• Tidak ada hasil yang ditemukan

this PDF file HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. V. L. RATUMBUYSANG PROVINSI SULAWESI UTARA | Pelealu | JURNAL KEPERAWATAN 1 SM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "this PDF file HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. V. L. RATUMBUYSANG PROVINSI SULAWESI UTARA | Pelealu | JURNAL KEPERAWATAN 1 SM"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

H U B U NG A N D U K U NG A N K E L U A R G A D E N G A N K E P A T U H A N M INUM OBA T PA SIE N SK I Z OF R E NIA DI R UM A H SA K IT J IW A

PR OF . DR . V . L . R A T UMBUY SA NG PR OV INSI SUL A W E SI UT A R A

A ngel Pelealu H endr o B idj uni F er dinand W owiling

Program S tudi Ilmu K eperawatan F akultas K edokteran Universitas S am R atulangi Manado

E mail : anpelealu@ gmail.com

A bstract: Patients with mental disorders in rehabilitation periods treated by their own family at home or outpatient need support to comply with the treatment program. F amilies may reduce anxiety caused by certain diseases and may reduce the temptation to non-compliance with continuity of treatment. T he purpose of this study was to determine the relationship of family support with medication adherence. T he research design was analytical descriptive with C ross Sectional approach. T he sampling technique used simple random sampling with 37 samples. T he result of chi square statistic test with 95% confidence level (α = 0,05) obtained result p value 0,000 < 0,05. T he conclusion is that there is a relationship of family support with the adherence of taking the medicine for schizophrenic patients in Prof. hospital. D r. V . L . Ratumbuysang North Sulawesi province. D r. V . L . Ratumbuysang must prepare special health workers to provide health educational in poly psychiatry when family and patient come for treatment.

K eywords: F amily Support, D rug C ompliance, Schizophrenia

A bstr ak : Pasien gangguan jiwa dalam masa rehabilitasi yang dirawat oleh keluarga sendiri dirumah atau rawat jalan memerlukan dukungan untuk mematuhi program pengobatan. K eluarga dapat mengurangi ansietas yang disebabkan oleh penyakit tertentu dan dapat mengurangi godaan terhadap ketidakpatuhan kontinuitas pengobatan.T uj uan penelitian ini untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat. D esain penelitian menggunakan deskriptif analitik dengan pendekatan C ross Sectional. T eknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling dengan jumlah sampel 37 orang. Hasil uji statistik chi square dengan tingkat kepercayaan 95 % ( α = 0,05 ) diperoleh hasil p value 0,000 < 0,05. S impulan yaitu terdapat hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat pasien skizofrenia di rumah sakit Prof. D r. V . L . R atumbuysang provinsi S ulawesi Utara.S ar an pihak rumah sakit Prof. D r. V . L . R atumbuysang harus menyiapkan tenaga kesehatan yang khusus memberikan health educational di poli psikiatri saat keluarga dan pasien datang berobat.

(2)

PE ND A H UL UA N

S alah satu penyakit gangguan jiwa yang menjadi masalah utama di negara-negara berkembang adalah skizofrenia. S kizofrenia merupakan kepribadian yang terpecah antara pikiran, perasaan dan perilaku, dalam artian apa yang dilakukan tidak sesuai dengan pikiran dan perasaannya (Prabowo, 2014).

S kizofrenia termasuk jenis psikosis yang menempati urutan atas dari seluruh gangguan jiwa yang ada. F enomena gangguan jiwa saat ini mengalami peningkatan yang sangat signifikant di belahan dunia. Menurut W HO (2016) terdapat sekitar 21 juta orang penduduk dunia yang terkena skizofrenia, angka tersebut meningkat dari tahun sebelumnya. Prevalensi skizofrenia di A merika S erikat dilaporkan bervariasi terentang dari 1 sampai 1,5% dengan angka insiden 1 per 10.000 orang per tahun. S etiap tahun terdapat 300.000 pasien skizofrenia mengalami episode akut (Y osep, 2011). Insiden kekambuhan pasien skizofrenia juga merupakan insiden yang tinggi, berkisar 60-75% setelah suatu episode psikotik jika tidak diberikan terapi. D ari 74 % pasien skizofrenia yang kambuh, 71 % diantaranya memerlukan rehospitalisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 25 % sampai 50 % pasien yang pulang dari rumah sakit jiwa tidak memakan obat teratur. Pasien dengan diagnosa skizofrenia diperkirakan akan kambuh 50% pada tahun pertama dan 70% pada tahun kedua setelah pulang dari rumah sakit, serta kekambuhan 100% pada tahun kelima setelah pulang dari rumah sakit jiwa (W idodo dan W ulansih, 2008)

