• Tidak ada hasil yang ditemukan

TAP.COM - THIS FILE - E-JOURNAL KKP 981 1948 1 SM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TAP.COM - THIS FILE - E-JOURNAL KKP 981 1948 1 SM"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BEBERAPA JENIS IKAN LOKAL YANG POTENSIAL UNTUK BUDIDAYA:

Domestikasi, Teknologi Pembenihan, dan Pengelolaan

Kesehatan Lingkungan Budidaya

Estu Nugroho*), M . Fatuchri Sukadi**), dan Gleni Hasan Huwoyon**) *) Pusat Pe ne litian d an Pe nge mbangan Pe rikanan Bud id aya

Jl. Ragunan 20, Pasar Minggu, Jakarta Se latan 12540 E-mail: engr oho@ yahoo.com

**) Balai Pene litian d an Pe nge mbangan Bud id aya Air Tawar Jl. Se mp u r No . 1 , Bo go r 161 54

PENDAHULUAN

Indone sia me mpunyai ke a ne karagaman je nis ikan yang meliputi sekitar 8.500 je nis dari sekitar 20.000 jenis ikan yang ada di dunia (M inist ry of Nat ional Development Planning, 1993). Ke giatan pe manfaatan plasma nutfah me lalui pe mbudidayaan ikan te lah dilakukan be be rapa ratus tahun yang lalu, yaitu ikan bandeng (Chanos chanos) ya ng d ip e liha ra d i t a m ba k p a d a z am a n Ma ja pa hit . Pe mbudidayaan ikan mas (Cyprinus carpio) pe rtama kali d ila kuka n , d ip e r kira ka n p a d a a b a d ke -1 9 m e la lu i dome stikasi ikan-ikan dari Cina maupun Eropa.

De wasa ini, produksi ikan dari hasil budidaya ikan air tawar se bagian be sar (75,71%) disumbangkan ole h

komoditas-komoditas ikan introduksi yang sudah lama didome stikasi di Ind one sia yaitu ikan mas, nila, le le d um bo , d a n pa t in hypo p (Pusat Da t a St a t ist ik d a n Informasi, 2008). Produksi ikan-ikan lokal asli Indone sia tidak te rinci te rcatat, namun dike lompokkan ke dalam ikan lainnya yang tercatat sekitar 20% dari total produksi ikan air tawar pada tahun 2008.

Perke mbangan yang luas budidaya ikan non asli Indo -ne sia (introduksi) yang sudah te rdome stikasi baik ini di be be rapa dae rah me njadi salah satu pe nye bab mulai jarang bahkan sulitnya be be rapa je nis ikan lokal asli Indone sia yang dapat dite mui di pe rairan umum, se pe rti ikan tambra (Tor t ambroides Ble e ke r, 1854) di Hulu DAS Barito (Haryono & Subagja, 2008); ikan belida (Notopterus) dan patin sungai (Pangasius nasut us) se rta ikan je lawat (Lept obarbus hoeveni) dianggap sudah jarang dite mukan (Pe trus et al., 2008); ikan be tutu (Oxyeleot ris marmorat a), dan te birin (Belodont icht hys dinema) (Utomo, 2008).

Salah sa tu alte rnatif untuk me njaga b iodive rsitas ikan-ikan lokal asli Indone sia me lalui konse r vasi je nis di tingkat pembudidaya (on farm conservation) adalah de ngan cara me nd om e stika sika n d a n m e mb ud id a yaka nnya . Pe nge mbangan budidaya be rbasis ikan lokal ini dapat dijadikan pula se bagai upaya dalam me nge mbangkan budidaya ramah lingkungan, menanggulangi kemiskinan, dan menyediakan pangan bagi masyarakat lokal.

Budidaya ramah lingkungan dalam arti ikut membantu pe me liharaan e kosiste m te mpat ikan lokal biasa hidup yang umumnya selalu diikuti dengan kearifan lokal seperti ikan garing di Suaka Lubuk Larangan, Sumate ra Barat. Selain itu, sistem perikanan berbasis budidaya merupakan salah satu hal yang biasa dilakukan dengan ikan-ikan lokal se bagai bahan untuk pe ne baran di alam se hingga dapat me njadikan mata pe ncarian tambahan bagi masyarakat sekitar yang secara tidak langsung akan dapat mengurangi kemiskinan sekaligus sebagai sumber protein hewani yang dibutuhkan masyarakat.

