• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN BAHAN ORGANIK TANAH DAN BIOLOGI TA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERAN BAHAN ORGANIK TANAH DAN BIOLOGI TA"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN BAHAN ORGANIK TANAH DAN

BIOLOGI TANAH TERHADAP KESUBURAN

TANAH

Oleh Kaprof KAMAHITA 2015 BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bahan organik merupakan suatu sistem kompleks dan dinamis, yang besumber dari sisa tanaman atau binatang yang terdapat di dalam tanah yang terus menerus mengalami perubahan bentuk, karena dipengaruhi oleh faktor fisika, biologi, dan kimia. Bahan organik memiliki peran penting dalam menentukan kemampuan tanah untuk mendukung tanaman, sehingga jika kadar bahan organik tanah menurun, kemampuan tanah dalam mendukung produktivitas tanaman juga menurun. Menurunnya kadar bahan organik merupakan salah satu bentuk kerusakan tanah yang umum terjadi.

Kerusakan tanah merupakan masalah penting bagi negara berkembang karena intensitasnya yang cenderung meningkat, sehingga tercipta tanah rusak-rusak yang jumlah maupun intensitasnya meningkat. Kerusakan tanah secara garis besar dapat digolongkan menjadi tiga yaitu: kerusakan sifat tanah kimia, biologi, dan fisika.

Bahan organik tanah menjadi salah satu indikator kesehatan tanah karena memiliki beberapa peranan kunci di tanah. Disamping itu bahan organic tanah memiliki fungsi – fungsi yang saling berkaitan, sebagai contoh bahan organik tanah menyediakan nutrisi untuk

aktivitas mikroba yang juga dapat meningkatkan dekomposisi bahan organik, meningkatkan stabilitas agregat tanah, dan meningkatkan daya pulih tanah (Sutanto, 2005).

Dengan demikian, terjadi ketidakseimbangan masukan bahan organik terhadap tanah yang dapat mengakibatkan tanah menjadi rusak. Namun, jika hal ini dibiarkan maka akan tidak menguntungkan bagi pertanian yang berkelanjutan. Meningkatnya kemasaman tanah akan mengakibatkan ketersediaan hara dalam tanah yang semakin berkurang dan dapat mengurangi umur produktif tanaman.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian atau definisi Bahan Organik Tanah? 2. Apa fungsi dari Bahan Organik?

3. Apa saja peran Bahan Organik terhadap tanah? 4. Apa saja macam-macam Bahan Organik?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian atau definisi dari Bahan Organik Tanah. 2. Untuk mengetahui fungsi dari Bahan Organik.

(2)

4. Untuk mengetahui macam-macam dari Bahan Organik.

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Bahan Organik

Bahan organik tanah merupakan hasil dekomposisi atau pelapukan bahan-bahan mineral yang terkandung didalam tanah. Bahan organik tanah juga dapat berasal dari timbunan mikroorganisme, atau sisa-sisa tanaman dan hewan yang telah mati dan terlapuk selama jangka waktu tertentu. Bahan organik dapat digunakan untuk menentukan sumber hara bagi tanaman, selain itu dapat digunakan untuk menentukan klasifikasi tanah (Soetjito, 1992). Menurut Stevenson (1982), bahan organik tanah adalah semua jenis senyawa organik yang terdapat di dalam tanah, termasuk serasah, fraksi bahan organik ringan, biomassa mikroorganisme, bahan organik terlarut di dalam air, dan bahan organik yang stabil atau humus.

Bahan organik memiliki peran penting dalam menentukan kemampuan tanah untuk mendukung tanaman, sehingga jika kadar bahan organik tanah menurun, kemampuan tanah dalam mendukung produktivitas tanaman juga menurun. Menurunnya kadar bahan organik merupakan salah satu bentuk kerusakan tanah yang umum terjadi. Kerusakan tanah

merupakan masalah penting bagi negara berkembang karena intensitasnya yang cenderung meningkat, sehingga tercipta tanah-tanah rusak yang jumlah maupun intensitasnya

meningkat. Kerusakan tanah secara garis besar dapat digolongkan menjadi tiga kelompok utama, yaitu kerusakan sifat kimia, fisika dan biologi tanah. Kerusakan kimia tanah dapat terjadi karena proses pemasaman tanah, akumulasi garam - garam (salinisasi), tercemar logam berat, dan tercemar senyawa-senyawa organic dan xenobiotik seperti pestisida atau tumpahan minyak bumi.

