Jadwal Ibadah
Gereja Petra Makassar
Gereja Petra Makassar
Gereja Petra Makassar
MINGGUMINGGU
Bertempat di Gereja Petra Bertempat di Gereja Petra MINGGU
Ibadah Raya 1, pukul 07.00 Wita Ibadah Raya 2, pukul 09.30 Wita Gereja Anak (Pagi), pukul 10.00 Wita IGS, pukul 12.00 Wita
IGS+, pukul 14.30 Wita
Gereja Anak (Sore), pukul 17.00 Wita Ibadah Raya 3, pukul 16.30 Wita Ibadah Raya 4, pukul 19.00 Wita
Bertempat di Gereja Petra
SELASA SELASA
Minihall Gereja Petra Minihall Gereja Petra SELASA
Ibadah Kaum Wanita, pukul 17.00 Wita Bertempat di:
Minihall Gereja Petra
KAMIS KAMIS
Bertempat di Minihall Gereja Petra Bertempat di Minihall Gereja Petra
KAMIS
Doa Puasa:
- Sessi 1 : pukul 09.00 Wita - Sessi 2 : pukul 13.00 Wita
Ibadah Praise & Worship, pukul 18.00 Wita
Bertempat di Minihall Gereja Petra
JUMAT JUMAT
Mainhall Gereja Petra Mainhall Gereja Petra JUMAT
Ibadah PA & Pemuridan Pukul 18.00 Wita Bertempat di:
Mainhall Gereja Petra Jl. Perintis Kemerdekaan (Kavelery), Daya - Makassar
Pdt. Sukiman Thomas Karun, S.Th
Setiap hari Minggu Pukul 10.30 Wita Selasa, 29 Oktober 2013- Gilbert Febrian Ramimpi - Naomi Tangkelabi - Sintiche Marlin Pakenden (Magda)
- Melisa Wirawan
Rabu, 30 Oktober 2013
- Daniel Hans Christian Mangitung - Hendra Wongosari
Kamis, 31 Oktober 2013 - Anthony Marlin Luther Tampi - Joyce Liyadi
- Tjiang Kok Yong
Jumat, 01 November 2013 - Handry Sukiwun
- Netty Kashim - Nio Siong Gie - Novelia Magdalena L. - Dian
Amsal 3:2
Kami ucapkan kepada Jemaat
yang berulang tahun pada tanggal :
28 OKTOBER - 03 NOVEMBER 2013
Sabtu, 02 November 2013 - Hendrik Amanupunnyo - Bedy Djifri Minggu, 03 November 2013 - Marlin Herina - Marlin Willar - Meri Pdt. Israel Laoly, S.Th Contact Person: Hp. 0813 5551 2966 Flexi 0411 528 3249Like us
on
Follow Us on Twitter
www.twitter.com/GerejaPetraDapatkan Informasi seputar Gereja PETRA
pelayanan
Pdm. Silva Ramon Rumendong
Hp. 0821 8825 9818
Ibu Betty Haryono
Flexi 0411 574 5369 | Tlp. 3610 509 Hp. 0852 4286 2600 Contact Person:
PASTORAL
4a
M
s
Quotes
Andrew NugrahaThis Week
KHOTBAH tumbuh - peduli - berbagi
01
tumbuh - peduli - berbagi INFO PETRA MISI
08
Yesaya 50:4-5, “Tuhan ALLAH telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan
perkataan aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu. Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid. Tuhan ALLAH telah membuka telingaku, dan aku tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang”
Pada warta edisi minggu lalu kita sudah membahas ayat 4a di atas yakni Lidah Seorang Murid. Selanjutnya kita akan membahas ayat 4b-5 yakni TELINGA SEORANG MURID. Jika kita mau menjadi murid Kristus maka kita harus memiliki telinga seorang murid. Dikatakan bahwa: “Setiap pagi
Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid. Tuhan ALLAH telah membuka telingaku, dan aku tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang”.
“ S e t i a p p a g i I A m e m p e r t a j a m p e n d e n g a r a n k u ” . A r t i n y a b a h w a
Tuhan mau supaya kita (1)semakin
l a m a s e m a k i n c e p a t t a n g g a p
terhadap apa yang dimaksud oleh
G u r u ( T u h a n Y e s u s ) , d a n
(2)semakin lama s e m a k i n p e k a
terhadap suara Guru.
Saul makin lama makin tidak peka
t e r h a d a p s u a r a Tuhan. Telinganya
m a k i n l a m a m a k i n tumpul dan akhirnya tidak berguna lagi. Kehidupan kita akan menjadi tidak berguna apabila pendengaran kita tumpul terhadap suara dari Guru kita (Guru kita kita adalah Roh Kudus). Dalam I Samuel 15 di situ Saul benar-benar telah kehilangan kepekaan akan suara Guru (Allah), sehingga ia selalu salah paham akan maksud Tuhan dan keliru dalam tindakannya.
Tuhan memerintahkan supaya Saul menumpas habis bangsa Amalek, baik orangnya maupun ternaknya, bahkan segala yang ada pada mereka harus ditumpas habis (ayat 2-3); tetapi Saul tidak melakukan tepat seperti yang diperintahkan Allah kepadanya. Ia memang pergi memerangi orang Amalek dan membunuh rakyat serta ternak mereka, tetapi tidak semua dari ternak itu dibunuhnya, ternak yang gemuk-gemuk diambilnya, bahkan disembunyikannya, juga raja orang Amalek tidak dibunuhnya. Hal itu membuat Tuhan marah dan menyesal telah mengangkat Saul menjadi raja Israel (Baca: 1 Samuel 15: 1-12).
Setelah Samuel mendengar dari Tuhan bahwa Saul tidak mentaatiNya, Samuel-pun segera menjumpai Saul. Ketika berjumpa, Saul dengan bangga melaporkan kepada Samuel bahwa ia telah melaksanakan Firman Tuhan (ayat 13). Benarkan demikian? Tentu saja tidak. Kebohongan Saul-pun terbongkar sebab telah terdengar suara kambing domba itu oleh Samuel (ayat 14). Namun sekalipun demikian, Saul
Seorang
Seorang
Seorang
TELINGA
TELINGA
TELINGA
MURID
MURID
Bukannya ia segera mengakui kesalahan dan minta ampun, tetapi ia berdalih bahwa rakyatlah yang melakukan itu (ayat 15). Selanjutnya dalam ayat 17-19, Samuel menyampaikan teguran Tuhan atas Saul. Tetapi apa tanggapan Saul kepada teguran Tuhan? Saul tetap bersikukuh bahwa ia tidak salah. Dengan berani ia berkata bahwa: “Aku memang mendengar suara Tuhan
dan mengikuti jalan yang telah disuruh Tuhan”.
Benarkan ia memang mendengar suara Tuhan? Tentu tidak! Kepekaannya sudah sangat tumpul. Ia mengira bahwa ia sudah mendengar atau taat akan suara Tuhan, tetapi nyatanya bahwa ia sama sekali tidak mendengar atau tidak taat terhadap perintah Tuhan. Saul mengira bahwa dengan taat setengah-setengah, itu sudah sama dengan taat. Tetapi sesungguhnya taat setengah-setengah itu sama dengan tidak taat sama sekali.
Di situ kita lihat bahwa pendengaran Saul akan Firman Allah sudah benar-benar tumpul. Saul tidak pernah mengakui kesalahannya sekalipun sudah terbukti salah dan sudah terdesak. Mengapa? Sebab ia salah sangka, sebab dikiranya bahwa ia sudah taat tetapi nyatanya ia tidak taat sama sekali. Mengapa ia salah sangka? Sebab pendengarannya sudah tidak peka lagi akan suara Tuhan. Itulah sebabnya sekalipun Samuel dengan tegas berulang-ulang kali memperingatkannya akan Firman Tuhan, namun Saul tidak pernah sadar dan berkata: “Ya, saya sudah salah, saya mohon ampun”; melainkan ia berkata: “Aku memang mendengar suara Tuhan
dan mengikuti jalan yang telah disuruh Tuhan kepadaku..”
Mari perhatikan Firman Tuhan dalam 1 Samuel
15:22, “Tetapi jawab Samuel: "Apakah TUHAN
sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik dari pada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik dari pada lemak domba-domba jantan”.
Di situ Tuhan tekankan soal mendengar. Bahwa mendengar itu adalah hal yang sangat berharga. Mendengar yang dimaksud bukanlah sekedar mendengar saja, tetapi juga memperhatikan. Artinya bahwa memperhatikan apakah kita sudah benar-benar apakah berbuat tepat seperti yang dikatakan Tuhan. Pastikanlah bahwa pendengaran Anda akan suara Tuhan haruslah
“tajam”.
Orang yang mendengar tetapi tidak mentaati, itu berarti bahwa pendengarannya akan Firman sudah tumpul. Ia tidak mampu menanggapi Firman dengan tepat, seperti Saul. Akibatnya ayat 23b, “Karena engkau telah menolak firman
TUHAN, maka Ia telah menolak engkau sebagai raja"; yakni bahwa oleh karena Saul tidak
memperhatikan dan menanggapi Firman dengan tepat maka ia kehilangan mahkotanya, ia kehilangan hal-hal yang berharga dan masa depannya menjadi suram, bahkan ia tertolak dari hadapan Tuhan. Ini sangat mengerikan!
Perhatikanlah bahwa awal kejatuhan manusia juga dimulai dari soal mendengar. Oleh sebab Adam dan Hawa tidak mendengar dan memperhatikan Firman Tuhan dengan sungguh-sungguh maka mereka dan seluruh keturunannya jatuh ke dalam dosa (Baca: Kejadian 2-3) . Sayang sekali bahwa mereka lebih mendengar suara ular (iblis) ketimbang suara Tuhan.
KHOTBAH tumbuh - peduli - berbagi
03
tumbuh - peduli - berbagi
06
INFO PETRA MISITuhan berkata: “Semua pohon dalam taman ini
boleh kaumakan buahnya dengan bebas,tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati." (Kejadian 2:16-17).
Tetapi iblis berkata: “Tentulah Allah berfirman:
Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?" (Kejadian 3:1).
Iblis berusaha memutar balikkan kebenaran.
Perhatikan bahwa siasat iblis ini bertujuan supaya supaya kita salah mengerti akan Firman Tuhan, sehingga kita salah dalam menanggapi Firman. Itulah sebabnya kita perlu
sekali untuk terus mempertajam pendengaran kita akan Firman; supaya kita tidak salah paham terhadap Firman, seperti yang dialami oleh Saul yang salah paham terhadap Firman. Jangan kita sembarang mendengar; jika mendengar kepada nabi-nabi atau guru-guru palsu maka tindakan kita juga akan salah sebab kita mengikuti mereka.
TELINGA MURID >< TELINGA BUKAN MURID
Matius 13:16, “Tetapi berbahagialah matamu
karena melihat dan telingamu karena mendengar.”
Tuhan menjanjikan kebahagiaan bagi mereka yang mendengar.
Jadi penting bagi kita untuk menjadi pendengar Firman. Tetapi lebih penting lagi menjadi pelaku Firman. Namun kita tidak akan bisa menjadi pelaku Firman bila kita tidak mendengar Firman. Jadi kedua hal itu yakni mendengar dan
melakukan, sangatlah berkaitan.
Apa sajakah yang temasuk telinga murid dan apa yang bukan telinga murid?
Dalam Matius 13:18-23 di situ ada 4 macam pendengar, yakni:
Pendengar pertama dalam Matius 13:19, “Kepada setiap orang yang mendengar firman tentang Kerajaan Sorga, tetapi tidak mengertinya, datanglah si jahat dan merampas yang ditaburkan dalam hati orang itu; itulah benih yang ditaburkan di pinggir jalan”.
Pendengar pertama ini yakni orang yang mendengar Firman tetapi tidak mengerti maka datanglah iblis dan merampas benih Firman itu dari padanya sehingga benih Firman itu tidak bertumbuh di dalam hatinya. Ia hanya mendengar tetapi tidak paham sehingga ia tidak bisa mempraktekkan Firman itu. Tanah dipinggir jalan adalah tanah yang dilalui oleh banyak orang. Ini seperti orang yang hati atau pikirannya jalan terus, tidak ada perhentian sekalipun tubuhnya sedang berada di gereja mendengar Firman. Telinganya mendengar, tetapi hatinya tidak. Sehingga bila ia ditanya: “Tadi Firman apa di gereja?”, maka ia pasti berkata: “Saya lupa”. Itulah telinga bukan murid; mendengar tetapi tidak memperhatikan. Pendengar pertama ini bukanlah ciri telinga seorang murid.
Pendengar kedua dalam Matius 13:20-21, “Benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira. Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena
Pendengar kedua ini juga bukanlah ciri telinga seorang murid. Pendengar kedua ini adalah orang yang mendengar dan menerima Firman itu dengan sukacita tetapi ia tidak berakar di dalam Firman itu dan hanya tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan dan penganiayaan karena firman, maka orang itu pun segera murtad. Ia tidak dapat bertahan terhadap pencobaan (musim gugur) dalam hidupnya. Berbeda dengan telinga seorang murid yang ketika ia mendengar Firman, ia memperhatikan Firman itu dan setia melalukan Firman sehingga ia berakar di dalam Firman. Jadi firman yang ditanam di dalam hatinya akan berbuah dan keluar lewat perbuatan atau sikapnya.
Pendengar ketiga dalam Matius 13:22, “Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah.”
Pendengar yang ketiga inipun bukanlah ciri telinga murid. Ia mendengar Firman, tetapi Firman itu tidak dapat tumbuh dengan baik di dalam hatinya, sebab hatinya penuh dengan semak duri kekuatiran dan tipu daya kekayaan duniawi.
Firman Tuhan mengajarkan kepada kita supaya hati kita janganlah terpikat kepada uang atau kekayaan duniawi. Hati kita tidak boleh berakar ke situ (kepada kekayaan duniawi), sebab bila hati kita berakar ke situ maka kita akan jatuh ke dalam berbagai-bagai duka.
kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.”
Kolose 2:7, “Hendaklah kamu berakar di dalam
Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.”
Jangan kita berakar pada cinta uang. Kita mesti berakar yang benar, kita mesti berakar didalam Tuhan, bukan didalam uang.
Pendengar keempat dalam Matius 13:23, “Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat.”
Inilah ciri telinga seorang murid, di mana ia mendengar Firman bukan hanya dengan telinganya saja tetapi juga dengan hatinya. Ia mendengar dan mempraktekkan Firman itu dengan sungguh-sungguh sehingga Firman itu berbuah lewat perbuatan atau sikap hidupnya dan menjadi berkat bagi banyak orang.
Pastikanlah bahwa Anda adalah pendengar golongan keempat yakni pendengar dengan telinga murid. Amin!!
Jadwal Ibadah Umum
Jadwal Ibadah Umum
Jadwal Ibadah Umum
LEMBAR
K E S A K S I A Nwahyu 12 : 11 By : Elsha (Papua)
LANJUTAN
kesaksian
Redaksi
Bagi Jemaat yang ingin memberikan kesaksian, agar dapat langsung menyerahkan kepada Ibu gembala atau dapat mengirimkannya lewat email : wartapetramks@gmail.com [ Kesaksian yang telah diberikan menjadi hak redaksi sepenuhnya untuk diedit/dirubah ]
27 Oktober 2013