tidak dapat sebut satu persatu.
Akhir kata penulis skripsi ini, semoga karya tulis ini bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan. Semoga Kristal-kristal Allah senantiasa tercurah kepadanya. Amin.
Makassar, 02 November 2020
NUR ATIKA 105961112216
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL………..……...…….i
HALAMAN PENGESAHAN ……...………..………..…..iii
HALAMAN PENGESAHAN KOMISI PENGUJI………...………..iv
HALAMAN PERNYATAAN………..v ABSTRAK………...vi KATA PENGANTAR.………..………...………...vii DAFTAR ISI………...……….vi I.PENDAHULUAN..……..……….………...1 1.1 Latar Belakang………..1 1.2 Rumusan Masalah………...4 1.3 Tujuan Penelitian………..4 1.4 Manfaat Penelitan……….5 II.TINJAUAN PUSTAKA………....6 2.1 Motivasi Petani………...6 2.2 Minat………...…...………..13 2.3 Usahatani...………..………...………..…….………..14 2.4 Pemuda Tani………...……….………15 2.5 Generasi Tani…..………...……….………...……….…16
xi
2.6 Penelitian Terdahulu…..…………....………..16
2.7 Kerangka Pemikiran……….………...18
III. METODE PENELITIAN………...………...20
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian……...……….………..20
3.2 Jenis dan Sumber Data ….………..………... 20
3.3 Teknik Pengumpulan Data……….………...………….…… 20
3.4 Teknik Analisis Data……….. 21
3.5 Definisi Operasional………...…..……….….22
IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN………..…..23
4.1 Letak Geografis………...23
4.2 Kondisi Demografis……….23
4.3 Mata Pencaharian Penduduk………...25
4.4 Sarana dan Prasarana………...26
4.5 Kondisi Pertanian/Peternakan………..27
V. HASIL DAN PEMBAHASAN………....………..29
5.1 Karakteristik Responden………..29
5.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin……….29
5.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur………..….30
5.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan……….31
5.1.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Luas Lahan……….33
5.1.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman Berusahatani………...33
xii
5.2 Motivasi Pemuda Tani……….………36
5.3 Minat Pemuda Tani……….41
5.3.1 Minat Pemuda Tani Berdasarkan Aspek Ketertarikan……….41
5.3.2 Minat Pemuda Tani Berdasarkan Aspek Kesenangan………..42
5.3.3 Minat Pemuda Tani Berdasarkan Aspek Keterlibatan……….43
5.3.4 Rata-Rata Persentase Dari Tiga Indikator………..…….44
VI. KESIMPULAN DAN SARAN……….46
DAFTAR PUSTAKA………..47
LAMPIRAN………49
DOKUMENTASI………78
xiii
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman Teks
Tabel 1.Jumlah Penduduk Berdasarkan di Desa Buttu-Batu,
Kecamatan. Enrekang, Kabupaten. Enrekang…..…………..….………..…26 Tabel 2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kepala Keluarga
di Desa Buttu-Batu Kecamatan. Enrekang
Kabupaten. Enrekang………..……….…..26
Tabel 3. Mata Pencaharian Penduduk …………...……….27 Tabel 4. Sarana dan Prasarana Desa………28 Tabel 5. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin………….…………..30 Tabel 6. Karakteristik Resonden Berdasarkan Umur……….……….31 Tabel 7. Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
di Desa Buttu-Batu, Kecamatan. Enrekang,
Kabupaten. Enrekang ……….….….………32 Tabel 8. Karakteristik Responden Berdasarkan Luas lahan ……….……..34 Tabel 9. Jumlah Responden Berdasarkan Pengalaman Berusaha Tani
di Desa Buttu-Batu, Kecamatan. Enrekang,
Kabupaten. Enrekang…..………....……….……….35 Tabel 10. Jumlah Responden Berdasarkan Jumlah
Tanggungan Keluarga……….36 Tabel 11. Motivasi Internal Pemuda Tani Dalam Regenerasi Usaha
Pertanian di Desa Buttu-Batu, Kecamatan. Enrekang,
Kabupaten. Enrekang..……….…...………….38 Tabel 12. Motivasi Eksternal Pemuda Tani Dalam Regenerasi Usaha
Pertanian di Desa Buttu-Batu, Kecamatan. Enrakang,
xiv
Tabel 13. Minat Pemuda Tani Berdasarkan Aspek Ketertarikan …..………...42 Tabel 14. Minat Pemuda Tani Berdasarkan Aspek Kesenangan ………43 Tabel 15. Minat Pemuda Tani Berdasarkan Aspek Keterlibatan…….………...44 Tabel 16. Rata-Rata Persentase Dari Ketiga Indiktor Minat
xv
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman Teks
Gambar 1. Struktur Kebutuhan Dasar Manusia Dalam Sebuah
Hierarki………..2 Gambar 2. Kerangka Pemikiran………..12
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman Teks
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian ………..50
Lampiran 2. Identitas Petani Responden ………58
Lampiran 3. Motivasi Pemuda Tani Dalam Regenerasi Usaha Pertanian (Internal)……….………....59
Lampiran 4. Motivasi Pemuda Tani Dalam Regenerasi Usaha Pertanian (Eksternal)………..61
Lampiran 5. Ketertarikan………63
Lampiran 6. Kesenangan……….65
Lampiran 7. Keterlibatan……….67
Lampiran 8. Peta Lokasi Penelitian ……….………...69
Lampiran 9. Dokumentasi ………..70
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kondisi pemuda tani yang ada di Indonesia sangat krisis, dengan latar belakang Indonesia sebagai Negara agraris, sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang menyerap tenaga kerja yang cukup tinggi. Disisi lain, penurunan pada bidang pertanian akan berdampak pada berkurangnya tenaga kerja petani. Penurunan sektor pertanian juga berimplikasi terhadap ketahanan pangan di Indonesia pada masa depan sejalan dengan penurunan profesi sebagai petani. Pada era millennial sekarang, generasi muda memiliki minat yang kurang terhadap bidang pertanian. (Aji Wahyu Santoso, dkk., 2020)
Kabupaten Enrekang merupakan salah satu Kabupaten di Sulawesi Selatan yang menjadi lumbung pertanian yang menyumbang pendapatan perekonomian di sektor pertanian di Sulawesi Selatan. Mayoritas masyarakat Enrekang menggantungkan hidupnya dalam Sektor pertanian dan perkebunan. Potensi-potensi yang dimiliki Kabupaten Enrekang baik itu sektor pertanian, tanaman pangan, perkebunan, holtikultura, buah-buahan maupun sayuran. Potensi tanah di Kabupaten Enrekang sangat baik untuk di manfaatkan selain itu kekayaan hasil alam budaya dari Kabupaten Enrekang dapat di manfaatkan sebaik mungkin guna tetap menjaga keberadaannya pada masa mendatang.
2
Selain potensi dalam bidang pertanian, Kabupaten Enrekang memiliki berbagai macam kendala atau permasalahan di bidang pertanian seperti halnya unsur hara tanah yang menurun drastis dan lahan yang krisis, dan mahalnya harga pupuk di pasaran, kemudian permasalahan benih pertanian karena kurangnya pemerataan pemberian benih unggul dari pemerintah setempat, serta pengaruh cuaca yang tidak menentu yang membuat masa tanam yang tidak menentu pula, permasalahan terakhir yaitu pemasaran hasil pertanian (Rahmat Mauluddin, 2018)
Berdasarkan observasi awal pada pemuda tani di Desa Buttu-Batu, Kecamatan. Enrekang, Kabupaten. Enrekang peneliti mendapatkan gambaran tentang motivasi dan minat pemuda tani, dimana setiap harinya mereka menghabiskan waktunya berkebun akan tetapi kurangnya motivasi dan minat pemuda untuk bertani di Desa Buttu-Batu Kecamatan Enrekang Kabupaten Enrekang menyebabkan ketertinggalan pada sektor pertanian dan banyaknya pemuda tani yang lebih memilih untuk merantau ke kota dibandingkan tinggal untuk bertani di karenakan pemuda tani beranggapan bahwa tinggal di desa untuk bertani terlalu banyak mengambil resiko seperti tanaman gagal panen, butuh waktu berbulan-bulan untuk bisa menghasilkan uang, potensi lahan yang kurang, kemudian harga penjualan hasil panen yang tidak menentu menyebabkan kekhawatiran yang membuat kebanyakan pemuda tani tidak ingin tinggal di desa.