(3)

terjadi utamanya pada praktek pertanian di lahan yang miskin atau agak kurang subur tanpa dibarengi dengan pemberian masukan pupuk buatan maupun pupuk organik yang memadai. Termasuk dalam kelompok ini adalah kehilangan bahan organik yang lebih cepat dari penambahannya pada lapisan atas.

Dengan demikian terjadi ketidakseimbangan masukan bahan organik dengan

kehilangan yang terjadi melalui dekomposisi yang berdampak pada penurunan kadar bahan organik dalam tanah. Tanah-tanah yang sudah mengalami kerusakan akan sulit mendukung pertumbuhan tanaman. Sifat-sifat tanah yang sudah rusak memerlukan perbaikan agar tanaman dapat tumbuh dan berproduksi kembali secara optimal. Penyediaan hara bagi tanaman dapat dilakukan dengan penambahan pupuk baik organik maupun anorganik. Pupuk anorganik dapat menyediakan hara dengan cepat. Namun apabila hal ini dilakukan terus menerus akan menimbulkan kerusakan tanah. Hal ini tentu saja tidak menguntungkan bagi pertanian yang berkelanjutan. Meningkatnya kemasaman tanah akan mengakibatkan ketersediaan hara dalam tanah yang semakin berkurang dan dapat mengurangi umur produktif tanaman.

Sumber primer bahan organik dalam tanah Alfisol adalah jaringan tanaman berupa akar, batang, ranting dan daun. Jaringan tanaman ini akan mengalami dekomposisi dan akan terangkut ke lapisan bawah serta diinkorporasikan dengan tanah tersebut (Islami,1995). Bahan organik dihasilkan oleh tumbuhan melalui proses fotosintesis sehingga unsur karbon merupakan penyusun utama dari bahan organik tersebut. Unsur karbon ini berada dalam bentuk senyawa-senyawa polisakarida, seperti selulosa, hemiselulosa, pati, dan bahan- bahan pektin dan lignin. Selain itu nitrogen merupakan unsur yang paling banyak terakumulasi dalam bahan organik karena merupakan unsur yang penting dalam sel mikroba yang terlibat dalam proses perombakan bahan organik tanah. Jaringan tanaman ini akan mengalami dekomposisi dan akan terangkut ke lapisan bawah serta diinkorporasikan dengan tanah. Tumbuhan tidak saja sumber bahan organik, tetapi sumber bahan organik dari seluruh makhluk hidup.

Kandungan organik tanah biasanya diukur berdasarkan kandungan C-organik kandungan karbon (C) bahan organik bervariasi antara 45%-60% dan konversi C-organik menjadi bahan = % C-organik x 1,724. Kandungan bahan organik dipengaruhi oleh arus akumulasi bahan asli dan arus dekomposisi dan humifikasi yang sangat tergantung kondisi lingkungan (vegetasi, iklim, batuan, timbunan, dan praktik pertanian).

Arus dekomposisi jauh lebih penting dari pada jumlah bahan organik yang

ditambahkan. Pengukuran kandung bahan organik tanah dengan metode walkey and black ditentukan berdasarkan kandungan C-organik (Foth,1994).

(4)

organik, tanah yang tadinya berat menjadi berstruktur remah yang relatif lebih ringan. Pergerakan air secara vertikal atau infiltrasi dapat diperbaiki dan tanah dapat menyerap air lebih cepat sehingga aliran permukaan dan erosi diperkecil. Demikian pula dengan aerasi tanah yang menjadi lebih baik karena ruang pori tanah (porositas) bertambah akibat terbentuknya agregat.

Bahan organik umumnya ditemukan dipermukaan tanah. Jumlahnya tidak besar, hanya sekitar 3-5% tetapi pengaruhnya terhadap sifat-sifat tanah besar sekali. Sekitar setengah dari kapasitas tukar kation berasal dari bahan organik. Ia merupakan sumber hara tanaman. Disamping itu bahan organik adalah sumber energi bagi sebagian besar organisme tanah. Dalam memainkan peranan tersebut bahan organik sangat ditentukan oleh sumber dan susunannya, oleh karena kelancaran dekomposisinya, serta hasil dari dekomposisi itu sendiri.

Menurut Lal (1995), pengelolaan tanah yang berkelanjutan berarti suatu upaya pemanfaatan tanah melalui pengendalian masukan dalam suatu proses untuk memperoleh produktivitas tinggi secara berkelanjutan, meningkatkan kualitas tanah, serta memperbaiki karakteristik lingkungan. Dengan demikian diharapkan kerusakan tanah dapat ditekan seminimal mungkin sampai batas yang dapat ditoleransi, sehingga sumberdaya tersebut dapat dipergunakan secara lestari dan dapat diwariskan kepada generasi yang akan datang. Bahan organik tanah berpengaruh terhadap sifat-sifat kimia, fisik, maupun biologi tanah.

