• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKNA GAMBAR ILUSTRASI PADA BUKU SISWA M (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKNA GAMBAR ILUSTRASI PADA BUKU SISWA M (1)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

MAKNA GAMBAR ILUSTRASI PADA BUKU SISWA MATA PELAJARAN SENI BUDAYA (SENI RUPA) SMA KELAS X (KURIKULUM 2013)

Yollanda Karin Garcinia

Mahasiswa S2 Prodi Pendidikan Seni Budaya Pascasarjana Unesa

yollandagarcinia@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan mengkaji perwujudan gambar ilustrasi pada buku siswa pelajaran Seni Budaya untuk SMA kelas X kurikulum 2013, yang meliputi (I) Mendiskripsikan perwujudan gambar ilustrasi pada buku siswa pelajaran seni budaya untuk SMA kelas X kurikulum 2013, (II) Menjelaskan perwujudan gambar ilustrasi pada buku siswa pelajaran seni budaya untuk SMA kelas X kurikulum 2013 ditinjau dari desain komunikasi visual, (III) Menjelaskan perwujudan gambar ilustrasi pada buku siswa pelajaran seni budaya untuk SMA kelas X kurikulum 2013 di tinjau dari semiotika visual. Penelitian ini mengunakan pendekatan metode semiotika yang bersifat kualitatif-interpretatif (interpretation). Subjek penelitian ini adalah gambar-gambar ilustrasi pada buku siswa pelajaran seni budaya untuk SMA kelas X kurikulum 2013 sedangkan objek penelitian ini adalah makna gambar-gambar ilustrasi pada buku siswa Seni Budaya. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu mendiskripsikan dan mengelompokkan gambar-gambar ilustrasi pada buku siswa Seni Budaya sesuai dengan jenisnya, menganalisis gambar ilustrasi yang terdapat pada buku siswa Seni Budaya dengan teori Desain Komunikasi Visual, dan yang terakhir menganalisis gambar ilustrasi yang terdapat pada buku siswa Seni Budaya dengan teori Semiotika Visual. Setelah dilaksanakan analisis hasil yang didapat dalam penelitian ini adalah, perwujudan gambar ilustrasi dalam buku siswa, terdapat 3 jenis ilustrasi yaitu jenis ilustrasi gambar tangan, jenis ilustrasi fotografi, serta jenis ilustrasi gabungan gambar tangan dan fotografi, berdasarkan desain komunikasi visual, peneliti mendapatkan gambar-gambar pada buku siswa pelajaran seni budaya untuk SMA kelas X kurikulum 2013 ini sudah cukup dapat menyampaikan pesan gambar yang terkait, dan kajian semiotika atas perwujudan gambar-gambar ilustrasi buku siswa secara umum gambar-gambar-gambar-gambar ilustrasi tersebut menggunakan sisten tanda ikonik yang mudah dikenali sebagai representasi pelajaran Seni Budaya.

(2)

Media pembelajaran dan metode penerapannya merupakan komponen penting dalam kegiatan belajar mengajar, kedua komponen ini saling berkaitan antar satu dengan yang lainnya, sehingga tidak dapat dipisahkan. Dalam mewujudkan suatu pembelajaran inovatif, seorang guru harus mampu menggunakan media pembelajaran dan metode penerapannya yang bervariasi, tujuannya agar peserta didik tidak merasa bosan dan cenderung lebih nyaman dalam belajar. Selain itu pembelajaran di sekolah dirasa masih perlu untuk menggunakan beberapa sumber dan penjelasan yang dapat membantu dalam melancarkan kegiatan pembelajaran. Dari sekian banyak media yang dapat digunakan untuk pembelajaran seni ini, buku teks menjadi media yang tak kalah penting untuk menunjang proses pembelajaran materi sebelum menginjak pada proses praktik.

