PEDOMAN PELAYANAN NICU
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK AMANAH
PROBOLINGGO
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK AMANAH
Jl. Dr. Saleh No. 43 Telp. (0335) 423487 Fax. (0335) 421329
Email:
[email protected]
.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka kematian bayi di Indonesia masih tinggi di antara negara Asean. Menurut Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SKDI) 2002-2003, angka kematian sebesar 35 per 1000 kelahiran hidup. Milenium Development Goals 2015 diharapkan turun menjadi < 20 per 1000 kelahiran hidup. Penyebab terbesar kematian neonatus di Indonesia adalah BBLR (29%), Asfiksia (27%), Tetanus neonatorum (10%), masalah pemberian ASI (9,5%), masalah Haematologi (5,6%), dan infeksi (5,4%).
Dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta meningkatnya derajat sosial ekonomi masyarakat Indonesia juga menambah tuntutan mutu pelayanan pada bayi baru lahir yang semakin tinggi.
Rumah Sakit Ibu Dan Anak Amanah Probolinggo dan lebih khusus Neonatus Intensive Care Unit berusaha senantiasa meningkatkan pelayanan dengan melakukan kegiatan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan perubahan perilaku dalam pelayanan kepada pasien. Berbekal panduan dasar serta ditambah beberapa referensi maka disusunlah pedoman ini.
B. Tujuan Pedoman
1. Tujuan Umum
Sebagai acuan dalam penyusunan kebijakan, prosedur, dan segala proses di bidang pelayanan intensive di Rumah Sakit Ibu Dan Anak Amanah Probolinggo
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan pelayanan neonatus yang bermutu dan mengutamakan keselamatan pasien dalam upaya penurunan Angka Kematian Bayi di Indonesia.
b. Terlaksananya manajemen pelayanan neonatus dari aspek administrasi & manajemen, kompetensi SDM, fasilitas dan sarana serta prosedur pelayanan di RS
c. Terlaksananya sistem rujukan pelayanan neonatus d. Pembinaan dan pengawasan pelayanan neonatus di RS
C. Ruang Lingkup Pelayanan
Ruang lingkup pelayanan NICU Rumah Sakit Ibu Dan Anak Amanah Probolinggo adalah asuhan neonatal dengan ketergantungan tinggi (Ruang Rawat Neonatus Asuhan Khusus) yaitu memerlukan perawatan intensif dengan kemampuan memberikan alat bantu nafas menggunakan CPAP (Continuos Positive Airway Pressure).
D. Batasan Operasional
1. Gangguan respirasi 2. Gangguan kardiovaskuler 3. Skor APGAR kurang dari 4
4. Berat lahir sangat rendah (>1500 gram)
5. Kurang bulan dengan umur kehamilan > 32 minggu
6. Neonatus dengan gangguan susunan saraf pusat seperti kejang dan ensefalopati hipoksik iskemik
7. Gangguan saluran cerna berat, seperti EKN dan perdarahan saluran cerna 8. Bayi dari ibu Diabetes
9. Bayi yang lahir dari kehamilan berisiko tinggi atau persalinan dengan komplikasi
10. Gawat nafas yang tidak memerlukan ventilasi bantuan 11. Hiperbilirubinemia yang perlu terapi sinar
12. Sepsis neonatorum 13. Hipotermi
E. Landasan Hukum
1. Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
2. Undang-Undang RI Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran 3. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 512/Menkes/Per/IV/2007 tentang
Izin Praktik dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 159b/Menkes/SK/Per/II/1988 tentang Rumah Sakit
5. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit
6. PMK No. 1438/MENKES/PER/IX/2010 Tentang Standar Pelayanan Kedokteran
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
Kualifikasi tenaga kesehatan yang bekerja di Neonatus Intensive Care Unit Rumah Sakit Ibu Dan Anak Amanah Probolinggo harus mempunyai pengetahuan yang memadai, mempunyai keterampilan yang sesuai, memiliki pengalaman kerja atau magang di unit intensive, dan mempunyai komitmen terhadap waktu.
