• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Pendahuluan Kejang Demam.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Pendahuluan Kejang Demam."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENDAHULUAN LAPORAN PENDAHULUAN KEJANG DEMAM KEJANG DEMAM A. A. PengertianPengertian Kejang demam

Kejang demam adalah bangkitan kejang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhuadalah bangkitan kejang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di atas 38° c) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium. Kejang demam rektal di atas 38° c) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium. Kejang demam sering juga disebut kejang demam tonik-klonik, sangat sering dijumpai pada anak-anak  sering juga disebut kejang demam tonik-klonik, sangat sering dijumpai pada anak-anak  usia di bawah 5 tahun. Kejang ini disebabkan oleh adanya suatu awitan hypertermia usia di bawah 5 tahun. Kejang ini disebabkan oleh adanya suatu awitan hypertermia yang timbul mendadak pada infeksi bakteri atau virus. (Price, 1995).

yang timbul mendadak pada infeksi bakteri atau virus. (Price, 1995). Kejang demam atau febrile convulsion

Kejang demam atau febrile convulsion adalah bangkitan kejang yang terjadi padaadalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rectal diatas 38oC) yang disebabkan oleh proses

kenaikan suhu tubuh (suhu rectal diatas 38oC) yang disebabkan oleh proses ekstrakranium (Ngastiyah, 1997).

ekstrakranium (Ngastiyah, 1997). Kejang demam

Kejang demam adalah suatu kejadian pada bayi atau anak, biasanya terjadi antaraadalah suatu kejadian pada bayi atau anak, biasanya terjadi antara umur 3 bulan dan 5 tahun berhubungan dengan demam tetapi tidak pernah terbukti umur 3 bulan dan 5 tahun berhubungan dengan demam tetapi tidak pernah terbukti adanya infeksi intrakranial atau penyebab tertentu (Arif Mansjoer, 2000)

adanya infeksi intrakranial atau penyebab tertentu (Arif Mansjoer, 2000) 1.

1. Kejang demamKejang demam adalah kejang yang adalah kejang yang terjadterjadi i biasanybiasanya a karenkarena a suhu tubuh yang tinggi.suhu tubuh yang tinggi. Ke

Kejanjang g dedemamam m haharurus s didibebedadakakan n dedengngan an epepililepepsi. si. EpEpililepepsi si diditatandndai ai dedengngan an :: Insiden epilepsi lebih sering dijumpai pada keturunan orang yang menderita epilepsi. Insiden epilepsi lebih sering dijumpai pada keturunan orang yang menderita epilepsi. 2.

2. DitandDitandai denai dengan akgan aktivitativitas serangs serangan kejaan kejang bng berulanerulang tanpg tanpa dema demam.am. 3.

3. Serangan tidak lama, tidak terkontrol serta timbul secara episodik.Serangan tidak lama, tidak terkontrol serta timbul secara episodik. 4.

4. Diakibatkan kelainan fungsional (motorik, sensorik atau psikis)Diakibatkan kelainan fungsional (motorik, sensorik atau psikis) 5.

5. MenyMenyerang segerang segala kelala kelompoompok usia dk usia dan segaan segala jenis la jenis bangsbangsa / ketua / keturunanrunan.. 6.

6. Biasanya pasien tetap sadar tetapi berhalusinasi. (Sylvia A. Price, 2000)Biasanya pasien tetap sadar tetapi berhalusinasi. (Sylvia A. Price, 2000)

B.

B. EpEpididememioiolologigi

Insiden terjadinya kejang demam terutama pada golongan anak umur 6 bulan sampai Insiden terjadinya kejang demam terutama pada golongan anak umur 6 bulan sampai 4 tahun. Hampir 3 % dari anak yang berumur di bawah 5 tahun pernah menderita kejang 4 tahun. Hampir 3 % dari anak yang berumur di bawah 5 tahun pernah menderita kejang demam

demam. . KejanKejang g demam lebih sering demam lebih sering didapdidapatkan pada atkan pada laki-lalaki-laki daripada perempuanki daripada perempuan. . HalHal tersebut disebabkan karena pada wanita didapatkan maturasi serebral yang lebih cepat tersebut disebabkan karena pada wanita didapatkan maturasi serebral yang lebih cepat dibandingkan laki-laki. (ME. Sumijati, 2000;72-73).

dibandingkan laki-laki. (ME. Sumijati, 2000;72-73). Penyebab kejang demam belum diketahui dengan

Penyebab kejang demam belum diketahui dengan pasti, namun disebutkan penyebabpasti, namun disebutkan penyebab utama kejang demam ialah demam yag tinggi. Menurut Arif Mansjoer. 2000) demam utama kejang demam ialah demam yag tinggi. Menurut Arif Mansjoer. 2000) demam yang terjadi sering disebabkan oleh :

yang terjadi sering disebabkan oleh : 1.

1. Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA)Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) 2.

2. GaGangngguguan man metetababololik ik  3.

3. Penyakit infeksi diluar susunan saraf misalnya tonsilitis, otitis media, bronchitis.Penyakit infeksi diluar susunan saraf misalnya tonsilitis, otitis media, bronchitis. 4.

4. KeKeraracucunnan an oobabatt 5.

5. FaFaktktor or hehererediditeter r  6

(2)

Selain penyebab diatas Ada 5 Faktor yang mempengaruhi kejang, faktor – Selain penyebab diatas Ada 5 Faktor yang mempengaruhi kejang, faktor – faktor tersebut adalah

faktor tersebut adalah 1

1.. UUmmuurr a.

a. KuKurarang lebing lebih h 3% dar3% dari i ananak yanak yang g beberurumumur r di bawadi bawah h 5 5 tatahuhun n perpernanahh mengalami kejang demam.

mengalami kejang demam. b.

b. JaranJarang terjadg terjadi pada ani pada anak beruak berumur kuramur kurang dari 6 ng dari 6 bulan abulan atau lebtau lebih dari 5ih dari 5 tahun.

tahun. c.

c. InsidInsiden terten tertinggi dinggi didapatidapatkan padkan pada umur 2 a umur 2 tahun dtahun dan menan menurun seurun setelahtelah berumur 4 tahun. Hal ini mungkin disebabkan adanya kenaikan dari berumur 4 tahun. Hal ini mungkin disebabkan adanya kenaikan dari ambang kejang sesuai dengan bertambahnya umur. Serangan pertama ambang kejang sesuai dengan bertambahnya umur. Serangan pertama bias

biasanyanya terjaa terjadi daldi dalam 2 tahu am 2 tahu perpertamtama dan kemua dan kemudiadian menurn menurunun d

deennggaan n bbeerrttaammbbaahhnnyya a uummuurr.. b. Jenis kelamin

b. Jenis kelamin

Kejang demam lebih sering didapatkan pada anak laki-laki daripada anak Kejang demam lebih sering didapatkan pada anak laki-laki daripada anak perempuan dengan perbandingan 2:1. Hal tersebut mungkin disebabkan oleh perempuan dengan perbandingan 2:1. Hal tersebut mungkin disebabkan oleh karena pada wanita didapatkan kematangan otak yang lebih cepat dibanding karena pada wanita didapatkan kematangan otak yang lebih cepat dibanding laki-laki.

