BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Demam dengue/DF dan Demam berdarah Dengue/DBD ( dengue haemorrhagic fever/DHF) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot dan/atau nyeri sendi yang disertai lekopenia, ruam, limfadenopati, trombositopenia, dan diatesis hemoragik. Pada DBD terjadi perembesan plasma yang ditandai oleh hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit) atau penumpukan cairan di rongga tubuh. Sindrom renjatan dengue ( dengue shock syndrome ) adalah demam berdarah dengue yang ditandai oleh renjatan (syok) (Suhendro et al., 2009).
Demam dengue dan demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue, yang termasuk dalam genus Flavivirus , keluarga Flaviviridae. Terdapat 4 serotipe virus yang berbeda namun berhubungan dekat yaitu DEN 1, DEN 2, DEN 3, DEN 4 (Suhendro et al., 2009). Jika salah satu serotipe virus tersebut menginfeksi dan kemudian sembuh dari virus tersebut, akan menghasilkan kekebalan tubuh bagi penderita terhadap serotipe tersebut, tapi cross-reactive immunity terhadap serotipe lain setelah penyembuhan hanya bersifat sementara(WHO, 2012). Keempat serotipe ditemukan di Indonesia dengan DEN 3 merupakan serotipe yang terbanyak (Suhendro et al., 2009), oleh sebab itu Indonesia harus memberikan perhatian lebih terhadap penyakit ini.
Sejak tahun 2000, wabah dengue semakin bertambah setiap tahun di area yang sudah terjangkit dengue. Bangladesh, India, Indonesia, Maldives, Myanmar, Sri Lanka, Thailand dan Timor-Leste dilaporkan sebagai negara yang memliki kasus dengue terbanyak. Tahun 2005, Global Outbreak Alert and Response Network (GOARN), salah satu organisasi WHO, merespon terhadap kasus dengue di Timor Leste dengan case fatality rate yang tinggi yaitu sebersar 3,55% (WHO, 2009).
Demam berdarah dengue menduduki peringkat kedua dalam 10 besar penyakit rawat inap di rumah sakit tahun 2010 di Indonesia dengan jumlah penderita 59.115 orang (Kemkes RI, 2011).
Sumatera Utara merupakan daerah endemis DBD , tahun 2010 kasus DBD di Sumut mencapai 8.889 penderita dengan korban meninggal sebanyak 87 jiwa (Dinkes
Provinsi SUMUT, 2012). Tahun 2011 provinsi Sumatera Utara menempati peringkat nomor 3 di Indonesia untuk kasus DBD dengan jumlah kasus sebesar 2.066 dan Incidence Rate (IR) yaitu persentase jumlah penderita baru dalam suatu populasi pada periode waktu tertentu terhadap jumlah individu yang beresiko untuk mendapat penyakit tersebut dalam periode waktu tertentu 15,88% (Kemkes RI, 2011). Tahun 2011 Kecamatan Helvetia Medan merupakan daerah yang tertinggi kasus DBD di kota Medan (Dinkes Provinsi Sumatera Utara, 2012).
Dengan demikian kasus demam berdarah dengue perlu mendapat perhatian. Atas latar belakang diatas dan pengalaman peneliti yang juga pernah didiagnosis menderita demam berdarah dengue sewaktu masih bersekolah di bangku SMA, peneliti tertarik untuk membuat penelitian tentang karakteristik penderita demam berdarah dengue yang dirawat inap di bagian penyakit dalam RSUP HAM tahun 2012.
1.2. Rumusan Masalah
Uraian ringkas dalam latar belakang di atas memberikan dasar bagi peneliti untuk merumuskan pertanyaan penelitian ini yaitu bagaimanakah karakteristik penderita demam berdarah dengue yang dirawat inap di bagian penyakit dalam RSUP HAM tahun 2012.
1.3. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik penderita demam berdarah dengue yang dirawat inap di bagian penyakit dalam RSUP HAM tahun 2012.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita DBD yang dirawat inap di
bagian penyakit dalam RSUP HAM tahun 2012 berdasarkan keluhan
2.
Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita DBD yang dirawat inap di
bagian penyakit dalam RSUP HAM tahun 2012 berdasarkan jumlah
trombosit pada saat masuk
3.
Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita DBD yang dirawat inap di
bagian penyakit dalam RSUP HAM tahun 2012 berdasarkan jumlah
trombosit terendah
4.
Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita DBD yang dirawat inap di
bagian penyakit dalam RSUP HAM tahun 2012 berdasarkan persentase
hematokrit pada saat masuk
5.
Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita DBD yang dirawat inap di
bagian penyakit dalam RSUP HAM tahun 2012 berdasarkan persentase
hematokrit tertinggi
6.
Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita DBD yang dirawat inap di
bagian penyakit dalam RSUP HAM tahun 2012 menurut derajat penyakit.
7.
Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita DBD yang dirawat inap di
bagian penyakit dalam RSUP HAM tahun 2012 berdasarkan
sosiodemografi yaitu umur, jenis kelamin, suku, pendidikan dan pekerjaan.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: