• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah Singkat Berdirinya Kecamatan Jekan Raya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah Singkat Berdirinya Kecamatan Jekan Raya"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Singkat Berdirinya Kecamatan Jekan Raya

Sejalan dengan terjadinya gerakan reformasi, mendorong terjadinya perubahan yang signifikan dalam konfigurasi politik nasional (termasuk perubahan peraturan perundang-undangan pemerintahan daerah). Kebijakan otonomi daerah melalui Undang-Undang RI Nomor 22 Tahun 1999 yang memberikan otonomi daerah, khususnya kabupaten dan kota.

Perubahan yang bergerak secara dinamis sejalan dengan perkembangan waktu dalam rangka peningkatan pelayanan kelancaran penyelenggaraan program pemerintah, pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan secara berdaya guna dan berhasil guna sebagai pelaksanaan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 pasal 66 dan 67 tentang pemerintahan daerah, maka pemerintah kota Palangka Raya memandang perlu untuk dilakukan pembentukan, pemecahan dan penggabungan Kecamatan dan Kelurahan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Daerah Kota Palangka Raya Nomor 32 Tahun 2002 tentang pembentukan, pemecahan dan penggabungan Kecamatan dan Kelurahan tanggal 19 Nopember 2002, menetapkanKecamatan yang dimaksud adalah Kecamatan Pahandut, Kecamatan Jekan Raya, Kecamatan Sebangau, Kecamatan Bukit Batu, dan Kecamatan Rangkumpit.1

1

Koordinator Statistik Kecamatan Jekan Raya, Kecamatan Jekan Raya dalam Angka

(2)

Kecamatan Jekan Raya yang dibentuk dan diresmikan pada tanggal 19 Nopember 2002 terdiri dari 4 (empat) Kelurahan, yaitu Kelurahan Menteng, Kelurahan Palangka, Kelurahan Bukit Tunggal, dan Kelurahan Petuk Ketimpun. Pemerintahan Kecamatan Jekan Raya sebagai pelaksana pemerintah umum yang membawahi 4 (empat) Kelurahan dipimpin oleh seorang Camat mempunyai kedudukan sebagai perangkat wilayah yang memimpin dan menyelenggarakan roda pemerintahan di tingkat Kecamatan dan bertanggung jawab kepada Walikota. Dalam melaksanakan tugasnya, Camat mempunyai tugas untuk menetapkan pelaksanaan dan penyelenggaraan urusan pemerintah, pembangunan dan pembinaan masyarakat di areal Kecamatan.2

2. Keadaan Geografis Kecamatan Jekan Raya

Kecamatan Jekan Raya memiliki luas wilayah 352,62 km2 yang menaungi 4 (empat) kelurahan dengan luas areal wilayah kelurahan:

a. Kelurahan Menteng dengan luas wilayah 31,00 km2;

b. Kelurahan Palangka dengan luas wilayah 24,75 km2 (merupakan wilayah kelurahan paling kecil di Kecamatan Jekan Raya);

c. Kelurahan Bukit Tunggal dengan luas wilayah 237,12 km2 (merupakan wilayah kelurahan paling luas di Kecamatan Jekan Raya);

d. Kelurahan Petuk Ketimpun dengan luas wilayah 59,75 km2.3

2

Ibid

3

(3)

Kecamatan Jekan Raya memiliki areal perbatasan wilayah:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Bukit Rawi Kabupaten Pulang Pisau;

b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Tumbang Rungan Kecamatan Pahandut;

c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Katingan;

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Kereng Bangkirai Kecamatan Sebangau.4

3. Keadaan Penduduk Kecamatan Jekan Raya

Penduduk merupakan salah satu modal dasar dalam pembangunan, maka eksistensi penduduk harus ditingkatkan kualitas dan kuantitasnya secara terencana untuk menghasilkan sumber daya manusia yang produktif dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Keadaan penduduk Kecamatan Jekan Raya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2

KEADAAN PENDUDUK KECAMATAN JEKAN RAYA KOTA PALANGKA RAYA5

Kelurahan Luas (km2) Penduduk Jumlah

L P Menteng 31,00 19.103 18.287 37.390 Palangka 24,75 20.999 20.210 41.209 Bukit Tunggal 237,12 17.310 16.510 33.820 Petuk Ketimpun 59,75 1.025 1.115 2.140 Jumlah 352,62 58.437 56.122 114.559 4 Ibid 5 Ibid., h. 6

(4)

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa Kecamatan Jekan Raya yang terbagi dalam 4 (empat) kelurahan memiliki luas areal wilayah 325,62 km2 dengan jumlah penduduknya sebanyak 114.559 jiwa.

Data komposisi jumlah penduduk Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya berdasarkan agamanya, dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3

KEADAAN PENDUDUK KECAMATAN JEKAN RAYA

KOTA PALANGKA RAYA BERDASARKAN AGAMA6

Kelurahan Agama Jumlah

Islam Katolik Kristen Budha Hindu

Menteng 20.340 632 14.034 35 701 35.742

Palangka 24.752 1.267 15.759 58 604 42.440

B. Tunggal 21.193 857 8.824 39 429 31.342

P. Ketimpun 690 14 285 0 5 994

Jumlah 66.975 2.770 38.902 132 1.739 110.518 Berdasarkan tabel di atas diketahui penduduk Kecamatan Jekan Raya yang memeluk agama Islam sebanyak 66.975 jiwa, agama Katolik 2.770 jiwa, agama Kristen sebanyak 38.902 jiwa, agama Budha sebanyak 132 jiwa, dan penduduk yang memeluk agama Hindu sebanyak 1.739 jiwa.

4. Keadaan Sarana Ibadah Kecamatan Jekan Raya

Sarana ibadah merupakan tempat penduduk atau masyarakat Kecamatan Jekan Raya dapat melaksanakan kegiatan agama ataupun peribadatan sesuai agama dan kepercayaannya masing-masing.

6

(5)

Tabel 4

KEADAAN SARANA IBADAH KECAMATAN JEKAN RAYA KOTA PALANGKA RAYA7

Kelurahan Masjid Musholah Gereja Pura Kuil

Menteng 17 32 21 - -

Palangka 22 34 30 1 -

Bukit Tunggal 18 29 15 - 1

Petuk Ketimpun 3 5 4 - -

Jumlah 60 109 70 1 1

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sarana tempat ibadah di Kecamatan Jekan Raya yang tersebar di 4 (empat) Kelurahan berjumlah 241 tempat ibadah, dengan rincian sebanyak 60 masjid, 109 musholah, 70 gereja, 1 pura, dan 1 kuil/vihara.

5. Keadaan Sarana Pendidikan Kecamatan Jekan Raya

Sarana pendidikan merupakan tempat yang sengaja dibangun untuk kegiatan belajar mengajar, untuk mencerdaskan masyarakat dan menciptakan sumber daya manusia yang intelek dan kompetetif.

Tabel 5

KEADAAN SARANA PENDIDIKAN KECAMATAN JEKAN RAYA KOTA PALANGKA RAYA8

Kelurahan Lembaga Pendidikan Status Jumlah Negeri Swasta 1 2 3 4 5 Menteng TK 1 15 16 SD 9 1 10 SLTP 1 2 3 SLTA 7 1 8 7 Ibid., h. 26 8 Ibid., h. 13-17

(6)

PT 4 4 8 Palangka TK - 21 21 SD 16 4 20 SLTP 3 5 8 SLTA 5 2 7 PT 1 2 3 Bukit Tunggal TK - 14 14 SD 7 2 9 SLTP 2 2 4 SLTA 3 1 4 PT - 1 1 Petuk Ketimpun TK - 2 2 SD 2 - 2 SLTP 2 - 2 SLTA - - - PT - - - Jumlah 63 79 142

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa, lembaga pendidikan formal di Kecamatan Jekan Raya yang tersebar di 4 (empat) Kelurahan, yakni Kelurahan Menteng, Kelurahan Palangka, Kelurahan Bukit Tunggal, dan Kelurahan Petuk Ketimpun sebanyak 142 lembaga pendidikan formal, dengan rincian TK sebanyak 53 unit, SD sebanyak 41 unit, SLTP/sederajat sebanyak 17 unit, SLTA/sederajat 19 unit, dan Perguruan Tingi (PT) sebanyak 12 unit. 6. Keadaan Sarana Kesehatan Kecamatan Jekan Raya

Sarana kesehatan merupakan sarana yang dibangun untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Keadaan sarana kesehatan yang ada di Kecamatan Jekan Raya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

(7)

Tabel 6

KEADAAN SARANA KESEHATAN KECAMATAN JEKAN RAYA KOTA PALANGKA RAYA9

Kelurahan Puskemas Pustu Jumlah

Menteng 1 6 7

Palangka 1 4 5

Bukit Tunggal 1 5 6

Petuk Ketimpun 1 5 6

Jumlah 4 20 24

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sarana kesehatan yang difungsikan untuk memberikan layanan kesehatan bagi penduduk Kecamatan Jekatan Raya berjumlah 24 tempat pelayanan kesehatan, dengan rincian 4 unit puskesmas dan 20 unit Puskemas Pembantu (Pustu).

7. Gambaran Umum 5 (Lima) Orang Pendidik Khusus Agama Islam

Subjek penelitian ini adalah 5 (lima) orang pendidik khusus agama Islam yang memberikan bimbingan agama Islam kepada anak pedagang muslim yang ada di wilayah Kecamatan Jekan Raya. Profil atau gambaran umum subjek penelitian, jelasnya dapat dilihat pada pemaparan berikut: a. AZ

AZ lahir di Tarusan pada tanggal 27 September 1989. AZ adalah mahasiswa STAIN Palangka Raya Jurusan Dakwah Progam Studi Komunikasi Peyiaran Islam angkatan tahun 2010. Sejak tahun 2011, AZ menjadi pendidik khusus agama Islam AN (umur 10 tahun), yakni anak pedagang muslim di keluarga SH. Bimbingan yang diberikannya adalah

9

(8)

mengajarkan dan membimbing mengaji al Qur’an, bacaan dan tata cara shalat, hafalan surah-surah pendek, dan hafalan do’a sehari-hari.

b. AB

AB lahir di Bereng Bengkel pada tanggal 04 Mei 1990, merupakan mahasiswa STAIN Palangka Raya Jurusan Tarbiyah Program Studi Tadris Bahasa Inggris angkatan tahun 2009. Selain sebagai mahasiswa, AB juga berprofesi sebagi guru honorer di SMP Satu Atap Bereng Bengkel dan sebagai pendidik khusus agama Islam SD (umur 8 tahun) anak TD (pedagang muslim) sejak tahun 2010. Bimbingan yang diberikannya adalah mengajarkan mengaji, melatih bacaan dan tata cara shalat, hafalan surah-surah pendek, do’a sehari-hari, dan bimbingan belajar.

c. BR

BR lahir di Sabuh pada tanggal 04 Desember 1989 adalah mahasiswa STAIN Palangka Raya Jurusan Dakwah Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam angkatan tahun 2009. BR berprofesi sebagai pendidik khusus agama Islam di keluarga JM sejak awal tahun 2011. Peran utamanya adalah mengajarkan dan membimbing anak JM yakni MT (umur 9 tahun) untuk mengaji. Selain itu, BR juga memberikan bimbingan bacaan dan tata cara berwudlu, bacaan dan tata cara shalat.

d. MD

MD lahir di Semarang pada tanggal 20 Juli 1990. Kuliah di STAIN Palangka Raya angkatan tahun 2009 Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam. Selain aktif kuliah juga bekerja sebagai pendidik

(9)

khusus agama Islam di keluarga SS sejak tahun 2010, dengan tugas utamanya adalah mengajarkan dan membimbing AK (umur 9 tahun) untuk mengaji al Qur’an. Selain itu, MD juga memberikan bimbingan dan melatih bacaan dan tata cara shalat, hafalan surah-surah pendek, dan hafalan do’a sehari-sehari.

e. MS

MS lahir di Anjir pada tanggal 11 Februari 1989 adalah mahasiswa STAIN Palangka Raya Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam angkatan tahun 2010. Pada awal tahun 2011, MS menjadi pendidik khusus agama Islam AH (umur 11 tahun) anak TM. Bimbingan yang diberikan kepada AH adalah mengajarkan dan membimbing mengaji al Qur’an, membimbing dan melatih bacaan dan tata cara shalat, hafalan surah-surah pendek, do’a sehari-hari, membiasakan hidup bersih dan kedisiplinan.

B. Hasil Penelitian

1. Peranan Pendidik Khusus dalam Memberikan Bimbingan Agama Islam pada Anak Pedagang Muslim yang ada di Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya

Peranan pendidik khusus dalam memberikan bimbingan agama Islam merupakan keterlibatan seorang ahli agama Islam yang secara khusus didatangkan, diberikan kepercayaan dan diberikan mandat oleh orang tua untuk mengajar dan membimbing perkembangan nilai-nilai agama Islam kepada anaknya agar mencapai kedewasaan spiritual yang optimal. Lebih jelasnya mengenai peranan 5 (lima) orang pendidik khusus dalam

(10)

memberikan bimbingan agama Islam kepada anak pedagang muslim yang ada di Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya, penulis sajikan dalam pemaparan berikut ini:

a. AZ

Menanggapi profesinya sebagai pendidik khusus agama Islam, AZ menyatakan bahwa:

Pendidik khusus atau guru privat itu nah, guru pribadi. Artinya apa, orang nang baisi kemampuan agama dan juga diparcaya oleh anak untuk mambimbing, malatih anak secara khusus di luar jam sakolah.

(Pendidik khusus atau Guru privat adalah guru pribadi, artinya orang yang memiliki kemampuan agama dan diberi kepercaayan oleh orang tua anak untuk membimbing dan melatih anak di luar jam sekolah yang dilakukan secara khusus).10

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat dipahami bahwa profesi sebagai pendidik khusus agama Islam pada dasarnya adalah profesi atau pekerjaan untuk membimbing dan melatih individu yang dilakukan secara khusus atau sifatnya pribadi (privat) dalam rangka mengarahkan dan mengembangkan potensi individu dalam mencapai kedewasaan spiritual dalam memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam.

Menyikapi tentang perannya sebagai pendidik khusus dalam memberikan bimbingan agama Islam, AZ menuturkan bahwa:

Sebagai pengajar pang, pembimbing apa yang ulun bisa ulun ajarakan, mandurung samangat belajar anak, bisa jua gasan wadah curhat anak, yang sudah baik dikembangkan sasuai kabutuhan dan umur anak. (Sebagai pengajar, pembimbing, apa yang saya bisa

saya ajarkan, mendorong semangat anak, bisa juga sebagai tempat curhat anak, yang sudah baik dikembang lagi sesuai kebutuhan dan umur anak).11

10

Wawancara dengan AZ pendidik khusus agama Islam tanggal 3 September 2012 di kediaman AZ Jalan G. Obos IX

11

(11)

Untuk memperkuat data tersebut, penulis melakukan wawancara dengan AN yakni anak pedagang muslim yang diberikan bimbingan agama Islam oleh AZ, menyatakan bahwa:

Malajari mangaji, mahafal ayat, mahafal do’a-do’a, mambimbing shalat, bisa jua diceramahi. (Mengajari mengaji, menghafal ayat,

mengahafal do’a-do’a, membimbing shalat, kadang-kadang diceramahi)”.12

Manakala dikonfirmasikan kepada orang tua AN, yakni SH selaku ibu AN mengemukakan bahwa:

kayaknya bagus ja pang, dulu anakku masih Iqra’ wayahni sudah al Qur’an. Munnya kaya apa bimbingannya, tasarah inya ja kaya apa baiknya. (Sepertinya bagus, dulu anakku masih Iqra’ sekarang sudah

mengaji al Qur’an. Masalah bimbingannya, terserah dia (AZ) bagaimana baiknya).13

Berdasarkan observasi, didapati aktivitas bimbingan agama Islam yang dilakukan AZ adalah 3 kali dalam seminggu, yakni hari senin, kamis dan sabtu yang dilaksanakan antara jam 17.30-18.30 WIB. Sebelum memberikan bimbingan, terlebih dahulu mengerjakan shalat maghrib berjamaah. Setelah selesai shalat, kemudian dilanjutkan mengajarkan dan membimbing mengaji al Qur’an. Setelah itu dilanjutkan dengan membimbing anak untuk melakukan praktik shalat. Dengan sabar dan penuh kehati-hatian, AZ mengajar, membimbing, mendemontrasikan bacaan, menanyakan kesulitan anak, dan terlihat pula AZ memberikan

12

Wawancara dengan AN anak yang dibimbing AZ tanggal 6 September 2012 di kediaman AN Jalan G. Obos VII

13

Wawancara dengan SH ibu AN tanggal 8 September 2012 di kediaman SH Jalan G.Obos VII

(12)

pujian manakala anak dapat memahami bimbingannya. Kegiatan bimbingan privat diakhiri dengan mengerjakan shalat Isya berjamaah.14

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di atas, dapat ditarik pemahaman bahwa peran AZ sebagai pendidik khusus bimbingan agama Islam adalah sebagai sumber belajar yakni mengajarkan ilmu pengetahuan agama Islam yang dimilikinya kepada anak, menjadi demonstrator yakni mencontohkan bacaan dan gerakan shalat yang baik dan benar, mendiagnosis kesulitan dan kebutuhan anak, serta memotivasi anak untuk giat belajar dan mengamalkan agama Islam yang direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari.

b. AB

Menanggapi tentang profesinya sebagai pendidik khusus yang memberikan bimbingan agama Islam, AB mengemukakan bahwa:

Yang namanya khusus itu ya sifatnya pribadi atau privatlah. Kegiatan mengajar dan membimbing dilakukan secara pribadi atau perorangan. Kegiatannya di rumah anak. Sebelum memberikan bimbingan, antara saya dan orang tua sudah membuat kontrak kerja tentang apa-apa saja yang harus dibimbing. Jadi tinggal melaksanakan apa yang telah menjadi kesepakatan.15

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat dipahami bahwa, pendidik khusus agama Islam merupakan profesi yang memberikan pendidikan, ajaran dan bimbingan agama Islam yang dilakukan secara khusus atau secara pribadi. Mekanisme bimbingannya tidak struktural sebagai mana yang dilakukan guru-guru di sekolah, artinya guru privat

14

Observasi terhadap proses bimbingan agama Islam yang dilakukan AZ kepada AN pada tanggal 3, 6, 8 September 2012 di di kediaman AN Jalan G.Obos VII

15

Wawancara AB pendidik khusus agama Islam tanggal 4 September 2012 di kediaman AB Jalan G. Obos V

(13)

memberikan bimbingan sesuai kesepakatan antara orang tua dan pendidik khusus berdasarkan kebutuhan anak.

