• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan 4 darah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan 4 darah"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FISWAN “DARAH DAN SISTEM PEREDARAN DARAH” I. TUJUAN

A. Menghitung jumlah erytrosit dan leukosit  Mengamati erytrosit dalam darah manusia.  Mengamati leukosit dalam darah manusia  Menghitung jumlah erytrosit per mm3 darah  Menghitung jumlah leukosit per mm3 darah B. Hemogram

 Menghitung jumlah basofil,neutrofil,eusinofil,limfosit dan monosit pada leukosit darah manusia

 Mengamati macam-macam leukosit dalam darah manusia  Peredaran darah hewan pada ikan dan katak

 Mengamati peredaran darah pada ekor ikan

 Mengamati peredaran darah pada selaput renang katak

 Membandingkan peredaran darah arteri dan vena pada ikan dan katak

II. DASAR TEORI

Hewan bersel satu dan hewan kecil tidak memerlukan system transport,karena oksigen dan makanan dapat berdifusi ke seluruh bagian tubuh. Demikian pula sampah-sampah metabolisme dapat berdifusi ke luar tubuhnya. Hewan-hewan yang lebih besar memerlukan

(2)

system transpor. Darah merupakan bagian penting dari system transport. Darah merupakan jaringan yang berbentuk cairan yang terdiri atas dua komponen yaitu :

o Plasma darah merupakan bagian yang cair

o Benda-benda darah yang terdiri atas sel-sel darah yaitu sel darah putih (lekosit), sel darah merah (eritrosit), dan sel pembeku darah (trombosit).

Pada hewan tingkat rendah seperti Mollusca dan Artropoda terdapat darah yang biasanya disebut hemolimf. Fungsinya untuk transport bahan makanan, sisa-sisa metabolisme dan juga mempunyai fungsi dalam respirasi ( mengangkut gas O2 dan CO2 ). Karena itu

hemolimf mempunyai pigmen pernapasan seperti hemoglobin (pada Annelida), hemosianin (pada Mollusca), hemeritrin (pada Annelida) dan klororuorin (pada Annelida). Selanjutnya istilah darah adalah darah yang terdapat pada Vertebrata yang berwarna merah karena adanya hemoglobin pada eritrosit.

Ada tiga macam benda darah yaitu : sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan sel pembeku darah (trombosit). Masing-masing mempunyai fungsi khusus. Fungsi utama eritrosit ialah untuk pengangkutan gas, sedangkan lekosit mempunyai fungsi untuk mempertahankan tubuh. Trombosit mempunyai peran di dalam pembekuan darah.

1. Sel Darah Merah (eritrosit)

Pada waktu embrio, sel darah merah dibuat terutama pada hati tetapi dibuat juga di limpa dan kelenjar getah bening. Kemudian pada periode hampir lahir dan setelah dilahirkan sel darah merah dibuat di sumsum merah pada tulang. Sel-sel darah putih agranulosit dibentuk pada limpa dan kelenjar getah bening, sedang sel darah putih agranulosit dibuat pada sumsum merah.

(3)
(4)

Jumlah sel darah merah

Jumlah sel darah merah tiap mm3 untuk tiap jenis hewan berbeda, perbedaan ini

dapat pula terjadi karena faktor fisiologis. Factor fisiologis yang mempengaruhi jmlah eritrosit pada manusia ialah :

 Umur

Eritrosit pada waktu lahir jumlahnya paling tinggi yaitu kira-kira 6,83 juta/mm3.

Kemudian menurun danpada umur satu tahun jumlahnya 4 juta/mm3. Kemudian

jumlahnya naik lagi dan pada umur lima tahun keatas jumlahnya 5 juta /mm3.

 Jenis kelamin

Pada wanita jumlahnya lebih sedikit (4,5 juta/mm3) dibandingkan pria (5 juta /

mm3).

 Olahraga

Olah raga yang dilakukan secara teratur akan menqaikkan jumlah eritrosit dan kadar hemoglobin.

 Ketinggian tempat

Manusia tau hewan yang hidup di daerah yang tinggi eritrosit dan hemoglobinnya akan naik.

Umur sel darah merah

Setiap hari darah manusia kehilangan 200-250 x 109 buah eritrosit. Umur eritrosit

diperkirakan 90-120 hari. Jika eritrosit sudah tua, selaput selnya menjadi rapuh dan pada waktu melalui pembuluh kapiler eritrosit pecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Proses ini diduga terjadi terutama pada limpa. Di dalam limpa dan hati retikuloendotelial yaitu sel-sel yang sifatnya amoeboid dan dapat menangkap eritrosit yang tua tadi dimakannya (fagositosis). Hemoglobin diubah menjadi globin dan haem. Haem setelah dipisahkan Fe-nya, diubah menjadi zat warna empedu (bilirubin).

