• Tidak ada hasil yang ditemukan

ISOLASI, IDENTIFIKASI DAN UJI SITOTOKSIK SENYAWA ALKALOID DARI DAUN JOHAR (Senna siamea) | Anggia | Jurnal Kimia dan Pendidikan Kimia 9365 21130 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ISOLASI, IDENTIFIKASI DAN UJI SITOTOKSIK SENYAWA ALKALOID DARI DAUN JOHAR (Senna siamea) | Anggia | Jurnal Kimia dan Pendidikan Kimia 9365 21130 1 PB"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/jkpk

ISSN 2503-4146 ISSN 2503-4154 (online)

157

ISOLASI, IDENTIFIKASI DAN UJI SITOTOKSIK SENYAWA

ALKALOID DARI DAUN JOHAR (Senna siamea)

Ismi Simpang Anggia 1,* ,Dewi Kusrini 1, Enny Fachriyah 1

1,2Jurusan Kimia, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

*

*Keperluan korespondensi, telp: 089651957539, email:

ismisimpanganggia@gmail.com

Received: 28 June 2016 Accepted: December 1, 2016 Online Published: December 30, 2016

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian tentang isolasi alkaloid dari daun Johar (Senna siamea) menggunakan metode ekstraksi dengan pelarut etanol 96%. Ekstrak etanol dan serbuk daun Johar diuji penapisan fitokimia. Ekstrak alkaloid dihasilkan dengan cara penggaraman melalui penambahan HCl 2M sampai pH 3 dan diekstraksi dengan etil asetat, lapisan asam yang didapatkan ditambah NH4OH hingga pH 9-10 dan diekstraksi dengan etil asetat. Pemisahan

alkaloid dengan metode kromatografi lapis tipis preparatif menggunakan fasa diam silika gel GF254 dan fasa gerak etil asetat:kloroform (8:2) dan uji kemurniannya menggunakan metode

KLT dengan berbagai eluen dan KLT dua dimensi. Isolat alkaloid diuji aktivitas sitotoksisitas dengan metode BSLT (Brine Shrimp Lethality Test), penentuan struktur molekul isolat alkaloid dengan metode spektrometri UV-Vis, FT-IR dan LC-MS. Hasil penapisan fitokimia sampel mengandung senyawa flavonoid, tanin, kuinon, saponin, dan alkaloid. Ekstrak alkaloid diperoleh seberat 1,06 gram (0,645%). Identifikasi isolat alkaloid menggunakan spektrometri UV-Vis menunjukan alkaloid termasuk golongan isokuinolin dengan panjang gelombang 230 nm, 255 nm, dan 335 nm, analisis menggunakan spektrometri FTIR menunjukan isolat alkaloid memiliki gugus fungsi OH, CH3, C=C, C-N, C=O, C-O eter. Hasil LC-MS diperoleh berat molekul sampel

sebesar 214,25 g/mol. Berdasarkan hasil analisis diduga senyawa yang didapatkan adalah senyawa cassiarin A. Hasil uji sitotoksisitas ekstrak alkaloid menunjukkan LC50 sebesar 18,383

ppm dapat disimpulkan ekstrak alkaloid bersifat sangat sitotoksik.

Kata Kunci: Senna siamea, Alkaloid, Brine Shrimp Lethality Test

ABSTRACT

(2)

of 214.25 g / mol. Based on the results analysis described above, it reveals that the compound obtained is cassiarin A. Cytotoxicity assay results of alcaloid extract showed LC50 of 18.383

ppm, it can be concluded that the alcaloid extract has highly cytotoxic.

Key word: Senna siamea, Alcaloid, Brine Shrimp Lethality Test

PENDAHULUAN

Tanaman Johar (Senna siamea)

telah digunakan secara tradisional sebagai

obat penyakit demam, penyakit kuning,

sakit perut, nyeri haid, dan juga digunakan

untuk mengurangi tingkat gula dalam

darah [1]. Ekstrak daun Joharmemiliki sifat

sebagai antimalaria, antioksidan [2],

anti-bakterial [3] antidiabetes [4]. Salah satu

penelitian melaporkan dalam ekstrak

meta-nol, etameta-nol, dan etil asetat dari daun Johar

terkandung senyawa metabolit sekunder

alkaloid, flavonoid, saponin, tannin dan

fenol, antrakuinon, antosianin, dan

gliko-sida jantung [5].

Penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh [2] telah menguji aktivitas

antikanker dari daun Johar. Daun Johar

pada penelitian tersebut diekstrak dengan

mengunakan berbagai pelarut dan berhasil

mengidentifikasi aktivitas antikanker dan

senyawa yang berperan adalah

antra-kuinon dan biantraantra-kuinon. Alkaloid berhasil

diidentifikasi pada daun Johar yang diambil

dari Taman Botani Purwodadi, Indonesia

[6].Daun Johar pada penelitian tersebut

diekstrak dengan metanol dan dan

di-garamkan sehingga diperoleh alkaloid

hasil analisis adalah cassiarin A dan

cassiarin B.

Berdasarkan informasi di atas,

penelitian mengenai penentuan alkaloid

pada daun Johar dengan penapisan

fito-kimia dan uji aktivitasnya telah banyak

dilakukan, namun penelitian untuk

meng-identifikasi struktur alkaloid pada daun

Johar masih jarang dilakukan. Penelitian

ini akan dilakukan isolasi dan identifikasi

senyawa golongan alkaloid pada daun

Johar. Hasil penelitian ini nantinya

diha-rapkan dapat memberikan informasi

me-ngenai jenis senyawa alkaloid yang

terkan-dung dalam daun Johar (Senna siamea)

dan uji sitotoksiknya.

METODE PENELITIAN

Alat dan bahan: Alat yang

digunakan dalam penelitian ini terdiri dari

rotary evaporator, blender, neraca analitik,

kertas saring, aluminium foil, erlenmeyer,

pipet tetes, gelas beker, corong gelas,

corong pisah, botol vial, pipa kapiler,

tabung reaksi, pengaduk kaca, penangas

air, cawan penguap, wadah pengembang,

lampu UV, spektrofotometer UV–Visibel,

FTIR, dan LC-MS.

Bahan: yang diperlukan dalam

penelitian ini yaitu daun Johar (Senna

siamea) diperoleh dari daerah Purworejo,

Jawa Tengah, aquades, etanol 96% teknis,

n-heksana teknis, kloroform teknis, etil

asetat teknis, plat KLT silika gel GF254

(Merck), plat KLT Preparatif silika gel GF254

20x20 cm, tebal 2,0 mm (Merck), n-heksana

p.a. (Merck), etil asetat p.a. (Merck), asam

asetat p.a. (Merck), kloroform p.a. (Merck),

metanol p.a. (Merck), asam klorida (Merck),

natrium hidroksida (Merck), pereaksi

(3)

Cara Kerja: Ekstraksi senyawa

alkaloid: Serbuk daun Johar sebanyak 1kg

dimaserasi dengan pelarut etanol 96%

selama 10 x 24 jam. Ekstrak etanol

diuap-kan pada kondisi vakum sampai ekstrak

pekat. Ekstrak pekat etanol dilarutkan dalam

methanol dan ditambahkan aquades

de-ngan rasio 1:1 dan didiamkan selama

se-malam untuk memisahkan antara klorofil

dengan filtrat. Simpilisa dan ekstrak yang

didapatkan dilakukan analisis penapisan

fitokimia yang meliputi tanin, alkaloid,

fla-vonoid, kuinon, saponin, dan steroid/

tri-terpenoid.

Isolasi Alkaloid: Fraksi yang

berupa metanol–air dilakukan partisi

menggunakan n-heksan dan kloroform.

Fraksi metanol-air yang didapatkan

dila-kukan penggaraman menggunakan HCl 2 M

hingga pH 3 lalu ekstraksi dengan pelarut

etil asetat sehingga didapatkan lapisan

asam, selanjutnya dilakukan penambahan

NH4OH hingga pH 9 kemudian diekstraksi

menggunakan pelarut etil asetat dan

diuap-kan sehingga didapatdiuap-kan ekstrak alkaloid.

Ekstrak alkaloid dilakukan pemisahan

me-nggunakan KLT dengan fase diam berupa

silika gel GF254 dan eluen berupa etil asetat

:kloroform dengan rasio 8:2. Noda yang

ter-bentuk dilakukan uji alkaloid dengan

pe-reaksi Dragendorf. Noda positif alkaloid

dilakukan pemisahan menggunakan KLT

Preparatif 20x20 cm dengan fase diam

berupa silika gel GF254 dan eluen berupa etil

asetat :kloroform dengan rasio 8:2.

Uji Kemurnian: Isolat alkaloid

dilakukan uji kemurnian dengan eluen etil

asetat : kloroform (9:2), etil asetat: etanol

(8:2), dan KLT dua dimensi dengan eluen

(1) etil asetat : kloroform (9:1), (2) etil

asetat:etanol (9:1) sehingga diperoleh isolat

murni.

