• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbedaan Persepsi Mahasiswa Program Studi D3 Akuntansi dengan S1 Akuntansi Mengenai Profesi Akuntan (Studi Empiris pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbedaan Persepsi Mahasiswa Program Studi D3 Akuntansi dengan S1 Akuntansi Mengenai Profesi Akuntan (Studi Empiris pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara)"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJUAN PUSTAKA

2.1 Persepsi

Para ahli banyak mengungkapkan pendapat mengenai persepsi secara definitif yang berbeda satu sama lain. Seperti yang diungkapkan oleh (Robbins, 2003:88) mendeskripsikan persepsi dalam kaitannya dengan lingkungan, yaitu sebagai proses di mana individu-individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna pada lingkungan mereka.

Menurut Triato dan Titik Triwulan, T. (2006:53) Persepsi adalah suatu proses pengenalan atau identifikasi sesuatu dengan menggunakan panca indera. Kesan yang diterima individu sangat tergantung pada seluruh pengalaman yang telah diperoleh melalui proses berpikir dan belajar, serta dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari dalam diri individu.

(2)

pengalaman tentang peristiwa yang diperoleh melalui panca inderanya untuk menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.

Persepsi adalah inti komunikasi, karena jika persepsi kita tidak akurat, tidak mungkin kita berkomunikasi dengan efektif(Setyawardani, 2006). Persepsi yang menentukan kita memilih pesan dan mengabaikan pesan yang lain. Semakin tinggi derajat kesamaan persepsi individu, semakin mudah dan semakin sering mereka berkomunikasi, dan sebagai konsekuensinya semakin cenderung membentuk kelompok budaya atau kelompok identitas.

Persepsi merupakan suatu tanggapan atau pendapat seseorang atau kelompok atas suatu masalah yang diajukan dan diharapkan dapat memberikan pemecahan masalah tersebut. Menurut Kreitner dan Kinicki (2005 : 208), persepsi adalah proses kognitif yang memungkinkan kita dapat menafsirkan dan memahami lingkungan sekitar kita.

Menurut Manahan (2008:63-64) persepsi sebagai gambaran seseorang tentang sesuatu objek yang menjadi fokus permasalahan yang sedang terjadi. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi adalah sebagai berikut :

1. Faktor Individu.

(3)

pengalaman individu dalam menyusun persepsi, serta harapan individu dalam menentukan persepsi tersebut.

2. Faktor Situasi.

Situasi dalam menyusun suatu persepsi ditentukan momen yang tepat, bangunan atau struktur dari objek yang dipersepsikan, serta kebiasaan yang berlaku dalam sosial masyarakat dalam merumuskan persepsi.

3. Faktor Target.

Gangguan yang ada dalam menyusun persepsi sebagai gangguan dalam menentukan target atau persepsi, biasanya adalah objek yang akan dipersepsikan merupakan perihal yang benar - benar baru (novelty), adanya gambaran hidup yang mempengaruhi dalam membentuk persepsi (motion), suara - suara yang timbul pada saat membentuk persepsi (sounds), ukuran dari bentuk persepsi (size), yang melatarbelakangi pembentuk persepsi tersebut (background), dan kedekatan persepsi dengan objek lain yang dapat membentuk persepsi yang hampir sama (proximity), serta kesamaan (similarity) dari persepsi yang akan dibangun dengan persepsi lain.

Menurut Robbins,S.P. (2003:89) proses pembentukan persepsi dipengaruhi oleh :

(4)

Untuk persepsi mahasiswa akuntansi pada penelitian ini, penulis melihatnya dari persepsi yang berkaitan dengan profesi akuntan dengan menggunakan Accountant Attitude Scale (AAS) yang dikembangkan oleh Nelson dari aspek/dimensi:

A. Akuntan Sebagai Profesi.

Bidang akuntansi melahirkan profesi akuntan profesional. Profesi ini lahir karena anggapan bahwa penyaji laporan keuangan yang menjamin tidak akan dapat berlaku adil dan objektif dalam melaporkan hasil prestasinya. Oleh karenanya diperlukan pihak saksi independen yang menilai seberapa jauh laporan yang disusun manajemen sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang ada. B. Akuntansi Sebagai Bidang Ilmu.

Disiplin ilmu sebagai suatu cabang ilmu, akuntansi mempelajari proses penyusunan dan pelaporan informasi akuntansi yang ditujukan bagi pihak-pihak yang membutuhkan sebagai dasar pengambilan keputusan.