J umlah penderita di Indonesia saat ini adalah 2,36 juta orang dengan kategori gangguan jiwa ringan 6% dari populasi dan 0,17 gangguan jiwa berat, tercatat sebanyak 6% penduduk berusia 14-24 tahun mengalami gangguan jiwa. Hasil data R iset K esehatan D asar (R iskesdas) pada tahun 2013 prevalensi di S ulawesi Utara sebanyak 0.8% yang mengalami skizofrenia. D ata penderita skizofrenia

yang didapat dari rekam medik R SJ Prof. D r. V . L . R atumbuysang Provinsi S ulawesi Utara untuk tahun 2016 berjumlah 13.000 penderita. D ata rekam medik pasien skizofrenia pada bulan J uli 2017 sebanyak 1258 pasien, pada bulan A gustus 2017 sebanyak 1292, dan pada bulan S eptember 2017 sebanyak 1181 pasien. Hasil wawancara dengan tenaga kesehatan di rumah sakit menerangkan bahwa sekitar 40 pasien perbulannya dihospitalisasi karena mengalami gangguan jiwa, 30 diantaranya adalah pasien lama yang mengalami kekambuhan dengan beberapa alasan diantarannya karena putus obat, minum obat tidak teratur,dan karena proses penyakitnya.

D ari beberapa riset yang dilakukan di Indonesia membuktikan bahwa dukungan keluarga mempunyai efek positif terhadap penyembuhan pasien atas penyakit yang diderita. D ukungan keluarga berfaedah besar bagi proses penyembuhan penyakit kronis termasuk skizofrenia. D ukungan keluarga dapat mengurangi 50% kekambuhan pasien dan rehospitalisasi, 50% pasien skizofrenia dapat dirawat jalan oleh keluarga setelah dipulangkan selama 1 tahun. D alam waktu 6 bulan pasca rawat hanya sekitar 30-40% penderita yang mengalami kekambuhan, setelah 1 tahun pasca rawat 40-50% penderita mengalami kekambuhan, ( Hardianto, 2009).

S alah satu faktor untuk mencegah terjadinya kekambuhan pada pasien skizofrenia yaitu dengan melaksanakan program pengobatan dengan rutin yang disertai keempat fungsi dukungan keluarga. W alaupun kepatuhan minum obat tidak menyembuhkan dan tidak mengurangi kekambuhan 100 persen, tetapi dengan perilaku patuh minum obat maka waktu remisi pasien setahun lebih lama dan gejala psikosis tidak akan terlalu parah.

(3)

masa rehabilitasi yang dirawat oleh keluarga sendiri dirumah atau rawat jalan memerlukan dukungan untuk mematuhi program pengobatan. Namun pada kenyataannya sampai saat ini masih banyak perlakuan yang salah terhadap orang sakit jiwa diantaranya masih terdapat pemasungan, pengasingan bahkan dibiarkan oleh keluarga sehingga tidak mendapat perawatan dan pengobatan yang semestinya. Pasien gangguan jiwa dalam masa rehabilitasi yang dirawat oleh keluarga sendiri dirumah atau rawat jalan memerlukan dukungan untuk mematuhi program pengobatan.. K eberhasilan pelayanan yang dilakukan di rumah sakit tidak akan bermakna bila keluarga tidak ikut serta dalam merencanakan tindakan keperawatan. K eluarga dapat mengurangi ansietas yang disebabkan oleh penyakit tertentu dan dapat mengurangi godaan terhadap ketidakpatuhan kontinuitas pengobatan. D ari beberapa riset yang dilakukan di Indonesia membuktikan bahwa dukungan keluarga mempunyai efek positif terhadap penyembuhan pasien atas penyakit yang diderita. D ukungan keluarga berfaedah besar bagi proses penyembuhan penyakit kronis termasuk skizofrenia. D ukungan keluarga dapat mengurangi 50% kekambuhan pasien dan rehospitalisasi, 50% pasien skizofrenia dapat dirawat jalan oleh keluarga setelah dipulangkan selama 1 tahun. D alam waktu 6 bulan pasca rawat hanya sekitar 30-40% penderita yang mengalami kekambuhan, setelah 1 tahun pasca rawat 40-50% penderita mengalami kekambuhan, ( Hardianto, 2009).

