Apa itu Motivasi ?
• Apa itu “motivasi”? Ditinjau dari
etimologinya
, “motivasi”
berasal dari kata Latin
motivus atau motum
yang berarti
menggerakkan atau memindahkan
. Dari asal-usul kata ini,
Lorens Bagus, dalam Kamus Filsafat, mengartikan motivasi
atau motif sebagai dorongan sadar dari suatu tindakan untuk
merumuskan kebutuhan-kebutuhan tertentu manusia. Motivasi
memainkan peranan penting dalam menilai tindakan manusia,
karena pada motif-motif itulah terkandung arti subyektif dari
tindakan tertentu bagi orang tertentu.
suatu k
ondisi
yang
menyeb
abkan
atau
menim
bulkan
perilak
u
terten
tu dan y
ang
membe
ri arah
dan ke
tahana
n
pada tin
Alan Ralston
termotivasi untuk
terus bertahan
hidup, memotong
lengannya untuk
membebaskan diri
dari batu yang
menjepitnya pada
saat panjat tebing
.
Klasifikasi motive
Berdasarkan asalnya:
1. Motive dasar/primer/
drive/need
: motive yang dibawa sejak
lahir. Berhubungan dengan kelangsungan hidup individu dan
erat hubungannya dengan kebutuhan biologis, misal: makan,
minum, hubungan seksual.
2. Motive yang dipelajari/sekunder/psikologis: motive yang
dipelajari dari lingkungannya, misal: motif untuk mentaati
sopan santun, bergaul,
Akibat motive yang dipelajari:
Tujuan menjadi lebih khusus
Motive dapat digabung menjadi lebih kompleks
Klasifikasi menurut Woodworth
1. Motive yang berdasarkan kebutuhan internal dan
jasmani, misal: lapar
timbul motive mencari
makanan.
2. Motive darurat/emergensi: motive yang muncul
bila situasi menuntut aktivitas yang cepat dan
kuat.
Klasifikasi berdasarkan terjadinya
1. Motive intrinsik: motive yang timbul dari
dalam diri seseorang tanpa ada pengaruh
dari luar. Misal: siswa belajar karena ingin
pandai.
Motive dan tingkah laku
Hubungan antara motive dan tingkah laku
manusia sering tidak begitu jelas.
•
Motive yang sama dapat muncul dalam
tingkah laku yang berbeda
•
Tingkah laku yang sama bersumber dari
motive yang berbeda.
•
Berbagai motive yang berbeda muncul di
Direction
= arah
Persistence
= ketekunan
Intensity
= keseriusan
9Motivasi ?
I was
saying
"I'm the
greatest”
long
before
I believed
it.
It's not that
I'm so
smart, it's
just that I
stay with
problems
Teori-teori Motivasi
Teori-Teori
Kebutuhan:
• Drive-Reduction
Theory
• Homeostasis
• Incentives
• Teori kebutuhan
Maslow
• Teori Dua Faktor
Herzberg
Process
theories
• Expectancy
Theory
Maslow
• Teori Hierarki (Abraham H.Maslow, 1943)
• Teori ERG (Clayton Alderfer, 1972)
• Teori Kesehatan – motivator / Dua Faktor (Frederick Herzberg,1966)
• Teori Motivasi X dan Y (Douglas McGregor)
• Teori Motivasi kebutuhan (McClelland)
• Teori Harapan (Victor H.Vroom, 1964)
• Teori penetapan tujuan /
goal setting theory
(Edwin Locke)
Alderfer Herzberg Mcgregor Mc Clelland
Teori Motivasi
Teori Psikologi Insting &
Evolusi
Insting atau
Naluri adalah perilaku kompleks yang
mempunyai pola tetap pd seluruh spesies yang
berbeda dan tidak dipelajari
(Tinbergen, 1951).
Wanita membangun berbagai jenis rumah
burung membangun hanya satu jenis sarang.
Drive-Reduction Theory
•Teori Reduksi Dorongan
gagasan bahwa kebutuhan fisiologis menciptakan dorongan
(drive) yang memotivasi organisme untuk memenuhi
kebutuhan
Arousal Theory =
Teori Gairah
• Orang-orang mencari
tingkat optimal gairah
yang bisa
Teori Psikososial
:
1. Incentive
-motivation =
motivasi Insentif -
hasil dari
“tarikan" rangsangan
lingkungan eksternal
2. Cognitive
-motivation =
Incentive
Where our needs
push,
incentives
(positive
or negative stimuli)
pull
us in reducing our
drives.
Dimana kebutuhan kita dorong, insentif (rangsangan positif atau
negatif) menarik kita dalam mengurangi drive kita.
1. Hierarki kebutuhan Maslow:
interaksi kebutuhan biologis,
psikologis, dan sosial; motif
yang lebih rendah (fisiologis
dan keamanan) harus
dipenuhi sebelum kebutuhan
yang lebih tinggi (milik,
harga diri)
Teori Hierarki
Abraham H. Maslow (1943,1954)
Teori motivasi yang dikembangkan oleh Abraham H. Maslow pada intinya berkisar pada pendapat bahwa manusia mempunyai lima tingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu :
(1) kebutuhan fisiologikal (physiological needs), seperti : rasa lapar, haus, istirahat dan sex;
(2) kebutuhan rasa aman (safety needs), tidak dalam arti fisik semata, akan tetapi juga mental, psikologikal dan intelektual;
(3) kebutuhan akan kasih sayang (love needs);
(4) kebutuhan akan harga diri (esteem needs), yang pada umumnya tercermin dalam berbagai simbol-simbol status; dan
(5) aktualisasi diri (self actualization), dalam arti tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk
mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa lebih tepat apabila berbagai kebutuhan manusia digolongkan sebagai rangkaian dan bukan sebagai hierarki. Dalam hubungan ini, perlu ditekankan bahwa :
• Kebutuhan yang satu saat sudah terpenuhi sangat mungkin akan timbul lagi di waktu yang akan datang; Pemuasaan berbagai kebutuhan tertentu, terutama kebutuhan fisik, bisa bergeser dari pendekatan
kuantitatif menjadi pendekatan kualitatif dalam pemuasannya.
• Berbagai kebutuhan tersebut tidak akan mencapai “titik jenuh” dalam arti tibanya suatu kondisi dalam mana seseorang tidak lagi dapat berbuat sesuatu dalam pemenuhan kebutuhan itu.
Maslow
Teori Kesehatan – motivator
/ Dua Faktor
Frederick Herzberg (1966)
• Menurut teori ini yang dimaksud faktor motivasional adalah hal-hal yang
mendorong berprestasi yang sifatnya intrinsik, yang berarti bersumber
dalam diri seseorang, sedangkan yang dimaksud dengan faktor hygiene
atau pemeliharaan adalah faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik yang
berarti bersumber dari luar diri yang turut menentukan perilaku seseorang
dalam kehidupan seseorang.
• Menurut Herzberg, yang tergolong sebagai faktor motivasional antara lain
ialah pekerjaan seseorang, keberhasilan yang diraih, kesempatan
bertumbuh, kemajuan dalam karier dan pengakuan orang lain. Sedangkan
faktor-faktor hygiene atau pemeliharaan mencakup antara lain status
seseorang dalam organisasi, hubungan seorang individu dengan
Jetidak puasan
dan
Tidak termotivasi
Tidak puas
tetapi
Tidak termotivasi
Kepuasan positif
dan termotivasi
Faktor
Kebersihan
•Kebijakan perusahaan
•Kualitas pengawasan
• Hubungan dengan orang lain
•kehidupan pribadi
•Tingkat gaji
•keamanan pekerjaan
• kondisi kerja
Faktor Motivasi
•Achievement = prestasi
•Career advancement = kemajuan karir
•Personal growth = pertumbuhan pribadi
•Job interest = minat pekerjaan
•Recognition = pengakuan
•Responsibility = tanggung jawab
Teori Kebutuhan
Maslow
Herzberg
Hygiene
Motivators
Factors
Social
Safety
Physiological
Self-Actualisation
Prentice Hall, 2001 Chapter 6 27
Expectancy Theory =
Teori Pengharapan
(Vroom)
3. Rewards-Personal goals relationship = Valence
1. Effort-Performance relationship = Expectancy
2. Performance-Rewards relationship = Instrumentality
Individual
Effort
Individual
Performance
Personal
Goals
Organisational
Rewards
1
2
Teori Goal Setting = Penetapan Tujuan
Tujuan
khusus Sulit Diterima
Dampak pd Diri
Directs attention Energises
Encourages persistency New strategies developed
Feedback
Motivasi
Sumber motivasi :
Motivasi
internal
dorongan dari
dalam diri untuk
melakukan
sesuatu.
Motivasi eksternal
dorongan yang diperoleh dari faktor luar
Pikirkan !!!
Apa bakat dan minatmu?
Apa tujuan karirmu yang ingin
dicapai?
Apa yang ingin kau raih dalam 2 tahun
ini?
