• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAMPAK MEDIA JEJARING SOSIAL TERHADAP PENGGUNAAN GAYA BAHASA GAUL PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 14 MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAMPAK MEDIA JEJARING SOSIAL TERHADAP PENGGUNAAN GAYA BAHASA GAUL PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 14 MAKASSAR"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

ADRIAN DJAHARUDDIN 10533 7266 13

1

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA 2017

(2)
(3)
(4)

iv

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Judul : Dampak Media Jejaring Sosial Terhadap Gaya Bahasa

Gaul Pada Siswa SMA Negeri 14 Makassar.

Nama : Adrian Djaharuddin

Nim : 10533 7266 13

Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas : FakultasKeguruan dan Ilmu Pendidikan

Setelah diperiksa dan diteliti ulang, maka Skripsi ini telah memenuhi persyaratan dan layak untuk diujikan.

Makassar, Agustus 2017

Disetujui oleh:

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. A. Rahman Rahim, M. Hum. Andi Paida, S.Pd., M.Pd.

Mengetahui:

Dekan FKIP Ketua jurusan

Unismuh Makassar Pendidikan Bahasa Indonesia

Erwin Akib, M.Pd., Ph. D. Dr, Munirah, M.Pd

(5)

v

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Adrian Djaharuddin

Nim : 10533 7266 13

Jurusan : PendidikanBahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Judul Skripsi : Dampak Media Jejaring Sosial Terhadap Gaya

Bahasa Gaul Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 14 Makassar.

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan tim penguji adalah hasil karya saya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau dibuatkan oleh siapapun.

Demikian pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, September 2017 Yang Membuat Pernyataan

Adrian Djaharuddin 10533 7266 13

(6)

vi

SURAT PERJANJIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Adrian Djaharuddin

Nim : 10533 726613

Jurusan : PendidikanBahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas : FakultasKeguruan dan Ilmu Pendidikan

Judul Skripsi : Dampak Media Jejaring Sosial Terhadap Gaya

Bahasa Gaul Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 14 Makassar.

Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut :

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya akan menyusun sendiri skripsi, saya akan (tidak dibuatkan oleh siapapun). 2. Dalam menyusun skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan

pembimbing yang telah ditetapkan oleh pemimpin fakultas.

3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (Plagiat) dalam penyusunan skripsi. 4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti butir 1,2 dan 3, saya bersedia

menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku. Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, September 2017 Yang Membuat Perjanjian

Adrian Djaharuddin NIM : `10533 7266 13

(7)

vii

“Bertakwalah kepada Allah maka Allah akan mengajarimu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu” (QS. Al-Baqarah ayat 282).

Aku persembahkan karya ini untuk: Kedua orang tuaku tersayang, pendamping hidupku kelak, dan sahabatku tercinta, atas doanya maupun kesabarannya menemaniku melalui proses ini, hingga pada akhirnya harapanku terwujud dan menjadi kenyataan

(8)

viii

semesta penulis panjatkan kehadirat-Nya, semoga salawat dan salam senantiasa tercurah pada Rasulullah Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan orang-orang yang senantiasa istiqamah untuk mencari Ridha-Nya hingga di akhir zaman.

Skripsi dengan judul “DampakMedia Jejaring Sosial Terhadap Penggunaan Gaya Bahasa Gaul pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 14Makassar” diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

Berbekal dari kekuatan dan ridha dari Allah Swt. semata, maka penulisan skripsi ini dapat terselesaikan meski dalam bentuk yang sangat sederhana. Tidak sedikit hambatan dan rintangan yang penulis hadapi, akan tetapi penulis sangat menyadari sepenuhnya bahwa tidak ada keberhasilan tanpa kegagalan. Oleh sebab itu, hanya dari pertolongan Allah Swt. yang hadir lewat uluran tangan serta dukungan dari berbagai pihak. Karenanya, penulis menghaturkan terima kasihatas segala bantuan modal dan spritual yang diberikan dalam menyelesaikan skripsi ini.

Oleh karena itu, ucapan terima kasih dan penghargaan teristimewa dengan segenap cinta dan hormat ananda haturkan kepada ayahanda Djaharuddin dan Dra Nurhayatiatas pengorbanan, doa, cinta dan kasih sayang, yang tak pernah terputus, tercurah sejak penulis berada dalam kandungan, detik ini dan hingga kapan pun. Berkat semua ini, penulis mampu mengarungi hidup dengan penuh semangat dan

(9)

ix

Ucapan terima kasih dan penghargaan istimewa juga penulis sampaikan kepadaDr. A. Rahman Rahim, M.Hum.danAndi Paida, S.Pd., M.Pd. pembimbing I dan pembimbing II yang telah meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan, motivasi, arahan dan semangat kepada penulis sejak penyusunan proposal hingga terselesainya skripsi ini.

Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-setingginya kepada Dr. H. Abd. Rahman Rahim, SE.,MM.Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.Erwin Akib, M.Pd., Ph.D.Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar.IbuDr. Munirah, M.Pd. dan Bapak Syekh Adilatif, M.Pd. Ketua dan Sekertaris Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia serta kakanda Muhammad Dahlan, S.Pd., M.Pd. yang selalu memberiku semangat dan motivasi untuk menjadi orang yang sukses dan berguna bagi bangsa dan negara, seluruh Dosen dan para Staf pegawai dalam lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membekali penulis dengan dengan serangkaian ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis.

KakakkuIhwan Djaharuddin, Rara Angraeniyang selalu menjadi motivasi untuk menjadi yang lebih baik. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada Nur Hazanah Ismail yang telah menemaniku selama ini dalam suka dan duka serta memberiku semangat dalam melangkah, para sahabatku (Muh Imran Anny, Muh

(10)

x

kelas A atas segala kebersamaan, motivasi, saran, dan bantuannya kepada penulis.

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa

mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak, selama saran dan kritikan tersebut sifatnya membangun karena penulis yakin suatu persoalan tidak akan berarti sama sekali tanpa adanya kritikan. Mudah-mudahan dapat memberi manfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri pribadi penulis. Amin.

Makassar, Agustus 2017

(11)

xii

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

SURAT PERNYATAAN ... iv

SURAT PERJANJIAN ... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... ix BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 3 C. Tujuan Penelitian ... 4 D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA KERANGKA PIKIR ... 6

A. Kajian Pustaka ... 6

1. Hasil Penelitian yang Relevan ... 6

2. Pengertian Gaya Bahasa ... 8

3. Jenis-jenis Gaya Bahasa ... 10

4. Fungsi Gaya Bahasa ... 20

(12)

xiii

9. Media... 31

B. Kerangka Pikir ... 32

BAB III METODE PENELITIAN ... 35

A. Jenis Penelitian ... 35

B. Populasi dan Sampel ... 35

C. Data dan Sumber data ... 36

D. Defenisi Istilah Variabel ... 36

E. Instrumen Penelitian... 37

F. Teknik Pengumpulan data ... 37

G. Teknik Analisis Data ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 39

A. Hasil Penelitian ... 39

B. Pembahasan ... 39

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 48

A. Simpulan ... 48

B. Saran ... 48 DAFTAR PUSTAKA

(13)

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi dinegara Indonesia, sebagaimana tercantum dalam ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928. Selain itu, di dalam UUD 1945 tercantum pasa khusus (Bab. XV, pasal 36) mengenai kedudukan Indonesia yang menyatakan bahwa bahasa negara ialah bahasa Indonesia. Dengan demikian, bahasa Indonesia selayaknya digunakan oleh seluruh masyarakat sebagai cara berkomunikasi antarawarga, antardaerah, dan antarsuku bangsa. Adapun penggunaan bahasa indonesia dalam percakapan terbagi menjadi dua jenis, yaitu gaya bahasa formal dan nonformal.

Bahasa Indonesia bukanlah sebuah sistem yang tunggal. Bahasa indonesia sebagai bahasa yang hidup mempunyai berbagai variasi penggunaan yang masing-masing ada fungsinya sendiri dalam kegiatan berkomunikasi. Variasi yang digunakan itu sejajar, artinya tidak ada yang lebih baik dari yang lain, (Tarman, 2013:9).

Seiring perkembangan zaman khususnya dinegara indonesia semakin terlihat pengaruh yang diberikan oleh bahasa gaul terhadap bahasa Indonesia dalam penggunaan tata bahasanya. Penggunaan bahasa gaul oleh masyarakat khususnya pada siswa menimbulkan dampak negatif terhadap perkembangan bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa.

(14)

Dewasa ini, banyak siswa memakai bahasa gaul dan diperparah dengan generasi muda Indonesia juga tidak terlepas daari pemakaian bahasa gaul ini. Bahkan generasi muda Indonesia inilah yang banyak memakai bahasa gaul daripada pemakaian bahasa Indoensia.