3
Uraian mengenai kondisi diatas membuat peneliti memandang perlu untuk melakukan penelitian tentang Motivasi dan Minat Pemuda Tani Dalam Regenerasi Usaha Pertanian ( Studi Kasus Pada Rumah Tangga Usahatani) di Desa Buttu-Batu Kecamatan. Enrekang Kabupaten. Enrekang.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi masalah dalam penelitian:
1. Bagaimana motivasi pemuda tani dalam regenerasi usaha pertanian di Desa Buttu-Batu, Kecamatan. Enrekang, Kabupaten. Enrekang?
2. Bagiamana minat pemuda tani dalam regenerasi usaha pertanian di Desa Buttu- Batu, Kecamatan.Enrekang, Kabupaten. Enrekang?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui motivasi pemuda tani dalam regenerasi usaha pertanian di Desa Buttu-Batu, Kecamatan. Enrekang, Kabupaten.Enrekang.
2. Mengetahui minat pemuda tani dalam regenerasi usaha pertanian di Desa Buttu- Batu, Kecamatan. Enrekang, Kabupaten.Enrekang.
4
Adapun kegunaan dalam penelitian ini adalah : 1. Bagi Petani
Secara praktis dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pendorong petani dalam mengembangkan usaha di sektor pertanian salah satunya dengan memotivasi dan mengarahkan pemuda untuk melanjutkan usahatani.
2. Bagi Akademis
Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan berguna untuk menambah bahan referensi bagi mahasiswa, sumber literatur dan perbandingan dalam penelitian selanjutnya.
3. Bagi Penulis
Sebagai pengaplikasian ilmu selama di perkuliahan yang dituangkan dalam bentuk karya ilmiah dan sebagai sumbangan pemikiran kepada instansi pemerintah daerah khususnya di Kabupaten Enrekang.
5
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Motivasi
Motivasi adalah dorongan dan usaha untuk mencapai pemuasan keinginan atau sasaran lain motivasi menyangkut dorongan untuk mencapai hasil. Soemanto (2006) menjelaskan bahwa motivasi pada diri seseorang tidak dapat diketahui secara langsung, namun kita dapat menginterpretasikan melalui tingkah lakunya.
Motivasi dapat bersumber dari dalam diri seseorang, artinya seseorang melakukan sesuatu karena ia ingin melakukannya, hal ini disebut dengan motivasi intrinsik selain itu motivasi juga dapat berasal dari luar diri seseorang yang disebut dengan motivasi ekstrinsik. Motivasi berkaitan erat dengan pemenuhan kebutuhan, oleh karenanya seseorang akan termotivasi atau menyerahkan seluruh kemampuannya untuk memuaskan berbagai kebutuhan (Siagian,2004)
Istilah motivasi berasal dari bahasa latin, yang berarti bergerak. Motivasi yaitu mempelajari penyebab atau alasan yang membuat kita melakukan apa yang kita lakukan. Motivasi merujuk pada suatu proses dalam diri manusia yang dapat memacu pergerakan menuju tujuan, atau bergerak menjauh dalam situasi yang tidak menyenangkan. Dari berbagai teori tentang motivasi yang dikemukakan oleh para ahli, terdapat berbagai teori motivasi yang bertitik tolak pada dorongan dan pencapaian kepuasan ada pula yang bertitik tolak pada asas kebutuhan yang menyebabkan seseorang berusaha untuk dapat memenuhinya ( Sudarwan, 2004).
6
Motivasi intrinsik adalah motivasi yang terkait dengan pemaknaan lebih, yaitu motivasi yang muncul dari dalam, seperti keinginan atau minat sehingga seseorang tidak lagi termotivasi oleh bentuk-bentuk insentif atau hukuman. Sedangkan motivasi ekstrinsik merupakan motivasi yang disebabkan oleh keinginan untuk menghindari hukuman atau menerima ganjaran, motivasi yang terbentuk oleh faktor-faktor eksternal berupa hukuman dan ganjaran. Atkinson mengumumkan bahwa kesuksesan cenderung ditentukan oleh peluang, motivasi, serta intensi, begitu pula sebaliknya dengan kecenderungan untuk gagal. Motivsasi dipengaruhi oleh emosi seseorang. Menurutnya, motivasi berprestasi dimiliki oleh semua orang, sedangkan intensitasnya tergantung pada kondisi mental orang tersebut ( Hasibuan, 2007).
Menurut Abraham Maslow (1994) dalam teorinya tentang motivasi, Maslow mengatakan ada lima tingkatan pokok manusia. Kelima tingkataan itu kemudian dijadikan pengertian kunci untuk memahami motivasi manusia. Maslow mengidentifikasi kebutuhan dasar atau kebutuhan pokok manusia dalam sebuah hierarki yang terendah dan bersifat biologis sampai tingkatan tertinggi dan mengarah pada kemajuan suatu individu. Kebutuhan-kebutuhan itu tidak hanya bersifat fisiologis tetapi juga bersifat psikologis. Kebutuhan ini merupakan inti kodrat manusia yang tidak dapat mati oleh kebudayaan, mudah diselewekan, ditindas dan dikuasai oleh proses belajar atau tradisi yang keliru.
7
1. Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan fisiologis ini merupakan kebutuhan yang paling kuat, meliputi kebutuhan sandang, kebutuhan pangan, dan pemuasan seksual.
2. Kebutuhan rasa aman (psikologis)
Apabila kebutuhan fisiologis relatif telah terpenuhi, maka akan muncul seperangkat kebutuhan baru, yang kurang lebih tinggi dapat dikategorikan dalam kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan akan rasa aman meliputi baik kebutuhan akan keamanan bagi jiwa maupun kebutuhan akan keamanan harta.
3. Kebutuhan sosial
Apabila kebutuhan fisiologis dan rasa aman cukup terpenuhi, maka akan muncul kebutuhan sosial, kebutuhan sosial meliputi kebutuhan akan perasaan diterima oleh orang lain, kebutuhan akan perasaan dihormati, kebutuhan akan perasaan maju atau berprestasi dan kebutuhan akan perasaan ikut serta.
4. Kebutuhan akan penghargaan
Semua orang dalam masyarakat mempunyai kebutuhan akan keinginan akan penilaian, berdasar dan dasarnya bermutu tinggi, akan rasa hormat diri, atau harga diri, dan penghargaan dari orang lain. Kebutuhan-kebutuhan ini dapat diklasifikasikan dalam dua perangkat tambahan, pertaman yakni keinginan akan kekuatan, prestasi, kecukupan, keunggulan dan kemampuan, kepercayaan pada diri sendiri dalam menghadapi dunia serta kemerdekaan dan kebebasan. Kedua yakni memiliki apa yang disebut hasrat akan nama baik atau gengsi, prestasi,
8
ketenaran dan kemuliaan, dominasi, pengakuan, perhatian, arti yang penting, martabat, atau apresiasi.
5. Kebutuhan akan aktualisasi diri
Kebutuhan aktualisasi diri menunjuk pada kegiatan suatu individu akan perwujudtan diri, yakni kecenderungan dalam mewujudkan diri sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Kebutuhan akan aktualisasi diri meliputi kebutuhan untuk mewujudkan diri yaitu kebutuhan mengenai nilai-nilai kepuasan yang didapat dari suatu pekerjaan.
Kebutuhan untuk mengungkapkan diri atau aktualisasi diri adalah hierarki kebutuhan dasar manusia yang paling tinggi menurut Maslow. Aktualisasi diri dapat didefinisikan sebagai perkembangan diri individu yang paling tinggi, mengembangkan semua potensi yang ia miliki serta menjadi apa saja menurut kemampuannya.