B erdasarkan masalah tersebut di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti lebih jauh “Hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat penderita skizofrenia di Poliklinik Psikiatri R SJ Prof. D r. V . L . R atumbuysang provinsi S ulawesi Utara”

M E T O D E PE NE L I T I A N

D esain yang digunakan pada penelitian ini adalah desain penelitian deskriptif korelasional dengan menggunakan

pendekatan C ross Sectional. Penelitian dilakukan di Poliklinik Psikiatri R SJ Prof. D r. V . L . R atumbuysang Provinsi S ulawesi Utara dan dilaksanakan pada bulan J anuari 2018. Populasi pada penelitian ini adalah keluarga inti pasien skizofrenia yang menjalani rawat jalan dan tercantum dalam rekam medik di Poliklinik Psikiatri R SJ Prof. D r. V . L . R atumbuysang Provinsi S ulawesi Utara. J umlah penderita skizofrenia berdasarkan data rekam medik pada tahun 2017 sebanyak 1000 per bulan. S ampel adalah anggota keluarga yang paling dominan bersama dan merawat pasien dengan skizofrenia.

(4)

pernyataan diukur menggunakan skala 0-1 dengan nilai pernyataan 1 = ya dan 0= tidak. B edasarkan skala ukur tersebut rentang skor yang bisa diperoleh responden adalah minimal 0 sampai dengan 8, dengan kriteria nilai 8 kepatuhan tinggi, 6-7 kepatuhan sedang, < 6 kepatuhan rendah.

H A S I L dan PE M B A H A S A N A nalisis Univar iat

T abel 1. D istribusi R esponden B erdasarkan Umur Pasien S kizofrenia di R umah S akit Prof. D r. V . L . R atumbuysang Provinsi S ulawesi Utara

Umur n %

R emaja 2 5,4

D ewasa A wal 24 64,9

D ewasa Pertengahan 11 29,7

T otal 37 100

Sumber : D ata primer, 2018

B erdasarkan tabel 1 diketahui bahwa dari 37 responden yang diteliti sebagian besar adalah pasien skizofrenia berumur dewasa awal sebanyak 24 responden atau 64,9 % .

T abel 2. D istribusi R esponden B erdasarkan J enis K elamin Pasien S kizofrenia di R umah S akit Prof. D r. V . L . R atumbuysang Provinsi S ulawesi Utara

J enis K elamin n %

L aki-L aki 21 56,8

Perempuan 16 43,2

T otal 37 100

Sumber : D ata primer, 2018

B erdasarkan tabel 2 diatas diketahui bahwa responden paling banyak adalah jenis kelamin laki-laki sejumlah 21 responden atau 56,8%.

T abel 3. D istribusi R esponden B erdasarkan Pendidikan Pasien S kizofrenia di R umah S akit Prof. D r. V . L . R atumbuysang Provinsi S ulawesi Utara

Pendidik an n %

S D 9 24,4

S MP 6 16,2

S MA 14 37,8

PT 8 21,6

T otal 37 100

Sumber : D ata primer, 2018

B erdasarkan tabel 3 diatas diketahui bahwa sebagian besar responden berlatar belakang pendidikan sekolah dasar (SMA ) yaitu sebanyak 14 responden atau 37,8 %.

T abel 4. D istribusi R esponden B erdasarkan D ukungan K eluarga Pasien S kizofrenia di R umah S akit Prof. D r. V . L . R atumbuysang Provinsi S ulawesi Utara

D uk ungan K eluar ga

n %

B aik 22 59,5

K urang 15 40,5

T otal 37 100

Sumber : D ata primer, 2018

B erdasarkan tabel 4 diatas diketahui bahwa dukungan keluarga pada pasien skizofrenia R umah S akit Prof. D r. V . L . R atumbuysang Provinsi S ulawesi Utara terbanyak ada pada kriteria baik sebanyak 22 responden atau 59,5 %.