1. Tenaga Medis
Dokter yang bekerja di Neonatus Intensive Care Unit Rumah Sakit Ibu Dan Anak Amanah Probolinggo harus memenuhi standar kompetensi berikut:
a. Terdidik dan bersertifikasi sebagai seorang spesialis anak melalui program pelatihan dan pendidikan yang diakui oleh perhimpunan profesi yang terkait
b. Menunjang kualitas pelayanan NICU dan menggunakan sumber daya secara efisien
c. Mendarmabaktikan lebih dari 50% waktu profesinya dalam pelayanan NICU
d. Bersedia berpartisipasi dalam suatu unit yang memberikan pelayanan 24 jam/ hari, 7 hari/ minggu
e. Mampu melakukan prosedur critical care, antara lain:
1) Memasang dan mempertahankan jalan napas termasuk intubasi dan ventilasi mekanis
2) Mengambil kateter intravaskuler untuk monitoring invasive maupun terapi invasive
3) Resusitasi jantung paru
f. Selalu mengikuti perkembangan mutakhir dengan membaca literature kedokteran
g. Berpartisipasi dalam program-program pendidikan dokter berkelanjutan
2. Tenaga Keperawatan
Perawat yang bertugas di Neonatus Intensive Care Unit Rumah Sakit Ibu Dan Anak Amanah Probolinggo harus terlatih serta
jumlahnya sesuai dengan ketersediaan inkubator, cuve, maupun box yang terpakai.
B. Distribusi Ketenagaan
Jenis Ketenagaan Jumlah
Dokter Spesialis Anak
On Call 24 jam
Ahli manajemen laktasi
1 setiap shift jaga Rasio perawat
pasien
1:2-4
C. Pengaturan Jaga
Hal yang berkaitan dengan pengaturan jaga mengikuti aturan sebagai berikut:
1. Untuk mendukung misi pelayanan di NICU yaitu pelayanan yang cepat tepat dan akurat, maka perlu disiapkan tenaga dokter, tenaga perawat, tenaga laborat, dan tenaga administrasi keuangan secara penuh 24 jam pelayanan.
2. Diberlakukan jam kerja sebagai berikut :
Shift I : 07.00 – 14.00 Shift II : 14.00 – 21.00 Shift III : 21.00 – 07.00
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang (Terlampir) B. Standar Fasilitas
a. Unit dekat dengan ruang bersalin dan harus jauh dari tempat lalu lintas barang dan pengunjung
b. Ada jarak 1 meter antar inkubator atau tempat tidur bayi c. Lantai tertutup poselen
d. Dinding tertutup porselen
e. Pembatas dari porselen memiliki ketinggian 10 cm f. Langit-langit di cat dengan cat yang bisa dicuci
g. Tersedia 1 wastafel dengan campuran air panas dan dingin, kran dapat dibuka dengan siku
2. Sarana
No. Ruang Keterangan (Saat Ini)
1. Ruang Perawatan Ada
2. Dapur Susu Ada
3. Ruang Laktasi Ada 4. Ruang Penyimpanan obat Ada 3. Prasarana a. Peralatan Medis Perlengkapan Jumlah Inkubator 2 set Fototerapi 1 buah Monitor 2 buah Pulse Oxymetri 2 buah Syringe Pump 4 set Gluco Check 1 set Radiant Warmer 1 set Perangkat resusitasi 2 set Sumber Oksigen Tersedia Suction Pump 1 set
CPAP 1 set
NeoPuff 1 set Infus Pump 1 set Box bayi 1 buah Cuve bayi 2 buah Stetoskop bayi 1 buah Laringoskop 1 set Termometer digital 1 buah Timbangan bayi 1 buah Penggaris panjang bayi 1 buah Standar infus 1 buah Alat Penyeteril botol susu 1 buah
Nebulizer 1 buah
b. Perangkat Resusitasi
Perlengkapan Jumlah
Ambubag + PEEP Valve 1 buah Juction Risk 1 buah Clemek 1 buah Bedong 3 buah Laringoskop 1 set Pulse Oxymetri 1 buah Bak instrumen - Kassa - Gunting - Klem Koher 1 buah 1 buah 1 buah Stetoskop bayi 1 buah Glove steril 1 pasang Slym sucker 1 buah Klem umbilikal 1 buah OGT No 5 1 buah
Spuit 1 cc, 3 cc, 5 cc Masing-masing 1 buah ETT No 2,5; 3; 3,5; 4 Masing-masing 1 buah Pz 100 cc 1 kolf