Memotivasi Diri Sendiri
•
Lakukan sekarang
• Mulailah dari yang ringan
• jangan menunggu datangnya mood
atau inspirasi
Teori ERG
Clayton Alderfer (1972)
• Teori Alderfer dikenal dengan akronim “ERG” . Akronim “ERG” dalam teori Alderfer merupakan huruf-huruf pertama dari tiga istilah yaitu : E = Existence (kebutuhan akan eksistensi), R = Relatedness
(kebutuhanuntuk berhubungan dengan pihak lain, dan G = Growth (kebutuhan akan pertumbuhan)
• Jika makna tiga istilah tersebut didalami akan tampak dua hal penting. Pertama, secara konseptual terdapat persamaan antara teori atau model yang dikembangkan oleh Maslow dan Alderfer. Karena “Existence” dapat dikatakan identik dengan hierarki pertama dan kedua dalam teori Maslow; “ Relatedness” senada dengan hierarki kebutuhan ketiga dan keempat menurut konsep Maslow dan “Growth” mengandung makna sama dengan “self actualization” menurut Maslow. Kedua, teori Alderfer menekankan bahwa berbagai jenis kebutuhan manusia itu diusahakan pemuasannya secara serentak.
Apabila teori Alderfer disimak lebih lanjut akan tampak bahwa :
• Makin tidak terpenuhinya suatu kebutuhan tertentu, makin besar pula keinginan untuk memuaskannya; • Kuatnya keinginan memuaskan kebutuhan yang “lebih tinggi” semakin besar apabila kebutuhan yang lebih
rendah telah dipuaskan;
• Sebaliknya, semakin sulit memuaskan kebutuhan yang tingkatnya lebih tinggi, semakin besar keinginan untuk memuasakan kebutuhan yang lebih mendasar.
ERG Theory
Teori Motivasi X dan Y
(Douglas McGregor)
Douglas McGregor menemukan teori X dan teori Y setelah mengkaji cara para manajer
berhubungan dengan para karyawan. Kesimpulan yang didapatkan adalah pandangan manajer mengenai sifat manusia didasarkan atas beberapa kelompok asumsi tertentu dan bahwa mereka cenderung
membentuk perilaku mereka terhadap karyawan berdasarkan asumsi-asumsi tersebut.
Ada empat asumsi yang dimiliki manajer dalam teori X:
• Karyawan pada dasarnya tidak menyukai pekerjaan dan sebisa mungkin berusaha untuk menghindarinya. • Karena karyawan tidak menyukai pekerjaan, mereka harus dipakai, dikendalikan, atau diancam dengan
hukuman untuk mencapai tujuan.
• Karyawan akan mengindari tanggung jawab dan mencari perintah formal, di mana ini adalah asumsi ketiga. • Sebagian karyawan menempatkan keamanan di atas semua faktor lain terkait pekerjaan dan menunjukkan
sedikit ambisi.
Bertentangan dengan pandangan-pandangan negatif mengenai sifat manusia dalam teori X, ada pula empat asumsi positif yang disebutkan dalam teori Y.
• Karyawan menganggap kerja sebagai hal yang menyenangkan, seperti halnya istirahat atau bermain. • Karyawan akan berlatih mengendalikan diri dan emosi untuk mencapai berbagai tujuan.
• Karyawan bersedia belajar untuk menerima, mencari, dan bertanggungjawab. *Karyawan mampu membuat berbagai keputusan inovatif yang diedarkan ke seluruh populasi, dan bukan hanya bagi mereka yang
Teori Motivasi kebutuhan
(McClelland)
Teori kebutuhan McClelland dikembangkan oleh David McClelland dan teman-temannya. Teori kebutuhan McClelland berfokus pada tiga kebutuhan yang didefinisikan sebagai berikut:
• kebutuhan pencapaian: dorongan untuk melebihi, mencapai standar-standar, berusaha keras untuk berhasil. • kebutuhan kekuatan: kebutuhan untuk membuat individu lain berperilaku sedemikian rupa sehingga
mereka tidak akan berperilaku sebaliknya.
• kebutuhan hubungan: keinginan untuk menjalin suatu hubungan antarpersonal yang ramah dan akrab.
Teori Harapan
Victor H.Vroom (1964)
•
Victor H. Vroom, dalam bukunya yang berjudul “Work And Motivation”
mengetengahkan suatu teori yang disebutnya sebagai “ Teori Harapan”. Menurut teori
ini, motivasi merupakan akibat suatu hasil dari yang ingin dicapai oleh seorang dan
perkiraan yang bersangkutan bahwa tindakannya akan mengarah kepada hasil yang
diinginkannya itu. Artinya, apabila seseorang sangat menginginkan sesuatu, dan jalan
tampaknya terbuka untuk memperolehnya, yang bersangkutan akan berupaya
mendapatkannya.