ABSTRAK

Bio diversitas ikan ikan air tawar lo kal asli In do -nesia sangat be rlim pah namu n be lum banyak d im an faat kan d a lam b u d id a ya. Pe m an faat an secara langsung masih dalam taraf penangkapan di alam yang dikh awatirkan dapat mem bahaya-kan po pu lasin ya di alam . Salah satu alternatif u n t u k p e n ce gah an n ya ad ala h d e n gan u p aya m e n in g k a t k a n b u d id a ya d a n m e n g u r a n g i penangkapan yang berlebihan. Langkah pertama yang dibutuhkan adalah melakukan do mestikasi unt uk me ndapatkan tekno lo gi pembe nihan nya dan upaya pengelo laan lingkungan yang dibutuh-kannya. Sekitar 20 jenis ikan lo kal asli Indo nesia telah dimanfaatkan dalam budidaya ikan konsumsi, se d angkan t e kn o lo gi yan g t e lah b e rh asil d i-kembangkan tercatat pada 7 jenis ikan air tawar seperti ikan baung, jelawat, nilem, kancra, tawes, belida, dan betutu.

(2)

Dalam proyeksi produksi perikanan budidaya nasional sa m p a i ta hun 2014, ika n lo ka l t e rm a suk ke d a la m ke lompok je nis ikan lainnya yang be lum me ndapatkan p e rha t ia n unt uk d iunggulka n. Wa la up un d e m ikia n, proye ksi pe ningkatan ikan lainnya ini (188%/tahun) le bih tinggi dari proye ksi ke naikan produksi ikan unggulan se pe rti ikan mas (138%//tahun), gurame (127%//tahun), dan bahkan te rhadap udang windu (182%//tahun), se rta kakap (185%//tahun) (Murdjani, 2010). Se bagai pe rban-dingan, di Cina yang sudah de mikian tinggi hasil akua-kulturnya (tahun 2006: 36,9 juta ton), komposisi ikan yang bukan asli Cina hanya se kitar 11,7% (2,5 juta ton) (Liu & Li, 2010).

La ngkah awal yang pe rlu dilakuka n d ala m upa ya me mbudidayakan ikan lokal Indone sia adalah de ngan me ne ntukan je nis ikan yang pote nsial. Pe nge mbangan ikan lokal akan sangat te rgantung di antaranya pada pe masaran ikan te rse but, te rse dianya be nih dan te kno -logi budidaya, se rta dukungan ke le mbagaan yang ada.

t e kn o lo g i p e m b u d id a ya a n , ke b e r a d a a n in s t it u s i pe nge mbangan budidaya, dampak te rhadap UKM, dan ind ust ri bud id aya , se rt a lingkunga n bila kom od ita s dikembangkan dan keunggulan komparatifnya. Pe nilaian dilakukan de ngan skoring dise rtai pe mbobotan masing-masing krite ria yang dite ntukan se ndiri se cara langsung oleh stakeholder perikanan budidaya antara lain, pengusaha swasta, pe mbudidaya, pe tugas pe me rintah, pe rguruan tinggi, pe ne liti, dan pere kayasa.

Be rikut ini hasil dari ke giatan analisis komoditas di daerah Kalimantan (Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan) dan di daerah Sumate ra (Provinsi Riau, Sumate ra Se latan, Sumate ra Barat, dan Lampung).

Je nis ikan lokal yang diminati ole h stakeholder sebagai ikan pote nsial budidaya di Pulau Kalimantan se kitar 16 jenis yaitu ikan sapan/lomi (Tor t ambroides), kalui/gurami (Osphronemus gouramy), pipih/be lida (Chitala sp.), jelawat (Lept obarbus hoeveni), baung (M yst us nemurus), tambakan (Helost ome t emminckii), be t utu (Oxyeleot ris marmorat a), patin sungai (Pangasius nasut us), kalabau (Ost eochilus sp.), toman (Channa sp.), tapah (Wallago sp.), be tok (Anabas t est udineus), saluang (Rasbora sp.), tambuwuk, sanggang, dan udang galah (M acrobrachium rosenbergii).

Jenis Ikan Lokal Potensial

Se kitar 21 je nis ikan lokal air tawar (dari 40 je nis komoditas ikan) yang dike mbangkan se bagai sumbe r plasma nutfah untuk ke giatan budidaya dalam rangka me nunjang program dive rsifikasi usaha budidaya pada Direktorat Jende ral Pe rikanan Budidaya (Nugroho, 2002) tertera pada Tabe l 1.

