• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Status Imunisasi Dasar pada Bayi di Desa Gudang Garam Kecamatan Bintang Bayu, Kabupaten Deli Serdang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Status Imunisasi Dasar pada Bayi di Desa Gudang Garam Kecamatan Bintang Bayu, Kabupaten Deli Serdang"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

LAPORAN PENELITIAN

DANA PNBP PROGRAM STUDI D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN USU

Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Status Imunisasi Dasar pada Bayi di Desa Gudang Garam Kecamatan Bintang Bayu

Oleh :

Ketua Tim Pengusul :Nur Asnah Sitohang,S.Kep.Ns.M.Kep

NIDN :0005057405

Anggota Tim Pengusul :Nurbaiti, S.Kep,Ns.M.Biomed

PROGRAM STUDI D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN

(3)
(4)

Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Status Imunisasi Dasar pada Bayi di Desa Gudang Garam Kecamatan Bintang Bayu. Kabupaten Deli Serdang

Abstrak

Nur Asnah Sitohang1, Nurbaiti2 Dosen Fakultas Keperawatan USU

Email:nur75asnah@yahoo.co.id HP.081381329541

Latar belakang : Imunisasi adalah salah satu bentuk intervensi kesehatan yang sangat efektif dalam upaya menurunkan angka kematian bayi dan balita. Dengan pemberian imunisasi terhadap seorang bayi dapat memberikan perlindungan pada bayi dan mengurangi penyebaran infeksi. Dalam hal ini, dukungan keluarga sangat penting diberikan agar status imunisasi dasar bayi dapat terpenuhi sejak usia 0-9 bulan. Dukungan keluarga ini berasal dari keluarga besar (extended family) yaitu suami, mertua maupun anggota keluarga yang lain yang berperan dalan mengambil keputusan keluarga. Dukungan tersebut berupa dukungan instrumental, informasional, penilaian dan dukungan emosional.

Tujuan penelitian : mengetahui hubungan antara dukungan keluarga terhadap status imunisasi dasar pada bayi.

Metodologi : penelitian ini menggunakan desain deskriptif analitik korelasi. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 54 orang. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik total sampling. Penelitian ini dilakukan di Desa Gudang Garam Kecamatan Bintang Bayu. Analisa data digunakan uji fisher exact.

Hasil : berdasarkan hasil penelitian diperoleh data mayoritas responden berusia 20-30 tahun 87,27%, jenis kelamin perempuan 100%, pendidikan perguruan tinggi 58,18%, penghasilan > Rp 1000.000 sebanyak 89,1%, mayoritas usia bayi > 6 bulan sebanyak 83,64%. mayoritas responden mendapatkan dukungan keluarga 72.7% , mayoritas responden status imunisasinya sesuai dengan usia 76.4%. Hasil uji statistik dapat disimpulkan ada perbedaan proporsi dukungan keluarga terhadap status imunisasi bayi (ada hubungan signifikan dukungan keluarga terhadap status imunisasi bayi). Dari hasil analisis juga diperoleh OR = 22.2,artinya responden yang mendapat dukungan keluarga mempunyai peluang 22.2 kali status imunisasi bayinya sesuai dibandingkan responden yang tidak mendapat dukungan keluarga

(5)

Relationships family support for basic immunization status in infants in Desa Gudang Garam Kecamatan Bintang Bayu. Kabupaten Deli Serdang

Abstrak

Nur Asnah Sitohang1, Nurbati2 Dosen Fakultas Keperawatan USU

Email:nur75asnah@yahoo.co.id HP.081381329541

Background: Immunization is one form of medical intervention is very effective in reducing the mortality rate of infants and toddlers. With immunization against a baby can provide protection to infants and reduce the spread of infection. In this case, family support is very important given that the basic infant immunization status can be met from the age of 0-9 months. Family support comes from a large family (extended family), the husband, mother in laws and other family members that plays a role in family decisions. Support in the form of instrumental support, informational, appraisal and emotional support.

Aim: to know the relationship between family support for basic immunization status in infants. Method : it was a correlation design. The are 54 samples involved by using total sampling technique. The data were analyzed by Fisher's exact test.

Results : the findings showed that mostly 87.27 % were 20-30 years old, 100 % were female gender , 58.18 % were college education , income > Rs 1000.000 were 89.1 % , > 6 months 83.64 % were infants age, mostly 72.7 % were supported family, mostly 76.4 % according to age immunization status. The statistical test indicated that there was a significant family support for infant immunization status. From the analysis results are also obtained OR = 22.2 that respondents who have received family support had 22.2 times the odds of immunization status according babies than those who did not receive family support

Conclusion : the findings verify that family support is very important for basic immunization status in infants. Therefore, it is expected for health care in order to involve the family in providing motivation and information about immunization to achieve the appropriate basic immunization in infants .

(6)

PRAKATA

Alhamdulillah, segala puji bagi allah yang telah memberikan kekuatan, waktu, kemampuan dan kesempatan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan laporan

penelitian ini dengan judul “Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Status Imunisasi Dasar pada Bayi di Desa Gudang Garam Kecamatan Bintang Bayu” dengan baik.

Penelitian ini dilakukan melibatkan berbagai pihak kepala desa Gudang Garam Kecamatan Bintang Bayu, Bidan desa Gudang Garam Kecamatan Bintang Bayu, Kader posyandu Gudang Garam Kecamatan Bintang Bayu, Mahasiswa DIV Kebidanan Program Pendidik dan seluruh responden yang sudah berpartisipasi dalam kegiatan ini. Terselenggaranya kegiatan dan penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu kami mengucapkan terimakasih kepada Ketua LP3M Bidang Penelitian USU, Dekan Fakultas Keperawatan USU yang telah memberikan izin pelaksanaan ini. Dan semua pihak yang telah berpartisipasi dalam kegiatan ini.

Akhirnya penulis berharap laporan ini bermanfaat bagi semua pihak khususnya untuk Mahasiswa DIV Kebidanan Program Pendidik. Demi kesempurnaan dan perbaikan laporan ini pada masa yang akan datang penyusun menerima masukan atau saran yang bersifat kondusif dan positif.