Menyikapi tentang perannya sebagai pendidik khusus yang memberikan bimbingan agama Islam, AB menuturkan bahwa:

Perannya ya membantu mengajar dan membimbing agar anak memahami ajaran agama Islam. Seperti mengaji, shalat, dan hafalan beberapa ayat al Qur’an. Adakalanya juga membantu membimbing tugas belajar pelajaran agama Islam anak.16

Untuk memperkuat temuan penelitian di atas, penulis melakukan wawancara dengan SD, yakni anak yang dibimbing oleh AB, ia menyatakan bahwa, “diajari ngaji, shalat, hafalan, dinasehati”.17

Ketika hal tersebut dikonfirmasikan kepada TD selaku orang tua SD menyatakan bahwa:

Memang anak kami sudah sekolah dan belajar di TPA juga. Tapi sampai masih Iqra’ terus. Kalau diajari sama kakaknya yang ada ribut dan nangis. Makanya perlu bantuan orang pintar yang mau membimbing di rumah. Ya untuk mengajari mengaji, bagaimana shalat yang benar, memberikan dorongan agar anak saya gemar beribadah, bila perlu membantu anak saya untuk membimbing mengerjakan tugas sekolah.18

Berdasarkan observasi, didapati AB memberikan bimbingan agama Islam secara khusus kepada SD dilakukan antara jam 17.30-18.30 WIB. Sebelum membimbing, terlebih dahulu mengerjakan shalat Maghrib berjamaah, kemudian dilanjutkan dengan mengajarkan mengaji kepada

16

Ibid

17

Wawancara dengan SD anak yang dibimbing oleh AB tanggal 5 September 2012 di kediaman SD Jalan Temanggung Tilung

18

Wawancara dengan TD ibu SD tanggal 5 September 2012 di kediaman TD Jalan Temanggung Tilung

(14)

AN kurang lebih 20 menit. Setelah selesai mengaji dilanjutkan dengan membimbing belajar pelajaran PAI anak. Sebelum mengakhiri bimbingannya, terlihat pula AB memberikan nasehat, tanya jawab seputar pelajaran PAI di sekolah, serta meminta anak membacakan hafalan surah pendek yang telah diajarkan sebelumnya. Selama proses bimbingan berlangsung terlihat pula AB mampu mengendalikan suasana bimbingan, karena selain humoris, AB juga dekat dan akrab dengan AN. Diakhir bimbingan, AB dan AN mengerjakan shalat Isya berjamaah.19

Berdasarkan temuan penelitian di atas, dapat dipahami bahwa peran AB sebagai pendidik khusus agama Islam adalah sebagai pengajar yakni mengajarkan pengetahuannya yang dimilikinya kepada anak sesuai kebutuhan dan tingkat perkembangan usia anak, menjadi pendidik yang mengarahkan pemahaman anak, menjadi seorang organisator yakni dengan kesabaran melaksanakan pengabdian dan mengontrol jalannya bimbingan, serta sebagai motivator untuk mendorong semangat beribadah anak. c. BR

Menanggapi tentang profesinya sebagai seorang pendidik khusus agama Islam, BR menyatakan bahwa:

Ya samacam guru privat atau tutor pribadilah. Mambari pamahaman, mambimbing dan malatih anak secara pribadi kada baramaian kayak di sakolah. Kayak itu pang, ulun datang ka rumah anak habis tu malajari mangaji, mambimbing shalat, macam-macamai. (Ya seperti guru privat atau tutor pribadi. Memberikan

pemahaman, membimbing atau melatih anak secara pribadi tidak klasikal seperti di sekolah. Seperti saya ini, saya datang ke rumah

19

Observasi terhadap proses bimbingan agama Islam yang dilakukan AB tanggal 4 dan 5 September 2012 di kediaman SD Jalan Temanggung Tilung

(15)

anak kemudian mengajari mengaji, membimbing shalat dan lain sebagainya).20

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat dipahami bahwa pendidik khusus agama Islam adalah suatu profesi atau pekerjaan yang dilakukan secara khusus untuk membantu anak dalam memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam yang direalisasikan dalam kehidupan yang manifestasikan dalam kegiatan pengajaran, bimbingan dan latihan secara perorangan atau pribadi.

Keberhasilan pelaksanaan bimbingan tidak terlepas dari kemampuan seorang pendidik khusus dalam melaksanakan perannya. Menyikapi tentang peranan pendidik khusus dalam memberikan bimbingan agama Islam, BR mengemukakan bahwa:

Karena orang tua anak sudah mamparcayai ulun, maka apa yang ulun bisa ulun ajarakan, maajari, mambimbing dan mambantu anak sasuai keluhan dan pamahaman anak, bausaha maambil hati anak agar mudah mambimbingnya. (Karena orang tua anak sudah percaya

kepada saya, maka apa yang saya bisa saya ajarkan, belajar, membimbing dan membantu anak sesuai keluhan dan pemahaman anak, berusaha mengambil hati anak biar mudah membimbingnya).21 Berdasarkan observasi didapati aktivitas bimbingan yang diberikan oleh BR kepada MT antara jam 18.00-19.30WIB. Sebelum melaksanakan bimbingan terlebih dahulu mengerjakan shalat maghrib berjamaah dengan anak yang dibimbingnya. Kemudian dilanjutkan mengajarkan dan membimbing mengaji al Qur’an. Setelah itu, terlihat pula BR membimbing dan mempraktikkan gerakan dan bacaan shalat. Selama

20

Wawancara dengan BR pendidik khusus agama Islam tanggal 9 September 2012 di kediaman BR Jalan Rajawali III

21

(16)

kegiatan berlangsung, didapati pula BR mengulang-ulang bacaan shalat kemudian diikuti oleh anak yang dibimbingnya. Jika anak terlihat kurang semangat, BR mengajak anak bernyanyi rukun Islam kemudian menghubungkannya dengan praktik shalat yang sedang diajarkannya. Di akhir pertemuan, BR melakukan shalat Isya berjamaah dengan anak.22

Menurut pengakuan MT selaku anak yang dibimbing, ketika ditanyakan tentang bimbingan agama Islam yang diberikan guru privat mengatakan bahwa, “senang ja, dilajari mengaji, shalat, do’a-do’a,”.23

Ketika hal tersebut dikonfirmasikan kepada JM selaku ibunya MT mengemukakan bahwa:

Apalah, yang pastinya mambantu mambari pamahaman, mambimbing amalan agama anakku biar labih baik. (Apa ya,

jelasnya membantu memberikan pemahaman dan membimbing amalan agama anak saya biar lebih baik).24

Berdasarkan hasil temuan data penelitian tersebut, dapat ditarik pemahaman bahwa kehadiran sorang pendidik khusus agama Islam untuk memberikan bimbingan agama Islam anak cukuplah vital, karena orang tua anak sudah mempercayai dan memberikan mandat sepenuhnya kepada pendidik khusus untuk memberikan bimbingan, pengajaran dan latihan-latihan keagamaan.

22

Observasi tehadap proses bimbingan agama Islam yang dilakukan BR tanggal 9, 11, 13 September 2012 di kediaman MT Jalan Temanggung Tilung

23

Wawancara dengan MT anak yang dibimbing oleh BR tanggal 11 September 2012 di kediaman MT Jalan Temanggung Tilung

24

Wawancara dengan JM ibu MT tanggal 13 September 2012 di di kediaman JM Jalan Temanggung Tilung

(17)

Peran pendidik khusus dalam memberikan bimbingan agama Islam adalah sebagai upaya pelengkap tanggung jawab orang tua untuk membantu dan mempengaruhi pemahaman dan pengamalan anak terhadap ajaran agama Islam. Hal itu dimanifestasikam dalam wujud mengajari anak mengaji al Qur’an, membimbing dan melatih anak mengerjakan shalat, guru privat sebagai sumber belajar dan motivator anak, serta mengorganisasikan kegiatan bimbingan dengan mengadakan variasi teknik bimbingan agar anak lebih mudah memahami apa yang diajarkan. Dengan kata lain, peran BR sebagai seorang pendidik khusus bimbingan agama Islam adalah membantu untuk mengarahkan, mengembangkan dan menyelaraskan pemahaman agama Islam yang dimiliki anak dalam bentuk pengajaran, bimbingan, dan latihan-latihan pengamalan ajaran Islam. d. MD

Menanggapi tentang profesinya sebagai seorang pendidik khusus yang memberikan bimbingan agama Islam, MD mengemukakan bahwa:

Pendidik khusus yang umumnya lebih dikenal sebagai guru privat agama Islam itu ya seseorang yang diberi wewenang oleh orang tua anak untuk mengajarkan agama Islam yang dilakukan secara pribadi di rumahnya, atau orang yang kerjaannya mengajar, membimbing secara pribadi.25

Berdasarkan pengakuan MD tersebut dapat dipahami bahwa profesi sebagai pendidik khusus agama Islam merupakan aktivitas pekerjaan yang dilakukan seseorang dengan memberikan ajaran, didikan dan bimbingan

25

Wawancara dengan MD pendidik khusus agama Islam tanggal 12 September 2012 di kediaman MD Jalan Yos Sudarso III

(18)

kepada individu untuk mencapai kedewasaan keagamaannya yang dilakukan secara privat dan perorangan.