Balai Rise t Pe rikanan Budidaya Air Tawar se jak tahun 2006 mulai me laksanakan e valuasi je nis-je nis ikan lokal yang pote nsial untuk budidaya me lalui ke giatan analisis ko moditas me la lui diskusi ke lomp ok t e rfo kus (Focus Group Discussion , FGD). Bebe rapa kriteria yang digunakan u n t u k m e n e nt u ka n je nis ko m o d it a s s e b a ga i ika n

Oxyel eot ris marmorat a Bet utu

Not opt erus borneensis Belida

Myst us nemurus Baung

Hel ost oma t emminchi i Kapar/tambakan

Anabas t est udineus Bet ok/papuyu

Thynni cht hys t hi nnoides Benangin

Channa sp. Gabus-gabusan

Mugi l chepal us Belanak

Chanos chanos Bandeng

(3)

Empat je nis ikan lokal yang menempati urutan te ratas d a n d ip e rkira ka n a ka n d a p a t b e rke m b a ng b a ik d i masyarakat dalam me ndorong pe rke mbangan budidaya ikan lokal di dae rah se te mpat antara lain adalah udang galah, betok, je lawat, dan be tutu. Kee mpat jenis ikan ini dijadikan prioritas komoditas di masing-masing dae rah di Kalimantan, di samping komoditas nasional yang sudah ditentukan yaitu ikan mas dan nila. Hasil skoring analisis komoditas di dae rah Kalimantan Tengah te rcantum pada Tabel 2.

mapan serta dikembangkan di masyarakat se bagai suatu usaha pe rikanan di antaranya adalah te knologi budidaya ikan gurami dan udang galah, b) te knologi budidaya yang telah mantap dan siap untuk dimasyarakatkan di antara-nya adalah teknologi budidaya ikan je lawat, c) teknologi b ud id aya ya ng sud ah d ico b a d ala m p e ne lit ia n d a n pe re kayasaan yang sudah me nunjukkan keberhasilannya na m un b e lum m a n t a p se h ing ga b e lu m s ia p unt uk dimasyarakatkan di antaranya teknologi budidaya untuk ikan botia dan papuyu (Nugroho, 2002).

Se dangka n t im BRPBAT untuk a nalisis komo dit as me ndapatkan informasi te ntang te knologi pe mbe nihan ikan-ikan lokal di daerah Kalimantan dan Sumatera. Adapun status te knologi di antaranya adalah se bagai be rikut: a) te knologi budidaya yang mapan pada komoditas ikan gurame dan udang galah, b) te knologi budidaya siap dike mbangkan pada komoditas ikan je lawat, tambakan, be tutu, dan be tok, se dangkan ikan je nis lainnya masih dalam taraf, c) te knologi yang pe rlu untuk dimantapkan lagi se be lum dike mbangkan di masyarakat.

Nugroho & Kristanto (2008), me nje laskan te knologi pe mbe nihan dan pe mbe saran 15 ikan popular di Indo -ne sia, 7 di antaranya adalah untuk ikan lokal yaitu ikan baung, jelawat, be tutu, nile m, kancra, belida, dan tawes. Status te knologi dari masing-masing komoditas te rte ra pada Tabel 3.

Pengelolaan Kesehatan Lingkungan Budidaya

Se cara de finisi, pe nyakit me rupakan suatu ke adaan fis ik, m o rfo lo gi d a n a t a u fu ng s i ya n g m e n ga la m i perubahan dari kondisi normal karena beberapa penyebab yaitu dari dalam (internal) dan luar (ekste rnal) (Direktorat Ke se ha t a n Ika n d a n Lingkunga n, 2009). Tim b ulnya penyakit pada ikan me rupakan interaksi kontribusi secara bersamaan faktor-faktor ke tahanan ikan/inang, sifat jasad patoge n dan keadaan lingkungan (Anderson, 1974).

Penyakit yang disebabkan oleh faktor eksternal terdiri atas: a) pe nyakit non infe ksius yang dise babkan ole h faktor lingkungan, mal-nutrisi, dan ge ne tis, b) pe nyakit infeksi yang dise babkan ole h patoge n baik yang berupa jamur, parasit, bakte ri, dan virus (Dire ktorat Ke se hatan Ikan dan Lingkungan, 2009).

