• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV.C.2. Urusan Pilihan Pertanian 2. URUSAN PERTANIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IV.C.2. Urusan Pilihan Pertanian 2. URUSAN PERTANIAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

2. URUSAN PERTANIAN

Sektor pertanian berperan penting terhadap perekonomian daerah, sumbangannya terhadap pendapatan daerah di luar minyak dan gas bumi serta dalam perekonomian rakyat tidak bisa di abaikan. Sejalan dengan hal ini, kondisi pertanian yang mempunyai nilai ekonomi yang tinggi dan memiliki pasar yang luas akan mendapat prioritas utama dalam pengembangannya. Dengan demikian kebutuhan pangan, bahan baku industri, peningkatan lapangan kerja, peningkatan kesempatan berusaha dan peningkatan ekspor komoditi pertanian diharapkan dapat terjamin dan berkesinambungan.

Pertanian akan menjadi kekuatan besar jika dikelola dapat secara terpadu dalam satu kesatuan sistem agribisnis. Membangun sistem dan usaha agribisnis yang kokoh berarti pula membangun pertumbuhan sekaligus pemerataan sehingga terjadi keseimbangan antar sektor. Ini juga berarti menciptakan meaningful employment yaitu di luar sektor pertanian, sehingga beban pertanian yang terlalu berat dalam hal menampung tenaga kerja dapat teratasi.

Paradigma pembangunan pertanian ke depan adalah pertanian berkelanjutan yang menempatkan pembangunan berorientasi manusia untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Masyarakat tani sebagai sasaran pemberdayaan masyarakat perlu terus dibina dan didampingi sebagai manusia tani yang makin maju, mandiri, sejahtera dan berkeadilan.

Selaras dengan hal tersebut program prioritas urusan pertanian sebagaimana tertuang dalam RPJMD Kabupaten Wonosobo Tahun 2010-2015 adalah : 1) Pembangunan/ rehabilitasi dan pemeliharaan jaringan irigasi, melalui pembangunan dan pemeliharaan sarana pengairan, yang melayani sentra-sentra produksi pertanian demi peningkatan kuantitas dan kualitas produksi pertanian. 2) Peningkatan produktifitas pertanian, melalui peningkatan upaya penelitian dan pengembangan bidang pertanian yang mampu menciptakan benih unggul dan hasil peneilitian lainnya menuju kualitas dan produktivitas hasil pertanian yang tinggi; mendorong untuk investasi pangan, pertanian, dan industri perdesaan berbasis produk lokal oleh pelaku usaha dan pemerintah, penyediaan pembiayaan yang terjangkau, serta sistem subsidi yang menjamin ketersediaan benih varietas unggul yang teruji, pupuk, teknologi dan sarana pasca panen yang sesuai secara tepat waktu, tepat jumlah, dan terjangkau. 3) Pengendalian dampak perubahan iklim, melalui pengambilan langkah-langkah kongkrit terkait adaptasi dan antisipasi sistem pangan dan pertanian terhadap perubahan iklim.

Dengan prioritas pembangunan sebagaimana dituangkan dalam RKPD Kabupaten Wonosobo Tahun 2012 adalah 1) Meningkatnya produksi dan produktivitas komoditas pangan hortikultura. 2) Meningkatnya produksi dan produktifitas komoditas perkebunan rakyat. 3) Meningkatnya populasi ternak, kuantitas dan kualitas produk ternak.

a. PROGRAM DAN KEGIATAN

Sejalan dengan arah kebijakan tersebut pada tahun 2012 telah dilaksanakan berbagai program dan kegiatan dengan tetap memfokuskan pada upaya peningkatan sumber daya aparatur, peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan, peningkatan produksi pertanian/perkebunan, pengembangan agribisnis, pencegahan dan penanggulangan peyakit ternak serta peningkatan produksi hasil peternakan. Untuk mendukung dan mewujudkan tujuan tersebut, melalui Anggaran Belanja dan Pendapatan Daerah Kabupaten Wonosobo Tahun 2012 telah dialokasikan anggaran

(2)

untuk urusan pertanian sebesar Rp 15.930.151.300 atau sebesar 1,10% dari total APBD Tahun 2012. Dari alokasi tersebut terealisasi sebesar Rp 7.952.317.750 atau 94,73%. Adapun program dan alokasi anggaran dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel IV.C.2.1

Program dan Realisasi Anggaran Urusan Pertanian Tahun 2012

No. Program Alokasi (Rp) Realisasi (Rp)

A Belanja Langsung 5.174.103.700 4.855.246.814

1 Peningkatan Kapasitas Sumber Daya

Aparatur 35.000.000

35.000.000 2 Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi

Pertanian/Perkebunan 40.000.000 39.900.000 3 Peningkatan Produksi

Pertanian/Perkebunan 1.608.959.700 1.588.524.000 4 Pengembangan Agribisnis 285.000.000 270.401.200 5 Pencegahan dan Penanggulangan

Penyakit Ternak 100.000.000 98.379.200

6 Peningkatan Produksi Hasil Peternakan 2.005.000.000 1.882.789.000 7 Pelayanan Administrasi Perkantoran 885.803.000 741.951.246 8 Peningkatan Sarana dan Prasarana

Aparatur 214.341.000 198.302.068

B Belanja Tidak Langsung 10.756.047.600 10.269.621.413

1 Belanja Pegawai 10.756.047.600 10.269.621.413 a Belanja Gaji dan Tunjangan 9.899.130.000 9.455.371.313 b Tambahan Penghasilan PNS 847.000.000 804.332.500

c Insentif 4.917.600 4.917.600

2 Belanja Hibah dan Bantuan Sosial - -

3 Belanja Tak Terduga 5.000.000 5000.000

Jumlah Total 15.930.151.300 15.124.868.227

Sumber : APBD Kabupaten Wonosobo 2012 (diolah)

b. REALISASI PROGRAM DAN KEGIATAN

Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

Tujuan program ini adalah untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan aparatur pegawai sehingga mempunyai dedikasi dan kemampuan sesuai dengan bidang masing-masing.

Sasaran program ini adalah tercapainya peningkatan kapasitas sumber daya aparatur dan kinerja.

Adapun kegiatan yang telah dilakukan meliputi : 1) Diklat Fungsional dan Teknis

Dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan PPL agar sejalan dengan berkembangnya teknologi pertanian, telah dilaksanakan diklat fungsional dan teknis bagi 80 PPL yang bertempat di Kantor Bapeluh Kabupaten Wonosobo.

(3)

2) Training PPL

Training PPL merupakan salah satu cara untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan PPL. Training PPL ini diaksanakan di seluruh Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) yang ada di Kecamatan sehingga semua PPL dapat mengikuti.

Program Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan

Tujuan program ini adalah dalam rangka meningkatkan pemasaran produksi hasil pertanian dengan cara promosi untuk meningkatkan daya saing dan kemitraan.

Adapun kegiatan yang telah dilakukan meliputi :

1) Promosi Produk Unggulan di Wilayah Penghasil Tembakau (DBHCHT)

Dalam rangka peningkatan mutu produk hasil pertanian, maka selain pembinaan yang terus-menerus, petani juga perlu diikutsertakan dalam pameran dan lomba-lomba baik di tingkat Kabupaten maupun tingkat Provinsi, sehingga petani akan mendapatkan pengalaman yang berharga. Dalam rangka promosi Kabupaten Wonosobo telah mengikuti Festival Hortikultura di Soropadan Temanggung, Soropadan Agro Expo di Soropadan Temanggung, Gelar Potensi Kab Hortikultura di Soropadan Temanggung dan Pameran Pembangunan di Wonosobo. Pada tahun 2012 Kabupaten Wonosobo mendapat Juara I Lomba Durian Tingkat Provinsi Tahun 2012 dan Juara III Lomba Manggis Tingkat Provinsi Tahun 2012.

Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan

Tujuan dan sasaran program ini adalah untuk meningkatkan produksi tanaman pertanian/perkebunan dengan cara meminimalkan input produksi dan penggunaan teknologi. Adapun kegiatan yang dilakukan meliputi :

1) Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Pedesaan (DBHCHT)

Dalam rangka pemberdayaan petani, telah dilakukan kegiatan pendampingan petani berupa pembuatan demplot tanaman cabe di Kelompok Tani Karya Murni Dusun Kabutuh Desa Ngadikusuman Kecamatan Kertek seluas 0,4 Ha, magang petani di Yayasan Obor Tani Semarang dan OISCA Training Center Karanganyar serta pelatihan yang berkerjasama di Balai Diklat di Jawa Tengah.