Pemakaian gaya bahasa di era modern sekarang ini mulai diabaikan oleh masyarakat, terutama dikalangan remaja. Remaja enggan menggunakan gaya bahasa yang baik dan benar sesuai kaidah-kaidah bahasa Indonesia dalam percakapan yang seharusnya digunakan tetapi tidak menggunakannya lagi karena dianggap ketinggalan zaman. Banyak para remaja yang menggunakan gaya bahasa nonformal dalam percakapan sehari-hari. Mengingat semakin berkembangnya arus komunikasi, maka remaja atau siswa telah mengesahkan pemakaian bahasa slang disetiap situasi dan tidak memperhatikan keadaan dengan siapa dan dimana mereka menggunakan bahasa tersebut.

Bahasa slang atau yang biasa disebut dengan bahasa gaul telah menjadi fenomena sosial dalam bidang bahasa, karenapenggunaan bahasa gaul sudah semakin banyak ditemukan pada berbagai media di Indonesia, baik media cetak maupun elektronik. Bahasa gaul adalah bahasa senantiasa berkembang, banyak sekali kata-kata yang menjadi kuno ataupun usang disebabkan oleh perkembangan zaman. Penggunaan bahasa gaul dikalangan remaja yang semakin tinggi intensitasnya membuat kosa kata dalam bahasa gaul semakin bertambah dan rumusan pembentukannya pun menjadi tidak tetap.

(15)

Media sosial merupakan sarana komunikasi untuk memperluas wawasan, pergaulan serta pertemanan dalam lingkup global yang terhubung melalui internet. Adapun yang tercakup di dalam media sosial ialah

Facebook, Instagram, WhatsApp, Twitter, Tumblr,dan Path.

Media sebagai salah satu sarana informasi dan komunikasi ternyata juga memiliki peran penting dalam memberikan panduan mengenai gaya berbahasa terkini. Kalangan remaja dalam usianya yang masih belum stabil dengan sangat mudah menyerap dan mengikuti bahasa yang ditampilkan di media.

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti memilih lokasi SMA Negeri 14 Makassar sebagai lokasi penelitian karena SMA Negeri 14 merupakan sekolah yang dekat dengan pusat kota yang secara tidak lansung member dampak terhadap penggunaan bahasa sehari-hari siswa yang mulai mengikuti arus modernisasi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, penulis merumuskan permasalahan dalampenelitian ini yaitu bagaimanakah dampak pengaruh media jejaring sosial terhadap penggunaan gaya bahasa gaul pada siswa kelas XI SMA Negeri 14 Makassar?

(16)

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak positif dan negatif media jejaring sosial terhadap penggunaan gaya bahasa gaul pada siswa kelas XI SMA Negeri 14 Makassar.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dalam penelitian kepada pembaca, baik yang bersifat teoretis maupun praktis, manfaat tersebut sebagai berikut:

1. Manfaat teoretis dari hasil penelitian ini dapat menambah informasi mengenai pengaruh media jejaring sosial secara langsung terhadap penggunaan gaya berbahasa siswa. Penulis juga ingin menyadarkan siswa untuk dapat memilih bahasaa yang ditimbulkan dalam media jejaring sosial, menerapkan yang baik dan tidak meniru yang buruk atau tidak sopan.

2. Manfaat praktis bagi peneliti dapat menambah wawasan nilai pendidikan khususnya pendidikan bahasa Indonesia dalam penggunaan media jejaring sosial terhadap penggunaan gaya bahasa gaul dan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan dikembangkan lebih lanjut.

(17)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka

1. Penelitian yang Relevan

Beberapa orang juga telah melakukan penelitian yaitu Della Nadya (2011). Pengaruh Media Terhadap Gaya Bahasa Remaja. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa seluruh responden memiliki setidaknya satu buah akun jejaring sosial. Bahkan, 50 pesen dari responden diketahui memiliki akun jejaring sosial lebih dari 2 buah akun

Responden yang hanya memiliki akun Facebook saja sebesar 10 persen, sedangkan yang hanya memiliki akun Twitter saja berjumlah 15 persen. Responden yang memiliki baik akun facebook dan Twitter sebesar 25 persen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan kata-kata Slang dalam gaya bahasa remaja cukup

tinggi. Berdasarkan hasil survei, diketahui bahwa penggunaan kata-kata Slang yang tinggi diimbangi dengan intensitas penggunaan media

jejaring sosial yang tinggi pula.

Data ini menunjukkan adanya ketertarikan antara intensitas penggunaan media jejaring sosial terhadap gaya bahasa remaja. Ketertarikan ini akan dibahas pada bagian pembahasan kedua. Berdasarkan data pada grafik diatas terlihat jelas, bahwa penggunaan

5 6

(18)

gaya bahasa yang benar dalam percakapan remaja sehari-hari (responden) sangat rendah. 65 persen responden hanya menggunakan 0-10 kata saja dari 62 kata dengan gaya bahasa yang benar. Di sisi lain, ternyata hanya 5 persen responden yang tingkat penggunaan gaya bahasa yang benar dalam percakapan sehari-hari cukup tinggi, yaitu 41-51 kata dari 62 kata.

Selain itu, Andi Afifah, (2013). Analisis Pergaulan di SMA Negeri 8 Bulukumba. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peneliti berkesimpulan dalam penelitiannya rata-rata 90 persen siswa sering menggunakan bahasa gaul dalam kesehariannya baik dalam sehari-hari maupun dalam media sosial.

Nina Nurhasanah, (2014). Pengaruh Bahasa Gaul Terhadap Bahasa Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bahasa gaul memiliki pengaruh kuat terhadap perkembangan berbahasa Indonesia, umumnya dalam hal bertutur kata. Bahasa yang digunakan oleh remaja ini muncul dari kreativitas mengolah kata baku dalam bahasa Indonesia menjadi kata tidak baku dan cenderung tidak lazim pemakaian bahasa gaul dapat terlihat di iklan televisi, jejaring sosial dan lain-lain. Inilah kenyataan bahwa tumbuhnya bahasa gaul ditengah keberadaan bahasa Indonesia tidak dapat dihindari, hal ini karena pengaruh perkembangan teknologi serta pemakaiannya oleh sebagian besar remaja sehingga cepat atau lambat bahasa Indonesia akan tergeser keberadaannya.

(19)

Oleh karrena itu, penelitian tertarik untuk membahas permasalahan tersebut untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Media Jejaring Sosial Terhadap Penggunaan Bahasa Gaul pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 14 Makassar”.

Dengan demikian, jelas terdapat perbedaan antara penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya dengan penelitian ini. Penelitian sebelumnya berfokus pada kajian kesastraan penggunaan gaya bahasa formal sedangkan penelitian ini dilakukan pada siswa remaja penggunaan gaya bahasa gaul atau bahasa slang nonformal dan penelitian ini termasuk dalam penelitian kebahasaan.

2. Pengertian Gaya Bahasa

Gaya atau style adalah cara menungkapkan diri sendiri, dengan

cara berbahasa, tingkah laku, berpakaian, dan sebagaianya. Bila dilihat dari segi bahasa, maka gaya berbahasa adalah cara menggunakan bahasa. Gaya bahasa kita bisa menilai pribadi seseorang dan kemampuan seseorang dalam menggunakan bahasa tersebut.

Menurut Sudjiman (1998:13) menyatakan bahwa sesungguhnya gaya bahasa dapat digunakan dalam segala ragam bahasa, baik ragam bahasa lisan, tulis, nonsastra, maupun ragam sastra, karena gaya bahasa adalah cara menggunakan bahasa dalam konteks tertentu oleh orang tertentu untuk maksud tertentu.

Menurut Kridaklasana (2001:25) penjelasan istilah gaya bahasa secara luas yaitu pertama, pemanfaatan atas kekayaan bahasa oleh

(20)

seseorang dalam bertutur atau menulis. Kedua, pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu. Ketiga, keseluruhan ciri-ciri bahasa sekelompok penulis sastra.

Keraf (2007:113) mengemukakan bahwa gaya bahasa adalah cara

mengungkapkan pikiran melalui bahasa sastra khas yang

memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis.

Untuk membedakan gaya bahasa yang baik dan gaya bahasa yang buruk, Gorys Keraf dalam bukunya Diksi dan Gaya bahasa, memaparkan tiga unsur dalam gaya bahasa yang baik. Ketiga unsur tersebut unsur adalah kejujuran, sopan-santun, dan menarik.

1) Kejujuran: gaya bahasa mengikuti aturan-aturan atau kaidah yang baik dan benar dalam berbahasa.

2) Sopan-santun: gaya bahasa memberikan penghargaan atau menghormati orang lain yang diajak bicara, khususnya pendengar atau pembaca. Rasa hormat ini diwujudkan melalui gaya bahasa yang menggunakan ungkapan-ungkapan jelas dan singkat.

3) Menarik: penggunaan gaya bahasa yang variatif akan menghindari monotomi dalam nada, struktur, dan diksi. Selain itu, gaya bahasa yang menarik juga memiliki kosakata yang luas serta mengandung tenaga untuk menciptakan rasa gembira dan nikmat.

