42 A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data perusahaan melalui www.idx.co.id dan sumber-sumber lain yang mendukung. Adapun periode penelitian yang akan dianalisis yaitu dari tahun 2011 - 2013.
B. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat dari populasi (obyek) penelitian.
C. Definisi dan Operasional Variabel
Model prediksi yang digunakan dalam penelitian ini adalah model-model prediksi financial distress yang sudah dikembangkan sebelumnya, yaitu model Altman Z-Score, Springate dan Ohlson. Berikut ketiga model tersebut :
1. Z – Score
Z = 1.2 WCTA + 1.4 RETA + 3.3 EBITTA + 0.6 MVEBVD + 0.999 SATA Dimana :
WCTA = Working Capital/Total Asset RETA = Retained Earning/Total Asset EBITTA = EBIT/Total Asset
MVEBVD = Market Value of Equity/Book Value of Debt SATA = Sales/Total Asset
Model Z - Score memiliki nilai cutoff sebesar 2.99, artinya jika skor yang diperoleh sebuah perusahaan melebihi 2,99, maka perusahaan diprediksi tidak mengalami distress. Sebaliknya, jika skor perusahaan kurang dari 2,99, maka perusahaan diprediksi mengalami distress. Selain itu apabila skor berada diantara 1,81 – 2,99, maka perusahaan mengalami kesulitan keuangan namun masih ada kemungkinan perusahaan dapat terselamatkan.
2. Springate
Z = 1.03 WCTA + 3.07 NPBITTA + 0.66 NPBTCL + 0.4 SATA Dimana :
WCTA = Working Capital/Total Asset
NPBITTA = Net Profit Before Interest and Taxes/Total Asset NPBTCL = Net Profit Before Taxes/Current Liabilities SATA = Sales/Total Asset
Model Springate memiliki nilai cutoff sebesar 0,862, artinya jika perusahaan memiliki skor di atas 0,862, maka perusahaan tersebut diprediksi tidak akan mengalami distress. Sebaliknya, jika perusahaan skornya di bawah 0,862, perusahaan diprediksi akan mengalami distress.
3. Ohlson
O = -1,32 - 0,407 LOGTAGNP + 6,03 TLTA – 1,43 WCTA + 0,0757 CLCA – 2,37 EQNEG – 1,83 NITA + 0,285 CFOTL – 1,72 NINEG – 0,521 DELTANI
Dimana :
LOGTAGNP = Log (total assets/GNP price-level index) TLTA = Total liabilities/total assets
WCTA = Working capital/total assets CLCA = Current liabilities/current assets
EQNEG = 1 jika total liabilities > total assets ; 0 jika sebaliknya NITA = Net income/total assets
CFOTL = Cash flow from operations/total liabilities NINEG = 1 jika Net income negatif ; 0 jika sebaliknya DELTANI = (NIt – NIt-1) / (NIt + NIt-1)
Model Ohlson memiliki nilai cutoff sebesar 0,38, artinya jika perusahaan mendapat skor lebih dari 0,38 maka perusahaan tersebut
diprediksi akan mengalami distress di masa depan. Sebaliknya, jika skornya kurang dari 0,38, perusahaan diprediksi tidak mengalami distress.