Pe nce gahan me rupakan salah satu alte rnatif te rbaik yang dilakukan dalam menjaga kesehatan ikan. Untuk ikan lokal yang baru didome stikasi maka pe nge lolaan faktor lin g ku n g a n m e r u p a ka n fa kt o r u t a m a ya n g p e r lu diperhatikan. Pe ngelolaan faktor lingkungan me rupakan upaya semaksimal mungkin untuk memelihara lingkungan tidak berubah atau se suai de ngan yang dibutuhkan ikan Tabel 2. Hasil sko ring analisis ko mo dit as ikan lo kal di

daerah Kalimantan Tengah (2010)

Nama latin Nama lokal Skor

Macrobrachium rosenbergi i Udang galah 440

Lept obarbus hoeveni Jelawat 390

Oxyel eot ris marmorat a Be tutu 390

Anabas t est udi neus Be tok, papuyu 390

Osphronemus gouramy Kalui/gurami 350

Helost om a t emminchii Tambakan 340

Myst us nemurus Baung 320

Punt i us bul u Sanggang 260

Pangasius nasut us Patin sungai 250

Ost eochilus sp. Kalabau 160

Cycl ochril icht hys apogon Tambuwuk 110

Se cara garis be sar hasil analisis komoditas te ntang ikan lokal yang pote nsial untuk dike mbangkan di dae rah Sumatera antara lain adalah ikan garing (Tor sorro), belida, gurame , bilih, be tutu, rasbora, tawes, tambakan, mujair, baung, nile m, dan udang galah. Empat je nis ikan lokal yang diminati ole h st akeholder se bagai ikan pote nsial di dae rah Suma te ra Barat a dala h se baga i be rikut: ikan gurame , garing, baung, dan rasbora (Gambar 2).

Teknologi Pembenihan

(4)

Tabel 3. Jenis ikan dan st at us t ekno lo gi pembenihannya

Jenis ikan Teknologi pembenihan

Baung Induce breeding, menggunakan hormon ovaprim, dosis 0,9 mL/kg induk. Produksi be nih = 20.000-30.000/kg induk

Jelawat Induce breeding, menggunakan hormon ovaprim, dosis 0,9 mL/kg induk. Produksi be nih = 50.000/2,5 kg induk

Nile m Induce breeding, menggunakan hormon ovaprim, dosis 0,6 mL/kg induk. Produksi be nih = 1.500-2.000 e kor/induk (ukuran 100-200 g)

Kancra Induce breeding, menggunakan HCG dan hormon ovaprim, dosis 0,7 mL/kg induk. Produksi be nih = 300 ekor/induk (ukuran 2 kg)

Tawes Induce breeding, menggunakan ovaprim, dosis 0,3 mL/kg induk.

Be lida Pe mijahan alami de ngan subst rat e nce ng gondok. Produksi be nih = 500 ekor/induk

Be tut u Pe mijahan alami, de ngan substrat t onggak kayu. Produksi be nih = 200-300 e kor/kg induk

Gam bar 2. Be be rapa je nis ikan lokal yang ada di Kalim antan dan Sum ate ra Ikan tengadak Ikan betutu

Ikan p apuyu

(5)

se hingga ikan tidak stre s. Be be rapa faktor yang me nye -babkan be rubahnya ke adaan suatu lingkungan adalah polusi, pe nangkapan be rle bihan pada organisme yang masuk dalam rantai makanan, pe nyebaran jasad patogen dari dae rah lain, ke ce robohan dalam st ocking je nis ikan dan pe nggunaan bahan be rbahaya atau antibiotik pada ikan budidaya di dae rah tersebut.

Sumbe r pe rubahan lingkungan akibat bahan-bahan polutan baik dari rumah tangga maupun industri se ring dijumpai pada pe rairan daratan. Contoh te rkini adalah Waduk Cirata, di mana kualitas airnya jauh me mburuk d ib andingka n ke a da an lingkungan p ad a a wa l pe ng-ge nangannya pada tahun 1984. Peme liharaan lingkungan dari polutan yang bisa menyebabkan pe nurunan kualitas air me rupakan langkah mutlak yang harus dilakukan misalnya me lalui pe raturan yang dite rbitkan ole h pihak yang berwenang tentang program kebersihan, di samping m e la kukan so sialisa si p e nge t a hua n d a n p e nd id ika n tentang pe rilaku hidup se hat.