Dari beberapa pendapat para ahli yang telah diuraikan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa gaya bahasa adalah cara

(21)

mengungkapkan pikiran serta perasaan melalui kata-kata dengan gaya bahasa sendiri baik dalam lisan maupun tertulis.

3. Jenis-jenis Gaya Bahasa 1) Gaya Bahasa Hiperbola

Hiperbola adalah sejenis gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang melebih-lebihkan jumlahnya, ukurannya dan sifatnya dengan maksud memberi penekanan pada suatu pernyataan atau situasi untuk memperhebat, meningkatkan kesan pengaruhnya. Gaya bahasa ini melibatkan kata-kata, frase, atau kalimat (Guntur Tarigan 2009: 55). Dengan kata lain hiperbola ialah ungkapan yang melebih-lebihkan apa yang sebenarnya dimaksudkan: jumlahnya, ukurannya, atau sifatnya. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa gaya bahasa hiperbola adalah jenis gaya bahasa yang mengandung ungkapan yang melebih-lebihkan baik itu jumlah, ukuran, dan sifatnya. Contoh:

(1) Dengan new Jupiter Z kamu bisa tampil lebih percaya diri !. (2) Honda naik kelas

2) Gaya Bahasa Litotes

Kata ini berasal dari bahasa Yunani dan berarti “Kesederhanaan”. Berbeda dengan hiperbola, majas ini digunakan untuk melemahkan ungkapan pikiran, jadi untuk menam- pilkan gagasan tentang sesuatu yang kuat atau besar dengan ungkapan yang lemah.

(22)

Sebenarnya, yang dikemukakan dengan kata gubuk itu, mungkin saja rumah yang besar dan mewah, tetapi si pengujar ingin menampilkan kesan kecil, sehingga ia Gaya bahasa ini tidak pernah digunakan untuk reklame karena apabila reklame menggunakan jenis gaya bahasa ini otomatis konsumen tidak akan tertarik untuk membeli produk yang ditawarkan ataupun sesuatu yang di promosikan oleh reklame tersebut.

3) Gaya Bahasa Ironi

Dalam ironi, pengujar menyampaikan sesuatu yang sebaliknya dari apa yangingin dikatakannya, jadi di sini terdapat satu penanda dengan dua kemungkinanpetanda. Ironi mengandung antonimi atau oposisi antara kedua tataran isi. Ironi juga mengandung kesenjangan yang cukup kuat antara makna harfiah dan makna kiasan. Maka di dalam ironi terdapat keharusan yang sering bertumpu pada makna inversi semantis, baik secara keseluruhan maupun sebahagian. Hal ini menjadi ciri ironi. Apabila dilihat dari wilayah maknanya, ironi tidak banyak berbeda dengan majas pertentangan lainnya. Namun dalam ironi salah satu bentuk (penanda) tidak hadir, jadi bersifat implisit. Perlu diingat bahwa pemahaman ironi sangat tergantung dari konteks (bahkan beberapa ahli bahasa membedakan ironi dari majas lainnya, karena hal tersebut).

Apabila konteks tidak mendukung ironi, maka ujaran yang mengandung ejekan dapat menjadi pujian.

(23)

Contoh: “Wah, pemerintah sekarang memangsukses,ya!

“Benarkah pendapatmu demikian?”

“Ya, tentu saja, sukses dalam menaikkan harga-harga”

Di sini, tampak ada dua petanda. Leksem sukses biasanya

mengandung komponenmakna positif, tetapi kadang-kadang juga dapat mempunyai makna negatif apabilakonteks mendukungnya. Pada ujaran

pertama, leksem sukses masih mengandungkemungkinan bermakna

positif (sebagaimana lazimnya), namun pada ujaran yang ke-3 leksem itu diikuti frasa “menaikkan harga-harga” yang secara konotatif mempunyai makna negatif. Oposisi makna ini menunjukkan adanya ironi. Di sini,konteks bersifat tekstual, sehingga tidak mungkin ada makna pujian. Berkatkonteksnya, ujaran yang mengandung gagasan positif, dapat menyembunyikanmakna yang negatif. Berikut ini dikemukakan bagan wilayah makna ironi:

Sebenarnya, hampir semua majas memerlukan konteks, baik tekstual maupunsituasional. Meskipun demikian, ironi selalu terdiri dari unsur pragmatika khusus: mengujarkan sesuatu dengan ironis selalu kurang lebih ditujukan pada sasaran bulan-bulanan. Dikatakan bahwa ironi sering kali digunakan untuk mengolokolok. Menyam paikan sesuatu dengan ironis adalah menggunakan kosakata yang seakan meninggikan nilai padahal merendahkannya. Selain perubahan petanda,dalam ironi juga ada perubahan acuan.

(24)

4) Gaya Bahasa Oksimoron

Oksimoron adalah suatu acuan yang berusaha untuk

menggabungkan kata-katauntuk mencapai efek yang bertentangan, namun sifatnya lebih padat dan tajam dari paradoks. Misalnya :

Keramah-tamahan yang bengis.

5) Gaya Bahasa Paronomasia

Paronomasia adalah gaya bahasa yang berisi penjajaran kata-kata yang berbunyisama tetapi bermakna lain; kata- kata yang sama bunyinya tetapi artinya berbeda. Istilah Paronomasia ini sering juga disamakan dengan yang mengandung maknayang sama (Keraf, 2007). Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa gaya bahasaParonomasia adalah gaya bahasa yang berisi penjajaran kata-kata yang berbunyi sama yang memiliki arti yang sama maupun berbeda.

Contoh:

(1) Centralite, lebih terang lebih hemat lebih tahan lama. (2) “semakin dekat semakin teriamin purnajual”

6) Gaya Bahasa Paralepsis

Paralepsis gaya bahasa yang merupakan suatu formula yang digunakan sebagaisarana untuk menerangkan bahwa seseorang tidak mengatakan apa yang tersiratdalam kalimat itu sendiri.Contoh: Juallah segera ubi itu ke kota (ih....) yang saya maksud ke desa.

(25)

7) Gaya Bahasa Zeugma dan Silepsis

Silepsis dan zeugma adalah gaya di mana orang mempergunakan dua konstruksirapatan dengan menghubungkan sebuah kata dengan dua kata lain yangsebenarnya hanya salah satu yang mempunyai hubungan dengan kata pertama.Dalam silepsis, konstruksi yang dipergunakan itu secara gramatikal benar, tetapi secara semantik tidak benar.

Misalnya: Ia sudah kehilangan topi dansemangatnya.

8) Gaya Bahasa Satire

Satire adalah ungkapan yang menertawakan atau menolak sesuatu. Bentuk initidak harus bersifat ironis. Satire mengandung kritik tentang kelemahan manusia. Misalnya : Jangan pernah berpikir kau adalah

dewa, menghadapi masalah seperti ini pun kau sudah kewalahan.

9) Gaya Bahasa Inuendo

Inuendo adalah semacam sindiran dengan mengecilkan kenyataan yangsebenarnya. Misalnya : Setiap ada pesta ia pasti sedikit mabuk

karena kebanyakan minum. 10) Gaya Bahasa Antifrasis

Antifrasis adalah semacam ironi yang berwujud penggunaan sebuah kata denganmakna kebalikannya, yang bisa saja dianggap sebagai ironi sendiri. Misalnya :Lihatlah sang raksasa telah datang

(26)

11) Gaya Bahasa Paradoks

Paradoks adalah opini atau argumen yang berlawanan dengan pendapat umum,bisa dianggap aneh atau luar biasa. Dikatakan juga paradoks, suatu proposisi yangsalah tetapi sekali gus juga benar. Sering kali di balik gagasan yangmengherankan, paradoks menyembunyikan kebenaran yang dapat dipertahankan.Dalam majas ini, ada dua penanda yang mempunyai makna yang beroposisi.Kedua penanda muncul, jadi tidak bersifat implisit. Namun, oposisi itu ada dalammakna kata saja, sedangkan di dalam kehidupan seringkali paradoks itu tidakmerupakan oposisi melainkan menguat- kan makna. Contoh: “Aku merasa

kesepian di tengah keramaian ini.”

Berikut ini akan dikemukakan bagan wilayah makna: Bagan wilayah makna iniperlu dikemukakan dalam lingkup konteks pengujaran (di sini dikemukakan dengan bentuk persegi panjang) karena bila tidak, majas paradoks tak akan dipahami dan kata-kata yang ada hanya akan dianggap aneh..

Di dalam leksem kesepian terdapat komponen makna ..tidak

ramai”. Sehinggatentu saja beroposisi dengan leksem keramaian.Dalam tataran denotatif gagasan yang beroposisi ini tidak mempunyai konteks (pendapat”umum”). Sehingga tampak mengherankan atau aneh. Walaupun demikian, secara konotatif, keduanya merupakan paradoks, karena sebenarnya hal ini sering terjadi bila seseorang merasa tidak

(27)

mempunyai hubungan dengan orang-orang yang berada di sekitarnya. Inilah yang disebut paradoks.