Zat warna (pigmen) darah

(5)

Tabel 1. Macam- macam Pigmen Darah Nama Pigmen Warna Tempat Pigmen Hewan O2 dalam 100 ml darah Hemoglobin Hemosianin Klorokruorin Hemeritin Merah Biru Hijau Merah Sel darah merah Plasma Plasma Plasma Benda darah Mamalia Burung Reptil Amfibi Ikan Annelida Mollusca tertentu Mollusca Gastropoda Chepalopoda Crustacea Annelida tertentu Annelida tertentu 25 18,5 9 12 9 6,5 1,5 2 8 3 2 0,5

(6)

Tiap jenis pigmen darah mempunyai atom logam tertentu hemoglobin, klorokluorin dan hemeritin logamnya ialah Fe (besi) sedang hemosianin ialah Cu (tembaga). Tiap atom logam dapat mengikat atom oksigen.

Hemoglobin selain pada darah terdapat pula pada otot rangka dan otot jantung dan biasa disebut mioglobin. Mioglobin pada oto manusia dapat mengikat O2 sebanyak 14% dari seluruh oksigen pada darah. Oksigen tersebut diambil dari darah sewaktu mengalir melalui otot.

2. Sel-sel Darah Putih (Leukosit)

Sel-sel darah putih jumlahnya antara 6.000 – 8.000 per mm³ darah. Disebut leukosit atau sel darah putih karena tidak mempunyai pigmen (zat warna). Pada keadaan tidak normal sel darah putih bias berkurang disebut lekopenia dan bias bertambah banyak disebut leukemia. Sel darah putih mempunyai fungsi untuk alat pertahanan tubuh dengan tiga cara yaitu : 1. fagositosis, 2. menghasilkan antibody, 3. menghancurkan atau menetralkan toksin (detoksifikasi). Sel darah putih dapat digolongkan (dilihat) dari ada atau tidak adanya butir-butir (granul) pada sitoplasma dilihat dengan pewarnaan tertentu. Penggolongan tersebut ialah :

Sel darah putih granular : Netrofil, Eosinofil dan Basofil

Sel darah putih agranular : Limfosit dan Monosit (tidak berbutir-butir) Sel-sel darah putih pada Mamalia mempunyai struktur yang sama.

1. Netrofil

Netrofil pada darah manusia mempunyai jumlah yang terbesar kira-kira 60-70 % dari seluruh sel darah putih. Butir-butir pada sitoplasma menyerap zat warna netral (tidak asam tidak basa). Intinya mempunyai beberapa lobus. Mempunyai gerakan seperti amoeba dan sifatnya fagositasis. Bakteri atau benda-benda asing lainnya dihancurkan dengan dicerna secara intrasel. Jika ada infeksi jumlahnya bertambah banyak. Diameternya kira-kira 12 – 15 µ.

(7)

Gambar 2. Macam-macam Bentuk Sel Darah Mammalia (http://www.biosbcc.net/doohan/sample/htm/Blood%20cells.htm) 2. Eosinofil

Jumlahnya diperkirakan antara 1 -4 %. Diameternya antara 10 – 15 µ. Biasanya lebih kecil daripada netrofil. Fungsinya ialah menghancurkan dan detoksifikasi dari toksin. Intinya mempunyai 2 lobus, menyerap zat warna yangsifatnya asam. Dengan eosin butir-butir pada sitoplasma kelihatan berwarna merah muda.

3. Basofil

Jumlahnya antara 0 – 1 % dari seluruh sel darah putih. Diameternya sekitar 12 µ. Intinya umumnya mempunyai bentuk seperti huruf S. diperkirakan basofil menghasilkan antioagulan (heparin). Butir-butir (granul) pada sitoplasma menyerap zat warna yang sifatnya basa dan berwarna biru.

4. Monosit

Jumlahnya kira-kira 4 – 8 % dari seluruh sel darah putih. Diameternya berkisar antara 15 – 20 µ. Inti bentuknya seperti tapal kuda atau bentuk ginjal. Monosit bersifat fagositosis yang kuat. Jumlah sitoplasmanya lebih besar dari intinya.

(8)

Jumlahnya kira-kira 20 – 30 % dari seluruh sel darah putih. Diameternya berkisar antara 8 – 16 µ. Intinya besar bundar atau seperti bentuk ginjal. Sitoplasmanya lebih kecil daripada intinya. Fungsinya ialah untuk menghasilkan antibody. Ada dua macam limfosit yaitu yang berukuran kecil dan yang berukuran besar.

Darah yang dipakai dalam pemeriksaaan hematologi biasanya adalah darah kapiler dan darah vena. Darah kapiler pada orang dewasa diambil dari ujung jari atau daun telinga, sedangkan pada anak kecil atau bayi darah diambil dari tumit atau ibu jari kaki.