Karakterisasi Isolat Alkaloid:

Untuk mengetahui struktur dari senyawa

alkaloid murni yang didapatkan, maka isolat

alkaloid dianalisis menggunakan

spektro-fotometer UV-Vis, FT-IR dan LC-MS.

Uji Aktivitas : Telur Artemia salina

direndam di dalam air garam selama 2 x 24

jam. Suhu penetasan adalah ± 25-300C dan

pH ± 6-7. Telur akan menetas setelah 18–

24 jam dan larvanya disebut nauplii yang

siap untuk uji BSLT setelah berumur 2 hari.

Sampel dari ekstrak alkaloid diambil 125

mg, dibuat pengenceran dengan

konsen-trasi 10, 100, 1000 µg/ml. Pengujian

dila-kukan dengan memasukkan 10 ekor larva

Artemia salina ke dalam tabung reaksi yang

telah berisi larutan ekstrak yang telah

di-encerkan dengan air garam. Setelah 24

jam, jumlah larva yang mati dihitung dan

di-lakukan analisis probit untuk menentukan

aktifitas LC50 [7].

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penapisan fitokimia berfungsi untuk

mengetahui keberadaan golongan senyawa

metabolit sekunder yang terkandung di

dalam simplisia serbuk maupun di dalam

ekstrak etanol. Penapisan fitokimia yang

dilakukan secara kualitatif dengan

meng-identifikasi keberadaan suatu senyawa

tanpa menentukan kadarnya. Prinsip

pena-pisan fitokimia ialah analisis golongan kimia

tumbuhan dengan uji spesifik dengan

reagen yang memberikan uji spesifik

ter-hadap golongan kimia tertentu. Golongan

yang diidentifikasi pada penelitian ini antara

lain alkaloid, flavonoid, tanin, saponin,

(4)

Hasil penapisan fitokimia dapat

dili-hat pada tabel 1 yang menunjukkan bahwa

penapisan fitokimia pada serbuk dan

eks-trak etanol daun Johar mengandung

se-nyawa golongan alkaloid, flavonoid,

sapo-nin, tasapo-nin, kuinon dan steroid. Hasil

pene-litian ini sesuai dengan penepene-litian yang

per-nah dilaporkan dalam jurnal sebelumnya [5].

Tabel 1. Hasil uji fitokimia daun Johar

Uji Fitokimia Serbuk Ekstrak

Alkaloid + +

Isolasi senyawa alkaloid dilakukan

dengan menambahkan HCl 2M pada

ekstrak methanol-air sampai suasana

men-jadi asam, sehingga alkaloid akan

mem-bentuk garam alkaloid. Garam alkaloid ini

kemudian diekstraksi menggunakan etil

asetat, sehingga didapatkan dua lapisan.

Lapisan atas adalah etil asetat yang

me-ngikat senyawa selain alkaloid dan lapisan

bawah adalah lapisan asam dan alkaloid

terikat pada lapisan ini. Untuk

mem-bebaskan alkaloid dari bentuk garamnya,

maka ditambahkan ammonium hidroksida

sampai suasana menjadi basa, sehingga

alkaloid akan terbentuk menjadi basa

al-kaloid kembali. Larutan ini kemudian

dieks-traksi menggunakan etil asetat sehingga

akan terbentuk dua lapisan, lapisan etil

asetat yang mengandung alkaloid dan

lapi-san basa yang mengandung air, pelarut etil

asetat kemudian diuapkan sehingga

dipe-roleh ekstrak alkaloid. Untuk mengetahui

ekstrak alkaloid yang didapatkan positif

al-kaloid atau tidak maka ditambahkan

pereaksi Dragendorff, terbentuknya

enda-pan merah bata berarti positif adanya

alkaloid.

Ekstrak alkaloid selanjutnya

dianali-sis menggunakan kromatografi lapis tipis

dengan fasa diam silika gel 60 GF254 dan

eluen campuran eluen etil asetat:kloroform

(8:2) untuk mengetahui jumlah

komponen-nya. Hasil KLT ada 4 noda yang terbentuk

berwarna biru dengan nilai Rf1 (0,08), Rf2

(0,26), Rf3 (0,43), Rf4 (0,65), dan Rf5 (0,75).