D. Pengukuran Variabel
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh variabel yang terdapat dalam metode Z-Score, Springate dan Ohlson, yaitu:
1. Working Capital/Total Asset (WCTA)
Variable ini digunakan di metode Z-Score & Springate. Variabel ini dirumuskan sebagai berikut:
WCTA = (Current Asset – Current Liabilities) Total Asset
2. Retained Earning/Total Asset (RETA)
Variabel ini hanya digunakan di metode Altman, dengan rumus sebagai berikut:
RETA = Retained Earning Total Asset
3. EBIT/Total Asset (EBITTA)
Variable ini digunakan di metode Z-Score & Springate. Variabel ini dirumuskan sebagai berikut:
EBITTA = EBIT Total Asset
4. Book Value of Equity/Book Value of Debt (MVEBVD)
Variabel ini hanya digunakan di metode Altman, dengan rumus sebagai berikut:
MVEBVD = Book Value of Equity Book Value of Debt
5. Net Profit Before Taxes/Current Liabilities (NPBTCL)
Variabel ini hanya digunakan di metode Springate, dengan rumus sebagai berikut:
NPBTCL = Net Profit Before Taxes Current Liabilities
6. Sales/Total Asset (SATA)
Variabel ini hanya digunakan di metode Springate, dengan rumus sebagai berikut:
SATA = Sales Total Asset
7. Log (Total Asset/GNP Price – Level Index) (LOGTAGNP)
Variabel ini merupakan variabel yang mengukur ukuran perusahaan (firm size). Variabel ini hanya digunakan di model Ohlson. Cara menghitungnya adalah:
Total aset diperoleh dari neraca perusahaan. Sedangkan data GNP index Indonesia diperoleh dari www.bps.go.id.
8. Total Liabilities/Total Assets (TLTA)
Variabel ini merupakan variabel yang mengukur likuiditas perusahaan secara total. Variabel ini digunakan dalam 2 model, yaitu Ohlson dan Zmijewski. Cara menghitungnya yaitu:
TLTA = Total Liabilities Total Assets Semua data diperoleh dari neraca perusahaan.
9. Current Liabilities/Current Assets (CLCA)
Variabel ini merupakan variabel yang mengukur likuiditas perusahaan, namun difokuskan dalam jangka pendek. Variabel ini hanya digunakan di model Ohlson. Cara menghitungnya adalah:
CLCA = Current Liabilities Current Assets Semua data diperoleh dari neraca perusahaan.
10. 1 Jika Total Liabilities > Total Assets ; 0 Jika Sebaliknya (EQNEG)
Variabel ini merupakan variabel yang mengukur likuiditas perusahaan. Variabel ini hanya digunakan di model Ohlson. Cara menghitungnya adalah dengan memberikan nilai 1 jika total kewajiban
perusahaan melebihi total asetnya dan sebaliknya.
11. Net Income/Total Assets (NITA)
Variabel ini merupakan variabel yang mengukur profitabilitas perusahaan. Variabel ini digunakan di model Ohlson dan Zmijewski. Cara menghitungnya adalah:
NITA = Net Income Total Assets
Laba bersih diperoleh dari laporan laba rugi, sedangkan total aset diperoleh dari neraca.
12. Cash Flow From Operations/Total Liabilities (CFOTL)
Variabel ini merupakan variabel yang mengukur likuiditas perusahaan, yaitu dalam hal kemampuan perusahaan untuk menciptakan kas yang cukup untuk membayar kewajibannya. Variabel ini hanya digunakan di model Ohlson. Cara menghitungnya adalah:
CFOTL = Cash Flow from Operation
Total Liabilities
Arus kas dari kegiatan operasi diperoleh dari laporan arus kas, sedangkan total kewajiban diperoleh dari neraca.
13. 1 Jika Net Income Negatif ; 0 Jika Sebaliknya (NINEG)
Variabel ini merupakan variabel yang mengukur profitabilitas perusahaan. Variabel ini hanya digunakan di model Ohlson. Cara menghitungnya adalah dengan memberikan nilai 1 jika laba bersih perusahaan negatif dua tahun berturut-turut.
14. (NIt – NIt-1) / (NIt + NIt-1) (DELTANI)
Variabel ini merupakan variabel yang mengukur perubahan profitabilitas perusahaan. Variabel ini hanya digunakan di model Ohlson. Cara menghitungnya adalah:
DELTANI=(Net incomet – Net incomet-1)/(Net incomet + Net incomet- 1) Semua data diperoleh dari laporan laba rugi perusahaan.