Apabila kelima tingkat kebutuhan dasar manusia tersebut digambarkan dalam sebuah hierarki, maka akan terlihat sepeti pada gambar berikut:
9 Gambar 2 Stuktur kebutuhan dasar manusia dalam sebuah hierarki.
Kelima kebutuhan dasar ini tersusun secara hierarki dari yang paling rendah sampai yang paling tinggi. Menurut Maslow pada umunnya kebutuhan yang lebih tinggi akan muncul apabila kebutuhan yang ada di bawahnya telah terpenuhi. Meskipun demikian tidak mustahil terjadi pengecualian bahwa kebutuhan yang tinggi muncul walaupun motif yang belum terpenuhi.
2.2 Minat
Menurut Sujanto (2014), minat merupakan suatu fungsi jiwa demi mencapai sesuatu. Minat merupakan kekuatan yang berasal dari dalam dan tampak dari luar sebagai gerak-gerik, fungsi minat berkaitan erat dengan perasaan dan pikiran. Pikiran kita mengadakan tanya jawab dengan pikiran kita sendiri, untuk dapat meletakkan pengetahuan yang kita miliki dengan tepat. Sedangkan perasaan
fisiologis
Rasa Aman
Sosial Penghargaan Aktualisasi diri
10
merupakan suatu fungsi jiwa untuk dapat mengukur dan mempertimbangkan suatu menurut rasa tidak senang dan rasa senang. Pernyataan lainnya ialah suatu pernyataan jiwa yang sedikit banyak memiliki sifat subjektif, untuk merasa senang dan tidak senang dan yang tidak tergantung terhadap perangsang dan alat indera.
Keinginan adalah bagian dari minat yakni dorongan nafsu yang tertuju pada suatu benda tertentu atau kongkrit. Keinginan yang dipraktekkan dapat menjadi suatu kebiasaan. Kecenderungan merupakan keinginan yang aktif yang menyuruh diri suatu individu agar lekas bertindak. Kemauan adalah kekuatan yang hidup dan sadar atau menciptakan sesuatu yang berdasarkan pikiran dan perasaan.
Slameto (2015), minat ialah timbulnya rasa ketertarikan secara tiba-tiba tanpa ada yang menyuruhnya pada suatu aktivitas atau suatu hal. Minat dapat timbul, jika terdapat hubungan antara diri sendiri dengan suatu yang ada pada luar diri. Semakin kuat hubungan antara diri sendiri dengan suatu di luar diri, maka akan semakin besar minat yang timbul. Minat merupakan kecenderungan yang menetap pada diri suatu individu untuk memperhatikan dan mengikuti suatu kegiatan. Minat merupakan kecenderungan pada seseorang yang bersifat menetap untuk merasa tertarik dan senang pada bidang atau hal tertentu. Minat berpengaruh besar terhadap kegiatan yang akan dilakukan seseorang. Minat terhadap kegiatan membuat seseorang melakukan sesuatu kegiatan dengan rasa senang dan penuh perhatian. Namun, sebaliknya tanpa adanya minat membuat seseorang tidak mau untuk melakukan sesuatu kegiatan.
11 2.3 Usahatani
Usahatani adalah kegiatan mengorganisasikan atau mengolah aset dan cara dalam pertanian. Usahatani juga dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang mengorganisasi sarana produksi pertanian dan teknologi dalam suatu usaha yang menyangkut bidang pertanian (Moehar, 2001).
Suratiyah, (2015) mendefinisikan ilmu usahatani merupakan ilmu yang mempelajari tentang bagaimana seseorang mengkoordinir dan mengusahakan faktor-faktor produksi berupa lahan dan alam sekitarnya sebagai modal sehingga dapat memberikan manfaat yang sebaik-baiknya. Sebagai ilmu pengetahuan, ilmu usahatani ialah ilmu yang mempelajari tentang cara-cara petani menentukan, mengorganisasikan, dan mengkoordinasikan penggunaan faktor-faktor produksi seefisien dan seefektif mungkin sehingga usaha tersebut dapat memberikan pendapatan semaksimal mungkin.
Usahatani dapat di kelompokkan menurut sifat, organisasi, corak, pola, serta tipe usahatani. Berdasarkan corak dan sifatnya, usahatani dapat dilihat sebagai usahatani subsistem dan usahatani komersial. Usahatani komersial adalah usahatani yang menggunakan seluruh hasil panennya secara komersial dan telah memperhatikan kuantitas dan kualitas produk, sedangkan usahatani subsistem hanya memanfaatkan hasil panen dari kegiatan usahataninya untuk memenuhi kebutuhan petani atau keluarganya sendiri.
12 2.4 Pemuda Tani
Para pemuda tani di desa memandang pekerjaan petani menjadi bagian generasi tua yang sejak semula sudah menekuni bidang pertanian. Pemuda di pedesaan menghindari bekerja di sektor pertanian karena mereka memandang sebagai pekerjaan yang melelahkan dan kotor ( Hamyana, 2014).
jumlah penduduk pedesaan yang meningkat sementara luas lahan berkurang karena pemukiman, membuat pemuda sulit dalam mencari pekerjaan dalam sektor pertanian. Mereka yang sebelumnya memiliki lahan, kemudian menjualnya dan menjadi buruh tani. Keadaan ini menambah jumlah buruh tani yang ada, sementara lahan pertanian tetap akibatnya upah buru tani menjadi semakin menurun.
Pemuda pedesaan pada umumnya berada dilingkungan yang relatif identik dengan kurang tersedianya sarana dan prasarana perkembangan pemuda. Di samping itu pedesaan umumnya dihuni oleh kelompok masyarakat yang umumnya berpenghasilan relatif rendah sehingga kesulitan mengakses pendidikan formal yang kian hari kian tidak terjangkau. Konsekuensinya adalah bahwa pemuda pedesaan umumnya kurang mampu beradaptasi dengan tuntutan-tuntutan pekerjaan dan dinamika lingkungan kekinian. (Muksin, dkk., 2009).
13
2.5 Generasi Tani
Generasi muda lebih tertarik dengan kegiatan pertanian tanaman hortikultura dan perkebunan. Masalah rendahnya minat generasi muda beraktivitas di bidang pertanian antara lain disebabkan oleh waktu bercocok tanam yang pendek (curah hujan rendah), kepemilikan lahan pertanian yang sempit, komoditas tidak berubah atau cenderung dengan tanaman tidak berubah atau cenderung dengan tanaman padi serta harga hasil panen berfluktuasi. Untuk meningkatkan minat generasi muda, dalam sektor pertanian maka diperlukan suatu desain kebijakan secara berstruktur dan intensif dalam rangka pemberdayaan tenaga kerja sehingga akan berpengaruh terhadap peningkatan produksi/produktivitas di bidang pertanian. Penurunan jumlah tenaga kerja pada sektor pertanian khususnya dari generasi muda, disebabkan keinginan pemuda yang mulai memudar untuk bekerja dalam sektor pertanian sekalipun berasal dari keluarga petani (Hendri,2014).
14 2.6 Penelitian Terdahulu No Judul Kesimpulan 1. persepsi pemuda pencari kerja terhadap pekerjaan pertanian dan pilihan pekerjaan di Desa Cihideung Udik, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor internal pencari kerja seperti: memiliki keterampilan dan memiliki pengalaman kerja, berjenis kelamin perempuan, dan faktor-faktor eksternal seperti tingkat kosmopolitan rendah, status sosial ekonomi rendah dan sosialisasi pekerjaan non pertanian mempengaruhi persepsi negatif terhadap pekerjaan pertanian. Para pemuda pencari kerja desa penelitian lebih memilih pekerjaan di luar sektor pertanian seperti pada pabrik atau industri yang berada di daerah Jakarta atau Bogor.
