• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Alhamdulillah, berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa untuk. merespon tingginya kebutuhan akan data dan informasi kesehatan,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR. Alhamdulillah, berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa untuk. merespon tingginya kebutuhan akan data dan informasi kesehatan,"

Copied!
160
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT dengan mengucapkan Alhamdulillah, berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa untuk merespon tingginya kebutuhan akan data dan informasi kesehatan, ditengah-tengah banyaknya tantangan yang dihadapi terkait pemenuhan data dan informasi sebagai landasan pengambilan

keputusan yang evidence based , penyusunan buku “Profil

Kesehatan Kabupaten Karimun Tahun 2015 “ ini akhirnya dapat

diterbitkan.

Profil kesehatan Kabupaten Karimun tahun 2015 merupakan kelanjutan dari profil - profil sebelumnya yang merupakan penyajian yang relative komprehensif terdiri dari data derajat kesehatan, upaya kesehatan, sumber daya kesehatan, dan data umum

serta lingkungan yang berhubungan dengan kesehatan

.

Terbitnya Profil kesehatan Kabupaten Karimun tahun 2015, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan terhadap data dan informasi kesehatan di semua lini, baik instansi pemerintah /swasta, organisasi profesi, mahasiswa, dan kelompok masyarakat lainnya. Profil

Kesehatan ini juga diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan

dalam mengukur kinerja program pembangunan kesehatan baik di Provinsi maupun Puskesmas yang berguna bagi perencanaan program pembangunan kesehatan berikutnya.

Dengan menyadari kekurangan dan keterbatasan dalam penyusunan Profil ini, maka untuk peningkatan dalam penyusunan

(3)

diterima dengan senang hati.

Akhirnya, terima kasih kami haturkan kepada semua pihak yang telah ikut berpartisipasi sejak awal proses penyusunan Buku Profil Kesehatan Kabupaten Karimun Tahun 2015 ini hingga selesai.

Tanjung Balai Karimun, 2016 KEPALA DINAS KESEHATAN

KABUPATEN KARIMUN

Dra. Hj. SENSISSIANA, M.Si Pembina Utama Muda NIP. 19611003 198603 2 010

(4)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

Bab I

:

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang…...……….... 1

1.2 Tujuan Penyusunan Profil …...………... 3

1.3 Sistematika Penulisan…...………... 3

Bab II

:

GAMBARAN UMUM KABUPATEN KARIMUN

2.1 Sejarah...…….………...……....……… 6

2.2 Keadaan Geografi... 8

2.3 Keadaan Demografi... 11

2.4 Keadaan Ekonomi Dan Sosial Budaya... 12

2.5 Keadaan Sarana Kesehatan... 18

Bab III

:

SITUASI DERAJAT KESEHATAN

3.1 Mortalitas... 19

3.2 Morbiditas... 24

3.3 Status Gizi... 34

Bab IV

:

SITUASI UPAYA KESEHATAN

4.1 Pelayanan Kesehatan ... 35

4.2 Akses Dan Mutu Pelayanan Kesehatan... 47

4.3 Perilaku Hidup Masyarakat... 50

4.4 Keadaan Lingkungan... 52

Bab V

:

SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

5.1 Sarana Kesehatan... 54 5.2 Tenaga Kesehatan……… 58 5.3 Pembiayaan Kesehatan... 61

Bab VI

:

PENUTUP

6.1 Kesimpulan... 62 6.2 Saran... 63

Lampiran

(5)

2.1 Peta Kabupaten Karimun ... 10

3.1 Jumlah Kematian Bayi Kabupaten Karimun tahun 2011-2015 ... 21

3.2 Jumlah Kematian Balita Kabupaten Karimun Tahun 2012-2015 ... 22

3.3 Jumlah Kematian Ibu Kabupaten Karimun Tahun 2012-2015 ... 23

3.4 Jumlah Kasus HIV/AIDS Kabupaten karimun Tahun 2012-2015 ... 29

4.1 Cakupan k1 dan k4 Kabupaten Karimun tahun 2012-2015 ... 36

5.1 Jumlah Posyandu menurut strata 2015 ... 56

(6)

DAFTAR TABEL

2.1 Jumlah Penduduk Kabupaten karimun Tahun 2015 ...11

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pasal 168 ayat (3) Undang-undang No 36 tahun 2009 menyebutkan bahwa untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang efektif dan efisien diperlukan informasi kesehatan yang dilakukan melalui system informasi dan melalui kerjasama lintas sektor dengan ketentuan lebih lanjut akan diatur dengan Peraturan Pemerintah. Sedangkan pada pasal 169 disebutkan pemerintah memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk memperoleh akses terhadap informasi kesehatan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Kesehatan merupakan tanggung jawab bersama setiap individu, keluarga, masyarakat, pemerintah dan swasta. Keberhasilan pembangunan kesehatan ditentukan oleh kontribusi dari semua sektor, berdasarkan fungsi dan peranannya masing-masing. Tujuan pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Setiap individu berkewajiban ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat.

Perwujudan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat, diselenggarakan melalui upaya kesehatan dengan pendekatan peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang dilaksanakan

(8)

P R O F I L K E S E H A T A N 2 0 1 5 Page 2

secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.

Indikator peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia yaitu adanya penurunan angka kematian bayi, angka kematian ibu dan meningkatnya status gizi masyarakat dan meningkatnya angka harapan hidup waktu lahir.

Pembangunan bidang kesehatan juga menjadi perhatian penting

dalam komitmen internasional, yang dituangkan dalam Milenium

Development Goals (MDGs). Dalam MDGs terdapat tujuan yang terkait

langsung dengan bidang kesehatan yaitu target 4 (menurunkan angka kematian anak), target 5 (meningkatkan kesehatan ibu) dan target 6 (memerangi HIV dan AIDS, TB dan Malaria serta penyakit lainnya), serta 2 target lainnya yang tidak terkait langsung yaitu target 1 (menanggulangi kemiskinan dan kelaparan) dan target 7 (memastikan kelestarian lingkungan hidup).

Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Karimun tahun 2015 memberikan gambaran tentang data situasi dan kondisi kesehatan masyarakat Karimun tahun 2015 dan juga memuat data-data meliputi data untuk indikator hasil, data untuk indikator kinerja, data umum, dan data lain yang diperlukan guna mendukung keberhasilan pembangunan kesehatan.

Profil kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun ini diharapkan dapat bermanfaat dalam mendukung sistem manajemen kesehatan yang lebih baik dalam rangka pencapaian Visi Dinas Kesehatan yaitu “Terwujudnya Kabupaten Karimun Sehat Sejahtera yang Mandiri Melalui Pelayanan Kesehatan yang Prima dan Berkeadilan“ dan selanjutnya dapat digunakan untuk dasar pembuatan perencanaan Kesehatan pada tahun yang

(9)

akan datang.

1.2 Tujuan Penyusunan Profil

1. U m u m

Tersedianya data dan informasi kesehatan Kabupaten Karimun tahun 2015 yang akurat dan selesai tepat waktu.

2. K h u s u s

a.

Diketahuinya gambaran keadaan umum, lingkungan fisik, geografi,

sosial ekonomi, pendidikan, dan demografi di Kabupaten Karimun tahun 2015.

b.

Diketahuinya visi, misi dan strategi pembangunan kesehatan serta

program-program dan target-target tahunan pembangunan kesehatan di Kabupaten Karimun tahun 2015.

c.

Diketahuinya hasil pencapaian pembangunan kesehatan di

Kabupaten Karimun tahun 2015.

d.

Diketahuinya kinerja pembangunan kesehatan, sumber daya

pembangunan kesehatan dan permasalahan pembangunan kesehatan di Kabupaten Karimun tahun 2015.

1.3 Sistematika Penulisan

Profil Kesehatan Kabupaten Karimun disajikan dengan sistematika

(10)

P R O F I L K E S E H A T A N 2 0 1 5 Page 4

BAB I - Pendahuluan

Menyajikan secara ringkas tentang latar belakang, maksud dan tujuan serta sistematika penyajian Profil Kesehatan Kabupaten Karimun tahun 2015.

BAB II - Gambaran Umum Kabupaten Karimun

Menyajikan tentang gambaran umum Kabupaten Karimun, yang meliputi letak geografis, administratif serta faktor yang berpengaruh

terhadap kesehatan dan faktor-faktor lainnya misalnya

kependudukan, ekonomi, pendidikan, sosial budaya dan lingkungan.

BAB III - Situasi Derajat Kesehatan

Menguraikan tentang indikator mengenai angka kematian, angka kesakitan dan angka status gizi masyarakat

BAB IV - Situasi Upaya Kesehatan

Menyajikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang, pemberantasan penyakit menular, pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan, pelayanan kesehatan dalam situasi bencana. Upaya pelayanan kesehatan yang diuraikan dalam bab ini juga mengakomodir indikator kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan serta upaya pelayanan kesehatan lainnya yang diselenggarakan oleh Dinas

(11)

Kesehatan Kabupaten Karimun.

BAB V - Situasi Sumber Daya Kesehatan

Menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan dan sumber daya kesehatan lainnya.

BAB VI - Kesimpulan dan Saran

Menggambarkan secara umum tentang hal-hal yang berkaitan dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI), pencapaian pembangunan kesehatan, kinerja pembangunan kesehatan, serta saran-saran berupa rekomendasi dalam rangka mengatasi masalah-masalah kesehatan yang ada.

Lampiran

Berisi resume/angka pencapaian Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun yang merupakan Indikator Pencapaian Kinerja Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan tahun 2015 serta disajikan dalam bentuk data terpilah dengan berdasarkan kepada pengarus utamaan gender.