Cara pengambilan darah :

1. Tangan probandus diayunkan terlebih dahulu sebelum jarinya ditusuk 2. Ujung jari dibersihkan dengan kapas yang telah dibasahi alkohol 70% 3. Peganglah dan tekan sedikit jari tersebut

4. Jarum franke disetel 3-4 mm

5. Jari ditusuk dengan jarum dengan arah tusukan tegak lurus garis-garis sidik kulit jari dan setelah darah keluar, jari tidak boleh ditekan-tekan atau diperas. Apabila menggunakan daun telinga, bagian yang ditusuk bukan bagian sisi tetapi cukup bagian pinggirnya saja. 6. Tetesan darah yang pertama diisap atau dihapus dengan kapas (tidak digunakan). Tetesan

darah berikutnya digunakan untuk pemeriksaaan

Pada darah terdapat banyak persenyawaan yang berperan dalam pembekuan darah. Untuk pembekuan darah perlu adanya fibrinogen yang berubah menjadi fibrin dalam plasma. Untuk ini diperlukan enzim yaitu trombin. Di dalam darah tidak ada trombin,tetapi ada protrombin yang harus diubah menjadi trombin. Perubahan protrombin menjadi trombin terjadi bila ada luka. Dengan adanya trombin pecah ,karena menyentuh permukaan kasar dan mengeluarkan enzim trombokinase yang dikeluarkan oleh jaringan yang luka dengan Ca 2+

(9)

Peredaran darah pada ikan

Jantung ikan terdiri dari 2 ruang yaitu satu atrium dan satu ventrikel terdapat katup yang berfungsi mengalirkan darah ke satu arah. Dari darah seluruh tubuh mengalir ke sinus venosus dan kemudian masuk ke atriium,dari atrium darah mengalir ke ventrikel  conus arteriosus  aorta ventralis insang ke seluruh tubuh  vena cava  sinus venosus. ( Kartolo,1993 ).

Peredaran darah pada katak

Jantung katak terdiri dari 3 ruang yaitu 2 atrium yang berdinding tipis dan satu ventrikel yang berdinding tebal. Pada sekat antara atrium dan ventrikel terdapat katup. Darah dari seluruh tubuh masuk ke atrium melalui sinus venosus. Dari atrium kanan,darah masuk ke ventrikel jantung lalu dipompa melalui arteri pulmo kutanea yang bercabang 2,yang 1 menuju paru-paru disebut arteri pulmonalis dan cabang yang lain menuju ke kulit disebut arteri kutaneus. Dalam paru-paru dan kulit. Darah mengerahkan CO2 . Dari paru-paru dan kulit darah

(10)

III.ALAT DAN BAHANHEMOGRAM A. ALAT B. BAHAN 1. Jarum frankle 2. Mikroskop 3. Objek glass 4. Deg glass 5. Pipet tetes 1bu ah 1bu ah 1bu ah 1bu ah 1bu ah 1. Darah 2. Pewarna Gymsa 3. Metanol 4. Aquades 5. Alkohol 70 % 6. Kapas 7. tissue Secuku pnya Secuku pnya Secuku pnya Secuku pnya Secuku pnya Secuku pnya Secuku pnya

MENGHITUNG JUMLAH ERYTROCYT DAN LEUKOSIT

A. ALAT B. BAHAN

1. Hemositometer (bilik hitung sel darah) tipe Double Improved Neubauer 2. Mikropipet pencampur 1-11 untuk leukosit 3. Mikropipet pencampur 1-101 untuk eritrosit 4. Mikroskop 5. Blood counter 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1. Darah vena/kapiler 2. Larutan Turk 3. Larutan Hayem Secukupnya Secukupnya Secukupnya

(11)

PEREDARAN DARAH PADA IKAN DAN KATAK A. ALAT B. BAHAN 1. Pinset 2. Mikroskop 1 buah 1 buah 1. Ikan 2. Katak 3. Eter 4. Kapas 5. Tissue 6. Air 1 ekor 1 ekor Secukupnya Secukupnya Secukupnya Secukupnya

(12)

IV. CARA KERJA

A. MENGHITUNG JUMLAH ERYTROSIT DAN LEUKOSIT\ a. Menghitung jumlah leukosit (sel darah putih)

1. Dalam menghitung jumlah leukosit, terlebih dahulu dilakukan pengenceran darah 10 kali menggunakan larutan Turk

2. Larutan Turk terdiri dari campuran asam asetat glasial 3 ml, gentian violet 1% 1 ml dan akuades 100 ml.

3. Darah probandus yang keluar dari ujung jari diisap dengan mikropipet sampai angka 1 dan ujungnya dibersihkan dengan kertas isap

4. Larutan Turk dituang dalam botol flakon, kemudian diisap dengan mikropipet yang sama sampai angka 11

5. Pipa karet pada mikropipet dilepas dan larutan dalam mikropipet dikocok

6. Pengocokan dilakukan selama 2 menit dengan memegang kedua ujung mikropipet menggunakan ibu jari dan telunjuk lalu digerakkan membentuk angka 8.

7. Buanglah 2-3 tetes larutan dalam mikropipet, baru tetes berikutnya digunakan untuk menghitung

8. Siapkan bilik hitung dibawah mikroskop dan tutup dengan gelas penutup

9. Ujung mikropipet ditempelkan pada tepi gelas penutup sehingga cairan dalam pipet dapat masuk dengan sendirinya dalam bilik hitung karena daya kapilaritasnya

10. Amati dengan mikroskop perbesaran kuat dan hitung jumlah leukositnya

11. Leukosit yang terdapat di dalam bujursangkar-bujursangkar pojok dihitung semua dengan cacatan leukosit yang terletak pada garis batas sebelah kiri dan atas dari suatu bujursangkar masih ikut dihitung, sedang yang terletak

(13)

pada garis kanan bawah tidak ikut dihitung. Jadi jumlah bujursangkar yang dihitung menjadi 4 x 16 = 64 bujursangkar dengan sisi masing-masing ¼ mm.