Medan, Oktober 2013

(7)
(8)

Hal Tabel 5.1 Distribusi responden berdasarkan karakteristik demografi di

Posyandu desa Gudang Garam Kecamatan Bintang Bayu Tahun 2013

13

Tabel 5.2 Distribusi pertanyaan dukungan keluarga terhadap satus imunisasi dasar pada bayi di desa Gudang Garam Kecamatan Bintang Bayu Tahun 2013

14

Distribusi responden berdasarkan dukungan keluarga di Gudang Garam Kecamatan Bintang Bayu Tahun 2013

16 Tabel 5.3 Distribusi responden berdasarkan status imunisasi dasar pada bayi

di Posyandu desa Gudang Garam Kecamatan Bintang Bayu Tahun 2013

16

Tabel 5.4 Distribusi responden berdasarkan dukungan keluarga terhadap status imunisasi dasar pada bayi di Gudang Garam Kecamatan Bintang Bayu Tahun 2013

17

(9)

Lampiran 1 : Personalia Peneliti

Lampiran 2 : Jadwal Pelaksanaan Penelitian Lampiran 3 : Surat izin Penelitian

Lampiran 4 : From Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 5 : Instrumen Penelitian

Lampiran 6 : Riwayat Hidup Penelitian

(10)

Bab 1

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang kesehatan yang saat ini terjadi di negara Indonesia. Derajat kesehatan anak mencerminkan derajat kesehatan bangsa, sebab anak sebagai generasi penerus bangsa memiliki kemampuan yang dapat dikembangkan dalam meneruskan pembangunan bangsa (Kompas, 2006, dalam Hidayat, 2008, hal. 2). Jika angka kesakitan dan kematian anak dapat menurun, maka kualitas hidup bangsa akan meningkat pula (Ranuh, et al. 2008)

Sistem Kesehatan Nasional imunisasi adalah salah satu bentuk intervensi kesehatan yang sangat efektif dalam upaya menurunkan angka kematian bayi dan balita. Dengan melakukan imunisasi terhadap seorang anak, tidak hanya memberikan perlindungan pada anak tersebut tetapi juga berdampak kepada anak lainnya karena terjadi tingkat imunitas umum yang meningkat dan mengurangi penyebaran infeksi (Ranuh, et al. 2008, hal.4).

Menurut KEPMENKES RI No. 482/MENKES/SK/IV tahun 2010, data dari beberapa hasil survey menunjukkan bahwa akses masyarakat ke program imunisasi yang diukur dengan cakupan BCG dan DPT 1 sudah cukup baik, tetapi yang menjadi persoalan umumnya adalah tingginya angka drop out. Bayi yang sudah mendapat imunisasi pertama tidak melengkapi imunisasi dasarnya, contohnya 20 % drop out dari BCG ke DPT3, 18 % drop out dari DPT 1 ke DPT3 (Data Hasil Survey, 2007). Angka ini menggambarkan terdapat sekitar 1 juta bayi di Indonesia yang tidak mendapatkan imunisasi lengkap setiap tahunnya.

(11)

(Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Nasional) Pemerintah berkomitmen untuk mencapai 100% desa mencapai UCI pada tahun 2014.

Untuk mencapai target tersebut diperlukan suatu gerakan percepatan dari seluruh komponen masyarakat baik pemerintah, LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) maupun swasta bersama-sama untuk menggerakkan masyarakat luas untuk berpartisipasi aktif mendorong ibu untuk membawa anaknya untuk mendapatkan imunisasi dasar lengkap (KEPMENKES RI No. 482/MENKES/SK/IV, 2010,hal.4-5).

Namun demikian, ternyata masih banyak kontroversi dari faktor program imunisasi, vaksin atau resipien yang menerima imunisasi. Dimasyarakat sering terdengar pendapat yang salah mengenai imunisasi. Tidak jarang dijumpai orang tua yang ragu atau bahkan menolak imunisasi dengan berbagai alasan. Ketakutan dan penolakan imunisasi mungkin berdasarkan pandangan religi, filosofis tertentu, anggapan imunisasi sebagai intervensi pemerintah. Alasan lain adalah behubungan dengan keamanan dan efikasi vaksin atau pandangan bahwa penyakit yang dapat dicegah oleh vaksinasi tidak menimbulkan masalah kesehatan yang berbahaya (Ranuh, et al. 2008, hal. 348).

Jika sikap seorang ibu sudah positif terhadap imunisasi, ia harus tetap mendapat dukungan dari suami ataupun mertuanya. Bila terdapat salah satu dari anggota keluarga yang tidak menyetujui anaknya diimunisasi, maka sikap positif ibu terhadap imunisasi tidak akan terlaksana (Notoatmodjo, 2003).

Berdasarkan data yang diperoleh di Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumut, hingga 20 Desember 2011, pencapaian imunisasi hepatitis B di provinsi ini masih sangat rendah. Dari 33 kabupaten/kota di wilayah Sumut, baru 4 kabupaten/kota yang mencapai target tersebut, yaitu Samosir, Asahan, Medan, dan Deli Serdang. Sedangkan sisanya masih di bawah 80 persen. Begitu juga dengan cakupan imunisasi BCG. Masih ada 18 kabupaten/kota yang

cakupannya di bawah 80 persen. “Sedangkan sisanya, cakupan lebih dari 80 persen.

(12)

untuk imunisasi polio 4, hanya 15 kabupaten/kota yang sudah mencapai cakupan di atas 80 persen. ,12 kabupaten/kota saja yang cakupan imunisasi di bawah 80 persen. Sedangkan kabupaten/kota lainnya di atas 80 persen.

Pengetahuan keluarga tentang manfaat dan keamanan imunisasi perlu ditanggapi secara aktif. Apabila orang tua mendapat jawaban akurat dan informasi yang benar, maka orang tua dapat membuat keputusan yang benar tentang imunisasi (Ranuh, et al. 2008, hal. 349). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Yusnidar (2012) di Lingkungan IX Kelurahan Sidorame Barat II Medan Perjuangan pada 39 sampel,diperoleh data pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar sebagian besar adalah cukup yaitu 20 orang (51,3%). Kelengkapan imunisasi dasar pada bayi sebagian besar adalah lengkap yaitu 30 orang (76,9%). Terdapat hubungan antara pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar dengan kelengkapan imunisasi dasar pada bayi usia 0-12 bulan (p<0,05).

Hasil penelitian Fathia.Z (2012) di Posyandu Kelurahan Merdeka Kecamatan Medan Baru pada 41 sampel diperoleh hasil dukungan keluarga mayoritas mendukung = 34 orang (82,9%), status imunisasi dasar mayoritas sesuai = 31 orang (75,5%). Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,000, artinya ada hubungan antara dukungan keluarga terhadap status imunisasi dasar pada bayi

(13)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan teori dan data cakupan imunisasi diatas menunjukkan bahwa masih ada masalah dalam pemenuhan staus imunisasi pada bayi di Indonesia khususnya di Sumatera Utara. Oleh karena itu dalam penelitian ini yang menjadi rumusan masalahnya adalah bagaimana hubungan dukungan keluarga terhadap status imunisasi dasar pada bayi di desa Gudang Garam Kecamatan Bintang Bayu Tahun 2013

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga terhadap status imunisasi dasar pada bayi di desa Gudang Garam kecamatan Bintang Bayu

Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasikarakteristik responden. 2. Mengidentifikasi dukungan keluarga.

3. Mengidentifikasi status imunisasi dasar pada bayi

4. Menguji hubungan antara dukungan keluarga terhadap status imunisasi dasar pada bayi

1.4 Manfaat Penelitian

- Manfaat aplikatif

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi pelayanan keperawatan bahwa dukungan keluarga berhubungan dengan kelengkapan status imunisasi dasar pada bayi.