T abel 5. D istribusi R esponden B erdasarkan K epatuhan Minum Obat Pasien S kizofrenia di R umah S akit Prof. D r. V . L . R atumbuysang Provinsi S ulawesi Utara

K epatuhan M inum O bat

n %

T inggi 17 45,9

S edang 4 10,8

R endah 16 43,3

T otal 37 100

(5)

B erdasarkan tabel diketahui bahwa kepetuhan minum obat pasien skizofrenia di R umah S akit Prof. D r. V . L . R atumbuysang Provinsi S ulawesi Utara paling banyak adalah kategori tinggi 17 responden atau 45, 9%.

A nalisis B ivar iat

T abel 6. Hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat pasien skizofrenia di rumah sakit Prof. D r. V . L . R atumbuysang Provinsi S ulawesi Utara.

D uk ungan K eluarga

K epatuhan M inum O bat

T otal P V alue T inggi

Sedang+ K ur ang

n % n % n %

0,000

B aik 16 72,7 6 27,3 22 100

K urang 1 6,7 14 93,3 15 100

T otal 17 45,9 20 54,1 37 100

Sumber : D ata primer, 2018

B erdasarkan tabel 6 diatas diketahui bahwa dukungan keluarga baik dengan kepatuhan minum obat tinggi ada 72% responden, dan dukungan keluarga baik dengan kepetuhan minum obat sedang dan kurang sebanyak 27,3%. S ementara untuk dukungan keluarga kurang dengan kepatuhan minum obat tinggi 6,7 %, dan dukungan keluarga kurang dengan kepatuhan minum obat sedang dan kurang 93,3%. Hasil uji untuk hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat pasien skizofrenia di R umah S akit Prof. D r. V . L . R atumbuysang Provinsi S ulawesi Utara menggunakan uji chi square diperoleh hasil nilai P value 0,000 lebih kecil dari α 0,05 maka dengan demikian dapat dikatakan bahwa Ha diterima atau dengan kata lain ada hubungan antara hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat pasien skizofrenia di R umah S akit Prof. D r. V . L . R atumbuysang Provinsi S ulawesi Utara.

PE M B A H A S A N

Hasil penelitian diketahui bahwa dukungan keluarga di R umah S akit Prof. D r

.V . L . R atumbuysang Provinsi S ulawesi Utara terbanyak berada pada kategori baik dengan kepatuhan tinggi 16 responden (72%) dan dukungan keluarga baik dengan kepetuhan minum obat sedang dan kurang sebanyak 27,3%. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin baik dukungan keluarga semakin tinggi pula kepatuhan pasien dalam mematuhi regimen terapi yang diberikan oleh tenaga medis. Hal ini sesuai dengan teori F riedman (2010) yang menyebutkan bahwa keluarga memiliki beberapa fungsi dukungan yaitu dukungan informasi, dukungan penilaian, dukungan instrumental dan dukungan emosional. J ika keempat dukungan ini ada dalam keluarga pasien maka akan berdampak positif pada pasien.

Hasil penelitian juga didapatkan bahwa dukungan keluarga baik dengan kepatuhan minum obat sedang dan kurang sebanyak 27,3%. Hal ini dapat dikatakan bahwa meskipun pasien skizofrenia diberikan dukungan keluarga yang maksimal oleh keluarga tetapi tetap juga ada pasien yang tidak mematuhi regimen terapi. Hasil ini didukung oleh teori yang menyebutkan bahwa kepatuhan minum obat tidak menyembuhkan dan tidak mengurangi kekambuhan 100 persen, kepatuhan minum obat hanya mengurangi saja kekambuhan dan rehospitalisasi pasien skizofrenia (Niven,2002). Hal ini sejalan dengan tori yang mengatakan bahwa pasien skizofrenia adalah gangguan jiwa yang menetap, bersifat kronis dan bisa terjadi kekambuhan dengan gejala psikotik beranekaragam dan tidak khas (Prabowo,2014). B erdasarkan teori ini, bisa dikatakan bahwa pasien skizofrenia setiap saat bisa mengalami episode psikotik dalam artian berperilaku kacau. S aat episode psikotik ini berlangsung maka pasien dengan sendirinya tidak bisa menunjukkan perilaku taat mengikuti regimen terapi dan mengganggap dirinya tidak sakit.