Hasil KLT, warna noda dan nilai Rf, dapat

dilihat pada gambar 1a. Hasil KLT setelah

disemprot pereaksi Dragendorf

meng-hasilkan satu noda pada Rf (0,42) yang

berwarna jingga, berarti hanya satu noda

yang positif alkaloid. Hasil KLT setelah

disemprot pereaksi Dragendorf dapat dilihat

pada gambar 1b.

loid dengan KLT preparatif menggunakan

eluen etil asetat:kloroform (8:2), sehinga

menghasilkan pita-pita dan yang positif

alkaloid dikerok lalu dilarutkan dalam pelarut

etil asetat, kemudian dipisahkan dan

(5)

Gambar 2. Hasil KLT preparative ekstrak alkaloid dengan eluen etil asetat:kloroform (8:2) pada lampu UV λ 365 nm

Selanjutnya isolat alkaloid dilakukan

uji kemurnian dengan metode KLT

me-nggunakan berbagai campuran eluen dan

KLT dua dimensi. Hasil KLT menunjukkan

satu noda, diduga isolat alkaloid telah

mur-ni. Hasil KLT uji kemurnian dapat dilihat

pada gambar 3.

A B C

Gambar 3. Hasil uji kemurnian dengan eluen (A) etil asetat : kloroform (9:2), (B) etil asetat: etanol (8:2), dan (C) KLT dua dimensi dengan eluen (1) etil asetat : kloroform (9:1), (2) etil asetat:etanol (9:1) pada lampu UV λ365 nm

Isolat alkaloid murni kemudian

analisis dengan spektrofotometer UV-Vis

di-dapatkan serapan pada panjang gelombang

230 nm, 255 nm, 335 nm merupakan

se-rapan dari ikatan rangkap aromatik yang

ter-konjugasi dan diduga serapan alkaloid yang

mempunyai kerangka dasar isokuinolin,

menurut jurnal alkaloid yang mengandung

kerangka dasar isokuinolin mempunyai

pan-jang gelombang pada daerah 230 nm, 266

nm, 351 nm [8]. Hasil analisis dengan

spek-trofotometer UV-Vis dapat dilihat pada

gambar 4.

Gambar 4. Spektra UV Vis isolat alkaloid daun Johar

Kerangka dasar alkaloid isokuinolin

adalah sebagai berikut:

N

Gambar 5. Spektra FTIR isolat alkaloid daun Johar

Hasil analisis FTIR pada gambar 5

menunjukkan serapan pada panjang

gelom-bang 3658 cm-1 (vibrasi ulur gugus OH),

2926,6 dan 2857,5 cm-1 (Vibrasi ulur CH

alifatik), 1739,82 cm-1 (vibrasi ulur C=O),

1655,36 cm-1 (Vibrasi ulur C=C aromatic),

(6)

tekuk CH alifatik), 1266,28 cm-1 (vibrasi ulur

C-N), 1166,92 cm-1 (gugus C-O eter).

Gambar 6. Kromatogram isolat alkaloid

daun Johar

Hasil kromatogram dari LC-MS

senyawa alkaloid pada gambar 6

menun-jukkan bahwa isolat alkaloid murni memiliki

satu puncak dengan waktu retensi 0,96

menit, sehingga dapat disimpulkan bahwa

isolat alkaloid murni.

Gambar 7. Spektrogram massa isolat

alkaloid daun Johar

Spektrogram pada gambar 7

mun-cul puncak dengan protonasi ion molekular

[M+Na]+ 237,27 dari (m/z) [M+23], [M+H]+

215,25 dari (m/z) [M+1] sehingga dapat

disimpulkan bahwa berat molekul isolat

yaitu 214,25 g/mol.

Dari analisis dengan

spektrofoto-meter UV-Vis, FT-IR dan LC-MS diduga

se-nyawa alkaloid merupakan sese-nyawa

cassi-arin A. Struktur senyawa cassicassi-arin A adalah

sebagai berikut:

HO

N

O

CH3

CH3

Gambar 8. Struktur senyawa cassiarin

Hasil uji aktifitas sitotoksik ekstrak

alkaloid daun Johar menggunakan metode

BSLT diperoleh harga LC50 18,383 ppm. Ini

berarti bahwa ekstrak alkaloid bersifat

sangat sitotoksik. Hasil uji sitotoksik ekstrak

alkaloid daun Johar dapat dilihat pada table

2.

Tabel 2. Uji Sitotoksik Ekstrak Alkaloid Daun Johar

KESIMPULAN

1. Berdasarkan hasil analisis diduga

didapatkan senyawa alkaloid adalah

casiarin A.

2. Uji aktivitas sitotoksik ekstrak alkaloid

daun Johar diketahui bahwa bersifat

sangat sitotoksik dengan LC50 sebesar

18,383 ppm.