Perhitungannya sebagai berikut :

Jumlah bujursangkar yang dihitung = 16 x 4 = 64 bujursangkar Volume masing-masing = 1/160 mm3

Darah diencerkan 10x Jumlah loukosit terhitung = L

Jumlah leukosit per mm3 = L / 64 x 160 x 10 = 25L

b. Menghitung jumlah eritrosit (sel darah merah)

Dalam menghitung jumlah eritrosit, cara kerjanya hampir sama dengan menghitung jumlah leukosit, yang mana perbedaannya adalah :

1. Darah diencerkan 100 kali dengan pengencer larutan Hayem

2. Larutan hayem terdiri dari campuran Sodium sulfat 2,5 gram, sodium klorida 0,5 gram, merkuri klorida 0,25 gram dan akuades 100 ml. 3. Eritrosit yang terdapat di dalam bujursangkar-bujursangkar tengah

dihitung semua dengan cacatan eritrosit yang terletak pada garis batas sebelah kiri dan atas dari suatu bujursangkar masih ikut dihitung, sedang yang terletak pada garis kanan bawah tidak ikut dihitung. Jadi jumlah bujursangkar yang dihitung menjadi 5 x 16 = 80 bujursangkar dengan sisi masing-masing 1/20 mm.

Perhitungannya sebagai berikut :

Jumlah bujursangkar yang dihitung = 16 x 5 = 80 bujursangkar Volume masing-masing = 1/4000 mm3

Darah diencerkan 100 kali Jumlah eritosit terhitung = E

(14)

Untuk menghitung sel darah baik leukosit maupun eritrosit dibantu dengan blood counter atau alat penghitung darah.

Gambar 1. Skema bilik hitung (hemositometer) B. HEMOGRAM

1. Pembuatan sediaan apus darah a) Siapkan dua object glass

b) Letakkan setetes darah yang berasal dari ujung jari probandus pada ujung object glass pertama

c) Ambil object glass kedua, sentuhkan salah satu ujungnya pada object glass pertama di sebelah kiri tetesan darah tadi sehingga kedua object glass itu membentuk sudut 45o ke kanan.

d) Gerakkan object glass kedua ke kanan sehingga tetesan darah berada di sudut antara kedua object glass dan membentuk garis yang tipis.

e) Biarkan preparaat ini kering dan siap diwarnai. 2. Pewarnaan preparat apus

a) Preparat apus yang telah kering difiksir dengan metanol selama 3-5 menit b) Preparat apus ditetesi dengan larutan giensa (9 - 10 tetes) dan dibiarkan selama 20 – 30 menit.

c) Preparat apus dicuci dalam air mengalir lalu dikeringkan dalam suhu ruang 3. Pengamatan

(15)

a) Preparat apus diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran kuat b) Siapkan kolom atau tabel hemogram

c) Tentukan jenis dan jumlah leukosit yang ditemukan pada bidang pengamatan kemudian masukkan dalam tabel hemogram tiap 10 leukosit untuk satu kolom.

d) Masukkan ke dalam tabel sampai 10 kolom sehingga diperoleh 100 leukosit.

e) Hitung prosentase masing-masing leukosit

C. PEREDARAN DARAH PADA IKAN DAN KATAK

• Peredaran darah pada ekor ikan:

1. Membius ikan yang masih hidup dengan eter dan kapas. 2. Merentangkan ekor ikan di atas meja mikroskop

3. Mengamati peredaran darah pada ekor ikan 4. Menggambar hasil pengamatan

• Peredaran darah pada selaput renang katak

1. Membius katak dengan menggunakan eter dan kapas. 2. Merenggangkan selaput renang katak.

3. Merentangkan selaput renang katak di atas meja mikroskop. 4. Mengamati pesedaran darah pada selaput renang katak. 5. Menggambar hasil pengamatan.

V. HASIL PERCOBAAN

A. MENGHITUNG JUMLAH ERITROSIT DAN LEUKOSIT

NO JENIS SEL DARAH JUMLAH PER mm3

1. Erytrosit 352 2. Leukosit 227 B. HEMOGRAM N O JENIS LEUKOSIT KOLOM JUM LAH 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

(16)

1 Leukosit Basofil - 1 2 2 2 3 1 2 1 1 15 2 Leukosit Eusinofil 5 5 2 3 1 1 1 1 2 1 22 3 Leukosit Neutrofil (batang ) - - 3 1 1 1 1 2 1 2 12 4 Leukosit Neutrofil (segmen) - - 1 1 3 1 2 1 3 3 15 5 Limfosit 3 1 1 1 2 2 3 2 1 1 17 6 Monosit 2 3 1 2 1 2 2 2 2 2 19 jumlah 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100