Dari uraian di atas, dijelaskan lebih informatif pada tabel berikut: TABEL 3.1
VARIABEL DAN SKALA PENGUKURAN
No Nama Variabel Pengukuran Skala
1 WCTA CA-CL TA Rasio 2 RETA RE TA Rasio 3 EBITTA EBIT TA Rasio 4 MVEBVD MVE BVD Rasio 5 NPBTCL NPBT CL Rasio 6 SATA SA TA Rasio
7 LOGTAGNP Log (TA/GNP) Rasio
8 TLTA TL TA Rasio 9 CLCA CL CA Rasio
10 EQNEG TL > TA; 0 Rasio
11 NITA NI TA Rasio 12 CFOTL CFO TL Rasio
13 NINEG NI Negatif ; 0 Rasio
14 DELTANI (NIt – NIt-1) / (NIt + NIt-1) Rasio Sumber : data yang diolah
E. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi yang digunakan untuk penelitian ini adalah sebagian perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dan perusahaan yang dikeluarkan dari daftar perdagangan saham (delisted) di BEI sejak tahun 2011 sampai dengan 2013 yang berjumlah 22 perusahaan manufaktur dan 11 perusahaan delisted.
Metode pemilihan sampel ditentukan secara purposive sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Kriteria yang ditentukan terdiri dari kriteria umum dan khusus. Kriteria umum merupakan kriteria yang harus dipenuhi semua sampel, yaitu:
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dan konsisten ada selama periode penelitian (tahun 2011 sampai dengan 2013)
2. Perusahaan manufaktur yang mempublik data laporan keuangan selama kurun waktu penelitian (tahun 2011 sampai dengan 2013) 3. Perusahaan yang dikeluarkan dari daftar perdagangan saham
(delisted) di BEI selama periode penelitian (tahun 2011 sampai dengan 2013)
Dengan kriteria umum di atas, diperoleh 40 sampel penelitian untuk perusahaan manufaktur dan 11 perusahaan delisted. Dari 40 sampel tersebut, dipilih lagi sampel yang memenuhi kriteria khusus. Salah satu gejala awal bahwa perusahaan mengalami kebangkrutan adalah dengan adanya gejala
financial distress, sehingga sampel dibagi menjadi 2 kategori, yaitu kategori perusahaan yang mengalami financial distress dan kategori perusahaan yang tidak mengalami financial distress. Sampel dipilih dengan teknik matched pair, maka dari itu jumlah sampel di masing-masing kategori berjumlah sama.
Adapun kriteria khusus untuk sampel yang termasuk kategori 1 (financial distress) adalah:
1. Perusahaan memiliki ekuitas negatif selama 2 tahun berturut-turut, dan 2. Perusahaan memiliki net income negatif selama 2 tahun berturut-turut
Sedangkan, kriteria khusus yang harus dipenuhi oleh sample yang termasuk kategori 2 (tidak financial distress) adalah:
1. Tidak memiliki ekuitas negatif, atau tidak memiliki net income negatif selama 2 tahun berturut-turut
2. Berasal dari tahun yang sama dengan sampel kategori 1 3. Berasal dari sektor yang sama dengan sampel kategori 1
4. Memiliki total aset yang relatif sama dengan total aset sampel kategori 1
Berdasarkan kriteria khusus di atas diperoleh sampel sebanyak 22 perusahaan manufaktur, dimana 11 perusahaan merupakan perusahaan yang mengalami financial distress dan 11 perusahaan lainnya merupakan perusahaan yang tidak mengalami financial distress. Rincian perusahaan
sampel akan digunakan yaitu :
TABEL 3.2
DAFTAR SAMPEL PERUSAHAAN KATEGORI FINANCIAL DISTRESS DAN NON FINANCIAL DISTRESS No Financial Distress Non Financial Distress
1 PT. Apac Citra Centertex Tbk PT. Ever Shine Textile Industry Tbk 2 PT. Asia Pacific Fibers Tbk. PT. Jaya Pari Steel Tbk