laki-laki.

c. Suhu badan c. Suhu badan

Adanya kenaikan suhu badan merupakan suatu syarat untuk terjadinya kejang Adanya kenaikan suhu badan merupakan suatu syarat untuk terjadinya kejang demam. Tingginya suhu badan pada saat timbulnya serangan merupakan nilai demam. Tingginya suhu badan pada saat timbulnya serangan merupakan nilai ambang kejang. Ambang kejang berbeda-beda untuk setiap anak, berkisar ambang kejang. Ambang kejang berbeda-beda untuk setiap anak, berkisar antara 38.30C – 41.40C. Adanya perbedaan ambang kejang ini dapat

antara 38.30C – 41.40C. Adanya perbedaan ambang kejang ini dapat

menerangkan mengapa pada seseorang anak baru timbul kejang sesudah suhu menerangkan mengapa pada seseorang anak baru timbul kejang sesudah suhu meningkat sangat tinggi sedangkan pada anak lainnya kejang sudah timbul meningkat sangat tinggi sedangkan pada anak lainnya kejang sudah timbul walaupun suhu meningkat tidak terlalu tinggi.

walaupun suhu meningkat tidak terlalu tinggi. d. Faktor keturunan

d. Faktor keturunan

Faktor keturunan memegang peranan penting untuk terjadinya kejang demam. Faktor keturunan memegang peranan penting untuk terjadinya kejang demam. Beberapa penulis mendapatkan 25 – 50% daripada pada anak dengan kejang Beberapa penulis mendapatkan 25 – 50% daripada pada anak dengan kejang demam mempunyai anggota keluarga yang pernah mengalami kejang demam demam mempunyai anggota keluarga yang pernah mengalami kejang demam sekurang-kurangnya sekali.

sekurang-kurangnya sekali.

C.

C. PaPatotofisfisioiolologigi

Peningkatan suhu tubuh dapat mengubah keseimbangan dari membran sel neuron dan Peningkatan suhu tubuh dapat mengubah keseimbangan dari membran sel neuron dan dalam waktu singkat terjadi difusi ion kalium dan natrium melalui membran tersebut dalam waktu singkat terjadi difusi ion kalium dan natrium melalui membran tersebut dengan akibat terjadinya lepas muatan listrik. Lepas muatan listrik ini demikian besarnya dengan akibat terjadinya lepas muatan listrik. Lepas muatan listrik ini demikian besarnya sehingga dapat meluas keseluruh sel maupun membran sel sekitarnya dengan bantuan sehingga dapat meluas keseluruh sel maupun membran sel sekitarnya dengan bantuan  bahan

 bahan yang yang disebut disebut neurotransmiter neurotransmiter dan dan terjadi terjadi kejang. kejang. Kejang Kejang demam demam yang yang terjaditerjadi singkat pada umumnya tidak berbahaya dan tidak meninggalkan gejala sisa. Tetapi kejang singkat pada umumnya tidak berbahaya dan tidak meninggalkan gejala sisa. Tetapi kejang yan

yang g berberlanlangsugsung ng lamlama a (le(lebih bih dardari i 15 15 menmenit) it) biabiasanysanya a disdisertaertai i apnapnea, ea, menmeningingkatnkatnyaya ke

kebubututuhahan n okoksigsigen en dadan n enenerergi gi ununtutuk k kokontntrakraksi si ototot ot skskelelet et yyang ang akakhihirnyrnya a teterjarjadidi hipoksemia, hiperkapnia, asidosis laktat yang disebabkan oleh metabolisme anaerobik, hipoksemia, hiperkapnia, asidosis laktat yang disebabkan oleh metabolisme anaerobik, hip

hipoteotensi nsi artearterial rial disdisertertai ai dendenyuyut t janjantuntung g yayang ng tidtidak ak terateratur tur dan dan suhsuhu u tubtubuh uh makmakinin menin

meningkat gkat yanyang g disebadisebabkan oleh bkan oleh makin meningkmakin meningkatnyatnya a aktivaktivitas itas otot, dan otot, dan selanjuselanjutnytnyaa menyebabkan metabolisme otak meningkat. Faktor terpenting adalah gangguan peredaran menyebabkan metabolisme otak meningkat. Faktor terpenting adalah gangguan peredaran darah yang mengakibatkan hipoksia sehingga meningkatkan permeabilitas kapiler dan darah yang mengakibatkan hipoksia sehingga meningkatkan permeabilitas kapiler dan timbul edema otak yang mngakibatkan kerusakan sel neuron otak.

timbul edema otak yang mngakibatkan kerusakan sel neuron otak. Kerusakan pada daerahKerusakan pada daerah medial lobus temporalis setelah mendapat serangan kejang yang berlangsung lama dapat medial lobus temporalis setelah mendapat serangan kejang yang berlangsung lama dapat menjad

(3)

kejang demam yang berlangsung lama dapat menyebabkan kelainan anatomis di otak  kejang demam yang berlangsung lama dapat menyebabkan kelainan anatomis di otak  hingga terjadi epilepsi.

hingga terjadi epilepsi.

D

(4)

E.