C. SISTEM PEREDARAN DARAH PADA IKAN DAN KATAK 1. Sirip ekor ikan

(17)

VI. PEMBAHASAN

A. MENGHITUNG JUMLAH ERITROSIT DAN LEUKOSIT

Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui dan menghitung jumlah erytrosit dan leukosit pada mm3 darah. Prinsip kerjanya adalah dalam menghitung jumlah leukosit,

terlebih dahulu dilakukan pengenceran darah 10 kali menggunakan larutan Turk.Larutan Turk terdiri dari campuran asam asetat glasial 3 ml, gentian violet 1% 1 ml dan akuades 100 ml.Darah probandus yang keluar dari ujung jari diisap dengan mikropipet sampai angka 1 dan ujungnya dibersihkan dengan kertas isap .Larutan Turk dituang dalam botol flakon, kemudian diisap dengan mikropipet yang sama sampai angka 11 .Pipa karet pada mikropipet dilepas dan larutan dalam mikropipet dikocok. Pengocokan dilakukan selama 2 menit dengan memegang kedua ujung mikropipet menggunakan ibu jari dan telunjuk lalu digerakkan membentuk angka 8.Kemudian membuang 2-3 tetes larutan dalam mikropipet, baru tetes berikutnya digunakan untuk menghitung. Menyiapkan bilik hitung dibawah mikroskop dan tutup dengan gelas penutup. Ujung mikropipet ditempelkan pada tepi gelas penutup sehingga cairan dalam pipet dapat masuk dengan sendirinya dalam bilik hitung karena daya kapilaritasnya. Mengamati dengan mikroskop perbesaran kuat dan hitung jumlah leukositnya. Leukosit yang terdapat di dalam bujur sangkar-bujur sangkar pojok dihitung semua dengan cacatan leukosit yang terletak pada garis batas sebelah kiri dan atas dari suatu bujur sangkar masih ikut dihitung, sedang yang terletak pada garis kanan bawah tidak ikut dihitung. Jadi jumlah bujur sangkar yang dihitung menjadi 4 x 16 = 64 bujur sangkar dengan sisi masing-masing ¼ mm.Perhitungannya sebagai berikut :

∑ bujur sangkar yang di hitung : 16 x 4 = 64 bujur sangkar V masing-masing = 1/160 mm3

Darah di encerkan = 10 X ∑ leukosit terhitung = 23244800

∑ leukosit per mm3 = 23244800/ 64 x 160 x 10 =227

Dari hasil pengamatan dan perhitungan yang dilakukan maka diperoleh bahwa jumlah leukosit pada tiap mm3 darah adalah 227

(18)

Sedangkan dalam menghitung jumlah eritrosit, cara kerjanya hampir sama dengan menghitung jumlah leukosit, yang mana perbedaannya adalah darah diencerkan 100 kali dengan pengencer larutan Hayem. Larutan hayem terdiri dari campuran Sodium sulfat 2,5 gram, sodium klorida 0,5 gram, merkuri klorida 0,25 gram dan akuades 100 ml. Eritrosit yang terdapat di dalam bujursangkar-bujursangkar tengah dihitung semua dengan cacatan eritrosit yang terletak pada garis batas sebelah kiri dan atas dari suatu bujursangkar masih ikut dihitung, sedang yang terletak pada garis kanan bawah tidak ikut dihitung. Jadi jumlah bujursangkar yang dihitung menjadi 5 x 16 = 80 bujursangkar dengan sisi masing-masing 1/20 mm.

Perhitungannya sebagai berikut :

∑ bujur sangkar yang di hitung: 16 x 5 = 80 bujur sangkar V masing-masing = 1/4000 mm3

Darah di encerkan = 100 x ∑ eritrosit terhitung = 9011200000

∑ eritrosit per mm3 = 9011200000 / 64 x 4000 x 100 = 352

Untuk menghitung sel darah baik leukosit maupun eritrosit dibantu dengan blood counter atau alat penghitung darah.

Dari hasil pengamatan dan perhitungan yang dilakukan di dapatkan hasil bahwa besarnya jumlah eritrosit pada mm3 darah adalah 352

(19)

B. HEMOGRAM

Hemogram mempunyai serangkaian perlakuan atau tes yang hasilnya dapat menunjukkan kesehatan seseorang atau kondisi seseorang. Beberapa hal yang menjadi indikator yang dapat diketahui dari serangkaian perlakuan hemogram adalah diantaranya jumlah eritrosit,jumlah leukosit,keping darah,kadar hemoglobin dan kadar hematosit.

Dalam percobaan ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis sel darah pada manusia dan mengetahui bagaimana bentuk-bentuk dari sel darah putih pada manusia dam nenghitung jumlah dari masing-masing jenis tersebut. Langkah awal yang dilakukan adalah dengan mengambil darah dari jari probandus dengan cara menusuk dengan menggunakan jarum frankle yang sebelumnya jari dari probandus diusap dengan alkohol 70%. Pemakaian jarum frankle berguna untuk menyobek kulit dan mengalirkan darah yang akan dijadikan preparat apusan.

Penggunaan alkohol 70 % adalah untuk sterilisasi kulit agar tidak mengkontaminasi preparat. Tetesan pertama dihapuskan terlebih dahulu dengan kertas penghisap dan tidak digunakan karena dikhawatirkan masih mengandung alkohol,sehingga tetesan darah yang digunakan untuk membuat apusan pada object glass adalah tetesan berikutnya yang sudah bersih dari alkohol. Kemudian object glass yang diletakkan pada sisi atau tepi ditetesi dengan darah tersebut kemudian diratakan dengan deg glass dengan meggores dengan kemiringan 45° sehingga apusan menjadi tipis. Hal ini bertujuan agar darah menjadi rata supaya tidak ada yang terlalu tebal ataupun yang terlalu tipis.

Pada tahap pengeringan preparat apusan,preparat dikeringkan di udara kemudian difiksasi dengan menggunakan metil alkohol selama 5 menit.Metil alkohol merupakan larutal filestatif yaitu bertujuan untuk mematikan sel tanpa merusak komponen-komponen darahnya.

Tahapan selanjutnya adalah tahap pemberian larutan pewarna gymsa,hingga diperkirakan semua sel darah telah menangkap larutan pewarna tesebut. Perlakuan ini bertujuan untuk memberikan image yang berbeda pada masing-masing jenis sel darah berdasarkan kemampuannya menangkap zat warna. Kemudian dibiarkan ± 30 menit agar warnanya dapat terserap dengan baik.

(20)

Setelah diberi warna kemudian dicuci dengan air mengalir untuk menghindari penumpukan akibat pemberian larutan pewarna yang dapat menghambat pada saat pengamatan.Setelah preparat kering maka dapat di lihat di bawah mikroskop.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan,diperoleh data antara lain adalah dapat terlihatnya sel darah merah dan sel darah putih. Bentuk leukosit tidak beraturan dengan granula nampak jelas di bagian tengah sel. Leukosit yang memiliki bentuk tersebut diidentifikasikan sebagai neutrofil. Leukosit adalah sel darah yang tidak bewarna,tidak memiliki inti dan tidak memiliki bentuk yang tetap.Pengamatan sel darah putih dengan menggunakan mikroskop akan terlihat seperti terdapat tetesan setengah cair yaitu yang disebut dengan granula spesifik. Granulosit-granulosit tersebut memiliki sitoplasma dan bentuk yang bervariasi.Presentase terbanyak dalam leukosit adalah neutrofil yaitu sebanyak 60-70% .Karakteristik neutrofil adalah bergaris tengah 12 nm,memiliki 1 inti dan 25 lobus.Neutrofil tidak mengandung RE kasar,sedikit mitokondria,golgi rudimeter dan sedikit granula glikogen. Sitoplasmanya banyak mengandung granula-granula spesifik. Neutrofil berperan dalam pertahanan seluler dan fagositosis terhadap partikel kecil yang aktif.

Selain leukosit yang berjenis neutrofil ditemukan pula jenis leukosit yang lain,yaitu basofil,eusinofil,limfosit dan monosit dengan jumlah pada setiap kolom pada 10 kolom percobaan berbeda-beda,yaitu:

N O JENIS LEUKOSIT KOLOM JUM LAH 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 Leukosit Basofil - 1 2 2 2 3 1 2 1 1 15 2 Leukosit Eusinofil 5 5 2 3 1 1 1 1 2 1 22 3 Leukosit Neutrofil (batang ) - - 3 1 1 1 1 2 1 2 12 4 Leukosit Neutrofil (segmen) - - 1 1 3 1 2 1 3 3 15 5 Limfosit 3 1 1 1 2 2 3 2 1 1 17 6 Monosit 2 3 1 2 1 2 2 2 2 2 19 jumlah 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

(21)

Eusinofil umlahnya diperkirakan antara 1 -4 %. Diameternya antara 10 – 15 µ. Biasanya lebih kecil daripada netrofil. Fungsinya ialah menghancurkan dan detoksifikasi dari toksin. Intinya mempunyai 2 lobus, menyerap zat warna yangsifatnya asam. Dengan eosin butir-butir pada sitoplasma kelihatan berwarna merah muda.

Basofil jumlahnya antara 0 – 1 % dari seluruh sel darah putih. Diameternya sekitar 12 µ. Intinya umumnya mempunyai bentuk seperti huruf S. diperkirakan basofil menghasilkan antioagulan (heparin). Butir-butir (granul) pada sitoplasma menyerap zat warna yang sifatnya basa dan berwarna biru.

Monosit jumlahnya kira-kira 4 – 8 % dari seluruh sel darah putih. Diameternya berkisar antara 15 – 20 µ. Inti bentuknya seperti tapal kuda atau bentuk ginjal. Monosit bersifat fagositosis yang kuat. Jumlah sitoplasmanya lebih besar dari intinya.