2. faktor-faktor yang mempengaruhi minat pemuda pedesaan Marza (2018)
Bertujuan untuk menganalisis pendapatan usahatani padi, faktor-faktor yang mempengaruhi minat pemuda pedesaan dalam melanjutkan usahatani padi, faktor penarik dan pendorong pemuda pedesaan untuk bekerja di sektor pertanian. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Trimurjo dan Kecamatan Seputih Banyak, Kabupaten Lampung Tengah secara purposive dilakukan pada Bulan Maret hingga April 2018
15 2.7 Kerangka Pemikiran
Usaha pertanian yaitu dimana kegiatan yang menghasilkan produk pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasil produksi dijual/ditukar sehingga mendaptakan hasil, didalam berusaha tani sangat dibutuhkan yang namanya tenaga kerja tanpa tenaga kerja usaha pertanian tidak berjalan sesuai keinginan kita. Tenaga kerja sangat dibutuhkan didalam usaha pertanian agar bisa memanfaatkan lahan pertanian di sekitar kita akan tetapi tenaga kerja perlu yang namannya motivasi dan minat untuk usaha pertanian sehingga bagimana cara kita memotivasi pemuda petani agar berminat untuk bertani dan bisa mengembangkan usaha pertanian kedepannya.
Adapun skema kerangka pemikiran dalam penelitian ini yaitu:
Gambar 3 : Kerangka Pemikiran Penelitian Motivasi dan Minat Pemudah Tani dalam Regenerasi Usaha Pertanian
USAHA PERTANIAN
TENAGAH KERJA
MOTIVASI MINAT
REGENERASI USAHA PERTANIAN
16
III. METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini telah dilakukan di Desa Buttu-Batu, Kecamatan. Enrekang, Kabupaten. Enrekang pada bulan Juli- Agustus 2020.
3.2 Teknik Penentuan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah pemuda tani di Desa Buttu-Batu, Kecamatan. Enrekang, Kabupaten. Enrekang, populasi 340 orang, penentuan sampel dilakukan dengan sengaja (Porposive), jumlah sampel yang digunakan adalah 30 responden, dengan kategori responden pemuda tani yang aktif Arikunto, (2002)
3.3 Jenis dan Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari responden berupa jawaban terhadap kuesioner dan observasi langsung dilapangan.
2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari instansi atau lembaga yang ada di Desa Buttu-batu, Kecamatan. Enrekang, Kabupaten. Enrekang.
17 3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Observasi adalah teknik pengambilan data yang dilakukan dengan melihat secara
langsung kondisi dilapangan yang ada kaitannya dengan informasi penelitian. b. Wawancara, teknik wawancara dilakukan dengan menggunakan kuesioner
penelitian secara langsung dengan pemuda tani sebagai responden yang berhubungan dengan penelitian ini.
c. Dokumentasi adalah dengan cara penulis melakukan penelitian terhadap dokumen-dokumen yang berhubungan dengan penelitian ini.
3. 5 Teknik Analisis Data
Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif yaitu dengan memberikan gambaran dan penjelasan berupa angka-angka mengenai motivasi dan minat pemuda tani. Deskriptif ini dilakukan dengan memberi skoring terhadap setiap pertanyaan yang diajukan kedalam 3 kategori (Padmowiharjo, 2004).
Skoring yang di gunakan dalam penelitian ini adalah 3, 2 dan 1 dengan kriteria adalah sebagai berikut:
Rumus Interval:
Kelas kategori :Nilai Tertinggi-Nilai Terendah Jumlah Kelas
Jawaban reponden masing-masing variabel dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
18
1. Skor untuk kategori Tinggi : 2,34 - 3,00 2. Skor untuk kategori Sedang : 1,67 - 2,33 3. Skor untuk kategori Rendah : 1,00 - 1,66
Seperti yang diketahui bahwa nilai maksimum skoring adalah 3, sedangkan nilai minimum adalah 1, sehingga interval kelasnya sebesar 0,66, maka interval nilai skoring adalah:
a. Tinggi jika pemuda tani termotivasi dan berminat dalam usaha pertanian (nilai observasi berada pada interval nilai 2,34 – 3,00)
b. Sedang jika pemuda tani termotivasi dan berminat dalam usaha pertanian (nilai observasi berada pada interval nilai 1,67- 2,33)
c. Rendah jika pemuda tani termotivasi dan berminat dalam usaha pertanian (nilai observasi berada pada interval nilai 1,00- 1,66)
3. 6 Definisi Operasional
1. Motivasi adalah sesuatu yang mendorong pemuda tani untuk mengembangkan usaha tani di Desa Buttu-Batu, Kecamatan. Enrekang, Kabupaten. Enrekang 2. Motivasi internal adalah motivasi yang ada dalam diri pemuda tani di Desa
Buttu-Batu, Kecamatan. Enrekang, Kabupaten.Enrekang
3. Motivasi eksternal adalah motivasi yang ada diluar pemuda tani di Desa Buttu-Batu, Kecamatan. Enrekang, Kabupaten. Enrekang
4. Minat adalah keinginan pemuda Desa yang ada pada diri sendiri untuk mengembangkan pertanian di Desa Buttu-Batu, Kecamatan. Enrekang, Kabupaten .Enrekang
19
5. Pemuda tani adalah anak petani yang berusia 16 (enam belas tahun) sampai 30 (tiga puluh tahun) bekerja sebagai petani di Desa Buttu-Batu, Kecamatan. Enrekang, Kabupaten. Enrekang
6. Usaha tani adalah usaha yang dilakukan petani dalam memperoleh pendapatan dimana pemuda tani memanfaatkan sumber daya alam, tenaga kerja dan modal yang mana sebagian dari pendapatan yang diterima digunakan untuk membiayai kebutuhan hidupnya.
7. Regenerasi pertanian adalah estafet usaha tani dari orang tua kepada anaknya untuk mengembangkan pertanian di Desa Buttu-Batu, Kecamatan. Enrekang, Kabupaten. Enrekang
20
IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
4.1 Letak Geografis
Desa Buttu-Batu merupakan salah satu Desa yang terletak di Kecamatan. Enrekang, Kabupaten. Enrekang, Provinsi. Sulewesi Selatan dengan luas wilayah Desa 32 km2 hutan Desa 15 km2 dengan batas-batas sebagai berikut:
Sebelah utara : Dusun Garutu Sebelah Timur : Dusun Buttu-Batu Sebelah Selatan : Dusun Garettong Sebelah Barat : Dusun Papi
4.2 Kondisi Demografis
Penduduk adalah salah satu faktor penentu terbentuknya suatu wilayah atau negara dan sekaligus sebagai modal utama suatu negara dikatakan maju atau berkembang, bahkan suksesnya pembangunan di segala bidang dalam negari tidak terlepas dari peran penduduk, bidang sosial baik dalam pertanian, politik, budaya, ekonomi dan pendidikan, sekaligus sebagai faktor utama dalam pembangunan fisik maupun nonfisik. Oleh karena kehadiran dan peranannya sangat menentukan bagi berkembangnya suatu wilayah, baik dalam skala besar maupun kecil.
Berdasarkan data yang diperoleh, bahwa jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di Desa Buttu-Batu dilihat pada tabel 1.
21 Tabel 1. Jumlah Penduduk di Desa Buttu –Batu, Kecamatan. Enrekang,
Kabupaten.Enrekang
No. Uraian Jumlah
1. Kependudukan
a. Jumlah Penduduk (jiwa) b. Jumlah penduduk Laki-laki c. Jumlah penduduk perempuan
d. Jumlah penduduk pendatang SD tahun 2020 e. Jumlah Penduduk pergi SD tahun 2020
1,910 938 977 1 5
Sumber Data : Kantor Desa Buttu Batu 2020
Tabel 1. Menjelaskan bahwa jumlah penduduk di Desa Buttu-Batu yaitu berjumlah 1,910 jiwa dimana laki-laki lebih sedikit dibandingkan perempuan, jumlah penduduk laki-laki sebanyak 938 jiwa, sedangkan jumlah penduduk perempuan sebanyak 977 jiwa. Adapun jumlah penduduk pendatang SD tahun 2020 sebanyak 1 orang dan jumlah penduduk pergi SD tahun 2020 sebanyak 5 orang. Keadaan penduduk di Desa Buttu-Batu terhitung mulai angka bayi sampai umur berlanjut.