Penangkapan suatu je nis ikan se cara be rlebihan juga akan me mpe ngaruhi keadaan suatu lingkungan me njadi tidak seimbang lagi. Pe nangkapan yang be rle bihan akan me njadikan rantai makanan yang ada me njadi te rputus se hingga dapat me nye babkan suatu je nis ikan me njadi berlimpah. Keadaan ini dapat mempengaruhi pula kondisi lingkungan secara tidak langsung yang bermuara terhadap kebe radaan ikan-ikan lokal yang ada di daerah te rse but. Pe ngaturan alat tangkap baik je nis maupun pe runtukan se rta kuota akan dapat me mbantu ke lestarian ikan-ikan lokal. Pe ne ntuan zonasi dan konse r vasi juga me rupakan alternatif penge lolaan lainnya.

Pembudidayaan ikan de ngan be nih yang be rasal dari dae rah lain juga dapat me nye babkan te rse barnya jasad

p a t o ge n d a ri d a e ra h luar, ka sus m e wa b a hnya KHV merupakan kejadian dari peristiwa ini. Disadari atau tidak ikan mas yang be rasal dari dae rah wabah me rupakan pe micu te rjadinya pe nyakit di daerah se te mpat se hingga bebe rapa jenis ikan cyprinid me njadi punah. Pelarangan distribusi ikan-ikan dari dae rah yang se dang be rjangkit se r t a p e n gguna a n va ks in p a d a ika n ya ng a ka n d i-distribusikan me rupakan langkah yang dapat dilakukan dalam pengelolaan lingkungan budidaya.

Dibalik se gi positif, program rest ocking me rupakan ke giatan yang dapat me nye babkan te rganggunya salah satu je nis ikan di dae rah te rte ntu jika tidak dilakukan de ngan ce rmat. Pe rbe daan latar be lakang ge ne tik antar ikan yang dijadikan bahan st ocking dan ikan yang ada di daerah tempat dilakukan stocking akan membuat kerancuan genetik yang mempunyai peluang hilangnya allele tertentu yang adaptif te rhadap lingkungan dari ikan aslinya, dan t id ak m e nut up ke m ungkina n te rjad inya ke p unahan. Ve rifikasi data dasar ge ne tik dari populasi ikan-ikan yang akan dijadikan bahan untuk pe ne baran dapat dijadikan alte rnatif awal pe ngelolaan ikan lokal.

Penggunaan obat-obatan, khususnya antibiotik, yang tidak se suai dosis dan je nis yang dianjurkan dapat pula menjadikan jasad patogen resisten sehingga muncul je nis baru. Umumnya para pe mbudidaya suka me ncoba-coba tanpa informasi yang te pat te ntang pe nggunaan obat-obatan dan bahan kimia untuk me ngatasi suatu kejadian yang t e nga h d ia la m inya . Ke a da a n ini m e nye b ab ka n se ringkali te rjadi atau munculnya penyakit-penyakit baru d i d a e ra h b ud id a ya se hingga a ka n m e m p e nga ruhi ke se hatan ikan-ikan lokal yang ada di dae rah te rte ntu. Penerapan CBIB (cara budidaya ikan yang baik) merupakan salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk membantu Gam bar 3. Inte raksi antara ikan, jasad patoge n, dan lingkungan pe nye bab pe nyakit (Sumber: Liu, APO Meet ing

Taiwan, 2009)

Pat hogen + host + environment = disease Pat hogen exclusion = no disease

HOST HOST

PATHOGEN

(6)

para pembudidaya melakukan eksperime n se ndiri dalam mengatasi serangan pe nyakit ikan yang se dang te rjadi.

KESIM PULAN

Pe ne ntua n je nis kom o dita s, pe milihan t e knologi pe mbe nihan yang se suai, dan pe nge lolaan ke se hatan lingkungan yang te pat me rupakan aspe k pe nting dalam ke sukse san penge mbangan ikan-ikan lokal se bagai ikan budidaya yang pote nsial. Domestikasi dan budidaya ikan-ikan lokal dapat dijadikan-ikan cara untuk me mpe rtahankan keberadaan plasma nutfah ikan-ikan lokal di suatu dae rah se hingg a d a p a t t e rus d im a nfa a t ka n s e ca ra b e rke -sinambungan.

DAFTAR ACUAN

Ande rson, D.P. 1974. Fish Immunology. TFH Publications. Hongkong.

Dir e kt o ra t Ke se ha t a n Ika n d a n Lingku nga n . 20 09. Pe nge nda lia n Pe nya kit Ika n. Dire kt ora t Je nd e ra l Pe r ika n a n Bud id a ya , De p a rt e m e n Ke la u t a n d a n Perikanan. 123 hlm.