C. Akuntan Sebagai Karir.

Dalam berkarier menjadi akuntan publik, mahasiswa jurusan akuntansi akan berpikir tentang keuntungan dan kerugian memilih karier tersebut, sehingga ratio keuntungan dan kerugian menjadi akuntan publik mempengaruhi keputusan mahasiswa untuk memilih karier sebagai akuntan.

(5)

Mahasiswa akuntansi menganggap pekerjaan sebagai akuntan publik lebih memberi kesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain, lebih memberikan kesempatan untuk menyediakan jasa sosial dan akhirnya lebih prestisius dibandingkan pekerjaan sebagai akuntan perusahaan.

2.2 Mahasiswa Akuntansi

Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:536) Mahasiswa didefinisikan sebagai orang yang belajar di Perguruan Tinggi. Sedangkan akuntansi adalah seni pencatatan dan pengikhtisaran transaksi keuangan dan penafsiran akibat suatu transaksi terhadap suatu kesatuan ekonomi. Jadi yang dimaksud mahasiswa akuntansi dalam penelitian ini adalah mahasiswa jurusan akuntansi yang sedang/telah menempuh mata kuliah akuntansi. Persyaratan ini didasarkan pada asumsi bahwa para mahasiswa akuntansi telah mempunyai pemahaman tentang prinsip - prinsip etika dalam Kode Etik IAI.

2.3 Profesi

2.3.1 Pengertian Profesi

(6)

kemudian secara langsung dapat diabadikan bagi kemaslahatan orang banyak.

Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan suatu keahlian.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:897) Profesional adalah orang yang mempunyai profesi atau pekerjaan purna waktu dan hidup dari pekerjaan itu dengan mengandalkan suatu keahlian yang tinggi. Seorang profesional adalah seseorang yang hidup dengan mempraktekkan suatu keahlian tertentu atau dengan terlibat dalam suatu kegiatan tertentu yang menurut keahlian, sementara orang lain melakukan hal yang sama sebagai sekedar hobi, untuk senang - senang, atau untuk mengisi waktu luang.

Menurut Trianto dan Triwulan, T. (2006:13), menyebutkan bahwa ada 10 kriteria suatu jabatan dikatakan sebagai profesi, yaitu:

“(a) memiliki fungsi dan signifikansi sosial, (b) memiliki keahlian atau keterampilan tertentu, (c) keahlian diperoleh dengan teori dan metode ilmiah, (d) berdasarkan disiplin ilmu yang jelas, (e) diperoleh melalui pendidikan tertentu, (f) aplikasi dan sosialisme nilai - nilai profesional, (g) Memiliki kode etik, (h) kebebasan memberi judgement dalam memecahkan masalah dalam kerja, (i) memiliki tanggung jawab profesional dan anatomi, (j) ada pengakuan dari masyarakat dan imbalan atas layanan profesi.”

2.3.2 Ciri-ciri Profesi

(7)

a. Memiliki keahlian dan keterampilan khusus yang diperoleh melalui jalur pendidikan ataupun pelatihan.

b. Mamiliki kaidah - kaidah serta standar moral yang sangat tinggi dalam menjalankan profesinya.

c. Patuh terhadap kode etik dan standar keahliaan.

d. Bekerja bukan saja dengan motif komersial, tetapi didasarkan kepada fungsinya sebagai kepercayaan masyarakat.

2.3.3 Pelaksanaan Etika Profesi Akuntan

Menurut Agoes (2006:31), seorang profesional dituntut untuk selalu memelihara berbagai hal sebagai berikut :

a. Kompetensi atas keahlian yang dimiliki. b. Objektivitas dalam menawarkan jasa. c. Integritas dalam berurusan dengan klien. d. Kerahasiaan informasi klien.

e. Kedisiplinan terhadap anggota yang tidak menjalankan kewajiban sesuai dengan standar yang diharapkan.

2.4 Akuntan

2.4.1 Pengertian Akuntan

(8)

untuk melaksanakan fungsi sebagai penyedia informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan perusahaan (Mulyadi, 2002)

Akuntan adalah orang yang menjalankan pekerjaan akuntansi sesuai dengan undang - undang No.34 tahun 1954 tentang jabatan akuntan. Menurut undang - undang tersebut gelar akuntan hanya diberikan kepada:

a. Mereka yang dinyatakan lulus dari Universitas Negeri jurusan akuntansi atau badan Perguruan Tinggi lainnya yang dibentuk menurut undang - undang atau diakui oleh pemerintah.

b. Mereka dinyatakan lulus dalam suatu ujian lain yang menurut pendapat ahli yang dapat menjalankan pekerjaan akuntan dan ijasahnya dapat disamakan dengan ijasah tersebut diatas.