Penggunaan buku ajar sebagai bahan ajar pada mata pelajaran Seni Budaya pada dasarnya sangat penting. Guru membutuhkan referensi yang pasti dan dapat dipercaya untuk kemudian disampaikan kepada muridnya melalui proses belajar mengajar. Buku ajar menyediakan semua hal yang dibutuhkan dalam proses belajar mengajar yang mencakup materi pengetahuan, soal latihan, dan proyek karya. Beberapa bahkan sudah dilengkapi dengan daftar istilah (glosarium) dan peta konsep terkait materi yang bersangkutan. Gambar dalam buku pelajaran disebut juga dengan ilustrasi. Jadi ilustrasi adalah seni gambar yang dimanfaatkan untuk memberi penjelasan suatu makna atau tujuan secara visual. Bentuk ilustrasi dapat berupa: sketsa, lukis, grafis, desain dan kartun (Susanto, 2002:53). Ilustrasi buku berperan penting dalam penyampaian materi agar siswa dapat lebih mengkongkretkan kata-kata abstrak dalam materi pembelajaran. Di dalam Mata Pelajaran Seni Budaya juga menampilkan ilustrasi-iluastrasi sebagai penunjang pokok bahasan atau materi. Gambar-gambar ilustrasi tersebut merupakan visualisasi dari materi yang disajikan dalam buku tersebut.

(3)

penggunaan gambar yang berlebihan. Hal ini sebenarnya mempengaruhi pada apa yang akan dipelajari oleh siswa sehingga nantinya akan berdampak pada proses pembelajaran yang sedang berlangsung.

Salah satu implementasi dari Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional adalah kurikulum. Dalam penyusunan kurikulum selalu mempertimbangkan sumber belajar dan media pembelajaran yang dibutuhkan dan sudah tersedia sehingga memungkinkan siswa memperoleh pengalaman belajara secara nyata, bermakna, luas dan mendalam. Sumber belajar adalah bahan-bahan yang dapat dimanfaatkan dan diperlukan untuk membantu pengajar maupun siswa dalam proses pembelajaran. Sumber belajar dapat berupa buku teks, media cetak, media elektronik, nara sumber, lingkungan alam sekitar, dan sebagainya yang dapat meningkatkan kadar keaktifan dalam proses pembelajaran. Sumber belajar dipilih berdasarkan kompetensi, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi dasar. Penggunaan sumber belajar yang tepat akan menunjang keefektifan proses pembelajaran.

Metode Penelitian Pengembangan

Penelitian ini mengunakan pendekatan metode semiotika yang bersifat kualitatif-interpretatif (interpretation), (Piliang, 2012: 313-314) yaitu metode yang memfokuskan dirinya pada tanda dan teks sebagai objek kajiannya, serta bagaimana peneliti akan menafsirkan dan memahami kode (decoding) di balik tanda tersebut. Metode analisis teks adalah metode semiotika yang pada dasarnya beroperasi pada dua jenjang analisis. Pertama, analisis tanda secara individual, misalnya jenis tanda, mekanisme atau struktur tanda, dan makna tanda secara individual. Informasi tertulis maupun gambar nantinya akan diambil dari proses observasi pada buku siswa pelajaran seni budaya untuk SMA kelas X kurikulum 2013 dengan cara menganalisis secara mendalam pada ilustrasi buku tersebut.

Prosedur pengumpulan data yang dilakukan dalam analisis ini terdapat 3 macam instrumen penelitian sesuai dengan kebutuhan penelitian dan didasarkan atas teori yang dianggap paling tepat. Dalam menganalisis data, peneliti mengamati seluruh gambar ilustrasi yang sudah ditetapkan dalam buku siswa Seni Budaya kemudian melakukan identifikasi ulang penyajian elemen-elemen (mengingat buku tersebut sudah didistribusikan keseluruh Indonesia sebagai buku siswa kurikulum 2013) menggunakan instrumen-instrumen penelitian.

(4)

bersumber pada telaah literatur, referensi berupa teori-teori terkait dan diskusi teman sejawat yang dalam hal ini adalah dosen pembimbing untuk lebih memperkuat keabsahan data penilaian gambar ilustrasi dan hasil pemaknaan desain komunikasi visual dan semiotika visual atas gambar ilustrasi pada buku siswa Seni Budaya tersebut.

Hasil dan Pembahasan

Pada hasil Analisis pertama terdapat 3 jenis gambar ilustrasi di buku siswa ini, dari ke 127 gambar yang terdapat dalam semester 1 dan semester 2 cabang Seni Rupa dan berdasarkan gambar-gambar ilustrasi yang mempunyai judul gambar serta yang terdapat dalam peta materi saja, peneliti menemukan 19 gambar sementara perwujudan gambar ilustrasi fotografi terdapat 25 gambar dan perwujudan gambar ilustrasi gabungan gambar tangan dan fotografi 4 gambar.

Sesuai dengan teori gambar ilustrasi “ilustrasi adalah suatu karya dua komersional (dwi matra) yang biasanya berwujud gambar, potret atau kombinasi dari kedua-duanya, baik yang hitam atau yang berwarna yang berfungsi sebagai pemenang, menjelaskan memberi tuntunan imajinasi kepada pembaca terhadap suatu teks atau naskah yang disertainya, dan juga sebagai penghias”. Dengan begitu, berdasarkan jenisnya ilustrasi dibedakan menjadi: (a) Ilustrasi gambar tangan, (b) Ilustrasi fotografi, (c) Gabungan ilustrasi gambar tangan dan fotografi.

Beberapa gambar masuk dalam kategori jenis ilustrasi gambar tangan karena gambar yang terdapat dalam ilustrasi tersebut benar-benar dibuat atau digambar dengan tangan. Seperti misalnya gambar ilutrasi yang menunjukkan contoh-contoh teknik arsiran maka yang terdapat dalam ilustrasi tersebut adalah goresan tangan oleh pensil sehingga menghasilkan macam-macam arsiran. Kemudian jenis yang kedua adalah jenis ilustrasi fotografi. Dari temuan peneliti, kategori jenis gambar ilustrasi yang banyak ditemui adalah jenis fotografi. Istilah fotografi dalam bahasa yunani “photo” (cahaya) dan “graphoo” (menulis), yang artinya adalah pembuatan gambar dengan lensa dan film atau pelat peka cahaya, film yang digunakan terbuat dari plastik tembus cahaya untuk menentkan objek yang tepat bagi macam-macam keperluan harus dipelajari dengan baik tentang kemungkinan pengaruh objek terhadap lingkungan.

(5)

benar-benar dibutuhkan. Seiring dengan perkembangan jaman, alat unuk menggambar semakin canggih. Jika dulu menggambar menggunakan pensil atau tinta, maka saat ini sudah tersedia banyak sekali program komputer yang banyak digunakan untuk membuat ilustrasi Corel Draw, Ilustrator, FreeHand, dan Canvas adalah program-program yang dapat digunakan untuk membuat ilustrasi. Program yang ada, memungkinkan ilustrator membuat ilustrasinya dengan efek tertentu dengan waktu yang jaun lebih cepat dibandingkan dengan saat bekerja manual.

Dari uraian-uraian di atas dapat disimpulkan bahwa apapun jenis gambar ilustrasinya, dan berapun jumlah yang paling banyak tetap yang diutamakan adalah bagaimana gambar ilustrasi tersebut dapat menyampaikan makna dan pesan yang terdapat pada masing-masing gambar ilustrasi tersebut.

Data yang didapatkan dari kajian desain komunikasi visual bahwa sebagian besar gambar-gambar ilustrasi dari buku pelajaran seni budaya untuk SMA kelas X kurikulum 2013 layak. Hal ini dapat dipahami karena dalam perwujudan sebuah media selalu terdapat dua hal yang tidak dapat dipisahkan yaitu value dan form. Value seperti makna harafiyahnya yang berarti nilai adalah hal-hal yang berkaitan dengan aspek isi dan pesan dari media tersebut termasuk gambar ilustrasi buku teks pelajaran. Sedangkan forms seperti makna harafiahnya merupakan perwujudan dari media-media tersebut atau lebih tepatnya bentuk fisik perwujudan pesan-pesan tersebut yang bisa ditangkap oleh indera manusia yang dalam hal ini adalah indera visual. Dalam sudut pandang teori-teori pembelajaran, value merupakan aspek yang paling diperhatikan sehingga form adalah merupakan turunan darinya. Hal ini terjadi karena proses pembelajaran itu sendiri sangat bergantung pada banyak kondisi yang salah satunya menyangkut gaya belajar anak yang bermacam-macam.

(6)

cukup kompleks inilah yang membuat aspek form di nomor dua kan atau bahkan seringkali tidak tersentuh disini.

Dalam temuan penelitian tentang desain komunikasi visual, terdapat macam-macam aspek yang mengacu pada adanya judul gambar. Jika dikaitkan dengan teori di atas maka gambar yang menggunakan judul akan lebih mudah dimengerti dan dicerna dibanding gambar yang tanpa judul. Meskipun tanpa judulpun audience bisa menciptakan persepsi yang sama antara pengirim dan penerima pesan. Namun kebanyakan gambar tanpa judul di buku ini adalah gambar yang khusus di buat untuk mengisi soal atai untuk latihan si pengguna buku dalam hal ini siswa SMA. Hal ini dapat justru membuat gambar ilustrasi tersebut harus di representasikan sendiri oleh siswa. Berdasarkan hal tersebut di atas maka sebuah karya desain komunikasi visual bisa ditelaah dari empat aspek. Pertama, sebuah desain harus mampu manarik perhatian orang yang menjadi bidikannya secara estetik. Hal ini mutlak diperlukan karena mendapatkan perhatian orang yang ingin dituju tidak semudah yang dibayangkan. Kedua, sebuah karya desain harus memiliki keterbacaan yang baik. Artinya bahwa sebuah seorang desainer tentu tidak menginginkan perhatian yang sifatnya hanya temporal. Seorang desainer komunikasi visual tentu mengharapkan pesan yang ingin dismpaikan terbaca jelas oleh masyarakat yang menjadi bidikannya. Hal ini biasanya mengacu kepada permasalahan identifikasi desain itu sendiri. Ketiga adalah bahwa sebuah karya desain komunikasi visual harus bisa dimengerti sehingga masyarakat tidak salah mempersepsikan pesan yang disampaikan oleh desainer. Terakhir adalah kemampuan transformasi sebuah desain komunikasi visual dimana ketika pesan sudah dipahami oleh masyarakat, maka yang menjadi tujuan berikutnya adalah pengambilan tindakan yang sesuai dengan pesan yang telah disampaikan.

(7)

Rumusan masalah yang terakhir dalam penelitian ini adalah tentang semiotika visual. Temuan pertama pada penelitian ini terkait dengan kajian semiotika visual yang didasarkan pada teori Charles Sanders Pierce. Peneliti mendapati bahwa susunan sistem tanda visual yang terdapat pada seluruh desain gambar ilustrasi buku siswa pelajaran seni budaya ini banyajk memanfaatkan tanda ikonis yang secara mudah dikenali sebagai bagian dalam substansi pelajaran Seni Budaya. Hampir semua gambar ilustrasi yang digunakan pada buku tersebut merupakan gugusan ikon imagis berupa figur-figur yang menampilkan sebuah kegiatan berkesenian lengkap dengan atribut-atributnya dan terkadang memanfaatkan objek dan artefak seni yang disesuaikan dengan jenis peta materinya. Seperti karya-karya seni rupa berupa lukisan, kain tenin, kain batik, kuas, cat, palet, serta beda-benda lainnya. Dengan melihat ilustrasi-ilustrasi tersebut siwa secara langsung akan secara otomatis mentautkannya dengan mata pelajaran terkait. Hal ini terjadi karena ikon imagis yang mengacu pada kemiripan bentuk merupakan pintu masuk pemahaman akan makna yang cenderung sangat mudah khususnya bagi siswa-siswi yang merupakan target pengguna dari buku siswa pelajaran seni budaya untuk SMA kelas X kurikulum 2013 ini.

Dengan menampilkan tanda-tanda ideksikal, maka buku teks seperti halnya buku siswa pelajaran seni budaya untuk SMA kelas X kurikulum 2013 ini jelas lebih mengedepankan fungsi. Setiap gambar ataupun ilustrasi yang ditampilkan berfungsi sebagai sebuah sistem tanda yang baik secara fisik, eksistensial, dan kausal berhubungan dengan materi yang disajikan, sementara beberapa tanda lain juga merupakan perwujudan atas kata ganti persona atas identitas mata pelajaran terkait dengan kata lain relevansi perwujudan gambar-gambar ilustrasi pada buku pelajaran seni budaya untuk SMA kelas X kurikulum 2013 bisa dikategorikan baik.