(12)

P R O F I L K E S E H A T A N 2 0 1 5 Page 6

BAB II

GAMBARAN UMUM

2.1 Sejarah

Karimun pada awalnya berada di bawah kekuasaan kerajaan Sriwijaya hingga keruntuhannya pada abad ke-13, dan pada masa itu pengaruh agama Budha mulai masuk. Hal ini dibuktikan dengan adanya Prasasti di Desa Pasir Panjang. Pada masa itu disebutkan Karimun sering dilalui kapal-kapal dagang hingga pengaruh Kerajaan Malaka (Islam) mulai masuk tahun 1414.

Pada tahun 1511 Malaka jatuh ke tangan Portugis, saat itu Sultan Mansyur Syah yang memerintah memberi larangan pada keturunan rajaraja untuk tinggal di Malaka, dan mendirikan kerajaan-kerajaan kecil, lalu muncullah kerajaan Indrasakti, Indrapura, Indragiri, dan Indrapuri. Sementara itu banyak rakyat Malaka yang tinggal berpencar di pulau-pulau yang berada di Kepulauan Riau termasuk Pulau Karimun. Sejak kejatuhan Malaka dan digantikan perannya oleh kerajaan Johor, Karimun dijadikan basis kekuatan angkatan laut untuk menentang Portugis sejak masa pemerintahan Sultan Mahmud Syah I (1518-1521) hingga Sultan Ala Jala Abdul Jalil Ri’ayat Syah (1559-1591). Pada kurun waktu 1722-1784, Karimun berada dalam kekuasaan Kerajaan Riau-Lingga dan pada masa itu daerah Karimun, terutama Kundur dikenal sebagai penghasil gambir dan penghasil tambang (seperti: timah, granit, dll) dan Karimun berkembang menjadi daerah perdagangan serta mencapai kejayaan pada masa pemerintahan Raja Ali Haji. Jauh sebelum ditandatanganinya Treaty of

(13)

London, Kerajaan Riau-Lingga dan Kerajaan Melayu dilebur menjadi satu

sehingga semakin kuat dengan wilayah kekuasaan meliputi.Kepulauan Riau,

daerah Johor dan Malaka (Malaysia), Singapura dan sebagian kecil wilayah Indragiri Hilir.

Setelah Sultan Riau meninggal pada tahun 1911, Pemerintah Hindia Belanda menempatkan amir-amirnya sebagai District Thoarden untuk daerah yang besar dan Onder District Thoarden untuk daerah yang agak kecil. Pemerintah Hindia Belanda akhirnya menyatukan wilayah Riau-Lingga dengan Indragiri untuk dijadikan sebuah karesidenan yang dibagi menjadi 2 (dua) Afdelling, yaitu : Afdelling Tanjungpinang dan Afdelling Indragiri. Berdasarkan Surat Keputusan delegasi Republik Indonesia, provinsi Sumatera Tengah tanggal 18 Mei 1950 No. 9/Deprt. menggabungkan diri ke dalam Republik Indonesia dan Kepulauan Riau diberi status daerah Otonom Tingkat II yang dikepalai oleh Bupati sebagai kepala daerah dengan membawahi 4 (empat) kawedanan sebagai berikut :

1. Kawedanan Tanjungpinang meliputi wilayah Kecamatan Bintan Selatan.

2. Kawedanan Karimun meliputi wilayah Kecamatan Karimun, Kundur dan Moro.

3. Kawedanan Lingga meliputi wilayah Kecamatan Lingga, Singkep dan Senayang.

4. Kawedanan Pulau Tujuh meliputi wilayah Kecamatan Jemaja, Siantan, Midai, Serasan, Tambelan, Bunguran Barat dan Bunguran Timur.

(14)

P R O F I L K E S E H A T A N 2 0 1 5 Page 8 Kemudian berdasarkan Surat Keputusan No. 26/K/1965 dengan mempedomani Instruksi Gubernur Riau tanggal 10 Februari 1964 No. 524/A/1964 dan Instruksi No. 16/V/1964 dan Surat Keputusan Gubernur Riau tanggal 9 Agustus 1964 No. UP/247/5/1965, tanggal 15 November 1965 No. UP/256/5/1965 menetapkan terhitung mulai 1 Januari 1966 semua daerah Administratif kawedanan dalam kabupaten Kepulauan Riau dihapuskan.

Pada tahun 1999, berdasarkan UU No. 53 Tahun 1999 Kabupaten Kepulauan Riau dimekarkan menjadi 3 kabupaten, yaitu Kabupaten Kepulauan Riau, Kabupaten Karimun, dan Kabupaten Natuna. Akhirnya, Karimun diresmikan sebagai kabupaten yang berdiri sendiri dengan terdiri dari 3 (tiga) wilayah kecamatan, 6 (enam) kelurahan, dan 24 (dua puluh empat) desa. Selanjutnya, dalam rangka mendekatkan dan meningkatkan pelayanan umum, maka berdasarkan Peraturan Daerah No. 16 Tahun 2001, Kabupaten Karimun dimekarkan menjadi 7 (tujuh) wilayah kecamatan dengan 19 (sembilan belas) kelurahan dan 25 (dua puluh lima) desa dan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Karimun Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pembentukan Kecamatan, Kelurahan dan Desa di Kabupaten karimun, kini telah menjadi sebuah Kabupaten Otonom yang merupakan gabungan dari 12 (dua belas) Kecamatan dengan 29 (dua puluh sembilan) Kelurahan dan 42 (empat puluh dua) Desa.

2.2 Keadaan Geografi

Secara geografis luas wilayah Kabupaten Karimun merupakan Daerah kepulauan yang mempunyai luas 7.984 kilometer persegi yang

(15)

terdiri dari wilayah daratan seluas 1.524 kilometer persegi dan wilayah perairan seluas 6.460 kilometer persegi. Kabupaten Karimun terbentang

antara 000 24’ 36” LU sampai 010 13’ 12” LU dan 1030 13’ 12” BT sampai

1040 00’ 36” BT dengan Wilayah lautan mencakup wilayah sepanjang 4 mil

laut dari garis pantai dan Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 dan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1983.

Kabupaten Karimun merupakan sebuah kabupaten kepulauan yang terdiri dari pulau besar dan kecil. Kabupaten Karimun saat ini terdiri dari 249 buah pulau, dimana semua pulau sudah bernama dan hanya sebanyak 54 pulau yang sudah berpenghuni (Data terakhir hasil verifikasi Pemerintah Daerah Kabupaten Karimun). Tiga pulau terbesar di wilayah ini menjadi sentra berbagai kegiatan ekonomi masyarakat dan juga pemukiman penduduk, yaitu Pulau Karimun, Pulau Kundur dan Pulau Moro. Wilayah Kabupaten Karimun berada di antara Kota Batam, Singapura, Malaysia, Kepulauan Riau dan Riau. Hal ini menjadikan Karimun sebagai tempat yang sangat strategis terutama untuk berbagai kegiatan perekonomian. Berdasarkan aspek geostrategisnya, maka Kabupaten Karimun menjadi salah satu dari empat kabupaten yang sebagian wilayahnya ditetapkan sebagai kawasan perdagangan bebas (tiga lainnya adalah Sabang, Bintan dan Batam).

Batas-batas Kabupaten Karimun yaitu :

1. Utara : Selat Singapura (Philip Channel), Selat Malaka dan

Semenanjung Malaysia

2. Selatan : Kecamatan Kateman (Kabupaten Indragiri Hilir) dan

(16)

P R O F I L K E S E H A T A N 2 0 1 5 Page 10

3. Barat : Kecamatan Rangsang (Kabupaten Meranti) dan

Kecamatan Kuala Kampar Kabupaten Pelalawan.

4. Timur : Kecamatan Belakang Padang (Kota Batam)

Secara umum Karimun mempunyai dataran yang datar dan landai dengan ketinggian antara 20 sampai 500 meter dari permukaan laut.

Namun ada juga bagian yang berbukit-bukit dengan kemiringan sampai 400

serta ketinggian antara 20 sampai 500 meter. Di Karimun terdapat sebuah gunung yaitu Gunung Jantan yang terdapat di Desa Pongkar Kecamatan Tebing dengan ketinggian 478 meter dan merupakan salah satu sumber mata air di Karimun.

Gambar 2.1 Peta Kabupaten Karimun

(17)

2.3 Keadaan Demografi

Pada tahun 2015, kepadatan penduduk Kabupaten Karimun sebesar

148 jiwa per Km2. Penduduk Kabupaten Karimun terpusat di berbagai

sentra-sentra ekonomi dan pemerintahan. Beberapa daerah yang cukup banyak dihuni adalah Kecamatan Meral, Kecamatan Karimun dan Kecamatan Kundur.

Data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Karimun Tahun 2015, jumlah penduduk Kabupaten Karimun tercatat sebanyak 225.298 jiwa yang terdiri dari 114.922 penduduk berjenis kelamin laki-laki dan 110.376 penduduk berjenis kelamin perempuan sedangkan Perbandingan banyaknya penduduk laki-laki dengan banyaknya penduduk perempuan pada suatu daerah dan waktu tertentu (Rasio Jenis Kelamin) berjumlah 104,12%.