Menyikapi tentang peran yang dilakukan MD sebagai pendidik khusus dalam memberikan bimbingan agama Islam, MD mengemukakan bahwa:

Membantu dan menolong anak agar bisa mengamalkan ajaran agama Islam, memberikan pemahaman, membimbing dan memberikan latihan-latihan ibadah. Nah ketika membimbing harus memperhatikan kondisi anaknya, jangan memaksakan diri sendiri. Namanya juga anak-anak, hari ini semangat besok-besok males. Makanya perlu mengadakan variasi. Misal ni ya, setelah mengaji bisa membimbing anak untuk menghafal surah-surah pendek.26 Berdasarkan observasi diketahui bahwa aktivitas MD sebagai pendidik khusus bimbingan agama Islam dilaksanakan antara jam 17.30-18.30 WIB. Bimbingan dilakukan setelah mengerjakan shalat maghrib berjamaah kemudian dilanjutkan dengan mengajarkan mengaji kurang lebih 20 menit. Setelah itu dilanjutkan dengan membimbing anak untuk menghafal bacaan dalam shalat. Terlihat pula suasana bimbingan penuh kekeluargaan dan keakraban yang diselingi canda tawa dan adakalanya mengomentari dan memberikan pujian terhadap tugas anak.27

Ketika hal tersebut dikonfirmasikan kepada AK yakni anak yang diberikan bimbingan agama Islam oleh MD, AK menuturkan bahwa,

26

Ibid

27

Observasi terhadap proses bimbingan agama Islam yang dilakukan MD tanggal 12 dan 15 September 2012 di kediaman AK Jalan Pangeran Samudera

(19)

“senangai ulun, ulun sudah bisa mangaji al Qur’an, bisa babacaan shalat, surah an Naas sampai al Kafirun jua bisa”.28

Menurut pengakuan SS selaku ibu AK, mengemukakan bahwa:

Nang pastinya malajari mangaji, shalat, mambimbing anakku biar kada salah bagaul. Sudah tiga orang guru privat, yang ini pina talawas. Masalah kayak apa bimbingannya tasarah inya ja.

(Jelasnya untuk mengajari mengaji, shalat, membimbing anak saya biar tidak salah pergaulan. Sudah tiga orang guru privat, dan ini yang lama. Masalah bagaimana bimbinganya terserah dia (MT).29

Berdasarkan temuan penelitian di atas, dapat dipahami bahwa peran MD sebagai pendidik khusus bimbingan agama Islam adalah membantu mengajarkan dan membimbing anak untuk memahami dan mengamalkan ajaran agama Islam. Kepercayaan dan pelimpahan wewenang dari orang tua anak kepada seorang pendidik khusus merupakan sebuah tuntutan bagi pendidik khusus untuk melaksanakan perannya sebagai sumber belajar anak, mendorong semangat keagamaan anak, mengorganisasikan kegiatan bimbingan, dan memberikan bantuan bimbingan berdasarkan kebutuhan dan tingkat kemampuan anak.

e. MS

Menanggapi tentang profesinya sebagai pendidik khusus yang memberikan bimbingan agama Islam, MS mengungkapkan bahwa:

Nang ulun tahu guru khusus tu nah guru privat, kenapa karena gawiannya sama haja malajari wan mambimbing sacara privat.

(Yang saya tahu guru khusus itu ya guru privat, karena

28

Wawancara dengan AK anak yang dibimbin MD tanggal 15 September 2012 di di kediaman AK Jalan Pangeran Samudera

29

Wawancara dengan SS ibu AK tanggal 15 September 2012 di kediaman SS Jalan Pengeran Samudera

(20)

pekerjaannya sama-sama mengajarkan atau membimbing secara perorangan).30

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat dipahami bahwa, pendidik khusus agama Islam merupakan suatu pekerjaan yang tugas utamanya adalah untuk membantu mengajar dan membimbing nilai-nilai ajaran agama Islam kepada seseorang yang dilakukan secara pribadi.

Menyikapi tentang perannya dalam memberikan bimbingan agama Islam, MS mengungkapkan bahwa:

Maajar, mambimbing, manasihati, mamutivasi anak, bausaha jadi tutor yang baik bisa maambil hati anak. Nah kalaunnya anak sudah katujuh wan ulun, bimbingannya labih nyaman. (Mengajar,

membimbing, menasehati, memotivasi anak, berusaha menjadi tutor yang baik bisa mengambil hati anak. Kalau anak sudah senang maka proses bimbingannya akan lebih mudah).31

Ketika hal itu dikonfirmasikan kepada AH selaku anak yang diberikan bimbingan agama Islam secara khusus oleh MS, AH mengemukakan bahwa, “senang, sekarang sudah bisa membaca al Qur’an, bisa bacaan shalat, bisa do’a sebelum dan sesudah makan, do’a sebelum dan sesudah tidur”.32

Berdasarkan observasi diketahui bahwa, MS yang berprofesi sebagai pendidik khusus melaksanakan aktivitasnya bimbingannya antara jam 17.30-18.30 WIB yang dilaksanakan di rumah AH (anak yang diberikan bimbingan privat). Sama halnya dengan pendidik khusus yang lain, MS

30

Wawancara dengan MS pendidik khusus agama Islam tanggal 17 September 2012 di kediaman MS Jalan G.Obos VIII

31

Ibid

32

Wawancara dengan AH anak yang dibimbing MS tanggal 20 September 2012 di kediaman AH Jalan Galaxi

(21)

sebelum melaksanakan tugasnya, terlebih dahulu mengajak AH untuk melakukan shalat maghrib berjamaah, kemudian dilanjutkan dengan mengaji. Selama kurang lebih 20 menit membimbing anak untuk mengaji, kemudian dilanjutkan dengan memberikan hafalan surah al Lahab. Terlihat pula, MS memberikan pujian jika anak mampu memahami dengan baik, dan memberikan contoh. Setelah serangkaian bimbingan sudah dilaksanakan, MS dan AH mengerjakan shalat Isya berjamaah.33

Menurut pengakuan TM selaku ibu AH, beliau mengungkapkan bahwa, “seperti apa bimbingannya terserah dia, yang penting anakku bisa mengaji, shalat, dan memiliki akhlak yang baik”.34

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang telah penulis lakukan, dapat ditarik pemahaman bahwa peran MS sebagai pendidik khusus dalam memberikan bimbingan agama Islam adalah MS selaku pendidik khusus merupakan sumber belajar anak, artinya segala pengetahuan, pemahaman dan pengalamannya dijadikan sarana untuk memberikan bimbingan. Pendidik khusus berperan sebagai pemimpin artinya kegiatan bimbingan dikendalikan dan dikelola sebaik mungkin dengan cara menampilkan kinerja yang baik dan berusaha mengambil hati anak. Pendidik khusus berperan sebagai pengajar dan pembimbing potensi spiritual anak agar anak tumbuh dan berkembang selaras dengan kebutuhan dan perkembangan usianya.

33

Observasi terhadap proses bimbingan agama Islam yang dilakukan oleh MS tanggal 17, 20, 23 September 2012 di kediaman AH Jalan Galaxi

34

Wawancara dengan TM ibu AH tanggal 23 September 2012 di kediaman TM Jalan Galaxi

(22)

2. Cara Pendidik Khusus Melaksanakan Bimbingan Agama Islam pada Anak Pedagang Muslim yang ada di Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya

Bimbingan merupakan proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sitematis kepada individu dalam menyelesaikan masalah, mengarahkan dan mengembangkan potensi individu, agar individu tecapai kemampuan untuk memahami dirinya, kemampuan untuk mengarahkan dirinya, dan mampu merealisasi diri sesuai dengan potensinya dalam mencapai penyesuaian diri dengan lingkungan, baik keluarga, sekolah maupun masyarakat serta tanggung jawab dirinya kepada sang Khalik.

Tercapainya keberhasilan bimbingan tidak terlepas dari cara seorang pendidik dalam melaksanakan perannya. Peranan pendidik khusus dalam memberikan bimbingan agama Islam merupakan keterlibatan aktif seseorang yang memiliki pengetahuan agama Islam dan mendapatkan wewenang dari orang tua anak untuk memberikan bantuan dan pengajaran tentang nilai-nilai ajaran agama Islam yang mencakup akidah, ibadah, dan akhlak mulia agar anak memiliki keyakinan, pemahaman, penghayatan, serta gemar mengamalkan ajaran agama sesuai syari’at Islam. Lebih jelasnya mengenai cara 5 (lima) orang pendidik khusus dalam memberikan bimbingan agama Islam, penulis sajikan dalam pemaparan data hasil penelitian berikut ini: a. AZ

Manakala ditanyakan tentang macam-macam bimbingan agama Islam yang diberikan kepada anak yang dibimbingnya, AZ menuturkan:

Tadikan sudah ulun padahi, ulun di sini diminta gasan malajari mangaji, nah yang itulah fokus utama ulun. Tapi bisa jua ulun

(23)

menasihati kaya apa akhlak yang baik, kaya apa beriman dan beribadah yang baik, tergantung sikonnya ja. (Tadikan sudah saya

jelaskan, saya diminta untuk mengajari mengaji, jadi itulah yang jadi fokus utama saya. Tetapi bisa juga saya memberikan nasehat, bagaimana akhlak yang baik, beriman dan beribadah dengan baik, tergantung sikonnya).35

Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat dipahami bahwa kehadiran AZ sebagai pendidik khusus adalah untuk membantu mengajarkan dan membimbing mengaji al Qur’an. Jadi fokus utama AZ adalah sebagai pengajar dan pembimbing anak untuk mengaji al Qur’an. Tetapi dalam pelaksanaannya AZ juga memberikan bimbingan pada aspek akidah, ibadah, dan akhlak anak melalui nasehat-nasehat yang diberikannya.

