• Tidak ada hasil yang ditemukan

s pgsd penjas 1205279 chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "s pgsd penjas 1205279 chapter1"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Penelitian

Pendidikan jasmani merupakan usaha dengan menggunakan aktivitas otot

besar sehingga proses pendidikan yang berlangsung tidak terhambat oleh

gangguan kesehatan dan pertumbuhan badan. Pendidikan jasmani memiliki kedua

komponen bermain dan olahraga, tetapi tidak mesti harus selalu ada

keduanya,baik salah satu atau lengkap dalam takaran yang berimbang antara

keduanya. Mengingat namanya pendidikan jasmani adalah aktivitas fisik yang

mempunyai tujuan pendidikan. Yang akan dicapai adalah pendidikan, tapi

olahraga dari bermain meskipun keduanya dapat di pakai dalam proses pendidikan

tidak selalu mengandung takaran pendidikan sebagai tujuan yang penting.

Keberhasilan pendidikan jasmani di sekolah dasar tergantung pada peran aktif

guru dan penerapan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang

diajarkan. Penerapan metode pembelajaran yang kurang tepat sangat berpengaruh

pada hasil pembelajaran. Pelaksanaan pendidikan jasmani disekolah dasar oleh

guru hendaknya dilakukan dengan memilih metode pembelajaran yang tepat

sehingga akan mendukung keberhasilan pembelajaran itu sendiri.

Pendidikanjasmani adalah bentuk pendidikan yang memberikan perhatian

pada pengajaran pengetahuan, sikap dan keterampilan gerak manusia menurut

Seaton 1974 (dalam Mardiana Dkk, 2008, hlm. 15). Pendidikan jasmani

mempunyai keunikan dibandingkan dengan pendidikan yang lain, yaitu yang

memberikan kesempatan untuk mengembangkan karakter dan sifat sosial yang

lebih besar untuk di wujudkan dalam praktik pengajaran.

Namun berdasarkan fakta dan pengamatan di lapangan bahwa dalam proses

pembelajaran khususnya lompat jauh, sebagian siswa cenderung kurang aktif

melakukan gerak, siswa kurang fokus terhadap materi yang dipelajarinya,

kurangnya kemampuan teknik dasar dari siswa, jumlah sarana dan prasarana yang

kurang memadai, intensitas pertemuan mengajar yang kurang mengakibatkan

proses belajar mengajar tidak sesuai dengan apa yang sudah direncanakan, hal ini

(2)

Ketuntasan Minimal (SKM) yang telah ditetapkan.Ketidakjelasan dalam tata

urutan dan tingkat kesukaran tugas-tugas ajar pun turut mempersulit siswa dalam

mencapai hasil belajar yang optimal. Sehingga diperlukan seorang guru yang

mengetahui tentang pola atau metode penerapan pembelajaran yang dapat

menumbuhkan minat siswa untuk berpartisipasi aktif dalam melaksanakan tugas

gerak.

Pendidikan jasmani dikemas dalam pengalaman belajar atau tugas-tugas

gerak. Ada beberapa aspek tujuan pendidikan jasmani yaitu aspek psikomotor,

kognitif dan afektif. Psikomtor mencakup tentang kemampuan gerak seorang

siswa. Kognitif mencakup pengetahuan siswa dan kemampuan siswa dalam

memecahkan masalah, sedangkan afektif lebih kepada sikap siswa, bagaimana

cara siswa bersosialisasi, dan konsep diri siswa tersebut. Biasanya ketiga aspek ini

muncul saat kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani dituangkan dalam sebuah

model permainan yang mencakup psikomotor, kognitif, dan afektif.

Disini peran guru merupakan hal yang penting dalam membangun tumbuh

kembang siswa. Guru harus mempunyai kemampuan dalam mengembangkan

keterampilan motorik anak, guru yang cerdas akan memberikan pembelajaran

pendidikan jasmani yang didalamnya mencakup aspek-aspek penting tentang

bagaimana memelihara kebugaran jasmaninya dan mengembangkan pemahaman

tentang prinsip-prinsip. Selain itu aneka pengalaman gerak anak dalam

memperoleh standar sosial tentang bagaimana anak itu berinteraksi dengan

temannya dan memperoleh konsep diri.

Pengertian atletik adalah bagian dari olahraga yang terdiri dari beberapa

jenis olahraga sekaligus, dimana secara keseluruhan olahraga tersebut dapat

dikelompokan menjadi tiga cabang besar, yakni: lari, lempar, lompat. Atletik

merupakan sebuah kata yang berasal dari bahasa yunani, yaitu athlonyang

memiliki arti kontes atau perlombaan. Didalam atletik terdapat tiga cabang

olahraga besar yang kemudian dibagi menjadi beberapa kategori seperti cabang

lari, cabang lempar dan cabang lompat. Pada cabang lompat ada beberapa kategori

perlombaan seperti lompat tinggi, lompat galah, lompat ganda dan lompat jauh.