Saat ini untuk mendapat gelar akuntan, seorang lulusan fakultas ekonomi jurusan akuntansi baik negeri maupun swasta harus mengikuti Pendidikan Profesi Akuntan di Perguruan Tinggi tertentu dan mengambil antara 20 – 30 SKS, namun pelaksanaannya baru dimulai awal tahun 2003. Mereka yang berhak memakai gelar akuntan harus mendaftar ke Departemen Keuangan untuk mendapatkan nomor register dimulai dengan A dan D.

(9)

A. Profesi Akuntan Publik.

Akuntan publik adalah akuntan profesional yang menjual jasanya kepada masyarakat umum, terutama dalam bidang pemeriksaan terhadap laporan keuangan yang dibuat oleh kliennya. Pemeriksaan tersebut terutama ditujukan untuk memenuhi kebutuhan para kreditur, inverstor, calon kreditur, calon investor, dan instansi pemerintah (terutama instansi pajak). Di samping itu akuntan publik juga menjual jasa lain kepada masyarakat seperti konsultan pajak, konsultasi bidang menejemen, penyusunan sistem akuntansi dan penyusunan laporan keuangan. (Mulyadi, 2002:4).

Untuk praktik sebagai akuntan publik, seseorang harus memenuhi persyaratan pendidikan dan pengalaman kerja tertentu (Mulyadi:2002). Akuntan publik harus telah lulus dari jurusan akuntansi fakultas ekonomi atau mempunyai ijazah disamakan, telah mendapat gelar akuntan dari Panitia Ahli Pertimbangan Ijazah Akuntan, dan mendapat ijin praktik dari Menteri Keuangan.

(10)

dari kliennya dalam menjalankan keahliannya, namun demikian akuntan publik harus independen, tidak memihak pada kliennya, karena yang memanfaatkan jasa akuntan publik terutama adalah pihak selain kliennya. Oleh karena itu, independensi akuntan dalam melaksanakan keahliannya merupakan hal yang pokok, meskipun akuntan tersebut dibayar oleh kliennya karena jasa yang diberikannya tersebut.

1) Timbul dan berkembanganya profesi akuntan publik.

Profesi akuntan publik dikenal oleh masyarakat dari jasa audit yang disediakan bagi pemakai informasi keuangan. Timbul dan berkembangnya profesi akuntan publik di suatu negara adalah sejalan dengan berkembangnya perusahaan dan berbagai bentuk badan hukum perusahaan di negara tersebut. Jika perusahaan - perusahaan yang berkembang dalam suatu negara masih berskala kecil dan masih menggunakan modal pemiliknya sendiri untuk membelanjai usahanya, jasa audit yang dihasilkan oleh profesi akuntan publik belum diperlukan oleh perusahaan-perusahaan tersebut. Begitu juga jika sebagian besar perusahaan berbadan hukum selain Perseroan Terbatas (PT) yang bersifat terbuka, di negara tersebut jasa audit profesi akuntan publik belum diperlukan oleh masyarakat usaha.

(11)

hukum yang lain tidak dapat menghindarkan diri dari penarikan dana dari pihak luar, yang tidak selalu dalam bentuk penyertaan modal dari investor, tetapi berupa penarikan pinjaman dari kreditur. Dengan demikian, pihak - pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaan tidak lagi hanya terbatas pada para pemimpin perusahaan, tetapi meluas kepada para investor dan kreditur serta calon investor dan calon kreditur.

Pihak - pihak di luar perusahaan memerlukan informasi mengenai perusahaan untuk pengambilan keputusan tentang hubungan mereka dengan perusahaan. umumnya mereka mendasarkan keputusan mereka berdasarkan informasi yang disajikan oleh manejemen dalam laporan keuangan perusahaan. Dengan demikian, terdapat dua kepentingan yang berlawanan dalam situasi seperti yang diuraikan diatas. Di satu pihak, manajemen perusahaan ingin menyampaikan informasi tentang pertanggungjawaban pengelolaaan dana yang berasal dari pihak luar, namun di pihak lain pihak luar perusahaan ingin memperoleh informasi yang andal dari manajemen perusahaan mengenai pertanggungjawaban dana yang mereka investasikan. Ada dua kepentingan yang berlawanan inilah yang menyebabkan timbul dan berkembangnya profesi akuntan publik.