Har yono & Subagja, J. 2008. Populasi dan Habitat Ikan Tambra, Tor t ambroides (Ble e ke r, 1854) di Pe rairan Ka wa sa n Pe gununga n Mulle r Kalim antan Te nga h. Biodiversit as,9 (4): 306-309

Liu, J. & Li, Z. 2010. The Role of Exotics in Chine se In-land aquaculture . In De Silva, S.S. & Davy, F.B. (Eds). Succe ss Stor y in Asian Aquaculture . NACA. Springe r Scie nce Busine ss Me dia. B.V., p. 173-185.

Minist r y o f Na t io na l De ve lo p m e nt Pla nning. 1993. Biodive rsity Action Plan for Indone sia. Ministr y of Na tio nal De ve lop m e nt Pla nning Age ncy, Ja ka rt a , 141 pp.

Murjani. 2010. Program Pe nge lolaan Marine Culture . Bahan Pre se ntasi Se minar Dampak Pe ncemaran Laut te rhadap Produktivitas Sumberdaya Kelautan. Jakarta 14 Me i 2010, 13 hlm.

Nugroho, E. 2002. Pe manfaatan dan Pe le starian Plasma Nu t fa h Ika n Un t uk Me ningka t ka n Pro d ukt ivit a s Pe rikanan Budidaya. Wart a Penelit ian Perikanan Indo-nesia, 6-13 hlm.

Nugroho, E. & Kristanto, A.H. 2008. Panduan Le ngkap Budidaya 15 Ikan Popular. Pe ne bar Swadaya. Jakarta.

Pusat Data Statistik dan Infromasi. 2008. Ke lautan dan Pe rika na n d a la m a ngka 2008. PDSI, Se kre t a ria t Jenderal, Departeman Kelautan dan Perikanan, 93 hlm.

Pe t rus, M., Era ya ni, S., Irm a yut i, S., Maga t , A.T.S., Mukhroni, Pe nni, Florensi, E., & Jumat, E. 2008. Jenis Ikan Air Tawar dan Dae rah Se barannya di Kalimantan Te ngah. Dinas KP Kalimantan Te ngah, 305 hlm.

Gambar

Tabel 1. Jenis ikan air tawar lo kal In do nesia yangdigunakan dalam budidaya
Tabel 2. Hasil skoring analisis komoditas ikan lokal didaerah Kalimantan Tengah (2010)
Gambar 2.Beberapa jenis ikan lokal yang ada di Kalimantan dan Sumatera
Gambar 3.Interaksi antara ikan, jasad patogen, dan lingkungan penyebab penyakit (Sumber: Liu, APO MeetingTaiwan, 2009)

Referensi

Dokumen terkait

Di samping itu sistem penilaian al-Qur’an terhadap amal saleh tidak memandang apakah laki-laki atau perempuan yang melakukannya: “Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh baik

45 Shaḥr”r, al-Kitāb, h. Quraish Shihab, Ensiklopedia Al-Quran: Kajian Kosa Kata, vol. Di samping itu kata.. Quraish Shihab maknanya juga bisa berarti kebenaran seperti

Di samping itu, ada pula warga masyarakat yang bernaung dalam panji- panji ormas Muhammadiyah, dan Majelis Tafsir Al-Qur’an (MTA), Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII),

Pada klausa (2) terdapat perubahan tema dari Topical Unmarked Theme menjadi Textual Theme, karena terdapat cohesive conjunction; di samping, yang secara eksplisit

Selanjutnya dari data analisis terlihat bahwa pakan dengan diberi bahan pengkaya minyak cumi dan minyak ikan dapat meningkatkan kandungan asam lemak esensial seperti asam

Perairan rawa yang terdiri atas rawa pasang surut dan rawa lebak, merupakan habitat yang baik bagi ikan sebagai tempat mencari makan, tempat mengasuh anak, dan tempat memijah..

Berbeda dengan pertambahan panjang, hasil dari pengamatan pertambahan bobot menunjukkan bahwa benih ikan dipuasakan pada perlakuan 2 hari puasa 1 hari diberi pakan

Dari hasil penelitian dapat dilihat masing-masing nilai IP dari setiap makanan ikan senangin di perairan Dumai (Tabel.2). Berdasarkan perhitungan nilai IP, didapatkan