Contoh lain: “meskipun hatinya sangat panas, kepalanya tetap

dingin.”Leksem panas dan leksem dingin mengandung komponen makna yangberlawanan. Ujaran itu tampak aneh, luar biasa, karena hati dan kepala yang dimaksud, berada dalam diri satu orang manusia. Jadi acuannya tidak sesuai dengan pendapat “umum”. Meskipun demikian. Secara konotatif, hal itu bisa sajaterjadi, bahkan seharusnya demikian. Inilah yang disebut paradoks.

12) Gaya Bahasa Klimaks

Kata klimaks dari bahasa Yunani “klimax” yang berarti tangga. Klimaks adalah sejenis gaya bahasa yang berupa susunan ungkapan yang semakin lamasemakin mengandung penekanan; kebalikannya adalah antiklimaks.

Gaya bahasa klimaks diturunkan dari kalimat yang bersifat periodik. Klimaks adalah semacam gaya bahasa yang mengandung urutan-urutan pikiran yang setiapkali semakin meningkatkan kepentingannya dari gagasan-gagasansebelumnya.(Keraf, 2007).

Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa gaya bahasa klimaksadalah gaya bahasa yang digunakan untuk menyatakan beberapa peristiwa. Halatau keadaan secara berturut-turut mulai dari urutan pikiran yang nilai ataufungsinya kurang penting kemudian meningkat keurutan pikiran yang lebihpenting.

(28)

Contoh:

a. Nikmati serunya internetan di PONSEL LEPTOP atau PC dengan FlashUnlimited.

b. Ingin sehat, bayar murah dan dapatkan kesehatan berguna...sering seringlahpakai Treadmill JACO.

13) Gaya Bahasa Antiklimaks

Gaya bahasa antiklimaks adalah kebalikan gaya bahasa klimaks. Antiklimaksdihasilkan oleh kalimat yang berstruktur mengendur. Kalimat yang bersifat kendur yaitu bila bagian kalimat yang mendapat penekanan ditempatkan pada awal kalimat.

Sebagian gaya bahasa antiklimaks merupakan suatu acuan yang berisi gagasan yang diurutkan dari yang terpenting berturut-turut ke gagasan yang kurang penting (Keraf, 2007).

Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa gaya bahasaantiklimaks adalah gaya yang digunakan untuk menyatakan beberapa peristiwa, hal atau keadaan secara berturut-turut, mulai dari urutan pikiran yang paling penting ke urutan pikiran yang kurang penting.

Contoh:

(1) Kamera 12 megapixels, harga 10 megapixels!!!

(2) Motor otomatis berkecepatan tinggi dengan mesin 125 cc yang seirit 115 cc.

(29)

14) Gaya Bahasa Apostrof

Apostrof adalah semacam gaya yang berbentuk pengalihan amanat dari para hadirin kepada sesuatu yang tidak hadir. Cara ini biasanya dilakukan oleh orator klasik. Dalam pidato yang disampaikan kepada suatu massa, si orator secara tiba-tiba mengarahkan pembicaraan langsung kepada sesuatu yang tidak hadir: kepadamereka yang sudah meninggal, atau kepada barang atau objek khayalan atausesuatu yang abstrak, sehingga tampaknya ia tidak berbicara kepada hadirin. Misalnya : Hai kamu dewa-dewa yang berada di surga, datanglah

danbebaskanlah kami dari belenggu penindasan ini.

15) Gaya Bahasa Anastrof dan Inversi

Anastrof atau inversi adalah semacam gaya bahasa retoris yang diperoleh denganpembalikan susunan kata yang biasa dalam kalimat. Misalnya: Pergilah iameninggalkan kami, keheranan kami melihat

perangainya.

16) Gaya Bahasa Apofasis dan Preterisio

Apofasis atau disebut juga dengan preterisio merupakan sebuah gaya dimanapenulis atau pengarang menegaskan sesuatu, tetapi nampaknya menyangkal. Berpura-pura membiarkan sesuatu berlalu, tetapi sebenarnya ia menekankan hal itu. Misalnya : Saya tidak mau

mengungkapkan dalam forum ini bahwa saudaratelah menggelapkan

(30)

17) Gaya Bahasa Histeron Preteron

Histeron proteron adalah semacam gaya bahasa yang merupakan kebalikan darisesuatu yang wajar, misalnya menempatkan sesuatu yang terjadi kemudian padaawal peristiwa. Gaya bahasa ini juga disebut hiperbaton. Misalnya : Keretamelaju dengan cepat di depan

kuda yang menariknya.

18) Gaya Bahasa Hipalase

Hipalase adalah semacam gaya bahasa di mana sebuah kata tertentu digunakanuntuk menerangkan sebuah kata, yang seharusnya dikenakan pada sebuah katayang lain. Misalnya : Ia berbaring di atas sebuah kasur yang gelisah. (yanggelisah adalah manusianya bukan

kasurnya).

19) Gaya Bahasa Sinisme

Sinisme adalah gaya bahasa yang menyatakan sesuatu dengan menggunakan halyang berlawanan dengan tujuan agar orang tersindir secara lebih tajam danmenusuk perasaan. Misalnya : Kau kan sudah

hebat, tak perlu lagi mendengarnasihat orang tua seperti aku ini!

20) Gaya Bahasa Sarkasme

Sarkasme adalah gaya bahasa yang melontarkan tanggapan secara pedas dan kasartanpa menghiraukan perasaan orang lain. Misalnya :

(31)

4. Fungsi Gaya Bahasa

Gaya bahasa merupakan bentuk retorik yaitu penggunaan kata-kata dalam berbicara dan menulis untuk mempengaruhi pembaca atau pendengar (Guntur Tarigan, 2009: 4). Bertolak dari pernyataan tersebut, dapat dilihat fungsi gaya bahasa yaitu sebagai alat untuk meyakinkan atau mempengaruhi pembaca atau pendengar.

Di samping itu, gaya bahasa juga berkaitan dengan situasi dan suasana karangan. Maksudnya ialah bahwa gaya bahasa menciptakan keadaan perasaan hati tertentu, misalnya kesan baik ataupun buruk, senang tidak enak dan sebagainya yang diterima pikiran dan perasaan karena pelukisan tempat, benda-benda, suatu keadaan atau kondisi tertentu (Ahmadi, 1990: 169). Selain pendapat di atas, Guntur Tarigan (2009: 4) Mengatakan bahwa kadangkadang dengan kata-kata belumlah begitu jelas untuk menerangkan sesuatu; oleh karena itu dipergunakanlah persamaan, perbandingan serta kata-kata kias lainnya.

Bertolak dari beberapa pendapat di atas, dapatlah dilihat fungsi gaya bahasa yaitu sebagai alat untuk memperkuat efek terhadap gagasan yang disampaikan, alat untuk memperjelas sesuatu dan alat untuk menciptakan keadaan hati tertentu. Berdasarkan beberapa pendapat tentang fungsi gaya bahasa yang telah dipaparkandi atas, dapat disimpulkan fungsi gaya bahasa adalah sebagai berikut:

(1) Gaya bahasa berfungsi sebagai alat untuk mempengaruhi atau meyakinkan pembaca atau pendengar, maksudnya gaya bahasa dapat

(32)

membuat pembaca atau pendengar semakin yakin dan percaya terhadap apa yang disampaikan penulis;

(2) Gaya bahasa berfungsi sebagai alat untuk menciptakan keadaan perasaan hati tertentu, maksudnya gaya bahsa dapat menjadikan pembaca hanyut dalam suasana hati tertentu, misalnya kesan baik atau buruk, senang, tidak enak dan sebagainya setelah mengetahui tentang apa yang disampaikan penulis;

(3) Gaya bahasa berfungsi sebagai alat untuk memperkuat efek terhadap gagasan yang disampaikan, maksudnya gaya bahasa dapat membuat pembaca atau pendengar terkesan terhadap agasan yang disampaikan penulis atau pembicara.

5. Penggunaan Gaya Bahasa a. Tinjauan tentang komunikasi

Manusia merupakan makhluk sosial. Secara naluriah, makhluk sosial membutuhkan berkomunikasi dengan sesama. Tidak ada manusia yang dapat hidup tanpa terjadinya komunikasi. Seiring dengan perkembangan zaman dan berkembang pesatnya teknologi bentuk komunikasi juga ikut berubah. Jika awalnya komunikasi berada pada lingkungan sekitar, kini jangkauan komunikasi setiap orang meluar karena adanya teknologi.

Menurut KBBI komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan berita antara dua orang atau lebih sehingga

(33)

pesan yang dimaksud dapat dipahami; hubungan; kontak (KBBI, 2008:721).

Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang-lambang yang bermakna bagi kedua pihak, dalam situasi yang tertentu komunikasi menggunakan media tertentu untuk mengubah sikap atau tingkah laku seorang atau jumlah orang sehingga ada efek tertentu yang diharapkan.

b. Jenis Komunikasi

Kita mengenal dua jenis atau kategori komunikasi:

1) Komunikasi lisan atau verbal, yaitu komunikasi menggunakan

kata-kata, hal itu diucapkan, maupun ditulis.

Komunikasi nirkata atau nonverbal, yaitu komunikasi

menggunakan bahasa tubuh, bahasa gerak atau gerak isyarat (gesture), atau gambar.

Berbekal pengetahuan jenis atau kategori komunikasi tersebut, dapat dikatakan bahwa komunikasi adalah perbuatan mentransfer pesan atau informasi dari satu tempat ke tempat lain, baik secara verbal atau lisan (menggunakan suara), tertulis (menggunakan barang cetak atau media digital seperti buku, majalah, laman, atau surel), maupun secara nirkata atau nonverbal (menggunakan bahasa tubuh, gerak isyarat (gesture), serta tekanan atau tinggi nada suara.

(34)

Kemampuan seseorang berkomunikasi diukur dari seberapa akurat informasi atau pesan yang dikirim oleh komunikator (pengirim informasi) dapat diterima oleh komunikan (penerima informasi) dan sebaliknya. Hal tersebut juga menjadi ukuran seberapa mahir kita berkomunikasi.

Mengasah dan mengembangkan kemahiran berkomunikasi dalam kehidupan keseharian adalah penting, karena dapat membantu keseluruhan aspek perikehidupan kita, baik dalam kehidupan sosial maupun kehidupan profesional. Kemampuan mengomunikasikan pesan atau informasi secara jelas, akurat, seperti yang dimaksudkan di atas adalah kecakapan hidup yang sangat vital dan tak dapat diabaikan. Jika Anda merasa belum memilikinya, jangan berkecil hati. Tak ada istilah terlambat untuk meningkatkan kemampuan anda berkomunikasi, karena hal tersebut akan meningkatkan kualitas hidup Anda. Contoh sederhana adalah ketika Anda melamar pekerjaan.

Saat itu anda sudah harus menunjukkan kemahiran Anda berkomunikasi. Mulai dari berbicara secara jelas, akurat, tegas, tetapi tetap menjaga sopan santun, menatap mata pewawancara. Satu hal lagi, latih

dan biasakan menyimak (listen) dengan cermat, tidak sekadar

mendengarkan (hear), dan menjawab pertanyaan secara cekatan dan

cerdas. Tidak tergesa-gesa atau terburu-buru. Pikirkan terlebih dahulu sebelum Anda mengatakan. Hal-hal itulah yang biasanya dituntut pemberi kerja dari seorang pencari kerja.

(35)

6. Bahasa Gaul

Bahasa gaul adalah ragam bahasa Indonesia nonstandar yang lazim digunakan di Jakarta pada tahun 1980-an. Ragam ini semuala diperkenalkan oleh generasi muda yang mengambilnya dari kelompok waria dan masyarakat terpinggir lain. (Harimurti Kridaklasana 2008). Kamus Linguistik (edisi Ke-Edisi Empat). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama).

Bahasa gaul adalah gaya bahasa yang merupakan perkembangan atau modifikasi dari berbagai macam bahasa, termasuk bahasa Indonesia sehingga bahasa gaul tidak memiliki sebuah struktur gaya bahasa yang pasti. Sebagian besar kata-kata dalam bahasa gaul remaja merupakan terjemahan, singkatan, maupun plesetan. Namun, terkadang diciptakan pula kata-kata aneh yang sulit dilacak asal usulnya.

Kalimat-kalimat yang digunaan umumnya kalimat tunggal. Bentuk-bentuk elip juga banyak digunakan untuk membuat susunan kalimat menjadi lebih pendek sehingga seringkali dijumpai kalimat-kalimat yang tidak lengkap. Dengan demikian menggunakan struktur yang pendek, pengungkapan makna menjadi lebih cepat yang sering membuat pendengar yang bukan penutur asli bahasa Indonesia mengalami kesulitan untuk memahaminya.

Sebagai bahasa nasional bahasa Indonesia merupakan alat komunikasi formal dan nonformal, ada konsekuensi logis terkait

(36)

dengan pemakaiannya sesuai dengan situasi dan kondisi. Pada kondisi tertentu, yaitu pada situasi formal pengguaan bahasa Indonesia yang benar menjadi prioritas utama. Penggunaan bahasa seperti ini sering menggunakan bahasa baku. Akan tetapi terkadang dalam suasana acara resmi seringkali dicampuri kata-kata yang tidak baku, inilah yang merusak dan membuat bahasa menjadi bercampur antara baku dan tidak.

Bahasa gaul dapat timbul dimana saja, bahasa yang digunakan oleh siswa pada umumnya ini muncul dari kreativitas mengolah kata baku dalam bahasa Indonesia menjadi kata yang tidak baku. Bahsa gaul kita seringkali dapati dimana saja, karena bahasa gaul dapat timbul dari beberapa media elektronik. Inilah kenyataan bahwa timbulnya bahasa gaul ditengah eksistensi bahasa Indonesia tidak dapat dihindari karena pengaruh perkembangan alat komunikasi yang terus berkembang tempat bahasa gaul bisa terus berkembang yang dipakai dikalangan remaja sehingga kemungkinan bahasa yang baku akan tergeser eksistensinya.

7. Jejaring sosial

Menurut Wikipedia jejaring sosial adalah suatu struktur sosial yang dibentuk dari simpul-simpul (yang umunya adalah individu atau organisasi) yang dijalin dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan dan lain-lain.

(37)

Jejaring sosial adalah struktur sosial yang terdiri dari elemen-elemen individual atau organisasi. Jejaring ini menunjukkan jalan dimana mereka berhubungan karena kesamaan sosialitas, mulai dari mereka yang dikenal sehari-hari sampai dengan keluarga.

Jaringan merupakan terjemahan dari network, yang berasal dari dua

suku kata yaitu Net dan Work. Net diterjemahkan dalam bahasa sebagai

jaringan, yaitu tenunan seperti jala, terdiri banyak ikatan antar simpul yang saling terhubung antara satu sama lain. Sedangkan kata work bermakna

sebagai kerja.

Ada dua konsep yang harus dipahami dalam jaringan sosial, antara lain: Jaringan sosial sebagai suatu konsep metaporik: jaringan sosial hanya dilihat sebagai suatu rangkaian antar hubungan (inter-relationship) dalam

suatu sistem sosial. Jaringan sosial sebagai suatu konsep analitis: jaringan sosial tidak hanya dilihat sebagai jaringan yang khusus saja, tetapi juga bagaimana karakteristik dari hubungan-hubungan yang ada sehingga kemudian dapaat dipergunakan untuk menginterpretasikan tingkah laku sosial dari orang-orang yang terlibat didalamnya.

1) Layanan Jejaring Sosial

Banyak layanan jejaring sosial berbasiskan web yang menyediakan kumpulan cara yang beragam bagi pengguna untuk dapat berinteraksi seperti messaging, email, video, chat, share file,

blog, diskusi grup, dan lain-lain. Umumnya jejaring sosial memberikan layanan untuk membuat biodata dirinya. Pengguna

(38)

dapat meng-upload foto dirinya dan dapat menjadi teman dengan pengguna lainnya. Beberapa jejaring sosial memiliki fitur tambahan seperti pembuatan grup untuk dapat saling sharing

didalamnya.

2) Macam-macam situs jejaring sosial

a. Facebook adalah situs web yang diluncurkan pada 4 Februari 2004 dan didirikan oleh Mark Zuckerberg, seorang lulusan

Haarvard dan mantan murid Ardsley High School.