Tabel 2.1

Jumlah Penduduk Kabupaten Karimun Tahun 2015

KECAMATAN JUMLAH PENDUDUK RASIO

JENIS KELAMIN L P L+P KARIMUN 25,483 24,009 49,492 106.14 MERAL 21,638 19,949 41,587 108.47 TEBING 12,489 11,763 24,252 106.17 BURU 5,110 4,764 9,874 107.26 KUNDUR 15,773 15,541 31,314 101.49 TANJUNG BERLIAN 6,285 5,784 12,069 108.66 KUNDUR BARAT 8,892 8,198 17,090 108.46 MORO 9,025 8,319 17,344 108.49 DURAI 3,115 2,834 5,949 109.91 MERAL BARAT 6,649 6,050 12,699 109.90 UNGAR 2,878 2,819 5,697 102.09 BELAT 3,423 3,098 6,521 110.49 JUMLAH 120,760 113,128 233,888 106.75

(18)

P R O F I L K E S E H A T A N 2 0 1 5 Page 12

2.4 Keadaan Ekonomi Dan Sosial Budaya

Perekonomian adalah salah satu unsur penting dalam kesejahteraan penduduk. Perekonomian yang baik dan mengalami pertumbuhan memberikan sumbangan penting dan berdampak positif pada peningkatan penghasilan masyarakat. Artinya, bila ekonomi semakin berkembang, semakin terbuka pula peluang bagi masyarakat untuk memperoleh penghasilan melalui peran sertanya dalam aktivitas ekonomi. Sebagai salah satu komponen dalam indicator IPM, daya beli merupakan indicator yang paling sensitive terhadap perubahan yang terjadi. Setiap perubahan kebijakan makro nasional ternyata berdampak terhadap ketatnya perkembangan daya beli masyarakat, kondisi eksternal seperti kebijakan fiscal, moneter serta inflasi (naik turunnya harga barang dan jasa), merupakan factor yang mempengaruhi terhadap naik turunnya daya beli masyarakat. Oleh karena itu perlu ditingkatkan kinerja pembangunan guna meningkatkan produktivitas dan nilai tambah sector perekonomian terutama yang berbasis ekonomi kerakyatan.

Menurut sejarah, penduduk asli Kabupaten Karimun adalah suku laut yang berasal dari keturunan Melayu Tua (Proto Melayu). Akan tetapi sejak kedatangan keturunan Melayu Muda (Deutro Melayu), orang-orang Proto Melayu memilih untuk menyingkir dari Karimun karena mereka enggan untuk membaur dengan masyarakat lain. Mereka ada yang berpindah ke daerah pedalaman dan ada pula yang meninggalkan pulau dan hidup mengembara dilautan. Sejak itulah daerah karimun menjadi tempat hidup orang-orang dari kelompok Deutro Melayu, yang selanjutnya lebih dikenal sebagai Suku Bangsa Melayu. Mereka inilah yang dianggap

(19)

penduduk asli Karimun.

Kehidupan beragama masyarakat Melayu di Kabupaten Karimun berkaitan erat dengan Agama Islam. Berdasarkan data Sensus Penduduk 2010 Agama Islam menjadi Agama terbesar (84,2%) di Kabupaten Karimun. Segala bentuk pola pikir dan perilaku banyak dipengaruhi oleh nilai-nilai Islam. Namun demikian, masyarakat pemeluk agama lainpun juga hidup secara damai didaerah ini. Beberapa pemeluk agama lain diantaranya pemeluk agama Budha (10,7%), Khatolik (2,41%) dan Protestan (1,1%).

2.4.1 Pendapatan Regional Per Kapita

Berbagai program pembangunan telah dan akan dilaksanakan oleh pemerintah Kabupaten Karimun untuk dapat lebih menggerakkan roda perekonomian di Karimun. Saat ini Kabupaten Karimun memang berusaha melakukan pembangunan yang lebih merata dan menyeluruh ke berbagai aspek kehidupan masyarakat. Tentunya pembangunan ekonomi makro yang dilakukan pemerintah daerah perlu dievaluasi agar dapat mengukur tingkat kemajuan pembangunan yang telah dicapai. Untuk hal tersebut, maka diperlukan beberapa indikator ekonomi.

Salah satu indikator tersebut adalah angka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Melalui Produk Domestik Regional Bruto ini

dapat dihasilkan indikator-indikator lainnya seperti laju

pertumbuhan ekonomi secara umum maupun sektoral. Produk Domestik Regional Bruto per kapita atas dasar harga berlaku, tahun 2014 sebesar Rp. 6.847.807.001.869 sedangkan tahun 2015 sebesar

(20)

P R O F I L K E S E H A T A N 2 0 1 5 Page 14 Rp. 9.625.885.351.859 Produk Domestik Regional Bruto per kapita Atas Dasar Harga Konstan pada tahun 2014 sebesar Rp. 2.686.366.816.822 dan tahun 2015 Rp. 7.695.148.334.245. Hal ini menunjukkan bahwa Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tahun 2015 meningkat dibandingkan tahun 2014.

2.4.2

Masyarakat Miskin

Kemiskinan suatu wilayah dapat diketahui dengan melihat jumlah penduduk miskin, persentase penduduk miskin dan garis kemiskinan Kabupaten/Kota tersebut. Dalam hal ini, kemiskinan diukur secara makro yakni gambaran kemiskinan secara umum yang tidak dapat menunjukkan siapa dan dimana penduduk yang dimaksud, tapi sangat baik dalam menunjukkan kemiskinan sebagai akibat dari kebijakan pembangunan. Jumlah penduduk miskin mengindikasikan banyaknya penduduk yang berada dibawah garis kemiskinan suatu Kabupaten/Kota berdasarkan batas tertentu.

Jumlah Masyarakat Miskin tahun 2015 yang tercatat di UPTD JPKM yang memiliki SKTM di Kabupaten Karimun sebanyak 2.027 jiwa. (Sumber dari UPTD JPKM Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun Tahun 2015).

2.4.3

Pendidikan Penduduk

Penduduk yang berpendidikan dan berkualitas tinggi merupakan aset yang sangat berharga bagi pembangunan daerah tersebut. Melalui suatu sistem pendidikan yang terpadu dan

(21)

menjangkau seluruh masyarakat baik di kota maupun di desa, maka diharapkan kualitas penduduk di Kabupaten Karimun dapat lebih meningkat.

• Pendidikan Dasar

Seiring dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pendidikan terutama pendidikan dasar 9 tahun, di Kabupaten Karimun telah banyak berdiri sekolah-sekolah mulai dari taman kanak-kanak, sekolah-sekolah dasar, dan sekolah menengah tingkat pertama. Begitu pula halnya dengan tenaga pengajar yang juga mengalami peningkatan baik dari segi jumlah maupun mutunya.

Dengan pencanangan wajib belajar 9 tahun, maka setiap siswa yang telah lulus dari sekolah dasar diharuskan/diharapkan melanjutkan ke sekolah menengah tingkat pertama sehingga kualitas dari siswa itu dapat meningkat. Jumlah Sekolah Tingkat Dasar di Kabupaten Karimun Tahun 2015 sebanyak 148 Unit dan jumlah Murid SD sebanyak 27.124 Jiwa dimana 13.021 murid berjenis kelamin laki-laki dan 14.103 murid berjenis kelamin perempuan sedangkan Jumlah sekolah menengah tingkat pertama baik negeri maupun swasta dan madrasah tsanawiyah ada sebanyak 58 unit.

• Pendidikan Menengah Atas

Bila suatu daerah ingin maju dan berkembang, maka penduduk yang berkualitas dan berkemampuan tinggi sangat diperlukan guna mendukung pembangunan daerah tersebut.

(22)

P R O F I L K E S E H A T A N 2 0 1 5 Page 16 Untuk itu pendidikan dasar saja belum cukup, tapi masih perlu ditambah lagi dengan pendidikan menengah atas.

• Pendidikan Non-Formal

Dewasa ini persaingan dalam dunia kerja semakin meningkat. Bila seseorang hanya memiliki kemampuan yang terbatas pada pendidikan formal saja, maka dia akan sulit bersaing. Karena itu, selain kemampuan formal dalam dunia kerja dituntut pula kemampuan non formal seperti kemampuan komputer dan berbahasa Inggris.

Di Kabupaten Karimun jumlah Institusi Pendidikan non-formal semakin bertambah jumlahnya mulai dari kursus sampai

pendidikan professional. Lembaga-lembaga tersebut

menawarkan berbagai jenis kemampuan non-formal yang diperlukan dalam dunia kerja. Pendidikan merupakan titik sentral untuk mengatasi rendahnya kualitas sumber daya manusia khususnya masalah ketenagaan.

2.4.4

Mata Pencaharian Penduduk

Sektor pertanian merupakan sumber utama penghasilan sebagian besar penduduk Kabupaten Karimun yang dikelompokkan kedalam 5 sub sektor, yaitu Tanaman Pangan, Peternakan, Perikanan, Kehutanan, dan Perkebunan.

Diantara kelima sub sektor pertanian yang terdapat di Kabupaten Karimun, sub sektor yang paling menonjol peranannya adalah sub sektor perikanan. Hal ini wajar mengingat kondisi geografis Kabupaten Karimun terdiri atas wilayah lautan yang cukup

(23)

luas yang kaya akan potensi perikanan dan hasil laut lainnya.

2.4.5

Persentase Penduduk Melek Huruf

Data Penduduk yang melek huruf di Kabupaten Karimun berdasarkan data BPS Kabupaten Karimun Tahun 2015 dari penduduk berumur 10 tahun keatas yang berjumlah 179.148 jiwa, terdapat 172.028 jiwa yang penduduk berumur 10 tahun keatas melek huruf dan data tersebut merupakan proporsi dari angka kabupaten. Jika dibandingkan menurut jenis kelamin, persentase laki-laki adalah 97,09 % laki-laki melek huruf sedangkan perempuan yang melek huruf berkisar 94,92 %.