Menyikapi tentang cara membimbing akidah kepada anak pedagang, AZ mengemukakan bahwa:

Bimbingan akidah apalah, apa yolah, yang rancak tu manasihati anak ja pang, kaya mambiasakan mambaca basmallah atau Alhamdulillah, hapalan surah pendek. (Bimbingan akidah apa ya,

apalah. Yang sering itu menasehati anak, membiasakan anak membaca basmalallah atau al hamdulillah, hafalan surah pendek).36 Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat dipahami bahwa bimbingan akidah yang diberikan AZ selaku pendidik khusus AN adalah dengan cara membiasakan dan melatih anak untuk mengucapkan kalimat tauhid seperti bacaan Basmallah dan al Hamdulillah, memberikan hafalan surah-surah pendek, dan memberikan nasehat keagamaan.

35

Wawancara dengan AZ pendidik khusus agama Islam tanggal 3 September 2012 di kediaman AZ Jalan G.Obos IX

36

(24)

Menanggapi perannya sebagai guru privat dalam memberikan bimbingan ibadah, AZ mengemukakan bahwa:

Anak dilajari mambaca al Qur’an, mambawai shalat berjamaah, mambimbing bacaan dan gerakkan shalat, mambarikan hafalan do’a sahari-hari, kayak itu pang nang ulun gawi. (Anak diajarkan

menulis dan membaca al Qur’an, mengajarkan shalat, membimbing bacaan dan gerakkan shalat, memberikan hafalan do’a sehari-sehari. Seperti itulah yang saya laksanakan).37

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat dipahami bahwa, bimbingan ibadah yang dilakukan AZ dilakukan dengan cara mengajarkan dan membimbing anak untuk membaca al Qur’an, mengajarkan dan mengajak anak shalat, memberikan hafalan do’a sehari-hari sebagai bekal anak untuk pemantapan sifat keberagaman pada diri anak.

Terkait bimbingan akhlak yang diberikan guru privat, AZ menuturkan bahwa:

Yang pastinya, manasihati anak pang kayak apa adab wan orang tua, mambiasaakan anak jujur, adab bagaul. (Jelasnya dengan

menasehati anak seperti apa adab dengan orang tua, membiasakan anak berlaku jujur, adab bergaul).38

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat dipahami bahwa AZ melaksanakan perannya sebagai pendidik khusus dalam memberikan bimbingan akhlak kepada AN dilakukan dengan cara menasehati anak tentang kewajiban dan adab anak kepada orang tua, menasehati anak untuk jujur, menasehati anak dalam bergaul.

37

Ibid

38

(25)

Menurut pengakuan AN selaku anak yang dibimbing oleh AZ, menyatakan bahwa, “inggih, dilajari mangaji, shalat, hafalan, dinasehati. (Ya, diajarkan mengaji, shalat, hafalan)”.39

Menurut pengakuan SH selaku Ibu AN, mengemukakan bahwa:

Awalnya maajari mangaji aja pang. Ada jua habis tuntung mangaji, anakku bisa jua dilajari shalat, hafalan surah-surah pendek atau bacaan du’a-du’a, dinasehati. Bagusai munnya kayak itu. Sebagai orang tua tentu senang. (Awalnya mengajarkan mengaji saja.

Adakalanya setelah mengaji, diajarkan shalat, hafalan surah pendek atau bacaan do’a-do’a dan menasehati anak. Sebagai orang tua tentu merasa senang).40

Berdasarkan observasi diketahui bahwa, AZ dalam memberikan bimbingan agama Islam dilakukan penuh keakraban. Manakala membimbing mengaji, mula-mula AZ menyuruh anak membaca al Qur’an surah al Hijr ayat 16 sampai ayat 27 dan AZ menyimaknya. Terlihat pula AZ berkali-kali mencontohkan bacaannya, mencontohkan makharijul hurufnya, dan menjelaskan hukum bacaannya kepada anak, kemudian diikuti oleh anak. Setelah membimbing mengaji al Qur’an, kemudian dilanjutkan dengan memberikan bimbingan tentang hafalan bacaan shalat, terlebih dahulu AZ membacakannya dan diikuti oleh AN yang dilakukan berulang-ulang, kemudian AZ menyuruh AN untuk membacanya. Jika didapati ada bacaan yang belum sempurna, AZ mengulang kembali bacaan yang dihafal anak. Selain itu, didapati pula AZ mengajak anak untuk mengerjakan shalat berjamaah. Setelah selesai mengerjakan shalat, AZ

39

Wawancara dengan AN anak yang dibimbing AZ tanggal 6 September 2012 di kediaman AN Jalan G. Obos VII

40

Wawancara dengan SH ibu AN tanggal 8 September 2012 di kediaman SH Jalan G. Obos VII

(26)

memberikan nasehat-nasehat keagaaman kepada AN selaku anak pedagang yang dibimbingnya.41

Berdasarkan temuan penelitian di atas, dapat dipahami bahwa bimbingan agama Islam yang dilakukan AZ kepada AN lebih dominan pada aspek bimbingan ibadah, khususnya mengajar dan membimbing anak mengaji al Qur’an yang dilakukan dengan cara menyuruh anak untuk membaca ayat al Qur’an, menyimak bacaan, mencontohkan bacaannya, menjelaskan makharijul hurufnya, dan menjelaskan hukum bacaannya kepada anak yang dibimbingnya. Selain itu, AZ juga memberikan bimbingan shalat kepada anak yang dilakukan dengan cara mengajarkan bacaan dan tata cara shalat, serta mengajak anak mengerjakan shalat berjamaah. AZ juga mengajarkan do’a sehari-hari, dan hafalan surah pendek kepada anak yang dibimbingnya. Adapun bimbingan akidah dan bimbingan akhlak dilakukan dengan cara memberikan nasehat-nasehat keagaaman, membiasakan anak membaca Basmalah dan al Hamdulillah, membiasakan anak bersikap jujur dan menasehati anak tentang adab dan kewajiban anak kepada orang tua, serta adab dalam bergaul.

b. AB

Menanggapi tentang bimbingan yang dilakukan AB selaku pendidik khusus dalam memberikan bimbingan agama Islam, AB menyatakan:

Bimbingan yang saya berikan lebih banyak pada ibadahnya, yakni mengajari membaca al Qur’an. Nah setelah selesai mengaji bisa diselingi dengan membimbing bacaan dan praktik shalat, hafalan

41

Observasi penulis terhadap aktivitas bimbingan yang diberikan AZ kepada AN tanggal 3, 6, 8 September 2012 di kediaman AN Jalan G.Obos VII

(27)

surah pendek, atau hafalan do’a sehari-hari yang dilakukan secara bertahap, atau adakala juga membimbing belajar. Kalau bimbingan akidah dan akhlak sebatas menasehati saja.42

Berdasarkan observasi diketahui selama penulis melakukan penelitian, tidak dijumpainya bimbingan akidah ataupun bimbingan akhlak kepada anak. Bimbingan yang diberikannya adalah bimbingan ibadah dan bimbingan belajar mata pelajaran PAI. Hal ini diketahui dari aktivitas AB dalam memberikan bimbingan, yakni setiap datang terlebih dahulu mengajari anak mengaji al Qur’an yang dilakukan dengan cara menyuruh anak mengaji dan SD selaku anak yang dibimbingnya membaca al Qur’an surah An Nisaa’ ayat 36 sampai ayat 42. AB menyimak bacaannya, menuntun dan mencontohkan anak melafalkan huruf demi huruf, serta mencontohkan bacaannya. Setelah anak selesai mengaji, kemudian AB membacakan ayat yang harus dibaca pada pertemuan berikutnya. Setelah mengaji, dilanjutkan dengan membimbing belajar pelajaran Pendidikan Agama Islam yang kebetulan anak mendapat tugas untuk menghafalkan surah al Kafirun. Terlebih dahulu AB meminta kepada anak yang dibimbingnya untuk membacakannya. Setelah anak membacakannya dan ada bagian-bagian ayat yang kurang lancar, kemudian AB mencontohkan bacaannya dan diikuti oleh anak yang dilakukan secara berulang-ulang.

42

Wawancara dengan AB pendidik khusus agama Islam tanggal 4 September 2012 di kediaman AB Jalan G.Obos V

(28)

Diakhir bimbingan AB mengerjakan shalat Isya berjamaah dengan anak yang dibimbingnya. Sebelum pulang, AB memberikan nasehat.43

Menurut pengakuan SD, mengungkapkan tentang bimbingan yang diberikan AB, ia menyatakan bahwa, “diajari mengaji, dibimbing bacaan shalat, hafalan, belajar”.44

Ketika hal ini dikonfirmasikan kepada orang tua SD, yakni TD mengemukakan bahwa:

Kami bayar guru privat ini untuk mengajari mengaji dan membimbing belajar anak saya. Nah kalau nanti anak saya dibimbing dengan amalan-amalan yang lain, misalnya diberikan hafalan do’a atau surah-surah pendek, ya silahkan saya juga senang. Yang penting mengajinya tidak dilupa.45

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi hasil penelusuran data penelitian tersebut dapat dipahami bahwa, bimbingan agama Islam yang dilakukan oleh AB selaku pendidik khusus untuk memberikan bimbingan agama Islam kepada SD adalah memberikan bantuan membimbing mengaji dan belajar anak. Hal ini dilakukan dengan cara mengajari anak mengaji al Qur’an, menyimak, mencontohkan, dan menjelaskan hukum bacaannya. Selain itu, AB juga membimbing anak mengerjakan shalat, membimbing hafalan surah-surah pendek, memberikan hafalan do’a sehari-hari, dan membimbing belajar mata pelajaran PAI anak. Hal ini dilakukan atas dasar kesepakatan antara orang tua anak dan pendidik

43

Observasi penulis terhadap aktivitas bimbingan yang diberikan AB kepada SD tanggal 4, 5 September 2012 di kediaman SD Jalan Temanggung Tilung

44

Wawancara dengan SD anak yang dibimbing AB tanggal 5 September 2012 di kediaman SD Jalan Temanggung Tilung

