• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Post-Treatment Papan Terhadap Stabilitas Dimensi dan Sifat Durabilitas Papan Partikel dari Bagase Sorghum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Post-Treatment Papan Terhadap Stabilitas Dimensi dan Sifat Durabilitas Papan Partikel dari Bagase Sorghum"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Fakta menunjukkan bahwa kebutuhan kayu sebagai bahan baku industri

perkayuan tidak seimbang dengan ketersediaan bahan baku dari hutan alam, hutan

produksi ataupun hutan tanaman rakyat kondisi ini menyebabkan kesulitan bagi

industri perkayuan untuk mendapatkan bahan baku kayu guna menunjang proses

produksinya. Berdasarkan data Statistika Kehutanan Indonesia 2011 kebutuhan

kayu bulat berdasarkan sumber produksi tahun 2007-2011 terus meningkat.

Produksi kayu pada tahun 2007 tercatat 32.197.000 m3 dan pada tahun 2011

tercatat 47.429.335 m3 (Kementrian Kehutanan, 2012). Diperlukan upaya

alternatif untuk mengatasi permasalahan tersebut. Salah satunya adalah teknologi

papan partikel berbahan baku material bukan kayu.

Papan partikel memilki beberapa kelemahan salah satu diantaranya yaitu

memiliki kekuatan patah yang rendah. Papan partikel merupakan salah satu jenis

produk komposit/panel kayu yang terbuat dari partikel-partikel kayu atau

bahan-bahan berlignoselulosa lainnya yang diikat dengan perekat sintetis atau bahan-bahan

pengikat lain kemudian dikempa panas (Maloney 1993).

Salah satu jenis perekat yang umum dipergunakan dalam industri papan

partikel adalah Urea Formaldehyde (UF). UF merupakan perekat thermotesting

yang aplikasinya untuk keperluan interior. Diantara kelemahan perekat UF yang

paling utama adalah stabilitas dimensinya rendah. Telah banyak dilakukan

penelitian untuk meningkatkan stabilitas dimensi papan partikel dengan perekat

UF. Beberapa teknik diantaranya adalah dengan menggunakan parafin asetilasi,

(2)

penggunaan Poli Etilen Glikol (PEG), parafinasi, asetilasi, dan lain lain yang

tujuannya adalah untuk memperbaiki stabilitas dimensi dimana teknik aplikasi

yang dikembangkan pada umumnya adalah metode pre-treatment.

Iswanto et al (2013) menyebutkan kayu terasetilasi masih dapat menyerap

air melalui aksi kapiler dalam dinding sel. Hal ini terjadi karena molekul air lebih

kecil dari gugus asetil, beberapa pengembangan terjadi pada kayu terasetilasi

namun pengembangan tersebut tidak melebihi batas elastik dinding sel. Sedikit

penurunan pada beberapa sifat kekuatan terjadi sebagai akibat perlakuan asetilasi.

Hal ini dimungkinkan karena adanya perubahan sifat kayu menjadi hidrofobik

dimana kandungan air yang terdapat pada perekat fenol sulit untuk berpenetrasi ke

dalam strand.

Haygreen dan Gertjejansen (1971) dalam Zaidon dan Paridah (2006)

mengemukakan sifat higrokopis dan kerentanan kayu terhadap organisme perusak

kayu dapat dikurangi dengan mengimpregnasi (memasukkan bahan pengawet)

serat atau partikel kayu dengan resin PF. Sebagian dari pengurangan intensitas

pengembangan tebal, Kajita dan Imamura (1999) dalam Zaidon dan Paridah

(2006) juga mengemukakan bahwa terjadi perbaikan kekuatan keteguhan rekat

dengan peningkatan level impregnasi.

Selain stabilitas dimensi kelemahan papan partikel terletak pada durabilitas

terhadap serangan rayap dan organisme perusak kayu lainnya. Melalui penelitian,

kelemahan ini dapat dikurangi dengan memberikan perlakuan pendahuluan pada

papan partikel dengan menggunakan bahan pengawet.

Penelitian ini memanfaatkan batang sorghum yang telah dibuat menjadi

papan partikel. Batang sorghum berpotensi dimanfaatkan sebagai papan partikel.

(3)

Seperti yang dikemukakan pada hasil kajian Supriyanto (2011) menyatakan

bahwa produksi selulosa pada sorghum lebih besar dibandingkan produksi kayu.

Produksi kayu adalah sebesar 120 ton/ha/7 tahun sementara produksi sorghum

adalah mencapai 360 ton/ha/7 tahun.

Dalam penelitian ini mencoba dilakukan aplikasi bahan penolak air dengan

menggunakan teknik post-treatment pada papan yang telah jadi diberi perlakuan

perendaman di dalam beberapa bahan penolak air yaitu yaitu parafin cair,

waterglass, silikon cair, waterproof, dan minyak goreng. Berdasarkan uraian

tersebut akan dilihat sejauh mana keefektifan metode post-treatment dengan

beberapa bahan penolak air ini untuk dapat memperbaiki stabilitas dimensi papan

yang dihasilkan.

Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh post-treatment papan

terhadap parameter stabilitas dimensi dan sifat durabilitas papan partikel.

Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah diharapkan penelitian ini dapat

meningkatkan nilai ekonomis limbah batang sorghum dan diharapkan papan

partikel yang telah diberi post-treatment ini dapat menjadi alternatife material

pengganti kayu untuk industri papan partikel.

Hipotesis

Hipotesis yang diuji adalah pengaruh post-treatment papan partikel dari

bagase sorghum terhadap stabilitas dimensi dan tingkat ketahanan papan partikel

pada serangan rayap tanah dan rayap kayu kering.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

File yang telah dienkripsi hanya dapat dibuka dengan fasilitas Deskripsi dan juga harus mengetahui kunci atau password untuk mendeskripsi file hasil Enkripsi tersebut. Sehingga

[r]

Setelah itu, guru meminta perwakilan dari setiap kelompok untuk bercerita tentang hasil kerja kelompoknya, yaitu menceritakan tentang bagian-bagian anggota tubuh

H6c : When compared to the individual partici- pation condition, pre-experiment to post- experiment gains in sales order data input quality will be signi®cantly higher in the

Jadi model pendidikan inklusif terfokus pada setiap kelebihan yang dibawa anak ke sekolah daripada kekurangan mereka yang terlihat, dan secara khusus melihat pada bidang

Perubahan Waktu Penyelesaian Pekerjaan Penambahan Volume Item Kegiatan Pengurangan Volume Item Kegiatan Penambahan Item Kegiatan. Pengurangan

Berbicara tentang evaluasi atau penilaian, sngatlah kompleks permasalahan di negeri ini, penilaian semestinya tugas guru dan lembaga, tetapi karena kepentingan politik