E. Kl

Klas

asif

ifik

ikas

asii

Klasifikasi kejang demam menurut Fukuyama dibedakan menjadi dua yaitu kejang Klasifikasi kejang demam menurut Fukuyama dibedakan menjadi dua yaitu kejang demam sederhana dan kejang demam kompleks. Kejang demam sederhana harus

demam sederhana dan kejang demam kompleks. Kejang demam sederhana harus memenuhi semua kreteria antara lain : keluarga penderita tidak ada riwayat epilepsy, memenuhi semua kreteria antara lain : keluarga penderita tidak ada riwayat epilepsy, sebelumnya tidak ada riwayat cedera otak oleh penyebab apapun, serangan kejang demam sebelumnya tidak ada riwayat cedera otak oleh penyebab apapun, serangan kejang demam yang pertama terjadi antara usia 6 bulan sampai 6 tahun, lamanya kejang berlangsung yang pertama terjadi antara usia 6 bulan sampai 6 tahun, lamanya kejang berlangsung tidak lebih dari 20 menit, kejang tidak bersifat fokal, tidak didapatkan gangguan atau tidak lebih dari 20 menit, kejang tidak bersifat fokal, tidak didapatkan gangguan atau abnormalitas pasca kejang, sebelumnya juga tidak didapatkan abnormalitas neurologis abnormalitas pasca kejang, sebelumnya juga tidak didapatkan abnormalitas neurologis atau abnormal perkembangan, kejang tidak berulang dalam waktu singkat. Bila kejang atau abnormal perkembangan, kejang tidak berulang dalam waktu singkat. Bila kejang demam tidak memenuhi kriteria tersebut di atas maka digolongkan sebagai kejang deman demam tidak memenuhi kriteria tersebut di atas maka digolongkan sebagai kejang deman  jenis kompleks. Kejang demam kompleks adalah kejang demam y

 jenis kompleks. Kejang demam kompleks adalah kejang demam yang lebih lama dari 15ang lebih lama dari 15 menit, fokal atau multiple (lebih daripada 1 kali kejang perepisode demam).

menit, fokal atau multiple (lebih daripada 1 kali kejang perepisode demam). F.

F.

Manifestasi klinis

Manifestasi klinis

Adapun tanda gejala yang dapat ditemukan yaitu : Adapun tanda gejala yang dapat ditemukan yaitu :

a. Serangan kejang klonik atau tonik-klonik bilateral a. Serangan kejang klonik atau tonik-klonik bilateral  b. Mata terbalik ke atas

 b. Mata terbalik ke atas

c. Gerakan sentakan berulang tanpa didahului kekakuan atau hanya sentakan atau c. Gerakan sentakan berulang tanpa didahului kekakuan atau hanya sentakan atau

kekakuan fokal kekakuan fokal

d. Umumnya kejang berlangsung kurang dari 6

d. Umumnya kejang berlangsung kurang dari 6 menit, kurang dari 8% berlangsungmenit, kurang dari 8% berlangsung lebih dari 15 menit

lebih dari 15 menit

e. Gerakan sentakan berulang tanpa didahului kekauan atau hanya sentakan atau e. Gerakan sentakan berulang tanpa didahului kekauan atau hanya sentakan atau

kekakuan fokal. kekakuan fokal.

f. Kejang dapat diikuti hemiparesis sementara (hemiparesis todd), f. Kejang dapat diikuti hemiparesis sementara (hemiparesis todd), g. Suhu 38oc atau lebih.

g. Suhu 38oc atau lebih.

G.

G. Peme

Pemeriksaan

riksaan diagno

diagnostic

stic

1.

1. EEGEEG

Untuk membuktikan jenis kejang fokal / gangguan difusi otak akibat lesi organik, Untuk membuktikan jenis kejang fokal / gangguan difusi otak akibat lesi organik, melalui pengukuran EEG ini dilakukan 1 minggu atau kurang setelah kejang. melalui pengukuran EEG ini dilakukan 1 minggu atau kurang setelah kejang. 2.

2. CT SCANCT SCAN

Untuk mengidentifikasi lesi serebral, mis: infark, hematoma, edema serebral, dan Untuk mengidentifikasi lesi serebral, mis: infark, hematoma, edema serebral, dan Abses.

(5)

3.

3. Pungsi LumbalPungsi Lumbal

Pungsi lumbal adalah pemeriksaan cairan serebrospinal (cairan yang ada di otak dan Pungsi lumbal adalah pemeriksaan cairan serebrospinal (cairan yang ada di otak dan kanal tulang belakang) untuk meneliti kecurigaan meningitis.

kanal tulang belakang) untuk meneliti kecurigaan meningitis.

4.

4. LaboratoriumLaboratorium

Darah tepi, lengkap ( Hb, Ht, Leukosit, Trombosit ) mengetahui sejak dini apabila ada Darah tepi, lengkap ( Hb, Ht, Leukosit, Trombosit ) mengetahui sejak dini apabila ada komplikasi dan penyakit kejang demam.

komplikasi dan penyakit kejang demam. (Arif Mansyoer,2000)(Arif Mansyoer,2000)

H.

H. PePenatnatalaalaksaksanaanaan n MeMedisdis

Dalam penatalaksanaan kejang demam ada 3 hal yang perlu dikerjakan yaitu Dalam penatalaksanaan kejang demam ada 3 hal yang perlu dikerjakan yaitu

a.

a. PePengngobobatatan Fan Fasase Ake Akutut

Seringkali kejang berhenti sendiri. Pada waktu kejang pasien dimiringkan Seringkali kejang berhenti sendiri. Pada waktu kejang pasien dimiringkan untuk mencegah aspirasi ludah atau muntahan. Jalan napas harus bebas agar  untuk mencegah aspirasi ludah atau muntahan. Jalan napas harus bebas agar  oksigennisasi terjami. Perhatikan keadaan vital seperti kesadaran, tekanan darah, oksigennisasi terjami. Perhatikan keadaan vital seperti kesadaran, tekanan darah, suhu, pernapasan dan fungsi ja

suhu, pernapasan dan fungsi jantung. Suhu tubuh tinggi diturunkan dengan kompresntung. Suhu tubuh tinggi diturunkan dengan kompres air dan pemberian antipiretik.

air dan pemberian antipiretik.

Obat yang paling cepat menghentikan kejang adalah diazepam yang diberikan Obat yang paling cepat menghentikan kejang adalah diazepam yang diberikan intravena atau intrarektal. Dosis diazepam intravena 0,3-0,5 mg/kgBB/kali dengan intravena atau intrarektal. Dosis diazepam intravena 0,3-0,5 mg/kgBB/kali dengan kecepatan 1-2 mg/menit dengan dosis maksimal 20 mg. bila kejang berhenti sebelum kecepatan 1-2 mg/menit dengan dosis maksimal 20 mg. bila kejang berhenti sebelum diazepam habis, hentikan penyuntikan, tunggu sebentar, dan bila tidak timbul kejang diazepam habis, hentikan penyuntikan, tunggu sebentar, dan bila tidak timbul kejang lagi jarum dicabut. Bila diazepam intravena tidak tersedia atau pemberiannya sulit lagi jarum dicabut. Bila diazepam intravena tidak tersedia atau pemberiannya sulit gunakan diazepam intrarektal 5 mg (BB<10>10kg). bila kejang tidak berhenti dapat gunakan diazepam intrarektal 5 mg (BB<10>10kg). bila kejang tidak berhenti dapat diulang selang 5 menit kemudian. Bila tidak berhenti juga, berikan fenitoin dengan diulang selang 5 menit kemudian. Bila tidak berhenti juga, berikan fenitoin dengan dosis awal 10-20 mg/kgBB secara intravena perlahan-lahan 1 mg/kgBb/menit. Setelah dosis awal 10-20 mg/kgBB secara intravena perlahan-lahan 1 mg/kgBb/menit. Setelah  pemberian fenitoin, harus dilakukan pembilasan dengan Nacl fisiologis karena

 pemberian fenitoin, harus dilakukan pembilasan dengan Nacl fisiologis karena fenitoin bersifat basa dan menyebabkan iritasi vena.

fenitoin bersifat basa dan menyebabkan iritasi vena.