- Pendidikan keperawatan

Sebagai informasi bagi para mahasiswa keperawatan bahwa dukungan keluarga berhubungan terhadap kelengkapan status imunisasi dasar pada bayi.

(14)

Hasil penelitian ini berguna sebagai data dasar bagi pengembangan penelitian selanjutnya yang sejenis.

1.5 Luaran yang dihasilkan

(15)

Bab2.

Tinjauan Pustaka

2.1. Imunisasi

2.1.1 Definisi Imunisasi

Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpajan pada antigen yang serupa tidak terjadi penyakit. Imunisasi dasar adalah pemberian imunisasi awal bayi pada usia 0-12 bulan untuk mencapai kadar kekebalan di atas ambang perlindungan (Ranuh, 2008).

Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu. Sedangkan yang dimaksud dengan vaksin adalah bahan yang dipakai untuk merangsang pembentukan zat anti yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui suntikan seperti vaksin BCG, DPT, Campak, dan melalui mulut seperti vaksin Polio(Hidayat,2005)

2.1.2. Tujuan dan Manfaat Imunisasi

Tujuan imunisasi untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang, dan menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat (populasi) atau bahkan menghilangkan penyakit tertentu dari dunia seperti imunisasi cacar variola (Ranuh, 2005).

(16)

Menurut Marimbi (2010) manfaat imunisasi antara lain :

a. Untuk Anak: mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit, dan kemungkinan cacat atau kematian.

b. Untuk Keluarga: menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan bila anak sakit. Mendorong pembentukan keluarga sejahtera apabila orang tua yakin bahwa anaknya akan menjalani masa kanak-kanak yang nyaman.

c. Untuk Negara: memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan Negara

3.1.3. Jenis Imunisasi Dasar

Di Indonesia terdapat jenis imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah (imunisasi dasar), imunisasi yang diwajibkan meliputi BCG, polio, hepatitis B, DPT dan campak (Ranuh, et al. 2008, hal. 98).

1.Imunisasi BCG

Bacille Calmette-Guerin (BCG) adalah vaksin hidup yang dibuat dari Mycobacterium bovis yang dibiak berulang selama 1-3 tahun sehingga didapatkan hasil yang tidak virulen tetapi masih mempunyai imunogenitas.

Vaksinasi BCG menimbulkan sensitifitas terhadap tuberkulin. Vaksinasi BCG tidak mencegah infeksi tuberkulosis tetapi mengurangi resiko terjadinya tuberkulosis berat seperti meningitis TB dan tuberkulosis milier (Ranuh, et al. 2008, hal. 99 & 132).

(17)

Pemberian vaksin BCG dapat menimbulkan efek samping berupa Penyuntikan BCG secara intradermal akan menimbulkan ulkus lokal yang superfisial 3 minggu setelah penyuntikan. Ulkus tertutup krusta, akan sembuh 2-3 bulan dan meniggalkan parut bulat dengan diameter 4-8mm. Apabila dosis terlalu tinggi, maka ulkus yang timbul akan lebih besar, namun apabila penyuntikan terlalu dalam maka parut yang terjadi tertarik ke dalam (retracted) (Ranuh, et al. 2008, hal. 133).

Kontraindikasi pada BCG adalah reaksi uji tuberculin > 5 mm, menderita infeksi HIV atau dengan resiko tinggi HIV, imunokompromais akibat pengobatan kortikosteroid, obat imuno-supresif, mendapat pengobatan radiasi, penyakit keganasan yang mengenai sumsum tulang atau system limfe, menderita gizi buruk dan menderita demam tinggi (Ranuh, et al. 2008, hal.133)

2. Imunisasi polio

Imunisasi polio merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit poliomyelitis yang dapat menyebabkan terjadinya kelumpuhan pada anak. Vaksin virus polio hidup oral berisi virus polio tipe 1,2 dan 3 yang merupakan suku Sabin yang masih hidup tetapi sudah dilemahkan (attenuated). Vaksin ini digunakan secara rutin sejak bayi lahir dengan dosis 2 tetes oral. Virus vaksin kemudian menempatkan diri di usus dan memacu pembentukan antibodi baik dalam darah maupun epitelium usus, yang menghasilkan pertahanan lokal terhadap virus polio liar yang datang masuk kemudian. Dengan cara ini, maka frekuensi ekskresi polio virus liar dalam masyarakat dapat dikurangi (Ranuh, et al. 2008, hal. 163-164).

(18)

Polio-0 diberikan saat bayi lahir untuk mendapat cakupan imunisasi yang tinggi. Untuk imunisasi dasar (polio 2,3,4) diberikan pada umur 2,4 dan 6 bulan, interval antara dua imunisasi tidak kurang dari 4 minggu (Ranuh, et al. 2008, hal. 104).

Setelah vaksinasi sebagian kecil resipien dapat mengalami gejala pusing, diare, ringan dan nyeri otot (Ranuh, et al. 2008, hal. 168).Kontraindikasi pada vaksin polio adalah penyakit akut atau demam(suhu >38,50°C), vaksinasi harus ditunda, muntahatau diare vaksinasi ditunda, sedang dalam pengobatan kortikosteroid atau imunosupresif yang diberikan oral maupun suntikan, juga yang mendapat radiasi umum merupakan kontraindikasi dari vaksin polio (Ranuh, et al. 2008, hal. 168)

3. Hepatitis

Pada dasarnya, individu yang belum pernah imunisasi hepatitis B atau yang tidak memiliki antibodi anti-HBs, potensial terinfeksi virus hepatitis B. Vaksinasi hepatitis B pada bayi baru lahir merupakan upaya yang paling efektif dalam menurunkan prevalens virus hepatitis B (VHB). Yang harus mendapat imunisasi hepatitis B adalah semua bayi baru lahir tanpa memandang status VHB ibu; individu yang karena pekerjaannya beresiko tertular VHB, serta pasien hemodialisis (Ranuh, et al. 2008, hal. 135, 136 & 138)

Pemberian imunisasi hepatitis B minimal diberikan sebanyak 3 kali dan imunisasi pertama diberikan segera setelah lahir. Jadwal imunisasi yang dianjurkan adalah 0,1,6 bulan karena respon antibodi paling optimal. Interval antara dosis pertama dan dosis kedua tidak akan mempengaruhi imunogenisitas atau titer antibodi sesudah imunisasi selesai (dosis ketiga). Dosis ketiga merupakan penentu respon antibodi karena merupakan dosis booster. Semakin panjang jarak antara imunisasi kedua dengan ketiga (4-12 bulan), semakin tinggi titer antibodinya (Ranuh, et al. 2008, hal. 139)