Pengaruh bahan organik pada ciri fisika, kimia, dan biologi tanah adalah sebagai berikut: 1. Faktor bahan organik pada ciri fisika tanah.

- Kemampuan menahan air meningkat. - Warna tanah menjadi coklat hingga hitam.

- Merangsang granulasi agregat dan memantapkannya.

- Menurunkan plastisitas, kohesi, dan sifat buruk lainnya dari liat. 2. Pengaruh bahan organik pada kimia tanah :

- Meningkatkan daya jerap dan kapasitas tukar kation. - Kation yang mudah dipertukarkan meningkat.

- Unsure N,P,S diikat dalam bentuk organik atau dalam tubuh mikro organisme,sehingga terhindar dari pencucian, kemudian tersedia kembali. 3. Pengaruh bahan organik pada biologi tanah :

- Jumlah dan aktifitas metabolik organisme tanah meningkat.

- Kegiatan jasad mikro dalam membantu dekomposisi bahan organik juga meningkat (Six et.al., 2005).

Selain memiliki dampak positif, penggunaan bahan organik dapat pula memberikan dampak yang merugikan. Salah satu dampak negatif yang dapat muncul akibat dari

(5)

jumlah bahan organik. Miller et al. (1985) berpendapat bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi jumlah bahan organik dalam tanah adalah sifat dan jumlah bahan organik yang dikembalikan, kelembaban tanah, temperatur tanah, tingkat aerasi tanah, topografi dan sifat penyediaan hara.

Faktor-faktor yang mempengaruhi dekomposisi bahan organik dapat dikelompokkan dalam tiga grup, yaitu :

1) sifat dari bahan tanaman termasuk jenis tanaman, umur tanaman dan komposisi kimia, 2) tanah termasuk aerasi, temperatur, kelembaban, kemasaman, dan tingkat kesuburan,

3) faktor iklim terutama pengaruh dari kelembaban dan temperatur.

Bahan organik secara umum dibedakan atas bahan organik yang relative sukar

didekomposisi karena disusun oleh senyawa siklik yang sukar diputus atau dirombak menjadi senyawa yang lebih sederhana, termasuk di dalamnya adalah bahan organik yang

mengandung senyawa lignin, minyak, lemak, dan resin yang umumnya ditemui pada jaringan tumbuh-tumbuhan; dan bahan organik yang mudah didekomposisikan karena disusun oleh senyawa sederhana yang terdiri dari C, O, dan H, termasuk di dalamnya adalah senyawa dari selulosa, pati, gula dan senyawa protein.

Dari berbagai aspek tersebut, jika kandungan bahan organik tanah cukup, maka kerusakan tanah dapat diminimalkan, bahkan dapat dihindari. Jumlah bahan organik di dalam tanah dapat berkurang hingga 35% untuk tanah yang ditanami secara terus menerus

dibandingkan dengan tanah yang belum ditanami atau belum dijamah (Brady, 1990). Young (1989) menyatakan bahwa untuk mempertahankan kandungan bahan organik tanah agar tidak menurun, diperlukan minimal 8 – 9 ton per ha bahan organik tiap tahunnya. Hairah et al. (2000) mengemukakan beberapa cara untuk mendapatkan bahan organik:

1. Pengembalian sisa panen. Jumlah sisa panenan tanaman pangan yang dapat dikembalikan ke dalam tanah berkisar 2 – 5 ton per ha, sehingga tidak dapat memenuhi jumlah kebutuhan bahan organik minimum. Oleh karena itu, masukan bahan organik dari sumber lain tetap diperlukan.

2. Pemberian pupuk kandang. Pupuk kandang yang berasal dari kotoran hewan peliharaan seperti sapi, kambing, kerbau dan ayam, atau bisa juga dari hewan liar seperti kelelawar atau burung dapat dipergunakan untuk menambah kandungan bahan organik tanah. Pengadaan atau penyediaan kotoran hewan seringkali sulit dilakukan karena memerlukan biaya transportasi yang besar.

3. Pemberian pupuk hijau. Pupuk hijau bisa diperoleh dari serasah dan dari pangkasan tanaman penutup yang ditanam selama masa bera atau pepohonan dalam larikan sebagai tanaman pagar.