Limfosit jumlahnya kira-kira 20 – 30 % dari seluruh sel darah putih. Diameternya berkisar antara 8 – 16 µ. Intinya besar bundar atau seperti bentuk ginjal. Sitoplasmanya lebih kecil daripada intinya. Fungsinya ialah untuk menghasilkan antibody. Ada dua macam limfosit yaitu yang berukuran kecil dan yang berukuran besar.

(22)

C. SISTEM PEREDARAN DARAH PADA IKAN DAN KATAK

Pada percobaan ini dilakukan pengamatan peredaran darah pada sirip ekor ikan dan selaput renang katak. Hal ini dikarenakan bagian tersebut nampak transparan,kulitnya tipis sehingga mudah untuk kita amati langsung dengan menggunakan mikroskop. Peredaran darah yang terlihat adalah vena dan arteri sehingga kita lebih mudah mengamati dan mengidentifikasi serta membedakan peredaran darah antara keduanya.

a. Peredaran darah pada sirip ekor ikan

Peredaran darah pada ikan ada 2 yaitu peredaran darah arteri dan vena. Kedua aliran darah tersebut mempunyai perbedaan dalam hal arah ,warna darah dan kecepatan alirannya. Darah yang melewati arteri disebut dengan darah arterial sedangkan darah yang melewati vena disebut dengan darah venosus. Jantung ikan terdiri atas sebuah sinus venosus, sebuah atrium, sebuah ventrikel dan sebuah konus arteriosus yang tersusun dalam urutan linier. Semua darah yang masuk ke jantung melalui vena mempunyai kadar O2 rendah dan kadar CO2 yang tinggi (darah venosa).

Pada waktu darah mengalir melalui insang, CO2 dilepaskan dan O2 diambil. Hal ini

mengubah darah menjadi darah arteri. Aorta dorsal membagi darah arteri ini melalui cabang-cabangnya ke seluruh tubuh.

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan,diperoleh bahwa terdapat 2 peredaran darah yaitu:

1. Perdaran darah arteri

Peredaran darah arteri tampak warna darahnya merah segar, warna merah segar ini disebabkan karena darah banyak mengandung haemoglobin yang mampu mengikat O2 . Semakin banyak hemoglobin maka semakin banyak pula O2 yang

terikat ( darah bersih ). Aliran darah arteri menuju ke seluruh tubuh ikan. Jadi aliran darah arteri meninggalkan jantung dan menuju ke seluruh tubuh ikan ( dari anterior ke posterior ). Kecepatan aliran darah arteri berjalan sangat cepat. Hali ini dikarenakan dinding arteri mempunyai lapisan otot sehingga mampu mengecil dan membesar diameternya. Dengan memperkecil diameternya ( vasokonstriksi ) maka tekanan darahnya besar ( cepat ). Adanya aliran darah areteri yang cepat ini

(23)

sangat memperlancar transportasi O2 yang diedarkan darah ke bagian seluruh

tubuh ikan untuk proses metabolisme.

2. Peredaran darah vena

Peredaran darah vena alirannya menuju ke jantung, yaitu dari arah posterior ke anterior (dari seluruh tubuh menuju ke jantung). Kecepatan aliran darahnya lambat, hal ini karena tekanan darah padavena kecil. Semakin mendekati jantung tekanannya melewati 0 mmHg. Darah yang melewati vena (darah venosa) merupakan darah kotor yaitu darah yang mengandung banyak CO2 dan miskin O2 .

Warnanya merah tua sampai kebiruan. Darah ini berasal dari seluruh tubuh yang akan dibawa ke jantung dan selanjutnya di bawake paru-paru untuk membuang gas sisa metabolisme ( CO2 ).

Gambar:

b. Perdaran darah pada selaput renang katak.

Dari hasil pengamatan menunjukkan aliran darah dari arterior menuju ke posterior. Hal ini berarti baha aliran darah dari jantung menuju ke jaringan-jaringan tubuh. Di mana pembuluh darah ini disebut dengan pembuluh darah arteri yang ditunjukkan dengan warna merah. Arteri membawa darah bersih.O2 di sini diikat oleh

(24)

mengangkut sari-sari makanan yang diperlukan oleh jaringan-jaringan atau sel-sel tubuh. Aliran darahnya terlihat sangat cepat karena arah aliran darahnya adalah dari jantung ke seluruh tubuh sehingga daya pompa dari jantung cukup besar atau kuat yang mendorong cepatnya aliran darah.

Selain itu juga ditemukan aliran darah dari posterior ke anterior. Hal ini berarti bahwa adanya aliran darah dari jaringan-jaringan tubuh ke jantung,di mana pembuluh ini disebut dengan pembuluh darah vena yang ditunjukkan dengan warna biru. Aliran darah dalam pembuluh vena membawa darah yang kaya akan CO2 atau

dapat dikatakan membawa darah kotor. CO2 di sini merupakan sisa metabolisme yang

harus dikeluarkan . Aliran darah pembuluh vena lebih lambat dari pada aliran darah dari jaringan ke jantung sehingga terjadi penurunan tekanan darah yang kembali ke jantung.Hal ini disebabkan oleh daya serap atau daya isap jantung dan tidak adanya pompa jantung.