2) Pengawasan Pupuk dan Pestisida

Berupa rapat koordinasi KP3 Kabupaten dan Kecamatan serta monitoring dan evaluasi. Dengan tujuan terpantaunya harga dan ketersediaan pupuk dan pestisida. 3) Peningkatan Kualitas Bahan Baku Tembakau (DBHCHT)

Kegiatan ini berkaitan erat dengan terbinanya perilaku petani sebagai penyiap bahan baku industri hasil tembakau. Kegiatan yang telah dilaksanakan berupa penanaman Kopi Arabika sejumlah 22.000 batang dan sosialisasi budidaya tanaman Kopi Arabika yang dialokasikan di Desa Kwadungan, Lamuk, Kalikuning, Wonosari Kecamatan Kalikajar dan Desa Purbosono, Candimulyo, Pagerejo Kecamata Kertek dengan upaya agar kelembagaan kelompok tani semakin mantap, meningkatnya kesejahteraan petani dan keluarganya serta tertatanya lingkungan kebun melalui terbangunnya usaha perkebunan.

(4)

4) Model Usaha Tani Diversifikasi Kopi Arabika dengan Tembakau (DBHCHT)

Kegiatan ini merupakan perpaduan usaha tani tanaman pangan, holtikultura, perkebunan dan peternakan dari aspek teknis perbaikan fisik dan kimiawi tanah serta peningkatan infrastruktur usaha tani yang diperlukan dengan kegiatan berupa pemeliharaan dombos sejumlah 20 ekor terdiri 18 ekor betina dan 2 ekor jantan yang dialokasikan di Desa Butuh Lor dan Bowongso Kecamatan Kalikajar seluas 10 Ha serta sosialisasi perbaikan fisik dana peningkatan infrastruktur usaha tani. 5) Pengembangan Bibit Kakao dan Kopi Arabika

Pengembangan tanaman kakao dan kopi arabika pada lahan yang sesuai dengan agroklimat dan berpotensi untuk meningkatkan perekonomian petani perlu didukung dengan adanya penyediaan bibit yang bermutu. Untuk mendukung hal tersebut telah dilaksanakan kegiatan pengembangan bibit kakao sebanyak 40.000 batang dan pengembangan bibit kopi arabika sebanyak 100.000 batang yang dialokasikan di Desa Sedayu dan Banyumudal Kecaatan Sapuran, Desa Ngadisono dan Lebak Kecamatan Kaliwiro, Desa Erorejo, Lancar, Sumberrejo, Karanganyar Kecamatan Wadaslintang, Desa Butuh kidul, , Butuh Lor Kecamatan Kalikajar, Desa Kapencar Kecamatan Kertek, Desa Tegalsari, Sitiharjo Kecamatan Garung.

6) Penyediaan Sarana Produksi Pertanian/Perkebunan (DBHCHT)

Agar kegiatan usaha tani perkebunan berjalan lancer telah dilaksanakan kegiatan pembuatan Jalan Produksi di Desa Bowongso Kec. Kalikajar, lebar : kendaraan roda 4, panjang -/+ 550 m dan Desa Kapencar Kecamatan Kertek, lebar :kendaraan roda 4, panjang -/+ 550 m

7) Pengembangan Komoditas Kopi Arabika pada Areal Lembaga Masyarakat Daerah Hutan (DBHCHT)

Untuk menopang Perekonomian Masyarakat Daerah Hutan sehingga perlu adanya penanaman kopi arabika disaat tanaman utama kurang menghasilkan. Sehingga telah dilaksanakan kegiatan penanaman Kopi Arabika di areal Lembaga Masyarakat Daerah Hutan di Desa Reco dan Kapencar Kecamatan Kertek serta Desa Bowongso Kecamatan Kalikajar seluas 35 Ha.

Program Pengembangan Agribisnis

Program Pengembangan Agribisnis dimaksudkan untuk mengoperasionalkan pembangunan sistem dan usaha-usaha agribisnis, yang mengarahkan agar seluruh sub sistem agribisnis dapat secara produktif dan efisien menghasilkan berbagai produk pertanian yang memiliki nilai tambah dan daya saing yang tinggi. Adapun kegiatan yang dilakukan meliputi :

1) Primatani

Kegiatan Primatani (Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi Pertanian) merupakan langkah terobosan untuk mempercepat dan memantapkan inovasi teknologi pada kondisi nyata di lapangan dengan agroekosistem yang beragam. Keunggulan dari konsep Primatani dibandingkan proyek-proyek sebelumnya adalah karena menerapkan prinsip partisipatif, berbasiskan ilmu dan teknologi, kesisteman, serta keberlanjutan.

(5)

Melalui kegiatan ini telah diberikan bantuan bibit ternak domna sebanyak 36 ekor, kandang domba, rumah kompos, bantuan saprodi serta alsintan. Kegiatan dilaksanakan di Gapoktan Sindutani Desa Sindupaten Kecamatan Kertek. Melalui kegiatan ini diharapkan Desa Sindupaten dapat menjadi desa percontohan pertanian berbasis teknologi.

2) Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP)

PUAP merupakan bentuk fasilitasi bantuan modal usaha untuk petani anggota, baik petani pemilik, petani penggarap, buruh tani maupun rumah tangga tani yang dikoordinasikan oleh Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan).

Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) merupakan kelembagaan tani pelaksana PUAP untuk penyaluran bantuan modal usaha bagi anggota. Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam pelaksanaan PUAP, Gapoktan didampingi oleh tenaga Penyuluh Pendamping dan Penyelia Mitra Tani (PMT). Melalui pelaksanaan PUAP diharapkan Gapoktan dapat menjadi kelembagaan ekonomi yang dimiliki dan dikelola petani. Pendampingan dilakukan oleh penyuluh pendamping, yang bertugas membantu memecahkan permasalahan usaha petani /kelompok tani, mendampingi Gapoktan selama proses penumbuhan kelembagaan, memberikan bimbingan teknis dalam pemanfaatan dana BLM-PUAP; dan membantu Gapoktan membuat laporan perkembangan PUAP. Melalui kegiatan ini telah dilaksanakan pendampingan dan pengendalian program PUAP di 123 Gapoktan. Diharapkan melalui pendampingan dan pengendalian terhadap pelaksanaan PUAP maka kegiatan PUAP berjalan sesuai dengan kebijakan teknis yang ada.

3) Pembangunan Gedung LKM

Dalam rangka penguatan kelembagaan gapoktan dan pelayanangapoktan pada petani perlu adanya gedung LKM PUAP. Gedug ini telah dibangun di kelurahan Leksono Kecamatan Leksono dengan luas 38 meter persegi. Diharapkan dengan adanya gedung LKM PUAP ini pelayanan gapoktan pada petani akan lebih baik.

Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak

Tujuan dari program ini adalah mencegah penyebaran penyakit ternak serta menanggulangi penyebab penyakit yang dapat menyebabkan penyakit hewan menular termasuk yang bersifat zoonosis dan penurunan produksi ternak. Adapun kegiatan yang dilakukan adalah kegiatan-kegiatan yang terkait dengan pengendalian kondisi kesehatan ternak/hewan dengan harapan kesehatan ternak akan tetap terjaga antara lain :

1) Pengobatan Ternak, berupa pemeriksaan kesehatan hewan dan pengobatan masal pada 3.719 ekor ternak terdiri dari 616 ekor sapi, 9 ekor kerbau, 3.087 ekor kambing dan 7 ekor domba yang dialokasikan di Panerusan Wadaslintang, Pesodongan, Kauman dan Purwosari Kaliwiro, Bowongso dan Simbang Kalikajar, Tanjunganom Kepil, Pasuruhan Watumalang, Purbosono Kertek, Wonokromo dan Gunturmadu Mojotengah, Jlamprang Leksono.

2) Pencegahan Penyakit Zoonosis, berupa kegiatan penyemprotan pasar unggas dengan lokasi pasar unggas Wonosobo, Sapuran, Kaliwiro dan Garung di samping itu juga dilakukan respon kasus AI positif, pemeriksaan hewan kurban di 15 kecamatan, monitoring peredaran daging di pasar induk Wonosobo, pasar Garung, pasar Kertek, pasar Kaliwiro, pasar Sapuran dan pasar Wadaslintang.

(6)

3) Pencegahan Penyakit Hewan, berupa pengadaan Obat-obatan ternak dan alat perlengkapannya di Desa Besuki Kecamatan Wadaslintang.

Di samping itu jiga telah dilakukan kegiatan Pengadaan Alat Uji Rapid Tes sebanyak 9 unit, yaitu berupa alat untuk mengidentifikasi kejadian penyakit flu burung agar penanganannya bias dilaksanakan dengan cepat dan tepat sehingga penyebaran flu burung dapat dilokalisir.

Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan

Tujuan program ini adalah untuk meningkatkan populasi, produksi dan produktivitas ternak sehingga akan menjamin ketersediaan pangan dan menghasilkan nilai tambah ekonomi bagi petani. Program ini diharapkan mampu meningkatkan produksi dan produktivitas ternak di Kabupaten Wonosobo sehingga menjadi daerah yang ketercukupan akan kebutuhan daging, telur dan susu yang memiliki aspek jaminan keamanan pangan. Kegiatan yang dilakukan berupa :

1) Pengembangan Budidaya Sapi Potong (DBHCHT), dengan kegiatan pengadaan ternak sapi sebanyak 24 ekor yang dialokasikan di KTT Sida Makmur Senepan Dempel Kalibawang, KTT Bina Lembu Lestari Banyumudal Sapuran, KTT Tulus Rejeki Dusun Karang Tengah Randusari Kepil.