(6)

obat yang akan diminum. keluarga harus selalu membimbing dan mengarahkan agar klien skizofrenia dapat minum obat dengan benar dan teratur (Nasir, 2011). D ukungan keluarga sangat penting untuk membantu pasien bersosialisasi kembali, menciptakan kondisi lingkungan suportif, menghargai pasien secara pribadi dan membantu pemecahan masalah. D ukungan keluarga akan mempengaruhi kepatuhan minum obat pasien. Hal ini diperkuat oleh teori yang dikemukakan R ock dan D ooley dalam K uncoro (2002), bahwa keluarga memainkan suatu peranan bersifat mendukung selama penyembuhan dan pemulihan anggota keluarga sehingga mereka dapat mencapai tingkat kesejahteraan optimal. Penderita gangguan jiwa dalam masa rehabilitasi yang dirawat oleh keluarga sendiri memerlukan dukungan untuk mematuhi program pengobatan. S aat seorang mengalami gangguan jiwa terutama skizofrenia,yang berperan penting dalam proses kesembuhannya adalah lingkungan terdekatnya terutama keluarga sebagai carregiver primer Penderita merasa senang dan tentram apabila mendapat perhatian dan dukungan dari keluarganya karena dukungan akan menimbulkan kepercayaan diri untuk menghadapi dn mengolah penyakitnya dengan baik serta penderita mau menuruti saran-saran yang diberikan oleh keluarga untuk menunjang pengelolaan penyakitnya (Niven, 2002).

K epatuhan minum obat sangat penting untuk pasien skizofrenia agar klien boleh sembuh dan mencegah kekambuhan terjadi. K epatuhan minum obat meliputi ketepatan perilaku seorang individu dengan nasihat medis, penggunaan obat sesuai dengan petunjuk serta mencakup penggunaan pada waktu yang benar (A risandy, 2014). S alah satu faktor untuk mencegah terjadinya kekambuhan pada pasien skizofrenia yaitu dengan melaksanakan program pengobatan dengan rutin, pengobatan yang dimaksud adalah kepatuhan dalam minum obat. K epatuhan yang ditunjukkan dalam mengikuti regimen terapi akan memberikan

dampak positif terhadap proses penyembuhan dan pemulihan atas penyakit yang diderita. W alaupun kepatuhan minum obat tidak menyembuhkan dan tidak mengurangi kekambuhan 100 persen, tetapi dengan perilaku patuh minum obat maka waktu remisi pasien setahun lebih lama dan gejala psikosis tidak akan terlalu parah.

Menurut peneliti, dukungan keluarga sangat berhubungan dengan kepatuhan minum obat pasien, semakin besar dukungan keluarga yang diberikan pada klien skizofrenia maka semakin besar pula kepatuhan klien dalam menaati regimen terapi. S ebaliknya semakin kecil dukungan maka akan berdampak terhadap ketidakpatuhan klien dalam minum obat.

S I M PUL A N

Hasil penelitian Hubungan D ukungan K eluarga dengan K epatuhan Minum Obat pasien S kizofrenia di rumah sakit Prof. D r. V . L . R atumbuysang provinsi S ulawesi Utara, diperoleh hasil :

1. D ukungan keluarga pada pasien skizofrenia di rumah sakit Prof. D r. V . L . R atumbuysang provinsi S ulawesi Utara terbanyak adalah kategori baik. 2. K epatuhan minum obat pada pasien

skizofrenia di rumah sakit Prof. D r. V . L . R atumbuysang provinsi S ulawesi Utara terbanyak adalah tingkat sedang dan rendah

3. T erdapat hubungan signifikan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat pasien skizofrenia di rumah sakit Prof. D r. V . L . R atumbuysang provinsi S ulawesi Utara .

D A F T A R PUST A K A

A driansyah. (2012). Hubungan antara T ingkat Pendidikan dengan K ejadian Penurunan D aya Ingat

pada L ansia.

http: //download.portalgaruda.org/ article. D iakses pada 11 D esember 2017.