Epinephrin 3 ampul
Vit K 1 ampul
c. Bahan Habis Pakai
Bahan Habis Pakai Stok Minimal
Nasal canul bayi 2 buah Solution set 2 buah Spuit 1 cc 5 buah Spuit 3 cc 5 buah Spuit 5 cc 5 buah Spuit 10 cc 5 buah Spuit 20 cc 2 buah Spuit 50 cc 2 buah IV Venflon No 26 3 buah Terumo NGT No 5 3 buah Terumo NGT No 8 3 buah Pediatric NGT No 5 3 buah Pediatric NGT No 6 3 buah Pediatric NGT No 8 3 buah
Glove steril 3 pasang Glove clean 1 box Masker petugas 5 buah Alcohol swab 1 box
Kassa 1 box
Extention tube 2 buah Slym sucker 2 buah Needle No 24 5 buah Needle No 25 5 buah Needle No 26 5 buah Needle No 27 5 buah Suction catheter No 8 3 buah Benang round 3 buah Three way 3 buah Klem umbilikal 3Buah ETT No 2,5 2 buah ETT No 3 2 buah ETT No 3,5 2 buah ETT No 4 2 buah d. Obat-obatan
Obat-obatan Stok Minimal
Plasminex 2 ampul Ventolin 2 flakon Aminophilin 3 ampul Atropin sulfat 2 ampul Alinamin 2 ampul Dexamethason 2 ampul Diazepam 2 ampul Epinephrin 2 ampul Furosemid 3 ampul Cernevit 2 vial Ondasetron 2 ampul Ranitidine 3 ampul Vit K 2 ampul Metoclopramide 2 ampul Novalgin 2 ampul Ca Glukonas 2 ampul Ephedrin 2 ampul Meropenem 2 vial Vicillin SX 2 vial Mikasin 2 vial Ceftazidime 2 vial
Cefotaxim 2 vial Cebactam 2 vial Gentamicin 2 ampul Amphicilin 2 vial Dopamin 3 ampul Dobutamin 3 ampul e. Cairan
Cairan Stok Minimal
D 10 % 1/5 NS 3 kolf D 5 % 3 kolf D 10 % 3 kolf Benutrion 1 botol NaCl 0,9 % 100 cc 3 kolf NaCl 0,9 % 500 cc 3 kolf RL 3 kolf D 5 % ¼ NS 3 kolf Aquabides 1000 cc 2 kolf Aquabides 25 cc 3 flakon f. Peralatan Non Medis
Peralatan Jumlah
Lemari Pendingin 1 buah
AC 1 buah
Tempat Sampah Medis 1 buah Tempat Sampah Non Medis 1 buah Savety Box 1 buah Meja perawat 1 buah Kursi perawat 1 buah Kursi pasien 1 buah Troli obat 1 buah Troli alat medis 1 buah Lemari BHP 1 buah Laci BHP 1 buah Lemari pakaian bayi 1 buah
Nampan 4 buah
Gunting 1 buah Kunci inggris 1 buah Meja pembuatan susu 1 buah Meja pengoplosan obat 1 buah Dispenser 1 buah Baju bayi Tersedia
Bedong bayi Tersedia Popok bayi Tersedia
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. Kriteria Masuk NICU
Sebelum pasien masuk NICU, keluarga harus mendapatkan penjelasan secara lengkap mengenai dasar pertimbangan mengapa pasien harus mendapat perawatan di NICU, serta tindakan medis yang mungkin dilakukan selama pasien dirawat di NICU. Penjelasan tersebut diberikan oleh perawat NICU atau dokter spesialis anak yang menangani pasien. Atas penjelasan tersebut keluarga dapat menerima/ menyatakan persetujuan untuk dirawat NICU. Persetujuan dinyatakan dengan menandatangani formulir informed consent.
Diagnosa penyakit yang dirawat di NICU antara lain : - Bayi premature > 32 minggu
- Bayi dari ibu yang Diabetes
- Bayi yang lahir dari kehamilan berisiko tinggi atau persalinan dengan komplikasi
- Gawat nafas yang tidak memerlukan ventilasi bantuan - Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) > 1,5 kg
- Hiperbilirubinemia yang perlu terapi sinar - Sepsis neonatorum
- Hipotermi
B. Monitoring Dan Evaluasi Pasien
Monitoring dan evaluasi dilaksanakan secara berkesinambungan guna mewujudkan pelayanan NICU yang aman dan mengutamakan keselamatan pasien
Monitoring dan evaluasi dimaksud harus ditindaklanjuti untuk menentukan faktor-faktor yang potensial berpengaruh agar dapat diupayakan penyelesaian yang efektif.