(12)

dapat dipercaya, sedangkan pihak luar perusahaan memerluakan jasa pihak ketiga untuk memperoleh keyakinan bahwa laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen perusahaan dapat dipercaya sebagai dasar keputusan - keputusan yang diambil oleh mereka. Baik manajemen perusahaan maupun pihak luar perusahaan yang berkepentingan terhadap perusahaan memerlukan jasa pihak ketiga yang dapat dipercaya. Tanpa menggunakan jasa auditor independen, manajemen perusahaan tidak dapat meyakinkan pihak luar perusahaan bahwa laporan keuangan yang disajikan berisi informasi yang dapat dipercaya, karena dari sudut pandang pihak luar, manajemen perusahaan mempunyai kepentingan, baik kepentingan keuangan maupun kepentingan lain. Keadaan ini memicu timbulnya kebutuhan jasa profesi akuntan publik. Profesi ini merupakan profesi kepercayaan masyarakat, dari profesi akuntan publik inilah masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan.

(13)

atau kalangan terbatas saja. Profesi akuntan publik di Indonesia mengalami perkembangan yang signifikan sejak awal tahun tujuh puluhan, dengan adanya perluasan kredit - kredit perbankan kepada perusahaan. Bank - bank ini mewajibkan nasabah yang menerima kredit dalam jumlah tertentu menyerahkan secara periodik laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik. Umumnya perusahaan - perusahaan swasta di Indonesia baru memerlukan jasa audit profesi akuntan publik jika kreditur mewajibkan mereka menyerahkan laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik.

Perkembangan pasar modal indonesia diwarnai dengan meningkatnya jumlah perusahaan yang menjual sahamnya di pasar modal. Perkembangan pasar modal Indonesia merupakan pendorong berkembangnya profesi akuntan publik di Indonesia. 2) Jasa yang dihasilkan oleh akuntan publik

Menurut Mulyadi (2002:4) profesi akuntan publik menghasilkan berbagai macam jasa bagi masyarakat, yaitu:

(14)

informasi yang akan dijadikan sebagai basis keputusan yang akan mereka lakukan.

Jasa assurance dapat disediakan oleh profesi akuntan publik atau berbagai profesi lain. Contoh jasa assurance yang disediakan oleh profesi lain adalah jasa pengujian berbagai produk oleh organisasi konsumen, jasa pemeringkatan televisi (television rating) dan jasa pemeringkatan radio (radio rating).

b) Jasa Atestasi (attestation) adalah suatu pernyataan pendapat atau pertimbangan orang yang independen dan kompeten tentang apakah asersi suatu entitas sesuai, dalam semua hal yang materia, dengan kriteria yang ditetapkan. Asersi adalah pernyataan yang dibuat oleh satu pihak yang secara implisit dimaksudkan untuk digunakan oleh pihak lain (pihak ketiga). Untuk laporan keuangan historis, asersi merupakan pernyataan manajemen bahwa laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi diterima umum (generally accepted accounting principles). Jasa atestasi profesi akuntan publik dapat dibagi lebih lanjut menjadi 4 jenis:

1. Audit, Jasa audit mencakup memperoleh penilaian bukti yang mendasari laporan keuangan historis suatu entitas yang berisi asersi yang dibuat oleh manajemen entitas tersebut. Akuntan publik yang memberikan jasa audit disebut dengan istilah auditor.

(15)

berupa pernyataan suatu pendapat atas kesesuaian asersi yang dibuat oleh pihak lain dengan kriteria yang ditetapkan.

3. Review, jasa review terutama berupa permintaan keterangan dan prosedur analitik terhadap informasi keuangan suatu entitas dengan tujuan untuk memberikan keyakinan negatif atas asersi yang terkandung dalam informasi keuangan tersebut.