Bila kejang berhenti dengan diazepam, lanjutkan dengan fenobarbital Bila kejang berhenti dengan diazepam, lanjutkan dengan fenobarbital

diberikan langsung setelah kejang berhenti. Dosis awal untuk bayi 1 bulan -1 tahun 50 diberikan langsung setelah kejang berhenti. Dosis awal untuk bayi 1 bulan -1 tahun 50 mg dan umur 1 tahun ke atas 75 mg secara intramuscular. Empat jama kemudian

mg dan umur 1 tahun ke atas 75 mg secara intramuscular. Empat jama kemudian diberikan fenobarbital dosis rumat. Untuk 2 hari pertama dengan dosis 8-10 diberikan fenobarbital dosis rumat. Untuk 2 hari pertama dengan dosis 8-10 mg/kgBB/hari dibagi dalam 2 dosis, untuk hari-hari berikutnya dengan dosis 4-5 mg/kgBB/hari dibagi dalam 2 dosis, untuk hari-hari berikutnya dengan dosis 4-5 mg/kgBB/hari dibagi 2 dosis. Selama keadaan belum membaik, obat diberikan secara mg/kgBB/hari dibagi 2 dosis. Selama keadaan belum membaik, obat diberikan secara suntikan dan setelah membaik per oral. Perhatikan bahwa dosis total tidak melebihi suntikan dan setelah membaik per oral. Perhatikan bahwa dosis total tidak melebihi 200mg/hari. Efek sampingnya adalah hipotensi,penurunan kesadaran dan

200mg/hari. Efek sampingnya adalah hipotensi,penurunan kesadaran dan depresidepresi  pernapasan. Bila kejang berhenti dengan fenitoin,lanjutkna fenitoin dengan

 pernapasan. Bila kejang berhenti dengan fenitoin,lanjutkna fenitoin dengan dosis 4-dosis 4-8mg/KgBB/hari, 12-24 jam setelah dosis awal.

8mg/KgBB/hari, 12-24 jam setelah dosis awal.  b.

 b. Mencari dan mengobati penyebabMencari dan mengobati penyebab

Pemeriksaan cairan serebrospinalis dilakukan untuk menyingkirkan Pemeriksaan cairan serebrospinalis dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan meningitis, terutama pada pasien kejang demam yang pertama. kemungkinan meningitis, terutama pada pasien kejang demam yang pertama. Walaupun demikian kebanyakan dokter melakukan pungsi lumbal

Walaupun demikian kebanyakan dokter melakukan pungsi lumbal hanya pada kasushanya pada kasus yang dicurigai sebagai meningitiss, misalnya bila ada gejala meningitis atau kejang yang dicurigai sebagai meningitiss, misalnya bila ada gejala meningitis atau kejang demam berlangsung lama.

(6)

c.

c. Pengobatan profilaksisPengobatan profilaksis

Ada 2 cara profilaksis, yaitu (1) profilaksis intermiten saat demam atau (2) Ada 2 cara profilaksis, yaitu (1) profilaksis intermiten saat demam atau (2)  profilaksis terus menerus dengan antikonvulsan setiap hari. Untuk profilaksis  profilaksis terus menerus dengan antikonvulsan setiap hari. Untuk profilaksis

intermiten diberian diazepam secara oral dengan dosis 0,3-0,5 mg/kgBB/hari dibagi intermiten diberian diazepam secara oral dengan dosis 0,3-0,5 mg/kgBB/hari dibagi menjadi 3 dosis saat pasien demam. Diazepam dapat diberikan pula secara intrarektal menjadi 3 dosis saat pasien demam. Diazepam dapat diberikan pula secara intrarektal tiap 8 jam sebanyak 5mg (BB<10kg)>10kg) setiap pasien menunjukkan suhu lebih tiap 8 jam sebanyak 5mg (BB<10kg)>10kg) setiap pasien menunjukkan suhu lebih dari 38,5 0 C. efek samping diazepam adalah ataksia, mengantuk dan hipotonia. dari 38,5 0 C. efek samping diazepam adalah ataksia, mengantuk dan hipotonia. Profilaksis terus menerus berguna untuk mencegah berulangnya kejang demam berat Profilaksis terus menerus berguna untuk mencegah berulangnya kejang demam berat yang dapat menyebabkan kerusakan otak tapi tidak dapat mencegah terjadinya

yang dapat menyebabkan kerusakan otak tapi tidak dapat mencegah terjadinya

epilepsy dikemudian hari. Profilaksis terus menerus setiap hari dengan fenobarbital epilepsy dikemudian hari. Profilaksis terus menerus setiap hari dengan fenobarbital 4-5mg.kgBB/hari dibagi dalam 2 dosis. Obat lain yang dapat digunakan adalah asam 5mg.kgBB/hari dibagi dalam 2 dosis. Obat lain yang dapat digunakan adalah asam valproat dengan dosis 15-40 mg/kgBB/hari. Antikonvulsan profilaksis selama 1-2 valproat dengan dosis 15-40 mg/kgBB/hari. Antikonvulsan profilaksis selama 1-2 tahun setelah kejang terakhir dan dihentikan bertahap selama 1-2 bulan

tahun setelah kejang terakhir dan dihentikan bertahap selama 1-2 bulan

Profilaksis terus menerus dapat dipertimbangkan bila ada 2 kriteria (termasuk poin 1 Profilaksis terus menerus dapat dipertimbangkan bila ada 2 kriteria (termasuk poin 1 atau 2) yaitu :

atau 2) yaitu :

- Sebelum kejang demam yang pertama sudah ada kelainan neurologist atau - Sebelum kejang demam yang pertama sudah ada kelainan neurologist atau  perkembangan (misalnya serebral palsi atau mikrosefal)

 perkembangan (misalnya serebral palsi atau mikrosefal)

- Kejang demam lebih dari 15 menit, fokal, atau diikuti kelainan neurologist - Kejang demam lebih dari 15 menit, fokal, atau diikuti kelainan neurologist sementara dan menetap.

sementara dan menetap.