C. Prosedur Medis (Terlampir Di SPO)
- Resusitasi bayi
- Pemasangan infus - Pemasangan sonde
- Pengambilan sampel darah vena
D. Penggunaan Alat Medis (Terlampir di SPO)
- Neopuff - Inkubator - CPAP - Syringe Pump - Suction - Cuve
E. Pencatatan Dan Pelaporan Kegiatan Pelayanan
Catatan NICU diverifikasi dan ditandatangani oleh dokter yang melakukan pelayanan di NICU dan bertanggung jawab atas semua yang dicatat tersebut
Pencatatan menggunakan status khusus NICU yang meliputi pencatatan lengkap terhadap diagnosis yang menyebabkan dirawat di NICU, data tanda vital, jenis dan jumlah asupan nutrisi dan cairan, catatan pemberian obat serta jumlah cairan tubuh yang keluar dari pasien.
Pelaporan pelayanan NICU terdiri dari jenis indikasi pasien masuk serta jumlahnya, penggunaan alat bantu, lama rawat, dan keluaran (pulang atau dirujuk) dari NICU.
BAB V LOGISTIK
Pengelolaan logistik meliputi perencanaan, pemesanan, penerimaan, dan penyimpanan. NICU mempunyai permintaan rutin dari Permintaan Obat Pasien (POP), di mana POP mendistribusikan stock alat kesehatan dan obat-obatan. Jadwal permintaan untuk POP setiap hari Senin – Sabtu.
A. Tujuan
Tujuan dari pengadaan logistik sendiri adalah untuk menunjang operasional harian agar dapat berjalan dengan lancar demi keamanan dan keselamatan pasien dan petugas.
B. Tata Laksana Logistik
Ketersediaan logistik di pelayanan NICU menjadi tanggung jawab dari seluruh staff yang bertugas. Hal-hal yang harus diperhatikan oleh setiap staff adalah pergerakan dari setiap barang yang ada dengan cara melakukan inventarisasi setiap hari. Pengawasan dilakukan oleh kepala unit, dan jika terjadi ketidakseimbangan antara barang masuk dan keluar dilakukan penelusuran terhadap hal tersebut. Setiap bulannya dilakukan analisa pemakaian barang.
C. Perencanaan
Perencanaan pengadaan barang disesuaikan jenis barang. Untuk pengadaan barang fix asset dilakukan rencana budgeting pada setiap akhir tahunnya. Barang dengan permintaan untuk POP menggunakan form LPO (Lembar Permintaan Obat) dilakukan pada hari Senin – Sabtu.
D. Pemesanan
1. Fix asset
Pemesanan barang yang sifat barangnya tidak habis pakai (menjadi asset) baik yang terdaftar sebagai budget tahunan maupun permintaan di luar budget (jika ada perluasan, permintaan barang baru yang sifatnya tidak bisa ditunda) 2. Purchasing request
Bagian purchasing akan memproses pemesanan setiap permintaan barang baik fixxed asset maupun non fixed asset 3. LPO
Pemesanan barang melalui LPO. Barang yang sudah dipakai (bahan habis pakai) dapat berupa service unit yang menjadi beban unit.
E. Penggunaan
Penggunaan barang disesuaikan dengan kebutuhan. Agar tidak terjadi kerusakan, staff harus memelihara alat/ barang dengan sebaik mungkin. Barang harus dilakukan perawatan harian, pengecekan berkala oleh petugas bio medik dan jadwal kalibrasi. Penggunaan barang harus efektif dan efisien. Seluruh staff memiliki tanggung jawab terhadap alat/ barang yang ada di area kerjanya.
F. Penarikan
Jika terjadi kerusakan alat/ barang dilakukan proses pengajuan work order dan jika barangnya tidak dapat diperbaiki dan harus diganti maka dilakukan mutasi barang. Untuk barang-barang yang kadaluarsa dilakukan proses retur.