Departemen Kesehatan pada tahun 2005 memberikan vaksin hep B-0 monovalen (dalam kemasan uniject) saat lahir, dilanjutkan dengan vaksin kombinasi DTwp/hepB pada umur 2-3-4 bulan. Tujuan vaksin hepB diberikan dalam kombinasi dengan DTwP untuk mempermudah pemberian dan meningkatkan cakupan hepB-3 yang masih rendah (Ranuh, et al. 2008, hal. 100)

(19)

Kejadian ikutan pasca imunisasi pada hepatitis B jarang terjadi. Segera setelah imunisasi dapat timbul demam yang tidak tinggi, pada tempat penyuntikan timbul kemerahan, pembengkakan, nyeri, rasa mual dan nyeri sendi (Ranuh, et al. 2008, hal. 69). Sampai saat ini tidak ada indikasi kontra absolut pemberian vaksin Hepatitis B (Ranuh, et al. 2008, hal. 141)

4. Imunisasi DPT

Vaksinasi DTP (diptheria, tetanus, pertusis) merupakan imunisasi primer terhadap difteria yang menggunakan toksoid difteria yang kemudian digabung dengan toksoid tetanus dan vaksin pertusis dalam bentuk vaksin DTP(Ranuh, et al. 2008, hal. 148). Imunisasi ini diberikan untuk mencegah tubuh dari penyakit diptheria, tetanus, pertusis. 5. Imunisasi Campak

Terdapat dua jenis vaksin campak, yaitu vaksin campak yang dilemahkan dan yang dimatikan. Pada saat ini dinegara berkembang, angka kejadian campak masih tinggi dan seringkali dijumpai penyulit, maka WHO menganjurkan pemberian imunisasi campak pada bayi berumur 9 bulan (Ranuh, et al. 2008, hal. 174).

Dosis baku minimal untuk pemberian vaksin campak yang dilemahkan adalah 0,5ml. Vaksin campak rutin dianjurkan diberikan sekali secara subkutan pada umur 9 bulan (Ranuh, et al. 2008, hal. 175)

(20)

Reaksi KIPI berat jika ditemukan gangguan fungsi sistem saraf pusat seperti ensefalitis dan ensefalopati pasca imunisasi, diperkirakan resiko terjadinya kedua efek samping tersebut 30 hari sesudah imunisasi sebanyak 1 diantara 1 milyar dosis vaksin (Ranuh, et al. 2008, hal. 176)

Imunisasi campak tidak dianjurkan pada ibu hamil, anak dengan imunodefisiensi primer, pasien TB yang tidak diobati, pasien kanker atau transplantasi organ, mereka yang dapat pengobatan imunosipresif jangka panjang atau anak immunocompromised yang terinfeksi HIV. Anak yang terinfeksi HIV tanpa immunosupresi berat dan tanpa bukti kekebalan terhadap campak, bisa mendapat imunisasi campak (Ranuh, et al. 2008, hal. 175).

2.1.4 Jadwal Imunisasi Dasar pada Anak

Jadwal imunisasi dasar lengkap berdasarkan buku KIA (2010)

2.2. Dukungan keluarga

2.2.1.Defenisi Keluarga

Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang disatukan oleh kebersamaan dan kedekatan emosional serta yang mengidentifikasi dirinya sebagai bagian dari keluarga (Friedman, Bowden & Jones, 2010, hal. 9).

Umur Jenis Imunisasi

0-7 hari HB 0

1 Bulan BCG, Polio 1

2 Bulan DPT/HB 1, Polio 2 3 Bulan DPT/HB 2, Polio 3 4 Bulan DPT/HB 3, Polio 4

(21)

2.2.2.Bentuk Keluarga

Menurut Friedman, Bowden & Jones (2010, hal. 9 & 20), bentuk keluarga terbagi dalam: 1. keluarga inti (nuclear family)

2. keluarga besar (extended family). Keluarga inti adalah keluarga yang terbentuk karena pernikahan, peran sebagai orangtua atau kelahiran. Keluarga inti terdiri atas suami, istri dan anak-anak mereka yang berasal dari biologis, adopsi atau keduanya.

3. Keluarga besar (extended family) adalah keluarga dengan pasangan yang berbagi pengaturan rumah tangga dan pengeluaran keuangan dengan orangtua, kakak/adik dan keluarga dekat lainnya. Anak-anak kemudian dibesarkan oleh beberapa generasi dan memiliki pilihan model pola perilaku yang akan membentuk perilaku mereka. Extended family, yang secara lebih jelas didefinisikan oleh U.S Bureau of the Census (1996) adalah keluarga yang didalamnya tinggal seorang anak dengan minimal salah satu orangtua dan seseorang diluar anggota keluarga inti, baik memiliki hubungan kekerabatan maupun tidak.

2.2.3. Dukungan Keluarga

Dukungan sosial keluarga adalah dukungan sosial yang dirasakan oleh anggota keluarga ada atau dapat diakses (dukungan sosial dapat atau tidak dapat digunakan, tetapi anggota keluarga menerima bahwa orang pendukung siap memberikan pertolongan jika dibutuhkan) (Friedman, Bowden & Jones, 2010, hal. 9)

Dukungan keluarga untuk keluarga tidak menggantikan sumber dukungan profesional tetapi lebih pada sumber peningkatan kekuatan keluarga yang unik melalui berbagai pengalaman (Johnson, et al, 1992 dalam Wong, 2008, hal. 750)

Menurut Caplan (1976, dalam Friedman, Bowden & Jones, 2010, hal. 446-447), terdapat empat dasar jenis dukungan keluarga yaitu :

a. Dukungan Emosional

Yaitu keluarga sebagai pelabuhan istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan emosional serta meningkatkan moral keluarga. Aspek-aspek dari dukungan emosional meliputi dukungan yang diwujudkan dalam bentuk afeksi, adanya kepercayaan, perhatian, mendengarkan dan didengarkan.

(22)

Keluarga bertindak sebagai sistem pembimbing umpan balik, membimbing dan mematarantai pemecahan masalah dan merupakan sumber serta validator identitas anggota keluarga diantaranya memberikan support, penghargaan dan perhatian.

c. Dukungan Informasi

Keluarga berfungsi sebagai pencari dan penyebar informasi mengenai suatu masalah tertentu. Menjelaskan tentang pemberian saran, sugesti, informasi yang dapat digunakan mengungkapkan suatu masalah. Manfaat dari dukungan ini adalah dapat menekan munculnya suatu stressor karena informasi yang diberikan dapat menyumbangkan aksi sugesti yang khusus pada individu. Aspek-aspek dalam dukungan ini adalah nasehat, usulan, saran, petunjuk dan pemberian informasi.

d. Dukungan Instrumental

Keluarga mencakup pemberian asuhan langsung atau berbagai bantuan yang nyata berupa uang maupun bantuan pada pekerjaan rumah. Keluarga merupakan sebuah sumber pertolongan praktis dan konkrit, diantaranya bantuan keluarga dalam merawat anak serta bantuan praktis selama masa kritis.