2.2 Fungsi Bahan Organik

Bahan organik tanah menjadi salah satu indikator kesehatan tanah karena

(6)

1. Fungsi Biologi

- menyediakan makanan dan tempat hidup (habitat) untuk organisme (termasuk mikroba) tanah

- menyediakan energi untuk proses-proses biologi tanah - memberikan kontribusi pada daya pulih (resiliansi) tanah 2. Fungsi Kimia

- merupakan ukuran kapasitas retensi hara tanah

- penting untuk daya pulih tanah akibat perubahan pH tanah - menyimpan cadangan hara penting, khususnya N dan K 3. Fungsi Fisika

- mengikat partikel-partikel tanah menjadi lebih remah untuk meningkatkan stabilitas struktur tanah

- meningkatkan kemampuan tanah dalam menyimpan air - perubahahan moderate terhadap suhu tanah

Fungsi-fungsi bahan organik tanah ini saling berkaitan satu dengan yang lain. Sebagai contoh bahan organik tanah menyediakan nutrisi untuk aktivitas mikroba yang juga dapat meningkatkan dekomposisi bahan organik, meningkatkan stabilitas agregat tanah, dan meningkatkan daya pulih tanah.

2.3 Peran Bahan Organik terhadap Tanah

Bahan orgnik di samping berpengaruh terhadap pasokan hara tanah juga tidak kalah pentingnya terhadap sifat fisik, biologi dan kimia tanah lainnya. Syarat tanah sebagai media tumbuh dibutuhkan kondisi fisik dan kimia yang baik. Keadaan fisik tanah yang baik apabila dapat menjamin pertumbuhan akar tanaman dan mampu sebagai tempat aerasi dan lengas t anah, yang semuanya berkaitan dengan peran bahan organik. Peran bahan organik yang paling besar terhadap sifat fisik tanah meliputi : struktur, konsistensi, porositas, daya mengikat air, dan yang tidak kalah penting adalah peningkatan ketahanan terhadap erosi.

Peran Bahan Organik Terhadap Kesuburan Fisik Tanah

Bahan organik tanah merupakan salah satu bahan pembentuk agregat tanah, yang mempunyai peran sebagai bahan perekat antar partikel tanah untuk bersatu menjadi agregat tanah, sehingga bahan organik penting dalam pembentukan struktur tanah. Pengaruh

pemberian bahan organik terhadap struktur tanah sangat berkaitan dengan tekstur tanah yang diperlakukan. Pada tanah lempung yang berat, terjadi perubahan struktur gumpal kasar dan kuat menjadi struktur yang lebih halus tidak kasar, dengan derajat struktur sedang hingga kuat, sehingga lebih mudah untuk diolah. Komponen organik seperti asam humat dan asam fulvat dalam hal ini berperan sebagai sementasi pertikel lempung dengan membentuk komplek lempung-logam -humus (Stevenson, 1982).

(7)

populasi mikroorganisme tanah baik jamur dan actinomycetes. Melalui pengikatan secara fisik butir-bitir primer oleh miselia jamur dan actinomycetes, maka akan terbentuk agregat walaupun tanpa adanya fraksi lempung; (2) Pengikatan secara kimia butir-butir lempung melalui ikatan antara bagian–bagian positip dalam butir lempung dengan gugus negatif (karboksil) senyawa organik yang berantai panjang (polimer); (3) Pengikatan secara kimia butir-butir lempung melalui ikatan antara bagian-bagian negatif dalam lempung dengan gugusan negatif (karboksil) senyawa organik berantai panjang dengan perantaraan basa-basa Ca, Mg, Fe dan ikatan hidrogen; (4) Pengikatan secara kimia butir-butir lempung melalui ikatan antara bagian-bagian negatif dalam lempung dengan gugus positif (gugus amina, amida, dan amino) senyawa organik berantai panjang (polimer) (Seta, 1987). Hasil penelitian menunjukkan bahwa asam.

Peran Bahan Organik Terhadap Kesuburan Kimia Tanah

a. Meningkatkan hara,

b. Menghasilkan humus tanah yang berperan secara koloidal dari senyawa sisa mineralisasi dan senyawa sulit terurai dalam proses humifikasi,

c. Meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK) tanah 30 kali lebih besar dibandingkan koloid anorganik,

d. Menurunkan muatan positif tanah melalui proses pengkelatan terhadap mineral oksida dan kation Al dan Fe yang reaktif, sehingga menurunkan fiksasi P tanah,

e. Meningkatkan ketersedian dan efisiensi pemupukan serta melalui peningkatan pelarutan P oleh asam-asam organic hasil dekomposisi bahan organic.