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
Keselamatan pasien adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh staff dengan mengutamakan keselamatan dan keamanan bagi pasien serta untuk mencegah cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat menjalankan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien
2. Tercapainya International Patient Savety Goals
C. Tata Laksana Keselamatan Pasien
1. Tujuh Langkah Menuju
Tujuh langkah keselamatan pasien rumah sakit merupakan panduan yang komprehensif untuk menuju keselamatan pasien, sehingga tujuh langkah tersebut secara menyeluruh perlu dilaksanakan oleh Rumah Sakit Ibu Dan Anak Amanah Probolinggo:
a. Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien
b. Memimpin dan mendukung staf untuk memiliki komitmen dan fokus pada keselamatan pasien di rumah sakit
c. Mengintegrasikan manajemen resiko
d. Mengembangkan sistem pelaporan di rumah sakit e. Mengembangkan komunikasi terbuka dengan pasien
f. Mempelajari dan membagi pengalaman tentang keselamatan pasien
g. Mencegah cedera melalui implementasi keselamatan pasien 2. Standar Keselamatan Pasien
Standar keselamatan pasien tersebut terdiri dari tujuh standar yaitu: a. Hak pasien
Pasien dan keluarganya mempunyai hak untuk mendapatkan informasi tentang rencana dan hasil pelayanan termasuk kemungkinan terjadinya insiden
b. Mendidik pasien dan keluarga
Rumah sakit harus mendidik pasien dan keluarganya tentang kewajiban dan tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien
Rumah sakit menjamin keselamatan pasien dalam kesinambungan pelayanan dan menjamin koordinasi antar tenaga dan antar unit pelayanan
d. Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien
Rumah sakit harus mendesain proses baru atau memperbaiki proses yang ada, memonitor dan mengevaluasi kinerja melalui pengumpulan data, menganalisis secara intensif insiden, dan melakukan perubahan untuk meningkatkan kinerja serta keselamatan pasien
e. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien Pimpinan mendorong dan menjamin implementasi program keselamatan pasien secara terintegrasi dalam organisasi melalui penerapan “Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit”
f. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
Rumah sakit memiliki proses pendidikan, pelatihan, dan orientasi untuk setiap jabatan mencakup keterkaitan jabatan dengan keselamatan pasien secara jelas
g. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien
Rumah sakit merencanakan dan mendesain proses manajemen informasi keselamatan pasien untuk memenuhi kebutuhan informasi internal dan eksternal
3. International Patient Safety Goals
a. Mengidentifikasi pasien dengan benar
Prosedur identifikasi positif dilakukan ketika staff melakukan pengkajian pasien, akan dilakukan tindakan/ prosedur. Proses identifikasi dengan cara mencocokkan nama lengkap dan tanggal lahir yang ada pada gelang identitas pasien dengan identitas yang ada pada file pasien.
b. Meningkatkan komunikasi efektif
Untuk di Medical Center tidak dilakukan read back karena tidak merawat pasien.
c. Meningkatkan keamanan obat-obatan
Obat-obatan high alert tersimpan di lemari terkunci, sedangkan untuk vaccine tersimpan di lemari es yang terkunci.
d. Pastikan pembedahan dengan benar lokasi, benar prosedur, benar pasien yang akan dilakukan tindakan.
Untuk penandaan dan time out dilakukan pada pasien yang akan dioperasi.
e. Mengurangi risiko infeksi akibat perawatan di Rumah Sakit.
Untuk menunjang keberhasilan ini dilakukan dengan melaksanakan program 5 momen cuci tangan yaitu:
1) Sebelum kontak dengan pasien 2) Sebelum tindakan aseptik 3) Sesudah kontak dengan pasien
4) Sesudah kontak dengan cairan tubuh pasien 5) Sesudah kontak dengan lingkungan pasien Prinsip-prinsip mencuci tangan:
1) Kedua tangan harus dicuci berdasarkan 5 momen cuci tangan 2) Kebersihan tangan dapat dilakukan dengan menggunakan
pembersih tangan yang mengandung alkohol, sabun cair atau cairan antiseptik. Pilihan cairan tergantung aktivitas yang dilakukan.
3) Semua staf harus mengikuti kebijakan dan panduan mencuci tangan, jam tangan dan perhiasan/ cincin harus dilepaskan saat cuci tangan.
4) Kuku harus dipotong pendek (≤0,5 cm). Kuku palsu dan pewarna kuku tidak boleh dipakai saat kontak langsung dengan pasien.
5) Luka sayat dan luka lecet harus ditutup dengan plester kedap air.
f. Mengurangi risiko pasien terjatuh
Untuk di Medical Center resiko pasien jatuh dilakukan penilaian saat pengkajian awal pasien. Jika ditemukan pasien beresiko jatuh maka dilakukan penanganan/ pengawasan ekstra terhadap pasien tersebut dan dikomunikasikan kepada keluarga dan dokter.