Keanggotaannya pada awalnya dibatasi untuk siswa dari Harvard College.

b. Twitter adalah suatu situs web layanan jaringan sosial dan mikroblog yang memberikan fasilitas bagi pengguna untuk mengirimkan "pembaharuan" berupa tulisan teks dengan panjang maksimum 140 karakter melalui SMS, pengirim pesan instan, surat elektronik, atau aplikasi seperti Twitterrific dan Twitbin. Twitter didirikan pada Maret 2006 oleh perusahaan rintisan Obvious Corp.

c. Tumblr, sekarang menjadi salah satu jejaring yang banyak diminati kalangan muda. Salah satu micro-blog atau jejaring sosial yang anda dapat coba. Tumblr dibuat oleh David Karp pada tahun 2007 dan sampai sekarang sudah memiliki user kurang lebih sebanyak 3 juta orang. Berdasarkan posting David Karp di Tumblr Staff blog pada 15 Maret 2010, rata-rata

(39)

2.000.000 posting dibuat dan 15.000 pengguna baru setiap harinya.

d. Instagram sebagai sebuah media sosial, banyak orang yang tak

tahu arti sebenarnya dari pemakaian kata tersebut. Disusun dari dua kata, yaitu “Insta” dan “Gram”. Arti dari kata pertama

diambil dari istilah “Instan” atau serba cepat/mudah. Namun

dalam sejarah penggunaan kamera foto, istilah “Instan”

merupakan sebutan lain dari kamera Polaroid. Yaitu jenis

kamera yang bisa langsung mencetak foto beberapa saat setelah membidik objek. Sedangkan kata “Gram” diambil dari

“Telegram” yang maknanya dikaitkan sebagai media pengirim

informasi yang sangat cepat.Dari penggunaan dua kata

tersebut, kita jadi semakin memahami arti dan fungsi

sebenarnya dari Instagram. Yaitu sebagai media untuk

membuat foto dan mengirimkannya dalam waktu yang sangat

cepat. Tujuan tersebut sangat dimungkinkan oleh teknologi

internet yang menjadi basis aktivitas dari media sosial ini.

e. Menurut Wikipedia WhatsApp adalah aplikasi pesan untuk smartphone dengan basic mirip BlackBerry Messenger. WhatsApp Messenger merupakan aplikasi pesan lintas platform yang memungkinkan kita bertukar pesan tanpa biaya SMS, karena WhatsApp Messenger menggunakan paket data internet yang sama untuk email, browsing web, dan lain-lain.

(40)

f. Path ialah media sosial atau jejaring sosial yang mempunyai kegunaan hampir sama dengan media sosial instagram Yaitu sama-sama suatu media sosial yang berfungsi untuk membagikan pesan kepada pengguna lainnya ataupun membagikan foto atau gambar kepada pengguna lainnya. Namun Path mempunyai perbedaan dengan instagram. Jika instagram, akun instagram anda dapat dilihat oleh semua orang atau publik tetapi jika Path, akun anda hanya diperuntukkan berteman dengan keluarga, teman dekat dan kerabat dekat anda. Path dibandingkan dengan Instagram, sedikit lebih bagus Path, karena Path membuat akun anda tidak sembarang orang yang bisa melihatnya dan privasi anda di Path sangat dilindungi.Path didirikan pada tahun 2011 lebih tepatnya pada bulan februari 2011, Path didirikan oleh 3 orang penting di Path yaitu Dave Morin, Shawn Fanning, dan Dustin Mierau. Path mempunyai misi utama yaitu membuat media sosial yang memiliki kualitas tinggi dan membuat penggunanya nyaman. 8. Globalisasi

Globalisasi merupakan proses integritasi internasional yang terjadi karena pertukaran pandangan dunia, produk, pemikiran, dan aspek-aspek

kebudayaan lainnya. Kemajuan infastruktur transportasi dan

(41)

faktor utama dalam globalisasi yang semakin mendorong saling ketergantungan (interdepensasi) aktivitas ekonomi dan budaya.

Meski sejumlah pihak menyatakan bahwa globalisasi berawal di era modern, beberapa pakar lainnya melacak sejarah globalisasi sampai sebelum zaman penemuan Eropa dan pelayaran ke dunia baru. Ada pula pakar yang mencatat terjadinya globalisasi pada milenium ketiga sebelum masehi. Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 keterhubungan ekonomi dan budaya dunia berlangsung sangat cepat.

Istilah globalisasi makin sering digunakan sejak pertengahan tahun 1980-an dan lebih sering lagi sejak pertengahan 1990-an. Pada tahun 2000, dana Monoter Internasional (IMF) mengidentifikasi empat aspek dasar globalisasi: perdangangan dan transaksi, pergerakan modal investasi, migrasi dan perpindahan manusia, dan pembebasan ilmu pengetahuan. Selain itu tantangan lingkungan seperti perubahan iklim dan sangat begitu cepat dan berpengaruh terhadap globalisasi. Proses globalisasi sangat memengaruhi tata kerja serta sumber daya alam manusia dan sosial budaya.

Globalisasi merupakan suatu proses dimana segala sesuatu berupa kebudayaan, teknologi, perdagangan, investasi, serta interaksi antar negara dapat masuk ke wilayah negara manapun, tidak mengenal batas suatu wilayah. Teori globalisasi juga muncul sebagai akibat dari serangkaian perkembangan internal teori sosial, khususnya reaksi terhadap perpektif terdahulu seperti teori modernisasi.

(42)

Seperti yang terjadi pada sekarang ini, masyarakat indonesia terkhususnya pada siswa munculnya Smart Phone yang menimbulkan

suatu gaya hidup siswa yang dapat memengaruhi gaya bahasa yang digunakan dari media jejaring sosial akibat dari globalisasi tersebut.

9. Media

Kata “media” sendri dalam bahasa Indonesia memiliki arti sebagai alat (sarana) komunikasi seperti koran, majalah, radio, televisi, film, dan spanduk.

Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Ada beberapa pakar psikologi memandang bahwa dalam komunikasi antarmanusia, maka media yang paling dominasi dalam berkomunikasi adalah pancaindera manusia seperti mata dan telinga. Pesan-pesan yang diterima selanjutnya diproses oleh pikiran manusia untuk mengontrol dan menentukan sikapnya terhadap sesuatu, sebelum dinyatakan dalam tindakan.

Media (bentuk dari kata medium), merupakan kata yang berasal dari bahasa latin Medius, yang secara harfiah berarti „tengah‟, „perantara‟ atau

„pengantar‟. Oleh karena itu, media dapat diartikan sebagai perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Media dapat berupa sesuatu bahan (software) atau alat (hardware).

Teknologi atau media pembelajaran sebagai penerapan ilmiah tentang proses belajar pada manusia dalam tugas praktis belajar mengajar.

(43)

1. Media Visual : media visual adalah media yang bisa dilihat, dibaca dan diraba. Media ini mengandalkan indra penglihatan dan peraba. Contohnya :media foto, gambar, komik, gambar tempel, dan lain-lain.

2. Media Audio : media audio adalah media yang bisa didengar saja, contohnya : alat musik, radio, lagu dan lain-lain.

3. Media Audio Visual : media audio visual adalah media yang bisa didengar dan dilihat secara bersamaan, contohnya : media drama, pementasan, film, dan lain-lain. Internet termasuk dalam bentuk media audio visual, tetapi lebih lengkap dan menyatukan semua jenis format media, disebut multimedia karena berbagai format ada dalam internet.

Dalam konteks penelitian ini, media yang menjadi fokus yaitu media jejaring sosial. Media jenis ini merupakan sarana komunikasi untuk memperluas pergaulan dan pertemanan dalam lingkup global yang terhubung melalui internet.

B. Kerangka Pikir

Perkembangan teknologi di zaman modern ini telah menyebabkan tergesernya nilai budaya. Salah satunya, yaitu budaya berbahasa atau lebih tepatnya dalam hal ini bahasa Indonesia. Telah menjadi isu tersendiri bahwa siswa sekarang ini kurang memahami benar arti sesungguhnya dari penggunaan bahasa yang baik dan benar.

(44)

Karena kebanyakan dari mereka lebih terpengaruh oleh budaya dari luar dan penggunaan bahasa yang sifatnya universal menurut mereka lebih penting. Sehingga bahasa Indonesia dianggap tidak penting dan tersingkirkan dengan adanya gaya bahasa gaul dan gaya bahasa alay tersebut. Globalisasi memiliki pengaruh tidak langsung terhadap perkembangan bahasa yang ada di Indonesia ini, selain membawa pengaruh negatif juga membawa pengaruh positif. Seiring dengan perkembangan teknologi yang modern, membuat masyarakat terkhususnya siswa selalu mengikuti arah perkembangan teknologi yang semakin canggih.

Berawal dari kenyataan tersebut, maka perlu adanya suatu penelitian untuk mengetahui sejauh manakah pengaruh media jejaring sosial terhadap gaya bahasa sehari-hari siswa. Selain itu, untuk mengetahui apa dampak positif dan negatif dari pengaruh media sosial terhadap gaya bahasa siswa.

(45)

Bagan Kerangka Pikir

Bagan 3.1.1 Kerangka Pikir Pembelajaran

Bahasa

Gaya Bahasa

Gaya Bahasa Gaul

Temuan Gaya Bahasa Hiperbola Analisis Media Sosial Akronim

(46)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Berusaha menggambarkan suatu gejala sosial. Dengan kata lain penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat studi. Metode kualitatif ini memberikan informasi yang lengkap sehingga bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan serta lebih banyak dapat diterapkan pada berbagai masalah.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Sugiyono (2012:61) menyatakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini populasi adalah siswa kelas XI SMA Negeri 14 Makassar.