2) Peningkatan Pelayanan RPH Wonosobo, dengan kegiatan berupa pengawasan dan penanganan produk asal hewan di 3 RPH di Kabupaten Wonosobo.

3) Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Peternakan (DBHCHT), degan kegiatan berupa pengadaan pakan dan ternak domba 100 ekor yang dialokasikan di KTT Al Ikhlas Sontonayan Desa Kapencar Kecamatan Kertek, KTT Manunggal Desa Derongisor Kecamatan Mojotengah, KTT Taruna Tani Loh Jinawi Keseneng Desa Sinduagung Kecamatan Selomerto, KTT Rego Mukti Dusun Rego Binangun Watumalang, KTT Tegal Arum Tlogojati Wonosobo.

4) Fasilitasi Timbangan Ternak di Pasar Hewan, dengan kegiatan berupa pengadaan dan pemasangan timbangan ternak besar sejumlah 2 unit yang dialokasikan di pasar hewan Wonolelo dan Sapuran.

5) Pengembangan dan Pelestarian Ternak Plasma Nuftah (DBHCHT), dengan kegiatan berupa pengadaan Ternak Domba Wonosobo sejumlah 60 ekor, pengadaan komputer 2 unit dan timbangan ternak 1 unit yang dialokasika di KTT Agrosumbing Desa Butuh Kalikajar, KTT Bina Sejahtera Bowongso Kalikajar, KTT Taruna Tani Klowoh Kwadungan Kalikajar, KTT Dombos Indah Surengede Kejajar, KTT Agro Makmur Kuripan Garung.

6) Pengembangan Domba Wonosobo di Kawasan Agrowisata Anggrunggondok Desa Reco Kecamatan Kertek (DBHCHT), dengan kegiatan berupa pengadaan pakan, perbaikan kandang dan bantuan domba Wonosobo 16 ekor yang dialokasikan di Dusun Anggrunggondok Desa Reco Kecamatan Kertek dengan harapan terjadinya pengembangan ternak yang terintegrasi dengan kegiatan pengembangan agrowisata.

7) Penguatan Kelembagaan Peternak, dengan kegiatan berupa pengadaan Lomba Kelompok tani ternak terbaik se Kabupaten Wonosobo.

8) Penguatan Kelembagaan Peternak di Wilayah Penghasil Tembakau (DBHCHT), dengan kegiatan berupa pelatihan peternakan terpadu, pelatihan pengolahan bulu,

(7)

dan pengadaan chooper 4 unit yang dialokasikan di KTT Amanah Desa Bumirejo Mojotengah, KTT Makmur Desa Trimulyo Wadaslintang, KTT Barokah dan KTT Sari Mulyo.

9) Pengembangan Ternak Jenis Unggul, dengan kegiatan berupa pengadaan Ayam Buras unggul sejumlah 220 ekor dan kelinci sejumlah 90 ekor yang dialokasikan di KTT Murih Kabesan Kreo Kejajar, KTT Bina desa Bumirejo Mojotengah, KWT Bina Mulya Ngadimulyo Selomerto, KWT Jaga Rasa Binangun Watumalang, KWT Karya Abadi Kelierang Selomerto.

10) Pengembangan dan Fasilitasi Kelompok Ternak, dengan kegiatan berupa Pengadaan Pakan dan kambing 60 ekor yang dialokasikan di KTT Dewi Sri Kramatan Wonosobo, KWT Kambing Kita Desa Bener Kepil, KTT Maju Makmur Kaliwiro, KTT Berkah Kita Dusun Sikapat Besuki Wadaslintang, KTT Ettawa Karya Dusun Dumpil Tegalombo Kalikajar.

11) Fasilitasi Ternak Kambing Kelompok Tani Subur Jaya Larangan Lor Garung, dengan kegiatan berupa Pengadaan Pakan dan kambing 18 ekor yang dialokasikan di KTT Subur Jaya Larangan Lor Kecamatan Garung.