- Ada riwayat kejang tanpa demma pada orang tua atau saudara kandung. - Ada riwayat kejang tanpa demma pada orang tua atau saudara kandung.

- Bila kejang demam terjadi pada bayi berumur kurang dari 12 bulan atau terjadi - Bila kejang demam terjadi pada bayi berumur kurang dari 12 bulan atau terjadi kejang multiple dalam satu episode demam.

kejang multiple dalam satu episode demam.

Bila hanya mmenuhi satu criteria saja dan ingin memberikan obat jangka panjang Bila hanya mmenuhi satu criteria saja dan ingin memberikan obat jangka panjang maka berikan profilaksis intermiten yaitu pada waktu anak demam dengan diazepam maka berikan profilaksis intermiten yaitu pada waktu anak demam dengan diazepam oral atau rectal tuap 8 jam disamping antipiretik.

oral atau rectal tuap 8 jam disamping antipiretik. 2.

2. KomplikasiKomplikasi

Menurut Arif Mansyoer,2000) kejang demam dapat mengakibatkan : Menurut Arif Mansyoer,2000) kejang demam dapat mengakibatkan : a. Kerusakan sel otak 

a. Kerusakan sel otak 

 b. Penurunan IQ pada kejang dem

 b. Penurunan IQ pada kejang demam yang berlangsung lama lebih dari 15 menit danam yang berlangsung lama lebih dari 15 menit dan bersifat unilateral

bersifat unilateral c. Kelumpuhan c. Kelumpuhan 3.

3. Konsep Dasar Asuhan Konsep Dasar Asuhan KeperawatanKeperawatan 1. Pengkajian

1. Pengkajian a. Data subyektif  a. Data subyektif  - Badan terasa panas - Badan terasa panas

- Adanya mual dan muntah - Adanya mual dan muntah - Merasa haus

- Merasa haus

- Adanya kesulitan saat bernafas - Adanya kesulitan saat bernafas

- Adanya aktivitas kejang berulang, pergerakan otot tidak terkoordinasi, kelemahan - Adanya aktivitas kejang berulang, pergerakan otot tidak terkoordinasi, kelemahan - Merasa tidak nyaman, gerah.

- Merasa tidak nyaman, gerah. - Adanya kekhawatiran orang tua. - Adanya kekhawatiran orang tua.  b. Data obyektif 

 b. Data obyektif 

- Suhu meningkat / tinggi - Suhu meningkat / tinggi - Badan teraba panas - Badan teraba panas

- Membran mukosa / kulit kering - Membran mukosa / kulit kering

- Perubahan tonus/kekuatan otot, gerakan involunter/ kontraksi sekelompok otot. - Perubahan tonus/kekuatan otot, gerakan involunter/ kontraksi sekelompok otot. - Penurunan kesadaran, pernafasan stridor.

- Penurunan kesadaran, pernafasan stridor. - Tingkah laku distraksi/gelisah

(7)

- Tampak kecemasan,

- Tampak kecemasan, kebingungan.kebingungan. - Saliva keluar berlebih.

- Saliva keluar berlebih. 2. Diagnosa

2. Diagnosa keperawatankeperawatan

Berdasarkan Carpenito (2001) dan Doenges, (2000), diagnosa keperawatan yang sering Berdasarkan Carpenito (2001) dan Doenges, (2000), diagnosa keperawatan yang sering muncul pada pasien kejang demam adalah :

muncul pada pasien kejang demam adalah :

a. Hipertermi berhubungan dengan ketidakefektifan regulasi suhu sekunder terhadap a. Hipertermi berhubungan dengan ketidakefektifan regulasi suhu sekunder terhadap infeksi

infeksi

 b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuh

 b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan denan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak gan intake yang tidak  adekuat

adekuat

c. Kekurangan volume cairan

c. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan penurunan masukan oralberhubungan dengan penurunan masukan oral d. Risiko terjadinya keja

d. Risiko terjadinya kejang berulang berhubungan dengan hiperterming berulang berhubungan dengan hipertermi

e. Risiko terhadap cidera berhubungan dengan gerakan tonik/klonik sekunder akibat e. Risiko terhadap cidera berhubungan dengan gerakan tonik/klonik sekunder akibat kejang.

kejang.

f. Bersihan jalan nafas tak efektif berhubungan dengan penumpukan sekret. f. Bersihan jalan nafas tak efektif berhubungan dengan penumpukan sekret.

g. Kurang pengetahuan berhubungan dengan dengan kurangnya informasi mengenai g. Kurang pengetahuan berhubungan dengan dengan kurangnya informasi mengenai  penyakit dan perawatan.

 penyakit dan perawatan.

h. Risiko terhadap perubahan pertumbuhan dan

h. Risiko terhadap perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan denganperkembangan berhubungan dengan kejang berulang.

kejang berulang.

3. Rencana asuhan keperawatan 3. Rencana asuhan keperawatan

a. Hipertermi berhubungan dengan ketidakefektifan regulasi suhu sekunder terhadap a. Hipertermi berhubungan dengan ketidakefektifan regulasi suhu sekunder terhadap infeksi.

infeksi.

1) Tujuan : suhu tubuh normal : 36,5 – 37 oC 1) Tujuan : suhu tubuh normal : 36,5 – 37 oC 2) Intervensi :

2) Intervensi :

- Kaji factor penyebab terjadinya hipertermi - Kaji factor penyebab terjadinya hipertermi

Rasional : mengetahui penyebab terjadinya hipertermi. Penambahan pakaian/selimut Rasional : mengetahui penyebab terjadinya hipertermi. Penambahan pakaian/selimut dapat menghambat penurunan panas.

dapat menghambat penurunan panas. - Observasi tanda-tanda vital tiap 4 jam - Observasi tanda-tanda vital tiap 4 jam

Rasional : pemantauan tanda vital yang teratur dapat menentukan perkembangan Rasional : pemantauan tanda vital yang teratur dapat menentukan perkembangan  perawatan.

 perawatan.

- Pertahankan suhu tubuh normal - Pertahankan suhu tubuh normal

Rasional :suhu tubuh dapat dipengaruhi oleh

Rasional :suhu tubuh dapat dipengaruhi oleh tingkat aktivitas, suhu lingkungan,tingkat aktivitas, suhu lingkungan, kelembaban tinggi akan mempengaruhi panas

kelembaban tinggi akan mempengaruhi panas atau dinginnya tubuh.atau dinginnya tubuh. - Beri kompres dingin

- Beri kompres dingin

Rasional :perpindahan panas secara konduktif  Rasional :perpindahan panas secara konduktif 

- Longgarkan pakaian, berikan pakaian yang tipis yang menyerap keringat - Longgarkan pakaian, berikan pakaian yang tipis yang menyerap keringat Rasional :proses konveksi akan terhalang oleh pakaian yang ketat.