Peranan Bahan Organik Terhadap Biologi Tanah

Bahan organik merupakan sumber energi bagi makro dan mikro-fauna tanah. Penambahan bahan organik dalam tanah akan menyebabkan aktivitas dan populasi

mikrobiologi dalam tanah meningkat, terutama yang berkaitan dengan aktivitas dekomposisi dan mineralisasi bahan organik. Beberapa mikroorganisme yang beperan dalam dekomposisi bahan organik adalah fungi, bakteri dan aktinomisetes. Di samping mikroorganisme tanah, fauna tanah juga berperan dalam dekomposi bahan organik antara lain yang tergolong dalam protozoa, nematoda, Collembola, dan cacing tanah. Fauna tanah ini berperan dalam proses humifikasi dan mineralisasi atau pelepasan hara, bahkan ikut bertanggung jawab terhadap pemeliharaan struktur tanah (Tian, G. 1997). Mikro flora dan fauna tanah ini saling

berinteraksi dengan kebutuhannya akan bahan organik, kerena bahan organik menyediakan energi untuk tumbuh dan bahan organik memberikan karbon sebagai sumber energi.

Pengaruh positif yang lain dari penambahan bahan organik adalah pengaruhnya pada pertumbuhan tanaman. Terdapat senyawa yang mempunyai pengaruh terhadap aktivitas biologis yang ditemukan di dalam tanah adalah senyawa perangsang tumbuh (auxin), dan vitamin (Stevenson, 1982). Senyawa-senyawa ini di dalam tanah berasal dari eksudat

(8)

terutama bikarbonat (seperti suksinat, ciannamat, fumarat) hasil dekomposisi bahan organik, dalam konsentrasi rendah dapat mempunyai sifat seperti senyawa perangsang tumbuh, sehingga berpengaruh positip terhadap pertumbuhan tanama

2.4 Macam-macam Bahan Organik 1. Pupuk Hijau

Pupuk hijau terbuat dari tanaman atau komponen tanaman yang dibenamkan ke dalam tanah. Jenis tanaman yang banyak digunakan adalah dari familia Leguminoceae atau kacang-kacangan dan jenis rumput-rumputan (rumput gajah). Jenis tersebut dapat menghasilkan bahan organic lebih banyak, daya serap haranya lebih besar dan mempunyai bintil akar yang membantu mengikat Nitrogen dari udara.

Keuntungan penggunaan Pupuk Hijau

1. Mampu memperbaiki struktur dan tekstur tanah serta infiltrasi air 2. Mencegah adanya erosi

3. Dapat membantu mengendalikan hama dan penyakit yang berasal dari tanah dan gulma jika ditanam pada waktu tanah bero

4. Sangat bermanfaat pada daerah-daerah yang sulit dijangkau untuk suplai pupuk inorganik. Namun pupuk hijau juga memiliki kekurangan, yaitu: (1) tanaman hijau dapat sebagai kendala dalam waktu, tenaga, lahan dan air pada pola tanam yang menggunakan rotasi dengan tanaman legume dapat mengundang hama ataupun penyakit, (2) dapat menimbulkan persaingan dengan tanaman pokok dalam hal tempa, air dan hara pada pola pertanaman tumpang sari.

2. Pupuk Kompos

Pupuk kompos merupakan bahan-bahan organik yang telah mengalami pelapukan, seperti jerami, alang-alang, sekam padi, dan lain-lain termasuk kotoran hewan. Sebenarnya pupuk hijau dan seresah dapat dikatakan sebgai pupuk kompos. Tetapi sekarang sudah banyak spesifikasi mengenai kompos. Biasanya orang lebih suka menggunakan limbah atau sampah domestik yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan bahan yang dapat

diperbaharui yang tidak tercmpur logam dan plastik. Hal ini juga diharapkan dapat menanggulangi adanya timbunan sampah yang menggunung serta megurangi polusi dan pencemaran di perkotaan.

- Sifat fisik tanah

(9)

kompos juga mengandung humus yang sangat dibutuhkan untuk peningkatan pengikatan hara makro dan mikro yang sangat dibutuhkan oleh tanaman.