12) Fasilitasi Kelompok Ternak Ayam Petelur, dengan kegiatan berupa Pengadaan Pakan dan Ayam 500 ekor yang dialokasikan di KTT Rizky Alam Desa Ngalian Wadaslintang

13) Fasilitasi Kelompok Ternak Ayam Pedaging (DBHCHT), dengan kegatan berupa Pengadaan Pakan dan ayam DOC 2.700 ekor yang dialokasikan di KT Sidodadi Dusun Kemiri Wringinanom Kertek, KT Sri Rejeki Mendolo Bumireso Wonosobo, Sumber Rejeki Wonosuko Wonolelo Wonosobo.

14) Fasilitasi Peternak Domba, dengan kegiatan berupa Pengadaan domba 70 ekor, Obat-obatan ternak dan pakan ternak yang dialokasikan di KTT Sekti Makarti Maduretno Kalikajar, KT Murih Widodo Butuh Kalikajar, KT Gerdu Mangunrejo Kalikajar, KT Ngadiluhur Tlogomulyo Kertek, KT Bina Tani Wringinanom Kertek, KT Suka Makmur Parikesit Kejajar, KT Muda Nusantara Sindupaten Kertek, KT Benawi Wringinanom Kertek

15) Fasilitasi Peternak Kambing Jawa (Sapuran), dengan kegiatan berupa Pengadaan ternak kambing jawa randu 55 ekor. Obat-obatan ternakdan pakan ternak yang dialokasikan di KT Sri Rejeki Jolontoro Sapuran, KT Pemuda Tani Barokah Tempursari Sapuran, KT Purwokinanti Banyumudal Sapuran.

16) Peningkatan Ekonomi Kelompok Peternak Kambing Jawa Randu (Wadaslintang), dengan kegiatan berupa Pengadaan ternak kambing jawa randu 22 ekor. Obat-obatan ternak dan pakan ternak yang dialokasikan di KT Makmur Jaya Erorejo Wadaslintang.

17) Peningkatan Ekonomi Kelompok Peternak Kambing Jawa Randu (Wadaslintang, Kalibawang), dengan kegiatan berupa Pengadaan ternak kambing jawa randu 45 ekor. Obat-obatan ternak dan pakan ternak yang dialokasikan di KT Sari Mulyo Trimulyo, KT Kajoran Somogede Wadaslintang, KT Bina Mandiri Karangsambung Kalibawang.

18) Peningkatan Ekonomi Kelompok Peternak Kambing Jawa Randu (Sukoharjo, Watumalang), dengan kegiatan berupa Pengadaan ternak kambing jawa randu 51 ekor. Obat-obatan ternak dan pakan ternak yang dialokasikan di KT Jaya Gembala

(8)

Ngepoh Manggis Leksono, KT Harapan Sejahtera Desa Sukoharjo Sukoharjo, KT Manunggal Jlubang Banyukembar Watumalang.

19) Fasilitasi Pengembangan Ternak (DBHCHT), dengan kegiatan berupa Pengadaan pakan, obat-obat ternak dan ternak sapi 21 ekor yang dialokasikan di KT Waringin Sakti Lancar Wadaslintang, Koptan Sedyo Ono Gayudan Sindupaten Kertek, KT Rinekso Dusun Ngabean Maduretno Kalikajar

20) Fasilitasi Pengembangan Ternak

Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

Kegiatan yang telah dilaksanakan adalah penyediaan jasa surat menyurat, penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik, penyediaan jasa administrasi keuangan, penyediaan alat tulis kantor, penyediaan barang cetakan dan penggandaan, penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor, penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor, penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan, penyediaan makanan dan minuman, rapat-rapat kordinasi dan konsultasi ke luar daerah, rapat-rapat koordinasi dan konsultasi dalam daerah, penyediaan jasa kebersihan dan keamanan kantor, kota dan pasar, penyelesaian pekerjaan kantor dan penyediaan jasa pelayanan umum pemerintahan. Hasil dan manfaat yang diraih dalam penyelenggaraan program pelayanan administrasi perkantoran adalah terlaksananya kegiatan pelayanan administrasi perkantoran sehingga menunjang dan memperlancar pelayanan pekerjaan, serta tersedianya sarana dan prasarana pelayanan administrasi perkantoran yang mendukung pelayanan umum pemerintahan dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur

Program ini mencakup pemeliharaan rutin/berkala rumah dinas, pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor, pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional, pemeliharaan rutin/berkala meubeler, pemeliharaan rutin/berkala alat-alat kantor, pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan kantor serta rehabilitasi sedang/berat gedung kantor. Hasil dan manfaat yang diraih dalam penyelenggaraan program peningkatan sarana dan prasarana aparatur adalah terlaksananya pemeliharaan gedung kantor, rumah dinas, kendaraan dinas operasional, meubelair, alat kantor, perlengkapan kantor sehingga menunjang dan memperlancar pelaksanaan pekerjaan, serta tersedianya gedung kantor, sarana dan prasarana komputer yang mendukung kenyamanan dan mempercepat pelaksanaan tugas dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

c. CAPAIAN KINERJA URUSAN PERTANIAN

Capaian kinerja urusan Pertanian berdasarkan evaluasi kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah (EKKPD) dapat dilihat pada beberapa indikator sebagai berikut :

(9)

Tabel. IV.C.2.2

Capaian kinerja Urusan Pertanian Tahun 2012

berdasarkan Indikator Kinerja Kunci (IKK) penyelenggaraan pemerintahan daerah

Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan

Capaian kinerja urusan pertanian dapat dilihat dari produktivitas padi atau bahan pangan utama di mana tahun 2012 produktivitasnya menurun sebesar 1,27% dibandingkan tahun 2011. Penurunan produktivitas ini terjadi karena menurunnya produksi sebesar 2,69% dan menurunnya luas panen sebesar 1,36% yang disebabkan adanya serangan organisme pengganggu tanaman terutama tikus yang pada tahun 2012 puso seluas 295,05 Ha, adanya curah hujan yang lebih rendah dibandingkan tahun 2011 yang menyebabkan pengisian malai kurang optimal sehingga gabah kurang bernas/berisi serta adanya penurunan produktivitas jagung di mana pada tahun 2012 ini sebagian besar petani menanam varietas jagung lokal.

Produktivitas padi di tahun 2012 adalah 5,43, di bawah target capaian tahun 2012 yaitu 5,7. Demikian pula, produksi tanaman padi di tahun 2012 yaitu 162.980 ton di bawah target capaian tahun 2012 yaitu 184.218 ton. Walaupun produktivitas pertanian menurun, namun masih dapat memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Kabupaten Wonosobo.

Sedangkan bila dilihat dari kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB, pada tahun 2011 mencapai 47,32% yang merupakan kontribusi terbesar dari delapan sektor lainnya. Kontribusi terbesar berasal dari sub sektor tanaman bahan makanan diikuti peternakan, kehutanan, tanaman perkebunan dan perikanan. Apabila dibandingkan dengan tahun 2011 mengalami penurunan sebesar 0,23%. Untuk meningkatkan kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB, setiap komoditas pertanian yang hendak dijual baik di tingkat lokal maupun ekspor harus dalam bentuk barang jadi sehingga ada nilai tambah dari komoditas pertanian tersebut.

Sedangkan untuk capaian RPJMD 2010-2015 adalah sebagai berikut :

No. Indikator Kinerja Berdasarkan EKPPD Capaian Kinerja

2011 2012

1

Produktivitas padi atau bahan pangan utama (Produksi tanaman padi (ton) / luas areal tanaman padi (ha)

=167.481/30.440 =5,50

=162.980/30.025 =5,43

2 Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB (jumlah kontribusi PDRB dari sektor pertanian / jumlah total PDRB) x 100%

(10)

Tabel IV.C.2.3

Data Indikator Kinerja Urusan Pertanian berdasarkan RPJMD 2010-2015

No. Indikator Kinerja

Pembangunan Daerah Kondisi awal RPJMD 2010-2014 Capaian Kinerja Naik/Turun 2011 2012

1 Tanaman pangan (ton) 482.418 467.750 483.453 3,35% 2 Hortikultura (kw) 3.939.742 3.895.726 4.478.779 14,97% 3 Daging (kg) 5.418.948 5.980.128 6.297.677 5,31% 4 Telur (kg) 2.532.009 2.375.816 2.239.896 5,72% 5 Susu (lt) 556.316 559.676 966.487 72,69% Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Dinas Peternakan dan Perikanan

Untuk capaian RPJMD 2010-2015, dari lima indicator hanya indicator produksi telur yang masih di bawah target RPJMD. Kemungkinan hal ini disebabkan karena serangan virus flu burung dan tingginya curah hujan, kurang akuratnya program vaksin dan atau penggunaan aplikasi vaksin yang tidak tepat baik pemilihan jenis vaksin maupun penetapan jadwalnya, sanitasi kandang dan lingkungan kurang baik, serta faktor pakan baik mutu maupun komposisinya, tingkat stres di kandang serta ventilasi kandang. Sehingga perlu dilakukan pemeliharaan semi insentif dan insentif yang diikuti dengan perbaikan kandang dan mutu pakan.