D. Pelaporan Insiden, Analisa, Dan Solusi
Pelaporan insiden adalah pelaporan atas kejadian yang dapat berupa Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), Kejadian Tidak Cidera (KTC), Kejadian
Nyaris Cidera (KNC), dan Keadaan Potensial Cidera (KPC) yang terjadi pada pasien/ pengunjung/ karyawan, kerusakan alat medis, kerusakan sistem utilitas (air, listrik), masalah keamanan dan masalah penanganan bahan berbahaya & beracun (B3), untuk dilakukan analisis penyebab, rekomendasi, solusi, dan bisa dijadikan pembelajaran untuk kemudian hari.
Setiap terjadi insiden staff harus membuat laporan insiden yang kemudian dilanjutkan dengan pembuatan action plan. Laporan insiden dikirim ke unit manajemen risiko serta dilaporkan juga kepada kepala unit kemudian diteruskan ke kepala perawatan.
Setiap terjadi insiden baik yang terjadi di layanan NICU maupun yang terjadi di unit lain, dilakukan breafing kepada staf NICU agar hal yang serupa tidak terjadi kembali, atau jika diperlukan re-sosialisasi.
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
A. Pengertian
Keselamatan kerja adalah upaya untuk memberikan keselamatan dan peningkatan derajat kesehatan para pekerja dengan cara pencegahan penyakit dan kecelakaan akibat kerja, pengendalian bahaya di tempat kerja, promosi kesehatan, pengobatan, dan rehabilitasi.
B. Tujuan
Menurut mangkunegara (2002, p.165) bahwa tujuan dari kesehatan dan keselamatan kerja adalah sebagai berikut:
1. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik secara fisik, sosial, dan psikologis
2. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya seselektif mungkin
3. Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya
4. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi pegawai
5. Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja 6. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh
lingkungan atau kondisi kerja
7. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja
C. Ruang Lingkup
1. Lingkungan misalnya lantai tidak licin 2. Cukup pencahayaan
3. Peralatan siap pakai, dilakukan tes fungsi sebelum menggunakan peralatan 4. Fasilitas terkait tersedia, misalnya safety box untuk membuang jarum 5. Terdapat APD yang sesuai
6. Tidak terpapar infeksi airborne misalnya menggunakan masker jika batuk atau pilek
D. Prosedur
1. Terdapat prosedur pemakaian APD 2. Prosedur penanggulangan kebakaran 3. Prosedur penanggulangan bencana
4. Prosedur pelaporan Incident Report
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
A. Pengertian
Mutu adalah keseluruhan ciri atau karakteristik produk atau jasa dalam tujuannya untuk memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan.
B. Indikator
Indikator mutu pelayanan NICU ada dua yaitu:
1. Kepatuhan staff dalam melakukan hand hygiene sesuai 5 momen pedoman WHO
2. Kepatuhan staff dalam melakukan identifikasi pasien dengan benar Untuk mengetahui kepatuhan staff terhadap kedua indikator mutu pelayanan di NICU maka dilakukan tahap-tahap sebagai berikut:
1. Sosialisasi tentang indikator mutu
2. Sosialisasi tentang 5 momen hand hygiene
3. Audit oleh representatif untuk memantau kepatuhan staff dalam melakukan hand hygiene
4. Sosialisasi tentang identifikasi pasien
5. Audit oleh representatif untuk memantau kepatuhan staff dalam melakukan identifikasi pasien dengan benar
6. Sosialisasi dan simulasi tentang teknik hand hygiene yang benar 7. Couching conceling kepada staff yang tidak patuh
8. Breafing oleh Karu/ representatif setiap bulan mengenai indikator mutu unit
9. Evaluasi pencapaian mutu tiap bulan
BAB IX PENUTUP
Pedoman pelayanan Neonatus Intensive Care Unit Rumah Sakit Ibu Dan Anak Amanah Probolinggo ini diharapkan dapat menjadi panduan atau acuan bagi seluruh staff yang bekerja di NICU sehingga pelayanan kesehatan paripurna kepada pasien dan keluarga dapat diwujudkan.
Pedoman ini juga menjadi acuan kepada seluruh staff yang bekerja di NICU baik staff lama ataupun staff yang baru bergabung. Khusus untuk staff yang baru, pedoman ini akan dapat memberikan gambaran pekerjaan yang akan dilakukan sehingga pelayanan yang diberikan kepada pasien, keluarga serta customer lainnya dapat mencapai tujuannya yaitu kepuasan kepada pelanggan tercapai dengan sebaik-baiknya.
Demikian Pedoman Pelayanan Neonatus Intensive Care Unit ini disiapkan, agar operasional pelayanan berjalan dengan lancar. Pedoman ini dapat dilakukan revisi sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan.