• Tidak ada hasil yang ditemukan

Struktur Permukiman di Kampung Badur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Struktur Permukiman di Kampung Badur"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kampung Badur merupakan permukiman yang berada di pinggiran sungai Deli di Kelurahan Hamdan Kecamatan Medan Maimun, Medan. Daerah pinggiran sungai, umumnya menjadi wadah bagi permukiman yang tidak terencana. Orientasi permukiman di Kampung Badur dipengaruhi oleh aliran sungai Deli di sepanjang kawasan tersebut. Letak Kampung Badur yang masih berada di sekitar pusat kota Medan menjadikannya potret lain suatu permukiman di perkotaan yang tumbuh secara tidak terencana. Pada observasi awal yang dilakukan secara singkat, Kampung Badur terbagi menjadi 2 wilayah yaitu Kampung Badur Atas dan Kampung Badur Bawah. Perletakan ruang hunian di Kampung Badur atas berorientasi pada Jalan Badur, sedangkan di Kampung Badur yang tumbuh oleh kenyataan sosial sangat berpotensi untuk diteliti karena lokasinya berada di tepi sungai Deli. Semakin banyaknya kebutuhan akan tempat tinggal membuat daerah pinggiran sungai menjadi sasaran bagi masyarakat untuk menempatinya. Sehingga, kebutuhan tersebut diwujudkan dengan membangun area hunian di tempat-tempat yang seharusnya tidak dibangun permukiman seperti bantaran sungai.

(2)

pengaruh aspek-aspek kehidupan. Aspek tersebut adalah keadaan sosial, aktifitas ekonomi, sistem sirkulasi, media komunikasi, sistem politik, administrasi, budaya serta aktifitas rekreasi ( Sarkar, 2010. Hal 1). Pada suatu kawasan tentu mempunyai aspek yang mendominasi terbentuknya suatu permukiman. Hal tersebut dapat didorong oleh persamaan fungsi, kebutuhan dari penghuni lokal maupun keadaan sosialnya. Salah satu aspek yang mempengaruhi terbentuknya suatu ruang hunian yaitu keadaan sosial. Kenyataan keadaan sosial selalu terwujud pada bentuk permukiman. Dalam hal ini, terlihat bahwa keadaan sosial dapat mempengaruhi ruang-ruang yang terbentuk pada suatu kawasan dan kemudian membentuk suatu pola.

(3)

menciptakan suatu ruang yang menghubungkan kebutuhan dari penghuni permukiman itu sendiri. Persamaan kebutuhan inilah yang kemudian menciptakan pola-pola yang terbentuk pada suatu permukiman. Penelitian ini akan mengkaji pola area hunian, pola ruang berkumpul, pola jalan dan morfologi Kampung Badur. Dengan adanya penemuan dari penelitian ini diharapkan akan memberikan pemahaman akan pola dan bentuk permukiman di Kampung Badur. Selain itu, penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan struktur dan morfologi permukiman. Penemuan dari penelitian ini dapat ditindak-lanjuti dengan kajian yang sifatnya mengarah kepada perencanaan dan perancangan.

1.2 Permasalahan Penelitian

Dalam menentukan struktur permukiman yang digunakan pada suatu kawasan permukiman tentu harus melakukan penelitian yang mendalam. Dengan adanya penelitian yang tepat dan mendalam dapat memberikan suatu pemahaman dalam menemukan permasalahan yang terjadi pada suatu kawasan permukiman. Dalam rangka menemukan struktur permukiman, diperlukan kajian-kajian terkait yang mempengaruhi terbentuknya permukiman itu sendiri. Sehingga, akan menemukan permasalahan penelitian yang akan diteliti, antara lain :

(4)

b. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi terbentuknya Kampung Badur

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah

a. Menemukan bentuk permukiman Kampung Badur di Kecamatan Medan Maimun

b. Menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya Kampung Badur

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah

a. Memperkaya ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan struktur dan morfologi permukiman di kota.

(5)

1.5 Batasan Penelitian

Batasan-batasan dari penelitian ini adalah

a. Penelitian hanya mengkaji keadaan sosial untuk menemukan pola-pola yang membentuk area hunian, ruang berkumpul, pola jalan dan morfologi permukiman.

b. Adapun kenyataan pada penghuni Kampung Badur yang mayoritas suku Melayu diamati hanya untuk melihat kecenderungan dalam membentuk ruang hunian. Sehingga, tidak sampai pada mengkaji budaya yang mempengaruhi terbentuknya Kampung Badur.

(6)

1.6 Kerangka Berfikir

Adapun kerangka berfikir dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

LATAR BELAKANG

 Permukiman tidak terencana sering sekali terbentuk dengan adanya peningkatan kebutuhan dari populasi manusia. Pengembangan populasi di suatu permukiman didorong oleh keadaan sosial dan latar belakang ekonomi yang sama,. Sehingga, mendorong keinginan mereka untuk membentuk suatu ruang hunian dalam memenuhi kebutuhan akan tempat tinggal

 Kampung Badur merupakan salah satu contoh permukiman yang tumbuh secara tidak terencana di pusat Kota Medan. Oleh sebab itu, Kampung Badur menjadi salah satu kawasan yang penting untuk dikaji

MAKSUD DAN TUJUAN

 Menemukan bentuk permukiman Kampung Badur di Kecamatan Medan Maimun  Menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya Kampung Badur

PERUMUSAN MASALAH

 Bagaimana bentuk permukiman Kampung Badur di Kecamatan Medan Maimun

 Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi terbentuknya Kampung Badur

 (Huijbens, 2004) Tentang keadaan sosial yang membentuk permukiman tidak terencana

 (Rani & Shylendra, 2002) Tentang peningkatan migrasi pada suatu kawasan

 (Sarkar, 2010) Tentang permukiman tidak terencana

 (Eldefrawi, 2013) Tentang struktur permukiman tidak terencana

Gambar

Gambar 1.1 Kerangka berpikir

Referensi

Dokumen terkait

Karakteristik lingkungan permukiman berpengaruh pada kondisi ekonomi, sosial, budaya dan tingkat kepadatan masyarakat, oleh karena itu manusia harus memilih bahan

Gambar 13 Suasana Pengajian.. Pengajian rutin untuk putra berada di tempat sholat putra berada di tepi jalan kampung yang dibina oleh Kiayi yang dapat membentuk ruang sosial

Selain adanya perubahan kapasitas ekonomi dan sosial, dampak perkembangan desa wisata terhadap kesejahteraan juga berimbas pada perubahan kondisi lingkungan permukiman..

ruang karena kompleksitas i nteraksi keragaman sosial, budaya, serta aspek politik di

Tindakan wakaf merupakan ibadah masyarakat muslim yang berperan langsung dalam membentuk sistem tata ruang kota, karena wakaf membentuk ruang komunal utama bagi

Penelitian ini menemukan keadaan sosial dan ekonomi serta pengaruhnya terhadap distribusi penggunaan ruang di Kampung Nelayan Belawan Medan.. Kata Kunci : Sosial,

- Kampung Nelayan Belawan merupakan permukiman informal - Kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat. - Distribusi penyebaran fungsi

STRUKTUR RUANG PERMUKIMAN SUKU ATONI BERBASI BUDAYA, STUDI KASUS: KAMPUNG ADAT TAMKESI, KABUPATEN TIMORTENGAH UTARA Culturally Based Living Space Structure of A toni People Case Study