4. Prosedur yang disepakati (agreed-upon procedures), jasa atestasi atas asersi manajemen dapat dilaksanakan oleh akuntan publik berdasarkan prosedur yang disepakati antara klien dengan akuntan publik. Sebagai contoh, klien dan akuntan publik dapat bersepakat bahwa prosedur tertentu akan ditetapkan terhadap unsur atau akun tertentu dalam suatu laporan keuangan, bukan terhadap semua unsur laporan keuangan. Untuk tipe jasa ini, akuntan publik dapat menerbitkan suatu “ringkasan temuan” atau suatu keyakinan negatif seperti yang dihasilkan dalam jasa review.

c) Jasa Non Atestasi adalah jasa yang dihasilkan oleh akuntan publik yang didalamnya ia tidak memberikan suatu pendapat, keyakinan negatif, ringkasan temuan, atau bentuk lain keyakinan. Jasa non atestasi yang dihasilkan oleh akuntan publik adalah jasa kompilasi, jasa perpajakan, jasa konsultasi.

(16)

Akuntan pemerintah adalah profesional yang bekerja di instansi pemerintah yang tugas pokoknya melakukan pemeriksaaan terhadap pertanggungjawaban keuangan yang disajikan oleh unit-unit organisasi dalam pemerintah atau pertanggungjawaban keuangan yang ditujukan kepada pemerintah. Meskipun terdapat banyak akuntan yang bekerja di instansi pemerintah, namun umumnya yang disebut akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja di Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), dan instansi pajak.

BPKP adalah instansi pemerintah yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia dalam bidang pengawasan keuangan dan pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah. Akuntan yang bekerja di BPKP mempunyai tugas pokok melaksanakan pemeriksaan terhadap laporan keuangan instansi pemerintah, proyek - proyek pemerintah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan perusahaan - perusahaan swasta yang pemerintah mempunyai penyertaan modal yang besar di dalamnya.

(17)

C. Profesi Akuntan Pendidik

Akuntan pendidik adalah profesi akuntan yang memberikan jasa berupa pelayanan pendidikan akuntansi kepada masyarakat melalui lembaga - lembaga pendidik yang ada, guna melainkan akuntan-akuntan yang terampil dan profesional. Profesi akuntan pendidik sangat dibutuhkan bagi kemajuan profesi akuntans itu sendiri karena ditangan merekalah para calon - calon akuntan pendidik.

Akuntan pendidik harus dapat melakukan transfer of knowledge kepada mahasiswanya, memiliki tingkat pendidikan

yang tinggi dan menguasai pengetahuan bisnis dan akuntansi, teknologi informasi dan mampu mengembangkan pengetahuannya melalui penelitian, Sehingga dapat disimpulkan bahwa akuntan pendidik melaksanakan proses penciptaan profesional baik profesi akuntan publik (private accounting, not for profit accounting), maupun akuntan pendidik sendiri.

D. Profesi Akuntan Perusahaan

(18)

tujuan utama perusahaan mempekerjakan akuntan adalah untuk mendapatkan informasi keuangan dalam perusahaannya. Sehingga akuntan yang bekerja di perusahaan, tugas utamanya adalah menyediakan informasi keuangan. Jenjang karir yang umumnya ditempuh pada profesi akuntan perusahaan, meliputi: 1) Junior Accountant, merupakan jenjang karir pertama pada profesi akuntan perusahaan.

2) Senior Accountant, merupakan jenjang karir akuntan pada perusahaan setelah dua sampai empat tahun pengalaman kerja sebagai junior accountant.

3) Corporate Controller, jenjang karir akuntan pada perusahaan setelah melaksanakan fungsi sebagai senior accountant yang biasanya dicapai setelah enam sampai delapan tahun masa kerja.

4) VP Finance dan CFO, merupakan puncak karir akuntan perusahaan yang pada umumnya dapat diraih setelah sepuluh tahun masa kerja.

(19)

1) Akuntan Publik (External Auditor) : dengan memiliki KAP atau bekerja di KAP

2) Non Akuntan Publik:

a. Pemeriksa Intern (Internal Auditor) : dengan bekerja di Bagian Pemeriksaan Intern (Internal Audit Departemen) suatu perusahaan swasta atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN), di BUMN biasanya disebut Satuan Pengawas Intern (SPI).

b. Financial Accountant : dengan bekerja dibagian akuntansi keuangan suatu perusahaan.

c. Cost Accountant : dengan bekerja dibagian akuntansi biaya suatu perusahaan.

d. Management Accountant : dengan bekerja dibagian akuntansi manajemen suatu perusahaan.

e. Tax Accountant : dengan bekerja dibagian perpajakan suatu perusahaan atau Direktorat Jendral Pajak.

(20)

accountant (akuntan pemerintah) yang bekerja pada instansi

pemerintah.