Keluarga dapat memainkan peran vital dalam upaya peningkatan kesehatan dan penurunan resiko, misalnya mengubah gaya hidup dari kurang sehat ke arah lebih sehat (berhenti merokok, latihan yang teratur, mengatur pola makan yang sehat), perawatan pra- dan pasca-partum, imunisasi, dll. Salah satu peran penting keluarga terhadap kesehatan adalah keluarga sebagai faktor penentu penggunaan pelayanan kesehatan(Ali, 2009, hal.20).

(23)
(24)

Bab 3

Metodologi Penelitian

3.1 Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain deskriptif analitik korelasi yaitu mencari hubungan antara variabel dukungan keluarga dengan variabel status imunisasi dasar pada bayi.

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian adalah seluruh orang tua yang memiliki bayi yang mengunjungi Posyandu desa Gudang Garam Kecamatan Bintang Bayu . Dari data yang didapat selama 1 bulan terakhir (Agustus 2013), jumlah keseluruhan bayi 0-12 bulan yang berkunjung adalah 54 orang. Sumber data diperoleh dari Bidan desa di desa Gudang Garam Kecamatan Bintang Bayu.

3.2.2 Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling sehingga jumlah sampel adalah 54 orang. Adapun kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Orangtua yang memiliki anak usia 0-12 bulan 2. Bersedia menjadi responden.

3. Anak pernah diimunisasi dan memiliki KMS

4. Menguasai bahasa Indonesia dan dapat berkomunikasi dengan baik. 5. Dapat membaca dan menulis

(25)

Penelitian dilakukan di Posyandu desa Gudang Garam Kecamatan Bintang Bayu dengan pertimbangan didesa tersebut belum pernah dilakukan penelitian, jumlah sampel cukup memadai.

3.4 Pertimbangan Etik

Penelitian dilakukan setelah peneliti mendapat persetujuan dari Fakultas Keperawatan Sumatera Utara dan izin dari Kepala Puskesmas dan Kepala desa Gudang Garam Kecamatan Bintang Bayu. Dalam penelitian ini terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan prinsip etik penelitian, yaitu: memberikan penjelasan kepada calon responden tentang tujuan penelitian, menjelaskan manfaat penelitian dan prosedur pelaksanaan penelitian. Prinsip etika penelitian diberikan kepada responden dalam bentuk informed consent yaitu kesediaan yang disadari oleh subjek penelitian (responden) secara sosial. Responden yang bersedia dipersilahkan untuk menandatangani informed consent. Tetapi responden yang tidak bersedia berhak untuk menolak dan mengundurkan diri.

Peneliti menjelaskan bahwa identitas subjek penelitian akan dirahasiakan dengan cara tidak menuliskan nama responden pada instrumen, tetapi dengan menggunakan inisial. Data-data yang diperoleh dari responden juga hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner yang disusun telah diuji validitas dan realibilitasnya. Instrumen ini terdiri dari: data demografi responden terdiri dari 4 pertanyaan yaitu usia, jenis kelamin, penghasilan dan pendidikan orangtua bayi. Pada kuesioner dukungan keluarga berisi 18 pertanyaan, yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana dukungan keluarga terhadap status imunisasi dasar pada bayi. Instrumen penelitian menggunakan pertanyaan dikotomi, yaitu responden menjawab ya dan tidak. Apabila bentuk pertanyaan positif, maka

jawaban “tidak“ mendapat nilai 0 (nol), dan jawaban “ya” mendapat nilai 1 (satu).

Sedangkan untuk pertanyaan negatif, jawaban “ya” mendapat nilai 0 (nol), dan untuk

(26)

menggunakan KMS yang dimiliki orangtua untuk melihat kesesuaian status imunisasi dengan usia bayi saat ini.

3.6 Pengumpulan Data

Penelitian dilakukan pada bulan September sampai dengan Oktober 2013. Setelah mendapatkan izin penelitian dari Kepala desa Gudang Garam Kecamatan Bintang Bayu, maka dari mulai tanggal 11 sampai dengan tanggal 15 Oktober peneliti dengan dibantu oleh 2 orang mahasiswa Program D-IV Bidan Pendidik Wulandari dan Azizah Marleni dengan didampingi Kader Posyandu mengumpulkan data responden dengan mendatangi responden dari rumah kerumah setelah memperoleh data nama dan alamat responden dari bidan desa desa Gudang Garam Kecamatan Bintang Bayu.

Setelah mendapatkan calon responden, peneliti kemudian menjelaskan kepada calon responden tersebut tentang tujuan penelitian serta prosedur penelitian ini. Selanjutnya peneliti meminta responden untuk menandatangani lembar persetujuan (informed consent), sebelum pengisian kuesioner dilakukan.

Setelah mendapatkan persetujuan, peneliti kemudian memberikan lembar kuesioner yang telah disusun untuk diisi oleh calon responden tersebut. Waktu yang peneliti berikan kepada responden untuk mengisi kuesioner adalah 15 menit. Peneliti mendampingi responden selama proses pengisian kuesioner, untuk menjelaskan cara mengisi pertanyaan kuesioner. Kemudian seluruh data dikumpulkan untuk di analisa. 3.7 Analisa Data

(27)

dengan menggunakan bantuan program komputerisasi yang disesuaikan, melalui langkah berikut :

1. Statistik univariat

Analisis ini digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik masing-masing variabel yang diteliti. Data demografi responden yang terdiri dari usia, jenis kelamin, pendidikan dan penghasilan ditampilkan dalam tabel distribusi frekuensi. Sedangkan data yang bersifat kategorik yaitu dukungan keluarga dan status imunisasi dasar pada bayi dicari frekuensi dan proporsinya, kemudian hasil disajikan dalam bentuk tabel. 2. Statistik bivariat

(28)

Bab 4 Hasil Penelitian 4.1.Karakteristik Demografi

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data mayoritas responden berusia 20-30 tahun 87,27%, jenis kelamin perempuan 100%,pendidikan perguruan tinggi 58,18%, penghasilan > Rp 1000.000 sebanyak 89,1%, mayoritas usia bayi > 6 bulan sebanyak 83,64%.Dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini.

Tabel 1

Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Demografi Di Desa Gudang Garam.Kec. Bandar Bayu.Kab. Serdang Bedagai Tahun 2013 (n= 54)

No. Karakteristik Demografi Frekuensi Persentase

(29)

4.2. Distribusi Jawaban responden

Tabel 2

Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Dukungan Keluarga terhadap Status Imunisasi Dasar pada Bayi di Desa Gudang Garam.Kec. Bandar Bayu.Kab. Serdang Bedagai

Tahun 2013 (n= 54) diimunisasi sesuai jadwal yang ditentukan.