Teori penetapan tujuan
/
goal setting theory
(Edwin Locke)
•
Edwin Locke mengemukakan bahwa dalam penetapan tujuan memiliki empat macam
mekanisme motivasional yakni : (a) tujuan-tujuan mengarahkan perhatian; (b) tujuan-tujuan
mengatur upaya; (c) tujuan-tujuan meningkatkan persistensi; dan (d) tujuan-tujuan menunjang
strategi-strategi dan rencana-rencana kegiatan. Bagan berikut ini menyajikan tentang model
instruktif tentang penetapan tujuan.
Konflik Motive
1. Konflik Approach – Approach
individu menghadapi 2 motive yang
sama-sama mengandung nilai-nilai positip dan
kadar nilainya hampir sama kuat.
Ini terjadi jika seseorang dalam waktu yang
bersamaan menghadapi berbagai motive, sehingga
di dalam dirinya akan terjadi pertentangan
Konflik Motive
2. Konflik Approach – Avoidance
individu menghadapi satu obyek yang mengandung
nilai positip dan nilai negatif.
3. Konflik Avoidance – Avoidance
individu menghadapi situasi yang sama-sama
mempunyai nilai negatif. Yang menjadi konflik
adalah individu harus menerima salah satu.
O
+
Konflik Motive
4. Konflik Approach – Avoidance
individu menghadapi 2 motive yang
sama-sama mengandung sekaligus nilai positip dan
nilai negatif, hal ini menimbulkan respon
untuk menghindari atau mendekati.
Reaksi terhadap konflik
1. Mengadakan seleksi/pemilihan, akan mudah dilakukan
bila perbedaan nilainya sangat jelas.
2. Mengadakan kompromi, misalnya menggabungkan
keduanya, tetapi tidak semua konflik dapat
dikompromikan, atau memilih satu obyek dahulu untuk
dipuaskan, kemudian pindah ke obyek lain (shifting).
3. Sikap meragukan, sering terjadi bila orang menghadapi
Prinsip Goal Gradient >< Gradient of
Avoidance
• Prinsip goal gradient: semakin dekat individu
pada tujuan semakin besar motivenya.
• Tindak lanjutnya: tujuan yang panjang
dibagi-bagi menjadi beberapa unit tujuan yang lebih
kecil.
Mengukur Motive
• Motive juga mempunyai aspek kuantitatif, sehingga
kekuatan motive dapat diukur, tetapi motive tidak
dapat diukur secara langsung, melainkan dengan cara
tidak langsung, misalnya dengan mengukur tingkah
lakunya.
Metode untuk mengukur motive
1.
Metode Obstruction/rintangan
percobaan untuk mengukur beberapa motive
antara lain motive maternal, haus, lapar, seksual,
eksplorasi
C
B
A
D
Jalannya percobaan metode rintangan
• Ada 2 motive secara bersamaan yang diukur,
kedua motive harus berlawanan, misalnya
motive mendapatkan makanan/air dengan
motive menghindari rasa sakit.
• Motive mana yang paling kuat? Bila motive
mencari makanan lebih kuat daripada
menghindari rasa sakit
tikus mampu
Hasil penelitian metode rintangan
•
Beberapa kali percobaan dengan
menggunakan waktu 20 menit, hasil
kekuatan motive dapat diurutkan:
1. Motive maternal
: 22,4 %
2. Motive haus
: 20,4 %
3. Motive lapar
: 18,2 %
4. Motive seksual : 13,8 %
• Motive2 saling berhubungan, apabila motive
lapar sangat kuat, ternyata motive seksual
menurun. Jadi hubungannya saling
melemahkan.
• Tikus yang berada dalam kondisi sangat haus
dan sangat lapar, ternyata motive haus lebih
besar dari motive lapar.
2. Metode Belajar
•
Metode untuk mengukur kekuatan motive tentang
kesiapan terhadap tugas2 yg dipelajari dlm kondisi
motivasi berbeda. Dlm kondisi motive kuat
subyek
lebih cepat belajar.
•
Jalannya percobaan:
Dalam percobaan ini, tikus dibagi dalam 3 kelompok:
1. Tikus dlm kondisi sangat lapar dan sangat haus
2. Tikus dlm kondisi sangat lapar dan agak haus
3. Tikus dlm kondisi agak lapar dan sangat haus
Waktu yang digunakan untuk penelitian 9 hari.
Selama 9 hari, tikus diberi makanan campuran bekatul. 9 hr
kmd incentifnya air. Ternyata kelompok yg belajar lbh cepat adl
kelp pertama, yi tikus dlm kondisi sangat lapar dan sangat haus.
Mereka mengalami kesiapan dlm mempelajari dan
3. Metode Kuesioner
•
Metode kuesioner digunakan untuk
mengukur motive pada manusia.
•
Hasil penelitian, ternyata dlm kehidupan
sehari-hari, urutan kekuatan motive pada
manusia:
a. Motive lapar
b. Motive cinta pada keturunan (maternal)