Rasional :proses konveksi akan terhalang oleh pakaian yang ketat. - Beri ekstra cairan (air, susu, sari buah dll)

- Beri ekstra cairan (air, susu, sari buah dll)

Rasional :saat demam kebutuhan akan cairan tubuh meningkat. Rasional :saat demam kebutuhan akan cairan tubuh meningkat. - Batasi aktivitas fisik 

- Batasi aktivitas fisik 

Rasional :aktivitas meningkatkan metabolisme sehingga meningkatkan produksi panas Rasional :aktivitas meningkatkan metabolisme sehingga meningkatkan produksi panas - Kolaborasi dalam pemberian antibiotik, antipiretik 

- Kolaborasi dalam pemberian antibiotik, antipiretik 

Rasional :menurunkan panas pada pusat hipotalamus dan sebagai propilaksis. Rasional :menurunkan panas pada pusat hipotalamus dan sebagai propilaksis. - Kolaborasi dalam pemeriksaan laboratorium (darah lengkap)

- Kolaborasi dalam pemeriksaan laboratorium (darah lengkap)

Rasional : peningkatan kadar WBC merupakan indicator adanya infeksi Rasional : peningkatan kadar WBC merupakan indicator adanya infeksi  b. Resiko terjadi kejang berulang berhubungan d

 b. Resiko terjadi kejang berulang berhubungan dengan hipertermiengan hipertermi 1) Tujuan : Kejang berulang tidak terjadi.

1) Tujuan : Kejang berulang tidak terjadi. 2) Intervensi :

2) Intervensi :

- Observasi kejang dan dokumentasikan karakteristiknya : awitan dan durasi, kejadian pra - Observasi kejang dan dokumentasikan karakteristiknya : awitan dan durasi, kejadian pra kejang dan pasca kejang.

kejang dan pasca kejang.

Rasional :Untuk mengetahui kejang secara dini dan jika ada kelainan akibat kejang. Rasional :Untuk mengetahui kejang secara dini dan jika ada kelainan akibat kejang.

(8)

- Longgarkan pakaian, berikan pakaian tipis yang menyerap keringat - Longgarkan pakaian, berikan pakaian tipis yang menyerap keringat

Rasional :proses konfeksi akan terhalang oleh pakaian yang ketat dan tidak menyerap Rasional :proses konfeksi akan terhalang oleh pakaian yang ketat dan tidak menyerap keringat

keringat

- Beri kompres dingin - Beri kompres dingin

Rasional :perpindahan panas secara konduksi. Rasional :perpindahan panas secara konduksi.

- Beri extra cairan (air, susu, sari buah dan lain-lain ) - Beri extra cairan (air, susu, sari buah dan lain-lain )

Rasional :saat demam kebutuhan akan cairan tubuh meningkat Rasional :saat demam kebutuhan akan cairan tubuh meningkat - Observasi kejang dan tanda vital tiap 4 jam

- Observasi kejang dan tanda vital tiap 4 jam

Rasional :Pemantauan yang teratur menentukan tindakan yang akan dilakukan. Rasional :Pemantauan yang teratur menentukan tindakan yang akan dilakukan. - Kolaborasi dalam pemberian antibiotik, antipiretik.

- Kolaborasi dalam pemberian antibiotik, antipiretik.

Rasional :Menurunkan panas pada pusat hipotalamus dan Sebagai propilaksis Rasional :Menurunkan panas pada pusat hipotalamus dan Sebagai propilaksis c. Bersihan jalan nafas tak efektif berhubungan dcngan penumpukan secret c. Bersihan jalan nafas tak efektif berhubungan dcngan penumpukan secret 1) Tujuan : Bersihan jalan nafas efektif 

1) Tujuan : Bersihan jalan nafas efektif  2) Intervensi

2) Intervensi - Lakukan suction - Lakukan suction

Rasional : Untuk rnengeluarkan cairan atau sekret yang ada dalam saluran pernafasan. Rasional : Untuk rnengeluarkan cairan atau sekret yang ada dalam saluran pernafasan. - Setelah kejang berikan pasien posisi miring, bila tidak memungkinkan angkat dagunya - Setelah kejang berikan pasien posisi miring, bila tidak memungkinkan angkat dagunya ke atas dan ke depan dengan kepala mendongak ke belakang.

ke atas dan ke depan dengan kepala mendongak ke belakang.

Rasional : Untuk mencegah bila terjadi aspirasi, isi lambung tidak menutupi jalan nafas Rasional : Untuk mencegah bila terjadi aspirasi, isi lambung tidak menutupi jalan nafas - Atur tempat tidur di bagian kepala ditinggikan kurang lebih 45o

- Atur tempat tidur di bagian kepala ditinggikan kurang lebih 45o

Rasional : Kepala lebih tinggi akan memudahkan pasien dalam bernafas. Rasional : Kepala lebih tinggi akan memudahkan pasien dalam bernafas. - Berikan tongue spatel antara gigi dan lidah

- Berikan tongue spatel antara gigi dan lidah

Rasional : Untuk mencegah resiko cidera yaitu lidah tergigit Rasional : Untuk mencegah resiko cidera yaitu lidah tergigit d. Perubahan nutrisi kurang dari

d. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak  adekuat

adekuat

1) Tujuan : Nutrisi pasien terpenuhi 1) Tujuan : Nutrisi pasien terpenuhi 2) Intervensi :

2) Intervensi :

- Kaji kemampuan pasien untuk mengunyah, menelan batuk dan mengatasi sekresi - Kaji kemampuan pasien untuk mengunyah, menelan batuk dan mengatasi sekresi Rasional :faktor ini menentukan pemilihan terhadap jenis makanan

Rasional :faktor ini menentukan pemilihan terhadap jenis makanan

- Auskultasi bising usus, catat adanya penurunan atau hilangnya atau suara yang - Auskultasi bising usus, catat adanya penurunan atau hilangnya atau suara yang hiperaktif 

hiperaktif 

Rasional :bising usus membantu dalam menentukan respons untuk makan atau Rasional :bising usus membantu dalam menentukan respons untuk makan atau  berkembangnya komplikasi

 berkembangnya komplikasi

- Timbang berat badan sesuai indikasi - Timbang berat badan sesuai indikasi

Rasional :mengevaluasi keefektifan atau kebutuhan mengubah pemberian nutrisi Rasional :mengevaluasi keefektifan atau kebutuhan mengubah pemberian nutrisi - Berikan makan dalam jumlah kecil dan dalam waktu yang sering dengan teratur  - Berikan makan dalam jumlah kecil dan dalam waktu yang sering dengan teratur  Rasional :meningkatkan proses pencernaan dan toleransi pasien terhadap nutrisi yang Rasional :meningkatkan proses pencernaan dan toleransi pasien terhadap nutrisi yang diberikan dan dapat meningkatkan kerjasama pasien saat makan.

diberikan dan dapat meningkatkan kerjasama pasien saat makan.