22 Tabel 2. Jumlah Penduduk Kepala Keluarga di Desa Buttu-Batu Kecamatan.
Enrekang, Kabupaten.Enrekang
No. Uraian Jumlah
1. Kepala Keluarga
a. Jumlah Total Kepala Keluarga perempuan b. Jumlah Keluarga Miskin
441 77 186
Sumber Data: Kantor Desa Buttu-Batu, 2020
Tabel 2. Menjelasakna bahwa jumlah kepala keluarga di Desa Buttu-Batu yaitu berjumlah 441 KK dimana kepala keluarga perempuan lebih sedikit dibandingkan keluarga miskin, jumlah KK perempuan sebanyak 77 sedangkan jumlah keluarga miskin sebanyak 186.
4. 3 Mata Pencaharian Penduduk
Mata pencaharian pendukuk Desa Buttu-Batu Kecamatan. Enrekang, Kabupaten. Enrekang sebagian besar adalah petani. Namun tidak semua penduduk Desa Buttu-Batu bermata pencaharian sebagai petani karena ada juga sebagian masyarakat yang mata pencahariannya sebagai buruh tani, PNS, pegawai swasta, wiraswasta/pedagang, polri dan pekerjaan lainnya untuk lebih jelasnya dilihat pada tabel 3 sebagai berikut:
23 Tabel 3. Mata Pencaharian Masyarakat di Desa Buttu-Batu, Kecamatan.
Enrekang, Kabupaten. Enrekang
No. Uraian Jumlah
1. Mata Pencaharian a. Petani
b. Buruh Tani/Buruh Nelayan c. PNS d. Pegawai Swasta e. Wiraswasta/Pedagang f. TNI/POLRI g. Bidan h. Perawat 1,240 13 14 2 22 2 3 2
Sumber Data : Kantor Desa Buttu-Batu, 2020
Tabel 3. Menjelaskan bahwa mayoritas penduduk Desa Buttu-Batu, Kecamatan. Enrekang, Kabupaten. Enrekang mempunyai mata pencaharian dari sektor pertanian sebanyak 1,240 orang hal ini menunjukkan bahwa aktivitas perekonomian didominasi oleh sektor pertanian.
4.4 Sarana dan Prasarana
Sarana adalah suatu alat dan bahan yang dapat dipergunakan untuk mencapai tujuan dari suatu proses pemberdayaan suatu daerah, sementara prasarana merupakan segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu kegiatan yang telah diprogramkan pada suatu daerah. Berkaitan dengan aktivitas di
24
Desa Buttu-Batu, Kecamatan. Enrekang, kabupaten. Enrekang, maka dapat dilihat pada sarana prasarana pendukung yang ada di Desa. Berikut adalah gambaran tentang saran dan prasarana yang tersedia di Desa Buttu-Batu, Kecamatan. Enrekang Kabupaten. Enrekang
Tabel 4. Sarana dan Prasarana di Desa Desa Buttu-Batu, Kecamatan. Enrekang, Kabupaten. Enrekang
No. Uraian Jumlah
1. Kantor Desa 1 2. Gedung SLTA/MA 1 3. Gedung SLTP/MTS 1 4. Gedung TK 3 5. Gedung SMP 1 6. Gedung SMA 1 7. Masjid 4 8. Puskes Desa 1 9. Puskesmas 1 10. Posyandu 2 11. Gedung PKK 1
Sumber Data: Kantor Desa Buttu Batu, 2020 4.5 Kondisi Pertanian/Peternakan
Di Desa Buttu-Batu mencapai luas tanah 32 km2, sehingga potensi untuk dilakukan usaha pertanian dan peternakan. untuk usaha pertanian biasanya ditanami
25
jagung, padi, dan lainnya. Sedangkan untuk peternakan seperti sapi, ayam potong, ayam petelur. Dari sekian banyak usaha pertanian dan peternakan yang paling diutamakan adalah tanaman jagung sedangkan ternak sapi ayam petelur adalah usaha sampingan di Desa Buttu-Batu.
26
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Karakteristik Responden
Petani dalam mengolah usahataninya juga dapat menetapkan atau menentukan alternatif yang ingin diusahakan pada setiap bidang lahannya. Namun demikian seorang petani tidak terlepas dari faktor-faktor yang dapat mempengaruhi usahanya. Kuesioner yang disebarkan dalam penelitian ini berjumlah 30 kuesioner dengan subjek penelitian adalah pemuda tani di Desa Buttu-Batu, Kecamatan. Enrekang, Kabupaten. Enrekang berikut ini akan dipaparkan karakteristik responden secara umum menurut jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan ,luas lahan, dan pengalaman berusahatani.
5.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Karakteristik responden yang menjadi subjek penelitian ini menerut jenis kelamin di tunjukkan dalam tabel dibawah ini.
Tabel 5. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No. Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)
1. Laki –laki 23 76,67%
2. Perempuan 7 23,33%
Total 30 100,00%
27
Tabel 5 diatas, dapat diketahui tentang jenis kelamin responden petani yang diambil sebagai responden, yang menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah laki-laki, yaitu sebanyak 23 orang. Sedangkan sisanya adalah responden perempuan sebanyak 7 orang. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar dari pemuda tani yang diambil sebagai responden adalah laki-laki karena petani di Desa Buttu-Batu, Kecamatan. Enrekang, Kabupaten. Enrekang lebih dominan adalah laki-laki.
5.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
Karakteristik responden yang menjadi subjek penelitian ini menurut usia ditunjukkan dalam tabel dibawah ini.
Tabel 6. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur
No. Klasifikasi umur Frekuensi Persentase (%)
1. 16-20 4 13,33%
2 21-25 17 56,67%
3. 26-30 9 30,00%
Total 30 100,00%
Sumber: hasil olahan data penelitian 2020
Berdasarkan keterangan tabel 6 diatas menunjukkan bahwa umur pemuda tani responden di Desa Buttu-Batu, Kecamatan. Enrekang, Kabupaten.Enrekang menunjukan bahwa umur responden rata-rata sampai 21-25 tahun sebanyak 17 orang dan umur 26-30 tahun sebanyak 9 orang sedangakan umur 16-20 tahun sebanyak 4 orang secara tidak langsung umur pemuda tani di Desa Buttu-Batu, Kecamatan.
28
Enrekang, Kabupaten. Enrekang sangat mempengaruhi motivasi dan minat pemuda tani dalam regenerasi usaha tani.
5.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu faktor penentu kualitas sumber daya manusia dan merupakan pelaku utama dari kualitas. Pendidikan yang mamadai dapat meningkatkan jati diri seseorang sehingga yang memiliki tingkat pendidikan yang memadai lebih sering termotivasi dan lebih mampu untuk meningkatkan minat pemuda tani dalam sektor pertanian.
Berdasarkan hasil pengumpulan data yang diperoleh menunjukkan bahwa tingkat pendidikan pemuda tani responden bervariasi, mulai dari SMP sampai perguruan tinggi. Komposisi tingkat pendidikan pemuda tani responden dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 7. Jumlah Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Buttu-Batu, Kecamatan. Enrekang, Kabupaten. Enrekang
No. Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase (%)
1. SMP 8 26,67%
2. SMA 16 53,33%
3. S1 6 20,00%
Total 30 100,00%
Sumber: hasil olahan data penelitian 2020
Tabel 7 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan formal pemuda tani responden di Desa Buttu-Batu, Kecamatan. Enrekang, Kabupaten. Enrekang
29
menunjukkan bahwa tingkat pendidikannya rata-rata sampai sekolah menengah keatas (SMA) sebanyak 16 orang, dan sekolah menengah pertama (SMP) sebanyak 8 orang sedangkan sekolah strata (S1) lebih sedikit sebanyak 6 orang, sehingga secara tidak langsung pendidikan di Desa Buttu-Batu juga diutamakan sehingga dapat mempengaruhi motivasi dan minat pemuda tani di Desa tersebut.
Semakin tinggi tingkat pendidikan pemuda tani, maka akan mendorong pemuda tani untuk lebih maju dan lebih rasional. Bertambahnya pengetahuan juga membawa pemuda tani untuk berusaha mengembangkan berbagai usaha agar keinginan untuk memenuhi kebutuhan ekonominya juga bisa dicapai. Semakin banyak pengetahuan yang dimiliki pemuda tani, maka mereka mampu memilih komoditas mana yang lebih menguntungkan.