- Sifat kimia tanah

Kompos menyediakan hara baik makro maupun mikro mineral. Kebutuhan hara makro mineral tanaman, seperti N, P, K, Ca dan Mg didalam kompos berada dalam bentuk tersedia bagi tanaman karena proses dekomposisi. Hara-hara mikro mineral yang juga terkandung dan dibutuhkan oleh tanaman seperti Fe, S, Mn, Cu, Zn, B, Mo, Si dan trace mineral lainnya yang dalam jumlah sedikit tapi dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. - Sifat biologi tanah

Kompos banyak mengandung mikroorganisme (fungi, aktinomicetes, bakteri dan algae) yang berfungsi untuk proses dekomposisi lanjut terhadap bahan organik tanah. Dengan ditambahkannya kompos didalam tanah, tidak hanya jutaan mikroorganisme yang

ditambahkan kedalam tanah, akan tetapi mikroorganisme yang ada didalam tanah juga terpacu untuk berkembang biak. Selain itu aktifitas mikroorganisme didalam tanah juga menghasilkan hormon-hormon pertumbuhan seperti auksin, giberellin dan sitokinin yang dapat memacu pertumbuhan dan perkembangan akar-akar rambut sehingga daerah pencarian unsur-unsur hara semakin luas.

3. Pupuk Kandang

Para petani terbiasa membuat dan menggunakan pupuk kandang sebagai pupuk karena murah, mudah pengerjaannya, begitu pula pengaruhnya terhadap tanaman.

Penggunaan pupuk ini merupakan manifestasi penggabungan pertanian dan peternakan yang sekaligus merupakan syarat mutlak bagi konsep pertanian organik.

Pupuk kandang mempunyai keuntungan sifat yang lebih baik daripada pupuk organik lainnya apalagi dari pupuk anorganik, yaitu :

1. Pupuk kandang merupakan humus banyak mengandung unsur-unsur organik yang dibutuhkan di dalam tanah. Oleh karena itu dapat mempertahankan struktur tanah sehingga mudah diolah dan banyak mengandung oksigen. Penambahan pupuk kandang dapat

meningkatkan kesuburan dan poduksi pertanian. Hal ini disebakan tanah lebih banyak menahan air lebih banyak sehingga unsur hara akan terlarut dan lebih mudah diserap oleh bulu akar.

2. Sumber hara makro dan mikro dalam keadaan seimbang yang sangat penting unuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Unsur mikro yang tidak terdapat pada pupuk lainnya bisa disediakan oleh pupuk kandang, misalnya S, Mn, Co, Br, dan lain-lain. 3. Pupuk kandang banyak mengandung mikrooganisme yang dapat membantu

pembentukan humus di dalam tanah dan mensintesa senyawa tertentu yang berguna bagi tanaman, sehingga pupuk kandang merupakan suatu pupuk yang sangat diperlukan bagi tanah dan tanaman dan keberadaannya dalam tanah tidak dapat digantikan oleh pupuk lain.

(10)

Pupuk oganik bukan hanya berbentuk padat dapat berbentuk cair seperti pupuk anorganik. Pupuk cair sepertinya lebih mudah dimanfaatkan oleh tanaman karena unsur-unsur di dalamnya sudah terurai dan tidak dalam jumlah yang terlalu banyak sehingga manfaatnya lebih cepat terasa.Bahan baku pupuk cair dapat berasal dari pupuk padat dengan perlakuan perendaman. Setelah beberapa minggu dan melalui beberapa perlakuan, air rendaman sudah dapat digunakan sebagai pupuk cair.Penggunaan pupuk cair dapat memudahkan dan

menghemat tenaga.

Keuntungan pupuk cair antara lain :

1. pengerjaan pemupukan akan lebih cepat

2. penggunaanya sekaligus melakukan perlakuan penyiraman sehingga dapat menjaga kelembaban tanah

3. aplikasinya bersama pestisida organik berfungsi sebagai pencegah dan pemberantas penggangu tanaman.

4. Jenis tanaman pupuk hijau yang sering digunakan untuk pembuatan pupuk cair misalnya daun johar, gamal, dan lamtorogung

2.5 Cara Mendapatkan Bahan Organik

Hairiah et.al., 2000 menyatakan bahwa tanah dikategorikan subur apabila mengandung bahan organik tanah minimal 2,5-4%, sehingga untuk mempertahankannya diperlukan masukan bahan organik minimal sebanyak 8-9 ton ha-1 setiap tahunnya. Terdapat beberapa cara yang dapat ditempuh untuk mendapatkan bahan organik, yaitu :

 Pengembalian sisa panen

Jumlah sisa panenan tanaman pangan yang dapat dikembalikan ke dalam tanah berkisar 2-5 ton ha-1, sehingga tidak dapat memenuhi jumlah kebutuhan bahan organik minimum. Oleh karena itu masukan bahan organik dari sumber lain tetap diperlukan.