- Tingkatkan kenyamanan lingkungan yang santai termasuk sosialisasi saat makan - Tingkatkan kenyamanan lingkungan yang santai termasuk sosialisasi saat makan

Rasional :sosialisasi waktu makan dengan orang terdekat atau teman dapat meningkatkan Rasional :sosialisasi waktu makan dengan orang terdekat atau teman dapat meningkatkan  pemasukan dan menormalkan fungsi makan

 pemasukan dan menormalkan fungsi makan

- Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian diet - Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian diet

Rasional :merupakan sumber yang efektif untuk mengidentifikasi kebutuhan kalori atau Rasional :merupakan sumber yang efektif untuk mengidentifikasi kebutuhan kalori atau nutrisi tergantung pada usia, berat badan, ukuran tubuh, keadaan penyakit sekarang. nutrisi tergantung pada usia, berat badan, ukuran tubuh, keadaan penyakit sekarang. e. Kekurangan volume cairan kebutuhan penurunan masukan oral

e. Kekurangan volume cairan kebutuhan penurunan masukan oral 1) Tujuan : Cairan pasien adekuat

1) Tujuan : Cairan pasien adekuat 2) Intervensi :

2) Intervensi :

- Awasi tanda-tanda vital tiap 4 jam - Awasi tanda-tanda vital tiap 4 jam

Rasional :kekurangan atau perpindahan cairan menurunkan tekanan darah, mengurangi Rasional :kekurangan atau perpindahan cairan menurunkan tekanan darah, mengurangi

(9)

volume nadi. volume nadi.

- Catat perkembangan turgor kulit, hidrasi, membran mukosa - Catat perkembangan turgor kulit, hidrasi, membran mukosa

Rasional :kekurangan cairan juga dapat diidentifikasi dengan penurunan turgor kulit, Rasional :kekurangan cairan juga dapat diidentifikasi dengan penurunan turgor kulit, membran mukosa kering.

membran mukosa kering.

- Ukur atau hitung masukan, pengeluaran dan keseimbangan cairan, catat kehilangan - Ukur atau hitung masukan, pengeluaran dan keseimbangan cairan, catat kehilangan tidak tampak (IWL)

tidak tampak (IWL)

Rasional :memberikan informasi tentang status cairan umum, kecenderungan Rasional :memberikan informasi tentang status cairan umum, kecenderungan keseimbangan cairan negatif dapat menunjukkan terjadi defisit.

keseimbangan cairan negatif dapat menunjukkan terjadi defisit. - Timbang berat badan setiap hari

- Timbang berat badan setiap hari

Rasional :perubahan cepat menunjukkan gangguan dalam air tubuh total . Rasional :perubahan cepat menunjukkan gangguan dalam air tubuh total . - Kolaborasi dalam pemberian cairan intravena

- Kolaborasi dalam pemberian cairan intravena

Rasional :salah satu cara untuk memenuhi keseimbangan cairan dalam tubuh ialah dengan Rasional :salah satu cara untuk memenuhi keseimbangan cairan dalam tubuh ialah dengan cara pemberian melalui parentral

cara pemberian melalui parentral

f. Risiko terhadap cidera berhubungan dengan gerakan tonik/klonik skunder akibat f. Risiko terhadap cidera berhubungan dengan gerakan tonik/klonik skunder akibat kejang.

kejang.

1) Tujuan : Tidak terjadi trauma fisik selama perawatan 1) Tujuan : Tidak terjadi trauma fisik selama perawatan 2) Intervensi :

2) Intervensi :

- Beri pengaman pada sisi tempat tidur dan penggunaan tempat tidur yang rendah - Beri pengaman pada sisi tempat tidur dan penggunaan tempat tidur yang rendah Rasional :Meminimalkan injuri saat kejang.

Rasional :Meminimalkan injuri saat kejang. - Jangan tinggalkan klien selama fase kejang. - Jangan tinggalkan klien selama fase kejang. Rasional :Meningkatkan keamanan-pasien. Rasional :Meningkatkan keamanan-pasien. - Beri tongue spatel antara gigi dan lidah. - Beri tongue spatel antara gigi dan lidah.

Rasional :Menurunkan resiko trauma pada mulut. Rasional :Menurunkan resiko trauma pada mulut. - Letakkan klien pada tempat tidur yang lembut. - Letakkan klien pada tempat tidur yang lembut.

Rasional :Membantu menurunkan resiko injuri fisik pada ekstremitas ketika kontrol otot Rasional :Membantu menurunkan resiko injuri fisik pada ekstremitas ketika kontrol otot volunter berkurang

volunter berkurang

- Setelah kejang berikan klien posisi miring, bila tidak memungkinkan angkat dagunya ke - Setelah kejang berikan klien posisi miring, bila tidak memungkinkan angkat dagunya ke atas dan ke depan dengan kepala mendongak ke belakang.

atas dan ke depan dengan kepala mendongak ke belakang. Rasional : Mencegah penutupan jalan nafas.

Rasional : Mencegah penutupan jalan nafas. - Kendurkan pakaian pasien.

- Kendurkan pakaian pasien.

Rasional :Mengurangi tekanan pada jalan nafas. Rasional :Mengurangi tekanan pada jalan nafas. - Catat tipe dan frekuensi kejang.

- Catat tipe dan frekuensi kejang.

Rasional : Membantu menurunkan lokasi area cereberal yang terganggu. Rasional : Membantu menurunkan lokasi area cereberal yang terganggu. - Catat tanda-tanda vital setelah fase kejang.

- Catat tanda-tanda vital setelah fase kejang.

Rasional :Mendeteksi secara dini keadaan yang abnormal Rasional :Mendeteksi secara dini keadaan yang abnormal

g. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi mengenai penyakit g. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi mengenai penyakit dan perawatan

dan perawatan

1) Tujuan:Pengetahuan keluarga bertambah tentang

1) Tujuan:Pengetahuan keluarga bertambah tentang penyakit anaknyapenyakit anaknya 2) Intervensi :

2) Intervensi :

- Kaji tingkat pengetahuan keluarga. - Kaji tingkat pengetahuan keluarga.