Pendidikan formal sangat berpengaruh terhadap motivasi dan minat seseorang. Khususnya tanggapan untuk menerima adanya inovasi, seseorang dengan tingkat pendidikan formal yang lebih tinggi akan lebih mudah dalam menanggapi inovasi atau isu yang berkembang. Karena seseorang lebih berfikiran rasional setelah mendapatkan ilmu-ilmu yang didapatnya dari bangku sekolah (Kartasapoetra, 1991).
30 5.1.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Luas Lahan
Karakteristik Responden yang menjadi subjek penelitian ini menurut luas lahan ditunjukkan dalam tabel dibawah ini.
Tabel 8. Karakteristik Responden Berdasarkan Luas Lahan
No. Luas Lahan Frekuensi Persentase (%)
1. 0,20 -0,40 ha 16 40,00% 2. 0,50 – 2,01 ha 14 60,00%
Total 30 100,00%
Sumber: hasil olah data penelitian 2020
Tabel 8 diatas menunjukkan bahwa mayoritas luas lahan petani yang diambil sebagai responden sebagian besar memiliki luas lahan 0,20-0,40 ha sebanyak 16 orang, sedangakan petani yang memiliki luas lahan 0,50-2,01 ha sebanyak 14 orang.
5.1.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman Berusahatani
Pengalaman berusahatani dapat dilihat dari lamanya seseorang petani dalam mengolah usahanya. Semakin lama petani mengolah usahanya, maka akan semakin banyak pengalaman yang meraka miliki, pada umumnya petani yang memiliki pengalaman berusahatani yang cukup lama cenderung memiliki kemampuan dan pengetahuan berusahatani yang lebih baik, sehingga petani yang memiliki pengalaman berusahatani belum lama akan memiliki motivasi yang rendah, dimana pengalaman dapat mempengaruhi motivasi dan Minat mereka dalam bekerja. Petani
31
reponden yang didasarkan pada pengalaman dalam berusahatani, dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 9. Jumlah Responden Berdasarkan Pengalaman Berusahatani di Desa Buttu-Batu, Kecamatan. Enrekang, Kabupaten. Enrekang
No. Pengalaman Berusahatani (Tahun) Jumlah (orang) Persentase (%) 1. 1-5 6-10 11-15 21 7 2 70,00% 23,33% 6,67% Total 30 100,00%
Sumber : hasil olah data penelitian 2020
Tabel 9 menunjukkan bahwa pengalaman usahatani responden yang tertinggi antara 1-5 tahun sebanyak 21 orang dan yang terkecil yaitu antara 11-15 tahun yakni sebanyak 2 orang. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pengalaman berusahatani di Desa Buttu-Batu masih ditahap petani pemula.
Mosher (2000) menyatakan bahwa pengalaman berusahatani merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi aktivitas petani dalam usaha taninya dimana cita-cita petani berdasarkan pengalaman yang baik mengenai cara bercocok tanam yang baik dan menguntungkan akan mempengaruhi terlaksananya pembangunan pertanian.
32 5.1.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Tanggungan Keluarga
Tanggungan keluarga adalah orang yang tinggal dalam satu keluarga dan secara langsung menjadi tanggungan kepala keluarga ataupun yang berada diluar rumah. Banyaknya tanggungan keluaraga akan berdampak pada pemenuhan kebutuhan keluarga sehingga petani yang memiliki banyak jumlah tanggungan keluarga akan lebih termotivasi untuk meningkatkan pendapatan pada kesejahteraannya, semakin bertambah tanggungan keluarga petani akan semakin termotivasi dan minatnya semakin tinggi. Untuk mengetahui penyebaran jumlah tanggungan keluaraga dari petani responden dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 10.Jumlah Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga di Desa Buttu-Batu, Kecamatan. Enrekang, Kabupaten. Enrekang No. Jumlah Tanggungan keluarga
(orang) Jumlah (orang) Persentase (%) 1. 1-3 4-6 7-9 15 12 3 50,00% 40,00% 10,00% Total 30 100,00%
Sumber :hasil olah data penelitian 2020
Tabel 10 menunjukkan bahwa jumlah tanggungan keluarga sebagian besar berada pada 1-3 yaitu sebanyak 15 orang, sedangkan jumlah tanggungan petani responden yang paling rendah berada pada 7-9 yaitu sebanyak 3 orang. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah tanggungan keluarga petani responden di Desa
buttu-33
Batu, Kecamatan. Enrekang, Kabupaten. Enrekang berada pada kategori sedang sehingga jumlah tanggungan keluarga akan memberikan motivasi bagi pemuda tani untuk lebih meningkatkan usahataninya. Tanggungan keluarga semakin besar menyebabkan seseorang memerlukan tambahan pengeluaran, atau kebutuhan penghasilan yang lebih tinggi untuk membiayai kehidupannya( batoa, 2007).
5.2 Motivasi Pemuda Tani Dalam Regenerasi Usaha Pertanian di Desa Buttu- Batu, Kecamatan. Enrekang, Kabupaten. Enrekang
Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakkan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan yang ada dalam dirinya. Motivasi pemuda petani dalam regenerasi usaha pertanian diklasifikasikan atas dua jenis motivasi internal dan eksternal
Motivasi internal adalah motivasi yang timbul karena adanya keinginan untuk memenuhi kebutuhan fisiologis, rasa aman, sosial, akan penghargaan, dan aktualisasi diri. Oleh karena itu motivasi petani berdasarkan tingkat motivasi internal dalam regenerasi usaha pertanian dilihat dalam tabel 11.
34 Tabel 11.Motivasi Internal Pemuda Tani Dalam Regenerasi Usaha Pertanian di
Desa Buttu-Batu, Kecamatan. Enrekang, Kabupaten. Enrekang No Motivasi internal Nilai
observasi Nilai harapan Persentase (%) Kategori 1. Memenuhi kebutuhan (fisiologis) 2,57 3 85,67% Tinggi
2. Rasa aman 2,6 3 86,67% Tinggi 3. Sosial 2,4 3 80,00% Tinggi 4. Akan penghargaan 2,5 3 83,33% Tinggi 5. Aktualisasi diri 2 3 66,67% Tinggi
Rata-rata 2,414 3 80,468% Tinggi
Sumber : Data Primer setelah Diolah ,2020
Tabel 11 menunjukkan bahwa motivasi internal pemuda tani dalam regenerasi usaha pertanian di Desa Buttu-Batu, Kecamatan. Enrekang, Kabupaten. Enrekang adalah sebagai berikut:
Petani termotivasi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari termasuk dalam kategori tinggi yaitu dengan nilai persentase sebesar 85,67% karena petani melakukan suatu aktivitas atau kegiatan karena adanya faktor-faktor kebutuhan ekonomi misalnya petani melakukan suatu pekerjaan karena adanya tanggungan keluarga. Kebutuhan adalah keingan manusia yang menuntut untuk dipenuhi.
35
Motivasi petani merasa aman termasuk dalam kategori tinggi yaitu dengan nilai persentase sebesar 86,67% karena lingkungan salah satu faktor petani merasakan nyaman hidup dilingkungan mereka saat ini.
Petani termotivasi untuk menjalin pergaulan yang baik termasuk dalam kategori tinggi yaitu dengan nilai persentase sebesar 80,00 % karena petani dalam pergaulan sehari-hari saling membantu dalam bekerja dan tidak saling menjatuhkan dengan petani lain karena petani merasakan rasa cinta dan kasih sayang di lingkungan mereka tinggal.
Petani termotivasi karena mereka merasa dihargai termasuk dalam kategori tinggi yaitu dengan nilai persentase sebesar 83,33% karena petani dengan petani lain tidak saling menjahtuhkan dan saling mendukung selain itu kualitas dan kuantitas hasil produksi menjadi bahan pembicaraan oleh petani lain sehingga petani mendapatkan pujian dan merasa dihargai oleh petani lain.