 Pemberian kotoran hewan

(11)

langsung. Berdasarkan jenis hewannya, pupuk kandang terbagi kedalam lima macam yaitu limbah kambing, limbah sapi, limbah ayam, limbah babi dan limbah kuda. Masing-masing limbah tersebut memiliki karakteristik dan kandungan unsur hara yang berbeda. Pada limbah sapi misalnya kandungan unsur haranya berbeda antara limbah cair maupun yang padat. Pada limbah sapi yang cair memiliki kandungan P lebih banyak dibandingkan yang padat. Dan sebaliknya kandungan K pada limbah sapi padat lebih banyak dibandingkan yang cair. Limbah (kotoran ayam) memiliki kandungan N dan P paling besar diantara limbah ternak lainnya. Sedangkan kandungan K paling besar terdapat pada limbah domba cair yaitu sebesar 2.1 %. Suatu limbah dapat digolongkan ke dalam pupuk panas bila memiliki kandungan air yang rendah. Kandungan yang rendah tersebut berimplikasi pada proses perubahan jasad renik secara aktif menjadi lebih cepat, sehingga waktu yang diperlukan jasad renik untuk dekomposisi (penguraian) pupuk ini lebih cepat. Hampir semua cara kerja limbah ternak ini berjalan cukup lambat dan membutuhkan waktu lama karena berkaitan dengan perubahan dekomposisi atau penguraian oleh jasad-jasad sebelum siap digunakan oleh tanaman. Pemberian pupuk kandang yang berbentuk cair dengan padat berbeda. Untuk pupuk padat yang dingin misalnya dapat diaplikasikan pada tanah maupun tanaman sekitar 3 – 4 minggu setelah masa pembuatan. Sedangkan pupuk padat yang panas dapat digunakan lebih cepat yaitu sekitar 1 – 2 minggu dari masa pembuatannya. Khusus limbah ternak cair berupa urine juga dapat dimanfaatkan sebagai perangsang perkembangan tanaman karena mengandung hormon. Limbah ini sebaiknya diberikan menjelang waktu tanam dengan mengencerkannya terlebih dahulu. Penyimpanan limbah yang baik mutlak diperlukan agar gas amoniak yang terkandung tidak banyak mengalami penguapan. Untuk mencegah penguapan tersebut maka ada beberapa hal yang dapat dilakukan yaitu (1) menumpuk sedemikian rupa supaya rongga udara semakin kecil, (2) mengatur penempatan pupuk kandang dengan memperkecil ruang bagi gas amoniak untuk menguap di udara, (3) membasahi tumpukan pupuk kandang dengan air sampai lembab dan (4) mengusahakan agar tempat penyimpanan pupuk yang bentuk padat terpisah dengan pupuk cair. (Wibowo, 2008).

 Pemberian pupuk hijau

Pupuk hijau bisa diperoleh dari seresah dan dari pangkasan tanaman penutup tanah yang biasa ditanam selama masa bera atau pepohonan dalam larikan sebagai tanaman pagar. Pangkasan tajuk tanaman penutup tanah dari family kacang-kacangan (Legume cover crop = LCC) dapat memberikan masukan bahan organik sebanyak 1,8-2,9 ton ha-1 (umur 3 bulan) dan 2,7-5,9 ton ha-1 untuk yang berumur 6 bulan (Hairiah, et.al., 2000).

Dekomposisi Bahan Organik

(12)

organik mempunyai kandungan lignin yang tinggi dengan kapasitas pengikatan protein yang tinggi (Rao, 2007). Bahan organik yang mengandung lignin tinggi dengan kapasitas pengikatan protein tinggi akan melepaskan N dalam jumlah kecil. Bahan organik yang berkualitas tinggi (kandungan N > 2,5%, kandungan lignin < 15% dan polifenol < 4%) dapat dimineralisasi dengan cepat dan cepat menyediakan N dalam jumlah yang besar (Hairiah, et.al., 2000).