40 72,73 14 27,27 54 100

2. Keluarga mengatakan bahwa imunisasi tidak dapat mencegah anak saya dari penyakit berbahaya.

7 14,55 47 85,45 54 100

3. Keluarga menunjukkan dimana tempat untuk imunisasi anak saya.

28 50,90 26 50,10

54 100

4. Keluarga mengatakan imunisasi dapat diberikan jika anak saya sehat.

46 85,45 8 14,55 54 100

(30)

perlu khawatir jika imunisasi dapat menyebabkan anak demam.

38 70,9 16 29,1 54

Dukungan Penilaian

6. Keluarga menilai bahwa imunisasi harus diberikan untuk anak saya. mengizinkan anak saya diimunisasi karena takut sakit.

23 41,82 31 58,18

54 100

9. Walaupun anak sedang sehat, keluarga tidak menyetujui anak saya diimunisasi.

0 0 54 100

54 100

10. Bagi keluarga imunisasi tidak terlalu penting diberikan kepada

Pilihan Jawaban Jumlah

Ya Tidak

f % f % f %

Dukungan Instrumental

11. Keluarga pernah mengantarkan anak saya imunisasi.

7 14,55% 47 85,45%

54 100

12.Jika saya tidak sempat mengantar anak imunisasi,

keluarga bersedia

mengantarkannya.

19 45,45% 35 54,55%

(31)

13.Keluarga menolak mengantarkan

14.Apabila setelah imunisasi anak saya sakit, keluarga juga

15.Keluarga yang mengingatkan saya jika saya lupa membawa anak imunisasi.

14 27,27% 40 72,73%

54 100

16.Keluarga pernah menanyakan apakah anak saya sudah mendapat imunisasi.

15 27,27% 39 72,73%

54 100

17.Keluarga perhatian jika anak sakit setelah imunisasi.

54 100% 0 0

54 100

18.Keluarga menyalahkan saya jika anak saya sakit setelah imunisasi.

0 0 54 100%

(32)

4.3. Disitribusi responden berdasarkan dukungan keluarga

Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden mendapatkan dukungan keluarga 40 972.7%) untuk mendapatkan status imunisasi lengkap pada bayinya. Dapat dilihat pada table 3 berikut.

Tabel 3

Distribusi responden berdasarkan dukungan keluarga di Desa Gudang Garam Kec. Bintang Bayu .Kab. Serdang Bedagai tahun 2013

Variabel Ya Tidak

f % f %

Dukungan 40 72.7 14 27.3

4.4. Distribusi responden berasarkan status imunisasi

Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden status imunisasinya sesuai dengan usia 42 (76.4%). Dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4

Distribusi responden berdasarkan status imunisasi di Desa Gudang Garam Kec. Bintang Bayu .Kab. Serdang Bedagai tahun 2013

Variabel Sesuai Tidak Sesuai

f % f %

Status Imunisasi

(33)

4.5. Hubungan dukungan keluarga dengan status imunisasi dasar pada bayi

Hasil penelitian diperoleh data responden yang mendapat dukungan status imunisasinya sesuai 37(92.5%) dan tidak sesuai 3 (7.5%). Responden yang tidak mendapat dukungan status imunisasi sesuai 5(35.7%) dan tidak sesuai 9(22.2). Hasil uji statistik dapat disimpulkan ada perbedaan proporsi dukungan keluarga terhadap status imunisasi bayi (ada hubungan signifikan dukungan keluarga terhadap status imunisasi bayi). Dari hasil analisis juga diperoleh OR = 22.2,artinya responden yang mendapat dukungan keluarga mempunyai peluang 22.2 kali status imunisasi bayinya sesuai dibandingkan responden yang tidak mendapat dukungan keluarga. Dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5

Hubungan dukungan keluarga dengan status imunisasi dasar pada bayi di Desa Gudang Garam Kec. Bintang Bayu .Kab. Serdang Bedagai tahun 2013

Status imunisasi

Dukungan Sesuai Tidak

Sesuai

Total OR

95%CI

p value

n % n % n %

Ya 37 92.5 3 7.5 40 100 22.2 0.000

Tidak 5 35.7 9 64.3 14 100

(34)

4.5. Pembahasan hasil

Imunisasi dasar yang diwajibkan pemerintah ditujukan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi. Namun program pengembangan imunisasi (PPI) ini akan efektif bila cakupannya tinggi. Imunisasi yang diwajibkan pemerintah itu ada lima, yaitu BCG, hepatitis B, polio, DTP, campak. Di Indonesia, cakupan imunisasi tidak merata ada yang 100 persen dan ada juga yang 60 persen. Program imunisasi sudah rutin dilaksanakan di seluruh dunia. Program Imunisasi berhasil menekan morbiditas dan mortalitas tujuh penyakit di Indonesia (Tuberkulosis, Polio, Difteri, Tetanus, Pertusis, Campak, dan Hepatitis B), meskipun untuk eradikasi, eliminasi, atau reduksi dari penyakit-penyakit ini masih diperlukan upaya keras dan cerdas. Pembasmian penyakit ini bukan hanya menghilangkan penderitaan, morbiditas, mortalitas dan disabilitas pada manusia yang diakibatkannya, tetapi juga menghilangkan kerugian moril dan materil. Indonesia bersama seluruh negara anggota WHO di kawasan Asia Tenggara telah menyepakati tahun 2012 sebagai tahun Intensifikasi Imunisasi Rutin atau Intensification of Routine Immunization (IRI). Hal ini sejalan dengan Gerakan Akselarasi Imunisasi Nasional atau GAIN UCI, yang bertujuan meningkatkan cakupan dan pemerataan pelayanan imunisasi sampai ke seluruh desa di Indonesia.

Berdasarkan hasil penelitian, dukungan keluarga terhadap status imunisasi dasar pada bayi 40 responden (72,7%) mendapatkan dukungan keluarga, sedangkan 14 responden (27.3%) tidak mendapat dukungan keluarga. Hal ini menunjukkan bahwa dukungan keluarga di Posyandu Desa Gudang Garam Kec. Bintang Bayu .Kab. Serdang Bedagai sebagian besar telah memiliki pengetahuan tentang imunisasi dan menyadari akan pentingnya imunisasi bagi bayi. Mayoritas keluarga memberikan dukungannya dalam bentuk dukungan penilaian, dimana setiap anggota keluarga baik suami, mertua serta anggota keluarga lain yang berperan dalam mengambil keputusan telah menganggap bahwa imunisasi merupakan hal yang penting yang harus diberikan kepada bayi.

(35)

Dukungan tersebut meliputi dukungan informasional, dimana keluarga memberikan nasehat, usulan, saran, petunjuk dan pemberian informasi mengenai imunisasi, dukungan emosional yang meliputi dukungan yang diwujudkan dalam bentuk afeksi, adanya kepercayaan, perhatian, mendengarkan dan didengarkan. Keluarga bertindak sebagai pemberi umpan balik, ini disebut dengan dukungan penilaian dan keluarga menjadi pemberi asuhan langsung maupun tidak langsung.