(7)

A riyanthi, N. (2016). Hubungan D ukungan Sosial dengan K ebermaknaan Hidup Pada L ansia di Panti Wreda. https: //core.ac.uk/download/pdf. D iakses 11 D esember 2017.

B adan Pusat S tatistik. (2014). K ebutuhan data K etenagakerjaan Untuk Pembangunan Berkelanjutan. http: //www.ilo.org/wcmsp5/groups/ public/@ asta/@ ro-bangkok/@ ilo-jakarta/documents/presentation/wc ms_ 346599.pdf. D iakses tanggal 28 Oktober 2017.

B astaman. (2007). L ogoterapi : Psikologi Untuk Menemukan Makna Hidup D an Meraih Hidup Bermakna. J akarta: R aja Grafindo Persada.

D ahlan, M. S . (2011). Statistik Untuk K edokteran dan kesehatan. J akarta: S alemba Medika

D ewi, S . R . (2012). buku ajar keperawatan gerontik. Y ogyakarta : D eepublish

D ubey, A ., S eema, B ., Neelima, G., Neeraj, S . (2017). A Study of E lderly L iving in Old Age home and Within F amily

Set-up in J ammu.

http: //www.indiaenvironmentportal .org.in/files/file/L iving%20in%20O ld%20Age%20Home.pdf diakses 13 D esember 2017.

F erdian, E . H. (2016). Perbedaan makna Hidup L ansia Y ang T inggal di Panti Werdha D engan yang T inggal

Bersama keluarga.

http: //repository.uksw.edu/bitstrea m. D iakses pada 11 D esember 2017. Ide, P. (2008). Gaya Hidup Penghambat Alzeimer. J akarta : E lex Media C omputindo

Irianto, K . (2014). E pidemiologi Penyakit Menular & T idak Menular. B andung: A lfa B eta

K ravitz, E , J ames S chmeidler, & Michal S chnaider B eeri. (2012). C ognitive D ecline and D ementia in the Oldest-Old.

https: //www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/ articles/P MC 3678827. D iakses pada 11 D esember 2017.

Meng, X . & C arl D ’A rcy. (2012). E ducation and D ementia is the C ontext of the C ognitive Reserve Hypothesis: A Systematic Review with Meta-Analyses and Quality Analyses.

Https: //journals.plos.org/plosone/a rticle. D iakses 11 D esember 2017.

Monginsidi, R . (2012). Profil penurunan F ungsi kognitif Pada L ansia di Y ayasan-yayasan Manula di K ecamatan K awangkoan. Http.: download.portalgaruda.org/a rticle diakses 13 desember 2017.

Muhith, A . & S andu S . (2016). Pendidikan K eperawatan gerontik. Y ogyakarta : A ndi

Nauli, F . A . (2011). P engaruh L ogoterapi L ansia dan Psikoedukasi K eluarga T erhadap D epresi dan K emampuan Memaknai Hidup pada L ansia di K elurahan K atulampa Bogor T imur. F akultas Ilmu keperawatan Program Magister Ilmu K eperawatan. Universitas Indonesia. Http: //lib.ui.ac.id/.pdf. D iakses pada tanggal 6 November 2017.

Ngandu, dkk. (2011). E ducation and D ementia: What lies behind the association? .

Https: //www.ncbi.nlm.nih.gov/pub med. D iakses 13 D esember 2017.

(8)

Nursalam. (2008). K onsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu K eperawatan, E d. 2. J akarta : S alemba Medika

Notosoedirdjo, M. & L atipun. (2011). K esehatan Mental. Malang : UMM Press

Pai, R . A . (2008). Harta K arun D alam D oa. Y ogyakarta: K anisius.

Padila. (2013). Buku Ajar K eperawatan Gerontik. Y ogyakarta: Nuha Medika.

Parry, L . (2016). Why women are at greater risk of Alzheimer's than men: T he wiring of the female brain is 'more prone to damage'. http: //www.dailymail.co.uk/health/ article. D iakses pada 11 D esember 2017.

Prabowo E ko. (2014). Buku Ajar K eperawatan J iwa. Y ogyakarta : Nuha Medika.