Penutup

(8)

visual ini, disarankan pertama bagi penulis atau tim penyusun buku di kemudian hari hendaknya lebih memperhatikan masalah perwujudan gambar-gambar ilustrasi untuk mata pelajaran Seni Budaya denagn benar-benar selektif dalam memilih desainer yang memang kompeten dalam bidang ini, sehingga perwujudan gambar ilustrasi buku siswa selanjutnya memiliki kualifikasi yang lebih baik berdasarkan berbagai aspek penialaian dan mampu berperan sebagaimana fungsi yang diharapkan. Kedua, dalam menilai keseluruhan gamabr ilustrasi buku siswa tim penyusun dan penelaah hendaknya memperketat proses asesmen dan evaluasi khususnya pada gambar ilustrasi dengan tidak melakukan penialaian berdasarkan instrumen-instrumen yang bersifat teknis saja, tetapi harus didasari pada teori pembelajaran multimedia dan teori desain komunikasi visual. Selain itu tim penyusun dan penelaah diharapkan untuk memberikan peran keterlibatan terhadap ahli desain komunikasi visual dan siswa sebagai pengguna buku dalam proses asesmen atau penilaian buku-buku siswa pelajaran baik yang diterbitkan oleh swasta atau yang diterbitkan oleh pemerintah sendiri. Ketiga, gambar ilustrasi dalam buku memerlukan perhatian khusus yang harus melibatkan banyak pertimbangan karena tidak hanya berperan sebagai sebuah media pendidikan tetapi juga harus bersifat persuasif melalui pendekatan estetik untuk menarik minat siswa. Oleh karena itu pertimbangan-pertimbangan yang didasarkan atas teori desain komunikasi visual harus diterapkan secara mendalam untuk proses perancangan gambar ilustrasi pada buku. Kesadaran penulis bahwa gambar-gambar ilustrasi dalam buku harus diserahkan pada desainer grafis atau ahli pembelajaran multimedia yang kompeten dengan menyertakan kisi-kisi materi dalam buku terkait sangat dituntut disini. Hal ini sangat penting agar konsep-konsep pembelajaran yang ingin disampaikan oleh penyusun buku bisa terakomodir dengan baik melalui serangkaian pesan-pesan visual yang dirancang untuk berperan secara optimal menarik perhatian siswa, untuk kemudian memberikan motivasi untuk mengambil tindakan lanjutan seperti yang diharapkan oleh penulis atau penyusun buku.

(9)

Susanto, Mikke. 2012. “Diksi Rupa: Kumpulan Istilah dan Gerakan Seni Rupa”. Yogyakarta: Dictiart Lab & Djagad Art House

Piliang, Yasraf Amir. 2012. “Semiotika dan Hipersemiotika: Kode, Gaya, dan Matinya Makna”. Bandung: Matahari

Referensi

Dokumen terkait

Nilai Ketakteraturan Total Sisi dari Graf Matahari; Tanti Windartini, 080210191031; 2012: 70 halaman; Program Studi Pendidikan Matematika, Ju- rusan Pendidikan Matematika dan

Dan data pada tabel tersebut didapat bahwa terjadi penumnan konsentrasi Cr pada area inefektif, sehingga dapat dimungkinkan bahwa pada area tersebut mendapat pengamh dan medan

Ventilasi tekanan positif noninvasif melalui Ventilasi tekanan positif noninvasif melalui hidung atau sungkup muka. hidung atau sungkup muka   gagal napas gagal

3.7 Menilai isi dua buku fiksi (kumpulan cerita pendek atau kumpulan puisi) dan satu buku pengayaan (nonfiksi) yang dibaca. 4.7 Menyusun laporan hasil diskusi buku tentang

Dalam penelitian tindakan ini peneliti ingin mengetahui dengan adanya LKS dapat meningkatkan minat belajar siswa terutama pada pelajaran teori, siswa tidak

Jadi pada saat kualitas pelayanan berpengaruh terhadap loyalitas dipengaruhi terlebih dahulu oleh kepercayaan jadi jika kita ingin meningkatkan pelanggan yang

Penelitian yang dilakukan oleh Winatapraja (2013) mengenai pengaruh dari ekuitas merek terhadap keputusan pembelian dengan alat analisis menggunakan regresi

(2) bagaimana pengaruh Primatani terhadap perluasan sumber pendapatan petani, khususnya terkait dengan usahatani integrasi?; (3) bagaimana kontribusi pendapatan