(7)

1. Dr. Dwi Hudiyanti, M.Sc selaku Ketua

Jurusan Kimia Fakultas Sains dan

Matematika Universitas Diponegoro.

2.

Seluruh Dosen Laboratorium organik

yang telah memberikan kritik dan saran

dalam penyusunan Publikasi ini.

3. Seluruh staff laboratorium Jurusan

Kimia Fakultas Sains dan Matematika

Universitas Diponegoro yang telah

membantu penulis.

4. Bapak, ibu dan adik yang selalu

memberikan motivasi dan semangat

DAFTAR RUJUKAN

[1] Majji, L. N., Battu, G. R., Jangiti, R. K., Talluri, M. R., 2013, Evaluation of in-vitro antibacterial activity of Cassia siamea, International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Science, India

[2] Kamagaté, M., Koffi Camille., Kouamé, N. M., Akoubet, A., Yao, N. A. R., Die-Kakou, H. M., 2014, Ethnobotany, phytochemistry, pharmacology and toxicology profiles of Cassia siamea Lam, The Journal of Phytopharmacology, 3(1): 57-76, Côte d'Ivoir

[3] Povendran, P., Ramanathan, N., Prabhu, N., 2014, Evaluation of the Antibacterial activity of Aegle

marmelos and Cassia siamea Extracts Against Biofilm and Extended Spectrum β-Lactamase Producing Uropathogenic Escerichia coli, International Journal of Microbiological Reserach 5(3): 217-221, India

[4] Kumar, S., Kumar, V., Prakash, O., 2010, Antidiabetic and anti-lipemic effects of Cassia siamea leaves extract in streptozotocic induced diabetic rats, Asian Pacific Journal of Tropical Medicine: 871-873, India [5] Veerachari, U., Bopaiah, DR. A. K.,

2012, Phytochemical Investigation of the Ethanol. Methanol, and Ethyl Acetate Leaf Extracts of Six Cassia Species, International Journal of Pharma and Bio Sciences, Bangalore

[6] Moshi, M.J., Innocent, E., Magadula, J.J., Otieno, D.F., dan Weisheit, A., 2010, Brine shrimp toxicity of some plants used as traditional medicines in Kagera Region, North Weste

[7] Meyer, B.N., Ferigni, N.R., Putnam, J.E., Ja Cobsen, L.B., Nichols, D.E., Melaughlin, J.L., 1982, Brine Shrimp, A Convonient General Bioassay for Activee Plant Constituent, Planta MedikaTanzania, Tanzania journal of Health Research, 12 (1): 1-6

Gambar

Tabel 1. Hasil uji fitokimia daun Johar
Gambar 5. Spektra FTIR isolat alkaloid
Gambar 8. Struktur senyawa cassiarin

Referensi

Dokumen terkait

Ekstraksi terhadap serbuk daun tumbuhan karamunting (Rhodomyrtus tomentosa Wight.) dilakukan dengan cara maserasi menggunakan pelarut etanol 80 % dengan tujuan untuk menarik

UJI SITOTOKSISITAS EKSTRAK ETANOL DAN SENYAWA ALKALOID HASIL FRAKSINASI EKSTRAK ETANOL DAUN SIDAGURI (SIDA RHOMBIFOLIA Linn) DENGAN METODE BRINE.. SHRIMP

Hasil dari uji fitokimia ekstrak etanol 95 % daun Pulai memberikan hasil positif alkaloid dan saponin; ekstrak etanol 95 % kulit batang Pulai memberikan hasil

Komponen fitokimia yang terdapat pada ekstrak daun puring dalam pelarut air terdeteksi senyawa tanin dan saponin, pada ekstrak daun puring dalam pelarut etanol

Isolasi senyawa flavonoida yang terdapat pada daun tumbuhan Lagundi ( Vitex trifolia L.) dilakukan dengan ekstraksi maserasi dengan pelarut metanol.. Ekstrak metanol

Ratih Dewi Saputri , 2011 , ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA ALKALOID DARI DAUN PULE (Alstonia scholaris L.R.Br) SERTA UJI AKTIVITAS ANTIPLASMODIAL SECARA in vitro

Senyawa alkaloid hasil isolasi daun Pule (Alstonia scholaris) adalah suatu alkaloid indol golongan kerangka aspidodasikarpin2. Senyawa alkaloid dari daun Alstonia

Ekstraksi soxhlet terhadap serbuk biji buah Makasar (Bursera Simaruba) dengan pelarut metanol, melalui metode pengasaman yang dilanjutkan dengan pembasaan dapat dijaring