2. Sampel

Sampel adalah proses pemilihan sejumlah individu (objek penelitian) untuk suatu penelitian sedemikian rupa sehingga individu-individu (Objek penelitian) tersebut merupakan perwakilan kelompok yang lebih besar pada mana objek itu dipilih (Sumanto, 2014:160). Pengambilan sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 1 yang berjumlah 35 siswa SMA Negeri 14 Makassar. Peneliti memilih

(47)

kelas IPS 1 karena kelas tersebut lebih cenderung menggunakan gaya bahasa gaul dalam penggunaan bahasa sehari-hari baik di lingkungan formal maupun nonformal.

C. Data dan Sumber Data 1. Data

Dalam penelitian ini menggunakan data yang berasal dari objek penelitian ialah siswa kelas XI SMA Negeri 14 Makassar.

2. Sumber data

Sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah berasal dari hasil observasi dan beberapa media jejaring sosial berupa percakapan atau yang menuliskan status pada akun media jejaring sosial pribadinya.

D. Definisi Istilah

Dalam penelitian ini untuk memudahkan dan memberikan arah yang jelas mengenai apa yang diukur, maka perlu diberikan definisi operasional dari variabel dalam penelitian ini.

1. Jejaring sosial adalah struktur sosial yang terdiri dari elemen-elemen individual atau organisasi. Jejaring ini menunjukkan jalan dimana mereka berhubungan karena kesamaan sosialitas, mulai dari mereka yang dikenal sehari-hari sampai dengan keluarga.

2. Gaya atau style adalah cara menungkapkan diri sendiri, dengan cara

berbahasa, tingkah laku, berpakaian, dan sebagaianya. Bila dilihat dari segi bahasa, maka gaya berbahasa adalah cara menggunakan bahasa.

(48)

Gaya bahasa kita bisa menilai pribadi seseorang dan kemampuan seseorang dalam menggunakan bahasa tersebut.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen merupakan alat untuk mendapatkan informasi dan data mengenai hal-hal yang menyangkut proses penelitian analisis deskriptif kualitatif. Instrumen penelitian ini berupa lembar pengamatan/observasi dan wawancara.

F. Teknik Pengumpulan data

1. Pengamatan Observasi

Observasi adalah metode pengumpulan data melalui pengamatan langsung atau peninjauan secara cermat dan langsung dilapangan atau lokasi penelitian. Dalam hal ini peneliti perlu mengunjungi lokasi penelitian untuk mengamati secara langsung berbagai hal atau kondisi belajar siswa.

2. Wawancara

Wawancara (interview) merupakan salah satu bentuk teknik

pengunmpulan data yang banyak digunakan dalam penelitian kualitatif. Wawancara dilakukan dengan pertemuan secara lisan dalam pertemuan tatap muka.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif.untuk mengetahu pengaruh media jejaring sosial terhadap gaya bahasa gaul, maka peneliti melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

(49)

1. Mengamati langsung proses pada saat di luar jam pembelajaran berlangsung.

2. Melakukan wawancara kepada siswa mengenai pengaruh media

jejaring sosial terhadap gaya bahasa gaul.

3. Menganalisis hasil pengamatan dan wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui apakah pengaruh media jejaring sosial terhadap gaya bahasa gaul.

(50)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

Sebagaimana telah diuraikan pada bab I bahwa tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak media jejaring sosial terhadap penggunaan gaya bahasa gaul pada siswa kelas XI SMA Negeri 14 Makassar. Dilakukan prosedur penelitian analisis deskriptif kuantitatif. Hasil analisis dari keduanya diuraikan sebagai berikut:

1. Hasil Analisis Deskriptif

Analisis statistik deskriptif dimaksudkan untuk menggambarkan dampak media jejaring sosial terhadap penggunaan gaya bahasa gaul siswa, melalui teknik wawancara, observasi serta respon siswa terhadap dampak media jejaring sosial terhadap penggunaan gaya bahasa gaul pada siswa kelas XI SMA Negeri 14 Makassar. Deskripsi masing-masing hasil analisis tersebut adalah sebagai berikut:

a. Deskripsi Respon Siswa

Deskripsi Hasil Wawancara

Hari, Tanggal Pelaksanaan : Rabu, 28 September 2016

Waktu Pelaksanaan : 10.30 WITA – Selesai

Tempat Pelaksanaan : Kantin Sekolah SMA Negeri 14 Makassar

(51)

Narasumber : Anca / Nurannisa/ Nurfatma

Pewawancara : Adrian Djaharuddin

Tema wawancara : Dampak Media Jejaring Sosial Terhadap

Penggunaan Gaya Bahasa Gaul

Tujuan Wawancara : Untuk mengetahui apakah penggunaan

media jejaring sosial dapat memdampaki penggunaan gaya bahasa gaul pada siswa kelas XI SMA Negeri 14 Makassar.

B. Pembahasan

1. Hasil Wawancara

Dilihat dari hasil wawancara dari beberapa responden, terlihat bahwa tidak ada satupun responden yang menjawab hampir tidak pernah menggunakan ataupun mengecek akun media jejaring sosialnya. Hal ini menunjukkan bahwa, intensitas penggunaan media jejaring sosial oleh siswa sangat tinggi.

Intensitas yang tinggi menggambarkan gaya hidup serta penggunaan gaya bahasa gaul siswa yang tidak pernah terlepas dari media jejaring sosial. Sebagai siswa yang masih dalam usia muda, media komunikasi yang paling mudah, cepat, dan efisien pada zaman modern ini adalah media jejaring sosial. Media jejaring sosial merupakan salah satu gaya hidup yang tidak dapat dipisahkan dari siswa karena memiliki dua fungsi, yaitu sebagai media hiburan dan informasi, serta media berkomunikasi.

(52)

Berdasarkan hasil wawancara terhadap beberapa responden, diketahui bahwa penggunaan gaya bahasa gaul oleh siswa cukup tinggi. Kebanyakan responden mengakui telah menggunakan gaya bahasa gaul disetiap update-tan

atau berkomunikasi dengan temannya di akun media sosial miliknya karena penggunaan gaya bahasa gaul yang kurang terkendali.

Penggunaan bahasa gaul itu menjadi masalah bila digunakan dalam komunikasi kehidupan keseharian karena bahasa yang mereka pakai tidak dapat dipahami oleh segenap khayalak. Bahasa gaul hanya mementingkan bahasa secara kelompok saja, tidak secara menyeluruh. Dampak lainnya, dapat mengganggu siapa pun yang membaca dan mendengar kata-kata yang termaksud di dalamnya, karena tidak semua orang mengerti akan maksud dari kata-kata gaul tersebut. Terlebih lagi dalam bentuk tulisan, sangat memusingkan dan memerlukan waktu yang lebih banyak untuk memahaminya. Penggunaan bahasa gaul yang demikian akan membuat siswa tidak mengenal lagi bahasa baku.

2. Deskripsi Hasil Observasi

Pada studi observasi, status fenomena ditentukan dengan tidak memberikan pertanyaan tetapi dengan cara mengamati. Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah observasi partisipan. Pada observasi pastisipan, pengamat sungguh-sungguh menjadi bagian dan ambil bagian pada situasi yang diamati. Observasi dapat dilakukan secara terang-terangan atau diam-diam. Studi dengan menggunakan teknik observasi partisipan bervariasi pada tinggat struktur yang dibahas pada penyelidikan. Penyelidikan-penyelidikan itu dirancang untuk menguji hipotesis, untuk memperoleh/menggali hipotesis, atau keduanya.

(53)

Umumya observasi partisipan dipakai untuk menggali/membangun hipotesis. Jadi, penelitian tersebut ditandai dengan pengumpulan sejumlah besar data yang sulit dianalisis. (Sumanto, 2014:191).

Observasi penelitian ini mengambil sampel sebagai bukti dari beberapa akun milik responden di media jejaring sosial yang menyangkut tentang penggunaan gaya bahasa gaul.

Bahasa gaul adalah gaya bahasa yang merupakan perkembangan atau

modifikasi dari berbagai macam bahasa, termasuk bahasa Indonesia, sehingga bahasa gaul tidak memiliki sebuah struktur gaya bahasa yang pasti. Sebagian besar kata-kata dalam bahasa gaul siswa merupakan terjemahan, singkatan, maupun pelesetan. Namun, terkadang diciptakan pula kata-kata aneh yang sulit dilacak asal mulanya. Berikut ini adalah hasil observasi dari beberapa akun milik responden di media jejaring sosial.