Berdasarkan hasil penelitian, mayoritas responden memiliki bayi yang mendapat status imunisasi yang sesuai dengan usianya yaitu 42 responden (76,4%). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar keluarga di Desa Gudang Garam Kec. Bintang Bayu .Kab. Serdang Bedagai telah memberikan imunisasi kepada bayinya sesuai dengan usia bayi. Terdapat 12 responden (23,6%) bayi mendapat status imunisasi yang tidak sesuai dengan usia bayinya. Ini disebabkan oleh kurangnya dukungan informasional yaitu responden menyatakan bahwa keluarga mengatakan bahwa imunisasi tidak dapat mencegah anak saya dari penyakit berbahaya 54 (100%). Dukungan penilaian juga masih ada pendapat yang salah yaitu walaupun anak sedang sehat, keluarga tidak menyetujui anak saya diimunisasi 54 (100%). Dukungan instrumental 47 (85.45) responden mengatakan keluarga tidak pernah mengantarkan anak imunisasi dan 46(84.45%) keluarga menolak mengantarkan anak imunisasi karena merasa malu. Dukungan emosional 54 (100%) responden menyatakan keluarga menyalahkan saya jika anak saya sakit setelah imunisasi. Jika keluarga lebih bersedia dalam memberikan bantuan dalam bentuk dukungan instrumental bagi ibu, maka status imunisasi dasar pada bayi akan sesuai dengan usianya.

(36)

.

Bab 5

Kesimpulan dan saran 5.1. Kesimpulan

1. Dukungan keluarga terhadap status imunisasi dasar pada bayi mayoritas mendapat dukungan yaitu 40 responden (72,7%)

2. Status imunisasi dasar pada bayi mayoritas sesuai dengan usia bayi yaitu 42 responden (76,4%).

3. Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,000, maka dapat disimpulkan ada hubungan antara dukungan keluarga terhadap status imunisasi dasar pada bayi

5.2. Saran

(37)

Daftar Pustaka

Ali, Z. (2009). Penganta r Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Departemen Kesehatan RI. (2003). Buku Kesehata n Ibu dan Anak. Jakarta: DepKes Eko, B. (2001). Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC Fathia .A.Zara (2012) Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Status Imunisasi Dasar pada

Bayi di Posyandu Kelurahan Merdeka Kecamatan Medan Baru Tahun

2012. Karya Tulis Ilmiah

Friedman, M.M., Bowden, V.R., & Jones, E.G. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga : Riset, Teori Dan Praktik. Jakarta: EGC

Hasan, M.I. (2002). Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Apikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia

Hidayat, A.A. (2009). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta: Salemba Medika

Kepmenkes RI No. HK.03.01/VI/432. (2010). Data Sasaran Program Kementerian Kesehatan. Maryunani, A. (2010). Ilmu Kesehatan Anak dala m Kebidanan. Jakarta: Trans Info Media Muslihatun, W.F. (2010). Asuhan Neonatus,Bayi dan Balita. Yogyakarta: Fitramaya Notoatmodjo, S. (2002). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta --- (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Prasetyo, B., Jannah, L.M. (2005). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

Rukiyah, A.Y., Yulianti, L. (2010). Asuhan Neonatus, Bayi dan Anak Balita. Jakarta: Trans Info Media

(38)

Setiawati, S, Dermawan, A.C. (2008). Penuntun Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: Trans Info Media

Suprajitno. (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga : Aplikasi dalam Praktik. Jakarta: EGC Wong, D. L. (2008). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Volume 1. Jakarta: EGC

Yulidar (2012) Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Bayi Usia 0-12 Bulan Di Lingkungan IX Kelurahan Sidorame Barat II Medan Perjuangan Tahun 2012. Karya Tulis Ilmiah

(39)

Lampiran 1

Personalia Penelitian

1. Ketua Peneliti

a. Nama Lengkap : Nur Asnah Sitohang,S.Kep.Ns.M.Kep

b. Jenis Kelamin : Perempuan

c. NIP : 19740505 200212 2

d. Disiplin ilmu : Keperawatan anak e. Pangkat/Golongan : III/c

f. Jabatan fungsional/struktural : Lektor

g. Fakultas/Jurusan : Keperawatan/D IV Bidan Pendidik h. Waktu penelitian : 10 jam/minggu

2. Anggota Peneliti 1

a. Nama lengkap : Nurbaiti, S.Kep.,Ns.,M.Biomed

b. Jenis Kelamin : Perempuan

c. NIP : 19780515 200604 2

d. Disiplin ilmu : Ilmu Biomedik e. Pangkat/Golongan : III/c

f. Jabatan fungsional/struktural : Penata

g. Fakultas/Jurusan :Keperawatan /Keperawatan Dasar h. Waktu penelitian : 10 jam/minggu

3. Anggota Peneliti 2

a. Nama lengkap : Wulandari

b. Jenis Kelamin : Perempuan

c. NIM : 135102001

d. Pekerjaan : Mahasiswa Program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawaatn USU

e. Tugas dalam Penelitian : Pengumpulan data

4. Anggota Peneliti 3

a. Nama lengkap : Azizah Marleni

b. Jenis Kelamin : Perempuan

c. NIM : 135102005

d. Pekerjaan : Mahasiswa Program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawaatn USU

(40)

Lampiran 2

Biaya dan Jadwal Pelaksanaan

A.Jadwal Pelaksanaan

Waktu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan penelitian ini adalah selama 2 bulan, yaitu mulai dari bulan September sampai Oktober 2013.

Secara terperinci jadwal penelitian dibuat pada tabel 2. Tabel 2. Jadwal penelitian

No Kegiatan September Oktober

1 2 3 4 1 2 3 4

1

Persiapan Penelitian

a. Penyususnan proposal penelitian b. Studi literatur

c.Administrasi

2 Pelaksanaan penelitian a. Pengumpulan data

3 Penyusunan Laporan Penelitian a. Analisa data Penelitian b. Study literatur

c. Seminar Hasil Penelitian

(41)

Penelitian ini memerlukan biaya sebesar lima juta rupiah secara terperinci biaya penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.

No Kegiatan/ Bahan frekwensi Biaya (Rupiah) Jumlah 1. Administrasi

a. Komite Etik Penelitian 1 250.000 250.000

b. Izin penelitian 1 300.000 300.000

550.000

3 a. Makan Siang 54 15.000 810.000

b. Snake 54 5.000 270.000

c. makanan ringan 54 5.000 270.000

1.350.000 a. Imbalan untuk responden 54 15.000 810.000 b. Cenderamata untuk kepala

desa

1 200.000 200.000

c. Cenderamata untuk kepala puskesmas

1 200.000 200.000

d. Dokumentasi 1 200.000 200.000

e. Seminar hasil penelitian (10 peserta)

10 25.000 250.000

f. Publikasi dijurnal 1 350.000 300.000

1.960.000 4 Penggandaan proposal dan hasil

penelitian

20 30.000 600.000

(42)

Lampiran 3.