Motivasi petani dalam akumulasi diri termasuk dalam kategori tinggi yaitu dengan nilai persentase sebesar 66,67% karena petani memiliki kemauan sendiri yang cukup mendorong petani untuk meningkatkan produksi tanaman di Desa Buttu Batu sehingga petani tidak dipaksa oleh siapapun dan tidak merasa terpaksa.
Berdasarkan uraian diatas menjelasakan bahwa motivasi internal pemuda tani dalam regenerasi usaha pertanian di Desa Buttu-Batu, Kec. Enrekang, Kab. Enrekang berada pada kategori tinggi dengan nilai observasi rata-rata sebesar 2,414 Dengan persentase rata-rata 80,468 %. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa tingkat motivasi internal pemuda tani dalam regenerasi usaha pertanian di Desa
36
Buttu-Batu, Kecamatan. Enrekang, Kabupaten, Enrekang yang dilakukan oleh responden muncul karena ingin memenihi kebutuhan sehari-hari, rasa aman, sosial, akan penghargaan, dam aktualisasi diri.
Sedangkan motivasi eksternal adalah motivasi yang timbul karena dorongan dari orang lain. Motivasi eksternal di Desa Buttu-Batu, Kecamatan. Enrekang, Kabupaten. Enrekang dalam meningkatkan hasil produksinya timbul karena ingin bekerja secara efektif, adanya kebijakan pemerintah, dan harga. Oleh kerena itu secara rinci nilai skor yang diperoleh, persentase dan kriteria penilaian komponen-komponen motivasi eksternal petani dalam meningkatkan produksi tanaman di Desa Buttu-Batu, Kecamatan. Enrekang, Kabupaten. Enrekang. Terlihat pada tabel 12.
Tabel 12.Motivasi Eksternal Pemuda Tani Dalam Regenerasi Usaha Pertanian di Desa Buttu-Batu, Kecamatan. Enrekang, Kabupaten. Enrekang No Motivasi Eksternal Nilai
Observasi Nilai Harapan Persentase (%) Kategori
1. Bekerja efektif 1,9 3 63,33 Sedang 2. Kebijakan
pemerintah
1,8 3 60,00 Sedang
3. Harga 1,7 3 56,67 Sedang
Rata- rata 1,8 3 60,00 Sedang
37
Tabel 12 menunjukkan bahwa motivasi eksternal pemuda tani dalam regenerasi usaha pertanian di Desa Buttu-Batu, Kecamatan. Enrekang, Kabupaten.Enrekang adalah sebagai berikut:
Petani termotivasi untuk bekerja secara efektif termasuk dalam ketegori sedang yaitu dengan persentase sebesar 63,33% karena petani dalam bekerja selalu merencanakan atau memikirkan suatu hal yang akan dilakukan kedepannya untuk mencapai keberhasilan yang tinggi. Efektivitas kerja terdiri dari dua kata yaitu efektivitas dan kerja. Efektivitas yang berasal dari kata efektif yaitu suatu pekerjaan dikatakan efektif jika suatu pekerjaan dapat menghasilkan satu unit keluaran (output). Suatu pekerjaan dikatakan efektif jika suatu pekerjaan dapat diselesaikan tepat pada waktunya sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan (Richard M. Stccts dalam bagus 2009).
Petani termotivasi karena adanya kebijakan pemerintah termasuk dalam kategori sedang yaitu dengan persentase sebesar 60,00% kebijakan pemerintah untuk memajukan pertanian, mengusahakan agar pertanian menjadi lebih produktif, produksi dan efesiensi produksi naik cukup berpengaruh di Desa Buttu Batu Kecamatan Enrekang Kabupaten Enrekang karena tanpa bantuan dari pemerintah setempat tidak menjadikan pertanian di Desa tersebut menjadi lebih baik.
Motivasi petani karena harga termasuk dalam kategori sedang yaitu dengan persentase sebesar 56,67% karena semakin tinggi harga maka petani akan lebih termotivasi untuk meningkatkan hasil tanaman yang di kelolanya. Kenaikan harga adalah masalah rumit yang sering kali terjadi didalam dunia ekonomi dan tidak dapat
38
disansikan lagi kenaikan harga membawa pengaruh bagi setiap elemen masyarakat yang terlibat didalamnya.
5.3 Minat Pemuda Tani Dalam Regenerasi Usaha Pertanian di Desa Buttu-Batu, Kecamatan. Enrekang, Kabupaten. Enrekang
Minat pemuda tani adalah kemauan seseorang terhadap suatu pekerjaan. Dari hasil penelitian yang diperoleh dari penyebaran berupa kuesioner kepada setiap responden untuk memberikan tanggapan dan penilaiannya, untuk lebih jelasnya minat pemuda tani dalam regenerasi usaha pertanian dapat dilihat pada tabel 13 dibawah ini:
5.3.1 Minat Pemuda Tani Berdasarkan Aspek Ketertarikan
Minat pemuda tani berdasarkan aspek ketertarikan terhadap 3 pertanyaan dapat dilihat pada tabel 13 sebagai berikut:
No Item pertanyaan Rata-rata Kategori
1. Mengajak pemuda lain untuk mengembangkan sektor pertanian
1,9 Sedang 2. Mengetahui lebih banyak informasi
tentang pertanian
2,13 Sedang 3. Menghadiri sosialisasi tentang pertanian 2,07 Sedang
Rata-rata 2,03 Sedang
Sumber : Data primer diolah 2020
Tabel 13 dapat dilihat bahwa minat pemuda tani berdasarkan aspek ketertarikan di Desa Buttu-Batu, Kecamatan. Enrekang, Kabupaten. Enrekang dapat dikatakan memiliki pengaruh sedang. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata yang menunjukkan nilai rata-rata skor 2,03. Jadi dapat disimpulkan bahwa minat pemuda
39
tani di Desa Buttu-Batu, Kecamatan. Enrekang, Kabupaten. Enrekang dalam aspek ketertariakan memiliki pengaruh sedang, artinya tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah.
5.3.2 Minat Pemuda Tani Berdasarkan Aspek Kesenangan
Minat pemuda petani berdasarkan aspek kesenangan terhadap 3 pertanyaan dapat dilihat pada tabel 14 sebagi berikut:
No Item pertanyaan Nilai Kategori
1. Memanfaatkan lahan disekitar untuk komoditas pertanian
2,010 Sedang 2. Membantu orang tua bertani 2,8 Tinggi 3. Mengunjung pameran pertanian 1,9 Sedang
Rata-rata 2,27 Sedang
Sumber : data primer diolah 2020
Tabel 14 menunjukann tanggapan responden terhadap aspek kesenangan di Desa Buttu-Batu, Kecamatan Enrekang, Kabupaten. Enrekang dapat dikatakaan memiliki pengaruh sedang. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata yang menunjukkan nilai rata-rata skor 2,27. Jadi dapat disimpulkan bahwa minat pemuda tani di Desa Buttu-Batu, Kecamatan. Enrekang, Kabupaten. Enrekang dalam aspek kesenangan memiliki pengaruh sedang, artinya tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah.
40 7.3.3 Minat Pemuda Tani Berdasarkan Aspek Keterlibatan
Minat pemuda tani berdasarkan aspek keterlibatan terhadap 3 pertanyaan dapat dilihat pada tabel 15 sebagai berikut:
No Item pertanyaan Nilai Kategori
1. Pengolahan lahan 3 Tinggi 2. Panen dan pemasaran 2,8 Tinggi 3. Pameran kelompok 2,03 Sedang
Rata- rata 2,61 Tinggi
Sumber data primer di peroleh 2020
Tabel 15 menunjukkan tanggapan responden terhadap aspek keterlibatan dapat dikatakan memiliki pengaruh tinggi. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata yang menunjukkan nilai rata-rata skor 2,61. Jadi dapat disimpulkan bahwa minat pemuda tani di Desa Buttu-Batu, Kecamatan. Enrekang, Kabupaten. Enrekang dalam aspek keterlibatan memiliki pengaruh tinggi.