Peredaran darah pada katak adalah peredaran darah ganda yang terdiri atas: 1. Peredaran darah tubuh ( peredaran darah besar )

2. Peredaran darah paru-paru ( peredaran darah kecil )

Sehingga semakin berkembangnya peredaran darah,maka diperlukan kapiler-kapiler darah yang banyak untuk kelancaran aliran darah tersebut. Oleh karena itu kapiler-kapiler pembuluh darah pada katak bercabang-cabang.

(25)

VII. KESIMPULAN

1. Jumlah erytrosit pada setiap mm3 darah yang dihitung adalah sebesar 352

2. Jumlah leukosit pada setiap mm3 darah yang dihitung adalah sebesar 227

3. Hemogram merupakan salah satu cara untuk mengetahui jenis-jenis sel darah pada manusia dan mengetahui bentuk- bentuk sel darah pada manusia sehingga dapat dibedakan menjadi berbagai macam bentuk sel darah.

4. Hemogram dapat berfungsi untuk mengetahui kesehatan atau kondisi seseorang dengan melakukan serangkaian tes atau perlakuan.

5. Pada percobaan,hemogram sel darah yang teramati adalah: N O JENIS LEUKOSIT KOLOM JUM LAH 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 Leukosit Basofil - 1 2 2 2 3 1 2 1 1 15 2 Leukosit Eusinofil 5 5 2 3 1 1 1 1 2 1 22 3 Leukosit Neutrofil (batang ) - - 3 1 1 1 1 2 1 2 12 4 Leukosit Neutrofil (segmen) - - 1 1 3 1 2 1 3 3 15 5 Limfosit 3 1 1 1 2 2 3 2 1 1 17 6 Monosit 2 3 1 2 1 2 2 2 2 2 19 jumlah 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

6. Aliran darah pada pembuluh darah arteri ikan berwarna merah,karena kaya akan O2

( oksigen ) dan alirannya sangat cepat,sedangkan aliran darah pada pembuluh vena berwarna biru karena banyak mengandung CO2 atau karbondioksida sehingga darah kotr

dan aliran darahnya lebih lambat di bandingkan dengan peredaran darah pada pembuluh arteri.

7. Pada ikan dan katak terdapat 2 peredaran darah,yaitu: a. Peredaran darah arteri

(26)

 Membawa darah bersih  banyak mengandung Hb yang mampu mengikat O2.

 Warnanya merah  Alirannya cepat b. Peredaran darah vena

 Aliran darah dari posterior menuju ke anterior

 Membawa darah kotor  banyak mengandung CO2 dan sedikit O2

 Warnanya merah tua hingga kebiruan  Aliran darahnya lebih lambat

VIII. DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro.1994.Pengantar Fisiologi Hewan.Jakarta:Gramedia Kartolo S.1993. Prinsip-Prinsip Fisiologi Hewan.Jakarta: Depdikbud Oman,Karmana.1987.Biologi.Bandung:Ganesa Exact

Rosyidi,Alvi.1997.Anatomi dan Fisiologi Manusia.Surakarta :UNS Press

Santoso,Slamet.1995. Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan. Surakarta: UNS Press Soewolo.2000.Pengantar Fisiologi Hewan. Jakarta:DIKTI

Sumanto.2004.Fisiologi Hewan.Surakarta:UNS Press

http://www.biosbcc.net/doohan/sample/htm/Blood%20cells.htm

www.metiindrowati.staff.fkip.uns.ac.id. Diakses pukul 19.30. 14 Mei 2012.

IX. LAMPIRAN

Tiga lembar laporan sementara

Mengetahui, Surakarta, 26 Mei 2012

(27)

Referensi

Dokumen terkait

What is the correlation between high school students’ reading motivation dimensions (challenge in reading, curiosity in reading, reading enjoyment, social reasons for

Secara prospektif, untuk instrumen keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dan aset keuangan yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual,

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya motivasi belajar siswa saat pembelajaran akidah akhlak. Hal tersebut dapat dilihat dari gelaja: ada sebagian siswa ketika

Gateway digunakan untuk menghubungkan satu jaringan komputer dengan satu atau lebih jaringan komputer yang menggunakan protokol komunikasi yang berbeda sehingga

Lebih lanjut, Kitab Ihya’ Ulumuddin disusun ketika umat Islam teledor terhadap ilmu-ilmu Islam, yaitu setelah al-Ghazali kembali dari rasa keragu- raguan dengan tujuan utama

Menyimak 2 imak 2 ilust ilustrasi #enyebab kecelaka rasi #enyebab kecelakaan di an di atas sebenar atas sebenarnya $al nya $al terse tersebut da#at kita but da#at

variabel motivasi secara keseluruhan dengan angka korelasi yang dihasilkan adalah sebesar 0.708 untuk faktor stres internal kantor dan 0.485 untuk faktor stres eksternal

Respon masyarakat.. Hasil pengamatan yaitu 1) keadaan kandang lembab dan becek, 2) kondisi ayam banyak ayam yang sudah selayaknya diafkir (tua) dan ayam yang masih dara yang masih