45

Wawancara dengan TD ibu SD tanggal 5 September 2012 di kediaman TD Jalan Temanggung Tilung

(29)

khusus yang mengacu pada permasalahan dan kebutuhan anak yang dibimbingnya.

c. BR

Bimbingan agama Islam merupakan proses kegiatan untuk membantu individu mencapai kedewasaan pemahaman dan pengamalan nilai-nilai ajaran Islam yang menyangkut akidah, ibadah dan akhlak. Menyikapi tentang bentuk bimbingan agama Islam yang diberikan oleh pendidik khusus, BR mengemukakan bahwa:

Bantuk bimbingannyalah, tagantung pang apa yang diminta orang tuanya, yang ada ni dominan ka ibadah pang, samacam maajari mengaji atau praktik shalat. Kalaunya akidah pinanya kada pang. Kalonya akhlak ya manasihati anak kaya apa baparilaku nang baik tu. (Bentuk bimbingannya tergantung permintaan orang tuanya yang

ada ini lebih dominan ke aspek ibadah, seperti mengajari mengaji atau praktik shalat. Kalau akidah sepertinya tidak. Kalau akhlak ya menasehati anak tentang perilaku yang baik).46

Menurut pengakuan orang tua JM selaku ibu dari anak yang dibimbing privat oleh BR, menyatakan bahwa:

Yang utamalah maajari mangaji dan shalat dulu. Munnya handak ditambahi misalnya mahafal surah atau yang lainnya ya silahkan ja. Pokoknya mangaji dan shalat harus dibimbing. (Yang utama

mengajari mengaji dan shalat. Kalau mau ditambahi misalnya menghafal surah atau yang lainnya ya silahkan saja. Pokoknya mengaji dan shalat harus dibimbing).47

46

Wawancara dengan BR guru privat agama Islam tanggal 9 September 2012 di kediaman BR Jalan Rajawali III

47

Wawancara dengan JM ibu MT tanggal 13 September 2012 di kediaman JM Jalan Temanggung Tilung

(30)

Pengakuan JM tersebut, senada dengan pernyataan MT selaku anak yang diberikan bimbingan privat agama Islam yang mengemukakan bahwa, “dilajari mangaji, berwudlu, bacaan shalat”.48

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat dipahami bahwa kehadiran BR sebagai pendidik khusus bimbingan agama Islam lebih dominan berperan sebagai pengajar dan pembimbing ibadah anak. Walau demikian, orang tua anak telah memberikan keleluasaan dan kewenangan kepada BR untuk mengembangkan bimbingannya dengan harapan agar anak yang dibimbing dapat memahami dan mengamalkan ajaran Islam.

Menyikapi tentang cara melaksanakan perannya sebagai pendidik khusus bimbingan agama Islam, BR mengemukakan bahwa:

Macam-macam ae, ngalih manyambatnya. Munnya mangaji, anak nih kita bimbing dari Iqra’ dulu kalaunya sudah tamat Iqra’ baru ke al Qur’an. Nah selesai mangaji bisa juga ditambahi yang lainnya. Misal anak nih balum bisa bacaan shalat, yang itu kita lajari dulu.

(Banyak, susah menjelaskannya. Kalau mengaji, anak dibimbing dari Iqra’ dulu, kalau sudah tamat Iqra’ baru ke al Qur’an. Setelah mengaji bisa ditambah dengan bimbingan yang lain. Misal, anak ini belum bisa bacaan shalat, maka yang itu kita ajarkan dulu).49

Berdasarkan observasi diketahui bahwa, manakala memberikan bimbingan mengaji al Qur’an dan pada saat itu MT mengaji al Qur’an surah al An’aam ayat 1 sampai ayat 11, terlihat BR menyimak bacaan anak dan sesekali mencontohkan bacaannya. Selain itu, terlihat pula BR menjelaskan hukum bacaannya dan tata letak keluarnya huruf (makharijul

huruf). Selama melakukan bimbingan mengaji, tidak dijumpai BR

48

Wawancara dengan MT anak yang dibimbing BR tanggal 11 September 2012 di kediaman MT Jalan Temanggung Tilung

49

Wawancara dengan BR pendidik khusus agama Islam tanggal 9 September 2012 di kediaman BR Jalan Rajawali III

(31)

memberikan penjelasan tentang makna ayat yang dibaca anak tersebut ataupun membimbing anak untuk menulis ayat al Qur’an. Setelah selesai mengaji, BR meminta anak untuk membacakan hafalan tasyahud akhir yang pada bimbingan sebelumnya telah diajarkannya. Di sini terlihat anak belum lancar membacanya atau belum hafal, sehingga BR berkali-kali mengulang bacaan tersebut dan diikuti anak. Sebelum mengakhiri bimbingannya, didapati BR memberikan nasehat dan mengerjakan shalat Isya berjamaah dengan anak yang dibimbingnya.50

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang penulis lakukan dapat dipahami bahwa, bimbingan agama Islam yang diberikan oleh BR selaku pendidik khusus dalam bimbingan agama Islam lebih dominan mengajar dan membimbing anak untuk mengaji al Qur’an yang dilakukan dengan cara, menyuruh anak mengaji, menyimak bacaannya, mencontohkan bacaannya, dan menjelaskan hukum bacaannya. Selain itu, BR juga memberikan bimbingan shalat kepada anak yang dilakukan dengan cara, melatih bacaan dan gerakan shalat, dan mengajak shalat berjamaah. Rangkaian bimbingan yang dilaksanakan secara bertahap berdasarkan permintaan orang tua dan kebutuhan anak yang dibimbingnya. d. MD

Menyikapi tentang bentuk bimbingan agama Islam yang diberikan MD selaku pendidik khusus dalam melaksanakan bimbingan agama Islam, mengemukakan bahwa:

50

Observasi penulis terhadap aktivitas bimbingan yang diberikan BR kepada MT tanggal 9, 11, 13 September 2012 di kediaman MT Jalan Temanggung Tilung

(32)

Saya dibayar di sini kan untuk mengajari mengaji. Jadi, yang diutamakan ya mengajinya. Yang lain-lainnya, tergantung sikonnya. Misalnya orang tuanya lapor katanya anaknya nakal, maka bisa saya nasehati. Mengaji tukan gak lama, paling-paling 20 menitan. Sambil menunggu shalat Isya, bisa diselingi dengan mengajari bacaan do’a sehari-hari atau bisa juga surah-surah pendek.51

Menurut pengakuan SS selaku ibu dari AK, menegaskan bahwa:

Ya bujur tu, MD guru privat mengaji anakku. Imbah mangaji dibimbing amalan yang lain ya tasarah haja. Ada jua, ku minta tulung wan MD manasihati anakku. al Hamdulillah pang, wayah nih anakku sudah lancar ngajinya, bisa shalat, lawan orang tua jua kada tapi malawan kan kada rugi jua ku bayar orang, iya kalo. (Ya

benar, MD guru privat mengaji anak saya. Setelah mengaji, diberikan bimbingan amalan yang lain ya terserah saja. Pernah saya meminta tolong dengan MD untuk menasehati anak saya. al Hamdulillah sekarang anak saya sudah lancar mengajinya, bisa shalat, dan patuh dengan orang tua).52

Senada dengan pendapat di atas, menurut pengakuan AK selaku anak yang diberikan bimbingan privat agama Islam, menuturkan bahwa, “diajak shalat, dilajari bacaan shalat, berwudlu, mengaji, diceramahi”.53

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat dipahami bahwa, bentuk bimbingan agama Islam yang diberikan MD lebih dominan pada bimbingan ibadah anak, yakni membimbing anak mengaji al Qur’an dan melatih anak mengerjakan shalat. Meski fokus utamanya untuk membimbing mengaji al Qur’an, tetapi dalam pelaksanaannya divariasikan dengan memberikan bimbingan agama Islam yang lain, seperti melatih anak untuk mengerjakan shalat, membimbing bacaan dan praktik shalat,

51

Wawancara dengan MD pendidi khusus agama Islam tanggal 12 September 2012 di kediaman MD Jalan Yos Sudarso III

52

Wawancara dengan SS ibu AK tanggal 15 September 2012 di kediaman SS Jalan Pangeran Samudera

53

Wawancara dengan AK anak yang dibimbing MD tanggal 15 September 2012 di di kediaman AK Jalan Pangeran Samudera

(33)

membimbing tata cara berwudlu, dan pemberian nasehat-nasehat terhadap masalah dan kebutuhan anak.