d. PERMASALAHAN DAN SOLUSI

Permasalahan umum yang muncul pada urusan pertanian antara lain :

 Semakin intensifnya peralihan fungsi penggunaan lahan dan budidaya komoditas non pangan yang berakibat turunnya luasan lahan sawah;

 Rasio antara luas lahan pertanian dibanding dengan petani semakin kecil;

 Rendahnya daya saing investasi dan produk pertanian beserta UMKM, yang dikarenakan kurangnya akses pasar dan informasi teknologi;

 Masih rendahnya tingkat penguasaan teknologi oleh petani dan peternak sehingga tingkat produksi dan produktivitas komoditas pertanian dan peternakan masih rendah.

 Lemahnya kelembagaan, posisi tawar dan sistem pemasaran yang belum berpihak pada petani dan peternak.

 Menurunnya daya dukung dan daya tampung sumber daya pertanian dalam upaya peningkatan produktivitas.

 Makin meluasnya lahan kritis dan buruknya tata air, karena adanya kerusakan hutan sehingga mempengaruhi fungsi hutan sebagai pengatur tata air.

 Masih panjangnya mata rantai tata niaga pertanian.

Upaya mengatasi permasalahan dalam penyelenggaraan urusan pertanian di Kabupaten Wonosobo adalah sebagai berikut :

(11)

 Dalam mengatasi rendahnya tingkat penguasaan teknologi oleh petani dan peternak diupayakan melalui peningkatan kemampuan dan ketrampilan SDM pertanian dengan mengikutsertakan pelatihan bimbingan di bidang pertanian khususnya dalam hal peningkatan produksi secara efisien melalui penggunaan dan adopsi teknologi yang sesuai.

 Menumbuhkan dan menguatkan lembaga pertanian dan perdesaan (GAPOKTAN) untuk meningkatkan posisi tawar petani, mengaktifkan kembali lembaga-lembaga koperasi sebagai lembaga pemasaran produk pertanian, mengembangkan pasar lelang komoditi, serta melakukan revitalisasi pasar tradisional.

 Melakukan pertanian berkelanjutan melalui pertanian terpadu dengan cara sistem tanam ganda, komplementari hewan ternak dan tumbuhan, usaha terpadu peternakan dan perkebunan, agroforesty, pemeliharaan dan peningkatan sumberdaya genetik, pengelolaan hama terpadu.

 Melakukan upaya pembinaan penanganan pra produksi, pasca panen dan pengolahan hasil pertanian.

 Melakukan pengembangan agribisnis pertanian melalui pengembangan industri hilir pertanian sehingga dapat menghasilkan produk akhir pertanian yang berkualitas dan berdaya saing.

 Melakukan kegiatan usaha tani diharapkan dapat dilakukan dengan seefektif dan seefisien mungkin, dengan memanfaatkan lembaga pemasaran baik untuk pengelolaan, pengangkutan, penyimpanan dan pengolahannya sehingga petani tidak dapat menikmati harga yang lebih baik.

Gambar

Tabel IV.C.2.1
Tabel IV.C.2.3

Referensi

Dokumen terkait

Atribut-atribut warna, jenis garis, jenis tanda dan fill pattern dapat di diatur untuk setiap nilai pada daftar environment yang benar atau Cycle , yang mengkhususkan

Tidak ada pengatasnamaan atau jaminan, baik secara langsung maupun tidak langsung dari BNI SEKURITAS atau pun pihak-pihak lain dari Grup BNI, termasuk pihak-pihak lain

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Produk Domestik Bruto (PDB), Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), Penanaman Modal Asing (PMA) terhadap

Kaitan komponen pesan dengan saluran misalnya bila pesan disampaikan dengan lisan maka gelombang suara adalah sebagai saluran dan ini juga akan

Penerapan metode SMART terbukti dapat membantu mengolah kriteria data genteng menjadi pemilihan genteng yang sesuai berdasarkan kebutuhan customer dan menyediakan

Tim Investigasi menilai bahwa pergerakan kapal tanpa kehadiran petugas pandu dari lokasi labuh kapal-kapal di pelabuhan Tanjung Priok dapat menimbulkan potensi bahaya tubrukan

noise .Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sumiyana berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan oleh Fama & French (1992) yang menyatakan bahwa perilaku harga

209 Tegal, kafe Wijikopi hadir untuk mengenalkan kepada masyarakat apa yang belum ada di kota Tegal, banyaknya persaingan usaha kafe di Tegal membuat cara pandang