KUISIONER PENELITIAN

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP STATUS IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI DESA GUDANG GARAM KECAMATAN BINTANG BAYU

No. Responden

Pernyataan-pernyataan berikut ini berhubungan dengan dukungan yang diberikan keluarga

terhadap status imunisasi dasar pada bayi. Jawablah dengan memberi (√) pada kotak pilihan

anda. Keterangan pilihan jawaban: Ya dan Tidak.

Pertanyaan Ya Tidak

Dukungan Informasional

1. Keluarga memberitahukan bahwa anak saya harus diimunisasi sesuai jadwal yang ditentukan.

2. Keluarga mengatakan bahwa imunisasi tidak dapat mencegah anak saya dari penyakit berbahaya. 3. Keluarga menunjukkan dimana tempat untuk

imunisasi anak saya.

4. Keluarga mengatakan imunisasi dapat diberikan jika anak saya sehat.

5. Keluarga mengatakan tidak perlu khawatir jika imunisasi dapat menyebabkan anak demam.

Dukungan Penilaian

6. Keluarga menilai bahwa imunisasi harus diberikan untuk anak saya.

7. Keluarga merasa ragu tentang manfaat imunisasi. 8. Alasan keluarga tidak mengizinkan anak saya

diimunisasi karena takut sakit.

9. Walaupun anak sedang sehat, keluarga tidak menyetujui anak saya diimunisasi.

10. Bagi keluarga imunisasi tidak terlalu penting diberikan kepada anak saya.

Dukungan Instrumental

(43)

12.Jika saya tidak sempat mengantar anak imunisasi, keluarga bersedia mengantarkannya.

13.Keluarga menolak mengantarkan anak saya imunisasi karena merasa malu

14.Apabila setelah imunisasi anak saya sakit, keluarga juga membantu merawatnya.

Dukungan Emosional

15.Keluarga yang mengingatkan saya jika saya lupa membawa anak imunisasi.

16.Keluarga pernah menanyakan apakah anak saya sudah mendapat imunisasi.

17.Keluarga perhatian jika anak sakit setelah imunisasi. 18.Keluarga menyalahkan saya jika anak saya sakit

setelah imunisasi.

C. Status Imunisasi Dasar pada Bayi

(44)

Lampiran 4

Lembar Penjelasan Kepada Calon Responden

Assalamu’alaikum Wr. Wb/ Salam Sejahtera

Dengan Hormat,

Nama Saya Nur Asnah Sitohang dan Nurbaiti, adalah dosen di Fakultas Keperawatan USU. Saya sedang melakukan penelitian yang berjudul hubungan dukungan keluarga terhadap status imunisasi dasar pada bayi di Posyandu di desa Gudang Garam Kecamatan Bintang Bayu .

Imunisasi merupakan suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpajan pada antigen yang serupa, tidak terjadi penyakit. Terdapat lima macam imunisasi yang wajib diberikan kepada bayi, yaitu BCG (1 kali), DTP-HiB (3 kali), Polio (4 kali) dan Campak (1 kali).

Manfaat diberikan imunisasi adalah untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang dan menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat (populasi) atau bahkan menghilangkan penyakit tertentu dari dunia (IDAI, 2008, hal. 10).

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga terhadap status imunisasi dasar pada bayi. Saya akan melakukan wawancara terstruktur kepada Bapak/Ibu, Sdra/Sdri, tentang :

a. data demografi yang terdiri dari jenis kelamin, penghasilan dan pendidikan Bapak/Ibu, Sdra/Sdri,

b. kuisioner tentang dukungan keluarga yang terdiri dari 18 pertanyaan,

(45)

Partisipasi Bapak/Ibu, Sdra/Sdri bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Setiap data yang ada dalam penelitian ini akan dirahasiakan dan digunakan untuk kepentingan peneliti. Untuk penelitian ini Bapak/Ibu, Sdra/Sdri tidak akan dikenakan biaya apapun. Bila Bapak/Ibu, Sdra/Sdri membutuhkan penjelasan, maka dapat menghubungi Saya :

Nama : Nur Asnah Sitohang,S.Kep.Ns.M.Kep

Alamat : Jl. Karya Bersama.Gg. Syukur1. No.2 Medan Johor No. Hp : 081381329541

Nama : Nurbaiti,S.Kep.Ns.M.Biomed

Alamat : Jl. Setia budi pasar 1 gg. Pribadi 1 no. 19 medan No. Hp : 081396017785

Terima kasih Saya ucapkan kepada Bapak/Ibu, Sdra/Sdri yang telah ikut berpartisipasi pada penelitian ini. Kelikutsertaan Bapak/Ibu, Sdra/Sdri dalam penelitian ini akan menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi ilmu pengetahuan.

Setelah memahami berbagai hal yang menyangkut penelitian ini diharapkan Bapak/Ibu, Sdra/Sdri bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah kami persiapkan.

Medan, 2013

Peneliti

(46)

Lampiran 5

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (PSP)

(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Umur :

Alamat : Telp/HP :

Setelah mendapat penjelasan dari penelitian tentang hubungan dukungan keluarga terhadap status imunisasi dasar pada bayi di Posyandu desa Gudang Garam Kec. Bintang Bayu. Maka dengan ini saya secara sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut serta dalam penelitian tersebut.

Demikianlah surat pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya.

(47)
(48)
(49)

Gambar

Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Demografi Di Desa Gudang Garam.Kec
Tabel 2 Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Dukungan Keluarga terhadap Status Imunisasi
Tabel 3
Tabel 5
+2

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara

KEPALA DINAS SEKRETARIS KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN SUB BAGIAN KEUANGAN SUB BAGIAN PROGRAM BIDANG PAJAK &amp; RETRIBU SI BIDANG DANA PERIMBANGAN

Demi pengernbangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan Hak Bebas Royalti Non-eksklusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) kepada Pusat Perpustakaan IAIN Tulungagung

Penelitian tentang Identifikasi dan Prevalensi Ektoparasit pada Ikan Mas (Cyprinus carpio) di Kolam Desa Pulau Banyak Kecamatan Tanjung Pura dan Kolam Medan Selayang Kota

“ Uang Pelepah Pisang Musa’s Craft ” menyajikan produk kerajinan yang unik, eksotis, biologis, dan khas budaya Indonesia seperti Lampuion Batik-Bryophyta pelepah

The objective of this research is to improve the teaching and learning process of reading at VIII A and VIII B of SMP Muhammadiyah 2 Sawangan Magelang

Kawasan Kotabaru (dulu disebut nieuwe wijk) yang merupakan usaha perluasan kota menciptakan sebuah “kota baru dalam kota” (new town in town). Pola zonasi Garden City

Hal ini dapat dilihat pada Tabel 2, bahwa deskripsi varietas yang menjadi informasi produk merupakan suatu atribut untuk dipertimbangkan petani untuk mengetahui