41 5.3.4 Rata-Rata Persentase Dari Ketiga Indikator Minat Pemuda Tani Dalam Regenerasi Usaha Pertanian di Desa Buttu-Batu, Kecamatan. Enrekang, Kabupaten. Enrekang
No Indikator Rata-rata skor Kategori
1. Ketertarikan 2,03 Sedang 2. Kesenangan 2,27 Sedang 3. Keterlibatan 2,61 Tinggi
Rata rata skor dan rata-rata kategori 2,30 Sedang Sumber : hasil olahan data penelitian, 2020
Tabel 16 menunjukkan bahwa minat pemuda tani dalam regenerasi usaha pertanian di Desa Buttu-Butu, Kecamatan. Enrekang, Kabupaten. Enrekang dari segi ketertarikan, kesenangan, keterlibatan dapat dikatakan memiliki pengaruh sedang. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata skor ketiga indikator dimana indikator ketertarikan mencapai rata–rata skor 2,03 berada pada kategori sedang, kesenangan mencapai rata-rata skor 2,27 berada pada ketegori sedang, sementara keterlibatan mencapai rata-rata skor 2,61 berada pada kategori tinggi, sementara dengan melihat rata-rata skor dan rata-rata kategori sebesar 2,30 dapat di simpulkan bahwa minat pemuda tani dalam regenerasi usaha pertanian di Desa Buttu-Batu, Kecamatan. Enrekang, Kabupaten. Enrekang dalam tiga indikator tersebut berpengaruh sedang dan diantara ketiga indikator tersebut yang paling tinggi pengaruhnya adalah keterlibatan karena pemuda tani ikut terlibat dalam pengolahan lahan, paska panen dan pemasaran serta pameran kelompok merupakan kegiatan yang sering dilakukan oleh pemuda petani,
42
dan kegiatan mengikuti kelompok tani merupakan kegiatan yang sering dilakukan pemuda petani sebagai perwakilan orang tuannya, apabila orang tuanya tidak hadir dimana pemuda tani saling bekerja sama dalam setiap kegiatan yang dilakukan sehingga pemuda tani di Desa Butu-Batu, Kacamatan. Enrakang, Kabupaten. Enrekang saling membantu satu sama lain. Faktor lingkungan menjadi salah satu yang mendorong pemuda tani ikut terlibat dalam suatu kegiatan meskipun pemuda petani tersubut tidak tertarik dan tidak senang melakukan kegiatan tersebut dan keterlibatan dalam suatu kegiatan menjadi salah satu kewajiaban yang ada di Desa tersebut.
43
VI . KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dari penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Motivasi pemuda tani dalam regenerasi usaha pertanian di Desa Buttu-Batu, Kecamatan. Enrekang, Kabupaten. Enrekang yaitu internal berada kategori tinggi dengan nilai observasi rata-rata sebesar 2,414 dengan persentase rata-rata 80,468%. Sedangkan eksternal berada kategori sedang dengan nilai observasi rata-rata sebesar 1,8 dengan persentase nilai observasi rata-rata 60,00%.
2. Minat pemuda tani dalam regenerasi usaha pertanian di Desa Buttu-Batu Kecamatan. Enrekang, Kabupaten. Enrekang kategori sedang dengan skor rata-rata 2,30, kategori tinggi dengan indikator keterlibatan.
6.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan dan keadaan keterbatasan dalam penelitian ini, maka dapat ditemukan saran sebagai berikut: perlu dilakukan sosialisasi pertanian oleh penyuluhan pertanian di Desa Buttu-Batu, Kecamatan. Enrekang, Kabupaten. Enrekang untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para pemuda tani, serta usaha untuk mendorong sikap petani agar lebih respontif sehingga mereka akan selalu berupaya untuk meningkatkan usahanya seperti peningkatan kualitas padi dan jagung di Desa.
44 DAFTAR PUSTAKA
Aji Wahyu Santoso, Lukman Effendy & Endang Krisnawati. 2020. Percepatan Regenerasi Petani Pada Komunitas Usaha Tani Sayuran di Kecamatan Semarang Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat. Fakultas Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor.
Arikunto, S. 2002, Metodologi Penelitian Suatu Pendekatn Proposal, Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Agu, Sujanto,2014. Psikologi Kepribadia. Penerbit Bumi Aksara. Jakarta.
Bagus, D. 2009. Defenisi, Faktor Yang Mempengaruhi dan alat Ukur Efektifitas kerja. http;//www.google.com. Diakses pada tanggal 3 Agustus.
Batoa. 2007. Pengertian Tanggungan Keluarga. http://www,google.com. Diakses pada tanggal 31 Maret 2015.
Denim, Sudarman.2004. Motivasi, Kepemimpinan & Efektivitas kelompok.Jakarta
:PT Rineka Cipta
Eka Mashari. 2014. Motivasi Petani Dalam Bubidaya Tanaman Buah Naga. Skripsi Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar
Hasibuan, melayu. S.P 2007, Manajemen sumber Daya manusia perusahaan
bandung, PT bum Aksa.
Hendri, M. 2014. Persepsi Pemuda Pencari Kerja Terhadap Pekerjaan Sektor Pertanian Dan Pilihan Pekerjaan Di Desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor.Skripsi.Institut Pertanian Bogor.
Hamyana.2014. Preferensi Generasi Muda Di Bidang Pertanian Jurnal Agriekstensia 13 (2) 15-31 Katchove Al, Ahearn M. 2014.Farm land ownership and
leasing: implication for young and beginning farmers. Agricultural Economics staff paper # 486. Lexington, ky (us) : university of Kentucky, Department of Agricultural Economics.
Maslow, A. H. 1994. Motivasi dan Kepribadian : Teori Motivasi dengan Rancangan
45
Marza, A. R. 2018. Faktor-faktor yang Mengpengaruhi Minat Pemuda Pedesaan Dalam Melanjutkan Usaha Tani Padi di Kabupaten Lampung Tengah,. Skripsi. Universitas lampung. Bandar Lampung. https://bitly/2Snzcjh.3 Februari 2019.
Muksin, Amri Jaki, Margono Slamet dan Djoko Susanto 2009. Kualifikasi Pemuda
Tani Perdesaan di Jawa Timur, fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian
Bogor.
Moeher.2001 Pengantar Ekonomi Pertanian. Bumi Aksari : Jakarta
Mosher.2000. Pengertian Pengalaman berusaha tani. http://www.google.com. Diakses pada tanggal 17 April 2015.
Padmiwiharjo 2004. Menata Kembali Penyuluhan Pertanian di Era Pembangunan Agribisnis. Jakarta (ID) Depertemen Pertanians
Rahmat Mauluddin. 2018. Balai Pertanian di Kabupaten Enrekang Dengan Pendapatan Arsitektur Ekologis. Skripsi Fakulatas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negri Alaudddin Makassar.
Slameto. 2015. Bejalar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta : Reneka cipta Soemanto, 2006. Pengertian Motivasi. http:www.google.com. Pengertian Motivasi Siagian, S.P., 2004. Teori Motivasi dan Aplikasnya. Jakarta.Rineka cipta
Suratiyah. 2015. Ilmu usahatani. Jakarta : Penebar swadaya Sujanto, A 2014. Psikologi umum. Jakarta : Bumi Aksara
46
L
A
M
P
I
R
A
N
47 Lampiran 1
DAFTAR PERTANYAAN
Bagian I : DATA PRIBADIIsilah titik-titik di bawah ini dan berikan tanda ( ) pada salah satu jawaban yang anda pilih.
I. Identitas Responden
1. Nama : 2. Alamat :
3. Jenis Kelamin : ( ) Laki-laki ( ) Perempuan 4. Usia : tahun
5. Pendidikan :
6. Jumlah Tanggungan Keluarga : 7. Lama berusahatani : 8. Luas Lahan : Ha
II. Daftar Pertanyaan Untuk Petani Responden
Berikan tanda centang ( ) pada salah satu pilihan jawaban yang telah tersedia.
A. Faktor internal yang mempengaruhi motivasi pemuda tani dalam regenerasi usaha pertanian