Proses dekomposisi diawali dengan terjadinya degradasi bahan organik (mineralisasi), selanjutnya terjadi peningkatan biomassa mikroba (imobilisasi). Proses mineralisasi bahan organik menghasilkan NH4+, NO3-, H2PO4-, H2PO42-, K+, Ca+, Mg2+, SO42-, SO22-. Laju imobilisasi nitrogen tergantung dari ciri mikroorganisme tanah, temperatur tanah dan C/N ratio dari bahan organik yang ditambahkan ke tanah. Bahan organik dari bermacam-macam jaringan tanaman bervariasi C/N rationya. Tingkat C/N ratio optimum yang mempunyai rentang antara 20-25 (1,4-1,7% N) ternyata ideal untuk dekomposisi maksimum, karena tidak akan terjadi pembebasan nitrogen mineral dari sisa-sisa organik di atas jumlah yang dibutuhkan untuk sintesis mikroba. Dengan kata lain, lingkungan tanah yang menguntungkan tercipta untuk menghasilkan kesetimbangan antara proses-proses mineralisasi dan imobilisasi. Kesetimbagan kritis dapat terganggu apabila C/N ratio kurang dari 25 yaitu apabila mineralisasi jauh melampaui imobilisasi yang cenderung menuju akumulasi nitrogen dalam bentuk ammonium dan nitrat. Oleh karena itu, salah satu cara untuk mengukur mineralisasi dalam tanah ialah dengan mencari jumlah total nitrogen yang tersedia dalam bentuk ammonium, nitrat dan nitrit pada waktu tertentu karena proses aminasi, amonifikasi dan nitrifikasi terjadi hampir secara berurutan pada tanah-tanah yang subur (Rao, 2007).

Winarso (2005) menyatakan bahwa mineralisasi ialah pembentukan N organik menjadi N mineral. Mineralisasi N organik terjadi melalui 3 tahap, yaitu :

1. Aminasi, yaitu proses pelapukan bahan organik hingga melepaskan amina dan asam-asam amino.

2. Amonifikasi, yaitu penghancuran senyawa-senyawa amina dan asam-asam amino oleh mikroorganisme hingga menghasilkan ammonium.

3. Nitrifikasi, yaitu pengoksidasian secara biologis pada senyawa ammonium hingga menjadi nitrat. Proses nutrifikasi terdiri dari dua tahap reaksi, yaitu tahap pembentukan nitrit (NO2-) oleh bakteri nitrosomonas dan tahap selanjutnya pembentukan nitrat (NO3-) oleh bakteri nitrobacter

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan

(13)

menciptakan kesuburan tanah. Peranan bahan organik bagi tanah adalah dalam kaitannya dengan perubahan sifat-sifat tanah, yaitu sifat fisik, biologis, dan sifat kimia tanah. Fungsi bahan organik tanah dapat mempengaruhi sifat fisik, sifat kimia, dan sifat biologi tanah.

Peran bahan organik yang paling besar terhadap sifat fisik tanah meliputi : struktur, konsistensi, porositas, daya mengikat air, dan yang tidak kalah penting adalah peningkatan ketahanan terhadap erosi.

Macam-macam dari bahan organik adalah pupuk hijau, kompos, pupuk cair dan sebagainya. Pupuk hijau memiliki manfaat sebagai mencegah adanya erosi dan memperbaiki tekstur serta struktur tanah. Pupuk cair keuntungannya pengerjaannya lebih

Referensi

Dokumen terkait

Dari definisi tersebut apabila kita analogikan sekolah sebagai sistem maka ketiga komponen diatas harus berinteraksi secara optimal untuk saling mendukung agar

Dari penelitian yang sudah dibahas di atas, penelitian tersebut hanya menitikberatkan pada pekerjaan penata rias dalam pandangan hukum Islam dan hanya

Sedangkan Pemberian pakan dengan dosis 5% dari bobot tubuh memiliki pertumbuhan terendah karena jumlah pakan yang tersedia dalam wadah pemeliharaan hanya sedikit, sehingga

Pada tahap ini, peneliti menganalisis sistem yang seperti apa yang dibutuhkan oleh Pabrik Tahu Siliwangi untuk mengatasi permasalahan yang ada..

Beberapa galur inbrida menunjukkan keragaan bobot malai dan bobot biji per malai yang lebih tinggi dari kedua tetuanya, yaitu galur 110-6 dan 377-9 untuk karakter bobot malai

Berdasarkan hasil uji reabilitas menunjukkan bahwa masing-masing nilai Cronbach Alpha pada setiap variabel lebih besar dari 0,60 yakni kecanduan internet sebesar 0,906,

Berdasarkan hasil perancangan, pengujian serta analisis data dari rancang bangun sistem komunikasi wireless untuk printer konvensional berbasis Wi-Fi yang telah

berhubungan sangat nyata dengan keterampilan dalam mendapatkan bahan baku ikan, hal tersebut berarti semakin lama pengalaman usaha wanita pengolah ikan asin, maka semakin