Rasional :Mengetahui sejauh mana pengetahuan yang dimiliki keluarga dan kebenaran Rasional :Mengetahui sejauh mana pengetahuan yang dimiliki keluarga dan kebenaran informasi yang didapat.

informasi yang didapat.

- Beri penjelasan kepada keluarga sebab dan akibat kejang demam - Beri penjelasan kepada keluarga sebab dan akibat kejang demam

Rasional : Penjelasan tentang kondisi yang dialami dapat membantu menambah wawasan Rasional : Penjelasan tentang kondisi yang dialami dapat membantu menambah wawasan keluarga.

keluarga.

- Berikan Health Education tentang cara menolong anak kejang dan mencegah kejang - Berikan Health Education tentang cara menolong anak kejang dan mencegah kejang demam.

demam.

Rasional :Agar keluarga mengetahui cara menolong anak kejang dan rnencegah kejang Rasional :Agar keluarga mengetahui cara menolong anak kejang dan rnencegah kejang demam.

(10)

- Jelaskan setiap tindakan keperawatan yang dilakukan. - Jelaskan setiap tindakan keperawatan yang dilakukan.

Rasional :Agar keluarga mengetahui tujuan setiap tindakan perawatan. Rasional :Agar keluarga mengetahui tujuan setiap tindakan perawatan. h. Risiko terhadap perubahan pertumbuhan dan

h. Risiko terhadap perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan denganperkembangan berhubungan dengan kejang berulang.

kejang berulang.

1) Tujuan:Pertumbuhan dan perkembangan tidak mengalami

1) Tujuan:Pertumbuhan dan perkembangan tidak mengalami gangguan.gangguan. 2) Intervensi :

2) Intervensi :

- Cegah terjadinya kejang berulang - Cegah terjadinya kejang berulang

Rasional :dengan tidak terjadinya kejang berulang dapat mencegah terjadinya kerusakan Rasional :dengan tidak terjadinya kejang berulang dapat mencegah terjadinya kerusakan motorik dan sensorik.

motorik dan sensorik.

- Konsul dengan ahli terapi untuk mengevaluasi obat sesuai indikasi - Konsul dengan ahli terapi untuk mengevaluasi obat sesuai indikasi

Rasional :Pengobatan yang teratur akan dapat mencegah terjadinya gangguan Rasional :Pengobatan yang teratur akan dapat mencegah terjadinya gangguan  pertumbuhan dan perkembangan.

 pertumbuhan dan perkembangan.

- Berikan anak latihan dan kesempatam meningkatkan hubungan sosial - Berikan anak latihan dan kesempatam meningkatkan hubungan sosial

Rasional :Latihan dan hubungan sosial dengan orang lain dapat membantu pertumbuhan Rasional :Latihan dan hubungan sosial dengan orang lain dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan.

dan perkembangan. - Berikan nutrisi

- Berikan nutrisi yang cukup/memenuhi kebutuhan tubuh.yang cukup/memenuhi kebutuhan tubuh.

Rasional :Nutrisi akan dapat memperbaiki pertumbuhan dan perkembangan. Rasional :Nutrisi akan dapat memperbaiki pertumbuhan dan perkembangan.

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L.j. (2000). Diagnosa Keperawatan. Edisi ke-6. Jakarta : EGC. Carpenito, L.j. (2000). Diagnosa Keperawatan. Edisi ke-6. Jakarta : EGC.

Doenges, M.E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi ke-3. Jakarta : EGC. Doenges, M.E. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi ke-3. Jakarta : EGC. Hasan, dkk. (1985). Ilmu Kesehatan Anak 2. Jakarta : FKUI.

Hasan, dkk. (1985). Ilmu Kesehatan Anak 2. Jakarta : FKUI.

Mansjoer, dkk. (2000). Kapita Selekta Kedokteran. Edisi ke-3. Jilid 2. Jakarta : Media Mansjoer, dkk. (2000). Kapita Selekta Kedokteran. Edisi ke-3. Jilid 2. Jakarta : Media Aesculapius.

Aesculapius.

 Nelson. (2000). Ilmu Kesehatan Anak. Volume 3.

 Nelson. (2000). Ilmu Kesehatan Anak. Volume 3. Edisi ke-15. Jakarta : EGC.Edisi ke-15. Jakarta : EGC.  Ngastiyah. (1997). Perawatan Anak Sakit. Jakarta : FKUI.

 Ngastiyah. (1997). Perawatan Anak Sakit. Jakarta : FKUI. Price S.A. (1995). Patofisiologi. Edisi Ke-4. Jakarta : EGC Price S.A. (1995). Patofisiologi. Edisi Ke-4. Jakarta : EGC

Soetomenggolo, Taslims. (2000). Buku Ajar Neurologi Anak. Cetakan ke-2. Jakarta : Soetomenggolo, Taslims. (2000). Buku Ajar Neurologi Anak. Cetakan ke-2. Jakarta : Ikatan Dokter Anak Indonesia.

Ikatan Dokter Anak Indonesia.

Soetjiningsih. (1995). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : Soetjiningsih. (1995). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGCEGC

Referensi

Dokumen terkait

galur wistar jantan yang signifikan antara kelompok yang diberi medikamen Kalsium Hidroksida, Mineral Trioxide Aggregate (MTA), dan Biodentin dengan kelompok

Pada model pembelajaran kolaboratif kewenangan dan fungsi guru lebih bersifat direktif atau manajer belajar, sebaliknya peserta didiklah yang harus lebih aktif. Guru

Catatan: Cheat ini akan tidak aktif atau mati ketika cheat ditekan untuk yang

Pada sembilan mesin yang digunakan untuk produksi kain C1037 sering mengalami downtime sehingga perlu dilakukan langkah-langkah serta metode yang dapat menganalisa

Company profile BMT Bismillah Sukorejo.. lembaga keuangan syariah yang telah ada. BMT Bismillah didirikan dengan modal awal dari anggota pendiri. Langkah awal

Dari elaborasi data Istat yang ditunjukkan pada grafik, terlihat bahwa pada tahun 2012, export alas kaki Italia didominasi oleh sepatu dengan bahan kulit HS6403,

selaku ketua Departemen Sastra Daerah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara, serta sebagai dosen pembimbing II yang telah memberikan bimbingan kepada penulis

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan Indeks Keanekaragaman jenis amfibi (Ordo Anura) dalam kawasan Hutan Lindung Gunung Semahung termasuk rendah dengan