2.4.2 Peran Profesi Akuntan

Sangatlah penting bagi seorang akuntan yang profesional untuk memahami dengan benar peran profesi yang dijalaninya, sehingga mereka dapat merespon terhadap permasalahan etis yang terjadi. Sebagai contoh, pemahaman terhadap yang dijalankan akuntan adalah perlu untuk merespon pertanyan sebagai berikut : (a) Siapakah klien yang dilayani sesungguhnya, apakah perusahaan, manajemen, pemegang saham, atau masyarakat?, (b) Apakah profesi akuntan hanya sebuah profesi atau sebuah bisnis, atau kedua-duanya?, (c) Kapankah seorang akuntan menolak memberikan jasanya?, (d) Dapatkah seorang akuntan memberikan jasanya pada dua klien dengan kepentingan yang bersaing pada saat bersamaan?

2.4.3 Tujuan Profesi Akuntan

Tujuan profesi akuntan adalah memenuhi tanggung jawabnya dengan standar profesionalisme tertinggi, mencapai tingkat kinerja tertinggi, dengan orientasi kepada kepentingan publik. Untuk mencapai kebutuhan tersebut terdapat tiga kebutuhan dasar yang harus dipenuhi (Suhardjanto,1995) :

(21)

b. Kualitas Jasa: Terdapat keyakinan bahwa semua jasa yang diperoleh dari akuntan diberikan dengan standar kinerja tertinggi.

c. Kepercayaan: Pemakai jasa akuntan harus dapat merasa yakin bahwa terdapat kerangka etika profesional yang melandasi pemberian jasa oleh akuntan.

2.4.4 Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia ( IAI )

Kode Etik Akuntan Indonesia sebagaimana ditetapkan dalam kongres X Ikatan Akuntan Indonesia tahun 2006 terdiri dari:

A. Prinsip - prinsip Etika

Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia memuat delapan prinsip etika sebagai berikut:

1) Tanggungjawab Profesi

Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota senangtiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya.

2) Kepentingan Publik

Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukan komitmen atas profesionalisme.

(22)

Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus memenuhi tanggungjawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin.

4) Obyektivitas

Setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.

5) Kompetensi dan Kehati - Hatian Profesional

Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan kehati-hatian, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan keterampilan profesional pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa profesionalnya yang kompeten berdasarkan perkembangan praktik, legislasi dan teknik yang mutakhir. 6) Kerahasiaan

Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukun untuk mengungkapkan.

(23)

Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.

8) Standar Teknis

Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati, anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektivitas.

B. Aturan etika

Disahkan oleh rapat anggota himpunan dan hanya mengikat anggota himpunan yang bersangkutan.

C. Interprestasi aturan etika

Interprestasi aturan etika merupakan interprestasi yang dikeluarkan oleh badan yang dibentuk oleh himpunan setelah memperhatikan tanggapan dari anggota, dan pihak – pihak berkepentingan lainya, sebagai panduan dalam penerapan aturan etika, tanpa dimaksudkan untuk membatasi lingkup dan penerapannya.

(24)

Sebaliknya, aturan etika merupakan standar minimum yang telah diterima dan bisa dipaksakan pelaksanaanya.

2.5 Penelitian Terdahulu

Sebagai acuan dari penelitian ini dapat disebutkan beberapa hasil penelitian yang telah dilaksanakan sebelumnya.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

NAMA

(25)

Marriott

Universitas Inggris.

-Persepsi Attitude Scale (AAS),

ditemukan bahwa terjadinya perubahan persepsi mahasiswa akuntansi sejak awal masa kuliah sampai ke senior. Pendidikan profesi akuntan.

Abdullah akuntansi yang telah mengambil

(26)

antara mahasiswa yang belum dan sudah mengambil mata kuliah auditing.

profesi akuntan publik dibandingkan dengan mahasiswa yang belum mengambil

pengauditan.