Menyikapi tentang cara melaksanakan perannya sebagai pendidik khusus untuk memberikan bimbingan agama Islam, MD mengemukakan:

Mangaji misalnya, anak disuruh mambaca dulu, ulun mandangarakan bacaannya munnya ada yang salah dibujurakan. Bisa jua macuntuhakan mangaji tartil. Kalaunya shalat, ulun ajari bacaannya, anak dibawai shalat. Kalaunya akidah dan akhlak, anak dinasihati atau diceramahilah kaya itu ja pang ulun. (Misalnya

mengaji, anak membaca, saya menyimak bacaannya, jika ada yang salah dibenarkan. Bisa juga mencontohkan mengaji dengan tartil. Kalau shalat, saya ajarkan bacaannya dan anak diajak shalat. Kalau akidah dan akhlak, anak dinasehati atau diceramahi).54

Berdasarkan observasi diketahui bahwa, selama proses bimbingan dilaksanakan MD mampu mengatur suasana dengan baik. Terlihat anak dengan semangat membaca al Qur’an surah al A’raf ayat 59 sampai ayat 64 dan MD menyimak serta sesekali memberikan contoh bacaan yang benar seraya menjelaskan hukum bacaannya. Setelah anak selesai mengaji, kemudian MD membacakan ayat yang pada pertemuan berikutnya harus dibacakan oleh anak. Setelah rangkaian kegiatan bimbingan mengaji selesai, dilanjutkan dengan mengulang bacaan atau hafalan yang telah diberikan sebelumnya. Kemudian, dilanjutkan dengan membimbing anak melaksanakan praktik shalat. Di sini terlihat, MD berkali-kali menegur dan memberikan contoh kepada anak. Di akhir bimbingan, MD mengerjakan shalat Isya berjamaah dengan anak yang dibimbingnya.55

54

Wawancara dengan MD pendidik khusus agam Islam tanggal 12 September 2012 di kediaman MD Jalan Yos Sudarso III

55

Observasi penulis terhadap aktivitas bimbingan yang diberikan MD kepada AK tanggal 12, 15 September 2012 di kediaman AK Jalan Pangeran Samudera

(34)

Berdasarkan hasil penelusuran data penelitian tersebut, dapat dipahami bahwa fokus bimbingan agama Islam yang diberikan MD selaku pendidik khusus adalah membimbing mengaji al Qur’an yang dilakukan dengan cara menyuruh anak untuk mengaji, menyimak, mencontohkan bacaannya, dan menjelaskan hukum bacaannya kepada anak yang dibimbingnya. Selain itu, MD juga memberikan bimbingan shalat yang dilakukan dengan cara mengajarkan dan membimbing bacaan dan tata cara shalat, serta mengajak shalat berjamaah. Bimbingan keagamaan yang lainnya adalah membimbing hafalan surah-surah pendek, amalan do’a sehari-hari, dan memberikan nasehat-nasehat sebagai upaya pemberian pemahaman tentang ajaran agama Islam yang dilakukan secara bertahap. e. MS

Menanggapi tentang bimbingan agama Islam yang diberikan pendidik khusus agama Islam, MS menyatakan bahwa:

Yang sering tu bimbingan ibadah pang, kayak mangaji, bawudlu, shalat, hafalan do’a, hafalan surah pendek. Kayak itu pang perjanjian awalnya. Munnya bimbingan akidah dan bimbingan akhlak kada secara khusus, ya manasihati anak. (Yang sering adalah

bimbingan ibadah, seperti mengaji, berwudlu, shalat, hafalan do’a, hafalan surah pendek, sesuai perjanjian awalnya. Kalau bimbingan akidah dan bimbingan akhlak dilakukan tidak secara khusus, sebatas menasehati anak).56

Manakala hal tersebut dikonfirmasikan kepada orang tua anak yang diberikan bimbingan khusus agama Islam, TM mengemukakan bahwa:

Ya benar, kesepakatan awalnya mengajari mengaji. Tapi kalau mau diberi bimbingan tambahan juga gak apa-apa. Malah senang. Kalau

56

Wawancara dengan MS pendidik kusus agama Islam tanggal 17 September 2012 di kediaman MS Jalan G.Obos VIII

(35)

terlihat anak kami kok belum bisa shalat ini saya sampaikan kepada MS. Selanjutnya terserah dia bagaimana caranya, yang penting anak kami bisa mengaji, shalat dan memahami ajaran Islam.57

Hal itu senada dengan pengakuan AH selaku anak yang diberikan bimbingan khusus agama Islam menyatakan bahwa, “diajari mengaji, hafalan, shalat, apa lagi ya dinasehati”.58

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, dapat dipahami bahwa kehadiran MS sebagai pendidik khusus agama Islam AH adalah untuk membantu mengajarkan dan membimbing perkembangan pemahaman dan pengamalan ajaran agama Islam anak, dengan fokus utamanya adalah memberikan bimbingan mengaji al Qur’an. Namun dalam pelaksanaannya MS juga memberikan bimbingan bacaan dan tata cara shalat, memberikan hafalan surah-surah pendek dan hafalan do’a sehari-hari. Walau demikian, bimbingan akidah dan bimbingan akhlak adakalanya diberikan secara tidak langsung melalui nasehat-nasehat yang diberikannya kepada anak, tetapi tidak seintens pada bimbingan ibadah anak. Hal ini dilakukan, karena sebelum melaksanakan perannya, antara orang tua dan guru privat sudah membuat kesepakatan kontrak kerja yang harus dilakukan oleh pendidik khusus dalam memberikan bimbingan agama Islam.

Menyikapi tentang cara yang dilakukan pendidik khusus dalam memberikan bimbingan agama Islam, MS mengemukakan bahwa:

Shalat maghrib bajamaah dulu, tarus malajari mangaji, Kalaunya waktu Isya balum sampai bisa jua dilajari tata cara shalat, hafalan

57

Wawancara dengan TM selaku ibu AH tanggal 23 September 2012 di kediaman TM Jalan Galaxi

58

Wawancara dengan AH anak yang dibimbing MS tanggal 20 September 2012 di kediaman AH Jalan Galaxi

(36)

ayat al Qur’an, do’a hari-hari kayak do’a mau makankah atau lainnya, atau bisa jua mambimbing belajar anak. Yang mana yang mendesak itu yang didahuluakan. (Shalat maghrib berjamaah dulu,

dilanjutkan mengajari mengaji. Kalau waktu Isya belum sampai bisa diajarkan tata cara shalat, hafalan ayat al Qur’an, do’a sehari-hari seperti do’a mau makan, atau bisa juga membimbing belajar anak. Yang mana yang mendesak itu yang didulukan).59

Berdasarkan observasi diketahui bahwa, setelah mengerjakan shalat maghrib berjamaah dengan anak yang dibimbing, kemudian MS membimbing anak membaca al Qur’an surah an Nahl ayat 90 sampai ayat 100. Di sinilah terlihat adanya interaksi yang saling melengkapi, yakni anak membaca, MS menyimak dan berkali-kali mengulangi bacaan anak yang salah tersebut dengan memberikan penjelasan hukum tajwidnya kemudian diikuti oleh anak. Setelah anak selesai membaca, kemudian MS membacakan ayat selanjutnya untuk dipelajari anak pada pertemuan berikutnya. Setelah rangakaian membimbing mengaji selesai, kemudian bimbingan dilanjutkan dengan memberikan hafalan surah-surah pendek dalam hal ini surah yang dihafal adalah surah al Lahab. Teknis bimbingannya adalah MS membacakan potongan demi potongan ayat yang diikuti oleh anak. Kemudian MS menyuruh anak yang dibimbingnya untuk membacakannya. Jika didapati ada bagian-bagian yang belum atau tidak sempurna, MS memberikan contoh bacaannya. Bimbingan diakhiri dengan mengerjakan shalat Isya berjamaah. Sebelum pulang MS dan AH merapikan tempat belajar dan memberikan nasehat.60

59

Wawancara dengan MS pendidik khusus agama Islam tanggal 17 September 2012 di kediaman MS Jalan G.Obos VIII

60

Observasi terhadap aktivitas bimbingan yang diberikan MS kepada AH tanggal 17, 20, 23 September 2012 di kediaman AH Jalan Galaxi

(37)

Mencermati hasil temuan penelitian tersebut, dapat ditarik pemahaman bahwa bimbingan khusus agama Islam yang diberikan MS lebih dominan pada bimbingan ibadah, khususnya membimbing anak untuk mengaji al Qur’an. Teknis bimbingan mengaji al Qur’an yang diberikannya dilakukan dengan cara menyuruh anak untuk mengaji, menyimak bacaannya, mencontohkan bacaannya, menjelaskan makharijul huruf dan hukum bacaannya, serta membacakan ayat yang akan dibaca dan diajarkan pada pertemuan bimbingan yang selanjutnya. Selain itu, MS juga memberikan bimbingan keagamaan tambahan kepada anak, yakni membimbing anak untuk melaksanakan tata cara shalat, baik bacaannya maupun gerakkannya, mengajak anak shalat berjamaah, memberikan hafalan surah-surah pendek, memberikan hafalan do’a sehari-hari, membiasakan dan melatih anak untuk berdisiplin dan hidup bersih, serta memberikan nasehat sebagai upaya pemantapan pemahaman anak terhadap materi bimbingan yang diberikan.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan temuan penelitian yang telah dipaparkan di atas, dapat ditarik pemahaman bahwa pendidik khusus bimbingan agama Islam adalah suatu profesi seseorang yang dianggap mampu dan diberi wewenang oleh orang tua anak untuk membantu mengarahkan, mendorong, memandu, dan mengembangkan potensi spiritual anak melalui bantuan pengajaran, bimbingan dan latihan-latihan keagamaan yang dilakukan secara pribadi.

(38)

Mencermati hasil temuan penelitian tersebut, dapat penulis analisis bahwa secara teori pemahaman 5 (lima) orang pendidik khusus tentang profesinya sebagai seorang pendidik khusus yang memberikan bimbingan agama Islam sudah cukup baik. Hal ini sudah selaras dengan pendapat Kafradi yang menyatakan bahwa, “pendidik khusus/guru privat adalah guru yang didatangkan atau yang diberi mandat untuk memberikan pengajaran agama Islam di rumah-rumah, baik untuk seluruh keluarga maupun untuk anak-anak mereka”.61

Bimbingan agama Islam yang dilakukan secara khusus juga bisa diartikan sebagai suatu proses usaha individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang tampak dalam penguasaan pola-pola respon yang baru terhadap lingkungan, antara lain berupa keterampilan, kebiasaan, sikap, kecakapan, pengetahuan, dan pengamalan agama anak. Dengan kata lain, peran pendidik khusus dalam memberikan bimbingan agama Islam bisa dikatakan aktivitas pemberian bantuan yang menghasilkan perubahan positif pada individu yang dibimbing baik aktual maupun potensial, sebagai hasil dari pemberian pemahaman dan bimbingan pengamalan ajaran agama Islam melalui usaha bimbingan yang sifatnya privat yang dilakukan secara bertahap sesuai dengan kemampuan, bakat, dan minat yang dimilikinya.