Tabel 2.2

Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas Yang Melek Huruf Kabupaten Karimun tahun 2015

VARIABEL JUMLAH PERSENTASE

L P L + P L P L + P

PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS

91.285 87.863 179.148

PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG

MELEK HURUF

88.631 83.397 172.028 97.09 94.92 96.03

PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN: a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH

SD 18.612 20.842 39.454 20.39 23.72 22.02 b. SD/MI 28.231 28.679 56.910 30.93 32.64 31.77 c. SMP/ MTs 17.632 14.461 32.093 19.32 16.46 17.91 d. SMA/ MA 18.524 16.420 34.944 20.29 18.69 19.51 e. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 3.377 1.436 4.813 3.70 1.63 2.69 f. DIPLOMA I/DIPLOMA II 749 699 1.448 0.82 0.80 0.81 g. AKADEMI/DIPLOMA III 969 1.117 2.086 1.06 1.27 1.16 h. UNIVERSITAS/DIPLOMA IV 2.723 3.809 6.532 2.98 4.34 3.65 i. S2/S3 (MASTER/DOKTOR) 470 399 869 0.51 0.45 0.49

(24)

P R O F I L K E S E H A T A N 2 0 1 5 Page 18

2.5 Keadaan Sarana Kesehatan

Penyediaan sarana kesehatan melalui peningkatan jumlah Rumah Sakit, Rumah Bersalin, Balai Pengobatan, Puskesmas, Pustu, Apotek, Pelayanan Kesehatan Swasta dan Posyandu telah menjangkau sebagian besar masyarakat sampai ke desa-desa sehingga sebagian besar penduduk telah mendapatkan pelayanan secara optimal. (Tabel 67)

Keadaan Sarana Kesehatan di Kabupaten Karimun Tahun 2015 adalah sebagai berikut :

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Puskesmas Puskesmas Pembantu

Rumah Sakit Umum Pemerintah RS. TNI

Rumah Sakit Swasta Apotek

Toko Obat

PBF (Pedagang Besar Farmasi) Gudang Farmasi Rumah Bersalin Balai Pengobatan/Klinik Pusling Laut Posyandu Posyandu Lansia

Poskesdes / Polindes / Posbindu Praktek Dokter Perorangan Praktek Dokter Bersama Praktek Dokter Gigi

: : : : : : : : : : : : : : : : : : 10 buah 37 buah 1 buah - 1 buah 20 buah 47 buah - buah 1 buah - buah 13 buah 3 buah 220 buah 113 buah 47 buah 25 buah 5 buah 6 buah

(25)

BAB III

SITUASI DERAJAT KESEHATAN

Penilaian terhadap derajat kesehatan dapat menggunakan beberapa indikator yang mencerminkan kondisi mortalitas (kematian), status gizi dan morbiditas (kesakitan). Pada profil kesehatan Kabupaten Karimun ini, derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten karimun digambarkan melalui Angka Mortalitas; terdiri atas Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKABA) dan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Morbiditas; Angka Kesakitan beberapa penyakit serta Status Gizi pada balita.

Derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut tidak hanya berasal dari sektor kesehatan seperti pelayanan kesehatan dan ketersediaan sarana dan prasarana, melainkan juga dipengaruhi faktor ekonomi, pendidikan, lingkungan sosial, keturunan dan faktor lainnya.

Dari kegiatan yang telah dilaksanakan selama tahun 2015 maka diperoleh hasil pencapaiannya melalui beberapa indikator untuk derajat kesehatan seperti dibawah ini :

3.1 Angka Kematian (Mortalitas)

Mortalitas atau angka kematian merupakan salah satu diantara tiga komponen proses demografi yang berpengaruh terhadap struktur penduduk selain fertilitas dan migrasi. Tinggi rendahnya tingkat mortalitas di suatu daerah tidak hanya mempengaruhi pertumbuhan penduduk tetapi juga bisa dijadikan sebagai barometer dari tinggi rendahnya tingkat kesehatan di daerah tersebut.

(26)

P R O F I L K E S E H A T A N 2 0 1 5 Page 20 Kasus kematian terutama dalam jumlah kasus banyak berkaitan dengan masalah sosial, ekonomi, adat istiadat maupun masalah kesehatan lingkungan. Indikator kematian berguna untuk memonitor kinerja pemerintah pusat maupun daerah dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat. Besar kecilnya tingkat kematian ini dapat merupakan petunjuk atau indikator bagi tingkat kesehatan dan tingkat kehidupan penduduk di suatu wilayah.

3.1.1 Angka Kematian Bayi (AKB) per-1.000 Kelahiran Hidup

Data Kelahiran hidup di Kabupaten Karimun pada tahun 2015 tercatat sebanyak 4.328 kelahiran dan terdapat 44 kasus lahir mati yang terdiri dari 25 bayi laki-laki dan 19 bayi perempuan, angka lahir mati per 1.000 kelahiran berjumlah 10,2 ini didapat dari jumlah lahir mati di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu dibagi dengan jumlah kelahiran (hidup + mati) di wilayah dan pada kurun waktu yang sama dikali 1.000 (tabel 4).

Angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup didapat dari jumlah bayi yang berumur < 1th yang meninggal di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu dibagi dengan jumlah kelahiran hidup di wilayah dan pada kurun waktu tertentu dikalikan dengan 1.000. Berdasarkan tabel 5 data jumlah bayi yang mati ada 80 kasus yang terdiri dari 52 bayi laki-laki dan 28 bayi perempuan yang berarti angka kematian bayi tahun 2015 adalah 18.7 per 1.000 kelahiran hidup. Ini berarti kasus kematian bayi mengalami penurunan dibanding tahun 2014 dimana Tahun 2014 ada 45 kasus lahir mati dan 104 kasus bayi mati dari 4.890 kelahiran hidup. Jumlah

(27)

Kematian Bayi di Kabupaten Karimun tahun 2011-2015 dapat dilihat secara rinci dalam grafik dibawah ini :

Gambar 3.1

Jumlah kematian bayi Kabupaten Karimun Tahun 2011-2015

0 20 40 60 80 100 120 Kematian Bayi 63 77 76 104 80 2011 2012 2013 2014 2015

Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat data 5 tahun terakhir jumlah kematian bayi Kabupaten Karimun mengalami Fluktuasi yaitu dari tahun 2011 ke tahun 2012 mengalami penurunan dan menurun kembali ditahun 2013 kemudian ditahun 2014 mengalami peningkatan yang sangat tinggi sedangkan jumlah kasus kematian bayi di Kabupaten Karimun pada tahun 2015 kembali menurun secara Signifikan dikarenakan adanya kegiatan Review yang dibahas oleh tim ahli yang membahas tentang apa penyebabnya serta memberi rekomendasi pada Puskesmas sehingga kesalahan Puskesmas tidak terulang lagi serta untuk pembelajaran dan meningkatkan keterampilan di Puskesmas itu sendiri.

(28)

P R O F I L K E S E H A T A N 2 0 1 5 Page 22

3.1.2 Angka Kematian Balita per-1.000 Kelahiran Hidup

Berdasarkan tabel 5 data jumlah kematian balita yang terjadi di Kabupaten Karimun tahun 2015 tercatat 91 kasus yang terdiri dari 57 balita laki-laki dan 34 balita perempuan dari 4.284 kelahiran hidup, dimana angka kematian Balita 21,2 per 1.000 Kelahiran Hidup. Penyebab terbanyak kematian balita ini disebabkan oleh Asfiksia, BBLR dan Lain-lain. Jumlah ini menurun dibandingkan tahun 2014 yaitu jumlah kematian 109 kasus balita mati dari jumlah 4.890 kelahiran hidup dengan angka kematian balita 22,3 per 1.000 kelahiran hidup.

Gambar 3.2

Jumlah kematian balita Kabupaten Karimun Tahun 2012-2015

0 20 40 60 80 100 120 AKABA 80 83 109 91 2012 2013 2014 2015

Gambar diatas menunjukkan jumlah kematian balita di Kabupaten karimun tahun 2012-2014 terus mengalami peningkatan dan di tahun 2015 ini kematian balita mengalami penurunan sebanyak 18 kasus (9 %).

(29)

3.1.3 Angka Kematian Ibu

Tinggi rendahnya angka maternal mortality dapat dipakai

mengukur taraf program kesehatan di suatu Daerah khususnya program kesehatan ibu dan anak. Semakin rendah angka kematian ibu di suatu Daerah menunjukkan tinggi taraf kesehatan Daerah tersebut.

Kematian ibu adalah kematian yang terjadi pada ibu karena peristiwa kehamilan, persalinan dan masa nifas. Berdasarkan tabel 6 diketahui Data Angka kematian ibu pada tahun 2015 sebanyak 5 kasus atau 117 per 100.000 Kelahiran Hidup dari 4.284 jumlah lahir hidup. Keadaan ini menurun jika dibandingkan dengan tahun 2014 terjadi kematian ibu sebanyak 13 kasus atau 266 per 100.000 Kelahiran Hidup dari 4.890 jumlah lahir hidup. Target Indikator Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun Untuk Angka Kematian Ibu adalah 102 per 1000 kelahiran hidup, dengan begitu AKI tahun 2015 Dikabupaten Karimun Masih belum tercapai..

Gambar 3.3

Jumlah kematian ibu Kabupaten Karimun Tahun 2012-2015

0 5 10 15 Kematian Ibu 7 7 13 5 2012 2013 2014 2015

(30)

P R O F I L K E S E H A T A N 2 0 1 5 Page 24 Berdasarkan gambar diatas dapat diketahui jumlah kematian ibu di Kabupaten Karimun dari tahun 2012-2014 mengalami peningkatan dan di tahun 2015 angka kematian ibu kembali menurun ini dikarenakan adanya Pemantauan dan Pembinaan Program Kesehatan Ibu dan Anak oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun kepada Puskesmas dan Bidan Desa se Kabupaten Karimun serta adanya program magang Bidan Desa di Rumah Sakit.

3.2 Angka Kesakitan (Morbiditas)

Morbiditas adalah keadaan sakit; terjadinya penyakit atau kondisi yang mengubah kesehatan dan kualitas hidup. Morbiditas adalah angka kesakitan (insidensi atau prevalensi) dari suatu penyakit yang terjadi pada populasi dalam kurun waktu tertentu. Morbiditas (angka kesakitan) digunakan untuk menggambarkan pola penyakit yang terjadi di masyarakat.

3.2.1 AFP (

Acute Flaccid Paralysis

) Pada Anak Usia <15

Seringkali kita salah memahami istilah lumpuh layu. Kebanyakan masyarakat kita berpendapat bahwa lumpuh layu atau keadaan dimana persendian tidak dapat digerakkan sebagaimana seharusnya adalah polio.