Priherdityo, E . (2016). Indonesia L upa C atat Penderita D emensia. https: //www.cnnindonesia.com diakses 13 D esember 2017.

PS IK Universitas S am R atulangi. (2013). Panduan penulisan T ugas Akhir dan Skripsi. Manado

R epublik Indonesia. ( 1998). Undang-undang No. 13 T ahun 1998 tentang kesejahtraan lanjut usia. www.bpkp.go.id/UU/filedownload/ 2/45/438.bpkp. D iakses tanggal 13 November 2017.

R iyanto, A . (2009). P engolahan data dan Analisis data K esehatan. Y ogyakarta : Nuha Medika

S antoso, H. & A ndar, I. ( 2009). Memahami K risis L anjut Usia. J akarta : Gunung Mulia.

S engkey, A ndriano H. ( 2017). Hubungan depresi dengan Interaksi Sosial L anjut Usia di D esa T ombasian Atas K ecamatan K awangkoan Barat. Manado : Unsrat

S unaryo, dkk. (2015). Asuhan K eperawatan Gerontik. Y ogyakarta: A ndi Offset

S usila & S uyanto. (2014). Metode Penelitian E pidemiologi. Y ogyakarta : B ursa

Ilmu

S teger, M. F ., F razier, P., Oishi, S ., & K aler, M. (2011). T he Meaning in L ife Questionnaire :

Assessing the presence of and search for meaning in life. J ournal of C ounseling Psychology, 53, 80-93. Http: //www.michaelfsteger.com/w

p-content/uploads/2012/08/M L Q.pdf. D iakses tanggal 6 November 2017.

Ukus, vera. (2015). P engaruh Penerapan L ogoterapi T erhadap K ebermaknaan hidup pada L ansia di Badan Penyantunan L anjut Usia Senja C erah Paniki Bawah Manado. Manado: Unsrat

Uliyah, M. (2009). Hubungan Usia D engan penurunan D aya Ingat (D emensia) pada L ansia di Panti Sosial T resna Werdha Budi Sejahtera L andasan Ulin K ota Banjarbaru K alimantan Selatan. http: //fik.um

(9)

Unidop. (2017). International D ay of

Older Persons2017.

https.//www.un.org/develop pment/desa/ageing/internat

ional-day-of-older-persons-homepage/unidop 2012.html. diakses pada 28 Oktober 2017

V idebeck, S . L . (2012). Buku Ajar K eperawatan J iwa. J akarta : E GC

W idyanto, F . C . (2014). K eperawatan komunitas dengan Pendekatan Praktis. Y ogyakarta: Nuha Medika.

W illacy, H. (2017). Mini Mental State E xamination.

Https: //patient.info/doctor/m ini-mental-state-examination-mmse. D iakses 29 November 2017.

Gambar

Tabel Berdasarkan Pendidikan Pasien Skizofrenia
Tabel 6. Hubungan dukungan keluarga  dengan kepatuhan minum obat pasien skizofrenia di rumah sakit Prof

Referensi

Dokumen terkait

Diharapkan penelitian ini menjadi sumber informasi dan pengetahuan bagi masyarakat luas bahwa program pemberdayaan ekonomi umat berbasis masjid yang dilakukan oleh

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan studi literatur deskriptif analitik dengan menggunakan pendekatan teori interaksi simbolik dan pengamatan

Dari hasil ujicoba program simulasi dan shorewall asli dengan konfigurasi. jaringan dan data yang sama diperoleh hasil

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pemikiran (17 data) dan tindakan (19 data) tokoh Helen yang merepresentasikan perspektif feminisme radikal-libertarian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidak adanya peenurunan inferiority feelingpada subjek yang di berikan pelatihan puisi dan

Abstrak : Perbedaan Kemampuan Berbicara Menggunakan Teknik Role Play dan Teknik Percakapan Singkat dengan Memperhatikan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI pada

Yang dimaksud dengan “asas ketertiban dan kepastian hukum” adalah bahwa setiap Materi Muatan Peraturan Daerah harus dapat menimbulkan ketertiban dalam masyarakat melalui

Menurut Asmad, istilah “adat” dari segi bahasa membawa maksud: peraturan atau perkara yang biasa dilakukan. Dari sudut kebudayaan pula istilah adat bermaksud: peraturan yang telah