Berpijak pada hasil temuan penelitian tentang peranan pendidik khusus dalam memberikan bimbingan agama Islam kepada anak pedagang muslim, dapat ditarik suatu pemahaman bahwa peranan pendidik khusus dalam memberikan bimbingan agama Islam adalah sebagai berikut:

61

Ahmad Kafradi, Pendidikan Islam di Lingkungan Keluarga, Jakarta: Bulan Bintang, 1999, h. 54

(39)

1. Pendidik khusus berperan sebagai sumber belajar, artinya pemahaman dan pengamalan agama anak diinspirasi oleh kemampuan penguasaan materi bimbingan yang diberikan oleh seorang pendidik khusus kepada anak yang dibimbingnya;

2. Pendidik khusus berperan sebagai pengajar, yakni keberadaan pendidik khsus di tengah-tengah keluarga berperan untuk membantu memberikan pengajaran sesuai kebutuhan yang diperlukan anak yang dibimbingnya;

3. Pendidik khusus berperan sebagai pembimbing, yakni keberadaan pendidik khusus berperan untuk membantu memberikan bimbingan dan mengarahkan potensi keagamaan anak, sehingga potensi tersebut dapat berkembang lebih baik;

4. Pendidik khusus berperan sebagai organisator, yakni pendidik khusus berperan mengelola dan menciptakan suasana bimbingan yang nyaman dan kondusif sehingga memudahkan terlaksananya bimbingan;

5. Pendidik khusus berperan sebagai motivator, yakni pendidik khusus juga memiliki peran sebagai orang yang membantu memberikan dorongan, semangat dan sosok yang inspiratif bagi anak.

Berpijak pada temuan penelitian tersebut dapat dipahami bahwa, peran pendidik khusus bimbingan agama Islam adalah membantu untuk memberikan pemahaman, mengendalikan bimbingan, mengarahkan, dan mengembangkan potensi anak, serta menyelaraskan pemahaman dan pengamalan agama Islam dalam bentuk pengajaran, bimbingan, dan latihan keagamaan.

(40)

dalam suatu kerja dan dalam proses penampilan itu ia tampil sebagai suatu yang dimainkan.62 Maka, mencermati hasil temuan penelitian dan teori peranan tersebut, dapat dianalisis bahwa peranan pendidik khusus dalam bimbingan agama Islam merupakan keterlibatan aktif pendidik khusus yang diberikan wewenang dan kepercayaan oleh orang tua sebagai guru pribadi anak yang secara khusus membantu mengenalkan, mengajarkan, mendorong, membina, dan melatih perkembangan potensi kegaamaan anak yang dibimbingnya.

Peranan yang dimainkan pendidik khusus dalam memberikan bimbingan agama Islam pada dasarnya memiliki peran yang hampir sama dengan peran guru-guru di lembaga formal, namun yang membedakan hanya pada waktu, tempat, materi, dan situasi pelaksanaan bimbingannya. Sebagaimana yang dikemukakan oleh al Rasyidin dan Nizar menyatakan bahwa peranan guru adalah sebagai berikut:

1. Sebagai pengajar (instruksional) yang bertugas merencanakan program pengajaran, melaksanakan program yang disusun, dan akhirnya dengan melaksanakan penilaian program tersebut dilaksanakan;

2. Sebagai pendidik (educator), yang mengarahkan peserta didik pada tingkat kedewasaan kepribadian sempurna (insan kamil) seiring dengan tujuan penciptaannya;

3. Sebagai pemimpin (managerial), yang memimpin, mengabdikan diri, upaya pengarahan, pengawasan, pengorganisasian, pengontrolan, dan partisipasi atas program yang dilakukan.63

Mengingat sifat keagamaan pada masa anak-anak adalah sifatnya tidak mendalam, egosentris, anthopomorphis, verbalis dan ritualis, imiatif, dan rasa

62

Piet A. Sahertian dan Ida Aleida Suhartian, Supervisi Pendidikan, Jakarta: Mutiara, 1994, h. 26

63

al Rasyidin dan Samsul Nizar, Pendekatan Historis, Teoritis, dan Praktis Filsafat

(41)

kagum.64 Perkembangan beragama pada anak, salah satunya ditentukan oleh peranan pendidik khusus dalam memberikan pengajaran, pendidikan, bimbingan, dan pengalaman yang dilaluinya. Oleh karena itu, pendidik khusus hendaknya berperan sebagai pemberi bantuan sesuai kebutuhan anak, mendiagnosis kesulitan dan kebutuhan anak, sebagai sumber belajar bagi anak, sebagai organisator kegiatan bimbingan, dan pendorong semangat agama anak.

Menurut analisis penulis, ada beberapa komponen yang harus diperhatikan oleh seorang pendidik khusus untuk menunjang perannya memberikan bimbingan agama Islam kepada anak, yaitu pendidik khusus harus mampu menciptakan hubungan interpersonal yang sehat dan akrab dengan orang tua dan juga anak yang dibimbing, anak dibimbing sesuai dengan kecepatan, kemampuan, kebutuhan dan minatnya sendiri, pendidik khusus berperan sebagai penasehat dan motivator anak, anak dilibatkan dalam penentuan cara bimbingan, materi dan alat yang akan digunakan dan bahkan tujuan yang akan dicapainya, serta berusaha semaksimal mungkin mengendalikan situasi bimbingan sehingga anak merasa aman, penuh pemahaman, merasa dibantu serta merasa menemukan alternatif penyelesaian masalah yang dihadapinya. Sehingga peran pendidik khusus dalam memberikan bimbingan agama Islam dapat berfungsi sebagai mana mestinya, yakni pendidik khusus sebagai pemberi pemahaman, sebagai pencegah, pembimbing pengentasan masalah, memelihara, dan mengembangkan potensi agama anak dapat terlaksana secara maksimal.

64

Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007, h. 55

(42)

Pada dasarnya setiap anak manusia yang dilahirkan sudah memiliki potensi untuk beragama. Namun bentuk keyakinan yang dianut anak sepenuhnya tergantung dari bimbingannya. Karena tumbuh dan berkembang potensi anak berdasarkan pengalaman-pengalaman yang dilaluinya. Berkembangnya potensi, pemantapan pemahaman dan pengalaman keagamaan anak, salah satunya ditentukan dengan cara pendidik khusus memberikan bimbingan. Cara memberikan bimbingan agama Islam memiliki peranan penting, karena nilai-nilai ajaran yang datang dari agama tidak berubah-ubah oleh waktu dan tempat, tetapi cara yang dilakukannya dapat berkembang sesuai kebutuhan dan keadaannya.

Berdasarkan temuan penelitian tentang cara pendidik khusus melaksanakan bimbingan agama Islam pada anak pedagang muslim yang ada di Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya yang telah dipaparkan dalam hasil penelitian di atas, dapat ditarik pemahaman bahwa pada dasarnya fokus utama dari 5 (lima) orang pendidik khusus agama Islam adalah memberikan bimbingan ibadah anak, khususnya bimbingan mengaji al Qur’an yang dilakukan dengan cara menyuruh anak mengaji, menyimak bacaannya, mencontohkan bacaannya, menjelaskan makharijul huruf, dan menjelaskan hukum bacaannya. Meski demikian, pendidik khusus tersebut juga memberikan bimbingan tambahan yakni bimbingan shalat yang dilakukan dengan cara membimbing bacaan dan gerakan shalat, serta mengajak anak mengerjakan shalat berjamaah. Selain itu, pendidik khusus juga memberikan hafalan surah-surah pendek, memberikan

Referensi

Dokumen terkait

1. Isim Pertama ( ) “ Birhatihin”Wazannya ialah ( ) “tif-alihin”. Huruf Ba berbaris di bawah, Ra bertanda mati, Ha berbaris atas, Ta berbaris

Sa paglalaro ng basketbol sa Propesyonal na lebel, tulad na lamang sa Philippine Basketball Association o PBA, mas malalim na ang konteksto ng respeto at at paggamit ng wika

Padahal di DKI Jakarta Sendiri, terdapat 3(tiga) Instansi Badan Narkotika Nasional yaitu Badan Narkotika Nasional Pusat, Badan Narkotika Nasional Provinsi DKI Jakarta,

Dari protoype ini dilakukan pengujian perancangan sistem kontrol dengan bantuan software CodeVisionAVR pada laptop untuk menggerakan pelontar peluru plastik sesuai

Lebih lanjut, jika dibandingkan Kabupaten Purwakarta yang merupakan wilayah dengan jumlah penduduk terendah di Jawa Barat, jumlah penduduk di Kabupaten Bogor lebih tinggi 81,6

Seiring dengan makin berkembang dan didukungnya file PDF didalam dunia Grafika, bagian Marketing Design selalu memberikan pengetahuan dan training secara

Pada sedimen lokasi Kalisari laju sedimentasi makin kedalam makin lambat, hal ini karena di muara Kalisari sedimen pada lapisan bawah mengalami tekanan

Merkuri yang ditemukan pada tiga sungai di Aceh Jaya dapat berasal dari hasil penambangan masyarakat dengan proses tailing yang merupakan residu yang berasal dari sisa