Dalam penelitian terdahulu dapat dilihat perbedaan hasil yang diperoleh oleh Marriot dan Marriot(2003) dengan Sofya,Mulyani,dan Fitrijanti(2009). Hasil penelitian dari Marriot dan Marriot(2003) menunjukkan ditemukan terjadinya perubahan persepsi mahasiswa akuntansi sejak awal masa kuliah sampai ke senior, Pendidikan akuntansi justru menyebabkan menurunnya persepsi positif mahasiswa akuntansi terhadap profesi akuntan. Sedangkan Menurut

(27)

2.6 Kerangka Konseptual

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Penelitian ini menguji persepsi mahasiswa D3 Akuntansi dan S1 Ekstensi Akuntansi di Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara mengenai profesi akuntan. Variabel dalam penelitian ini yaitupersepsi antara masingmasingkelompok responden (mahasiswa D3 Akuntansi dan S1 Ekstensi Akuntansi) terhadap profesi akuntan dengan mengunakan Accountant Attitude Scale (AAS) yang dikembangkan oleh Nelson(1991)

sebagaimana digunakan oleh Marriott dan Marriott (2003) serta Sofya,Mulyani,dan Fitrijanti(2009) yaitu : (1) akuntan sebagai profesi, (2),akuntansi sebagai bidang ilmu (3) akuntan sebagai karir, dan (4) akuntansi sebagai aktifitas kelompok.

Persepsi Mahasiswa D3

Akuntansi

Persepsi Mahasiswa S1

Akuntansi

(28)

A. Akuntan Sebagai Profesi.

Bidang akuntansi melahirkan profesi akuntan profesional. Profesi ini lahir karena anggapan bahwa penyaji laporan keuangan yang menjamin tidak akan dapat berlaku adil dan objektif dalam melaporkan hasil prestasinya. Oleh karenanya diperlukan pihak saksi independen yang menilai seberapa jauh laporan yang disusun manajemen sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang ada.

B. Akuntansi Sebagai Bidang Ilmu.

Disiplin ilmu sebagai suatu cabang ilmu, akuntansi mempelajari proses penyusunan dan pelaporan informasi akuntansi yang ditujukan bagi pihak-pihak yang membutuhkan sebagai dasar pengambilan keputusan. C. Akuntan Sebagai Karir.

Dalam berkarier menjadi akuntan publik, mahasiswa jurusan akuntansi akan berpikir tentang keuntungan dan kerugian memilih karier tersebut, sehingga ratio keuntungan dan kerugian menjadi akuntan publik mempengaruhi keputusan mahasiswa untuk memilih karier sebagai akuntan.

D. Akuntansi Sebagai Aktifitas Kelompok.

(29)

2.7 Hipotesis

Menurut Sugiyono (2008:68) menyatakan bahwa hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Kebenaran dari hipotesis itu harus dibuktikan melalui data yang terkumpul. Secara statistik hipotesis diartikan sebagai pernyataan mengenai keadaan populasi yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian. Berdasarkan data - data diatas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah : H1 : Tidak terdapat perbedaan persepsi mahasiswa program studi D3 akuntansi

dan S1 akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara mengenai akuntan sebagai profesi

H2 : Tidak terdapat perbedaan persepsi mahasiswa program studi D3 akuntansi

dan S1 akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara mengenai akuntan sebagai bidang ilmu

H3 : Tidak terdapat perbedaan persepsi mahasiswa program studi D3 akuntansi

dan S1 akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara mengenai akuntan sebagai karir

H4 : Tidak terdapat perbedaan persepsi mahasiswa program studi D3 akuntansi

Gambar

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Referensi

Dokumen terkait

Model ini mampu menyediakan kemapuan telepon seperti teletext, videotext dan faksimili, dengan media transmisinya menggunakan fiber optik atau serat optik sebagai penghantar

[r]

Dalam dunia elektronika saklar adalah perangkat yang tidak asing bagi kita, yang fungsinya untuk menghubungkan atau memutuskan arus listrik. Menurut jenis dan fungsinya saklar

Pada dasarnya akuntansi penjualan dengan system konsinyasi dapat dibedakan menjadi dua metode pencatatan yaitu, transaksi penjualan konsinyasi dan laba-rugi atas penjualan

[r]

“Faktor -Faktor yang Berhubungan dengan Kesembuhan Penderita TB Paru (Studi Kasus di Puskesmas Purwodadai I Kabupaten Grobongan)”.. Jurnal

Berdasarkan Tabel 3 terlihat bahwa mayoritas responden menilai Sangat Setuju (SS) pada pernyataan kualitas layanan universitas sebagai berikut: Ruang kuliah nyaman dan tenang

Selama lomba peserta tidak boleh keluar masuk ruangan, kecuali untuk keperluan emergency.. Penilaian dilakukan berdasarkan kesesuaian diagram alur, 2 angka untuk setiap kotak yang