Salah satu aktivitas fisik dalam program pendidikan jasmani adalah lompat

(3)

untuk lompat jauh, lompat tinggi, lompat jangkit, maupun lompat tinggi galah.

Lompat jauh yaitu suatu bentuk gerakan melompat mengangkat kaki ke atas, ke

depan dalam upaya membawa titik berat badan selama mungkin di udara

(melayang di udara) yang dilakukan dengan cepat dan dengan jalan melakukan

tolakan pada suatu kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya.

Menurut Muhtar (2012, hlm, 52) hal-hal yang perlu diketahui dalam lompat

jauh yaitu :

1. Lompat jauh adalah hasil dari kecepatan horizontal yang dibuat sewaktu

dari awalan dengan daya vertikal yang dihasilkan dari kekuatan kaki

tolak. Resultante dari kedua gaya menentukan gerak parabola dari titik

pusat gravitasi.

2. Kecepatan lari awalan dan besarnya sudut tolakan merupakan komponen

unsur-unsur yang menentukan pencapaian jarak lompatan.

3. Gerak yang dibuat diudara (sesudah tolakan) disebut teknik

lompatan/gaya. Gaya dari lompat jauh diantaranya, gaya jongkok, gaya menggantung dan gaya jalan diudara.

Lompat jauh terdiri dari awalan, tumpuan (tolakan), melayang dan

mendarat. Keempat unsur ini merupakan suatau kesatuan yaitu urutan lompat

yang tidak terputus.

Menurut Muhtar tahun 2009(dalam jurnal mimbar pendidikan dasar, 2016,

volume.7).

Untuk memperoleh suatu hasil yang optimal dalam lompat jauh, selain atlet itu harus memiliki kekuatan, daya ledak, kecepatan, ketepatan, kelentukan dan koordinasi gerak, juga harus memahami dan menguasai teknik untuk melakukan gerakan lompat jauh serta dapat melakukannya dengan cepat, luwes dan lancar.

Menurut Hay (1988, hlm, 342)

The long jump run up has two main phases acceleration phases during which the athlete produces a stereotyped stride pattern and a zeroing phases during which the athlete adjusts their stride pattern to eliminate the spatial errors that have accrued during the firsh phase.

(4)

Tabel 1.1

Data Hasil Tes Awal Lompat Jauh Gaya Jongkok Kelas V SDN SindangwangiKecamatan Situraja Kabupaten Sumedang

Keterangan :

Berdasarkan nilai KKM yaitu 75.

Target 90%

a. Nilai 1 apabila terdapat satu indikator.

b. Nilai 2 apabila terdapat dua indikator.

c. Nilai 3 apabila terdapat tiga indikator

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

39,13 - 43,48 17,39 43,48 4,35 43,48 8,69 8,69 39,13 30,43 21,74 47,83 13,04 13,04 26,09 939,13 5873,9 39,13 60,87 Jumalah

%

Ket. Sikap Awalan Sikap Tolakan Sikap Melayang Sikap Mendarat

T TT

No Nama Siswa L/P

Aspek Yang Dinilai

(5)

d. Nilai 4 apabila terdapat empat indikator

T : Tuntas

TT : Tidak Tuntas

Skor ideal : 16

Nilai : X 100%

Indikator :

1. Sikap Awalan

a. Melakukan lari terlebih dahulu

b. Melakukan lari dengan secepat cepatnya

c. Tidak melewati garis atau batas tolakan

d. Tidak merubah kecepatan langkah saat akan menolak

2. Sikap Tolakan

a. Kaki menginjak papan tolakan

b. Posisi badan lebih ditegakkan

c. Kedua lengan diayunkan kedepan atas

d. Melakukan tolakan

3. Sikap Melayang

a. Kedua lutut tertekuk

b. Kedua lengan di samping kepala

c. Badan seimbang selama melayang

d. Saat akan mendarat kaki dan lengan di luruskan kedepan secara bersamaan

4. Sikap Mendarat

a. Mendarat pada bak lompat

b. Keduan kaki dan tumit kaki agak rapat

c. Lutut tertekuk dan mengeper dalam posisi jongkok

d. Kedua lengan didepan menyentuh tempat pendaratan serta pandangan

kedepan

Berdasarkan data hasil tes pada saat observasi langsung ke SDN

Sindangwangi, pada pembelajaran lompat jauh gaya jongkok, dari 23 siswa kelas

V SDN SindangwangiKecamatan Situraja Kabupaten Sumedang 60,87 % (14

orang) tidak bisa melakukan lompat jauh gaya jongkok dengan baik, sedangkan

(6)