Lumpuh layu adalah sebuah penyakit dimana persendian tiba-tiba tidak dapat digerakkan, bisa menyebabkan polio tapi belum tentu polio. Lumpuh layu bisa disebabkan oleh penyakit lain, demam misalnya. Si penderita yang tiba-tiba mengidap lumpuh layu, harus segera diperiksa faesesnya ke laboratorium untuk mengetahui adakah

(31)

bibit penyebab polio di dalam tubuhnya. Polio bisa menyebabkan kelumpuhan permanen bahkan kematian yang sampai sekarang sulit untuk diobati.

Pada tahun 2015 di Kabuaten Karimun, berdasarkan table 18 diketahui ada 1 kasus AFP atau 0,65 per 100.000 jumlah penduduk <15 Tahun yaitu terdapat di Kecamatan Tebing. Diketahui bahwa target indicator kinerja Dinas Kesehatan Karimun untuk kasus AFP adalah 1 per 100.000 penduduk, ini berarti dapat dilihat bahwa kasus AFP di Kabupaten Karimun tahun 2015 sudah mencapai target.

3.2.2 Prevalensi Tuberkulosis (TB Paru)

Millenium Development Goals (MDG’s) menjadikan penyakit TB paru sebagai salah satu penyakit yang menjadi target untuk diturunkan, selain malaria dan HIV/AIDS. Pada level nasional berbagai upaya telah dilakukan untuk mengendalikan penyakit ini, diantaranya melalui program Directly Observed Treatment Shortcourse Chemotherapy (DOTS).

Berdasarkan tabel 7 diketahui Data Jumlah kasus baru TB Paru sebanyak 125 kasus atau 53,44 per 100.000 penduduk yang terdiri dari 85 orang berjenis kelamin laki-laki dan 40 orang berjenis kelamin perempuan, sedangkan kasus lama berjumlah 145 kasus yang terdiri dari 68 orang berjenis laki-laki dan 77 orang berjenis kelamin perempuan. Pada tahun 2015 terdapat 5 Jumlah kematian akibat kasus TB Paru.

(32)

P R O F I L K E S E H A T A N 2 0 1 5 Page 26

3.2.3 Angka Penemuan Kasus Penderita TB Paru BTA(+)

Berdasarkan tabel 8 dapat dilihat data Penyakit TB Paru BTA positif tahun 2015 sebanyak 125 kasus dengan jumlah jenis kelamin laki-laki sebanyak 85 orang dan 40 orang berjenis kelamin perempuan, jika dibandingkan dengan data tahun 2014 kasus TB Paru Positif 138 kasus dengan jumlah jenis kelamin laki-laki

sebanyak 66 orang dan 72 orang berjenis kelamin perempuan. Dapat

dilihat bahwa kasus TB Paru BTA Positif tahun 2015 mengalami penurunan bila dibandingkan dengan kasus tahun 2014.

3.2.4 Angka Kesembuhan Kasus Penderita TB Paru BTA(+)

Dari tabel 9 dapat dilihat bahwa data Tahun 2015 jumlah penderita TB Paru BTA(+) yang diobati sebanyak 145 kasus dengan jumlah jenis kelamin laki-laki sebanyak 68 orang dan 77 orang berjenis kelamin perempuan dan Angka kesembuhan penderita TB Paru BTA(+) di Kabupaten Karimun tahun 2015 sebesar 67,70%, jika dibandingkan dengan tahun 2014 angka kesembuhan penderita TB Paru BTA(+) sebesar 70,42% berarti mengalami penurunan di tahun 2015 dan masih jauh dari target yang diinginkan sebesar 85 %.

3.2.5 Pneumonia Balita

Berdasarkan tabel 10 dapat dilihat bahwa Perkiraan (sasaran) Penderita kasus Pneumonia pada balita di Kabupaten Karimun Tahun 2015 sebanyak 2.968 kasus dengan jumlah penderita berjenis kelamin laki-laki sebanyak 1.532 orang dan 1.436 berjenis kelamin perempuan dan realisasi tahun 2015 penderita Pneumonia yang

(33)

ditemukan dan ditangani sebanyak 533 atau 17.96 % dimana wilayah Kecamatan Meral yang paling banyak ditemukan kasus pnemonia yaitu sebanyak 166 Balita (31,45%), ini dikarenakan Puskesmas Meral memiliki Program MTBS nya yang sudah berjalan dengan baik dan adanya perbedaan Definisi Operasional (DO) antara Program dengan pendidikan kedokteran. Kasus Pnemonia di tahun 2015 ini mengalami penurunan kasus dibandingkan tahun 2014 yaitu terdapat 2.986 jumlah perkiraan penderita Pneumonia balita dan yang ditangani sebanyak 853 kasus atau 28.56%.

3.2.6 Penyakit HIV / AIDS

HIV merupakan singkatan dari “human immunodeficiency

virus”. HIV merupakan retrovirus yang menjangkali sel-sel system

kekebabalan tubuh manusia (terutama CD4 positive T-sel dan macrophages komponen-komponen utama system kekebalan sel), dan menghancurkan atau mengganggu fungsinya. Infeksi virus ini mengakibatkan terjadinya penurunan system kekebalan yang terus-menerus, yang akan mengakibatkan defesiensi kekebalan tubuh.

AIDS adalah singkatan dari “acquired immunodeficiency

syndrome” dan menggambarkan berbagai gejala dan infeksi yang

terkait dengan menurunnya system kekebalan tubuh. Infeks HIV merupakan penyebab AIDS. Tingkat HIV dalam tubuh dan timbulnya berbagai infeksi tertentu merupakan indicator bahwa infeksi HIV telah berkembang menjadi AIDS.

Penyakit HIV/AIDS telah sejak lama menyita perhatian berbagai kalangan. Kasus penyakit yang menyerang sistem kekebalan

(34)

P R O F I L K E S E H A T A N 2 0 1 5 Page 28 tubuh ini, senantiasa meningkat dari tahun ke tahun. Berbagai upaya penanggulangan telah ditempuh, namun tidak mampu membendung peningkatan kasus yang terjadi. Permasalahan ini tidak dapat dipungkiri berkaitan dengan mobilitas penduduk yang meningkat pesat disertai peningkatan perilaku seksual yang tidak aman dan penggunaan NAPZA suntik makin meluas.

Berdasarkan data tabel 11 dapat dilihat bahwa data Kasus pengidap HIV pada tahun 2015 sebanyak 154 kasus HIV dengan jumlah penderita berjenis kelamin laki-laki sebanyak 75 orang dan 79 orang berjenis kelamin perempuan dan diketahui 31 kasus AIDS dengan penderita berjenis kelamin lak-laki sebanyak 21 orang dan 10 orang berjenis kelamin perempuan, sedangkan tahun 2014 terdapat 77 kasus HIV dan 28 kasus AIDS sehingga kasus HIV dan AIDS mengalami peningkatan dibanding tahun 2014. Dari tabel 11 dapat dilihat Jumlah tingkat kematian akibat AIDS pada tahun 2015 terjadi sebanyak 24 kasus dengan 17 orang berjenis kelamin laki-laki dan 7 orang berjenis kelamin perempuan.

(35)

GAMBAR 3.4

Jumlah Kasus HIV/AIDS kabupaten Karimun tahun 2012-2015

0 100 200 HIV AIDS HIV 137 84 77 154 AIDS 68 39 28 31 2012 2013 2014 2015

Gambar diatas menjelaskan bahwa Jumlah kasus HIV/AIDS

Kabupaten Karimun tahun 2012 ke 2014 mengalami penurunan namun meningkat kembali jumlah kasus di tahun 2015.

3.2.7 Darah Donor Diskrining terhadap HIV

Berdasarkan data pada tabel 12 dapat dilihat Jumlah pendonor darah pada tahun 2015 di Kabupaten Karimun yaitu sebanyak 3.687 pendonor dengan 3.235 orang berjenis kelamin laki-laki dan 452 orang berjenis kelamin perempuan sedangkan sampel darah yang diperiksa sebanyak 3.513 sampel atau 95.28 % dan yang dinyatakan positif HIV sebanyak 10 kasus atau 0,28 % dengan jumlah 9 orang berjenis kelamin laki-laki dan 1 orang berjenis kelamin perempuan.

3.2.8 Kasus Diare Ditangani

Diare dapat diartikan suatu kondisi buang air besar yang tidak normal yaitu lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang encer dapat disertai atau tanpa disertai darah atau lendir sebagai

(36)

P R O F I L K E S E H A T A N 2 0 1 5 Page 30 akibat dari terjadinya proses inflamasi pada lambung atau usus.

Penyebab timbulnya diare adalah gangguan makanan yang tidak dapat diserap dan menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rogga usus. Akibat dari diare adalah kehilangan air dan elektrolit yang mengakibarkan gangguan asam basa, gangguan gizi, hipoglikemia dan gangguan sirkulasi darah.

Tingkat kematian akibat diare dapat diturunkan dengan adanya tata laksana yang tepat dan cepat, diantaranya melalui pelatihan petugas yang diintegrasikan dengan MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit). Selain itu juga dapat dilakukan pengamatan tatalaksana diare di puskesmas sentinel. Berdasarkan tabel 13 dapat dilihat bahwa Jumlah kasus diare yang ditemukan pada tahun 2015 berjumlah 5.005 kasus serta kasus diare yang ditangani sebanyak 3.775 kasus atau 75.4 % sedangkan pada tahun 2014 kasus diare sebanyak 4.971 kasus dan kasus diare yang ditangani sebanyak 3.151 atau 63,4 %, jika dibandingkan dengan tahun 2014 ini berarti terjadi peningkatan dalam kasus diare yang terjadi di Kabupaten Karimun.

3.2.9 Kusta

Penyakit kusta atau lepra (leprosy) atau disebut juga dengan Morbus Hansen, adalah sebuah penyait infeksi menular kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobecterium leprae. Indonesia dikenal sebagai satu dari tiga Negara yang paling banyak memiliki penderita kusta. Dua Negara lainnya adalah India dan Brazil.

(37)

hipotesis telah ditemukan seperti adanya kontak dekat dan penularan dari udara. Dan diduga factor genetika juga ikut berperan, setelah melalui penelitian dan pengamatan pada kelompok penyakit kusta dikeluarga tertentu. Belum diketahui pula mengapa dapat terjadi tipe kusta yang berbeda pada setiap individu.

Kelompok yang berisiko tinggi terkena kusta adalah yang tinggal di daerah endemic dengan kondisi yang buruk seperti tempat tidur yang tidak memadai, air yang tidak bersih, asupan gizi yang buruk, dan adanya penyertaan penyakit lain seperti HIV yang dapat menekan system imun. Pria memiliki tingkat terkena kusta dua kali lebih tinggi dari wanita.

Berdasarkan tabel 16 dapat dilihat bahwa Di Kabupaten Karimun Jumlah kasus kusta tahun 2015 terdapat 3 kasus Pausi Basiler (PB)/ Kusta Kering ≥ 15 tahun atau 0,13 per 10.000 penduduk, sedangkan data tahun 2014 terdapat 5 kasus. Berarti tahun ini kasus kusta mengalami penurunan.

3.2.10 Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat

Dari tabel 17 dapat dilihat bahwa Pada tahun 2015 Penderita Kusta selesai berobat di Kabupaten Karimun tidak ada sedangkan untuk tahun 2014 persentase penderita kusta selesai berobat kasus kusta MB sebanyak 2 Kasus.

(38)

P R O F I L K E S E H A T A N 2 0 1 5 Page 32

3.2.11 Kasus Penyakit Menular yang dapat dicegah dengan

imunisasi (PD3I)

Berdasarkan table 19 dan 20 Data Kasus PD3I pada tahun 2015 tidak terdapat kasus atau nihil sedangkan campak sebanyak 14 kasus dimana berjenis kelamin laki-laki sebanyak 8 kasus dan 6 kasus berjenis kelamin perempan. Sedangkan tahun 2014 terdapat 1 kasus Tetanus Neonatorum dan campak sebanyak 15 kasus.

3.2.12 Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD)

Berdasarkan tabel 21 diketahui Data laporan yang diperoleh dari tiap-tiap puskesmas di Kabupaten Karimun jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) pada tahun 2015 sebanyak 368 kasus terdiri dari 191 orang berjenis kelamin laki-laki dan 177 orang berjenis kelamin perempuan dan jumlah yang ditangani sebanyak 368 kasus (100 %). Angka Kesakitan DBD 163,3 per 100.000 penduduk, Jumlah ini mengalami penurunan kasus jika dibandingkan dengan tahun 2014, jumlah kasus DBD 390 kasus dan jumlah yang ditangani 390 kasus (100 %) atau 167.9 per 100.000 penduduk.

3.2.13 Angka Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD)

Dari tabel 21 juga dapat dilihat bahwa Angka kematian yang diakibatkan oleh DBD yaitu 7 kasus yang terdapat di puskesmas Tg. Balai berjumlah 2 orang puskesmas Meral 4 orang dan puskesmas Moro berjumlah 1 orang, sedangkan pada tahun 2014 angka kematian DBD 8 kasus yang terdapat di Puskesmas Tg. Balai,

(39)

Puskesmas Meral dan Puskesmas Tanjung Batu.

3.2.14 Angka Kesakitan Malaria per-1.000 penduduk

Berdasarkan tabel 22 diketahui jumlah kasus malaria pada tahun 2015 dengan sediaan pemeriksaan darah positif sebanyak 3 kasus terdiri dari 3 laki-laki, dimana angka kesakitan yaitu 0,01 per 1.000 penduduk. Kabupaten Karimun merupakan daerah endemis malaria, kasus ini menurun jika dibanding dengan tahun 2014 dimana kasus malaria dengan penderita positif sebanyak 14 kasus dengan angka kesakitan 0.06 per 1000 penduduk. Target indicator kinerja dinas kesehatan kabupaten karimun untuk angka kesakitan malaria adalah 1 per 1000 penduduk.

3.2.15 Angka Kematian Malaria

Pada tahun 2015 ini tidak terdapat kasus kematian akibat kasus Malaria di Kabupaten Karimun.

3.2.16 Kasus Penyakit Filariasis Ditangani

Filariasis adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit berupa

cacing filaria, yang terdiri dari 3 spesies yaitu Wuchereria bancrofti,

Brugia malayi dan Brugia timori. Penyakit ini menginfeksi jaringan

limfe (getah bening). Filariasis menular melalui gigitan nyamuk yang mengandung cacing filaria dalam tubuhnya. Dalam tubuh manusia, cacing tersebut tumbuh menjadi cacing dewasa dan menetap di jaringan limfe sehingga menyebabkan pembengkakan di kaki, tungkai, lengan dan organ vital.

(40)

P R O F I L K E S E H A T A N 2 0 1 5 Page 34 Berdasarkan tabel 23 diketahui Pada tahun 2015 tidak

terdapat kasus baru penderita Filariasis..

3.3 Status Gizi

3.3.1 Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)

Dari tabel 37 dapat dilihat Jumlah bayi lahir hidup di Kabupaten Karimun pada tahun 2015 yaitu 4.284 bayi dimana jumlah bayi berjenis kelamin laki-laki sebanyak 2.253 dan bayi perempuan 2.031. Bayi yang ditemukan dengan berat badan lahir rendah yaitu ada 202 bayi yang berarti 4.7 % dari jumlah bayi lahir hidup yaitu 105 berjenis kelamin laki-laki dan 97 berjenis kelamin perempuan. Dibandingkan tahun 2014 angka ini mengalami peningkatan, pada tahun 2014 bayi yang ditemukan dengan berat badan lahir rendah berjumlah 172 bayi atau 3.5 %.

3.3.2 Balita Dengan Gizi Buruk

Balita yang mengalami gizi buruk berdasarkan BB/U pada tahun 2015 diwilayah Kabupaten Karimun terdapat 49 balita berdasarkan jumlah rata-rata balita ditimbang sebanyak 15.131 balita dimana Puskesmas Tanjung Batu merupakan angka tertinggi untuk kasus balita gizi buruk (13 Kasus) disusul dengan puskesmas Tebing (11 kasus) dan Puskesmas Tanjung Berlian (8 Kasus).

(41)

BAB IV

SITUASI UPAYA KESEHATAN

4.1 Pelayanan Kesehatan Dasar

Pelayanan kesehatan dasar meliputi pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat. Pelayanan kesehatan perorangan yang ditujukan untuk menyembuhkan penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan dan keluarga. Selanjutnya pelayanan kesehatan masyarakat ditujukan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit suatu kelompok dan masyarakat. Pemerintah daerah bertugas menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara bertanggung jawab, aman, bermutu dan merata serta nondiskriminatif.

Pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata merupakan gambaran pelayanan kesehatan yang sesuai dengan Visi Masyarakat Sehat Yang Mandiri dan Berkeadilan, untuk mewujudkan hal tersebut di Kabupaten Karimun telah tersedia sarana pelayanan kesehatan yang tersebar di seluruh kecamatan sampai ke desa-desa, baik sarana pelayanan kesehatan pemerintah maupun sarana pelayanan kesehatan swasta.

Upaya yang telah dilaksanakan Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun tahun 2015 dalam memberikan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat dapat diketahui dari uraian sub indikator berikut :

4.1.1 Kunjungan Ibu Hamil (K1 dan K4)

K1 adalah kunjungan pertama ibu hamil ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal yang

(42)

P R O F I L K E S E H A T A N 2 0 1 5 Page 36 dilakukan pada trisemester pertama kehamilan. Selanjutnya K4 adalah kunjungan ibu hamil untuk mendapatkan pelayanan antenatal minimal 4 kali, yaitu 1 kali pada trisemester pertama kehamilan, 1 kali pada trisemester kedua kehamilan dan 2 kali pada trisemester ketiga.

Berdasarkan tabel 29 dapat diketahui Persentase cakupan pelayanan K1 tahun 2015 sebesar 4.450 ibu hamil (97.8 %) dan K4 sebesar 3.744 ibu hamil (82.3 % ) dari jumlah 4.549 ibu hamil sedangkan tahun 2014 pelayanan K1 95.3 % sedangkan K4 85.2 % dari 5.671 ibu hamil sehingga jumlah kunjungan ibu hamil K1 pada tahun 2015 meningkat dan K4 menurun jika dibandingkan dengan tahun 2014.

Gambar 4.1

Cakupan K1 dan K4 Kabupaten Karimun tahun 2012-2015

0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 K1 K4 K1 5308 5173 5402 4450 K4 4647 4763 4829 3744 2012 2013 2014 2015

Berdasarkan gambar diatas dapat diketahuai bahwa cakupan K1 dan K4 dari tahun 2012 hingga 2014 mengalami peningkatan sedangkan ditahun 2015 cakupan K1 dan K4 mengalami penurunan

(43)

dikarenakan mengutamakan kualitas yang sesuai dengan standar layanan antenatal (layanan pemeriksaan kehamilan) yaitu terpenuhinya indikator tepat waktu & kualitas pemeriksaan 10 T sehingga menurunkan resiko kematian ibu.

4.1.2 Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan

Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah persalinan yang aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang kompeten. Tenaga kesehatan yang kompeten yang dimaksud antara lain dokter spesialis kebidanan, dokter umum dan bidan.

Dari tabel 29 juga dapat diketahui Jumlah persalinan di Kabupaten Karimun tahun 2015 yaitu sebanyak 4.343 persalinan. Dari jumlah tersebut, persalinan yang telah ditolong oleh tenaga kesehatan sebanyak 4.279 persalinan (98.5 %) yang terbanyak di Kecamatan Karimun. Jika dibandingkan dengan target program KIA yang telah ditentukan untuk tahun 2015 yaitu sebesar 93 %, maka pencapaian jumlah persalinan yang ditolong tenaga kesehatan tersebut sudah melebihi target. Begitu juga jika dibandingkan dengan target MDG’s 2015 yaitu 95%, berarti sudah mencapai target. Hal ini disebabkan karena sistem pencatatan yang sudah baik, penyebaran tenaga kesehatan sesuai dengan kebutuhan, sarana penunjang yang sudah cukup mendukung untuk melakukan kegiatan pada setiap saat sehingga jika dibandingkan dengan tahun 2014 dimana sebanyak 5.402 persalinan dan yang telah ditolong oleh tenaga kesehatan sebanyak 4.902 persalinan (90.7 %) maka semakin meningkat

(44)

P R O F I L K E S E H A T A N 2 0 1 5 Page 38 pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di Kabupaten Karimun.

4.1.3 Pelayanan Ibu Nifas

Pelayanan nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari paska persalinan oleh tenaga kesehatan. Untuk deteksi dini komplikasi pada ibu nifas diperlukan pemantauan pemeriksaan terhadap ibu nifas dengan melakukan kunjungan minimal 3 kali dengan distribusi waktu yang telah ditentukan. Kunjungan nifas pertama (KF1) pada 6 jam setelah persalinan sampai 7 hari, kunjungan nifas ke dua (KF2) dilakukan minggu kedua setelah persalinan dan kunjungan nifas ke tiga (KF3) dilakukan minggu keenam setelah persalinan. Diupayakan kunjungan nifas ini dilakukan pada saat dilaksanakannya kegiatan di posyandu dan dilakukan bersamaan pada kunjungan bayi (KB1).

Dari tabel 29 diketahui Pelayanan kesehatan ibu nifas tahun 2015 yaitu sebanyak 3.857 (88,8%) ibu nifas yang mendapat pelayanan kesehatan dan kunjungan yang tertinggi terdapat di Kecamatan Karimun Puskesmas Tg. Balai sebanyak 835 ibu nifas (90.8 %). Sedangkan tahun 2014 jumlah ibu nifas yang mendapat pelayanan kesehatan berjumlah 4.454 (82,5%).

4.1.4 Imunisasi TT Ibu Hamil

Dari tabel 30 dapat dilihat pada tahun 2015, dari jumlah ibu hamil sebanyak 4.549 ibu, yang mendapatkan imunisasi Tetanus Toxoid (TT-1) sebanyak 613 orang (13.5 %), TT-2 sebanyak 1.004 orang (22.1 %), TT-3 sebanyak 1.041 orang (22.9), TT-4 sebanyak

(45)

591 orang (13.0 %), TT-5 sebanyak 362 orang (8.0 %) dan TT2+ sebanyak 2.998 orang (65.9 %).

4.1.5 Ibu Hamil yang Mendapat Tablet Fe

Pemberian tablet tambah darah (Fe) pada ibu hamil bertujuan untuk mencegah terjadinya anemia gizi selama kehamilan dan mencegah perdarahan pada proses persalinan. Berdasarkan tabel 32 Pencapaian cakupan pemberian tablet tambah darah (Fe) tahun 2015 sebanyak 4.450 (97.82 %) untuk Fe1 (30 Tablet) dan 4.029 (88.57 %) untuk Fe3 (90 Tablet), sedangkan pada tahun 2014 pencapaian sebanyak 5.402 (95,26%) untuk Fe1 dan 4.829 (85,15%) untuk Fe3, ini menunjukkan bahwa pencapaian cakupan pemberian tablet tambah darah (Fe) pada tahun 2015 meningkat dibanding tahun 2014.

4.1.6 Komplikasi Kebidanan yang Ditangani

Berdasarkan tabel 33 diketahui Ibu hamil risiko tinggi/komplikasi yang ditangani oleh tenaga medis berjumlah 550 orang (60.45 %) dari jumlah 910 sasaran ibu hamil yang berisiko tinggi/komplikasi. Pada tahun 2014 Bumil komplikasi kebidanan yang ditangani sebanyak 731 orang (64,45%) dari jumlah 1.134 sasaran ibu hamil yg berisiko tinggi. Tahun 2015 Komplikasi kebidanan yang ditangani mengalami penurunan dikarenakan kelemahan dalam proses pencatatan yaitu penanganan komplikasi yang dilakukan di Rumah Sakit tidak diambil oleh masing-masing Puskesmas sesuai domisili pasien. Target kinerja program Dinas

(46)

P R O F I L K E S E H A T A N 2 0 1 5 Page 40 Kesehatan untuk tahun 2015 adalah 77% dan target SPM Nasional 80%, ini berarti komplikasi kebidanan yang ditangani di Kabupaten Karimun belum mencapai target.

4.1.7 Neonatus dengan Komplikasi Ditangani

Dari perkiraan sasaran Neonatal dengan komplikasi ditangani yaitu 621 neonatal, yang ditangani pada tahun 2015 yaitu sebanyak 206 (33.2 %) sedangkan pada tahun 2014 sebanyak 259 kasus neonatus komplikasi yang ditangani (35,3%).

4.1.8 Pemberian Vitamin A pada Bayi, Anak Balita dan Ibu Nifas

Berdasarkan tabel 44 dapat diketahui Cakupan vitamin A pada bayi yaitu berjumlah 4.267 bayi (103.09 %) yang terdiri dari 2.189 bayi berjenis kelamin laki-laki dan 2.078 bayi berjenis kelamin perempuan dari 4.139 jumlah bayi. Sedangkan anak balita yang mendapat vitamin A berjumlah 14.603 anak balita (88.56 %) yang terdiri dari 7.515 anak balita berjenis kelamin laki-laki dan 7.088 anak balita berjenis kelamin perempuan dari 16.489 jumlah anak balita.

Ibu nifas yang mendapat vitamin A sebanyak 4.260 orang (98.09%) dari jumlah 4.343 ibu nifas (Tabel 29).

4.1.9 Peserta KB Aktif menurut Jenis Kontrasepsi

Dari tabel 34 diketahui data Pada Tahun 2015 persentase Peserta KB Aktif yaitu jenis IUD (2,4 %), MOP (0,1 %), MOW (2,6 %), Implan (5,4 %), Suntik (53,9 %), Pil (33,9 %), Kondom (1,4 %). Dari uraian tersebut dapat dilihat bahwa masih tetap pengguna KB Jenis

(47)

Suntik dan Pil paling diminati oleh masyarakat di wilayah Kabupaten Karimun.

4.1.10 Peserta KB Baru menurut Jenis Kontrasepsi

Berdasarkan tabel 35 dapat diketahui Persentase peserta KB baru Tahun 2015 diwilayah Kabupaten Karimun yaitu IUD (2,4 %), MOP (0,1 %), MOW (2,3%), Implan (3,6 %), Suntik (69,6 %), Pil (20,4 %), Kondom (1,5 %). Sama halnya dengan peserta KB Aktif, pengguna KB Baru mayoritas memilih jenis KB Suntik dan KB Pil.

4.1.11 Peserta KB Baru dan KB Aktif

Dari tabel 36 dapat diketahui Jumlah peserta KB Baru ditahun 2015 ini sebanyak 4.062 orang (9,3 %) dan peserta yang tertinggi yaitu peserta dari Kecamatan Karimun dan peserta KB Aktif sebanyak 31.538 orang (72,5 %) dari jumlah 43.505 Pasangan Usia Subur. Sedangkan di tahun 2014 sebanyak 5.686 orang (13%) peserta KB baru dan 32.993 orang (75,4%) peserta KB aktif. Target SPM Kabupaten dan Nasional adalah 70% cakupan peserta KB aktif, hal ini menunjukkan bahwa Kabupaten Karimun sudah mencapai target untuk cakupan Peserta KB aktif.

4.1.12 Kunjungan Neonatus

Bayi sampai umur kurang satu bulan merupakan golongan umur yang memiliki resiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi resiko tersebut antara lain melakukan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan pada neonatus (0-28 hari) minimal dua kali,

(48)

P R O F I L K E S E H A T A N 2 0 1 5 Page 42 satu kali pada umur 0-7 hari (KN1) dan satu kali pada umur 8-28 hari (KN2).

Berdasarkan tabel 38 diketahui pada tahun 2015 Kunjungan Neonatus 1 kali (KN1) sebanyak 4.269 bayi (103.1 %) dengan jumlah bayi berjenis kelamin laki-laki sebanyak 2.244 bayi dan 2.025 bayi berjenis kelamin perempuan. Sedangkan untuk Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap) sebanyak 4.072 bayi (98.4 %) yang terdiri dari 2.136 bayi berjenis kelamin laki-laki dan 1.936 bayi berjenis kelamin perempuan dari jumlah sasaran bayi sebanyak 4.139 bayi. Pada tahun 2014 KN1 sebanyak 4.880 bayi (94,6%) dan KN3 4.603 bayi (89,2%).

4.1.13 Desa/Kelurahan “

Universal Child Immunization

” (UCI)

Berdasarkan data yang diperoleh pada tahun 2015 pada tabel 41 dari 71 desa/kelurahan,terdapat 66 desa/kelurahan UCI atau 93,0% dan pada tahun 2014 dari 71 desa/kelurahan terdapat 67 desa/kelurahan UCI (94,4%). Target kinerja Dinas kesehatan dan target SPM Nasional adalah 100% ini berarti Kabupaten Karimun belum mencapai target cakupan desa/kelurahan UCI.

4.1.14 Cakupan Imunisasi Bayi

Berdasarkan tabel 42 dapat diketahui Persentase Cakupan Imunisasi Hb<7 Hari dan BCG pada bayi pada tahun 2015 yaitu untuk Hb<7 hari sebanyak 87.96 % dengan jumlah bayi yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 2.000 bayi dan 1.768 bayi berjenis kelamin perempuan. Sedangkan untuk Imunisasi BCG dapat

(49)

diketahui sebanyak 91,18 % yang terdiri dari 2.016 bayi berjenis kelamin laki-laki dan 1.890 bayi berjenis kelamin perempuan.

Dari table 43 di ketahui imunisasi DPT-HB3/DPT-HB-Hib3 pada bayi berjumlah 3.840 (93%) dimana 2.003 bayi berjenis kelamin laki-laki dan 1.837 bayi berjenis kelamin perempuan dan imunisasi Polio 4 sebanyak 92,34 % yang terdiri dari 1.996 bayi berjenis kelamin laki-laki dan 1.826 bayi berjenis kelamin perempuan sedangkan imunisasi campak sebanyak 3.978 bayi (96,11%) dimana 2.108 bayi berjenis kelamin laki-laki dan 1.870 bayi berjenis kelamin perempuan.

4.1.15 Bayi yang mendapat ASI Eksklusif

Dari tabel 39 dapat diketahui Persentase pemberian ASI Eksklusif terhadap bayi di Kabupaten Karimun tahun 2015 yaitu 49,7% dimana wilayah kecamatan Karimun dengan jumlah bayi yang diberi ASI Ekslusif paling tinggi. Angka ini masih sangat rendah bila dibandingkan dengan target nasional yaitu 80 %. Tidak tercapainya pemberian ASI Ekslusif dikarenakan pertama faktor perilaku masyarakat yang beranggapan bila bayi menangis menandakan bahwa bayinya lapar dan harus diberi makan, kedua karena dengan pemberian ASI eksklusif, bayi tidak dapat ditinggal kerja (wanita karier). Pada tahun 2014 sebanyak 39,4% bayi yang mendapat ASI Eksklusif.

(50)

P R O F I L K E S E H A T A N 2 0 1 5 Page 44

4.1.16 Balita Ditimbang Di Posyandu

Berdasarakan tabel 47 jumlah Balita di laporkan pada tahun 2015 sebanyak 20.628 balita sedangkan balita yang ditimbang sebanyak 15.131 balita (73,4 %) yang terdiri dari 7.756 balita berjenis kelamin laki-laki dan 7.375 balita berjenis kelamin perempuan dan yang dinyatakan Bawah Garis Merah (BGM) yaitu sebanyak 131 balita (0,9 %) yang terdiri dari 76 balita berjenis kelamin laki-laki dan 55 balita berjenis kelamin perempuan dan yang dinyatakan Bawah Garis Merah tertinggi terdapat di Kecamatan Meral Puskesmas Meral.

4.1.17 Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan

Berdasarkan tabel 48 dapat diketahui bahwa Jumlah balita dari keluarga miskin di Kab. Karimun tahun 2015 yang menderita gizi buruk yaitu 25 balita dimana Wilayah Kecamatan Meral menduduki Tingkat pertama yaitu sebanyak 7 balita yang terdiri dari 7 orang balita berjenis kelamin laki-laki dan balita gizi buruk yang mendapat perawatan sebanyak 25 balita (100 %).

4.1.18 Pelayanan Anak Balita

Dari tabel 46 dapat diketahui Anak balita yang mendapatkan pelayanan kesehatan (minimal 8 kali) yaitu sebanyak 9.177 anak balita yang terdiri dari 4.834 anak balita berjenis kelamin laki-laki dan 4.343 anak balita berjenis kelamin perempuan dari 16.489 jumlah keseluruhan anak balita di wilayah Kabupaten Karimun tahun 2015.

(51)

4.1.19 Penjaringan Kesehatan Siswa SD

Dari tabel 49 dapat dilihat bahwa Penjaringan Kesehatan untuk siswa SD dan Setingkat di wilayah Kabupaten Karimun Tahun 2015 sebanyak 5.297 siswa dan yang mendapat pelayanan Kesehatan sebanyak 5.069 siswa yang berjenis kelamin laki-laki terdiri dari 2.671 siswa dan berjenis kelamin perempuan sebanyak 2.398 siswa.

4.1.20 Pelayanan Kesehatan Usila

Dari tabel 52 diketahui Jumlah Usila atau Usia Lanjut yang berkisar umur 60 tahun+ di Kabupaten Karimun pada tahun 2015 yaitu berjumlah 20.880 jiwa yang terdiri dari 10.517 jiwa berjenis kelamin laki-laki dan 10.363 jiwa berjenis kelamin perempuan, sedangkan yang mendapatkan pelayanan Kesehatan yaitu 3.088 jiwa (14,79 %).

4.1.21 Pelayanan Gawat Darurat Level 1 yang Harus Diberikan

Pelayanan Kesehatan (RS) di Kab/Kota

Dari tabel 68 dapat diketahui bahwa Kabupaten Karimun sampai saat ini hanya memiliki dua rumah sakit yaitu Rumah Sakit Bhakti Timah (swasta) dan RSUD Kabupaten Karimun dan kedua rumah sakit tersebut memiliki 2 pelayanan kesehatan spesialis dasar (100%).

(52)

P R O F I L K E S E H A T A N 2 0 1 5 Page 46

4.1.22 Desa/Kelurahan Terkena KLB yang ditangani <24 jam

Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah salah satu status yang diterapkan di Indonesia untuk mengklasifikasikan peristiwa merebaknya suatu wabah penyakit. Berdasarkan data yang peroleh dilihat dari tabel 28 pada tahun 2015 di Kabupaten Karimun tidak terdapat desa/ kelurahan yang terkena KLB atau nihil.

4.1.23 Penderita dan Kematian pada KLB

Data dari tabel 27 diketahui pada tahun 2015 penderita dan kematian pada KLB tidak ada sama sekali di Kabupaten Karimun.

4.1.24 Rasio Tambal/Cabut Gigi Tetap

Berdasarkan tabel 50 dapat diketahui bahwa Data Pelayanan Kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas masih rendah, cakupan pencabutan gigi tetap sebanyak 2.345, jumlah rasio Kabupaten Karimun 0,0.

4.1.25 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak SD dan

Setingkat

Dilihat dari tabel 51 Data Pelayanan Kesehatan gigi dan mulut pada anak SD dan Setingkat masih rendah, yaitu sebanyak 2.790 anak diperiksa (10,3 %) terdiri dari 1.437 siswa berjenis kelamin laki-laki dan 1.353 siswa berjenis kelamin perempuan, sedangkan yang perlu mendapat perawatan sebanyak 914 dan yang mendapat perawatan berjumlah 429 murid (46.9 %) dengan murid berjenis kelamin laki-laki berjumlah 233 dan 196 siswa berjenis kelamin perempuan. Pemeriksaan murid SD/MI belum dilaksanakan

(53)

sepenuhnya oleh petugas kecamatan atau belum menjadi perhatian khusus dan masyarakat belum memahami atau pola pikir yang salah sehingga kegiatan pelayanan kesehatan dasar gigi dan UKGS ini kurang dilaksanakan atau petugas yang melayani kesehatan gigi di puskesmas tidak melakukan panyuluhan/pemeriksaan gigi ke sekolah-sekolah dan petugas tidak/kurang melaporkan hasil kegiatan, sehingga data mengenai persentase Murid Sekolah Dasar dan Setingkat Yang Mendapat Pemeriksaan Gigi dan Mulut masih rendah.

4.2 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan

4.2.1 Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar

Dari tabel 53 diketahui Pada tahun 2015 jumlah Peserta Jaminan Kesehatan Pra Bayar di wilayah Kabupaten Karimun yaitu sebanyak 154.301 peserta (68.49%) dengan peserta berjenis kelamin laki-laki sebanyak 78.386 jiwa dan 75.915 jiwa berjenis kelamin perempuan dari 233.888 jumlah penduduk di Kabupaten Karimun.

4.2.2 Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap di Sarana Pelayanan

Kesehatan

Berdasarkan tabel 54 diketahui Kunjungan rawat jalan di puskesmas sebanyak 130.775 kunjungan yang terdiri dari 57.505 jiwa berjenis kelamin laki-laki dan 73.270 jiwa berjenis kelamin perempuan, RSUD Karimun sebanyak 53.909 kunjungan dengan kunjungan dari jenis kelamin laki-laki sebanyak 25.079 jiwa dan 28.830 jiwa berjenis kelamin perempuan dan untuk RS Bakti Timah

Gambar

Gambar 2.1  Peta Kabupaten Karimun
TABEL 2 JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR KABUPATENKARIMUN TAHUN 2015 JUMLAH PENDUDUK LAKI-LAKI  PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUANRASIO JENIS KELAMIN 12345 10 - 411,06610,52921,595 25 - 912,57111,98424,555 310 - 1412,63812,00424,642 415 -
TABEL 3 JUMLAHPERSENTASE
TABEL 5 JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI, DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KABUPATENKARIMUN TAHUN 2015 123456789101112131415 1KARIMUNTANJUNG BALAI9911034371213417 2MERALMERAL3628331469312 3TEBINGTEBING370722025909 4BURUBURU220235055
+7

Referensi

Dokumen terkait

Peradilan khusus (Peradilan Agama, Peradilan Militer dan Peradilan Tata 3.. badan hukum yang mencari keadilan pernah menang melawan pemerintah. pada lembaga

Metode drive test perlu dilakukan secara berkala untuk mencapai kualitas jaringan yang baik, karena dari metode drive test ini para operator maupun vendor penyedia

Tujuan praktikum tugas akhir ini adalah untuk mengetahui kondisi optimum proses ekstraksi rimpang kencur dengan pengaruh variasi jumlah pelarut, suhu ekstraksi, refluk ratio,

Sistem pangkalan data fuzzy model Tahani menjembatani dua konsep berbeda yaitu antara relasi standar yang menyimpan data-data yang bersifat pasti ( crisp ) pada sistem basis data

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Tidur Larut Malam

Selaras dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Lenawan (2009), yang menyatakan bahwa pada kepadatan yang rendah larva ikan gurami mampu memanfaatkan ruang

Monitoring Proxy yaitu untuk memonitoring Proxy server sudah berjalan atau tidak dapat dilakukan langkah sebagai berikut: dengan membuka menu IP— klik web proxy—pilih

Bahasa Minangkabau atau dalam bahasa asal, Baso Minang adalah sebuah bahasa Austronesia yang digunakan oleh kaum Minangkabau di Sumatra Barat, di barat Riau, Negeri