3 PT. Eratex Djaja Tbk PT. Nusantara Inti Corpora Tbk 4 PT. Jakarta Kyoei Steel Works Tbk PT. Panasia Indo Resources Tbk. 5 PT. Karwell Indonesia Tbk PT. Primarindo Asia Infrastructur Tbk 6 PT. Panasia Filament Inti Tbk PT. Ricky Putra Globalindo Tbk. 7 PT. Siwani Makmur Tb PT. Tifico Fiber Indonesia Tbk 8 PT. Sumalindo Lestari Jaya Tbk. PT. Tirta Mahakam Resources Tbk 9 PT. Surabaya Agung Industry Pulp Tbk. PT. Toba Pulp Lestari Tbk
10 PT. Surya Intrindo Makmur Tbk PT. Trisula International Tbk
11 PT. Unitex Tbk PT. Yanaprima Hastapersada Tbk
TABEL 3.3
DAFTAR SAMPEL PERUSAHAAN KATEGORI DELISTED
No Delisted
1 PT. Alfa Retailindo Tbk 2 PT. Amstelco Indonesia Tbk. 3 PT. Aqua Golden Mississippi Tbk 4 PT. BAT Indonesia Tbk
5 PT. Dynaplast Tbk
6 PT. Indosiar Karya Media Tbk 7 PT. Katarina Utama Tbk
8 PT. Multibreeder Adirama Indonesia Tbk 9 PT. New Century Development Tbk 10 PT. Panca Wiratama Sakti Tbk 11 PT. Suryainti Permata Tbk
Sumber : www.idx.com
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik penelitian kepustakaan (library research). Penulis melakukan studi literature dengan cara mempelajari, meneliti, mengkaji serta menelaah data sekunder yang dapat diperoleh dalam kepustakaan Bursa Efek Indonesia. Data tersebut berupa sejarah perusahaan serta data – data yang ada kaitannya dengan penelitian, yakni berupa laporan keuangan dari perusahaan yang
dipilih menjadi sampel penelitian
G. Metode Analisis
Metode analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik dengan menggunakan software SPSS v20.0.
Untuk menguji kriteria matched pair dan menguji variabel-variabel yang terdapat di dalam model, digunakan paired sample t-test. Uji ini merupakan salah satu jenis pengujian beda rata-rata, yaitu menguji apakah ada perbedaan rata-rata antara dua kelompok sampel. Hasil yang akan dilihat dalam uji ini adalah nilai t dan signifikansinya. Jika nilai t yang didapat dalam perhitungan (t-hitung) lebih kecil daripada t dalam tabel (t-tabel), maka kesimpulannya adalah tidak ada perbedaan rata-rata yang signifikan antara dua kelompok sampel. Begitu pula jika nilai signifikansinya lebih besar daripada α, maka kesimpulannya adalah tidak ada perbedaan rata-rata antara dua kelompok sampel. Hal ini berlaku kebalikannya, jika t-hitung lebih besar daripada t-tabel atau signifikansi lebih kecil daripada α, maka kesimpulannya adalah terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan. Pengujian dilakukan dengan menggunakan tingkat signifikansi 0,05 ( = 5 persen ).
Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: 1. Input dan olah data menggunakan microsoft excel untuk mencari
seluruh variabel yang akan diproses
2. Melakukan uji beda rata-rata untuk memastikan bahwa semua kriteria matched pair terpenuhi dari kedua kategori (financial distress dan
tidak financial distress)
3. Pengolahan data untuk mendapatkan statistik deskriptif dengan menggunakan software SPSS v20.0
4. Menghitung variabel-variabel dengan menggunakan setiap metode yang diteliti
5. Menentukan hasil prediksi metode terhadap perusahaan dari hasil perhitungan variabel-variabel di atas, apakah akan mengalami kebangkrutan atau tidak
6. Membandingkan hasil prediksi dengan kondisi aslinya 7. Menghitung tingkat akurasi dari metode-metode tersebut
Tingkat akurasi setiap metode dihitung dengan cara sebagai berikut: Tingkat Akurasi = Jumlah Prediksi Benar x 100% Jumlah Sampel
Jumlah Sampel