Nama Siswa/ Responden 1 : Anca

Kelas : XI IPS

Media Sosial :Komentar di Instagram

Nama Akun : Anca

1. Penggunaan gaya bahasa gaul : “BL nah, oke sip

Anca : “wee BL nah

ilham : “Oke sip

Maksud dari komunikasi tersebut adalah :

Anca : “we, Boom like nah”

(54)

2. Penggunaan gaya bahasa gaul : “stalker”, “haters

Nurannisa : “Kau masih seringka nu stalker, dasar haters haha

Nurlaila : “haha kayak tong artis ada tong hatersnya

Maksud dari komunikasi tersebut adalah :

Nurannisa : “kau masih sering cari tahu tentang saya, dasar pembenci”

Nurlaila : “haha kayak tong artis ada pembencinya”

3. Penggunaan gaya bahasa gaul : “Mang Ujang”, “Terkejoed

Anca : “Mang ujang mau bede na rekrut bale

Ilham : “wah hoaxji itu

Anca : “Haha iyo langsungka terkejoed

Maksud dari komunikasi tersebut adalah :

Anca : “Manchaster United mau merekrut pemain Gareth Bale”

Ilham : “Wah, berita menipuji itu”

Anca : “Haha iya langsung terkejut dengar beritanya”

Nama Siswa/ Responden 2 : Nurannisa

Kelas/ N I S : XI IPS

Media Sosial :ChatInstagram,

1. Penggunaan gaya bahasa gaul : “follbck

Nisa : “follbck fat

(55)

Maksud dari kata follbck (follow back) yang artinya mengikuti kembali,

kalau akun kamu difollow (diikuti) oleh teman kamu di media sosial itu artinya

teman kamu dapat mengetahui segala informasi yang diberikan di akun media sosial kamu, dan jika kamu juga ingin mengetahui informasi teman kamu, kamu harus follow back (mengikuti kembali) akun teman kamu di media sosial.

2. Penggunaan gaya bahasa gaul : “Woles

Woles mko kah para kitaji semua disini

Maksud dari kata Woles adalah sebuah kata yang menunjuk pada santai.

Namun kata santai tersebut tidak diartikan yang sebenarnya.

Nama Siswa/ Responden 3 : Nurfatma

Kelas/ N I S : XI IPA

Media Sosial : ChatFacebook

1. Penggunaan gaya bahasa gaul : “TR”, “Samsip”, “Bss

Nurfatma : “Ayo kekantin deh

Safika : “TR kah? haha

: “Samsip?”

Nurfatma : “Bss

: “berdua maki”

Maksud dari komunikasi tersebut adalah :

Nurfatma : “Ayo kekantin deh”

: “Kamu mau traktir aku? Hahaha...”

: “Sama siapa?”

(56)

: “Berdua saja”

2. Penggunaan gaya bahasa gaul : “cogan”, “ndaji

Saskia : “Bnyak cogan pasti hahahaha :v

: “Ohahha ute anggota ku ji jga itu

Hijrah Safitri : “Ndaji -,- haha

: “Ada fotonya disini hahah

Maksud dari komunikasi tersebut adalah :

Saskia : “Pasti banyak cowok ganteng yah, hahahaha”

: “Oh... Hahaha, itu Ute anggota ku juga”

Hijrah Safitri : “Tidak ada, hahaha...”

: “Ada fotonya di sini, hehehe...”

Beberapa kalimat dan kata yang aneh dan unik seperti hasil observasi di atas dari bahasa gaul atau bahasa slang yang dipakai di kalangan siswa saat ini.

3. Dampak yang Ditimbulkan Media Jejaring Sosial Terhadap Penggunaan Gaya Bahasa Gaul

Penggunaan bahasa gaul oleh siswa lebih menimbulkan dampak negatif dari pada positif terhadap perkembangan bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa pada saat sekarang dan masa yang akan datang. Siswa sudah banyak yang memakai bahasa gaul dan parahnya lagi generasi muda Indonesia juga tidak terlepas dari pemakaian bahasa gaul ini. Bahkan, generasi muda inilah yang banyak memakai bahasa gaul daripada pemakaian bahasa Indonesia.

(57)

Munculnya bahasa gaul merupakan ancaman yang cukup serius pada penggunaan bahasa lisan dan tulis. Terkadang penggunaan bahasa lisan tidak terlalu disorot, karena merupakan bahasa percakapan sehari-hari, meski demikian pada situasi formal penggunaan bahasa lisan yang kurang baik akan menimbulkan kesan kurang baik pada penggunanya. Seseorang terbiasa menggunakan “qu,u

akan cenderung sulit menggunakan kata “saya, anda”. Banyak siswa yang lancar dalam penggunaan bahasa gaul, tetapi kesulitan dalam berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Contohnya, mereka lebih nyaman memakai kata “Binund

(bingung), kemudian ada lagi penggunaan kata “di mana” menjadi “dimandose”.

Penggunaan bahasa gaul dapat mempersulit penggunanya untuk berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Sudah terbukti dari hasil penelitian observasi, wawancara dampak media jejaring sosial dapat mempengarui penggunaan gaya bahasa gaul pada siswa sehingga siswa tersebut menggunakan gaya bahasa gaul di kehidupan kesehariannya yang dapat menimbulkan berbagai masalah. Padahal, di sekolah, kita diharuskan untuk selalu menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Dengan dibiasakannya seseorang menggunakan bahasa gaul, maka dapat menyulitkan diri sendiri, misalnya dalam membuat tulisan ilmiah seseorang akan kesulitan menulis karena telah terbiasa menggunakan bahasa gaul, dampak

penggunaan bahasa gaul dan yang lebih memprihatinkan lagi sampai saat ini belum ada yang pernah mencapai nilai sempurna dalam UN (Ujian Nasional) untuk mata pelajaran bahasa Indonesia.

(58)

a. Dampak Positif

Dengan digunakannya bahasa gaul adalah remaja menjadi lebih kreatif serta mempunyai wawasan luas tentang gaya bahasa yang terus berkembang. Terlepas dari menganggu atau tidaknya bahasa gaul, tidak ada larangan untuk menikmati tiap perubahan atau inovasi bahasa yang muncul. Asalkan dipakai pada situasi dan penggunaan pada orang atau lawan bicara yang tepat, media yang tepat dan komunikan yang tepat juga.

b. Dampak Negatif

Dapat mengganggu siapa pun yang membaca dan mendengar kata-kata yang termaksud di dalamnya, karena tidak semua orang mengerti akan maksud dari kata-kata gaul tersebut. Keterbiasaan menggunakan gaya bahasa gaul di media sosial dan membawa di kehidupan keseharian dapat menimbulkan berbagai masalah. Terlebih lagi dalam bentuk tulisan, sangat memusingkan dan memerlukan waktu yang lebih banyak untuk memahaminya.

Jika hal ini terus berlangsung, dikahawatirkan akan menghilangkan budaya berbahasa Indonesia yang baik dan benar di kalangan siswa. Karena bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi negara kita dan juga sebagai identitas bangsa.

(59)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dari hasil observasi dan wawancara siswa dapat dilihat bahwa penggunaan bahasa gaul pada siswa terbilang sangat tinggi. Dengan demikian respon siswa tentang dampak media jejaring sosial terhadap penggunaan gaya bahasa gaul dapat dikatakan cukup besar karena telah memenuhi kriteria respon siswa. Artinya media jejaring sosial cukup berdampak terhadap penggunaan gaya bahasa gaul pada siswa kelas XI SMA Negeri 14 Makassar.

Peniruan bahasa gaul oleh pelajar tentu berdampak negatif terhadap pemakaian bahasa Indonesia secara baik dan benar pada saat ini dan pada masa yang akan datang. Saat ini sudah jelas di kalangan pelajar sudah banyak adanya pemakaian bahasa gaul dan parahnya lagi generasi muda Indonesia juga tidak lepas dari pemakaian bahasa gaul ini. Bahkan para generasi muda inilah yang paling banyak memakai bahasa gaul daripada memakai bahasa Indonesia.

B. Saran

Semakin maraknya penggunaan bahasa gaul yang digunakan oleh pelajar, perlu adanya tindakan nyata dari semua pihak yang peduli terhadap penggunaan bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional, bahasa persatuan dan bahasa pengantar dalam dunia pendidikan. Untuk itu orang tua memiliki peran yang sangat kuat dalam pemakaian bahasa, karena orang tua adalah sosok yang seharusnya paling dekat secara psikologis dengan anak. Guru juga memegang

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Model Pembelajaran teaching games for understanding (TGFU) terhadar Motivasi belajar dan Teknik Dasar Passing dalam Pembelajaran Bola Tangan.

Odeh dan Sultan untuk kasus hilal yang diamati dengan bantuan alat optik pada. penetapan awal Syawal

Dari banyaknya masalah yang telah disebutkan, peneliti bersama guru matematika yang mengajar di SMP PGRI 4 Pontianak ingin berkolaborasi di dalam pembelajaran

untuk dapat menjelaskan kajian skripsi ini.Ilmu politik sangat membantu penulis. untuk menafsirkan keadaan politik saat itu pada Perang

Oleh karena itu, untuk membantu meningkatkan proses bisnis yang ada pada Rumah Sakit XYZ, dan untuk memberikan gambaran tentang pengimplementasian solusi untuk

(1) menyeleksi data agar dapat diolah lebih lanjut, yaitu dengan memeriksa jawaban responden sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan; (2) menentukan bobot