Data diatas menunjukkan bahwa pada saat pembelajaran penjas materi

lompat jauh gaya jongkok kurang bervariatif, sehingga murid seringkali lupa

tentang teknik lompat jauh gaya jongkokyang diberikan oleh gurunya dan

mempengaruhi dalam hasil belajar mengenai pembelajaran penjas materi lompat

jauh gaya jongkok, dari penyebab masalah yang dijelaskan diatas peneliti perlu

memberikan alternatif atau solusi yang dihadapi oleh siswa kelas V SDN

Sindangwangi Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SDN Sindangwangi

Kecamatan Situraja Kabupaten Sumedang, peneliti mendapatkan beberapa

permasalahan.

Adapun permasalahannya diantaranya sebagai berikut:

1. Perencanaan pembelajaran

a. Perencanaan yang kurang matang.

b. Kurang memperhatikan IPKG dalam pembuatan perencanaan

pembelajaran.

c. Perencanaan dalam alat pembelajaran kurang dipersiapkan.

2. Guru dalam menyampaikan pembelajaran

a. Penyampaian guru dalam menjelaskan materi kurang efektif, cendrung

monoton dan kurang bervariasi.

b. Hanya menggunakan konsep komando sehingga siswa menjadi jenuh.

c. Kurangnya menciptakan suasana yang merangsang siswa untuk bersifat

kritis.

d. Kemampuan manajemen waktu yang kurang terkontrol.

e. Kurangnya inovasi dalam pembelajaran.

3. Aktivitas siswa

a. Siswa mudah jenuh dalam mengikuti pembelajaran.

b. Sebagian siswa mengalami kesulitan dalam melakukan lompat jauh gaya

jongkok yang baik.

c. Beberapa siswa tidak percaya diri dalam melakukan lompatan

dikarenakan takut.

(7)

a. Minimnya fasilitas sekolah dalam penyediaan sarana dan prasarana

sehingga proses pembelajaran pun terhambat,

b. Alat dan media pembelajaran yang tersedia kurang dikembangkan.

c. Siswa tidak mencapai KKM

Berdasarkan permasalahan diatas peneliti akan merealisasikannya kedalam

judul “Penerapan Permainan Lompat Tali untuk Meningkatkan Gerak Dasar

Lompat Jauh Gaya Jongkok”.

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka peneliti dituntut mampu

menciptakan kondisi belajar yang baik. Pembelajaran yang diberikan kepada

siswa harus dapat membangkitkan motivasi belajar siswa dengan memberikan

bentuk-bentuk pembelajaran yang menyenangkan. Karena fakta dilapangan ketika

pelaksanaan pembelajaran banyak siswa yang mengeluh karena bosan atau jenuh,

disininah tingkat kretif seorang guru sangat penting untuk mengemas sebuah

pembelajaran semakin menarik mungkin dan dapat menumbuhkan daya tarik

tersendiri bagi siswa.

B.Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka dapat

dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok

menggunakan permainan lompat tali?

2. Bagaimana kinerja guru pada pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya

jongkok menggunakan permainan lompat tali?

3. Bagaimana aktivitas siswa selama pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya

jongkok menggunakan permainan lompat tali?

4. Bagaimana hasil belajar siswa pada pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya

jongkok menggunakan permainan lompat tali?

C.Tujuan Penelitian

Tujuan utama penelitian ini adalah mengetahui gambaran pelaksanaan

pembelajaran penerapan permainan lompat tali untuk meningkatkan gerak dasar

lompat jauh gaya jongkok.

Berdasarkan masalah yang dipaparkan dan pembahasan diatas, maka tujuan

(8)

1. Mengetahui perencanaan pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya jongkok

melalui permainan lompat tali dengan target 90% pada siswa kelas V SDN

Sindangwangi Kecamatan Situraja.

2. Mengetahui kinerja guru pada pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya

jongkok dengan menggunakan permainan lompat tali dengan target 90% pada

siswa kelas V SDN Sindangwangi Kecamatan Situraja.

3. Mengetahui aktivitas siswa selama pembelajaran gerak dasar lompat jauh gaya

jongkok dengan menggunakan permainan lompat tali dengan target 90% pada

siswa kelaas V SDN Sindangwangi Kecamatan Situraja.

4. Mengetahui hasil belajar siswa pada pembelajaran lompat jauh gaya jongkok

dalam permainan lompat tali dengan target 90% pada siswa kelas V SDN

Sindangwangi Kecamatan Situraja.

D.ManfaatPenelitian

Adapun beberapa manfaat dari hasil penilitian ini dapat dilihat dari beberapa

aspek yaitu:

1. Manfaat dari Segi Teori

a. Sumbangan pemikiran bagi kepentingan progresif pendidikan

pembelajaran lompat jauh gaya jongkok, penelitian yang lebih luas,

dan berguna pula untuk kegiatan yang bertujuan untuk pemanduan

minat dan bakat,

b. Sebagai bahan bacaan bagi pembaca yang meneliti hal-hal yang ada

relevansi atau korelasinya dengan masalah penelitian ini.

c. Dapat meningkatkan hasil dari pembelajaran, meningkatkan minat dan

bakat.

2. Manfaat dari Segi Kebijakan

a. Pembelajaran penjas di SD bertujuan untuk meningkatkan kemampuan

kognitif, afektif, dan tentunya psikomotor melalui aktivitas fisik,

pembelajaran dengan menggunakan permainan lompat tali

memungkinkan ketiga aspek tersebut tercapai,

b. Pembelajaran penjas tidak hanya pelaksanaan pembelajaran tetapi

mencakup perencanaan, pelaksanaan sampai dengan evaluasi, dengan

(9)

pelaksanaan pembelajaran dan tentunya hasil belajar yang lebih

maksimal.

c. Untuk membiasakan peserta didik berperan aktif dalam pembelajaran,

bertukar pendapat dan saling memberikan gagasan.

3. Manfaatdari Segi Praktik

a. Pada permainan karet pemain boleh melompati tali karet dengan berbagai

cara antara lain: (1) Melompati tali karet langsung tanpa menyentuh karet,

(2) Melompati tali karet dengan bantuan tarikan/kaitan kaki, (3)

Melompati tali karet dengan bantuan tarikan tangan, (4) Melompati tali

karet dengan bantuan kaki dan tangan.

b. Sebagai bahan dasar tolak ukur pencapaian tujuan mengajar di sekolah

dasar dan meningkatkan proses, hasil pendidikan dan pembelajaran.

c. Hasil dari pembelajaran penjas tidak hanya aktivitas fisik yang

meningkat, yang terpenting adalah afektif siswa sehingga dengan

terbentuknya sikap positif yang di dapatkan dalam pembelajaran penjas

akan menjadi bekal dalam kehidupan bermasyarakat.

4. Manfaat dari Segi Aksi Sosial

a. Pembelajaran penjas di SD pada umumnya hanya mementingkan

tercapainya hasil belajar berupa aktivitas fisik, sedangkan pada

kenyataannya yang terpenting dari pembelajaran adalah kualitas dari sikap

yang ditimbulkan melalui pembelajaran, dengan pembelajaran yang

mengakomodir untuk tercapainya kognitif, afektif dan psikomotor akan

membentuk kualitas siswa dari berbagai aspek.

b. Pembelajaran penjas di SD dengan cara yang menyenangkan dapat

meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam belajar.

c. Pembelajaran dengan cara yang menyenangkan memungkinkan siswa

untuk lebih kreatif, dengan kreativitas yang terbentuk melalui

pembelajaran yang menyenangkan akan membentuk siswa yang juga

(10)

E.Struktur Organisasi Skripsi

Dalam penelitian yang berjudul “Penerapan Permainan Lompat Tali untuk

Meningkatkan Kekuatan Otot Tungkai dalam Gerak Dasar Gaya Jongkok”,

adapun struktur organisasi dalam penulisan skripsi ini yaitu:

Gambar

Tabel 1.1 Data Hasil Tes Awal Lompat Jauh Gaya Jongkok Kelas V SDN

Referensi

Dokumen terkait

BAB IV ANALISIS JEUNG DEKKRIPSI STRUKTUR CARITA KATUT ASPÉK PSIKOLOGIS DINA KUMPULAN CARITA PONDOK PANGGUNG WAYANG……… .... ix Roni Suryana

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran.. Oleh:

Tanggapan responden mengenai accessibility di kawasan objek wisata Umbul Sidomukti yaitu mengenai kendaraan yang digunakan wisatawan untuk mengunjungi.. objek wisata

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTRAPERSONAL DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI MATEMATIKA DI KUMON SETIABUDI BANDUNG.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Kecepatan sudut untuk Turbin Savonius 4 Tingkat Bersekat dengan Sudut Geser 45 o

Hal tersebut dikarenakan udara yang dialirkan tanpa menggunakan swirl cenderung lurus sehingga laju pendinginan pada bagian belakang sirip tidak mengalami proses pendinginan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa; Faktor Produksi (bibit, pupuk organik, pupuk N, insektisida, fungisida dan tenaga kerja) secara serempak (bersamaan) berpengaruh secara

Secara keseluruhan Schurtz memusatkan perhatian pada hubungan dialektika antara cara individu membangun realitas sosial dan realitas kultural yang mereka warisi dari para